• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1

MEDAN TAHUN 2009

FINDY HINDRATNI 085102062

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

D IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Findy Hindratni NIM : 085102062

Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan

ABSTRAK xi + 43 hal + 8 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Nutrisi merupakan zat - zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan, dan memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Masa rawan gizi adalah masa remaja karena kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya. Permasalahan yang sering dialami adalah rasa tidak percaya diri karena tubuh dinilai kurang atau tidak ideal, baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, jumlah populasi 298 orang dan besar sampel sebanyak 74 orang dengan metode pengambilan sampel secara stratifikasi random sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 April 2009. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh informasi dari guru yaitu sebanyak 30 orang (40,5 %), tingkat pengetahuan responden yaitu sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 45 orang (60,8 %) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan cara berpikir yang konkrit dari remaja yang ditunjukkan pada masa kanak-kanak sudah ditinggalkan, melontarkan banyak kritik, dan bersikap sangat kritis. Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi instansi pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan upaya promotif berupa pemberian penyuluhan dan informasi-informasi tentang nutrisi bagi kesehatan pada remaja.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun 2009”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Chairuddin Lubis DTM&H, Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD&KGEH selaku Dekan FK USU.

3. dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik FK USU dan selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik FK USU.

5. Kedua orang tua tercinta yaitu Supardi dan Herniwati, S.Pd yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Adinda tersayang Tedi, Winda, dan Fahmi yang tidak bosan memberikan doa, nasehat, dan dukungan kepada penulis dalam menghadapi setiap masalah dan juga dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(4)

8. Teman–teman seperjuangan khususnya Ii, Kak Fika, dan Kak Nova telah memberikan bantuan dan dukungan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menghadapi setiap rintangan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2009

(5)

DAFTAR ISI

JUDUL KTI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ...4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan ... 5

1. Definisi Pengetahuan ... 5

2. Sumber Pengetahuan ……… ... 5

(6)

B. Remaja Putri ……….. ... 7

1. Pengertian ……… ... 7

2. Ciri-ciri Perkembangan Remaja ... 8

3. Perubahan Fisik Masa Remaja ... 9

4. Perubahan Psikologis Masa Remaja ………...……... 9

C. Nutrisi... 10

1. Pengertian ... .10

2. Manfaat atau Peran Gizi pada Pertumbuhan Remaja ...11

3. Jenis zat Gizi ... 13

4. Gangguan-gangguan Akibat Nutrisi ...23

5. Penilaian Status Gizi (PSG) dan Intervensi Program Gizi ...25

BAB III : KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ...28

B. Defenisi Operasional ...29

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... ...30

B. Populasi Dan Sampel ...30

1. Populasi ...30

2. Sampel ...30

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian...32

1. Lokasi ...31

(7)

D. Pertimbangan Etik ...31

E. Instrumen Penelitian ...32

F. Uji Validitas Instrumen ……… ...33

G. Pengumpulan Data ...33

H. Analisa Data ...34

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil ……….. 35

B. Pembahasan ……… …… 39

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43

(8)

DAFTAR TABEL

1. Definisi Operasional ... 29 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden yaitu sumber

informasi di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009 ... 35 3. Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009 ... 36

4. Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan Pengertian Nutrisi ... 36

5. Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan Manfaat / peran Gizi bagi Pertumbuhan Remaja ... 37

6. Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan Jenis-jenis Zat Gizi ... 37

7. Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan Gangguan-gangguan Akibat Nutrisi ... 38 8. Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan

Penilaian Status Gizi dan Intervensi Progran Gizi ... 38

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin penelitian dari D IV Bidan Pendidik FK USU

2. Surat keterangan penelitian dari SMA Kemala Bhayangkari1 Medan 3. Lembar Content Validity

4. Lembar persetujuan menjadi responden 5. Kuesioner penelitian

6. Master tabel

(11)

D IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Findy Hindratni NIM : 085102062

Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan

ABSTRAK xi + 43 hal + 8 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Nutrisi merupakan zat - zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan, dan memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Masa rawan gizi adalah masa remaja karena kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya. Permasalahan yang sering dialami adalah rasa tidak percaya diri karena tubuh dinilai kurang atau tidak ideal, baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, jumlah populasi 298 orang dan besar sampel sebanyak 74 orang dengan metode pengambilan sampel secara stratifikasi random sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 April 2009. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh informasi dari guru yaitu sebanyak 30 orang (40,5 %), tingkat pengetahuan responden yaitu sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 45 orang (60,8 %) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan cara berpikir yang konkrit dari remaja yang ditunjukkan pada masa kanak-kanak sudah ditinggalkan, melontarkan banyak kritik, dan bersikap sangat kritis. Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi instansi pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan upaya promotif berupa pemberian penyuluhan dan informasi-informasi tentang nutrisi bagi kesehatan pada remaja.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad ke-20 adalah ”The Golden Age for Nutrition” atau Abad Emas bagi Pergizian Dunia karena ditemukannya hampir semua zat gizi makro dan mikro, kebutuhan gizi manusia ditetapkan, hubungan antara gizi dan kesehatan didokumentasikan, serta dampak negatif dari masalah gizi kurang dan gizi lebih makin diketahui dengan baik yang dikemukakan oleh Gabr pada tahun 2001(Soekirman, 2005).

Gabr juga mengatakan, bidang pertanian juga mencatat ”revolusi hijau” dan teknologi rekayasa genetik yang berperan dalam peningkatan produksi dan kualitas pangan. Sejalan dengan itu, berbagai intervensi telah menjadi program nasional dibanyak negara. Secara global, intervensi gizi berperan penting dalam upaya penurunan angka kematian bayi. Dibanyak negara berkembang, intervensi berhasil menurunkan prevalensi KEP, kurang vitamin A, dan kurang yodium (Soekirman, 2005).

Di balik cerita sukses, abad ke-20 masih banyak terjadi masalah mengenai gizi. Organisasi Pangan Dunia memperkirakan tahun 1999 sekitar 790 juta penduduk dunia kelaparan. Sekitar 30 persen penduduk dunia yang terdiri dari bayi, anak, remaja, dewasa, dan manula menderita kurang gizi. Hampir setengahnya (49%) kematian balita berkaitan dengan masalah gizi kurang. Dalam waktu yang sama, dunia maju mengahadapi epidemi masalah kelebihan gizi dalam bentuk obesitas dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan diabetes (Soekirman, 2005).

(13)

25% mengalami obesitas dan 50% overweight dan prevalen pada anak belasan tahun berkisar antara 16-22%. Data tentang anak atau remaja obesitas di Indonesia masih belum ada, tetapi dari pengamatan sehari-hari mulai banyak ditemukan kasus obesitas (Soetjiningsih, 2004).

Nutrisi yang baik pada masa remaja dapat melindungi fungsi pernapasan pada masa dewasa. Pada studi yang melibatkan 2.112 siswa tingkat atas di Amerika dan Kanada dengan menyelesaikan daftar pertanyaan mengenai gejala pernapasan dan seberapa sering mereka mengonsumsi berbagai jenis makanan pada tahun sebelumnya, dan peneliti juga menguji paru-paru dari seluruh siswa. Sebagian besar siswa yang melakukan diet dengan asupan buah rendah ternyata mengalami gejala bronchitis kronis dibanding dengan siswa yang melakukan asupan tinggi (26,8% berbanding 19,8%),

asma juga cenderung lebih umum dikaitkan dengan asupan buah rendah (10,9% berbanding 8,6%) (Burn, 1999).

Pada wanita mulai tampak berfungsi sistem reproduksi ditandai dengan datangnya menstruasi pertama (menarche). Penelitian yang dilakukan pada remaja putri di SDN II Mojokerto yang berusia antara 9-17 tahun dengan variabel asupan nutrisi remaja putri dan usia menarche didapatkan 25% sudah mengalami menarche dan

memiliki asupan nutrisi yang cukup baik, 75% belum menarche yang terdiri dari 50% mempunyai asupan nutrisi yang cukup tetapi belum menarche, dan 25%

memiliki asupan nutrisi yang kurang baik dan belum menarche (Hetik, 2004).

(14)

cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan, setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan, dan energi (Syafiq, 2008).

Perilaku makan sehat harus didiskusikan dan didukung dengan perhatian khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi pada remaja. Berdasarkan latar belakang

di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ” Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan di SMA Kemala

Bhayangkari 1 Medan Tahun 2009” .

B. Perumusan Masalah.

Bagaimana pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui sumber informasi remaja putri mengenai nutrisi bagi kesehatan.

(15)

D. Manfaat penelitian

1. Bagi institusi pendidikan untuk dijadikan bahan masukan dan memberikan informasi bagi guru dan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan.

2. Bagi responden untuk menambah pengetahuan remaja putri tentang pentingnya nutrisi bagi kesehatan.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sesexzv orang (over behaviour) (Notoatmodjo, 2003).

2. Sumber Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2003, sumber pengetahuan dapat diperoleh melalui : a. Pengalaman langsung.

b. Media massa, misalnya : surat kabar dan majalah. c. Media elektronika, misalnya : radio dan televisi. d. Buku petunjuk.

e. Petugas kesehatan. f. Media poster.

3. Tingkatan Pengetahuan dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: a. Tahu (Know)

(17)

terhadap suatu spesifik dari suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih dalam kaitan satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

(18)

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2005). B. Remaja Puteri

1. Pengertian

Remaja putri merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana terjadi perubahan fisik, mental, dan psikososial yang cepat sehingga berdampak pada aspek kehidupannya (Wiknjosastro, 2006).

Remaja menurut berbagai sudut pandang : a. Remaja menurut hukum

Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menetapkan definisi anak sebagai seorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Batasan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa pada usia inilah tercapai kematangan mental, pribadi, dan sosial walaupun kematangan biologis mungkin sudah terjadi lebih awal pada waktu usia belasan tahun (Soetjiningsih, 2004).

b. Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik

(19)

akhirnya lebih sulit lagi karena remaja dalam arti luas lebih besar jangkauannya daripada masa puber itu sendiri.

c. Batasan remaja menurut WHO

WHO menetapkan batasan usia 10-12 tahun sebagai batasan usia remaja. WHO menyatakan definisi di atas didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) yang membagi kurun usia dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.

d. Definisi remaja untuk masyarakat Indonesia

Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan usia 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2004).

2. Ciri-ciri Perkembangan Remaja

Menurut ciri-ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi 3 tahap yaitu : 1. Masa remaja awal (10-12 tahun)

a. Lebih dekat dengan teman sebaya. b. Ingin bebas.

c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir abstrak. 2. Masa remaja tengah atau madya (13-15 tahun)

a. Mencari identitas diri.

b. Timbulnya keinginan untuk kencan. c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam.

d. Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak. e. Berkhayal tentang seks.

(20)

b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya. c. Mempunyai citra jasmani dirinya.

d. Dapat mewujudkan rasa cinta.

e. Mampu berfikir abstrak (Soetjiningsih, 2004) 3. Perubahan Fisik Masa Remaja

Terjadi perubahan fisik yang cepat pada remaja termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi untuk mencapai kematangan sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Tanda-tanda perubahan tersebut yaitu :

a. Tanda seks primer yaitu berhubungan langsung dengan organ seks : 1. Terjadinya haid pada remaja putri (menarche)

2. Terjadi mimpi basah pada laki-laki. b. Tanda-tanda seks sekunder yaitu :

1. Pada remaja putra

Perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.

2. Pada remaja putri

Pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut disekitar kemaluan (Wiknjosastro, 2006).

4. Perubahan Psikologis Masa Remaja

(21)

perubahan mental lain yang juga terjadi adalah berkurangnya kepercayaan diri (malu, sedih, khawatir, dan bingung). Remaja juga canggung terhadap lawan jenis. Remaja akan lebih senang pergi bersama temannya daripada tinggal di rumah dan cenderung tidak menurut pada orang tua, cari perhatian, dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.

Hal ini akan membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh temannya. Remaja perempuan sebelum menstruasi akan menjadi sangat sensitif, emosional, dan khawatir tanpa alasan yang jelas (Wiknjosastro, 2006).

C. Nutrisi atau Zat Gizi 1. Pengertian

Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan disebut ilmu gizi. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta diekskresikan sebagai sisa. Dalam perkembangan selanjutnya, ilmu gizi mulai dari pengadaan, pemilihan, pengolahan sampai dengan penyajian makanan tersebut. Dari batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu gizi itu mencakup 2 komponen penting yaitu makanan dan kesehatan (Rahman, 2008).

Agar makanan dapat berfungsi maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga dapat memenuhi fungsinya dan zat-zat ini disebut gizi. Dengan kata lain, makanan yang kita makan sehari-hari harus dapat memenuhi dan meningkatkan kesehatan (Rahman, 2008).

(22)

tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan atau minuman.

Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan, dan memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari (Kartasapoetra, 2005).

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh (Almatsier, 2004).

2. Manfaat atau Peran Gizi pada Pertumbuhan Remaja

Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengonsumsi berbagai bahan makanan. Zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi tadi, mempunyai nilai yang sangat penting untuk :

a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan.

b. Memperoleh energi guna melakukan pekerjaan fisik sehari-hari, menjaga kelangsungan homeostasis, dan fisiologis tubuh.

c. Mengganti jaringan tubuh yang rusak dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh.

(23)

Asupan energi mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan bila asupan tidak adekuat menyebabkan seluruh unit fungsional remaja ikut menderita antara lain derajat metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik, dan maturasi seksual.

Masa remaja merupakan masa rawan gizi karena kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya. Permasalahan yang sering kita alami adalah rasa tidak percaya diri karena tubuh dinilai kurang atau tidak ideal, baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri.

Ada beberapa alasan mengapa zat-zat gizi dibutuhkan oleh remaja :

a. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan

berat dan tinggi badan. Pertumbuhan yang sangat cepat dimulai pada usia 10-11 tahun pada perempuan, mereka akan mengalami kenaikan berat badan sebesar

16 kg dan tinggi badan 16 cm. Sebaliknya pada laki-laki, peningkatan berat badan dan tinggi badan terjadi pada usia 12-13 tahun, yaitu 20 kg dan 20 cm.

b. Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi, misalnya tumbuhnya payudara, berkembangnya vagina, penis, bulu-bulu di sekitar kemaluan dan ketiak, dan menstruasi untuk perempuan. Kalau kebutuhan gizi tidak diperhatikan maka akan merugikan perkembangan selanjutnya. Terutama pada perempuan karena nantinya akan menyebabkan menstruasi tidak lancar, gangguan kesuburan, rongga panggul tidak berkembang sehingga sulit saat melahirkan, kesulitan pada saat hamil, serta saat menyusui.

(24)

rendah gizi seperti makanan ringan yang saat ini banyak dijual di toko-toko yang dapat mengurangi selera makan., kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang terlalu tinggi kandungan kalorinya yang berefek menjadi gemuk, serta kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih.(www.info-sehat.com)

3. Jenis Zat Gizi a. Karbohidrat

Karbohidrat yang ditemukan dalam biji-bijian, sayuran, buah, dan gula adalah sumber diet energi utama. Gula dikenal sebagai karbohidrat sederhana, zat tepung dan serat sebagai karbohidrat kompleks. Padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan kering dan hasil olahan seperti bihun, mie, roti, dan tepung dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat. Sayuran umbi seperti wortel, bit, dan kacang-kacangan relatif lebih tinggi kandungan karbohidrat dibanding sayuran daun. Beras, jagung, sagu, singkong, dan talas digunakan sebagai makanan pokok penduduk diberbagai wilayah Indonesia. Kebutuhan karbohidrat menurut anjuran WHO (1990) adalah 55-75 persen dari total konsumsi energi diutamakan berasal dari karbohidrat kompleks dan 10 persen berasal dari gula sederhana. Demikian juga kebutuhan serat sehari menurut Lembaga Kanker Amerika menganjurkan 20-30 gram sehari. Pola makan penduduk Indonesia umumnya kaya serat dari kacang-kacangan, sayuran, dan buah (Syafiq, 2008).

Fungsi karbohidrat dalam tubuh antara lain :

1. Sebagai sumber energi yang paling murah dibandingkan lemak maupun protein, setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal.

2. Memberi volume pada isi usus dan melancarkan gerak peristaltik usus sehingga memudahkan pembuangan faeces.

(25)

4. Simpanan energi dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen yang mudah dimobilisasi.

5. Penghemat protein dan pengatur metabolisme lemak. 6. Memberi rasa manis pada makanan.

7. Memberi aroma serta bentuk khas makanan (Syafiq, 2008). b. Lemak

Minyak nabati seperti minyak kelapa sawit, kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, margarin, mentega, lemak daging hewan, dan ayam merupakan sumber utama lemak. Selain itu, kacang-kacangan, biji-bijian, krim, susu, keju, dan kuning telur serta makana berlemak atau bersantan juga sebagai sumber lemak. Sayuran dan buah umumnya sedikit mengandung lemak, kecuali kelapa dan alpukat. Pada tahun 1989 Guthri mengatakan, WHO menganjurkan konsumsi lemak berkisar 15-30 persen dari total kebutuhan energi. Jumlah tersebut dianggap memenuhi kebutuhan asam lemak esensial dan membantu penyerapan vitamin larut lemak. Dari kebutuhan tersebut paling banyak 10 persen berasal dari lemak jenuh dan 3-7 persen lemak tidak jenuh dan konsumsi kolesterol dianjurkan kurang dari 300 mg sehari (Syafiq, 2008).

Berbagai fungsi lemak antara lain :

1. Sumber energi menghasilkan kalori 9 kkal setiap gram lemak.

2. Sebagai sumber asam lemak esensial asam linoleat dan asam linoleat. 3. Lemak sebagai pelarut vitamin

4. Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesa protein.

5. Lemak membantu sekresi asam lambung dan pengosongan lambung.

(26)

7. Sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisi pencernaan. 8. Memelihara suhu tubuh.

9. Melindungi organ jantung, hati, ginjal dari benturan dan bahaya lainnya. (Syafiq, 2008).

c. Protein

Protein dibutuhkan untuk sebagian besar proses metabolik, terutama pertumbuhan, perkembangan, dan merawat jaringan tubuh. Asam amino merupakan elemen struktur otot, jaringan ikat, enzim, tulang, hormon, dan antibodi. Protein juga mensuplai sekitar 12-14 % asupan energi selama masa anak-anak dan remaja. Kebutuhan puncak protein seimbang dengan asupan energi. Berbagai bahan makanan dapat digunakan sebagai sumber protein, baik berasal dari bahan hewani maupun bahan nabati, seperti :

1. Daging bewarna merah termasuk daging sapi, kambing, dan babi.

2. Daging ayam, telur ikan, susu, keju dianggap mengandung komplet protein yang berkhasiat untuk tubuh.

3. Golongan kacang-kacangan : kacang kedelai, kacang hijau. Khusus untuk kedelai yang dapat dibuat sebagai tahu dan tempe sampai sekarang terus dilakukan penelitian ekstensif yang dikembangkan untuk komersial (Syafiq, 2008).

(27)

Fungsi protein yaitu : 1. Mengganti sel-sel yang rusak.

2. Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.

3. Membentuk zat anti energi, tipa gram protein menghasilkan sekitar 4,1 kalori. (Kartasapoetra, 2005).

d. Vitamin

Berdasarkan sifat kelarutannya vitamin dikelompokkan menjadi dua , yaitu: 1. Vitamin larut dalam lemak

a. Vitamin A (retinol)

Sumber vitamin A berasal dari bahan pangan hewani (hati, kuning telur, susu, daging, dan mentega) dan β karoten (sayur daun hijau tua, buah, dan sayur kuning

atau oranye). Kebutuhan vitamin A yaitu 600 mcg/hari untuk usia 9-13 tahun dan 900 mcg/hari untuk usia 14-70 tahun. Fungsi vitamin A yaitu penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan, diferensiasi sel, reproduksi, mata, kekebalan, dan mempertahankan kesehatan kulit dan rambut. Akibat kekurangan vitamin A yaitu gangguan penglihatan, rabun senja, kulit kering, dan hyperkeratosis. Kelebihan vitamin A dapat mengakibatkan mual, muntah, dan pusing.

b. Vitamin D (kalsiferol)

(28)

kapur dan fosfor dalam darah bersama kelenjar anak gondok, membantu pembekuan darah, mempengaruhi kerja kelenjar endokrin, dan mempengaruhi proses osifikasi, serta berperan dalam metabolisme kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi (Kartasapoetra, 2005).

Akibat kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakhitis dan osteomalasia. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan hyperkalsemia.

c. Vitamin E (tokoferol)

Sumber vitamin E dapat berasal dari bahan nabati (minyak tumbuhan, buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan) dan bahan hewani (daging dan ikan). Kebutuhan vitamin E yaitu 11 mg/hari untuk usia 9-13 tahun dan 15 mg/hari untuk usia 14-70 tahun (Varney, 2006). Fungsi vitamin E antara lain sebagai antioksidan, mempertahankan kesehatan kulit dan rambut, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan sterilisasi, dan mencegah gangguan menstruasi (Syafiq, 2008).

d. Vitamin K (menadion)

Bahan makanan sumber vitamin K dapat berasal dari bahan nabati (sayuran hijau, kacang buncis, polong, brokoli, dan kol) dan bahan hewani (susu, daging, dn telur) (Syafiq, 2008). Kebutuhan vitamin K yaitu 60 mcg/hari untuk usia 9-13 tahun, 75 mcg/hari untuk usia 14-18 tahun, dan 90 mcg/hari untuk usia 19-70 tahun (Varney, 2006). Fungsi vitamin K yaitu penting untuk proses pembekuan darah. 2. Vitamin larut dalam air

a. Vitamin C (asam askorbat)

(29)

9-13 tahun, 65 mg/hari untuk usia 14-18 tahun, dan 75 mg/hari untuk usia 19-70 tahun. Fungsi vitamin C yaitu untuk pembentukan kolagen, tulang, dan gigi, antioksidan, meningkatkan sistem imun, penebalan pembuluh darah, absorpsi zat besi, dan melindungi vitamin lain dari oksidasi (Soetjiningsih, 2004).

Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan kelelahan, perdarahan, gigi tanggal dini, skorbut, luka pada mulut, dan kulit kering.

b. Vitamin B1 (thiamin)

Sumber thiamin adalah daging, jeroan, unggas, ikan, kuning telur, gandum, kacang-kacangan, dan roti. Thiamin berguna untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus. Kebutuhan thiamin minimum adalah 0,3 mg/1000 kkal (1,5 mg/hari) (Syafiq, 2008).

Kekurangan thiamin dapat menyebabkan penyakit beri-beri, lemah dan lesu, nafsu makan berkurang, dan pegal-pegal.

c. Vitamin B2 (riboflavin)

Sumber riboflavin antara lain susu, keju, daging, hati, roti, organ hewan, sayuran hijau, ikan, dan telur. Kebutuhan riboflavin setiap individu berbanding lurus dengan energi yang digunakan, minimum 0,3 mg/1000 kkal atau 1,7 mg/hari. Riboflavin berguna untuk pertumbuhan, mempertahankan kesehatan kulit dan rambut, dan perawatan jaringan serta terlibat dalam metabolisme jaringan (Syafiq, 2008).

Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan dermatitis wajah, vaskularisasi kulit, dan konjungtivitis.

d. Vitamin B6 (piridoksin)

(30)

yaitu 2 mg/hari dan untuk wanita 1,6 mg/hari. Piridoksin sangat berguna dalam pembentukan sel-sel darah, mencegah kekeringan pada ujung bibir serta membantu proses pertumbuhan dan pekerjaan urat syaraf (Kartasapoetra, 2005).

Kekurangan piridoksin dapat menyebabkan dermatitis, neuritis perifer, dan kram. e. Vitamin B12 (sianokobalamin)

Sianokobalamin dapat diperoleh dari hati, daging merah, ikan, telur, dan susu.

Kebutuhan sianokobalamin yaitu 1,8 mcg/hari untuk usia 9-13 tahun, dan 2,4 mcg/hari untuk usia 14-70 tahun. Sianokobalamin diperlukan untuk

pembentukan sel darah merah, membangun material genetik, fungsi sistem saraf, dan metabolisme protein dan lemak (Soetjiningsih, 2004).

Kekurangan sianokobalamin dapat mengakibatkan anemia megaloblastik dan anemia pernisiosa.

f. Asam Folat

Sumber folat berkadar tinggi ditemukan pada sayur hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, benih gandum, dan hati. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung folat adalah susu, telur, umbi-umbian, dan buah, kecuali jeruk. Kebutuhan folat untuk remaja diperkirakan 3 g/kgBB. Folat sangat berperan dalam pembentukan hemoglobin (sel darah merah) dan sel darah putih serta material genetik (Soetjiningsih, 2004).

(31)

e. Mineral a. Kalsium

Kebutuhan nutrisi selama masa remaja terutama pada kalsium yang berguna untuk membentuk tulang. Kepadatan tulang ditentukan pada masa remaja dewasa muda, sehingga sangatlah penting untuk memakan tiga jenis atau lebih sumber kalsium dalam diet setiap hari. Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, dan mengatur kontraksi otot (Almatsier, 2004).

Kalsium dapat diperoleh dari sumber makanan seperti susu, keju, yogurt, ikan sarden, bayam, tofu, kacang-kacangan, dan brokoli. Kebutuhan kalsium yaitu 1300 mg/hari untuk usia 9-18 tahun dan 1000 mg/hari untuk usia 19-50 tahun. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan, osteoporosis, osteomalasia, tetani, dan riketsia. Kelebihan kalsium dapat mengakibatkan batu ginjal atau gangguan ginjal dan konstipasi (Almatsier,2004).

b. Natrium

(32)

natrium. Kekurangan natrium menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan, dan bila menjalankan diet terbatas dalam natrium. Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan oedema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum (Almatsier, 2004).

c. Kalium

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Bersama natrium, kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Kebutuhan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg/hari. Sumber kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan mentah/segar, terutama buah, sayuran, dan kacang-kacangan. Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi sepanjang seseorang cukup makan sayuran dan buah segar. Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal (Almatsier, 2004).

d. Iodium

(33)

mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Kebutuhan iodium sehari sekitar 1-2 µg/kgBB. Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang, kerang, serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik. Salah satu cara penanggulangan kekurangan iodium adalah melalui fortifikasi garam dapur dengan iodium. Defisiensi iodium saat ini tidak terbatas pada gondok dan kreatinisme saja, tetapi ternyata defisiensi iodium berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak (Almatsier, 2004).

e. Zat Besi

Sumber zat besi seperti hati, daging sapi, kacang kering, bayam, dan padi-padian. Target cadangan zat besi sekitar 300 mg. Kebutuhan zat besi pada anak pubertas yaitu 12 mg/hari untuk laki-laki dan 15 mg/hari untuk perempuan. Zat besi digunakan untuk membuat haemoglobin yang mentransportasikan oksigen ke seluruh tubuh (Varney, 2006).

f. Air

Air dalam tubuh manusia merupakan zat gizi yang penting, berfungsi sebagai pelarut dan menjaga stabilitas suhu tubuh. Air merupakan unsur utama dari semua struktur sel dan merupakan media kelangsungan berbagai proses metabolisme dan reaksi kimia di dalam tubuh. Kebutuhan air di dalam tubuh umumnya terpenuhi dari air yang diminum, dari air yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi, dan dari air yang terbentuk di dalam sel sebagai hasil proses oksidasi makanan (Kartasapeotra, 2005).

(34)

membuat rekomendasi bagi industri kebugaran berdasarkan pada penelitian yang luas menyarankan minum 10-12 gelas per hari. Bila olahraga kurang dari satu jam, direkomendasikan untuk minum 200 ml (satu gelas) setiap 15 menit (Urquart, 2003).

Air yang mencukupi kebutuhan yang diperlukan tubuh dengan sifat-sifat yang dimilikinya akan dapat menstabilkan suhu tubuh, melancarkan proses-proses yang berlangsung di dalam tubuh serta melancarkan kegiatan internal dan eksternal di dalam tubuh. Kekurangan air yang berlebihan di dalam tubuh, sehubungan dengan keluarnya keringat yang terlalu banyak, diare, dan muntah-muntah,akan menimbulakan kekeringan pada tubuh (dehidrasi) dan kehilangan elektrolit-elektrolit (Kartasapoetra, 2005).

4. Gangguan-gangguan Akibat Nutrisi a. Masalah Gizi Kurang

Keadaan penyakit kekurangan gizi terbagi menjadi dua kelas, yaitu : 1. Penyakit kurang gizi primer

Terjadi apabila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya.

2. Penyakit kurang gizi sekunder

Penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan absorpsi zat gizi atau gangguan metabolisme zat gizi (Syafiq, 2008).

Kurang Energi Protein (KEP)

(35)

rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi, dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan (Almatsier, 2003).

Defisiensi energi yang menonjol dikenal dengan marasmus, bila gejala defisiensi protein yang dominan disebut kwashiorkor, dan gambaran umum yang sering terjadi merupakan gejala campuran disebut marasmus-kwashiorkor (Syafiq, 2008).

Anemia Gizi Besi (AGB)

Masalah anemia gizi di Indonesia terutama yang berkaitan dengan kekurangan zat besi (AGB). Prevalensi AGB pada remaja usia 10-14 tahun yaitu 57,5 %.

Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit nilai ambang batas yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah, meningkatnya kerusakan eritrosit, atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisiensi Fe berperan penting dalam kejadian anemia, namun defisiensi zat gizi lainnya, kondisi nongizi, dan kelainan genetik juga memainkan peranan penting terhadap anemia.

Penyebab masalah AGB adalah kurangnya daya beli masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sumber zat besi, terutama dengan ketersediaan biologik tinggi, dan pada perempuan ditambah dengan kehilangan darah melalui haid atau persalinan.

AGB menyebabkan penurunan kemampuan fisik atau produktivitas kerja, penurunan kemampuan berfikir, dan penurunan antibodi sehingga mudah terserang infeksi. Penanggulangannya dilakukan melalui pemberian tablet atau sirup besi kepada kelompok sasaran (Almatsier, 2003).

b. Masalah Gizi Lebih (Obesitas)

(36)

Penyebab obesitas secara fluktual adalah asupan energi yang melebihi kebutuhan atau pemakaian energi yang kurang. Riwayat kebiasaan makan dan frekuensi asupan makanan berkalori tinggi perlu digali dari orang tua remaja yang mengalami obesitas. Tujuannya adalah untuk menentukan makanan yang dapat dihilangkan dari dietnya sehingga terjadi pengurangan kalori tanpa merubah tampilan diet. Penggunaan kalori yang kurang terjadi bila aktivitas fisiknya kurang seperti menonton TV seharian disertai makan makanan ringan.

Tujuan pengobatan obesitas adalah untuk mencegah komplikasi obesitas yaitu diabetes, hipertensi, kanker, jantung koroner, nafas yang pendek, serta umur yang pendek. Anak obesitas yang tidak diobati, pada umur dewasa tetap obesitas. Pada prinsipnya, pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikutnya :

a. Memperbaiki faktor penyebab baik berupa kelainan psikologis maupun kelainan lainnya.

b. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya menurunkan berat badan. c. Memberikan diet rendah kalori yang seimbang.

d. Menganjurkan penderita untuk olahraga yang teratur (Soetjiningsih, 2004). 5. Penilaian Status Gizi (PSG) dan Intervensi Program Gizi

a. Penilaian Status Gizi (PSG)

Peran dan kedudukan PSG di dalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat.

Metode yang digunakan untuk menetapkan berat badan yang diinginkan bagi

individu dan untuk mendefinisikan obesitas secara klinis yaitu pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) yang merupakan prediksi derajat lemak tubuh dan untuk

(37)

b. Intervensi Program Gizi pada Remaja 1. Perbaikan prilaku reproduksi.

Perbaikan prilaku reproduksi meliputi pencegahan ”empat terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu dekat, dan terlalu tua.

2. Pencegahan dan penanganan KEK (Kurang Energi Kronis) melalui peningkatan variasi dan jumlah makanan. Kandungan zat gizi pada setiap jenis makanan berbeda-beda dan tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap.

3. Upaya untuk mencapai berat badan yang sehat dapat dicapai melalui : a. Perubahan Pola Makan (Diet).

Inti dari perubahan pola makan ini adalah mengurangi asupan kalori total. Caranya dengan lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur, serta membatasi gula dan lemak. Diet ekstrim tidak disarankan karena dapat mengurangi nutrisi yang seharusnya diperlukan dalam masa pertumbuhan remaja, misalnya dengan terjadinya devisiensi vitamin. Puasa terus menerus juga bukanlah suatu jawaban karena penurunan berat badan kebanyakan berasal dari kehilangan air dari dalam tubuh, sehingga tubuh akan terasa lemas.

b. Peningkatan Aktivitas Fisik.

(38)

fisik sehari-hari. Misalnya dengan lebih memilih menggunakan tangga untuk naik atau turun beberapa lantai dibanding menggunakan elevator.

c. Modifikasi Perilaku.

Modifikasi perilaku digunakan untuk mengatur/memodifikasi pola makan dan aktifitas fisik pada mereka yang menjalani terapi obesitas (Faisal, 2008). 4. Untuk menutupi kekurangan nutrisi diperlukan suplemen.

Khusus untuk wanita, asupan suplemen diperlukan pula untuk menutupi kekurangan nutrisi yang disebabkan oleh periode menstruasi, hamil, menyusui, masa-masa premenopause, dan menopause. Dalam hal ini, jika seorang wanita ingin mengonsumsi suplemen, disarankan untuk memilih suplemen yang mengandung vitamin dan mineral seperti Vitamin A, Betakaroten, Vitamin C, Vitamin D, zat besi, kalsium, dan asam folat (Tati, 2001).

5. Prilaku higienis

(39)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul Pengetahuan Remaja Putri Tentang Nutrisi Bagi Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun 2009 yang dijelaskan dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut :

Skema 1 Kerangka konsep

Nutrisi bagi kesehatan yang meliputi : - Pengertian nutrisi

- Manfaat atau peran gizi pada pertumbuhan

- Jenis zat gizi

- Gangguan- gangguan akibat nutrisi - Penilaian status gizi dan intervensi

program gizi Pengetahuan remaja putri

tentang nutrisi bagi kesehatan

(40)

B. Definisi Operasional No Variabel Definisi

(41)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah bersifat Deskriptif untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun 2009 sebanyak 298 orang, dengan jumlah siswa putri kelas I sebanyak 109 orang, kelas II sebanyak 97 orang, dan kelas III sebanyak 92 orang.

Data ini diperoleh dari laporan keadaan siswa SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan.

2. Sampel

Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah remaja putri yang tidak diambil dari seluruh populasi tetapi menggunakan rumus :

n = N Keterangan : n : Besar Sampel 1 + N (d2) N : Jumlah Populasi

d : Tingkat Kepercayaan

(Notoatmodjo, 2005)

(42)

Pengambilan sampel pada setiap kelas dilakukan secara Stratifikasi Random Sampling dengan menggunakan rumus :

Jumlah sampel = jumlah populasi tiap kelas x jumlah sampel tiap kelas jumlah seluruh populasi

Dari rumus di atas didapatkan hasil yaitu : Jumlah sampel kelas I = 109 x 74 = 27 orang

298

Jumlah sampel kelas II = 97 x 74 = 24 orang

298

Jumlah sampel kelas III = 92 x 74 = 23 orang

298

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan dengan pertimbangan bahwa SMA ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2009 sampai Juni 2009.

D. Pertimbangan Etik Penelitian

(43)

dengan memberikan rekomendasi dari ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU.

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden yang diteliti, tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada responden untuk menentukan sendiri keikutsertaannya dalam penelitian serta responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Setelah itu, kuesioner yang digunakan oleh peneliti diberikan kepada responden yang diteliti setelah responden menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent). Peneliti menjaga kerahasiaan responden.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa formulir karakteristik responden dan kuisioner pengetahuan remaja putri tentang manfaat nutrisi bagi kesehatan yang berisikan pertanyaan tentang : 1. Karakteristik responden

Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden yaitu sumber informasi. 2. Kuesioner pengetahuan

Kuesioner tentang manfaat nutrisi bagi kesehatan yang meliputi definisi nutrisi, manfaat nutrisi bagi kesehatan, jenis zat gizi, gangguan-gangguan akibat nutrisi, dan penilaian status gizi serta intervensi program gizi.

(44)

Kuesioner terdiri dari 35 pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel yang akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian. Apabila jawaban responden benar diberi nilai 1(satu), apabila jawaban responden salah diberi nilai 0 (nol), dan apabila tidak dijawab diberi nilai 0 (nol). Pertanyaan yang akan ditanyakan berupa : lima pertanyaan untuk menilai pengetahuan responden tentang pengertian nutrisi, lima pertanyaan untuk menilai pengetahuan responden tentang manfaat atau peran gizi bagi pertumbuhan remaja, lima belas pertanyaan untuk menilai pengetahuan responden tentang jenis zat gizi, lima pertanyaan untuk menilai pengetahuan responden tentang gangguan-gangguan akibat nutrisi, dan lima pertanyaan untuk menilai pengetahuan responden tentang penilaian status gizi dan intervensi program gizi.

Dengan kategori : Baik bila menjawab pertanyaan benar 76-100% Cukup bila menjawab pertanyaan benar 56-75%

Kurang bila menjawab pertanyaan benar ≤ 55%

F. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan dengan cara Content Validity yang mana diuji oleh ahli Gizi sehingga instrumen dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan diukur.

G. Pengumpulan Data

(45)

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Sekolah SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan.

3. Responden dikumpulkan dalam ruang kelas menurut kelas masing-masing sesuai dengan jumlah sampel yang diteliti.

4. Menyatakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela.

5. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

6. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan menjawab seluruh pertanyaan secara jujur selama 40 menit.

7. Dengan bantuan para guru, peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner dimana diantara responden tidak diperbolehkan untuk bekerja sama. 8. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa

kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

H. Analisa Data

(46)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Dari penelitian yang dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009 diperoleh data dari 74 responden yang hasilnya dapat dilihat dari tabel-tabel berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden yaitu sumber informasi di SMA Kemala

Bhayangkari 1 Medan tahun 2009

Sumber Informasi F Persentase (%)

Keluarga 13 17,6

Guru 30 40,5

Teman 5 6,8

Media massa 20 27

Tenaga kesehatan 6 8,1

Jumlah 74 100

(47)

Tabel. 5.2

Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009

No. Tingkat pengetahuan F Persentase (%)

1. Baik 45 60,8

2. Cukup 29 39,2

3. Kurang 0 0

Total 74 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 45 orang (60,8 %), mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 29 orang (39,2 %), dan tidak ada yang mempunyai pengetahuan kurang.

Tabel. 5.3

Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan Pengertian Nutrisi

No. Tingkat pengetahuan F Persentase (%)

1. Baik 34 46

2. Cukup 37 50

3. Kurang 3 4

Total 74 100

(48)

Tabel. 5.4

Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan Manfaat / peran Gizi bagi Pertumbuhan Remaja

No. Tingkat pengetahuan F Persentase (%)

1. Baik 57 77

2. Cukup 13 17,6

3. Kurang 4 5,4

Total 74 100

Dari tabel di atas didapatkan hasil bahwa mayoritas remaja putri mempunyai pengetahuan baik mengenai manfaat / peran gizi bagi pertumbuhan remaja yaitu 57 orang (77 %), berpengetahuan cukup yaitu 13 orang (17,6 %), dan berpengetahuan kurang yaitu 4 orang (5,4 %).

Tabel. 5.5

Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan Jenis-jenis Zat Gizi

No. Tingkat pengetahuan F Persentase (%)

1. Baik 57 77

2. Cukup 16 21,6

3. Kurang 1 1,4

Total 74 100

(49)

Tabel. 5.6

Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan Gangguan-gangguan Akibat Nutrisi

No. Tingkat pengetahuan F Persentase (%)

1. Baik 38 51,4

2. Cukup 24 32,4

3. Kurang 12 16,2

Total 74 100

Dari tabel di atas didapatkan hasil bahwa mayoritas remaja putri mempunyai pengetahuan baik mengenai gangguan-gangguan akibat nutrisi yaitu 38 orang (51,4 %), berpengetahuan cukup yaitu 24 orang (32,4 %), dan berpengetahuan kurang yaitu 12 orang (16,2 %).

Tabel. 5.7

Distribusi Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan Berdasarkan Penilaian Status Gizi dan Intervensi Progran Gizi

No. Tingkat pengetahuan F Persentase (%)

1. Baik 53 71,6

2. Cukup 13 17,6

3. Kurang 8 10,8

Total 74 100

(50)

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dari 74 remaja putri, mayoritas memperoleh informasi dari guru sebanyak 30 orang (40,5 %). Hal ini kemungkinan remaja putri lebih sering berinteraksi dengan guru mengenai nutrisi dan mereka sudah pernah mendapatkan pelajaran tentang nutrisi sebelumnya di bangku SMP. Slamet (1995) mengatakan bahwa sumber informasi dari orang sangat mempengaruhi pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa mayoritas remaja putri berpengetahuan baik sebanyak 45 orang (60,8 %) dan tidak ada yang berpengetahuan kurang. Sumber informasi akan meningkatkan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Dengan pengetahuan-pengetahuan itu maka akan menimbulkan kesadaran seseorang dan menyebabkan orang tersebut berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2003).

(51)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri berpengetahuan baik mengenai manfaat / peran gizi bagi pertumbuhan remaja sebanyak 57 orang (77 %). Remaja membutuhkan energi dan nutrien untuk melakukan deposisi jaringan. Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang terjadi kedua kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama kehidupannya. Nutrisi dan pertumbuhan mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika asupan nutrisi berlangsung optimal maka pertumbuhan potensialnya akan terpenuhi atau berlangsung optimal pula. Diketahui bahwa setiap perubahan akibat perkembangan yang dialami remaja selalu harus diikuti oleh penyesuaian yang selalu harus diarahkan terhadap seorang remaja oleh “motornya” berupa aspek psikis.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa mayoritas remaja putri mampunyai pengetahuan yang baik mengenai jenis-jenis zat gizi sebanyak 57 orang (77 %). Untuk pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak, dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan dimana kebutuhan nutrien tertinggi terjadi pada puncak percepatan pertumbuhan. Masa pubertas yang dialami remaja sangat bervariasi sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan lamanya waktu pertumbuhan. Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, diperlukan berbagai jenis zat gizi. Walaupun pengetahuan remaja tentang zat gizi tersebut baik, tetapi faktor lingkungan memiliki andil yang besar untuk menjadi motivator atau justru provokator bagi perkembangan remaja.

(52)

khususnya perubahan dalam penampilan. Sulit untuk menentukan apakah dengan perubahan penampilan, pribadinya juga mengalami perubahan. Banyak remaja menghayati perubahan tubuh mereka sebagai suatu hal yang ganjil dan asing yang selalu membingungkan mereka.

Remaja sebenarnya mampu berpikir secara fleksibel dan dapat menyesuaikan diri sehingga remaja mulai memperhatikan pendapat orang lain. Mereka menginginkan kebebasan dan kemandirian. Rasa ingin mandiri dan mencari identitas diri terkadang membuat remaja melakukan petualangan dan mencoba hal-hal yang baru untuk membuat mereka diterima dan dihargai oleh kelompoknya. Walaupun terkadang sesuatu yang mereka coba mempunyai dampak negatif pada dirinya. Banyak diantara remaja yang salah dalam memilih gaya hidup yang mereka jalani.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa mayoritas remaja putri mempunyai pengetahuan baik mengenai penilaian status gizi dan intervensi program gizi sebanyak 53 orang (71,6 %). Remaja tumbuh pada kecepatan yang bervariasi, sehingga terjadi variasi ukuran dan bentuk yang pada sebelumnya masih belum tampak. Untuk menyatakan pertumbuhan, Berat Badan dan Tinggi Badan sering digunakan sebagai alat ukur. Remaja pada umumnya ingin mengetahui berapa tingginya dikemudian hari bila pertumbuhan telah mencapai maksimal.

(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dari hasil tinjauan pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan melalui penyebaran kuesioner yang telah diisi oleh remaja putri di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan tahun 2009, maka penulis dapat menyimpulkan dan memberi saran.

A. Kesimpulan

1. Mayoritas responden memperoleh informasi tentang nutrisi bagi kesehatan dari guru yaitu sebanyak 30 orang (40,5 %).

2. Mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang nutrisi bagi kesehatan yaitu sebanyak 45 orang (60,8 %).

B. Saran

1. Diharapkan bagi staf pengajar di SMA Kemala Bhayangari 1 Medan dapat meningkatkan pelajaran tentang nutirisi bagi kesehatan walaupun telah ada dipelajaran biologi agar remaja putri lebih memahami lagi tentang nutrisi tersebut.

(54)
(55)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Asnah, Asiah, dan Manik. 2008. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan :

Program D IV Bidan Pendidik.

Burn, 1999, Nutrisi Yang Kurang Baik, http://www.dokter.com, diperoleh tanggal 30 Oktober 2008.

Dadi, 2000, Keamanan Pangan, Gizi Buruk, Serta Dampak Sosio-Ekonominya, http://www.gizi.net, diperoleh tanggal 27 Oktober 2008.

Faisal, Rahman, 2008, Jenis Vitamin

13 Juli 2008.

Hetik, 2004, Hubungan Asupan Nutrisi dengan Usia Menarche,

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data.Jakarta: Salemba Medika.

Kartasapoetra. 2005. Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.

Lee, 2008, Diabetes Mengancam Anak dan Remaja

tanggal 11 Oktober 2008.

Mangels, 2004, Nutrisi Untuk Remaja Vegetarian

11 Oktober 2008.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet-2. Jakarta: EGC. .2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Samin, Ahmad. 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Universitas Sumatra Utara Press.

Soekirman, 2005, Perlu Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah Gizi Makro di Indonesia, http://www.gizi.net, diperoleh tanggal 30 Oktober 2008.

(56)

Syafiq, Ahmad. 2008. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo.

Tati, 2001, Suplemen Untuk Wanita, Seberap Penting ? tanggal 14 Juli 2009.

Unquart, 2003, Anda Minum Cukup Air ?

27 Oktober 2008

(57)

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

No. Responden :………

Kelas :………

Diisi oleh peneliti

Petunjuk:

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini,serta beri tanda silang (x) pada jawaban yang telah disediakan!

Karakteristik Responden

Sumber Informasi : 1. Keluarga 2. Guru 3. Teman 4. Media Massa 5. Tenaga Kesehatan

(58)

Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi Kesehatan A. Pengertian Nutrisi

1. Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan adalah ...

a. Ilmu gizi b. Ilmu biologi c. Ilmu tata boga

2. Ilmu gizi mencakup dua komponen yaitu .... a. Makanan dan pekerjaan

b. Makanan dan kesehatan c. Kesehatan dan tingkah laku

3. Yang dimaksud dengan zat gizi adalah ....

a. Zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi b. Zat yang diperoleh dari aktivitas sehari-hari

c. Zat yang diperoleh dari hasil ekskresi sisa makanan

4. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah disebut ....

a. Energi b. Pangan c. Konsumsi

5. Bahan selain obat yang mengandung zat gizi yang berguna bila dimasukkan dalam tubuh disebut ...

a. Suplemen b. Makanan c. Kosmetik

B. Manfaat atau Peran Gizi bagi Pertumbuhan Remaja

6. Yang tidak termasuk manfaat atau peran gizi bagi kesehatan adalah .... a. Memelihara proses tubuh dan perkembangan tubuh

b. Memperoleh energi guna melakukan pekerjaan fisik sehari-hari c. Menurunkan fungsi organ-organ tubuh

7. Yang tidak termasuk alasan mengapa zat gizi dibutuhkan oleh remaja adalah .... a. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan

peningkatan berat badan dan tinggi badan b. Adanya penurunan tingkat kreatifitas remaja

(59)

8. Faktor yang tidak mempengaruhi jumlah makanan yang dikonsumsi adalah ... a. Kebiasaan makan

b. Perubahan gaya hidup c. Perubahan pola tidur

9. Tubuh membutuhkan energi untuk .... a. Meningkatkan berat badan b. Menurunkan berat badan c. Menurunkan kecerdasan

10. Secara fisik, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat yang ditandai dengan .... a. Peningkatan dan penurunan daya tahan tubuh

b. Peningkatan dan penurunan fungsi tubuh

c. Peningkatan berat badan dan peningkatan tinggi badan

C. Jenis Zat Gizi

11. Sumber terbesar energi tubuh adalah .... a. Protein

b. Karbohidrat c. Lemak

12. Makanan sumber karbohidrat adalah .... a. Beras

b. Jeruk c. Bayam

13. Makanan sumber utama lemak adalah .... a. Sayuran

b. Buah c. Daging

14. Zat gizi yang banyak terkandung dalam tahu dan tempe adalah .... a. Protein

b. Mineral c. Vitamin

15. Yang tidak termasuk fungsi protein yaitu .... a. Mengganti sel-sel yang rusak

(60)

16. Sumber vitamin yang diperoleh tubuh melalui sinar matahari adalah ... a. Vitamin A

b. Vitamin C c. Vitamin D

17. Kekurangan makanan yang kaya vitamin B dapat mengakibatkan .... a. Nafsu makan berkurang

b. Rabun senja c. Sariawan

18. Akibat dari kekurangan vitamin A adalah .... a. Kulit kering

b. Osteoporosis c. Beri-beri

19. Tomat yang kita konsumsi dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit .... a. Kanker kulit

b. Anemia c. Osteoporosis

20. Akibat yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin C adalah ... a. Rabun senja

b. Sariawan c. Beri-beri

21. Yang tidak termasuk fungsi vitamin E adalah .... a. Antioksidan

b. Mencegah gangguan menstruasi c. Menjaga kesehatan mata

22. Sumber vitamin C dapat diperoleh dari .... a. Buah-buahan

b. Daging c. Susu

23. Manfaat mengkonsumsi air putih yang banyak adalah .... a. Menjaga kelembaban kulit

(61)

24. Mineral yang dapat membantu mengatasi jerawat adalah ... a. Iodium

b. Zat besi c. Kalsium

25. Mineral yang berguna untuk mencegah penyakit gondok adalah .... a. Kalsium

b. Zat besi c. Iodium

D. Gangguan-gangguan Akibat Nutrisi

26. Gangguan-gangguan akibat nutrisi, kecuali .... a. Gizi cukup

b. Gizi lebih c. Gizi kurang

27. Masalah anemia terutama berkaitan dengan ... a. Kekurangan Iodium

b. Kekurangan Zat besi c. Kekurangan Kalsium

28. Yang terjadi akibat kemiskinan dan penyediaan pangan kurang adalah .... a. Kelebihan gizi

b. Kurang gizi c. Gizi baik

29. Kebiasaan makan makanan siap saji yang terlalu tinggi kandungan kalorinya dapat mengakibatkan ....

a. Kurus b. Gemuk c. Langsing

30. Penyakit akibat kekurangan makanan sumber energi dan sumber protein disebut .... a. Kurang Energi Protein

b. Kurang Energi Kalori c. Kurang Protein dan vitamin

(62)

31. Metode yang digunakan untuk menetapkan berat badan yang diinginkan bagi individu adalah ...

a. Angka kecukupan gizi b. Indeks Masa Tubuh c. Daftar menu makanan

32. Seseorang dikatakan obesitas jika .... a. BB melebihi normal

b. BB kurang dari normal c. BB ideal

33. Untuk menutupi kekurangan nutrisi pada remaja dapat diberikan .... a. Suplemen

b. Obat c. Jamu

34. Untuk menjaga daya tahan tubuh dan mencegah sariawan adalah ... a. Suplemen vitamin A

b. Suplemen vitamin B c. Suplemen vitamin C

35. Yang tidak termasuk tips untuk mencapai BB sehat adalah .... a. Perubahan pola makan

(63)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul penelitian : Pengetahuan Remaja Putri tentang Nutrisi bagi

Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun 2009. Peneliti : FINDY HINDRATNI

Alamat : Jl. Dr. Mansyur no. 28C Medan

Dengan menandatangani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan remaja putri tentang nutrisi bagi kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun 2009. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan saya telah diberitahukan bahwa jawaban kuesioner ini tidak akan diberitahukan kepada siapa pun.

Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini dan diberi kesempatan untuk bertanya. Saya secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini.

Tanda Tangan, Medan, April 2009

Responden Peneliti,

Gambar

Tabel 5.1
Tabel. 5.2
Tabel. 5.4
Tabel. 5.7

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Propenas menyebutkan berdasarkan penyebabnya kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan kronis (chronic poverty)

MOTIF WARGA KARESIDENAN SURAKARTA BERKONTRIBUSI DALAM RUBRIK JURNALISME WARGA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA PARTISIPAN CITIZEN JOURNALISM DALAM MEMPRODUKSI BERITA

Program kreatvitas mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat multimedia interaktif sebagai media menuju Indonesia melek aksara 2015 melalui pelatihan berkelanjutan kepada

Pada pelaksanaannya prosedur pemberian obat dengan prinsip enam benar yang dilakukan perawat belum 100% dilakukan, hal ini diperkuat dari hasil penelitian Lestari

Banyak program dalam bidang komputer yang dapat diteliti struktur bahasanya, namun disini penulis lebih tertarik mengkaji menu ProgramAdobe Photoshop Adobe

Matakuliah ini bersifat pengantar, untuk membahas tentang pengertian dasar perencanaan pembangunan wilayah, konsep dasar pembentukan wilayah pasar dan perkotaan,

ndrangheta tudi daleč najbolj razkropljena mafija po vsem svetu, zaradi svoje krutosti pa ogroţa celo neapeljsko camorro, s katero tekmujeta za primat Saviano, 2008... Sacra

Dari 92 subjek didapatkan karakteristik subjek berdasarkan status gizi, usia, tingkat pendidikan terakhir, penghasilan ibu, morbiditas ibu dalam 2 minggu