TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA
(Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Dalam Bidang Antropologi
Disusun Oleh :
INGGRID INDRAWATI
060905015
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Halaman Persetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan Oleh :
Nama : Inggrid Indrawati Nim : 060905015 Departemen : Antropologi
Judul : TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara).
Pembimbing Skripsi a.n. Ketua Departemen Sekretaris Departemen
(Drs.Nurman Achmad, M.Soc) (Drs. Irfan Simatupang, M.Si) NIP. 196711181995121002 NIP. 196411041991031002
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Halaman Pengesahan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan Oleh :
Nama : Inggrid Indrawati Nim : 060905015
Judul : TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)
Pada Ujian Komprehensif yang dilakukan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 27 Desember 2010 Pukul : 08.30 WIB
Tempat : Ruang Sidang FISIP-USU
Tim Penguji terdiri dari:
1. Ketua : Drs. Irfan Simatupang, M.Si ( )
2. Anggota I : Drs. Ermansyah M. Hum ( )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa dan Jesus Kristus
yang ada di dalam Kerajaan Sorga. Atas berkat kasih dan anugerah-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul
”TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA". Penelitian ini
dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana S-1 Bidang
Antropologi Sosial di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara
.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus
kepada berbagai pihak:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M.A, sebagai Ketua Departemen Antropologi
Sosial FISIP USU yang telah banyak membantu mulai awal perkuliahan
hingga penulisan skripsi.
3. Bapak Drs. Nurman Achmad, S.Sos, M.Soc, sebagai Pembimbing Utama,
yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis
dan telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi penulis.
4. Bapak Drs. Irfan Simatupang, M.Si, sebagai Ketua Penguji yang telah
memberikan masukan guna perbaikan hasil penelitian ini.
5. Bapak Drs. Ermansyah, M.Hum. sebagai Penguji kedua yang telah
6. Seluruh Dosen di FISIP USU khususnya di Departemen Antropologi dan
seluruh guru baik SDN CANDRABAGA V BEKASI, SLTP NEGERI 14
BEKASI serta SMA St. BELLARMINUS II BEKASI. Sungguh pengabdian
yang luar biasa.
7. Seluruh Staff di FISIP USU khususnya di Departemen Antropologi,
Especially for Kak Nur dan Kak Sofi yang sudah membantu penulis dalam
mengurus kelancaran administrasi selama masa perkuliahan.
8. Untuk My Family, terima kasih kepada Mama (T. Parhusip) dan Bapak (P.
Sihombing), yang telah memberikan kasih sayang serta masukan baik, spirit
maupun materi. Perjuanganku masih akan terus berlanjut, Bless Ur Child!
Saya akan memberikan yang terbaik untuk kalian. Thanks For My Beloved
Brother (Sabar Aswin dan Bungaran Sihombing), yang telah memberikan
semangat dan doa, dan sekarang Saya telah menjadi Sarjana Sosial. Thanks
for my Sister (Mustika Irene), makasih buat semangatnya ya dek! Thanks for
my Sister too Minarti Pandiangan (adikku), makasih buat kasih sayang,
semangat dan nasihatnya selama ini, selesaikan kuliahnya dengan cepat ya.
9. Seluruh mahasiswa di FISIP USU, khususnya yang menjadi informan peneliti,
terima kasih atas ilmu serta informasi yang telah diberikan sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan-rekan kerabatku mahasiswa Antropologi FISIP USU, khususnya
angkatan 2006; I want to say thanks, to My best friend . The First, Erika M.
Nadeak, ” I wish You can finishing Ur Study as soon as”. And then, to Sari
Motivation, I wish You can get the best Job! Begitu banyak kenangan yang
kita lalui bersama selama jadi mahasiswa di FISIP, tertawa, sedih yang pernah
kita lewati bareng-bareng tidak akan aku lupakan. Kepada kerabatku lainnya;
Yani, Santa, Fika, Ruli, Danur, Ayu, Helena, Desy, Hema, Gaby, Lisna S.Sos,
Mimi S.Sos, Rere, Mardiana, Kevin, Charles, Noprianto, Aros, Firman,
Rikky, Oemar, Wilfrid, Deni, Nanta, Umar, Badai, Hendra, Benny S.Sos, dan
Alvian ’Kibo’, Eni, Melda. Terima kasih karena telah menjadi teman
seperjuanganku baik senang maupun sedih dan banyak mengajari banyak hal
selama kuliah di USU ini.
11. Rekan-rekan kerabatku mahasiswa Antropologi FISIP USU dari berbagai
angkatan; thanks for Kak Risa dan Kak Vera (2005) untuk motivasinya, dan
abang-abangku; Bang Kia S.Sos, Ales, Arnov, Bang Erwin Nababan S.Sos,
Heri Manurung, Heri Sianturi, Erold S.Sos, Bambang, Dani S.Sos, Andri, dan
tidak lupa juga kakak-kakakku Arimbi S.Sos, Tika, Tuti, Yenni, dan Naomi
terima kasih buat dukungan dan motivasinya dan tidak ketinggalan juga untuk
adik-adik juniorku yang sudah banyak memberikan motivasi kepadaku:
Puteri, Duma, Harni, Vina, Febri dan lain-lain yang tak bisa disebutkan
namanya satu persatu oleh penulis.
12. Teman-teman seperjuangan dari SMA St. Bell’s sampai bangku perkuliahan
Especially for Lihar, Echie, Yunita, Rani, Nidya, Riska yang selalu
memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsiku. Perjuangan kita tidak
sampai disini, kita akan meraih sukses. ”Tunggu aku di Bekasi
13. Teman-temanku terkasih di IMPERATIF (Ikatan Mahasiswa Pemimpin dan
Kreatif) terkhususnya buat kakak kelompokku yang selalu sabar dan masih
saja terus memberikan perhatian kepadaku walaupun jauh di sana, Especially
for Kak Yanti, thank’s my sista. Buat Bang Lando, Kak Manda, Kak Angel,
Kak Dian, Sulastri, dan Asni terima kasih untuk semangat yang kalian berikan
selama pelayanan dan motivasi untuk cepat menyelesaikan skripsiku.
14. Teman-teman seperjuangan di kos di 712 B. Especially for Emalia Silaban,
Frengky (Purenk/Kiky), Yuki, Sherin, dan kepada teman – teman 712 B yang
tidak dapat disebutkan satu persatu namanya. Terima kasih untuk motivasi
dan dukungan kalian. Mari kita sama-sama berjuang untuk menjadi sukses.
15. Untuk My Best Friend, Tiodora Hia Sinta, Amd. Ucapan Terima kasih, hanya
itu yang bisa aku katakan. Pengorbanan, kasih sayang, masukan/kritik, jasa
tidak akan pernah aku lupakan dari awal kita berteman hingga sampai lulus
menjadi Sarjana. Saya hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik kelak
akan diberikan kepadamu.
16. Untuk Mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial especially to Alecx
Malau S.Sos, yang telah memberikan semangat serta masukkan untuk
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Thank you so much! You Great.
17. Untuk Bang Inshan yang telah memberikan kasih sayang, semangat serta
dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
18. Untuk Seluruh Keluarga Besar Mama terkhusus kepada keluarga Tulang Toni,
keluarga Tulang Kampung Juhar, keluarga Tulang Vero, keluarga Tulang
Keluarga Besar Bapak terkhusus kepada keluarga Namboru Kakak Rida,
keluarga Namboru Lena, keluarga Uda Putra, keluarga Uda Gaby, keluarga
Uda Elina. Trimakasih untuk segala sesuatu yang kalian berikan baik
semangat, masukan, materi. Pengorbanan yang tidak akan terlupakan.
Sekarang Saya sudah menjadi Sarjana Sosial. Semoga Tuhan memberikan
yang terbaik kepada Saya serta Kalian.
19. Semua Pihak yang belum penulis sebutkan pada kesempatan ini, yang telah
membantu penulisan selama proses skripsi.
Penulis menyadari akan keterbatasan baik itu kekurangan serta kelemahan
skripsi atau hasil penelitian ini. Untuk itu, koreksi dan masukan dari berbagai
pihak guna penyempurnaan hasil penelitian ini sangat penulis harapkan. Semoga
tulisan ini berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Terima kasih atas segala perhatian dan semoga bermanfaat.
Medan, Desember 2010 Hormat Saya,
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ...ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL ... xii
ABSTRAK ...xiii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Ruang Lingkup Permasalahan dan Lokasi Penelitian ... 6
1.2.1. Ruang Lingkup Permasalahan ... 6
1.2.2. Lokasi Penelitian ... 6
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 7
1.3.2. Manfaat Penelitian ... 7
1.4. Tinjauan Pustaka ... 7
1.5. Metode Penelitian ... 21
1.5.1. Tipe Penelitian ... 21
1.5.2. Teknik Pengumpulan Data ... 21
1.5.3. Teknik Analisis Data ... 23
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ... 24
2.5. Tata Ruang Kampus ... 39
3.3.1.8. Teman Yang Online ... 57
3.3.2. Menu Profile ... 57
3.3.4.2. Obrolan Facebook ... 62
3.3.4.3. Pemberitahuan ... 64
3.3.4.4. Permainan ... 64
3.3.5. Kelebihan serta Kekurangan Facebook dibanding Friendster ... 66
3.3.5.1. Kelebihan Facebook dibanding Friendster ... 66
BAB IV. TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA
SEBAGAI SUATU GAYA HIDUP
4.1. Faktor Pendorong Mahasiswa Menggunakan Facebook ... 70
4.1.1. Faktor Gengsi Terhadap Teman ... 70
4.1.2. Faktor Keinginan ... 71
4.1.3. Faktor Hiburan Dalam Mengisi Rasa Jenuh... 72
4.2. Kegunaan Facebook Bagi Mahasiswa FISIP ... 73
4.2.1. Menjalin Pertemanan ... 74
4.2.2. Ajang Pencarian jodoh ... 74
4.2.3. Bermain Games ... 75
4.2.4. Media Informasi serta Diskusi ... 76
4.3. Gaya Hidup Yang Ditimbulkan Dengan Adanya Tren Facebook Di Kalangan Mahasiswa... 76
4.4. Perubahan Nilai Dengan Adanya Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP USU ... 77
4.5. Aktivitas – Aktivitas Yang Dilakukan Mahasiswa Saat Mengakses Facebook di FISIP USU ... 78
4.6. Pandangan Mahasiswa Terhadap Kehadiran Facebook Sebagai Suatu Tren ... 82
4.6.1. Segi Kesehatan ... 83
4.6.2. Segi Pendidikan ... 83
4.6.3 Segi Ekonomi ... 85
BAB V. ANALISIS 5.1. Faktor Pendorong Mahasiswa Menggunakan Facebook ... 86
5.2. Kegunaan Facebook Bagi Mahasiswa FISIP ... 88
5.3. Gaya Hidup Yang Ditimbulkan Dengan Adanya Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa... 88
5.5. Aktivitas – Aktivitas Yang Dilakukan Mahasiswa
Saat Mengakses Facebook di FISIP USU ... 91 5.6. Pandangan Mahasiswa Terhadap Kehadiran Facebook
sebagai Suatu Tren ... 91
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 92 5.2. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 98
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Departemen beserta jumlah staf pengajar FISIP USU ...48
Tabel 2: Himpunan Mahasiswa Jurusan FISIP USU ...50
ABSTRAK
Inggrid Indrawati 2010, Judul : Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara). Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 119 halaman, 3 tabel, 27 gambar, 38 daftar pustaka, 4 lampiran.
Penelitian ini mengkaji tentang : “Tren Facebook di Kalangan
Mahasiswa”. Penelitian ini bertempat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara di Jl. Dr. Sofyan No. 1 Kampus USU, Medan. Penelitian ini membahas permasalahan tentang Bagaimana Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP USU sehingga menimbulkan suatu gaya hidup, apa alasan mahasiswa FISIP menggunakan facebook, bagaimana gaya hidup yang ditimbulkan dengan adanya tren facebook terhadap mahasiswa FISIP, aktivitas apa yang dilakukan mahasiswa saat mengakses facebook, bagaimana pandangan mahasiswa FISIP terhadap kehadiran facebook yang dijadikan sebagai tren serta apakah kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP.
Tujuan Penelitian adalah mendeskripsikan Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP dan melihat gaya hidup yang ditimbulkan oleh facebook yang dijadikan sebagai suatu tren. Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa ini dikaji melalui pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif yakni melihat kehadiran facebook sebagai suatu tren bagi kalangan mahasiswa FISIP USU. Dalam pengumpulan data menggunakan observasi parisipasi dan wawancara kepada 12 informan. Observasi dilengkapi dengan kamera foto. Wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam dan sambil lalu. Instrumen yang digunakan selain peneliti dibantu dengan pedoman wawancara yang dilengkapi dengan perekam serta catatan lapangan. Analisa data dilakukan dari awal hingga penelitian berlangsung yang diurutkan ke dalam pola, tema dan kategori-kategori serta dilakukan pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa facebook merupakan tren karena hampir sebagian besar mahasiswa di FISIP memiliki facebook. Gaya hidup yang ditimbulkan adalah gaya hidup hedonisme yang mengarah kepada budaya konsumerisme. Nilai yang dianggap tinggi oleh manusia sudah mulai berubah, seperti soal waktu, makna dari pekerjaan serta hubungan sesama manusia tidak lagi dianggap penting karena dengan kehadiran facebook mahasiswa menjadi lupa waktu dan tidak mengahargai waktu, melupakan tugasnya sebagai pelajar serta sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya menjadi berkurang. Aktivitas yang dilakukan adalah interaksi di dunia nyata dan maya. Pandangan mahasiswa terhadap kehadiran facebook menimbulkan persoalan yaitu dari segi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP adalah menjalin pertemanan, ajang pencarian jodoh, bisnis online, bermain games dan wadah diskusi.
ABSTRAK
Inggrid Indrawati 2010, Judul : Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara). Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 119 halaman, 3 tabel, 27 gambar, 38 daftar pustaka, 4 lampiran.
Penelitian ini mengkaji tentang : “Tren Facebook di Kalangan
Mahasiswa”. Penelitian ini bertempat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara di Jl. Dr. Sofyan No. 1 Kampus USU, Medan. Penelitian ini membahas permasalahan tentang Bagaimana Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP USU sehingga menimbulkan suatu gaya hidup, apa alasan mahasiswa FISIP menggunakan facebook, bagaimana gaya hidup yang ditimbulkan dengan adanya tren facebook terhadap mahasiswa FISIP, aktivitas apa yang dilakukan mahasiswa saat mengakses facebook, bagaimana pandangan mahasiswa FISIP terhadap kehadiran facebook yang dijadikan sebagai tren serta apakah kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP.
Tujuan Penelitian adalah mendeskripsikan Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP dan melihat gaya hidup yang ditimbulkan oleh facebook yang dijadikan sebagai suatu tren. Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa ini dikaji melalui pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif yakni melihat kehadiran facebook sebagai suatu tren bagi kalangan mahasiswa FISIP USU. Dalam pengumpulan data menggunakan observasi parisipasi dan wawancara kepada 12 informan. Observasi dilengkapi dengan kamera foto. Wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam dan sambil lalu. Instrumen yang digunakan selain peneliti dibantu dengan pedoman wawancara yang dilengkapi dengan perekam serta catatan lapangan. Analisa data dilakukan dari awal hingga penelitian berlangsung yang diurutkan ke dalam pola, tema dan kategori-kategori serta dilakukan pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa facebook merupakan tren karena hampir sebagian besar mahasiswa di FISIP memiliki facebook. Gaya hidup yang ditimbulkan adalah gaya hidup hedonisme yang mengarah kepada budaya konsumerisme. Nilai yang dianggap tinggi oleh manusia sudah mulai berubah, seperti soal waktu, makna dari pekerjaan serta hubungan sesama manusia tidak lagi dianggap penting karena dengan kehadiran facebook mahasiswa menjadi lupa waktu dan tidak mengahargai waktu, melupakan tugasnya sebagai pelajar serta sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya menjadi berkurang. Aktivitas yang dilakukan adalah interaksi di dunia nyata dan maya. Pandangan mahasiswa terhadap kehadiran facebook menimbulkan persoalan yaitu dari segi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP adalah menjalin pertemanan, ajang pencarian jodoh, bisnis online, bermain games dan wadah diskusi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang MasalahManusia merupakan makhluk sosial. Dalam kehidupannya, manusia tidak
dapat hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi
dengan sesamanya. Ini merupakan kodrat manusia yang selalu ingin berhubungan
dengan sesamanya.
Interaksi merupakan alasan mengapa manusia disebut sebagai makhluk
sosial. Interaksi dapat terjadi dengan saling berhadapan, bekerjasama, berbicara,
berjabat tangan atau bahkan terjadi dengan pertikaian dan persaingan. Interaksi
sosial dapat terjadi apabila memenuhi dua aspek, yaitu adanya kontak sosial dan
komunikasi. Komunikasi timbul setelah kontak sosial terjadi bahkan sering kali
seseorang tersebut salah mengartikan dan mengerti makna tersebut sehingga tidak
terjadi komunikasi antar individu (Koentjaraningrat, 1986:162). Dalam
komunikasi, manusia saling tukar menukar informasi, juga tercakup saling
pengaruh - mempengaruhi serta adanya ekspresi emosi tertentu yang sifatnya non
– verbal.
Seiring dengan perkembangan waktu dan modernisasi1
1
Modernisasi adalah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini (KBBI)
, kini komunikasi
dengan menggunakan alat - alat teknologi2 seperti salah satunya komputer. Hanya
dengan bermodal sebuah komputer dengan sambungan LAN3
Di Indonesia dapat ditemukan warung internet (warnet) yang bersebaran
disepanjang pinggiran jalan. Selain itu, banyak tempat – tempat umum, lembaga
pendidikan, kafe, mal dan tempat – tempat rekreasi yang menawarkan jasa hotspot
atau wi-fi
, seseorang dapat
mengakses internet dengan mudah dan bebas selama 24 jam setiap harinya
(non-stop) di sebagian besar penjuru dunia. Internet menjadi sebuah kebutuhan dan
aktivitas tetap manusia sebagai anggota masyarakat, selain menjadi cara alternatif
seeorang untuk bergaul sebagai makhluk sosial. Kehadiran internet memudahkan
mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang belum tentu bisa ditemukan secara
langsung dalam media cetak yang dijumpai sehari – hari terutama karena
berhalangan cara dan biaya yang tak sedikit.
4
untuk mereka yang memiliki laptop5 dan telepon-genggam6.
Disamping itu, banyak tipe telepon genggam yang telah dilengkapi dengan
aplikasi web browser7
2
Teknologi secara umum dilihat sebagai proses kegiatan manusia untuk tujuan-tujuan praktis agar mempermudah kehidupan.
3
LAN (Local Area Network) adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil.
4
Wifi (Wireless Fidelity) merupakan koneksi internet tanpa kabel yang memudahkan dalam transfer data. Dimana wifi tersebut berada pada titik akses koneksi atau hotspot (www.google.co.id/pengertian-wifi.html/
5
Laptop adalah Komputer pribadi yang agak kecil yang dapat dibawa – bawa dan dapat ditempatkan dipangkuan pengguna, terdiri atas satu perangkat yang mencakupi papan tombol, layer tampilan, mikroprosesor, biasanya dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
6
Telepon-genggam adalah telepon dengan antena tanpa kabel yang dapat dibawa kemana – mana (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
. Seiring dengan perkembangan pesat itu, banyak situs dan
7
aplikasi pertemanan, diantaranya adalah friendster, facebook dan lain - lain
(Harliati, 2008).
Situs pertemanan yang paling banyak diminati oleh sebagian besar
masyarakat adalah friendster dan facebook, tetapi pada saat sekarang ini facebook
lah yang paling diminati oleh masyarakat. Awalnya, friendster merupakan situs
jaringan sosial yang diminati sebelum facebook. Banyak pengguna friendster yang
berpindah ke facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan
mengikuti selera masyarakat. facebook memiliki sederet fitur yang
memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting,
tag foto, game, dan update status ”what are you doing now” yang dinilai lebih
keren dari friendster
Facebook (buku muka) merupakan salah satu situs jaringan sosial8
dengan beberapa fasilitas yang awalnya dibuat seseorang untuk dapat menjalin
pertemanan dan komunikasi secara aktif dengan orang atau badan organisasi,
tanpa dibatasi dengan jarak, ruang dan waktu. Facebook merupakan situs jaringan
sosial yang ditemukan oleh Mark Elliot Zuckerberg pada tanggal 4 Februari 2004.
Kemudian facebook menyebar ke seluruh dunia pada akhir tahun 2007. Awalnya,
facebook dengan situs
facebook dengan situs
mahasiswa Universitas Harvard. Namun, setelah beberapa waktu, target pengguna
8
adalah seluruh mahasiswa dan masyarakat umum, siapapun boleh mendaftar di
facebook dan berinteraksi dengan orang – orang yang mereka kenal atau belum
dikenal (Harliati, 2008).
Jaringan sosial di internet terfokus untuk membangun komunitas9
(manusia) secara online untuk berbagai kesukaan, hobi, dan aktifitas. Facebook
merupakan situs jaringan sosial yang diminati oleh semua golongan masyarakat
yaitu salah satunya pelajar (mahasiswa). Facebook di kalangan mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara bukanlah hal
yang asing lagi. Bagi mereka facebook merupakan tren10
Mahasiswa merupakan seseorang yang belajar di tingkat perguruan
tinggi, dimana mereka bukan hanya dituntut untuk lulus dengan mendapat
predikat IPK (Indeks Predikat Komulatif) yang baik tetapi juga dituntut untuk bisa
berkomunikatif, disiplin, mandiri, dan lain – lain. Sifat dari mahasiswa yang . Facebook dijadikan
sebagai tren sehingga menimbulkan suatu gaya hidup bagi pemakai facebook
khususnya di kalangan mahasiswa. Dimana, mereka yang memiliki facebook tidak
ingin ketinggalan dari teman – temannya yang sudah menggunakan facebook,
serta gengsi bila mereka dinilai ketinggalan zaman dan “tidak up to date” atau
“gaptek (gagap teknologi)” oleh teman – teman di lingkungan sekitarnya.
9
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya ketertarikan yang sama (http://airachma.wordpress.com/2009/10/11/pengertian-komunitas/)
10
menjadi kebiasaan adalah sering berkumpul bersama teman – temannya disekitar
lingkungan kampus yaitu dengan bercerita – cerita hingga berjam - jam.
Di kampus FISIP sendiri memiliki fasilitas wi-fi yang dapat memberikan
kemudahan untuk mengakses situs facebook dan informasi yang dapat menambah
pengetahuan mahasiswa. Dengan membawa Laptop serta Telepon - Genggam ke
kampus yang didukung LAN, mahasiswa dapat menggunakan fasilitas wi-fi secara
gratis dan non – stop. Mahasiswa juga dapat menikmati situs facebook dengan
aplikasi web browser dari telepon genggam yang membutuhkan biaya untuk dapat
mengaksesnya.
Facebook dijadikan sebagai suatu tren bagi mahasiswa yang
menimbulkan suatu gaya hidup bagi setiap penggunanya. Menurut Pulmer (1983)
gaya hidup adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana
orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting
dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia
sekitarnya (Lihat
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1280&bih=602&q=gaya+hidup+pulmer+&aq=f&aqi=&aql=&oq=& gs_rfai=&fp=4ba4fd3435162061)
Berdasarkan uraian diatas, dengan facebook yang maraknya dipergunakan
oleh banyak orang terkhusus mahasiswa, maka pentinglah kiranya mengkaji
Kehadiran facebook di kalangan mahasiswa yang dijadikan sebagai tren karena
1.2.
Ruang Lingkup Permasalahan dan Lokasi Penelitian1.2.1. Ruang Lingkup Permasalahan
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimana tren facebook di kalangan mahasiswa
FISIP USU sehingga menjadikannya sebagai suatu gaya hidup? Penelitian ini
berusaha mengungkapkan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Apa alasan mahasiswa FISIP menggunakan facebook ?
2. Apakah kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP?
3. Bagaimana gaya hidup yang ditimbulkan dengan adanya suatu tren
Facebook di kalangan mahasiswa FISIP ?
4. Bagaimana perubahan nilai yang ditimbulkan dengan adanya tren
facebook terhadap mahasiswa FISIP ?
5. Aktivitas apa yang dilakukan mahasiswa FISIP saat membuka facebook?
6. Bagaimanan pandangan mahasiswa FISIP terhadap kehadiran facebook
sebagai suatu tren?
1.2.2. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara yang berada di Jl. Dr. Sofyan No. 1, Padang
Bulan, Medan karena sehubungan dengan masalah yang telah diuraikan diatas.
Adapun alasan lain pemilihan lokasi ini, adalah :
a. Ingin terfokus kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
b. Lokasi menurut si peneliti dinilai sangat strategis karena merupakan lokasi
kampus si peneliti, sehingga peneliti dapat lebih mudah untuk mengatur
dan juga dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan selama penelitian
dilakukan.
c. Hampir sebagian besar mahasiswa FISIP menggunakan facebook
d. Tersedia jaringan wi-fi gratis di kampus FISIP, sehingga memudahkan
mahasiswa untuk mengakses situs facebook
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Tren facebook di
kalangan mahasiswa FISIP dan melihat gaya hidup yang ditimbulkan oleh
facebook yang dijadikan sebagai tren.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini secara akademis yaitu dapat menambah
wawasan keilmuan dalam kaitannya dengan kehadiran facebook di kalangan
mahasiswa, khususnya di FISIP – USU. Kemudian secara praktis, dapat
memberikan masukan kepada pihak – pihak yang berkepentingan dalam hal
membuat berbagai kebijakan tentang masalah tersebut.
1.4.
Tinjauan PustakaManusia merupakan makhluk hidup yang didasarkan oleh dorongan
naluri untuk dapat mempertahankan hidup, yaitu dorongan karena adanya suatu
semua jenis makhluk mampu mempertahankan hidupnya di muka bumi ini
(Koentjaraningrat, 1986:109). Di dalam kehidupannya, untuk dapat bertahan
hidup, manusia juga perlu melakukan interaksi dengan sesamanya, karena adanya
keinginan manusia untuk mencari makan demi keberlangsungan hidup yaitu
dengan cara berkomunikasi.
Sejak permulaan, tujuan utama teknologi masyarakat adalah untuk
menggunakan prasarana, aplikasi, dan layanan informasi dan komunikasi untuk
memberdayakan dan melestarikan modal sosial masyarakat lokal (jaringan,
organisasi, kelompok, aktivitas, dan nilai yang mendasari kehidupan masyarakat).
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi, jarak
yang jauh bukanlah suatu hambatan bagi seseorang untuk berkomunikasi, dan
juga menjalin komunikasi dengan orang – orang dari berbagai belahan dunia.
Perkembangan teknologi yang canggih semakin mempermudah dalam
memperoleh berbagai informasi. Dengan adanya media, baik cetak maupun
elektronik mempengaruhi kehidupan kita seperti internet dapat memberikan
sebuah gaya hidup masa kini khususnya mahasiswa.
Facebook merupakan suatu situs jaringan sosial yang sedang diminati
mahasiswa pada saat ini. Seseorang yang tidak memiliki facebook dianggap
ketinggalan zaman karena tidak mampu mengikuti tren. Facebook yang dimiliki
oleh hampir semua mahasiswa di FISIP – USU dijadikan sebagai suatu gaya
hidup. Abdullah (2006) mengatakan bahwa perkembangan televisi dan media
peranan penting dalam menarik minat massa untuk mengkonsumsi produk global
yang secara langsung mempengaruhi gaya hidup.
Menurut Pulmer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),
apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang
mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Gaya hidup bisa merupakan identitas
kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri – ciri unik
tersendiri. Gaya hidup secara luas diidentifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka
sendiri dan juga dunia sekitarnya (pendapat). Gaya hidup pada prinsipnya adalah
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat dilihat bahwa uang serta waktu merupakan faktor penentu
timbulnya suatu gaya hidup. Selain itu, Amstrong (dalam Nugraheni, 2003)
mengatakan bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang
dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau
mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan. Sedangkan dalam
pernyataan Amstrong dapat dilihat bahwa gaya hidup dapat dilihat dari kegiatan
Adapun bentuk – bentuk gaya hidup, menurut Chaney (dalam Idi
Subandy,1997) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :
a. Industri Gaya Hidup
Pada bentuk gaya hidup seperti ini tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun
menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka
kamu ada!” adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan
kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup
untuk sebagian besar adalah industri penampilan.
b. Iklan Gaya Hidup
Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para politisi,
individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi
informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya
citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan
yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan
memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara
halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga
perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.
c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup
Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa
dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti membantu
dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya
konsumen, identitas menjadi suatu sandaran “aksesori fashion”. Wajah generasi
sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti
(celebrity-inspired identity), cara mereka berselancar di dunia maya (Internet),
cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan
citra mereka digunakan demi momen untuk membantu konsumen dalam parade
identitas.
d. Gaya Hidup Mandiri
Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu
yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan
kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan
tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi.
Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan
memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko
dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya
hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia
akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab,
serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian
tersebut.
e. Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk
mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar
rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup menurut pendapat
Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari
perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk
mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya
proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 (dua) faktor yaitu
1. Faktor internal (faktor dari dalam) yaitu sikap, pengalaman dan
pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003)
dengan penjelasannya sebagai berikut:
a. Sikap
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui
pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa
tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan
sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,
pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat
dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari
c. Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara
berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d.
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri.
Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk
menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek.
Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap
suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan
perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri
merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa
aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif.
Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan
membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti
mengenai dunia.
2. Adapun faktor eksternal (faktor dari luar) Nugraheni (2003) sebagai
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang
memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut
menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi
pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota
didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan
individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dalam pembentukan sikap dan
perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan
anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan
lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan
para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang
sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam
masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya
tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta
kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha
yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang
dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya
d. Kebudayaan
Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan
bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).
Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep
diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi,
keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.
Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap
kelompok akan mempunyai ciri – ciri unik tersendiri. Gaya hidup secara luas
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang
mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka
pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (pendapat). Gaya
hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan
uangnya Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat dilihat bahwa uang serta waktu merupakan faktor penentu
timbulnya suatu gaya hidup. Selain itu, Amstrong (dalam Nugraheni, 2003)
mengatakan bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang
dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau
pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan. Sedangkan dalam
pernyataan Amstrong dapat dilihat bahwa gaya hidup dapat dilihat dari kegiatan
individu.
Menurut Suparlan (1996), setiap makhluk sosial memiliki kemampuan
untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya. Dan
itu dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan dan mendorong suatu perilaku.
Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat perilaku tiap –
tiap individu ketika melakukan interaksi yang efektif. Semua itu ditujukan untuk
mewujudkan sikap, pikiran, dan perasaan sehingga dapat tergambarkan perilaku
yang khas pada masyarakat tersebut.
Facebook dapat diakses melalui media elektronik seperti laptop dan
telepon genggam. Apalagi dengan layanan wi-fi di kampus, mereka dapat lebih
mudah membuka facebook secara gratis. Bagi mereka yang tidak memiliki
perangkat LAN dalam telepon genggam dapat menggunakan layanan web browser
pada telepon genggam, tetapi dalam hal ini memerlukan biaya untuk dapat
mengaksesnya.
Seseorang yang mengikuti tren, tidak akan tanggung – tanggung
mengeluarkan banyak uang hanya untuk sebuah pengakuan supaya tidak
ketinggalan zaman. Dengan perilaku yang seperti tersebut, maka mereka akan
melakukan apa saja hanya untuk memenuhi kepentingan tersebut, tanpa
menyadari bahwa secara perlahan telah terjerat kepada budaya konsumtif apabila
dibiarkan secara terus – menerus. Featherstone (1993) mengatakan bahwa tanpa
masyarakat dengan budaya konsumen (consumer culture) yang mengarah pada
perilaku konsumtif Baudrillard, yaitu bahwa konsumsi membutuhkan manipulasi
simbol-simbol secara aktif. Bahkan menurut Baudrillard, yang dikonsumsi bukan
lagi use atau exchange value, melainkan “symbolic value”, maksudnya orang
tidak lagi mengkonsumsi objek berdasarkan karena kegunaan atau nilai tukarnya,
melainkan karena nilai simbolis yang sifatnya abstrak dan terkonstruksi.
Konsumerisme juga terjadi seiring dengan meningkatnya ketertarikan masyarakat
terhadap perubahan dan inovasi, sebagai respon terhadap pengulangan yang
sangat cepat dari hal-hal yang lama atau pencarian terhadap hal yang baru: produk
baru, pengalaman baru dan citra baru
Marshall McLuhan, mengatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia
itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku
dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk
bergerak dari satu abad teknologi lain. Sama halnya dengan yang diungkapkan
Poespowardojo (1989) kedatangan teknologi yang membawa serta struktur
tersendiri dan jaringan otomatisasi yang mampu memasuki seluruh bidang
kehidupan yang cukup jauh dalam kehidupan tradisional, seperti tercermin dalam
kecenderungan dan perubahan gaya ataupun cara hidup masyarakat.
Menurut Kluckhohn dan Strodtbeck (dalam Koentjaraningrat, 1990:78)
menyatakan bahwa soal – soal yang paling tinggi nilainya dalam hidup manusia
dan yang ada dalam tiap manusia dan yang dalam tiap kebudayaan di dunia,
hidup manusia; (2) soal man nature, atau soal makna dari hubungan manusia
dengan alam sekitarnya, (3) soal time, atau persepsi manusia mengenai waktu; (4)
soal activity, atau soal makna dari pekerjaan, karya dan amal perbuatan manusia;
(5) soal relational, atau hubungan manusia dengan sesama manusia. Secara
teknikal, kelima masalah tersebut sering disebut value orientations atau “orientasi
nilai budaya”.
Menurut Soerjono Soekanto faktor pendorong terjadinya perubahan
adalah adanya kontak dengan kebudayaan masyarakat lain, sistem pendidikan dan
ilmu pengetahuan yang maju, sistem lapisan masyarakat yang berbeda, penduduk
yang heterogen serta ketidakpuasan manusia, sikap menghargai hasil karya orang
dan keinginan untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang
menyimpang nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup
Schwartz (1994) juga menjelaskan bahwa nilai adalah (1) suatu
keyakinan, (2) berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu,
(3) melampaui situasi spesifik, (4) mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap
tingkah laku, individu, dan kejadian-kejadian, serta (5) tersusun berdasarkan
derajat kepentingannya. Pemahaman tentang nilai tidak terlepas dari pemahaman
tentang bagaimana nilai itu terbentuk. Schwartz berpandangan bahwa nilai
merupakan representasi kognitif dari tiga tipe persyaratan hidup manusia yang
universal, yaitu :
1. kebutuhan individu sebagai organisme biologis
3. tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan
kelangsungan hidup kelompok (Schwartz & Bilsky, 1987; Schwartz, 1992,
1994).
Nilai sebagai sesuatu yang lebih diinginkan harus dibedakan dengan yang
hanya ‘diinginkan’, di mana ‘lebih diinginkan’ mempengaruhi seleksi berbagai
modus tingkah laku yang mungkin dilakukan individu atau mempengaruhi
pemilihan tujuan akhir tingkah laku (Kluckhohn dalam Rokeach, 1973). ‘Lebih
diinginkan’ ini memiliki pengaruh lebih besar dalam mengarahkan tingkah laku,
dan dengan demikian maka nilai menjadi tersusun berdasarkan derajat
kepentingannya. Sebagaimana terbentuknya, nilai juga mempunyai karakteristik
tertentu untuk berubah. Karena nilai diperoleh dengan cara terpisah, yaitu
dihasilkan oleh pengalaman budaya, masyarakat dan pribadi yang tertuang dalam
struktur psikologis individu (Danandjaja, 1985), maka nilai menjadi tahan lama
dan stabil (Rokeach, 1973). Jadi nilai memiliki kecenderungan untuk menetap,
walaupun masih mungkin berubah oleh hal-hal tertentu. Salah satunya adalah bila
terjadi perubahan sistem nilai budaya di mana individu tersebut menetap
(Danandjaja, 1985)
Schwartz (1992, 1994) mengemukakan adanya 10 tipe nilai (value types)
yang dianut oleh manusia, yaitu : Power, Achievement, Hedonism, Stimulation,
Self-directio,Universalism, Benevolence, Tradition, Conformit, dan Security
Fungsi utama dari nilai dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai sebagai standar (Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994), fungsinya ialah:
a) Membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu dalam social
issues tertentu (Feather, 1994).
b) Mempengaruhi individu untuk lebih menyukai ideologi politik tertentu
dibanding ideologi politik yang lain.
c) Mengarahkan cara menampilkan diri pada orang lain.
d) Melakukan evaluasi dan membuat keputusan.
e) Mengarahkan tampilan tingkah laku membujuk dan mempengaruhi orang
lain, memberitahu individu akan keyakinan, sikap, nilai dan tingkah laku
individu lain yang berbeda, yang bisa diprotes dan dibantah, bisa
dipengaruhi dan diubah.
2. Sistem nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik dan
pengambilan keputusan (Feather, 1995; Rokeach, 1973; Schwartz, 1992,
1994). Situasi tertentu secara tipikal akan mengaktivasi beberapa nilai dalam
sistim nilai individu. Umumnya nilai-nilai yang teraktivasi adalah nilai-nilai
yang dominan pada individu yang bersangkutan.
3. Fungsi motivasional
Fungsi langsung dari nilai adalah mengarahkan tingkah laku individu dalam
situasi sehari-hari, sedangkan fungsi tidak langsungnya adalah untuk
mengekspresikan kebutuhan dasar sehingga nilai dikatakan memiliki fungsi
motivasional. Nilai dapat memotivisir individu untuk melakukan suatu
intensitas emosional tertentu terhadap tingkah laku (Schwartz, 1994). Hal ini
didasari oleh teori yang menyatakan bahwa nilai juga merepresentasikan
kebutuhan (termasuk secara biologis) dan keinginan, selain tuntutan sosial
(Feather, 1994; Grube dkk., 1994)
(http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/aspek-nilai.html)
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1. Tipe penelitian
Tipe penelitian ini bertipekan deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif mencapai sasaran yang akan dituju, yakni melihat kehadiran
facebook sebagai tren bagi kalangan mahasiswa yang ada di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
1.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikategorikan atas 2 (dua) jenis, yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data utama yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara.Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasi 11
11
Observasi partisipasi adalah si peneliti atau si pengamat melakukan pemeriksaan dengan melibatkan diri dengan yang diamatinya. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai orang yang ikut dalam partisipasi yang melihat gejala yang diamati tersebut dengan menggunakam kacamata atau referensi dengan standar tertentu. Seorang peneliti atau ahli ilmu sosial misalnya dengan menggunakan konsep – konsep dan teori – teori yang digunakan dalam penelitian (Lubis, 2007)
. Observasi partisipasi ini bertujuan, antara lain: (a) mengamati orang
yang berkumpul di tempat yang tersedia jaringan wi-fi (b) mengamati situs apa
(b) mengamati bagaimana gaya hidup mahasiswa pengguna facebook (c)
mengamati serta melihat aplikasi apa yang sering digunakan mahasiswa saat
membuka facebook. Hasil pengamatan dituangkan ke dalam catatam pengamatan
lapangan. Hal tersebut dapat memudahkan peneliti untuk membaca kembali
informasi yang sudah diberikan informan di lapangan. Partisipasi yang dilakukan
peneliti adalah dengan ikut melakukan aktivitas yang sama seperti mahasiswa
pengguna facebook lakukan seperti membawa laptop dan duduk di daerah sekitar
wi-fi sehingga memungkinkan peneliti untuk dapat melakukan wawancara serta
pengamatan secara langsung mengenai apa yang dilakukan oleh mahasiswa saat
menggunakan facebook.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam (depth interview)12
12
Wawancara Mendalam (depth interview) yaitu penelitian kualitatif biasanya lebih sering menggunakan wawancara mendalam daripada wawancara terstruktur (menggunakan kuesioner) dalam proses pengumpulam data lapangan. Wawancara mendalam biasanya dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) sebagai panduan yaitu, berisi seperangkat pertanyaan terbuka sesuai dengan aspek – aspek yang ingin didapatkan informasinya (Lubis, 2007)
dan sambil lalu (indepth interview), dilakukan
dengan bantuan pedoman wawancara (interview guide). Wawancara ditujukan
kepada para informan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan pokok /
kunci serta informan biasa. Informan pokok merupakan informan yang
mengetahui secara pasti mengenai suatu masalah yang ada dalam masyarakat
tersebut dan yang menjadi perhatian seperti mahasiswa yang sering menggunakan
informasi terkait dengan penelitian ini. Adapun yang menjadi informan biasa
adalah mahasiswa yang memiliki facebook.
Wawancara ini juga dilengkapi dengan alat perekam (recorder) sebagai
alat bantu peneliti untuk merekam segala informasi saat mewawancarai para
informan. Penelitian ini juga dibantu dengan kamera foto sebagai alat bantu untuk
mendokumentasikan hal – hal yang ditemukan dilapangan yang juga berkaitan
dengan masalah penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang dapat menyempurnakan hasil
observasi dan wawancara yaitu yang diperoleh dari bagian administrasi kampus
FISIP. Peneliti mengambil referensi dari buku – buku, surat kabar, jurnal, buletin
dan artikel dan internet.
1.5.3. Teknik Analisis Data
Analisis Data yang telah dilakukan adalah secara kualitatif. Pertama,
peneliti akan mengumpulkan dan mengkategorikan data – data yang telah peneliti
peroleh dari lapangan. Kemudian data tersebut akan diperkuat dengan data
kepustakaan serta media massa yang memberitakan tentang facebook di kalangan
mahasiswa yang berasal dari kampus mana saja, yang dijadikan sebagai suatu
perbandingan dengan facebook di kalangan mahasiswa FISIP. Kemudian peneliti
akan melihat hubungan – hubungan terhadap data – data yang sudah
dikategorikan. Selanjutnya, hasil dari observasi yang telah peneliti lakukan di
lapangan juga dicantumkan dalam menganalisis data. Pada tahap akhir, peneliti
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke – 9
(sembilan) di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian
FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang sosial, admininstrasi dan
manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum pada tahun 1979.
Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution,
Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H, dan beberapa
dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan,
S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980 mulanya
FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum
USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution
sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU
Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.
Jurusan Ilmu pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima
mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan
jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan petama kali dimulai
tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof.
Dr.AP Parlindungan, S.H di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU
Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas
Hukum USU, namun kegiatan dan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di
Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan
BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya
pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung
Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu
Pengetahuan Masyarakat merupakan ‘embrio’ (cikal bakal) berdirinya FISIP
USU.
Berkat perjuangan dan usaha, yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka 2
(dua) tahun kemudian tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 september 1982. Dalam Surat
keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke – 9 (sembilan) di USU. Semua
mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu pengetahuan Masyarakat tersebut
menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada saat itu mahasiswa yang kuliah di FISIP
USU belum dibagi ke dalam jurusan – jurusan, karena ketentuan jurusan yang
akan dibuka di FISIP USU belum ada.
Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofyan no. 1 Kampus USU.
Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas
Pertanian USU.
Adapun Pejabat Sementara para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai
pejabatnya adalah:
2. Pembantu dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution
3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren
Pada tahun Akademi 1982/1983 jumlah mahasiswa yang diterima pada
FISIP USU adalah sebanyak 73 orang. Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang
untuk pertama kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa
angkatan 1980/1981. Sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang
Mahasiswa Jln. Universitas Kampus USU Medan.
Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU
mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah di lingkungan USU,
disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu:
1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara
2. Jurusan Ilmu Komunikasi
3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan Antropologi
Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara
bertahap hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki
dosen pada masing – masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah
Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki
jurusan sampai semester VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk
memilih satu dari dua jurusan yang ada.
Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka
melalui SIPENMARU, FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa.
Adapun jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu
sebanyak 74 orang.
Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs. Adham Nasution
yang sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi
Dekan FISIP USU yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendiidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 77121/C.I/83 dengan
masa periode 1983-1986.
Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para
pembantunya yaitu sebagai berikut:
1. Pembantu Dekan I : Dra. Arnita Zainuddin
2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution
3. Pembantu Dekan III : Drs. Arifin Siregar
Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia No.4K Tahun 1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru
Besar pertama di FISIP USU.
Melalui Proyek Pembangunan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka
pada tahun 1984 gedung FISIP USU telah selesai di bangun di Jalan Dr. A.
tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan perkuliahan maupun kegiatan
administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung
baru tersebut.
Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui
SIPENMARU berjumlah 71 orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu
Administasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi.
Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mencetak alumni
pertama sebanyak 10 orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas
nama Suwardi Lubis, Mukti Sitompul, dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7
orang dari jurusan Ilmu Administrasi yaitu atas nama Zakaria, Marlon Sihombing,
Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul Sihombing, Henry Lubis, dan
Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini diadakan pada
tanggal 8 Maret 1985 di gedung perkuliahan FISIP USU.
Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985
adalah sebayak 36 orang yang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan
11 orang jurusan Ilmu Komunikasi.
Pada Tahun Akademik 1985/1986, karena kedua jurusan tersebut dianggap
sudah mapan, maka pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu
Kesejahteraan Sosial.
Pada Tahun Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama
dengan Departemen Dalam Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi
pegawai Depdagri yang memiliki Ijazah Sarjana Muda sebagai mahasiswa Tugas
tahun pertama FISIP USU menerima mahasiswa Tugas Belajar sebanyak 26
orang.
Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi
dua jurusan yaitu Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan
Antopologi yang diterima adalah mahasiswa pindahan dari fakultas Sastra USU
berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 163/PT05/SK/Q.86 tanggal 14
Mei 1986.
Dalam perpindahan ini semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan
yang terdaftar di Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra USU dipindahkan ke
FISIP USU, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti
perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap mengikuti perkuliahan di Fakultas
Sastra USU sampai pendidikannya selesai.
Pada Tahun Akademik 1986/1987 jumlah mahasiswa yang diterima di
FISIP USU sebanyak 375 orang yang terdiri dari 333 orang Regular dan 42 orang
mahasiswa Tugas Belajar.
Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan
FISIP USU, maka pada tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan
kembali menjadi Dekan FISIP USU. Selanjutnya melalui Surat keputusan
Mendikbud Nomor 79511/A.2/C/1986, tanggal 23 Oktober 1986 mengangkat
kembali Prof. M. Adham nasution sebagai Dekan FISIP USU untuk kedua kalinya
yaitu periode 1986- 1989.
Pada periode ini Dekan sebagai pimppinan fakultas menunjuk para
1. Pembantu Dekan I : Nurhaina Burhan, S.H
2. Pembantu Dekan II : Drs. Armyn Sipahutar
3. Pembantu Dekan III : Dra. Irmawati Soeprapto
Pada Tahun Akademik 1987/1988 FISIP USU telah memiliki lima jurusan
yaitu Ilmu Administrasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi
dan Antropologi.
Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988
sebanyak 205 orang. Terdiri dari 161 orang mahasiswa Regular dan 44 orang
mahasiswa Belajar.
Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP sebanyak 91 orang
terdiri dari 21 orang Jurusan Ilmu Administrasi, 15 orang Jurusan Ilmu
Komunikasi dan 25 orang Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.
Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima mahasiswa
sebanyak 241 orang yang terdiri dari 197 orang mahasiswa regular dan 44 orang
mahasiswa Belajar. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988
adalah sebanyak 125 orang.
Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa
sebanyak 207 orang yang kesemuanya adalah mahasiswa regular. Jumlah alumni
FISIP USU pada tahun 1989 adalah 141 orang.
Pada tahun 1990, masa periode jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya
berakhir. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan
Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat
melakukannya secara voting13
1. Pembantu Dekan I : Drs. Rahim Siregar, M.A
. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi
Dekan adalah Dr. Asma Affan, MPA, yang selanjutnya untuk diusulkan ke
Mendikbud atas rekomendasi Rektor.
Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 20208/A2.I2/C/1990,
tanggal 14 Maret 1990 diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan
FISIP USU masa periode 1990-1993. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan
fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:
2. Pembantu Dekan II : Dra. Arnita Zainuddin
3. Pembantu Dekan III : Drs. Siswo Suroso
Pada Tahun Akademik 1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima FISIP
USU adalah sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU
tahun 1990 adalah sebanyak 135 orang.
Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di
FISIP USU sebanyak 237 orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan
FISIP USU sebanyak 108 orang.
Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 520931/A.2.I2/C/1993
tanggal 20 Agustus 1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan
FISIP USU untuk masa periode 1993-1996. Pada periode ini Dekan sebagai
Pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya sebagai berikut;
1. Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru
13
2. Pembantu Dekan II : Dra. Irmawati Soeprapto
3. Pembantu Dekan III : Drs. Skhyan Asmara
Setelah 3 (tiga) tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996
dibentuklah Panitia Pemilihan Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat senat yang
dilaksanakan ternyata Drs. Amru Nasution diusulkan kembali sebagai calon
tunggal masa periode 1996-1999. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud
Nomor 51141/A.2.I2/KP/1996 tanggal 23 September 1996 Drs. Amru Nasution
diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan menunjuk para
pembantunya:
1. Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru
2. Pembantu Dekan II : Drs. Subilhar, MA
3. Pembantu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara
Pada tahun 1999 masa jabatan Dekan FISIP USU telah berakhir.
Drs.Amru Nasution sebagai Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga
kalinya. Melalui Rapat Senat FISIP USU, ternyata yang terpilih sebagai Dekan
FISIP USU adalah Drs. Sublihar, MA yang selanjutnya diusulkan ke Mendikbud
atas rekomendasi Rektor.
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 1998/JO5/KP/1999 tanggal 9
Desember, Drs. Sublihar, MA diangkat sebagai Dekkan FISIP USU masa periode
1999-2003.
Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 2001/2002 FISIP USU
Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor
2809/D/T/2001 tanggal 30 Agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.
Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali
mengusulkan ke Rektor USU agar FISIP USU membuka program baru yaitu
Program Extension yang berada di bawah naungan masing – masing jurusan yang
ada di FISIP USU.
1. Program Studi
Pada tahun 1983 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada fakultas – fakultas di lingkungan
Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai 5 (lima)
jurusan dengan urutan sebagai berikut:
1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara
2. Jurusan Ilmu Komunikasi
3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan Antropologi
Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program
Diploma I (DI) dan Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral
pajak. Pada Tahun Ajaran 2000/2001 program DI Administrasi Perpajakan tidak
menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni FI seluruhnya adalah 153
Pada Tahun Akademik 2001/1002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik
berdasarkan SK No.616/J05/SK/pp/2002 dan telah menerima sejumlah 60
mahasiswa.
Tabel I
Departemen beserta jumlah staf pengajar FISIP USU
Sumber : Bag . Kemahasiswaan FISIP USU per 31 Maret 2010
2.2. Peran serta Aktivitas Mahasiswa di kampus FISIP USU
Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif mahasiswa merupakan
salah satu elemen terpenting dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di ruang
lingkup perguruan tinggi. Mahasiswa memiliki peran penting dalam
terselenggaranya kegiatan di kampus selain dosen dan elemen penunjang lainnya.
Menggambarkan secara umum mahasiswa di suatu lingkungan kampus, maka
sama dengan menggambarkan setengah dari kehidupan kampus itu sendiri.
Dalam hal ini, mahasiswa di FISIP USU mengikuti kegiatan dan
organisasi seperti berikut:
a. Organisasi Berdasarkan Latar Belakang Keagamaan
Yang termasuk dalam organisasi ini yaitu HMI (Himpunan Mahasiswa
Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMKI (Gerakan
No NAMA DEPARTEMEN Jumlah Staf
Mahasiswa Kristen Indonesia). Dalam hal ini, mahasiswa di FISIP USU yang
mengikuti organisasi ini adalah mahasiswa yyang ingin mengembangkan
wawasan berorganisasi melalui lingkungan keagamaan. Mereka ini bergabung
dengan sesama rekan mereka yang seagama. Saat ini, di FISIP USU telah
memiliki komisariat HMI, PMII, dan GMKI tersendiri.
Selain yang telah memiliki komisariat tersendiri di FISIP USU seperti
organisasi keagamaan yang disebutkan diatas, mahasiswa juga ada yang ikut
dalam wadah organisasi mahasiswa yang berlatarbelakang keagamaan yang ada di
tingkat universitas (tidak memiliki komisariat di FISIP). Organisasi seperti IMM
(Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia).
b. Organisasi berdasarkan Latar Belakang Politik
Yang termasuk dalam organsasi ini adalah GMNI (Gerakan Mahasiswa
Nasionalis Indonesia). Organisasi ini melibatkan mahasiswa yang berkumpul
dalam satu wadah organisasi yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu sama –
sama bergerak di bidang politik.
c. Organisasi Mahasiswa Berdasarkan Jurusan (HMJ)
Organisasi ini merupakan organisasi yang didirikan jurusan dan
keanggotaannya adalah otomatis bagi setiap mahasiswa yang ada di jurusan
tersebut. Masing – masing jurusan memiliki nama organisasi yang berbeda di
setiap jurusannya. Organisasi ini merupakan perpanjangan tangan jurusan (Kajur