SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL PRODUK
TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA
PT. MEGA ELTRA (PERSERO) CABANG MEDAN
OLEH:
NAMA : EKATHERINA O.K.
NIM : 020503103
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
Analisis Pengaruh Harga Jual Produk Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level Program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 02 Februari 2008
Yang membuat pernyataan,
Ekatherina O. K
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis percaya ini semua berkat mujizat Tuhan
dan kasih karuniaNya yang memampukan penulis untuk menyelesaikan setahap
demi setahap dalam proses pengerjaan skripsi.
Judul skripsi penulis adalah “Analisis Harga Jual Produk Terhadap
Profitabilitas Perusahaan pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan” yang
diajukan sebagai bahan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis sangat berterimakasih kepada orang tua penulis, Drs. Eddy
Budianto dan Indrawaty Effendy telah tidak henti-hentinya terus mendukung
penulis lewat bekerja, nasehat, desakan maupun doa demi tercapainya cita-cita
anaknya. Penulis juga bersyukur kepada pihak-pihak secara langsung maupun
tidak langsung yang telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini,
diantaranya adalah:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Jhon
Tafbu Ritonga, M.Ec. dan Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
2. Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si. Ak
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E.,M.Acc.,Ak. selaku Sekretaris
dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas waktu yang disediakan,
dukungan semangat dan bimbingan yang telah Bapak berikan.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji I.
5. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji II.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
khususnya jurusan Akuntansi yang telah mendidik dan membagikan
ilmunya buat masa depan penulis.
7. Bapak dan Ibu pegawai di Departemen Akuntansi dan Fakultas Ekonomi
pada umumnya, khususnya untuk Bapak O.K Rafii, SE sebagai Kepala
Pustaka FE USU yang bersedia membiarkan penulis tetap berada di Perpus
meskipun jam istirahat sudah tiba.
8. Bapak Anzani sebagai kepala akuntansi di PT Mega Eltra (Persero)
Cabang Medan yang memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian
di perusahaan tersebut dan seluruh staf perusahaan yang terlibat dalam
proses pengambilan data penelitian. Terima kasih atas kebaikannya.
9. Bapak. Pdt. Yosep Moro Wijaya, SE dan Bapak Pdm. Robert
Tedjasukamana, Ssn. selaku bapak rohani penulis. Ci Pen Pen sebagai
kakak rohani serta seluruh fulltimer Gereja Mawar Sharon Satelit Myhome
Medan yang senantiasa selalu memberikan dukungan semangat dan doa.
Thx Andreas untuk bantuan komputer dan segala perangkatnya demi
terselenggaranya seminar proposal.
10.Anak-anak rohani Pemasa (Hepi, Stepi, Aling dan Cece), rekan
perhatian dan semangatnya. Kalian menerimaku apa adanya, tidak hanya
kelebihan tetapi juga kekurangan penulis. Thx Guys.
11.Teman-teman sejawatan Akuntansi (Martin, Novie, Farida, Suria, Rico,
Donna, Eva, Deddy, Bang Jenni, Ko Hendrik, Kak Jimel) yang terus
mendukung lewat kata-kata, waktu dan tidak sungkan-sungkan
memberikan bantuan. Khusus Christian – FKG USU, thx untuk selalu setia
menyemangatiku lewat sms. Jetut, thx training SPSS nya. Kehadiran
kalian menambah warna dihidupku. Sukses untuk semuanya.
12.Terakhir untuk adek-adekku yang manis dan cakep (Epi, PinPin dan Asen)
yang selalu mengingatkanku untuk selalu fokus dan tidak patah semangat
untuk menyelesaikan ini semua. Kalian akan menjadi orang-orang yang
luarbiasa dan membanggakan orang tua. Terus semangat!!!
Semua hasil penelitian ini penulis persembahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, My Jesus. Penulis menyadari penelitian ini jauh dari kata sempurna
yang mempunyai banyak kekuarangan. Penulis berharap agar penelitian ini dapat
berguna bagi generasi selanjutnya di kemudian hari. Semua indah pada waktuNya.
Medan, 02 Februari 2008 Penulis
ABSTRAK
Profitabilitas adalah suatu bentuk pengukuran keuntungan yang diperoleh dari seluruh modal perusahaan yang dinilai dalam bentuk dalam aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Rasio yang rendah mencerminkan adanya kelebihan investasi dalam aktiva dalam kaitannya dengan volume penjualan, rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai penjualan itu, ketidakefisienan manajemen dalam produksi, pembelian berlebihan, strategi pemasaran, dan menurunnya kondisi usaha. Sehubungan dengan volume penjualan maka harga jual suatu produk menentukan naik turunnya volume tersebut. Hal ini merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan khususnya perusahaan yang berorientasi di bidang dagang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah harga jual berhubungan signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan dan bila ada, seberapa kuat hubungan tersebut. Penelitian dilakukan terhadap PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan yang menjual beberapa produk. Objek penelitian adalah harga jual produk semen dengan periode 3 tahun dari tahun 2003 -2005 yang dibagi dalam triwulan (12 data). Penelitian diuji dengan menggunakan program SPSS versi 13 dimana harga jual semen sebagai variabel independen, sedangkan profitabilitas (ROI) perusahaan sebagai variabel dependen.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa harga jual semen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Hasil ini dapat dilihat pada R square atau r determinasi sebesar 0,207, yang berarti hanya 20,7 % variasi dari perubahan ROI dapat dijelaskan oleh variabel-variabel perubahan harga jual. Sedangkan sisanya 79,3% dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan dan dari pengujian t-test yang menunjukan angka signifikansi (sig) harga jual berada diatas 0,05 yaitu 0,138 berarti variabel harga jual tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan pada tingkat kepercayaan 95%.
ABSTRACT
Profitability is an income measurement which emerged from all company capital which asses by the company’s assets. This ratio shows the ability of the company to get income/ profit. A low ratio indicate excess investment in assets related to selling volume, the low selling volume compare to any expenditure cost to reach the selling point, the inefficient management in production, excess purchase, marketing strategy, and the decreasing of business condition. Related to the selling amount, the selling price per product determines the increasing and decreasing of the selling volume. It is an important matter and company need to concern about it particularly trading company.
The purpose of the research is to find out whether the selling price related significantly on the profitability rate of the company and if exist, how strong the relationship is? This research was held in PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan, which sells various products. The object of the research is the selling price of cement in three years period from 2003 to 2005 which divide into three quarterly (12 data). This research was tested by using SPSS program version 13, which the selling price as independent variable, where as a profitability (ROI) of the company as dependent variable.
This result of this research shows that the selling price of cement has no significant influence on the company profitability. This research can be seen on R
square or R determination for 0,207, which means only 20,7% variation from the
ROI change and describe bay the change variables of selling price. Meanwhile the remainder 79,3% explain by other variables which not included in equivalency and from T-Test examination which show significant number (sig) selling price over 0,05% that is 0,138. It means that the selling piece variable not give significance influence on the profitability (ROI) of the company on the trustiness rate 95%.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN………. i
KATA PENGANTAR………... ii
ABSTRAK……….. v
ABSTRACT……… vi
DAFTAR ISI………... vii
DAFTAR TABEL……….. ix
DAFTAR GAMBAR ………... x
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Perumusan Masalah……… 6
C. Tujuan Penelitian……… 7
D. Manfaat Penelitian……….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Sebagai Gambaran Kondisi Perusahaan 1. Pengertian Laporan Keuangan………. 8
2. Tujuan Laporan Keuangan………... 8
3. Jenis Laporan Keuangan……….. 10
4. Keterbatasan Laporan Keuangan………. 17
B. Analisa Laporan Keuangan Menghasilkan Informasi yang
Lebih Akurat
1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan... 20
2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan... 21
3. Manfaat Analisa Laporan Keuangan... 22
4. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan... 25
C. Harga Jual Produk 1. Pengertian Harga Jual... 32
2. Dasar Penetapan Harga Jual... 33
3. Tujuan Penetapan Harga Jual... 35
4. Metode Penetapan Harga Jual... 37
D. Profitabilitas Sebagai Ukuran Kemampuan Perusahaan Menghasilkan Laba……… 40
E. Hubungan dan Pengaruh Harga Jual Terhadap Profitabilitas Perusahaan……… 45
F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual……….. 47
2. Hipotesis……….. 47
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……….. 48
B. Identifikasi Variabel……….. 48
C. Jenis Data………... 49
E. Metode Penganalisaan Data……… 50
F. Jadwal dan Lokasi Penelitian……….. 53
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian A. Gambaran Umum PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan 54 1. Sejarah Ringkas Perusahaan……… 54
2. Struktur Organisasi Perusahaan……….. 56
3. Aktivitas Perusahaan………... 66
2. Laporan Keuangan PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan……… 67
3. Harga Jual pada PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan 68 4. Profitabilitas PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan 74
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Variabel Penelitian……… 79
2. Statistik Deskriptif……… 80
3. Uji Normalitas……….. 82
4. Uji Parametrik……….. 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 95
B. Saran……….. 95
DAFTAR PUSTAKA………. 98
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Data Harga Jual, Total Sales, NIAT dan
Profitabilitas (ROI) Perusahaan 04
Tabel 3.1 Pedoman Penjelasan Kekuatan Koefisien
Korelasi 51
Tabel 4.1 Harga Jual Semen PT Mega Eltra (Persero)
Cabang Medan 71
Tabel 4.2 Perhitungan ROI PT Mega Eltra (Persero)
Cabang Medan 76
Tabel 4.3 Variabel Harga Jual Semen dan ROI 80
Tabel 4.4 Descriptive Statistics 81
Tabel 4.5 Skewness and Kurtosis Test 83
Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 85
Tabel 4.7 Pedoman Penjelasan Kekuatan Koefisien
Korelasi 91
Tabel 4.8 Variables Entered/Removed 92
Tabel 4.9 Model Summary 92
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Hubungan PM dan TATO 43
Gambar 2.2 DuPont Analysis 44
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual 47
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Mega Eltra (Persero)
Cabang Medan 59
Gambar 4.2 Grafik Harga Jual PT Mega Eltra (Persero)
Cabang Medan 72
Gambar 4.3 Grafik Perubahan ROI PT Mega Eltra (Persero)
Cabang Medan 78
Gambar 4.4 Histogram Harga Jual 86
Gambar 4.5 Histogram Profitabilitas (ROI) 87
Gambar 4.6 Grafik P-Plot Harga Jual 88
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Hasil Output Data dari Pengelolaan SPSS
Lampiran 2 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode Maret (TW I) 2003
Lampiran 3 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode
Maret (TW I) 2003
Lampiran 4 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode Maret (TW I) 2003
Lampiran 5 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode Juni (TW II) 2003
Lampiran 6 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Juni
(TW II) 2003
Lampiran 7 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode Juni (TW II) 2003
Lampiran 8 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode September (TW III) 2003
Lampiran 9 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode
September (TW III) 2003
Lampiran 10 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode September (TW III) 2003
Desember (TW IV) 2003
Lampiran 12 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode
Desember (TW IV) 2003
Lampiran 13 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode Desember (TWIV) 2003
Lampiran 14 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode Maret (TW I) 2004
Lampiran 15 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode
Maret (TW I) 2004
Lampiran 16 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode Maret (TW I) 2004
Lampiran 17 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode Juni (TW II) 2004
Lampiran 18 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Juni
(TW II) 2004
Lampiran 19 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode Juni (TW II) 2004
Lampiran 20 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode September (TW III) 2004
Lampiran 21 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode
September (TW III) 2004
Lampiran 22 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
Lampiran 23 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode Desember (TW IV) 2004
Lampiran 24 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode
Desember (TW IV) 2004
Lampiran 25 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode Desember (TW IV) 2004
Lampiran 26 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode Maret (TW I) 2005
Lampiran 27 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode
Maret (TW I) 2005
Lampiran 28 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode Maret (TW I) 2005
Lampiran 29 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode Juni (TW II) 2005
Lampiran 30 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Juni
(TW II) 2005
Lampiran 31 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode Juni (TW II) 2005
Lampiran 32 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode September (TW III) 2005
Lampiran 33 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode
September (TW III) 2005
(Persero) Cabang Medan Periode September (TW III) 2005
Lampiran 35 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan
Periode Desember (TW IV) 2005
Lampiran 36 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode
Desember (TW IV) 2005
Lampiran 37 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan Periode Desember (TW IV) 2005
Lampiran 38 Perhitungan Harga Jual Semen Per Zak PT Mega Eltra
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah suatu organisasi modern yang mempunyai kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuan perusahaan
disamping mencari laba, juga mencakup : pertumbuhan yang terus menerus,
kelangsungan hidup, kesan positif di mata publik.
Lingkungan baik di sekitar perusahaan maupun di dalam perusahaan turut
berperan serta dalam proses pencapaian tujuan tersebut, seperti contohnya :
persaingan ekonomi. Persaingan ekonomi terus menerus meningkat tanpa
memperdulikan apakah para peserta bisnis telah siap atau belum untuk
menghadapi segala resiko yang mungkin terjadi. Situasi ekonomi yang demikian
memaksa mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan untuk terus mengikuti perkembangan dunia bisnis dan segala
konsekuensi yang terkandung di dalamnya. Salah satu hal yang sangat perlu untuk
diketahui dalam perkembangan dunia bisnis adalah mengenai posisi keuangan
perusahaan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Kompleksnya kegiatan
suatu perusahaan menuntut agar dapat memperoleh informasi yang lengkap demi
efisiensi dan efektivitas yang akhirnya berguna dalam proses pengambilan
keputusan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap suatu
paling dekat dengan perusahaan dari sudut pandang sehari-hari, yang sekaligus
juga bertanggung jawab atas kinerja jangka panjang. Dalam memenuhi kebutuhan
tersebut, diperlukan suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaaan perusahaan. Alat bantu yang dimaksud adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi dan
sepenuhnya tanggung jawab dari menajemen. Laporan keuangan berisi tentang
angka-angka yang memberikan informasi keuangan perusahaan yang
menggambarkan kondisi keuangan dalam keadaan sehat atau tidak sehat dan
sejauh mana tingkat keberhasilan dari pihak manajemen perusahaan dalam
mengelola perusahaannya.
Data perusahaan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan
apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa
lebih lanjut sehingga dapat diperoleh informasi yang berguna dalam membuat
keputusan. Penganalisaaan lebih lanjut berarti menggali dan mengungkapkan
lebih banyak informasi yang di dalamnya. Tujuan dilakukannya analisis keuangan
yaitu untuk menentukan perkiraan dan prediksi yang paling tepat mengenai
kondisi dan kinerja di masa yang akan datang. Salah satu alat analisis yang biasa
digunakan adalah rasio keuangan, yang menghubungkan dua data keuangan
dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya. Secara umum, metode yang
sering digunakan yaitu analisa rasio yang terbagi dalam rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio efisiensi atau aktivitas, rasio profitabilitas.
Profitabilitas perusahaan ialah perbandingan antara laba usaha dengan
dan dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas sering digunakan sebagai
penilaian kinerja menajemen dalam mengukur efisiensi penggunaan modal dalam
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga semakin tinggi tingkat
efisiensi dan efektivitas pada akhirnya akan membawa perusahaan pada
pencapaian profitabilitas yang tinggi. Masalah Profitabilitas lebih penting
daripada masalah laba, karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa
perusahaan dapat bekerja efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dari cara
perusahaan menghasilkan laba dengan kekayaan atau modal yang dimiliki, baik
modal asing maupun modal sendiri (equity). Sehingga yang harus diperhatikan
perusahaan ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi
juga usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya.
Salah satu cara yang paling umum digunakan yaitu dengan meningkatkan
penjualan. Penjualan dapat ditingkatkan dengan dua cara yaitu dengan
meningkatkan harga jual atau meningkatkan volume penjualan. Banyaknya
volume penjualan berhubungan dengan penetapan harga jual yang merupakan
kebijaksanaan perusahaan.
Penetapan harga jual yang dihasilkan oleh para produsen mempunyai
beberapa tujuan yaitu : mendapatkan laba maksimal, mendapatkan pengembalian
investasi, mencegah atau mengurangi persaingan, mempertahankan atau
memperbaiki market share.
PT Mega Eltra (Persero) yang terletak di Jl. Komplek Mutatuli Indah
Block AA no. 52 Medan ini merupakan perusahaan dagang yang bergerak dalam
dan pupuk. Dilihat dari aktivitas perusahaan, PT Mega Eltra (Persero) cabang
Medan lebih banyak terfokus pada bidang distributor semen, yang akan menjadi
objek penelitian peneliti. Aktivitas perusahaan ini merupakan hasil keputusan dari
manajemen. Pengaruh keputusan operasi manajemen terhadap kinerja perusahaan
tertuang dalam laporan laba rugi. Sedangkan mengenai efisiensi penggunaan
sumber daya perusahaan dilihat dalam neraca perusahaan.
Berikut ini adalah data harga jual dalam kaitannya dengan penjualan dan
profitabilitas PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan yang terdapat pada tabel
1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data harga jual, Total sales, NIAT dan Profitabilitas (ROI) Perusahaan
Periode Harga Jual (Rp/zak)
Total Sales
Semen (Rp) NIAT ROI (%)
Tahun 2003 18.779,18 11.046.742.545 1.050.694.730 16,296%
Tahun 2004 20.835,47 21.157.758.230 1.215.671.920 12,549%
Tahun 2005 25.317,59 36.344.235.393 2.641.032.037 12,816%
Sumber : Hasil Olahan, 2007
Dari data diatas, kita dapat melihat ketidakstabilan profitabilitas (ROI)
yang dicapai perusahaan dalam waktu 3 tahun. Dimana dari tahun 2003 ke tahun
2004 profitabilitas mengalami penurunan (16,296% ke 12,549%), sedangkan
pada tahun 2005 kembali meningkat (12,549% ke 12,816%) walaupun jumlahnya
sedikit dibandingkan dengan profitabilitas yang pernah dicapai pada tahun 2003.
Perubahan yang tidak stabil ini tentunya sangat tidak diharapkan oleh perusahaan
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan
profitabilitas yaitu dengan meningkatkan pernjualan yang merupakan kegiatan
utama dari PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan sebagai perusahaan dagang
yang akhirnya berdampak dengan peningkatan laba bersih. Tinggi rendahnya
penjualan semen banyak dipengaruhi oleh harga jual semen sebagai produk utama
dari perusahaan tersebut. Namun bila kita lihat dari data diatas, ketika harga jual
meningkat yang berdampak pada penjualan yang juga meningkat serta
peningkatan laba tetapi malah sebaliknya tidak terjadi demikian dengan
profitabilitas. Ini bisa dilihat di tahun 2004, profitabilitas mengalami penurunan
dan di tahun 2005, meskipun penjualan dan laba meningkat banyak tetapi
profitabilitas perusahaan hanya mengalami kenaikan sedikit saja.
Oleh karena itu, sorotan penelitian ini difokuskan pada harga jual
perusahaan dalam kaitannya dengan profitabilitas perusahaan. Sebagaimana
diketahui, profitabilitas sangat penting dalam memprediksi perkembangan
perusahaan ke depan dan penetapan harga jual produk merupakan keputusan
penting perusahaan dalam menargetkan laba yang diinginkan sehubungan dengan
profitabilitas perusahaan. Hubungan antara kedua hal tersebut menarik untuk
dikaji lebih jauh agar dapat diperoleh jawaban secara teoritis dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh harga
jual produk tehadap profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, peneliti akan
membahasnya dalam skripsi yang diberi judul : “Analisis Pengaruh Harga Jual
Produk Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada PT Mega Eltra (Persero)
B. Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
5. Apakah harga jual produk berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan?
6. Seberapa kuat pengaruh harga jual terhadap profitabilitas perusahaan pada
PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan?
Batasan Operasional Penelitian
Batasan Operasional Penelitian ini adalah:
1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan dagang - PT Mega Eltra
(Persero) Cabang Medan yang bergerak dalam bidang distributor semen
(semen Padang), pupuk (PUSRI), peralatan teknik (cat sigma) dan agro
kimia serta di bidang jasa kontruksi.
2. Data yang diteliti berupa laporan laba rugi dan neraca perusahaan tersebut
periode 2003 s/d 2005.
3. Faktor yang mempengaruhi perubahan profitabilitas dibatasi pada satu
variabel yaitu: harga jual produk.
4. Harga jual produk yang digunakan adalah harga jual semen sesuai
5. Profitabilitas yang digunakan adalah hasil olahan perhitungan peneliti
sesuai periodenya dan laba yang digunakan dalam perhitungan merupakan
laba bersih (net income after tax = NIAT).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah harga jual produk berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang
Medan.
2. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh harga jual produk terhadap
profitabilitas perusahaan pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan.
D. Manfaat penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan
peneliti mengenai penetapan harga jual produk dan kaitannya dalam rasio
keuangan yang merupakan alat dalam menganalisis laporan keuangan dan
ukuran keberhasilan manajemen dalam mengelola usahanya.
2. Bagi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan, khususnya untuk pihak
manajemen. Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan atau masukan
kepada bagian-bagian terkait di perusahaan khususnya meningkatkan
profitabilitas dalam kaitannya dengan melakukan kebijakan harga jual
3. Bagi pihak – pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai bahan bacaan dan bahan referensi untuk penelitian – penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan Sebagai Gambaran Kondisi Perusahaan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari akuntansi, yang
mana sebagai ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tutup buku yang bersangkutan. Informasi akuntansi sebagaimana tersaji di dalam
laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan perusahaan memberikan gambaran
mengenai kondisi keuangan pada saat tertentu, prestasi operasi dalam suatu
rentang waktu, serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan dengan
perusahaan yang bersangkutan.
Ditinjau dari sudut pandang pihak internal perusahaan (manajer, pemilik
perusahaan, karyawan), laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk
mengkomunikasikan performance (kinerja) keuangan perusahaan yang
dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan , sedangkan bila laporan
keuangan ditinjau dari sudut pandang pemakai (investor, kreditor, pemasok),
maka informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk pengambilan
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
(2007 : 4) menyebutkan bahwa “Tujuan laporan Keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”
Laporan keuangan yang telah disusun dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana kinerja suatu perusahaan dimana laporan keuangan menyajikan
informasi yang penting mengenai suatu perusahaan secara periodik seperti dalam
bulanan, triwulan atau tahunan.
Menurut Ashari dan Darsono (2005, 12-13) mengungkapkan informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan menyangkut:
1. Posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, yaitu
keadaaan pada tanggal tertentu mengenai kekayaan dan sumber kekayaan perusahaan.
2. Kinerja perusahaan selama periode tertentu, yaitu besarnya aktivitas dan biaya untuk menjalankan aktivitas serta hasil (laba/rugi) dari aktivitas selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
3. Perubahan posisi keuangan selama periode tertentu, yaitu perubahan kekayaan dan sumber kekayaan selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
4. Perputaran kas selama periode tertentu, yaitu menyangkut aliran kas masuk dan keluar perushaaan selama periode tertentu.
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia mengenai tujuan laporan keuangan
yaitu:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai
perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
3. Jenis Laporan Keuangan
Menurut PSAK no. 1, ada 5 macam laporan keuangan yang diakui, yaitu
neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan
atas laporan kauangan. Dalam penelitian ini, laporan keuangan yang akan dibahas
hanyalah neraca dan laporan laba rugi karena jenis laporan keuangan ini yang
sesuai dan diperlukan dalam penelitian yang akan dilakukan. Laporan Neraca
menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu,
sedangkan Perhitungan Laba Rugi menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba
maupun rugi yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
Elemen ataupun isi dari kedua jenis laporan keuangan tersebut, yaitu:
a. Neraca
Neraca dapat disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Neraca
adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan
dan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender. Laporan ini bisa disusun
setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.
Istilah lain yang dipakai untuk menunjukkan neraca yaitu Balance Sheet.
Informasi yang terkandung dalam neraca mampu memberikan informasi tentang
dua hal, yaitu : (1) Likuiditas dan (2) fleksibelitas financial perusahaan, yang
dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat estimasi (prediksi) terhadap
keadaaan-keadaaan (financial) di masa yang akan datang.
Adapun unsur-unsur/ pos-pos yang terdapat dalam neraca, yaitu:
1. Asset (Harta, Aktiva)
Asset merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang berasal dari
transaksi maupu n peristiwa di masa lalu. Asset juga sekaligus merupakan harta
yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya
kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud, dan lain-lain. Posisi
asset ini dalam neraca lazimnya ditempatkan di sebelah kiri aktiva.
Accounting Principle Board (APB) Statement (1970:132) mengartikan
asset sebagai “Kekayaan ekonomi perusahaaan, termasuk di dalamnya
pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku.” Sedangkan menurut Financial Accounting Standard
Board (FASB) mendefenisikan asset adalah “Kemungkinan keuntungan
ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga
Dari uraian defenisi-defenisi diatas, dapat diketahui bahwa sesuatu
dianggap sebagai asset jika di masa yang akan datang dapat diharapkan
memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan.
Adapun asset atau aktiva ini dapat dibedakan dalam beberapa golongan
seperti : aktiva lancar yang mencakup kas, piutang usaha, persediaan barang,
beban dibayar dimuka, dan lain-lain ; investasi ; aktiva tetap berwujud
mencakup bangunan, tanah, kendaraan, mesin, dan lain-lain ; aktiva tidak
berwujud mencakup hak paten, hak cipta, dll serta aktiva lain-lain yang tidak
bisa digolongkan dalam katagori aktiva diatas.
2. Liabilities (Kewajiban/Hutang)
Hutang merupakan kewajiban yang dimiliki perusahaan untuk
menyerahkan uang, barang, maupun jasa kepada pihak lain sebagai akibat dari
peristiwa maupun transaksi di masa lalu.
APB Statement (1970 : 134) menyatakan bahwa “Kewajiban ekonomis
dari suatu peruhasaan yang diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi.
Kewajiban di sini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan
merupakan utang atau kewajiban.” Kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam
transaksi, biasanya jumlah yang akan dibayar di masa yang akan datang
didiskontokan (dinilai berdasarkan present value untuk yang jangka panjang),
sejumlah nilai pertukaran, sejumlah nilai nominal. Sedangkan FASB (1990)
memberikan defenisi kewajiban sebagai “Kemungkinan pengorbanan
kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban
pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau
kejadian yang sudah terjadi.”
Kewajiban ini dapat dikatagorikan menjadi tiga macam yaitu: (1)
kewajiban lancar (jangka pendek) seperti utang dagang, (2) kewajiban jangka
panjang seperti wesel bayar, (3) kewajiban lain-lain.
3. Owners’ Equity (Modal Pemilik)
Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity)
setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan Equity adalah modal
pemilik. Sedangkan dalam perusahaan perseroan, modal dalam bentuk saham
harus dibedakan dengan : (1) Retained Earnings (laba ditahan) seperti laba
tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan deviden, (2)
Contributed Capital ( modal setor) seperti agio saham, modal donasi, treasury
stock.
Transaksi modal dapat dibagi dua yaitu:
a. Transaksi modal, menyangkut transaksi langsung dari pemilik dengan
perusahaan misalnya pembayaran dan pengambilan modal.
b. Transaksi yang berkaitan dengan laba, menyangkut transaksi yang
berkaitan dengan laba misalnya transaksi laba/rugi, koreksi tahun lalu,
dan sebagainya.
1. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan
total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.
2. Bentuk kedua Neraca Skontro atau Account Form
Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri (di Inggris di sebelah kanan) dan
kewajiban dan modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya
sebelah menyebelah.
3. Bentuk yang menyajikan posisi keuangan atau Financial Position Form
Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk
sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk
ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan
hasil pengurangannya diketahui Modal Kerja. Modal kerja ditambah aktiva
tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang maka
akan diperoleh modal pemilik.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah hasil,
biaya dan laba maupun rugi yang diperoleh perusahaan pada suatu periode
tertentu. Dengan membandingkan penghasilan dengan biaya selama jangka waktu
tertentu maka akan diketahui besarnya laba atau rugi untuk periode waktu
tertentu. Menurut APB Statement (1970) mengartikan Laba/Rugi sebagai
laporan laba rugi menggambarkan aktivitas operasi perusahaan selama periode
tertentu.
Laporan laba rugi melaporkan profitabilitas organisasi bisnis selama
periode waktu tertentu. Laporan laba rugi menunjukkan perubahan-perubahan
dalam ekuitas pemilik yang berkaitan dnegan kegiatan-kegiatan perusahaan.
Tujuan penyusunan laporan laba rugi adalah untuk mengukur kemampuan dan
perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan
dilakukannya kegiatan perusahaan.
Unsur-unsur/ pos-pos yang terkandung dalam laporan laba rugi yaitu:
1. Operating Revenue atau Sales (Penghasilan)
Ada beberapa defenisi yang dikutip oleh Harahap (1998 : 113) sehubungan
dengan hasil/revenue, yaitu:
a. Committee on Terminology mendefenisikan revenue sebagai hasil dari
penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada
langganan, atau mereka yang menerima jasa.
b. APB mendefenisikan revenue sebagai kenaikan gross di dalam asset
dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip
akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba.
c. FASB mendefinisikan revenue sebagai arus masuk atau peningkatan
nilai asset dari suatu entitiy atau penyelesaian kewajiban dari entity
atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang
berjalan.
Dapat disimpulkan, karakteristik dari penghasilan / pendapatan adalah (1)
pendapatan itu muncul dari kegiatan-kegiatan pokok perusahaan dalam
mencari laba dan (2) pendapatan itu sifatnya berulang-ulang atau
berkesinambungan. Contoh: pendapatan penjualan barang dagangan,
pendapatan jasa, dan lain- lain.
2. Expense (Biaya)
Adapun beberapa defenisi yang dikutip oleh Harahap (1998:114)
sehubungan dengan expense / biaya, yaitu:
a. Committee on terminology menyatakan biaya adalah semua biaya
yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan.
b. APB mendefenisikan biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau
kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut
prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari
laba yang dilakukan perusahaan.
c. FASB mendefenisikan expense sebagai arus keluar aktiva, penggunaan
aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama
suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan
barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang
Contoh biaya yaitu biaya pokok penjualan, biaya operasi, biaya karyawan,
biaya penyusutan peralatan, dan lain-lain.
Suatu perusahaan dikatakan memperoleh laba bila penerimaan
perusahaan dalam satu periode tertentu (penghasilan) lebih besar daripada
biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam satu periode tertentu
(biaya/beban). Sebaliknya suatu perusahaan dikatakan mengalami kerugian
bila biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu periode tertentu
lebih besar daripada penerimaan perusahaan dalam satu periode tertentu.
Bentuk-bentuk laporan laba rugi yang biasa disajikan ada dua macam yaitu:
1. Bentuk rekening (account form) dimana biaya-biaya dan kerugian
ditempatkan di sebelah kiri sedangkan pos penghasilan ditempatkan di
sebelah kanan.
2. Bentuk laporan (report form) dimana penghasilan dan biaya biasanya
disusun secara vertikal. Bentuk laporan ini dapat dibagi lagi menjadi dua
bentuk penyusunan, yaitu:
a. Bentuk single step
b. Bentuk multiple step
4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran
mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan, menunjukkan peningkatan maupun
dasarnya, laporan keuangan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai
suatu perusahaan kepada pihak yang berkaitan. Dari manfaat yang dimiliki
tersebut, laporan keuangan juga tidak terlepas dari keterbatasan yang dimilikinya.
Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu:
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara) dan bukan merupakan laporan yang bersifat final. Karena itu
semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan
keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi (tidak sesuai
dengan nilai-nilai dan kondisi-kondisi ekonomi saat itu). Hal ini
disebabkan karena banyaknya estimasi-estimasi yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan secara periodik tersebut dan pencatatan
aktiva-aktiva sesuai dengan harga perolehannya tanpa memperhitungkan
perubahan-perubahan harga yang terjadi setelah aktiva tersebut dicatat.
b. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan
bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja
misalnya untuk pihak Bank, Investor dan Pajak.
c. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Seperti halnya
dalam pencatatan nilai aktiva. Laporan keuangan dibuat dengan konsep
going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus
perolehannya (cost equisition) dan pengurangannya dilakukan terhadap
aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka
yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku
(book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun
nilai gantinya.
d. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu,
dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun dari
waktu ke waktu berikutnya, dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, sehingga mengakibatkan kenaikan volume penjualan yang
dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan
unita yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya
harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat
harga-harga. Karena hal tersebut, bila suatu analisa dengan
memperbandingkan data tersebut beberapa tahun tanpa membuat
penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan
yang keliru (misleading). Untuk menghitung perkembangan sebenarnya
yang dicapai harus diperhatikan perubahan daya beli uang tersebut atau
dengan kata lain harus dikliminasi pengaruh kenaikan harga tersebut.
e. Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau
transaksi-transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan (dikuantifikasikan)
dengan satuan uang. Akibatnya laporan keuangan tidak dapat
keadaan keuangan perusahaan yang tidak dapat dinyatakan dengan satuan
uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan
yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun
penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan
sebagainya. Hal ini dapat membuat pihak-pihak yang membaca laporan
keuangan tersebut tidak akan mengetahui kondisi-kondisi diatas.
B. Analisa Laporan Keuangan Menghasilkan Informasi yang Lebih
Akurat
1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh laporan keuangan
seperti bahwa secara umum laporan keuangan menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi non keuangan menyebabkan laporan keuangan tidak menyediakan
semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Dengan adanya masalah diatas, maka sangat dibutuhkan peran analisa
laporan keuangan. Dengan melakukan analisa laporan keuangan maka informasi
yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.
Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi
dan prestasi keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran
Analisa laporan keuangan itu sendiri berarti proses penilaian yang
memiliki tujuan untuk mengevaluasi posisi keuangan dan hasil-hasil operasi di
masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Harahap (1998 : 190),
memberi arti analisa laporan keuangan sebagai berikut:
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”
2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Kegiatan analisa laporan keuangan berfungsi untuk mengkonversikan data
yang berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih
berguna, lebih mendalam, dan lebih tajam, dengan teknik tertentu sehingga dapat
menambah informasi dalam laporan keuangan tersebut.
Hasil analisa laporan keuangan akan memperkuat keyakinan kita pada
informasi yang ada karena bisa memberikan informasi berupa:
a. Kesalahan proses akuntansi seperti kesalahan pencatatan, kesalahan
pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting,
kesalahan jurnal.
b. Kesalahan lain yang disengaja. Misalnya tidak mencatat, pencatatan harga
yang tidak wajar, menghilangkan data, dll.
Adapun tujuan dari analisa laporan keuangan menurut Harahap (1998 :
197) yaitu:
Analisa dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger. b. Forcasting
Analisa digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
c. Diagnosis
Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain.
d. Evaluation
Analisa dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan
dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan
tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain:
1. Dapat menilai prestasi perusahaan.
2. Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan.
3. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari
aspek waktu tertentu :
a. Posisi keuangan (Asset, Kewajiban dan Modal)
b. Hasil usaha perusahaan (Pendapatan dan Biaya)
c. Likuiditas
d. Solvabilitas
e. Aktivitas
f. Rentabilitas dan Profitabilitas
4. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu dan memprediksi potensi
apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
5. Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana dan besarnya laba.
3. Manfaat Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan
kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil
usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak. Dengan
mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan, maka dapat diketahui
kearah mana perkembangan perusahaan tersebut.
Dalam menganalisis laporan keuangan, masing-masing pihak mempunyai
kepentingan sendiri-sendiri. Perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan
dalam menganalisis laporan keuangan dan menghasilkan manfaat yang berbeda
juga. Dengan kata lain, penafsiran atas hasil analisis laporan keuangan suatu
perusahaan akan tergantung pada kedudukan dan kepentingan masing-masing
pihak terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil analisa laporan keuangan yaitu :
a. Bagi manajer atau pimpinan perusahaan. Dengan menganalisa laporan
keuangan maka akan diketahui posisi keuangan perusahaannya periode
yang baru selesai dilalui, sehingga dapat menyusun rencana kerja yang
lebih baik pada periode yang akan datang, dapat memberikan masukan
pada manajer untuk memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan
dilihat oleh pihak manajemen adalah laba yang dicapai cukup tinggi, cara
kerja yang efisien, aktiva dalam kondisi aman dan terjaga baik, struktur
permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik
mengenai hari depan baik di bidang keuangan maupun di bidang operasi.
b. Bagi investor. Informasi yang diperoleh dapat membantu pihak investor
untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual saham.
Informasi tersebut juga membantu pemegang saham untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
c. Bagi karyawan. Mereka tertarik mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa,
manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
d. Bagi pemberi pinjaman. Mereka tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Bagi pemasok dan kreditur usaha lainnya, membantu mereka untuk
memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
Mereka berkepentingan terhadap keamanan kredit yang telah diberikan
kepada perusahaan. Untuk kredit jangka panjang, analisis laporan
keuangan terutama diperlukan untuk jaminan investasinya, prospek
keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan
f. Bagi pelanggan. Mereka berkepentingan mengetahui informasi yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka
terlibat dalam perjanjian jangka panjang perdagangan atau tergantung pada
perusahaan.
g. Bagi pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah yang dimaksud adalah
aparatur negara dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan dalam menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya.
h. Bagi masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti
pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan
dan perlindungan pada penanam modal domestik. Analisia laporan
keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi
kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
4. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan
Jika analisa laporan keuangan merupakan upaya mencari hubungan antara
berbagai pos yang ada dalam laporan keuangan, maka dalam kegiatan ini perlu
diketahui tekinik dan metodenya. Teknik merupakan cara bagaimana
dilakukannya analisa. Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan
diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya
diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan
keuangan perusahaan lainnya. Tujuannya untuk menyerhanakan data yang
digunakan agar menjadi lebih mudah dimengerti.
Ada beberapa metode dan teknik yang dapat digunakan dalam
menganalisa laporan keuangan seperti berikut ini:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan (Metode Komparatif)
Metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan satu pos dengan
pos lainnya atau membandingkan laporan keuangan untuk dua periode
atau lebih, untuk mengetahui perbedaan/ perubahan, besaran, maupun
hubungannya dengan ditunjukannya:
a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio
e. Persentase dari total
Melalui informasi diatas, dapat diketahui perubahan mana yang
memerlukan perhatian lebih.
2. Tendensi posisi (Trend analysis)
Suatu metode atau teknik analisa untuk menggambarkan situasi
diketahui apakah tendensi tetap, naik atau bahkan turun dan dapat
dibayangkan kecenderungan (trend) situasi perusahaan di masa yang akan
datang melalui gerakan yang terjadi pada masa lalu sampai masa kini.
Trend analisa ini biasanya dibuat melalui bentuk grafik.
3. Laporan dengan presentase per komponen (Commom size statement)
Metode analisa ini merupakan metode analisa yang menyajikan laporan
keuangan dalam bentuk persentase. Contohnya: untuk mengetahui
presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya,
juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi biaya yang
terjadi bila dihubungan dengan total penjualannya atau penjualan untuk
laba rugi. Biasanya laporan dibuat secara vertikal.
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
Suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal
kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam
periode tertentu.
5. Analisa sumber dan pengunaan kas (Cash Flow Statement Analysis)
Suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas
atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama
periode tertentu.
6. Analisa rasio keuangan
Suatu metode analisa yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari
pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau
7. Analisa perubahan laba kotor (Gross Profit Analysis)
Analisa ini menggunakan data Penjualan, Biaya Variabel (Harga pokok
produksi), dan Laba Kotor. Melalui analisa ini, dapat diketahui hubungan
antara laba kotor, harga pokok penjualan, dan penjualan serta sebab-sebab
perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain
atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan/
dianggarkan untuk periode tersebut. Hubungan tersebut biasanya
ditetapkan dalam bentuk persentase.
8. Analisa Break Even
Analisa ini sering digunakan dalam perencanaan keuangan dan juga dalam
analisa laporan keuangan.
Dalam analisa laporan keuangan, melalui rumus ini dapat diketahui :
a. Hubungan atara penjualan, biaya dan laba
b. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel
c. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberikan margin
untuk menutupi biaya tetap
d. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya
dan batas di mana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.
e. Untuk mengetahui tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai
tingkat penjualan
9. Teknik analisa lain, seperti :
Bond Rating
Take off prediction model
Take Over Model
Dupont Analysis
Dari beberapa teknik dan metode diatas, ada dua macam metode analisa
sederhana yang biasa digunakan dalam menganalisa laporan keuangan, yaitu:
a. Analisa Horizontal
Metode ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan
perusahaan selama beberapa periode. Analisa horizontal adalah analisa
dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan dari beberapa
periode yang berbeda untuk melihat perubahan-perubahan kekayaan
perusahaan, modal kerja netto dan kas perusahaan. Dari analisa ini,
disamping diketahui perkembangan perusahaan dari periode satu ke
periode lainnya, juga dapat diketahui asal (sumber) dan penggunaan dana
perusahaan. Analisa horizontal dapat digunakan untuk laporan neraca,
laporan laba rugi, laporan ekuitas pemiik dan laporan arus kas.
b. Analisa Vertikal
Metode analisa vertikal ini berbeda dengan analisa horizontal. Perbedaan
tersebut terletak pada cara memperbandingkannya. Teknik analisa
dilakukan dengan penyerhanaan angka-angka yang terdapat di dalam
laporan keuangan, kemudian diadakan perbandingan pos-pos yang
terdapat dalam satu laporan keuangan terhadap suatu pos tertentu yang
sebagai dasar perbandingan disebut base amount. Dalam analisa vertikal
terhadap neraca, biasanya yang menjadi base amount adalah total assets
atau total kewajiban dan ekuitas. Sedangkan dalam analisa vertikal
terhadap laba rugi, biasanya yang menjadi base amount adalah total
pendapatan atau penjualan. melalui analisa ini, dapat diketahui keadaan
keuangan atau hasil operasi perusahaan pada periode tertentu.
Metode maupun teknik apapun yang digunakan dalam menganalisa
laporan keuangan bukanlah suatu masalah, karena hal itu merupakan langkah awal
yang dilakukan guna membuat data menjadi lebih dimengerti yang dapat
membantu dalam proses pengambilan keputusan. Salah satu metode atau cara
yang paling umum digunakan dalam menganalisa laporan keuangan juga yang
merupakan pilihan dalam penelitian ini adalah analisa rasio keuangan.
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu
dengan pos lain yang memiliki hubungan yang signifikan (berarti). Misalnya
antara pos penjualan dengan biaya penjualan memiliki hubungan signifikan.
Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa kinerja perusahaan yang
ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Dengan analisa rasio keuangan, dapat diketahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan di bidang keuangan karena mengungkapkan posisi, kondisi
keuangan, maupun kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Analisa rasio
keuangan dapat juga dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning
tidak akan memberikan kepastian going concern perusahaan serta sebagai alat
prediksi kinerja ekonomis di masa depan dengan kata lain sebagai informasi
akuntansi.
Ada beberapa macam jenis/ bagian dari analisa rasio keuangan seperti:
Harahap (1998:219) membagi rasio keuangan menjadi 6 jenis yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kwajiban apabila perusahaan dilikuidasi.
3. Rasio Rentabilitas/ Profitabilitas
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dsb.
4. Rasio Leverage
Rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal ataupun asset.
5. Rasio Aktivitas
Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian atau kegiatan lainnya.
6. Rasio Pertumbuhan
Rasio yang menggambarkan presentase kenaikan penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi persentasenya berarti semakin baik keadaannya.
7. Penilaian Pasar
Rasio ini merupakan rasio yang khusus digunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal.
8. Rasio produktivitas
Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.
Sedangkan Bambang Rianto (2001:254) menggolongkan rasio keuangan menjadi
dua yaitu:
1. Penggolongan berdasarkan sumber data keuangan untuk analisa
a. Rasio-rasio neraca
b. Rasio-rasio laporan laba rugi c. Rasio-rasio antar laporan
2. Penggolongan berdasarkan tujuan analisa rasio, antara lain: a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Leverage c. Rasio Aktivitas d. Rasio Profitabilitas
C. HARGA JUAL PRODUK
Produk dalam istilah marketing adalah bentuk fisik barang yang
ditawarkan dengan seperangkat citra (image) dan jasa (service) yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan.
Berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya, biasanya pemasar
membagi produk konsumen dan produk industri. Produk konsumen ialah barang
atau jasa yang dibuat untuk keperluan rumah tangga atau individual sedangkan
produk industri ialah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk
memproduksi barang atau jasa lain, atau dibutuhkan untuk kegiatan operasional
perusahaan tersebut.
Permasalahannya tidak hanya sampai pada bagaimana menghasilkan
produk yang sesuai dengan keinginan pasar tetapi juga bagaimana menentukan
harga produk tersebut sehingga produk tersebut dinilai layak untuk dimiliki.
1. Pengertian Harga
Harga ialah nilai tukar suatu produk yang dinyatakan dalam satuan
moneter atau uang. Harga suatu produk merupakan faktor penentu permintaan
pasar pada suatu barang atau produk. Harga berpengaruh terhadap posisi
menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih, jalan masuknya uang ke
perusahaan, juga berhubungan dengan kualitas produk tersebut. Konsumen
memandang harga sebagai indikator kualitas produk, terutama jika mereka harus
mengambil keputusan membeli dengan informasi yang tidak lengkap. Harga yang
ditetapkan terlalu tinggi, bisa jadi produk tersebut tidak dibeli yang berdampak
pada kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Sebaliknya harga
yang terlalu rendah, perusahaan akan kesulitan untuk menutup biaya yang telah
dikeluarkan. Harga sangat berperan penting dalam proses pembuatan keputusan
pembelian seorang konsumen dan juga penting dalam memproyeksi keuntungan
yang akan didapat bagi pihak penjual. Oleh karena itu, harga produk tidak boleh
begitu saja ditetapkan, namun harus ditetapkan secara hati-hati dan memerlukan
suatu strategi tertentu. Memilih strategi penentuan harga dengan tepat amat
penting dilakukan perusahaan.
2. Dasar Penetapan Harga
Penetapan harga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor internal
maupun faktor eksternal. Masing-masing faktor memiliki beberapa bagian. Yaitu :
a. Faktor Internal yang mempengaruhi penetapan harga, meliputi:
1. Tujuan Pemasaran
Sebelum menetapkan harga, perusahaan telah memilih pasar sasarannya
dengan menentukan posisi dan strategi bauran pemasarannya dengan
cermat sehingga strategi yang ditetapkan akan lebih efektif. Contohnya
menetapkan harga tinggi yang kompetitif. Kotler (1997:341) mengatakan
semakin jelas perusahaan menetapkan sasarannya atau tujuannya maka
semakin mudah menetapkan harga.
2. Strategi Bauran Pemasaran
Dengan strategi ini, Kotler (1997:342) mengatakan penetapan harga harus
dikoordinasikan dengan desain produk, distribusi, penetapan promosi
untuk membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif. Dalam
hal ini harga merupakan faktor penting yang mentukan faktor penting yang
menentukan pasar produk, persaingan dan desain. Harga yang dimaksud
menentukan ciri produk yang dapat ditawarkan dan biaya produksi yang
dapat direalisasikan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus
mempertimbangkan seluruh bauran pemasaran pada saat menetapkan
harga produk tersebut.
3. Biaya
Kotler (1997:344) menjelaskan bahwa biaya merupakan faktor yang
menjadi dasar penetapan harga yang diterapkan pada produk. Dalam hal
ini, perusahaan menginginkan agar harga yang ditetapkan dapat mencakup
semua biaya untuk memproduksi, mendistribusikan, dan menjual produk
serta tingkat laba yang sesuai dengan upaya yang dilakukan dan risiko
yang dihadapi. Perusahaan yang berhasil menekan biaya dapat menetapkan
harga yang lebih rendah sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan
penjualan dan akhirnya bisa mendapatkan laba yang lebih besar.
1. Pasar dan Permintaan
Sebelum menetapakan harga produk, perusahaan harus memahami
hubungan antara harga dan permintaan atas produknya karena konsumen
pasti akan menyeimbangkan antara harga produk atau jasa dengan manfaat
yang dapat diperoleh.
2. Persepsi Konsumen Terhadap Harga dan Nilai
Sebelum menetapkan harga, perusahaan perlu mempertimbangkan
persepsi konsumen terhadap harga dan cara persepsi tersebut
mempengaruhi keputusan membeli. Penetapan harga berorientasi pembeli
yang efektif meliputi pemahaman tentang besarnya nilai manfaat yang
mereka peroleh dari produk dan penetapan harga yang sesuai dengan nilai
tersebut. Jika konsumen menilai harga suatu produk lebih besar
daripadanya nilainya, mereka tidak akan membeli. Sebaliknya, jika nilai
produk lebih besar daripada harganya, mereka akan membelinya.
3. Tujuan Penetapan Harga
Sebelum penetapan harga dilakukan, haruslah terlebih dahulu ditetapkan
tujuannya terlebih dahulu. Adapun tujuan penetapan harga menurut Mahmud
Machfoedz (2007:88) meliput i:
a. Tujuan Berorientasi Laba
Tujuan berorientasi laba dapat ditempuh dalam periode jangka pendek atau
jangka panjang.
Perusahaan dapat menetapkan harga produknya untuk mencapai persentase
tertentu dari penjualan atau investasinya. Banyak pengusaha eceran dan
grosir menggunakan target laba pada penjualan netto sebagai tujuan
penetapan harga periode jangka pendek.
2. Meningkatkan Laba
Tujuan untuk meningkatkan laba ini paling banyak diminati oleh
perusahan, dimana laba adalah Pendapatan dikurangi oleh beban.
Pendapatan merupakan harga jual dikalikan dengan jumlah yang terjual.
Tujuan memperbesar laba akan lebih menguntungkan perusahaan jika
diaplikasikan dalam jangka panjang. Profitabilitas yang meningkat
diharapkan menjadi pengembalian finansial atas penjualan/ investasi.
b. Tujuan Berorientasi Penjualan
Adapun langkah-langkah yang ditempuh bila perusahaan memilih tujuan
yang berorientasi penjualan yaitu:
1. Meningkatkan Volume Penjualan
Ada beberapa perusahaan yang menfokuskan peningkatan volume
penjualan selama periode tertentu, misalnya 1 sampai 4 tahun pertama.
Strategi ini bertujuan memaksimalkan penjualan. Tujuan ini memandang
ekspansi penjualan sebagai suatu perioritas yang lebih penting bagi posisi
persaingan jangka panjang perusahaan daripada laba jangka pendek.
Peningkatan volume penjualan dapat melalui strategi pemberian diskon.
Untuk mempertahankan pangsa pasar agar tidak direbut oleh kompetitif
lain, tidak jarang perusahaan tersebut rela menerima margin laba yang
lebih kecil dan mengurangi biaya sehingga dapat menjual produk dengan
harga dibawah harga jual yang seharusnya.
c. Tujuan Berorientasi Citra (Prestise)
Prestise membuat sebuah harga menjadi relatif lebih tinggi untuk
mengembangkan dan menjaga sebuah citra dari kualitas dan esklusivitas.
Para produsen mengakui peran harga dalam mengkomunikasikan citra
suatu perusahaan dan produk-produknya.
Gugup Kismono (2001 :