• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN MODUL MATEMATIKA DASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN MODUL MATEMATIKA DASA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN MODUL MATEMATIKA DASAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

SMA NEGERI 4 SINGARAJA

oleh

Manimpan Siregar Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar Kimia antara siswa yang diberi Modul Matematika Dasar dan siswa tanpa diberi Modul Matematika Dasar. Subjek penelitian ini adalah kelas XI IPA SMA Negeri 4 Singaraja yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelompok yang diajar dengan pembelajaran Kimia

berbantuan Modul Matematika Dasar, dan kelas XI IPA2 sebagai kelompok

(2)

Kimia dari siswa kelompok kemampuan Matematika tinggi lebih tinggi dari hasil belajar Kimia siswa kelompok kemampuan Matematika rendah. Terhadap temuan tersebut di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut. (1) Hasil belajar Kimia siswa SMA tidak hanya ditentukan oleh kemampuan Matematika Dasar, melainkan dikonstribusi oleh kemampuan penguasaan konsep-konsep Kimia, aturan-aturan Kimia dan faktor-faktor lain yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini, misalnya kebiasaan belajar, IQ, motivasi, yang perlu diteliti secara intensif. (2) Eksperimen yang dilakukan perlu diperluas dengan melibatkan faktor lain yang dipandang mempengaruhi hasil belajar Kimia siswa.

Kata kunci : modul Matematika Dasar, hasil Belajar.

ABSTRACT

The aim of the study was to find out the difference in the achievement between the students learning based on the Basic Mathematic Module and those learning without the Module. The subjects were the students of Class XI IPA SMA Negeri 4 Singaraja, involving two groups, i.e., group XI IPA1 learning chemistry based on the Basic Mathematics

Module, and group XI IPA2 learning chemistry without any module. The

(3)

be explained as follows. (1) the senior high school students’ learning achievement in chemistry was not only determined by their ability in mathematics, but also contributed by their capacity in understanding the chemistry concepts, rules and other factors which were not taken into account in this study, like study habits, IQ, motivation, all of which should be taken into consideration. (2) The scope of the experiment need to be extended by involving other factors considered having important effect on the students’ learning achievement in chemistry.

Key words : basic matematics modul, learning achievement.

1. Pendahuluan

(4)

dengan logika Matematika sehingga rasionalisasinya dapat dirumuskan/diformulasikan. Selain itu, mempelajari Ilmu Kimia juga tidak terlepas dengan mempelajari gagasan-gagasan yang dikaitkan dengan kata-kata konsep Kimia.

BerDasarkan fakta tersebut di atas, Kean dan Middlecamp (1985:5-8) memberikan ciri-ciri Ilmu Kimia berikut. (1) Sebagian besar Ilmu Kimia bersifat abstrak yang menuntut siswa membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara langsung. (2) Ilmu Kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya. Agar segala sesuatunya mudah dipelajari, pelajaran Kimia dimulai dari gambaran yang disederhanakan. Tetapi, perilaku sistem-sistem sederhana ini sering kali sangat berlainan dari perilaku sistem-sistem yang lebih rumit yang terdapat di alam. (3) Materi Kimia sifatnya berurutan dan berkembang dengan cepat. (4) Ilmu Kimia tidak hanya sekadar memecahkan soal-soal. Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) sering kali bergantung kepada pengetahuan siswa tentang deskripsi fakta Kimia, aturan-aturan Kimia, peristilahan Kimia, dan lain-lain. (5) Bahan/materi yang dipelajari dalam Ilmu Kimia sangat banyak.

Pada saat ini pengetahuan Dasar Matematika dan keterampilan menggunakannya merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang. Membilang, menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, menimbang, mengukur, menjual, membeli adalah proses-proses Matematika sederhana yang menunjukkan dengan jelas besarnya nilai praktis Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga dapat memberi bantuan yang amat besar dalam mempelajari Ilmu pengetahuan yang lain. Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud (1993:1) disebutkan,

(5)

menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas Dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien, mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai Ilmu pengetahuan.

Mellor (dalam Sujono 1988:21) juga menyatakan, bahwa “It is impossible to follow the later developments of fisical or general chemistry without a working knowledge of higher mathematics”.

Arifin 1995 (dalam Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, 2002:173) menyatakan bahwa salah satu kesulitan siswa dalam mempelajari Ilmu Kimia dapat bersumber dari kesulitan memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik).

(6)

dengan satuan tertentu, hubungan variabel digambarkan dalam bentuk pernyataan Matematika yang lebih eksak.

Karena itu, untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami Kimia, pengetahuan Dasar Matematika yang sudah dimiliki oleh siswa perlu disegarkan/dimantapkan kembali. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melalui latihan mengerjakan soal-soal dengan menggunakn modul. Oleh karena itu, pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar, khususnya materi yang berhubungan dengan Matematika, perlu dicoba dan diuji efektivitasnya.

Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengetahui dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar Kimia antara siswa yang diajar dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar dan tanpa bantuan modul Matematika Dasar, (2) mengetahui dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar Kimia antara siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah.

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah, (1) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan alternatif model pembelajaran Kimia khususnya materi yang berkaitan dengan Matematika. (2) Bagi siswa, hasil penelitian ini akan menjadikan siswa menyadari bahwa pengetahuan Matematika dan keterampilan menggunakannya sangat penting. Matematika dapat memberi bantuan yang besar dalam mempelajari Ilmu Kimia dan pengetahuan yang lain.

2. Metode Penelitian

(7)

dan satu kelompok tanpa bantuan modul Matematika Dasar. Kedua kelompok hanya diberi tes akhir setelah diberi perlakuan, tanpa didahului dengan tes untuk menyamakan sampel

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 Singaraja tahun ajaran 2004/2005. Banyaknya kelas adalah dua kelas yang masing-masing dijadikan kelompok A1 sebagai kelompok yang diajar

dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar dan kelompok A2 sebagai kelompok yang diajar tanpa bantuan modul

Matematika Dasar. Penentuan kelompok dilakukan dengan teknik undian. Jumlah siswa pada masing masing kelas sama, yakni 44 orang. Masing-masing kelas dipilah menjadi dua kelompok yang terdiri dari 33% (15 orang) yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan 33 % (15 orang) yang memiliki kemampuan Matematika rendah yang digunakan sebagai anggota kelompok.

Data yang diperlukan adalah data kemampuan Matematika siswa yang diperoleh melalui studi dokumentasi dari hasil ujian akhir semester 2 kelas 1 tahun pelajaran 2003/2004 dan hasil belajar Kimia yang diperoleh melalui tes setelah dilakukan perlakuan.

Penelitian ini melibatkan beberapa variabel yang dapat dikelompokkan seperti berikut. (1) Variabel bebas adalah pembelajaran Kimia dengan menggunakan modul Matematika Dasar. (2) Variabel moderator adalah kemampuan Matematika yag dibagi menjadi dua tingkatan faktor, yaitu (a) kemampuan Matematika tinggi, dan (b) kemampuan Matematika rendah. (3) Variabel terikat adalah hasil belajar Kimia yang diukur setalah perlakuan.

(8)

karena variabel bebas dipilah menjadi dua, yaitu pembelajaran Kimia dengan menggunakan modul Matematika Dasar dan tanpa menggunakan modul Matematika Dasar. Variabel moderator juga dipilah menjadi dua kelompok yaitu siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah. Rancangan faktorial 2 x 2 yang dimaksudkan menurut Issac and Michal dapat dilihat pada gambar 01 berikut.

Gambar 01 : Rancangan Faktorial 2 x 2 Menurut Issac and Michal Klp.A1 Klp. A2

Klp Matematika tinggi (B1)

Klp Matematika rendah (B2)

Jumlah

Untuk menganalisis data, digunakan Analisis Varians Dua Arah (Anava Dua Arah).

Uji Hipotesis.

a. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar dan siswa yang diajar tanpa bantuan modul Matematika Dasar digunakan rumus,

MSA

F(A) = --- MSdalam

Hipotesis statistik : H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2

(9)

b. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah digunakan rumus,

MSB F(B) = --- MSdalam

Hipotesis statistik : H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2

Kriteria Pengujian: Tolak H0 jika FB > Ftabel(dbA: dbD: 0,05), dalam hal lain terima H0

c. Untuk mengetahui apakah kemampuan Matematika berinteraksi dengan metode mengajar ( berbantuan modul Matematika) digunakan rumus,

MSAxB F(AB) = --- MSdalam

Hipotesis statistik : H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2

Kriteria Pengujian: Tolak H0 jika FAB > Ftabel(dbA: dbD: 0,05), dalam hal lain terima H0

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian.

(10)

∑YA1 ∑YA2 ∑XA1.A2

B1 1000,1 973,2 1973,3

B2 887,9 867,4 1755,3

Jumlah 1888 1840,6 3728,6

[image:10.510.95.411.113.172.2]

Untuk memudahkan di dalam perhitungan Anava Dua Arah, maka tabel 02 berikut ini adalah tabel kerja perhitungan Anava Dua.

Tabel 02 : Tabel Kerja Anava Dua Arah

A1 A2 ∑B

B1

A1B1

∑Y = 1000,1 ∑Y2= 69132,95

SS = 2452,95 n = 15

A2B1

∑Y = 973,2 ∑Y2= 66025,42

SS = 2884,204 n = 15

∑YB1 = 1973,3

∑Y2

B1= 135158,37

∑SSB1= 5337,154

n = 30

B2

A1B2

∑Y = 887,9 ∑Y2= 54180,33

SS = 1622,57 n = 15

A2B2

∑Y = 867,4 ∑Y2= 52487,42

SS = 2328,57 n = 15

∑YB2 = 1755,3

∑Y2

B2= 106667,75

∑SSB2= 3951,14

n = 30 ∑A ∑Y∑YA1 2 = 1888,0

A1=

123313,28 ∑SSA1= 4075,52

n = 30

∑YA2 = 1840,6

∑Y2

A2= 118512,84

∑SSA2= 5212,774

n = 30

∑YT = 3728,6

∑Y2

T = 241826,12

∑SSdlm = 9288,29

n = 60

Jumlah kwadrat pada masing-masing kelompok (SS) dihitung dengan mengunakan rumus,

∑(Yi)2

SSSetiap klpk = ∑Y2i -

[image:10.510.97.462.209.467.2]
(11)

Ringkasan dari hasil-hasil perhitungan Anava Dua Arah dapat disajikan dalam tabel 03 berikut.

Tabel 03 : Ringkasan Hasil Perhitungan Anava Dua Arah. Sumber

Varian

SS db MS Fh FT

α= 0,05

A 37,445 1 37,445 0,226 0,252

B 792,069 1 796,069 4,7996 4,02

AB 0,686 1 0,686 0,004 0,252

Dlm Perlakuan

9288,294 56 165,86

Total 10118,494 59

Dari data tersebut diperoleh, bahwa (1) FA < Ft, karena itu H0 diterima, dalam arti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan bantuan modul Matematika Dasar dan tanpa bantuan modul Matematika Dasar, (2) FB>FT, karena itu H0 ditolak, dalam

arti terdapat perbedaan hasil belajar Kimia antara siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah. (3) FAxB < FT, karena itu H0 diterima, dalam arti tidak

terdapat interaksi yang signifikan antara kemampuan Matematika dengan metode pembelajaran.

3.2 Pembahasan.

(12)
(13)

Ilmu Kimia dan sebaliknya, siswa yang memiliki kemapuan Matematika rendah akan lebih sulit untuk mempelajari Ilmu Kimia.

4. Penutup

BerDasarkan hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan akhirnya dapat disimpulkan, bahwa (1) tidak terdapat perbedaan hasil belajar Kimia yang signifikan antara siswa yang diberi modul Matematika Dasar dengan siswa tanpa diberi modul Matematika Dasar pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti, bahwa modul Matematika Dasar yang diberikan kepada siswa belum memberikan efek yang signifikan terhadap hasil belajar Kimia. Ini bisa terjadi karena pemahaman siswa tentang konsep dan aturan Kimia masih kurang dan faktor faktor lain yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini, misalnya kebiasaan belajar, IQ, motivasi, yang perlu diteliti secara intensif, (2) Terdapat perbedaan hasil belajar Kimia yang signifikan antara siswa yang memiliki kemapuan metematika tinggi dan siswa yang memilki kemampuan Matematika rendah pada taraf signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan antara hasil belajar Kimia dengan hasil belajar Matematika.

(14)

pembagian jurusan dengan ruang lingkup yang lebih luas, dalam arti menggunakan sampel yang lebih besar dan pokok bahasan Kimia yang lain yang berhubungan erat dengan operasi hitung Matematika. Di samping itu, modul Matematika Dasar yang disusun harus relevan dengan materi atau pokok bahasan Kimia yang diajarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anang, Wahid MD. 2001. “Kondisi Pembelajaran Ilmu Kimia Dan Prospeknya Pada Era Industrialisasi”. Dalam Media Komunikasi

Kimia. Jurnal Ilmu Kimia dan Pembelajarannya No. 2, Tahun 5.

(hlm. 13-22)

Brady, J.E dan Gerard E.H. 1990. General Chemistry Principle & Strkture. 5th.ed. Singapore: John Willy & Sons.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum Pendidikan

(15)

Effendy. 2002. “Upaya Untuk Mengatasi Kesalahan Konsep Dalam Pengajaran Kimia Dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif”. Dalam Media Komunikasi Kimia. Jurnal Ilmu Kimia dan

Pembelajarannya. Nomor 2, Tahun 6, Agustus 2002. (hlm. 2-10)

Gay, L.R. 1996. Education Research: Competencies for Analysis and Application. Fifth Edition. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs: New Jersey.

Irianto, Agus 1989. Bahan Ajaran Statistik Pendidikan. Buku Kedua. Depdikbud Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK. Jakarta.

Isaac, Stephen and William B.Michael.1971. Handbook in Research and

Evaluational. California: Robert R. Knapp, Publisher.

Kean, E dan Catherine M. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta: P.T. Gramedia.

Pambudi, Didik Sugeng. 1996. “Pendidikan Matematika Dalam Rangka Menghadapi Era Globalisasi”. Dalam Pancaran Pendidikan No. 18 Tahun IX Januari 1996. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Purba, Michael. 1995. Buku Pelajaran Kimia Untuk SMU Kelas 2 Jilid 2A. Jakarta: Erlangga.

Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna. 2002. “Penerapan Motode Latihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi”. Dalam Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan No 035, Tahun Ke-8. Badan Penelitian dan

Pengembangan Depdisnas. (hlm. 169-180)

(16)

Spencer, N.J. 2003. Chemistry Structure and Dynamic. Second edition. Copyright: John Wiley & Sons.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Departemen P dan K Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi P2LPTK Jakarta.

Suryasumantri, Jujun S. 1988. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Gambar

tabel 02 berikut ini adalah tabel kerja perhitungan Anava Dua.
Tabel 03 : Ringkasan Hasil Perhitungan Anava Dua Arah.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tampilan tambah data warehouse akan menampilkan menu ambil data, adapun ambil data pada tampilan ini adalah mengarah kepada data produksi yang sudah

Kondisi stres yang rata-rata dialami mahasiswa UPI khususnya mahasiswa Ilmu Keolahragaan angkatan 2011 salah satunya adalah akumulasi dari tugas yang menumpuk ketika tugas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekologi yang berkaitan dengan epidemi penyakit VSD adalah penutupan tajuk, jarak tanaman kakao dari sungai, kandungan unsur K, Mg dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi penetapan harga yang diterapkan oleh Biro Perjalanan Umum (BPU) Rosalia Indah. Untuk mencapai tujuan

BAB IV Konflik Batin Tokoh Utama Novel Pusparatri karya Nurul Ibad Tinjauan Psikologi Sastra, merupakan bab inti dari penelitian yang meliputi konflik batin

Peran kecerdasan emosional dan motivasi belajar yang diteliti adalah. dalam mata pelajaran

Tabel.L 12 Perhitungan Efisiensi Jumlah Lapisan Klorofil Dengan Metode Spin Coating Sebanyak 3 Lapisan Dengan Bantuan Program Kaleida Graph 4.0

Namun, jika dilihat per kategori, pada pemanfaatan telepon genggam kategori kepentingan pekerjaan, kepentingan keluarga, mencari berita, dan membangun jaringan