KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
ABSTRAK
SITI NURUL INDAH HIDAYAH. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata) di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh HERMANU TRIWIDODO dan DEWI SARTIAMI.
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam.Serangga jenis capung termasuk salah satu kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia.Kelestarian capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar berupa perairan.
Kebun Raya Bogor memiliki ragam koleksi flora dan merupakan tempat bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan sebagainya.
Penelitian yang sudah banyak dilakukan hanya seputar jumlah spesies tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang serangga, khususnya capung, masih tergolong sedikit. Aspek keragaman dan aktivitas capung di sekitar area Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian yang berkala untuk mengetahui keragaman dan aktivitas capung.
Metode yang dilakukan di dalam penelitian ini dengan menangkap capung dengan jaring serangga. Selain itu, selama di tempat pengamatan juga diamati aktivitas capung tersebut. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis spesies capung menggunakan literatur Australian’s Dragonflies dan A Pocket Guide to Drgaonflies of Peninsular Malaysia and Singapore.
Jenis capung yang ditemukan sebanyak sepuluh spesies capung yaitu
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis
sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum, Hydrobasileus croceus, Ictinogomphus decoratus, Pseudagrion microcephalum, dan Pseudagrion rubriceps. Kesepuluh jenis capung ini tersebar di beberapa lokasi di Kebun Raya Bogor yaitu, Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe Dedaunan, Koleksi Tanaman Air, dan Istana Bogor. Aktivitas utama capung adalah terbang dan hinggap di atas permukaan tanaman air atau batu. Aktivitas capung dapat dipengaruhi oleh keberadaan air sungai, cuaca saat pengamatan, dan keberadaan tanaman air sebagai tempat hinggap.
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
Judul Skripsi : Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata) di Kebun Raya Bogor
Nama Mahasiswa : Siti Nurul Indah Hidayah NRP : A44104051
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc. Dra. Dewi Sartiami, MSi.
NIP.130937091 NIP. 131957317
Disetujui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131124019
RIWAYAT HIDUP
Siti Nurul Indah Hidayah lahir di kota Bogor tanggal 30 Mei 1986 dari pasangan Gozali Abdul Majid dan Chodijah. Penulis meupakan anak kedelapan dari sepuluh bersaudara.
Riwayat pendidikan penulis adalah SD Insan Kamil (1992-1998), SLTP Negeri 2 Bogor (1998-2001), SMU Negeri 3 Bogor (2001-2004), dan masuk IPB melalui jalur SPMB tahun 2004.
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, shahabat, dan umatnya yang mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas tugas akhir. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 28. Lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu Kebun Raya Bogor dan didanai oleh Yayasan Peduli Lingkungan (PEKA.
Ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc. dan Dra. Dewi Sartiami, Msi. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi dan Ir.Uha Suhardja Satari, MS. sebagai dosen penguji tamu.
2. Dosen Pembimbing Pembimbing, Dr.Ir. Damayanti Buchori, MSc. yang telah membimbing saya selama kuliah di IPB.
3. Yayasan Peduli Lingkungan (PEKA) yang telah mendanai penelitian ini. 4. Bapak, Ibu, serta kakak dan adik tercinta yang telah memberi dukungan
sepenuhnya.
5. Teman-teman HPT’41
6. Teman-teman satu laboratorium (Anisa, Pipit, Yuli, Magda)
7. Teman seperjuangan di BKIM (Noneng, Merry, Nauli, Hening, Zikra, Erma, Vinan,Vita, Isni, Teh Neng, Teh Pera, Mbak Agus)
8. Retno dan Ilma sebagai teman satu bimbingan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
Semoga skripsi ini bisa diterima dan bermanfaat bagi teman-teman yang lain. Selain itu, mendapat keberkahan dari Allah SWT. Amin.
Bogor, Agustus 2008
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR ... viii PENDAHULUAN
Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 Manfaat ... 2 TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi ... 3 Morfologi ... 3 Bioekologi ... 5
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian ... 8 Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas ... 8 Pengambilan Sampel ... 8 Identifikasi ... 8 HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan... 9 Hasil Identifikasi ... 11 Identifikasi dan Aktivitas ... 18 KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera ... 3 2. Pengelompokkan famili berdasarkan subordo ... 4 3. Sebaran keberadaan capung di empat lokasi dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008... 11 4. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ... 13 5. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008... 14 6. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ... 15 7. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya Bogor
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ... 10 2. Capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008 .. 19
3. Sayap capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei
2008 ... 20 4. Tubuh Zyxomma obtusum(Anonim 2008) ... 23 5. Morfologi ujung abdomen dan venasi sayap Ictinogomphus decoratus
... 24
6. Sayap capung famili Coenagrionidae yang berada di Kebun Raya
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam. Selain itu, Indonesia merupakan daerah yang kondusif untuk perkembangan hewan termasuk serangga (Primack et al., 1998). Hal ini didukung oleh kondisi daerah yang memiliki suhu yang sedang dan memiliki ekosistem yang kondusif.
Serangga termasuk kelompok Arthropoda, memiliki keanekaragaman tertinggi, salah satu yang ordo menarik adalah capung. Jumlah capung yang melimpah terutama terdapat di kawasan tropis seperti Indonesia karena di kawasan ini terdapat berbagai macam habitat. Menurut Susanti (1998), di
Indonesia terdapat sekitar 750 jenis capung, beberapa jenis di antaranya endemik di Sulawesi, misalnya Gynacantha penelopeRis. (Anisoptera: Aeshnidae).
Capung memiliki peranan dalam ekosistem sebagai predator. Salah satu kemungkinan peran capung adalah sebagai predator hama, bahkan capung jarum (Subordo: Zygoptera) ikut berperan sebagai musuh alami yang dapat mengurangi populasi hama tanaman pangan (Ariwibowo 1991). Hal ini menunjukkan posisi penting keberadaan capung dalam keseimbangan ekologi. Selain itu, peran capung bagi keberlangsungan ekosistem adalah indikator pencemaran lingkungan. Ketika kondisi perairan sudah tercemar, maka siklus hidup capung terganggu dan mengakibatkan jumlah populasi menurun. Kelestarian capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar berupa perairan (Susanti 1998).
Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor. Kebun Raya Bogor merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropik terlengkap di dunia, dibangun dengan konsep pertanaman yang indah (Subarna 2006). Dengan ragam koleksi flora, Kebun Raya Bogor juga merupakan tempat bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan sebagainya.
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
ABSTRAK
SITI NURUL INDAH HIDAYAH. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata) di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh HERMANU TRIWIDODO dan DEWI SARTIAMI.
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam.Serangga jenis capung termasuk salah satu kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia.Kelestarian capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar berupa perairan.
Kebun Raya Bogor memiliki ragam koleksi flora dan merupakan tempat bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan sebagainya.
Penelitian yang sudah banyak dilakukan hanya seputar jumlah spesies tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang serangga, khususnya capung, masih tergolong sedikit. Aspek keragaman dan aktivitas capung di sekitar area Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian yang berkala untuk mengetahui keragaman dan aktivitas capung.
Metode yang dilakukan di dalam penelitian ini dengan menangkap capung dengan jaring serangga. Selain itu, selama di tempat pengamatan juga diamati aktivitas capung tersebut. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis spesies capung menggunakan literatur Australian’s Dragonflies dan A Pocket Guide to Drgaonflies of Peninsular Malaysia and Singapore.
Jenis capung yang ditemukan sebanyak sepuluh spesies capung yaitu
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis
sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum, Hydrobasileus croceus, Ictinogomphus decoratus, Pseudagrion microcephalum, dan Pseudagrion rubriceps. Kesepuluh jenis capung ini tersebar di beberapa lokasi di Kebun Raya Bogor yaitu, Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe Dedaunan, Koleksi Tanaman Air, dan Istana Bogor. Aktivitas utama capung adalah terbang dan hinggap di atas permukaan tanaman air atau batu. Aktivitas capung dapat dipengaruhi oleh keberadaan air sungai, cuaca saat pengamatan, dan keberadaan tanaman air sebagai tempat hinggap.
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
Judul Skripsi : Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata) di Kebun Raya Bogor
Nama Mahasiswa : Siti Nurul Indah Hidayah NRP : A44104051
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc. Dra. Dewi Sartiami, MSi.
NIP.130937091 NIP. 131957317
Disetujui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131124019
RIWAYAT HIDUP
Siti Nurul Indah Hidayah lahir di kota Bogor tanggal 30 Mei 1986 dari pasangan Gozali Abdul Majid dan Chodijah. Penulis meupakan anak kedelapan dari sepuluh bersaudara.
Riwayat pendidikan penulis adalah SD Insan Kamil (1992-1998), SLTP Negeri 2 Bogor (1998-2001), SMU Negeri 3 Bogor (2001-2004), dan masuk IPB melalui jalur SPMB tahun 2004.
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, shahabat, dan umatnya yang mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas tugas akhir. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 28. Lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu Kebun Raya Bogor dan didanai oleh Yayasan Peduli Lingkungan (PEKA.
Ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc. dan Dra. Dewi Sartiami, Msi. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi dan Ir.Uha Suhardja Satari, MS. sebagai dosen penguji tamu.
2. Dosen Pembimbing Pembimbing, Dr.Ir. Damayanti Buchori, MSc. yang telah membimbing saya selama kuliah di IPB.
3. Yayasan Peduli Lingkungan (PEKA) yang telah mendanai penelitian ini. 4. Bapak, Ibu, serta kakak dan adik tercinta yang telah memberi dukungan
sepenuhnya.
5. Teman-teman HPT’41
6. Teman-teman satu laboratorium (Anisa, Pipit, Yuli, Magda)
7. Teman seperjuangan di BKIM (Noneng, Merry, Nauli, Hening, Zikra, Erma, Vinan,Vita, Isni, Teh Neng, Teh Pera, Mbak Agus)
8. Retno dan Ilma sebagai teman satu bimbingan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
Semoga skripsi ini bisa diterima dan bermanfaat bagi teman-teman yang lain. Selain itu, mendapat keberkahan dari Allah SWT. Amin.
Bogor, Agustus 2008
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR ... viii PENDAHULUAN
Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 Manfaat ... 2 TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi ... 3 Morfologi ... 3 Bioekologi ... 5
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian ... 8 Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas ... 8 Pengambilan Sampel ... 8 Identifikasi ... 8 HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan... 9 Hasil Identifikasi ... 11 Identifikasi dan Aktivitas ... 18 KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera ... 3 2. Pengelompokkan famili berdasarkan subordo ... 4 3. Sebaran keberadaan capung di empat lokasi dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008... 11 4. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ... 13 5. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008... 14 6. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ... 15 7. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya Bogor
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ... 10 2. Capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008 .. 19
3. Sayap capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei
2008 ... 20 4. Tubuh Zyxomma obtusum(Anonim 2008) ... 23 5. Morfologi ujung abdomen dan venasi sayap Ictinogomphus decoratus
... 24
6. Sayap capung famili Coenagrionidae yang berada di Kebun Raya
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam. Selain itu, Indonesia merupakan daerah yang kondusif untuk perkembangan hewan termasuk serangga (Primack et al., 1998). Hal ini didukung oleh kondisi daerah yang memiliki suhu yang sedang dan memiliki ekosistem yang kondusif.
Serangga termasuk kelompok Arthropoda, memiliki keanekaragaman tertinggi, salah satu yang ordo menarik adalah capung. Jumlah capung yang melimpah terutama terdapat di kawasan tropis seperti Indonesia karena di kawasan ini terdapat berbagai macam habitat. Menurut Susanti (1998), di
Indonesia terdapat sekitar 750 jenis capung, beberapa jenis di antaranya endemik di Sulawesi, misalnya Gynacantha penelopeRis. (Anisoptera: Aeshnidae).
Capung memiliki peranan dalam ekosistem sebagai predator. Salah satu kemungkinan peran capung adalah sebagai predator hama, bahkan capung jarum (Subordo: Zygoptera) ikut berperan sebagai musuh alami yang dapat mengurangi populasi hama tanaman pangan (Ariwibowo 1991). Hal ini menunjukkan posisi penting keberadaan capung dalam keseimbangan ekologi. Selain itu, peran capung bagi keberlangsungan ekosistem adalah indikator pencemaran lingkungan. Ketika kondisi perairan sudah tercemar, maka siklus hidup capung terganggu dan mengakibatkan jumlah populasi menurun. Kelestarian capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar berupa perairan (Susanti 1998).
Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor. Kebun Raya Bogor merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropik terlengkap di dunia, dibangun dengan konsep pertanaman yang indah (Subarna 2006). Dengan ragam koleksi flora, Kebun Raya Bogor juga merupakan tempat bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan sebagainya.
2
serangga, khususnya capung, masih tergolong sedikit. Aspek keanekaragaman dan aktivitas capung di sekitar area Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui.
Oleh karena itu, perlu adanya penggalian informasi mengenai hal di atas melalui penelitian tentang keanekaragaman spesies dan aktivitas capung di Kebun Raya Bogor secara berkala.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan pola aktivitas capung di Kebun Raya Bogor.
Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi
Capung termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, klas Insecta, dan ordo Odonata. Ordo Odonata dibagi ke dalam dua subordo yaitu Zygoptera dan Anisoptera. Kedua subordo ini memiliki beberapa perbedaan yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera*
No Karakter Subordo
3 Ovipositor - Kebanyakan famili memiliki ovipositor
Subordo Anisoptera memiliki tujuh famili, sedangkan famili yang termasuk subordo Zygoptera sebanyak 19 famili seperti tertera pada Tabel 2.
Morfologi
4
kecil) dan pada permukaan dorsal terdapat pterotoraks yang berada di antara pronotum dan dasar sayap yang terbentuk oleh sklerit-sklerit pleura (Borror et al. 1996).
Tabel 2 Pengelompokkan famili berdasarkan subordo*
No Subordo Famili
5
Keempat sayap Odonata memanjang dan terdapat banyak venasi. Ukuran panjang sayap capung dewasa berkisar antara 2 cm sampai 15 cm bahkan bisa
mencapai 17 cm.
Abdomen berbentuk memanjang agak silindris, terdiri dari beberapa ruas, meruncing ke ujung. Abdomen Odonata mempunyai sepuluh ruas yang bersifat fleksibel. Ruas pertama sampai kedelapan terdapat spirakel sebagai alat bantu pernafasan bagi capung (Watson & O’Farrell 1996). Menurut William dan Feltmate (1992), ukuran abdomen pada ruas pertama, kedua, kedelapan, dan kesepuluh lebih pendek daripada ruas lain.
Bioekologi
Sebelum melakukan kopulasi, capung jantan memindahkan sperma dari lubang kelamin primer pada ruas abdomen kesembilan ke lubang kelamin sekunder betina. Ketika kopulasi, leher capung betina atau protoraks dipegang dengan tungkai capung jantan dan sepasang capung ini terbang menggunakan tandem yang biasanya digunakan untuk hinggap. Capung betina membengkokan abdomen ke depan hingga mencapai lubang kelamin sekunder pada jantan. Sebelum memindahkan sperma, capung jantan membersihkan sisa sperma dari jantan sebelumnya yang terdapat pada capung betina. Kopulasi berlangsung selama beberapa menit atau beberapa jam tergantung jenis spesies (Gullan & Cranston 2000).
Capung merupakan serangga yang mengalami metamorfosis hemimetabola. Hemimetabola adalah metamorfosis yang melalui tiga stadia perkembangan yaitu
telur, naiad, dan imago.
Perkembangan Odonata dimulai dengan fase telur. Telur capung diletakkan dengan dua cara yaitu tipe endofitik dan eksofitik. Pada spesies capung tipe endofitik, telur diletakkan di dalam jaringan tanaman air, tanaman yang berada di pinggiran air, atau ke dalam lumpur. Pada tipe eksofitik capung tidak memiliki ovipositor, telur dikeluarkan secara tunggal, bertahap, atau berkelompok dari lubang kelamin.
6
Feltmate (1992), istilah fase setelah telur adalah nimfa. Walaupun sebagian spesies capung memiliki habitat khusus, larva capung terdapat di air jernih, air
payau, air terjun, aliran air deras, danau, kolam, sungai kecil, rawa, tanah berlumpur, dan muara sungai. Beberapa jenis larva melekat di bawah permukaan tanaman (Watson & O’Farrell 1996). Selain itu, menurut William & Feltmate (1992) larva capung hidup di perairan yang ditumbuhi tanaman berdaun lebar.
Periode pematangan reproduksi capung terjadi selama dua sampai 30 hari (Zygoptera) sedangkan periode pematangan subordo Anisoptera yang berada di daerah iklim sedang berlangsung selama enam sampai 45 hari yang dipengaruhi oleh jenis spesies, cuaca, lingkungan dan habitat. Masa reproduksi berlangsung selama satu sampai delapan minggu. Periode pematangan berlangsung sejak kemunculan naiad sampai kematangan seksual yang melibatkan; perubahan warna tubuh, warna sayap, perkembangan alat kelamin, ukuran dan kemunculan ektoparasit tertentu (tungau), dan pertumbuhan jumlah lapisan pada endokutikula. Selama periode ini, capung dewasa menyebar tergantung tempat bernaung dan keberlanjutan habitat. Masa reproduktif dimulai ketika capung dewasa mulai menunjukkan perilaku seksual, oviposisi, dan periode terbang (William & Feltmate 1992).
Capung dewasa sering terlihat di tempat-tempat terbuka, terutama di perairan tempat berbiak dan berburu makanan. Sebagian besar capung hinggap pada pucuk rumput, perdu dan tanaman yang tumbuh di sekitar kolam, sungai, parit atau genangan-genangan air lainnya. Capung melakukan kegiatan pada siang hari ketika matahari bersinar. Oleh karena itu, ketika cuaca cerah, capung akan
terbang sangat aktif dan sulit untuk didekati. Pada dini hari, senja hari, dan saat matahari terbenam, kadang-kadang capung relatif mudah didekati (Susanti 1998).
7
habitatnya, dan cara kopulasi yang cukup unik. Jenis capung selalu berhinggap umumnya jenis Zygoptera dan beberapa jenis Anisoptera (Gomphidae,
Petaluridae, dan Libellulidae). Sebaliknya, jenis capung yang termasuk penerbang ulung dan hinggap secara vertikal ketika istirahat adalah famili Aeshnidae, Corduliidae, dan beberapa jenis Libellulidae (Watson & O’Farrell 1996).
Capung dewasa merupakan penerbang yang kuat dan memiliki jarak terbang sejauh ratusan kilometer. Durasi dan periode terbang tergantung dengan habitat naiad, khususnya tergantung pada tingkat permanennya. Hal ini dapat dicontohkan dengan capung yang hidup pada iklim sedang dan lintang tinggi memiliki durasi dan periode terbang yang bersifat musiman, seperti pada spesies tropis, naiad tinggal sementara di perairan dan dipengaruhi musim hujan. Bagi spesies capung yang hidup di habitat tertentu secara permanen, periode terbangnya terus menerus. Aktivitas makan capung berlangsung selama fase hidup. Semua jenis capung merupakan predator. Kebanyakan capung memakan invertebrata akuatik yang berukuran sangat kecil, khususnya jenis serangga dan ikan. Menurut William dan Feltmate (1992) mangsa capung terdiri dari serangga kecil. Jenis Anisoptera akan menangkap capung lain sebagai mangsa menggunakan sayap. Jenis Zygoptera menangkap mangsa ketika mangsa beristirahat.
Sejumlah spesies capung memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh melalui perubahan postur tubuh dan tingkat pembukaan terhadap matahari. Hal ini memberikan keuntungan bagi capung untuk mulai memangsa pada dini hari sebelum tubuh mangsa berfungsi secara sempurna. Ketika melewati masa prereproduktif, capung dewasa kembali pada masa kopulasi. Pada subordo
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2008 sampai bulan Mei 2008 di
Kebun Raya Bogor. Identifikasi capung dilakukan di Laboratorium
Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas
Pengamatan dilakukan di empat lokasi dalam area Kebun Raya Bogor
dimana banyak dijumpai capung, yaitu di Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe
Dedaunan, Koleksi Tanaman Air, dan taman sekitar kolam belakang Istana Bogor.
Pengamatan aktivitas capung dilakukan dengan berjalan mengelilingi taman setiap
satu jam sekali selama delapan jam (pukul 09.00 sampai 17.00). Pengamatan
dilakukan sebanyak empat ulangan di empat lokasi pengamatan. Pengamatan
meliputi kemunculan spesies capung dan aktivitas di setiap lokasi.
Pengambilan Sampel
Capung yang sedang diamati dilakukan pula penangkapan dengan
menggunakan jaring serangga berbahan kain kelambu. Penangkapan capung
mewakili spesies atau jenis yang diamati. Capung yang sudah ditangkap
kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang di dalamnya terdapat kapas yang
dibasahi etil asetat. Hal ini dilakukan untuk mematikan capung. Kemudian capung
tersebut dibawa ke laboratorium untuk pengamatan spesies dengan menggunakan
mikroskop.
Identifikasi
Capung diidentifikasi dengan menggunakan literatur buku Australian’s
Dragonflies (Watson et al., 1991) dan A Pocket Guide to Dragonflies of
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan
Keempat tempat penelitian terletak di Kebun Raya Bogor. Posisi masing-masing lokasi tertera pada Gambar 1.
a. Taman Lebak Sudjana Kassan
Taman ini berada di pinggir jalan tepatnya berseberangan dengan Lapangan Sempur (Gambar 1a). Terdapat kolam yang berbentuk memanjang dan ditumbuhi tanaman air seperti teratai . Air kolam di taman ini mengalir dengan tenang. Terdapat pohon di pinggir kolam menaungi tanaman air yang berada di bawahnya. Sungai Ciliwung berada di dekat taman ini, sehingga bisa menjadi tempat berkembang biak bagi capung.
b. Kolam Kafe Dedaunan
Di area ini terdapat lima kolam yang terdiri dari empat kolam berukuran sedang dan satu kolam berukuran besar yang ditumbuhi tanaman air (Gambar 1b). Tanaman air yang tumbuh di kolam ini adalah teratai dan bangsa rumput-rumputan. Di pinggir kolam ini juga ditumbuhi pohon yang menaungi tanaman air. Kolam dikelilingi dengan rumput yang
bisa menjadi tempat hinggap bagi capung. Terdapat sungai kecil di sekitar kolam ini.
c. Koleksi Tanaman Air
Keterangan:
A : Taman Lebak Sudjana Kassan B : Kafe Dedaunan
C : Koleksi Tanaman Air D : Istana Bogor
Gambar 1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008 D
C
A
11
d. Istana Bogor
Di area ini terdapat kolam yang berukuran besar dengan ditumbuhi
satu pohon besar yang menjadi habitat burung dan binatang melata (Gambar 1d). Populasi tanaman air seperti teratai dan rumput-rumputan sedikit.
Hasil Identifikasi
Hasil pengamatan dan identifikasi spesies capung di Kebun Raya Bogor tertera pada Tabel 3.
12
Di Taman Lebak Sudjana Kassan terdapat delapan spesies capung yang ditemukan. Kedelapan spesies capung tersebut terdapat tujuh spesies dari subordo
Anisoptera yaitu Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum dan
Hydrobasileus croceus, sedangkan satu spesies termasuk subordo Zygoptera yaitu
Pseudagrion microcephalum.
Di Kafe Dedaunan terdapat tujuh spesies capung yang ditemukan. Ketujuh spesies capung tersebut termasuk subordo Anisoptera antara lain Ictinogomphus decoratus, Hydrobasileus croceus, Orthetrum Sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis sp., dan Crocothemis servilia.
Terdapat sembilan spesies capung yang ditemukan di Koleksi Tanaman Air. Kesembilan spesies capung terdiri dari tujuh spesies yang termasuk subordo Anisoptera yaitu Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Hydrobasileus croceus, Neurothemis sp., Crocothemis servilia, Ictinogomphus decoratus dan
Brachythemis contaminata, sedangkan dua spesies lain termasuk subordo Zygoptera yaituPseudagrion microcephalumdan Pseudagrion rubriceps.
Di Istana Bogor terdapat tujuh spesies capung yang ditemukan. Ketujuh spesies capung tersebut terdapat lima spesies dari subordo Anisoptera antara lain
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Neurothemis sp., Ictinogomphus decoratus
dan Brachythemis contaminata, sedangkan dua spesies termasuk subordo Zygoptera yaitu Pseudagrion microcephalumdanPseudagrion rubriceps.
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas capung berbeda di setiap tempat pengamatan. Di Taman Lebak Sudjana Kassan (Tabel 4), jumlah spesies capung
13
13
Tabel 4 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
Spesies Waktu Pengamatan
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pantala flavescens √ √ √ √ √ √ √ √ √ Brachythemis contaminata √ √ √ √ √ √ √ √
Neurothemis sp. √ √ √ √ √ √ √ √
Crocothemis servilia √ √ √ √ √ √ √ √ √
Hydrobasileus croceus √ √ √ - - -
Zyxomma obtusum - - - √
Subordo Zygoptera Famili Coenagrionidae
Pseudagrion microcephalum √ √ √ √ √ √ √ -Keterangan:
14
14
Tabel 5 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
Spesies Waktu Pengamatan
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pantala flavescens √ √ √ √ √ √ √ √ √ Brachythemis contaminata √ √ √ √ √ √ √ √ √ Neurothemis sp. √ √ √ √ √ √ - -
Crocothemis servilia √ √ √ √ √ √ √ √ √
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus √ √ √ √ √ √ √ - -Keterangan:
15
15
Tabel 6 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
Spesies Waktu Pengamatan
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pantala flavescens - - - √ √ √ √
Brachythemis contaminata √ √ √ √ √ √ √ √ √ Neurothemis sp. √ √ √ √ √ √ - -
Crocothemis servilia √ √ √ √ √ √ - √
Hydrobasileus croceus - - √ - √ - - - Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus √ √ √ √ √ √ √ - -Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion rubriceps - - √ - - -
Pseudagrion microcephalum - - - √ √ √ √ Keterangan:
16
16
Tabel 7 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
Spesies Waktu pengamatan
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina √ √ √ √ √ √ √ -
Pantala flavescens √ √ √ √ √ √ √ √ √ Brachythemis contaminata √ √ √ √ √ √ √ √ √ Neurothemis sp. - √ √ √ - - - -
Crocothemis servilia √ - - - Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus √ √ √ √ √ √ √ - -Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion rubriceps - √ √ √ √ - - -
Pseudagrion microcephalum - - - √ - √ - - -Keterangan:
17
Di Koleksi Tanaman Air (Tabel 6), aktivitas capung pada pagi hari pukul 09.00 sampai 10.00 tidak mencolok, hanya terdapat lima spesies capung yang
muncul di tempat ini. Hal ini dipengaruhi oleh cuaca mendung yang terjadi sejak pagi hari sampai pukul 10.00 sehingga membuat aktivitas capung menurun. Sedangkan jumlah spesies capung tertinggi muncul pukul 14.00. Pada waktu tersebut sinar matahari sangat menyengat sehingga mendorong capung untuk melakukan aktivitas terbang.
Di Istana Bogor (Tabel 7), aktivitas capung tertinggi terjadi pada pukul 12.00 sampai 13.00. Namun aktivitas capung menurun ketika pukul 15.00 sampai 18.00. Hal ini ditunjukkan oleh kemunculan dua sampai tiga spesies capung saja yang teramati di tempat ini. Di lokasi ini aktivitas capung tidak terlalu mencolok. Hal itu bisa disebabkan oleh karakteristik kolam yang jauh dari aliran sungai yang menjadi tempat berkembang biak bagi capung.
Aswari (1997) menyatakan bahwa selama dua tahun terakhir (1994-1996) spesies Anisoptera yang berada di tiga kolam dan tiga aliran air sungai terdapat tiga famili, 17 genus, dan 19 spesies yang diketahui. Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Rhodothemis rufa, dan Crocothemis serviliabisa ditemukan di semua area. Beberapa spesies ditemukan di habitat tertentu yaitu Brachythemis contaminata dan Ictinogomphus decoratus yang berada di kolam 1, 2, dan 3.
Brachydiplax chalybea dan Hydrobasileus croceus berada di kolam 2 dan 3.
Neurothemis terminata dan Thylomis tillarga berada di tempat tersembunyi. Keberdaan capung bisa dikaitkan dengan vegetasi yang menjadi habitat nimfa. Menurut Susanti (1998) terdapat enam belas capung di Kebun Raya Bogor. Hal
18
Identifikasi dan Aktivitas Terbang
Orthetrum sabina (Drury.)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera dan famili Libellulidae. Capung ini memiliki ciri berupa mata berwarna hijau dengan burik hitam, sayap transparan (Subramanian 2005) dengan warna coklat kemerahan atau kekuningan yang terdapat di sayap belakang (Gambar 2a). Terdapat garis hitam dan kuning pada bagian pinggir sintoraks, tergit abdomen berwarna kuning sepanjang lateral dan anterior (Watsonet al., 1991). Selain itu capung ini mudah dikenali ruas abdomen satu sampai tiga yang membengkak dengan adanya paduan warna kuning pucat agak kehijauan (Orr 2005).
Capung ini mudah ditemukan di area Kebun Raya Bogor. O. sabina
ditemukan di kolam Kafe Dedaunan, Istana Bogor, Koleksi Tanaman Air, dan Taman Lebak Sudjana Kassan. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kondisi kolam yang jernih atau tercemar. Menurut Orr (2005), capung ini ditemukan di habitat terbuka dan lingkungan terdegradasi, saluran air, kolam serta rawa. Biasanya capung ini sering hinggap pada semak-semak di sekeliling kolam, danau, dan sungai serta melintas diam-diam di atas rerumputan (Susanti 1998).
Orthetrum sabina aktif sepanjang hari sejak pukul 09.00 sampai pukul 17.00 dan mudah ditemukan di berbagai tempat. O. sabinabanyak ditemukan di kolam Koleksi Tanaman Air.
Pantala flavescens (Fabr.)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera dan famili Libellulidae. Capung ini memiliki ciri unik yaitu dengan adanya warna kuning pada sayap belakang dekat abdomen (Gambar 2b).
Pantala flavescens aktif terbang selama pukul 09.00 sampai 18.00 dan jarang hinggap di permukaan tanaman air. Ketika sore hari, P. flavescens
19
a b
c d
e
Keterangan : a. Orthetrum sabina, b. Pantala flavescens, c. Crocothemis servilia, d.
Brachythemis contaminata, e. Neurothemis sp.
20
Keterangan : a. Orthetrum sabina, b. Pantala flavescens, c. Crocothemis servilia, d.
Brachythemis contaminata, e. Neurothemis sp., f.
Hydrobasileus croceus
Gambar 3 Sayap capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
b
c
e
d a
21
Pantala flavescens terdapat di kolam sekitar Kafe Dedaunan, Istana Bogor, Koleksi Tanaman Air, dan Taman Lebak Sudjana Kassan. Hal ini dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan yang terbuka dan dekat dengan sungai mengalir sehingga memungkinkan P. flavescens terbang secara aktif dan sangat mudah ditemukan. Menurut Orr (2005), P. flavescens berada hampir di semua tempat terbuka dan melakukan kopulasi pada aliran sungai.
Crocothemis servilia(Drury)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili Libellulidae. Tubuhnya berwarna merah terang dengan sayap transparan. Menurut Subramanian (2005), capung ini memiliki mata berwarna merah, toraks dan abdomen berwarna merah (Gambar 2c).
Crocothemis servilia mudah ditemukan di Taman Lebak Sudjana Kassan karena di area ini terdapat taman yang memiliki kolam dengan aliran air yang tenang dan dekat dengan sungai. Menurut Susanti (1998), C. servilia selalu hinggap pada dahan atau di tepi dedaunan dan menyukai air yang mengalir dan tenang sebagai tempat berkembang biaknya.
Capung ini termasuk capung penerbang ulung dan sulit untuk ditangkap. C. servilia kadang-kadang terbang secara berkelompok dan hinggap di atas permukaan tanaman air. C. serviliamemiliki perilaku unik yaitu melawan capung lain ketika diganggu sewaktu hinggap di atas tanaman air.
Brachythemis contaminata(Fabr.)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili Libellulidae. Menurut Subramanian (2005), B. contaminata memiliki mata berwarna coklat muda pada bagian atas dan pada bagian bawah berwarna abu-abu kebiruan, warna toraks yaitu coklat muda atau coklat kemerahan dengan dua garis lateral berwarna coklat kemerahan (Gambar 2d). Capung ini memiliki sayap transparan dengan venasi sayap berwarna merah dan bagian dasar sayap terdapat warna kuning (Orr 2005).
22
B. contaminata aktif sepanjang hari sejak pagi sampai matahari terbit.
B. contaminata terdapat di kolam sekitar Kafe Dedaunan, Istana Bogor, Koleksi Tanaman Air, dan Taman Lebak Sudjana Kassan. Capung ini bisa ditemukan di setiap kolam baik dalam kondisi bersih maupun tercemar. Menurut Subramanian (2005), B. contaminata bisa hidup di perairan yang tercemar. Umumnya spesies ini berada di kolam, parit, tangki, dan saluran kotoran. B. contaminata selalu hinggap di atas rumput-rumputan pada perairan.
Neurothemis sp.(Brauer)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili Libellulidae. Spesies capung ini terdapat di semua tempat pengamatan. Capung ini memiliki sayap belakang dengan pinggiran berupa kurva. Warna tubuh dan sayap capung ini adalah merah hati (Gambar 2e). Seringkali ada variasi yaitu ditemukan
Neurothemis sp. lain yang memiliki sayap berwarna coklat dan tubuh berwarna hitam.
Neurothemis sp. berada di kolam sekitar Kafe Dedaunan, Istana Bogor, Koleksi Tanaman Air, dan Taman Lebak Sudjana Kassan. Spesies capung ini terbang hanya sesekali saja, bahkan sering hinggap di atas permukaan tanaman air. Neurothemis sp. aktif sepanjang hari sejak pukul 09.00 sampai 18.00. Capung ini banyak ditemukan di Taman Lebak Sudjana Kassan. Hal ini berkaitan dengan
kondisi kolam yang terbuka dan dekat dengan sungai. Menurut Orr (2005) habitat
Neurothemis sp. adalah di kolam dan perairan terbuka.
Hydrobasileus croceus(Brauer)
23
Hydrobasileus croceusterdapat di kolam Kafe Dedaunan, Koleksi Tanaman Air, dan Taman Lebak Sudjana Kassan. Capung ini hanya aktif selama empat jam
saja antara pukul 09.00 sampai 13.00.
Zyxomma obtusum (Albarda)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili Libellulidae. Capung ini memiliki ciri unik berupa abdomen yang berwarna putih kapur dengan sayap transparan dan berwarna hitam pada ujung sayap. Menurut Orr (2005), tubuh dan sayap Z. obtusum berwarna putih (Gambar 4), biasanya terdapat di danau, kolam dan air tercemar, biasanya dan di tempat terbuka.
Gambar 4 Tubuh Zyxomma obtusum (www.esabah.com)
Zyxomma obtusum termasuk penerbang cepat. Z. obtusum muncul pukul 17.00 sampai 18.00 di Taman Lebak Sudjana Kassan dengan jumlah individu yang sedikit. Capung ini diduga hidup secara krespuskular. Menurut Orr (2005), capung ini muncul ketika matahari terbenam dan termasuk penerbang cepat.
Ictinogomphus decoratus (Selys)
24
terbang capung ini cukup tinggi, namun kadang-kadang hinggap di atas permukaan tanaman air dalam waktu relatif lama.
a b
Keterangan: a. ujung abdomen, b. sayap
Gambar 5 Morfologi ujung abdomen dan venasi sayap Ictinogomphus decoratus
Pseudagrion rubriceps(Selys)
Capung ini termasuk subordo Zygoptera dan famili Coenagrionidae. P. rubriceps memiliki sayap transparan (Gambar 6a) (Subramanian 2005), mudah dikenali dengan kepala berwarna oranye terang. Capung ini memiliki mata di bagian atas berwarna hijau muda, di bagian ke arah bawah berwarna oranye terang, dan di bagian bawah berwarna biru muda. Warna toraks P. rubricepshijau muda dengan pinggiran berwarna biru. Abdomen ruas pertama sampai kedua berwarna hijau muda dengan pinggiran berwarna biru.
Capung ini terbang di perairan habitat terbuka dan terdegradasi serta berada di air payau (pinggiran mangrove) (Orr 2005). P. rubriceps terdapat di Koleksi Tanaman air dan Istana Bogor. P. rubriceps terbang hanya sesekali, aktivitas terbang lemah dan selalu hinggap di atas permukaan tanaman air.
Pseudagrion microcephalum (Ramb.)
Capung ini termasuk subordo Zygoptera dan famili Coenagrionidae. Capung ini memiliki ciri yang mudah dikenali dengan mata berwarna biru, toraks berwarna biru dengan garis hitam, sayap transparan (Gambar 6b) serta ujung abdomen berwarna biru.
25
memiliki karakteristik kolam yang sedikit tercemar. Menurut Orr (2005), P. microcephalum biasanya hidup di danau, melakukan kopulasi siang hari selama lebih satu jam dengan tandem. P. microcephalum sering hinggap di atas permukaan tanaman air yang berukuran kecil dan mempunyai aktivitas terbang lemah.
a b
Keterangan : a. Pseudagrion rubriceps, b. Pseudagrion microcephalum
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa terdapat sepuluh jenis capung yang terdapat di Kebun Raya Bogor. Terdapat delapan jenis termasuk subordo Anisoptera adalah Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum, Ictinogomphus decoratus, danHydrobacileus croceus, sedangkan dua spesies lain termasuk subordo Zygoptera yaitu Pseudagrion microcephalum dan Pseudagrion rubriceps. Kesepuluh jenis capung ini tersebar di beberapa lokasi di Kebun Raya Bogor yaitu Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe Dedaunan, Koleksi Tanaman Air, dan Istana Bogor.
Aktivitas utama capung adalah terbang dan hinggap di atas permukaan tanaman air atau batu. Aktivitas capung dapat dipengaruhi oleh keberadaan air sungai, cuaca saat pengamatan, dan keberadaan tanaman air sebagai tempat hinggap.
Keragaman dan aktivitas capung tertinggi di Koleksi Tanaman Air. Hal ini ditunjukkan dengan adanya delapan jenis capung yang beraktivitas di lokasi ini.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Dragonfly. Statcounterfreeweb.
http://www.esabah.com/DragonFly/FamilyLibellulidae/ZyxommaObt usum.htm[ 1 September 2008]
Ariwibowo D. 1991. Kajian biologik capung jarum, Agriocnemis pygmaea
(Rambur) Selys sebagai Musuh Alami Wereng Coklat, Nilaparvata lugens Stal. Tesis untuk gelar sarjana Pertanian. Institut Pertanian “STIPER” Yogyakarta.
Aswari, P. 1997. Capung Anisoptera (odonata) di Kebun Raya Bogor. Di dalam: Karyanto A, editor. Seminar Nasional Biologi; Bandar Lampung, 24-26 Juli. 1997. Bandar Lampung: Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Lampung. hal 228-231
. 2004. Ekologi Capung Jarum Calopterygidae Neurobasis chinensis
dan Vestalis luctuosa di Sungai Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun. Berita Biologi, Volume 7, Nomor 1. hal 57- 63.
Borror DJ, Charles AT, Norman, FJ. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga edisi keenam. Penerjemah Soetiyono partosoedjono. UGM Press Yogyakarta.
Gullan PJ, Cranston PS. 2000. The Insects an Outline of Entomology, 2nd edition. Australia : CSIRO Entomology Blackwell Science. hlm 231.
Orr AG. 2005. A Pocket Guide to Dragonflies of Peninsular Malaysia and Singapore.Kota Kinabalu : Natural History Publications (Borneo).
Primack RB, J Supriatna, M Indriawan, P Kramadibrata. 1998. Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Subarna A. 2006. Sekilas Kebun Raya Bogor. Bogor : PKT KBR.
Subramanian KA. 2005. Dragonflies and Damselflies of Peninsular India, A Field Guide,E-Book of Project Lifescape Centre for Ecological Sciences. India : Indian Institute Of Science and Indian Academy of Sciences, Bangalore.
Susanti S. 1998. Mengenal Capung. Bogor : Puslitbang Biologi, LIPI.
Watson JAC, G Theischinger, Abbey HM. 1991. The Australian Dragonflies, A Guide to Identification Distributions and Habitats of Australian Odonata. Australia: CSIRO.
Watson JAL, AF O’Farrell. 1996. The Insects of Australia, a Text Book for Students and Research Workers volume I second edition. CSIRO. Australia: Melbourne University Press.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam. Selain itu, Indonesia merupakan daerah yang kondusif untuk perkembangan hewan termasuk serangga (Primack et al., 1998). Hal ini didukung oleh kondisi daerah yang memiliki suhu yang sedang dan memiliki ekosistem yang kondusif.
Serangga termasuk kelompok Arthropoda, memiliki keanekaragaman tertinggi, salah satu yang ordo menarik adalah capung. Jumlah capung yang melimpah terutama terdapat di kawasan tropis seperti Indonesia karena di kawasan ini terdapat berbagai macam habitat. Menurut Susanti (1998), di
Indonesia terdapat sekitar 750 jenis capung, beberapa jenis di antaranya endemik di Sulawesi, misalnya Gynacantha penelopeRis. (Anisoptera: Aeshnidae).
Capung memiliki peranan dalam ekosistem sebagai predator. Salah satu kemungkinan peran capung adalah sebagai predator hama, bahkan capung jarum (Subordo: Zygoptera) ikut berperan sebagai musuh alami yang dapat mengurangi populasi hama tanaman pangan (Ariwibowo 1991). Hal ini menunjukkan posisi penting keberadaan capung dalam keseimbangan ekologi. Selain itu, peran capung bagi keberlangsungan ekosistem adalah indikator pencemaran lingkungan. Ketika kondisi perairan sudah tercemar, maka siklus hidup capung terganggu dan mengakibatkan jumlah populasi menurun. Kelestarian capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar berupa perairan (Susanti 1998).
Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor. Kebun Raya Bogor merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropik terlengkap di dunia, dibangun dengan konsep pertanaman yang indah (Subarna 2006). Dengan ragam koleksi flora, Kebun Raya Bogor juga merupakan tempat bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan sebagainya.
2
serangga, khususnya capung, masih tergolong sedikit. Aspek keanekaragaman dan aktivitas capung di sekitar area Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui.
Oleh karena itu, perlu adanya penggalian informasi mengenai hal di atas melalui penelitian tentang keanekaragaman spesies dan aktivitas capung di Kebun Raya Bogor secara berkala.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan pola aktivitas capung di Kebun Raya Bogor.
Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi
Capung termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, klas Insecta, dan ordo Odonata. Ordo Odonata dibagi ke dalam dua subordo yaitu Zygoptera dan Anisoptera. Kedua subordo ini memiliki beberapa perbedaan yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera*
No Karakter Subordo
3 Ovipositor - Kebanyakan famili memiliki ovipositor
Subordo Anisoptera memiliki tujuh famili, sedangkan famili yang termasuk subordo Zygoptera sebanyak 19 famili seperti tertera pada Tabel 2.
Morfologi
4
kecil) dan pada permukaan dorsal terdapat pterotoraks yang berada di antara pronotum dan dasar sayap yang terbentuk oleh sklerit-sklerit pleura (Borror et al. 1996).
Tabel 2 Pengelompokkan famili berdasarkan subordo*
No Subordo Famili
5
Keempat sayap Odonata memanjang dan terdapat banyak venasi. Ukuran panjang sayap capung dewasa berkisar antara 2 cm sampai 15 cm bahkan bisa
mencapai 17 cm.
Abdomen berbentuk memanjang agak silindris, terdiri dari beberapa ruas, meruncing ke ujung. Abdomen Odonata mempunyai sepuluh ruas yang bersifat fleksibel. Ruas pertama sampai kedelapan terdapat spirakel sebagai alat bantu pernafasan bagi capung (Watson & O’Farrell 1996). Menurut William dan Feltmate (1992), ukuran abdomen pada ruas pertama, kedua, kedelapan, dan kesepuluh lebih pendek daripada ruas lain.
Bioekologi
Sebelum melakukan kopulasi, capung jantan memindahkan sperma dari lubang kelamin primer pada ruas abdomen kesembilan ke lubang kelamin sekunder betina. Ketika kopulasi, leher capung betina atau protoraks dipegang dengan tungkai capung jantan dan sepasang capung ini terbang menggunakan tandem yang biasanya digunakan untuk hinggap. Capung betina membengkokan abdomen ke depan hingga mencapai lubang kelamin sekunder pada jantan. Sebelum memindahkan sperma, capung jantan membersihkan sisa sperma dari jantan sebelumnya yang terdapat pada capung betina. Kopulasi berlangsung selama beberapa menit atau beberapa jam tergantung jenis spesies (Gullan & Cranston 2000).
Capung merupakan serangga yang mengalami metamorfosis hemimetabola. Hemimetabola adalah metamorfosis yang melalui tiga stadia perkembangan yaitu
telur, naiad, dan imago.
Perkembangan Odonata dimulai dengan fase telur. Telur capung diletakkan dengan dua cara yaitu tipe endofitik dan eksofitik. Pada spesies capung tipe endofitik, telur diletakkan di dalam jaringan tanaman air, tanaman yang berada di pinggiran air, atau ke dalam lumpur. Pada tipe eksofitik capung tidak memiliki ovipositor, telur dikeluarkan secara tunggal, bertahap, atau berkelompok dari lubang kelamin.
6
Feltmate (1992), istilah fase setelah telur adalah nimfa. Walaupun sebagian spesies capung memiliki habitat khusus, larva capung terdapat di air jernih, air
payau, air terjun, aliran air deras, danau, kolam, sungai kecil, rawa, tanah berlumpur, dan muara sungai. Beberapa jenis larva melekat di bawah permukaan tanaman (Watson & O’Farrell 1996). Selain itu, menurut William & Feltmate (1992) larva capung hidup di perairan yang ditumbuhi tanaman berdaun lebar.
Periode pematangan reproduksi capung terjadi selama dua sampai 30 hari (Zygoptera) sedangkan periode pematangan subordo Anisoptera yang berada di daerah iklim sedang berlangsung selama enam sampai 45 hari yang dipengaruhi oleh jenis spesies, cuaca, lingkungan dan habitat. Masa reproduksi berlangsung selama satu sampai delapan minggu. Periode pematangan berlangsung sejak kemunculan naiad sampai kematangan seksual yang melibatkan; perubahan warna tubuh, warna sayap, perkembangan alat kelamin, ukuran dan kemunculan ektoparasit tertentu (tungau), dan pertumbuhan jumlah lapisan pada endokutikula. Selama periode ini, capung dewasa menyebar tergantung tempat bernaung dan keberlanjutan habitat. Masa reproduktif dimulai ketika capung dewasa mulai menunjukkan perilaku seksual, oviposisi, dan periode terbang (William & Feltmate 1992).
Capung dewasa sering terlihat di tempat-tempat terbuka, terutama di perairan tempat berbiak dan berburu makanan. Sebagian besar capung hinggap pada pucuk rumput, perdu dan tanaman yang tumbuh di sekitar kolam, sungai, parit atau genangan-genangan air lainnya. Capung melakukan kegiatan pada siang hari ketika matahari bersinar. Oleh karena itu, ketika cuaca cerah, capung akan
terbang sangat aktif dan sulit untuk didekati. Pada dini hari, senja hari, dan saat matahari terbenam, kadang-kadang capung relatif mudah didekati (Susanti 1998).
7
habitatnya, dan cara kopulasi yang cukup unik. Jenis capung selalu berhinggap umumnya jenis Zygoptera dan beberapa jenis Anisoptera (Gomphidae,
Petaluridae, dan Libellulidae). Sebaliknya, jenis capung yang termasuk penerbang ulung dan hinggap secara vertikal ketika istirahat adalah famili Aeshnidae, Corduliidae, dan beberapa jenis Libellulidae (Watson & O’Farrell 1996).
Capung dewasa merupakan penerbang yang kuat dan memiliki jarak terbang sejauh ratusan kilometer. Durasi dan periode terbang tergantung dengan habitat naiad, khususnya tergantung pada tingkat permanennya. Hal ini dapat dicontohkan dengan capung yang hidup pada iklim sedang dan lintang tinggi memiliki durasi dan periode terbang yang bersifat musiman, seperti pada spesies tropis, naiad tinggal sementara di perairan dan dipengaruhi musim hujan. Bagi spesies capung yang hidup di habitat tertentu secara permanen, periode terbangnya terus menerus. Aktivitas makan capung berlangsung selama fase hidup. Semua jenis capung merupakan predator. Kebanyakan capung memakan invertebrata akuatik yang berukuran sangat kecil, khususnya jenis serangga dan ikan. Menurut William dan Feltmate (1992) mangsa capung terdiri dari serangga kecil. Jenis Anisoptera akan menangkap capung lain sebagai mangsa menggunakan sayap. Jenis Zygoptera menangkap mangsa ketika mangsa beristirahat.
Sejumlah spesies capung memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh melalui perubahan postur tubuh dan tingkat pembukaan terhadap matahari. Hal ini memberikan keuntungan bagi capung untuk mulai memangsa pada dini hari sebelum tubuh mangsa berfungsi secara sempurna. Ketika melewati masa prereproduktif, capung dewasa kembali pada masa kopulasi. Pada subordo
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2008 sampai bulan Mei 2008 di
Kebun Raya Bogor. Identifikasi capung dilakukan di Laboratorium
Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas
Pengamatan dilakukan di empat lokasi dalam area Kebun Raya Bogor
dimana banyak dijumpai capung, yaitu di Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe
Dedaunan, Koleksi Tanaman Air, dan taman sekitar kolam belakang Istana Bogor.
Pengamatan aktivitas capung dilakukan dengan berjalan mengelilingi taman setiap
satu jam sekali selama delapan jam (pukul 09.00 sampai 17.00). Pengamatan
dilakukan sebanyak empat ulangan di empat lokasi pengamatan. Pengamatan
meliputi kemunculan spesies capung dan aktivitas di setiap lokasi.
Pengambilan Sampel
Capung yang sedang diamati dilakukan pula penangkapan dengan
menggunakan jaring serangga berbahan kain kelambu. Penangkapan capung
mewakili spesies atau jenis yang diamati. Capung yang sudah ditangkap
kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang di dalamnya terdapat kapas yang
dibasahi etil asetat. Hal ini dilakukan untuk mematikan capung. Kemudian capung
tersebut dibawa ke laboratorium untuk pengamatan spesies dengan menggunakan
mikroskop.
Identifikasi
Capung diidentifikasi dengan menggunakan literatur buku Australian’s
Dragonflies (Watson et al., 1991) dan A Pocket Guide to Dragonflies of
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan
Keempat tempat penelitian terletak di Kebun Raya Bogor. Posisi masing-masing lokasi tertera pada Gambar 1.
a. Taman Lebak Sudjana Kassan
Taman ini berada di pinggir jalan tepatnya berseberangan dengan Lapangan Sempur (Gambar 1a). Terdapat kolam yang berbentuk memanjang dan ditumbuhi tanaman air seperti teratai . Air kolam di taman ini mengalir dengan tenang. Terdapat pohon di pinggir kolam menaungi tanaman air yang berada di bawahnya. Sungai Ciliwung berada di dekat taman ini, sehingga bisa menjadi tempat berkembang biak bagi capung.
b. Kolam Kafe Dedaunan
Di area ini terdapat lima kolam yang terdiri dari empat kolam berukuran sedang dan satu kolam berukuran besar yang ditumbuhi tanaman air (Gambar 1b). Tanaman air yang tumbuh di kolam ini adalah teratai dan bangsa rumput-rumputan. Di pinggir kolam ini juga ditumbuhi pohon yang menaungi tanaman air. Kolam dikelilingi dengan rumput yang
bisa menjadi tempat hinggap bagi capung. Terdapat sungai kecil di sekitar kolam ini.
c. Koleksi Tanaman Air
Keterangan:
A : Taman Lebak Sudjana Kassan B : Kafe Dedaunan
C : Koleksi Tanaman Air D : Istana Bogor
Gambar 1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008 D
C
A
11
d. Istana Bogor
Di area ini terdapat kolam yang berukuran besar dengan ditumbuhi
satu pohon besar yang menjadi habitat burung dan binatang melata (Gambar 1d). Populasi tanaman air seperti teratai dan rumput-rumputan sedikit.
Hasil Identifikasi
Hasil pengamatan dan identifikasi spesies capung di Kebun Raya Bogor tertera pada Tabel 3.
12
Di Taman Lebak Sudjana Kassan terdapat delapan spesies capung yang ditemukan. Kedelapan spesies capung tersebut terdapat tujuh spesies dari subordo
Anisoptera yaitu Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum dan
Hydrobasileus croceus, sedangkan satu spesies termasuk subordo Zygoptera yaitu
Pseudagrion microcephalum.
Di Kafe Dedaunan terdapat tujuh spesies capung yang ditemukan. Ketujuh spesies capung tersebut termasuk subordo Anisoptera antara lain Ictinogomphus decoratus, Hydrobasileus croceus, Orthetrum Sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis sp., dan Crocothemis servilia.
Terdapat sembilan spesies capung yang ditemukan di Koleksi Tanaman Air. Kesembilan spesies capung terdiri dari tujuh spesies yang termasuk subordo Anisoptera yaitu Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Hydrobasileus croceus, Neurothemis sp., Crocothemis servilia, Ictinogomphus decoratus dan
Brachythemis contaminata, sedangkan dua spesies lain termasuk subordo Zygoptera yaituPseudagrion microcephalumdan Pseudagrion rubriceps.
Di Istana Bogor terdapat tujuh spesies capung yang ditemukan. Ketujuh spesies capung tersebut terdapat lima spesies dari subordo Anisoptera antara lain
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Neurothemis sp., Ictinogomphus decoratus
dan Brachythemis contaminata, sedangkan dua spesies termasuk subordo Zygoptera yaitu Pseudagrion microcephalumdanPseudagrion rubriceps.
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas capung berbeda di setiap tempat pengamatan. Di Taman Lebak Sudjana Kassan (Tabel 4), jumlah spesies capung
13
13
Tabel 4 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
Spesies Waktu Pengamatan
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pantala flavescens √ √ √ √ √ √ √ √ √ Brachythemis contaminata √ √ √ √ √ √ √ √
Neurothemis sp. √ √ √ √ √ √ √ √
Crocothemis servilia √ √ √ √ √ √ √ √ √
Hydrobasileus croceus √ √ √ - - -
Zyxomma obtusum - - - √
Subordo Zygoptera Famili Coenagrionidae
Pseudagrion microcephalum √ √ √ √ √ √ √ -Keterangan:
14
14
Tabel 5 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
Spesies Waktu Pengamatan
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pantala flavescens √ √ √ √ √ √ √ √ √ Brachythemis contaminata √ √ √ √ √ √ √ √ √ Neurothemis sp. √ √ √ √ √ √ - -
Crocothemis servilia √ √ √ √ √ √ √ √ √
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus √ √ √ √ √ √ √ - -Keterangan:
15
15
Tabel 6 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
Spesies Waktu Pengamatan
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pantala flavescens - - - √ √ √ √
Brachythemis contaminata √ √ √ √ √ √ √ √ √ Neurothemis sp. √ √ √ √ √ √ - -
Crocothemis servilia √ √ √ √ √ √ - √
Hydrobasileus croceus - - √ - √ - - - Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus √ √ √ √ √ √ √ - -Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion rubriceps - - √ - - -
Pseudagrion microcephalum - - - √ √ √ √ Keterangan:
16
16
Tabel 7 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
Spesies Waktu pengamatan
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina √ √ √ √ √ √ √ -
Pantala flavescens √ √ √ √ √ √ √ √ √ Brachythemis contaminata √ √ √ √ √ √ √ √ √ Neurothemis sp. - √ √ √ - - - -
Crocothemis servilia √ - - - Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus √ √ √ √ √ √ √ - -Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion rubriceps - √ √ √ √ - - -
Pseudagrion microcephalum - - - √ - √ - - -Keterangan:
17
Di Koleksi Tanaman Air (Tabel 6), aktivitas capung pada pagi hari pukul 09.00 sampai 10.00 tidak mencolok, hanya terdapat lima spesies capung yang
muncul di tempat ini. Hal ini dipengaruhi oleh cuaca mendung yang terjadi sejak pagi hari sampai pukul 10.00 sehingga membuat aktivitas capung menurun. Sedangkan jumlah spesies capung tertinggi muncul pukul 14.00. Pada waktu tersebut sinar matahari sangat menyengat sehingga mendorong capung untuk melakukan aktivitas terbang.
Di Istana Bogor (Tabel 7), aktivitas capung tertinggi terjadi pada pukul 12.00 sampai 13.00. Namun aktivitas capung menurun ketika pukul 15.00 sampai 18.00. Hal ini ditunjukkan oleh kemunculan dua sampai tiga spesies capung saja yang teramati di tempat ini. Di lokasi ini aktivitas capung tidak terlalu mencolok. Hal itu bisa disebabkan oleh karakteristik kolam yang jauh dari aliran sungai yang menjadi tempat berkembang biak bagi capung.
Aswari (1997) menyatakan bahwa selama dua tahun terakhir (1994-1996) spesies Anisoptera yang berada di tiga kolam dan tiga aliran air sungai terdapat tiga famili, 17 genus, dan 19 spesies yang diketahui. Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Rhodothemis rufa, dan Crocothemis serviliabisa ditemukan di semua area. Beberapa spesies ditemukan di habitat tertentu yaitu Brachythemis contaminata dan Ictinogomphus decoratus yang berada di kolam 1, 2, dan 3.
Brachydiplax chalybea dan Hydrobasileus croceus berada di kolam 2 dan 3.
Neurothemis terminata dan Thylomis tillarga berada di tempat tersembunyi. Keberdaan capung bisa dikaitkan dengan vegetasi yang menjadi habitat nimfa. Menurut Susanti (1998) terdapat enam belas capung di Kebun Raya Bogor. Hal