• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan Restoran Sop Sumsum Langsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan Restoran Sop Sumsum Langsa"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA

PADA LOYALITAS PELANGGAN RESTORAN

SOP SUMSUM LANGSA

TESIS

OLEH

LAILAND RAMADHAN

097019026/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA

PADA LOYALITAS PELANGGAN RESTORAN

SOP SUMSUM LANGSA

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

Dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

OLEH

LAILAND RAMADHAN

097019026/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis

: ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS

PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA PADA

LOYALITAS PELANGGAN RESTORAN SOP

SUMSUM LANGSA

Nama Mahasiswa : LAILAND RAMADHAN

NIM

: 097019026

Program Studi

: ILMU MANAJEMEN

Menyetujui,

Komisi Pembimbing :

(

Dr

.

Endang Sulistya Rini

, M.Si)

(Dr. Muslich Lufti, MBA

Ketua

Anggota

)

Ketua Program Studi,

Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS)

(Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada :

Tanggal :

13 Juni 2013

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua

: Prof. Dr. Paham Ginting, MS

Anggota

: 1.

Dr

.

Endang Sulistya Rini

, M.Si

2. Dr. Muslich Lufti, MBA

3. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

(5)

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA

PADA LOYALITAS PELANGGAN RESTORAN

SOP SUMSUM LANGSA

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Sekolah Pascasarjana

Magister Ilmu Manajemen Universitas Sunatera Utara adalah benar hasil karya

penulis sendiri.

Adapun pengutipan- pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian

tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis

cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis

ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang

penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

Medan, Juli 2013

Penulis

(6)

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA

PADA LOYALITAS PELANGGAN PELANGGAN

RESTORAN SOP SUMSUM LANGSA

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh harga dan kualitas pelayanan

terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya pada loyalitas pelanggan. Objek

penelitian ini adalah Restoran Sop Sumsum Langsa Cabang Glugur Medan.

Permasalahan penelitian merujuk pada fenomena bisnis Restoran Sop Sumsum

Langsa yang menaikkan harga pada salah satu produknya dan kualitas pelayanan

karyawan Restoran Sop Sumsum Langsa kepada pelanggan. Tujuan penelitian

dirumuskan untuk untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh harga, kualitas

pelayanan dan kepuasan pelanggan secara langsung terhadap kepuasan pelanggan.

Selain sebuah permodelan teoritis, penelitian ini telah merumuskan empat

hipotesis. Metode purposive sampling telah dipilih untuk memperoleh data yang

dibutuhkan pada studi ini. Penelitian ini mempergunakan 190 responden dan

keseluruhan responden adalah pelanggan Restoran Sop Sumsum Langsa. Analisis

data mempergunakan Structural Equation Model dengan program komputer

Amos. Hasil penelitian ini menunjukkan diantaranya bahwa harga tidak

berpengaruh langsung terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan

berpengaruh langsung terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan

berpengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan.

(7)

THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF PRICE AND SERVICE

QUALITY ON CUSTOMERS’ SATISFACTION AND ITS EFFECT

ON THEIR LOYALTY AT SOP SUMSUM LANGSA

RESTAURANT

ABSTRACT

The study analyzed the influence of price and service quality on

customers’ satisfaction and its effect on their loyalty. The object of the study was

Sop Sumsum Langsa Restaurant, Glugur branch, Medan. The problems of the

study were referred to the business phenomena of Sop Sumsum Langsa Restaurant

which raised one of its products and the service quality of the employees at Sop

Sumsum Langsa to their customers. The objective of the study was to analyze and

to know the direct influence of price, service quality, and customers’ satisfaction

on customers’ loyalty. Besides theoretical model, the study also formulated four

hypotheses. Purposive sampling method had been selected to obtain the data in

this study. The samples comprised 190 respondents who were the customers of

Sop Sumsum Langsa Restaurant. The data were analyzed by using Structural

Equation Model with Amos computer program. The result of the study showed

that price did not have any direct influence on customers’ satisfaction. Service

quality had direct influence on customers’ satisfaction which, in turn, had direct

influence on customers’ loyalty.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas

segala karunia dan ridho-NYA, sehingga tesis dengan judul “Analisis Pengaruh

Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap

Loyalitas Pelanggan Restoran Sop Sumsum Langsa” ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Magister Ilmu Manajemen pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu pada kesempatan ini

peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1)

Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A (K)

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2)

Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3)

Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, M.S selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen sekaligus Ketua Komisi Pembanding yang telah memberikan

masukan dan saran untuk perbaikan tesis ini.

4)

Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Manajemen sekaligus Anggota Komisi Pembanding yang telah

memberikan masukan dan saran yang sangat bermanfaat bagi penyusunan

tesis ini.

(9)

6)

Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

atas bimbingan, arahan dan waktu yang telah diluangkan kepada penulis

untuk menyelesaikan tesis ini.

7)

Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Anggota Komisi Pembanding yang

telah memberikan masukan dan kritik pada saat seminar proposal dan

seminar hasil tesis.

8)

Seluruh Staf Pengajar/Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9)

Kedua orang tua saya Ayahanda H. Lukmanul Hakim, SE dan Ibunda

Nurhayati Kasdi atas semua kasih sayang dan semangat yang telah

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

10)

Kepada istri tercinta Erning Syaputri, SE yang senantiasa memberikan

dukungan moril dengan kesabarannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Akhirnya dengan kesadaran yang tinggi sebagai penulis, apa yang penulis

tuangkan dalam tesis ini jauh dari idealitas dan kesempurnaan, namun dengan

lapang dada dan semangat memperbaiki, penulis menerima segala kritikan yang

konstruktif demi perbaikan tesis ini.

Medan, Juli 2013

Penulis

(10)

RIWAYAT HIDUP

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...

i

ABSTRACT

...

ii

KATA PENGANTAR ...

iii

RIWAYAT HIDUP ...

v

DAFTAR ISI ...

vi

DAFTAR TABEL ...

ix

DAFTAR GAMBAR ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...

xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...

1

1.2 Perumusan Masalah ...

8

1.3 Tujuan Penelitian ...

8

1.4 Manfaat Penelitian ...

9

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1

Penelitian Terdahulu ...

10

2.2

Landasan Teori ...

11

2.2.1. Pengertian Harga ...

11

2.2.2. Kualitas Pelayanan ...

16

2.2.3. Kepuasan Pelanggan ...

20

2.2.4. Loyalitas Pelanggan ...

22

2.3 Mekanisme Antar Variabel ...

24

2.3.1. Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan ...

24

2.3.2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Pelanggan ...

26

2.3.3. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap

Loyalitas Pelanggan ...

27

2.4 Kerangka Konseptual ...

28

2.5 Hipotesis Penelitian ...

31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Jenis dan Sifat Penelitian ...

32

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian ...

32

3.3

Populasi dan Sampel ...

33

3.3.1 Populasi ...

33

3.3.2 Sampel ...

33

3.4

Teknik Pengumpulan Data ...

34

3.5

Jenis Sumber Data ...

34

3.6

Skala Pengukuran Variabel...

35

(12)

3.7.1. Klasifikasi Variabel ...

36

3.7.2. Definisi Operasionalisasi Variabel ...

36

3.8

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ...

39

3.9

Teknik Analisis ...

41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Umum Restoran Sop Sum-sum Langsa...

50

4.2

Hasil Analisis Deskriptif Responden Penelitian ...

50

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...

51

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...

52

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan

Penghasilan Tiap Bulan Responden ...

52

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... ..

53

4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung..

54

4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ...

54

4.3.1. Hasil Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Harga ... ..

56

4.3.2. Hasil Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Kualitas

Pelayanan ...

57

4.3.3. Hasil Jawaban Responden Berdasarkan Variabel

Kepuasan Pelanggan ...

58

4.3.4. Hasil Jawaban Responden Berdasarkan Variabel

Loyalitas Pelanggan ...

59

4.4 Hasil Analisis Data SEM ...

61

4.4.1. Memilih Matriks Input dan Teknik Estimasi ...

61

4.4.1.1. Analisis Faktor Konfirmatori Model Pengukuran ..

61

4.4.1.1.1. Uji Kesesuaian Model ...

62

4.4.1.1.2. Uji Validitas dan Undimensionalitas Konstruk

Laten ...

63

4.4.1.1.2.1. Uji Signifikansi Loading Factor ...

63

4.4.1.1.2.2. Uji Validitas Konstruk ...

64

4.4.1.2. Analisis Faktor Konfirmatori Model Pengukuran

Setelah Revisi ...

67

4.4.1.2.1. Uji Kesesuaian Model Pengukuran

Sesudah Revisi ...

69

4.4.1.2.2. Uji Signifikansi Loading Factor ...

69

4.4.1.2.3. Uji Spesifikasi Model ...

70

4.4.1.2.3.1. Residual ...

70

4.4.1.3. Analisis Faktor Konfirmatori Model Pengukuran

Setelah Modifikasi ...

72

4.4.2. Hasil Analisis Structural Equational Model ( SEM ) ...

73

4.4.3. Menilai Problem Identifikasi ...

75

4.4.4. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit ...

77

4.4.4.1. Evaluasi Outlier ...

77

4.4.4.2. Uji Normalitas Data ...

78

4.4.4.3. Evaluasi atas Multikolineritas dan Singularitas ...

81

4.5. Pengujian Hipotesis ...

82

(13)

4.5.2. Hipotesis 2 ...

83

4.5.3. Hipotesis 3 ...

83

4.6. Pengaruh Antar Variabel Penelitian ...

84

4.6.1. Pengaruh Langsung antar Variabel Penelitian ...

84

4.6.2. Pengaruh Tidak Langsung antar Variabel Penelitian ...

84

4.6.3. Pengaruh Total Langsung antar Variabel Penelitian ...

85

4.7. Pembahasan

...

86

4.7.1. Harga Berpengaruh Negatif dan Tidak Signifikan Terhadap

Kepuasan Pelanggan ...

86

4.7.2. Kualitas Pelayanan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

Kepuasan Pelanggan ...

89

4.7.3. Kepuasan Pelanggan Berpengaruh Positif dan Signifikan

Terhadap Loyalitas Pelanggan ...

91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...

94

5.2 Saran ...

94

DAFTAR PUSTAKA

...

96

(14)

DAFTAR TABEL

No.

Tabel

Halaman

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Restoran Sop Sum-sum Langsa

Bulan Mei - Juni 2012 ...

5

Tabel 1.2

Perubahan Harga Produk pada Restoran

Sop Sum-sum Langsa Periode Bulan Mei – Juni 2012 ...

6

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu ...

10

Tabel 3.1

Instrumen Skala Likert ...

35

Tabel 3.2

Definisi dan Operasionalisasi Variabel ...

37

Tabel 3.3

Variabel Bentukan dan Variabel Terukur ...

38

Tabel 3.4

Uji Validitas Instrumen ...

40

Tabel 3.5

Indeks Pengujian Kelayakan Model...

49

Tabel 4.1

Responden Menurut Jenis Kelamin ...

51

Tabel 4.2

Responden Menurut Usia ...

52

Tabel 4.3

Responden Menurut Penghasilan Tiap Bulan ...

52

Tabel 4.4

Responden Menurut Sumber Informasi ...

53

Tabel 4.5

Responden Menurut Frekuensi Berkunjung ...

54

Tabel 4.6

Variabel Harga ...

56

Tabel 4.7

Variabel Kualitas Pelayanan ...

57

Tabel 4.8

Variabel Kepuasan Pelanggan ...

58

Tabel 4.9

Variabel Loyalitas Pelanggan ...

59

Tabel 4.10

Sample Covariances – Estimate ...

60

Tabel 4.11 Hasil Uji Goodness of Fit Faktor Konfirmatori Model

Pengukuran ...

63

Tabel 4.12

Regression Weights ...

64

Tabel 4.13 Uji Construct Reliability ...

66

Tabel 4.14 Hasil Uji Goodness of Fit Analisis Faktor Konfirmatori

Model Pengukuran Sesudah dan Sebelum Revisi ...

68

Tabel 4.15

Regression Weights ( Setelah Revisi ) ...

70

Tabel 4.16

Standardized Residual Covariances ( Group 1 ) ...

71

Tabel 4.17 Covariances ( Group 1 ) ...

71

Tabel 4.18 Hasil Uji Goodness of Fit ( Sesudah Modifikasi ) ...

73

Tabel 4.19 Hasil Uji Goodness of Fit Full Model SEM ...

74

Tabel 4.20 Hasil Estimasi Standardized Regression Weight

Full Model SEM ...

75

Tabel 4.21

Covariances ( Full Model SEM )...

75

Tabel 4.22

Correlations ( Full Model SEM ) ...

76

Tabel 4.23

Variances ( Full Model SEM ) ...

76

Tabel 4.24 Hasil Uji Mahalanobis Distance ...

78

Tabel 4.25 Hasil Uji Normalitas Data ...

79

Tabel 4.26 Perbandingan Output Hasil Regression Weight Full Model SEM

Sebelum dan Sesudah dikoreksi dengan Asymptotyc Covariance

Matrix ( ACM ) ...

80

(15)

Tabel 4.28 Hasil Estimasi Full Model SEM ...

82

Tabel 4.29 Pengaruh Langsung antar Variabel ...

84

Tabel 4.30 Pengaruh Tidak Langsung antar Variabel ...

84

(16)

DAFTAR GAMBAR

No.

Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ...

31

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ...

41

Gambar 3.2 Konstruk Eksogen Model Pengukuran ...

42

Gambar 3.3 Konstruk Endogen Model Pengukuran ...

43

Gambar 4.1 Analisis Faktor Konfirmatori Model Pengukuran ...

62

Gambar 4.2 Analisis Faktor Konfirmatori Model Pengukuran

Sesudah Revisi ...

68

Gambar 4.3 Analisis Eksplorasi Model Pengukuran Sesudah

Modifikasi ...

72

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...

165

Lampiran 2 Hasil Jawaban Uji Instrumen 30 Responden ...

168

Lampiran 3 Data Tabulasi Jawaban Responden 190 Sampel ...

172

Lampiran 4 Frekuensi Jawaban Responden 190 Sampel ...

175

Lampiran 5

Output Amos ...

185

(18)

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA

PADA LOYALITAS PELANGGAN PELANGGAN

RESTORAN SOP SUMSUM LANGSA

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh harga dan kualitas pelayanan

terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya pada loyalitas pelanggan. Objek

penelitian ini adalah Restoran Sop Sumsum Langsa Cabang Glugur Medan.

Permasalahan penelitian merujuk pada fenomena bisnis Restoran Sop Sumsum

Langsa yang menaikkan harga pada salah satu produknya dan kualitas pelayanan

karyawan Restoran Sop Sumsum Langsa kepada pelanggan. Tujuan penelitian

dirumuskan untuk untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh harga, kualitas

pelayanan dan kepuasan pelanggan secara langsung terhadap kepuasan pelanggan.

Selain sebuah permodelan teoritis, penelitian ini telah merumuskan empat

hipotesis. Metode purposive sampling telah dipilih untuk memperoleh data yang

dibutuhkan pada studi ini. Penelitian ini mempergunakan 190 responden dan

keseluruhan responden adalah pelanggan Restoran Sop Sumsum Langsa. Analisis

data mempergunakan Structural Equation Model dengan program komputer

Amos. Hasil penelitian ini menunjukkan diantaranya bahwa harga tidak

berpengaruh langsung terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan

berpengaruh langsung terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan

berpengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan.

(19)

THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF PRICE AND SERVICE

QUALITY ON CUSTOMERS’ SATISFACTION AND ITS EFFECT

ON THEIR LOYALTY AT SOP SUMSUM LANGSA

RESTAURANT

ABSTRACT

The study analyzed the influence of price and service quality on

customers’ satisfaction and its effect on their loyalty. The object of the study was

Sop Sumsum Langsa Restaurant, Glugur branch, Medan. The problems of the

study were referred to the business phenomena of Sop Sumsum Langsa Restaurant

which raised one of its products and the service quality of the employees at Sop

Sumsum Langsa to their customers. The objective of the study was to analyze and

to know the direct influence of price, service quality, and customers’ satisfaction

on customers’ loyalty. Besides theoretical model, the study also formulated four

hypotheses. Purposive sampling method had been selected to obtain the data in

this study. The samples comprised 190 respondents who were the customers of

Sop Sumsum Langsa Restaurant. The data were analyzed by using Structural

Equation Model with Amos computer program. The result of the study showed

that price did not have any direct influence on customers’ satisfaction. Service

quality had direct influence on customers’ satisfaction which, in turn, had direct

influence on customers’ loyalty.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberhasila

bisnis restoran atau rumah makan

dapat dicapai bila kepuasan pelanggan telah terpenuhi bahkan melebihi

harapannya. Namun, untuk menuju kepuasan pelanggan pada saat ini tidaklah

mudah, karena tiap pelanggan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda walaupun

produk yang dikonsumsinya adalah sama. Proses pemenuhan kebutuhan atau

kepuasan pelanggan tidak hanya membutuhkan produk atau jasa yang berkualitas

saja, namun juga membutuhkan adanya sistem pelayanan yang mendukung

sehingga para pelanggan merasa senang dengan produk atau jasa dan nyaman

dengan pelayanan yang diberikan.

(21)

Untuk mewujudkan strategi bisnis restoran tentu berhubungan dengan

keinginan pelanggan maka bisnis restoran secara optimal untuk menggunakan

seluruh aset dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan nilai terhadap

harapan pelanggan. Untuk memuaskan pelanggan dengan memberikan harga yang

kompetitif dan bersaing dalam setiap per unit produknya bisnis restoran juga

memperhatikan kualitas seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun

standar yang sudah ditetapkan perusahaan.

Bagi bisnis restoran dalam menghadapi kondisi persaingan yang

kompetitif dan hubungannya menarik minat pelanggan faktor harga menjadi

pertimbangan yang tepat pada kondisi demikian.Harga suatu produk atau jasa

ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan untuk

menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh

karena itu, penentuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah

yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari

perusahaan.

(22)

1)

Pelanggan merasa membayar harga yang wajar pada setiap transaksi

pembelian.

2)

Referensi tingkat kewajaran harga, dimana pelanggan merasa wajar jika

suatu produk atau jasa yangsama jenisnya dari perusahaan yang berbeda

ditetapkan dengan harga yang berbeda.

3)

Kebijakan kewajaran harga yang ditentukan oleh perusahan adalah hal

yang wajar dan dapat diterima oleh pelanggan.

4)

Kewajaran harga yang ditetapkan merupakan sebuah etika, dimana

pelanggan selalu diberitahu mengenai perubahan harga yang akan

dilakukan oleh perusahaan sebelum harga yang baru ditetapkan.

Pada kenyataannya ketika terjadi kenaikan harga, biasanya pelanggan yang

loyal biasanya tidak akan memperhitungkan harga untuk bisa mendapatkan

kepuasan, tetapi untuk pelanggan ditingkat lainnya akan memilih mengkonsumsi

barang dengan harga rendah sekalipun barang kebutuhan tersebut memiliki

kualitas kedua. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan dapat

ditentukan oleh kemampuan masing-masing individu.

(23)

Upaya perbaikan atau kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan

berbagai strategi yang dimiliki bisnis restoran tersebut untuk menarik pelanggan.

Kepuasan pelanggan merupakan wujud kinerja produk yang dirasakan pelanggan.

Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan pelanggan maka pelanggan akan

mengalami kepuasan. Berbagai macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh

pelanggan berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu

jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka pelanggan

akan merasa puas. Jika pelayanan yang diberikan pada pelanggan kurang atau

tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan pelanggan maka pelanggan menjadi

tidak puas.

Dalam bisnis restoran kualitas memiliki sifat yang dinamis karena

berpengaruh langsung pada produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Sehingga definisi kualitas pelayanan

dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan

serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan pelanggan.

(24)

Ada beberapa ciri seorang pelanggan bisa dianggap loyal antara lain : 1)

pelanggan akan melakukan pembelian ulang secara teratur, 2) pelanggan yang

membeli untuk produk atau jasa pada yang tempat yang sama, 3) pelanggan loyal

umumnya akan memberitahukan atau mereferensikan kepada orang lain dan 4)

pelanggan yang loyal biasanya tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk pindah.

Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan

kepuasan yang tinggi serta mengakibatkan pembelian ulang, hal ini dikarenakan

produk atau jasa yang ditawarkan menarik dan membuat mereka membeli,

kembali dalam jumlah yang lebih tinggi dan membawa lebih banyak pelanggan.

Istilah ini disebut dengan loyalitas pelanggan, beberapa pelanggan tertentu

memberikan keuntungan yang sangat besar dengan menawarkan atau memberikan

publisitas secara sukarela dari mulut ke mulut mengenai produk, memberitahu

teman atau keluarga sehingga menambah jumlah pelanggan setia.

Menurut Griffin (2005), konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan

dengan perilaku (behavior) pelanggan daripada dengan sikap pelanggan.

Berkaitan dengan loyalitas pelanggan, berikut ini data pelanggan Restoran Sop

Sumsum Langsa Cabang Jl. Kapten Yos Sudaro No. 72E Medan Glugur sebelum

dan sesudah kenaikan harga antara bulan Mei-Juni 2012 yang disajikan pada

Tabel 1.1 :

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Restoran Sop Sumsum Langsa

Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga

Bulan Mei - Juni 2012

Keterangan

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

Sebelum Kenaikan Harga (Mei 2012)

4.619

50,9

Sesudah Kenaikan Harga (Juni 2012)

4.453

49,0

(25)

Dari data Tabel 1.1 terlihat bahwa jumlah pengunjung (pelanggan)

Restoran Sop Sumsum Langsa mengalami penurunan pada Juni 2012 sebesar

1,9%. Penurunan jumlah pelanggan pada Restoran Sop Sumsum Langsa

diakibatkan adanya kebijakan internal perusahaan yang menaikkan harga terhadap

salah satu produk unggulan. Menurut Saladin (2003) pada umumnya ada dua cara

dalam menentukan harga yaitu : 1) Menentukan harga yang sangat tinggi dan 2)

Menentukan harga yang serendah mungkin.

Berkaitan dengan penjelasan konsumen dapat membuat keputusan apakah

dia membeli barang tersebut atau tidak. Tentunya keputusan konsumen ini tidak

hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi

pertimbangan, misalnya kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan terhadap

perusahaan dan sebagainya. Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan

harga yang peling tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan

yang paling baik, baik untuk jangka pendek maupun unluk jangka panjang.

Berikut ini data perubahan harga produk Restoran Sop Sumsum Langsa

bulan Mei – Juni 2012, berikut ini penulis sajikan pada Tabel 1.2 :

Tabel 1.2

Perubahan Harga Produk

Pada Restoran Sop Sum-sum Langsa

Periode Bulan Mei – Juni 2012

Keterangan

Harga Produk

Perubahan Harga

Mei 2012

Juni 2012

Sop Sumsum

Rp. 30.000

Rp. 30.000

Tetap

Sop Buntut

Rp. 27.000

Rp. 28.000

Terjadi kenaikan

Sop Daging

Rp. 15.000

Rp. 16.000

Terjadi kenaikan

Sop Urat

Rp. 15.000

Rp. 16.000

Terjadi kenaikan

Sop Babat

Rp. 15.000

Rp. 16.000

Terjadi kenaikan

Sop Paru

Rp. 15.000

Rp. 16.000

Terjadi kenaikan

(26)

Berdasarkan pada Tabel 1.2 terlihat bahwa beberapa harga produk pada

Restoran Sop Sumsum Langsa mengalami kenaikan masing-masing Rp 1.000,00

seperti Sop Buntut, Sop Daging, Sop Urat, Sop Babat dan Sop Paru pada bulan

Juni 2012. Sedangkan harga Sop Sum-sum tidak mengalami kenaikan sama sekali

dari bulan Mei – Juni 2012. Faktor yang menyebabkan naiknya harga produk

menurut data yang diperoleh dari internal Restoran Sop Sumsum Langsa adalah

lonjakan harga bahan dasar yaitu daging sapi mengalami kenaikan per kilonya

sebesar Rp 65.000,00 pada bulan awal April 2012 menjadi Rp 85.000,00 pada

bulan Mei 2012.

Kepuasan pelanggan yang semakin dinamis seiring semakin kritisnya

pelanggan menyebabkan kepuasan pelanggan tidak saja hanya diukur oleh

variabel harga, tetapi juga ditentukan oleh kualitas pelayanan. Kualitas yang

rendah akan menimbulkan ketidakpuasan pada pelanggan, tidak hanya pelanggan

yang makan di restoran tersebut tapi juga berdampak pada orang lain. Karena

pelanggan yang kecewa akan bercerita paling sedikit kepada orang lainnya.

(27)

Hal ini menggambarkan sistem pelayanan pada Restoran Sop Sumsum

Langsa sejauh ini belum efektif bagi keberlangsungan bisnis. Pelaksanaan

peningkatan kualitas pelayanan hanya bejalan dari individu karyawan bukan

secara menyeluruh dengan melibatkan pihak-pihak yang terlibat kuat dengan

perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul mengenai “Analisis Pengaruh Harga dan

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan serta Dampaknya Pada

Loyalitas Pelanggan Pelanggan Restoran Sop Sumsum Langsa”.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1)

Apakah harga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan ?

2)

Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan ?

3)

Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1)

Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh harga secara langsung

terhadap kepuasan pelanggan.

(28)

3)

Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kepuasan pelanggan secara

langsung terhadap loyalitas pelanggan pada Restoran Sop Sumsum Langsa

Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1)

Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan khususnya di bidang Manajemen Pemasaran yang semakin

dinamis, serta menjadi wadah untuk mengaplikasikan seluruh teori yang

didapat dari perkuliahan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

2)

Bagi perusahaan, khususnya Restoran Sop Sumsum Langsa diharapkan hasil

penelitian memberikan masukan berupa strategi dan solusi dalam kaitannya

meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan melalui

penetapan strategi harga dan kualitas pelayanan.

(29)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Adapun daftar penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan

penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.1 :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama/Tahun/

Judul

Tujuan Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Tuan (2012)

Effects of Service

Quality and Price

Fairness on

Student

Satisfaction

Untuk menguji pengaruh

kualitas pelayanan yang

dirasakan siswa

dan kewajaran harga terhadap

kepuasan mahasiswa

Jumlah sampel

462 orang,

s

.

nalisis data

dengan

menggunakan

SPSS dan analisis

menggunakan

Principal

Component

Analysis

Hasil menunjukkan

bahwa dimensi kualitas

layanandan keadilan

harga dirasakan

berdampak positif

terhadap kepuasan

mahasiswa.

Rahman,

et al.,

(2012) “The

Influence of

Service Quality

and Price on

Customer

Satisfaction: An

Empirical Study

on Restaurant

Services in Khulna

Division

Tujuan utama dari penelitian

ini adalah untuk

mengidentifikasi beberapa

faktor utama kepuasan

pelanggan

Jumlah

sampel

pada layanan restoran.

246

pelanggan,

analisis data

adalah

Chi-square

test,

pengujian

hipotesis dengan

menggunakan

software SPSS

Hasil menemukan

bahwa pelanggan

restoran memiliki

kesan negatif tentang

keadilan kualitas

produk dan

pelayanan, keadilan

harga, layanan

staf, lingkungan yang

restaurant, citra

restoran dan loyalitas

restoran.

Consuegra

et al.,

(2007), “

An

Integrated Model

of Price,

Satisfaction and

Loyalty: an

Empirical

Analysis in the

Service Sector

Untuk mengetahui pengaruh

kepuasan pelanggan baik

secara langsung maupun tidak

langsung (melalui

loyalitas) pada penerimaan

harga. Selain itu, keadilan

harga dianggap sebagai

anteseden kepuasan dan

loyalitas pelanggan

Sampel sebanyak

721 responden

(kuesioner),

analisis data

digunakan adalah

SEM (

Structural

Equation

Modelling)

Hasil menunjukkan

bahwa keadilan harga

yang dirasakan

mempengaruhi

kepuasan dan loyalitas

pelanggan. Analisis

juga menunjukkan

bahwa kepuasan dan

loyalitas pelanggan

adalah dua anteseden

penting dari

(30)
[image:30.595.107.519.146.483.2]

Lanjutan

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama/Tahun/Judul

Tujuan

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Atmaja (2011)

“Pengaruh Kewajaran

Harga, Citra Perusahaan

Terhadap Kepuasan Dan

Loyalitas Pengguna Jasa

Penerbangan Domestik

Garuda Indonesia

Di Denpasar”

Untuk mengetahui

pengaruh kewajaran

harga dan citra

perusahaan terhadap

kepuasan dan

loyalitas pelanggan

Garuda Indonesia

yang berada di

Denpasar (Studi pada

pengguna jasa

penerbangan

domestik Garuda

Indonesia di

Denpasar).

Sampel penelitian ini

adalah sebesar 140

responden,

pengujian hipotesis

penelitian maka

digunakan teknik

analisis

Structural

Equation Modelling

(SEM) dengan

menggunakan

bantuan AMOS 16.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

1) Kewajaran harga

tidak berpengaruh

terhadap kepuasan

pelanggan, 2) Citra

perusahaan

berpengaruh terhadap

kepuasan pelanggan,

3) kepuasan

pelanggan

berpengaruh terhadap

loyalitas, 4)

kewajaran harga tidak

berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan,

5) citra perusahaan

tidak berpengaruh

terhadap loyalitas

pelanggan serta 6)

Secara keseluruhan ,

kepuasan pelanggan

adalah satu-satunya

konstruk yang dapat

mempengaruhi

loyalitas pelanggan

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Harga

(31)

Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep

pertukaran (exchange) dalam pemasaran. Apabila harga suatu produk di pasaran

adalah cukup tinggi, hal ini menandakan bahwa kualitas produk tersebut adalah

cukup baik dan merek produk di benak pelanggan adalah cukup bagus dan

meyakinkan. Sebaliknya apabila harga suatu produk di pasaran adalah rendah,

maka ini menandakan bahwa kualitas produk tersebut adalah kurang baik dan

merek produk tersebut kurang bagus dan kurang meyakinkan di benak pelanggan.

Menurut Sastradipoera (2003) bahwa harga adalah hasil pertemuan dari

transaksi barang atau jasa yang dilakukan oleh permintaan dan penawaran di

pasar. Pengertian harga menurut Swastha (2005) adalah sejumlah uang yang

dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi dari barang beserta

pelayanannya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2005) harga adalah sejumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan

pelanggan atas manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa

tersebut. Lebih lanjut Tjiptono dkk., (2008) dalam kutipan Atmaja (2011)

mengungkapkan harga sebagai salah satu elemen bauran pemasaran yang

membutuhkan pertimbangan cermat, hal ini dikarenakan adanya sejumlah dimensi

strategik harga dalam hal :

(32)

2)

Harga merupakan aspek yang tampak jelas bagi para pembeli. Bagi

pelanggan yang tidak terlalu paham hal-hal teknis pada pembelian produk

otomotif dan elektronik, kerap kali harga menjadi satu-satunya faktor

yang mereka dapat mengerti. Tidak jarang pula harga dijadikan semacam

indikator kualitas.

3)

Harga adalah determinan utama permintaan. Berdasarkan hukum

permintaan (the law of demand), besar kecilnya harga mempengaruhi

kuantitas produk yang dibeli pelanggan. Semakin mahal harga, semakin

sedikit jumlah permintaan atas produk bersangkutan dan sebaliknya.

Meskipun demikian, semua itu tidak selalu berlaku pada semua situasi.

Pada kasus tertentu seperti mobil mewah, harga yang mahalmalah diminati

oleh pelanggan.

4)

Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba. Hargaadalah

satu-satunya unsur bauran pemasaran yang mendapatkan pemasukan bagi

perusahaan yang pada gilirannya berpengaruh pada besar kecinya laba

dan pangsa pasar yang diperoleh. Unsur bauran pemasaran lainnya, seperti

produk, distribusi dan romosi malah mengeluarkan dana dalam jumlah

yang tidak sedikit.

5)

Harga bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan cepat. Dari

empat unsur bauran pemasaran tradisional, harga adalah elemen yang

paling mudah diubah dandiadaptasikan dengan dinamika pasar.

(33)

diperlukan karena memiliki kegunaan dan jumlah barang terbatas, sedangkan

kebutuhan tidak terbatas jumlahnya. Menurut definisi, kebijakan mengenai harga

sifatnya hanya sementara, berarti produsen harus mengikuti perkembangan harga

di pasar dan harus mengetahui posisi perusahaan dalam situasi pasar secara

keseluruhan.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.

1)

Peranan alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas

tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian,

adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara

mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli

membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian

memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2)

Peranan informasi dari harga yaitu fungsi haraga dalam menjaring

pelanggan mengenai faktor-faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan

untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi

yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan

kualitas yang tinggi.

(34)

1)

Penetapan harga geografis

Penerapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan

bagaimana menetapkan harga untuk pelanggan di berbagai lokasi dan

negara.

2)

Discount atau potongan harga

Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk

menghargai pelanggan atas tindakan-tindakannya seperti pembayaran awal,

volume pembelian, dan pembelian di luar musim. Bentuk penghargaan ini

berupa pembelian diskon.

3)

Penetapan harga diskriminasi

Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa

dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya

secara proporsional.

4)

Penetapan harga bauran produk

Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa

dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya

secara proporsional.

5)

Penetapan harga promosi

(35)

2.2.2 Kualitas Pelayanan

Dewasa ini, tentunya kita sering mendengar perbincangan mengenai

kualitas baik itu mengenai perbandingan baik-buruknya suatu barang maupun

mengenai pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa. Makna kualitas

berbeda-beda bagi setiap orang tergantung pada cara mendefinisikan dan juga

pada konteksnya.

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived

service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan

dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa atau pelayanan yang diterima

melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan

sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa atau pelayanan yang diterima

lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan

dipersepsikan buruk”.(Tjiptono, 2004).

Kualitas pelayanan berhasil dibangun, apabila pelayanan yang diberikan

kepada pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani.

Pengakuan terhadap keprimaan sebuah pelayanan, bukan datang dari aparatur

yang memberikan pelayanan, melainkan datang dari pengguna jasa layanan

(Lukman, 2001).

(36)

Dalam literature manajemen dijumpai setidaknya empat lingkup definisi

konsep pelayanan, yaitu sebagai berikut (Tjiptono, 2008) :

1)

Pelayanan menggambarkan subsektor dalam kategorisasi aktivitas

ekonomi seperti transportasi, finansial, perdagangan ritel, personal

pelayanan, kesehatan, pendidikan, dan layanan publik. Dengan kata lain,

lingkupnya adalah industri.

2)

Pelayanan dipandang sebagai produk intangible yang hasilnya lebih berupa

aktivitas daripada objek fisik, meskipun dalam kenyataannya bisa saja

produk fisik dilibatkan (misalnya makanan dan minuman di restoran dan

pesawat di jasa penerbangan). Jadi, dalam hal ini lingkupnya adalah

tawaran produk.

3)

Pelayanan merefleksikan proses yang mencakup penyampaian produk

utama, interaksi personal, kinerja dalam arti luas serta pengalaman

layanan.

4)

Pelayanan bisa pula dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua

komponen utama, yakni service operations yang kerap kali tidak tampak

atau tidak diketahui keberadaannya oleh pelanggan dan yang biasanya

tampak atau diketahui pelanggan.

(37)

Pada dasarnya, definisi kualitas pelayanan berfokus kepada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya

untuk mengimbangi harapan pelanggan. Dengan kata lain, terdapat faktor utama

yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu jasa yang diharapkan dan jasa yang

dipersepsikan. Selain itu, ada ahli yang menemukan aspek-aspek yang

mempengaruhi persepsi kualitas pelayanan yang diberikan untuk pelanggan.

Menurut Gronroos dalam Tjiptono (1999) berpendapat ada enam unsur yang

mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterima,

yaitu :

1)

Kemampuan yang professional

Kriteriayang pertama iniadalah dimana pelangggan menyadari bahwa

perusahaan, karyawan dan sumber fisik memiliki pengetahuan dan

ketrampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang

disampaikan oleh pelanggan.

2)

Perilaku dan sikap

Pelanggan merasabahwa karyawan perusahaan memberikan perhatian

terhadap pelanggan dan karyawan perusahaan tersebut berusaha membantu

memecahkana masalah pelanggan dengan senang hati.

3)

Akses yang mudah

(38)

4)

Kepercayaan

Pelanggan memahami bahwa apapun yang terjadi, pelanggan dapat

memberikan kepercayaan segala sesuatunya terhadap perusahaan jasa

beserta karyawannya

5)

Penanganan

Pelanggan menyadari bahwa jika ada kesalahan yang tidak diharapkan

maka perusahaan jasa akan segera mengambil tindakan untuk

mengendalikan situasi dan mencari pemecahan masalah yang tepat.

6)

Reputasi

Pelanggan menyakini bahwa operasi dari perusahaan jasa dapat

dipercayadan memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan

pengorbanannya.

Dari keterangan di atas, persepsi individu mengenai kualitas pelayanan

muncul karena adanya interpretasi berdasarkan hasil dari pengalaman

sebelumnya.Persepsi terhadap kualitas pelayanan berarti interpretasi terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan jasa kepada konsumen selama

menggunakan jasa.Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang

didasarkan pada penilaian yang menyeluruh atas keunggulan jasa tersebut

berdasarkan pengalaman dan seringnya pelanggan dalam menggunakan atau

mengkonsumsi jasa tersebut.

2.2.3 Kepuasan Pelanggan

(39)

seorang pun tahu. Seperti halnya konsep-konsep manajemen lainnya, ada begitu

banyak definisi yang berkembang mengenai kepuasan pelanggan. Menurut

Tjiptono (2008) mengemukakan kepuasan pelanggan adalah perasaan yang timbul

setelah mengevaluasi pengalaman pemakaian produk.

Sementara itu Tse and Wilton dalam Tjiptono (2008) mengemukakan,

kepuasan pelanggan merupakan respons pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas

perbedaan antara harapan awal sebelum pembelian (atau standar kinerja lainnya)

dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah memakai atau

mengkonsumsi produk bersangkutan.

Menurut pakar pemasaran Kotler dan Amstrong (2005), menandaskan

bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kekecewaan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan

arapannya. Kepuasan adalah semacam langkah perbandingan antara pengalaman

dengan hasil evaluasi, dapat menghasilkan sesuatu yang nyaman secara rohani,

bukan hanya nyaman karena dibayangkan atau diharapkan. Puas atau tidak puas

bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil evaluasi dari emosi.

(40)

Menurut Tjiptono (2008) mengemukakan bahwa operasionalisasi

pengukuran kepuasan pelanggan bisa menggunakan sejumlah faktor seperti

ekspektasi, tingkat kepentingan (importance), kinerja, dan faktor ideal. Kendati

demikian, Martilla dan James dalam Tjiptono (2008) mengemukakan bahwa salah

satu teknik pengukuran kepuasan pelanggan yang paling banyak dipakai adalah

“importance-performance analysis” yakni menggunakan importance ratings dan

performance ratings. Pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan berbagai

macam tujuan, diantaranya sebagai berikut :

1)

Mengidentifikasi keperluan pelanggan, yakni aspek-aspek yang dinilai

penting oleh pelanggan dan mempengaruhi apakah dia puas atau tidak.

2)

Menentukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja organisasi pada

aspek-aspek penting.

3)

Membandingkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap perusahaan dengan

tingkat kepuasan pelanggan terhadap organisasi lain, baik pesaing

langsung maupun tidak langsung.

4)

Mengidentifikasi PFI (Priorities for Improvement) melalui analisis gap

antara skor tingkat kepentingan (importance) dan kepuasan.

5)

Mengukur indeks kepuasan pelanggan yang bisa menjadi indikator andal

dalam memantau kemajuan perkembangan dari waktu ke waktu.

2.2.4 Loyalitas Pelanggan

(41)

berasal dari loyalitas merek yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek

tertentu.

Loyalitas pelanggan sangat penting untuk dikenali pemasar dalam rangka

menentukan strategi yang diperlukan untuk meraih, memperluas dan

mempertahankan pasar.Pelanggan yang membeli barang atau jasa tertentu secara

berulang kali belum tentu merupakan pelanggan yang setia.Pelanggan ini bisa saja

melakukan pembelian secara berulang karena tidak ada pilihan lain.

Kesetiaan pelanggan yang sebenarnya mencerminkan komitmen

psikologis pelanggan terhadap merek tertentu. Kesetiaan sebagai suatu komitmen

untuk membeli secara konsisten barang atau jasa di masa akan datang.Loyalitas

menurut Kertajaya dalam Wijayanti (2008) menyatakan loyalitas sebagai

manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, men-support,

mendapatkan rasa aman dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional

attachment. Sedangkan loyalitas dalam The Oxford English Dictionaryadalah : “ a

strong feeling of support and allegience; a person showing firm and constant

sopport”. Dari definisi tersebut terdapat kata strong feeling, artinya kedalaman

perasaan manusia terhadap suatu hal, apakah keluarga, teman, organisasi atau

merek.Perasaan inilah yang menjadi unsur utama dan menentukan keeratan serta

loyalitas pelanggan.

(42)

melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa

yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran

mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

Tujuan akhir keberhasilan perusahaan menjalin relationship

dengan

pelanggannya adalah untuk membentuk loyalitas yang kuat, sedangkan indikator

dari loyalitas yang kuat adalah :

1)

Say positive things, adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang

dikonsumsi.

2)

Recommend friend, adalah merekomendasikan produk yang telah

dikonsumsi kepada teman.

3)

Repurchase intention, adalah pembelian ulang yang dilakukan terhadap

produk yang telah dikonsumsi.

Menurut Griffin (2005), karakteristik pelanggan yang loyal adalah sebagai

berikut:

1)

Melakukan pembelian ulang secara teratur (makes reguler repeat purchase).

Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan

keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap

barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih. Tingkat kepuasan terhadap toko

akan mempengaruhi mereka untuk membeli kembali.

(43)

3)

Mereferensi toko kepada orang lain, artinya menarik pelanggan baru untuk

perusahaan (refers other). Pelanggan yang loyal dengan sukarela

merekomendasikan perusahaan kepada teman-teman dan rekannya.

4)

Menunjukkan kekebalan daya tarik dari pesaing (Demonstrates an immunity to

the full of the competition). Tidak mudah terpengaruh oleh tarikan persaingan

perusahaan sejenis lainnya.

2.3 Mekanisme Antar Variabel

2.3.1 Pengaruh Harga terhadap Kepuasan Pelanggan

Harga adalah jumlah uang yang ditukarkan untuk memperoleh suatu

produk. Kepekaan harga bagi pelanggan sangat menentukan target pasar yang

dituju. Variabel harga sering digunakan sebagai bahan yang dibicarakan pada

komunikasi dari mulut ke mulut. Banyaknya pilihan produk membuat pelanggan

mengalami kesulitan untuk menentukan keputusan memilih. Kualitas dan harga

adalah dua variabel penting pelanggan. Pemilihan terhadap variabel harga sebagai

fokus seorang pelanggan membuat penerimaan kualitas suatu pasar dapat

disesuaikan dengan pengorbanan yang diberikan. Sedangkan asumsi mendasar

danyang umum telah berlaku menyatakan bahwa harga suatu produk sangat

menentukan kualitasnya.

(44)

namun jika harga-harga murah mulai muncul, mereka mulai khawatir tentang

kualitas dan menghentikan pembelian.

Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merk yang

berkaitan dengan keputusan membeli pelanggan. Ketika memilih diantara

merk-merk yang ada, pelanggan akan mengevaluasi harga secara absolut tetapi dengan

membandingkan beberapa standart harga sebagai referensi untuk melakukan

pembelian. Harga merupakan satu-satunya elemen pada marketing mix yang

menghasilkan pendapatan, elemen yang lain justru mengeluarkan biaya.

Harga merupakan faktor yang sensitif sekali, lebih-lebih bagi segmen

believers yang lebih mempertimbangkan faktor harga dibandingkan dengan faktor

kualitas Harga merupakan faktor ekstrinsik sebagai fungsi pengganti kualitas

ketika pelanggan tidak memiliki informasi yang cukup mengenai atribut intrinsik

sehingga pelanggan menggunakan harga untuk menduga kualitas ketika hanya

hargalah yang diketahui. Zhang (2001) dalam Wijayanti (2008), menyatakan

bahwa persaingan membuat dunia usaha berusaha untuk memuaskan kebutuhan

pelanggan dengan harga yang rendah. Djati dan Darmawan (2004), membuktikan

bahwa variabel harga memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Bei

(2007) menyatakan bahwa dari persepsi kognitif pelanggan, harga adalah sesuatu

yang harus diberikan atau dikorbankan dalam memperoleh sejenis produk atau

jasa.

(45)

kewajaran harga yang dirasakan pelanggan, kepuasan akan meningkat. Dalam

penelitian Devaraj (2001) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara

harga dan kepuasan. Pelanggan yang membayar dengan pengorbanan lebih dan

mendapatkan manfaat yang baik, akan merasa puas.

2.3.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan

Kualitas pelayanan yang maksimal dari jasa akan menciptakan nilai yang

dirasa baik oleh pelanggan. Perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan fasilitas

dan teknologi yang tersedia, melainkan bagaimana menciptakan kualitas

pelayanan yang optimal. Setelah pelanggan merasakan kualitas pelayanan yang

diberikan, maka mereka memberikan persepsi dan penilaian terhadap kualitas

pelayanan tersebut. Jika mereka cukup puas terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan, maka hal tersebut merupakan hal positif terhadap perusahaan yang

mereka pilih.

Angelova dan Zekiri (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa

kualitas layanan secara keseluruhan dirasakan oleh pelanggan tidak memuaskan,

namun harapan lebih tinggi daripada persepsi. Hasil dan temuan ini juga

memberikan informasi tambahan mengenai kebutuhan pelanggan, keinginan dan

kepuasan mereka.

Sedangkan Naik, Gantasala dan Prabhakar (2010) dalam penelitiannya

mengatakan bahwa h

Hal ini juga akan memberikan kontribusi untuk penelitian sejak

studi ini menetapkan dasar untuk penelitian lebih lanjut dalam mengukur kualitas

layanan diindustri jasa.

(46)

pandangan bahwa kualitas pelayanan dimensi sangat penting untuk kepuasan

pelanggan di ritel-sektor yang berkembang dengan tinggi potensi pertumbuhan

dan peluang di negara-negara berkembang pesat seperti saat ini.

2.3.3 Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan

Pada dasarnya, kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk akan

berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Apabila pelanggan merasa puas,

maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk membeli kembali

produk yang sama. Pelanggan yang puas juga cenderung akan memberikan

referensi yang baik terhadap produk kepada orang lain.

Menurut Tu, Wang dan Chang (2012), menyatakan bahwa pemasaran

hadir untuk memberikan nilai lebih untuk memuaskan pelanggan serta

membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Jika produk perusahaan

atau layanan tidak memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggan dan

keinginan, semua strategi tidak cukup. Dengan pelanggan yang loyal, perusahaan

dapat memiliki pangsa pasar yang lebih tinggi dan mengurangi biaya operasi.

Penelitian ini menemukan bahwa kepuasan pelanggan memiliki dampak yang kuat

terhadap loyalitas pelanggan.

(47)

2.4 Kerangka Konseptual

Perkembangan makna kepuasan pelanggan tertuju kepada perbedaan

antara tingkat kepentingan dankinerja atau hasil yang dirasakan. Hakikatnya

kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih

sekurang-kurangnya dapat memberikan hasil sama atau melampaui harapan

pelanggan. Kepuasan pelanggan yang terjadi dan dialami pelanggan dalam

prakteknya dapat dipengaruhi oleh harga dan kualitas pelayanan.

Dari penjelasan sebelumnya menyebutkan bahwa harga dapat

mempengaruhi kepuasan pelanggan, secara umum hal pertama yang disebutkan

pelanggan sebelum mengkonsumsi produk atau jasa yang ada dalam benaknya

adalah harga. Harga suatu produk atau jasa yang ditawarkan memiliki keterkaitan

dengan kemampuan individu pelanggan, untuk pelanggan yang sensitif biasanya

harga murah adalah sumber kepuasan yang paling penting, karena mereka akan

mendapatkan value of money yang tinggi.

Sebaliknya komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang

tidak sensitif terhadap harga. Bagi mereka yang tidak peduli dengan harga,

mereka lebih menyukai harga yangs sedikit lebih mahal namun kualitasnya baik

daripada harganya murah namun kualitasnya buruk. Harga dapat mempengaruhi

persepsi, kualitas, kepuasan dan nilai jasa. Karena jasa tidak berwujud dan sering

sulit dinilai sebelum terjadinya pembelian, maka harga seringkali dikaitkan

sebagai indikator pendukung yang mempengaruhi harapan dan persepsi jasa.

(48)

untuk mengkonsumsi produk atau jasanya.Harga menurut Lamb, Hair, dan Mc

Daniel (2001) adalah sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk

mendapatkan suatu barang maupun jasa. Harga khususnya merupakan pertukaran

uang bagi barang atau jasa juga pengorbanan waktu karena menunggu untuk

memperoleh barang atau jasa. Dapat disimpulkan bahwa definisi harga yang

melibatkan pengorbanan artinya harga suatu produk dan jasa yang dimaksud

memiliki keterkaitan dengan kepuasan pelanggan.

Kepuasan pelanggan yang dipengaruhi oleh harga produk dan jasa kapan

saja dapat menjadi pelanggan yang secara terus-menerus untuk menggunakan

produk dan jasa tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa pelanggan memiliki

persepsi bahwa harga pada produk dan jasa harus mampu memberikan nilai yang

seimbang dengan besarnya manfaat dan pengorbanan yang sudah dikeluarkan

pelanggan. Jika pelanggan mengkonsumsi berdasarkan hal ini dapat dikatakan

pelanggan sudah memiliki loyalitas positif.

Hubungan antara kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan penting

bagi perusahaan, karena perusahaan (penyedia jasa) perlu mengetahui apakah

tujuan perusahaan harus memiliki pelanggan yang puas dengan kinerja perusahaan

atau memberikan “kualitas pelayanan yang dipersepsikan” pada tingkat

maksimum. Kepuasan dapat mempengaruhi evaluasi pelanggan terhadap kualitas

pelayanan. Pentingnya isu tersebut telah mendorong usaha untuk memperjelas

hubungan antara kepuasan dan kualitas layanan.

(49)

pokok yang saling berkaitan erat yaitu harapan pelanggan terhadap kualitas

layanan (expected quality) dan presepsi terhadap kualitas layanan (perceived

qulity).

Pelanggan selalu menilai suatu pelayanan yang diterima dibandingkan

dengan apa yang diharapkan atau diinginkan. Kepuasan pelanggan harus disertai

dengan loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan menyangkut apa yang

diungkapkan oleh pelanggan tentang persepsi dan harapannya kepada layanan

yang diperoleh. Konsep ini menyiratkan bahwa kepuasan pelanggan saja tidaklah

cukup, karena puas atau tidak puas hanyalah salah satu bentuk emosi. Disamping

itu loyalitas pelanggan tidak kalah relevannya untuk dianalisis sebab sikap

loyalitas dari pelanggan akan timbul setelah pelanggan merasakan puas atau tidak

puas terhadap layanan yang diterimanya.

(50)
[image:50.595.117.511.84.348.2]

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Terdapat pengaruh secara langsung harga terhadap kepuasan pelanggan.

2.

Terdapat pengaruh secara langsung kualitas pelayanan terhadap kepuasan

pelanggan.

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah causal research, yaitu suatu penelitian yang

mencari dan mendeskripsikan adanya hubungan (sebab-akibat) dan pengaruh dari

variabel-variabel penelitian untuk ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Penelitian

ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menitikberatkan

pada pengujian hipotesis yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di

lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan

suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

Sedangkan sifat penelitian ini adalah penelitian yang menjelaskan

hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Hal ini

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal yang

terjadi antara variabel eksogen dengan variabel endogen dengan melakukan

pengujian hipotesis.

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

(52)

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek/subjek yang

memliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Untuk

penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua pelanggan yang berkunjung

di Restoran Sop Sum-sum Langsa Medan Glugur.

Menurut Ghozali (2008), dalam model penelitian dengan menggunakan

teknik analisis statistik SEM (Structural Equation Modelling) populasi yang layak

digunakan antara 100-200 responden.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang

relatif ukuran sampel yang sesuai adalah sama dan dianggap bisa mewakili

populasi (Sugiyono, 2010).

Menurut Ghozali (2008), menyebutkan bahwa pedoman ukuran sampel

tergantung pada jumlah indikator kali 5 sampai 10. Bila terdapat 15 indikator

besarnya sampel adalah antara 100-200. Untuk penelitian ini, maka jumlah sampel

yang diambil adalah :

Jumlah sampel = Jumlah indikator x 5 sampai dengan 10...(1)

= 15 x 10

= 150

(53)

Mengacu pada teori yang menyatakan sampel dalam SEM antara 100-200

sampel, maka peneliti menetapkan sampel maksimum sebanyak 190 sampel.

Selanjutnya penentuan sampel dalam penelitian ini bersifat tidak acak (nonprobability

sampling), dimana anggota populasi tidak diberi peluang yang dapat dihitung untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel

dengan menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel yang

berdasarkan pertimbangan tertentu dan harus representative/mewakili populasi yang

akan diteliti, pertimbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan

yang berkunjung di Restoran Sop Sumsum Langsa dua kali atau lebih.

3.4

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan tesis ini, teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah:

1)

Pengamatan langsung (observasi) yaitu penulis menggunakan metode

pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara

cermat dan langsung di lapangan yakni Restoran Sop Sumsum Langsa.

2)

Kuesioner yaitu penulis menggunakan teknik pengumpulan informasi

dengan memberikan angket yang berisi daftar pertanyaan untuk diisi

sendiri oleh responden mengenai variabel harga, kualitas pelayanan,

kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

3.5

Jenis dan Sumber Data

(54)

1)

Data primer

2)

adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer,

peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,

wawancara, diskusi terfokus dan penyebaran kuesioner.

Data sekunder

adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal,

dan lain-lain.

3.6

Skala Pengukuran Variabel

[image:54.595.200.424.510.667.2]

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik skala Likert, skala

Likert banyak digunakan dalam penelitian karena tujuannya untuk mengukur

fenomena sosial, sikap, pendapat dan pandangan seseorang maupun kelompok.

Tabel 3.1.

Instrumen Skala

Likert

No.

Pertanyaan

Skor

1

Sangat Setuju (SS)

5

2

Setuju (S)

4

3

Kurang Setuju (KS)

3

4

Tidak Setuju (TS)

2

(55)

3.7

Klasifikasi dan Definisi Operasionalisasi Variabel

3.7.1 Klasifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian

yaitu :

1)

Variabel eksogen, yakni variabel yang tidak diprediksi oleh variabel lain

dalam model. Variabel eksogen dikenal juga sebagai independent variable.

Dalam penelitian ini variabel eksogen adalah harga (X

1

)

dan kualitas

pelayanan (X2

2)

Variabel endogen, yakni variabel yang diprediksikan oleh satu atau

beberapa variabel yang lain dalam model. Variabel endogen dikenal juga

sebagai

dependent variable. Dalam penelitian ini variabel endogen adalah

kepuasan pelanggan (Y

).

1

) dan loyalitas pelanggan (Y

2

3.7.2 Definisi Operasional Variabel

).

(56)
[image:56.595.110.517.102.684.2]

Tabel 3.2.

Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Variabel

Definisi

Indikator

Harga (X

1

Sejumlah uang yang ditentukan

perusahaan sebagai imbalan barang

atau jasa yang mereka

perdagangkan dan sesuatu yang

lain yang diadakan perusahaan

untuk memuaskan keinginan

pelanggan.

)

1.

Harga sesuai daya beli

pelanggan

2.

Harga lebih rendah dari

pesaing

3.

Harga sesuai dengan

manfaat

Kualitas

Pelayanan

(X2

Penilaian terhadap sistem

pelayanan yang dimiliki perusahaan

tersebut yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan.

)

1.

Kemampuan yang

professional

2.

Perilaku karyawan

3.

Akses yang mudah

4.

Kepercayaan

5.

Reputasi

Kepuasan

Pelanggan

(Y1

Perbandingan antara pengalaman

dengan hasil evaluasi, dapat

menghasilkan sesuatu yang nyaman

secara rohani, bukan hanya nyaman

karena dibayangkan atau

diharapkan.

)

1.

Pelayanan sesuai

harapan

2.

Kemudahan pemesanan

3.

Penanganan keluhan

4.

Overall satisfaction

(Kepuasan menyeluruh)

Loyalitas

Pelanggan

(Y2

Persepsi pelanggan yang sudah

setia dalam menggunakan produk

dan jasa secara konsisten

)

1.

Bersedia membeli

kembali

2.

Bersedia

merekomendasikan

3.

Tidak berpindah ke

(57)
[image:57.595.114.510.116.531.2]

Tabel 3.3.

Variabel Bentukan dan Variabel Terukur

Variabel

Simbol

Indikator

Skala

Pengukuran

Harga (X

1

)

X

Harga sesuai daya beli

pelanggan

1.1

Likert

X

1.2

Harg

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangakan dalam pengertian lain harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas produk dan jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat

Harapan dari pelanggan-pelanggan atau konsumen yang puas terhadap kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga yang ditawarkan adalah meningkatnya loyalitas konsumen atau

berdasarkan Swastha serta Sukotjo dalam (Oktaviani.J 2010)“ harga ialah sejumlah uang (ditambah beberapa produk bila mungkin) yang diharapkan buat mendapatkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya pada loyalitas pengguna jasa online

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada Marcelo Speed Shop.. Strategi Jitu Memilih Metode

Ketidaksesuaian menciptakan ketidak puasan.Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah tolak ukur pelanggan terhadap kinerja produk

Pelanggan bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek dan harganya juga berbeda dari termurah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa loyalitas pelanggan memiliki pengaruh paling signifikan bila dibandingkan dengan kualitas pelayanan dan penetapan harga hal ini disebabkan