• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Pertamina EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Pertamina EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGHARGAAN TERHADAP PRESTASI KERJA

KARYAWAN PADA PT PERTAMINA EP REGION

SUMATERA FIELD RANTAU KUALA SIMPANG

ACEH TAMIANG

OLEH

NOPRI JUMELDI

060502070

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penghargaan terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT Pertamina EP.Region sumatera field rantau Aceh tamiang.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Karyawan tetap PT Pertamina EP field Rantau. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, pengamatan langsung (observasi), dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier sederhana yang digunakan untuk mengukur pengaruh Penghargaan terhadap Prestasi Kerja karyawan pada PT Pertamina EP region sumatera field rantau kuala simpang aceh tamiang.

Berdasarkan uji T variabel bebas yaitu Penghargaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Prestasi Kerja). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara Penghargaan terhadap Prestasi Kerja karyawan pada PT Pertamina EP Region sumatera field rantau kuala simpang Aceh Tamiang merupakan hubungan yang erat.

(3)

This research aims to determine the effect of Reward to Working Achievement of PT Pertamina Employers EP.Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang.

This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. The population in this research were all fixed employers of PT Pertamina EP field Rantau. Methods of data collection in this research were questionnaires, direct observation, and study documentation. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive and quantitative method is by simple linear regression analysis used to measure the effect of Reward to Working Achievement of PT Pertamina Employers EP.Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang.

Based on the T test of the independent variables consisted of Reward jointly have a positive and significant influence on the dependent variable (Working Achievement). Through testing the correlation coefficient (R) is obtained that the degree of correlation or relationship between the Reward on Working Achievement of PT Pertamina Employers EP.Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang. is a close relationship.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji sukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi

Manajemen.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua

penulis, Ayahanda John karno, dan Ibunda Afnizar, yang selalu memberikan kasih

sayang, doa, nasehat, serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam membimbing

penulis dan merupakan anugrah terindah dalam hidup penulis.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Selaku Ketua Departemen Manajemen

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si Selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistiyarini, SE, Msi Selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si Selaku Dosen Wali yang banyak

(5)

menyusun skripsi ini.

7. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Penguji I yang telah

meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi

kesempurnaan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi selaku penguji II yang telah

meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi

kesempurnaan skripsi ini.

9. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

10. Untuk Nenek, datuk, Tante fit, Om Rais, abang saya Fathul Hamdi. ST dan

adik saya Okta firdaus, Kurnia Tillah. Serta keluarga besar Datuk Bangso

Rajo, Terima kasih atas dukungan dan do’a yang selalu di berikan kepada

penulis.

11. Untuk Orang tersayang (alm) Sesri Marlia dan Irmaya Afryani. S.IP terima

kasih atas pelajaran hidup yang diberikan serta doa, motivasi dan

dukungannya.

12. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan baik suka dan duka Green KTL, arno,

ganjang, emo, bandot, wong, pato, tomy, qthink, loyo, deka, andi, andrew,

mado, fuad, abdi,, endar, alex, ade serta seluruh anak Manajemen stambuk

2006 lainnya,HMM, BP2M, IMIB USU, terima kasih atas dukungannya.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Uraian Teoritis ... 10

2.1.1. Pengertian Penghargaan ... 10

2.1.2. Alternatif Norma Pemberian Penghargaan ... 10

2.1.3. Hubungan Penghargaan Dengan Manajer ... 13

2.1.4. Jenis-Jenis Penghargaan ... 13

2.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Penghargaan ... 14

2.1.6. Bentuk Integrasi Penghargaan Dengan Model Manajemen ... 15

2.1.7. Pengertian Prestasi Kerja ... 16

2.1.8. Penilaian Prestasi Kerja ... 17

2.1.9. Metode Penilaian Prestasi Kerja ... 18

2.1.10.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ... 21

2.1.11. Keterkaitan Penghargaan Dengan Prestasi Kerja ... 21

2.2. Penelitian Terdahulu ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 23

2.4. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN ... 25

3.1. Jenis Penelitian ... 25

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3. Batasan Operasional Variabel ... 25

3.4. Defenisi Operasional Variabel ... 25

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 26

3.6. Populasi dan Sampel ... 27

3.7. Jenis dan Sumber Data ... 28

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 28

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29

(7)

4.1.2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ... 35

4.2. Hasil Penelitian ... 43

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 44

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel Penghargaan (X) ... 46

4.2.3. Analisis Deskriptif Variabel Prestasi Kerja (Y) ... 50

4.2.4. Uji Validitas dan Realibilitas ... 53

4.2.4.1. Uji Validitas ... 53

4.2.4.2. Uji Realibilitas ... 56

4.3. Analisis Statistik ... 58

4.3.1. Uji Regresi Linear Sederhana ... 58

4.3.2. Uji Hipotesis (Uji T) ... 59

4.3.3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 60

4.4. Pembahasan ... 61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pemberian Penghargaan Non Finansial Pada PT Pertamina ... 5

Tabel 1.2 Kenaikan golongan upah Karyawan pada PT Pertamina ... 6

Tabel 1.3 Rekapitulasi Kecelakaan Kerja PT Pertamina Field Rantau... 7

Tabel 1.4 Rencana dan Realisasi Produksi Minyak PT Pertamina Field Rantau ... 8

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 26

Tabel 3.2 Jumlah Karyawan Pada PT Pertamina Field Rantau ... 27

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin ... 45

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Masa kerja ... 45

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenjang pendidikan ... 46

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel penghargaan ... 47

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Rerponden terhadap Variabel Prestasi Kerja... 50

Tabel 4.7 Item Total Statisic ... 54

Tabel 4.8 Validitas instrumen II ... 55

Tabel 4.9 Reliabilitas Instrumen ... 57

Tabel 4.10 Reliability Statistics ... 57

Tabel 4.11 Regresi Linear sederhana ... 58

Tabel 4.12 Hasil T Hitung ... 59

(9)
(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1... ... 66

Lampiran 2... ... 69

(11)

Prestasi Kerja Karyawan pada PT Pertamina EP.Region sumatera field rantau Aceh tamiang.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Karyawan tetap PT Pertamina EP field Rantau. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, pengamatan langsung (observasi), dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier sederhana yang digunakan untuk mengukur pengaruh Penghargaan terhadap Prestasi Kerja karyawan pada PT Pertamina EP region sumatera field rantau kuala simpang aceh tamiang.

Berdasarkan uji T variabel bebas yaitu Penghargaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Prestasi Kerja). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara Penghargaan terhadap Prestasi Kerja karyawan pada PT Pertamina EP Region sumatera field rantau kuala simpang Aceh Tamiang merupakan hubungan yang erat.

(12)

ABSTRACT

This research aims to determine the effect of Reward to Working Achievement of PT Pertamina Employers EP.Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang.

This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. The population in this research were all fixed employers of PT Pertamina EP field Rantau. Methods of data collection in this research were questionnaires, direct observation, and study documentation. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive and quantitative method is by simple linear regression analysis used to measure the effect of Reward to Working Achievement of PT Pertamina Employers EP.Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang.

Based on the T test of the independent variables consisted of Reward jointly have a positive and significant influence on the dependent variable (Working Achievement). Through testing the correlation coefficient (R) is obtained that the degree of correlation or relationship between the Reward on Working Achievement of PT Pertamina Employers EP.Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang. is a close relationship.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia (sdm)

memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan

perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan sebelumnya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya

manusianya (karyawan) dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan

kepadanya. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu memikirkan bagaimana cara

yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusianya agar dapat

mendorong kemajuan bagi perusahaan dan bagaimana caranya agar karyawan

tersebut memiliki produktivitas yang tinggi,loyal dan berprestasi sehingga

menghasilkan SDM yang berkualitas bagi perusahaan.

Pemberian penghargaan merupakan upaya perusahaan dalam memberikan

balas jasa atas hasil kerja pegawai sehingga dapat mendorong karyawan bekerja

lebih giat dan berpotensi. Karyawan memerlukan suatu penghargaan pada saat

hasil kerjanya telah memenuhi atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan

oleh perusahaan. Karyawan bekerja mempunyai tujuan antara lain untuk

memperoleh penghasilan agar kebutuhan dan keinginannya dapat direalisasikan.

Seorang pegawai akan mendapatkan kepuasan kerja jika memersepsikan bahwa

imbalan yang diterimanya baik berupa gaji, insentif, tunjangan dan penghargaan

lainya yang tidak berbentuk materi, atas pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukannya nilainya lebih tinggi daripada pengorbanannya berupa tenaga dan

(14)

2

Penghargaan merupakan salah satu bentuk pengakuan yang diberikan

kepada karyawan yang telah menunjukkan prestasi yang luar biasa. Penghargaan

merupakan pengakuan personal yang mencerminkan apresiasi yang murni atas

kerja yang telah mereka selesaikan dengan baik (Nelson, 1998 : 1).

Sistem penghargaan dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja karyawan

dan bertujuan untuk memberikan dorongan yang bersifat positif (Positive

Reinforcement), sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas melalui

peningkatan motivasi kerja dan mendukung terciptanya suasana kerja yang

kondusif. Menurut Ghani (2003 : 109), kepada karyawan yang berprestasi

diberikan tugas dan tanggung jawab lebih besar/luas sebagai penghargaan

terhadap prestasi dan loyalitasnya. Sebaliknya, yang kurang berprestasi dibatasi

kewenangannya.

Penghargaan bisa bermacam-macam ada dalam bentuk bonus, promosi

penambahan tanggung jawab yang bagi beberapa karyawan bisa menjadi beban

namun bagi beberapa karyawan lainnya dapat menjadi poin penghargaan bagi

dirinya. Tapi yang pasti perusahaan harus memberikan nilai lebih kadang kala

tidak seluruhnya mengenai uang. Bentuk penghargaan yang paling baik adalah

membuat karyawan mengetahui kalau dirinya dihargai oleh perusahaan bukan

hanya oleh sekelompok kecil orang. Beberapa perusahaan kadang kala

menempatkan foto karyawan yang paling berprestasi di area pekerjaan untuk

menegaskan bahwa karyawan tersebut dapat menjadi panutan bagi yang lain.

Perusahaan harus memberikan penghargaan kepada karyawan karena perusahaan

(15)

kalau modal yang paling berharga dilepas hanya karena personal tersebut tidak

dihargai.

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan program, aktivitas untuk

mendapatkan sumber daya manusia, mengembangkan, memelihara, dan

mendayagunakannya, untuk mendukung organisasi mencapai tujuan (Marihot,

2002:1). Prestasi kerja karyawan merupakan hasil kerja dari seorang karyawan

baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu perusahaan. Menurut Sulistiyani dan

Rosidah (2003:200) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi karyawan yaitu:

a. Pengetahuan, yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih

berorientasi pada intelegensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang lebih

luas yang dimiliki karyawan.

b. Keterampilan, yaitu kemampuan dan penguasaan teknis operasional yang di

bidang tertentu dimiliki karyawan.

c. Abilities, yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang

dimiliki oleh seorang karyawan.

d. Attitude, yaitu suatu kebiasaan yang terpolakan.

Menurut Hasibuan (2000:93), Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan

dan minat seseorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan

delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja

Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo (2002:235), defenisi prestasi kerja

(16)

4

tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja

tersebut dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, kesungguhan

tenaga kerja yang bersangkutan.

Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja

merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang, atas tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang dipengaruhi oleh kecakapan, pengalaman, keterampilan,

kesungguhan dan lingkungan kerja itu sendiri.

Prestasi kerja karyawan yang tinggi dari setiap karyawan merupakan hal

yang sangat diinginkan perusahaan. Semakin tinggi prestasi kerja seseorang

karyawan maka semakin tinggi pula kompensasi yang akan diterimanya,

sebaliknya para karyawan yang memiliki prestasi kerja turun maka imbalan juga

turun Hasibuan (2000:117).

PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan

usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan

eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha

penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang

kegiatan usaha utama.

Pada PT Pertamina EP Indonesia penghargaan diberikan kepada Pekerja

yang telah memberikan prestasi luar biasa (antara lain penemuan dan perbaikan

alat atau metodenya termasuk Implementasi Good Corporate Governance dan

peningkatan kinerja bisnis perusahaan) yang dapat memberikan nilai tambah yang

(17)

Jenis penghargaan yang diberikan oleh PT Pertamina EP (PT

PERTAMINA EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang)

kepada karyawannya yaitu dalam bentuk:

a. Penghargaan Finansial (Financial Reward) yaitu penghargaan yang diberikan

pada individu atau unit kerja yang memenuhi syarat tertentu dalam bentuk

uang. Penghargaan finansial dari perusahaan yaitu diberikan dalam bentuk

insentif tahunan, bonus, dan penghargaan finansial lainnya.

b. Penghargaan Non Finansial (Non Finansial Reward) yaitu penghargaan yang

diberikan kepada individu atau unit kerja yang memenuhi syarat tertentu,

dalam bentuk bukan uang yaitu dalam bentuk piagam penghargaan seperti

kenaikan golongan.

Pada PT Pertamina EP, selain dari penghargaan di atas juga diberikan

penghargaan dalam bentuk kenaikan gaji, bonus, insentif, pelatihan dan

pengembangan. Pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan tugas dan

tanggung jawab perusahaan yang dilakukan dalam kerangka pembinaan dan

peningkatan profesionalitas pekerja sebagai sumber daya manusia perusahaan.

Tabel 1.1

Pemberian Penghargaan Non Finansial pada PT Pertamina

No Keterangan Masa Kerja 5 tahun

Masa Kerja 10

tahun Masa Kerja 15 tahun

1 Piagam 2 Medali Tidak Diberikan

Medali

Tidak Diberikan Medali

Tidak Diberikan Medali Sumber :PT PERTAMINA EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang

Pada Tabel 1.1 dapat di jelaskan bahwa PT Pertamina memberikan

penghargaan Pada waktu ulang Tahun Dinas (UTD) kepada Pekerja yang

(18)

6

Adapun penghargaan yang diberikan pada Ulang tahun dinas yaitu berupa piagam

penghargaan dan sejumlah uang.

Pemberian penghargaan dalam bentuk piagam ini tidak di tentukan dengan

penilaian karena setiap karyawan yang memiliki masa kerja 5 tahun dan kelipatan

5 tahun selanjutnya akan mendapatkan penghargaan dalam bentuk piagam,

pemberian penghargaan ini di harapkan bisa meningkatkan kinerja karyawan

sehingga akan berpengaruh positif terhadap perusahaan.

Tabel 1.2

Kenaikan golongan upah Karyawan pada PT Pertamina

UKG Pertama untuk High flyer

Jangka waktu minimal usulan

BERPRESTASI Normal 18 bulan 24 bulan

Non-kader 24 bulan 36 bulan BERPRESTASI NORMAL Dari gol 1 ke P

Sesuai penetapan DPKP Pusat Dari gol 2 ke 1

Sumber :PT PERTAMINA EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang

Berdasarkan Tabel 1.2 kita dapat melihat bahwa ada perbedaan dalam

kenaikan golongan antara karyawan yang berprestasi dengan karyawan normal.

Ini menandakan berarti perusahaan sangat memperhatikan karyawan yang

(19)

dapat di jadikan teladan bagi karyawan lainnya sehingga kenaikan golongannya

bisa di percepat dari pada karyawan yang normal.

Pemberian penghargaan yang tepat, akan memotivasi karyawan untuk

semangat dan serius dalam bekerja, dari data 3 tahun terakhir, telah terjadi

kecelakaan sebanyak 5 kali yaitu pada tahun 2010, seperti terlampir pada Tabel

1.3

Tabel 1.3

REKAPITULASI KECELAKAAN KERJA PT. PERTAMINA EP FIELD RANTAU PERIODE TAHUN 1 JANUARI 2008 S/D 31 DESEMBER 2010

TAHUN KATEGORI KECELAKAAN JUMLAH

FATAL BERAT SEDANG RINGAN

2008 0 0 0 0 0

2009 0 0 0 0 0

2010 0 2 1 2 5

Sumber :PT PERTAMINA EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang

Dari Tabel 1.3 dapat dilihat pada tahun 2008 dan 2009 tidak terjadi

kecelakaan pada karyawan, tetapi pada tahun 2010 kecelakaan kerja menimpa

karyawan dengan kategori, berat 2 orang, sedang 1 orang dan ringan 2 orang. Hal

ini merupakan pekerjaan rumah bagi PT. Pertamina field rantau khususnya

bagian yang menangani masalah keamanan yaitu bagian HSE, untuk

meminimalkan kejadian kecelakaan kerja tersebut karena kinerja HSE

merupakan indicator good business performance.

Bagi PT. Pertamina, untuk mencapai cita-cita menjadi perusahaan nasional

berkelas dunia, ukuran kinerja perusahaan dinilai bukan hanya semata-mata dari

kinerja financial tetapi juga kinerja bidang Health, Safety and Environment atau

(20)

8

Dengan penerapan aspek HSE yang berkualitas dan konsisten perusahaan

dapat mengambil banyak keuntungan, Keuntungan yang terlihat adalah dari sisi

moral pegawai akan lebih produktif dan termotivasi bekerja bila culture HSE di

perusahaan baik. Keluarga pegawai juga akan member dukungan karena ada

perasaan nyaman sehingga secara moral produktivitas pegawai akan semakin

baik, dan ini merupakan penghargaan perusahaan terhadap keselamatan pegawai

dan akan mempengaruhi prestasi kerja pegawai tersebut terhadap perusahaan.

Pada Tabel 1.4 dapat dilihat rencana dan realisasi produksi PT. Pertamina

EP Region Sumatera Field Rantau mulai dari tahun 2008 s/d 2010 sebagai

berikut :

Tabel 1.4

RENCANA DAN REALISASI PRODUKSI MINYAK PT. PERTAMINA EP FIELD RANTAU

DARI TAHUN 2008 S/D 2010(Dalam Satuan Barrel)

Tahun Target Realisasi

2008 917562 881082

2009 803000 835672

2010 755496 723726

Sumber :PT PERTAMINA EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang

Tabel 1.4 dapat dilihat adanya penurunan produksi minyak selama 3 tahun

terakhir, dan target pada tahun 2008 dan 2010 tidak terealisasi, Dari kondisi ini

penulis melihat adanya kecendrungan kerja karyawan, yang mungkin disebabkan

ketidakpuasan terhadap kompensasi perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penghargaan terhadap Prestasi Kerja

Karyawan pada PT PERTAMINA EP Region Sumatera Field Rantau Kuala

(21)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut : “Apakah faktor Penghargaan mempunyai pengaruh yang

Positif dan Signifikan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT

PERTAMINA EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh

Tamiang”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Penghargaan

terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT PERTAMINA EP Region Sumatera Field

Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang.

1. 4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Bahan masukan yang bermanfaat kepada perusahaan dalam pemberian

penghargaan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.

b. Bahan referensi untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang

obyek yang sama di masa mendatang.

c. Suatu bekal pengetahuan dan pengalaman untuk penulis dalam melakukan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Penghargaan

Penghargaan adalah ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para

karyawan agar produktivitasnya tinggi (Tohardi, 2002:317). Penghargaan adalah

insentif yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk dapat meningkatkan

produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang kompetitif

(Simamora, 2004:514). Penghargaan adalah reward dalam bentuk uang yang

diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah

ditentukan (Mahmudi, 2005:89).

Dengan adanya pendapat para ahli diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa suatu penghargaan adalah imbalan yang diberikan dalam

bentuk material dan non material yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada

karyawannya agar mereka dapat bekerja dengan motivasi tinggi dan berpretasi

dalam mencaapai tujuan-tujuan perusahaan, dengan kata lain pemberian

penghargaan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan

mempertahankan karyawan yang berprestasi agar tetap berada dalam perusahaan.

Pemberian sistem penghargaan dimaksudkan sebagai dorongan agar karyawan

mau bekerja dengan lebih baik dan membangkitkan motivasi sehingga dapat

mendorong kinerja karyawan menjadi lebih baik.

2.1.2. Alternatif Norma Pemberian Penghargaan

Penghargaan dapat mengubah seseorang dan memicu peningkatan kinerja.

(23)

penghargaan agar dapat digunakan untuk memicu kinerja dan produktivitas

pegawai, yaitu:

1. Kesesuaian Tujuan (Goal Congruense). Setiap organisasi publik pasti

mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sedangkan setiap individu dalam

organisasi mempunyai tujuan individual yang sering tidak selaras dengan

tujuan organisasi. Penghargaan harus diciptakan sebagai jalan tengah agar

tujuan organisasi dapat di capai tanpa mengorbankan tujuan individual, dan

sebaliknya tujuan individual dapat tercapai tanpa harus mengorbankan tujuan

organisasi.

2. Keadilan (Equity). Penghargaan harus dialokasikan secara proporsional

dengan mempertimbangkan besarnya kontribusi setiap individu atau

kelompok. Karyawan yang memberi kontribusi tinggi maka penghargaannya

juga akan tinggi, sebaliknya siapa yang memberi kontribusi rendah maka

penghargaannya juga akan rendah.

3. Kemerataan(Equality). Penghargaan juga harus didistribusikan secara merata

bagi semua pihak (individu/kelompok) yang telah menyumbangkan

sumberdayanya untuk tercapainya produktivitas.

4. Kebutuhan. Alokasi penghargaan kepada pegawai seharusnya

mempertimbangkan tingkat kebutuhan utama dari pegawai. Penghargaan yang

berwujud finansial tidak selalu sesuai dengan kebutuhan utama pegawai.

Menurut Ghani (2003 : 108) penghargaan akan berjalan efektif apabila

memenuhi koridor:

1. Dilakukan secara adil dan tidak pilih kasih, diberlakukan untuk semua anggota

(24)

12

2. Aturan yang jelas/transparan dan accountable, sehingga setiap pekerjaan tahu

persis rambu-rambu sistem dan prosedur.

3. Diberlakukan secara konsisten dan konsekuaen.

Delapan alasan, penghargaan menurunkan motivasi dan kinerja antara

lain:

1. Terlalu banyak menekankan pada penghargaan moneter. Hal ini sesuai dengan

apa yang dibutuhkan individu bahwa mereka tidak semuanya merasa puas

dengan imbalan yang berwujud finansial.

2. Rasa menghargai pada penerima penghargaan sangat kurang. Penghargaan

sering diberikan dalam bentuk berwujud tetapi tidak disertai

penghargaan/pengakuan yang layak.

3. Banyak yang menerima penghargaan. Semakin banyak yang menerima

penghargaan dengan nilai yang tidak proporsional akan mengurangi motivasi

seseorang.

4. Memberikan penghargaan dengan kriteria yang salah. Misalnya, hanya diukur

dari waktu kerja sehingga pegawai hanya termotivasi hanya untuk

mempercepat pekerjaan tanpa mempertimbangkan hasil.

5. Lamanya penangguhan antara produktivitas dan penghargaan. Penghargaan

yang tidak segera diberikan membuat seseorang kurang merasa dihargai.

6. Kriteria penghargaan sangat fleksibel. Tidak pernah ada ukuran yang baku

dalam pemberian penghargaan membuat kesenjangan antara apa yang

diharapkan seseorang dengan apa yang sebenarnya diterima.

7. Sasaran penghargaan hanya untuk memotivasi jangka pendek. Penghargaan

(25)

8. Pemberian kompensasi jajaran top manajemen (eksekutif) yang berlebih. Hal

ini dapat mengurangi motivasi pegawai operasional karena merasa ada

pembedaan yang sangat mencolok dan tidak adil.

2.1.3. Hubungan Penghargaan dengan Manajer

Graham (Tanjung, 2003 : 64) motivator paling berpengaruh terhadap

kinerja adalah: Penghargaan pribadi yang datang spontan dari manajer mereka.

Graham menyatakan bahwa:

1. Karyawan sangat jarang menerima penghargaan berdasarkan kebijaksanaan

pekerjaan (manager-initiated).

2. Karyawan lebih sering menerima penghargaan berdasarkan kebijaksanaan

pekerjaan (company-initiated) dengan melihat kehadiran mereka.

3. Tipe manager-initiated mempunyai dampak motivasional yang sangat besar

dibandingkan penghargaan company-initiated.

2.1.4. Jenis-jenis Penghargaan

Pembagian penghargaan secara umum adalah:

1. Penghargaan finansial

Penghargaan finansial merupakan bentuk pengakuan perusahaan kepada

karyawan yang berprestasi dalam bentuk kenaikan gaji, kenaikan pangkat,

pemberian bonus/insentif baik dalam bentuk uang ataupun barang.

2. Penghargaan non finansial

Penghargaan non finansial berkaitan dengan kesetiaan pegawai/karyawan

(26)

14

Menurut Nelson (1998:1), penghargaan dibagi atas:

a. Penghargaan Informal, yaitu memfokuskan diri pada penghargaan yang

berasal dari inisiatif manajer berdasarkan kinerja karyawan.

b. Penghargaan untuk prestasi dan aktivitas khusus, yaitu menyajikan

penghargaan khusus perusahaan, pada umumnya diberikan karena mencapai

hasil-hasil khusus dalam bidang produktivitas, pelayanan konsumen,

penjualan.

c. Penghargaan Formal, yaitu meninjau berbagai program yang diturunkan dari

kebijaksanaan perusahaan yang biasanya digunakan untuk mempertahankan

motivasi perusahaan secara keseluruhan.

2.1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penghargaan

Terdapat empat faktor yang harus dijadikan dasar dalam

mempertimbangkan kebijakan penghargaan(reward) menurut nawawi (1999:317),

yaitu internal consistency (konsisitensi internal), Ekternal competitiveness

(persaingan/ kompetisi eksternal), Employee contributions (kontribusi karyawan),

dan Administration (administrasi).

Konsistensi internal yang kadang-kadang disebut dengan keadilan internal

merujuk kepada pekerjaan atau tingkat keahlian didalam sebuah perusahaan, yang

membandingkan kontribusi mereka dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan

perkataan lain konsistensi internal merupakan penetapan pemberian penghargaan

(reward) yang didasarkan pada perbandingan jenis-jenis pekerjaan didalam

perusahaan. Untuk itu maka perlu dilakukan analisa jabatan (job analisis), uraian

pekerjaan/tugas (job description), evaluasi pekerjaan (job evaluation) dan job

(27)

Konsistensi internal menjadi salah satu faktor yang menentukan semua tingkatan

imbalan pekerjaan yang sama, maupun semua pekerjaan yang berbeda.

Pada kenyataannya, perbedaan penghargaan yang diberikan sesuai kinerja

masing-masing karyawan merupakan salah satu kunci yang menantang para

manajer. Kompetisi eksternal adalah penetapan besarnya penghargaan pada

tingkatan dimana perusahaan masih memiliki keunggulan kompetitif dengan

perusahaan lain sehingga perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang

memiliki keunggulan/berkualitas untuk tetap bekerja diperusahaan.

Kontribusi karyawan merupakan penetapan besarnya penghargaan yang

merujuk kepada kontribusi yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan.

Penghargaan dapat ditetapkan berdasarkan senioritas, prestasi kerja, panduan

insentif, dan program yang ada didalam perusahaan. Administrasi merupakan

faktor keempat yang dijadikan bahan pertimbangan oleh perusahaan dalam

menetapkan kebijaksanaan pemberian penghargaan, antara lain aspek

perencanaan, anggaran yang tersedia, komunikasi dan evaluasi.

2.1.6 Bentuk Integrasi Sistem Penghargaan (Reward System) dengan Model

Manajemen

a. Reward System dalam Model Tradisional

Tugas utama manajer dalam model ini adalah meminimalkan variasi-variasi

perilaku bagi anggota-anggota organisasi karena model ini mempersoalkan

kapabilitas para anggotanya untuk bertanggungjawab terhadap self-direction

dan self-control dalam melakukan pekerjaan. Reward System dalam model ini

sangat sederhana, karena hanya terdapat satu jalur (path) yang pasti untuk

(28)

16

yakni upah standar dan paket keuntungan. Tujuan utamanya adalah menarik

dan menjaga kestabilan work force yang dapat diprediksikan

b. Reward System dalam Model Hubungan Manusia.

Tugas utama manajer dalam model ini adalah memelihara pandangan

mengenai struktur organisasi yang pada esensinya adalah manusia (tenaga

kerja) dan menentukan desain secara teratur serta memberi penghargaan

sebagai dorongan dalam bekerja baik berupa perhatian dan pengakuan. Tujuan

utamanya adalah untuk menarik dan mempertahankan loyalitas serta

kepatuhan karyawan.

c. Reward System dalam Model Sumber Daya Manusia

Tugas utama manajer dalam model ini adalah memberikan fasilitas kinerja

anggota yakni dengan menyingkirkan hambatan-hambatan terhadap aplikasi

dari serangkaian sumber daya mental dan fisik yang ada dalam organisasi.

Tujuan utamanya adalah memperhatikan kondisi lingkungan kerja,

menentukan desain pegawai, cost savings,dan skill-reservoir plans.

2.1.7 Pengertian Prestasi Kerja

Istilah prestasi kerja/kinerja berasal dari kata Job Performance atau Job

Proficiency. Menurut Robins (2002 : 272), kinerja merupakan ukuran dari sebuah

hasil. Menurut Sastrohadiwiryo (2002 : 235) mendefenisikan bahwa:

Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pada

umumnya prestasi kerja tersebut dipengaruhi oleh kecakapan,

keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan tenaga kerja yang

(29)

Defenisi lain mengatakan bahwa prestasi kerja merupakan hasil secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Yuli,

2005:89).

2.1.8. Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja berasal dari kata appraisal performance. Penilaian

prestasi kerja adalah proses penilaian prestasi kerja karyawan yang dilakukan oleh

organisasi terhadap karyawannya secara sistematik dan formal berdasarkan

pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Para manajer harus terus melakukan

pertimbangan mengenai hasil prestasi kerja para bawahannya (Yuli, 2005 : 89).

Pertimbangan hasil prestasi itu nantinya akan dipergunakan sebagai bahan

untuk penetapan kenaikan gaji, promosi, pensiun, dan perencanaan

pengembangan karir. Dampak utama dari program penilaian ini adalah

memberikan pengaruh motivasional terhadap yang mereka nilai (Yuli, 2005).

Manfaat penilaian prestasi kerja menurut Fathoni (2006:242) adalah:

1. Mendorong peningkatan prestasi kerja. Mengetahui hasil prestasi kerja, ketiga

pihak yang terlibat dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan agar

prestasi kerja para pegawai lebih meningkat lagi di masa-masa yang akan

datang.

2. Sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan. Keputusan

tentang siapa yang berhak menerima berbagai imbalan tersebut dapat

didasarkan antara lain pada hasil penilaian atas prestasi kerja pegawai yang

(30)

18

3. Untuk kepentingan mutasi pegawai. Prestasi kerja seseorang di masa lalu

merupakan dasar bagi pengambilan keputusan mutasi baginya dimasa depan,

apapun bentuk mutasi tersebut seperti promosi, alih tugas, alih wilayah

maupun demosi.

4. Guna menyusun program pendidikan dan pelatihan baik yang dimaksudkan

untuk mengatasi berbagai kekurangan dan kelemahan maupun untuk

mengembangkan potensi karyawan yang ternyata belum sepenuhnya digali

dan yang terungkap melalui penilaian prestasi kerja.

5. Membantu para pegawai menentukan rencana karirnya dan dengan bantuan

bagian kepegawaian menyusun program pengembangan karir yang paling

tepat dalam arti sesuai dengan kebutuhan para pegawai dan dengan

kepentingan organisasi.

2.1.9 Metode Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Panggabean (2004:68), ada beberapa metode dalam penilaian

prestasi kerja yaitu:

1. Skala Rating (Rating Scales)

Dengan menggunakan metode ini hasil penilaian kinerja karyawan dicatat

dalam suatu skala. Skala itu dibagi dalam tujuh atau lima kategori dan karena

konsep yang akan dinilai bersifat kualitatif, maka kategori yang digunakan

bersifat kualitatif, yaitu dari sangat memuaskan sampai dengan tidak

memuaskan.

2. Insiden-insiden Kritis (Critical Incidents)

Dengan metode ini, penilai melakukan penilaian pada saat-saat kritis saja,

(31)

berhasil atau bahkan sebaliknya. Pada hakikatnya metode penilaian ini tidak

dapat berdiri sendiri melainkan harus digabungkan dengam metode yang lain.

3. Essay

Dengan menggunakan metode ini penilai menulis cerita ringkas yang

menggambarkan prestasi kerja karyawan. Metode ini cenderung

menggambaarkan prestasi kerja karyawan yang luar biasa ketimbang

kinerjanya setiap hari.

4. Standar Kerja (Work Standars)

Metode ini membandingkan kinerja karyawannya dengan standar yang telah

ditetapkan terlebih dahulu. Standar mencerminkan hasil yang normal dari

rata-rata pekerja dalam usaha yang normal.

5. Ranking

Dengan metode ini penilai sekedar menempatkan karyawan yang dinilai

kedalam urutan-urutan ranking. Penilai membandingkan karyawan yang satu

dengan karyawan yang lainnya untuk menentukan siapa yang lebih baik

daripada siapa dan kemudian menempatkan karyawan dalam urutan yang

terbaik sampai yang terburuk. Kesulitan dihadapi apabila terdapat dua orang

atau lebih yang memiliki prestasi yang hampir tidak dapat dibedakan.

6. Distribusi yang Dipaksakan (Forced Distribution)

Pada metode ini diasumsikan bahwa karyawannya dapat dikelompokkan ken

dalam lima kategori yaitu dari kategori yang paling baik (10%), kemudian

yang baik (20%), yang cukupan (40%), yang buruk (20%), dan sisanya (10%).

(32)

20

bagiannya mempunyai kinerja yang sangat memuaskan, maka akan sulit untuk

membaginya ke dalam lima kategori, begitu pula jika terjadi kebalikannya.

7. Pemilihan yang dipaksakan dan laporan pemeriksaan kinerja tertimbang

(Forced-choice and Weighted Checklist Performance Report).

Laporan ini memerlukan penilai untuk memilih karyawan mana yang dapat

mewakili kelompoknya. Faktor yang dinilai adalah perilaku karyawan dan

penilai memberikan nilai positif atau negatif. Namun, penilai tidak peduli

dengan bobot penilaiannya. Metode forced distribution, dalam metode ini

sulit untuk mengetahui faktor apa yang mengakibatkan mereka masuk dalam

kategori sangat berprestasi. Begitu pula sebaliknya, faktor apa yang

mengakibatkan mereka masuk ke dalam kategori sangat tidak berprestasi.

8. Behaviorally Anchored Scales

Merupakan metode penilaian berdasarkan catatan penilai yang

menggambarkan perilaku karyawan yang sangat baik atau sangat jelek dalam

kaitannya dengan pelaksanaan kerja.

9. Metode Pendekatan Management By Objective (MBO)

Pada pendekatan ini, setiap karyawan dan penyelia secara bersama-sama

menentukan sasaran organisasi, tujuan individu dan saran-saran untuk

(33)

2.1.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:200) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi karyawan yaitu:

2.2 Pengetahuan, yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih

berorientasi pada intelegensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang lebih

luas yang dimiliki karyawan.

2.3 Keterampilan, kemampuan dan penguasaan teknis operasional yang dibidang

tertentu yang dimiliki karyawan.

2.4 Abilities, yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang

dimiliki oleh seorang karyawan.

2.5 Attitude, yaitu suatu kebiasaan yang terpolakan.

2.1.11.Keterkaitan penghargaan dengan prestasi kerja

Perusahaan- perusahaan meyakini bahwa sistem penghargaan pada

umumnya dan sistem imbalan pada khususnya mempengaruhi kinerja (prestasi

kerja). Selain itu, banyak karyawan yang lebih menyukai bahwa bayaran mereka

dikaitkan dengan prestasi kerja masing-masing.

Penghargaan dan prestasi kerja adalah bagian dari pengelolaan yang

kompleks untuk menyatakan dan mempertahankan hubungan kerja diantara

perusahaan dan karyawan. Kedua hal tersebut mendemonstrasikan tidak hanya

apa yang hendak dicapai oleh manajemen, namun juga keyakinan manajemen

(34)

22

Untuk jelasnya penulis akan uraikan alasan-alasan mengaitkan bayaran

dengan prestasi kerja menurut Simamora (1997;624), yaitu sebagai berikut ;

1. Motivasi

Teori harapan/ekspektasi (expectancy theory) yang dikedepankan oleh

vroom menyatakan bahwa kaitan prestasi kerja dan pembayaran adalah

esensial untuk memotivasi peningkatan prestasi kerja.

2. Retensi

Mengaitkan bayaran dengan prestasi kerja kemungkinan akan membantu

memperbaiki komposisi tenaga kerja. Karyawan-karyawan yang baik akan

cenderung mendapatkan bagian yang lebih besar dari sumber daya

kompensasi dan dengan demikian termotivasi untuk tetap bersama

organisasi. Karyawan- karyawan yang dibawah rata-rata akan menjadi kecil

hati dan meninggalkan organisasi.

3. Produktivitas

Pada saat prestasi kerja dikaitkan dengan imbalan-imbalan, orang- orang

dengan produktivitas tinggi akan lebih termotivasi untuk bekerja.

4. Penghematan-penghematan biaya

Manfaat-manfaat paling kentara dari bayaran berdasarkan prestasi kerja

adalah kapabilitas mengaitkan biaya-biaya kompensasi dengan hasil-hasil

produktivitas. Dengan mendasarkan bayaran atas kinerja, perusahaan dapat

memastikan bahwa biaya-biaya kompensasi akan bertalian dengan

(35)

5. Sasaran-sasaran organisasional

Selalu merupakan suatu tantangan untuk memastikan bahwa semua

karyawan memahami betul tujuan-tujuan organisasi. Dengan mengaitkan

bayaran dengan prestasi kerja yang ditetapkan secara organisasional, adalah

mungkin memastikan bahwa sasaran-sasaran individu adalah sejalan

dengan tujuan-tujuan organisasional. Karywan yang upaya-upayanya tidak

sinkron dengan tujuan-tujuan organisasi tidak bakal menikmati bagian

imbalan yang setimpal.

2.2. Penelitian Terdahulu

Silaban (2007) dengan judul Pengaruh Penghargaan Terhadap Prestasi

Kerja Karyawan pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Sidikalang. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara penghargaan yang

diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia Cabang Sidikalang terhadap prestasi kerja

karyawan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan.

Shelviana (2005) berjudul : “Disiplin, Penghargaan, dan Pengaruhnya

terhadap Prestasi Kerja pada PT. Wijaya Karya Beton Cabang Sumatera Utara”

menyebutkan bahwa disiplin dan penghargaan berpengaruh signifikan pada

prestasi kerja.

2.3. Kerangka Konseptual

Menurut Sastrohadiwiryo (2002 : 296), penghargaan merupakan

pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai seseorang. Pengakuan atas suatu

kinerja, akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi daripada penghargaan

(36)

24

piagam penghargaan atau medali, dapat menjadikan perangsang yang lebih kuat

dibandingkan dengan hadiah berupa barang atau bonus/uang.

Menurut Kelley (dalam Nelson : 1998), penghargaan kerja sangat berperan

agar karyawan tetap giat bekerja, tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan pekerjaannya serta mendorong prestasi kerja karyawan.

Menurut Yuli (2005 : 89), penilaian prestasi kerja karyawan dilakukan

oleh organisasi terhadap karyawannya secara sistematik dan formal berdasarkan

pekerjaan yang ditugaskan kepadanya sebagai bahan pertimbangan untuk

penetapan kenaikan gaji, promosi, pensiun,dan perencanaan pengembangan karir.

Berikut ini merupakan gambar kerangka konseptualyang menegaskan adanya

pengaruh penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan :

a.

b.

Sumber : Sastrohadiwiryo (2002 : 296), Kelley (dalam Nelson : 1998), Yuli (2005 : 89) (diolah)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penghargaan terhadap Prestasi Kerja

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya. Dari uraian diatas, hipotesis

penelitian ini adalah : “Penghargaan Berpengaruh Positif dan Signifikan

terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT PERTAMINA EP Region

Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang”. Penghargaan

(X)

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah bentuk penelitian explanatory yaitu

penelitian yang bertujuan menjelaskan pengaruh penghargaan terhadap prestasi

kerja karyawan pada PT Pertamina EP region sumatera Field Rantau kuala

simpang Aceh Tamiang.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Pertamina EP Field Rantau jln Jakarta No 1

Rantau Kuala simpang Aceh Tamiang. Penelitian dimulai dari Mei 2011 sampai

Juni 2011.

3.3. Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini membahas tentang pengaruh Penghargaan terhadap Prestasi

Kerja Karyawan di PT PERTAMINA EP Region Sumatera Field Rantau Kuala

Simpang Aceh Tamiang dengan responden penelitian adalah karyawan tetap

perusahaan.

3.4. Defenisi Operasional Variabel

1. Penghargaan (X)

Didefenisikan sebagai pengakuan dan ungkapan terima kasih perusahaan

kepada para pekerja serta persepsi karyawan tentang kenaikan gaji, bonus,

program pelatihan dan pengembangan karyawan, insentif dan kenaikan

(38)

26

2. Prestasi Kerja (Y)

Didefenisikan sebagai Kemampuan karyawan dalam menjaga kualitas kerja,

kerajinan, motivasi diri, tanggung jawab, kreatifitas dan rasa memiliki

terhadap perusahaan.

Berdasarkan defenisi operasional diatas, maka penulis merumuskan

mekanisme penganalisaan variabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Keterangan Indikator Bentuk

1 Penghargaan (X) dan perbaikan alat atau metodenya termasuk

Sumber : PT PERTAMINA EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

(39)

Pada keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka setiap variabel diberi skala

1 sampai 5, seperti contoh di bawah ini:

1 = Sangat tidak setuju

2 = Tidak setuju

3 = Kurang Setuju

4 = Setuju

5= Sangat setuju

3.6. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PT Pertamina EP Field

Rantau Kuala simpang Aceh Tamiang berjumlah 84 orang karyawan, yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Karyawan pada PT Pertamina EP Field Rantau Kuala simpang Aceh Tamiang

Operasi Produksi 22

Pemeliharaan 19

Work over & Well Service 6

Layanan Operasi 5

Human Resource 3

Keuangan 5

Supply Chain Management 4

Data & TI 2

(40)

28

Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, karena jumlah

populasinya relatif kecil (Sugyono, 2005 : 78).

3.7. Jenis Dan Sumber Data

Berdasarkan cara memperolehnya (Supranto, 2000 : 10) data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Data primer, data yang diperoleh langsung dari responden melalui

kuisioner/pertanyaan tentang variabel yang diteliti, yaitu variabel

Penghargaan, dan Prestasi Kerja.

b. Data sekunder, data-data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan

(Library Research) yaitu berasal dari buku-buku bacaan dan penelitian

lapangan (field Research) yaitu melihat langsung obyek penelitian untuk

memperoleh data-data yang diperlukan.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Alat untuk memperoleh keterangan dari obyek (Arikunto, 2002 : 128)

adalah sebagai berikut :

a. Angket atau kuesioner (Questionnaires), adalah satu set pertanyaan yang

tersusun secara sistematis dan standar yang diberikan kepada sampel

penelitian tentang penghargaan, dan prestasi kerja.

b. Interviu (interview), adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang menjadi responden

penelitian yaitu Kepala cabang, Kepala Personalia, dan beberapa karyawan

(41)

c. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada aktivitas karyawan di

kantor cabang PT Pertamina EP Field Rantau Kuala simpang Aceh Tamiang

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan

(kuesioner).Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka

faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Analisis faktor itu dapat

disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.

Harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen

tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Data untuk pengujian

validitas dan reliabilitas diperoleh dari instrumen angket/kuesioner yang diuji

coba dan disebarkan kepada 30 orang karyawan diluar populasi yaitu pada

karyawan Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Hal ini dilakukan karena seluruh

populasi pada Pertamina EP Field Rantau Kuala simpang Aceh Tamiang dijadikan

sampel. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai

korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Pengujian

validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software

SPSS (Statistic and service Solution) 16.0 for windows.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a) Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

b) Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Uji Reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

(kuesioner) menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.

(42)

30

a). jika Rα positif >Rtabel maka dinyatakan reliable

b). jika Rα negatif < Rtabel maka dinyatakan tidak reliable

3.10. Teknik Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara

merumuskan dan menafsirkan data sehingga memberikan gambaran yang jelas

melalui pengumpulan , penyusunan, dan analisis data, sehingga dapat diketahui

gambaran umum perusahaan yang sedang diteliti.

b. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk menyajikan data

dalam bentuk angka. Data pada penelitian ini merupakan data ordinal. Peneliti

menganalisis dengan menggunakan metode analisis regresi linier sederhana

(Sugiyono, 2005:204) sebagai berikut:

Y = a +bX Dimana :

Y = Prestasi Kerja

X = Penghargaan

a = Nilai Konstanta

b = Koefisien Regresi

Keperluan analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik dengan

menggunakan alat bantu program SPSS Versi 16.00.

c. Uji t (Uji parsial)

Uji t yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang

pengaruh penghargaan sebagai variabel bebas terhadap prestasi kerja sebagai

(43)

Ho : b1 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

d. Identifikasi Determinan (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain nilai koefisien determinan

digunakan untuk mengukur besarnya variabel bebas yang diteliti yaitu

Penghargaan (X) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y) sebagai variabel

terikatnya.

Determinan (R2) semakin besar atau mendekati satu, maka variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Hal ini berarti model yang digunakan

semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati nol, maka variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang

digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti

(44)

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat dan Profil Perusahaan

Kegiatan usaha pertambangan minyak dan gas bumi di Negara kepulauan

terluas dalam planet bumi ini adalah merupakan salah satu industri yang telah

dikembangkan sejak abad ke XIX oleh Aeliko Janszoon Zijlker (penemu pertama

minyak bumi yang cukup komersial di Indonesia), ketika administrator

perkebunan tembakau “Deli Mij” itu menemukan cadangan minyak terbesar di

Hindia Belanda pada tanggal 15 juni 1885, yaitu sumur telaga said, kec. Sei

Lepan, Kab. Langkat-SUMUT. Keberhasilan Zijlker di Telaga Said telah

mengungguli pendahulunya, Colonel Drake yang lebih dulu melakukan

pemburuan minyak bumi di Pulau Jawa, tapi tidak berhasil, sehingga menarik

banyak peminat untuk mencari minyak bumi di berbagai daerah di Indonesia,

antara lain di Cepu, Jambi, Aceh timur, Palembang dan Kalimantan timur yang

sampai akhir abad XIX telah beroperasi perusahaan perminyakan di wilayah

Hindia belanda (kini di kenal sebagai Indonesia)

Dalam perkembangan selanjutnya terjadi penggabungan beberapa

perusahaan minyak, sehingga pada awal abad ke XX hanya ada dua perusahaan

besar yang beroperasi di Hindia Belanda, yaitu De Koninklijke dan Shell

Transport & Tradding Company (Shell). Kemudian De Koninklijke milik

pemerintah Belanda bergabung dengan shell inggris (tahun 1907) dan dari

(45)

De koninklijke Shell Group atau dalam bahasa inggrisnya di kenal dengan sebutan

Royal Dutch Shell yang merupakan satu-satunya perusahaan minyak caliber dunia

yang melakukan penambangan minyak di Indonesia. Dalam menjalankan

usahanya perusahaan ini memperoleh dukungan sepenuhnya dari pemerintah

Hindia Belanda yang berada di bumi Nusantara.

Dalam menjalankan usaha Industri perminyakan Royal Dutch Shell

membentuk tiga perusahaan pelaksana atau operating company, yaitu De

Bataafsche Petroleum Company khusus menangani masalah pengangkutan

minyak. Sejak terbentuknya Royal Dutch Shell semua daerah konsensi De

Koninklijke dan Shell dilaksanakan oleh BPM termasuk di Langkat dan Aceh

Timur yang kini dikenal sebagai wilayah kerja PT. PERTAMINA EP. Area

Rantau- Aceh Tamiang.

Setelah Top Production minyak bumi di telaga said menyusut, maka

posisinya diganti oleh struktur Rantau yang kemudian tercatat sebagai kawasan

penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia termasuk dalam hal menyumbang

devisa bagi Negara ketika Indonesia telah memperoleh kedaulatan penuh atas

kemerdekaan 17 agustus 1945.

Hal ini telah dibuktikan pada saat dilakukannya ekspor perdana minyak

mentah Indonesia sebanyak 1700 ton atau senilai 30.000 DAS (dollar amerika

serikat) yang diangkut oleh Tanker Shoizui Maru 3000 dwt melalui Pelabuhan

Minyak Pangkalan Susu (yang pertama di Indonesia) dengan tujuan Negara

jepang.

Atas dasar itu maka dibentuklah perusahaan Minyak Nasional

(46)

34

Desember 1957 yang kemudian diperkuat lagi dengan disahkannya UU. NO. 44

Prp tahun 1960 tentang pertambangan minyak dan gas bumi yang telah merombak

secara mendasar prinsip-prinsip pengusahaan Pertambangan Minyak dan gas bumi

yang sebelumnya diatur dalam perundang-undangan Hindia belanda (Indische

Mijn Wet 1989). Undang-undang tersebut selanjutnya diubah lagi dengan

Undang-undang No. 8 Tahun 1971 sebagai landasan operasional Pertamina yang

mengacuh pada UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Kemudian untuk penyesuaian derap

langkah dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, pemerintah merasa perlu

membuat undang-undang baru untuk memperbarui landasan operasional

Pertamina agar lebih leluasa mengembangkan usaha dibidang perminyakan, Gas,

dan Panas Bumi. Untuk itu dibentuklah Undang-undang No. 22 tahun 2001 yang

mengatur tentang pengelolaan minyak dan Gas bumi.

Dalam perkembangan sejarah pertambangan dan industry Perminyakan di

Bumi Nusantara, PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau-Aceh Tamiang

mempunyai nilai historis tersendiri baik sebagai Ibunda yang mengandung dan

melahirkan Perusahaan Pertambangan Minyak dan gas bumi Negara

(PERTAMINA) maupun mengenai patriotism para insan perminyakan dalam

usaha merebut dan mempertahankan Tambang Minyak Sumatera Utara dan Aceh

dari tangan fasis jepang dan agresor belanda pada agresi I dan II.

PT. Pertamina EP Area Rantau- Aceh Tamiang bertujuan untuk

mempertahankan atau meningkatkan produksi minyak dan gas bumi melalui

pelaksanaan pengeboran sumur baru, kerja ulang, reperasi, stimulasi dan

(47)

permukaan, survey geofisika dan survey grafity serta mengupayakan diversifikasi

(penganekaragaman) energy dengan memanfaatkan tenaga panas bumi.

Dengan demikian tidak ada salahnya kalau dikatakan bahwa dari Rantau,

Pangkalan Susu dan Pangkalan Brandan inilah lahirnya Pertamina pada tanggal 10

Desember 1957 sebagai BUMN (kini jadi perusahaan perseroan) penghasil devisa

yang handal sampai saat ini. Sejalan dengan diberlakukannya UU NO. 2 Tahun

2001 sebagaimana diatur dalam pasal 60 huruf a disebutkan bahwa “dalam jangka

waktu paling lama 2 (dua) tahun, PERTAMINA dialihkan bentuknya menjadi

perusahaan perseroan (persero) dengan peraturan pemerintah maka tanggal 18

juni 2003 peraturan untuk itu pun dibuat oleh pemerintah melalui peraturan

pemerintah No. 31 Tahun 2003 tentang pengalihan bentuk perusahaan

pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) menjadi

perusahaan Perseroan (Persero) yang dibentuk berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971

menjadi Perusahaan (Persero), yaitu PT Pertamina (Persero) dengan akta

pendirian dilakukan oleh Menteri Keuangan dihadapkan Notaris Lenny Janis

Iskak, SH pada tanggal 17 september 2003.

4.1.2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Dengan adanya struktur organisasi, maka tugas, wewenang, dan tanggung

jawab setiap unit kerja yang ada dalam perusahaan dapat diperjelas dan

dipertegas. Struktur organisasi juga mencerminkan posisi dan hubungan setiap

unik kerja perusahaan.

Tugas adalah sesuatu yang dimiliki oleh anggota dari suatu organisasi

karena telah diberi Tanggung jawab dari atasannya. Tugas ini bersifat pribadi bagi

(48)

36

Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu yang sesuai agar tercapai

tujuan tertentu. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang

dari posisi atasan ke bawahan. Dalam organisasi tanggung jawab adalah

kewajiban untuk melaksanakan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan

menerima wewenang manajer untuk mendelegasikan tugas atau fungsi tertentu.

Struktur organisasi yang baik merupakan pengawasan terhadap organisasi

dan merupakan salah satu syarat dapat tidaknya sistem akuntasi pertanggung

jawaban diterapkan dalam suatu perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas dalam

rangka pencapaian tujuan Perusahaan, PT. Pertamina EP, Area Rantau- Aceh

Tamiang memiliki struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa agar

pendelegasian tugas, wewenang, dan Tanggung jawab dapat dilakukan dengan

baik. Dengan adanya struktus rganisasi ini diharapkan para karyawan dapat

bekerja sama dengan baik serta dapat memahami secara jelas apa yang menjadi

tanggung jawab dan sejauh mana wewenang yang ada padanya sehingga dalam

melaksanakan tugasnya dapat lebih efisien.

PT. PERTAMINA EP Field Rantau- Aceh Tamiang merupaka bagian dari

PT. Pertamina yang bidangnya khusus memproduksi minyak mentah dan gas

bumi. PT. PERTAMINA EP Field Rantau- Aceh Tamiang dipimpin oleh seorang

Field Manager (kepala lapangan) dimana secara lini bertanggung jawab secara

langsung kepada Vice president Region Sumatera yang berkedudukan di

Prabumulih – Sumatera Selatan.

Adapun struktur Organisasi Pada PT. Pertamina EP field Rantau- aceh

(49)

STRUKTUR ORGANISASI PT. PERTAMINA EP FIELD RANTAU

REGION SUMATERA

Sumber : PT Pertamina EP field rantau Aceh

(50)

38

Pembagian Tugas

Selanjutnya sebagai uraian dari struktur organisasi PT. Pertamina EP, Area

Rantau- aceh tamiang diterangkan secara singkat pembagian tugas yaitu sebagai

berikut :

a. Field Manager

Field Manager mempunyai tugas/kegiatan Utama sebagai beriukut :

1. Merencanakan, menetapkan, merealisasikan, mengevaluasi Rencana Kerja

(RK) dan anggaran tahunan secara efektif untuk mendukung pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan.

2. Mengkoordinir kegiatan engineering untuk optimalisasi produksi sumur

migas agar mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan.

3. Mengkoordinir dan mengendalikan operasi produksi, pengelolaan fasilitas

produksi, operasi penyaluran migas serta mengusahakan kuantitas dan

kualitas migas sesuai dengan permintaan konsumen.

4. Mengkoordinir optimalisasi peralatan work over, well service dan

penyediaan peralatan lifting sumur migas.

5. Mengkoordinir dan mengoptimalkan pekerjaan pemeliharaan fasilitas

produksi dan fasilitas umum , penyediaan utilisasi listrik, gas dan air dan

pekerjaan top-sing untuk menunjang kelancaran operasi produksi.

6. Mengkoordinir operasional pengelolaan air terproduksi dalam upaya

(51)

7. Membina hubungan yang harmonis dengan stakeholder untuk menciptakan

lingkungan kerja yang kondusif dan memotivasi , memberdayakan,

mengembangkan SDM field Rantau.

8. Menjamin penyelenggaraan operasi produksi Field Rantau secara efektif ,

efisien, aman, sehat, ramah lingkungan dan sesuai SOP serta Standar good

oil & gas practices

b. Ast. Manager Perencanaan & Engineering

Ast. Manager Perencanaan & Engineering mempunyai tugas/kegiatan utama

sebagai berikut :

1. Mengkoordinir, merencanakan dan mengevaluasi produksi sumur-sumur

existing untuk perencanaan optimalisasi produksi meliputi :

a. Perencanaan, pembuatan program pekerjaan perawatan sumur, redesign

dengan lifting yang sama, pengaturan SL/SPM/Frekwensi Pompa.

b. Pembuatan program dan supervise pekerjaan reopening dan reperasi

sumur.

c. Perencanaan, pembuatan program rutin, pelaksanaan, pembacaan, dan

evaluasi pengukuran BHP/Sonolog.

d. Pelaksanaan pengukuran isochronical, PBU, DD, Dan sejenisnya.

e. Pembuatan potensi produksi existing, monitoring low & off produksi.

f. Monitor dan evaluasi sumur-sumur IOR/EOR.

2. Mengkoordinasikan pelaksanaan rencana-rencana kerja fungsi engineering.

(52)

40

4. Merencanakan , melaksanakan dan mengevaluasi RK, rencana biaya

operasi dan biaya investasi fungsi field secara teknis dan ekonomis yang

reliable dan achievable.

5. Mengkoordinir pembuatan dan monitoring realisasi dan closed out AFE di

luar field rantau.

6. Menyelenggarakan, mengevaluasi, dan mengendalikan penggunaan

anggaran Operasi dan Kapital fungsi Field secara efektif dan efisien.

7. Menyelenggarakan dan mengevaluasi administrasi arus migas serta

administrasi umum operasi produksi.

c. Ast. Manager Operasi Produksi

Ast. Manager Operasi Produksi Mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai

berikut :

1. Mengkoordinir kegiatan operasi produksi dari kepala sumur sampai ke

sales point secara aman, efektif, dan efisien.

2. Menentukan rencana kerja operasi meliputi upaya-upaya strategi

pencapaian sasaran existing dengan menurunkan low & off, usaha-usaha

optimalisasi produksi serta mengupayakan sumur berproduksi secara

optimal sesuai performance sumur.

3. Mengkoordinir, mengelola, dan mengoperasikan seluruh fasilitas produksi,

mencari solusi permasalahan fasilitas produksi meliputi fasilitas umur,

sistem penyaluran, proses dehydrasi/treatment migas dan penampungan

(53)

4. Mengkoordinir pengelolaan fasilitas uji produksi dan pelaksanaan

pekerjaan uji produksi untuk sumur-sumur bor baru (engineering)dan

existing.

5. Mengupayakan kualitas migas sesuai dengan persyaratan konsumen

(Pertamina UP I Pkl,Brandan) meliputi BS&W kurang dari 0,5% dan kadar

garam kurang dari 7 ptb, dan gas sesuai dengan komitmen kontrak.

6. Mengoptimalkan system saluran minyak dengan cara melakukan utilisasi

sistem trasnportasi minyak sebagai” common use facilities” bersama mitra

usaha.

7. Mengkoordinir dan mengoptimalisasi pemanfaatan gas untuk gas lift dan

penjualan ke konsumen sehingga mengarah ke zero flare gas.

8. Merencanakan, mengendalikan, merealisasikan dan evaluasi anggaran

operasi produksi untuk mendukung pencapaian sasaran produksi.

9. Mengkoordinir pelaksanaan operasi secondary recovery/EOR dan

tercapainya zero discharge.

10.Mengkoordinasi dam memonitor kegiatan trasnportasi produksi mitra usaha

JOB EOR dan TAC.

11.Mengkoordinir pelaksanaan administrasi arus migas.

d. Ast. Manager Work Over dan Well Service

Ast. Manager Work Over dan Well Service mempunyai tugas/kegiatan utama

sebagai berikut :

1. Mengkoordinir, merencanakan, mengendalikan daan mengevaluasi RK dan

Gambar

Tabel 1.1 Pemberian Penghargaan Non Finansial pada PT Pertamina
Tabel 1.2 Kenaikan golongan upah Karyawan pada PT Pertamina
Tabel 1.3 REKAPITULASI KECELAKAAN KERJA
Tabel 1.4 dapat dilihat adanya penurunan produksi minyak selama 3 tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi liniear sederhana yang digunakan untuk mengukur pengaruh Work Family

Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan analisis Regresi linear berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh kompetensi

Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan analisis Regresi Linear Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh Kecedasan Intelektual

Data dianalisis menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif yaitu dengan analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh Motivasi, Lingkungan

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas dan regresi linier .Hasil dari

Analisis yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis data Regresi Linier Berganda yaitu metode yang digunakan untuk melihat pengaruh Belanja

Metode yang digunakan adalah Deskriptif Verifikatif, analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh antara variabel yang satu

Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh Kedisiplinan dan Motivasi