PENGETAHUAN PASIEN KOLOSTOMI
TENTANG PERAWATAN STOMA KOLOSTOMI YANG TEPAT
DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
SKRIPSI
Oleh
Desvin Citra Diyanti Zendrato 101101117
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Prakata
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan
anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengetahuan
Pasien Kolostomi tentang Perawatan Stoma Kolostomi yang Tepat di RSUP H.
Adam Malik Medan” sebagai salah satu syarat memperoleh kelulusan sarjana
keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan selesainya pengerjaan skripsi ini, dengan penuh
rasa hormat saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Erniyati, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
3. Evi Karota Bukit, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Dosen pembimbing saya, Rosina Tarigan, SKp, M.Kep, Sp.KMB,
WOC(ET)N yang telah dengan sabar, tulus dan ikhlas meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi,
6. Direktur Utama RSUP. H. Adam Malik Medan, Direktur SDM dan
Penelitian, Kepala Instalasi LITBANG beserta stafnya, Kepala Instalasi
Rindu B, Kepala Ruangan dan pegawai Rindu B2 dan Rindu B3 RSUP.
H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin penelitian dan
membantu dalam proses penelitian skripsi ini.
7. Pihak RSUD Pirngadi Medan yang telah memberikan izin dan membantu
dalam proses pengambilan data pada saat uji reliabilitas.
8. Ikram,S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen penguji I dan Diah Arruum,
S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen penguji II yang telah memberikan
saran-saran dan arahan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.
9. Dosen pembimbing akademik saya, Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns.,
Sp.KMB
10. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Sumatera
Utara yang telah memberikan dukungan kepada saya.
11. Kedua orangtua saya yang tercinta, Ayahanda M. L. Zendrato dan Ibunda
R. Telaumbanua yang sangat menyayangi saya dan tiada henti-hentinya
mendoakan, memberi semangat dan memberi dukungan kepada saya
terlebih selama mengerjakan skripsi ini, dan juga kepada adek-adek saya
yang tersayang Otniel Zendrato, Chandra Zendrato dan Jevon Zendrato,
serta kepada keluarga besar saya yang selalu membantu, memberi
dukungan dan motivasi kepada saya terlebih selama mengerjakan skripsi
12. Responden penelitian yang telah bersedia untuk membantu saya dalam
pengambilan data.
13. Kepada Kak Emma Siregar sebagai kakak rohani, KTB dan teman-teman
saya di Youth GKB Blessing Community yang selalu mendukung,
mendoakan dan memberi semangat kepada saya.
14. Kepada sahabat saya Candiie, Jennie, Ratna, Lena, Erika, Benita dan
kepada teman-teman alumni XII IPA A yang telah memberikan bantuan,
semangat dan dukungan kepada saya.
15. Teman-teman seperjuanganku Elly, Kalvin, Marsella dan teman-teman
FKep 2010 yang selalu membantu dan memberi dukungan kepada saya.
16. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun sangat
membantu dalam penelitian ini.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan skripsi ini sehingga dapat lebih disempurnakan.
Medan, Juli 2014
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……….……….…… i
Halaman Persetujuan Sidang Skripsi ……….….……. ii
Prakata ……….….… iii
Daftar Isi ………...………..……. vi
Daftar skema ………...………... viii
Daftar Tabel ………..…… ix
Abstrak ………...……….. x
Bab 1. Pendahuluan ………..………..….. 1
1. Latar Belakang ………...……….……….… 1
2. Pertanyaan Penelitian ………..………. 3
3. Tujuan Penelitian ………...…..……… 3
4. Manfaat Penelitian ………...………... 4
Bab 2. Tinjauan Pustaka ……….……….. 5
1. Pengetahuan ……… 5
1.1 Pengertian ………...………... 5
1.2 Tingkat Pengetahuan ……….………... 5
1.3 Pengukuran Pengetahuan ……….……… 7
2. Konsep Kolostomi ………...………..…... 7
2.1 Pengertian Kolostomi ………..…...………….. 7
2.2 Stoma ………...……..……….. 7
2.3 Jenis Kolostomi ……….………...…… 8
2.4 Indikasi Kolostomi ………...………..….. 9
2.5 Komplikasi Kolostomi ………..…………... 10
3. Konsep Perawatan Stoma Kolostomi ………..……...……. 11
3.1 Perawatan Stoma Kolostomi ………...………...….. 11
3.2 Prosedur Perawatan Stoma Kolostomi …………..……... 14
Bab 3. Kerangka konseptual ………..……...…… 17
1. Kerangka Penelitian ..………...……… 17
2. Defenisi Operasional ………...………...….. 18
Bab 4. Metodologi Penelitian ………...……...……... 19
1. Desain Penelitian ………...………..…… 19
2. Populasi dan Sampel dan Tehnik Sampling ……… 19
2.1 Populasi ………....………... 19
2.2 Sampel ………...………...….. 19
2.3 Teknik Sampling ………...………....… 20
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ………....………..…. 20
4. Pertimbangan Etik ………..………...….. 20
5. Instrumen Penelitian ………...…………..…... 21
7. Pengumpulan Data ………...……... 24
8. Analisa Data ………...……….… 25
Bab 5. Hasil dan Pembahasan ………..…. 27
1. Hasil Penelitian ………... 27
1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ………...………...… 27
1.2 Karakteristik Responden ………....………... 28
1.3 Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Perawatan Stoma Kolostomi yang Tepat di RSUP H. Adam Malik Medan ………....… 29
2. Pembahasan ………... 30
2.1 Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Perlengkapan Perawatan Stoma ………....…………... 30
2.2 Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Memasang atau Mengganti Kantong Stoma Kolostomi ……….……...… 32
Bab 6. Penutup ………....……….... 34
1. Kesimpulan ………....……... 34
2. Saran ………...………. 34
Daftar Pustaka ……….... 36
Lampiran-lampiran ………..…………...…... 39
1. Inform Consent ………..…………...……... 39
2. Kuesioner………...……...… 40
3. Jadwal Tentatif Penelitian ……….... 43
4. Taksasi Dana ………... 44
5. Riwayat Hidup ……….……...…. 45
6. Hasil Uji Komputerisasi ………..……....…. 46
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1Kerangka penelitian pengetahuan pasien kolostomi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel prosedur perawatan stoma kolostomi……….…. 15
Tabel 3.1Defenisi operasional pengetahuan pasien kolostomi
tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat ………...….. 18
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik pasien
kolostomi di RSUP H. Adam Malik Medan ………,,…………...… 28
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat
di RSUP H. Adam Malik Medan ………... 29
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat
Judul Penelitian : Pengetahuan Pasien Kolostomi Tentang Perawatan Stoma Kolostomi Yang Tepat Di RSUP H. Adam Malik Medan Peneliti : Desvin Citra Diyanti Zendrato
NIM : 101101117
Jurusan : Ilmu Keperawatan (S1 Keperawatan)
Tahun : 2014
ABSTRAK
Perawatan stoma kolostomi sangat penting bagi pasien yang mendapat tindakan kolostomi sebab tindakan kolostomi menyebabkan perubahan eliminasi fekal pada pasien kolostomi dimana pengeluaran feses dari usus terjadi melalui stoma dan pasien menggunakan kantong untuk menampung feses yang keluar melalui stoma sehingga dibutuhkan perawatan stoma untuk menjaga kebersihan pasien, mempertahankan kenyamanan, mencegah terjadinya infeksi dan mencegah terjadinya masalah pada kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilaksanakan di Rindu B2 dan Rindu B3 RSUP H. Adam Malik Medan. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik sampling yaitu purposive sampling, jumlah sampel sebanyak 32 orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner, yang terdiri dari 2 bagian, yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner perawatan stoma kolostomi. Hasil analisa data dibuat dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi yang dikategorikan baik, cukup dan kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pasien kolostomi tentang perlengkapan perawatan stoma adalah cukup (75.0%) dan pengetahuan pasien kolostomi tentang memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi adalah baik (96.9%). Disarankan kepada perawat untuk tetap memberikan edukasi dan mengevaluasi pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat.
Research Title : Colostomy Patients’ Knowledge About Stoma Colostomy Care In RSUP H. Adam Malik Medan
Researcher : Desvin Citra Diyanti Zendrato
Student ID Number : 101101117
Faculty : Faculty Of Nursing
Year : 2014
ABSTRACT
Stoma colostomy care is significantly crucial to patients who received colostomy as colostomy brings about fecal elimination alteration on patients treated with colostomy in which feces expulsion out of intestine occurs through stoma and patients make use of bags to hold feces that goes out through stoma so stoma care is necessary to keep patients’ hygiene, maintain comfort and prevent infection and skin irritation from happening. The aim of this research was to identify patients’ with colostomy knowledge about stoma colostomy care in RSUP H. Adam Malik Medan. This research was conducted in Rooms Rindu B2 and Rindu B3 RSUP H. Adam Malik Medan. Research design used was descriptive along with sampling technique namely purposive sampling, samples consisting of 32 patients. Research instrument used was questionnaire, which compised of 2 parts, namely demographic data questionnaire and stoma colostomy care questionnaire. The results of the analysis were made into distribution and frequency tables categorized in good, fair and poor. The results of the research pointed out that the knowledge of colostomy patients concerning stoma care equipments is fair (75.0%) and the knowledge of colostomy patients concerning installing or replacing bags of stoma colostomy is good (96.9%). It is suggested that nurses keep educating and evaluating colostomy patients’ knowledge about stoma colostomy care.
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Usus besar merupakan organ utama dalam eliminasi fekal dimana usus besar
menyerap air dari feses dan mengembalikan ke tubuh serta mengabsorbsi nutrisi
yang tersisa. Feses kemudian dikeluarkan dari kolon ke rektum dan dari rektum
menuju. Bila usus besar, rektum dan anus tidak berfungsi dengan normal karena
penyakit atau kondisi tertentu dan mencegah pengeluaran feses secara normal, hal
ini menimbulkan suatu kebutuhan untuk membentuk suatu lubang buatan yang
berfungsi untuk mengeluarkan feses dari tubuh (British Colostomy Associated,
2009; Potter & Perry, 2006). Kolostomi adalah pembuatan lubang pada kolon
secara bedah. Lubang yang terbentuk disebut stoma yang dapat berfungsi sebagai
diversi sementara atau permanen (Smeltzer & Bare, 2002).
Jumlah pasien yang mengalami tindakan kolostomi meningkat dari tahun ke
tahun. Cooke (2009 dalam Rita, 2010) dengan menggunakan data dari The
Health Care Cost dan Utilization Project menyebutkan bahwa terdapat
650.000-730.000 orang yang hidup dengan kolostomi permanen di Amerika Serikat. Pada
tahun 2002, diperoleh data 112.000 orang yang mendapat tindakan kolostomi dan
jumlah ini meningkat sampai 125.000 pada tahun 2007. Dari hasil survey awal
yang dilakukan oleh peneliti, jumlah pasien kolostomi di RSUP Haji Adam Malik
2011 dan meningkat menjadi 52 orang pada tahun 2012 (Medical Record RSUP
H. Adam Malik Medan, 2013).
Tindakan kolostomi yang dilakukan menyebabkan perubahan fungsi normal
tubuh pada pasien kolostomi. Pengeluaran feses dari usus terjadi melalui stoma
sehingga pasien kolostomi menggunakan kantong untuk menampung feses yang
keluar melalui stoma (Colostomy Association, 2013; International Ostomy
Association, 2012). Feses yang keluar dari stoma berasal dari usus besar dan
apabila feses kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi pada kulit (American
Cancer Society, 2011).
Perubahan eliminasi fekal yang dialami oleh pasien kolostomi
mengharuskan pasien perlu belajar merawat stoma kolostomi untuk menjaga
kebersihan, mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungan, mencegah
terjadinya infeksi dan mencegah terjadinya masalah pada kulit (Muwarni, 2009).
Masalah yang umumnya dialami oleh pasien kolostomi berkaitan dengan
perawatan stoma kolostomi yaitu penyakit pada kulit peristomal yang gejalanya
berupa kemerahan, biasanya disebabkan oleh kontak feses dengan kulit dan kulit
bisa menjadi rusak bahkan dapat terjadi ulserasi (Burch, 2011).
Pada penelitian Lyon, Smith, Griffiths, Beck (2000) dari 325 responden
pengguna kantong stoma, 73% melaporkan masalah kulit. Dermatosis termasuk
reaksi iritasi, terutama dari kebocoran urin atau tinja (42%); penyakit kulit yang
sudah ada, terutama psoriasis, dermatitis seboroik dan eksim (20%), infeksi (6%);
dermatitis kontak alergi (0,7%) dan pioderma gangrenosum (0,6% kejadian
berulang. Masalah-masalah pada stoma kolostomi terkait dengan perawatan dapat
dicegah dengan perawatan stoma yang tepat.
Perawatan stoma harus diketahui oleh pasien kolostomi karena pasien akan
pulang ke rumah dan tidak selamanya keluarga yang merawat stoma pasien.
Sejauh ini belum diketahui dengan jelas bagaimana pengetahuan pasien kolostomi
tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk meneliti pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi
yang tepat di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma
kolostomi yang tepat di RSUP H. Adam Malik Medan?
3. Tujuan penelitian 3.1 Tujuan Umum
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat di
RSUP H. Adam Malik Medan.
3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien kolostomi tentang
perlengkapan perawatan stoma.
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien kolostomi tentang memasang
4. Manfaat Penelitian 4.1 Pasien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pasien
tentang pentingnya perawatan stoma kolostomi, sehingga pasien dapat
merawat stoma kolostomi dengan tepat.
4.2 Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perawat dalam hal memberi
pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga tentang cara perawatan
stoma kolostomi yang tepat.
4.3 Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan bagi peneliti selanjutnya jika ingin meneliti hal yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan 1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui penginderaan yang dimilikinya, yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh
melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo,
2010).
1.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Menurut Bloom (1908, dalam Notoatmodjo 2007),
pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda-beda. Ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu: tahu (know), memahami
(comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis),
dan evaluasi(evaluation).
Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah dan dapat diukur dengan menggunakan kata kerja menyebutkan,
Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap
objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
Aplikasi (application) merupakan kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat
diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
Sintesis (synthesis) menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada.
Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yan telah ada.
Pada penelitian ini, pengetahuan diukur sampai tingkat tahu (know).
1.3 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat
disesuaikan dengan tingkat-tingkat pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
2. Konsep Kolostomi 2.1 Pengertian Kolostomi
Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah,
stoma dapat berfungsi sebagai diversi sementara atau permanen (Smeltzer & Bare
2002). Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat
oleh tumor (Harahap, 2006).
2.2 Stoma
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan perut disebut stoma (Smeltzer
& Bare, 2002). Feses dikeluarkan dari tubuh melalui stoma sehingga pasien
kolostomi menggunakan kantong untuk mengumpulkan feses yang keluar dari
stoma (International Ostomy Association, 2012). Indikator stoma yang sehat,
menunjukkan adanya anemia dan warna hitam menunjukkan terjadinya iskemia.
Tidak ada eritema, ruam, ulserasi atau peradangan di sekitar kulit (Rull, 2011).
2.3 Jenis Stoma Kolostomi
Pembedahan kolostomi dilakukan pada beberapa penyakit dan kondisi yang
berbeda. Dimana stoma berada di abdomen tergantung pada bagian mana dari
usus besar yang digunakan untuk membuat stoma. Lokasi stoma kolostomi
ditentukan oleh masalah medis dan kondisi umum klien Berdasarkan lokasinya,
ada 3 jenis kolostomi menurut American Cancer Society (2011), yaitu:
1. Kolostomi Asendens
Kolostomi asendens terletak di sisi kanan perut. Hanya sebagian kecil dari
usus besar yang tersisa yang tetap aktif sehingga keluarannya berbentuk cair dan
mengandung banyak enzim pencernaan. Kantong drainase harus dipakai setiap
saat dan kulit harus terlindungi dari keluaran usus besar.
2. Kolostomi Transversal
Kolostomi transversal terletak di perut bagian atas, baik di tengah atau
mengarah ke sisi kanan tubuh sehingga memungkinkan feses keluar dari tubuh
sebelum mencapai kolon desenden.
3. Kolostomi Desenden/Sigmoid
Kolostomi desenden, terletak di kolon desenden, ditempatkan di sisi kiri
bawah perut. Feses yang keluar dari kolon desenden berbentuk padat dan dapat
dikendalikan. Kolostomi sigmoid dibuat di kolon sigmoid dan letaknya hanya
usus yang bekerja, kolon ini mengeluarkan feses yang padat pada jadwal yang
lebih teratur.
Menurut Potter & Perry (2006), ada 3 jenis bentuk stoma kolostomi, yaitu:
1. Loop Colostomy
Loop colostomy biasanya dilakukan dalam keadaan darurat. Jenis kolostomi
ini mempunyai stoma yang berukuran besar, dibentuk di kolon transversal dan
bersifat sementara. Lengkung ostomi memiliki dua buah lubang pada stoma.
Ujung proksimal mengeluarkan feses sedangkan bagian distal mengeluarkan
lendir.
2. End Colostomy
End colostomy terdiri dari satu stoma dibentuk dari ujung proksimal usus
dengan bagian distal saluran pencernaan dapat dibuang atau dijahit tertutup dan
dibiarkan di dalam rongga abdomen. End colostomy adalah hasil terapi bedah
kanker kolorektal. Pada kasus tersebut, rektum juga mungkin dibuang.
3. Double-Barrel Colostomy
Double-Barrel colostomy terdiri dari dua stoma yang berbeda stoma: stoma
proksimal yang berfungsi dan stoma stoma distal yang tidak berfungsi.
2.4Indikasi Kolostomi
Kebanyakan tindakan kolostomi dilakukan karena kanker kolon, tetapi dapat
juga dilakukan karena kondisi seperti divertikulitis, usus berlubang, obstruksi
Kolostomi dapat bersifat sementara atau permanen dan bisa terdapat
dibagian manapun dari usus besar tergantung penyebab dilakukannya operasi
(Clark & Grover, 2004). Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan
apabila klien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena
adanya keganasan, perlengketan (adhesi) atau pengangkatan kolon sigmoid atau
rektum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Sedangkan pembuatan
kolostomi temporer/sementara biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau
untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan
seperti semula dan abdomen ditutup kembali (Suratun & Lusianah, 2010).
2.5Komplikasi Stoma Kolostomi
Ada beberapa komplikasi stoma yang dapat terjadi, yaitu:
1. Kematian (nekrosis) jaringan stoma, disebabkan oleh supalai darah yang
tidak memadai. Komplikasi ini biasanya terlihat 12-24 jam setelah operasi
dan mungkin memerlukan pembedahan tambahan.
2. Retraksi stoma, disebabkan karena panjang stoma yang tidak cukup.
3. Prolaps stoma, terjadi ketika usus menonjol keluar melalui lubang yaitu 2-3
cm sampai lebih dari 10 cm. kegemukan, ukuran lubang yang berlebih pada
dinding abdomen yang dibuat saat pebedahan, peningkatan tekanan perut
karena tumor, kehamilan, batuk dan bersin, bekerja berlebihan cth:
mengangkat benda yang berat, dan otot perut yang kurang berkembang
4. Stenosis, yaitu penyempitan pada lubang stoma. Seringkali dikaitkan
dengan infeksi di sekitar stoma atau jaringan parut.
5. Parastomal hernia, yaitu pembengkakan pada perut di sekitar stoma
disebabkan karena penempatan stoma pada dinding abdomen yang lemah.
6. Masalah pada kulit, terjadi karena perawatan stoma yang tidak tepat seperti
membuat lubang kantong yang tidak tepat sehingga feses kontak dengan
kulit dan menyebabkan masalah pada kulit yang ditandai dengan adanya
kemerahan pada kulit dan dapat semakin memburuk dimana kulit akan
rusak bahkan bisa terjadi ulserasi. Kulit yang rusak, kemerahan atau
terjadinya peradangan pada kulit dapat meningkatkan resiko kebocoran
kantong dan kerusakan kulit lebih lanjut (Burch, 2011; Colostomy
Association, 2013;Wright).
3. Konsep Perawatan Stoma Kolostomi 3.1 Perawatan Stoma Kolostomi
Pasien yang memiliki stoma kolostomi menghadapi masalah perawatan
kesehatan yang unik sebab pola defekasi mereka berbeda dengan pasien yang
memiliki kolon yang utuh. Individu yang memiliki stoma kolostomi harus
mengenakan kantong atau alat untuk mengumpulkan feses yang dikeluarkan dari
stoma (Ostomy Lifestyle, 2013; Potter & Perry, 2006).
Feses yang keluar melalui stoma dapat menyebabkan beberapa masalah pada
kulit (Clark & Grover, 2004). Masalah pada kulit ditandai dengan adanya
peristomal dan hal ini dapat terjadi jika perawatan stoma tidak tepat (Burch,
2011). Perlindungan kulit peristomal adalah aspek penting dari perawatan stoma.
Peralatan yang sesuai ukurannya merupakan hal penting untuk mencegah
kebocoran isi (Wong, 2009).
Hal-hal yang diperhatikan dalam membersihkan dan merawat stoma yaitu
menggunakan air hangat dan handuk lembut untuk membersihkan stoma dan kulit
sekitarnya. Jika menggunakan sabun untuk membersihkan kulit sekitar stoma,
sebaiknya menggunakan sabun yang sangat ringan. Menggunakan sabun yang
mengandung minyak, parfum dan deodorant perlu dihindari dapat menyebabkan
masalah pada kulit dan menghalangi menempelnya perekat kantong. Jika perlu,
gunakan pelindung kulit dimana perekat akan diterapkan.
Kulit sekitar stoma juga harus dipastikan telah kering sebelum
menggunakan kantong yang baru. Jangan menggunakan alkohol atau bahan kimia
lainnya untuk membersihkan kulit disekitar stoma karena dapat mengiritasi kulit
sekitar stoma. Jaringan stoma berisi pembuluh darah kecil dan dapat berdarah
sedikit ketika dibersihkan. Setiap perdarahan yang tidak berhenti harus dilaporkan
kepada penyedia layanan kesehatan.
Kantong diganti secara teratur untuk mencegah kebocoran dan iritasi kulit.
mengganti atau mengosongkan kantong dilakukan apabila kantong terisi feses
sebanyak sepertiga sampai seperdua kantong. Melepas kantong dengan cara
mendorong kantong menjauh dari kulit secara hati-hati akan membantu mencegah
kerusakan kulit. Selanjutnya, membuat lubang kantong dengan ukuran yang tepat,
memotong lubang pada barier kulit adalah penting karena barier kulit yang baik
melindungi kulit, mencegah iritasi dan nyaman digunakan oleh pasien (Clark &
Grover, 2004; Colostomy Association, 2013; WOCN, dalam Flores, 2013)
Prinsip dalam perawatan stoma kolostomi yaitu bersih (American Cancer
Society, 2011). Pada perawatan stoma, dibutuhkan kantong yang merupakan
bagian pokok dari peralatan untuk perawatan stoma. Feses yang keluar dari tubuh
perlu dikumpulkan di dalam kantong. Ada beberapa jenis kantong yang dapat
digunakan tergantung kebutuhan pasien, antara lain:
a). Jenis kantong berdasarkan jumlah bagian kantong, yaitu: (1) One Piece
atau kantong dengan sistem satu bagian memiliki perekat yang
ditempelkan secara permanen pada kantong. Ketika kantong diganti
dengan yang baru, kantong baru harus direkatkan kembali ke kulit. (2)
Two piece atau kantong dengan sistem dua bagian, memiliki flange
dengan perekat disekitarnya dan kantong yang dilekatkan pada flange
sehingga kantong dapat dilepas dari flange saat dikosongkan atau diganti.
Hal ini memungkinkan flange tetap berada di tempatnyan saat kantong
yang telah terisi feses diambil dan diganti dengan kantong baru kemudian
kantong baru dihubungkan ada flange. Kantong baru tidak perlu
dilengketkan kembali ke kulit setiap kali pergantian kantong, cukup
dihubungkan kembali dengan flange, sehingga sistem ini sangat
menolong untuk pasien dengan kulit sensitive dan meminimalkan risiko
b). Jenis kantong berdasarkan bentuk kantong, yaitu: (1) Closed pouches
atau kantong dengan ujung tertutup, biasanya digunakan oleh pasien
yang memiliki kolostomi desenden atau kolostomi sigmoid. Jenis
kantong ini digunakan sekali dan dibuang saat mengganti kantong. (2)
Open Pouches (drainable) atau kantong dengan ujung terbuka, biasanya
digunakan oleh pasien dengan kolostomi ansenden atau kolostomi
transversal. Bagian bawah kantong ini dapat dibuka untuk mengeluarkan
isi kantong dan dapat digunakan kembali setelah kantong dibersihkan.
c). Jenis kantong berdasarkan warna kantong, yaitu: (1) Transparent pouch
atau kantong kolostomi transparan / bening. (2) Opaque pouch atau
kantong berwarna coklat (Colostomy.org, 2013).
3.2 Prosedur Perawatan Stoma Kolostomi
Pada perawatan stoma kolostomi, hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
1. Warna stoma: stoma harus tampak merah, memiliki warna yang sama dengan
lapisan mukosa bagian dalam pipi. Stoma yang sangat pucat atau berwarna
lebih gelap dengan warna kebiruan atau keunguan mengindikasikan gangguan
sirkulasi darah ke area.
2. Ukuran dan bentuk stoma: sebagian besar stoma agak menonjol dari abdomen.
Stoma baru biasanya tampak bengkak, tetapi pembengkakan biasanya akan
mereda setelah lebih dari 2 atau 3 minggu atau paling lama 6 minggu. Bengkak
3. Perdarahan stoma: pada awalnya akan ada sedikit perdarahan jika stoma
disentuh dan hal itu adalah normal, tetapi perdarahan yang lain harus
dilaporkan.
4. Status kulit peristoma: setiap kemerahan dan iritasi kulit peristoma 5-13 cm
yang mengelilingi stoma harus diperhatikan. Kemerahan sementara setelah
melepas plester adalah hal yang normal.
5. Keluhan: keluhan rasa terbakar di bawah plat pelindung dapat mengindikasikan
adanya kerusakan kulit (Berman, Snyder, Kozeir, Erb, 2009).
Prosedur perawatan stoma kolostomi (Berman, Snyder, Kozeir, Erb, 2009;
Tresca, 2013), yaitu:
Tabel 2.1. Tabel prosedur perawatan stoma kolostomi
No Kegiatan
A Perlengkapan
1. Kantong kolostomi (one piece: closed pouches/drainable pouches, transparent/opaque, cut to fit/pre cut, two piece: closed pouches/drainable pouches, transparent/opaque, cut to fit/pre cut) 2. Panduan ukur stoma
3. Pulpen atau pensil dan gunting
4. Bahan-bahan pembersih (air hangat, washlap, handuk/kassa lembut) 5. Pencukur rambut
6. Klem penutup bagian bawah (jika menggunakan kantong yang drainable)
7. Sabuk (belt) jika dibutuhkan Persiapan
1. Tentukan kebutuhan untuk mengganti peralatan stoma
a. Kaji adanya kebocoran cairan feses pada kantong yang digunakan. Cairan feses dapa mengiritasi kulit.
b. Kaji penuhnya kantong. Kantong dikosongkan apabila sudah terisi feses sebanyak sepertiga sampai seperdua kantong. Kantong yang isinya terlalu penuh menyebabkan cairan feses bocor keluar dan mengiritasi kulit.
selera makan klien dan membuat klien merasa malu. Hindari mengganti peralatan setelah makan atau setelah pemberian obat-obatan yang dapat pengeluaran isi usus.
B Pelaksanaan
1. Komunikasi terapeutik dan jelaskan tujuan perawatan. 2. Cuci tangan dan berikan privasi.
3. Atur posisi klien yaitu duduk atau berbaring di tempat tidur atau posisi berdiri atau duduk di dalam kamar mandi.
4. Kosongkan kantong (drainable pouches), lepaskan dan buang kantong yang lama dengan cara satu tangan memegang kulit dan tangan yang lain menarik perekat kantong secara perlahan dengan arah dari atas ke bawah/samping. Gunakan pembersih perekat jika diperlukan untuk memudahkan melepas perekat.
5. Bersihkan kulit dan stoma dengan kain lap dan air hangat
6. Keringkan kulit dengan handuk/kassa dengan cara menepuk-nepukkan handuk/kassa ke area tersebut. Cukur rambut yang ada di sekitar stoma dengan arah menjauhi stoma untuk menghasikan perekatan yang lebih baik dan menghindari terjadinya iritasi kulit. 7. Kaji keadaan stoma dan kulit peristoma.
8. Ukur stoma dengan menggunakan panduan ukur dan buat lubang pada kantong dengan ukuran 0,3-0,4 cm lebih besar dari stoma. 9. Jika menggunakan kantong one piece, lepaskan kertas perekat di
bagian belakang kantong dan pasang kantong dengan memposisikan stoma tepat pada lubang kantong dan posisikan kantong sesuai dengan aktifitas pasien. Tekan selama beberapa saat agar kantong menempel dengan baik.
10. Jika menggunakan kantong two piece, pasang terlebih dahulu wafer/flange dengan mengarahkan wafer/flange diatas stoma. Tekan dan tahan wafer/flange selama beberapa menit agar dapat merekat dengan baik. Kemudian pasang kantong pada wafer/flange dengan memposisikan stoma tepat pada lubang kantong dan posisikan kantong sesuai dengan aktifitas pasien.
11. Jika menggunakan kantong yang drainable, pasang klem pada bagian ujung kantong.
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan
pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat di RSUP H.
Adam Malik Medan.
Skema 3.1 Kerangka penelitian pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi
Pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat:
1. Perlengkapan perawatan stoma
2. Memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi
3.2 Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Pengetahuan Pasien Kolostomi Tentang Perawatan Stoma Kolostomi Yang Tepat
Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Skala
Ukur Hasil Ukur Pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat.
Segala sesuatu yang diketahui pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat, yaitu (1) perlengkapan perawatan stoma, (2) memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi. Kuesioner sebanyak 28 pernyataan dengan alternatif jawaban 1. Benar 2. Salah
Ordinal (1) Perlengkapan perawatan stoma: a). Kurang, apabila pernyataan
dijawab benar 0-2 b). Cukup, apabila pernyataan
dijawab benar 3-5
c). Baik, apabila pernyataan dijawab benar 6-7
(2) Memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi: a). Kurang, apabila pernyataan
dijawab benar 0-7 b). Cukup, apabila pernyataan
dijawab benar 8-14
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma
kolostomi yang tepat di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang diteliti (Notoatmodjo,
2010). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang mendapat tindakan
kolostomi di RSUP H. Adam Malik Medan.
2.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti (Notoatmodjo,
2010). Besarnya sampel pada penelitian ini sebanyak 32 orang. Kriteria inklusi
sampel pada penelitian ini adalah:
1. Pasien yang mendapat tindakan kolostomi di RSUP H. Adam Malik Medan
2. Pasien dewasa berumur ≥ 18 tahun
3. Pasien yang dapat membaca dan menulis
2.3 Teknik Sampling
Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk digunakan
dalam penelitian (Sugiyono, 2006). Pada penelitian ini teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan ciri
yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Teknik
purposive sampling ini merupakan jenis non-probability sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,
2010).
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rindu B2 dan Rindu B3 RSUP H. Adam Malik
Medan. Alasan peneliti melakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan
adalah RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit pendidikan
sekaligus rumah sakit rujukan dimana banyak pasien yang mendapat tindakan
kolostomi. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 27 Maret 2014
sampai 27 April 2014.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin untuk meneliti dari Fakultas
Keperawatan USU dan RSUP H. Adam Malik Medan dan mendapat persetujuan
Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU (Ethical
penelitian pada responden yang memenuhi kriteria dengan terlebih dahulu
memperkenalkan diri, memberi penjelasan secara lengkap tentang tujuan dan
manfaat kegiatan penelitian serta memberikan lembar persetujuan kepada
responden untuk meminta persetujuan responden berpartisipasi dalam penelitian
sesuai dengan kode etik yang berlaku tanpa ada unsur paksaan (informed consent).
Apabila responden bersedia untuk diteliti maka responden dipersilahkan
menandatangani lembar persetujuan yang telah dibuat dan mengisi lembar
kuesioner penelitian yang telah disiapkan oleh peneliti. Jika responden tidak
bersedia atau menolak untuk berpartisipasi maka peneliti tidak memaksa dan tetap
menghormati hak responden. Dalam menjaga kerahasiaan informasi responden,
peneliti tidak mencantumkan nama responden pada instrumen penelitian, cukup
dengan mencantumkan inisial responden dan nomor kode (anonimity).
Kerahasiaan responden terjamin (confidentiality) dimana peneliti meyakinkan
responden bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah
diberikan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan dipergunakan dalam hal-hal
yang bisa merugikan responden dalam bentuk apapun.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dalam bentuk kuesioner, yaitu
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui
(Arikunto, 2010). Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data
5.1 Kuesioner data demografi
Kuesioner data demografi responden meliputi inisial responden, umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lamanya memiliki stoma. Data demografi
responden tidak dianalisis, data demografi digunakan hanya untuk mengetahui
karakteristik responden yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.
5.2 Kuesioner Perawatan Stoma Kolostomi
Kuesioner perawatan stoma kolostomi terdiri dari 28 pernyataan dengan
kriteria 1 sampai 7 adalah pernyataan mengenai pengetahuan tentang
perlengkapan perawatan stoma dan 8 sampai 28 adalah pernyataan mengenai
pengetahuan tentang memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi.
Kuesioner disusun secara tertutup dengan menggunakan skala Guttman
(Hidayat, 2011). Dalam pertanyaan ini hanya disediakan 2 jawaban dan responden
memilih satu diantaranya. Pernyataan yang dibuat terdiri dari pernyataan positif
dan pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 26, 27, 28 merupakan pernyataan positif dan pernyataan
nomor 8, 19, 23, 24, 25 merupakan pernyataan negatif. Skor untuk pernyataan
positif 1 dan untuk pernyatan negatif 0. Nilai tertinggi dalam kuesioner mengenai
pengetahuan tentang perlengkapan perawatan stoma adalah 7 dan nilai terendah
adalah 0, sedangakan nilai tertinggi dalam kuesioner mengenai pengetahuan
tentang memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi adalah 21 dan nilai
terendah 0. Pada penentuan hasil ukur baik, cukup dan kurang, menggunakan
rumus statistika menurut Wahyuni (2011),
p merupakan panjang kelas dengan rentang kelas untuk pertanyaan tentang
perlengkapan perawatan stoma sebesar 7 dan rentang kelas untuk pertanyaan
tentang memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi sebesar 21. Sehingga
untuk pertanyaan tentang perlengkapan perawatan stoma didapat nilai p (panjang
kelas) = 2,3 dan nilai p (panjang kelas) untuk pertanyaan tentang memasang atau
mengganti kantong stoma kolostomi = 7. Interval hasil ukur dengan menggunakan
rumus di atas, yaitu:
(1) Perlengkapan perawatan stoma:
Baik : 6 – 7
Cukup : 3 – 5
Kurang : 0 – 2
(2) Memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi:
Baik : 15 – 21
Cukup : 8 – 14
Kurang : 0 – 7
6. Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sah
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006).
Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengujian
materi yang terdapat pada tinjauan pustaka (Sugiyono, 2010). Uji validitas
instrumen dilakukan oleh 3 orang ahli kolostomi dengan mengajukan kuesioner
dan proposal penelitian kepada ahli kolostomi. Ahli diminta untuk mengamati
secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi. Kemudian
mengoreksi semua item yang telah dibuat.
Uji reliabilitas merupakan uji yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, serta menunjukkan apakah hasil
pengukuran tetap konsisten atau tidak bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji
reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data dan perhitungan reliabilitas
hanya dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki validitas
(Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Kuder dan Richardson 21 (K-R.21) dengan rumus �11 =
��−�1� �1− �(�−�)
��� � (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas instrument penelitian ini
dilakukan pada 20 responden di RSUD dr. Pirngadi Medan dengan kriteria yang
sama dengan responden penelitian. Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai K-R
21 sebesar 0,713.
7. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan cara mengajukan permohonan izin
pelaksanaan penelitian kepada Fakultas Keperawatan USU. Kemudian mengirim
surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU ke RSUP H. Adam Malik
mencari responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya. Apabila
peneliti sudah menemukan responden, peneliti menjelaskan tujuan dan manfat
dari penelitian.
Terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan
manfaat dari penelitian kepada responden. Responden yang bersedia untuk
menjadi sampel penelitan diminta untuk menandatangani surat persetujuan
menjadi responden penelitian. Responden diminta untuk menjawab semua
pernyataan yang diajukan peneliti dalam kuesioner. Jika responden kesulitan
membaca kuesioner atau menuliskan jawaban, maka peneliti membacakan
pertanyaan kuesioner dan peneliti segera menuliskan jawaban responden atau
mengulang pertanyaan kuesioner kepada responden apabila jawabannya kurang di
pahami. Setelah peneliti selesai mengisi kuesioner maka seluruh data
dikumpulkan kembali untuk diperiksa kelengkapannya dan dianalisa.
8. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui
beberapa tahap, yaitu editing untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan serta memastikan bahwa semua pertanyaan telah
diisi. Setelah itu, melakukan coding untuk memberikan kode terhadap data
sehingga memudahkan peneliti melakukan pengolahan dan analisa data
menggunakan komputer. Selanjutnya melakukan pengolahan data dengan tehnik
komputerisasi, yaitu dengan melakukan entri data dan analisa data statistik
analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap
variabel penelitian. Umunya analisis ini hanya menganalisis distribusi frekuensi
dan persentase dari tiap variabel. Hasil dari analisa data penelitian yang dilakukan
oleh peneliti disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan
mengenai pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang
tepat di RSUP H. Adam Malik Medan.
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini didapat dari pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti mulai 27 Maret 2014 sampai dengan 27 April 2014 di RSUP H. Adam
Malik Medan. Responden dalam penelitian ini adalah pasien kolostomi dengan
jumlah responden sebanyak 32 orang. Penyajian hasil analisa data dalam
penelitian ini meliputi data demografi dan data instrumen.
1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan yang terletak di
Jl. Bunga Lau No. 17, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan,
Provinsi Sumatera Utara dengan luas tanah ± 10 Ha. RSUP H. Adam Malik
Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.
339/Menkes/SK/VIII/1990 dan juga sebagai rumah sakit pendidikan sesuai
dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi menjadi
pusat rujukan pelayanan kesehatan pendidikan dan penelitian yang mandiri dan
1.2 Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lamanya memiliki stoma. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berusia 41-60 tahun yaitu
sejumlah 17 orang (53.1%) dan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki
yaitu sejumlah 20 orang (62.5%). Latar belakang pendidikan responden mayoritas
SMA yaitu sejumlah 10 orang (31.3%), dengan pekerjaan responden mayoritas
wiraswasta yaitu sejumlah 10 orang (31.3%). Berdasarkan lamanya memiliki
stoma, mayoritas responden sudah memiliki stoma selama 1-12 bulan yaitu
[image:39.595.114.510.402.751.2]sejumlah 18 orang (56.3%).
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Pasien Kolostomi di RSUP H. Adam Malik Medan
Data Demografi Frekuensi (f) Persentase (%) Umur
18 – 40 tahun (dewasa dini) 6 18.8
41 – 60 tahun (dewasa madya) 17 53.1
> 60 tahun (dewasa lanjut) 9 28.1
Jenis Kelamin
Laki-laki 20 62.5
Perempuan 12 37.5
Pendidikan
SD 8 25.0
SMP 7 21.9
SMA 10 31.3
Akademi 2 6.3
Sarjana 5 15.6
Pekerjaan
PNS 5 15.6
TNI/Polisi 1 3.1
Petani 8 25.0
Wiraswasta 10 31.3
Lainnya 8 25.0
Lamanya Memiliki Stoma
< 1 bulan 12 37.5
1 – 12 bulan 18 56.3
1.3 Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Perawatan Stoma Kolostomi yang Tepat di RSUP H. Adam Malik Medan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pasien kolostomi tentang
perlengkapan perawatan stoma adalah cukup yaitu sejumlah 24 orang (75.0%) dan
pengetahuan pasien kolostomi tentang memasang atau mengganti kantong stoma
kolostomi adalah baik yaitu sejumlah 31 orang (96.9%). Secara keseluruhan
pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat di
[image:40.595.111.514.352.463.2]RSUP H. Adam Malik Medan adalah baik yaitu sejumlah 29 orang (90.6%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Perawatan Stoma Kolostomi yang Tepat di RSUP H. Adam Malik Medan
Kategori Frekuensi (f) Persentasi (%)
Baik 29 90.6
Cukup 3 9.4
Kurang 0 0
Total 32 100
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Perawatan Stoma Kolostomi yang Tepat di RSUP H. Adam Malik Medan
Kategori Frekuensi (f) Persentasi (%) Perlengkapan Perawatan Stoma
Baik 8 25.0
Cukup 24 75.0
Kurang 0 0
Total 32 100.0
Memasang atau Mengganti Kantong Stoma Kolostomi
Baik 31 96.9
Cukup 1 3.1
Kurang 0 0
[image:40.595.116.510.487.718.2]2. Pembahasan
Hasil penelitian yang didapat oleh peneliti menunjukkan bahwa
pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat
adalah baik (90.6%). Colostomy Association (2013) dan International Ostomy
Association (2012) menyatakan perawatan stoma kolostomi merupakan aspek
penting yang perlu diketahui oleh pasien kolostomi karena tindakan kolostomi
menyebabkan perubahan eliminasi fekal dimana pengeluaran feses dari usus
terjadi melalui stoma sehingga pasien kolostomi menggunakan kantong untuk
menampung feses yang keluar melalui stoma. Muwarni (2009) juga menyatakan
perawatan stoma kolostomi dilakukan untuk menjaga kebersihan dan mencegah
terjadinya gangguan pada kulit akibat kontak feses pada kulit.
2.1 Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Perlengkapan Perawatan Stoma Dalam perawatan kolostomi dibutuhkan perlengkapan yang tepat yang
digunakan baik untuk mengumpulkan feses yang keluar melalui stoma, mengukur
lubang stoma dan membersihkan kulit di sekitar stoma. Pengetahuan tentang
perlengkapan perawatan stoma sangat penting karena peralatan yang tidak tepat
menyebabkan perawatan yang tidak tepat dan dapat menimbulkan gangguan pada
kulit dan stoma pasien. Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh peneliti,
pengetahuan responden tentang perlengkapan perawatan stoma adalah cukup
(75.0%). Burch (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa komplikasi stoma,
khususnya masalah pada kulit akibat stoma dapat dicegah atau diatasi dengan
Bila dilihat secara rinci, ada beberapa pertanyaan mendasar tentang
perlengkapan perawatan stoma yang seharusnya dimiliki responden namun
pertanyaan tersebut banyak dijawab salah oleh reponden, yaitu pernyataan nomor
2 (n=19, 59.4%) dan nomor 5 (n=22, 68.8%). Chronin (2008b, dalam Burch,
2011) menyatakan bahwa kantong drainable dan kantong two-piece lebih cocok
pada pasien kolostomi untuk mencegah gangguan pada kulit akibat seringnya
melepas kantong dari kulit. Cronin (2008a, dalam Burch, 2011) juga menyatakan
bahwa gangguan pada kulit dapat terjadi karena ukuran lubang kantong yang salah
sehingga penggunaan panduan ukur sangat penting untuk mengukur besar stoma
dan lubang pada kantong dengan tepat.
Edukasi yang dilakukan perawat kepada pasien kolostomi dengan media
yang tepat dan benar sangat penting sehingga pasien maupun keluarga mengenal
peralatan yang tepat dalam perawatan stoma kolostomi dan komplikasi akibat
perawatan yang tidak tepat dapat dicegah. Pengetahuan responden tentang
perlengkapan perawatan stoma termasuk kategori cukup disebabkan karena
kurangnya informasi yang diperoleh responden tentang perlengkapan perawatan
stoma kolostomi yang tepat, khususnya jenis kantong kolostomi dan panduan
ukur, dan kemungkinan juga disebabkan karena perlengkapan perawatan stoma
kolostomi yang digunakan responden di rumah sakit dan yang digunakan saat
pasien diberi pengetahuan tentang perawatan stoma belum memenuhi kriteria
perlengkapan perawatan stoma yang tepat. Hal ini disebabkan karena fasilitas
yang kurang memadai sehingga penting bagi perawat untuk menjalankan
rumah sakit agar menyediakan kebutuhan perlengkapan yang tepat, selain
berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan bagi pasien.
2.2 Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Memasang atau Mengganti Kantong Stoma Kolostomi
Feses yang keluar melalui stoma menyebabkan masalah pada kulit apabila
feses kontak dengan kulit (Nybaek and Jemec, 2010). Hal ini dapat diatasi dengan
memasang atau mengganti kantong dengan tepat. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa pengetahuan responden tentang memasang atau mengganti kantong stoma
kolostomi adalah baik (96.9%). Pengetahuan responden tentang memasang atau
mengganti kantong stoma kolostomi termasuk kategori baik karena perawatan
stoma kolostomi diberikan setiap hari kepada responden dan perawat mengajarkan
tentang cara memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi serta responden
memperhatikan cara merawat stoma saat perawatan stoma dilakukan oleh perawat
dan mengulang pengetahuan tersebut saat kembali ke rumah. Menurut
Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap objek-objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia. yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba.
Namun, bila dilihat secara lebih rinci, ada beberapa pertanyaan mendasar
tentang memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi yang seharusnya
dimiliki responden namun pertanyaan tersebut dijawab salah oleh responden,
yaitu pernyataan nomor 8 (n=21, 65.6%) dan nomor 25 (n=19, 59.4%). Hal ini
penelitian Burch (2011) diketahui bahwa komplikasi stoma yang dialami pasien,
khususnya masalah pada kulit sering terjadi akibat dari memasang atau mengganti
kantong dengan cara yang tidak tepat dan ukuran lubang kantong yang salah.
Kantong kolostomi diganti atau dikosongkan jika 1/3 – 1/2 kantong sudah terisi
oleh feses dan ukuran lubang kantong yaitu 0,3 – 0,4 cm lebih besar dari stoma
(Berman, Snyder, Kozeir, Erb, 2009; Tresca, 2013). Hal ini dapat diatasi dengan
redemonstrasi kepada pasien tentang memasang atau mengganti kantong stoma
kolostomi yang tepat.
Ketidakmampuan melakukan suatu tindakan paling sering disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan tentang cara melakukan tindakan tersebut, atau
merupakan akibat kurang/sulitnya memperoleh sarana untuk melakukan tindakan
tersebut (Nurhidayah, 2009). Oleh karena itu diharapkan perawat memberikan
edukasi kepada pasien tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat sehingga
komplikasi akibat perawatan stoma yang tidak tepat dapat dicegah. WHO (1954
dalam Notoatmodjo, 1997) menyatakan salah satu tujuan dari edukasi yaitu
menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan tanggal 27 Maret 2014 sampai 27 April 2014 yang
bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien kolostomi tentang
perawatan stoma kolostomi yang tepat di RSUP H. Adam Malik Medan dengan
jumlah responden 32 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pasien kolostomi tentang
perawatan stoma kolostomi yang tepat di RSUP H. Adam Malik Medan adalah
baik (90.6%) dengan pengetahuan tentang perlengkapan perawatan stoma adalah
cukup (75.0%) dan pengetahuan pasien kolostomi tentang memasang atau
mengganti kantong stoma kolostomi adalah baik (96.9%).
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1) Bagi Perawat
Perawat diharapkan memberikan edukasi kepada pasien kolostomi tentang
perawatan stoma kolostomi yang tepat serta melakukan evaluasi atau menilai
pengetahuan pasien tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat untuk
memastikan apakah pasien sudah benar-benar memahami tentang perawatan
setelah pulang dari rumah sakit. Perawat juga diharapkan menjalankan
perannya sebagai advokat bagi pasien.
2) Bagi Pasien
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi pasien kolostomi
tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat dan pasien diharapkan mencari
tahu tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat, baik kepada perawat
maupun kepada petugas kesehatan terkait.
3) Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan pasien kolostomi tentang
perawatan stoma kolostomi yang tepat di RSUP H. Adam Malik Medan. Oleh
karena itu, untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti hubungan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
American Cancer Society. (2011). Colostomy: A Guide. Diambil tanggal 20
Oktober 2013 dari
Berman, Snyder, Kozeir, Erb. (2009). Kozier & Erb: Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis edisi 5, Jakarta: EGC
Burch, J. (2011). Management of Stoma Complications
(Nov 15-Nov 21, 2011): 17-8, 20. Dibuka tanggal 23 Oktober 2013 dari
Carter, Gelmon et al. (2003). The Effectiveness Of A Prenatal Education Programme For The Prevention Of Congenital Toxoplasmosis. Diambil
tanggal 20 Juni 2014 dari
Clark & Grover. (2004). Colostomy Guide.
Colostomy Association. (2013). Home. Dibuka pada tanggal 3 November 2013
da
Colostomy.org. Colostomy Supplies. Dibuka tanggal 15 Januari 2014 dari
Flores. (2013). Ostomy Care: How To Clean The Skin Around The Stoma.
Diambil tanggal 15 Januari 2014 dari
Harahap, I. (2004). Perawatan Pasien Dengan Kolostomi Pada Penderita Kanker
Colorectal. Diambil tanggal 20 September 2013 dari
Hidayat, A. Aziz. (2011). Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika
International Ostomy Association. (2012). The Stoma. Diambil tanggal 3
November 2013 dari
Laksono, Heru. (2012). Gambaran Pengetahuan Petugas (Perawat Dan Bidan) Tentang Kipi (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Di Wilayah Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu Tahun 2012. Skripsi Kesehatan Masyarakat.
Diambil tanggal 24 Juni 2014 dari
Lyon CC, Smith AJ, Griffiths CE, and Beck MH. (2000). The Spectrum of Skin
Disorders in Abdominal Stoma Patients. The British Journal Of
Dermatology [Br J Dermatol], ISSN: 0007-0963, 2000 Dec; Vol. 143 (6), pp. 1248-60; PMID:11122029. Diambil tanggal 2 Oktober 2013 dari
Nurhidayah. (2011). Pendidikan Dalam Keperawatan. Medan: USU Press
Muwarni. (2009). Keterampilan Dasar Praktek Klinik Lapangan. Yogyakarta:
Fitramaya
Notoatmodjo. (2003). Pendidikan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
(2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
(2007). Promosi Kesehatan dn Ilmu Perilaku . Jakarta: Rineka Cipta
Ostomy Lifestyle. (2013). What Is A Stoma. Diambil tanggal 12 Januari 2014 dari
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik, edisi 4, volume 2. Jakarta : EGC
Rita, D. (2010). Individuals with a permanent Ostomy quality of life, preoperative stoma site marking by an ostomy nurse, six peristomal complications, and out-of-pocket financial costs for ostomymanagement. Diambil tanggal 25
November 2013 dari
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner dan Suddarth, volume 2,. Jakarta : EGC
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta
Suratun & Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal, Jakarta: TIM
Wahyuni. (2011). Statistik kedokteran (disertai aplikasi dengan SPSS). Jakarta: Bamboedoea Communication
Wayunah. (2011). Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Terapi Infus dengan Kejadian Plebitis dan Kenyamanan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu. Tesis Keperawatan.
Wondergem, F. (2007). Stoma Care-a guide to daily living. Journal of Community Nursing 21.4 (Apr 2007): 18,20,22. Diambil tanggal 23
Oktober 2013 dari
Wong, D.L & Hockenberry, M.J. (2009). Wong’s Nursing Care of Infant and
Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONCENT)
Nama : Desvin C. D. Zendrato
NIM : 101101117
Semester : 8 (Delapan)
Judul Penelitian : Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Perawatan Stoma Kolostomi yang Tepat di RSUP H. Adam Malik Medan
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian. Penelitian yang saya lakukan merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifiksi pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan dan kemajuan ilmu keperawatan khususnya riset keperawatan.
Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi responden dalam penelitian saya dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan jujur tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Data dan identitas Bapak/Ibu/Saudara/Saudari akan dirahasiakan dengan memberi kode dan menjadi tanggung jawab peneliti sepenuhnya. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela. Oleh karena itu, ada kebebasan menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2014
Peneliti Responden
Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN PASIEN KOLOSTOMI
TENTANG PERAWATAN STOMA KOLOSTOMI YANG TEPAT DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
No. Responden :
Tanggal :
A. Data Demografi Responden
1. Inisial :
2. Umur : Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan : SD SMP
SMA Sarjana
5. Pekerjaan : PNS Petani
TNI/Polisi Wiraswata
Lain-lain, disebutkan:
B. Kuesioner Pengetahuan Pasien Kolostomi tentang Perawatan Stoma Kolostomi yang Tepat
Berilah tanda () pada kolom yang ada disebelah kanan pada masing-masing
butir pernyataan menurut pilihan anda..
No Daftar Pertanyaan Benar Salah
1 Kantong kolostomi digunakan untuk menampung tinja yang keluar melalui stoma
2 Kantong kolostomi terdiri dari kantong satu lapis dan kantong dua lapis
3 Kantong kolostomi ada yang bisa digunakan sekali pakai dan ada yang bisa beberapa kali dipakai 4 Sarung tangan harus digunakan selama melakukan
perawatan
5 Ukuran stoma diukur dengan menggunakan panduan ukur
6 Air yang digunakan untuk membersihkan kulit sebaiknya air dingin yang sudah dimasak 7 Mengeringkan kulit menggunakan kassa lembut
8 Kantong dikosongkan apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh tinja
9 Mengganti kantong kolostomi bisa dilakukan
kapanpun bila perekat kantong mulai rusak 10 Cuci tangan harus dilakukan sebelum melakukan
perawatan stoma
11 Sarung tangan digunakan setelah cuci tangan 12 Prinsip perawatan stoma yaitu bersih
13 Posisi yang tepat saat melakukan perawatan stoma kolostomi yaitu berbaring, duduk dan berdiri
14
Cara melepas kantong yaitu dengan mendorong kulit menjauh dari kantong sambil melepas perekat
perlahan-lahan
15 Arah melepas kantong yaitu dari atas ke bawah 16 Saat melepas kantong, tangan harus menekan kulit
17
Sebelum menggunakan kantong yang baru, kulit disekitar stoma harus dibersihkan menggunakan air hangat
18 Membersihkan kulit disekitar stoma menggunakan washlap yang dibasahi dengan air
melihat adanya tanda gangguan pada kulit dan stoma 21 Melindungi kulit di sekitar stoma adalah hal yang
penting dalam perawatan stoma
22 Rambut disekitar stoma perlu dicukur agar kantong menempel dengan baik
23 Rambut dicukur dengan arah mendekati stoma 24 Stoma diukur setelah membuat lubang pada kantong 25 Ukuran lubang kantong minimal 0,4 cm lebih besar
dari stoma
26 Ukuran lubang kantong yang tepat mencegah bocornya isi kantong
27 Kantong dipasang dengan lubang kantong tepat diatas stoma
Jadwal Tentative Penelitian
No Kegiatan
September 2013 Oktober 2013 November 2013 Desember 2013 Januari 2014 Februari 2014 Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajukan judul , Acc judul proposal penelitian
2 Pengerjaan proposal
3 Mengajukan sidang proposal
4 Sidang proposal
5 Revisi Proposal
6 Uji validitas dan realibilitas
7 Pengumpulan data penelitian
8 Analisa data dan penyusunan laporan penelitian
9 Seminar hasil penelitian
Lampiran 4 Taksasi Dana
1. Persiapan Proposal
a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp 50.000,-
b. Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka : Rp 300.000,-
c. Biaya internet : Rp 50.000,-
d. Survey awal : Rp 50.000,-
e. Transportasi : Rp 20.000,-
f. Perbanyak proposal : Rp 50.000,-
g. Sidang proposal : Rp 150.000,-
2. Pengumpulan Data
a. Izin penelitian : Rp 350.000,-
b. Transportasi : Rp 490.000,-
c. Penggandaan Kuesioner : Rp 50.000,-
d. Cendera Mata untuk responden : Rp 150.000,-
3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Penelitian
a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp 150.000,-
b. Biaya internet : Rp 50.000,-
c. Penjilidan : Rp 50.000,-
d. Seminar Hasil : Rp 225.000,
e. Sidang : Rp 200.000,-
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
Nama : Desvin Citra Diyanti Zendrato
NIM : 101101117
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Gunungsitoli, 2 Desember 1991
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Simanaere Desa Bawodesolo, Kota Gunungsitoli
Riwayat Pendidikan:
1. TK BNKP Hanna Blindow Gunungsitoli (1997 – 1998)
2. SD Negeri 070992 Simanaere Bawodesolo Gunungsitoli (1998 – 2004)
3. SMP Negeri 3 Gunungsitoli (2004 – 2007)
4. SMA Negeri 3 Gunungsitoli (2007 – 2010)
RESPONDE N
BUTIR PERTANYAAN Skor
Tota l
X2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 22 484
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784