• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tren Facebook Di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tren Facebook Di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA

(Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

Disusun Oleh :

INGGRID INDRAWATI

060905015

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan Oleh :

Nama : Inggrid Indrawati Nim : 060905015 Departemen : Antropologi

Judul : TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara).

Pembimbing Skripsi a.n. Ketua Departemen Sekretaris Departemen

(Drs.Nurman Achmad, M.Soc) (Drs. Irfan Simatupang, M.Si) NIP. 196711181995121002 NIP. 196411041991031002

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan Oleh :

Nama : Inggrid Indrawati Nim : 060905015

Judul : TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

Pada Ujian Komprehensif yang dilakukan pada:

Hari : Senin

Tanggal : 27 Desember 2010 Pukul : 08.30 WIB

Tempat : Ruang Sidang FISIP-USU

Tim Penguji terdiri dari:

1. Ketua : Drs. Irfan Simatupang, M.Si ( )

2. Anggota I : Drs. Ermansyah M. Hum ( )

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa dan Jesus Kristus

yang ada di dalam Kerajaan Sorga. Atas berkat kasih dan anugerah-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul

”TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA". Penelitian ini

dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana S-1 Bidang

Antropologi Sosial di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus

kepada berbagai pihak:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M.A, sebagai Ketua Departemen Antropologi

Sosial FISIP USU yang telah banyak membantu mulai awal perkuliahan

hingga penulisan skripsi.

3. Bapak Drs. Nurman Achmad, S.Sos, M.Soc, sebagai Pembimbing Utama,

yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis

dan telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi penulis.

4. Bapak Drs. Irfan Simatupang, M.Si, sebagai Ketua Penguji yang telah

memberikan masukan guna perbaikan hasil penelitian ini.

5. Bapak Drs. Ermansyah, M.Hum. sebagai Penguji kedua yang telah

(5)

6. Seluruh Dosen di FISIP USU khususnya di Departemen Antropologi dan

seluruh guru baik SDN CANDRABAGA V BEKASI, SLTP NEGERI 14

BEKASI serta SMA St. BELLARMINUS II BEKASI. Sungguh pengabdian

yang luar biasa.

7. Seluruh Staff di FISIP USU khususnya di Departemen Antropologi,

Especially for Kak Nur dan Kak Sofi yang sudah membantu penulis dalam

mengurus kelancaran administrasi selama masa perkuliahan.

8. Untuk My Family, terima kasih kepada Mama (T. Parhusip) dan Bapak (P.

Sihombing), yang telah memberikan kasih sayang serta masukan baik, spirit

maupun materi. Perjuanganku masih akan terus berlanjut, Bless Ur Child!

Saya akan memberikan yang terbaik untuk kalian. Thanks For My Beloved

Brother (Sabar Aswin dan Bungaran Sihombing), yang telah memberikan

semangat dan doa, dan sekarang Saya telah menjadi Sarjana Sosial. Thanks

for my Sister (Mustika Irene), makasih buat semangatnya ya dek! Thanks for

my Sister too Minarti Pandiangan (adikku), makasih buat kasih sayang,

semangat dan nasihatnya selama ini, selesaikan kuliahnya dengan cepat ya.

9. Seluruh mahasiswa di FISIP USU, khususnya yang menjadi informan peneliti,

terima kasih atas ilmu serta informasi yang telah diberikan sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Rekan-rekan kerabatku mahasiswa Antropologi FISIP USU, khususnya

angkatan 2006; I want to say thanks, to My best friend . The First, Erika M.

Nadeak, ” I wish You can finishing Ur Study as soon as”. And then, to Sari

(6)

Motivation, I wish You can get the best Job! Begitu banyak kenangan yang

kita lalui bersama selama jadi mahasiswa di FISIP, tertawa, sedih yang pernah

kita lewati bareng-bareng tidak akan aku lupakan. Kepada kerabatku lainnya;

Yani, Santa, Fika, Ruli, Danur, Ayu, Helena, Desy, Hema, Gaby, Lisna S.Sos,

Mimi S.Sos, Rere, Mardiana, Kevin, Charles, Noprianto, Aros, Firman,

Rikky, Oemar, Wilfrid, Deni, Nanta, Umar, Badai, Hendra, Benny S.Sos, dan

Alvian ’Kibo’, Eni, Melda. Terima kasih karena telah menjadi teman

seperjuanganku baik senang maupun sedih dan banyak mengajari banyak hal

selama kuliah di USU ini.

11. Rekan-rekan kerabatku mahasiswa Antropologi FISIP USU dari berbagai

angkatan; thanks for Kak Risa dan Kak Vera (2005) untuk motivasinya, dan

abang-abangku; Bang Kia S.Sos, Ales, Arnov, Bang Erwin Nababan S.Sos,

Heri Manurung, Heri Sianturi, Erold S.Sos, Bambang, Dani S.Sos, Andri, dan

tidak lupa juga kakak-kakakku Arimbi S.Sos, Tika, Tuti, Yenni, dan Naomi

terima kasih buat dukungan dan motivasinya dan tidak ketinggalan juga untuk

adik-adik juniorku yang sudah banyak memberikan motivasi kepadaku:

Puteri, Duma, Harni, Vina, Febri dan lain-lain yang tak bisa disebutkan

namanya satu persatu oleh penulis.

12. Teman-teman seperjuangan dari SMA St. Bell’s sampai bangku perkuliahan

Especially for Lihar, Echie, Yunita, Rani, Nidya, Riska yang selalu

memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsiku. Perjuangan kita tidak

sampai disini, kita akan meraih sukses. ”Tunggu aku di Bekasi

(7)

13. Teman-temanku terkasih di IMPERATIF (Ikatan Mahasiswa Pemimpin dan

Kreatif) terkhususnya buat kakak kelompokku yang selalu sabar dan masih

saja terus memberikan perhatian kepadaku walaupun jauh di sana, Especially

for Kak Yanti, thank’s my sista. Buat Bang Lando, Kak Manda, Kak Angel,

Kak Dian, Sulastri, dan Asni terima kasih untuk semangat yang kalian berikan

selama pelayanan dan motivasi untuk cepat menyelesaikan skripsiku.

14. Teman-teman seperjuangan di kos di 712 B. Especially for Emalia Silaban,

Frengky (Purenk/Kiky), Yuki, Sherin, dan kepada teman – teman 712 B yang

tidak dapat disebutkan satu persatu namanya. Terima kasih untuk motivasi

dan dukungan kalian. Mari kita sama-sama berjuang untuk menjadi sukses.

15. Untuk My Best Friend, Tiodora Hia Sinta, Amd. Ucapan Terima kasih, hanya

itu yang bisa aku katakan. Pengorbanan, kasih sayang, masukan/kritik, jasa

tidak akan pernah aku lupakan dari awal kita berteman hingga sampai lulus

menjadi Sarjana. Saya hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik kelak

akan diberikan kepadamu.

16. Untuk Mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial especially to Alecx

Malau S.Sos, yang telah memberikan semangat serta masukkan untuk

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Thank you so much! You Great.

17. Untuk Bang Inshan yang telah memberikan kasih sayang, semangat serta

dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

18. Untuk Seluruh Keluarga Besar Mama terkhusus kepada keluarga Tulang Toni,

keluarga Tulang Kampung Juhar, keluarga Tulang Vero, keluarga Tulang

(8)

Keluarga Besar Bapak terkhusus kepada keluarga Namboru Kakak Rida,

keluarga Namboru Lena, keluarga Uda Putra, keluarga Uda Gaby, keluarga

Uda Elina. Trimakasih untuk segala sesuatu yang kalian berikan baik

semangat, masukan, materi. Pengorbanan yang tidak akan terlupakan.

Sekarang Saya sudah menjadi Sarjana Sosial. Semoga Tuhan memberikan

yang terbaik kepada Saya serta Kalian.

19. Semua Pihak yang belum penulis sebutkan pada kesempatan ini, yang telah

membantu penulisan selama proses skripsi.

Penulis menyadari akan keterbatasan baik itu kekurangan serta kelemahan

skripsi atau hasil penelitian ini. Untuk itu, koreksi dan masukan dari berbagai

pihak guna penyempurnaan hasil penelitian ini sangat penulis harapkan. Semoga

tulisan ini berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Terima kasih atas segala perhatian dan semoga bermanfaat.

Medan, Desember 2010 Hormat Saya,

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ... xii

ABSTRAK ...xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Ruang Lingkup Permasalahan dan Lokasi Penelitian ... 6

1.2.1. Ruang Lingkup Permasalahan ... 6

1.2.2. Lokasi Penelitian ... 6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 7

1.4. Tinjauan Pustaka ... 7

1.5. Metode Penelitian ... 21

1.5.1. Tipe Penelitian ... 21

1.5.2. Teknik Pengumpulan Data ... 21

1.5.3. Teknik Analisis Data ... 23

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ... 24

(10)

2.5. Tata Ruang Kampus ... 39

3.3.1.8. Teman Yang Online ... 57

3.3.2. Menu Profile ... 57

3.3.4.2. Obrolan Facebook ... 62

3.3.4.3. Pemberitahuan ... 64

3.3.4.4. Permainan ... 64

3.3.5. Kelebihan serta Kekurangan Facebook dibanding Friendster ... 66

3.3.5.1. Kelebihan Facebook dibanding Friendster ... 66

(11)

BAB IV. TREN FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA

SEBAGAI SUATU GAYA HIDUP

4.1. Faktor Pendorong Mahasiswa Menggunakan Facebook ... 70

4.1.1. Faktor Gengsi Terhadap Teman ... 70

4.1.2. Faktor Keinginan ... 71

4.1.3. Faktor Hiburan Dalam Mengisi Rasa Jenuh... 72

4.2. Kegunaan Facebook Bagi Mahasiswa FISIP ... 73

4.2.1. Menjalin Pertemanan ... 74

4.2.2. Ajang Pencarian jodoh ... 74

4.2.3. Bermain Games ... 75

4.2.4. Media Informasi serta Diskusi ... 76

4.3. Gaya Hidup Yang Ditimbulkan Dengan Adanya Tren Facebook Di Kalangan Mahasiswa... 76

4.4. Perubahan Nilai Dengan Adanya Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP USU ... 77

4.5. Aktivitas – Aktivitas Yang Dilakukan Mahasiswa Saat Mengakses Facebook di FISIP USU ... 78

4.6. Pandangan Mahasiswa Terhadap Kehadiran Facebook Sebagai Suatu Tren ... 82

4.6.1. Segi Kesehatan ... 83

4.6.2. Segi Pendidikan ... 83

4.6.3 Segi Ekonomi ... 85

BAB V. ANALISIS 5.1. Faktor Pendorong Mahasiswa Menggunakan Facebook ... 86

5.2. Kegunaan Facebook Bagi Mahasiswa FISIP ... 88

5.3. Gaya Hidup Yang Ditimbulkan Dengan Adanya Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa... 88

(12)

5.5. Aktivitas – Aktivitas Yang Dilakukan Mahasiswa

Saat Mengakses Facebook di FISIP USU ... 91 5.6. Pandangan Mahasiswa Terhadap Kehadiran Facebook

sebagai Suatu Tren ... 91

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 92 5.2. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Departemen beserta jumlah staf pengajar FISIP USU ...48

Tabel 2: Himpunan Mahasiswa Jurusan FISIP USU ...50

(14)

ABSTRAK

Inggrid Indrawati 2010, Judul : Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara). Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 119 halaman, 3 tabel, 27 gambar, 38 daftar pustaka, 4 lampiran.

Penelitian ini mengkaji tentang : “Tren Facebook di Kalangan

Mahasiswa”. Penelitian ini bertempat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara di Jl. Dr. Sofyan No. 1 Kampus USU, Medan. Penelitian ini membahas permasalahan tentang Bagaimana Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP USU sehingga menimbulkan suatu gaya hidup, apa alasan mahasiswa FISIP menggunakan facebook, bagaimana gaya hidup yang ditimbulkan dengan adanya tren facebook terhadap mahasiswa FISIP, aktivitas apa yang dilakukan mahasiswa saat mengakses facebook, bagaimana pandangan mahasiswa FISIP terhadap kehadiran facebook yang dijadikan sebagai tren serta apakah kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP.

Tujuan Penelitian adalah mendeskripsikan Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP dan melihat gaya hidup yang ditimbulkan oleh facebook yang dijadikan sebagai suatu tren. Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa ini dikaji melalui pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif yakni melihat kehadiran facebook sebagai suatu tren bagi kalangan mahasiswa FISIP USU. Dalam pengumpulan data menggunakan observasi parisipasi dan wawancara kepada 12 informan. Observasi dilengkapi dengan kamera foto. Wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam dan sambil lalu. Instrumen yang digunakan selain peneliti dibantu dengan pedoman wawancara yang dilengkapi dengan perekam serta catatan lapangan. Analisa data dilakukan dari awal hingga penelitian berlangsung yang diurutkan ke dalam pola, tema dan kategori-kategori serta dilakukan pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa facebook merupakan tren karena hampir sebagian besar mahasiswa di FISIP memiliki facebook. Gaya hidup yang ditimbulkan adalah gaya hidup hedonisme yang mengarah kepada budaya konsumerisme. Nilai yang dianggap tinggi oleh manusia sudah mulai berubah, seperti soal waktu, makna dari pekerjaan serta hubungan sesama manusia tidak lagi dianggap penting karena dengan kehadiran facebook mahasiswa menjadi lupa waktu dan tidak mengahargai waktu, melupakan tugasnya sebagai pelajar serta sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya menjadi berkurang. Aktivitas yang dilakukan adalah interaksi di dunia nyata dan maya. Pandangan mahasiswa terhadap kehadiran facebook menimbulkan persoalan yaitu dari segi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP adalah menjalin pertemanan, ajang pencarian jodoh, bisnis online, bermain games dan wadah diskusi.

(15)

ABSTRAK

Inggrid Indrawati 2010, Judul : Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara). Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 119 halaman, 3 tabel, 27 gambar, 38 daftar pustaka, 4 lampiran.

Penelitian ini mengkaji tentang : “Tren Facebook di Kalangan

Mahasiswa”. Penelitian ini bertempat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara di Jl. Dr. Sofyan No. 1 Kampus USU, Medan. Penelitian ini membahas permasalahan tentang Bagaimana Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP USU sehingga menimbulkan suatu gaya hidup, apa alasan mahasiswa FISIP menggunakan facebook, bagaimana gaya hidup yang ditimbulkan dengan adanya tren facebook terhadap mahasiswa FISIP, aktivitas apa yang dilakukan mahasiswa saat mengakses facebook, bagaimana pandangan mahasiswa FISIP terhadap kehadiran facebook yang dijadikan sebagai tren serta apakah kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP.

Tujuan Penelitian adalah mendeskripsikan Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP dan melihat gaya hidup yang ditimbulkan oleh facebook yang dijadikan sebagai suatu tren. Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa ini dikaji melalui pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif yakni melihat kehadiran facebook sebagai suatu tren bagi kalangan mahasiswa FISIP USU. Dalam pengumpulan data menggunakan observasi parisipasi dan wawancara kepada 12 informan. Observasi dilengkapi dengan kamera foto. Wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam dan sambil lalu. Instrumen yang digunakan selain peneliti dibantu dengan pedoman wawancara yang dilengkapi dengan perekam serta catatan lapangan. Analisa data dilakukan dari awal hingga penelitian berlangsung yang diurutkan ke dalam pola, tema dan kategori-kategori serta dilakukan pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa facebook merupakan tren karena hampir sebagian besar mahasiswa di FISIP memiliki facebook. Gaya hidup yang ditimbulkan adalah gaya hidup hedonisme yang mengarah kepada budaya konsumerisme. Nilai yang dianggap tinggi oleh manusia sudah mulai berubah, seperti soal waktu, makna dari pekerjaan serta hubungan sesama manusia tidak lagi dianggap penting karena dengan kehadiran facebook mahasiswa menjadi lupa waktu dan tidak mengahargai waktu, melupakan tugasnya sebagai pelajar serta sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya menjadi berkurang. Aktivitas yang dilakukan adalah interaksi di dunia nyata dan maya. Pandangan mahasiswa terhadap kehadiran facebook menimbulkan persoalan yaitu dari segi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP adalah menjalin pertemanan, ajang pencarian jodoh, bisnis online, bermain games dan wadah diskusi.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial. Dalam kehidupannya, manusia tidak

dapat hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi

dengan sesamanya. Ini merupakan kodrat manusia yang selalu ingin berhubungan

dengan sesamanya.

Interaksi merupakan alasan mengapa manusia disebut sebagai makhluk

sosial. Interaksi dapat terjadi dengan saling berhadapan, bekerjasama, berbicara,

berjabat tangan atau bahkan terjadi dengan pertikaian dan persaingan. Interaksi

sosial dapat terjadi apabila memenuhi dua aspek, yaitu adanya kontak sosial dan

komunikasi. Komunikasi timbul setelah kontak sosial terjadi bahkan sering kali

seseorang tersebut salah mengartikan dan mengerti makna tersebut sehingga tidak

terjadi komunikasi antar individu (Koentjaraningrat, 1986:162). Dalam

komunikasi, manusia saling tukar menukar informasi, juga tercakup saling

pengaruh - mempengaruhi serta adanya ekspresi emosi tertentu yang sifatnya non

– verbal.

Seiring dengan perkembangan waktu dan modernisasi1

1

Modernisasi adalah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini (KBBI)

, kini komunikasi

(17)

dengan menggunakan alat - alat teknologi2 seperti salah satunya komputer. Hanya

dengan bermodal sebuah komputer dengan sambungan LAN3

Di Indonesia dapat ditemukan warung internet (warnet) yang bersebaran

disepanjang pinggiran jalan. Selain itu, banyak tempat – tempat umum, lembaga

pendidikan, kafe, mal dan tempat – tempat rekreasi yang menawarkan jasa hotspot

atau wi-fi

, seseorang dapat

mengakses internet dengan mudah dan bebas selama 24 jam setiap harinya

(non-stop) di sebagian besar penjuru dunia. Internet menjadi sebuah kebutuhan dan

aktivitas tetap manusia sebagai anggota masyarakat, selain menjadi cara alternatif

seeorang untuk bergaul sebagai makhluk sosial. Kehadiran internet memudahkan

mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang belum tentu bisa ditemukan secara

langsung dalam media cetak yang dijumpai sehari – hari terutama karena

berhalangan cara dan biaya yang tak sedikit.

4

untuk mereka yang memiliki laptop5 dan telepon-genggam6.

Disamping itu, banyak tipe telepon genggam yang telah dilengkapi dengan

aplikasi web browser7

2

Teknologi secara umum dilihat sebagai proses kegiatan manusia untuk tujuan-tujuan praktis agar mempermudah kehidupan.

3

LAN (Local Area Network) adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil.

4

Wifi (Wireless Fidelity) merupakan koneksi internet tanpa kabel yang memudahkan dalam transfer data. Dimana wifi tersebut berada pada titik akses koneksi atau hotspot (www.google.co.id/pengertian-wifi.html/

5

Laptop adalah Komputer pribadi yang agak kecil yang dapat dibawa – bawa dan dapat ditempatkan dipangkuan pengguna, terdiri atas satu perangkat yang mencakupi papan tombol, layer tampilan, mikroprosesor, biasanya dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

6

Telepon-genggam adalah telepon dengan antena tanpa kabel yang dapat dibawa kemana – mana (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

. Seiring dengan perkembangan pesat itu, banyak situs dan

7

(18)

aplikasi pertemanan, diantaranya adalah friendster, facebook dan lain - lain

(Harliati, 2008).

Situs pertemanan yang paling banyak diminati oleh sebagian besar

masyarakat adalah friendster dan facebook, tetapi pada saat sekarang ini facebook

lah yang paling diminati oleh masyarakat. Awalnya, friendster merupakan situs

jaringan sosial yang diminati sebelum facebook. Banyak pengguna friendster yang

berpindah ke facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan

mengikuti selera masyarakat. facebook memiliki sederet fitur yang

memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting,

tag foto, game, dan update status ”what are you doing now” yang dinilai lebih

keren dari friendster

Facebook (buku muka) merupakan salah satu situs jaringan sosial8

dengan beberapa fasilitas yang awalnya dibuat seseorang untuk dapat menjalin

pertemanan dan komunikasi secara aktif dengan orang atau badan organisasi,

tanpa dibatasi dengan jarak, ruang dan waktu. Facebook merupakan situs jaringan

sosial yang ditemukan oleh Mark Elliot Zuckerberg pada tanggal 4 Februari 2004.

Kemudian facebook menyebar ke seluruh dunia pada akhir tahun 2007. Awalnya,

facebook dengan situs

facebook dengan situs

mahasiswa Universitas Harvard. Namun, setelah beberapa waktu, target pengguna

8

(19)

adalah seluruh mahasiswa dan masyarakat umum, siapapun boleh mendaftar di

facebook dan berinteraksi dengan orang – orang yang mereka kenal atau belum

dikenal (Harliati, 2008).

Jaringan sosial di internet terfokus untuk membangun komunitas9

(manusia) secara online untuk berbagai kesukaan, hobi, dan aktifitas. Facebook

merupakan situs jaringan sosial yang diminati oleh semua golongan masyarakat

yaitu salah satunya pelajar (mahasiswa). Facebook di kalangan mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara bukanlah hal

yang asing lagi. Bagi mereka facebook merupakan tren10

Mahasiswa merupakan seseorang yang belajar di tingkat perguruan

tinggi, dimana mereka bukan hanya dituntut untuk lulus dengan mendapat

predikat IPK (Indeks Predikat Komulatif) yang baik tetapi juga dituntut untuk bisa

berkomunikatif, disiplin, mandiri, dan lain – lain. Sifat dari mahasiswa yang . Facebook dijadikan

sebagai tren sehingga menimbulkan suatu gaya hidup bagi pemakai facebook

khususnya di kalangan mahasiswa. Dimana, mereka yang memiliki facebook tidak

ingin ketinggalan dari teman – temannya yang sudah menggunakan facebook,

serta gengsi bila mereka dinilai ketinggalan zaman dan “tidak up to date” atau

“gaptek (gagap teknologi)” oleh teman – teman di lingkungan sekitarnya.

9

Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya ketertarikan yang sama (http://airachma.wordpress.com/2009/10/11/pengertian-komunitas/)

10

(20)

menjadi kebiasaan adalah sering berkumpul bersama teman – temannya disekitar

lingkungan kampus yaitu dengan bercerita – cerita hingga berjam - jam.

Di kampus FISIP sendiri memiliki fasilitas wi-fi yang dapat memberikan

kemudahan untuk mengakses situs facebook dan informasi yang dapat menambah

pengetahuan mahasiswa. Dengan membawa Laptop serta Telepon - Genggam ke

kampus yang didukung LAN, mahasiswa dapat menggunakan fasilitas wi-fi secara

gratis dan non – stop. Mahasiswa juga dapat menikmati situs facebook dengan

aplikasi web browser dari telepon genggam yang membutuhkan biaya untuk dapat

mengaksesnya.

Facebook dijadikan sebagai suatu tren bagi mahasiswa yang

menimbulkan suatu gaya hidup bagi setiap penggunanya. Menurut Pulmer (1983)

gaya hidup adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana

orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting

dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia

sekitarnya (Lihat

http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1280&bih=602&q=gaya+hidup+pulmer+&aq=f&aqi=&aql=&oq=& gs_rfai=&fp=4ba4fd3435162061)

Berdasarkan uraian diatas, dengan facebook yang maraknya dipergunakan

oleh banyak orang terkhusus mahasiswa, maka pentinglah kiranya mengkaji

Kehadiran facebook di kalangan mahasiswa yang dijadikan sebagai tren karena

(21)

1.2.

Ruang Lingkup Permasalahan dan Lokasi Penelitian

1.2.1. Ruang Lingkup Permasalahan

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana tren facebook di kalangan mahasiswa

FISIP USU sehingga menjadikannya sebagai suatu gaya hidup? Penelitian ini

berusaha mengungkapkan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Apa alasan mahasiswa FISIP menggunakan facebook ?

2. Apakah kegunaan facebook bagi mahasiswa FISIP?

3. Bagaimana gaya hidup yang ditimbulkan dengan adanya suatu tren

Facebook di kalangan mahasiswa FISIP ?

4. Bagaimana perubahan nilai yang ditimbulkan dengan adanya tren

facebook terhadap mahasiswa FISIP ?

5. Aktivitas apa yang dilakukan mahasiswa FISIP saat membuka facebook?

6. Bagaimanan pandangan mahasiswa FISIP terhadap kehadiran facebook

sebagai suatu tren?

1.2.2. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara yang berada di Jl. Dr. Sofyan No. 1, Padang

Bulan, Medan karena sehubungan dengan masalah yang telah diuraikan diatas.

Adapun alasan lain pemilihan lokasi ini, adalah :

a. Ingin terfokus kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(22)

b. Lokasi menurut si peneliti dinilai sangat strategis karena merupakan lokasi

kampus si peneliti, sehingga peneliti dapat lebih mudah untuk mengatur

dan juga dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan selama penelitian

dilakukan.

c. Hampir sebagian besar mahasiswa FISIP menggunakan facebook

d. Tersedia jaringan wi-fi gratis di kampus FISIP, sehingga memudahkan

mahasiswa untuk mengakses situs facebook

1.3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Tren facebook di

kalangan mahasiswa FISIP dan melihat gaya hidup yang ditimbulkan oleh

facebook yang dijadikan sebagai tren.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini secara akademis yaitu dapat menambah

wawasan keilmuan dalam kaitannya dengan kehadiran facebook di kalangan

mahasiswa, khususnya di FISIP – USU. Kemudian secara praktis, dapat

memberikan masukan kepada pihak – pihak yang berkepentingan dalam hal

membuat berbagai kebijakan tentang masalah tersebut.

1.4.

Tinjauan Pustaka

Manusia merupakan makhluk hidup yang didasarkan oleh dorongan

naluri untuk dapat mempertahankan hidup, yaitu dorongan karena adanya suatu

(23)

semua jenis makhluk mampu mempertahankan hidupnya di muka bumi ini

(Koentjaraningrat, 1986:109). Di dalam kehidupannya, untuk dapat bertahan

hidup, manusia juga perlu melakukan interaksi dengan sesamanya, karena adanya

keinginan manusia untuk mencari makan demi keberlangsungan hidup yaitu

dengan cara berkomunikasi.

Sejak permulaan, tujuan utama teknologi masyarakat adalah untuk

menggunakan prasarana, aplikasi, dan layanan informasi dan komunikasi untuk

memberdayakan dan melestarikan modal sosial masyarakat lokal (jaringan,

organisasi, kelompok, aktivitas, dan nilai yang mendasari kehidupan masyarakat).

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi, jarak

yang jauh bukanlah suatu hambatan bagi seseorang untuk berkomunikasi, dan

juga menjalin komunikasi dengan orang – orang dari berbagai belahan dunia.

Perkembangan teknologi yang canggih semakin mempermudah dalam

memperoleh berbagai informasi. Dengan adanya media, baik cetak maupun

elektronik mempengaruhi kehidupan kita seperti internet dapat memberikan

sebuah gaya hidup masa kini khususnya mahasiswa.

Facebook merupakan suatu situs jaringan sosial yang sedang diminati

mahasiswa pada saat ini. Seseorang yang tidak memiliki facebook dianggap

ketinggalan zaman karena tidak mampu mengikuti tren. Facebook yang dimiliki

oleh hampir semua mahasiswa di FISIP – USU dijadikan sebagai suatu gaya

hidup. Abdullah (2006) mengatakan bahwa perkembangan televisi dan media

(24)

peranan penting dalam menarik minat massa untuk mengkonsumsi produk global

yang secara langsung mempengaruhi gaya hidup.

Menurut Pulmer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang

diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),

apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang

mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Gaya hidup bisa merupakan identitas

kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri – ciri unik

tersendiri. Gaya hidup secara luas diidentifikasikan oleh bagaimana orang

menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam

lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka

sendiri dan juga dunia sekitarnya (pendapat). Gaya hidup pada prinsipnya adalah

bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Berdasarkan pernyataan

tersebut dapat dilihat bahwa uang serta waktu merupakan faktor penentu

timbulnya suatu gaya hidup. Selain itu, Amstrong (dalam Nugraheni, 2003)

mengatakan bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang

dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau

mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan. Sedangkan dalam

pernyataan Amstrong dapat dilihat bahwa gaya hidup dapat dilihat dari kegiatan

(25)

Adapun bentuk – bentuk gaya hidup, menurut Chaney (dalam Idi

Subandy,1997) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :

a. Industri Gaya Hidup

Pada bentuk gaya hidup seperti ini tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun

menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka

kamu ada!” adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan

kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup

untuk sebagian besar adalah industri penampilan.

b. Iklan Gaya Hidup

Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para politisi,

individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi

informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya

citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan

yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan

memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara

halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga

perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.

c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa

dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti membantu

dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya

konsumen, identitas menjadi suatu sandaran “aksesori fashion”. Wajah generasi

(26)

sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti

(celebrity-inspired identity), cara mereka berselancar di dunia maya (Internet),

cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan

citra mereka digunakan demi momen untuk membantu konsumen dalam parade

identitas.

d. Gaya Hidup Mandiri

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu

yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan

kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan

tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi.

Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan

memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko

dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya

hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia

akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab,

serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian

tersebut.

e. Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk

mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar

rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli

(27)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup menurut pendapat

Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari

perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk

mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya

proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 (dua) faktor yaitu

1. Faktor internal (faktor dari dalam) yaitu sikap, pengalaman dan

pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003)

dengan penjelasannya sebagai berikut:

a. Sikap

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan

untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui

pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa

tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan

sosialnya.

b. Pengalaman dan pengamatan

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,

pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat

dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari

(28)

c. Kepribadian

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara

berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

d.

Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri.

Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk

menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek.

Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap

suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan

perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri

merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.

e. Motif

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa

aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif.

Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan

membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.

f. Persepsi

menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti

mengenai dunia.

2. Adapun faktor eksternal (faktor dari luar) Nugraheni (2003) sebagai

(29)

a. Kelompok referensi

Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung

atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang

memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut

menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi

pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota

didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan

individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

b. Keluarga

Keluarga memegang peranan terbesar dalam pembentukan sikap dan

perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan

anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan

lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan

para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang

sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam

masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya

tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta

kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha

yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang

dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya

(30)

d. Kebudayaan

Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,

hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai

anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari

pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan

bertindak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).

Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep

diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi,

keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.

Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap

kelompok akan mempunyai ciri – ciri unik tersendiri. Gaya hidup secara luas

diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang

mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka

pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (pendapat). Gaya

hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan

uangnya Berdasarkan pernyataan

tersebut dapat dilihat bahwa uang serta waktu merupakan faktor penentu

timbulnya suatu gaya hidup. Selain itu, Amstrong (dalam Nugraheni, 2003)

mengatakan bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang

dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau

(31)

pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan. Sedangkan dalam

pernyataan Amstrong dapat dilihat bahwa gaya hidup dapat dilihat dari kegiatan

individu.

Menurut Suparlan (1996), setiap makhluk sosial memiliki kemampuan

untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya. Dan

itu dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan dan mendorong suatu perilaku.

Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat perilaku tiap –

tiap individu ketika melakukan interaksi yang efektif. Semua itu ditujukan untuk

mewujudkan sikap, pikiran, dan perasaan sehingga dapat tergambarkan perilaku

yang khas pada masyarakat tersebut.

Facebook dapat diakses melalui media elektronik seperti laptop dan

telepon genggam. Apalagi dengan layanan wi-fi di kampus, mereka dapat lebih

mudah membuka facebook secara gratis. Bagi mereka yang tidak memiliki

perangkat LAN dalam telepon genggam dapat menggunakan layanan web browser

pada telepon genggam, tetapi dalam hal ini memerlukan biaya untuk dapat

mengaksesnya.

Seseorang yang mengikuti tren, tidak akan tanggung – tanggung

mengeluarkan banyak uang hanya untuk sebuah pengakuan supaya tidak

ketinggalan zaman. Dengan perilaku yang seperti tersebut, maka mereka akan

melakukan apa saja hanya untuk memenuhi kepentingan tersebut, tanpa

menyadari bahwa secara perlahan telah terjerat kepada budaya konsumtif apabila

dibiarkan secara terus – menerus. Featherstone (1993) mengatakan bahwa tanpa

(32)

masyarakat dengan budaya konsumen (consumer culture) yang mengarah pada

perilaku konsumtif Baudrillard, yaitu bahwa konsumsi membutuhkan manipulasi

simbol-simbol secara aktif. Bahkan menurut Baudrillard, yang dikonsumsi bukan

lagi use atau exchange value, melainkan “symbolic value”, maksudnya orang

tidak lagi mengkonsumsi objek berdasarkan karena kegunaan atau nilai tukarnya,

melainkan karena nilai simbolis yang sifatnya abstrak dan terkonstruksi.

Konsumerisme juga terjadi seiring dengan meningkatnya ketertarikan masyarakat

terhadap perubahan dan inovasi, sebagai respon terhadap pengulangan yang

sangat cepat dari hal-hal yang lama atau pencarian terhadap hal yang baru: produk

baru, pengalaman baru dan citra baru

Marshall McLuhan, mengatakan bahwa perubahan yang terjadi pada

berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia

itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku

dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk

bergerak dari satu abad teknologi lain. Sama halnya dengan yang diungkapkan

Poespowardojo (1989) kedatangan teknologi yang membawa serta struktur

tersendiri dan jaringan otomatisasi yang mampu memasuki seluruh bidang

kehidupan yang cukup jauh dalam kehidupan tradisional, seperti tercermin dalam

kecenderungan dan perubahan gaya ataupun cara hidup masyarakat.

Menurut Kluckhohn dan Strodtbeck (dalam Koentjaraningrat, 1990:78)

menyatakan bahwa soal – soal yang paling tinggi nilainya dalam hidup manusia

dan yang ada dalam tiap manusia dan yang dalam tiap kebudayaan di dunia,

(33)

hidup manusia; (2) soal man nature, atau soal makna dari hubungan manusia

dengan alam sekitarnya, (3) soal time, atau persepsi manusia mengenai waktu; (4)

soal activity, atau soal makna dari pekerjaan, karya dan amal perbuatan manusia;

(5) soal relational, atau hubungan manusia dengan sesama manusia. Secara

teknikal, kelima masalah tersebut sering disebut value orientations atau “orientasi

nilai budaya”.

Menurut Soerjono Soekanto faktor pendorong terjadinya perubahan

adalah adanya kontak dengan kebudayaan masyarakat lain, sistem pendidikan dan

ilmu pengetahuan yang maju, sistem lapisan masyarakat yang berbeda, penduduk

yang heterogen serta ketidakpuasan manusia, sikap menghargai hasil karya orang

dan keinginan untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang

menyimpang nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup

Schwartz (1994) juga menjelaskan bahwa nilai adalah (1) suatu

keyakinan, (2) berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu,

(3) melampaui situasi spesifik, (4) mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap

tingkah laku, individu, dan kejadian-kejadian, serta (5) tersusun berdasarkan

derajat kepentingannya. Pemahaman tentang nilai tidak terlepas dari pemahaman

tentang bagaimana nilai itu terbentuk. Schwartz berpandangan bahwa nilai

merupakan representasi kognitif dari tiga tipe persyaratan hidup manusia yang

universal, yaitu :

1. kebutuhan individu sebagai organisme biologis

(34)

3. tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan

kelangsungan hidup kelompok (Schwartz & Bilsky, 1987; Schwartz, 1992,

1994).

Nilai sebagai sesuatu yang lebih diinginkan harus dibedakan dengan yang

hanya ‘diinginkan’, di mana ‘lebih diinginkan’ mempengaruhi seleksi berbagai

modus tingkah laku yang mungkin dilakukan individu atau mempengaruhi

pemilihan tujuan akhir tingkah laku (Kluckhohn dalam Rokeach, 1973). ‘Lebih

diinginkan’ ini memiliki pengaruh lebih besar dalam mengarahkan tingkah laku,

dan dengan demikian maka nilai menjadi tersusun berdasarkan derajat

kepentingannya. Sebagaimana terbentuknya, nilai juga mempunyai karakteristik

tertentu untuk berubah. Karena nilai diperoleh dengan cara terpisah, yaitu

dihasilkan oleh pengalaman budaya, masyarakat dan pribadi yang tertuang dalam

struktur psikologis individu (Danandjaja, 1985), maka nilai menjadi tahan lama

dan stabil (Rokeach, 1973). Jadi nilai memiliki kecenderungan untuk menetap,

walaupun masih mungkin berubah oleh hal-hal tertentu. Salah satunya adalah bila

terjadi perubahan sistem nilai budaya di mana individu tersebut menetap

(Danandjaja, 1985)

Schwartz (1992, 1994) mengemukakan adanya 10 tipe nilai (value types)

yang dianut oleh manusia, yaitu : Power, Achievement, Hedonism, Stimulation,

Self-directio,Universalism, Benevolence, Tradition, Conformit, dan Security

(35)

Fungsi utama dari nilai dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai sebagai standar (Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994), fungsinya ialah:

a) Membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu dalam social

issues tertentu (Feather, 1994).

b) Mempengaruhi individu untuk lebih menyukai ideologi politik tertentu

dibanding ideologi politik yang lain.

c) Mengarahkan cara menampilkan diri pada orang lain.

d) Melakukan evaluasi dan membuat keputusan.

e) Mengarahkan tampilan tingkah laku membujuk dan mempengaruhi orang

lain, memberitahu individu akan keyakinan, sikap, nilai dan tingkah laku

individu lain yang berbeda, yang bisa diprotes dan dibantah, bisa

dipengaruhi dan diubah.

2. Sistem nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik dan

pengambilan keputusan (Feather, 1995; Rokeach, 1973; Schwartz, 1992,

1994). Situasi tertentu secara tipikal akan mengaktivasi beberapa nilai dalam

sistim nilai individu. Umumnya nilai-nilai yang teraktivasi adalah nilai-nilai

yang dominan pada individu yang bersangkutan.

3. Fungsi motivasional

Fungsi langsung dari nilai adalah mengarahkan tingkah laku individu dalam

situasi sehari-hari, sedangkan fungsi tidak langsungnya adalah untuk

mengekspresikan kebutuhan dasar sehingga nilai dikatakan memiliki fungsi

motivasional. Nilai dapat memotivisir individu untuk melakukan suatu

(36)

intensitas emosional tertentu terhadap tingkah laku (Schwartz, 1994). Hal ini

didasari oleh teori yang menyatakan bahwa nilai juga merepresentasikan

kebutuhan (termasuk secara biologis) dan keinginan, selain tuntutan sosial

(Feather, 1994; Grube dkk., 1994)

(http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/aspek-nilai.html)

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1. Tipe penelitian

Tipe penelitian ini bertipekan deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif mencapai sasaran yang akan dituju, yakni melihat kehadiran

facebook sebagai tren bagi kalangan mahasiswa yang ada di Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1.5.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikategorikan atas 2 (dua) jenis, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data utama yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara.Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipasi 11

11

Observasi partisipasi adalah si peneliti atau si pengamat melakukan pemeriksaan dengan melibatkan diri dengan yang diamatinya. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai orang yang ikut dalam partisipasi yang melihat gejala yang diamati tersebut dengan menggunakam kacamata atau referensi dengan standar tertentu. Seorang peneliti atau ahli ilmu sosial misalnya dengan menggunakan konsep – konsep dan teori – teori yang digunakan dalam penelitian (Lubis, 2007)

. Observasi partisipasi ini bertujuan, antara lain: (a) mengamati orang

yang berkumpul di tempat yang tersedia jaringan wi-fi (b) mengamati situs apa

(37)

(b) mengamati bagaimana gaya hidup mahasiswa pengguna facebook (c)

mengamati serta melihat aplikasi apa yang sering digunakan mahasiswa saat

membuka facebook. Hasil pengamatan dituangkan ke dalam catatam pengamatan

lapangan. Hal tersebut dapat memudahkan peneliti untuk membaca kembali

informasi yang sudah diberikan informan di lapangan. Partisipasi yang dilakukan

peneliti adalah dengan ikut melakukan aktivitas yang sama seperti mahasiswa

pengguna facebook lakukan seperti membawa laptop dan duduk di daerah sekitar

wi-fi sehingga memungkinkan peneliti untuk dapat melakukan wawancara serta

pengamatan secara langsung mengenai apa yang dilakukan oleh mahasiswa saat

menggunakan facebook.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (depth interview)12

12

Wawancara Mendalam (depth interview) yaitu penelitian kualitatif biasanya lebih sering menggunakan wawancara mendalam daripada wawancara terstruktur (menggunakan kuesioner) dalam proses pengumpulam data lapangan. Wawancara mendalam biasanya dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) sebagai panduan yaitu, berisi seperangkat pertanyaan terbuka sesuai dengan aspek – aspek yang ingin didapatkan informasinya (Lubis, 2007)

dan sambil lalu (indepth interview), dilakukan

dengan bantuan pedoman wawancara (interview guide). Wawancara ditujukan

kepada para informan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan pokok /

kunci serta informan biasa. Informan pokok merupakan informan yang

mengetahui secara pasti mengenai suatu masalah yang ada dalam masyarakat

tersebut dan yang menjadi perhatian seperti mahasiswa yang sering menggunakan

(38)

informasi terkait dengan penelitian ini. Adapun yang menjadi informan biasa

adalah mahasiswa yang memiliki facebook.

Wawancara ini juga dilengkapi dengan alat perekam (recorder) sebagai

alat bantu peneliti untuk merekam segala informasi saat mewawancarai para

informan. Penelitian ini juga dibantu dengan kamera foto sebagai alat bantu untuk

mendokumentasikan hal – hal yang ditemukan dilapangan yang juga berkaitan

dengan masalah penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dapat menyempurnakan hasil

observasi dan wawancara yaitu yang diperoleh dari bagian administrasi kampus

FISIP. Peneliti mengambil referensi dari buku – buku, surat kabar, jurnal, buletin

dan artikel dan internet.

1.5.3. Teknik Analisis Data

Analisis Data yang telah dilakukan adalah secara kualitatif. Pertama,

peneliti akan mengumpulkan dan mengkategorikan data – data yang telah peneliti

peroleh dari lapangan. Kemudian data tersebut akan diperkuat dengan data

kepustakaan serta media massa yang memberitakan tentang facebook di kalangan

mahasiswa yang berasal dari kampus mana saja, yang dijadikan sebagai suatu

perbandingan dengan facebook di kalangan mahasiswa FISIP. Kemudian peneliti

akan melihat hubungan – hubungan terhadap data – data yang sudah

dikategorikan. Selanjutnya, hasil dari observasi yang telah peneliti lakukan di

lapangan juga dicantumkan dalam menganalisis data. Pada tahap akhir, peneliti

(39)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke – 9

(sembilan) di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian

FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang sosial, admininstrasi dan

manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum pada tahun 1979.

Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution,

Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H, dan beberapa

dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan,

S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980 mulanya

FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum

USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution

sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU

Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima

mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan

jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan petama kali dimulai

tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof.

Dr.AP Parlindungan, S.H di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU

(40)

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas

Hukum USU, namun kegiatan dan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di

Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan

BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya

pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung

Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu

Pengetahuan Masyarakat merupakan ‘embrio’ (cikal bakal) berdirinya FISIP

USU.

Berkat perjuangan dan usaha, yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka 2

(dua) tahun kemudian tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik

Indonesia nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 september 1982. Dalam Surat

keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke – 9 (sembilan) di USU. Semua

mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu pengetahuan Masyarakat tersebut

menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada saat itu mahasiswa yang kuliah di FISIP

USU belum dibagi ke dalam jurusan – jurusan, karena ketentuan jurusan yang

akan dibuka di FISIP USU belum ada.

Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofyan no. 1 Kampus USU.

Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas

Pertanian USU.

Adapun Pejabat Sementara para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai

pejabatnya adalah:

(41)

2. Pembantu dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution

3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren

Pada tahun Akademi 1982/1983 jumlah mahasiswa yang diterima pada

FISIP USU adalah sebanyak 73 orang. Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang

untuk pertama kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa

angkatan 1980/1981. Sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang

Mahasiswa Jln. Universitas Kampus USU Medan.

Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU

mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah di lingkungan USU,

disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara

bertahap hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki

dosen pada masing – masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah

(42)

Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki

jurusan sampai semester VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk

memilih satu dari dua jurusan yang ada.

Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka

melalui SIPENMARU, FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa.

Adapun jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu

sebanyak 74 orang.

Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs. Adham Nasution

yang sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi

Dekan FISIP USU yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Pendiidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 77121/C.I/83 dengan

masa periode 1983-1986.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para

pembantunya yaitu sebagai berikut:

1. Pembantu Dekan I : Dra. Arnita Zainuddin

2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution

3. Pembantu Dekan III : Drs. Arifin Siregar

Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik

Indonesia No.4K Tahun 1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru

Besar pertama di FISIP USU.

Melalui Proyek Pembangunan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka

pada tahun 1984 gedung FISIP USU telah selesai di bangun di Jalan Dr. A.

(43)

tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan perkuliahan maupun kegiatan

administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung

baru tersebut.

Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui

SIPENMARU berjumlah 71 orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu

Administasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi.

Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mencetak alumni

pertama sebanyak 10 orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas

nama Suwardi Lubis, Mukti Sitompul, dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7

orang dari jurusan Ilmu Administrasi yaitu atas nama Zakaria, Marlon Sihombing,

Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul Sihombing, Henry Lubis, dan

Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini diadakan pada

tanggal 8 Maret 1985 di gedung perkuliahan FISIP USU.

Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985

adalah sebayak 36 orang yang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan

11 orang jurusan Ilmu Komunikasi.

Pada Tahun Akademik 1985/1986, karena kedua jurusan tersebut dianggap

sudah mapan, maka pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu

Kesejahteraan Sosial.

Pada Tahun Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama

dengan Departemen Dalam Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi

pegawai Depdagri yang memiliki Ijazah Sarjana Muda sebagai mahasiswa Tugas

(44)

tahun pertama FISIP USU menerima mahasiswa Tugas Belajar sebanyak 26

orang.

Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi

dua jurusan yaitu Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan

Antopologi yang diterima adalah mahasiswa pindahan dari fakultas Sastra USU

berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 163/PT05/SK/Q.86 tanggal 14

Mei 1986.

Dalam perpindahan ini semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan

yang terdaftar di Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra USU dipindahkan ke

FISIP USU, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti

perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap mengikuti perkuliahan di Fakultas

Sastra USU sampai pendidikannya selesai.

Pada Tahun Akademik 1986/1987 jumlah mahasiswa yang diterima di

FISIP USU sebanyak 375 orang yang terdiri dari 333 orang Regular dan 42 orang

mahasiswa Tugas Belajar.

Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan

FISIP USU, maka pada tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan

kembali menjadi Dekan FISIP USU. Selanjutnya melalui Surat keputusan

Mendikbud Nomor 79511/A.2/C/1986, tanggal 23 Oktober 1986 mengangkat

kembali Prof. M. Adham nasution sebagai Dekan FISIP USU untuk kedua kalinya

yaitu periode 1986- 1989.

Pada periode ini Dekan sebagai pimppinan fakultas menunjuk para

(45)

1. Pembantu Dekan I : Nurhaina Burhan, S.H

2. Pembantu Dekan II : Drs. Armyn Sipahutar

3. Pembantu Dekan III : Dra. Irmawati Soeprapto

Pada Tahun Akademik 1987/1988 FISIP USU telah memiliki lima jurusan

yaitu Ilmu Administrasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi

dan Antropologi.

Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988

sebanyak 205 orang. Terdiri dari 161 orang mahasiswa Regular dan 44 orang

mahasiswa Belajar.

Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP sebanyak 91 orang

terdiri dari 21 orang Jurusan Ilmu Administrasi, 15 orang Jurusan Ilmu

Komunikasi dan 25 orang Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima mahasiswa

sebanyak 241 orang yang terdiri dari 197 orang mahasiswa regular dan 44 orang

mahasiswa Belajar. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988

adalah sebanyak 125 orang.

Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa

sebanyak 207 orang yang kesemuanya adalah mahasiswa regular. Jumlah alumni

FISIP USU pada tahun 1989 adalah 141 orang.

Pada tahun 1990, masa periode jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya

berakhir. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan

(46)

Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat

melakukannya secara voting13

1. Pembantu Dekan I : Drs. Rahim Siregar, M.A

. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi

Dekan adalah Dr. Asma Affan, MPA, yang selanjutnya untuk diusulkan ke

Mendikbud atas rekomendasi Rektor.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 20208/A2.I2/C/1990,

tanggal 14 Maret 1990 diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan

FISIP USU masa periode 1990-1993. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan

fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:

2. Pembantu Dekan II : Dra. Arnita Zainuddin

3. Pembantu Dekan III : Drs. Siswo Suroso

Pada Tahun Akademik 1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima FISIP

USU adalah sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU

tahun 1990 adalah sebanyak 135 orang.

Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di

FISIP USU sebanyak 237 orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan

FISIP USU sebanyak 108 orang.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 520931/A.2.I2/C/1993

tanggal 20 Agustus 1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan

FISIP USU untuk masa periode 1993-1996. Pada periode ini Dekan sebagai

Pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya sebagai berikut;

1. Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru

13

(47)

2. Pembantu Dekan II : Dra. Irmawati Soeprapto

3. Pembantu Dekan III : Drs. Skhyan Asmara

Setelah 3 (tiga) tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996

dibentuklah Panitia Pemilihan Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat senat yang

dilaksanakan ternyata Drs. Amru Nasution diusulkan kembali sebagai calon

tunggal masa periode 1996-1999. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud

Nomor 51141/A.2.I2/KP/1996 tanggal 23 September 1996 Drs. Amru Nasution

diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan menunjuk para

pembantunya:

1. Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru

2. Pembantu Dekan II : Drs. Subilhar, MA

3. Pembantu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara

Pada tahun 1999 masa jabatan Dekan FISIP USU telah berakhir.

Drs.Amru Nasution sebagai Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga

kalinya. Melalui Rapat Senat FISIP USU, ternyata yang terpilih sebagai Dekan

FISIP USU adalah Drs. Sublihar, MA yang selanjutnya diusulkan ke Mendikbud

atas rekomendasi Rektor.

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 1998/JO5/KP/1999 tanggal 9

Desember, Drs. Sublihar, MA diangkat sebagai Dekkan FISIP USU masa periode

1999-2003.

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 2001/2002 FISIP USU

(48)

Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor

2809/D/T/2001 tanggal 30 Agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.

Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali

mengusulkan ke Rektor USU agar FISIP USU membuka program baru yaitu

Program Extension yang berada di bawah naungan masing – masing jurusan yang

ada di FISIP USU.

1. Program Studi

Pada tahun 1983 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada fakultas – fakultas di lingkungan

Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai 5 (lima)

jurusan dengan urutan sebagai berikut:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program

Diploma I (DI) dan Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral

pajak. Pada Tahun Ajaran 2000/2001 program DI Administrasi Perpajakan tidak

menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni FI seluruhnya adalah 153

(49)

Pada Tahun Akademik 2001/1002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik

berdasarkan SK No.616/J05/SK/pp/2002 dan telah menerima sejumlah 60

mahasiswa.

Tabel I

Departemen beserta jumlah staf pengajar FISIP USU

Sumber : Bag . Kemahasiswaan FISIP USU per 31 Maret 2010

2.2. Peran serta Aktivitas Mahasiswa di kampus FISIP USU

Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif mahasiswa merupakan

salah satu elemen terpenting dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di ruang

lingkup perguruan tinggi. Mahasiswa memiliki peran penting dalam

terselenggaranya kegiatan di kampus selain dosen dan elemen penunjang lainnya.

Menggambarkan secara umum mahasiswa di suatu lingkungan kampus, maka

sama dengan menggambarkan setengah dari kehidupan kampus itu sendiri.

Dalam hal ini, mahasiswa di FISIP USU mengikuti kegiatan dan

organisasi seperti berikut:

a. Organisasi Berdasarkan Latar Belakang Keagamaan

Yang termasuk dalam organisasi ini yaitu HMI (Himpunan Mahasiswa

Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMKI (Gerakan

No NAMA DEPARTEMEN Jumlah Staf

(50)

Mahasiswa Kristen Indonesia). Dalam hal ini, mahasiswa di FISIP USU yang

mengikuti organisasi ini adalah mahasiswa yyang ingin mengembangkan

wawasan berorganisasi melalui lingkungan keagamaan. Mereka ini bergabung

dengan sesama rekan mereka yang seagama. Saat ini, di FISIP USU telah

memiliki komisariat HMI, PMII, dan GMKI tersendiri.

Selain yang telah memiliki komisariat tersendiri di FISIP USU seperti

organisasi keagamaan yang disebutkan diatas, mahasiswa juga ada yang ikut

dalam wadah organisasi mahasiswa yang berlatarbelakang keagamaan yang ada di

tingkat universitas (tidak memiliki komisariat di FISIP). Organisasi seperti IMM

(Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa

Muslim Indonesia).

b. Organisasi berdasarkan Latar Belakang Politik

Yang termasuk dalam organsasi ini adalah GMNI (Gerakan Mahasiswa

Nasionalis Indonesia). Organisasi ini melibatkan mahasiswa yang berkumpul

dalam satu wadah organisasi yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu sama –

sama bergerak di bidang politik.

c. Organisasi Mahasiswa Berdasarkan Jurusan (HMJ)

Organisasi ini merupakan organisasi yang didirikan jurusan dan

keanggotaannya adalah otomatis bagi setiap mahasiswa yang ada di jurusan

tersebut. Masing – masing jurusan memiliki nama organisasi yang berbeda di

setiap jurusannya. Organisasi ini merupakan perpanjangan tangan jurusan (Kajur

Gambar

Tabel I Departemen beserta jumlah staf pengajar FISIP USU
Tabel II Himpunan Mahasiswa Jurusan FISIP USU
Tabel III Pengguna aktif total Facebook
gambar yang tidak pecah atau berbayang. Tidak hanya itu, terkadang mereka

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1999 adalah sebanyak 441 orang yang terdiri dari 151 orang Jurusan Ilmu Administrasi, 41 orang Jurusan Ilmu Komunikasi, 53

Penelitian ini bertujuan apakah terpaan tayangan Korean Wave sudah sampai mempengaruhi gaya hidup Mahasiswi FISIP USU, yang secara mengejutkan penggemar tayangan

LITERASI DIGITAL DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Fenomenologi Penyebaran Hoaks Melalui Media Sosial di Kalangan Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU) TESIS BAYU JULIANDRA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengaruh profesionalisme kerja dan tingkat kepuasan mahasiswa pada sub bagian administrasi pendidikan FISIP USU berada pada

komunikasi untuk mempresentasikan dirinya di jejaring sosial Instagram, karena mahasiswa ilmu komunikasi Fisip USU memiliki ketertarikan terhadap Instagram dan menggunakan

Judul skripsi saya adalah “Demokrasi di Kalangan Mahasiswa (Studi Etnografi tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Hal tersebut dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui fungsi dari penggunaan handphone di kalangan mahasiswa, selain untuk media komunikasi serta aktivitas apa saja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya hidup hedonis terjadi di kalangan mahasiswa FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan alasan-alasan yang