PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP SWASTA SANTO THOMAS 2 BINJAI T.A 2016/2017
Oleh :
Yulitaria Marselina NIM. 4123111090
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP SWASTA SANTO THOMAS 2 BINJAI T.A 2016/2017
Yulitaria Marselina (NIM. 4123111090) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan. (2) Mendeskripsikan proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan. (3) Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan open ended. (4) Mengetahui keefektifan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai T.A 2016/2017 yang berjumlah 28 orang. Sedangkan objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan.
Penelitian terdiri dari 2 siklus dan tes diberikan pada setiap akhir siklus. Dari hasil analisis data diperoleh hasil: (1) rata-rata nilai tes berpikir kritis pada siklus I sebesar 65,93 dengan 60,71% dari jumlah siswa yang mengikuti tes memiliki tingkat berpikir kritis minimal kategori cukup kritis kemudian rata-rata meningkat pada siklus II sebesar 83,24 dengan 85,71% dari jumlah siswa memiliki tingkat berpikir kritis minimal kategori cukup kritis. (2) Proses penyelesaian masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 57,14% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 92,86%. (3) Respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan open ended adalah positif dengan persentase pada siklus I sebesar 83,93 % dan pada siklus II sebesar 92,86 %. (4) Pendekatan open ended dalam pembelajaran efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Dr. Mulyono, M.Si, dan Bapak Denny Haris, S.Si, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu H. Purba, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Bapak S. Simanjorang, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
v
kasih juga kepada adik-adik tersayang Anjas Wamara Sihotang, Dicky Arif Sihotang dan Indah Agustia Sihotang yang menjadi penyemangat bagi penulis.
Terima kasih juga kepada sahabat tersayang Eva Kartika Purba dan Vivi Erika Medina Tobing yang sudah banyak membantu, mendukung, dan memberi semangat tiada hentinya kepada penulis dari awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada teman seperjuangan selama bimbingan skripsi Novi Ryanti Siahaan, Indah Hartaty Tamba, dan Riani Wulandari yang sudah banyak membantu dan memberikan informasi serta motivasi kepada penulis. Terima kasih juga kepada semua sahabat dan rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Matematika kelas DIK C 2012 khususnya Febri Hasibuan, Venina, Diamony, Efriliana, Yusrina, Denisha, Tia, Timbul dan teman – teman lainnya yang telah banyak membantu dan saling memberi semangat kepada penulis selama perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 7
1.3.Batasan Masalah 8
1.4.Rumusan Masalah 8
1.5.Tujuan Penelitian 9
1.6.Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kemampuan Berpikir Kritis 10
2.2. Pengertian Pembelajaran Matematika 15
2.3. Pendekatan Dalam Pembelajaran Matematika 16
2.4. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika 18
A. Pengertian Open-Ended 18
B. Masalah Open-Ended 20
C. Sintaks Pembelajaran dengan Open Ended 22
D. Manfaat Pendekatan Open-Ended 23
E. Keunggulan Pendekatan Open-Ended 24
F. Kekurangan Pendekatan Open-Ended 24
vii
2.6. Teori Belajar Pendukung 25
2.7 Materi Pelajaran 26
A. Pengertian Bilangan Pecahan 26
B. Materi Pecahan 28
2.8. Penelitian Yang Relevan 38
2.9. Kerangka Konseptual 38
2.10. Hipotesis Tindakan 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
A. Subjek Penelitian 41
B. Objek Penelitian 41
3.3. Jenis Penelitian 41
3.4. Definisi Operasional 41
3.5. Instrumen Penelitian 42
A. Tes Kemampuan Berpikir Kritis 42
B. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 44
C. Lembar Observasi Kemampuan Guru 44
D. Angket Respon Siswa 45
E. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa 46
3.6. Prosedur Penelitian 46
A. Prosedur Penelitian Siklus I 46
B. Prosedur Penelitian Siklus II 48
3.7. Teknik Analisis Data 51
A. Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis 51
B. Analisis Data Observasi 53
C. Analisis Angket Respon Siswa 53
D. Analisis Data Penyelesaian Jawaban Siswa 54
3.8. Indikator Keberhasilan 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
viii
4.1.1. Permasalahan I 57
4.1.2. Perencanaan Tindakan I 58
4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 59
4.1.3.1. Pelaksanaan Tindakan I Pertemuan Pertama 59
4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan I Pertemuan Kedua 60
4.1.3.3. Pelaksanaan Tindakan I Pertemuan Ketiga 61
4.1.4. Observasi I 61
4.1.5. Analisis Data I 66
4.1.6. Proses Penyelesaian Jawaban I 69
4.1.7. Refleksi I 70
4.1.7.1 Refleksi Terhadap Aktivitas Guru dan Siswa 70
4.1.7.2 Refleksi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis I 71
4.2. Hasil Penelitian Siklus II 73
4.2.1. Permasalahan II 73
4.2.2. Perencanaan Tindakan II 73
4.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 74
4.2.3.1. Pelaksanaan Tindakan II Pertemuan Pertama 74
4.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan II Pertemuan Kedua 76
4.2.3.3 Pelaksanaan Tindakan II Pertemuan Ketiga 76
4.2.4. Observasi II 77
4.2.5. Analisis Data II 81
4.2.6. Proses Penyelesaian Jawaban II 84
4.2.7. Refleksi II 85
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 90
5.2. Saran 91
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 50
Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Tiap Indikator KBK pada Siklus I 68
Gambar 4.2. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Klasikal Siklus I 69
Gambar 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Tiap Indikator KBK pada Siklus II 83
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Open-Ended 22
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Berpikir Kritis 43
Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis 43
Tabel 3.3 Aspek yang Diamati pada Angket Respon Siswa 43
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis 53
Tabel 3.5 Interpretasi Aktivitas Siswa dan Kemampuan Guru 45
Tabel 3.6 Interval Penilaian Proses Jawaban 54
Tabel 3.7 Kategori Persentase Proses Penyelesaian Jawaban 55
Tabel 3.8 Kriteria dan Target Keberhasilan 55
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Awal Berpikir Kritis Siswa 57
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I 62
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I 64
Tabel 4.4 Persentase Respon Siswa Pada Siklus I 65
Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal Siklus I 66
Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Mensintesis Soal Siklus I 67
Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menyimpulkan Soal Siklus I 67
Tabel 4.8 Tingkat Penyelesaian Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis I 69
Tabel 4.9 Hasil Penelitian Siklus I 72
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II 77
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II 79
Tabel 4.12 Persentase Respon Siswa Pada Siklus II 80
Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal Siklus II 81
Tabel 4.14 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Mensintesis Soal Siklus II 82
Tabel 4.15 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menyimpulkan Soal Siklus II 82
Tabel 4.16 Tingkat Penyelesaian Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis II 84
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 96
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 100
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 104
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 108
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS 1) Siklus I 112
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS 2) Siklus I 117
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS 1) Siklus II 123
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS 2) Siklus II 126
Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian LAS 1 Siklus I 130
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS 2 Siklus I 133
Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian LAS 1 Siklus II 136
Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian LAS 2 Siklus II 138
Lampiran 13 Tes Kemampuan Awal 141
Lampiran 14 Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 142
Lampiran 15 Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 143
Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 144
Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan
Berpikir Kritis I 149
Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan
Berpikir Kritis II 154
Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 159
Lampiran 20 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 160
Lampiran 21 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 161
Lampiran 22 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis 162
Lampiran 23 Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 163
Lampiran 24 Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 169
Lampiran 25 Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 175
Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Guru 181
xii
Lampiran 28 Angket Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran 197
Lampiran 29 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Awal 198
Lampiran 30 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Awal Per-Indikator 199
Lampiran 31 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 202
Lampiran 32 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
Per-Indikator 203
Lampiran 33 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 206
Lampiran 34 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
Per-Indikator 207
Lampiran 35 Analisis Proses Jawaban Siswa Pada Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa 210
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang melaju
begitu cepat di era globalisasi ini menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas. Dengan begitu perkembangan IPTEK yang ada dapat dikuasai,
dimanfaatkan semaksimal mungkin, dan dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
Pendidikan merupakan proses atau perbuatan mendidik yang sangat baik di dalam
pembinaan sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat
menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi
pembangunan bangsa dan negara.
Sebagaimana yang dikemukakan Munandar (2012:6) tujuan pendidikan
pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik
untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia
dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan
pribadinya dan kebutuhan masyakarat. Setiap orang mempunyai bakat dan
kemampuan yang berbeda-beda dan karena itu membutuhkan pendidikan yang
berbeda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (yaitu
mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (yaitu meningkatkan dan
mengembangkan) bakat tersebut, termasuk dari mereka yang berbakat istimewa
atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (the gifted and talented).
Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas
secara baik oleh pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan.
Dalam menghadapi era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia (SDM)
yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan
kemauan untuk bekerjasama secara efektif. Hal tersebut mendorong dunia
pendidikan untuk membuat inovasi dan formulasi pembelajaran yang relevan.
Tujuan pendidikan pada umumnya adalah mengkondisikan lingkungan yang
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya
2
pribadi dan masyarakat. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang
diberikan guru pada siswa. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan bidang studi yang memiliki peranan penting. Hal ini
dapat dilihat dengan jam pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak
dibanding dengan jam mata pelajaran lainnya. Selain itu juga matematika
merupakan mata pelajaran yang diberikan di semua janjang pendidikan mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan sebagian besar di Perguruan Tinggi.
Mata pelajaran matematika yang diberikan di pendidikan dasar dan menengah
dimaksudkan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Ada beberapa alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.
Abdurrahman (2012:204) menyatakan bahwa:
Matematika perlu diajarkan karena: (1) selalu digunakan dalam setiap segi kehidupan; (2) semua bidang studi membutuhkan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informai dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Namun, pembelajaran terhadap matematika bagi kebanyakan pelajar
tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian,
visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini
menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan
juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus
berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa “Matematika adalah
pelajaran yang sulit dimengerti dan menakutkan”. Sejalan dengan yang
diungkapkan Abdurrahman (2012:202) yang menyatakan bahwa, “dari berbagai
bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang
dianggap paling sulit bagi siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan
lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Pembelajaran matematika selama ini masih dianggap sebagai pembelajaran
3
penghapalan rumus sehingga pada proses belajar mengajar siswa kurang terlibat
aktif dalam pembelajaran. Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung
memberitahu konsep, sifat, teorema dan cara menggunakannya. Sehingga sering
dijumpai di sekolah siswa-siswa yang kurang tertarik belajar matematika. Hal ini
terjadi karena pada kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika,
guru menggunakan metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan
soal) yang tidak memberi daya tarik bagi siswa. Didukung dengan materi yang
dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan
dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman.
Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan dari data
hasil Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti
oleh siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan
International Association for the Evaluation and Educational Achievement (IAE)
study center boston college tersebut diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk
bidang matematika Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42
negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun
2007 (Muklis, dkk. 2015:1)
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa hasil belajar matematika di
Indonesia memang masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Faktor dari siswa yaitu
kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain
yaitu adanya anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap
bahwa pengetahuan matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran
guru ke pikiran siswa. Hal ini mengekibatkan siswa lebih fokus menghapal semua
konsep matematika yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, dalam perkembangan
seperti sekarang ini guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai
pemberi informasi melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat
mengkonstruk sendiri pengetahuan matematikanya.
Kemampuan berpikir siswa yang tinggi akan matematika sangat diperlukan
terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya
4
kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan dan memecahkan permasalahan yang ada dalam
kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, siswa sebagai bagian dari masyarakat
harus dibekali dengan kemampuan berpikir kritis yang baik.
Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk dapat mencari kebenaran dari
suatu kejadian dan informasi yang datang setiap saat. Berpikir kritis adalah suatu
proses yang sistematis yang digunakan siswa untuk merumuskan dan
mengevaluasi apa yang dipercayai dan diyakininya. Tujuan dari berpikir kritis
adalah untuk dapat memahami secara total tentang suatu kenyataan, memahami
suatu arti dibalik suatu kejadian.
Menanamkan kebiasaan berpikir kritis bagi siswa perlu dilakukan agar
mereka dapat mencermati berbagai persoalan yang setiap saat akan hadir dalam
kehidupannya. Dengan demikian mereka akan tangguh dalam menghadapi
berbagai persoalan, mampu menyelesaikannya dengan tepat, dan mampu
mengaplikasikan materi pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah dalam
berbagai situasi berbeda dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bahwa kemampuan berpikir kritis
sangatlah penting. Kemampuan berpikir kritis seseorang dalam bidang studi tidak
terlepas dari pemahamannya terhadap materi bidang tersebut. Seseorang tidak
mungkin dapat berpikir kritis dalam suatu bidang tertentu tanpa pengetahuan
mengenai isi dan teori bidang tersebut. Oleh karena itu, agar siswa dapat berpikir
kritis dalam matematika, maka siswa tersebut harus memahami matematika
dengan baik. Adapun keterampilan yang harus dicapai siswa dalam berpikir kritis
yaitu keterampilan dalam memberikan penjelasan sederhana, keterampilan dalam
memberikan penjelasan lanjut, keterampilan dalam mengatur strategi dan taktik
serta keterampilan dalam menyimpulkan dan mengevaluasi.
Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, jarang sekali siswa
diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahan.
Utomo dan Ruijter (Azizah, 2014:4) memaparkan bahwa pada latihan pemecahan
soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat mengerjakannya dengan baik,
5
petunjuk pun mereka masih juga tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut,
sehingga guru menerangkan seluruh penyelesaiannya.
Sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak H.
Situmorang, salah satu guru matematika di SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai
yang menyatakan bahwa siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang
sulit bahkan masih ada siswa yang tidak menyukai matematika. Siswa masih
belum mampu berpikir kritis, logis, dan kreatif dalam pembelajaran matematika
terutama dalam menyelesaikan soal matematika.
Selanjutnya peneliti juga memberikan tes kemampuan awal kepada siswa
kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai. Berdasarkan hasil tes tersebut
diperoleh tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam menganalisis soal siswa
sebesar 39,28% mensintesis sebesar 35,71% dan dalam menarik kesimpulan
sebesar 14,28%. Dan diperoleh persentase ketuntasan klasikal kemampuan
berpikir kritis siswa kelas VII masih rendah dengan persentase sebesar 35,71%
dengan nilai rata – rata kelas adalah 56,25.
Masalah yang timbul dalam pembelajaran matematika tersebut disebabkan
banyak guru matematika yang menganut paradigma transfer of knowledge. Dalam
hal ini, interaksi dalam pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu dari guru
sebagai sumber informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Siswa tidak
diberikan banyak kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses
belajar- mengajar (PBM) di kelas. Dengan kata lain, pembelajaran lebih berpusat
pada guru bukan pada siswa.
Pembelajaran yang berlangsung selama ini hanyalah menyajikan dan
menyelesaikan soal-soal rutin yang bisa langsung diselesaikan siswa dengan
algoritma yang dicontohkan guru. Sehingga banyak siswa mengikuti pelajaran
hanya sebatas rutinitas tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan
maupun keterampilan. Peristiwa yang paling menonjol adalah siswa hanya
berperan sebagai pendengar, siswa juga kurang terlibat dalam pembelajaran,
sehingga siswa tidak mampu berpikir kritis.
Akibatnya, jika soal tersebut diganti bentuknya siswa akan kebingungan
6
If a teacher of mathematics fill his allotted time with drilling his students in routine operations, then he kills their interest, hamper their intellectual development, misuses his opportunity. But, if he challenges the curiosity of his students by setting then problems proportionate to their knowledge, and helps them to solve their problems with stimulating questions, he may give them to solve their problems with simulating question, he may give them a taste for, and some means of, independent thinking.
Jika seorang guru matematika hanya melatih siswanya menyelesaikan
soal-soal atau operasi rutin, ia sama saja membunuh ketertarikan siswa belajar
matematika, membatasi perkembangan intelektual mereka dan menyia-nyiakan
waktu mengajarnya. Tetapi, jika si guru meningkatkan keingintahuan siswanya
melalui pemecahan masalah dari kehidupan nyata siswa untuk memperoleh
pengetahuan dan membantu mereka memecahkan masalah dengan pertanyaan
yang merangsang, maka guru membuat mereka merasa bermatematika,
memahami matematika, dan berpikir bebas.
Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika,
perlu adanya perubahan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang
diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu
pendekatan open ended. Hal ini didasari oleh pendapat Shimada (Muhsinin,
2013:49) yang menyatakan bahwa :
Pendekatan open ended adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.
Pendekatan open ended merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada keterbukaan proses dan penyelesaian. Pendekatan pembelajaran
ini membawa siswa untuk menjawab permasalahan dengan banyak cara dan
mungkin banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi intelektual
dan pengalaman peserta didik menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan open
ended menjanjikan suatu kesempatan bagi siswa untuk menginvestigasi berbagai
strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengolaborasikan
permasalahan, agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang
7
Hal ini sejalan dengan pendapat Suyatno (Istarani, 2015:106) yang
menyatakan bahwa :
Pendekatan open ended adalah pembelajaran dengan problem terbuka, artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi”.
Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan
metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban siswa
yang beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses
mencapai jawaban tersebut. Dan siswa akan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
Adapun keunggulan pendekatan open ended menurut Suherman
(2003:132):
(1) siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya, (2) siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika secara komperhensif, (3) siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri, (4) siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan, (5) siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, kemampuan
berpikir kritis siswa perlu ditingkatkan dan pendekatan open ended sangat
memungkinkan untuk menjadi penyelesaiannya maka peneliti merasa perlu
mengangkat permasalahan ini dalam suatu penelitian yang berjudul: “Penerapan
Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai T.A 2016/2017”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
8
2. Masih rendahnya tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII di SMP
Santo Thomas 2 Binjai dalam pelajaran matematika.
3. Pembelajaran yang dilakukan di kelas VII di SMP Santo Thomas 2 Binjai
masih berupa pembelajaran satu arah.
4. Ketidaktepatan guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan/strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
siswa kelas VII di SMP Santo Thomas 2 Binjai dalam pelajaran matematika.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam identifikasi masalah,
maka peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap masalah yang
akan dikaji agar penelitian ini lebih terarah dan jelas. Masalah yang dikaji pada
permasalahan ini dibatasi pada penerapan pendekatan open ended dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diteliti adalah
1. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan
pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017?
2. Bagaimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan
dengan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan pendekatan
open ended?
3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
open ended?
4. Bagaimana keefektifan pendekatan open ended dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII
9
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan
menerapkan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika kelas
VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Untuk mendeskripsikan proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah
berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dengan menerapkan pendekatan
open ended.
3. Untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan open ended.
4. Untuk mengetahui keefektifan pendekatan open ended dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini memberi
manfaat, antara lain:
1. Bagi siswa; untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran matematika.
2. Bagi guru; sebagai bahan masukan khususnya guru matematika untuk
menerapkan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti; dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai
dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya
dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
4. Bagi peneliti lain; dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat
90 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada Bab IV
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada materi pecahan kelas VII di
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai. Hal ini diketahui berdasarkan hasil tes
yang diberikan, dimana nilai rata – rata kelas mengalami peningkatan dengan
nilai rata-rata sebesar 56,25 pada tes kemampuan awal meningkat menjadi
65,93 pada siklus I dan meningkat menjadi 83,24 pada siklus II. Dan terdapat
peningkatan ketuntasan klasikal pada tes kemampuan awal sebanyak 10 siswa
(35,71%) yang tuntas (memperoleh nilai kemampuan ≥ 70 atau memiliki
tingkat kemampuan berpikir kritis berada dalam kategori minimal cukup
kritis) meningkat menjadi 17 siswa (60,71%) yang tuntas (memperoleh
kemampuan ≥ 70 atau memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis berada
dalam kategori minimal cukup kritis) pada siklus I dan mengalami
peningkatan menjadi 24 siswa (85,71%) yang tuntas (memperoleh
kemampuan ≥ 70 atau memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis berada
dalam kategori minimal cukup kritis) pada siklus II. Hal ini menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa sudah melebihi target yaitu 85% sehingga
dapat dikategorikan bahwa ketuntasannya adalah baik.
2. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal mengalami peningkatan. Hal
ini dilihat dari persentase proses penyelesaian jawaban siswa pada tes
kemampuan berpikir kritis matematika siklus I sebesar 57,14% meningkat
pada siklus II menjadi 92,86%.
3. Respon siswa terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan open ended adalah positif. Hal ini dilihat dari
persentase respon siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung pada
91
4. Pembelajaran matematika pada materi pecahan dengan menggunakan
pendekatan open ended pada siklus I dapat dikatakan tidak efektif karena
tidak memenuhi salah satu indikator efektivitas pembelajaran yaitu
ketuntasan klasikal tes kemampuan berpikir kritis siswa tidak mencapai 85%
(56,25%). Sedangkan pada siklus II pembelajaran dikatakan efektif karena (1)
ketuntasan klasikal tes kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 85,71%,
(2) ketuntasan tujuan pembelajaran telah dicapai oleh 24 siswa (85,71%) dari
28 siswa, (3) waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran tidak
melebihi seperti biasa, dan (4) respon siswa terhadap pembelajaran dengan
pendekatan open ended adalah positif dengan persentase respon positif pada
siklus I dan siklus II berturut – turut adalah sebesar 83,93% dan 92,86%.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan jika bersedia untuk menggunakan pendekatan open
ended sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.
2. Guru sebaiknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa untuk lebih aktif
dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar
sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar serta dapat
mengkondisikan siswa dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar,
karena kondisi yang nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif dan
efisien untuk belajar.
3. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar,
lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal, khususnya soal-soal
penerapan dan lebih berani untuk mengungkapkan ide dan pendapat saat
berdiskusi.
4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat
92
ended terhadap peningkatan kemampuan belajar lainnya serta
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2012. Anak Berkesulitan Belajar :Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Anggraini. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII-4 Smp Negeri 27 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 4.No. 1, 2010. [online](Diakses tanggal 21 Februari 2016).
Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Azizah. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis siswa Melalui Pendekatan Open-Ended di SD I AL Syukro Ciputat. Jakarta: Universitas Islam Negeri. [on-line](Diakses tanggal 28 januari 2016).
Desma. 2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP Swasta Santa Maria Medan T.A 2014/2015. Skripsi. Medan: UNIMED.
Fadillah. 2014. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 No.2 Edisi Desember 2013. [on-line](diakses pada tanggal 28 januari 2016).
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010 . Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan.
Fisher. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Haryani. 2012. Membentuk Siswa Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Matematika. Makalah yang disajikan dalam Seminar Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa yang diselenggarakan oleh UNY, 10 November 2012. ISBN : 978-979-16353-8-7. [on-line](Diakses tanggal 28 januari 2016).
Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar Matematika?. Medan : Perdana Publishing.
94
Istarani. 2015. 50 Tipe Strategi Dan Teknik Pembelajaran Kooperatif. Medan : Penerbit CV Iscom.
Martunis. 2014. Pembelajaran Open-Ended Pada Luas Segitiga Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendikan Matematika Volume 2 Maret 2014. [on-line](diakses pada tanggal 28 januari 2016).
Muhsinin. 2013. Pendekatan Open Ended Pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Edu-Math Vol. 4 Edisi Tahun 2013. [on-line](diakses pada tanggal 28 januari 2016).
Munandar. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Nagasaki. 2012. Mathematical Literacy for Living in the Highly Information-and-Technology-Oriented in the 21st Century: Mathematics Education from the Perspective of Human Life in Society. 12th International Congress on Mathematical Education. 8-15 July, 2012. [on-line]. http://www.icme 12.org/upload/submission/1951_F.pdf
Nainggolan. 2013. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Berpikir Melalui Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Barat, Tesis. Medan: PPS UNIMED.
Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Setiawan, dkk,. 2008. Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran Matematika SMA. Buku Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika. Yogykarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slavin. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana. 2009 . Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
95
Suriyani. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended. PPs Universitas Negeri Medan.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wijaya. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yusuf, dkk,. 2009. Pengembangan Soal-Soal Open-Ended Pada Pokok Bahasan Segitiga Dan Segiempat Di SMP. Jurnal Pendikan Matematika Volume 3. No. 2 Desember 2009. [on-line](diakses pada tanggal 28 januari 2016).
ii
RIWAYAT HIDUP
Yulitaria Marselina Sihotang dilahirkan di Binjai, pada tanggal 27 Juli
1994. Ayah bernama Drs. Jabangso Sihotang dan Ibu bernama Restaulina Sinaga,
dan merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
sekolah di SD Swasta St. Fransiskus Asisi Binjai dan lulus pada tahun 2006. Pada
tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai
dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA
Swasta Santo Thomas 4 Binjai dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika