• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis Dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality Control & Operation Pada Pt Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis Dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality Control & Operation Pada Pt Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN BISNIS DENGAN

KINERJA KARYAWAN DIVISI

QUALITY CONTROL &

OPERATION

PADA PT SAYURAN SIAP SAJI

MEGAMENDUNG BOGOR

NUHRIA AYUNING CAHYANI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality Control &

Operation pada PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Nuhria Ayuning Cahyani

NIM H34134068

(3)

ABSTRAK

NUHRIA AYUNING CAHYANI. Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality Control & Operation pada PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor. Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan. Kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya. Gaya kepemimpinan dapat memberikan hubungan positif dengan kinerja karyawan, karena dengan gaya kepemimpinan yang baik maka produktivitas atau kinerja karyawan untuk bekerja akan semakin baik pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan bisnis yang diterapkan perusahaan PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor, menganalisis bagaimana hubungan gaya kepemimpinan bisnis tersebut dengan kinerja karyawan divisi quality control & operation dari aspek kualitas, kuantitas, kreativitas, kedisiplinan dan tanggung jawab. Kemudian terakhir menganalisis gaya kepemimpinan bisnis yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi quality control & operation baik dari aspek kualitas, kuantitas, kreativitas, kedisiplinan dan tanggung jawab. Dalam pembuktian secara kuantitatif terdapat hubungan positif antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor.

Kata kunci: gaya kepemimpinan, karyawan, kinerja

ABSTRACT

NUHRIA AYUNING CAHYANI. Business Leadership Style Relationship with Employee Performance Quality Control & Operation Division. Supervised by

WAHYU BUDI PRIATNA.

Leadership is the one of important factor in a company. Leadership style can provide a positive relationship with the employee's performance, because with the good leadership style, the productivity or performance of the employee's will be better. The purpose of this study is to identify the business leadership style applied by the company PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor, analyzing how the leadership style relationship with the employee's performance division of quality control and operation of the aspects of quality, quantity, creativity, discipline and responsibilities. Then lastly analyze the style of the most influential business leadership to employee performance and operation division of quality control both from the aspect of quality, quantity, creativity, discipline and responsibilities. In quantitative proof there is a positive relationship between the business leadership style with employee performance and operation of quality control division at PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor.

(4)

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN BISNIS DENGAN

KINERJA KARYAWAN DIVISI

QUALITY CONTROL

&

OPERATION

PADA PT SAYURAN SIAP SAJI

MEGAMENDUNG BOGOR

NUHRIA AYUNING CAHYANI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality Control & Operation pada PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor

Nama : Nuhria Ayuning Cahyani

NIM : H34134068

Disetujui oleh

Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi Dosen pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, MSi Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2015 ini ialah kepemimpinan bisnis, dengan judul Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality control & Operation pada PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku pembimbing, serta Ibu Dr Ir Dwi Rachmina, MSi yang telah banyak memberi saran dan masukan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Yoko Handoko, SE sebagai jajaran direksi PT Sayuran Siap Saji dan Bapak Hendro selaku pimpinan divisi quality control & operation beserta staff yang telah membantu saya selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya dan teman-teman mahasiswa Alih Jenis 4 Agribisnis yang telah memberi dukungan dan semangat bagi saya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

(7)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 6

Ruang Lingkup 6

TINJAUAN PUSTAKA 7

Kepemimpinan 7

Gaya Kepemimpinan 7

KERANGKA PEMIKIRAN 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 9

Teori Kepemimpinan 9

Gaya Kepemimpinan 12

Kinerja 15

Kerangka Pemikiran Operasional 19

METODE PENELITI 20

Lokasi dan Waktu Penelitian 21

Jenis dan Sumber Data 21

Jenis Data 21

Sumber Data 21

Penentuan Sampel 21

Pengumpulan Data 22

Data Primer 22

Data Sekunder 23

Analisis Data 23

Perhitungan Skor Atas Indikator 23

Rentang Kriteria 24

Uji Validitas dan Reliabilitas 24

Rank Spearman 25

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 26

Sejarah Umum Perusahaan 26

(8)

Struktur Organisasi PT Sayuran Siap Saji 27 Alur Pekerjaan Divisi Quality Control & Operation 28 Teknologi dan Aset Perusahaan PT Sayuran Siap Saji 29

GAMBARAN UMUM PEMIMPIN 30

GAMBARAN UMUM RESPONDEN 31

Berdasarkan Jenis Kelamin 31

Berdasarkan Usia 31

Berdasarkan Tingkat Pendidikan 32

Berdasarkan Status Perkawinan 32

Berdasarkan Lama Bekerja 33

IDENTIFIKASI GAYA KEPEMIMPINAN 34

Gaya Kepemimpinan Autocratic 34

Gaya Kepemimpinan Directive 34

Gaya Kepemimpinan Democratic 35

Gaya Kepemimpinan Participative 36

Gaya Kepemimpinan Task Oriented 37

Gaya Kepemimpinan Relation Oriented 38

PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA

KARYAWAN 39

Kinerja Karyawan 39

Dimensi Kualitas Kerja 40

Dimensi Kuantitas Kerja 40

Dimensi Kreativitas Kerja 41

Dimensi Kedisiplinan Kerja 42

Dimensi Tanggung Jawab Kerja 42

Hasil Persepsi karyawan divisi quality control & operation terhadap kinerja 43

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA KARYAWAN 44

Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Autocratic dengan Kinerja

Karyawan 44

Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Directive dengan Kinerja

Karyawan 44

Korelasi Spearman antara gaya Kepemimpinan Democratic dengan Kinerja Karyawan 45 Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Participative dengan Kinerja

(9)

Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Task Oriented dengan Kinerja

Karyawan 46

Korelasi Rank Spearman antara gaya kepemimpinan Relation Oriented dengan kinerja

karyawan 46

Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan 47

SIMPULAN DAN SARAN 48

Simpulan 48

Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 48

(10)

DAFTAR TABEL

1 Rentang kriteria skor 24

2 Standar penilaian koefisien validitas dan reliabilitas 25

3 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin 31

4 Distribusi responden berdasarkan usia 31

5 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan 32 6 Distribusi responden berdasarkan status perkawinan 33

7 Distribusi responden berdasarkan lama bekerja 33

8 Gaya kepemimpinan autocratic 34

9 Gaya kepemimpinan directive 35

10 Gaya kepemimpinan democratic 36

11 Gaya kepemimpinan participative 37

12 Gaya kepemimpinan task oriented 37

13 Gaya kepemimpinan relation oriented 38

14 Persepsi karyawan terhadap penerapan gaya kepemimpinan 39 15 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kualitas kerja 40 16 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kuantitas kerja 41 17 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kreativitas kerja 41 18 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kedisiplinan kerja 42 19 Kinerja karyawan berdasarkan indikator tanggung jawab kerja 43 20 Persepsi karyawan divisi quality control & operation terhadap kinerjanya 43 21 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan otokratik dengan kinerja karyawan 44 22 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan Direktif dengan kinerja karyawan 44 23 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan demokratik dengan kinerja karyawan 45 24 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan partisipatif dengan kinerja karyawan 45 25 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan task oriented dengan kinerja karyawan 46 26 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan Relation Oriented dengan kinerja karyawan 46 27 Korelasi Rank Spearman antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan 47

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran operasional 20

2 Struktur organisasi PT Sayuran Siap Saji 27

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil uji validitas 51

(11)
(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kepemimpinan dalam dunia bisnis berhubungan sangat kuat dengan jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya. Bisnis akan berjalan baik jika memiliki pemimpin yang berwibawa, bijaksana dan dapat membuat karyawannya merasa nyaman dan termotivasi dalam bekerja. Peran pemimpin dalam suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa motivasi dan kepuasan kerja bagi karyawan. Karakteristik dan peran pemimpin akan berpengaruh terhadap iklim kerja dalam suatu perusahaan yang akan berhubungan dengan kinerja karyawan. Iklim kerja yang kondusif akan menciptakan suasana kerja yang nyaman sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dan akan berpengaruh positif dengan kinerja perusahaan. Dengan memiliki pemimpin yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, maka perusahaan memiliki nilai unggul dalam persaingan bisnis.

Persaingan bisnis merupakan tantangan bagi setiap perusahaan dalam memperlihatkan kemampuannya menjadi unggul di bidangnya. Persaingan bisnis semakin kompetitif, berbagai cara dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Persaingan sekarang menuntut produk bermutu, pengiriman tepat waktu, layanan cepat, purna jual memuaskan, harga bersaing, dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan keunggulan manajemen perusahaan untuk mengelola bisnis dengan ketajaman daya saing yang harus dibangun secara sistematis. Perubahan selalu terjadi, kecepatan perubahan tersebut harus diimbangi dengan kesiapan manusia, sistem manajemen, kepemimpinan serta informasi yang cepat. Salah satu faktor keberhasilan Cina menjadi pusat produksi dunia adalah karena faktor mentalitas dan motivasi kerja yang luar biasa sehingga mereka mempunyai produktivitas kerja yang tinggi. Mereka bekerja bukan diukur oleh jam kerja melainkan oleh output yang harus mereka hasilkan. Berbeda dengan faktor produktivitas Indonesia yang diukur oleh jam kerja. Indonesia dapat meningkatkan nilai unggul jika produktivitas jam kerja sebanding dengan target/output yang dihasilkan. Tentunya dibutuhkan motivasi dan arahan dari pemimpin agar terciptanya produktivitas dan kinerja yang tinggi dari karyawan.

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pemimpin perlu mempertimbangkan upaya untuk meningkatkan kinerja karyawannya agar bekerja dengan baik. Apabila kinerja karyawan rendah maka produktivitas karyawan akan menyusut seakan-akan kemampuan yang mereka miliki rendah. Kinerja dan pembangkitan kinerja merupakan sebuah fungsi manajemen yang penting untuk dilakukan.

(14)

Pimpinan yang merencanakan, menginformasikan, membuat dan mengevaluasi berbagai keputusan yang harus dilaksanakan dalam organisasi tersebut sehingga gaya kepemimpinan yang diterapkan harus sesuai. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap, gaya, dan perilaku pimpinan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh kepribadian seorang pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan karyawannya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, yang salah satunya adalah gaya kepemimpinan yang berjalan dalam perusahaan tersebut. Salah satu peranan pemimpin yang krusial dalam organisasi adalah memberikan rasa puas dengan pekerjaannya, memotivasi dan memberikan dorongan kepada karyawannya sehingga tercipta kinerja yang diharapkan oleh perusahaan. Dalam melakukan peranan ini tiap pemimpin mempunyai pendekatan perilaku tersendiri, yang tercermin dalam gaya kepemimpinan yang digunakan. Ketidaksesuaian gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat berpengaruh terhadap turunnya kepuasan kerja dan motivasi karyawan sehingga akan mengakibatkan penurunan kinerja karyawan.

Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya (Nawawi 2003). Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu 2000). Banyak penelitian menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan baik dalam organisasi non bisnis maupun organisasi bisnis merupakan keterampilan ilmu dan juga seni bagi pemimpin sehingga bila teori ini diramu dalam aplikasi kepemimpinan bisnis dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan organisasi atau perusahaan tersebut. Menurut Kerlinger dan Padhazur, dalam Randhita (2009) menyatakan bahwa, “… Faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi…”. Artinya disini bahwa pemimpin adalah sebagai contoh teladan, semakin baik pemimpin memimpin bawahannya akan mempengaruhi karyawannya untuk bekerja dengan baik, namun sebaliknya apabila pemimpin buruk dalam mencontohkan bagaimana memimpin bawahannya maka akan memberikan efek buruk karyawannya dalam bekerja. Pendapat di atas juga dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan berhubungan positif oleh model atau gaya kepemimpinan bisnis, semakin baik dan tepat gaya kepemimpinan bisnis yang diterapkan oleh pemimpin berarti semakin baik pula kinerja karyawan dan perusahaan. Kesimpulan ini mengisyaratkan bahwa perusahaan yang berhasil dalam pencapaian tujuan perusahaanya adalah bergantung pada pemimpinnya dan bagaimana memimpinnya, secara zhahiriyah untuk mengetahui kebenaran pendapat tersebut maka perlu dianalisa bagaimana gaya pemimpin yang diterapkan dalam suatu sistem manajemen perusahaan sehingga mampu berhubungan positif dengan kinerja karyawan.

(15)

dalam mempengaruhi karyawannya akan menentukan cara yang digunakan oleh karyawannya itu sendiri dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di suatu organisasi bisnis atau perusahaan. Hal ini didasari pada argumen bahwa seorang pemimpin bisnis memiliki otoritas atau kewenangan dalam merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi perilaku karyawannya agar sesuai arahan atau sistem di perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan dengan nyata.

PT Sayuran Siap Saji merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang agribisnis khususnya komoditas sayuran segar dengan teknologi fresh cut.

Sayuran segar yang diproduksi diantaranya beberapa jenis sawi, wortel, caisim,

lettuce, brokoli, kembang kol, onion, paprika, tomat dan masih banyak lagi. Selama ini hasil sayuran tersebut biasa dipasarkan kepada restoran besar di Indonesia. Perusahaan tidak hanya memasarkan produknya di Indonesia, PT Sayuran Siap Saji telah mencapai pasar international seperti Hongkong, Taiwan dan Jepang. Demi mencapai kualitas standar internasional, perusahaan melakukan kerjasama dengan PT HESSING yaitu perusahaan asing dari Belanda untuk membantu dalam bidang teknologi fresh cut. Selama beroperasi, perusahaan selalu menerapkan standar kualitas tinggi demi meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing dengan produk nasional dan internasional lainnya. Spesifikasi produk ditentukan oleh standar International sehingga PT Sayuran Siap Saji diwajibkan untuk memberikan hasil kerja diminta sesuai dengan standar kebersihan, kesegaran dan kualitas. Demi mencapai kualitas produk yang ditetapkan sesuai standar, sehingga kinerja karyawan pada divisi quality control

& operation sangat berpengaruh dalam pencapaian kualitas produk. Kinerja karyawan yang baik tercipta dari rasa kepuasan kerja dan motivasi yang didapatkan selama bekerja. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang tepat, maka pendelegasian wewenang dan tanggung jawab akan memudahkan tugas pemimpin dalam peningkatan kinerja karyawan.

Gaya kepemimpinan dalam mengelola sumber daya manusia dalam suatu unit kerja akan berhubungan pada perilaku kerja yang diindikasikan dengan peningkatan atau penurunan kinerja karyawan itu sendiri, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan komitmen organisasi pada karyawannya dengan menanamkan visi, misi, dan tujuan dengan baik untuk membangun loyalitas dan kepercayaan dari karyawannya. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan pemimpin dalam menjalankan perannya sangat dibutuhkan dalam peningkatan kinerja karyawan. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan telaah ilmiah yang berjudul Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality Control & Operation.

Perumusan Masalah

(16)

Sayuran Siap Saji yang menyebabkan dua perusahaan didalamnya yaitu PT Sayuran Siap Saji dan PT Mira Flora dijual ke pihak lain. PT Sayuran Siap Saji menjadi perusahaan satu-satunya yang dipertahankan pemilik usaha, karena dinilai memiliki potensi besar di Indonesia untuk kedepannya. PT Sayuran Siap Saji sangat diharapkan mampu menjadi perusahaan yang dapat menciptakan produk berkualitas dan berdaya saing tinggi. Dalam pengembangan produk, PT Sayuran Siap Saji menyebarkan produk ke beberapa restoran besar di Indonesia seperti Mc. Donald, Bakmi GM, 7eleven, A&W, Burger King, dan Domino Pizza. Didukung dengan tenaga kerja terlatih serta dibantu dengan alat-alat dan mesin yang memadai, PT Sayuran Siap Saji mampu menjalin kerjasama dengan beberapa restoran besar di Indonesia. Karena tingginya permintaan dari restoran tersebut untuk memesan jenis sayuran yang berkualitas dan sesuai standar intersasional, maka karyawan PT Sayuran Siap Saji khususnya divisi quality control & operation diberikan bimbingan untuk proses penyusunan produk sesuai standar yang telah ditetapkan. Divisi quality control & operation merupakan divisi yang paling berpengaruh terhadap hasil akhir produk.

Produk sayuran yang dihasilkan PT Sayuran Siap Saji menggunakan teknologi fresh cut. Teknik pengolahan fresh cut merupakan produk unggulan yang kini sedang di usahakan oleh PT Sayuran Siap Saji, sekaligus menjadi nilai unggul diantara produk yang dikembangkan oleh perusahaan lain. Fresh cut

merupakan teknik untuk menghasilkan berbagai produk sayuran yang praktis dan dapat langsung di konsumsi atau diolah menjadi suatu masakan. Teknik pengolahan fresh cut juga merupakan permintaan dari beberapa restoran besar yang menginginkan sayuran dengan menggunakan teknologi fresh cut hal tersebut didasarkan karena dengan menggunakan teknik pengolahan tersebut maka hasil produk yang dihasilkan akan lebih berkualitas, sehingga perusahaan menggunakan teknik fresh cut untuk menghasilkan produk sesuai permintaan konsumen. Kepuasan konsumen menjadi faktor kunci dalam keberhasilan pengembangan usaha, tidak terkecuali usaha penyedia jasa dan pangan.

Obyek pada penelitian ini adalah PT Sayuran Siap Saji area Megamendung Bogor. Perusahaan ini merupakan pengelompokan kerja dalam beberapa unit divisi kerja. Usaha ini merupakan usaha mandiri yang dipimpin oleh Ir. Tatang Hadinata selaku Direktur utama PT Sayuran Siap Saji. PT Sayuran Siap Saji memiliki tenaga kerja sebanyak 58 orang. Status karyawan juga beragam mulai dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja lepas atau harian. Setiap divisi dikepalai oleh satu orang pemimpin yang bertanggung jawab dalam divisi tersebut. Setiap kepala divisi tersebut menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala divisi. Divisi quality control &

(17)

diterima konsumen. Hasil produk yang dihasilkan tergantung dari kinerja karyawan, agar mampu mencetak kinerja karyawan yang baik maka dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi bawahannya agar tetap bekerja dengan baik dan mampu mencapai tujuan perusahaan yaitu menciptakan produk yang berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan .

Karyawan pada PT Sayuran Siap Saji menjadi ujung tombak untuk mencapai tujuan perusahaan. Mereka bekerja berdasarkan permintaan konsumen setiap harinya, mereka memiliki jam kerja yang dibagi menjadi dua shift, shift pertama mulai dari jam 08.00-14.00 WIB, shift kedua mulai pukul 14.00-19.00 WIB hari kerja yaitu senin sampai sabtu. Mengingat karyawan divisi quality control & operation adalah ujung tombak perusahaan, maka seorang pemimpin tentunya harus bisa mempengaruhi seluruh karyawannya untuk mempunyai optimisme yang lebih besar, rasa percaya diri, serta komitmen kepada tujuan dan misi perusahaan. Peran seorang pemimpin adalah menciptakan semangat dan gairah kerja seluruh karyawannya. pemimpin harus bisa menyampaikan tugas dan target dengan jelas, menjadi teladan dan inspirasi, menciptakan suasana kerja yang nyaman, menyenangkan, menerima keluhan dan berdiskusi, memberi otonomi dan memotivasi karyawan-karyawannya untuk terus maju. Dengan demikian pemimpin mampu mencetak karyawan yang kreatif, mencintai pekerjaanya serta loyal terhadap perusahaan. Pemimpin seperti ini akan dapat mengontrol bagaimana kinerja para karyawannya serta mampu menanggulangi berbagai hambatannya. Seorang pemimpin harus dapat memahami permasalahan individu, menumbuhkan kepercayaan dari pengikutnya, memberikan wawasan dan mejadi teladan yang akan berpengaruh positif terhadap perilaku kerja karyawan. Selain itu, komitmen organisasi sekarang ini juga mendapat perhatian lebih karena memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku kerja karyawan yang dapat dilihat dari hasil kinerja karyawan. Pemimpin harus mampu memahami kebutuhan setiap karyawannya, memotivasi serta melakukan pemberdayaan secara tepat, sehingga akan sejalan dengan pembentukan komitmen organisasi karyawannya. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang tepat dan didukung komitmen organisasi yang kuat dari para karyawan diharapkan dapat berhubungan positif dengan kinerja karyawan.

Berdasarkan fakta yang terjadi, dapat diketahui bahwa permasalahan sumber daya manusia dalam organisasi pada dasarnya merupakan masalah yang rumit karena menyangkut masalah individu. Setiap individu mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda, tidak banyak orang yang mendapatkan kepuasan atas kompensasi dan penghargaan yang mereka harapkan, tidak banyak pula orang yang mempunyai kesempatan mengekspresikan diri dan merasakan kebebasan atas kendali yang dinikmati saat dia bekerja. Permasalahan-permasalahan individu dalam organisasi seperti itulah yang harus menjadi perhatian dari seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang kerap terjadi dalam sebuah organisasi/perusahaan, yaitu pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang terkandung dalam individu atau kelompok. Fleksibilitas pemimpin dalam pendekatan terhadap masalah-masalah individu ini nantinya dapat menjadi dasar untuk mengoptimalkan kinerja serta merancang sistem organisasi yang lebih baik.

(18)

untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan serta bagaimana hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan yang dihasilkan pada PT Sayuran Siap Saji apakah berhubungan positif atau negative dengan kinerja karyawan. Ini penting karena melihat PT Sayuran Siap Saji adalah perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1980 dan pernah mengalami pasang surut dalam segi penjualan.

Begitu pentingnya kajian tentang hubungan gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap Saji ini sehingga menjadi rumusan masalah yang kemudian diangkat menjadi judul atau topik dalam penelitian ini. Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala divisi quality control

& operation pada PT Sayuran Siap Saji dalam menjalankan bisnisnya ? 2. Bagaimana hubungan antara gaya kepemimpinan bisnis yang diterapkan

dengan kinerja karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap Saji ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan divisi quality control & operation

yang diterapkan pada PT Sayuran Siap Saji

2. Menganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap Saji

Ruang Lingkup

Penelitian ini secara umum membahas tentang kepemimpinan melalui teori-teori dan aplikasi (praktek) tentang kepemimpinan bisnis dari sumber-sumber atau literatur yang ada baik tentang kepemimpinan secara umum dan juga tentang kepemimpinan bisnis secara khusus. Sumber-sumber atau literatur yang dikupas pada bahasan di dalam penelitian ini berasal dari buku, skripsi, tesis, disertasi maupun literatur lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. Penjabaran secara sempit maupun luas diketengahkan pada konsep-konsep kepemimpinan ini dengan pandangan teoritik dari berbagai sumber dan juga pandangan yang bersifat subjektif dari peneliti. Pengujian kuantitatif akan dilakukan guna mendukung

judgment agar lebih komplit, general dan representatif.

Pengujian kuantitatif bertujuan untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan bisnis dan kinerja karyawan yang akan diinterpretasikan dengan hubungan korelasi antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja karyawan yang akan dianalisis dengan uji korelasi signifikansi Rank Spearman. Lingkup yang akan diketengahkan secara khusus adalah tentang gaya kepemimpinan bisnis yang diterapkan kepala divisi quality control & operation PT Sayuran Siap Saji yang secara langsung berhubungan dengan kinerja karyawan divisi quality control &

operation.

(19)

kepemimpinan ini dipilih karena merupakan analisis yang paling berperan dalam hasil produk perusahaan. Penelitian ini berdasarkan sudut pandang karyawan (responden).

TINJAUAN PUSTAKA

Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok dalam pencapaian tujuan. Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan anggota kelompok (Robbins 2005). Kepemimpinan menurut Dwight D. Eisenhower dalam Conlow (2003) adalah kemampuan membuat keputusan mengenai apa yang harus dilakukan dan membuat orang lain mau melakukannya. Kepemimpinan dibutuhkan oleh manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Disatu pihak manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpin (Thoha 2004).

Pemimpin mempunyai peran strategis dalam proses pemberdayaan sebagai agen perubahan, karena dalam pemberdayaan ada proses distribusi kekuasaan. Tanggung jawab dari seorang pimpinan adalah untuk mendorong kelompok ke arah pencapaian tujuan-tujuan yang bermanfaat. Anggota-anggota kelompok perlu merasakan bahwa mereka memiliki sesuatu yang bermanfaat yang harus dilakukan dan sesuatu yang dapat dilakukan. Keberhasilan seorang pimpinan bergantung kepada gaya atau cara bagaimana pimpinan memimpin bawahannya melalui prilaku yang ditunjukkan dalam sikap dan perbuatannya serta dari aturan-aturan yang diterapkan pada organisasi dimana ia memimpin (Mujiatun 2011)

Tri (2005) menyatakan dalam skripsinya bahwa seorang karyawan akan memiliki kinerja yang baik jika memiliki kepuasan kerja dan motivasi cukup dalam melakukan pekerjaannya. Kepuasan kerja dan motivasi karyawan akan muncul karena adanya faktor internal dan faktor eksternal. Kepemimpinan di perusahaan merupakan faktor yang sangat penting dalam peningkatan kinerja karyawan sehingga seorang pemimpin dapat memerankan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karyawannya agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawannya.

Gaya Kepemimpinan

(20)

kondusif bagi lingkungan tempat kerjanya. Hal ini akan menyebabkan timbulnya perasaan senangdan puas dari dalam diri karyawan untuk dapat bekerja dengan giat, sehingga karyawan akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya. Dengan demikian kinerja kerja karyawan akan meningkat (Abdilah 2011).

Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda serta diperlukan juga cara mengelola yang berbeda karena banyaknya perbedaan pada setiap individu seperti perbedaan usia, jenis pekerjaan, jabatan/posisi, latar belakang pendidikan, status keluarga, serta perbedaan status sosial lainnya. Hal tersebut akan berhubungan dengan prestasi yang dicapai oleh tiap individu terhadap ketepatan atau ketidaktepatan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sehingga pada akhirnya akan berdampak terhadap tujuan akhir perusahaan. Sampai seberapa jauh gaya kepemimpinan tersebut mempengaruhi pencapaian prestasi kerja karyawan perlu diteliti dan dikaji lebih lanjut (Ryani 2007). Menurut (Aurora 2009) karakteristik menjadi hal yang menentukan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin. Pemimpin membentuk gaya kepemimpinan mereka dalam periode waktu tertentu melalui pengalaman, pendidikan, dan pelatihan. Pemimpin seharusnya mampu melayani kepentingan anggotanya dengan setiap gaya atau metode kepemimpinan yang diterapkannya.

Pemimpin harus fleksibel dalam pemahaman segala potensi yang dimiliki oleh individu dan berbagai permasalahan yang dihadapai karyawannya. Dengan melakukan pendekatan tersebut, pemimpin dapat menerapkan segala peraturan dan kebijakan organisasi serta melimpahkan tugas dan tanggung jawab dengan tepat. Hal ini sejalan dengan usaha untuk menumbuhkan komitmen organisasi dari diri karyawan. Sehingga pemimpin nantinya dapat meningkatkan kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya serta dapat meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan dengan lebih efektif. Pada dasarnya karyawan yang puas terhadap pekerjaanya akan cenderung memiliki motivasi dan kinerja yang tinggi pula. Hasil penelitian diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan teman kerja serta penyelia adalah sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja serta jenis pekerjaan. (Baihaqi 2010). Pendapat dari Abdilah dan Suganda (2011) dalam penelitiannya, kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi, dan dikatakan buruk jika sebaliknya. Kinerja yang dihasilkan karyawan bersumber dari kepuasan kerja dan motivasi karyawan. Semakin tinggi tingkat kepuasan dan motivasi karyawan maka akan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan erat kaitannya dengan penilaian kinerja, untuk itu penilaian kinerja karyawan perlu dilakukan oleh suatu organisasi. Penilaian kinerja (performance evaluation) yaitu proses untuk mengukur atau mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi. Dengan kata lain penilaian kinerja ditentukan oleh hasil kegiatan sumber daya manusia (SDM) dengan standar kinerja yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya.

(21)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka teoritis adalah gambaran bagaimana atau hal apa yang menjadi konsep dalam penelitian yang dilakukan dan dari mana sumbernya. Konsep ini berupa kutipan yang diambil dari literatur yang diketengahkan oleh peneliti dan juga bahasan dari pandangan atau pemikiran secara subjektif dari bahasan yang diteliti.

Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan keniscayaan yang telah didapatkan sejak manusia terlahir ke dunia. Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri-ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam oragnisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (David & Keith 1985). Menurut Rivai (2004), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Sentono (2001) menyatakan yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu.

Menjadi pemimpin tidak bisa terjadi seketika, tetapi membutuhkan perjalanan yang tidak singkat. Bennis et al. (1995), memberikan pandangan secara umum tentang kepemimpinan. Dia mengatakan bahwaproses menjadi pemimpin identik dengan proses menjadi manusia seutuhnya Jalur yang harus ditempuh pemimpin sebagai orang yang berfungsi sepenuhnya melalui sejumlah kebijaksanaan berikut: (1) Kepemimpinan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan bertindak secara sukarela menuju pencapaian tujuan kelompok. (2) Pengaruh ini ditimbulkan melalui hubungan pribadi yang efektif antara pemimpin dan pengikut. Hubungan ini akan mendongkrak pengikut menjadi pribadi yang lebih baik. Pendapat dari Siagian (2010) menyatakan bahwa, telah terjadi dikotomi mengenai pendapat tentang teori kepemimpinan. Madzhab pertama mengatakan bahwa pemimpin itu merupakan titisan atau bakat yang melekat semenjak seseorang tersebut dilahirkan (leaders are born). Kecendrungannya bahwa seseorang tersebut akan menjadi pemimpin yang efektif dikarenakan memang bakat-bakat kepemimpinan yang alamiah. Sedangkan madzhab kedua berpendapat bahwa pemimpin itu dapat dibentuk atau ditempa (leaders are made). Kecendrungannya bahwa siapapun dia, dapat menjadi pemimpin yang efektif jika seseorang tersebut mendapat pendidikan (teoritical) dan pelatihan (practical) tentang kepemimpinan. Secara garis besar, pendapat yang dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi pemimpin yang efektif dibutuhkan tiga unsur yaitu :

(22)

3. Mendapat pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.

Sejalan dengan pendapat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sederhana bahwa modal memiliki bakat pemimpin saja tidaklah cukup, perlu adanya penempaan atau pembentukan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang kemudian ditambah lagi dengan memiliki kesempatan untuk terjun langsung sebagai pemimpin. Apabila ketiga unsur ini dimiliki oleh seseorang, maka ini merupakan kesempurnaan atau keidealisan untuk menjadi seorang pemimpin.

Menurut jenis variabel kunci yang digunakan, teori dan riset kepemimpimpinan digolongkan kedalam empat pendekatan yaitu:

1. Pendekatan ciri atau sifat.

Pendekatan paling awal ini menekankan pada sifat pemimpin-seperti kepribadian, motivasi, nilai dan keterampilan yang menentukan efektivitas pemimpin. Asumsi yang digunakan beberapa orang mempunyai bakat memimpin yang tercermin dari ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.Pendekatan ciri berusaha menemukan berbagai ciri yang menjamin keberhasilan kepemimpinan.

2. Pendekatan perilaku

Pendekatan yg muncul akibat ketidakpuasan terhadap pendekatan ciri ini, lebih menekankan pada apa yang senyatanya dilakukan oleh manajer dalam pekerjaannya dan bagaimana cara melakukannya.Apa yang senyatanya dilakukan oleh pemimpin. Perhatiannya pada pola aktivitas, fungsi spesifik dari pekerjaan seorang manajer. Ini menghasilkan konsep tentang peran manajer. Bagaimana cara pemimpin melakukannya. Perhatian pada upaya identifikasi perilaku pemimpin yang efektif. Ini menghasilkan konsep tentang gaya kepemimpinan.

3. Pendekatan kekuasaan pengaruh

Pendekatan ini mefokuskan pada penelitian utk menguji proses pengaruh yang terjadi antara pemimpin dengan pengikutnya. Penelitian dilakukan untuk menjelaskan efektivitas kepemimpinan berdasarkan jumlah dan jenis kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin, dan bagaimana kekuasaan itu digunakan. Kekuasaan dilihat sebagai sesuatu yang penting bukan saja untuk mempengaruhi bawahan tetapi juga mempengaruhi siapa saja yang dapat memberikan dukungan atas tercapainya tujuan, seperti rekan kerja, atasan, pemasok, dsb.

(23)

1. Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham. Ini berarti bahwa setiap pemimpin (leader) melalui kerja sama yang sebaik-baiknya harus mampu membuat para bawahan mencapai hasil yang telah ditetapkan. Peranan pemimpin memberikan dorongan terhadap bawahan untuk mengerjakan apa yang dikehendaki pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan adalah suatu seni bagaimana membuat orang lain mengikuti serangkaian tindakan dalam mencapai tujuan.

2. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persusasi dan inspirasi. (leadership as a form of persuation). Kepemimpinan adalah suatu kemampuan mempengaruhi orang lain yang dilakukan bukan melaluui paksaan melainkan himbauan dan persuasi.

3. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh (leadership as a personality and its effects). Kepribadian dapat diartikan sebagai sifat-sifat dan watak yang dimiliki oleh pemimpin yang menunjukkan keungguan, sehingga menyebabkan pemimpin tersebut memiliki pengaruh terhadap bawahan.

4. Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku (leadership as act or behavior). Kepemimpinan dalam arti ini digambarkan sebagai serangkaian perilaku seseorang yang mengarahkan kegiatan-kegiatan bersama. Dari serangkaian perilaku tersebut dapat berupa menilai anggota kelompok, menentukan hubungan kerja sama, mampu memperhatikan kepentingan bawahan, dan sebagainya.

5. Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan kelompok (leadership as a focus of group processes). Kepemimpinan sebagai titik sentral, sebab dalam kehidupan organisasi dari kepemimpinan diharapkan kahir berbagai gagasan baru, yang memberikan dorongan lahirnya perubahan, kegiatan dan seluruh proses kegiatan kelompok. Oleh karena itu, kepemimpinan tidak dapat dipisahkan daripada kehidupan kelompok dan menduduki posisi tertinggi dalam kehidupan kelompok dalam menentukan struktur kelompok, suasana kelompok dan aktivitas kelompok.

6. Kepemimpinan merupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan (leadership as a power relatiion). Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan sekelompok orang, hubungan antara yang memimpin dan yang dipimpin, dimana hubungan tersebut mencerminkan seseorang atau sekelompok orang yang berperilaku karena akibat adanya kewibawaan/kekuasaan yang ada pada orang yang memimpin. Dan dalam hubungan ini orang yang memimpin lebih banyak mempengaruhi daripada yang dipengaruhi.

7. Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan (leadership as an instrument of goal achievement). Dalam hubungan ini pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(24)

kepemimpinan bukan merupakan sebab melainkan sebagai akibat atau hasil daripada perilaku kelompok. Kepemimpinan timbul dari proses interaksi kelompok itu sendiri. Kepemimpinan adalah benar, apabila diakui dan didukung oleh anggota kelompok.

9. Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan (leadership as a differentiated role). Dalam kehidupan organisasi masing-masing anggota mempunyai peranan yang berbeda-beda. Dalam pencapaian tujuan anggota kelompok mempunyai sumbangan yang berbeda-beda. Demikian pula kepemimpinan yang muncul sebagai akibat interaksi dalam kehidupan organisasi, karena kelebihan-kelebihan dan sumbangannya dia diangkat peranannya sebagai pemimpin. Sejauh seseorang dipandang oleh anggota-anggota ain sebagai sumber yang dapat memberikan sumbangan yang tidak dapat diabaikan, ia akan diangkat dan diakui sebagai pemimpin.

10. Kepemimpinan adalah sebagai inisiasi struktur (leadership as the initiation of structure). Kepemimpinan jangan dipandang sebagai jabatan pasif, melainkan harus berperan sebagai suatu jabatan yang terlibat dalam suatu tindakan memenuhi pembentukan struktur dalam interaksi, sebagai bagian dari proses pemecahan masalah bersama.

Dari berbagai macam definisi diatas, dikemukakan bahwa timbul kesepakatan diantara para ahli manajemen, bahwa akhirnya kepemimpinan dapat di definisikan sebagai berikut:

„‟...that leadership is the process of influencing the activities of an individua or a group in efforts toward goal achievement in a given situation.’’

Kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan di dalam suatu situasi tertentu. Jadi, berdasarkan definisi tersebut, bahwa kepemimpinan itu akan terjadi apabila di dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perseorangan atau kelompok. Oleh karena itu, kepemimpinan sebagai suatu proses dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan: L = leadership l = leader

s = situation

f = function f = follower

Apabila rumus tersebut diterjemahkan secara bebas :

Kepemimpinan (K) adalah berfungsinya (f), pemimpin (p), bawahan (b) di dalam sutuasi tertentu (s).

Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini

L = f (l, f, s)

(25)

sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan 2002). Sedangkan menurut Ralph M. Stogdill (1974) didefinisikan sebagai sarana pencapaian tujuan yang dimaksudkan dalam hubungan ini pemimpin merupakan seseorang yang me miliki suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Gaya kepemimpinan menurut Stogdill (1974) yaitu sebagai berikut:

1 Kepemimpinan Otorkratik (Autocratic Leadership)

Otokrat berasal kata autos = sendiri; dan kratos = kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti: penguasa absolut. Kepemimpinan otokratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya sealu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one-man show. Dia berambisi sekali untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus diakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri. Sikap dan prinsip-prinsipnya sangat konservatif /kuno dan ketat-kaku. Dengan keras dia mempertahankan prinsip-prinsip business, efektivitas, efisiensi, dan hal-hal yang zakelijk.

Maka anthoritative itu disebut sebagai ketat-kaku berorientasi pada struktur dan tugas-tugas. Pemimpin mau bersikap „baik‟ terhadap bawahan, asal bawahan tadi bersedia patuh secara mutlak, dan menyadari tempatnya sendiri-sendiri. Ciri-ciri gaya otoriter adalah sebagai berikut:

a. Wewenang mutlak terpusat pada atasan

b. Keputusan dan kebijakan dibuat oleh pimpinan tanpa konsultasi dengan karyawan

c. Komunikasi berlangsung satu arah d. Pengawasan dilakukan secara ketat e. Lebih banyak kritik daripada pujian

f. Pimpinan menuntut kesetiaan dan prestasi sempurna 2. Kepemimpinan Direktif (Directive Leadership)

(26)

organisasi, koordinasi dan pengawasan. Karakteristik pribadi bawahan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang efektif. Jika bawahan merasa mempunyai kemampuan yang tidak baik, kepemimpinan instrumental (direktif) akan lebih sesuai. Sebaliknya apabila bawahan merasa mempunyai kemampuan yang baik, gaya direktif akan dirasakan berlebihan, bawahan akan cenderung memusuhi.

3 Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership)

Gaya demokratis, yaitu gaya kepemimpinan dimana bawahan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada „‟person atau individu pemimpin‟‟, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Karakteristik gaya demokratis adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan bersedia melimpahkam wewenang kepada bawahan

b. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan. Komunikasi berlangsung dua arah

c. Bawahan diberi kesempatan untuk berprakarsa dan menyampaikan saran

d. Tugas kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada instruksi e. Pujian dan kritik kepada bawahan diberikan secara seimbang. Gaya

Bebas Kendali, yaitu gaya kepemimpinan yang percaya pada supervisi minimal, dan menyerahkan sebagian keputusan kepada bawahan 4. Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership)

didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah bersama dengan bawahan, dengan cara melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. Kepemimpinan partisipatif berkaitan erat dengan penggunaan berbagai macam prosedur pengambilan keputusan, yang memberikan kepada orang lain suatu pengaruh tertentu terhadap keputusan-keputusan pemimpin tersebut. Istilah lain yang biasa digunakan untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, serta bisa disebut juga manajemen demokratis. Terdapat tiga istilah yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu: a. Konsultasi, yaitu pimpinan menanyakan opini dan gagasan bawahan,

kemudian pemimpin mengambil keputusan,

b. Keputusan bersama, yaitu pimpinan bersama-sama bawahan mengambil sebuah keputusan dan keputusan tersebut menjadi keputusan final,

(27)

Kepemimpinan partisipatif dapat dipandang sebagai suatu jenis prilaku yang berbeda, meskipun dapat digunakan bersama-sama untuk melaksanakan tugas khusus dan menunjukkan perilaku hubungan antara pemimpin dan bawahan. Sebagai contoh, berdiskusi dengan karyawan untuk merancang sistem waktu yang fleksibel, dapat menghasilkan perencanaan jadwal kerja yang lebih baik dan dapat sebagai tanda perhatian pemimpin atas kebutuhan karyawannya. Kepemimpinan partisipatif menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun perilaku kepemimpinan. Kepemimpinan, menyangkut aspek-aspek kekuasaan seperti bersama-sama menanggung kekuasaan (power sharing), pemberian kekuasaan (empowering), proses-proses yang saling mempengaruhi secara timbal balik, prosedur-prosedur spesifik yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain, untuk memperoleh gagasan dan saran-saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk pendelegasian kekuasaan. Pada intinya kepemimpinan pertisipatif adalah kepemimpinan yang selalu melibatkan seluruh elemen organisasi dalam mengambil kebijakan organisasi. Titik tekannya hanya kepada penggunaan patisipasi mereka, pemimpin hanya akan menjadi seseorang yang melegalkan apa yang menjadi keputusan semua pihak. 5. Kepemimpinan Berorientasi Tugas (Task-Oriented Leadership)

Kepemimpinan yang sangat berorientasi tugas berfokus hanya pada menyelesaikan pekerjaan, dan bisa jadi sangat otokratis. Ia akan secara aktif mendefinisikan tugas dan peran yang diperlukan, menempatkan struktur, merencanakan, mengorganisir dan memonitor. Namun demikian, seorang pemimpin berorientasi tugas tidak banyak meluangkan waktu untuk kesejahteraan tim, pendekatan ini bisa mengalami banyak kelemahan yang ada pada kepemimpinan otokratis, dengan kesulitan untuk memotivasi dan mempertahankan staff.

6. Kepemimpinan Berorientasi Hubungan (Relations-Oriented Leadership) Gaya kepemimpinan ini adalah kebalikan dari kepemimpinan berorientasi tugas; pemimpin secara total berfokus pada mengorganisir, mendukung, dan mengembangkan orang di bawah kepemimpinannya. Sebuah gaya partisipatif, yang cenderung mengarah pada kerja tim yang baik dan kolaborasi yang kreatif.

Kinerja

(28)

interest in subordinates). Karakteristik ini menempati peringkat kedua terpenting setelah visi sang pemimpin. Ini berarti bahwa pengelolaan manusia dalam organisasi merupakan kunci yang utama dan perlu dipertimbangkan dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan terlebih pada jaman industri modern sekarang. Sejalan de Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok. Sedangkan menurut Gibson et al. (1996) kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggungjawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Furtwengler (2002) yang mengemukakan bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka organisasi perlu melakukan perbaikan kinerja. Adapun perbaikan kinerja yang perlu diperhatikan oleh organisasi adalah faktor kecepatan, kualitas, layanan, dan nilai. Selain keempat faktor tersebut, juga terdapat faktor lainnya yang turut mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu ketrampilan interpersonal, mental untuk sukses, terbuka untuk berubah, kreativitas, trampil berkomunikasi, inisiatif, serta kemampuan dalam merencanakan dan mengorganisir kegiatan yang menjadi tugasnya. Menurut Rivai (2005), kata kinerja merupakan terjemahan dari kata

performance yang berasal dari kata to perform dengan beberapa entries yaitu: 1. Melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute) 2. Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to

dischargeof fulfil; as vow).

3. Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an understanding)

4. Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh orang atau mesin (to do what isexpected of a person machine).

Irawan (2000) menyatakan bahwa pengertian kinerja atau performance

(29)

Mathis & Jackson (2006), mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk (1) kuantitas keluaran, (2) kualitas keluaran, (3) jangka waktu keluaran, (4) kehadiran di tempat kerja, dan (5) Sikap kooperatif. Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai karyawan dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan organisasi dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Seperti konsep yang dikembangkan oleh Smith dan Kendal (2004) tentang kinerja karyawan (job performance) variabel-variabel yang dinilai dalam kinerja karyawan adalah sebagai berikut ini :

1. Kualitas kerja.

2. Tingkat keuletan dan daya tahan kerja. 3. Tingkat kedisiplinn dan absensi 4. Kemampuan karyawan.

5. Tugas tepat waktu.

6. Tingkat tanggung jawab akan hasil pekerjannya. 7. Tingkat inisiatif atau kreativitas yang dimiliki. 8. Melaksanakan tugas sesuai prosedur.

Menurut Bernardin & Russel (1993) terdapat enam kriteria untuk menilai kinerja karyawan, yaitu:

1. Quality, yaitu tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.

2. Quantity yaitu jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.

3. Timeliness yaitu tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain.

4. Cost effectiveness yaitu tingkatan dimana penggunaan sumber daya

perusahaan berupa manusia, keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit. 5. Need for supervision yaitu tingkatan dimana seorang karyawan dapat

melakukan pekerjaannya tanpa perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari atasannya.

6. Interpersonal impact yaitu tingkatan di mana seorang karyawan merasa percaya diri, punya keinginan yang baik, dan bekerja sama di antara rekan kerja

(30)

semakin baik kinerja karyawan maka semakin baik pula kinerja perusahaan. Sebaliknya, jika kinerja karyawan buruk maka akan membawa efek yang buruk juga kepada kinerja perusahaan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut Sutisno (2010) yaitu :

1. Efektivitas dan Efisiensi

Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efisiensi. Masalahnya adalah bagaimana proses t erjadinya efisiensi dan efektivitas organisasi. Dikatakan efektif bila mencapai tujuan, dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan.

2. Otoritas dan Tanggung jawab

Dalam organisasi yang baik, wewenang dan tanggung jawab telah didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tumpang tindih tugas. Masing-masing karyawan yang ada dalam organisasi mengetahui apa yang menjadi haknya dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi akan mendukung kinerja karyawan tersebut.

3. Disiplin

Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Masalah disiplin karyawan yang ada di dalam organisasi baik atasan maupun bawahan akan memberikan corak terhadap kinerja organisasi. Kinerja organisasi akan tercapai apabila kinerja individu maupun kelompok ditingkatkan.

4. Inisiatif

Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Dengan perkataan lain, inisiatif karyawan yang ada di dalam organisasi merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja.

Adapun secara terperinci manfaat penilaian kinerja bagi organisasi menurut Rivai (2005) diantaranya :

1. Perbaikan kinerja

Umpan balik pelaksanaan kerja yang bermanfaat bagi karyawan dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja karyawan. 2. Penyesuaian kompensasi

Penilaian kinerja membantu pengambil keputusan dalam penyesuaian ganti rugi, menentukan siapa yang perlu dinaikkan upah, bonus atau kompensasi lainnya.

3. Keputusan penempatan

Membantu dalam promosi, keputusan penempatan, perpindahan dan penurunan pangkat pada umumnya didasarkan pada masa lampau atau mengantisipasi kinerja.

4. Pelatihan dan pengembangan

(31)

5. Perencanaan dan pengembangan karier

Umpan balik penilaian kinerja dapat digunakan sebagai panduan dalam perencanaan dan pengembangan karier karyawan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Demi mewujudkan visi dan misi tersebut, maka perusahaan harus didukung oleh peranan pemimpin dalam pendelegasian wewenang dan pemberian tugas kepada bawahannya. Peranan pemimpin didukung oleh gaya kepemimpinannya yang digunakan oleh pemimpin yang pada menurut Stogdill (1974) terdiri dari Autocratic, Directif, Democtaric, Patricipative, Relation Oriented and Task Oriented. Gaya kepemimpinan yang diterapkan akan berpengaruh dan berhubungan dengan hasil kinerja karyawan. Ada lima tingkatan untuk mengkaji kinerja karyawan, yaitu kualitas, kuantitas, kedisiplinan, kreativitas dan tanggung jawab kerja. Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memegang peranan penting dalam upaya pencapaian tujuan. Pemimpin dan karyawan merupakan bagian dari sumber daya tersebut. Gaya kepemimpinan yang dijalankan secara efektif dapat memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga tercapainya visi misi perusahaan.

(32)

akan dipaparkan secara menyeluruh melalui alat uji baik kualitatif maupun kuantitatif.

Hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat diformulasikan sebagai berikut ini :

1. Gaya kepemimpinan bisnis berhubungan secara signifikan dengan kinerja karyawan.

2. Gaya kepemimpinan bisnis berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

Secara singkat, kerangka operasional dapat digambarkan seperti berikut :

METODE PENELITI

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional Autocratic

Kinerja Karyawan: 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Kedisiplinan 4. Kreativitas 5. Tanggung jawab

Pencapaian Tujuan Perusahaan Visi dan Misi

Perusahaan

Peranan Pemimpin

Gaya Kepemimpinan

Democratic Directif Participative Task-Oriented

Leadership

(33)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT Sayuran Siap Saji yang terletak di Jl. Cikopo Selatan No.134 Megamendung Kabupaten Bogor. Divisi yang diteliti yaitu Divisi quality control & operation. Pemilihan divisi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa divisi processing memiliki alur dan kegiatan pekerjaan yang paling banyak dan hasil kerja divisi quality control & operation yang paling mempengaruhi hasil produk yang diterima konsumen, divisi quality control &

operation harus mampu menciptakan hasil yang berkualitas dan sesuai standar perusahaan. Divisi ini memiliki peranan yang sangat penting dalam hasil akhir yang diterima oleh konsumen sehingga perlu arahan khusus dari seorang pemimpin untuk mempengaruhi karyawannya agar mampu menghasilkan produk sesuai harapan. Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret hingga April 2015.

Jenis dan Sumber Data Jenis Data

Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Sesuatu yang dimaksud adalah informasi yang bersifat fakta. Algifari (2003) mendefinisikan data yaitu informasi yang sudah diolah ke dalam bentuk Tabel atau grafik. Informasi sendiri merupakan hasil dari metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi peneliti khususnya dalam proses penelitian, dan dapat mendukung hasil penelitian. Jenis data dalam penelitian ini (Priyatno 2008) adalah:

1. Data Kualitatif,

yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, seperti literatur-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis. 2. Data Kuantitatif

ialah data yang dinyatakan dalam bentuk skala numerik atau angka seperti: data kualitatif yang diangkakan ( scoring )

Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan perusahaan, petani dan pihak yang terkait dengan kerjasama kemitraan, serta pengisian kuesioner serta pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi perusahaan dalam bentuk laporan dan tulisan yang relevan dengan topik penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan instrument berupa kuesioner.

Penentuan Sampel

(34)

(responden) sekaligus yang diberikan kuesioner, adalah karyawan yang sesuai dengan kriteria populasi sasaran yang dibuat peneliti, yaitu seluruh karyawan divisi quality control & operation yang totalnya berjumlah 40 orang. Metode yang digunakan dalam penarikan sampel ini adalah sampling jenuh atau sensus. Pengertian dari sampling jenuh atau sensus menurut Sugiyono (2008), adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Berdasarkan dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa sampling jenuh atau sensus teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota populasi. Dalam penelitian ini karena jumlah populasinya sedikit (terbatas) sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan sampel, sehingga peneliti mengambil jumlah sampel sama dengan jumlah populasi atau disebut dengan sensus yaitu kayawan divisi quality control & operation sebanyak 40 orang.

Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dari penelitian dilakukan dengan teknik wawancara langsung dan kuesioner untuk mendapatkan informasi tentang gaya kepemimpinan bisnis yang diterapkan oleh pemimpin tersebut kepada bawahannya. Peubah untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja karyawan dilakukan juga melalui wawancara dan kuesioner. Pengumpulan data selanjutnya adalah melalui pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian yaitu pada data PT Sayuran Siap Saji. Pengamatan langsung atau observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara langsung, jelas dan nyata mengenai gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja karyawan atau secara aktual terjadi di PT Sayuran Siap Saji. Adapun metode pengumpulan data primer dan sekunder yaitu sebagai berikut:

Data Primer

Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)

Peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian, dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah (Purnamasari 2008). Proses observasi dilakukan peneliti pada saat pra riset di lapangan guna mengetahui masalah-masalah yang ada pada PT Sayuran Siap Saji, dengan pertimbangan masalah-masalah yang ada pada badan tersebut disesuaikan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaannya dilapangan peneliti membuat catatan lapang yang berisi hasil observasi guna membantu proses penelitian selanjutnya. 2. Wawancara (Interview)

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasionalMETODE PENELITI
Gambar 2 Struktur organisasi PT Sayuran Siap Saji
Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan status perkawinan
Tabel 13 Gaya kepemimpinan relation  oriented
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari hadist di atas dapat disimpulkan bahwa manusia dalam beribadah atau melakukan satu kebaikan lebih dititik beratkan pada keikhlasan yang ada dalam hati, sebab Allah hanya

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah sebagai pelaksanaan Undang- undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang

Dalam tahap pertama itu, ada guru yang mendapatkan nilai Nol (0) pada saat mengikuti Ujian Kompetensi Guru. Untuk meningkatkan kualitas guru, perlu adanya

Pengelolaan & Pengadaan 9 Persentase jumlah SKPD yang menerapkan SPM % 100 9 Program Peningkatan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Bag. Kesra 10 Persentase

Dengan rancangan sistem pertanian yang dibuat, setiap orang mampu berkontribusi dalam menyediakan komoditas pangan secara mandiri tanpa kebutuhan lahan dan juga

PENYELESAIAN SENGKETA UTANG PIUTANG TANPA PERJANJIAN TERTULIS DENGAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH SEBAGAI2. JAMINAN YANG TIDAK

Ada beberapa jenis layanan yang di berikan untuk masyarakat seperti Filateli dan Konsinyasi (Prangko dan Materai), Admailpos, Pos Ekspor, Paket Pos, Surat