• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI ORANG TUA, MINAT BELAJAR MATEMATIKA, DAN PROBLEMA REMAJA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 200920

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI ORANG TUA, MINAT BELAJAR MATEMATIKA, DAN PROBLEMA REMAJA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 200920"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI

ORANG TUA, MINAT BELAJAR MATEMATIKA, DAN

PROBLEMA REMAJA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

OLEH

LIA ROSINA ANGGREINI K1303046

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI

ORANG TUA, MINAT BELAJAR MATEMATIKA, DAN

PROBLEMA REMAJA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

OLEH

LIA ROSINA ANGGREINI K1303046

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Lia Rosina Anggreini. PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR

DARI ORANG TUA, MINAT BELAJAR MATEMATIKA, DAN PROBLEMA REMAJA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) ada atau tidak adanya

pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap prestasi belajar

matematika, (2) ada atau tidak adanya pengaruh minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika, (3) ada atau tidak adanya pengaruh problema remaja

terhadap prestasi belajar matematika, (4) ada atau tidak adanya interaksi

pemberian motivasi belajar dari orang tua dan minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika, (5) ada atau tidak adanya interaksi pemberian

motivasi belajar dari orang tua dan problema remaja terhadap prestasi belajar

matematika, (6) ada atau tidak adanya interaksi minat belajar siswa dan problema

remaja terhadap prestasi belajar matematika, (7) ada atau tidak adanya interaksi

pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar siswa, dan problema

remaja terhadap prestasi belajar matematika.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali

semester 1 tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah 210 siswa yang terbagi

dalam lima kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A dan VIII-B,

berjumlah 78 siswa yang diambil dengan cara cluster random sampling yaitu

dipilih dua kelas secara acak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

metode angket untuk data pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

matematika, dan problema remaja dan metode dokumentasi untuk data prestasi

belajar matematika. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis

variansi tiga jalan dengan sel sama 3x3x3. Sebelumnya dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan

(6)

commit to user

vi

Setelah diadakan penelitian dan perhitungan dengan teknik analisis

variansi tiga jalan dengan sel tak sama, akan diambil kesimpulan sesuai dengan

aturan jika Fobs > Ftabel maka H0 ditolak, sedangkan jika Fobs < Ftabel maka H0 tidak

ditolak. Dari perhitungan, kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Ada

pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap prestasi belajar

matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs = 7,25 > 3,15 = F tabel ,

dengan demikian H0A ditolak, (2) Ada pengaruh minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs = 6,49 > 3,15

= F tabel, dengan demikian H0B ditolak, (3) Ada pengaruh problema remaja

terhadap prestasi belajar matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs =

4,36 > 3,15 = F tabel, dengan demikian H0C ditolak, (4) Tidak adanya interaksi

pemberian motivasi belajar dari orang tua dan minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs = 1,12 < 2,52

= F tabel, dengan demikian H0AB tidak ditolak, (5) Tidak ada interaksi pemberian

motivasi belajar dari orang tua dan problema remaja terhadap prestasi belajar

matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs = 1,60 < 2,52 = F tabel, dengan

demikian H0AC tidak ditolak, (6) Tidak ada interaksi minat belajar siswa dan

problema remaja terhadap prestasi belajar matematika, berdasarkan perhitungan

diperoleh Fobs = 0,68 < 2,52 = F tabel, dengan demikian H0BC tidak ditolak, (7)

Tidak ada interaksi pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar siswa,

dan problema remaja terhadap prestasi belajar matematika, berdasarkan

perhitungan diperoleh Fobs = 0,74 < 2,10 = F tabel, dengan demikian H0ABC tidak

(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Lia Rosina Anggreini. THE EFFECT OF LEARNING MOTIVATION

GIVEN BY PARENTS, LEARNING MATHEMATIC INTEREST, AND ADOLESCENT PROBLEM TOWARD MATHEMATIC LEARNING ACHIEVEMENT OF EIGHT’S GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 5 BOYOLALI YEAR OF STUDY 2009/2010. Thesis. Surakarta: Teaching and Education Faculty Sebelas Maret University, July 2010

The purpose of this research is to know if: (1) there is influence of learning

motivation given by parents toward learning mathematic achievement, (2) there is

influence of learning mathematic interest toward learning mathematic

achievement, (3) there is influence of adolescent problem toward learning

mathematic achievement, (4) there is interaction between learning motivation

given by parents and learning mathematic interest toward learning mathematic

achievement, (5) there is interaction between learning motivation given by

parents and adolescent problem toward learning mathematic achievement, (6)

there is interaction beetween learning mathematic interest and adolescent problem

toward learning mathematic achievement, (7) there is interaction between learning

motivation given by parents, learning mathematic interest and adolescent problem

toward learning mathematic achievement.

The population of this research is eight’s grade students of SMP Negeri 5

Boyolali at first semester year of study 2009/2010 consist of 210 students devided

into five classes. The sample of this research is class VIII-A and VIII-B, total 78

students taken by cluster random sampling, randomly chosen two classes. Data

collecting technique used is questionnaire methode for data of learning motivation

given by parents, learning mathematic interest, and adolescent problem and

documentation methode for data of learning mathematic achievement. Analysis

technique used is three-ways analysis of variance technique with unequal cell

3x3x3. Before that, we use normality test by Lilliefors methode and homogenity

test by Bartlett methode.

After we did research and calculate by three-ways analysis of variance

(8)

commit to user

viii

Fobs>Flist so H0 is rejected, while if Fobs < Flist so H0 is not rejected. From the

calculation, the conclution of this research are : (1) There is influence of learning

motivation given by parents toward learning mathematic achievement, based on

calculation we got result Fobs = 7,25 > 3,15 = F list, so H0 is rejected, (2) There is

influence of learning mathematic interest toward learning mathematic

achievement, based on calculation we got result Fobs = 6,49 > 3,15 = F list, so H0 is

rejected, (3) There is influence of adolescent problem toward learning

mathematic achievement, based on calculation we got result Fobs = 4,36 > 3,15 =

F list, so H0 is rejected, (4) There is no interaction between learning motivation

given by parents and learning mathematic interest toward learning mathematic

achievement, based on calculation we got result Fobs = 1,12 < 2,52 = F list, so H0AB

is not rejected, (5) There is no interaction between learning motivation given by

parents and adolescent problem toward learning mathematic achievement, based

on calculation we got result Fobs = 1,60 < 2,52 = F list, so H0AC is not rejected, (6)

there is no interaction beetween learning mathematic interest and adolescent

problem toward learning mathematic achievement, based on calculation we got

result Fobs = 0,68 < 2,52 = F list, so H0ABC is not rejected, (7) There is no

interaction beetwen learning motivation given by parents, learning mathematic

interest and adolescent problem toward learning mathematic achievement, based

(9)

commit to user

ix

MOTTO

“Sedikit pengetahuan yang digunakan untuk berkarya sungguh lebih berharga daripada

banyak pengetahuan yang disimpan saja.”

(Kahlil Gibran)

“Tidak ada orang yang melampaui fajar tanpa melalui malam.”

(anonim)

“Segala sesuatu ada waktunya, apa yang tercipta merupakan jawaban dari putaran waktu

yang telah Allah sediakan. Nikmati hidup apa adanya karena semua berawal dari sana.

Yakin segala sesuatu ada waktunya dan terjadi tepat pada waktunya.”

(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Sebuah karya bagi mereka yang menantikan saat-saat indah ini.

Bapak dan Ibu, semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan guyuran rahmat kepada keduanya.

Bapak dan Ibu di Boyolali, untuk semangat dan doa yang selalu ada dan akan terus mengalir.

(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas pertolongan yang

tak terkira dan nikmat sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Problema Remaja dan Minat Belajar Matematika

Terhadap Prestasi Belajar Matematika”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar

kesarjanaan pada Program Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa pada proses penyusunan skripsi ini banyak

bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS yang telah

memberikan izin menyusun skripsi ini.

2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang

telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

3. Triyanto, S.Si, M.Si, Ketua Program P. Matematika FKIP UNS yang telah

memberikan izin menyusun skripsi ini.

4. Drs. Mardjuki, M.Si. Pembimbing I yang telah membimbing penulis hingga

skripsi ini dapat tersusun.

5. Ristu Saptono, S.Si, M.T. Pembimbing II yang telah membimbing penulis

hingga skripsi ini dapat tersusun.

6. Kirdjono, S.Pd, M.M. Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Boyolali yang telah

memberi ijin tryout demi kelancaran penulisan skripsi.

7. Dra. Hj. Widhiani PN, M.Si. Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Boyolali yang

telah memberi ijin penelitian demi kelancaran penulisan skripsi.

8. FX Windoe Poernomo, S.Pd. Guru Matematika SMP Negeri 5 yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan serta meluangkan waktu untuk

membantu terlaksananya penelitian ini.

9. Kedua orang tuaku dan Bapak/Ibu Boyolali yang selalu memberikan doa

restu, kasih sayang dan dukungan yang tak ternominalkan.

(12)

commit to user

xii

11. Jojo dan Danang, terimakasih telah memberi warna dalam hidupku, I love u

all..

12. Mas Sofyan Pasca UNS, untuk les privatnya….

13. Teman-teman P.Math ’03 atas segala kebersamaan dan kenangan kita

bersama.

14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan

dari Allah SWT. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya, bagi dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2010

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vii

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Prestasi Belajar Matematika ... 8

a. Prestasi... ... 8

b. Belajar... 8

c. Prestasi Belajar... 10

d. Hakekat Matematika... 11

e. Pengertian Prestasi Belajar Matematika... 12

(14)

commit to user

xiv

2. Motivasi Belajar... 13

a. Pengertian Motivasi ... 13

b. Teori-teori Motivasi ... 14

c. Macam-macam Motivasi... 16

d. Fungsi Motivasi……… 17

e. Cara Memotivasi Anak……… 17

f. Tugas dan Tangung Jawab Orang Tua Dalam Keluarga.. 19

g. Bentuk Motivasi dari Orang Tua... 19

h. Indikator Motivasi Belajar dari Orang Tua………. 20

3. Minat………. 21

4. Problema Remaja………. ... 24

a. Pengertian Remaja………. ... 24

b. Tugas-tugas Perkembangan Usia Remaja………. .. 26

c. Pengertian Tentang Problema Remaja…. ... 27

B. Penelitian yang Relevan ... 31

C. Kerangka Berfikir ... 32

D. Perumusan Hipotesis……… 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

1. Tempat penelitian ... 37

2. Waktu Penelitian ... 37

B. Metode Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi………. 37

2. Sampel………... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Metode Pengumpulan Data……… 38

2. Instrumen Penelitian………... 39

E. Variabel Penelitian ... 41

1. Variabel Bebas……… 41

(15)

commit to user

xv

F. Teknik Analisis Data ... 43

1. Uji Normalitas……… ... 43

2. Uji Homogenitas……… ... 44

3. Analisis Variansi Tiga Jalan……….. 45

4. Uji Komparasi Ganda……… 49

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 52

A. Deskripsi Data ... 52

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 52

2. Data Skor Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua ... 54

3. Data Skor Minat Belajar Siswa ... 55

4. Data Skor Problema Remaja ... 55

5. Data Skor Prestasi Belajar Matematika ... 55

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 56

1. Uji Normalitas………. .. 56

2. Uji Homogenitas………... 57

C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 58

1. Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama ... 58

2. Uji Lanjut Pasca Anava... 59

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 61

1. Hipotesis Pertama ... 61

2. Hipotesis Kedua ... 62

3. Hipotesis Ketiga ... 63

4. Hipotesis Keempat ... 63

5. Hipotesis Kelima ... 64

6. Hipotesis Keenam ... 64

7. Hipotesis Ketujuh ... 65

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Implikasi... 69

1. Implikasi Teoritis ... 69

(16)

commit to user

xvi

C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Notasi dan Tata Letak Data ... 46

Tabel 3.2 Rangkuman analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama ... 49

Tabel 4.1 Rangkuman data prestasi belajar matematika siswa ... 56

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas ... 57

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Analisis Uji Homogenitas ... 57

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama ... 58

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Komparasi Antar Baris ... 59

Tabel 4.8 Rangkuman Uji Komparasi Antar Kolom ... 60

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua

(Try Out) ... 75

Lampiran 2 Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua (Try Out) ... 77

Lampiran 3 Uji Konsistensi Internal Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua ... 82

Lampiran 4 Lembar Validasi Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua ... 83

Lampiran 5 Reliabilitas Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua ... 88

Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua ... 89

Lampiran 7 Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua ... 90

Lampiran 8 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Matematika (Try Out) ... 94

Lampiran 9 Angket Minat Belajar Matematika (Try Out) ... 96

Lampiran 10 Uji Konsistensi Internal Angket Minat Belajar Matematika .. 102

Lampiran 11 Lembar Validasi Angket Minat Belajar Matematika ... 104

Lampiran 12 Reliabilitas Angket Minat Belajar Matematika ... 108

Lampiran 13 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Matematika ... 110

Lampiran 14 Angket Minat Belajar Matematika ... 112

Lampiran 15 Kisi-kisi Angket Problema Remaja (Try Out) ... 117

Lampiran 16 Angket Problema Remaja (Try Out) ... 118

Lampiran 17 Uji Konsistensi Internal Angket Problema Remaja ... 124

Lampiran 18 Lembar Validasi Angket Problema Remaja... 126

Lampiran 19 Reliabilitas Angket Problema Remaja ... 130

Lampiran 20 Kisi-kisi Angket Problema Remaja... 132

Lampiran 21 Angket Problema Remaja ... 133

Lampiran 22 Data Induk Penelitian ... 138

(19)

commit to user

xix

Orang Tua Rendah ... 141

Lampiran 24 Uji Normalitas Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua Sedang ... 143

Lampiran 25 Uji Normalitas Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua Tinggi ... 145

Lampiran 26 Uji Normalitas Angket Minat Belajar Matematika Rendah.... 147

Lampiran 27 Uji Normalitas Angket Minat Belajar Matematika Sedang .... 149

Lampiran 28 Uji Normalitas Angket Minat Belajar Matematika Tinggi ... 151

Lampiran 29 Uji Normalitas Angket Problema Remaja Rendah ... 153

Lampiran 30 Uji Normalitas Angket Problema Remaja Sedang ... 155

Lampiran 31 Uji Normalitas Angket Problema Remaja Tinggi ... 158

Lampiran 32 Uji Homogenitas Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua ... 160

Lampiran 33 Uji Homogenitas Angket Minat Belajar Matematika ... 163

Lampiran 34 Uji Homogenitas Angket Problema Remaja ... 166

Lampiran 35 Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama ... 169

Lampiran 36 Uji Komparasi Ganda... 178

Lampiran 37 Daftar Tabel ... 181

(20)

commit to user

xx

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jum’at

Tanggal : 9 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi :

Ketua : Triyanto, S.Si, M.Si. (………)

Sekretaris : Dyah Ratri Aryuna, S.Pd, M.Si. (………)

Anggota I : Drs. Mardjuki, M.Si (………)

Anggota II : Ristu Saptono, S.Si, M.T (………)

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

(21)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Salah satu

faktor penentu bagi kelestarian dan kemajuan bangsa adalah sektor pendidikan.

Pendidikan bukan hanya sekedar media dalam menyampaikan dan meneruskan

kebudayaan dari generasi ke generasi, melainkan dapat menghasilkan perubahan

dan pengembangan kemajuan kehidupan bangsa. Keberhasilan program

pendidikan dapat membantu kelancaran pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilakukan di dalam keluarga, sekolah,

dan masyarakat. Keberhasilan pendidikan nasional tanggung jawab bersama

antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Peningkatan mutu pendidikan pada masyarakat terutama anak-anak

bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau sekolah saja, melainkan juga

merupakan tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan

prinsip yang diberikan oleh Ki Hajar Dewantoro bahwa pendidikan menurut

tempatnya dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan di dalam keluarga, pendidikan

di dalam sekolah, dan pendidikan di dalam masyarakat.

Dalam kaitannya dengan pendidikan yang berlangsung di dalam

keluarga, orang tua mempunyai tugas untuk mendidik dan membimbing

putra-putrinya dengan baik. Orang tua berkewajiban memberikan dasar-dasar

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan kepada putra-putrinya, karena dalam

keluarga anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya. Keberhasilan

orang tua dalam menanamkan sikap dan pengertian yang baik akan menunjang

keberhasilan pendidikan di sekolah dan di masyarakat. Salah satu hal yang

penting dalam menunjang pendidikan dalam keluarga adalah sikap dan pengertian

orang tua terhadap pentingnya pendidikan sekolah bagi putra-putrinya. Orang tua

harus menyadari bahwa kebutuhan sekolah merupakan kebutuhan anak untuk

bekal hidup saat terjun di masyarakat.

(22)

commit to user

Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor di dalam diri siswa

(intern) dan faktor dari luar siswa (ekstern). Faktor dari dalam diri siswa

merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar.

Hal tersebut dapat dipahami sebab dalam proses belajar sasaran utamanya adalah

individu sebagai subjek belajar.

Salah satu faktor ekstern yang ikut menentukan keberhasilan belajar

siswa adalah pemberian motivasi belajar dari orang tua. Pemberian motivasi

belajar dari orang tua adalah dorongan yang berasal dari orang tua untuk

membantu dalam memperoleh prestasi belajar yang baik. Oleh karena siswa

mengalami kehidupan yang pertama dan utama dalam keluarga. Mereka akan

tumbuh dan berkembang sesuai pendidikan yang diperoleh dari orang tuanya.

Dalam hal ini orang tua hendaknya dapat membantu pihak sekolah untuk dapat

memberikan motivasi yang positif agar siswa memperoleh prestasi belajar yang

tinggi. Pemberian motivasi belajar dari orang tua dapat dengan mengadakan

pengawasan, memupuk rasa optimis, memberikan pujian, memberikan hadiah,

memenuhi kebutuhan sekolah, memberi nasehat, dan sebagainya.

Posisi orang tua dalam keluarga adalah sebagai pemimpin dan

penanggung jawab keluarga. Lebih dari itu, dengan adanya anak maka fungsi

orang tua bertambah yaitu sebagai guru, pendidik, pembimbing, serta motivator

dalam mencapai prestasi belajar yang optimal. Motivasi yang kuat akan dapat

merangsang pengungkapan potensi secara konstruktif yang dapat menimbulkan

kegairahan belajar yang tinggi. Oleh karena itu diharapkan keikutsertaan orang tua

dalam membantu belajar anaknya dengan jalan memotivasi anaknya, juga

mengadakan fasilitas belajar yang diperlukan.

Dalam kaitannya dengan pendidikan yang berlangsung di sekolah, selain

guru, siswa juga berperan penting dalam pencapaian prestasi, diantaranya minat

belajar siswa itu sendiri. Minat belajar siswa merupakan salah satu contoh faktor

intern siswa yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Selanjutnya

minat belajar siswa satu dengan yang lainnya tidak sama. Siswa yang mempunyai

(23)

commit to user

siswa yang mempunyai minat belajar rendah. Siswa yang mempunyai minat

belajar tinggi akan lebih giat belajar daripada siswa yang mempunyai minat

belajar yang rendah. Siswa yang berperasaan senang dan berminat belajar, akan

mudah berkonsentrasi dalam belajar. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ini

berarti bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditunjang oleh minat belajarnya.

Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa selain dipengaruhi oleh

hal-hal diatas tersebut, yang tak kalah penting adalah keadaan psikis siswa

diantaranya problema yang dihadapi. Usia anak Sekolah Menengah Pertama

(SMP) berkisar antara 13 tahun sampai 15 tahun. Pada usia ini, anak sedang

mengalami masa remaja, tepatnya adalah remaja awal. Masa remaja adalah suatu

fase perkembangan yang berada di antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.

Dengan kata lain, masa remaja adalah fase perkembangan yang paling unik di

antara fase-fase perkembangan yang dilalui dalam kehidupan manusia. Pada masa

ini, seorang remaja sedang mengalami pertentangan batin yang memuncak.

Mereka sering dicekam kebingungan, kepedihan dan kadang-kadang muncul

kegembiraan yang menggelora. Pada masa remaja muncul kesadaran akan

kepribadian dan mulai berusaha mencari identitas diri. Mereka tertarik pada

pribadi yang ideal sebagai tokoh atau idola bagi dirinya. Remaja sangat

mengagumi atau memuja tokoh idolanya. Selain itu, pada masa remaja anak mulai

tertarik pada lawan jenisnya. Mereka mulai berusaha untuk mempertampan dan

mempercantik dirinya. Jadi, pada masa ini berbagai perasaan muncul secara silih

berganti pada diri remaja. Keadaan yang demikian sangat membingungkan

mereka, sehingga mereka memerlukan seseorang yang dapat membantu dirinya

dalam mencurahkan perasaan yang membingungkan tersebut.

Pada usianya remaja mempunyai sejumlah tugas yang timbul pada suatu

periode tertentu dalam kehidupan individu yang disebut sebagai tugas

perkembangan. Tugas perkembangan timbul karena adanya kematangan dalam

diri individu, adanya tuntutan khusus terhadap individu serta adanya harapan yang

(24)

commit to user

diselesaikan akan membawa akibat perilaku menyimpang pada remaja. Perilaku

menyimpang ini oleh remaja belum tentu dianggap sesuatu yang buruk. Sebagai

contoh kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan atribut yang diberikan

masyarakat terhadap perilaku remaja yang menyimpang dari aturan-aturan

normatif yang dianut oleh anggota masyarakat dimana remaja itu hidup. Tingkah

laku yang dianggap menyimpang oleh masyarakat, biasanya belum tentu diterima

begitu saja oleh remaja. Apalagi bila atribut itu diberikan oleh masyarakat yang

otoriter. Dalam masyarakat yang seperti ini, komunikasi hanya terjadi satu arah

yaitu dari atas kebawah, yang berupa perintah, celaan, makian, bahkan ancaman.

Remaja sebagai anggota masyarakat sedang berada pada masa berfikir obyektif,

tidak senang melihat adanya kepincangan-kepincangan sosial, bahkan mereka bisa

melakukan kritik spontan yang dapat menimbulkan ketegangan emosional dan

frustasi yang disalurkan dalam bentuk kenakalan.

Problema-problema yang dihadapi remaja karena tugas perkembangan

yang belum terselesaikan ini terjadi pada setiap remaja. Mungkinkah problema

yang dihadapi remaja ini akan mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya

pada bidang studi matematika?

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti apakah

pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar matematika, dan

problema yang dihadapi remaja akan berpengaruh terhadap prestasi belajar bidang

studi matematika.

B. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Terdapat siswa yang memperoleh pemberian motivasi belajar dari orang

tua tinggi, dan juga terdapat siswa yang memperoleh pemberian motivasi

belajar dari orang tua sedang maupun rendah. Adanya perbedaan tingkat

pemberian motivasi belajar dari orang tua siswa menyebabkan prestasi

(25)

commit to user

2. Terdapat siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dan ada siswa yang

mempunyai minat belajar sedang maupun rendah. Adanya perbedaan

tingkat minat belajar yang dimiliki siswa menyebabkan prestasi belajar

matematika yang di capai siswa juga berbeda.

3. Pada umumnya banyak remaja yang menghadapi masalah. Hal ini

disebabkan remaja masih dalam mas transisi sehingga memiliki emosi

yang cenderung labil.

4. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika

diantaranya pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

matematika, dan problema remaja. Namun beberapa pihak (pelaku atau

lingkungan sekitar) kurang memperhatikan hal tersebut sehingga

pencapaian hasil belajar kurang optimal.

C. Pembatasan Masalah

Melihat banyaknya permasalahan yang muncul berdasarkan latar

belakang dan identifikasi masalah yang ada, pembatasan masalah dititik beratkan

pada:

1. Minat belajar siswa dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa

terhadap matematika.

2. Pemberian motivasi belajar dari orang tua dalam penelitian ini adalah

pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap matematika.

3. Problema remaja pada penelitian ini adalah problema-problema yang

dihadapi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali semester I tahun

ajaran 2009/2010.

4. Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah nilai ujian mid

semester bidang studi matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 5

(26)

commit to user

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua

terhadap prestasi belajar matematika?

2. Apakah ada pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika?

3. Apakah ada pengaruh problema remaja terhadap prestasi belajar

matematika?

4. Apakah ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua

dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika?

5. Apakah ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua

dan problema remaja terhadap prestasi belajar matematika?

6. Apakah ada interaksi antara minat belajar siswa dan problema remaja

terhadap prestasi belajar matematika?

7. Apakah ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua,

minat belajar siswa, dan problema remaja terhadap prestasi belajar

matematika?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh pemberian motivasi belajar

dari orang tua terhadap prestasi belajar matematika.

2. Mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika.

3. Mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh problema remaja terhadap

prestasi belajar matematika.

4. Mengetahui ada atau tidak adanya interaksi pemberian motivasi belajar

dari orang tua dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

(27)

commit to user

5. Mengetahui ada atau tidak adanya interaksi pemberian motivasi belajar

dari orang tua dan problema remaja terhadap prestasi belajar matematika.

6. Mengetahui ada atau tidak adanya interaksi minat belajar siswa dan

problema remaja terhadap prestasi belajar matematika.

7. Mengetahui ada atau tidak adanya interaksi pemberian motivasi belajar

dari orang tua, minat belajar siswa, dan problema remaja terhadap

prestasi belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru agar

mempunyai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi orang tua siswa.

3. Memberikan masukan kepada siswa melalui guru, tentang minat belajar

(28)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Prestasi Belajar Matematika a. Prestasi

Pada akhir proses belajar-mengajar, siswa selalu dituntut untuk

memberikan prestasi-prestasi tertentu yang menampakkan hasil belajar secara

nyata dan relevan bagi tujuan instruksional, sehingga prestasi diperlukan untuk

mengetahui apakah tujuan yang dituju telah tercapai.

Ada beberapa pendapat tentang pengertian prestasi. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2003: 787) kata prestasi mempunyai arti bahwa Prestasi adalah

hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).

Sedangkan Zainal Arifin (1990: 3) mengemukakan bahwa prestasi adalah hasil

dari kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu

hal.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah

bukti nyata atau hasil yang telah dicapai dari kemampuan, keterampilan dan sikap

seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.

b. Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh

siswa sebagai anak didik.

Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Cronbach memberikan definisi: “Learning is shown by a change in

behaviour as a result of experience”.

2) Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to

imitate to try something themselves, to listen, follow direction”.

(29)

commit to user

3) Geoch mengatakan: “Learning is a change in performance as a result of

practice”.

Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain

sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami

atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman A.M, 2001: 20).

Slameto (1995: 5), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Jadi belajar lebih menekankan pada perubahan tingkah

laku seseorang dalam belajar sebagai hasil pengalaman dan latihan.

Menurut Sardiman A.M. (2001: 21), dalam arti luas belajar dapat diartikan

sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.

Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai uasaha penguasaan

materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya

kepribadian seutuhnya.

Welger, James, dan Gardner (2009: 1) berpendapat bahwa ”Belajar

merupakan proses mendapatkan informasi baru, pengetahuan, keterampilan,

kepercayaan, dan nilai penting pada masa yang akan datang”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku yang baru dalam berinteraksi dengan

lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Dalam belajar akan menghasilkan suatu perubahan, tetapi tidak berlaku

sebaliknya, karena perubahan yang terjadi dalam diri manusia banyak sekali

jenisnya dan tidak setiap perubahan dalam diri individu merupakan perubahan

dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan dan

(30)

commit to user

Lebih lanjut bahwa didalam proses belajar terdapat ciri-ciri perubahan

tingkah laku dalam pengertian belajar yang menurut pendapat Syaiful Bahri

Djamarah (2002: 15-16) adalah sebagai berikut:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa individu dalam belajar, akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi

adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang tejadi dalam diri individu

berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi

menyebabkan perubahan berikutnya dan berguna dalam proses belajar

berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan ini bersifat aktif artinya bahwa perubahan ini tidak terjadi

dengan sendirinya dan perubahan tersebut bertujuan untuk memperoleh

sesuatu yang lebih baik.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara terjadi hanya untuk beberapa saat saja,

tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku secara menyeluruh dalam

sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.

c. PrestasiBelajar

Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila tujuan

instruksional dapat tercapai. Pada saat tertentu dilakukan penelitian atau penilaian

(31)

commit to user

penilaian itu yang memberikan gambaran mengenai hasil dari perubahan. Hasil

dari perubahan itulah yang kemudian disebut sebagai prestasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 787), prestasi adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan

guru.

Zainal Arifin (1990: 3) mengemukakan bahwa prestasi adalah

kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dala menyelesaikan suatu hal.

Sedangkan menurut pendapat Sutratinah Tirtonegoro (1984: 43), prestasi adalah

penilaian hasil usaha yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

dalam periode tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi

belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar atau tingkat penguasaan yang

dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan

nilai tes yang diberikan oleh guru.

d. HakekatMatematika

Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan

dengan ide, proses dan penalaran. Sehingga dalam mempelajari matematika

diperlukan adanya pengertian, pikiran dan penalaran, tidak cukup hanya dengan

hafalan saja.

Ruseffendi (1988: 261) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu

tentang pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasi, mulai dari

unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau

postulat dan akhirnya ke dalil dan matematika adalah pelayan ilmu. Sedangkan

menurut Purwoto (2003 : 12) matematika adalah pengetahuan deduktif, artinya

menerima generalisasi yang didasarkan pembuktian secara deduktif dan tidak

menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 723) dikemukakan bahwa

(32)

commit to user

dan prosedur operasional yang digunakan dipenyelesaian masalah mengenai

bilangan.

Alexander Khait (2005: 137 – 159) menyatakan bahwa “Matematika

merupakan sebuah ilmu bahasa yang penting yang dicirikan dengan gabungan

kata-kata yang tepat maknanya”.

Dalam jurnal internasional yang dituliskan oleh Sarno dikemukakan

bahwa matematika merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari dan sebagai

dasar dari semua ilmu. Dengan belajar matematika, siswa dapat

mengorganisasikan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan berpikir logis dan

analitik untuk menyelesaikan masalah. Sarno (2008) menyatakan bahwa:

“Mathematics is known as one of the gate keepers for success in all fields of life. It is a common saying that Mathematics is mother of all subjects. That’s why it is considered to be more than a subjct and is conceived as a key for solving the problem. The first question which arises in our mind as teachers that why should we teach Mathematics to our students? One of the main objectives of teaching and learning Mathematics is to prepare students for practical life. Students can develop their knowledge, skills, logical and analytical thinking while learning Mathematics and all these can lead them for enhancing their curiousity and to develop their ability to solve problems in almost all field of life”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah ilmu tentang bilangan-bilangan hasil pemikiran manusia yang berhubungan

dengan ide dan penalaran yang didasarkan atas pembuktian secara deduktif yang

digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

e. PengertianPrestasiBelajarMatematika

Dalam setiap aktivitas yang dilakukan manusia selalu menginginkan

keberhasilan. Begitu juga dalam kegiatan mengajar di sekolah. Siswa yang

melakukan kegiatan belajar selalu menginginkan keberhasilan dalam belajar.

Dalam dunia pendidikan keberhasilan belajar ini disebut dengan prestasi belajar.

Dari pengertian belajar, prestasi belajar, dan matematika dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai siswa

setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika yang menunjukkan

(33)

commit to user

f. Faktor-faktoryangMempengaruhiPrestasiBelajarMatematika

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130), prestasi yang

dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

eksternal).

Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1) Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dsb.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

Faktor ini terdiri dari:

a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial dan faktor kecakapan.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, emosi, dan penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1) Faktor sosial, terdiri dari:

a) lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah

c) Lingkungan masyarakat

d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

2. Motivasi Belajar a . PengertianMotivasi

Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan yang

terjadi begitu saja, melainkan faktor yang mendorong dan selalu ada yang dituju.

Faktor pendorong itu adalah motivasi, yang tujuannya adalah untuk memenuhi

(34)

commit to user

Menurut Ngalim Purwanto ( 1990: 72) mendefinisikan sebagai berikut :

“Motivasi adalah sesuatu usaha yang disadari untuk menggerak dan mengerahkan,

serta menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak

melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.”

Menurut Mc. Donald dalam bukunya Oemar Hamalik ( 1992: 173)

menyatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai

tujuan.

Dari uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

sesuatu usaha atau kekuatan yang timbul dari dalam dan mendorong seseorang

untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan tertentu.

b .Teori-teoriMotivasi

Tindakan memotivasi akan berhasil apabila tujuan jelas dan didasari oleh

kebutuhan, tetapi perlu diketahui bahwa tujuan dan kebutuhan setiap individu

tidaklah sama, oleh karenanya timbullah motivasi yang berbeda. Hal inilah yang

mendasari munculnya teori-teori motivasi. Teori-teori tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Teori Hedonisme

Menurut teori ini bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah

mencari kesenangan ( hedone ) yang bersifat duniawi. Manusia pada hakekatnya

adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan

kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi masalah yang perlu dipecahkan,

manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan

kesenangan daripada mengakibatkan kesulitan.

Inti dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang cenderung

menghindari hal-hal yang sulit dan lebih suka melakukan sesuatu yang

mendatangkan kesenangan baginya. Misalnya, siswa akan merasa senang apabila

gurunya tidak hadir untuk mengajar. Menurut teori ini para siswa harus diberi

(35)

commit to user

2) Teori Naluri

Dalam teori ini menugungkapkan bahwa pada dasarnya manusia

memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang disebut naluri, yaitu :

a) Dorongan nafsu mempertahankan diri

b) Dorongan nafsu mengembangkan diri

c) Dorongan nafsu mengembangkan / menyatakan jenis

Oleh karena itu kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia yang

diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri

tersebut. Dalam teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri

mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. Misalnya seorang pelajar sangat

tekun dan rajin dalam belajarnya karena ia ingin menjadi pandai (naluri

mengembangkan diri).

3) Teori Reaksi yang Dipelajari

Menurut teori ini bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak

berdasarkan pada naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang

dipelajari. Teori ini sering disebut teori lingkungan kebudayaan, karena

berpandangan bahwa orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di

tempat ia hidup dan dibesarkan.

4) Teori Daya Pendorong

Menurut teori ini motivasi timbul didasarkan pada naluri dan teori

reaksi yang dipelajari atau reaksi yang dipelajari dari lingkungan kebudayaan

yang dimilikinya.

5) Teori Kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada

hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun

psikis. Oleh karena itu ada beberapa teori kebutuhan yang dikemukakan oleh

Abraham Maslow dalam Ngalim Purwanto (1990: 80) bahwa ada lima kebutuhan

pokok manusia, yaitu:

a) Kebutuhan fisiologis

b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan

(36)

commit to user

d) Kebutuhan akan penghargaan

e) Kebutuhan akan aktualisasi diri

Dalam pandangan Maslow, terpenuhinya kebutuhan yang satu akan

mengakibatkan pada kebutuhan yang lain dan kecenderungan pengalihan ini tidak

senantiasa bersifat kaku, dimana kebutuhan seseorang pada kondisi tertentu

cenderung meningkat kekuatannya, sedangkan pada kondisi lain mengalami

penurunan kekuatannya.

c .Macam-macamMotivasi

Woodworth & Marquis/ Ruhiyat dalam bukunya Abdul Rochman Abror (

1993: 119) berpendapat bahwa motivasi itu mempunyai tiga tingkat, yaitu:

1) Kebutuhan organis, yaitu motif-motif yang didasarkan pada kebutuhan rohani

meliputi kebutuhan minum, kebutuhan bernafas, berbuat, dan beristirahat.

2) Motif-motif darurat, yaitu motif-motif untuk melepaskan diri dari bahaya,

melawan, berusaha, mengejar, dan menangkap. Motif ini pada dasarnya

bersifat bawaan yang berkembang karena pengaruh dari belajar.

3) Motif objektif, yaitu motif-motif untuk melaksanakan eksplorasi, manipulasi,

dan menaruh minat. Motif ini diarahkan untuk dapat berhubungan dengan

dunia luar secara efektif (sosial dan non sosial).

WS.Winkel (1990: 92) mengemukakan bahwa motivasi belajar di

sekolah dibedakan dalam dua bentuk:

1) Motivasi Intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsi tanpa dirangsang dari luar.

2) Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang baru berfungsi bila ada rangsangan

dari luar.

Jadi dalam motif intrinsik itu telah ada kesadaran dari individu akan kebutuhan

dan upaya untuk memenuhinya. Yang termasuk motif intrinsik adalah siswa

belajar karena semata-mata ingin mendalami suatu masalah, ingin menjadi orang

yang sukses, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam motif ekstrinsik

adalah siswa belajar karena ingin menghindar dari hukuman, siswa belajar untuk

(37)

commit to user

d .FungsiMotivasi

Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah kegiatan begitu saja

terjadi, tetapi ada faktor yang mendorong yang disebut motivasi.

Menurut Ngalim Purwanto ( 1990: 70-71) fungsi motivasi meliputi :

1) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak

2) Menentukan arah kegiatan

3) Menyeleksi perbuatan

Sedangkan Ahmad Tabrani Rustam, Atang Kusndinar, Zaenal Arifin (

1989: 123 ) mengemukakan fungsi motivasi sebagai berikut :

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan.

2) Mengarahkan aktivitas belajar anak didik.

3) Menggerakkan seperti mesin mobil

Seorang ahli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut.

Dalam kegiatan belajar, berlangsung dan keberhasilannya bukan hanya ditentukan oleh faktor intelektual termasuk salah satunya motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan belajar mengajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar mengajar itu demi mencapai suatu tujuan.

(WS. Winkel, 1990 : 115)

Dari uraian fungsi motivasi di atas dapatlah disimpulkan bahwa pada

pokoknya fungsi motivasi adalah mendorong manusia agar melakukan perbuatan

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi adalah

untuk menggiatkan semangat belajar siswa sehingga siswa akan lebih bergairah

dalam belajar.

e .CaraMemotivasiAnak

Dalam kegiatan belajar mengajar sering dijumpai bahwa motivasi

intrinsik tidak selamanya dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, guru maupun orang

tua siswa diharapkan berusaha menimbulkan motivasi agar siswa giat belajar dan

(38)

commit to user

Dalam jurnal internasional Othman Talib (2009:9) mengemukakan

bahwa:

”The students tend to be more motivated, and would be more eager to make sure that their ongoing performance meets the expectations of parents. Often, supportive parents would also take all necessary measures within their means to ensure their children succeed academically including sending them for tuition”.

Guru maupun orang tua dapat mempergunakan berbagai bentuk motivasi

agar siswa giat belajar dan mencapai prestasi yang memuaskan. Dan hal-hal yang

dapat memotivasi siswa dapat dilakukan dengan cara memberikan penghargaan

lisan, seperti mengatakan “bagus”, “hebat” dan penghargaan berupa tulisan seperti

memberi nilai dari kegiatan belajarnya. Nilai-nilai yang baik, bagi siswa

merupakan motivasi yang sangat kuat.

f . TugasdanTanggungJawabOrangTuadalamKeluarga

Orang tua menurut Singgih D. Gunarso (1992 : 35) bahwa orang tua

adalah manusia yang telah dewasa dan mempunyai tanggung jawab dalam

mendidik anak-anaknya. Orang tua yang penulis maksud disini adalah bapak/ibu

atau orang yang menjadi wali bagi anak yang bersangkutan yaitu sebagai

penanggung jawab atas segala keperluan hidupnya, khususnya yang berhubungan

dengan si anak.

Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan pusat pendidikan yang

utama dan pertama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan anak diperoleh

dari orang tua dan keluarga itu sendiri. Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga

mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengantarkan anak-anaknya menuju

kearah kedewasaan agar nantinya dapat mandiri. Peran keluarga yaitu :

1) Melindungi dan memelihara aanggota keluarga.

2) Mendidik anggota keluarga.

3) Mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

4) Penghubung anak dengan lingkungan masyarakat.

5) Menciptakan suasana aman, damai dan bahagia bagi anggota

(39)

commit to user

Oleh karena itu keluarga menduduki tempat terpenting bagi terbentuknya

anak keseluruhan yang akan dibawa sepanjang hidupnya. Keluarga adalah

pembentuk watak, pemberi dasar agama, penanaman sifat,kebiasaan,hobi, cita-cita

dan sebagainya.

g . BentukMotivasidariOrangTua

1) Mengadakan Persaingan

Persaingan merupakan hal positif sebagai alat untuk mencapai prestasi

yang lebih tinggi. Sikap anak dalam setiap persaingan berbeda satu dengan yang

lain. Ada yang ingin mempertinggi harga diri bila menang, ada yang tidak suka

dan tidak berani bersaing, ada pula yang acuh tak acuh karena tidak ada harapan

untuk menang. Persaingan dapat dilakukan antar teman sekolah saudara, antar

teman sepermainan, antar tetangga, dan sebagainya.

2) Memberi Hadiah

Hadiah tidak selamanya berupa uang dan barang. Hadiah disini adalah

memberikan penguatan pada anak atas prestasi yang dicapainya. Penguatan itu

dapat bersifat verbal yaitu berupa kata-kata, kalimat, pemberian penghargaan.

Sedangkan penguatan non verbal dapat berupa mimik dan goresan badan,

misalnya mengacungkan jempol, sentuhan dengan jabat tangan untuk

mengucapkan selamat atas keberhasilannya.

3) Memberi Hukuman

Menghukum anak bukan berarti melampiaskan nafsu amarah melainkan

supaya anak tersebut bertaubat dari perbuatannya yang salah. Sebelum

memberikan hukuman, anak-anak diterangkan dulu apa kesalahannya. Hukuman

yang baik bertalian dengan kata hati, artinya akibat dari hukuman tersebut dapat

mewujudkan sikap yang positif pada anak dan bukan sebaliknya. Untuk

mengisyaratkan hukuman itu positif, T. Gordon (1996 : 32 ) mengemukakan

pendapatnya :

a) Hukuman harus dapat dirasakan anak yang diawasi sebagai larangan yang

membahayakan, meniadakan, tidak diinginkan, merugikan, yaitu harus aversif

(40)

commit to user

b) Hukuman harus cukup aversif agar menghasilkan eliminasi atau hilangnya

perlakuan yang tidak diingikan.

c) Yang diawasi tidak mampu melarikan diri dari situasi hukuman atau terkunci

dalam hubungan karena ketergantungan pada pengawas untuk menyediakan

kebutuhan apa yang diawasi.

4) Nasehat

Nasehat dari orang tua merupakan pendorong semangat dalam belajar

atau melaksanakan suatu kegiatan. Namun demikian orang tua jangan terlalu

sering menasehati anak, karena dengan seringnya menasehati maka akan terjadi

kebosanan dan kurang bebas.

5) Memberikan Tempat dan Alat Belajar

Tempat belajar yang tertata rapi dan nyaman akan dapat membangkitkan

motivasi belajar anak. Orang tua seharusnya menyediakan tempat khusus untuk

belajar, agar anak tidak belajar di sembarang tempat. Di samping itu orang tua

juga harus memperhatikan tersedianya peralatan yang diperlukan untuk belajar

anaknya.

h . IndikatorMotivasiBelajardariOrangTua

1) Mengadakan persaingan.

2) Memberi hadiah.

3) Memberi hukuman.

4) Memberi nasehat.

5) Memberikan tempat dan alat belajar.

3. Minat

Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih

baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila siswa tertarik akan

sesuatu, karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang

akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun bila minat itu tidak

(41)

commit to user

Para ahli psikologi telah mendefinisikan minat dengan berbagai variasi.

Walaupun demikian merupakan pendapat yang saling melengkapi satu sama lain.

Definisi minat sendiri menurut W.S Winkel (1996: 188), minat diartikan sebagai

kecenderungan yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok

bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Siswa yang

berperasaan senang akan mudah berkonsentrasi dalam belajar. Pada dasarnya

konsentrasi merupakan akibat dari perhatian yang sifatnya spontan dan

ditimbulkan oleh minat terhadap suatu hal. Jika siswa berminat terhadap suatu

pelajaran tertentu, maka ia akan berkonsentrasi terhadap pelajaran itu. Siswa tidak

akan bosan menekuni sesuatu apabila ia memang berminat terhadapnya. Minat

siswa terhadap sesuatu berpengaruh terhadap perilakunya dan perhatiannya.

Sedangkan menurut Slameto (1995: 180), Minat adalah suatu rasa lebih suka dan

rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

Sardiman A.M (1990: 180) mengatakan bahwa minat dapat dibangkitkan

dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

Sardiman A.M (1990: 76) menyatakan bahwa minat diartikan sebagai

suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara

situasi yang dihubungkannya dengan keinginan-keinginannya dan

kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan

membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan

dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan

kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu karena merasa ada kepentingan

dengan sesuatu itu. Jadi jelas bahwa minat selalu berkaitan dengan kebutuhan.

Minat pada dasarnya adalah pencerminan akan suatu hubungan antara

diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, semakin besar minat. Adanya proses belajar pada diri subjek belajar

(42)

perubahan-commit to user

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Perubahan terjadi relatif konstan dan terbatas. Setiap kegiatan belajar akan

menimbulkan perubahan. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan

yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya,

tetapi dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan.

Siswa yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya itu dan sama sekali tidak

menghiraukan sesuatu yang lainnya.

Jadi kesimpulannya, minat adalah perasaan yang didapatkan karena

berhubungan dengan sesuatu. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan hasil belajar dan cenderung mendukung

aktivitas belajar berikutnya.

Hakekat belajar sangat pribadi dan oleh karenanya minat sangat berbeda

antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, bahkan minat dalam diri

seseorang berbeda dari waktu ke waktu. Minat besar pengaruhnya terhadap

prestasi belajar. Ada tidaknya minat terhadap pelajaran dapat dilihat dari cara

siswa mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan. Minat dan belajar dapat

mempengaruhi seseorang dalam berkonsentrasi didalam kegiatan belajar.

Dari uraian di atas dapat ditentukan beberapa unsur-unsur penting atau

indikator-indikator minat, yaitu sebagai berikut:

a. Perasaan senang

Seseorang akan merasa senang terhadap sesuatu yang diminatinya karena

ia mempunyai sangkut paut dengan subjek di luar dirinya, juga dapat disebabkan

karena ia telah menerima informasi yang jelas mengenai obyek tersebut. Dalam

proses belajar mengajar keadaan yang dihadapi siswa kemungkinan besar akan

berpengaruh besar. Siswa yang tidak merasa senang terhadap guru bidang studi

tertentu akan sangat menghambat dalam proses belajar mengajar, karena perasaan

(43)

commit to user

b. Perhatian

Seseorang yang mempunyai minat terhadap obyek atau bidang tertentu,

ia akan menaruh perhatian pada bidang atau obyek tertentu tersebut. Minat

merupakan kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik terhadap

bidang tertentu. Dalam hubungannya dengan perhatian, Oemar Hamalik (1989:

13) berpendapat bahwa, “Minat menetukan sukses dan gagalnya kegiatan

seseorang. Kurangnya minat menyebabkan kurangnya perhatian dan usaha

belajar, sehingga menghambat studinya”.

c. Kesadaran

Kesadaran merupakan suatu aktifitas psikis yang mampu

mengkonsentrasikan pikiran dan mampu mengesampingkan hal-hal yang

mengganggu aktifitas tersebut. Minat merupakan pemusatan tenaga psikis yang

tertuju pada suatu obyek, yang menetukan banyak atau sedikitnya kesadaran yang

menyertai suatu kreatifitas yang sedang dilakukan.

d. Kemauan

Seseorang dapat dikatakan mempunyai minat terhadap sesuatu apabila

seseorang tersebut mempunyai kecenderungan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, atau mempunyai kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang

dikehendaki. Dengan demikian kemauan tersebut akan mendorong kehendak yang

dikendalikan oleh pikiran dan terarah pada suatu tujuan.

Dapat disimpulakan pula, bahwa minat belajar matematika adalah

kemauan dan kesadaran untuk mempelajari matematika dengan perasaan senang,

penuh perhatian dan konsentrasi yang tinggi. Dengan demikian makin besar minat

akan makin besar pula perhatiannya, sehingga kesadaran dan kemauan

mempelajari matematika akan semakin besar. Dan pada akhirnya memperoleh

(44)

commit to user

4. Problema Remaja a. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan

tidak mantap. Seorang individu yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang

lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum sampai pada masa atau usia

dewasa yang penuh tanggung jawab baik kepada dirinya sendiri maupun kepada

masyarakat. Lamanya masa peralihan ini tergantung kepada keadaan dan tingkat

sosial masyarakat di mana ia hidup.

Remaja pada masa peralihan ini sama halnya seperti pada masa anak

mengalami perubahan jasmani, kepribadian, intelek dan peranan di dalam maupun

di luar lingkungan. Perbedaan proses perkembangan yang jelas pada masa remaja

ini adalah perkembangan psikoseksualitas dan emosionalitas yang mempengaruhi

tingkah laku para remaja, yang sebelumnya pada masa anak tidak nyata

pengaruhnya.

Pengertian remaja menurut Singgih D. Gunarsa (1991: 6)

mengemukakan, “Masa remaja adalah masa anak ke masa dewasa, meliputi semua

perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa”.

Sedangkan menurut Zakiah Daradjat dalam Sofyan S. Willis (1981: 22), Remaja

adalah usia transisi. Seorang individu, telah meninggalkan usia kanak-kanak yang

lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan

penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat.

Banyaknya masa transisi ini tergantung kepada keadaan dan tingkat sosial

masyarakat dimana ia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia

remaja, karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dalam

masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya.

Sarlito Wirawan Sarwono (1994: 4) dalam psikologi remaja memberikan

definisi remaja dari berbagai segi, yaitu:

1) Remaja Ditinjau dari Segi Hukum

2) Remaja Ditinjau dari Segi Perkembangan Fisik

3) Batasan Remaja Menurut WHO

(45)

commit to user

Di Indonesia konsep “Remaja” tidak dikenal, hanya mengenal anak-anak

dan dewasa dengan batasan yang bermacam-macam. Dalam pasal 7 UU No.

1/1974 tentang perkawinan menganggap mereka yang di atas usia 16 tahun (untuk

wanita) dan 19 tahun (untuk pria) sebagai bukan anak-anak lagi, tetapi mereka

juga belum dianggap sebagai dewasa penuh, sehingga masih diperlukan ijin orang

tua untuk mengawinkan mereka. Inilah yang dapat disejajarkan dengan

pengertian-pengertian “Remaja” dalam ilmu-ilmu sosial yang lain.

Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terikat (seperti Biologi dan

Faal) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat

kelamin manusia mencapai kematangannya. Perkembangan yang terjadi yaitu

seorang pria yang berotot dan berkumis atau berjanggut yang mampu

menghasilkan beberapa ratus juta sel mani setiap kali ia berejakulasi, aau seorang

wanita yang berpayudara dan berpinggul besar yang setiap bulannya

mengeluarkan sebuah sel telur dari indung telurnya.

Pada tahun 1974, WHO memberikan devinisi tentang remaja ke dalam 3

kriteria yaitu biologi, psikologi dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap

definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:

Remaja adalah suatu masa dimana:

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada

yang relatif lebih mandiri.

Masa remaja merupakan

Gambar

Tabel 3.1 Notasi dan Tata Letak Data  ...................................................
Tabel 3.1 Notasi dan Tata Letak Data
Tabel 3.2  Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama
Tabel 4.1 Rangkuman data prestasi belajar matematika siswa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu prioritas yang penting dan strategis dalam pembangunan.Keberhasilan pengembangan SDM ditunjang oleh

Tampak bahwa persentase kalus tertinggi yang meng- ekspresikan GUS dihasilkan pada kon- sentrasi asetosiringon 150 mg/L, baik pada pengamatan 3 hari setelah

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Melakukan operasi asas darab (sifir dua, lima, sepuluh dan empat) dan bahagi (melibatkan pembahagian dengan dua, lima, sepuluh dan empat).

DISPORA /OLYilXlz}14 tanggal 01 September 2014, bersama disampaikan Pelaksana untuk :. Nama Kegiatan Nama

• Kemampuan awal siap pakai, mengacu pada kemampuan awal yang manapun dari ketujuh kemampuan awal yang diidentifikasi oleh Reigeluth, yang benar-benar telah dikuasai oleh

 Demikian pula anak perusahaan dapat dikembangkan

&#34;manusia adalah makhluk yang tersusun dari berbagai unsur, baik ruh, akal, badan maupun hati. Unsur-unsur ini mempunyai keterkaitan antar satu dengan yang lain. Misalnya,