PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN
CV INDOJAYA PRATAMA BANYUWANGI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh: Ria Agustin
09610333
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN
CV INDOJAYA PRATAMA BANYUWANGI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh: Ria Agustin
09610333
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan
saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan
Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Malang, Januari 2014
Mahasiswa
Ria Agustin
ABSTRAKSI
Penelitian ini membahas mengenai penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan balanced scorecard yang dapat diaplikasikan ke perusahaan CV Indojaya Pratama. Selama ini penilaian kinerja pada perusahaan masih berfokus pada tujuan jangka pendek saja dengan hanya menggunakan ukuran keuangan. Oleh sebab itu, penilaian kinerja menggunakan balanced scorecard dengan empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektifpelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran danpertumbuhan.
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil kinerja perusahaan dengan menggunakan balanced scorecard.Jenis penelitian ini merupakan studi kasus yang hanya menggunakan satu objek penelitian yaitu CV Indojaya Pratama yang berlokasi di Muncar Banyuwangi. Penelitian dilakukan dengan mengambilkan data selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012. Data diperoleh dari dokumentasi yaitu dengan mempelajari dan menggunakan catatan-catatan yang sudah ada berhubungan dengan masalah penelitian.
Dan perhitungan rasio-rasio dari masing-masing perspektif dan kemudian dilakukan analisis perbandingan tahun ke tahun.Dari hasil penelitian dengan konsep balanced scorecard, dapat diketahui hubungan antara perspektif untuk tahun 2010 dengan tahun 2011, serta tahun 2012 yang terlihat bahwa kinerja antara perspektif memiliki hubungan sebab-akibat sehingga balanced scorecard dapat dijadikan sebagai perumusan strategi yang digunakan untuk memberikan terhadap kelemahan dan kekuatan perusahaan dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan.
ABSTRACK
This studydiscusses thecompany's performance appraisalusing thebalanced scorecardcanbe appliedto thecompany's CVIndojayaPratama.During this timethecompany'sperformance appraisalisfocusedonshort-term goalsusing onlyfinancial measures. Therefore, assessment of performanceusinga balancedscorecradwithfour perspectives:financial perspective, customer perspective,internal business processes andlearning and growth perspective.
Thus, this studyaims to determinethe results ofthe performance ofcompanies using thebalanced scorecard.This type of researchis a case studythatuses onlyone objectof research, namely CVIndojayaPratamalocatedin Muncar Banyuwangi. Research carried out byfetchingthe datafor threeyears,
ie2010-2012. Dataobtainedfromthe documentationthat is
bystudyingandusingrecordsof existingresearchrelated to theproblem.
Andthe calculation ofthe ratiosofeach perspectiveandthenperformeda comparative analysis ofyear to year.From theresults ofresearchwiththe concept ofthe balanced scorecard, it can be seenthe relationshipbetween theperspectivesfor 2010to 2011, andin 2012it seemed thatthe performancebetweenthe perspectiveof causalrelationshipsthatcanbe used as abalanced scorecardstrategy formulationwhichis usedtogivetheweaknessesandstrengthscompaniesand furtherimprovementscan bemade.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis telah berhasil
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Balanced Scorecard Dalam Penilaian Kinerja Perusahaan Cv Indojaya Pratama Banyuwangi ”.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Universitas Muhammadiyah
Malang. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih kepada:
1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan persetujuan dalam penelitian
ini.
2. Dra. Aniek Rumijati, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menempuh perkuliahan di jurusan manajemen.
3. Drs. Warsono, M.M, selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberikan
arahan dan kesabaran dalam membimbing penulis.
4. Dra. Dewi Nurjannah, M.M, selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan
araha dan kesabaran dalam membimbing penulis.
5. Dra. Siti Nurhasanah, Msi, selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi
6. Bapak, Ibu serta kakakku tercinta yang telah memberikan dorongan baik
material maupun spiritual kepada penulis.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semuanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
BERITA ACARA
DAFTAR PERUBAHAN DRAF
KARTU KENDALI BIMBINGAN SKRIPSI
SURAT IJIN PENELITIAN
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... i
ABSTRAKSI ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A.Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
B.Tinjauan Teori ... 7
C.Kerangka Pikir Penelitian... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Lokasi Penelitian ... 20
B. Jenis penelitian ... 20
C. Definisi Operasional Variabel ... 20
D. Data dan Sumber data ... 22
E. Metode pengumpulan data ... 23
F. Teknik Analisis Data ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 26
B. Analisis Data ... 32
C.Pembahasan ... 46
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN ... 53
A. KESIMPULAN ... 53
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Penjualan dan Laba Bersih CV Indojaya Pratama
Tahun 2010-2012 ... 3
Tabel 1.2 : Jam kerja karyawan... 29
Tabel 1.3 : Jumlah tenaga kerja CV Indojaya Pratama ... 29
Tabel 1.4 : ROI CV Indojaya Pratama ... 33
Tabel 1.5 : Profit Margin On SalesCV Indojaya Pratama ... 34
Tabel 1.6 : Growth Rate In Sale CV Indojaya Pratama ... 35
Tabel 1.7 : Customer Retention CV Indojaya Pratama ... 36
Tabel 1.8 : Number Of New Customer tahun 2010-2012... 38
Tabel 1.9 : Number Of Complain tahun 2010-2012 ... 39
Tabel 2.0 : Yield Rate tahun 2010-2012 ... 40
Tabel 2.1 : Idle Capacity tahun 2010-2012 ... 41
Tabel 2.2 : Employee Productivity tahun 2010-2012 ... 42
Tabel 2.3 : Employee Turn Over tahun 2010-2012 ... 44
Tabel 2.4 : Absenteeism tahun 2010-2012 ... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1:Pola Pemikiran Balanced Scorecard ... 8
Gambar 1.2 : Pengukuran Inti dalam Perspektif Pelanggan ... 12
Gambar 1.3 : Kerangka Pikir ... 18
Gambar 1.4 : Struktur organisasi CV Indojaya Pratama ... 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 : Neraca CV Indojaya Pratama tahun 2010 ... 57
Lampiran 1.2 : Neraca CV Indojaya Pratama tahun 2011 ... 58
Lampiran 1.3 : Neraca CV Indojaya Pratama tahun 2010 ... 59
Lampiran 1.4 : Laba Rugi CV Indojaya Pratama tahun 2010-2012 ... 60
Lampiran 1.5 : Data Pelanggan CV Indojaya Pratama tahun 2010-2012 ... 61
Lampiran 1.6 : Data Order CV Indojaya Pratama tahun 2010-2012 ... 61
Lampiran 1.7 : Customer Complaints CV Indojaya Pratama tahun 2010-2012 ... 61
Lampiran 1.8 : kapasitas Mesin CV Indojaya Pratama tahun 2010-2012 ... 62
Lampiran 1.9 : Data jam kerja CV Indojaya Pratama tahun 2010-2012 ... 62
Lampiran 2.0 : Data karyawan CV Indojaya Pratama tahun 2010-2012 ... 62
Lampiran 2.1 : Absensi KaryawanperCV Indojaya Pratama tahun 2010 ... 63
Lampiran 2.2 : Absensi KaryawanperCV Indojaya Pratama tahun 2011 ... 63
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, M.M., dan Halim, Abdul. 2009. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. (2000). Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Erlangga, Jakarta.
Kusnadi, 2000. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate), Prinsip, Prosedur dan Metode, Edisi Pertama. Brawijaya Malang.
Mulyadi, 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.
Radiyansyah Akhmad, 2005. Penerapan Balance Scorecard Dalam Penilaian Kinerja Keuangan Pada Perusahaan CV Jaya Raya Mojokerto. Skripsi, UMM Library.
Tjahjono, Heru Karmanto, 2004. Budaya Organisasional dan Balance Scorecard. UPFE-UMY, Yogyakarta.
Umar, Husein. (2005). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-3. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1, Penerbit UMM Press, Malang.
Tjahjono, Heru Kurnianto. 2004. Budaya Organisasional dan Balanced Scorecard (Dimensi Teori dan Praktik). Edisi Revisi, Unit Penerbitan Fakultas Ekonomi UMY, Yogyakarta.
Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen (Konsep, Manfaat, dan Rekayasa). Edisi Dua, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Yuwono, Sony, Sukarno, Edy, dan Ichsan, Muhammad. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard (Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi). Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Munawir, 2000. Analisis Laporan Keuangan; Edisi Keempat, Penerbit Liberty,
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Makanan dan minuman adalah kebutuhan utama yang dibutuhkan
manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Bahan makanan
pokok memegang peranan utama dalam memenuhi kebutuhan penduduk.
Volume kebutuhan makanan dan minuman di Indonesia akan terus meningkat
setiap tahunnya. Kecenderungan kenaikan ini disebabkan oleh faktor
peningkatan pendapatan, pertambahan penduduk, dan meningkatnya kesadaran
gizi yang seimbang. Perkembangan teknologi dan perekonomian membuat pola
hidup masyarakat dalam berkonsumsi turut berubah. Kepraktisan merupakan
hal penting yang menjadi pertimbangan berkonsumsi.
Produk-produk yang bersifat siap saji mulai diminati di pasar, salah
satunya adalah ikan sarden. Industri makanan adalah industri yang dapat
dikelompokan dalam katagori industri pengolahan. Cabang industri ini menjadi
penting untuk dikembangkan karena mempunyai nilai strategis dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional karena kontribusinya yang cukup
signifikan. Industri makanan memiliki potensi yang amat besar untuk
dikembangkan. Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri
makanan memiliki efek yang besar pada tenaga kerja.
Industri makanan dan minuman merupakan subsektor dari industri
2
indonesia. Sebagaimana dalam konteks nasional, keberadaan industri makanan
dan minuman diduga juga memberikan dampak positif bagi perekonomian
Kabupaten Banyuwangi. CV Indojaya Pratama, merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dalam pengolahan tepung ikan, minyak ikan dan
pengolahan ikan sarden.
CV Indojaya Pratama, telah melakukan berbagai usaha untuk dapat
meraih keunggulan ditengah lingkungan kompetisi yang ketat dan jumlah
pesaing yang semakin meningkat, usaha yang dilakukan antara lain usaha terus
menerus melengkapi diri dengan teknologi yang terbaru dan meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia, agar dapat mengetahui keberhasilan dalam
pelaksanaan strategi yang diterapkan oleh pihak manajemen CV Indojaya
Pratama.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penunjang
keberhasilan suatu perusahaan, sehingga keberadaannya tidak dapat diabaikan
begitu saja. Kinerja perusahaan dapat mengetahui apakah tujuan atau target
perusahaan dapat tercapai atau belum, sehingga dapat dilakukan tindakan untuk
perbaikan dimasa datang. Pengukuran kinerja perusahaan umumnya
menggunakan ukuran-ukuran yang terfokus pada aspek keuangan.
Pengukuran yang hanya berfokus pada aspek keuangan saja dianggap
belum cukup, sehingga masih diperlukan suatu alat penilaian kinerja yang
mampu memberikan informasi yang lebih lengkap baik keuangan maupun non
keuangan. Pengukuran kinerja yang dilakukan secara menyeluruh dari aspek
3
komprehensif untuk memotivasi kinerja perusahaan dalam keberhasilan yang
bersifat jangka panjang.
Kaplan dan Norton (2000:22) menyatakan Balanced Scorecard
menterjemahakan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran, yang
tersusun ke dalam empat perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dari empat perspektif tersebut
memberi keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang,
antara hasil yang dinginkan dengan faktor pendorong tercapainya hasil yang
diinginkan.
CV Indojaya Pratama, perusahaan ini bergerak dibidang industri
makanan. Industri makanan merupakan salah satu usaha yang prospektif. Hal
ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya penjualan dari tahun ke tahun.
Dari peningkatan penjualan diharapkan dapat mendorong peningkatan laba
bersih. Kondisis secara umum CV Indojaya Pratama mengenai penjualan dan
laba bersih dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Penjualan dan Laba Bersih CV Indojaya Pratama
Tahun 2010-2012
Tahun Penjualan (Dalam Rupiah)
Laba bersih
(Dalam Rupiah)
2010 18.199.194.460 728.631.103
2011 23.021.603.540 903.703.796
2012 27.856.140.283 1.295.863.145
4
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan bahwa perkembangan penjualan
CV Indojaya Pratama Selama tiga tahun terahir mengalami kenaikan.
Demikian pula dengan laba bersih yang diperoleh perusahan mengalami
peningkatan. Pada tahun 2010 sampai 2012 perolehan laba bersih mengalami
peningkatan yang cukup tinggi, dengan adanya peningkatan penjualan dan laba
bersih maka kinerja perusahaan cukup baik dan dapat mencapai tujuannya.
Pengukuran kinerja merupakan sarana pengendalian menuju keadaan
yang lebih terhadap penggunaan dana yang ada di perusahaan secara efektif
dan efisien, namun tidak mudah melakukan pengukuran kinerja perusahaan
secara komprehensif. Pengambilan keputusan dalam menilai kinerja menjadi
permasalan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan. Kaplan dan
Norton mengembangkan suatu alat ukur untuk menilai kinerja perusahaan yang
disebut Balanced Scorecard diharapkan dapat mengurangi
kelemahan-kelemahan yang ada pada pengukuran kinerja yang hanya berorientasi pada
aspek keuangan saja.
Perbedaan yang terdapat dalam konsep ini adalah digunakanya
informasi non keuangan sebagai alat ukur kinerja selain informasi keuangan
perusahaan sehingga tidak menekankan pada pencapaian tujuan jangka pendek
saja melainkan dapat mengukur penyebab-penyebab terjadinya perubahan di
dalam perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penilaian dangan judul “Penerapan
Model Balanced Scorcard Dalam Kinerja Perusahaan Pada CV Indo Jaya
5
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diajukan
adalah ”Bagaimana kinerja CV Indojaya Pratama Banyuwangi”.
C.Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada analisisi kinerja perusahaan yang bersifat
tahunan yaitu periode tahun 2010 sampai tahun 2012.
D.Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui kinerja perusahaan CV Indojaya Pratama Banyuwangi
selama periode 2010-2012.
2. Kegunaan penelitian
a. Bagi manajemen perusahaan CV Indojaya Pratama
Hasil penelitian tentang penilaian kinerja perusahaan dengan
menggunakan metode Balanced Scorecard diharapkan dapat dijadikan
sebagai pertimbangan yang lebih baik dalam menetapkan metode yang
obyektif dalam menilai kinerja perusahaan.
b. Bagi Kreditur CV Indojaya Pratama
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi
6
c. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapakan menjadi masukan perbandingan di
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam
penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai
pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun 2006
yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan menurut pendekatan
Balanced Scorecard dapat disimpulkan sebagai berikut :
PT. Madura Prima Interna, merupakan perusahaan yang memiliki
kinerja yang baik pada tahun 2001-2003 ditinjau dari pendekatan Balanced
Scorecard. Hal ini terlihat dari perspektif keuanga perusahaan yang
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Untuk perspektif pelanggan kinerja
perusahaan juga termasuk dalam kategori baik. Perspektif proses bisnis
internal termasuk dalam kategori baik. Sedangkan perspektif belajar dan
berkembang dikatagorikan baik.
B.Tinjauan Teori
1. Kinerja Perusahaan
Menurut Mulyadi (2007:419), penilaian kinerja adalah sebagai
penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian
organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, stamdar dan kinerja yang
8
Pengukuran kinerja dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang dapat
digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar
personal menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang
diharapkan oleh organisai.
2. Analisis Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton (2000:7) menyatakan bahwa model Balanced
Scorecard mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan
empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis intemal serta perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan, untuk perngukuranya dapat dilihat pada gambar 1.1
Keuangan
Pelanggan
Proses Bisnis Internal
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Gambar 1.1:Pola Pemikiran Balanced Scorecard
Sumber: Robert S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard; Menerapkan Strategi Menjadi Aksi 2000:28.
9
Adapun pola pemikiran yang mendasar dari konsep Balanced
Scorecard dapat diilustrasikan pada Gambar 1.1. Berdasarkan Gambar
1.1 dapat dijelaskan bahwa tahap pertama pengukuran adalah ROCE
yang merupakan ukuran scorecard dalam perspektif keuangan. Faktor
pendorong ukuran ini dapat berupa pembelian ulang dan penjualan,
kepada pelanggan yang lebih luas dari yang ada saat ini, sebagai suatu
hasil yang terjadi karena tingginya loyalitas pelanggan. Usaha
perusahaan untuk meningkatkan ketepatan waktu penyerahan barang
diharapkan dapat menghasilkan loyalitas pelanggan yang lebih tinggi.
Loyalitas pelanggan dan penyerahan barang tepat waktu
merupakan dua faktor dalam perspektif pelanggan. Untuk memperbaiki
waktu penyampaian, perusahaan harus mampu memperpendek waktu
siklus proses produksi dan meningkatkan kualitas melalui proses intemal.
Proses bisnis internal dapat dbapai secara optimal apabila perusahaan
mengadakan pelatihan terhadap perbaikan tingkat keahlian para pekerja
operasional pada suatu perusahaan.
Perubahan lingkungan usaha dari persaingan industri ke persaingan
informasi membawa dampak yang sangat besar terhadap misi dan strategi
perusahaan.
3. Perspektif dan Pengukuran dalam Bolanced Scorecard
Kaplan dan Norton (2000:22) menyatakan Balanced Scorecard
menterjemahakan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran,
10
a) Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan dalam Balanced Scorecard tetap menjadi
perhatian utama, karena keuangan merupakan - suatu ikhtisar dari
konsekuensi ekonomi yang terjadi, yang disebabkan oleh keputusan dan
tindakan ekonomi yang diambil. Pengukuran kinerja keuangan
menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan dari
strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Perbaikan ini tercermin
dalam sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang
terukur baik yang terbentuk Gross Operating Income, ROI (Return On
Investment) bahkan EVA (Economic Value Added).
Tujuan keuangan menggambarkan tujuan jangka panjang
perusahaan, sebagai contoh pengembalian modal investasi yang tinggi
dari setiap unit bisnis. Balanced scorecard dapat membuat tujuan
keuangan menjadi eksplisit, dan dapat disesuaikan untuk setiap unit
bisnis dalam berbagai tahap pertumbuhan dan siklus hidup yang berbeda.
Sasaran keuangan sangat berbeda ditiap-tiap tahapan dan siklus
kehidupan bisnis. Kaplan (2000: 42) mengidentifikasikan menjadi tiga
tahapan berikut :
1). Pertumbuhan (Growth)
Pertumbuhan adalah tahapan pertama dan merupakan tahap awal
dari siklus hidup perusahaan. Pada tahap ini perusahaan
menghasilkan produk dan jasa yang potensi untuk berkembang.
11
tingkat pertumbuhan pandapatan dari penjualan (Growth Revenue
On Sales) dan tingkat pertumbuhan penj ualan diberbagai pasar
sasaran.
2). Bertahan (Sustain Stage)
Pada tahap ini perusahaan masih melakukan investasi dan
reinvestasi yang diharapkan mampu menghasilkan pengembalian
modal yang cukup tinggi dan pada kondisi ini diharapkan
perusahaan mampu mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki
dan secara bertahap tumbuh dari tahun ke tahun. Proyek investasi
akan lebih diarahkan untuk mengatasi berbagai kemacetan,
perluasan kapasitas, dan peningkatan aktivitas perbaikan yang
berkelanjutan. Peruahaan pada tahap ini akan menetapkan tujuan
finansial yang terkait dengan profitabilitas sehingga rumusan
strategi yang diimplementasikan menekankan pada
mempertahankan pangsa pasar, dan reinvestasi yang memberikan
pengembalian yang optimal. Tolak ukur keuangan yang digunakan
antara lain tingkat pengembalian investasi (Return On Investment),
laba operasi dan margin kotor.
3). Menuai (Harvest)
Pada tahap ini perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh
kecuali hanya untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Tujuan
utama tahap ini adalah memaksimalkan arus kas yang masuk ke
12
kas yang masuk dari kegiatan operasi perusahaan dan tingkat
penurunan kebutuhan modal kerja.
b) Perspektif Pelanggan
Pelanggan merupakan sumber pendapatan perusahaan yang
merupakan salah satu komponen dari sasaran keuangan perusahaan.
Perspektif pelanggan memungkinkan perusahaan melakukan identifikasi
dan pengukuran secara eksplisit, proposisi nilai yang akan diberikan
kepada pelanggan dan pasar sasaran. Suatu produk akan semakin bernilai
apabila kinedanya semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa
yang diharapkan dan dipersepsikan konsumen.
Menurut Kaplan (2000:59) kelompok pengukuran dalam perspektif
pelanggan Core Measurement Group yang meliputi :
1). Pangsa pasar (market share)
2). Akuisisi pelanggan (customer acquisition)
3). Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
4). Retensi pelanggan (customer retention)
5). Profitabilitas Pelanggan (customer profitability)
Gambar 1.2 : Pengukuran Inti dalam Perspektif Pelanggan. Sumber : Robert S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced
Scorecard ; Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, 2000:60. Pangsa Pasar
Akuisisi Pelanggan Profitabilitas Pelanggan Retensi Pelanggan
13
Kelima ukuran dalam kelompok inti dapat diilustrasikan pada
Gambar 1.2. Berdasarkan Gambar 1.2, dapat dijelaskan bahwa tidak
berubahnya jumlah pelanggan lama dan bertambahnya pelanggan baru
diperoleh dari pelanggan yang merasa puas oleh perusahaan melalui
produknya. Hal ini mendorong pangsa pasar untuk terus meningkat.
Ketika kepuasan pelanggan meningkat, ini berarti keuntungan
perusahaan akan meningkat pula.
c) Perspektif Proses Bisnis Internal
Untuk mengukur kepuasan pelanggan maka tolak ukurnya harus
diterjemahkan dalam ukuran perspektif bisnis intemal perusahaan dalam
memenuhi harapan pelanggan. Kinerja perusahaan dalam perspektif
pelanggan diturunkan dari proses, pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan dalam organisasi. Balanced Scorecard menghendaki
manajer untuk memusatkan perhatian pada aktivitas serta proses bisnis
yang membawa pengaruh besar terhadap kepuasan pelanggan. Aktivitas
dalam proses bisnis dipengaruhi oleh faktor siklus waktu, kualitas,
produktivitas dan biaya, oleh karena itu manajer harus memanfaatkan
tolak ukur yang mempengaruhi tindaka-tindakan karyawan, karena
sebagian besar tindakan berlangsung pada tinggkat departernen dan
bengkel kerja, maka tolak ukur tersebut harus dipisahkan dan dijabarkan
14
Dalam pendekatan Balanced Scorecard pengukuran perspektif
proses bisnis internal secara umum dapat dibagi menjadi tiga tahap
(Kaplan;2000:83) yaitu:
1). Proses Inovasi
Dalam proses inovasi, unit bisnis meneliti kebutuhan
pelanggan yang sedang berkembang atau yang masih tersembunyi,
dan kemudian menciptakan produk atau jasa yang akan memenuhi
kebutuhan tersebut.
2). Proses Operasi
Proses operasi mencerminkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan yang dimulai sejak adanya penerimaan pesanan
pelanggan sampai dengan penyampaian produk ataujasa kepada
pelanggan.
3). Layanan Purna Jual
Proses purna jual merupakan aktivitas penciptaan nilai
pada pelanggan atas penggunaan produk atau jasa perusahaan yang
telah ditawarkan.
d) Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif keuangan, pelanggan, dan
proses bisnis internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai oleh
perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang istimewa. Tujuan dalam
15
dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif scorecard
yang pertama.
Balanced Scorecard menekankan pentingnya investasi untuk
kepentingan masa depan, dalam perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan ada tiga kategori utama yang harus diperhatikan (Kaplan;
2000:110), yaitu:
1). Kapabilitas Pekerja
Dalam kapabilitas pekerja ada tiga kelompok pengukuran
kinerja utama, yaitu:
(a). Kepuasan Pekerja
(b). Retensi Pekerja
(c). Produktivitas Pekerja
2). Kapabilitas Sistem Informasi
Tolok ukur kapabilitas sistem informasi antaru lain meliputi
tingkat ketepatan informasi, dan jangka waktu dalam
memperoleh informasi.
3). Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan
Salah satu tolok ukurnya adalah absentensi.
4. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Balanced Scorecard
Adanya kontroversi mengenai kurang sempurnanya alat ukur
tradisional yang terlalu menekankan pada pengukuran keuangan saja dalam
menilai kinerja sebuah perusahaan, merupakan solusi dipergunakannya
16
Adapun keunggulan Balanced Scorecard dibandingkan dengan
pengukuran kinerja tradisional (Mulyadi; 2005:11), adalah:
a. Komprehensif, pengukuran dengan metode BSC ini jauh lebih
komprehensif apabila dibandingkan dengan metode konvensional
karena dengan metode BSC ini para eksekutif perusahaan menyadari
bahwa bahwa perspektif keuangan sesungguhnya merupakan hasil
dari 3 perspektif lainnya yaitu customer, proses bisnis, dan
pembelajaran pertumbuhan bukan hanya perspektif keuangan.
b. Koheren, koheren adalah adanya hubungan sebab akibat sehingga
dalam BSC dapat disimpulkan semua sasaran strategik yang terjadi
di perusahaan harus bisa dijelaskan.
c. Berimbang, keseimbangan dalan balanced scorecard juga tercermin
dengan selarasnya scorecard personal staff dengan scorecard
perusahaan sehingga setiapa persoal yang ada di dalam perusahaan
bertanggungjawab untuk memajukan perusahaan.
d. Terukur, Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur
adalah adanya kenyakinan bahwa 'if we can measure it, we can
manage it, if we can manage it, we can achieve it'. Sasaran strategi
yang sulit diukur sepertinya pada perspektif customer, proses bisnis/
internal serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan mengggunakan
balanced scorecard dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan.
Sebagai konsep penilaian yang masih baru, masih banyak
17
Balanced Scorecard, metode ini memiliki beberapa kelemahan. Menurut
Anthony dan Govindarajan dalam (Tjahjono; 2004:41-42) kelemahan
tersebut meliputi :
1) Hubungan antara pengukuran dan hasil nonfinansial yang relative
sedikit. Atau dapat dikatakan tidak ada jaminan bahwa tingkat
keuntungan di masa yang akan datang dapat dicapai dengan
mengikuti target yang ada dalam area nonfinansial.
2) Pada akhirnya tetap menekankan pada aspek keuangan walaupun
aspek lain dipertimbangkan dalam proses pengukuran, tetapi
seringkali aspek keuangan menjadi tolok ukur utama.
3) Tidak adanya mekanisme untuk melakukan perbaikan. Dalam
Balanced Scorecard tidak dilakukan pembahasan bagaimana
mekanisme untuk melakukan perbaikan.
4) Pengukurannya tidak up-to-date. Pengukuran Balanced Scorecard
seperti umumnya pengukuran berbasis data histories yang relative
kurang fleksibel terhadap perubahan.
5) Terlalu banyak kriteria pengukur, sehingga pengukuran menjadi
semakin kompleks.
6) Kesulitan dalam menetapkan trade-off antara pengukuran finansial
dan non finansial. Dalam praktek sering terjadi hal tersebut
sehingga manajemen dalam melakukan penyusunan harus
18
C.Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas dari teori
yang telah dibahas, maka dapat disusun kerangka pikir yang
menggambarkan tentang analisis penilaian kinerja keuangan perusahaan
CV Indojaya Pratama dengan menggunakan metode Balanced
Scorecard (BSC) yang meliputi perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan dapat dilihat pada gambar 1.3
Gambar 1.3 : Kerangka Pikir
Metode balanced scorecard menggabungkan beberapa aspek yang
dapat menunjukkan kunci-kunci keberhasilan ataupun kegagalan
19
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Penelitian ini menjelaskan bahwa pengukuran kinerja perusahaan
dengan metode balanced scorecard diperlukan data laporan keuangan, yaitu
berupa neraca dan laporan laba rugi. Selain data laporan keuangan
diperlukan pula data jumlah pelanggan, jumlah order, komplain dari
pelanggan, data kapasitas mesin, data karyawan, serta absensi karyawan.
Dari perspektif keuangan diukur dengan ROI, profit margin on sales,
growth rate in sales. Perspektif pelanggan menggunakan customer
retention, number of new customer, number of complain sebagai variabel
pengukurannya. Perspektif bisnis internal diukur dengan yield rate dan idle
capacity. Sedangkan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur
dengan employee productivity, employee turn over, dan absenteeism. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode balanced scorecard