• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS PELAYANAN PENGURUSAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH

(Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Ilmu sosial dan Ilmu Politik

OLEH

MORINA ARIZONA SIGALINGGING 110903028

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)

Nama : Morina Arizona Sigalingging

Nim : 110903028

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina, SH., M.Hum

Pelayanan merupakan sebuah hal yang tidak terlepas dari kehidupan negara, pemerintahan dan juga masyarakat. Pelayanan yang membuat pemerintah dan masyarakat menjadi saling bergantung dan berkaitan. Demikian halnya dengan pelayanan sertifikat hak milik atas tanah,pelayanan ini merupakan pelayanan yang juga sangat penting untuk kehidupan masyarakat, karena dengan pelayanan ini, masyarakat bisa mengurus sertifikat hak milik atas tanah mereka untuk mendapatkan hak penuh yang diakui sebagai pemilik tanah dan juga bisa membantu ekonomi masyarakat. Pelayanan yang diberikan hendaknya pelayanan yang berkualitas, dimana pelayanannya sesuai dengan prosedur dan dijalankan oleh para aktor pelayanan dengan sebaik mungkin, dan bisa diterima, dan dipahami oleh masyarakat.

Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, diperoleh dari hasil wawancara dengan pegawai BPN Kabupaten Humbang Hasundutan, dan juga kepada masyarakat, selain itu data juga diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan mengkonfirmasi seluruh existing data sekunder dan data primer (wawancara dan observasi) dan menyajikannya dengan analisis kualitatif.

Dari penelitian yang penulis lakukan, dimana kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah di BPN Kabupaten Humbang Hasundutan, sudah dilakukan dengan baik hanya saja masih terkendala dalam sosialisasi, karena masih susah untuk menjangkau semua masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutandan karena masih adanya ketidakseimbangan pegawai dan fasilitas lainnya.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Kualitas Pelayanan Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah

(Studi Pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program

studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis

mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat mengucapkan terims kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun

tidak langsung kepada penulis dalam penyusun skripsi ini hingga selesai, terutama

kepada yang saya hormati:

1. Bapak Prof. Sublihar, Ph.D selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

(4)

3. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara

4. Ibu Elita Dewi M.Sp selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Arlina SH., M.Hum selaku dosen Pembimbing skripsi penulis yang

telah memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang sangat

berguna dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak/ Ibu dosen dan staff di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik khususnya jurusan ilmu administrasi negara yang telah banyak

membantu penulis untuk dapat melaksanakan penulisan dalam skripsi ini.

7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis, Makden Sigalingging dan

Alm. Sentiara Sitohang yang selalu mendoakan, memberi motivasi dan

pengorbanannya baik dari segi moril dan materil kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaian skripsi ini,

8. Buat saudara saudara penulis, Letzon, Lipson, Darson, Richmon,

Romanna, Sarina, Lamtagon. Rosanna, Lasrobema, Naix dan juga Eda

Rusmaida serta semua keluarga besar penulis, yang selalu memmberikan

doa dan dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada sahabat sahabat saya yang serasa dan sepenanggungan Manda,

Santi, Sriangreany, Besryati. Begitu juga buat Sahabat kecil saya Paska,

(5)

Ira, Lela, Mokoari, Darwis, Lilis, Debora yang selalu mau berbagi baik

suka maupun duka, dan juga selalu memberikan dukungan terbaik versi

masing masing kepada penulis.

10.Kepada sahabat sahabat DMK (Fanny, Lia, Fransiska, Rany, Meria,

Yuniarti, Giovanny, Hosianna, Marisi, Susi, Obed, Sabam) yang selalu

ada untuk berbagi baik suka maupun duka bersama penulis, selalu

gila-gilaan bersama mereka, dan juga untuk dukungan terbaik dari mereka

masing masing dalam penulisan skripsi ini.

11.Terima kasih kepada semua anggota kelompok II magang, Andre,

Kansrida, Ranyta, Yuditha, Della, Yuniarti, Marisi, Hosianna, Sabam,

Jimmy, Utomo, yang membeikan dukungannya masing masing pada

penulis selama penyusunan skripsi ini.

12.Kepada teman teman kampus yang sudah duluan menjadi alumni,

khususnya Nurholija hayati Siregar yang membantu penulis dalam

penyusunan skripsi dan tidak bosan bosannya selalu mengingatkan penulis

untuk mengerjakan skripsi.

13.Terima kasih kepada semua teman teman Ilmu Administrasi negara, yang

tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang memberikan

masukan untuk penyusunan skripsi ini

14. Kepada Bapak Kepala BPN yang mengizinkan penulis untuk penelitian

dan juga kepada Bapak/Ibu Pegawai BPN Kabupaten Humbang

Hasundutan yang membantu penulis untuk mendapatkan data data dan

(6)

15. Kepada informan informan penulis yang mau berbagi informasi dan

banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dan penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita dan menjadi bahan masukan bagi dunia

pendidikan. Dan penulis hanya bisa membalas semua kebaikan kalian

semua lewat doa, agar hari ini hingga kelak kuasa-Nya selalu dilimpahkan

kepada kita semua.

Medan, Juni 2015

Penulis

Morina Arizona Sigalingging

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Fokus Penelitian ... 8

I.3 Rumusan Masalah ... 9

I.4 Tujuan Penelitian ... 9

I.5 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II Kerangka Teori ... 11

II.1. Kuaitas pelayanan Publik ... 11

II.1.1 Pelayanan Publik ... 11

II.1.2 Kualitas Pelayanan ... 17

II.1.2.1 Pengertian kulaitas pelayanan ... 17

II.1.2.2 Prinsip prinsip Kualitas Pelayanan ... 20

II.2 Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 24

II.2.1 Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah ... 24

II.2.2 Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 29

(8)

II.3 Defenisi Konsep ... 33

II.4 sistematika Penulisan... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

III.1 Bentuk Penelitian ... 36

III.2 Lokasi Penelitian ... 36

III.3 Informan Penelitian ... 36

III.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

III.5 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 40

IV.1 Gambaran umum wilayah ... 40

IV.1.1 Sejarah Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan ... 40

IV.1.2 Luas Wilayah dan letak Geografis ... 45

IV.1.3 Demografi ... 46

IV.1.4 Administrasi Pemerintahan Kabupaten Humbang Hasundutan ... 49

IV.2 Gambaran Umum BPN RI ... 51

IV.2.1 Sejarah Kelembagaan Pertanahan ... 51

IV.2.2 Visi dan Misi Badan Pertanahan Nasional ... 51

IV.2.3 Lambang/Logo BPN RI ... 56

IV.3 Gambaran Umum BPN Kabupaten Humbang Hasundutan ... 58

IV.3.1 sejarah BPN Kabupaten Humbang Hasundutan ... 58

IV.3.2 Visi dan Misi BPN kabupaten Humbang Hasundutan ... 59

(9)

IV.5 Struktur Organisasi ... 63

IV.6 Tugas Pokok dan Fungsi BPN kabupaten Humbang Hasundutan ... 66

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 68

V.1 Prosedur Pelayanan Sertifikat Hak Milik Atas tanah ... 69

V.2 Kualitas Pelayanan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 73

V.3 Dimensi Tolak Ukur Kualitas Pelayanan ... 77

V.4 Kendala Dalam Pelayanan sertifikat Hak Milik Atas Tanah di BPN Kabupaten Humbang Hasundutan ... 89

V.5 Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Pelayanan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 92

V.6 Analisis Data ... 93

BAB VI KESIMPULAN ... 97

VI.1 Kesimpulan ... 97

VI.2 Saran ... 99

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 KabupatenHumbang Hasundutan Berdasarkan Luas

Kecamatan ... 45

Tabel 4.2 Proyeksi Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten

Humbang Hasundutan Tahun 2011-2015 ... 48

Tabel 4.3 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan ... 61

Tabel 4.6 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Unit Kerja ... 62

Tabel 5.1 Lokasi kegiatan Pelayanan sertifikat hak milik atas tanah

BPN Kabupaten Humbang Hasunudutan ... 76

Tabel 5.2 Fasilitas fasilitas di BPN Kabupaten Humbang Hasundutan ... 78

Tabel 5.3 Target Dan Realisasi Program Strategis Legalisasi

Aset Tahun 2014 ... 80

Tabel 5.4 Realisasi Kegiatan Rutin BPN Kabupaten Humbang

Hasundutan /Januari 2015 ... 84

Tabel 5.5 Realisasi Kegiatan Rutin BPN Kabupaten Humbang

Hasundutan /Januari 2015 ... 85

(11)

ABSTRAK

Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)

Nama : Morina Arizona Sigalingging

Nim : 110903028

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina, SH., M.Hum

Pelayanan merupakan sebuah hal yang tidak terlepas dari kehidupan negara, pemerintahan dan juga masyarakat. Pelayanan yang membuat pemerintah dan masyarakat menjadi saling bergantung dan berkaitan. Demikian halnya dengan pelayanan sertifikat hak milik atas tanah,pelayanan ini merupakan pelayanan yang juga sangat penting untuk kehidupan masyarakat, karena dengan pelayanan ini, masyarakat bisa mengurus sertifikat hak milik atas tanah mereka untuk mendapatkan hak penuh yang diakui sebagai pemilik tanah dan juga bisa membantu ekonomi masyarakat. Pelayanan yang diberikan hendaknya pelayanan yang berkualitas, dimana pelayanannya sesuai dengan prosedur dan dijalankan oleh para aktor pelayanan dengan sebaik mungkin, dan bisa diterima, dan dipahami oleh masyarakat.

Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, diperoleh dari hasil wawancara dengan pegawai BPN Kabupaten Humbang Hasundutan, dan juga kepada masyarakat, selain itu data juga diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan mengkonfirmasi seluruh existing data sekunder dan data primer (wawancara dan observasi) dan menyajikannya dengan analisis kualitatif.

Dari penelitian yang penulis lakukan, dimana kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah di BPN Kabupaten Humbang Hasundutan, sudah dilakukan dengan baik hanya saja masih terkendala dalam sosialisasi, karena masih susah untuk menjangkau semua masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutandan karena masih adanya ketidakseimbangan pegawai dan fasilitas lainnya.

(12)

Humbang Hasundutan ... 8

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pemerintah menjadi pemegang peran penting dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.Sebagai aktor pelayanan, pemerintah harus mampu

mempengaruhi pembentukan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap

pelayanan yang diberikan dan tentunya hal tersebut akan menentukan citra

terhadap birokrasi pemerintah sebagai pemberi pelayanan. Dengan campur tangan

pemerintah dan jajarannya pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat

seharusnya dapat dipenuhi dengan baik. Dan apapun jenis pelayanan pemerintah

yang diberikan dapat langsung mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku

masyarakat baik positif dan negatif.

Dari respon masyarakat maka akan diketahui bagaimana kualitas

pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Baik buruknya sebuah pelayanan akan

ditentukan oleh pemerintah sendiri dan baik buruknya sebuah pelayanan akan

dirasakan oleh masyarakat. Jika pelayanan pemerintah sesuai dengan harapan

rakyat maka sikap dan perilaku masyarakat yang menerimanya akan positif dan

menguntungkan bagi legitimasi kekuasaan dan proses pemerintahan. Namun

apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan rakyat maka sikap

dan perilakau masyarakat akan bersifat negatif. Karena kesesuaian antara expected

(13)

Banyak pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat dari pemerintah

seperti halnya dalam pengurusan surat surat baik itu surat nikah, kartu tanda

penduduk, kartu keluarga. Salah satu pelayanan yang saat ini juga sangat penting

adalah tentang pelayanan sertifikat tanah, yang dimana tanah menjadi satu unsur

yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Tanah menjadi

pemegang peran penting dalam kehidupan kita karena tanah menjadi tempat

tinggal kita masing-masing dan diatas tanah juga kita mencari nafkah untuk

kehidupan kita. Bisa dikatakan tanah dan manusia manjadi hubungan yang abadi

karena sejak kita lahir dan sampai akhir hayat kita akan berhubungan dengan

tanah.

Demikian halnya dengan pembangunan, kita tahu dimana pembangunan

akan terus meningkat setiap tahunnya dan pembangunan tersebut tidak akan lepas

dari yang namanya tanah, karena tanah menjadi sarana dasarnya. Seperti yang

tertulis dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang berbunyi

bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara

dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Tanah yang

termasuk didalamnya sangat penting untuk dapat didayagunakan untuk kebutuhan

masyarakat. Dengan sedemikian pentingnya tanah untuk kehidupan kita semua

maka penting juga adanya suatu pengaturan yang jelas dan kepastian hukum atas

tanah melalui pendaftaran tanah kepada instansi yang berwewenang. Pendaftaran

tanah berfungsi untuk mengetahui hak apa yang melekat pada tanah tersebut.

Sekalipun Pendaftaran tanah bukan tradisi berdasarkan konstruksi hukum adat,

(14)

pentingnya jaminan kepastian hukum akan tanahnya, maka pendaftaran tanah

dapat dipastikan menjadi suatu hal yang harus digiatkan1

Dalam hal pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah hanya

dilakukan di Kantor Pertanahan, dan Kantor Pertanahan juga yang berwenang

mengeluarkan sertifikat hak milik atas tanah. Dengan hanya Kantor Pertanahan

yang berhak mengeluarkan sertifikat tanah seharusnya pelayanannya dapat lebih

dimaksimalkan dan ditingkatkan, karena masyarakat akan lebih sering berurusan . Salah satu hak atas

tanah adalah hak milik atas tanah. Hak milik atas tanah merupakan hak yang

terpenuh dan paling kuat serta dapat bersifat turun temurun atau dapat diwariskan

dan dapat dialihkan. Pengurusan sertifikat hak milik atas tanah merupakan

pelayanan publik yang dilakukan instansi pemerintah.

Seiring berjalannnya waktu pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas

tanah menuntut akan pelayanan yang berkualitas yang sesuai dengan harapan

rakyat sehingga masyarakat akan merasa puas dan nyaman atas pelayanan yang

diterimanya. Tuntutan akan kualitas pelayanan pada setiap birokrasi pemerintah

hendaknya diikuti dengan kemauan birokrasi pemerintah untuk bertranformasi

pada birokrasi yang berorientasi pada kualitas. Kualitas pelayanan birokrasi

pemerintah merupakan interaksi dari sisitem pelayanan (prosedur, waktu, biaya

pelayanan), sumber daya manusia pemebri layanan (kemampuan pegawai) dan

masyarakat sebagai pengguna layanan.

1

(15)

dengan Kantor Pertanahan tersebut ketika mereka ingin mendaftarkan dan

mengurus sertifikat hak milik atas tanah mereka. Namun Kondisi diatas malah

membuat instansi tersebut bertindak semena mena karena tidak adanya persaingan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan malah semakin banyak

kasus yang terjadi pada masyarakat yang besangkutan dengan masalah tanah.

Salah satu masalah yang dihadapi dengan pengurusan sertifikat tanah adalah

ketidakterbukaan dan pertanggungjawaban yang tidak jelas, misalnya dengan

biaya-biaya yang dikenakan untuk pengurusan dan tidak dijelaskan mengenai

biaya-biaya tersebut.

Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan Kantor

Pertanahan yang menangani pengurusan sertifikat hak milik atas tanah di

Kabupaten Humbang Hasundutan. Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan

Kabupaten yang dimekarkan pada tahun 2003, dari Kabupaten Tapanuli utara.

Adapun Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan didirikan pada

tahun 2005. Sejak berdirinya Kantor Pertanahan di Humbang Hasundutan Juni

2005, berbagai kegiatan sudah dilaksanakan termasuk melakukan pelayanan

kepada masyarakat dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan penyuluhan

hukum pertanahan yang dibutuhkan masyarakat luas. Tahun 2005 Kantor

Pertanahan Humbang Hasundutan sudah mengurus sertifikat tanah sebanyak 159

bidang terdiri dari 101 bidang prona APBN dan 58 bidang rutin. Tahun 2006

sebanyak 27 bidang sedang dalam proses pengukuran. Selain itu, Kantor

Pertanahan Humbang Hasundutan sudah mengusulkan kepada Pemkab Humbang

(16)

Ruang Wilayah Kecamatan (RUTRWK) yang mengacu pada UU nomor 24 tahun

1992 tentang penataan ruang.

Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan yang

merupakan kantor yang mengurusi sertifikat hak milik atas tanah di 10 kecamatan

yang ada didalam Kabupaten tersebut. Doloksanggul menjadi kecamatan dimana

kantor pertanahan ini didirikan. Doloksanggul merupakan merupakan ibukota dari

Kabupaten Humbang Hasundutan. Doloksanggul bisa juga dikatakan dalam tahap

pembangunan, sebagai ibukota Kabupaten diharapakan pelayanannya dapat terus

ditingkatkan dan dimaksimalkan karena Doloksanggul menjadi pusat kota di

Kabupaten Humbang Hasundutan. Seiring dengan perkembangan pembangunan,

setiap tahunnya pembangunan di Doloksanggul juga semakin meningkat, baik itu

pembangunan untuk umum, juga untuk pembangunan kepentingan pribadi

misalnya semakin banyak bangunan dan rumah-rumah baru yang didirikan. Untuk

pembangunan tersebut tentu semakin banyak juga terjadi mengenai jual beli

tanah, dan tentu hal ini tidak terlepas dari pengurusan sertifikat hak milik atas

tanah, untuk menentukan siapa pemilik sah atas tanah tersebut. Selain itu, masih

sering terjadi sengketa-sengketa tanah karena belum ada sertifikat hak milik atas

tanah tersebut. Sehingga masalah menjadi sering muncul dibeberapa desa di

Doloksanggul sampai menggunakan kekerasan untuk memperebutkannya. Seperti

yang tercantum dalam sebuah media dibawah ini yakni

(17)

sehingga kepastian hak dan status kepemilikan tanah menjadi faktor penting. Hal itu dikatakannya dalam acara peresmian pembentukan Kantor Pertanahan Kabupaten Humbahas di Jalan Siliwangi Doloksanggul, belum lama ini.Kata bupati, peresmian Kantor Pertanian sangat menguntungkan bagi masyarakat dan pemerintahan yang nantinya kepemilikan tanah menjadi tertib hukum tanah, tertib administrasi tanah, tertib penggunaan dan tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup. Bupati juga mengakui, sejak berdirinya Kabupaten Humbahas telah terjadi beberapa permasalahan tanah terutama yang berkaitan dengan perbatasan wilayah seperti yang terjadi di Kecamatan Baktiraja Humbahas dengan Desa Janji Raja Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir. Kemudian di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Humbahas dengan Kecamatan Harian Boho Samosir. Bahkan juga terjadi permasalahan seperti persoalan bangunan yang tidak didukung dengan alas hak yang kuat yaitu sertifikat tanah.Mengingat Humbahas yang penduduknya mayoritas suku Batak, masalah tanah berkaitan dengan adat dan budaya sehingga sangat sedikit tanah masyarakat yang memiliki sertifikat termasuk alas hak kepemilikan. Kebanyakan tanah diperoleh secara adat “Dalihan Natolu” sehingga status tanah masyarakat belum didukung sertifikat. Dengan diresmikannya Kantor Pertanahan, bupati berharap supaya pimpinan dan segenap aparat Kantor Pertanahan dapat bekerjasama dengan semua unit kerja di lingkungan Pemkab Humbahas. Segenap aparat Kantor Pertanahan dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sehingga dapat menjadi sumber data yang jelas mengenai pertanahan secara baik dan benar2

Demikian yang telah disampaikan Bupati Humbang Hasundutan dalam

media tersebut, dan jika pelayanan sertifikat hak milik atas tanah bisa

dilaksanakan dengan baik maka kepemilikan atas sertifikat hak milik atas tanah

dapat lebih disosialisasikan kepada masyarakat dengan baik dan cepat, agar semua

tanah yang dimiliki oleh masyarakat memiliki sertifikat hak milik atas tanah. Kita

.

2

(18)

ketahui bahwa dalam mengurus sertifikat hak milik atas tanah dilakukan di Badan

Pertanahan Nasional, dan dengan situasi dengan demikian Kantor Pertanahan

Kabupaten Humbang Hasundutan harus mampu memberikan pelayanan yang baik

dan seperti yang diharapkan oleh masyarakat, agar masyarakat aktif dan tidak

menunda nunda untuk mendaftarkan tanahnya karena selain untuk legalitas atas

kepemilikan tanah, dengan adanya sertifikat hak milik atas tanah tersebut juga

akan mengurangi sengketa-sengketa tanah yang sering terjadi di tengah

masyarakat, selain itu dengan adanya sertifikat hak milik atas tanah tersebut dapat

membantu untuk mendapatkan modal untuk usaha-usaha masyarakat. Sedemikian

pentingnya kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah, dan harapan harapan yang

baik dibalik kepemilikan sertifikat hak atas tanah, namun masih terjadi

penyelewengan dalam pelaksanaan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat,

seperti yang tercantum dalam media dibawah ini.

(19)

UPT Doloksanggul melakukan ajang bisnis dengan memanfaatkan Prona, yang kemudian dibagi kepada mereka yang memberikan keuntungan3”.

Dengan melihat situasi yang terjadi diatas, Kantor Pertanahan harus

memperbaiki pelayanan sertifikat hak milik atas tanah kepada masyarakat, dan

sangat diharapkan pelayanan yang diberikan sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan agar penyelewengan penyelewengan tidak terjadi lagi. Dan juga sangat

penting adanya sanksi yang diberikan kepada pegawai pegawai yang

menyeleweng dan yang tidak mencerminkan dirinya sebagai aparatur pemerintah

yang bertugas melayani masyarakat dalam urusan pemerintahan termasuk dalam

pengurusan sertifikat hak milik atas tanah.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas

tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang

Hasundutan)”.

I.2 Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian yang akan saya angkat dalam

penelitian ini yakni mengenai kualitas pelayanan dalam pengurusan sertifikat hak

milik atas tanah di BPN Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

(20)

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka

rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah Bagaimana

Kualias Pelayanan Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ( studi pada

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)?

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak

milik atas tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan

2. Untuk mengetahui kendala-kendala atau masalah dalam pengurusan

sertifikat hak milik atas tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang

Hasundutan

3. Untuk mengetahui apa upaya yang dilakukan pemerintah dalam

meningkatkan pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah di

Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapakan dalam penelitian ini adalah

1. Secara subyektif, penelitian ini bermanfaat untuk melatih, meningkatkan

dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan

metodologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam

(21)

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi instansi terkait dan masyarakat khususnya ditempat penelitian ini

dilaksanakan agar dapat terus melaksanakan kewajibannya.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan departemen

ilmu administrasi negara dan bagi kalangan penulis lain yang ingin

(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

Dalam penelitian ini diperlukan adanya kumpulan teori-teori yang akan

menjadi landasan teoritis dan menjadi pedoman dalam melaksanakan penelitian.

Setelah masalah penelitian dirumuskan maka langkah selanjutaya adalah mencari

teori teori, konsepkonsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat

dijadikan sebagai landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian4

A. Defenisi Pelayanan Publik

.

II.1 Kualitas Pelayanan Publik

II.1.1 Pelayanan Publik

Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara

ekstrem dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan

kehidupan masyarakat. Menurut Kotler dalam Sampara Lukman pelayanan adalah

setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan

menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara

fisik. Selanjutnya sampara berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan atau

urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi secara langsung antar seseorang

dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara atau

4

(23)

hasil pekerjaan melayani. Sementara itu kata publik berasal dari bahasa inggris

public yang berarti umum, masyarakat, negara.

Sementara itu Inu Kencana mendefenisikan publik merupakan sejumlah

manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan

tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai norma yang ada. Oleh karena itu

pelayanan publik dapat didefenisikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki kegiatan yang

menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan

meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk fisik. Dan defenisi lain dari

pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah sebagai

penyelenggara negara terhadap masyarakatnya guna memmenuhi kebutuhan dari

masyarakat itu sendiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat5

B. Prinsip Prinsip Pelayanan Publik

.

Dalam memberikan pelayanan, pihak-pihak pelayanan harus

memperhatikan prinsip-prinsip yang terkandung dalam pelayanan itu sendiri.

Prinsip-prinsip dalam pelayanan publik menurut keputusan menteri

pendayagunaan aparatur pemerintah negara nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah

sebagai berikut:

5Juniarso ridwan dan achmad sodik sudrajat.2010. Hukum administrasi negara

(24)

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan

a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik

b. Unit kerja yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memmberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/

sengketa dalam pelayanan publik.

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran

3. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalamm kurun waktu

yang telah ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

6. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggara pelayanan dan penyelesaian

(25)

7. Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika.

8. Kemudahan akses

Tempat atau lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan memanfaatkan teknologi telekomunikasi

dan informatika.

9. Kedisplinan, kesopanan dan keramahan

Pemeberi pelayanan harus bersikap diplin, sopan dan santun, ramah serta

memberikan pelayanan yang ikhlas.

10.Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan sepetiparkir, toilet, tempat ibadah

dan lain lain.

C. Standar Pelayanan

Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan.

Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai

kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan

(26)

sebagia jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan dalam undang undang

Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik pasal 1 ayat (7). Standar

pelayanan merupakan ukuan yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan

yang wajib ditaati oleh pemberi dan penerima layanan. Setiap orang hendaknya

memandang masyarakat sebagai mitra kerja yang dapat dilihat dan dihargai

sebagai penentu berhasilnya oganisasi dalam melaksanakan kewajiban. Adapun

komponen standar pelayanan publik untuk menghasilkan pelayanan yang

berkualitas yang tercantum dalam pasal 21 antara lain:

a. Dasar hukum

Peraturan perundang undangan yang mejadi dasar.

b. Persyaratan

Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suartu jenis pelayanan baik

persyaratan teknis maupun admistratif.

c. Sistem, mekanisme, dan prosedur

Tata cara pelayanan yangh dibekukan bagi pemberi dan penerima

pelayanan termasuk pengaduan.

d. Jangka waktu penyelesaian

Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses

pelayanan datri setiap pelayanan.

e. Biaya/ tarif

Ongkos yang dikenakan kepeda penerima layanan dalam mengurus dan

atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan

(27)

f. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan

yang ditetapkan.

g. Sarana,prasarana atau fasilitas

Peralatandan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan

termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan bagi kelompok rentan.

h. Kompetensi pelaksana

Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan

keahlian, keterampilan dan pengalaman.

i. Pengawasan internal

Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan

langsung pelaksana.

j. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan

Tata cara pelaksanaan pengamanan pengaduan dan tindak lanjut.

k. Jumlah pelaksana

Tersedianya pelaksanaan sesuai dengan beban kerjanya.

l. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan

sesuai dengan standar pelayanan.

m. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen

untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keraguraguan.

n. Evaluasi kinerja pelaksana

Penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai

(28)

Dalam undang undang tersebut dinyatakan dalam menyusun dan

menetapkan standar pelayanan, penyelenggara wajib mengikut sertakan

masyarakat dan pihak terkait. masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara

maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, badan hukum yang

berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

II.1.2 Kualitas Pelayanan

II.1.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Sebuah barang yang dproduksi tentu tidak akan berharga dan bermanfaat

jika tidak berkualitas maka dengan adanya kualitas sebuah barang tertentu dapat

dipasarkan dan juga dikonsumsi oleh para konsumen. Demikian halya dengan

pelayanan yang ditujukan kepada masayarakat tentu harus layanan yang

berkualitas agar dapat diterima dan dinikmati oleh masyarakat karena layanan

itulah yang sebenarnya yang diharapakan oleh semua masayarakat dari para

pemerintah dan aparatur pemerintah.

Kualitas merupakan suatu kondisi diamis yang berhubungan dengan

produk jasa,manusia, proses dan lingjkungan yang memnuhi atau melebihi

harapan (goetsch dan davis, 1994:4). Kualitas mengandung elemen elemen yang

(29)

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan, serta merupakan kondisi yang

selalu berubah6. Terdapat lima sumber kualitas yang dijumpai7

1. Program, kebijakan dan sikap yang m,elibatkanb komitmen dari

manajemen puncak.

yaitu:

2. Sistem informasi yang menenkannkan ketepatan, baik pada waktu

maupun detail

3. Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian ekstensif

produk sebelum dilepas ke pasar

4. Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan peralatan yang

terpelihra dengan baik, pekerja yang terlatih dengan baik, penemuan

penyimpangan secara cepat

5. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama

Sangat sulit untuk menilai kualitas suatu pelayanan tanpa

memepertimbangkan peran masyarakat sebagai penerima layanan. Evaluasi yang

berasal dari pengguna layaan merupakan elelmen pertaama dalam analisis kualitas

pelayanan publik. Elemen kedua dalam analisis adalah kemudahan suatu

pelayanan untuk dikenali baik sebelum,dalam proses, atau setelah pelayanan itu

diberikan. Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu berubah

dan berbeda. Apa yang dianggap sebagai suatu pelayanan yang berkualitas saat ini

6

Tangkilisan, hessel nogi. 2005. Manajemen publik. Jakarta. PT Grasindo, hal 209

7

(30)

bukan tidak mungkin akan dianggap sebagi suatu yang tidak berkualitas pada saat

yang lain. Dan untuk mencapai kepuasan dituntut sebuah pelayanan yang prima

tercermin dari8

1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat

diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara

memadai serta mudah dimengerti. :

2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan

pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip

efisiensi dan efektifitas.

4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi

kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat

dari aspek apa pun khususnya suku, agama, ras, golongan, status sosial

dan lain-lain.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang

mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima

pelayanan publik.

II.1.2.2 Prinsip Prinsip Kualitas Pelayanan

8

(31)

Dalam rangka mewujudkan dan mencapai kepuasan layanan kepada

masyarakat maka beberapa prinsip kualitas layanan yang harus dijalankan untuk

mencipatakan kualitas layanan yang diharapkan yang diantaranya:

1. Kepemimpinan

Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari

manajemenn puncak. Manajemen puncak harus memimpin perusahaan

untuk meningkatkan kinerja kualitasnya. Tanpa adanya kepemimpinan

dari manajemen puncak, maka usaha untukmeningkatkan kualitas hanya

berdampak kecil terhadap perusahaan.

2. Pendidikan

Semua personil perusahaan dari manajer puncak sampai karyawan

operasional harus memperoleh pendidikan mengenai kualitas. Aspek-

aspek yang perlu mendapatkan penekanan dalam pendidikan tersebut

meliputi konsep kualitas sebagai alat dan teknik implementasi kualitas dan

peranan eksekutif dalam implementasi strategi kualitas.

3. Perencanan strategik

Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan

kualitas yang dipergunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk

mencapai visinya.

(32)

Proses review merupakan satu satunya alat yang paling efektif bagi

manajemen untuk mengubah perilaku organisasional. Proses ini

merupakan suatu mekanisme yang menjamin adanya perhatian yang

konstan dan terus menerus untuk mencapai tujuan kualitas.

5. Komunikasi

Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses

komunikasi dalam perusahaan. Komunikasi harus dilakukan dengan

karyawan, pelanggan dan stakeholder perusahaan lainnya seperti pemasok,

pemegang saham, pemerintah dan masyarakat.

6. Total human reward (penghargaan dan pengakuan)

Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting dalam

implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik

perlu diberi penghargaan dan prestasinya tersebut diakui. Dengan

demikian dapat meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga dan rasa

kepemilikan setiap orang dalam organisasi, yang pada gilirannya dapat

memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang

dilayani.

Pihak pelayan publik dalam memberikan layanan publik setidaknya harus

mengetahui kebutuhan yang dilayani, menerapkan persyaratan manajemen untuk

mendukung penampilan dan memantau dan mengukur kinerja. Sebagai

perwujudan agar kualitas pelayanan publik menjadi baik, maka dalam

memberikan layanan publik harus mudah dalam pengurusan bagi yang

(33)

mendapat pelayanan yang sama tanpa pilih kasih dan mendapat perlakuan jujur

dan terus terang (transparansi).

Menurut Zethaml (dalam Widodo, 2001) mengemukakan tolok ukur

kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari sepuluh dimensi yaitu

1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi . 2. Reliable terdiri kemampuan unit dalam menciptakan pelayanan yang

dijanjikan tepat.

3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap mutu layanan yang diberikan

4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan layanan

5. Courtesey, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen serta melakukan kontak hubungan pribadi

6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat

7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari berbagai bahaya dan resiko

8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan 9. Communication, kemauan pemberi layanan untuk mendengarkan suara,

keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu

menyampaikan informasi baru kepada masyarakat

(34)

Namun dalam perkembangannya selanjutnya pasuraman et al sampai pada

kesimpulan bahwa kesepuluh dimensi kualitas pelayanan diatas dirangkum

menjadi lima dimensi poko yang terdiri dari reliability, responsiveness, assurance

(yang dimana mencakup competence, courtesy, credibility, dan security), empathy

( yang dimana mencakup acces, communication dan understanding the costumer)

serta tangible. Adapun penjelasan dari kelima dimensi tersebut yakni

1. Tangibles (bukti fisik) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan

sarana komunikasi serta kendaraan operasional. Dengaan demikian bukti

langsung/ wujud merupakan satu indikator yang paling konkrit. Wujudnya

berupa segala fasilitas yang secara nyata atau terlihat.

2. reliability (kepercayaan) merupakan kemampuan memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.

3. Responsiveness ( daya tangggap) merupakan sikap tanggap para pegawai

dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan dapat menyelesaikan

dengan cepat.

4. Assurence (jaminan) meliputi mengenai pengetahuan, kemampuan,

kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pegawai, bebas dari

bahaya, resiko dan keragu raguan.

5. Empathy merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi

(35)

II.2 Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah

II.2.1 Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah

Pendaftaran tanah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan

oleh negara atau pemerintah secara terus menerus dan teratur berupa

pengumpulan keterangan atau data tertentu mengenai tanah-tanah tertentu yang

ada diwilayah wilayah tertentu, pengolahan, penyimpanan dalam rangka

memberikan jaminan kepastian hukum dibidang pertanahan, termasuk penerbitan

tanda buktinya dan pemeliharaanya9

Hak milik menurut pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Pokok Agararia adalah

hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah

dengan mjenhgingat ketentuan dalam pasal 6. Dalam menggunkan hak milik atas

tanh harus memperhatikan fungsi sosial atas tanah yaitu dakam menggunakan

tanah tidak boleh menimbulkan kerugian bagi orang lain, penggunaan tanah harus

disesuaikan dengan keadaan dan sifat haknya, adanya keseimbangan antara

kepentingan pribadi dan kepentingan umum dan tanah harus dipelihara dengan

baik agar bertambah kesuburannya dan mencegah kerusakan. Untuk mendapatkan

hak yang diakui atas sebuah tanah maka perlu dilakukan pendaftaran atas tanah

yang telah dimiliki untuk mendapatkan sertifikat hak miilik atas tanah yang

menjadi tanda bukti kepemilikan. Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan

yang dilakukan oleh pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan

teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta .

9

(36)

pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar, mengenai

bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda

bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas

satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.Sebagaimana

yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 yang dimana

pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan azas sederhana, aman, terjangkau,

mutakhir dan terbuka yang dimana.

1. Azas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksudkan agar

ketentuan-ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat

dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan terutama para

pemegang hak atas tanah.

2. Azas aman dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah

perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat

memberikan jaminan kepastian hukum.

3. Azas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak yang

memerlu-kan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan

kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam

rangka penyelenggaran pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh

para pihak yang memerlukan.

4. Azas mutakhir dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam

pelaksana-annya dan kesinambungan dalam pemeliharaan datanya.Data

(37)

perlu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan

yang terjadi dikemudian hari.

5. Azas terbuka dimaksudkan agar masyarakat dapat memperoleh

keterangan mengenai data yang benar setiap saat.

Selain asas-asas yang ada dalam pendaftaran tanah ada tujuan

dilaksanakannya pendaftaran tanah tersebut. Adapun tujuan dilakukannya

pendaftaran tanah adalah,

1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada

pemegang hak atas suatu bidang tanah agar dengan mudah dapat

membuktikan dirinya sebagai pemegang hak atas tanah yang

bersangkutan. Khusus untuk memberikan jaminan kepastian hukum,

meliputi

a) Kepastian mengenai subyek hukum hak atas tanah (orang atau

badan hukum)

b) Kepastian mengenai letak, batas, ukuran/luas tanah atau disebut

kepastian mengenai obyek hak.

c) Kepastian hak atas tanah, yakni jenis/macam hak atas tanah

yang menjadi landasan hukum antara tanah dengan orang atau

badan hukum.

2. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan

termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang

diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai

(38)

3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Pendaftaran tanah yang dilakukan oleh masyarakat sebagai pemilik tanah

sangat penting dan berguna, baik untuk sipemilik tanah maupun juga kepada

pemerintah. Jadi bisa dikatakan pendaftaran tanah mempunyai kegunaan ganda,

artinya di samping berguna bagi pemegang hak, juga berguna bagi pemerintah.

1. Kegunaan bagi pemegang hak, yakni

a) Dengan diperolehnya sertifikat hak atas tanah dapat

memberikan rasa aman karena kepastian hukum hak atas tanah

b) Apabila terjadi peralihan hak atas tanah dapat dengan mudah

dilaksanakan

c) Dengan adanya sertifikat, lazimnya taksiran harga tanah relatif

lebih tinggi dari pada tanah yang belum bersertifikat

d) Sertifikat dapat dipakai sebagai jaminan kredit

e) Penetapam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak

akan keliru.

2. Kegunaan bagi pemerintah, yakni

a) Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah berarti akan

menciptakan terselenggarakannya tertib administrasi di bidang

pertanahan, sebab dengan terwujudnya tertib administrasi

pertanahan akan memperlancar setiap kegiatan yang

(39)

b) Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah, merupakan

salah satu cara untuk mengatasi setiap keresahan yang

menyangkut tanah sebagai sumbernya, seperti pendudukan

tanah secara liar, sengketa tanda batas dan lain sebagainya.

Adapun pelaksanaan pendaftaran meliputi kegiatan tanah untuk pertama

kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah

1. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi :

a) Pengumpulan dan pengolahan data fisik

b) Pembuktian hak dan pembukuannya

c) Penerbitan sertifikat

d) penyajian data fisik dan data yuridis

e) Penyimpanan daftar umum dan dokumen.

2. Kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah meliputi :

a) Pendaftaran peralihan hak dan pembeban hak

b) Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lainnya

Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui pendaftaran

tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik. Pendaftaran

tanah secara sistematik adalah pendaftaran tanah yang didasarkan pada suatu

rencana kerja pemerintah dan dilaksanakan dalam suatu wilayah yang

ditetapkan oleh Menteri, sedangkan pendaftaran tanah secara sporadik adalah

pendaftaran tanah yang dilakukan atas permintaan atau permohonan pihak

(40)

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pemerintah berkewajiban untuk

melakukan pendaftaran tanah sedangkan masyarakat (pemegang hak atas

tanah) berkewajiban untuk mendaftarkan hak atas tanah tersebut (Pasal 23,

Pasal 32 dan {Pasal 38 Undang Undang Pokok Agraria).

II.2.2 Sertifikat Hak Milik Atas Tanah

Secara etimologi sertifikat berasal dari bahasa dari bahasa belanda

“certificat” yang artinya surat bukti atau surat keterangan yang membuktikan

tentang sesuatu, jadi sertifikat tanah adalah surat keterangan yang membuktikan

hak seseorang atas sebidang tanah atau dengan kata lain keadaan tersebut

menytakan bahwa ada seseorang yang memiliki bidng bidang tanah tertentu dan

pemilikan itu mempunyai bukti yang kuat berupa surat berupa surat yang dibuat

oleh instansi yang berwenang10

Diatas telah disebutkan bahwa sertifikat merupakan surat tanda bukti hak,

jadi sertifikat berfungsi sebagai alat bukti. Alat bukti yang menyatakan tanah

tersebut telah diadministrasi oleh negara. Dan nama yang tertera dalam sertifikat

adalah pemilik atas tanah yang dicantunkan didalamnya. Dan bagi sipemilik tanah . Sertifikat berdasarkan pasal 32 ayat 1 PP No.24

tahun 1997 yaitu surat tanda bukti hak yang berlaku sebagi alat pembuktian

yangkuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya,

sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam

surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan.

10

(41)

sertifikat hak milik merupakan pegangan yang kuat dalam hal pembuktian hak

miliknya sebab dikeluarkan oleh instansi yang sah dan berwenang secara hukum.

Sehinggga bila yang memegang serifikat tanah itu belum namanya maka perlu

dilakukan balik namanya kepada yang memegangnya sehingga terhindar dari

gangguan pihak lain. Dan bila terjadi sengketa terhadap bidang tanah itu maka

sertifikat yang dimiliki sipemilik tanahlah yang akan membuktikan kalau tanah

tersebut adalah benar miliknya.

Disamping sebagi alat bukti, sertifikat juga berguna sebagai jaminan akan

eksistensi hak itu. Jaminan tersebut adalah jaminan hukum, dengan jaminan

hukum yang dimiliki sertifikat hak milik tersebut maka sertifikat tersebut dapat

dinyatakan sebagai surat berharga. Surat berharga yang nilai ekonomisnya tinggi,

maka sipemilik sertifikat juga bisa menggunakan sertifikat tersebut sebagai

jaminan hutang. Sebagai salah satu contohnya, misalnya seseorang membutuhkan

uang dan melakukan peminjaman ke sebuah Bank dan sertifikat hak milik tersebut

yang dijadikan sebagai jaminannya.

Keberadaan sertifikat hak milik juga diaktifkan dalam kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga bagi yang menggunakannya telah dibantu dalam

meningkatkan usaha dalam meningkatkan pendapatan si pemilik sertifikat tanah

sekaligus juga meningkatkan tingkat perekonomian secara makro, karena

sipemilik telah mengaktifkan modal yang dipinjamkannya dari bank tersebut.

Untuk itu dengan keuntungan dari kepemelikan sertifikat hak milik tersebut

sangat diharapkan Kantor Pertanahan sebagi struktur pengelola admnistrasi tanah

(42)

II.2.3 Kepuasan Masyarakat Mengenai Kualitas Pelayanan

Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, Kementrian

Pendayagunaan Aparatur Negara menetapkan Keputusan Nomor

KEP/25/M-PAN/2004. Dalam Pedoman ini, selain dimaksudkan sebagai acuan untuk

mengetahui tingkat kinerja masing-masing unit pelayanan instansi pemerintah,

juga diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai

secara objektif dan periodik terhadap perkembangan kinerja unit pelayanan.

Dalam keputusan tersebut ditetapkan 14 unsur yang relevan, valid dan reliabel,

sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan

masyarakat, yaitu sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrative yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya.

3. Kejelasan petugas Pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan

4. Kedisplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, kejelasan wewenang dan tanggung

(43)

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan

kepada masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanandapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

8. Keadilan mendapat pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yakni sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati.

10.Kewajaran biaya pelayanan, yaitu kejangkauan masyarakat terhadap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11.Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan

12.Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13.Kenyamanan Lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan.

14.Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

(44)

II.3 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau

individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial11

a. Kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah merupakan

pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah yang diberikan

kepada masyarakat sesuai dengan standar pelayanan. Dan yang menjadi

tolok ukur kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari lima dimensi yaitu

Tangible, Reliable, Responsiveness, Assurence, Emphaty.

. Yang dimana tujuannya

adalah untuk mendapatkan batasan yang jelas dari setia konsep yang diteliti.

Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah

b. Sertifikat hak milik atas atas tanah merupakan surat tanda bukti hak milik

yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan

data yuridis yang termuat didalammnya, sepanjang data fisik atau data

yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku

tanah yang bersangkutan.

c. Kepuasan masyarakat merupakan hasil akhir dari kualitas pelayanan yang

timbul dari setiap individu atau seseorang yang mendapatkan pelayanan

dan membandingkan atas apa yang diharapkannya dengan apa yang

dirasakannya.

11

(45)

II.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil

penelitian ini secara singkat yakni sebagai berikut

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, dan

sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB III : KERANGKA TEORI

Bab ini memuat teori teori yang digunakan penulis, definisi konsep

dan sistematikan penulisan.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisi gambaran umum kota yang diteliti dan gambaran umum

Badan Pertanahan Kabupaten Humbang hasundutan

BAB V : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan

dokumentasi yang akan dianalisis, dan memuat analisa data untuk

(46)

BAB VI : PENUTUP

Memuat tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan

dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai rekomendasi untuk

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan deskriptif dimaksudkan untuk

pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dalam penelitian ini

seseorang peneliti akan mengembangkan konsep dan menghimpun data tetapi

tidak akan membekukan pengujian hipotesis12

Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai

informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seorang

yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau masalah tertentu yang darinya

dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya. Adapun informan

yang menjadi objek penelitian ini dibedakan atas dua jenis yaitu informan kunci

dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau

informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. .

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pertahanan Nasional Kabupaten

Humbang Hasundutan

III.3 Informan Penelitian

12

(48)

Sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi

sosial yang sedang diteliti.

1. Informan kunci adalah kepala seksi pengurusan hak tanah badan hukum

Kabupaten Humbang Hasundutan

2. Informan Utama adalah pegawai BPN Humbang Hasundutan yang terlibat

dalam pengurusan sertifikat hak milik atas tanah.

3. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengurus

sertifikat hak milik atas tanah. Dalam hal ini banyaknya jumlah informan

tambahan tidak ditentukan.

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, keterangan, informasi yang diperlukan, maka

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh langsung ke

lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan melalui :

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

tanya jawab secara langsung dan mendalam untuk memperoleh data

yang lengkap dan mendalam kepada pihak – pihak yang terkait.

b. Observasi yaitu pengamatan langsung pada suatu objek yang akan

diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek

(49)

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan oleh melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung

data primer. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai

berikut :

a. Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan catatan atau dokumen yang ada di lokasi

penelitian atau sumber – sumber lain yang relevan dengan objek

penelitian.

b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku

– buku, karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi

serta memiliki relevansi dengan masalah dengan masalah yang akan

diteliti.

III.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu

urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat

suatu deskripsi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah peneliti

mengkonfirmasi seluruh existing data sekunder dan data primer (wawancara dan

observasi) dan menyajikannya dengan analisis kualitatif. Teknik analisis data

kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah

seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian

(50)

menafsirkannya dengan analisis dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk

membuat kesimpulan penelitian13

BAB IV

.

13

(51)

DESKRPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1 Gambaran Umum Wilayah

IV.1.1 Sejarah Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan

Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan

terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang

pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi

Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling

di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota

Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun

1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu,

1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung

2. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul

3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige

4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.

Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten

Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan,

Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964,

karena pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi

kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964,dan selanjutnya

berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten

Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami

(52)

Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat

pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka

harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan

Kabupaten Humbang Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan

Kabupaten Humbang Hasundutan.

Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000

tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan

Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul

pemekaran melalui pembentukan Kabupaten. Berbekal keinginan untuk

mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang tersebut

dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan

melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan

dengan tuntutan kemajuan jaman mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat

untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul

pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Aspirasi murni masyarakat

tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara,

serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh

dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli

(53)

1. Mengikuti perkembangan Deklarasi Pembentukan Kabupaten

Humbang Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan di

Dolok Sanggul.

2. Tanggal 25 Mei 2002 menerima audensi Panitia Pembentukan

Kabupaten Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas

pengusulan.

3. Tanggal 26 Mei 2002 Bupati Tapanuli Utara menerbitkan SK Tim

Peneliti sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi

masyarakat.

4. Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten

Tapanuli Utara perihal aspirasi masyarakat tentang usulan

pemekaran.

5. Tanggal 3 s/d 5 Juni 2002 menugaskan Tim Peneliti mendampingi

DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, turun ke Kecamatan guna

mendengar aspirasi dan meneliti usulan dimaksud.

6. Tanggal 5 Juni 2002 menerima berkas pengajuan/penyempurnaan

usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang

Hasundutan.

7. Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara.

8. Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatan-

kecamatan untuk mendengar dan memfasilitasi usul pemekaran

(54)

pemekaran tidak menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat

termasuk para perantau.

9. Tanggal 8 Juni 2002 menghadiri Rapat Paripurna DPRD

Kabupaten Tapanuli Utara dengan hasil penerbitan Surat

Keputusan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 16 Tahun

2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara.

Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara,

untuk mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu :

 Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat

Tapanuli Utara guna memantapkan pemahaman dan Melaporkan

perkembangan terakhir usul pemekaran kepada Gubernur Sumatera

Utara dan Bapak Ketua DPRD Sumatera Utara.

 Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat

Tapanuli Utara guna memantapkan pemahaman dan dukungan bagi

terwujudnya pemekaran.

 Meyampaikan laporan tertulis dan pendapat kepada Bapak

Gubernur SumateraUtara, Bapak Menteri Dalam Negeri dan

Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.

 Mengundang Komisi II DPR-RI untuk memantau, mengevaluasi

dan berkunjung langsung ke wilayah yang mengusulkan

(55)

 Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka

dukungan APBD dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

 Melakukan akurasi data pendukung Pembentukan Kabupaten

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 129

Tahun 2000.

 Melakukan Pengkajian dan uji kelayakan pemekaran Kabupaten

Tapanuli Utara yakni Kabupaten Humbang Hasundutan dengan

memohon kesediaan Bapak Mendagri Cq. Dirjen Otonomi Daerah

dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.

 Perencanaan persiapan sarana/prasarana dan Aparat guna

mendukung pemekaran kabupaten.

 Menyurati para anak rantau di luar Kabupaten Tapanuli Utara

untuk mendukung Usul Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara

sesuai fungsi dan tugas masing-masing.

Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam

waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR RI

melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang

Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II

DPR-RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini

mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya

(56)

Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di

Provinsi Sumatera Utara.

Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan

diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati

Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan.

Mengawali tugas sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan

dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama

di Daearah ini antara lain guna membicarakan pembuatan Logo Kabupaten

Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD.

IV.1.2 Luas Wilayah dan Letak Geografis

Luas Kabupaten Humbang Hasundutan adalah 251.765,93 Ha. Terdiri dari

10 (sepuluh) Kecamatan, 153 (seratus lima puluh tiga) Desa dan 1 (satu)

Kelurahan, yaitu Kecamatan Pakkat, Kecamatan Onanganjang, Kecamatan

Sijamapolang, Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Paranginan, Kecamatan

Doloksanggul, Kecamatan Pollung, Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Tarabintang

[image:56.595.101.570.634.752.2]

dan Kecamatan Baktiraja.

Tabel 4.1Kabupaten Humbang Hasundutan Berdasarkan Luas Kecamatan

NO NAMA KECAMATAN LUAS(Ha)

1 Pakkat 38.168,00

(57)

3 Sijamapolang 14.018,07

4 Lintongnihuta 18.126,03

5 Paranginan 4.778,06

6 Doloksanggul 20.929,53

7 Po

Gambar

Tabel 4.1Kabupaten Humbang Hasundutan Berdasarkan Luas Kecamatan
Tabel 4.2 Proyeksi Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten
Tabel 4.3 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan
Tabel 5.1 Lokasi kegiatan Pelayanan sertifikat hak milik atas tanah BPN
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penyelesaian sengketa pertanahan secara mediasi oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sukoharjo

Hal ini sesuai dengan visi Kantor pertanahan yaitu Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan

Dalam menangani atau menyelesaikan suatu kasus di bidang pertanahan Pihak Badan Pertanahan Nasional Daerah Kota Surakarta selalu menyelesaikan sengketa tanah dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional.

Menyelesaikan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai).. Medan,

Peraturan Pemerintah Indonesia Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 pasal 5 tentang pendaftaran tanah yang dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). 81/1993

Kesimpulannya adalah masyarakat sangat setuju bahwa pegawai di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Medan bersikap adil dalam melayani masyarakat Pada pernyataan kedua

OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL Nur Triaji Antasena 254 Artinya bahwa kalau kita kaitkan dengan penertbitan sertifikat pengganti karena hilang, maka dalam prosedurnya harus diumumkan