• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA SOSIAL DAN SIKAP BELAJAR ANAK NELAYAN DI SD NEGERI 152980 HAJORAN KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ETIKA SOSIAL DAN SIKAP BELAJAR ANAK NELAYAN DI SD NEGERI 152980 HAJORAN KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA SOSIAL DAN SIKAP BELAJAR ANAK NELAYAN DI SD NEGERI 152980 HAJORAN KECAMATAN PANDAN

KABUPATEN TAPANULI TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

Oleh : YUSRINA LUBIS

NIM. 1133311093

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Yusrina Lubis

Tempat/Tanggal Lahir : Sibabangun, 25 Januari 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

No Hp : 085261806025

Anak Ke : 3 dari 3 bersaudara

Jumlah Bersaudara : 3 Orang

Alamat : Jln. H.M.Yamin, Gg.Syarif No. 6

NAMA ORANG TUA

Nama Ayah : Rahmad Lubis

Nama Ibu : Arjuna

Alamat : Jln. Padang Sidimpuan, Kec.Sibabangun

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TAHUN 2001-2007 : SD NEGERI 153071 SIBABANGUN

2. TAHUN 2007-2010 : TSANAWIYAH NU BATANG TORU

3. TAHUN 2010-2013 : MAS PINANG SORI

4. TAHUN 2013-2017 : PGSD S1 UNIMED

Medan, Mei 2017

Penulis

(6)

i ABSTRAK

YUSRINA LUBIS, 1133311093. Etika Sosial dan Sikap Belajar Anak Nelayan di SD Negeri 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan, 2017.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya etika sosial dan sikap belajar anak nelayan di SD Negeri 152980 hajoran kecamatan pandan kabupaten tapanuli tengah. Penelitian ini bertujuan memperoleh data untuk mengetahui gambaran etika sosial dan sikap belajar anak nelayan di SD Negeri 152980 hajoran kecamatan pandan kabupaten tapanuli tengah.

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik survey dengan sampel penelitian sebanyak 25 orang yang berasal dari kelas V SD Negeri 152980 hajoran kecamatan pandan kabupaten tapanuli tengah. Sampel yang digunakan adalah sampel populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui survey dengan memakai angket, dan Uji validitas angket menggunakan rumus koefsien korelasi Product Moment sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data persentase (deskriptif persentase).

Dalam penelitian ini diperoleh data kriteria baik, yaitu etika sosial siswa dalam keluarga, etika sosial dalam sekolah dan etika sosial dalam bermasyarakat. Dan sikap belajar diperoleh data kognitif dan afektif memiliki kriteria baik dan psikomotorik dan aktivitas belajar di sekolah dan aktivitas belajar di rumah diperoleh data dengan kriteria cukup.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “ Etika Sosial Dan Sikap Belajar Anak

Nelayan Di SD Negeri 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah ” dapat diselesaikan.

Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar, Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, dalam upaya

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis banyak menemukan

kendala, namun semuanya dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan tulus

yang diberikan baik bersifat moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis ucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

2. Bapak Drs. Nasrun, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FIP,

Bapak Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd Selaku Wakil Dekan Bidang

Keuangan dan Kepegawaian dan bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd

Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan.

4. Ketua Jurusan PGSD bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd, dan Sekretaris

(8)

iii

5. Bapak Drs. Effendi Manalu, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan

bimbingan serta petunjuk mulai dari awal hingga selesainya skripsi ini.

6. Ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd selaku Dosen Pembimbing

Akademik penulis.

7. Drs. Robenhart Tamba M.Pd, Dra. Masta Ginting M.Pd, dan Dra. Sorta

Simanjuntak M.Pd. Dosen Penguji yang telah banyak memberi masukan

dalam penyempurnaan Skripsi ini.

8. Seluruh bapak/ibu Dosen serta Pegawai FIP yang telah memberi ilmu dan

bantuan selama perkuliahan.

9. Saharina Hutagalung, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 152980 Hajoran

Kecamtan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah memberikan

izin penelitian di sekolah.

10.Teristimewa buat kedua orang tua tersayang Ayahanda Rahmad Lubis dan

Ibunda Arjuna Nasution. Terima kasih atas segala pengorbanan yang

diberikan baik dari segi moril, materil, untaian doa, motivasi dan kasih

sayang yang tak terhingga sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini serta

dukungan yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis.

11.Terkhusus ucapan terima kasih kepada Abangda Khairul Amri Lubis

S.Hut, Abangda Muhammad Adlan Lubis M.Pd, Kakanda Siti Zubaidah

S.Pd, dan Muhammad Abqary Lubis Keponakan yang telah banyak

memberikan dukungan, serta doa kepada penulis selama menyelesaikan

skripsi.

12.Terima kasih kepada Sahabat-sahabat tersayang yang tidak pernah lelah

menemani, membantu, serta mendukung penulis terkhusus Chips (Ela

Aulia Kartika, Elna Putri, Fitri Wardani Pohan, Isnaini Pratiwi, Nurhayati

Agustina) dan Rizki Juita Sitepu, Khairul Bariyah Siregar, Khairani

Nasutioan, Try Fajar Aprilia yang bimbingan selalu bersama. Dan terima

kasih kepada Kost bidadari Syarif no.6 yang tinggal bersama, Kak Anggi

Fitriani S.E dan adik Salmah, dan juga kakak-kakak tersayang kost

(9)

iv

13.Buat teman terdekat penulis yang bersama-sama berjuang dan saling

mendoakan (Zulfikar Akbar Purba, Nur Aisyah Siregar, Eva hariani Lubis,

dan Wenty Primadona Srg), teman-teman seperjuangan PGSD C Ekstensi

2013, teman PPL SD Negeri 101798 Unimed (Dimas, Nia, Rahmi, Kak

Wati, Try, Erpina, Lina, Evi, dan Kak Lidia). Serta terima kasih atas

segala doa dan motivasinya Pocky R.B Tarigan, Rulli fadhli Hasibuan,

Nazwa Lina Lubis, Rizky Nurhabibi Dalimunthe, dan Fitri Nur Huda.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan ribuan

terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyelesaian skripsi

ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.

Medan, Mei 2017

Penulis

(10)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK --- i

KATA PENGANTAR --- ii

DAFTAR ISI --- v

DAFTAR TABEL --- viii

DAFTAR GAMBAR --- ix

DAFTAR LAMPIRAN --- x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ---1

1.2. Identifikasi Masalah ---9

1.3. Batasan Masalah --- 10

1.4. Rumusan Masalah --- 10

1.5. Tujuan Penelitian --- 10

1.6. Manfaat Penelitian --- 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis --- 12

2.1.1 Etika Sosial --- 12

2.1.1.1. Pengertian Etika --- 12

2.1.1.1. Sistematika Etika --- 13

2.1.1.2. Macam-macam Etika --- 15

2.1.1.3. Jenis-jenis Pendapat dalam Etika --- 16

2.1.1.4. Makna dan Fungsi Etika --- 17

2.1.1.5. Prinsip-prinsip Etika --- 18

2.1.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etika--- 19

2.1.1.7. Pengertian Sosial --- 20

(11)

vi

2.1.2. Sikap Belajar --- 32

2.1.2.1Pengertian Sikap --- 32

2.1.2.1. Komponen Sikap --- 35

2.1.2.2. Tingkatan Sikap --- 36

2.1.2.3. Sifat Sikap --- 36

2.1.2.4. Ciri-ciri Sikap --- 37

2.1.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap --- 37

2.1.3. Pengertian Belajar --- 38

2.1.3.1. Hakikat Belajar --- 40

2.1.3.2. Ciri-ciri Belajar --- 41

2.1.3.3. Tujuan Belajar --- 42

2.1.3.4. Aktivitas Belajar --- 44

2.1.3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar --- 47

2.1.3.6. Indikator Sikap Belajar --- 48

2.1.4. Keluarga Nelayan --- 56

2.1.4.1. Pengertian Nelayan --- 56

2.1.4.2. Peranan Wanita Nelayan --- 59

2.1.4.3. Karakteristik Pemukiman Nelayan --- 60

2.2. Kerangka Berfikir --- 64

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian --- 67

3.2. Subyek dan Obyek Penelitian --- 67

3.2.1. Subyek Penelitian --- 67

3.2.2. Obyek Penelitian --- 67

3.3. Populasi dan Sampel --- 67

3.3.1. Populasi --- 67

3.3.2. Sampel --- 68

3.4. Defenisi Operasional Penelitian --- 68

3.5. Metode Penelitian --- 69

(12)

vii

3.7. Uji Coba Instrumen --- 75

3.7.1. Uji Validitas Angket --- 75

3.7.2. Uji Reliabilitas Angket --- 77

3.8. Teknik Analisis Data --- 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian --- 80

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian --- 80

4.2.1. Etika Sosial Anak Nelayan SD Negeri 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah --- 80

4.2.2. Sikap Belajar Anak Nelayan SD Negeri 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah --- 83

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian --- 86

4.3.1. Etika Sosial Anak Nelayan SD Negeri 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah --- 86

4.3.2. Sikap Belajar Anak Nelayan SD Negeri 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah --- 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan --- 91

5.2. Saran --- 92

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Karakteristik Pemukiman Nelayan --- 62

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian --- 67

Tabel 3.2. Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert --- 70

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Angket Etika Sosial sikap Belajar --- 71

Tabel 3.4. Ringkasan Perhitungan Validitas Angket --- 77

Tabel 3.5. Interpretasi derajat reliabilitas instrumen --- 78

Tabel 3.6. Ringkasan Perhitungan Validitas Angket --- 78

Tabel 4.1. Ringkasan data hasil angket survey Etika Sosial Anak Nelayan SD Negeri 152980 Hajoran --- 81

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Penelitian --- 67

Lampiran 2. Angket Validitas Etika Sosial --- 96

Lampiran 3. Angket Validitas Sikap Belajar --- 104

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Angket Etika Sosial --- 107

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Angket Sikap Belajar --- 108

Lampiran 6. Tabulasi Uji Instrumen Angket Etika Sosial --- 109

Lampiran 7. Output Uji Validitas Etika Sosial --- 110

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Etika Sosial --- 113

Lampiran 9. Tabulasi Uji Instrumen Angket Sikap Belajar --- 114

Lampiran 10. Output Uji Validitas Sikap Belajar --- 115

Lampiran 11. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Sikap Belajar --- 118

Lampiran 12. Angket Penelitian Etika Sosial --- 120

Lampiran 13. Angket Penelitian Sikap Belajar --- 127

Lampiran 14. Tabulasi Angket Penelitian Etika Sosial --- 130

Lampiran 15. Tabulasi Angket Penelitian Sikap Belajar --- 132

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini diperlukan generasi muda yang dapat meneruskan cita-cita bangsa

Indonesia. Cita-cita ini hanya dapat dicapai melalui pendidikan. Pendidikan ini

harus dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga akan diperoleh hasil yang

diharapkan. Karena melalui proses pendidikan baik di sekolah dalam keluarga

maupun masyarakat dapat dibangun atau dikembangkan potensi anak dengan

kerjasama yang sinergis. Potensi-potensi yang dibangun meliputi : “Kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Menurut Bernando (http://bernandohutajulu.blogspot.co.id/2012/10/

pengertian-penilaian-kognitif-afektif.html) menyatakan bahwa :

Kognitif adalah kemampuan intelektual dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Kognitif ditumbuh kembangkan untuk penguasaan dan ilmu pengetahuan yang dapat mengembangkan dirinya dan keterampilan hidupnya. Afektif adalah mecakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai yang harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku berkata sopan santun, sikap disiplin, menghormati yang lebih tua (orangtua) dan menyanyangi yang lebih muda. Psikomotorik adalah berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dan hasil pekerjaan berguna. Untuk itu peserta didik harus diberi motivasi dan diasuh orangtua dalam keluarga mendukung pendidikan sehingga potensi anak berkembang optimal.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan utama dan pertama bagi seorang

anak. Sebagaimana hal ini di ungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara (dalam M.

(17)

2

pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab

kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi

pekerti tiap-tiap manusia”. Sebagai lingkungan yang pertama dan utama bagi anak

seyogyanya keluarga mampu menjadi peletak dasar dalam pembentukan karakter

yang baik yang dijadikan landasan pengembangan kepribadian anak sehingga

dapat membentuk karakter bangsa di kemudian hari yang dalam hal ini dilakukan

oleh orang tua.

Keluarga juga merupakan tempat anak belajar dan menyatakan diri sebagai

makhluk sosial. Keluarga yang memberikan dasar pembentukan tingkah laku,

watak, moral dan pendidikan bagi anak. oleh karna itu peran orang tua sangat

penting dalam mendidik anak. Dalam Undang – Undang No 23 tahun 2002 pasal

26 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa, “Orang tua berkewajiban dan

bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendiddik, dan melindungi

anak. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan

minatnya adalah kewajiban orang tua sepenuhnya”. Dengan demikian, orang tua

adalah hal utama yang merupakan dasar pembentukan kepribadian dan sikap anak

untuk perkembangan yang lebih baik berguna bagi nusa dan bangsa .

Namun kenyataannya, ada keluarga (orangtua) telah salah mendidik

anaknya. Contohnya ada anak yang ngelem, membunuh anak, menjual anak, dan

membiarkan anak merokok. Dalam kehidupan sehari – hari, tidak sedikit anak

yang menirukan kebiasaan buruk orang dewasa. Kebiasaan tersebut bahkan

berbahaya bagi anak misalnya kebiasaan merokok. Anak terbiasa melihat anggota

(18)

3

bahwa merokok adalah sesuatu yang biasa. Seperti yang diberitakan Saputra,

Hendra (dalam solopos.com, 2013) yang menyebutkan bahwa,

Hasil survei yang menyatakan 60 persen anak Sekolah Dasar (SD) pernah merokok, dinilai sangat mengejutkan. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih, mengatakan faktor utama penyebab anak pernah merokok adalah lingkungan keluarga. ”Jangan pernah merokok di depan anak-anak, karena biasanya mereka akan meniru perilaku orangtuanya.” Hal itu ditegaskan Siti Wahyuningsih saat dihubungi SOLOPOS FM dalam

acara Dinamika 103. Hal yang sama pun diungkapkan oleh Sarmidi. ”Bapak

saya tidak merokok, saya tidak merokok, anak saya juga tidak berani merokok, berarti anak perokok berawal dari pergaulan lingkungan.

Hal ini mengindikasikan bahwa sikap perilaku seorang anak dapat

ditentukan atau meniru sikap perilaku yg dilakukan dalam keluarga (ibu dan

bapak).

Perilaku aksi siswa menyimpang tentang merokok juga di muat dalam

surat kabar Sinar Indonesia Baru (22 juli) menyebutkan bahwa,

Sebanyak 4.145 pelajar SMA dan SMK Negeri di kabupaten perwakarta terindikasi merokok dan menghisap shisa. Hal ini terungkap dari pemeriksaan gigi dan mulut pertama yg dilakukan pada november 2015 lalu. jadi dari 22.605 pelajar SMA dan SMK Negeri,4145 pelajar terbukti merokok dan ada juga yang shisa, ungkap diaudin, senin (22/7). Diaudin mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dari disdikpora dan dinkes kabupaten purwakarta bertujuan untuk kembali mengecek apakah pelajar sebelumnya terindikasi masih merokok atau tidak.

Orang tua yang memberikan penanaman nilai moral yang baik, akan

menghasilkan anak yang memiliki kepribadian yang baik. Sebaliknya orang tua

yang memberikan penanaman moral yang tidak baik, akan menghasilkan anak

yang memiliki kepribadian yang buruk. Kepribadian tersebut dapat dilihat dari

(19)

4

positif atau negatif. Terlihat pada kasus – kasus berikut yang yang dimuat pada media detik.com “pada kamis, 29 agustus 2013 mengenai seorang siswa SD

didareah depok mengalami babak belur dikeroyok oleh ketiga temannya”, sama

halnya dengan kasus yang dimuat detik.com pada selasa, 14 oktober 2014

“beberapa siswa – siswi SD di bukit tinggi memukuli seorang siswi”. Begitu juga

dengan kasus yang dimuat pada redaksi kompasiana pasa 08 september 2013,

Karena tidak menerima kekalahan, salah seorang murid dari SDN 10 melempar siswa dari SD muhammadiyah. SD muhammadiyah kemudian mengejar siswa dari SDN 10. Masalah ini ternyata berlanjut. Anak-anak tersebut bubar saat wartawan berdatangan mengambil gambar karena disangka polisi. Pada tahun yang sama, para siswa terlibat tawuran. Siswa kelas 6 di SDN 12 serdang dengan SDN 07 serdang, yang berada satu komplek. Penyebabnya, siswa SDN 12 dilempari batu saat pulang sekolah menuju rumah mereka. Kedua sekolah dasar ini tawuran dengan saling melempar batu dan memukul dengan kayu. Tapi tawuran tidak berlangsung lama, karena guru dan warga lekas mengejar mereka dan menangkapnya, kemudian dibawa ke koramil.

Beberapa kasus ini membuktikan bahwa buruk nya etika, akhlak dan sikap

sosial anak serta ketidakmampuan dalam mengelola emosionalnya dengan baik

karena di usia SD ini mereka masih rentan dengan pergalakan mental dan

keinginan.

Taraf pertumbuhan dan perkembangan telah menjadikan perubahan pada

diri anak. Perubahan perilaku tidak akan menjadi masalah bagi orang tua apabila

anak tidak menunjukkan perbuatan yang buruk. Kekhawatiran akan muncul,

apabila anak telah menunjukkan tanda yang mengarah ke perilaku negatif.

Bahkan indikasi perilaku-perilaku menjadi dikhawatirkan karena sangat

menyimpang. Kenyataan dewasa ini banyak perilaku anak yang sangat membuat

(20)

5

anak di sekolah sangat kurang. Seperti yang dikatakan guru di SD 152980

Hajoran bahwa, banyaknya anak yang tidak sopan kepada guru, melawan guru,

berbicara kepada guru menghadap belakang, berdiri diatas meja atau kursi, tidak

mendengarkan apa yang dikatakan guru dan moral kepada guru sangat buruk.

Banyak anak yang malas belajar, tidak mengerjakan tugas/PR, mengerjakan PR /

pekerjaan rumah di sekolah, tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, tidak disiplin

terlambat datang ke sekolah, ribut di kelas, tidur di kelas dan mengganggu

temannya.

Dalam proses pendidikan terdapat pula etika sosial yakni peraturan yang

dianut oleh suatu tatanan sosial yang merupakan hasil kreasi manusia yang

diciptakan dengan tujuan untuk menjaga hubungan suatu masyarakat yang baik

dan harmonis. Etika sosial berlaku dalam suatu komunitas tertentu dan

mempunyai ciri tersendiri tergantung dimana orang tersebut tinggal dan adat

istiadat yang berlaku ditempat tertentu.

Dalam keseluruhan proses pendidikan sikap belajar di sekolah sangat

penting, karena belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana

proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Etika merupakan suatu hal yang mencerminkan moral setiap orang yang

harus di ketahui dan dipahami oleh semua orang yang berada dalam lingkungan

sosial dan lingkungan pendidikan (sekolah), karena di manapun dan kapanpun

seseorang selalu diperhadapkan dengan orang-orang yang ada di sekitar, dan

(21)

6

saja akan melakukan suatu hal yang melanggar norma-norma yang berlaku dalam

lingkungan tersebut atau pada kelompok-kelompok tertentu. Oleh sebab itu sangat

penting untuk menanamkan pemahaman kepada siswa mengenai etika agar

mereka mampu mengaplikasikan di dalam kehidupannya.

Jika hal ini dianggap sepele, maka secara tidak langsung akan membiarkan

siswa menjadi lebih tidak terkontrol dan bahkan tingkat penghargaan terhadap

guru akan sangat minim. Etika dalam pergaulan perlu diajarkan kepada siswa,

tujuannya agar mereka memahami dan menerapkannya di lingkungan sekolah

atau bahkan di lingkungan secara menyeluruh, misalkan etika berbicara dan

bertindak.

Sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan diperoleh siswa. Setiap

siswa memiliki karakteristik yang berbeda, begitu pula dengan kecenderungan

sikap yang dimilikinya. Sebagaimana yang kita ketahui, pembelajaran merupakan

segala usaha yang dilakukan seorang pendidik agar terjadi belajar pada diri

siswanya. Sedangkan belajar adalah proses perubahan sikap. Perubahan sikap

dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan,

dan konsistensi terhadap sesuatu. Perubahan ini merupakan salah satu indikator

keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu

pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar

peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi

(22)

7

Proses pendidikan etika sosial dan sikap belajar anak nelayan, yaitu ada

yang berbahasa santun, berakhlak mulia, menghormati orangtua termasuk

berjualan di pantai. Dan sikap belajar anak di sekolah siswa rajin mengerjakan

PR, mengumpulkan tugas tepat waktu, rajin ke sekolah, disiplin tidak terlambat

datang ke sekolah.

Namun, kenyataannya Masyarakat nelayan juga sangat memiliki persoalan

serius terkait dengan pendidikan bagi anak-anak keluarga nelayan. Meskipun

terkadang keluarga nelayan tidak terlalu menganggap persoalan ini penting, akan

tetapi persoalan pendidikan adalah persoalan yang urgen untuk kemajuan

anak-anak bangsa termasuk anak-anak-anak-anak dari keluarga nelayan. Karena anak-anak adalah

harapan bangsa, jadi anak harus di didik baik di keluarga, sekolah, maupun di

masyarakat.

Seperti yang dikatakan (Mulyadi S dalam Rahmawati), “Pekerjaan sebagai

nelayan secara mendasar banyak mengandung resiko dan ketidakpastian, karena

pekerjaan sebagai nelayan adalah memburu ikan, hasilnya tidak dapat ditentukan

kepastiannya, semuanya hampir serba spekulatif”. Oleh sebab itu penghasilan

sebagai nelayan tidak dapat dipastikan dan para nelayan dianggap kelompok

masyarakan yang terancam kemiskinan. Penghasilan mereka tidak dapat

dipastikan besar kecilnya. Hai ini dipengaruhi kondisi alam dan kekayaan alat

tangkap, dan inilah yang menjadi salah satu faktor dimana anak nelayan banyak

membantu orang tua melaut sehingga akan mempengaruhi etika sosial dan sikap

(23)

8

Seperti yang diberitakan dalam Koran Tempo Rabu, 30 januari 2013

memberitakan bahwa, “Pola pikir nelayan yang masih menganggap anaknya

sebagai aset tenaga kerja menjadi tantangan bagi pengembangan pendidikan di

sektor kelautan dan perikanan indonesia. Tidak sedikit orang tua nelayan yang

lebih memilih mengajak anaknya melaut dari pada mengantarkan ke gerbang

sekolah karena alasan keterbatasan biaya” .

Dari hasil wawancara pada tanggal 16 juni 2016 guru SD Negeri 152980

Hajoran kecamatan Pandan yang dilakukan peneliti, dikemukakannya bahwa:

etika sosial di sekolah dan sikap belajar anak nelayan masih rendah. Contoh etika

anak nelayan dalam berbicara banyak anak yang kurang memperhatikan mereka

membelakangi gurunya ketika berbicara, tidak sopan dalam menjawab

pertanyaan, ketika bertemu di luar sekolah kebanyakan anak tidak mau menyapa

melainkan muridnya sembunyi. Dan setelah pulang sekolah anak tidak langsung

pulang kerumah, melainkan ikut dengan orangtua kepantai berjualan ikan. Contoh

sikap belajar anak nelayan juga masih rendah, seperti waktu pembelajaran banyak

anak yang tidak fokus memperhatikan guru menjelaskan, mengganggu teman, ada

yang tidur, berbicara dengan teman sebangku, mengerjakan PR / pekerjaan rumah

di sekolah, ada yang tidak mengerjakan tugas, tidak disiplin datng kesekolah

terlambat. Itu semua disebabkan karena mereka di rumah lebih banyak membantu

orangtua bekerja, ada yang berjualan dan membantu orangtua bekerja

menjemurkan ikan untuk dibuat ikan asin. Begitu juga kalau bertemu di pantai

(24)

9

Berdasarkan data hasil wawancara tersebut, maka peneliti memperoleh

rata-rata data kumpulan nilai (DKN) kelas V (lima) SD 152980 Hajoran Kecamatan

Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

70 , yaitu :

Tabel 1.1 Presentase Data Kumpulan Nilai Siswa Kelas V (lima) SD 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

Tahun Jumlah

Siswa

≥ 70 ≤ 70

Tuntas (Orang) (%) Presentase (%) Tidak tuntas (Orang) Presentase (%)

Tahun 2015 25 17 68 8 32

Tahun 2014 28 19 67,85 9 32,14

Tahun 2013 26 18 69,23 8 30,77

Sumber : DKN 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Berdasarkan hal-hal yang telah di uraikan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul : “Etika Sosial dan Sikap Belajar Anak Nelayan di SD Negeri 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten

Tapanuli Tengah”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di identifikasikan

beberapa masalah dalam penelitian ini :

1. Rendahnya etika sosial anak nelayan SD Negeri 152980 hajoran kecamatan

pandan kabupaten tapanuli tengah.

2. Rendahnya sikap belajar di sekolah anak nelayan SD Negeri 152980 hajoran

(25)

10

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dibatasi pada etika

sosial dan sikap belajar anak nelayan di SD Negeri 152980 hajoran kecamatan

pandan kabupaten tapanuli tengah.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana etika sosial anak nelayan SD Negeri 152980 hajoran kecamatan

pandan kabupaten tapanuli tengah.

2. Bagaimana sikap belajar anak nelayan di SD Negeri 152980 hajoran kecamatan

pandan kabupaten tapanuli tengah.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data untuk mengetahui gambaran etika sosial anak nelayan SD

Negeri 152980 hajoran kecamatan pandan kabupaten tapanuli tengah.

2. Memperoleh data untuk mengetahui gambaran sikap belajar di sekolah anak

nelayan SD Negeri 152980 hajoran kecamatan pandan kabupaten tapanuli

(26)

11

1.6. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penelitian

ini diharapkan bermanfaat :

1. Bagi guru SD Negeri 152980 Hajoran, sebagai bahan kajian untuk lebih

memahami etika dan sikap belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran

yang efektif.

2. Bagi Orang tua, sebagai bahan dalam mendidik anak agar memiliki etika sosial

dan sikap belajar yang baik.

3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

dalam penulisan karya ilmiah dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

melakukan penelitian-penelitian yang selanjutnya sebagai bahan pertimbangan/

rujukan untuk melakukan penelitian yang relevan.

4. Bagi para pembaca, peneliti ini dapat menjadi bahan bacaan untuk menambah

khasanah pengetahuan, menambah wawasan melakukan penelitian dan

penyusunan laporan, serta menambah pengetahuan tentang etika sosial dan

sikap belajar di sekolah, diluar sekolah, dan di rumah.

5. Bagi peneliti, memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana

(27)

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Etika sosial anak nelayan SD Negeri 152980 Hajoran Kecamatan Pandan

Kabupaten Tapanuli tengah adalah baik berdasarkan data yang diperoleh yaitu

etika sosial siswa dalam keluarga nilai persentase sebesar 79%, etika sosial

dalam sekolah nilai persentase 76% dan etika sosial dalam bermasyarakat nilai

persentase 70%.

2. Sikap belajar anak nelayan SD Negeri 152980 Hajoran Kecamatan Pandan

Kabupaten Tapanuli tengah adalah baik berdasarkan data yang diperoleh yaitu

kognitif nilai persentase 61% dan afektif nilai persentase 60% serta data cukup

yang diperoleh psikomotorik nilai persentase 57% dan aktivitas belajar di

sekolah dan aktivitas belajar di rumah nilai persentase 56%.

(28)

92

5.2 Saran

1. Dalam hal etika belajar, hendaknya orang tua lebih memperhatikan anaknya

dalam kesehariannya, baik itu dalam lingkungan keluarga, dan bermasyarakat.

Dan dalam lingkungan sekolah sudah ada guru yang memperhatikan siswanya

sebagaimana tugas guru yang sebenarnya, agar siswa lebih baik dalam beretika.

2. Dalam hal sikap belajar sebaiknya orang tua tidak mencampuradukkan

pekerjaan orang tua dengan anak, sehingga anak tetap fokus dalam belajar

sehingga tidak merusak perkembangan anak dalam hal belajar.

3. Hendaknya penelitian ini dapat menjadi patokan ataupun dasar untuk penelitian

selanjutnya dalam penelitian mengenai etika sosial dan sikap belajar anak

(29)

93

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajarn Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ariswandha, Y.M., Pola Asuh Orang Tua pada Keluarga Nelayan Tradisional di Dusun Karanganom Kelurahan Karangrejo Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013. FKIP Universitas Jember (Skripsi)

Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

A.Wawan, dkk. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Manusia. Cetakan II. Yogyakarta: Nuha Medika.

2011/04/30/sikap-belajar-peserta-didik/. Di Akses 16/12/2016

Bernando. 2012. Pengertian Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik menurut Bloom. http://bernandohutajulu.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-penilaian-kognitif-afektif.html. Di Akses 23/10/2016

Bertens, K. 2004. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Bertens, K. 2013. Etika. Yogyakarta: PT. Kanisius

Crhistin, R. 2010. Pendidikan Moral Etika di Kelas dan di Sekolah. http://rezachristin091644244.blogspot.co.id/2010/06/pendidikan-moral-etika-di-kelas-dan-di.html. Di Akses 16/12/2016

Djamarah, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Rosmala. 2015. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Penerbit Unimed Press

Evelin, S. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Fabio. 2011. Aktivitas Belajar di Rumah terhadap Prestasi di Sekolah. http://fabioblackwhite.blogspot.co.id/2011/11/aktivitas-belajar-dirumah-terhadap.html. Di Akses 11/12/2016

Fedri. 2011. Etika Sosial. http://masfedri.blogspot.co.id/2011/05/etika-sosial.html. Di Akses 11/12/2016

Fitria, R. 2011. Sikap Belajar Pserta Didik. https://rizcafitria.wordpress.com/ Habbibullah. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Etika dalam Etika.

https://www.aahabbibullah.rappertasikmalaya/posts/615681678507899. Di Akses 4/12/2016

Hamalik, Omar, 2006. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung Tarsito.

Heri, E. 2014. Etika dalam keluarga. http://enjangheri.blogspot.co.id/ 2014/04/etika-dalam-keluarga.html. Di Akses 16/12/2016

Istarani, Intan. 2015. Ensiklopedi Pendidikan. CV. Iscom Medan.

(30)

94

Khairunnisa, Hemas Farah. 2014. Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja Sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu.Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung

Lidia. 2016. Etika Berdagang. https://www.jurnalasia.com/opini/etika-berdagang/. Di Akses 16/12/2016

Lonto, Lexi. 2013. Etika kewarganegaraan. Yogyakarta : Penerbit Ombak. M. Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

M. Kharisun. Karakteristik dan Peran Istri Nelayan dalam Pendapatan Keluarga di Kota Pekalongan Tahun 2014. FEB. Universitas Diponegoro Semarang (Skripsi)

Masri. Identifikasi Karakteristik Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Nelayan Sungai Limau di Kabupaten Padang Pariaman dalam Penyediaan Perumahan Permukiman Tahun 2010. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro Semarang (Tesis)

Nisa’, Khairun. (2016). Pola Asuh Para Nelayan dalam Pembentukan Karakter Anan (Studi di Desa Legung Timur Batang-batang Sumenep Madura). Youyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

Notoatmodjo S, 2003, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta Jakarta.

Purwanto. 1984. Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Putri, I., K., (2010). Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Pandhiga. Semarang. Jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Rahmawati, S., Genjik, S.B., Rustiyarso. Pengaruh Penghasilan Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak. Kalimantan Barat: Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNTAN

Rismawaty. 2008. Kepribadian dan Etika Profesi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Salam, Burhanuddin. 1997. Etika sosial Asas moral dalam kehidupan manusia.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Salam, Burhanuddin. 2000. Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sardiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudarsono, FX. 2007. Pendidikan Etika yang Terpinggirkan dan Terlupakan. Dinamika Pendidikan. No. 1/ Th. XIV / Mei 2007

Sudjana. 1992. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sumarno. 1995. Peranan Wanita Nelayan dalam Kehidupan Ekonomi Keluarga di Tegal , Jawa Tengah. Jakarta: CV. Eka Putra

(31)

95

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. . 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Shocib, M. 2000. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rineka Cipta. , M. 2010. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugeng. 2016. 15 Pengertian, Macam-macam, Fungsi, dan Manfaaat Etika Menurut Para Ahli Terlengkap. http://www.seputarilmu.com/2016/01/15-pengertian-macam-macam-fungsi-dan.html. Di Akses 4/12/2016

Vanya. 2015. Pengertian Sosial Menurut Para Ahli.

http://www.gudangteori.xyz/2015/12/pengertian-sosial-menurut-para-ahli.html. Di Akses 11/12/2016

Gambar

Tabel 1.1 Presentase Data Kumpulan Nilai Siswa Kelas V (lima) SD 152980 Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas, kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pertumbuhan sektor jasa di DKI Jakarta yang diiringi dengan besarnya sektor jasa dalam penyerapan tenaga kerja

Sikap kita terhadap budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia adalah….. Menolak semua budaya asing

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Salak (Studi Kasus: Kecamatan Pakkat, Kabupaten

Guna terciptanya pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan rakyat tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah ..... melaksanakan apa yang

Sebagai catatan kita, ternyata kecenderungan saat ini yang menempatkan harga murah dan kemudahan dalam mendapatkan barang atau layanan (cost and convinient channel) jika kita

JUDUL : MASYARAKAT TAK PERLU RISAU VIRUS ZIKA MEDIA : HARIAN JOGJA. TANGGAL : 03

Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan saksi mahkota sebagai alat bukti dalam perkara pidana perlu ditinjau ulang kembali karena bertentangan dan

1 Perusahaan harus menyesuaikan minat keahlian dengan pekerjaan para karyawan dalam perencanaan karirnya 2.. Perusahaan menetapkan tujuam