• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PERHITUNGAN KURS VALUTA ASING MELALUI PERPADUAN METODE CERAMAH BERVARIASI DAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN KELAS XI IPS SMAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PERHITUNGAN KURS VALUTA ASING MELALUI PERPADUAN METODE CERAMAH BERVARIASI DAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN KELAS XI IPS SMAN 1"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

MATERI PERHITUNGAN KURS VALUTA ASING

MELALUI PERPADUAN METODE CERAMAH BERVARIASI

DAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN

KELAS XI IPS SMAN 1 DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

oleh Arif Hidayat

7101409267

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii panitia ujian skripsi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 25 Juli 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kardoyo, M.Pd. Dra. Harnanik, M.Si

NIP. 196205291986011001 NIP. 195108191980032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

(3)

iii

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 20 Agustus 2013

Penguji

Drs. Syamsu Hadi, M.Si. NIP.195212121978031002

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kardoyo, M.Pd. Dra. Harnanik, M.Si

NIP. 196205291986011001 NIP. 195108191980032001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila kemudian hari skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juli 2013

(5)

v Motto

 Sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat bagi orang lain.

 Bersungguhlah melakukan apa yang bermanfaat untukmu dan mohonlah pertolongan pada Allah dan janganlah kamu merasa lemah (HR Muslim).

Persembahan

 Untuk Bapak-Ibuku, Sobri dan Solicha

 Kakak-kakakku tercinta

(6)

vi

telah memberikan nikmat dan karunia-Nya, serta kemudahan dan kelapangan, sehingga penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Materi Perhitungan Kurs Valuta Asing Melalui Perpaduan Metode Ceramah Bervariasi dan Model Pembelajaran Bermain Peran Kelas XI IPS SMAN 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Di dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi. 2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

(7)

4. Dr. Kardoyo, M.Pd., Dosen Pembimbing I dan Dra. Harnanik, M.Si., Dosen Pembimbing II, yang telah sabar memberikan bimbingan dan arahan yang berharga.

5. Drs. Sussono Hadi, M.M., Kepala SMAN 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal yang telah memberikan izin penelitian.

6. Drs. Kuswanto, Guru ekonomi SMAN 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

Semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Semarang, Juli 2013

(8)

viii

Tegal.” Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Kardoyo, M.Pd., II: Dra. Harnanik, M.Si. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Metode Ceramah Bervariasi, Model Pembelajaran Bermain Peran.

Motivasi merupakan salah satu faktor penentu prestasi yang terdapat dalam diri siswa. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran ekonomi, yakni: siswa kurang menyiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai, rendahnya motivasi belajar siswa, dan siswa belum memiliki ketertarikan terhadap pembelajaran ekonomi. Siswa yang kurang termotivasi berdampak pada rendahnya capaian prestasi belajar siswa dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 37,7%. Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada materi perhitungan kurs valuta asing maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan memadukan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMAN 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Rancangan kegiatan penelitian ini adalah siklus kegiatan yang terdiri dari dua siklus, dimana dalam setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah soal evaluasi tiap akhir siklus dan lembar pengamatan untuk mengukur motivasi siswa.

Hasil penelitian diperoleh terdapat peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dapat dilihat pada tingkat aktivitas siswa siklus I termasuk dalam kategori aktif, dan pada siklus II mengalami peningkatan termasuk dalam kategori sangat aktif. Peningkatan motivasi yang ditunjukkan melalui aktivitas belajar siswa berdampak terhadap prestasi belajar siswa yaitu pada siklus I rata-rata prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori baik, pada siklus II rata-rata termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan tingkat aktivitas guru pada siklus I dengan kategori aktif, dan pada siklus II meningkat dengan kategori sangat aktif.

Kesimpulan penelitian ini yaitu terjadi peningkatan motivasi belajar siswa yang diikuti dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran materi perhitungan kurs valuta asing melalui perpaduan ceramah bervariasi dan model

pembelajaran bermain peran. Saran penelitian ini yaitu guru sebaiknya

(9)

ix

Kabupaten Tegal”. Skripsi. Department of Economic Education. Faculty of Economic. Semarang State University. Supervisor I: Dr. Kardoyo, M.Pd., II: Dra. Harnanik, M.Si.

Keywords: Learning Motivation, Learning Achievement, varied lecture method, Role Playing Learning Model.

Motivation is one of the determinant factors of students’ learning achievement. Based on the observations that have been made there are some problems in learning economy, such as: students less prepared before the lesson begins, students’motivation is low, and students have not had an interest in economics learning. Students who are less motivated adversely affects the students achievement with learning completeness only by 37.7%. To increase motivation and learning achievement in material foreign exchange calculation, action research is carried out by combinating varied lectures and role playing learning model.

The subject of this research is students of class XI IPS 3 SMAN 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal. The design of this research activity is the activity cycle consists of two cycles, where in each cycle includes planning, implementation, observation, and reflection. Data collection instrument in this research is evaluation test in the end of each cycle and the observation sheet to measure students’ motivation and teacher performance.

The results of this research obtained increasing of students' learning motivation in the activity that can be seen by students activity in the first cycle classified in active category, and in the second cycle increased classified in very active category. Increased motivation shown through student activity impacts on student achievement on the first cycle with average of student achievement classified in good category, in the second cycle average of students’ achievement classified in very exelent category. While the level of teacher’s activity in the first cycle classified in active category, and the second cycle increased classified in very active category.

(10)

x

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Belajar ... 11

2.2 Motivasi Belajar ... 14

2.3 Aktivitas Belajar ... 16

2.4 Prestasi Belajar ... 18

2.5 Metode Mengajar ... 21

2.6 Model Pembelajaran Sosial ... 23

2.7 Model Pembelajaran Bermain peran ... 23

2.8 Uraian Materi ... 25

(11)

BAB III METODE PENELITIAN... 37

3.1 Setting dan Subyek Penelitian ... 37

3.2 Faktor-faktor yang Diteliti ... 37

3.3 Rancangan Penelitian ... 37

3.4 Prosedur Penelitian... 43

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.6 Analisis Uji Coba Instrumen ... 45

3.7 Metode Analisis Data ... 51

3.8 Indikator Keberhasilan ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Penelitian Siklus I ... 53

4.1.1 Perencanaan ... 53

4.1.2 Pelaksanaan ... 53

4.1.3 Pengamatan ... 59

4.1.4 Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 75

4.1.5 Refleksi ... 76

4.2 Hasil Penelitian Siklus II ... 81

4.2.1 Perencanaan ... 81

4.2.2 Pelaksanaan ... 81

4.2.3 Pengamatan ... 87

4.2.4 Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ... 102

4.2.5 Refleksi ... 103

4.3 Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II ... 105

4.4 Pembahasan ... 107

BAB V PENUTUP ... 116

5.1 Simpulan ... 116

5.2 Saran ... 117

(12)

xii

Tabel Halaman

1.1 Ketuntasan Belajar Siswa SK Perekonomian Terbuka ...3

1.2 Ketuntasan Belajar Siswa KD Mengidentifikasi Kurs Valuta Asing...4

3.1 Rekapitulasi Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ...46

3.2 Rekapitulasi Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ...48

3.3. Rekapitulasi Analisis Daya Beda Soal Uji Coba ...50

3.4. Rekapitulasi Analisis Faktor Pengecoh Soal Uji Coba ...50

4.1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ...60

4.2. Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus I ...68

4.3. Capaian Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I ...76

4.4. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ...88

4.5. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus Ke II ...95

4.6. Capaian Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ...103

4.7. Pencapaian Prestasi Siswa Sebelum dan Setelah Dilakukan Penelitian ...105

(13)

xiii

Gambar Halaman

2.1. Kurva Harga Keseimbangan Mata Uang Asing pada Pasar Bebas ... 28

2.2. Kerangka Berpikir Penelitian ... 35

3.1. Model Pelaksanaan Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ... 39

4.1. Guru Memberikan Apersepsi dan Tujuan Pembelajaran ... 54

4.2. Siswa Berdiskusi Menentukan Pelaku ... 55

4.3. Siswa Memainkan Peran ... 56

4.4. Siswa Mengamati Permainan Peran ... 57

4.5. Siswa Berdiskusi dan Menilai Permainan Peran ... 57

4.6. Perwakilan Siswa Mempresentasikan Hasil Pengamatan ... 58

4.7. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ... 59

4.8. Siswa Memperhatikan Guru ... 61

4.9. Siswa Berdiskusi Menentukan Pemeran ... 62

4.10. Siswa Berlatih Memainkan Peran ... 63

4.11. Siswa Memainkan Peran ... 64

4.12. Siswa Mengamati Permainan Peran ... 64

4.13. Siswa Berdiskusi Setelah Permainan Selesai ... 65

4.14. Siswa Menilai Permainan Peran... 66

4.15. Siswa Menyimpulkan Hasil Pembelajaran ... 67

4.16. Guru Memberikan Apersepsi dan Tujuan Pembelajaran ... 69

4.17. Guru Menyampaikan Situasi Permasalahan... 70

4.18. Siswa Berdiskusi Menentukan Pelaku ... 70

4.19. Siswa Kurang Bekerja Sama ... 71

4.20. Perwakilan Siswa Mempresentasikan Hasil Pengamatan ... 72

4.21. Guru Memberikan Dorongan dan Penguatan ... 72

4.22. Siswa Memainkan Uang ... 73

(14)

4.24. Guru Menilai Dengan Memberi Soal Evaluasi ... 74

4.25. Guru Dan Siswa Menyimpulkan dan Merefleksi Pembelajaran ... 75

4.26. Guru Memberikan Apersepsi dan Tujuan Pembelajaran ... 82

4.27. Guru Intensif Memberikan Motivasi pada Siswa ... 83

4.28. Siswa Mendiskusikan Pelaku ... 84

4.29. Siswa Percaya Diri Memainkan Peran ... 85

4.30. Siswa Fokus Mengamati Permainan Peran ... 85

4.31. Guru Aktif Memantau Pembelajaran ... 86

4.32. Siswa Mempresentasikan Hasil Pengamatan ... 86

4.33.Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ... 87

4.34. Siswa Memperhatikan Guru ... 89

4.35. Siswa Berdiskusi Menentukan Pemeran ... 90

4.36. Siswa Berlatih Memainkan Peran ... 91

4.37. Siswa Memainkan Peran ... 91

4.38. Siswa Mengamati Permainan Peran ... 92

4.39. Siswa Berdiskusi Setelah Permainan Selesai ... 93

4.40. Siswa Menilai Permainan Peran... 94

4.41. Siswa Menyimpulkan Hasil Pembelajaran ... 94

4.42. Guru Memberikan Apersepsi dan Menjelaskan Tujuan Pelajaran ... 96

4.43. Siswa Aktif Bertanya ... 97

4.44. Guru Mampu Mengajak Siswa Aktif Berdiskusi ... 97

4.45. Siswa Aktif Bertanya dan Mengajukan Diri Sebagai Pemeran ... 98

4.46. Seluruh Perwakilam Siswa Mempresentasikan Hasil Pengamatan ... 99

4.47. Guru Intensif Memberikan Motivasi dan Penguatan ... 99

4.48. Guru Intensif Memantau Jalanya Pembelajaran ... 100

4.49. Siswa Aktif Berdiskusi ... 101

4.50. Guru Menilai dengan Memberikan Soal Evaluasi ... 101

(15)

xv

1. Silabus ... 116

2. RPP Siklus I ... 117

3. RPP Siklus II ... 120

4. Naskah Skenario Siklus I ... 123

5. Naskah Skenario Siklus II ... 127

6. Aspek Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 132

7. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 133

8. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 134

9. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 135

10. Dokumentasi Surat Keterangan Izin Keluar Kelas ... 136

11. Aspek Penilaian Aktivitas Guru ... 137

12. Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 139

13. Kriteria Penilaian Aktivitas Guru... 140

14. Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 143

15. Soal Uji Coba ... 144

16. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 156

17. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ... 157

18. Analisis Soal Uji Coba ... 158

19. Analisis Faktor Pengecoh ... 166

20. Analisis Permasalahan Soal Uji Coba ... 176

21. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 178

22. Soal Evaluasi Siklus I... 179

23. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 185

24. Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 186

25. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 187

26. Soal Evaluasi Siklus II ... 188

27. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 195

28. Analisis Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 196

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan pada umumnya berlangsung di sekolah melalui kegiatan pembelajaran merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku. Perubahan itu meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil pembelajaran tersebut berdampak baik bagi mutu pendidikan dan kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan adalah dengan melihat prestasi belajar siswa. Menurut Tu’u (2004:75) “prestasi

merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.” Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa antara lain faktor

kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motivasi, kesehatan, cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah, dan sarana pendukung dalam belajar.

Salah satu faktor penentu prestasi yang terdapat dalam diri siswa adalah motivasi. Secara umum motivasi merupakan konsep yang menjelaskan siswa dalam melakukan suatu tindakan guna mencapai tujuan dalam belajar. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila siswa memiliki motivasi yang rendah dalam belajar, maka capaian prestasi yang diperoleh kurang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2007:84) yang menyatakan bahwa “hasil

belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang

(17)

diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.”

SMAN 1 Dukuhwaru merupakan sekolah yang berada di Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sekolah ini masih memiliki masalah belajar pada mata pelajaran ekonomi. Hasil wawancara dengan guru ekonomi kelas XI IPS dan pengamatan pada saat proses pembelajaran terdapat beberapa masalah, yakni: (1) siswa kurang menyiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai walaupun materi pelajaran yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya sudah diketahui, (2) motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih rendah yang dapat dilihat dari kurangnya respon siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. (3) siswa belum memiliki ketertarikan terhadap pembelajaran ekonomi yang dapat dilihat dari rendahnya aktivitas siswa dan tingkat perhatian siswa pada saat pelajaran berlangsung. Hal ini juga didukung hasil penelitian Lintang (2010) yang menyatakan bahwa karakteristik siswa kelas XI IPS SMAN 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam mengikuti pembelajaran ekonomi adalah sebagai berikut.

Sebanyak 32,64% siswa termasuk kategori kurang baik dalam membuat jadwal belajar dan pelaksanaan kegiatan belajar di kelas. 14,58% siswa termasuk kategori kurang baik dalam membaca dan membuat catatan selama mengikuti pembelajaran. 46,53% siswa termasuk kategori kurang baik mengulang bahan pelajaran yang telah disampaikan guru. 17,36% siswa termasuk kategori kurang baik konsentrasi dalam belajar. 15,28% siswa termasuk dalam kategori kurang baik mengerjakan tugas yang diberikan guru.

(18)

siswa kurang optimal. Hal ini ditandai dengan nilai siswa yang masih banyak dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dibawah nilai 7,00.

Tabel 1.1.

Ketuntasan Belajar Siswa Standar Kompetensi Perekonomian Terbuka

Tuntas Tuntas Belum Tuntas Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Sumber: nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS SMAN 1 Dukuhwaru Kab. Tegal, 2013 Keterangan:

KD 1: Mengidentifikasi manfaat dan faktor pendorong perdagangan internasional KD 2: Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing

KD 3: Menjelaskan konsep tarif, kuota, larangan eksopr-impor, subsidi, premi, dan dumping

(19)

Tabel 1.2.

Ketuntasan Belajar Siswa

Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Kurs Valuta Asing

Kelas Jumlah Siswa

Ketuntasan Belajar Siswa

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Tuntas Belum

Sumber: analisis hasil ulangan harian semester 2 kelas XI IPS SMAN 1 Dukuhwaru, 2013 Keterangan:

Indikator 1: Pengertian kurs dan perubahanya Indikator 2: Perhitungan kurs valuta asing

Indikator 3: Perkembangan nilai rupiah terhadap valuta asing Indikator 4: Cara dan alat pembayaran internasional

Tabel 1.2. menunjukkan hasil belajar siswa pada indikator perhitungan kurs valuta asing paling rendah diantara hasil belajar indikator lain yaitu dari 138 siswa kelas XI IPS hanya 52 siswa atau sebesar 37,7% yang memperoleh nilai diatas KKM yang ditetapkan sekolah sedangkan 86 siswa atau sebesar 62,3% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hal ini menunjukkan permasalahan utama dalam pembelajaran kompetensi dasar mengidentifikasi kurs valuta asing yaitu siswa yang kurang menguasai materi menghitung kurs valuta asing.

(20)

valuta merupakan soal perhitungan matematis yang berbentuk cerita, sehingga pemahaman siswa terhadap soal cerita tidak hanya faktor komputasi saja tetapi siswa juga harus memahami makna soal cerita tersebut.

Pada materi ini biasa di sampaikan dengan metode ceramah untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa karena sifat pokok bahasan kurs valuta asing yang informatif dan faktual. Akan tetapi penerapan metode ceramah yang kurang bervariasi berdampak pada siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Ketika siswa merasa bosan dan kurang termotivasi, akan berimplikasi pada rendahnya capaian prestasi siswa. Kondisi yang demikian maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, dan dapat meningkatkan motivasi siswa, serta menerapkan keterlibatan aktif mereka dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.

(21)

perhitungan kurs valuta asing, siswa tidak hanya mendapatkan informasi yang aktual dari ceramah saja, tetapi juga siswa dapat berfikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas, serta siswa dapat menyumbangkan gagasanya melalui kegiatan diskusi. Implementasi metode ini yakni guru menyampaikan uraian materi, selanjutnya guru memberikan peluang kepada siswa untuk bertanya jawab, setelah itu dilakukan diskusi antar siswa.

Selain menerapkan ceramah bervariasi, penerapan model pembelajaran bermain peran juga salah satu alternatif untuk menciptakan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar materi perhitungan kurs valuta asing. Model pembelajaran bermain peran merupakan ragam mengajar untuk meningkatkan interaksi guru dan siswa dan sebagai upaya pemecahan masalah yang menyangkut dengan kehidupan sosial melalui peragaan tindakan. Melalui model pembelajaran bermain peran, materi perhitungan kurs valuta asing yang terdiri dari konsep teoritis mengenai definisi kurs valuta asing, cara menafsirkan perubahan nilai tukar valuta asing, dan perhitungan matematis nilai tukar valuta berdasarkan kurs yang berlaku dalam bentuk soal cerita dapat disajikan dalam bentuk yang lebih konkret sehingga siswa tidak berfikir abstrak dalam memahami setiap materi yang diberikan guru.

Model pembelajaran bermain peran dapat menciptakan pembelajaran materi perhitungan kurs valuta asing dengan suasana permainan yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi & Prasetyo (1997) sebagaimana dikutip Sugiharti (2009:19), “model

(22)

pembelajaran dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan merupakan suatu bentuk motivator sehingga siswa lebih antusias dalam belajar, dengan demikian hasil belajarpun meningkat.”

Perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran merupakan ragam variasi mengajar yang menerapkan keterlibatan aktif siswa dan guru, serta interaksi antar individu tersebut dalam dramatisasi. Ketika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, maka akan memaksimalkan hasil dari apa yang ia pelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat Magnesen sebagaimana dikutip Tu’u

(2004:77), “orang belajar 10% dari apa yang ia baca, 20% dari apa yang ia dengar, 30% dari apa yang ia lihat, 50% dari apa yang ia lihat dan dengar, 70% dari apa yang ia katakan, dan 90% dari apa yang ia katakan dan lakukan.”

Perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran dapat membantu siswa dalam meningkatkan interaksi antara siswa maupun dengan guru, mendorong siswa berfikir kritis, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami perasaan dirinya dan perasaan orang lain. Melalui perpaduan metode ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran, selain dengan kegiatan diskusi siswa juga dapat memecahkan permasalahan sosial, sesuai dengan permainan peran yang dilakukan. Selain itu juga siswa dapat meningkatkan keterampilan serta dalam mencari solusi dalam berbagai upaya pemecahan masalah. Dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, maka akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar.

(23)

ceramah yang disertai sesi tanya jawab, metode diskusi antar siswa, dan model pembelajaran bermain peran. Adapun langkah-langkahnya yaitu: (1) guru menceritakan situasi sosial yang dilanjutkan sesi tanya jawab dengan siswa, (2) siswa memilih melakukan diskusi dalam menentukan para pelaku, (3) siswa mempersiapkan pelaku, (4) siswa melakukan permainan peran dengan menerapkan kurs jual dan kurs beli dalam kegiatan jual beli valuta asing, (5) guru mengontrol ketika permainan peran berlangsung, (6) guru mengakhiri permainan peran dengan diskusi, (7) siswa menilai atau memberi tanggapan, (8) siswa menyimpulkan hasil permainan peran.

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran bermain peran yang dilakukan oleh Sugiharti (2009:21) “rata-rata keberhasilan siswa di kelas eksperimen adalah 64,7%, sedangkan rata-rata keberhasilan siswa di kelas kontrol adalah 55%. Hasil tersebut menujukkan bahwa penerapan model bermain peran dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa.” Hal ini juga didukukung oleh Chandrawati (2010) dalam penelitianya menyebutkan bahwa “hasil penelitian

sebelum treatment menunjukkan nilai pada waktu pre test rata-rata 66,5 sedangkan pada waktu post test 76,17.” Hasil penelitian ini menunjukan aktivitas siswa dalam pembelajaran bermain peran dan hasil pembelajaran siswa dengan menerapkan pembelajaran metode bermain peran menunjukan hasil yang positif, terlihat dari peningkatan signifikansi dari segi aktivitas dan hasil pembelajaran.

(24)

metode penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Perhitungan Kurs Valuta Asing Melalui Perpaduan Metode Ceramah Bervariasi dan Model Pembelajaran Bermain Peran Kelas XI IPS

SMAN 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal.”

1.2 Rumusan Masalah

(1) Apakah dengan menerapkan perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi perhitungan kurs valuta asing kelas XI IPS SMA N 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal?

(2) Apakah dengan menerapkan perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi perhitungan kurs valuta asing kelas XI IPS SMA N 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal?

1.3 Tujuan Penelitian

(1) Mengetahui penerapan perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi perhitungan kurs valuta Asing kelas XI IPS SMA N 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

(25)

1.4 Manfaat Penelitian (1) Bagi Guru

Perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran diharapkan dapat menjadi alternatif bagi guru dalam memilih metode/ model pembelajaran yang lebih variasi pada materi perhitungan kurs valuta asing.

(2) Bagi Siswa

Perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi perhitungan kurs valuta asing.

(3) Bagi sekolah

(26)

11 2.1 Belajar

2.1.1 Definisi Belajar

Ada beberapa pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Hamalik (2009:154) “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif

mantap berkat latihan dan pengalaman.” Menurut Rifa’i dan Anni (2009:82)

“belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.” Menurut Siregar dan Nara (2011:5) “belajar adalah suatu aktivitas

mental (psikis) yang belangsung dalam interaksi dengan lingkunganya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan.”

Dari beberapa pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli di atas maka maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan atau aktivitas pada diri seseorang yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman setelah berinteraksi dengan lingkunganya yang menunjukan perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen.

2.1.2 Unsur-unsur Belajar

Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku, Gagne dalam Rifa’i dan Anni (2009:82), Unsur yang dimaksud adalah:

(1) Peserta didik

(27)

(2) Rangsangan (stimulus)

(stimulus) merupakan peristiwa yang merangsang pengindraan peserta didik.

(3) Memori

Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan sebelumnya.

(4) Respon

Respon merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan kegiatan belajar pada peserta didik ditunjukkan apabila terjadi interkasi antara stimulus dengan memori. Interaksi tersebut akan berpengaruh pada perubahan pola perilaku peserta didik dari sebelum dan setelah setelah adanya stimulus tersebut. Jika terjadi perubahan perilaku setelah diberikan stimulus. Maka perubahan perilaku tersebut merupakan indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Syah (2007:132), secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa terdiri dari tiga macam yaitu:

(1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani siswa.

(2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

(3) Faktor pendekatan belajar, yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Faktor internal siswa meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis yang bersifat jasmaniah dan aspek psikologis yang bersifat rohaniah.

A. Aspek pisikologis

Menurut Syah (2007:132) “kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi

(28)

(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang dan tidak berbekas.”

B. Aspek psikologis

Menurut Syah (2008:132) banyak faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa yaitu:

(1) Inteligensi siswa

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyusuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

(2) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

(3) Bakat siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

(4) Minat siswa

Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

(5) Motivasi siswa

(29)

2.2 Motivasi Belajar

2.2.1 Definisi Motivasi Belajar

Menurut Sadirman (2007:75) “motivasi dikatakan serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka.” Menurut Purwanto (2007:60) “motivasi ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak sesuatu. Menurut Winkels (1987) sebagaimana dikutip Siregar dan Nara (2011:49) “motivasi merupakan penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.

Sardiman (2007:75) menyatakan motivasi belajar adalah sebagai berikut.

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar.

(30)

2.2.2 Fungsi Motivasi dalam Belajar

Belajar sangat diperlukan dengan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal jika disertai motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Menurut Sardiman (2007:85) ada tiga fungsi motivasi yaitu sebagai berikut.

(1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi penggerak motor yang melapaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.

(2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuanya. (3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tercapainya tujuan tersebut.

Selain fungsi diatas, terdapat fungsi motivasi yang lain yaitu sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi. Melalui motivasi yang terdapat dalam diri siswa ketika ia belajar, maka akan menujukkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2007:85) “dengan adanya usaha yang tekun dan

terutama didasari dengan adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik.”

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Imron (1996) sebagaimana dikutip Siregar dan Nara (2011:53)

“ada enam faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran yaitu

(31)

dalam meningkatkan motivasi siswa. Dengan adanya enam faktor tersebut akan melahirkan motivasi yang tinggi.

2.2.4 Ciri-Ciri Motivasi

Menurut Sardiman (2007:83), motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri:

(1) tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama tidak pernah berhenti sebelum selesai);

(2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai);

(3) menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah; (4) lebih senang bekerja mandiri;

(5) cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif);

(6) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu);

(7) tidak mudah melapasakan hal yang diyakini itu; (8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, maka orang itu memilki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti ini akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.

2.3 Aktivitas Belajar

2.3.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Manusia sebagai mahluk yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik itu juga akan menjadi aktif karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam kebutuhan.

(32)

dengan baik”. Menurut Hamalik (2009:171) menyatakan bahwa “pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.” Hamalik (2009:90) juga menjelaskan bahwa sebagai berikut.

pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, di mana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas dalam belajar merupakan segala kegiatan atau perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yaitu hasil belajar yang baik. Perilaku tersebut dapat ditunjukkan melalui usaha siswa dalam memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya.

2.3.2 Jenis-jenis Aktivitas

Aktivitas dalam belajar banyak macamnya. Menurut Paul D. Dierich sebagaimana dikutip Hamalik (2009:90) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok yaitu:

(1) Kagiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

(2) Kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, berdiskusi.

(3) Kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

(4) Kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

(33)

peta, pola.

(6) Kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, berkebun.

(7) Kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

(8) Kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan sebaginya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan membaca atau menulis tetapi ada berbagai macam aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran seperti memberikan pendapat, berdiskusi, melakukan percobaan atau penelitian, dan lain-lain yang dapat meningkatkan hasil belajarnya.

2.4 Prestasi Belajar 2.4.1 Pengertian Prestasi

Menurut Tu’u (2004:75) “prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang

ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.” Sedangkan menurut Slameto (2008:54) “prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam bentuk nilai.”

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar kognitif siswa setelah melakukan tugas tertentu yang ditunjukkan dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat.

(34)

(1) Prestasi siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

(2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dam evaluasi. (3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dengan ditunjukkan melalui nilai

atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuh. Hasil evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku daftar nilai guru dan wali kelas serta arsip yang ada di bagian administrasi kurikulum sekolah. Selain itu, hasil evaluasi juga disampaikan pada siswa dan orang tua melalui buku rapor akhir semester yang disampaikan pada waktu pembagian rapor akhir semester atau kenaikan kelas.

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Siswa

Ada faktor penting yang ikut memberi kontribusi bagi keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik. Menurut Sangalang sebagaimana dikutip Tu’u

(2004:78) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yaitu sebagai berikut. (1) Kecerdasan

Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar.

(2) Bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisan dari orang tua. (3) Minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang besar pada sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu.

(4) Motif

Motif adalah dorongan yang membuat orang berbuat sesuatu, motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(5) Cara belajar

(35)

(6) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa.

(7) Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memilki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

Prestasi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal yang ikut memberi kontribusi bagi keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik. Di dalam penelitian ini prestasi yang dimaksud adalah prestasi belajar setelah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar melalui penerapan perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran pada materi perhitungan kurs valuta asing.

Selain faktor-faktor yang telah diuraikan sebelumnya, menurut Tu’u (2004:78), prestasi siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh peran dan strategi guru dalam pembelajaran yaitu:

(1) strategi pendekatan pribadi terhadap siswa yang kurang menonjol dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan tujuh macam kecerdasan,

(2) starategi guru melibatkan siswa dalam pembelajaran secara penuh dengan suasana gembira dan menyenangkan,

(3) guru membuat alat bantu dan menciptakan ruangan hidup.

(36)

2.5 Metode Mengajar

Menurut Tardif (1989) sebagaimana dikutip Syah (2008:201) “metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran pada siswa.” Ada

empat metode mengajar yang dipandang representatif dan dominan dalam arti digunakan secara luas pada setiap jenjang pendidikan formal. Ragam metode mengajar yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, dan metode ceramah plus atau ceramah bervariasi.

2.5.1 Metode Ceramah Bervariasi

Menurut Syah (2008:203) “metode ceramah ialah metode mengajar

dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikutinya dengan pasif.” Aktivitas siswa dalam

mengajaran yang menggunakan metode ini hanya menyimak dan sesekali mencatat. Menurut Syah (2008:211) “metode ceramah plus ialah metode yang

digunakan guru dengan memadukan antara metode ceramah dan metode lainya.”

Menurut Gulo (2004:142) menyebutkan bahwa “metode ceramah termasuk dalam pembelajaran aktif apabila divariasikan dengan metode-metode pembelajaran sehingga disebut ceramah bervariasi.”

(37)

Menurut Gulo (2004:142) metode ceramah bervariassi terdapat beberapa komponen atau unsur masing-masing variasi. Komponen tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Variasi metode yakni ceramah hanya efektif 15 menit pertama. Menit-menit berikutnya daya serap siswa menurun. Oleh karena itu supaya aktivitas belajar tinggi, ceramah sebagai metode pengajaran yang pokok hanya efektif diterapkan pada 15 menit pertama. Sesudah itu metode ceramah harus diganti dengan metode lain. Dengan demikian, interaksi pembelajaran lebih bervariasi.

(2) Variasi media Alat indera siswa dilibatkan sebanyak mungkin dalam proses belajar mengajar. Untuk itu media pengajaran divariasikan sehingga fungsi melihat (visual), fungsi mendengar (audio) dan fungsi meraba dan mencium diaktifkan pada hal-hal tertentu.

(3) Variasi penampilan yang terdiri dari variasi gerak yakni dalam menyampaikan ceramah gerakan guru disesuaikan dengan bahan ceramah dan situasi kelas, variasi isyarat yakni isi ceramah tidak hanya disampaikan melalui kata-kata tetapi juga melalui mimik guru, variasi suara yakni variasi tinggi rendahnya suara yakni cepat lambatnya diucapkan setiap kata dan keras lemahnya memberikan nilai tersendiri dalam berkomunikasi melalui ceramah, selingan diam yakni dalam menyampaikan ceramah perlu diberi kesempatan kepada siswa untuk meresapkan makna ceramah, kontak pandang, dan pemusatan perhatian.

(4) Variasi bahan sajian yakni dalam penyampaian materi guru menyajikan contoh-contoh konkert dan relevan misalnya disertai gambar yang sesuai dengan materi yang disajikan.

(38)

2.6 Model Pembelajaran Sosial

Menurut Uno (2009:25), “model pembelajaran sosial merupakan

pendekatan pembelajaran yang menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain.” Menurut Syah (2008:195), “model pembelajaran

sosial adalah rumpun model mengajar yang menitikberatkan pada proses interaktif antar individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut.”

Dari pendapat di atas maka disimpulkan bahwa model pembelajaran pembelajaran sosial merupakan model pembelajaran yang menekankan pada hubungan sosial atau hubungan individu dengan lingkungan sosialnya dengan memfokuskan pada interaksi peserta didik dengan peserta didik lain dan berinteraksi dengan kelompoknya. Dalam model pembelajaran, yang termasuk dalam pendekatan pembelajaran sosial yaitu model pembelajaran bermain peran, model pembelajaran simulasi sosial, dan model pembelajaran telaah atau kajian yurisprudensi.

2.7 Model Pembelajaran Bermain peran

2.7.1 Definisi Model Pembelajaran Bermain Peran

Menurut Uno (2009:25) “bermain peran sebagai suatu model bertujuan untuk membantu siswa menemukan jati diri di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok.” Menurut Syah (2008:195) “pada prinsipnya

model mengajar bermain peran adalah upaya pemecahan masalah khususnya yang bertalian dengan kehidupan sosial melalui peragaan tindakan.” Proses pemecahan

(39)

masalah, (2) uraian masalah, (3) pemeranan/peragaan tindakan, (4) diskusi dan evaluasi.

Dari pengertian yang telah diungkapkan oleh para penulis maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran bermain peran merupakan ragam mengajar dalam upaya pemecahan masalah yang menyangkut dengan kehidupan sosial melalui peragaan tindakan yang menerapkan keterlibatan aktif siswa dan tingkah laku mereka atau interaksi antar individu tersebut dalam dramatisasi. Para siswa berpartisipasi sebagai pemain dengan memperagakan peran tertentu atau sebagai pengamat dalam mengomentari para pemeran dalam memperagakan tindakan yang telah dimainkan.

2.7.2 Prosedur Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran

Menurut Sudjana (2011:93) ada delapan langkah yang yang perlu ditempuh dalam melaksanakan model bermain peran. Langkah-langkah tersebut secara ringkas dapat diikuti dalam uraian berikut.

(1) Menentukan dan menceritakan situasi sosial yang akan dilakukan permainan peran.

(2) Memilih para pelaku.

(3) Mempersiapkan pelaku untuk memainkan peran masing-masing. (4) Siswa melakukan permainan peran.

(5) Guru mengontrol permainan peran jika situasi keluar dari skema yang telah ditentukan.

(6) Akhiri permainan peran dengan diskusi, tentang jalan cerita atau pemecahan masalah selanjutnya.

(7) Siswa diberi tugas untuk menilai atau memberi tanggapan sesuai pelaksanaan permainan peran.

(8) Siswa diberi kesimpulan tentang hasil permainan peran.

(40)

siswa. Selain itu siswa dapat memecahkan berbagai masalah sosial dalam kehidupan bermasyarakat khususnya permasalahan ekonomi yang menyangkut perhitungan kurs valuta asing.

2.7.3 Kegunaan Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran

Menurut Uno (2009:26) menerangkan bahwa model pembelajaran bermain peran berguna sebagai sarana bagi siswa untuk:

(1) menggali perasaanya,

(2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh pada sikap, nilai, dan persepsinya,

(3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan

(4) mendalamai mata pelajaran dengan berbagai macam cara.

Penerapan model pembelajaran bermain peran dapat membantu siswa menemukan jati diri di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Hal ini akan terlihat pada saat siswa terjun langsung ke masyarakat kelak ia akan mendapatkan diri dalam berbagai situasi dimana banyak peran terjadi.

2.8 Uraian Materi

2.8.1 Karakteristik Materi Kurs Valuta Asing

(41)

Penerapan metode ceramah dalam pembelajaran kurs valuta asing bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa karena sifat pokok bahasan kurs valuta asing itu yang informatif dan faktual. Sedangkan dalam perhitungan nilai tukar suatu valuta berdasarkan kurs yang berlaku biasa diterapkan dengan berbagai contoh soal cerita. Soal cerita dalam perhitungan nilai tukar suatu valuta berdasarkan kurs yang berlaku merupakan soal perhitungan matematis yang berbentuk cerita, sehingga pemahaman siswa terhadap soal cerita tidak hanya faktor komputasi saja tetapi lebih dari itu siswa harus memahami makna soal cerita tersebut, yang kemudian dilakukan perhitungan kurs tersebut kemudian menginterpretasikan hasil yang diperoleh dari perhitungan ke dalam soal semula.

Berdasarkan penerapan soal cerita dalam dalam perhitungan nilai tukar suatu valuta berdasarkan kurs yang berlaku maka penulis mencoba untuk membuat kegiatan pembelajaran yang bersifat konkret diantaranya dapat dilakukan oleh guru melalui perpaduan metode ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran.

2.8.2 Materi Perhitungan Kurs Valuta Asing

Menurut Sadono Sukirno sebagaimana dikutip dalam Sukwiyati (2007:102) “kurs valuta asing menunjukan harga atau nilai mata uang suatu

negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang mata negara lain. Artinya, kurs valuta asing merupakan representasi jumlah uang domestik yang dibutuhkan.”

(42)

dapat berubah sewaktu-waktu. Pada dasarnya ada dua cara untuk menentukan kurs valuta asing di pasar bebas (kurs bebas) dan ditentukan pemerintah.

a. Penentuan kurs dalam pasar bebas berdasarkan permintaan dan penawaran

1) Permintaan mata uang asing

Permintaan mata uang asing memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Semakin tinggi harga mata uang asing, semakin sedikit permintaan atas mata uang asing tersebut.

b) Semakin rendah harga mata uang asing semakin banyak permintaan atas mata uang asing tersebut.

2) Penawaran mata uang asing

Penawaran mata uang asing dilakukan oleh penduduk suatu negara yang ingin membeli barang buatan negara lain. Misalnya jika penduduk AS ingin membeli furnitur dari Indonesia maka ia akan menukarkan dolarnya dengan rupiah.

Penawaran mata uang asing memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Semakin tinggi harga mata uang asing, semakin banyak penawaran mata uang asing tersebut.

b) Semakin rendah harga mata uang asing, semakin sedikit penawaran mata uang asing tersebut.

(43)

Harga Keseimbangan mata uang asing pada sistem bebas ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Kurva ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Kurva Harga Keseimbangan Mata Uang Asing pada Pasar Bebas.

Kurva DD adalah kurva permintaan atas ringgit. Kurs SS adalah kurs penawaran atas ringgit. Pada saat kurs sama dengan Rp.500,00 kuantitas ringgit yang diminta adalah satu. Kurs DD dan SS berpotongan pada kurs Rp.1500,00. Pada saat ini terjadi keseimbangan antara permintaan ringgit dengan penawaran ringgit. sehingga, kurs yang terjadi 1 ringgit sama dengan Rp.1500,00.

c. Sebab terjadinya perubahan nilai tukar rupiah

Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta akan menyebabkan perubahan dalam kurs valuta. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

1) Perubahan dalam cita rasa masyarakat

Cita rasa masyarakat akan mempengaruhi corak konsumsi mereka, perubahan cita rasa masyarakat akan mengubah corak konsumsi mereka atas barang-barang yang diproduksidalam negeri yang

Nilai Kurs

(44)

diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan dan dapat menaikan ekspor. Perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat untuk mengimpor bertambah besar. Perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing sehingga nilai nilai tukar mata uang suatu negara terhadap valuta asing akan berubah.

2) Harga barang ekspor dan impor

Harga merupakan faktor penting yang menentukan apakah barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif murah akan menaikan ekpor dan apabila harganya naik maka ekspornya akan berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah impor, dan sebaliknya, kanaikan harga barang impor akan mengurangi impor. Dengan demikian perubahan harga barang ekspor dan impor akan menyebabkan perubahan dalam penawaran dan permintaan atas mata uang negara tersebut.

3) Kenaikan harga umum (inflasi)

(45)

a) Inflasi menyebabkan harga barang dalam negeri lebih mahal dibandingkan harga barang di luar negeri. Oleh sebab itu Inflasi cenderung menambah impor.

b) Inflasi menyebabkan harga barang ekspor menjadi mahal, oleh karena itu inflasi cenderung mengurangi ekspor.

Keadaan (1) menyebabkan permintaan atas valuta asing bertambah, dan keadaan (2) menyebabkan penawaran atas valuta asing berkurang. Dengan demikian harga valuta asing akan bertambah (berarti harga mata uang suatu negara yang mengalami inflasi akan merosot).

4) Perubahan Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi

Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting perananya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir keluar negeri. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan atas mata uangnya akan bertambah, maka nilai mata uang tersebut akan bertambah. Nilai mata uang suatu negara akan merosot jika lebih banyak modal yang dialirkan ke luar negeri karena suku bungan dan tingkat pengembalian investasi lebih negara-negara lain.

(46)

Efek yang diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung pada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu terutama diakibatkan oleh perkembangan ekspor, maka permintaan atas mata uang negara itu bertambah lebih cepat dari penawaranya dan karenanya nilai mata uang negara akan naik. Akan tetapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaanya dan karenanya nilai mata uang negara bertambah merosot.

d. Menghitung nilai suatu valuta berdasarkan kurs yang berlaku

Transaksi valuta asing terjadi di bursa valuta asing. Terjadi di bursa valuta asing. Bursa valuta asing adalah suatu tempat diperjual belikanya macam-macam valuta asing. Fungsi faluta asing adalah sebagai berikut:

1) Mentransfer daya beli dari suatu mata uang asing tertentu kepada mata uang asing lainya. Misalnya mentansfer dollar amerika terhadap rupiah.

2) Penyediaan kredit bagi keperluan negara-negara yang melakukan perdagangan luar negeri.

3) Menyediakan fasilitas pertanggungan pembatasan resiko valuta asing.

(47)

1) Kurs jual kurs jual adalah kurs dikeluarkan oleh bursa valas untuk menjual satu unit mata uang asing tertentu.

2) Kurs beli kurs beli adalah kurs yang dikeluarkan oleh bursa valas untuk membeli satu unit mata uang asing tertentu.

3) Kurs tengah Kurs tengah adalah rata-rata dari kurs jual dan kurs beli. Kegunaan kurs tengah adalah untuk menganalisis naik turunya harga valuta asing di bursa, seperti memperjelas masalah apresiasi dan depresiasi valas tertentu.

2.9 Kerangka Berpikir

Pelajaran ekonomi merupakan pelajaran pokok yang harus diikuti oleh siswa kelas XI IPS SMA N 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Salah satu tujuannya adalah membantu siswa dalam memahami konsep ekonomi dan membantu siswa dalam mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari. Namun pelaksanaan pembelajaran ekonomi di SMAN 1 Dukuhwaru masih terdapat berbagai masalah, salah satunya adalah rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi perhitungan kurs valuta asing.

(48)

berakibat rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi perhitungan kurs valuta asing.

Upaya meningkatkan motivasi siswa dan prestasi belajar siswa pada materi perhitungan kurs valuta asing yaitu dengan menerapkan perpaduan metode ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran. Metode ceramah bervariasi merupakan ragam mengajar dengan mengaplikasikan berbagai metode yaitu dengan memadukan ceramah, tanya jawab, dan diskusi pada materi perhitungan kurs valuta asing. Dengan menerapkan metode ceramah bervariasi pada materi perhitungan kurs valuta asing, siswa tidak hanya mendapatkan informasi yang aktual dari ceramah saja, tetapi juga siswa dapat berfikir kritis, mengekspresikan pendapatnya, dan menyumbangkan gagasannya melalui kegiatan diskusi.

Selain menerapkan ceramah bervariasi, penerapan model pembelajaran bermain peran juga salah satu alternatif untuk menciptakan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar materi perhitungan kurs valuta asing. Melalui model pembelajaran bermain peran, materi perhitungan kurs valuta asing dapat disajikan dalam bentuk yang lebih konkret melalui permainan peran sehingga siswa tidak berfikir abstrak dalam memahami setiap materi yang diberikan guru.

(49)

pelaku, (4) siswa melakukan permainan peran dengan menerapkan kurs jual dan kurs beli dalam kegiatan jual beli valuta asing, (5) guru mengontrol ketika permainan peran berlangsung, (6) guru mengakhiri permainan peran dengan diskusi, (7) siswa menilai atau memberi tanggapan, (8) siswa menyimpulkan hasil permainan peran.

(50)

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Perpaduan Ceramah Bervariasi dan Model

Materi Perhitungan Kurs Valuta Asing

1. Konsep teoritis mengenai definisi kurs valuta asing dan cara menafsirkan perubahan nilai tukar valuta asing 2. Perhitungan matematis mengenai nilai tukar valuta

dengan menerapkan kurs jual dan kurs beli dalam bentuk soal cerita.

Perpaduan Ceramah Bervariasi dan Model Pembelajaran

Bermain Peran

1. Guru menceritakan situasi sosial yang dilanjutkan sesi tanya jawab dengan siswa,

2. Siswa berdiskusi dalam menentukan para pelaku,

3. Siswa mempersiapkan pelaku 4. Siswa melakukan permainan peran

dengan menerapkan kurs jual dan kurs beli dalam kegiatan jual beli valuta asing,

5. Guru mengontrol ketika permainan peran berlangsung,

6. Guru mengakhiri permainan peran dengan diskusi,

(51)

2.10Hipotesis

(52)

37 3.1 Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Tempat pelaksanaan penelitian adalah SMA N 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal, sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMAN 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

3.2 Faktor-faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu:

(1) Aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa yang dilihat melalui lembar pengamatan.

(2) Prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai hasil evaluasi.

(3) Kesesuaian guru dalam menerapkan perpaduan metode ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran ekonomi materi perhitungan kurs valuta asing kelas XI IPS 1 SMAN 1 Dukuhwaru kabupaten Tegal.

3.3 Rancangan Penelitian

(53)

a. Perencanaan

Padatahap ini dilakukan observasi awal dengan rincian seperti berikut.

(1) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan guru. Identifikasi dilakukan dengan melihat nilai ulangan harian siswa, wawancara dengan guru mengenai metode yang digunakan dalam pembelajaran dan motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas.

(2) Menyusun instrumen penelitian meliputi silabus, RPP, lembar observasi aktivitas siswa dan guru, naskah skenario, dan tes evaluasi yang dapat dilihat pada lampiran 1-15.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran sesuai dengan perencanaan pada RPP.

c. Pengamatan/Observasi

(54)

d. Refleksi

Pada tahap ini semua hasil observasi dan evaluasi diolah dan direfleksikan untuk mengukur tingkat keberhasilan dan mengoreksi kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dan peneliti bersama-sama merencanakan perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas secara sistematis dapat disajikan dalam skema berikut:

Gambar 3.1.

Model Pelaksanaan Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas

Proses penelitian diawalai dengan melaksanakan siklus I. Apabila dalam pelaksanaan siklus I belum mendapatkan peningkatan motivasi dan prestasi belajar, maka dapat dilanjutkan pada siklus II dan jika dalam pelaksanaan siklus II masih belum mendapatkan peningkatan motivasi dan prestasi belajar, maka dapat dilanjutkan pada tahap siklus III dan seterusnya.

(55)

3.3.1 Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah mengenai rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Identifikasi ini dilakukan dengan melihat nilai ulangan harian siswa, wawancara dengan guru mengenai metode yang digunakan dalam pembelajaran dan motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas, selanjutnya menganalisis masalah tersebut guna mencari solusi. Berdasarkan analisis masalah yang ditemukan maka selanjutnya menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan, dalam penelitian ini model yang digunakan adalah perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran pada materi perhitungan kurs valuta asing. Proses selanjutnya yaitu menyusun intrumen penelitian meliputi silabus, RPP, lembar observasi aktivitas siswa dan guru, naskah skenario, dan tes evaluasi yang dapat dilihat pada lampiran 1-15.

b. Pelaksanaan

Pelaksanan kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah sebagi berikut.

(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam pada siswa.

(2) Guru memberikan apersepsi dengan bertanya mengenai cara menjual atau membeli barang antar negara padahal terdapat dua mata uang negara yang berbeda.

(56)

(4) Guru membuat kelompok yang terdiri dari 6 siswa dan memberikan informasi mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

(5) Guru mengajak siswa berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang terdapat pada naskah skenario mengenai wisatawan yang belum mengetahui cara menukarkan valuta dan belum mampu menghitung nilai tukar valuta.

(6) Guru bersama siswa mendiskusikan karakter dan memilih siswa yang tepat untuk memerankan peran mengenai cara perhitungan valuta asing serta memilih pengamat dalam menilai seberapa jauh kemampuan pemeran dalam membawakan perannya.

(7) Guru memberikan dorongan (motivasi) pada siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

(8) Guru mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, menilai seberapa jauh kemampuan siswa membawakan peranannya, serta menilai hasil pengamatan siswa selama permainan peran dilakukan.

(9) Guru bersama siswa mendiskusikan dan menilai kelebihan dan kekurangan selama permainan peran berlangsung.

(57)

(11) Guru mengajak siswa untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan, (12) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam pada siswa.

c. Pengamatan

Untuk dapat mengetahui jalannya pelaksanaan pembelajaran, maka dilakukan pengamatan pada siswa dan guru. Observasi siswa dilakukan untuk mengamati seberapa jauh kemampuan siswa membawakan perannya, melihat kemampuan siswa mengamati dan mengidentifikasi kelabihan maupun kekurangan selama permainan peran berlangsung, dan melihat perubahan motivasi siswa yang dilihat dari segi aktivitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan observasi guru dilakukan dengan mengamati kesesuaian kegiatan guru dengan rencana pelaksanaan pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

(58)

3.3.2 Pelaksanaan Siklus kedua

Pelaksanaan siklus kedua sama seperti pelaksanaan dalam proses pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua dilaksanakan apabila peneliti merasa belum puas dalam penerapan metode ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran pada siklus pertama. Dengan penerapan siklus kedua maka guru dapat menyempurnakan intervensi sehingga pada siklus selanjutnya dilakukan perkembangan dan dilakukan perubahan-perubahan berdasarkan saran siswa maupun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus I. Dalam pelaksanaan setiap siklus adalah upaya perbaikan dalam hal proses sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.

3.4 Prosedur Penelitian

(59)

pada siklus II dan jika dalam pelaksanaan siklus II masih belum mendapatkan peningkatan motivasi dan prestasi belajar, maka dapat dilanjutkan pada tahap siklus III dan seterusnya.

3.5 Metode Pengumpulan Data a. Tes

Menurut Sudijono (2006:67) “tes adalah cara yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas yang harus dijawab oleh testee sehingga dapat diperoleh hasil yang melambangkan tingkah laku atau prestasi.” Pada penelitian ini dilakukan tes untuk mengetahui indikasi terdapat peningkatan prestasi belajar siswa setelah menerapkan perpaduan ceramah bervariasi dan model pembelajaran bermain peran.

b. Observasi

Menurut Sudijono (2006:76) “observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.” Untuk mengumpulkan data, maka dilaksanakan observasi siswa dan guru. Observasi siswa dilakukan untuk mengamati seberapa jauh perubahan aktivitas dan motivasi siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan observasi guru dilakukan dengan mengamati kesesuaian kegiatan guru dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

c. Dokumentasi

Gambar

Gambar 2.1. Kurva Harga Keseimbangan Mata Uang Asing pada Pasar
Gambar 2.2.  Kerangka Berpikir Perpaduan Ceramah Bervariasi dan Model Pembelajaran Bermain Peran
Gambar 4.1.
Gambar 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rancang Bangun Pengendali Kecepatan Motor Dc 0,75 Kw 160 Volt Dengan Kontroler Pid Analog Universitas Pendidikan Indonesia |

Hasil penelitian dokumen menunjukkan Kelengkapan lembar masuk dan keluar 40.22% dan tidak lengkap 59.78% untuk lembar Resume kelengkapan 29.88% tidak lengkap 70.12 % lembar

H1: Corporate Action, indikator independensi kepemilikan publik, jumlah susunan struktur GCG, kualitas laporan keuangan auditan, rasio return atas aset perusahaan

Sehingga terbukti bahwa Correlated- Naïve Bayes Classifier atau algoritma Naïve Bayes Classifier yang sudah dimodifikasi dengan memperhitungkan nilai korelasi setiap

Pada masa itu jumlah haji dari Indonesia memang sangat besar karena beberapa tahun sebelumnya orang Indonesia tidak bisa naik haji sama sekali. Setelah Sultan Turki

A large number of practical situations can be described by the repeated per- formance of a random experiment of the following basic nature: a sequence of trials is performed so that

Saran yang dapat diberikan adalah mencoba algoritma genetika sebagai alternatif penyelesaian masalah optimasi biaya pemenuhan asupan gizi pada makanan bagi

Apabila seseorang tersebut telah paham tentang ilmu keagaaman atau teologi, tentu ia akan menghindari hal-hal yang tidak baik dan dilarang agama, yaitu salah satunya