TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAPASET TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK
KOTA MEDAN
Oleh :
APRIANI SIREGAR 112102103
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
TANDA PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : APRIANI SIREGAR
NIM : 112102103
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP PADA
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN
Tanggal ... Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19550908 198103 1 005 Drs. Rasdianto, M.Si., Ak
Tanggal ... Ketua Program Studi D III Akuntansi
NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA
Tanggal ... Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
NIP. 19560407 198002 1 001
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
NAMA : APRIANI SIREGAR
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NIM : 112102103
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP ASET TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN
Medan, Juli 2014
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta karunia yang begitu besar kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir guna melengkapi salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian
tugas akhir ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. BapakProf. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, beserta seluruh dosen dan
staf pengajar lain yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang
bermanfaat kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak selaku sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan
memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Bapak Martua Ponidi, S.Si. selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Badan
Pusat Statistik Kota Medan beserta Seluruh staff dan pegawai Badan Pusat
6. Teristimewa kepada orang tua penulis, J. Siregar dan R. Simanjuntak, yang
telah membesarkan dan memberikan kasih sayang, serta memberikan
dukungan berupa moril, material, dan doa yang tiada hentinya sehingga
penulis menjadi seperti sekarang ini.
7. Kakak penulis yang telah memberi doa dan dukungan kepada penulis.
8. Kekasih hati, Maruli Setiawan, yang selalu bersedia meluangkan waktu dan
memberikan semangat serta doa kepada penulis.
9. Bapak / Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan perkuliahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi perkuliahan.
10. Teman-teman seperjuangan stambuk 2011 Program Studi DIII Akuntansi
Grup B yang saling berbagi dalam segala hal.
Semoga Tuhan memberikan balasan atas semua bantuan yang
diberikan.Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan oleh
karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi peningkatan mutu penulisan tugas akhir ini. Penulis berharap
semoga tugas akhir ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua.
Terima kasih.
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR TABEL ...v
DAFTAR GAMBAR ...vi
DAFTAR LAMPIRAN ...vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Rencana Penulisan ...4
1. Jadwal Survey/Observasi ...4
2. Rencana Isi ...5
BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat ... 7
B. Job Description ...11
C. Struktur Organisasi ...15
D. Jaringan Kegiatan ...18
E. Kinerja Usaha Terkini ...18
TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN
A. Pengertian Aset Tetap ...21
B. Penggolongan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...22
C. Cara Perolehan dan Metode Penyusutan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...25
1. Cara Perolehan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...25
2. Metode Penyusutan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...27
D. Penggantian Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...32
E. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan...34
1. Defenisi Pengendalian Intern Aset Tetap ...34
2. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...40
B. Saran ...41
DAFTAR PUSTAKA ...43
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Survei dan Penulisan Laporan Tugas Akhir ... 5
Tabel 3.1 Daftar Aset Tetap yang Dimiliki Badan Pusat Statistik Kota
Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Logo Badan Pusat Statistik Kota Medan ... 9
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Surat Permohonan Research/Survey ... 44
Lampiran 2 Surat Selesai Research/Survey ... 45
Lampiran 3 Laporan Ringkas Aset Tetap Badan Pusat Statistik Kota
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Setiap negara memiliki model pemerintahannya masing-masing untuk
mencapai kemakmuran rakyatnya. Berbagai sektor usaha dilakukan dalam
pengupayaan kemakmuran, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, maupun
pendidikan. Setiap bidangnya memiliki fungsi-fungsi tertentu, namun
perbedaan setiap bidangnya tidak menutup keterkaitan antara bidang yang
satu dan bidang lainnya. Jika dipandang dari segi laba, tidak semua usaha
pemerintahan memiliki laba, namun dapat memberi pelayanan kepada
masyarakat. Terkait dengan aktivitas pemerintahan tersebut, setiap bidangnya
memerlukan sarana dan prasarana untuk menjalankan fungsinya yang mana
hal tersebut pasti digunakan pada setiap instansi yaitu berupa aset tetap.
Aset tetap adalah harta berwujud yang memiliki masa manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material, dan digunakan untuk
kegiatan operasional normal perusahaan. Semua aset tetap memerlukan biaya
pemeliharaan dan perawatan agar dapat digunakan sesuai estimasi yang telah
ditentukan. Pengeluaran- pengeluaran guna pemeliharaan dan perawatan aset
tetap tersebut diantaranya dapat menambah masa manfaat aset tetap,
meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan kualitasnya. Aset tetap sangat
berpengaruh tehadap berbagai kegiatan operasional pemerintahan demi
tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang mendukung
2
pengawasan internal yang begitu besar terhadap aset tetap. Pengendalian dan
pengawasan tersebut dilakukan untuk melindungi aset dari pencurian,
penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aset pada lokasi yang tidak
tepat.
Pengendalian intern aset tetap merupakan kebijakan dan prosedur yang
bersifat melindungi aset dari penyalahgunaan, memastikan efektifitas dan
efesiensi penggunaanya dalam kegiatan operasional, memastikan bahwa
perundang-undangan serta peraturan berkaitan dengan aset tersebut telah
dipatuhi sebagaimana mestinya. Jika tidak ada pengendalian dan pengawasan
yang baik terhadap aset tetap, akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi
suatu instansi. Secara khusus untuk aset yang berperan utama dalam
pengoperasiannya adalah suatu hal yang fatal apabila aset tersebut memiliki
pengendalian yang tidak memadai dan mengakibatkan kerusakan. Dampak
tersebut dapat menganggu kegiatan operasional , bahkan menunda kegiatan.
Oleh karena itu, pengendalian intern atas aset tetap sangat diperlukan.
Badan Pusat Statistik Kota Medan merupakan salah satu dari beberapa
instansi pemerintah yang memiliki fungsi khusus dan menggunakan aset tetap
dalam kegiatan operasionalnya. Instansi ini bergerak dalam bidang pengolah
data statistik Medan dengan segala angka nominal yang dibutuhkan untuk
menggambarkan keadaan Medan. Laba ataupun keuntungan tidak menjadi
bagian utama dari instansi ini karena instansi ini memiliki fungsi pelayanan
kepada masyarakat. Dalam kegiatan operasinya instansi ini harus
Beraneka ragam aset tetap yang digunakan memiliki sumber dana dari
pemerintah, oleh karena itu aset tetap yang dimilikinya harus benar-benar
diperhatikan dan pengendalian yang maksimal agar tercapainya ketepatan
penggunaan dana pemerintah.
Melihat begitu besarnya pengaruh aset tetap terhadap instansi yang
dikemukakan di atas, maka penulis berkeinginan untuk membahasnya lebih
lanjut dalam bentuk tugas akhir ini yang berjudul “Sistem Pengendalian
Intern terhadap Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan”.
B. Rumusan Masalah
Setiap instansi akan selalu menghadapi permasalahan dalam kegiatan
operasionalnya. Masalah yang dihadapi berbeda antar instansi yang satu
dengan yang lainnya. Pembahasan masalah aset tetap sangatlah luas, oleh
karena itu penulis merasa perlu untuk membatasai ruang lingkup
permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini. Dalam kesempatan ini
penulis hanya akan membahas tentang “Apakah Sistem Pengendalian Intern
terhadap Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan telah diterapkan
secara efektif dan efisien?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan utama peneliti melakukan penelitian pada Badan Pusat Statistik
Kota Medan adalah:
1. Untuk memastikan Badan Pusat Statistik Kota Medan melakukan
pengendalian intern aset tetap.
4
Badan Pusat Statistik Kota Medan sudah efektif dan efisien.
Manfaat yang bisa didapat melalui penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan kepada peneliti agar dapat belajar secara
langsung mengenai suatu instansi dalm menjalankan fungsi
pengendalian intern terhadap aset tetap dan dapat menambah ilmu
pengetahuan peneliti, serta dapat membandingkan antara teori yang
didapat dari perkuliahan dengan realisasinya.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Badan Pusat Statistik
Kota Medan dalam menentukan kebijakan sistem pengendalian intern
aset tetap pada masa yang akan datang dari beberapa literature yang
diuraikan beserta saran-saran yang diberikan oleh penulis.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang nantinya dapat
bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa untuk menambah ilmu
pengetahuannya dan juga dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa junior dalam membuat paper dalam penelitiannya pada
tahun-tahun mendatang yang berkaitan dengan sistem pengendalian
internal atas aset tetap.
D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survey/Observasi
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, peneliti membuat jadwal penelitian
yang dibuat dalam bentuk tabel yang terdiri dari nomor, kegiatan dan waktu
Tabel 1.1
Jadwal Survey dan Penulisan Laporan Tugas Akhir No. Kegiatan
JUNI 2014
I II III IV
1. Pengesahan Tugas Akhir
2. Pengajuan Judul
3. Permohonan Izin Riset
4. Penunjukkan Dosen Pembimbing
5. Pengumpulan Data
6. Penyusunan Tugas Akhir
7. Bimbingan Tugas Akhir
8. Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
rencana penulisan tugas akhir yang terdiri dari jadwal survei dan
penulisan dan rencana isi.
BAB II : PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat
instansi, job description, struktur organisasi, jaringan kegiatan,
kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan Badan Pusat
6
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERN ASET TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian aset tetap,
penggolongan aset tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan,
cara perolehan dan metode penyusutan aset tetap Badan Pusat
Statistik Kota Medan, penggantian aset tetap pada Badan Pusat
Statistik Kota Medan, serta sistem pengendalian intern aset tetap
pada Badan Pusat Statistik Kota Medan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir yang terdiri
dari kesimpulan-kesimpulan serta saran-saran yang dihasilkan
a) Tersedianya data dan informasi statistik ekonomi yang lengkap,
akurat, dan tepat waktu.
b) Tersedianya data dan informasi statistik sosial dan kesejahteraan
rakyat yang lengkap, akurat, dan tepat waktu.
c) Meningkatkan manajemen survei.
2. Meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan sistem statistik
nasional yang andal, efektif, dan efisien
a) Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik.
b) Meningkatkan hubungan dengan penggunaan data.
c) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi diseminasi data dan informasi
statistik.
3. Penguatan teknologi informasi dan komunikasi
a) Meningkatnya kualitas pengolahan data dan informasi statistik.
4. Peningkatan kapasitas SDM dan penataan kelembagaan
a) Memperbaiki sumber daya manusia.
BAB III
SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP ASET TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN
A. Pengertian Aset Tetap
Aset tetap digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari
yang pada umumnya kegiatan operasional tidak dapat berlangsung tanpa
tersedianya aset tetap. Oleh karena itu, aset tetap tidak dapat diperjual-belikan
dalam kegiatan sehari-hari dan mempunyai masa manfaat lebih serta memiliki
nilai yang semakin berkurang seiring pemakaian. Dari uraian di atas, penulis
mendefenisikan aset tetap adalah aset yang digunakan dalam kegiatan
sehari-hari perusahaan dan memiliki manfaat lebih dari setahun serta memiliki nilai
penyusutan.
Berikut ini ada beberapa pendapat ahli yang menjelaskan pengertian
dari aset tetap, namun terdapat perubahan istilah pada saat ini, sehingga
pendapat tersebut masih menggunakan istilah lain dari aset tetap yaitu aktiva
tetap.
• Menurut Harnanto (2002 : 314) “aktiva tetap berwujud didefinisikan
sebagai setiap barang yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan, yang
dipakai atau digunakan secara aktif dalam operasi normal, dan
mempunyai umur atau masa kegunaan yang relatif permanen”.
B. Penggolongan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan
Banyak cara yang digunakan untuk menggolongkan aset tetap.
Keputusan setiap instansi/perusahaan dalam penggolongan aset tetap
berbeda-beda, tetapi perbedaan tersebut tidak terlampau signifikan.
Penggolongan tersebut memiliki sudut pandang masing-masing. Seperti
Syafri (1994 : 22) mengelompokkan aset tetap dalam berbagai sudut
pandang, antara lain :
a. Sudut Substansi
1. Tangible assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung,
dan peralatan.
2. Intangible assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti HGU,
HGB, goodwill-patents, copyright, hak cipta, franchise, dll.
b. Sudut Disusutkan atau Tidak
1. Depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti
building (bangunan), equipment (peralatan), machinary (mesin),
inventaris, jalan dan lain-lain.
2. Underpreciated plant assets, aktiva tetap yang tidak disusutkan
seperti land (lahan).
c. Berdasarkan Jenis
1. Lahan
2. Bangunan Gedung
3. Mesin
23
5. Perabot
6. Inventaris/Peralatan
7. Prasarana
Badan Pusat Statistik Kota Medan menggolongan aset tetap-nya menjadi
4 (empat) bagian, yaitu:
1. Tanah
2. Peralatan dan mesin
3. Gedung dan bangunan
4. Aset tetap lainnya.
Pada tabel 3.1 di bawah ini digambarkan penggolongan aset tetap pada Badan
[image:21.595.108.517.438.755.2]Pusat Statistik Kota Medan.
Tabel 3.1
Daftar Aset Tetap yang Dimiliki Badan Pusat Statistik Kota Medan
No. Kode Keterangan Jumlah Unit
31 Des 2013
1. 131111 TANAH 1.701
2. 132111 PERALATAN DAN MESIN 360
Stationary generating set 1
Minibus 1
Sepeda motor 28
Global positioning system 2
Alat bantu uji tumbuh 3
Mesin hitung elektronik/kalkulator 20
Lemari besi/metal 9
Lemari kayu 3
Rak besi 6
Brandkas 1
Locker 1
CCTV 8
Mesin absensi 1
Meja kerja kayu 34
Kursi besi/metal 83
Sice 2
Meja rapat 15
Meja komputer 4
Work station 5
AC split 16
Televisi 3
Unit power supply 6
Vertikal blind 36
Facsimile 1
PC unit 10
Laptop 20
Note book 3
Ultra mobile P.C 5
Personel komputer lainnya 1
Hard disk 1
Auto/data switch 1
Printer/peralatan personal komputer 4
Viewer/peralatan personal komputer 1
External 3
Server 1
3. 133111 GEDUNG DAN BANGUNAN 4
Bangunan gedung kantor permanen 2
Bangunan gedung tertutup permanen 2
25
Monografi 1027
Laporan 1
Serial lainnya 150
C. Cara Perolehan dan Metode Penyusutan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan
1. Cara Perolehan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistk Kota Medan Perolehan aset tetap dinilai dari metode pembayaran yang digunakan
untuk memperoleh suatu aset tersebut. Pada umumnya transaksi yang
dilakukan untuk memperoleh suatu aset tetap dengan pembayaran secara
tunai ataupun kredit. Keputusan untuk memiilih cara perolehan aset tetap
tergantung instansi/perusahaan yang memerlukannya.
Upaya perolehan aset tetap dengan kedua cara tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pembelian secara tunai
memiliki harga yang lebih murah dibanding dengan pembelian secara
kredit apabila diakumulasikan pembayarannya. Sedangkan, pembelian
secara kredit memiliki keunggulan memberi kesempatan bagi
instansi/perusahaan yang memiliki dana terbatas pada periode berjalan
untuk memperoleh aset tetap. Oleh karena itu, keputusan suatu instansi
atau perusahaan tergantung pada waktu yang mana aset tersebut akan
digunakan dan dana yang dimiliki untuk memperoleh suatu aset.
Badan Pusat Statistik Kota Medan memilih untuk memperoleh aset
tetap-nya secara tunai karena dana yang diperoleh untuk mengelola
aset, instansi ini terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada
pemerintah untuk memperoleh suatu aset. Jika pemerintah menyetujui
perolehan aset tersebut, maka dilakukan peninjauan harga aset tersebut
dan diperoleh harga yang terjangkau. Kemudian pemerintah menurunkan
sejumlah uang sesuai harga terjangkau yang telah ditinjau kepada instansi
ini. Setelah itu, Badan Pusat Statistik Kota Medan berkewajiban untuk
membeli aset tersebut secara tunai dan melaporkan kembali kepada
pemerintah bahwa aset tersebut telah diperoleh oleh instansi ini.
Terkait cara perolehan aset tetap, setiap instasnsi/perusahaan
mempunyai cara masing-masing untuk memperoleh aset tetap yang
dibutuhkannya. Menurut Rudianto (2012 : 259) ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk memperoleh aset tetap, antara lain:
1. Pembelian tunai
Aset tetap yang diperoleh melaluipembelian tunai dicatat dalam
buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh aset tetap tersebut, yaitu mencakup harga faktur aset
tetap, bea balik nama, beban angkut, beban pemasangan, dan
lain-lain.
2. Pembelian angsuran
Apabila aset tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga
perolehan aset tetap tersebut tidak termasuk bunga. Bunga selama
masa angsuran harus dibebankan sebagai beban bunga periode
27
perolehan adalah total angsuran ditambah beban tambahan seperti
beban pengiriman, bea balik nama, beban pemasangan, dll.
3. Ditukar dengan surat berharga
Aset tetap yang ditukar dengan surat berharga, baik saham atau
obligasi perusahaan tertentu, dicatat dalam buku sebesar harga pasar
saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.
4. Ditukar dengan aset tetap yang lain
Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset lain, maka
prinsip harga perolehan tetap harus digunakan untuk memperoleh
aset yang baru tersebut, yaitu aset baru harus dikapitalisasi dengan
jumlah sebesar harga harga pasar aset lama ditambah uang yang
dibayarkan (jika ada).
5. Diperoleh sebagai donasi
Jika aset tetap diperoleh sebagai donasi, maka aset etersebut dicatat
dan diakui sebesar harga pasarnya.
2. Metode Penyusutan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistk Kota Medan
Seiring lama waktu pemakaiannya, aset tetap mengalami penurunan
nilai yang dimilikinya dari nilai awal perolehan. Oleh karena itu, setiap
instansi/perusahaan perlu melakukan perhitungan estimasi masa manfaat
suatu aset, sehingga dapat mengetahui lama waktu pemakaian suatu aset
dan mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan penggantian aset
operasional perusahaan sehari-hari tanpa adanya gangguan.
Seperti yang telah dibahas di atas, aset diperoleh dengan berbagai
cara dengna nilai perolehan tertentu. Nilai perolehan adalah nilai yang
dikorbankan untuk mendapatkan suatu aset, bukan hanya harga aset tetap
semata. Namun, hal-hal lain yang mendukung perolehan aset tetap
tersebut harus diperhitungkan, seperti misalkan sebuah alat elektronik
seperti air conditioner terkadang supplier yang menjual produk tersebut
tidak menyediakan layanan jasa pemasangan air conditioner tersebut,
sehingga perusahaan harus menggunakan jasa pemasangan dari penyedia
jasa pemasangan air conditioner yang menyebabkan perusahaan wajib
mengeluarkan kembali sejumlah dana agar aset yang telah dibeli dapat
digunakan dan dana tersebut harus dimasukkan ke dalam nilai perolehan
tersebut.
Pengurangan nilai suatu aset setiap tahun/periodenya disebut dengan
istilah penyusutan aset tetap. Pada umumnya perusahaan telah
memperkirakan estimasi umur yang dimiliki suatu aset untuk digunakan
dengan keadaan produktif. Elemen lain dari perhitungan penyusutan aset
tetap disebut dengan istilah nilai sisa yang mana nilai ini adalah nilai
akhir yang dimiliki suatu aset pada tahun terakhir masa manfaatnya. Nilai
sisa setiap aset berbeda-beda tergantung kebijakan perusahaan dalam
menetapkan, namun terkadang aset tetap memiliki nilai sisa sama dengan
nol. Dengan demikian, akumulasi dari penyusutan aset tetap setiap
29
perolehan aset tersebut.
Adakalanya ketika masa manfaat aset tetap telah habis, tetapi aset
tersebut masih dapat digunakan dalam kegiatan operasional. Selain itu,
ketika aset tersebut ingin dijual kembali, namun nilai sisa yang dimiliki
dianggap terlampau rendah. Maka, instansi/perusahaan dapat melakukan
penghitungan kembali atas aset tetap tersebut untuk kedua situasi ini.
Berbeda dengan kedua situasi di atas, ada pula aset tetap satu-satunya
yang tidak perlu dilakukan penghitungan penyusutan selama masa
manfaat, bahkan dapat memiliki nilai yang yang lebih tingi atau pun
rendah terkait kondisi keadaannya yaitu tanah. Tanah tidak pernah
mengalami penyusutan, tetapi tanah dapat memiliki nilai perolehan yang
lebih tinggi dengan melakukan pengembangan tanah, seperti pagar,
pelataran parkir, dll.
Metode penyusutan yang digunakan untuk menghitung penyusutan
suatu aset bervariasi. Ada 3 metode penyusutan yang diketahui penulis
yang dapat dilakukan untuk mengesetimasi masa manfaat suatu aset,
yaitu:
1. Metode garis lurus
2. Metode menurun ganda
3. Metode penyusutan jumlah angka tahun.
Dari ketiga metode tersebut yang paling sering digunakan adalah
metode garis lurus. Begitu pula dengan Badan Pusat Statistik Kota
tetap-nya. Selain metode tersebut mudah untuk digunakan, metode
tersebut dianggap lebih efektif dan efisien. Nilai penyusutannya yang
selalu konsisten setiap tahunnya dianggap layak untuk diterapkan pada
instansi ini.
Ada beberapa hal yang membuat Badan Pusat Statistik Kota Medan
merasa perlu melakukan penyusutan terhadap aset tetap yang
dimilikinya, yaitu:
1. Penuaan fisik
Suatu aset tetap yang digunakan secara terus-menerus pasti
mengalami penurunan kinerja. Di samping itu, perubahan cuaca
yang berpengaruh pada usia aset tersebut, sehingga perlu dilakukan
penyusutan.
2. Perubahan teknologi
Semakin hari setiap orang tidak henti-hentinya untuk berkreasi dan
berinovasi untuk menjadi yang lebih baik lagi, terutama pada bidang
teknologi yang sangat jelas perubahannya. Untuk menghasilkan data
yang dapat dijangkau oleh masyarakat melalui teknologi yang dan
data yang lebih akurat karena kemajuan sistem pengolah data
statistik, maka penyusutan aset tetap diperlukan pada Badan Pusat
Statistik Kota Medan.
3. Pelaporan Aset Negara
Setiap instansi pemerintahan wajib melaporkan keuangan termasuk
31
pemerintah pusat mengetahui estimasi manfaat aset yang dimiliki
negara untuk digunakan dalam kegiatan kenegaraan.
Penghitungan penyusutan ini dilakukan sejak aset tersebut diperoleh
oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan. Metode garis lurus digunakan
untuk memperoleh nilai penyusutan yang konstan dan dibebankan pada
tiap periode pelaporan keuangan. Terkait dengan metode penyusutan aset
tetap, Dunia (2005 : 156-159) berpendapat bahwa penyusutan aset tetap
dapat dilakukan dengan empat cara, antara lain :
1. Metode garis lurus (Straight line)
Beban penyusutan dalam metode garis lurus dialokasikan
berdasarkan berlalunya waktu. Oleh karena itu, metode ini
menghasilkan jumlah beban penyusutan periodik yang sama selama
masa manfaat dari aktiva tetap tersebut.
2. Metode jumlah unit produksi (Units-of-production)
Dalam metode jumlah unit produksi, manfaat taksiran dari aktiva
tetap (estimated useful life) dinyatakan dalam jumlah unit dari
kapasitas produksi seperti jumlah jam atau km. Penyusutan dihitung
dalam dua tahap. Tahap pertama menentukan tarif penyusutan untuk
setiap unit produksi, dan tahap berikutnya menetukan beban
penyusutan untuk suatu periode akuntansi dengan mengalikan tarif
penyusutan per unit dengan jumlah unit produksi yang sesungguhnya
digunakan selama periode tersebut.
Dalam metode saldo menurun, penyusutan yang dibebankan pada
tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya akan semakin menurun.
Untuk menerapkan metode ini, biasanya tarif penyusutan yang
digunakan adalah dua kali dari tarif metode garis lurus.
4. Metode jumlah angka tahun (Sum-of-years Digits)
Metode jumlah angka tahun sama dengan saldo menurun, di mana
beban penyusutan semakin menurun setiap tahun selama masa
pemakaiannya. Beban penyusutan dihitung dengan mengalikan harga
perolehan dikurangi nilai sisa taksiran dengan suatu pecahan. Angka
penyebut (denominator) dari pecahan tersebut adalah jumlah angka
dari angka-angka tahun.
D. Penggantian Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan
Meskipun aset tetap memiliki masa manfaat yang panjang, namun
adakalanya aset tetap tersebut tidak layak digunakan lagi atau masa
manfaatnya telah habis, sehingga perlu dilakukan penggantian aset dengan
yang lebih layak pakai. Aset tetap juga dapat digantikan dengan adanya
kemajuan teknologi yang memicu pengguna untuk menggunakan teknologi
yang terbaru agar hasil dari penggunaan suatu aset ataupun kinerja pengguna
aset semakin optimal. Penggantian aset dilakukan selalu dengan alasan
tertentu.
Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan, penggantian aset dilakukan
dengan berbagai cara, seperti :
33
Cara ini dilakukan karena aset tersebut sudah tidak fungsional digunakan
dalam kegiatan operasional instansi ini. Di samping itu, aset ini tidak
memiliki nilai buku atau pun nilai pasar yang layak untuk dijual kembali
2. Dengan cara dijual
Cara ini dilakukan dengan cara mengestimasi kembali nilai buku yang
layak untuk aset tetap tersebut. Biasanya aset yang dijual merupakan aset
yang mengalami penggantian karena kemajuan teknologi yang begitu
cepat yang memaksa aset tersebut harus diganti. Aset ini juga telah lama
di-nonaktifkan dalam kegiatan operasional yang mana pada saat
pemberhentiaannya, aset ini masih memiliki nilai buku ataupun nilai
pasar.
Prosedur penggantian aset tetap pada instansi ini tidak semudah penggantian
aset tetap yang dilakukan pada perusahaan swasta. Karena aset yang dimiliki
Badan Pusat Statistik Kota Medan berasal dari kas negara, maka penggantian
aset tetap khususnya dengan cara dijual harus mendapat persetujuan dari
pemerintah pusat. Persetujuan ini diperoleh dengan mengajukan surat
permohonan kepada pemerintah dan mendapat ijin penjualan aset tetap dari
pemerintah pusat. Hasil penjualan aset tersebut pun harus dilapor kembali
kepada pemerintah bahwa benar adanya penjualan aset tetap negara dengan
nominal tertentu. Sementara itu, untuk aset yang diganti dengan cara dibuang
dilakukan penghapusan aset dari daftar akun aset tetap.
Menurut Dunia (2005 : 161-164) penggantian aset tetap melalui
1. Penghapusan aktiva tetap
Apabila aktiva tetap sudah tidak bermanfaat lagi dan tidak mempunyai
nilai sisa atau nilai pasar, maka dapat dihapuskan (discarded).
2. Penjualan aktiva tetap
Apabila suatu aktiva tetap dijual, perusahaan mungkin pelang pokok,
menderita rugi, atau memperoleh keuntungan.
3. Penukaran aktiva tetap
• Penukaran dapat dilakukan dengan aktiva tetap yang sejenis atau
dapat juga ditukar dengan aktiva tetap yang tidak sejenis.
• Dalam penukaran aktiva tetap harus ditentukan nilai tukarnya yang
jumlahnya mungkin lebih besar atau lebih kecil dari nilai buku.
• Selisih anatara nilai tukar aktiva yang lama dengan harga aktiva
yang baru merupakan jumlah yang harus dibayar atau yang
terhutang.
• Keuntungan diperoleh dalam penukaran aktiva tetap yang sejenis
apabila nilai tukar melebihi nilai buku. Keuntungan ini tidak diakui
dalam penyajian laporan keuangan, dan dikurangkan pada harga
aktiva tetap yang baru.
E. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan
1. Defenisi Pengendalian Intern
Pengendalian intern adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk
35
tetap-nya. Sedangkan sistem pengendalian intern merupakan rancangan
yang dibuat untuk melakukan pengendalian intern itu sendiri. Setiap
perusahaan mewajibkan adanya pengendalian internal untuk
mempertahankan keemanan perusahaannya dari gangguan yang berasal
dari dalam perusahaan. Badan Pusat Statistik Kota Medan sebagai salah
satu instansi pemerintah harus melakukan pengendalian intern agar setiap
laporan yang disampaikan kepada pemerintah dapat diandalkan karena
telah dilakukan sesuai prosedur
Pengendalian intern dilakukan tidak hanya untuk mengontrol, tetapi
juga untuk memastikan bahwa efektivitas dan efisiensi kegiatan
operasional telah dilakukan. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk
memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi perundang-undangan dan
kebijakan yang ada di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan.
Tanggung jawab pengendalian intern biasanya dibebankan kepada
manajer dan audit internal, meskipun demikian semua karyawan dalam
suatu perusahaan juga memiiliki tanggung jawab atas pengendalian
intern perusahaan tersebut.
IAPI (2011 : 319.2) mendefenisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
2. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan
digunakan suatu perusahaan untuk mengamankan asetnya, mengecek
kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi
dan efektifitas operasi, serta mendorong ketaatan pada
kebijakan-kebijaksan yang telah ditetapkan pimpinan. Keberhasilan pengendalian
intern ditentukan oleh sitem yang diajalankan dalam pengendalian
tersebut. Semakin baik sistem yang digunakan, semakin baik pula
pengendalian perusahaan tersebut dan kegiatan operasional dapat tetap
stabil dengan asumsi tidak adanya gangguan dari luar perusahaan.
Sistem pengendalin intern aset tetap hanya terfokus pada keamanan
aset tetap suatu perusahaan. Pengendalian intern terhadap aset tetap
dilakukan untuk menjaga keawetan aset tetap, efektifitas fungsi aset tetap
dari penyalahgunaan, serta keamana aset tetap dari penyelengawengan.
Apabila hal ini dilakukan dapat mempertahankan estimasi manfaat suatu
aset ataupun memperpanjang estimasi manfaatnya.
Badan Pusat Statistik Kota Medan selaku instansi penyedia jasa
statistik berkewajiban melakukan pengendalian intern terhadap aset
tetap-nya. Selain untuk kepentingan instansi tersebut dalam
menghasilkan data statistik yang akurat, tetapi juga untuk laporan
pertanggung jawaban pelaksanaan kepada pemerintah. Peraturan tentang
pengendalian intern Badan Pusat Statistik Kota Medan juga telah
diperintahakan oleh Badan Pusat Statistik Pusat dalam Peraturan Kepala
Badan Pusat Statistik Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
37
Statistik.
Menurut Dunia (2005 : 152) aspek-aspek pengendalian internal yang
baik dari aktiva tetap adalah:
1. Persetujuan untuk pengeluaran aktiva tetap biasanya dilakukan oleh berbagai tingkat manajemen, tergantung pada jenis dan harga aktiva tetap yang bersangkutan.
2. Perusahaan harus mempunyai kebijaksanaan keuangan atau akuntansi secara tertulis mengenai kapitalisasi, untuk membedakan pengeluaran yang merupakan aktiva tetap dan pengeluaran yang bukan aktiva tetap, sehingga dapat mencatat aktiva tetap dengan tepat.
3. Adanya kebijaksanaan dan prosedur mengenai pengadaan aktiva tetap, penjualan, pembesituaan, dan pemindahannya dari bagian ke bagian lain atau antar cabang dan sebagainya.
4. Menyelenggarakan buku-buku tambahan atau kartu-kartu aktiva tetap dan melakukan penghitungan fisik atas aktiva tetap secara periodik atau berkala.
5. Mengasuransikan aktiva tetap untuk jumlah yang cukup dari bencana tertentu, seperti kebakaran atau bencana lainnya, dan kerugian karena kehilangan atau dicuri.
Aspek-aspek di atas telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota
Medan. Aset tetap yang dimiliki oleh instansi ini ada banyak dan
bermacam-macam sesuai kebutuhan setiap bagian yang ada di dalamnya.
Setiap kepala bagian bertanggung jawab atas pengendalian dan pelaporan
aset yang ada pada bagian tersebut kepada pimpinan instansi ini.
Perolehan aset untuk masing-masing bagian pun harus mendapat
persetujuan dari pimpinan agar surat pengajuan permintaan perolehan
aset tetap disampaikan kepada pemerintah. Pada setiap ruangan bagian
Badan Pusat Statistik dicantumkan aset-aset yang ada pada ruangan
tersebut beserta jumlahnya dan aset tetap tersebut masing-masing diberi
kemudahan pengendalian aset tersebut, bagian tata usaha instansi ini
memiliki tugas tanggung jawab merekapitulasi seluruh aset tetap yang
ada, sehingga setiap aset memiliki kartunya masing-masing sesuai kode
yang dimiliki aset dan keadaannya.
Begitu pula dengan prosedur pengendalian yang dikemukakan oleh
Tunggal (1995 : 27) telah dilakukan oleh Badan Pusat Pusat Statistik
Kota Medan seperti yang dijelaskan uraian di atas, yaitu:
1. Pemisahan tugas yang cukup
2. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas 3. Dokumen dan catatan yang memadai
4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan 5. Pengecekan independen atas pelaksanaan
Dalam kesehariannya, karyawan yang ada pada Badan Pusat Statistik
Kota Medan juga menjaga pengendalian intern terhadap aset tetap yang
ada di ruangan masing-masing ataupun yang diberikan kepercayaan
menggunakannya untuk menjalankan tugasnya. Jika dipandang dari segi
efisiensi dan efektifitas penggunaan aset tetap, penggunaan aset tetap
sudah efektif dan efisien. Penggunaan aset tetap digunakan pada jam
kerja saja dan setelah jam kerja selesai seluruh aset elektronik
dinonaktifkan untuk menjaga keawetan aset tetap. Hanya saja untuk aset
tetap yang non-elektronik kurang diperhatikan oleh sebagian karyawan
seperti meja dan lemari yang jarang digunakan ataupun digunakan hanya
untuk penyimpanan, sehingga jika diperhatikan dengan seksama
kebersihan aset tetap tersebut kurang mendapat perhatian yang mana hal
sepele ini memberikan peluang berkurangnya estimasi manfaat aset
39
Menurut Tunggal (1995 : 85) ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan pada aset tetap dalam pengendalian internnya, antara lain:
a. Perolehan dari aktiva tetap harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. Jika ada anggaran pembelian, maka penyimpangan antara anggaran dengan harga perolehan harus dianalisis.
b. Penjualan ataupun penarikan aktiva tetap dari operasi perusahaan harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang
c. Adanya suatu kebijakan mengenai kapitalisasi dari pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap, misalnya: pengeluaran yang lebih dari Rp 200.000,- dikapitalisasi.
d. Pencataatn yang cukup harus diadakan. Catatan yang lengkap untuk masing-masing aktiva tetap disebut kartu aktiva tetap.
e. Adakan penghitungan fisik secara fisik paling sedikit setahun sekali f. Aktiva yang dibuat oleh perusahaan harus secara berhati-hati
ditaksir/diperkirakan terlebih dahulu dan kemudian pada setiap tingkat penyelesaian harus dibandingkan dengan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan perbedaan atau efisiensinya. g. Catatan aktiva tetap harus dinyatakan secara rinci untuk mengetahui
berapa jumlah biaya yang yang tercakup di dalamnya.
h. Pengendalian secara teratur barang yang telah tidak dipakai lagi (usang) harus dilaksanakan.
i. Penelitian secara berkala terhadap aktiva dsan penelaahan terhadap assuransi harus dilakukan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengendalian intern terhadap aset
tetap Badan Pusat Statistik Kota Medan, maka penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sistem pengendalian intern aset tetap telah dijalankan dengan efektif
yang mana Badan Pusat Statistik Kota Medan memperoleh aset tetapnya
dengan cara pembelian tunai, sehingga harga perolehan aset tetap lebih
murah dibanding dengan peroleh secara angsuran/kredit
2. Sistem pengendalian intern atas perolehan aset tiap-tiap bagian pada
Badan Pusat Statistik Kota Medan telah dilakukan sesuai prosedur yang
mana aset tersebut telah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi dan
pemerintah.
3. Metode penyusutan yang diterapkan oleh instansi sudah efektif, dimana
dalam penyusutannya aset tetapnya menggunakan metode garis lurus
yang dianggap lebih sederhana dan mudah diterapkan untuk semua jenis
aset tetapyang didasarkan atas pertimbangan dan alasam yang layak dan
sesuai dengan kebijakan pemerintah yang pada umumnya menggunakan
metode garis lurus.
4. Sistem pengendalian intern terhadap aset tetap instansi ini telah
41
5. memiliki kartu aset dan pada tiap ruangan bagian dicantumkan kondisi
aset beserta jumlahnya. Kepala bagian ruangan pun beratnggung atas
pengendalian aset tesebut. Aset tetap elektronik yang penggunaannya
oleh karyawan diberikan kepada karyawan yang benar-benar ahli dalam
aset tersebut ataupun telah diberi pelatihan khusus atas penggunaan aset
tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan melihat keadaan yang ada pada
perusahaan, penulis mencoba untuk memberikan saran-saran yang mungkin
berguna bagi Badan Pusat Statistik Kota Medan. Saran-saran tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Sebaiknya Badan Pusat Statistik Kota Medan memberikan perhatian
kecil berupa perawatan terhadap aset tetap yang masih memiliki nilai
pasar, namun jarang digunakan agar estimasi nilainya tidak berkurang
jauh.
2. Sebaiknya tata letak aset tetap yang tidak difungsikan lagi dimuat dalam
satu ruangan khusus serta dikelompokkan berdasarkan jenis asetnya,
sehingga pengendalian terhadap aset yang tidak digunakan lagi dapat
dilakukan dengan mudah.
3. Sebaiknya Badan Pusat Statistik Kota Medan mempertimbangkan
metode penyusutan yang lain untuk beberapa aset tetap seperti kendaraan
bermotor dan mobil yang diperkirakan memiliki masa manfaat yang
sewaktu-waktu dapat digantikan dengan perubahan teknologi yang semakin hari
semakin berkembang.
4. Sebaiknya aset tetap yang dipercayakan kepada karyawan diikut sertakan
pencatatan dalam kartu aset tiap ruangan beserta kondisinya agar dapat
diketahui dengan jelas keberadaan aset tersebut dan kondisinya.
5. Sebaiknya diadakan pengecekan fisik atas seluruh aset tetap Badan Pusat
Statistik Kota Medan setiap bulannya agar dapat mengetahui
43
DAFTAR PUSTAKA
Dunia, Firdaus A, 2005. Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 2, Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
Harahaf, Sofyan Syafri, 1999. Akuntansi Aktiva Tetap, Akuntansi Pajak, Revaluasi, Leasing, Edisi 1, Penerbit PT Raja Grafindo Persada , Jakarta
Harnanto, 2002.Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Penerbit: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Indriantoro, Nur, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama,Penerbit: BPFE Yogyakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia, 2011. Standar Profesional Akuntan Publik, Per 1 Maret 2011, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Rudianto, 2012. Pengantar Akuntansi, Penerbit: Erlangga, Jakarta.