LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Akses KB Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal Pada Akseptor KB Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kec.Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016
A. Identitas Responden
Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden
1. Nama Responden :
2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden : B. Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal
1. Apakah ibu sudah pernah menjadi pengguna KB? a. Ya
b. Tidak
2. Jika ya Kontrasepsi apa yang sudah ibu pakai? a. IUD
b. Metode Operasi Wanita/Sterilisasi c. Pil
d. Suntik e. Implan f. Kondom
C. Jarak ke Pelayanan KB/ Puskesmas
1. Biasanya ibu datang ke Puskesmas menggunakan apa? a. Berjalan kaki, alasannya...
b. Memakai kendaraan (Sepeda Motor, Sepeda, Mobil Pribadi, Angkot dan lain-lain), alasannya...
2. Apakah jarak dari rumah ibu ke pelayanan KB/ Puskesmas begitu sulit? a. Ya
b. Tidak
3. Jika Ya, kesulitan yang bagaimana yang sering ibu dapatkan pada saat menuju Puskesmas? Sebutkan...
4. Jika tidak, apa alasannya? sebutkan…….
D. Pertanyan Tentang Biaya
1. Apakah ibu membayar setelah mendapatkan pelayanan KB? a. Ya
2. Jika ya berapa biaya yang ibu keluarkan dalam penggunaan
/pemasangan alat kontrasepsi yang ibu pergunakan ? Sebutkan……
3. Jika tidak, alasannya?...
4. Apakah ibu dikenakan biaya lain selain untuk mendapatkan alat kontrasepsi?
a. Ya b. Tidak
5. Berapa kali dalam sebulan ibu berkunjung ke puskesmas…….
6. Bagaimana dengan ongkos/ biaya kendaran yang ibu gunakan untuk sampai di puskesmas?
a. Murah b. Mahal
E. Pertanyaan Pengetahuan Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma untuk mencegah kehamilan.
2. Macam- macam kontrasepsi Hormonal antara lain Pil, Suntik, Implan
3. Cara kerja kontrasepsi Pil itu bisa menghambat ovulasi dan kesuburan bisa kembali setelah pengguna pil dihentikan
4. Kelemahan pemakaian kontrasepsi Pil dapat mengurangi Produksi ASI
5. Ibu penderita diabetes tidak bisa menggunakan kontrasepsi pil
6. Pemasangan kontrasepsi Implan/ susuk dipasangkan daerah bokong.
7. Kegunaan Implan adalah tidak mempengaruhi ASI, dan bisa dipakai sampai jangka 5 tahun 8. Penggunaan kontrasepsi implan efektif selama 3-5
tahun
9. Implan di pasang bagian lengan sebelah kiri 10. Kontrasepsi Implan sangat efektif dan nyaman
digunakan pada perempuan dalam usia reproduksi 11. Waktu yang tepat pemasangan alat kontrasepsi
Implan pada waktu selama haid
13. Pemakaian alat kontrasepsi suntik bisa dilakukan di klinik bersalin
14. Alat kontrasepsi hormonal antara lain Pil, Suntik, Implan
15. Alat kontrasepsi Suntik dapat di beli warung 16. Efek samping pengguaan alat kontrasepsi Suntik
bisa menaikkan berat badan
17. Keuntungan pemakaian kontrasepsiSuntik bisa menurunkan penyakit anemia
18. Cara kerja suntik bisa mencegah kehamilan dan selaput lendir rahim tipis
19. Alat kontrasepsi Suntik bisa mengakibatkan terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan.
20. Menurut ibu, keuntungan kontrasepsi suntik bisa mencegah kehamilan, tidak memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI, dan tidak berpengaruh pada hubungan intim.
21. Kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma untuk mencegah kehamilan
22. Macam- macam alat kontrasepsi non Hormonal antara lain IUD, Metode Operasi Wanita/ Sterilisasi, Metode Operasi Pria
23. Cara kerja kontrasepsi
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke rahim
- Efektif dengan segera yaitu 24 jam dari pemasangan
24. Sepengetahuan ibu, apakah manfaat IUD/ Spiral? IUD/ Spiral berguna mencegah kehamilan
25. Keuntungan memakai IUD/Spiral?
- Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat- ingat (seperti pemakaian Pil KB)
- Tidak mempengaruhi produksi ASI - Tidak mempengaruhi hubungan seksual
- Dapat di pasang segera setelah melahirkan 26. IUD/Spiral tidak ada interaksi dengan
obat/hormon
27. IUD/Spiral dapat dibuka sebelum waktunya bila dijumpai:
- Terjadi pendarahan
28. Bagian tubuh yang mana dilakukan pemotongan Vasektomi/ Sterilisasi Pria
- Skrotum
- Penis/ alat kelamin laki- laki
28. Keuntungan Metode Operasi Pria/ sterilisasi - Perlindungan terhadap terjadinya
kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup
- Tidak mengganggu kehidupan seksual suami istri
29. Kelemahan pemakaian Metode Operasi Pria/ Sterilisasi
- Harus ada tindakan pembedahan - Sifatnya permanen
30 Yang tidak bisa melakukan Metode Operasi Pria/ Sterilisasi.
- Penderita hernia
- Memiliki penyakit jantung dan paru-paru 31. Kelemahan Metode Operasi Wanita/ Sterilisasi
- Resiko dan efek samping pembedahan - Infeksi mungkin saja terjadi, bila prosedur
operasi tidak benar
- Tidak mempengaruhi proses menyusui 32. Metode Operasi wanita/ Sterilisasi adalah
tindakan yang dilakukakn pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang
bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. 33. Metode Operasi Wanita/ sterilisasi boleh di
pasang pada saat hamil
-34. Metode Operasi Wanita/Sterilisasi tidak boleh di pasang pada wanita yang memiliki riwayat penyakit jantung
35. Efek samping pemakaian kondom antara lain: - Sangat efektif jika digunakan pada waktu
istri menyusui.
- Alergi terhadap karet
37 Cara kerja kondom akan menghalagi sperma masuk kedalam rahim dan bisa melidungi wanita dari kehamilan yang tidak diinginkan
38. Keuntungan memakai kondom?
- Dapat mencegah penyakit menular seksual
- Murah dan mudah di dapat tanpa resep dokter
39 Ibu yang tidak boleh memakai metode operasi wanita/sterilisasi
- Belum memberikan persetujuan tertulis 40. Ibu yang menderita penyakit diabetes bisa
memakai alat kontrasepsi
g. Sumber pelayanan
1. Waktu pemasangan alat kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implan) ibu mendapatkan pelayanan dimana? Sebutkan...
2. Berapa kali ibu melakukan kunjungan ke Pelayanan KB dalam sebulan? Sebutkan...
3. Berapa jam dari rumah ibu ke pelayanan KB?...
4. Apa yang menjadi kendala bagi ibu waktu menuju ke pelayanan KB/ Puskesmas?...
5. Hambatan yang bagaimana ibu dapatkan waktu menuju ke pelayanan KB?...
6. Pernahkah ibu mendapatkan kendala sewaktu pemasangan alat kontrasepsi? Sebutkan...
7. Waktu ibu mau memakai alat kontrasepsi pernahkah ibu menjumpai bahwa alat untuk pemasangan ada kekurangan?....
8. Jenis transportasi yang bagaimana ibu pakai waktu pergi ke pelayanan KB? Sebutkan...
9. Pernakah ibu tidak mendapatkan pelayanan KB saat di puskesmas?... 10. Pernahkah keluarga (suami) ibu melarang menggunakan KB?... 11. Menurut ibu apakah di dalam agama memasang KB itu dilarang?
Sebutkan...
Uji Validitas dan Reliabilitas Item-Total Statistics Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation Keterangan Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Keterangan
P1 .494 vailid .921 Reliabel
p2 .509 vailid .921 Reliabel
P3 .509 vailid .921 Reliabel
P4 .380 vailid .923 Reliabel
P5 .425 vailid .922 Reliabel
P6 .380 vailid .923 Reliabel
P7 .373 vailid .923 Reliabel
P8 .425 vailid .922 Reliabel
P9 .431 vailid .922 Reliabel
P10 .373 vailid .923 Reliabel
P11 .431 vailid .922 Reliabel
P12 .509 Vailid .921 Reliabel
P13 .622 Vailid .920 Reliabel
P14 .386 Vailid .922 Reliabel
P15 .622 Vailid .920 Reliabel
P16 .494 Vailid .921 Reliabel
P17 .367 Vailid .923 Reliabel
P18 .612 Vailid .920 Reliabel
P19 .320 Vailid .923 Reliabel
P20 .346 Vailid .923 Reliabel
P21 .573 Vailid .920 Reliabel
P22 .622 Vailid .920 Reliabel
P23 .612 Vailid .920 Reliabel
P24 .612 Vailid .920 Reliabel
P25 .404 Vailid .922 Reliabel
P27 .573 Vailid .920 Reliabel
P28 .404 Vailid .922 Reliabel
P29 .573 Vailid .920 Reliabel
P30 .422 Vailid .922 Reliabel
P31 .422 Vailid .922 Reliabel
P33 .511 Vailid .921 Reliabel
P34 .325 Vailid .923 Reliabel
P35 .393 Vailid .922 Reliabel
P36 .509 Vailid .921 Reliabel
P37 .466 Vailid .922 Reliabel
P38 .330 Vailid .923 Reliabel
P39 .466 Vailid .922 Reliabel
Uji univariate Frequency Table
pengetahuan untuk pertanyaan 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 26 25.2 25.2 25.2
Benar 77 74.8 74.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 63 61.2 61.2 61.2
Benar 40 38.8 38.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 55 53.4 53.4 53.4
Benar 48 46.6 46.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 53 51.5 51.5 51.5
Benar 50 48.5 48.5 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 47 45.6 45.6 45.6
Benar 56 54.4 54.4 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 53 51.5 51.5 51.5
Benar 50 48.5 48.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 53 51.5 51.5 51.5
Benar 50 48.5 48.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 59 57.3 57.3 57.3
Benar 44 42.7 42.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 52 50.5 50.5 50.5
Benar 51 49.5 49.5 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 53 51.5 51.5 51.5
Benar 50 48.5 48.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 50 48.5 48.5 48.5
Benar 53 51.5 51.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 65 63.1 63.1 63.1
Benar 38 36.9 36.9 100.0
Total 103 100.0 100.0
engetahuan untuk pertanyaan 13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 37 35.9 35.9 35.9
Benar 66 64.1 64.1 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 57 55.3 55.3 55.3
Benar 46 44.7 44.7 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 26 25.2 25.2 25.2
Benar 77 74.8 74.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 55 53.4 53.4 53.4
Benar 48 46.6 46.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 58 56.3 56.3 56.3
Benar 45 43.7 43.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 57 55.3 55.3 55.3
Benar 46 44.7 44.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 50 48.5 48.5 48.5
Benar 53 51.5 51.5 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 52 50.5 50.5 50.5
Benar 51 49.5 49.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 21
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 61 59.2 59.2 59.2
Benar 42 40.8 40.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 22
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 62 60.2 60.2 60.2
Benar 41 39.8 39.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 23
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 52 50.5 50.5 50.5
Benar 51 49.5 49.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 24
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 57 55.3 55.3 55.3
Benar 46 44.7 44.7 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 25
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 58 56.3 56.3 56.3
Benar 45 43.7 43.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 26
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 52 50.5 50.5 50.5
Benar 51 49.5 49.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 27
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 55 53.4 53.4 53.4
Benar 48 46.6 46.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 28
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 55 53.4 53.4 53.4
Benar 48 46.6 46.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 29
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 49 47.6 47.6 47.6
Benar 54 52.4 52.4 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 30
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 48 46.6 46.6 46.6
Benar 55 53.4 53.4 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 31
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 63 61.2 61.2 61.2
Benar 40 38.8 38.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 32
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 56 54.4 54.4 54.4
Benar 47 45.6 45.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 33
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 60 58.3 58.3 58.3
Benar 43 41.7 41.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 34
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 33 32.0 32.0 32.0
Benar 70 68.0 68.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 35
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 55 53.4 53.4 53.4
Benar 48 46.6 46.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 36
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 51 49.5 49.5 49.5
Benar 52 50.5 50.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 37
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 52 50.5 50.5 50.5
Benar 51 49.5 49.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 38
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 52 50.5 50.5 50.5
Benar 51 49.5 49.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 39
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 53 51.5 51.5 51.5
Benar 50 48.5 48.5 100.0
pengetahuan untuk pertanyaan 40
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 55 53.4 53.4 53.4
Benar 48 46.6 46.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
jarak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sulit 53 51.5 51.5 51.5
mudah 50 48.5 48.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
biaya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Gratis 48 46.6 46.6 46.6
biaya sendiri 55 53.4 53.4 100.0
Total 103 100.0 100.0
pilihan alkon
Frequency Percent Valid Percent
Cumulati ve Percent
Valid non hormonal 36 35.0 35.0 35.0
Hormonal 67 65.0 65.0 100.0
Total 103 100.0 100.0
sumber pelayanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid puskesmas 27 26.2 26.2 26.2
bkkbn 76 73.8 73.8 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 51 49.5 49.5 49.5
Baik 52 50.5 50.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jarak * pilihan alkon 103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
sumber pelayanan *
pilihan alkon 103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
Pengetahuan * pilihan
Pengetahuan * pilihan alkon
Crosstab
pilihan alkon
Total non hormonal hormonal
Pengetahuan Kurang Count 13 38 51
% within
Pengetahuan 25.5% 74.5% 100.0%
% within pilihan
alkon 36.1% 56.7% 49.5%
% of Total 12.6% 36.9% 49.5%
Baik Count 23 29 52
% within
Pengetahuan 44.2% 55.8% 100.0%
% within pilihan
alkon 63.9% 43.3% 50.5%
% of Total 22.3% 28.2% 50.5%
Total Count 36 67 103
% within
Pengetahuan 35.0% 65.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 35.0% 65.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.977a 1 .046 Continuity
Correctionb 3.196 1 .074
Likelihood Ratio 4.018 1 .045
Fisher's Exact Test .063 .037
Linear-by-Linear
Association 3.939 1 .047
N of Valid Casesb 103
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.977a 1 .046 Continuity
Correctionb 3.196 1 .074
Likelihood Ratio 4.018 1 .045
Fisher's Exact Test .063 .037
Linear-by-Linear
Association 3.939 1 .047
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,83.
sumber pelayanan * pilihan alkon Crosstab pilihan alkon Total non hormonal hormona l sumber pelayanan
puskesmas Count 4 23 27
% within sumber
pelayanan 14.8% 85.2% 100.0%
% within pilihan
alkon 11.1% 34.3% 26.2%
% of Total 3.9% 22.3% 26.2%
bkkbn Count 32 44 76
% within sumber
pelayanan 42.1% 57.9% 100.0%
% within pilihan
alkon 88.9% 65.7% 73.8%
% of Total 31.1% 42.7% 73.8%
Total Count 36 67 103
% within sumber
pelayanan 35.0% 65.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 35.0% 65.0% 100.0%
PChi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.526a 1 .011 Continuity
Correctionb 5.381 1 .020
Likelihood Ratio 7.204 1 .007
Fisher's Exact Test .011 .008
Linear-by-Linear
Association 6.463 1 .011
N of Valid Casesb 103
PChi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.526a 1 .011 Continuity
Correctionb 5.381 1 .020
Likelihood Ratio 7.204 1 .007
Fisher's Exact Test .011 .008
Linear-by-Linear
Association 6.463 1 .011
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,44.
b. Computed only for a 2x2 table
jarak * pilihan alkon
Crosstab
pilihan alkon
Total non hormonal hormonal
Jarak sulit Count 9 44 53
% within jarak 17.0% 83.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 25.0% 65.7% 51.5%
% of Total 8.7% 42.7% 51.5%
mudah Count 27 23 50
% within jarak 54.0% 46.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 75.0% 34.3% 48.5%
% of Total 26.2% 22.3% 48.5%
Total Count 36 67 103
% within jarak 35.0% 65.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 15.508a 1 .000 Continuity
Correctionb 13.922 1 .000
Likelihood Ratio 16.025 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 15.357 1 .000
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,48.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
sumber pelayanan *
sumber pelayanan * pilihan alkon Crosstabulation pilihan alkon Total non hormonal hormona l sumber pelayanan
puskesmas Count 4 23 27
% within sumber
pelayanan 14.8% 85.2% 100.0%
% within pilihan
alkon 11.1% 34.3% 26.2%
% of Total 3.9% 22.3% 26.2%
Bkkbn Count 32 44 76
% within sumber
pelayanan 42.1% 57.9% 100.0%
% within pilihan
alkon 88.9% 65.7% 73.8%
% of Total 31.1% 42.7% 73.8%
Total Count 36 67 103
% within sumber
pelayanan 35.0% 65.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 35.0% 65.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.526a 1 .011 Continuity
Correctionb 5.381 1 .020
Likelihood Ratio 7.204 1 .007
Fisher's Exact Test .011 .008
Linear-by-Linear
Association 6.463 1 .011
N of Valid Casesb 103
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.526a 1 .011 Continuity
Correctionb 5.381 1 .020
Likelihood Ratio 7.204 1 .007
Fisher's Exact Test .011 .008
Linear-by-Linear
Association 6.463 1 .011
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,44.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
biaya * pilihan
biaya * pilihan alkon Crosstabulation
pilihan alkon
Total non hormonal hormonal
Biaya Gratis Count 9 48 57
% within biaya 15.8% 84.2% 100.0%
% within pilihan
alkon 25.0% 71.6% 55.3%
% of Total 8.7% 46.6% 55.3%
biaya sendiri Count 27 19 46
% within biaya 58.7% 41.3% 100.0%
% within pilihan
alkon 75.0% 28.4% 44.7%
% of Total 26.2% 18.4% 44.7%
Total Count 36 67 103
% within biaya 35.0% 65.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 35.0% 65.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 20.613a 1 .000 Continuity
Correctionb 18.769 1 .000
Likelihood Ratio 21.218 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 20.412 1 .000
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,08.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jarak * pilihan
alkon 103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
jarak * pilihan alkon Crosstabulation
pilihan alkon
Total non hormonal hormonal
jarak sulit Count 9 44 53
% within jarak 17.0% 83.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 25.0% 65.7% 51.5%
% of Total 8.7% 42.7% 51.5%
mudah Count 27 23 50
% within jarak 54.0% 46.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 75.0% 34.3% 48.5%
% of Total 26.2% 22.3% 48.5%
Total Count 36 67 103
% within jarak 35.0% 65.0% 100.0%
% within pilihan
alkon 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 15.508a 1 .000 Continuity
Correctionb 13.922 1 .000
Likelihood Ratio 16.025 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 15.357 1 .000
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,48.
DAFTAR PUSTAKA
Arum Stya, dan Sujiyatini, 2009.Panduan lengkap pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Mitra Medika Press.
Atriana Nara, 2014. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Akses Pelayanan Kesehatan, Jumlah Sumber Informasi Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan Yang Memadai Oleh Ibu Bersalin Di Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur.Skiripsi Universitas Udayana Denpasar.
Ayu, 2014. Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas pundata baji. [Skiripsi] Universitas Hasanuddin.
Arikunto, 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
Azwar, A.,1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta:Binarupa Aksara
Bahtiar dan Hidayahtussani. 2013. Akses Akseptor Kb Kontrasepsi Hormonal Dan Non Hormonal. Jurnal Stikes Yasri Mataram.
Bappenas, 2010. Kependudukan dan Keluarga Berencana. Jakarta diakses tanggal 10 Desember 2015.
Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : YBP-Sarwono
Bintari, S. 2012. Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pundata Baji, Skiripsi. Fakultas kesehatan masyarakat Universitas Hasanuddin.
BkkbN, 2005. Upaya Peningkatan Pemakain Kontrasepsi IUD. Jakarta. BkkbN.
, 2005. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta. Rienika Cipta.
BKKBN, 2006. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta. BKKBN.
BKKBN. 2012. Laporan Pencapaian KB Aktif Sumatera Utara. BKKBN. Sumatera Utara
BKKBN. 2012. Angka Pemakaian Kontrasepsi Nasional. Retrieved November 9 2014 from http://bkkbn.go.id/kependudukan/survey.
BKKBN, 2014. Target dan Pencapaian Akseptor Aktif, Mandailing Natal. BKKBN.
Depkes RI, 1991. Propil Kesehatan Indonesia di akses dari http// www.google.co.id pada tanggal 22 oktober 2015.
Dewi, 2013. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta.
Elisa, 2014. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu pus akseptor kontrasepsi non hormonal tentang hormonal desa tanjung morawa. Skiripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universita Sumatera Utara.
Emon, S. 2008. Perlakuan Kontap Pria Digunakan Kembali? Available from:http://www.Posmetro Padang.com diakses 20 november 2015
Efendi, Sifian dan Tukiran (Ed). 2012 Metode Penelitian Survei. Jakarta : Penerbit LP3ES.
Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hartanto, 2004. Keluarga berencana dan Kontrasepsi. Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Irianto, 2014. Pelayanan Keluarga Berencan. Penerbit Alpabeta. Bandung.
Kurniawati, dkk, 2014. Kependudukan dan Pelayanan KB. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Kuncoro. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Khalimah, Umi. 2007. Hubungan Antara Karakteristik dan Sikap Ibu Balitdengan Praktek Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran Gunung pati Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Lemeshow, dkk, 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Manuaba, 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta; EGC.
Mashfufah, 2006. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Metode Kontrasepsi Dengan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal di Rw III Desa Karangasri, Ngawi. Universitas Sebelas Maret.
Maya cobalt, 2011. faktor- faktor yang Berhubungan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Mayaran Semarang.[Skiripsi] STIKES Telogorejo Semarang.
Meilani N,dkk, 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Penerbit Fitramaya, Yogyakarta.
Mulyani, dkk. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta.
Mulyadi, 2005. Akutansi Biaya. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen. Yogyakarta.
Notoatmodjo.2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta. RinekaCipta
Notoatmodjo, 2012. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta Reanika cipta
Nursalam, 2002. Manejemen Keperawatan, Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam, 2008. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta, Salemba Medika.
Panuntun ,S, Siswanto, A, Kurniawati, L V,. Hubungan Antara Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal di Kabupaten Purworejo. Jurnal Kedokteran Masyarakat. Vol.25/NO. 2 Juni 2009 Universitas Gajah Mada.
Propil Kesehatan Mandailing Natal, 2013. Dinas Kesehatan Mandailing Natal.
Purwastuti, 2014. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Penerbit Pustaka Baru Press.
Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
Sastroasmoro, 2008. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke- 3 Jakarta
SDKI, 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
2012.http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil20%Penelitian/SDKI2%. Laporan %20 Pendahuluan %SDKI% 2012.pdf. Diakses 1 April 2016.
Sulistyawati, 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta. Penerbit Selamba Medika
Susanti, 2009. faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi balita di posyandu kelurahan sukasari kecamatan tangerang kota tangerang. Skiripsi. Uversitas Islam Negeri. Jakarta
56 BAB III
METODE PENELITAN
2.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei bersifat deskriptif
analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dimana pengambilan data
dilakukan hanya sekali saja pada kurun waktu tertentu yang bertujuan untuk
mengetahui Hubungan Akses KB Dengan Pemilahan Alat Kontrasepsi Hormonal
dan non hormonal Pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitan 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2015- Maret 2016.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2010) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB
aktif yaitu akseptor yang saat ini menggunakan alat kontrasepsi di Wilayah
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian merupakan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010) sampel terdiri dari bagian
populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui
sampling (Nursalam, 2008) sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari
jumlah akseptor KB aktif yang menggunakan Kontrasepsi Hormonal di
Wilayah Kerja Puskesmas Siabu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagian akseptor KB aktif di Puskesmas Siabu. Besar sampel
dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis yang dikemukakan oleh
Lemeshow (1997), yaitu:
n= + )]2
2
n= [1,96 +1,282 ]2
( 0,7 - 0,83)2
n= 103
Keterangan:
n : Besar sampel
Z1-α/2 : Nilai distribusi normal baku pada 5% sebesar 1,96.
Z1- β : Nilai distribusi normal baku pada β 10% sebesar 1,282
P0 : Proporsi Akseptor KB Aktif yang menjadi Akseptor alat kontrasepsi
Pa :Perkiraan Proporsi Akseptor KB Aktif yang diharapkan menjadi
Akseptor hormonal sebesar 70% (0,7)
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus di atas maka diketahui jumlah
sampel minimal 103 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
accidental sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan mewawancarai
peserta KB aktif yang datang berkunjung ke Puskesmas dan BKKBN
(Notoatmodjo, 2005).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data
primer dan sekunder.
1. Data Primer
Data yang diperoleh dengan wawancara dengan responden, dengan
berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari laporan
pemilihan jumlah akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal
3.5 Defenisi Operasional
3.5.1 Defenisi Operasional Variabel Dependen
Pemilihan alat kontrasepsi hormonal adalah akseptor KB aktif yang
menggunakan alat kontrasepsi hormonal dengan tujuan untuk mencegah
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing
Natal Tahun 2016.
3.5.2 Defenisi Operasional Variabel Independen
Pedoman awal pengumpulan informasi yang sesuia dengan penelitian,
digunakan defenisi variabel independen yang di kembangkan dalam uraian di
bawah ini:
1. Jarak adalah letak wilayah (geografis) yang berhubungan dengan
keterjangkauan dari rumah masyarakat ke pelayanan KB (BKKBN dan
Puskesmas).
2. Pengetahuan adalah segala yang diketahui oleh akseptor tentang kepesertaan
penggunaan alat kontrasepsi hormonal.
3. Biaya akses KB adalah pandangan tentang biaya yang dikeluarkan untuk
pemasangan alat kontrasepsi.
4. Sumber pelayanan adalah (BKKBN dan Puskesmas) dimana akseptor
3.6 Instrumen dan Aspek Pengukuran 3.6.1 Instrumen
Alat untuk pengumpulan data adalah kuesioner, yang berisi pertanyaan
tentang jarak, pengetahuan dan biaya terhadap pemilihan alat kontrasepsi
hormonal di Puskesmas Siabu Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal
Tahun 2016.
3.6.2 Aspek Pengukuran
1. Pemilihan alat Kontrasepsi Hormonal
a. Hormonal, jika akseptor menggunakan alat kontrasepsi pil, suntik dan
implan.
b. Non Hormonal, jika akseptor menggunakan alat kontrasepsi IUD,
MOP dan MOW.
2. Jarak yang dimaksudkan disini adalah mudahnya jangkauan akseptor dari
rumah ke pelayanan KB (BKKBN dan Puskesmas). Selanjutnya dari hasil
pengukuran jarak dikategorikan menjadi:
a. Sulit artinya masih bisa dilalui dengan berjalan kaki tetapi jalan yang
dilalui tersebut menuju Puskesmas banyak kendala sehingga akseptor
menjadi malas ke pelayanan KB/ Puskesmas dan akseptor merasa
rugi untuk mengeluarkan biaya untuk menuju ke pelayanan KB/
Puskesmas.
b. Mudah artinya masih bisa dilalui dengan berjalan kaki dan
3. Pengetahuan
Pengetahuan di ukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang di ajukan
adalah 40 pertanyaan. Setiap jawaban yang benar akan diberi skor 1 dan
jawaban yang salah akan diberi skor 0. Total skor maksimal 40 dan total
skor minimal adalah 0. Tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi
2 kategori yaitu:
a). Baik : Apabila responden memperoleh ≥60% atau ≥ 24 skor total yang
benar dari 40 pertanyaan.
b). Kurang : Apabila responden memperoleh <60% atau < 24 skor yang
benar dari 40 pertanyaan. (Effendi,2012).
4. Biaya pemasangan KB merupakan jumlah pengeluaran yang dikeluarkan/
diperoleh responden pada pelayanan alat kontrasepsi dan alat itu sendiri.
Biaya pemasangan dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori yang harus
diberikan yaitu:
a. Biaya sendiri untuk pemasangan alat kontrasepsi
b. Gratis (biaya alat kontrasepsi dari pemerintah)
5. Sumber pelayanan dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang
tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial budaya,organisasi atau
hambatan bangsa .
a. BKKBN
3.7 Metode Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2006) data yang telah didapatkan akan diolah dengan
tahap- tahap berikut:
1. Editing data yaitu yang melakukan pengecekan kembali apakah semua
item pertanyaan telah terisi dan melihat apakah ada kekeliruan yang
mungkin dapat mengganggu pengolahan data selanjutnya.
2. Coding data yaitu memberikan kode berupa nomor pada lembaran
kuesioner untuk memudahkan pengolahan data.
3. Tabulating data yaitu mengelompokkan responden yang telah dibuat
pada tiap-tiap variabel yang di ukur dan selanjutnya dimasukkan
kedalam tabel distribusi frekuensi.
3.8 Analisis Data
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
persentase. Analisa data dilakukan dengan cara bertahap yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Univariat yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian yang
menggambarkan deskriptif yaitu menampilkan variabel independen dalam
penelitian ini berdasarkan jarak, pengetahuan, biaya, pendidikan sedangkan
variabel dependen yaitu kepesertaan pengguna alat kontrasepsi hormonal.
2. Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan masing- masing
variabel independen yaitu jarak, pengetahuan, biaya dan pendidikan dengan
variabel dependen yaitu kepesertaan penggunaalat kontrasepsi hormonal
menggunakan Chi Square test dengan tingkat kepercayaan 95%, α= 0,05
a. Ho ditolak jika p <α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen
b. Ho diterima jika p > α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
3.9 Uji Vadilitas dan Reliabilitas
Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, butir- butir
pertanyaan pada kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitas melalui uji pearson
product moment. Responden yang dijadikan uji coba adalah wanita pasangan usia
subur yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal yang dilaksanakan pada hari Senin 7 Maret 2016.
Untuk menginterpretasikan hasil statistik uji vadilitas dipergunakan nilai
dari Corected item- total correlation yang dibandingkan dengan nilai dari
corected item- total correlation lebih besar dari rtabel (0,361). Sedangkan
menginterpretasikan hasil statistik uji realibilitas dipergunakan alpha if item
deleted. Dikatakan reliabel jika nilai dari alpa if item deleted lebih besar dari 0,6
(Ghozali, 2005 dan Kuncoro, 2003).
Berdasarkan hasil uji validitas dan reabilitas maka dikatakan bahwa
kuesioner dengan jumlah pertanyaan pada bagian pengetahuan 40 butir, jarak 4
butir, biaya 6 butir, sumber pelayanan 12 butir, alat kontrasepsi hormonal 2 butir
64 BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secara Geografis letak Wilayah Kerja Puskesmas Siabu berada pada dataran
rendah dan sebagian rawa, dengan luas wilayah ± 345,36 km2. Secara
administratif Wilayah Kerja Puskesmas Siabu terdiri atas 18 Desa / Kelurahan .
Setiap tahun jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Siabu semakin
bertambah. Pada tahun 2016 jumlah penduduk desa / kelurahan di Wilayah Kerja
Puskesmas Siabu adalah 28. 567 jiwa dengan jumlah laki-laki 13. 783 jiwa
dan jumlah perempuan 14. 784 jiwa.
Secara geografi maka batas-batas Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing
Natal adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Saba Oteng
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Aek Milas
- Sebelah Barat berbatasan dengan Simaninggir
- Sebelah Timur berbatasan dengan Bonan Dolok.
4.1.1 Sarana Penunjang di Puskesmas Siabu a. Jumlah sarana
- Puskesmas Induk : 1 unit
- Kendaraan Roda : --
- Pustu : 2 unit terdiri dari
2. Pustu Sihepeng.
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
karateristik akseptor yang di peroleh meliputi : pengetahuan, jarak, biaya, dan
sumber pelayanan dan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
4.2.1 Karateristik Akseptor KB Aktif
Karateristik akseptor KB aktif yang diteliti dalam penelitian ini
meliputi pendidikan, pengetahuan, jarak, biaya, sumber pelayanan di Wilayah
[image:43.595.112.511.418.673.2]Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karateristik Akseptor KB Aktif No
Karateristik Responden Jumlah
n %
1. Pengetahuan Kurang Baik 51 52 49,5 50,5 2. Biaya
Gratis (biaya alat kontrasepsi pemerintah) Biaya sendiri 48 55 46,6 53,4 3. Jarak Sulit Mudah 53 50 51,5 48,5 4. Sumber pelayanan
BKKBN Puskesmas 76 27 73,8 26,2
Jumlah 103 100,0
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 103 akseptor KB aktif
tentang pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormoal yaitu sebanyak 51
akseptor (49,5%) sedangkan yang pengetahuan baik sebanyak 52 akseptor
(50,5%). Berdasarkan biaya pemasangan kontrasepsi yang mereka peroleh adalah
gratis yaitu dibiayai oleh pemerintah sebanyak 48 akseptor (46,6%) sedangkan
yang mengeluarkan biaya sendiri sebanyak 55 akseptor (53,4%). Berdasarkan
jarak (sulit dan mudah menjangkau ke sarana pelayanan KB (BKKBN dan
Puskesmas) adalah sulit sebanyak 53 akseptor (51,5%) sedangkan yang mudah
sebanyak 50 akseptor (48,5%).
Berdasarkan sumber pelayanan yang digunakan memasang alat
kontrasepsi adalah BKKBN sebanyak 76 akseptor (73,8%) sedangkan Puskesmas
sebanyak 27 akseptor (26,2%).
4.2.2 Distribusi Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal yang digunakan akseptor KB aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu.
Untuk melihat distribusi pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non
hormonal yang digunakan akseptor KB aktif di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Siabu dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu.
No
Pemilihan alat kontrasepsi
Jumlah
n %
1. Hormonal 67 65,0
2. Non Hormonal 36 35,0
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas akseptor pemilihan
alat kontrasepsi hormonal yaitu 67 akseptor (65,5%) dan yang menggunakan alat
kontrasepsi non hormonal 36 akseptor (35,0%).
Untuk melihat frekuensi pengetahuan akseptor tentang pemilihan alat
kontrasepsi hormonal dan non hormonal sebanyak 40 pertanyaan dan dijabarkan
pada Tabel 4.3.
[image:45.595.128.514.376.665.2]4.2.3 Distribusi Reponden Berdasarkan Pengetahuan Akseptor KB Aktif dalam pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan tentang pemilihan alat kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu.
No Uraian Jawaban pengetahuan Jawaban
Benar Salah
n % n %
1. Kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma untuk mencegah kehamilan.
77
74.8 26 25.2
2. kontrasepsi hormonal
Antara lain pil, suntik, implan.
40 38,8 63 61,2
3. Cara kerja kontrasepsi pil bisa menghambat ovulasi dan kesuburan
55 53,4 48 46,6
4. Kelemahan pemakaian kontrasepsi pil dapat mengurangi produksi ASI
53 51,5 50 48,5
5. Ibu penderita diabetes tidak bisa menggunakan kontrasepsi pil
47 45,6 56 54,4
6. Pemasangan alat kontrasepsi implan/susuk dipasang didaerah bokong
50 48,5 53 51,5
7. Kegunaan implan adalah tidak mempengaruhi ASI, dan bisa dipakai sampai jangka 5 tahun
50 48,5 53 51,5
8. Penggunaan kontrasepsi implan efektif selama 3- 5 tahun
Lanjutan Tabel 4.3
No Uraian jawaban Pengetahuan
Jawaban Benar Salah
n % n %
9. Implan dipasang bagian lengan sebelah kiri 51 49,5 52 50,5
10. Kontrasepsi implan sangat efektif dan nyaman digunakan pada perempuan dalam usia reproduksi
50 48,5 53 50,5
11. Waktu yang tepat pemasangan alat kontrasepsi implan pada waktu selama haid
50 48,5 53 51,5
12. Pemakaian kontrasepsi suntik itu seharusnya sebelah lenngan kiri
38 36,9 65 63,1
13. Pemakaian alat kontrasepsi suntik bisa dilakukan diklinik bersalin
66 64,1 37 35,9
14. Alat kontrasepsi hormonal antara lain pil, suntik, implan
46 44,7 57 56,3
15. Alat kontrasepsi suntik dapat dibeli di warung 77 74,8 26 25,2
16. Efek samping penggunaan alat kontrasepsi suntik bisa menaikkan berat badan
48 46,6 55 53,4
17. Keuntungan pemakaian kontrasepsi suntik bisa menurunkan penyakit anemia
45 43,7 58 56,3
18. Cara kerja suntik bisa mencegah kehamilan dan selaput lendir rahim tipis.
46 44,7 57 55,3
19. Alat kontrasepsi suntik bisa mengakibatkan terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan
53 51,5 50 48,5
20 Menurut ibu, keuntungan kontrasepsi suntik bisa mencegah kehamilan, tidak memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI, dan tidak berpengaruh pada hubungan intim
51 49,5 52 50,5
21. kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma untuk mencegah kehamilan
42 40,8 61 59,2
22. Macam- macam alat kontrasepsi non Hormonal antara lain IUD, Metode Operasi Wanita/ Sterilisasi, Metode Operasi Pria
41 39,0 62 60,2
23. Cara kerja kontrasepsi Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke rahim
50 49,0 52 51,0
24. Sepengetahuan ibu, apakah manfaat IUD/ Spiral berguna mencegah kehamilan
Lanjutan Tabel 4.3
No Uraian jawaban pengetahuan
Jawaban Benar Salah
n % n %
25. Keuntungan memakai IUD/Spiral Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat- ingat seperti pemakaian Pil KB
44 43,1 58 56,9
26. IUD/Spiral tidak ada interaksi dengan obat/hormon
51 49,5 52 50,5
27. IUD/Spiral dapat dibuka sebelum waktunya bila dijumpai: Terjadi infeksi dan Terjadi pendarahan
49 47,6 54 52,4
28. Bagian tubuh yang mana dilakukan pemotongan Vasektomi/ Sterilisasi Pria
a.Skrotum b. Penis
48 46,6 55 53,4
29. Keuntungan MOP perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup.
54 52,9 48 47,1
30. Kelemahan pemakaian Metode Operasi Pria/ Sterilisasi Harus ada tindakan pembedahan
55 53,4 48 46,6
31. Yang tidak bisa melakukan Metode Operasi Pria/ Sterilisasi Penderita hernia
41 39,8 62 60,2
32. Kelemahan Metode Operasi Wanita/ Sterilisasi Resiko dan efek samping pembedahan Infeksi mungkin saja terjadi, bila prosedur operasi tidak benar Tidak mempengaruhi proses menyusui
47 45,6 56 54,4
33. Metode Operasi wanita/ Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukakn pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.
43 41,7 60 58,3
34. Metode Operasi Wanita/ sterilisasi boleh di pasang pada saat hamil
69 67,0 34 33,0
35. Metode Operasi Wanita tidak boleh di pasang pada wanita yang memiliki riwayat penyakit jantung
48 46,6 55 53,4
36. Efek samping pemakaian kondom antara lain Sangat efektif jika digunakan pada waktu istri menyusui.
Lanjutan Tabel 4.3
N o Uraian jawaban pengetahuan
Jawaban Benar Salah
n % n %
37. Kondom adalah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari karet berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma
51 49,5 52 50,5
38. Cara kerja kondom akan menghalagi sperma masuk kedalam rahim dan bisa melidungi wanita dari kehamilan yang tidak diinginkan
51 49,5 52 50,5
39. Keuntungan memakai kondom? Dapat mencegah penyakit menular seksual
50 48,5 53 51,5
40. Ibu yang tidak boleh memakai metode operasi wanita/sterilisasi belum memberikan persetujuan tertulis
48 46,6 55 53,4
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebesar 61,2% akseptor
menjawab salah tentang macam- macam alat kontrasepsi hormonal seperti pil,
suntik, implan, sebesar 56,9% akseptor menjawab salah keuntungan memakai
IUD/Spiral Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat- ingat seperti
pemakaian Pil KB, sebesar 53,5% akseptor menjawab salah cara kerja suntik bisa
mencegah kehamilan, sebesar 54,4% akseptor menjawab salah Ibu penderita
diabetes tidak bisa menggunakan kontrasepsi pil, sebesar 60,2% akseptor
menjawab salah yang tidak bisa melakukan Metode Operasi Pria/ Sterilisasi
penderita hernia.
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara masing-
masing variabel bebas yang meliputi pengetahuan, jarak, biaya, dan sumber
non hormonal menggunakan uji chi- square. Dikatan ada hubungan yang
bermakna secara statistik jika diperoleh nilai P < 0,05. Hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat menggunakan uji chi- square dapat dilihat sebagai
berikut:
[image:49.595.112.510.333.614.2]4.3.1 Hubungan Pengetahuan, Jarak, Biaya, Sumber Pelayanan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu Tahun 2016
Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan, Jarak, Biaya, Sumber Pelayanan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu.
No. Variable
Pemilihan Alat Kontrasepsi Total
P value Hormonal Non
Hormonal n %
n % n %
1. Pengetahuan
Kurang 38 36,1 13 56,7 103 100 0,046
Baik 29 43,3 23 63,9
2. Jarak
Sulit 9 25,0 44 65,7 103 100 0,001
Mudah 27 75,0 23 34,3
3. Biaya
Gratis (alat kontrasepsi dari
pemerintah)
48 71,6 9 25,0 103 100 0,001
Biaya Sendiri 19 28,4 27 75,0 4. Sumber
pelayanan BKKBN Puskesmas 44 23 65,7 34,3 4 32 11,1 88,9
103 10 0
0,011
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden memilih alat kontrasepsi
hormonal dengan pengetahuan kurang sebanyak 38 orang atau sebesar 74,5% dan
responden yang memilih alat kontrasepsi non hormonal sebanyak 13 orang atau
dengan pengetahuan baik sebanyak 29 atau sebesar 55,8% dan responden yang
memilih alat kontrasepsi non hormonal sebanyak 23 orang atau sebanyak 44,2%.
Kemudian responden yang memilih alat kontrasepsi hormonal dengan
jarak yang sulit sebanyak 9 orang atau sebanyak 17,0% dan responden yang
memilih alat kontrasepsi non hormonal yang jarak sulit sebanyak 44 orang atau
sebanyak 83,0%. Sedangkan yang memilih alat kontrasepsi hormonal dengan
jarak yang mudah sebanyak 27 orang atau sebanyak 55,0 dan responden yang
memilih alat kontrasepsi non hormonal dengan jarak mudah sebanyak 23 orang
atau sebesar 46,0%.
Selain itu responden yang memilih alat kontrasepsi hormonal dengan
biaya yang gratis (alat kontrasepsi dari pemerintah) sebanyak 48 orang atau
sebesar 84,2% dan responden yang memilih alat kontrasepsi non hormonal yang
biaya gratis sebanyak 9 orang atau sebesar 15,8%. Sedangkan yang memilih alat
kontrasepsi hormonal dengan biaya sendiri sebanyak 19 orang atau sebesar 41,3%
dan responden yang memilih alat kontrasepsi non hormonal sebanyak 27 atau
sebesar 58,7%.
Kemudian responden yang memilih untuk pemasangan alat kontrasepsi
hormonal dengan sumber pelayanan BKKBN sebanyak 44 orang atau sebesar 57,9
dan responden yang memilih alat kontrasepsi non hormonal yang melakukan
pemasangan KB sebanyak 32 atau sebesar 42,1. Sedangkan yang memilih alat
kontrasepsi hormonal untuk pemasangan KB di Puskesmas sebanyak 23 orang
hormonal untuk melakukan pemasangan KB di Puskesmas sebanyak 4 orang atau
sebesar 14,8% .
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel pengetahuan, jarak,
biaya, sumber pelayanan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non
hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu ditemukan bahwa:
1. Hasil dari analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan alat
kontrasepsi hormonal dengan uji statistik chi- square menunjukkan bahwa
ada hubungan pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan
non hormonal yang digunakan akseptor. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikan atau p=0,046 lebih kecil dari 0,05.
2. Hasil dari analisis ada hubungan antara jarak (sulit menjangkau ke sarana
pelayanan KB (BKKBN dan Puskesmas) dengan pemilihan alat kontrasepsi
hormonal dengan hasil uji statistik chi- square menunjukkan bahwa ada
hubungan jarak dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non
hormonal yang digunakan akseptor. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan
atau p=0,001 lebih kecil dari 0,05
3. Hasil dari analisis hubungan antara biaya untuk pemasangan atau pemilihan
alat kontrasepsi hormonal dengan hasil uji statistik chi- square
menunjukkan bahwa ada hubungan biaya dengan pemasangan atau
pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal yang digunakan
akseptor. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan atau p=0,001 lebih kecil
4. Hasil dari analisis ada hubungan dengan sumber pelayanan (BKKBN dan
Puskesmas) dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dengan hasil uji
statistik chi- square menunjukkan bahwa ada hubungan sumber pelayanan
dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal dengan
akseptor. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan atau p=0,011 lebih kecil
BAB V PEMBAHASAN
4.1.1 Hubungan pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal pada akseptor KB aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu Tahun 2016.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan
pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal pada
akseptor KB aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu yaitu yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 51 akseptor (49,5%) sedangkan
pengetahuan baik sebanyak 52 akseptor (50,5%).
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada pertanyaan pengetahuan
sebagian besar yang menjawab salah pada pertanyaan nomor 2 dan 25 tentang
macam-macam alat kontrasepsi dan keuntungan memakai IUD/ spiral yaitu
sebesar 61,2% dan 56,9%.
Hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi
hormonal dan non hormonal dengan memiliki pengetahuan kurang adalah 13
orang (36,1%) dan 38 orang (56,7%). Berdasarkan hasil uji chi- square
kontrasepsi hormonal dan non hormonal yang digunakan akseptor KB aktif
(p=0,046).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Elisa (2014) yang
mengatakan bahwa ada hubungan pengetahuan yang signifikan dalam pemilihan
alat kontrasepsi pada akseptor KB (p=0,002). Namun, berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sandro (2010) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan
antara pengetahuan dengan keterjangkauan biaya pelayanan KB (p=0,348).
Pengetahuan peserta KB yang baik tentang hakekat program KB akan
mempengaruhi mereka dalam memilih motode/alat kontrasepsi yang akan
digunakan termasuk keleluasaan atau kebebasan pilihan, kecocokan, pelihan
efektif tidaknya, kenyamanan dan keamanan, juga dalam memilih pelayanan yang
lebih sesuai dan lengkap karena wawasan sudah lebih baik, sehingga dengan
demikian kesadaran mereka tinggi untuk terus memanfaatkan pelayanan
(Purba,2009).
Hal ini sesuai dengan pendapat Blum dan Notoatmodjo (2003) yang
mengatakan bahwa tindakan seorang individu termasuk kemandirian dan
tanggung jawab dalam berperilaku sangat dipengaruhi oleh dominan kognitif atau
pengetahuan. Tindakan kemandirian setiap individu yang lebih nyata akan lebih
langgeng dan bertahan apabila hal ini didasari oleh pengetahuan yang kuat.
5.1.1 Hubungan jarak dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal pada akseptor KB aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu Tahun 2016.
Jarak adalah letak wilayah (geografis) berhubungan dengan
tempat dan lokasi sarana pelayanan kesehatan dan tempat tinggal masyarakat
dapat diukur dari jarak, waktu dan biaya perjalanan. Tempat tinggal
masyarakat dengan pusat pelayanan kesehatan yang diukur dengan radius
kolimeter (Razak, 2000).
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan antara
jarak (sulit menjangkau ke sarana pelayanan KB/ BKKBN dan Puskesmas)
dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal dengan nilai
p=0,001. Hasil penelitian tentang variabel jarak (sulit dan mudah menjangkau ke
sarana pelayanan KB (BKKBN dan Puskesmas) adalah sulit sebanyak 53 akseptor
(51,5%) sedangkan yang mudah sebanyak 50 akseptor (48,5%).
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan di
lapangan menunjukkan masih ada akseptor yang berjalan kaki menuju pelayanan
KB. Berbagai alasan yang diungkapkan oleh akseptor seperti merasa jarak dari
rumah menuju puskesmas sulit untuk dilalui dan juga jarak dari rumah ke
puskesmas harus menggunakan kendaraan umum supaya bisa datang ke
puskesmas. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk mendapatkan pelayanan KB
harus bisa meluangkan waktu yang cukup dan biaya. Selain itu yang
menyebabkan akseptor kurang berminat menuju Puskesmas atau BKKBN
dikarenakan pelayanan di Puskesmas dana BKKBN masih kurang dan persediaan
KB di Puskesmas sangat minim sehingga tidak semua akseptor dapat memasang
4.1.2 Hubungan biaya dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal pada akseptor KB aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu Tahun 2016.
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi tentang biaya pemasangan
kontrasepsi, biaya gratis sebanyak 48 akseptor (46,6%) sedangkan yang
mengeluarkan biaya sendiri sebanyak 55 akseptor ( 53,4%). Pemilihan alat
kontrasepsi hormonal diperoleh bahwa dari 19 orang (28,4%) yang gratis,
sedangkan dengan biaya sendiri sebanyak 48 orang (71,6%). Pemilihan alat
kontrasepsi non hormonal sebanyak 27 orang (75,0%) secara gratis dan 9 orang
(25,0%) dengan biaya sendiri.
Hasil uji chi- square yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada
hubungan biaya dengan pemasangan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal
dan non hormonal yang digunakan akseptor KB aktif (p=0,001). Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yani (2015) di Kecamatan
Medan Tembung yang menyebutkan bahwa ada hubungan biaya pemasangan
dengan janis alat kontrasepsi yang digunakan akseptor (p=0,001).
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa pemerintah seharusnya
melakukan pelayanan KB secara gratis kepada setiap masyarakat terutama kepada
WUS. Kurangnya ketersediaan KB di Puskesmas membuat masayarakat harus
mengeluarkan biaya yang lebih untuk melakukan pemasangan KB. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan biaya yang dikeluarkan oleh akseptor saat
melakukan pemasangan KB biasanya Rp 10.000,- per- akseptor pada KB
Tingkat ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis- jenis alat kontrasepsi.
Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang
diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. walaupun jika
dihitung dari segi keekonomisannya, kontrasepsi jangka panjang jauh lebih murah
dibanding dengan alat kontrasepsi jangka pendek, tetapi kadang masyarakat
melihatnya dari berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali pasang saja.
Untuk sekali pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang bisa aktif selama 3-5
tahun. Bahkan seumur hidup sampai masa menopause. Sedangkan alat kontrasepsi
jangka pendek hanya mempunyai masa aktif 1- 3 bulan saja, yang artinya untuk
mendapatkan efek yang sama dengan alat kontrassepsi jangka panjang, seseorang
harus melakukan 12-36 kali suntikan bahkan berpuluh- puluh kali lipat
(Saifuddin, 2003).
4.1.3 Hubungan sumber pelayanan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal pada akseptor KB aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siabu Tahun 2016.
Hasil distribusi frekuensi tentang sumber pelayanan yang digunakan
memasang alat kontrasepsi adalah BKKBN sebanyak 76 akseptor (73,8%)
sedangkan di Puskesmas sebanyak 27 akseptor (26,2%). Berdasarkan hasil
distribusi akseptor KB hormonal yang melakukan pemasangan KB di BKKBN
sebanyak 44 orang (65,7%), dan di Puskesmas 23 orang (34,3%). Pada akseptor
KB non hormonal yang melakukan pemasangan KB di BKKBN sebanyak 32
orang (88,9%) dan di puskesmas 4 orang (11,1%). Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa BKKBN lebih diminati masyarakat dibandingkan dengan
Berdasarkan hasil chi-square yang telah dilakukan menunjukkan ada
hubungan dengan sumber pelayanan (puskesmas, BKKBN) dengan pemilihan alat
kontrasepsi hormonal dan non hormonal pada akseptor KB aktif di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Siabu (p=0,011).
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan akseptor lebih memilih ke
BKKN dibandingkan dengan Puskesmas. Hal terasebut dikarenakan pelayanan di
BKKBN lebih baik dibandingkan dengan Puskesmas. Terjadinya kekurangan KB
di Puskesmas membuat akseptor lebih memilih melakukan pemasangan KB di
BKKBN dan petugas Puskesmas juga menyarankan untuk melakukan
pemasangan KB di BKKBN apabila persediaan KB telah habis.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar yang telah
ditetapkan. Kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan suatu
fenomena unik, sebab dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara
orang-orang yang terlibat dalam pelayanan kesehatan. Untu