KUALITAS PELAYANAN PENGURUSAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH
(Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Ilmu sosial dan Ilmu Politik
OLEH
MORINA ARIZONA SIGALINGGING 110903028
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)
Nama : Morina Arizona Sigalingging
Nim : 110903028
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina, SH., M.Hum
Pelayanan merupakan sebuah hal yang tidak terlepas dari kehidupan negara, pemerintahan dan juga masyarakat. Pelayanan yang membuat pemerintah dan masyarakat menjadi saling bergantung dan berkaitan. Demikian halnya dengan pelayanan sertifikat hak milik atas tanah,pelayanan ini merupakan pelayanan yang juga sangat penting untuk kehidupan masyarakat, karena dengan pelayanan ini, masyarakat bisa mengurus sertifikat hak milik atas tanah mereka untuk mendapatkan hak penuh yang diakui sebagai pemilik tanah dan juga bisa membantu ekonomi masyarakat. Pelayanan yang diberikan hendaknya pelayanan yang berkualitas, dimana pelayanannya sesuai dengan prosedur dan dijalankan oleh para aktor pelayanan dengan sebaik mungkin, dan bisa diterima, dan dipahami oleh masyarakat.
Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, diperoleh dari hasil wawancara dengan pegawai BPN Kabupaten Humbang Hasundutan, dan juga kepada masyarakat, selain itu data juga diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan mengkonfirmasi seluruh existing data sekunder dan data primer (wawancara dan observasi) dan menyajikannya dengan analisis kualitatif.
Dari penelitian yang penulis lakukan, dimana kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah di BPN Kabupaten Humbang Hasundutan, sudah dilakukan dengan baik hanya saja masih terkendala dalam sosialisasi, karena masih susah untuk menjangkau semua masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutandan karena masih adanya ketidakseimbangan pegawai dan fasilitas lainnya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Kualitas Pelayanan Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah
(Studi Pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program
studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga
pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat mengucapkan terims kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun
tidak langsung kepada penulis dalam penyusun skripsi ini hingga selesai, terutama
kepada yang saya hormati:
1. Bapak Prof. Sublihar, Ph.D selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara
4. Ibu Elita Dewi M.Sp selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Arlina SH., M.Hum selaku dosen Pembimbing skripsi penulis yang
telah memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang sangat
berguna dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak/ Ibu dosen dan staff di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik khususnya jurusan ilmu administrasi negara yang telah banyak
membantu penulis untuk dapat melaksanakan penulisan dalam skripsi ini.
7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis, Makden Sigalingging dan
Alm. Sentiara Sitohang yang selalu mendoakan, memberi motivasi dan
pengorbanannya baik dari segi moril dan materil kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaian skripsi ini,
8. Buat saudara saudara penulis, Letzon, Lipson, Darson, Richmon,
Romanna, Sarina, Lamtagon. Rosanna, Lasrobema, Naix dan juga Eda
Rusmaida serta semua keluarga besar penulis, yang selalu memmberikan
doa dan dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada sahabat sahabat saya yang serasa dan sepenanggungan Manda,
Santi, Sriangreany, Besryati. Begitu juga buat Sahabat kecil saya Paska,
Ira, Lela, Mokoari, Darwis, Lilis, Debora yang selalu mau berbagi baik
suka maupun duka, dan juga selalu memberikan dukungan terbaik versi
masing masing kepada penulis.
10.Kepada sahabat sahabat DMK (Fanny, Lia, Fransiska, Rany, Meria,
Yuniarti, Giovanny, Hosianna, Marisi, Susi, Obed, Sabam) yang selalu
ada untuk berbagi baik suka maupun duka bersama penulis, selalu
gila-gilaan bersama mereka, dan juga untuk dukungan terbaik dari mereka
masing masing dalam penulisan skripsi ini.
11.Terima kasih kepada semua anggota kelompok II magang, Andre,
Kansrida, Ranyta, Yuditha, Della, Yuniarti, Marisi, Hosianna, Sabam,
Jimmy, Utomo, yang membeikan dukungannya masing masing pada
penulis selama penyusunan skripsi ini.
12.Kepada teman teman kampus yang sudah duluan menjadi alumni,
khususnya Nurholija hayati Siregar yang membantu penulis dalam
penyusunan skripsi dan tidak bosan bosannya selalu mengingatkan penulis
untuk mengerjakan skripsi.
13.Terima kasih kepada semua teman teman Ilmu Administrasi negara, yang
tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang memberikan
masukan untuk penyusunan skripsi ini
14. Kepada Bapak Kepala BPN yang mengizinkan penulis untuk penelitian
dan juga kepada Bapak/Ibu Pegawai BPN Kabupaten Humbang
Hasundutan yang membantu penulis untuk mendapatkan data data dan
15. Kepada informan informan penulis yang mau berbagi informasi dan
banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dan penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita dan menjadi bahan masukan bagi dunia
pendidikan. Dan penulis hanya bisa membalas semua kebaikan kalian
semua lewat doa, agar hari ini hingga kelak kuasa-Nya selalu dilimpahkan
kepada kita semua.
Medan, Juni 2015
Penulis
Morina Arizona Sigalingging
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Fokus Penelitian ... 8
I.3 Rumusan Masalah ... 9
I.4 Tujuan Penelitian ... 9
I.5 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II Kerangka Teori ... 11
II.1. Kuaitas pelayanan Publik ... 11
II.1.1 Pelayanan Publik ... 11
II.1.2 Kualitas Pelayanan ... 17
II.1.2.1 Pengertian kulaitas pelayanan ... 17
II.1.2.2 Prinsip prinsip Kualitas Pelayanan ... 20
II.2 Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 24
II.2.1 Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah ... 24
II.2.2 Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 29
II.3 Defenisi Konsep ... 33
II.4 sistematika Penulisan... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
III.1 Bentuk Penelitian ... 36
III.2 Lokasi Penelitian ... 36
III.3 Informan Penelitian ... 36
III.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37
III.5 Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 40
IV.1 Gambaran umum wilayah ... 40
IV.1.1 Sejarah Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan ... 40
IV.1.2 Luas Wilayah dan letak Geografis ... 45
IV.1.3 Demografi ... 46
IV.1.4 Administrasi Pemerintahan Kabupaten Humbang Hasundutan ... 49
IV.2 Gambaran Umum BPN RI ... 51
IV.2.1 Sejarah Kelembagaan Pertanahan ... 51
IV.2.2 Visi dan Misi Badan Pertanahan Nasional ... 51
IV.2.3 Lambang/Logo BPN RI ... 56
IV.3 Gambaran Umum BPN Kabupaten Humbang Hasundutan ... 58
IV.3.1 sejarah BPN Kabupaten Humbang Hasundutan ... 58
IV.3.2 Visi dan Misi BPN kabupaten Humbang Hasundutan ... 59
IV.5 Struktur Organisasi ... 63
IV.6 Tugas Pokok dan Fungsi BPN kabupaten Humbang Hasundutan ... 66
BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 68
V.1 Prosedur Pelayanan Sertifikat Hak Milik Atas tanah ... 69
V.2 Kualitas Pelayanan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 73
V.3 Dimensi Tolak Ukur Kualitas Pelayanan ... 77
V.4 Kendala Dalam Pelayanan sertifikat Hak Milik Atas Tanah di BPN Kabupaten Humbang Hasundutan ... 89
V.5 Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Pelayanan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 92
V.6 Analisis Data ... 93
BAB VI KESIMPULAN ... 97
VI.1 Kesimpulan ... 97
VI.2 Saran ... 99
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 KabupatenHumbang Hasundutan Berdasarkan Luas
Kecamatan ... 45
Tabel 4.2 Proyeksi Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2011-2015 ... 48
Tabel 4.3 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan ... 61
Tabel 4.6 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Unit Kerja ... 62
Tabel 5.1 Lokasi kegiatan Pelayanan sertifikat hak milik atas tanah
BPN Kabupaten Humbang Hasunudutan ... 76
Tabel 5.2 Fasilitas fasilitas di BPN Kabupaten Humbang Hasundutan ... 78
Tabel 5.3 Target Dan Realisasi Program Strategis Legalisasi
Aset Tahun 2014 ... 80
Tabel 5.4 Realisasi Kegiatan Rutin BPN Kabupaten Humbang
Hasundutan /Januari 2015 ... 84
Tabel 5.5 Realisasi Kegiatan Rutin BPN Kabupaten Humbang
Hasundutan /Januari 2015 ... 85
ABSTRAK
Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)
Nama : Morina Arizona Sigalingging
Nim : 110903028
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina, SH., M.Hum
Pelayanan merupakan sebuah hal yang tidak terlepas dari kehidupan negara, pemerintahan dan juga masyarakat. Pelayanan yang membuat pemerintah dan masyarakat menjadi saling bergantung dan berkaitan. Demikian halnya dengan pelayanan sertifikat hak milik atas tanah,pelayanan ini merupakan pelayanan yang juga sangat penting untuk kehidupan masyarakat, karena dengan pelayanan ini, masyarakat bisa mengurus sertifikat hak milik atas tanah mereka untuk mendapatkan hak penuh yang diakui sebagai pemilik tanah dan juga bisa membantu ekonomi masyarakat. Pelayanan yang diberikan hendaknya pelayanan yang berkualitas, dimana pelayanannya sesuai dengan prosedur dan dijalankan oleh para aktor pelayanan dengan sebaik mungkin, dan bisa diterima, dan dipahami oleh masyarakat.
Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, diperoleh dari hasil wawancara dengan pegawai BPN Kabupaten Humbang Hasundutan, dan juga kepada masyarakat, selain itu data juga diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan mengkonfirmasi seluruh existing data sekunder dan data primer (wawancara dan observasi) dan menyajikannya dengan analisis kualitatif.
Dari penelitian yang penulis lakukan, dimana kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah di BPN Kabupaten Humbang Hasundutan, sudah dilakukan dengan baik hanya saja masih terkendala dalam sosialisasi, karena masih susah untuk menjangkau semua masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutandan karena masih adanya ketidakseimbangan pegawai dan fasilitas lainnya.
Humbang Hasundutan ... 8
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pemerintah menjadi pemegang peran penting dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.Sebagai aktor pelayanan, pemerintah harus mampu
mempengaruhi pembentukan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap
pelayanan yang diberikan dan tentunya hal tersebut akan menentukan citra
terhadap birokrasi pemerintah sebagai pemberi pelayanan. Dengan campur tangan
pemerintah dan jajarannya pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat
seharusnya dapat dipenuhi dengan baik. Dan apapun jenis pelayanan pemerintah
yang diberikan dapat langsung mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku
masyarakat baik positif dan negatif.
Dari respon masyarakat maka akan diketahui bagaimana kualitas
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Baik buruknya sebuah pelayanan akan
ditentukan oleh pemerintah sendiri dan baik buruknya sebuah pelayanan akan
dirasakan oleh masyarakat. Jika pelayanan pemerintah sesuai dengan harapan
rakyat maka sikap dan perilaku masyarakat yang menerimanya akan positif dan
menguntungkan bagi legitimasi kekuasaan dan proses pemerintahan. Namun
apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan rakyat maka sikap
dan perilakau masyarakat akan bersifat negatif. Karena kesesuaian antara expected
Banyak pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat dari pemerintah
seperti halnya dalam pengurusan surat surat baik itu surat nikah, kartu tanda
penduduk, kartu keluarga. Salah satu pelayanan yang saat ini juga sangat penting
adalah tentang pelayanan sertifikat tanah, yang dimana tanah menjadi satu unsur
yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Tanah menjadi
pemegang peran penting dalam kehidupan kita karena tanah menjadi tempat
tinggal kita masing-masing dan diatas tanah juga kita mencari nafkah untuk
kehidupan kita. Bisa dikatakan tanah dan manusia manjadi hubungan yang abadi
karena sejak kita lahir dan sampai akhir hayat kita akan berhubungan dengan
tanah.
Demikian halnya dengan pembangunan, kita tahu dimana pembangunan
akan terus meningkat setiap tahunnya dan pembangunan tersebut tidak akan lepas
dari yang namanya tanah, karena tanah menjadi sarana dasarnya. Seperti yang
tertulis dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang berbunyi
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Tanah yang
termasuk didalamnya sangat penting untuk dapat didayagunakan untuk kebutuhan
masyarakat. Dengan sedemikian pentingnya tanah untuk kehidupan kita semua
maka penting juga adanya suatu pengaturan yang jelas dan kepastian hukum atas
tanah melalui pendaftaran tanah kepada instansi yang berwewenang. Pendaftaran
tanah berfungsi untuk mengetahui hak apa yang melekat pada tanah tersebut.
Sekalipun Pendaftaran tanah bukan tradisi berdasarkan konstruksi hukum adat,
pentingnya jaminan kepastian hukum akan tanahnya, maka pendaftaran tanah
dapat dipastikan menjadi suatu hal yang harus digiatkan1
Dalam hal pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah hanya
dilakukan di Kantor Pertanahan, dan Kantor Pertanahan juga yang berwenang
mengeluarkan sertifikat hak milik atas tanah. Dengan hanya Kantor Pertanahan
yang berhak mengeluarkan sertifikat tanah seharusnya pelayanannya dapat lebih
dimaksimalkan dan ditingkatkan, karena masyarakat akan lebih sering berurusan . Salah satu hak atas
tanah adalah hak milik atas tanah. Hak milik atas tanah merupakan hak yang
terpenuh dan paling kuat serta dapat bersifat turun temurun atau dapat diwariskan
dan dapat dialihkan. Pengurusan sertifikat hak milik atas tanah merupakan
pelayanan publik yang dilakukan instansi pemerintah.
Seiring berjalannnya waktu pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas
tanah menuntut akan pelayanan yang berkualitas yang sesuai dengan harapan
rakyat sehingga masyarakat akan merasa puas dan nyaman atas pelayanan yang
diterimanya. Tuntutan akan kualitas pelayanan pada setiap birokrasi pemerintah
hendaknya diikuti dengan kemauan birokrasi pemerintah untuk bertranformasi
pada birokrasi yang berorientasi pada kualitas. Kualitas pelayanan birokrasi
pemerintah merupakan interaksi dari sisitem pelayanan (prosedur, waktu, biaya
pelayanan), sumber daya manusia pemebri layanan (kemampuan pegawai) dan
masyarakat sebagai pengguna layanan.
1
dengan Kantor Pertanahan tersebut ketika mereka ingin mendaftarkan dan
mengurus sertifikat hak milik atas tanah mereka. Namun Kondisi diatas malah
membuat instansi tersebut bertindak semena mena karena tidak adanya persaingan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan malah semakin banyak
kasus yang terjadi pada masyarakat yang besangkutan dengan masalah tanah.
Salah satu masalah yang dihadapi dengan pengurusan sertifikat tanah adalah
ketidakterbukaan dan pertanggungjawaban yang tidak jelas, misalnya dengan
biaya-biaya yang dikenakan untuk pengurusan dan tidak dijelaskan mengenai
biaya-biaya tersebut.
Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan Kantor
Pertanahan yang menangani pengurusan sertifikat hak milik atas tanah di
Kabupaten Humbang Hasundutan. Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan
Kabupaten yang dimekarkan pada tahun 2003, dari Kabupaten Tapanuli utara.
Adapun Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan didirikan pada
tahun 2005. Sejak berdirinya Kantor Pertanahan di Humbang Hasundutan Juni
2005, berbagai kegiatan sudah dilaksanakan termasuk melakukan pelayanan
kepada masyarakat dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan penyuluhan
hukum pertanahan yang dibutuhkan masyarakat luas. Tahun 2005 Kantor
Pertanahan Humbang Hasundutan sudah mengurus sertifikat tanah sebanyak 159
bidang terdiri dari 101 bidang prona APBN dan 58 bidang rutin. Tahun 2006
sebanyak 27 bidang sedang dalam proses pengukuran. Selain itu, Kantor
Pertanahan Humbang Hasundutan sudah mengusulkan kepada Pemkab Humbang
Ruang Wilayah Kecamatan (RUTRWK) yang mengacu pada UU nomor 24 tahun
1992 tentang penataan ruang.
Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan yang
merupakan kantor yang mengurusi sertifikat hak milik atas tanah di 10 kecamatan
yang ada didalam Kabupaten tersebut. Doloksanggul menjadi kecamatan dimana
kantor pertanahan ini didirikan. Doloksanggul merupakan merupakan ibukota dari
Kabupaten Humbang Hasundutan. Doloksanggul bisa juga dikatakan dalam tahap
pembangunan, sebagai ibukota Kabupaten diharapakan pelayanannya dapat terus
ditingkatkan dan dimaksimalkan karena Doloksanggul menjadi pusat kota di
Kabupaten Humbang Hasundutan. Seiring dengan perkembangan pembangunan,
setiap tahunnya pembangunan di Doloksanggul juga semakin meningkat, baik itu
pembangunan untuk umum, juga untuk pembangunan kepentingan pribadi
misalnya semakin banyak bangunan dan rumah-rumah baru yang didirikan. Untuk
pembangunan tersebut tentu semakin banyak juga terjadi mengenai jual beli
tanah, dan tentu hal ini tidak terlepas dari pengurusan sertifikat hak milik atas
tanah, untuk menentukan siapa pemilik sah atas tanah tersebut. Selain itu, masih
sering terjadi sengketa-sengketa tanah karena belum ada sertifikat hak milik atas
tanah tersebut. Sehingga masalah menjadi sering muncul dibeberapa desa di
Doloksanggul sampai menggunakan kekerasan untuk memperebutkannya. Seperti
yang tercantum dalam sebuah media dibawah ini yakni
sehingga kepastian hak dan status kepemilikan tanah menjadi faktor penting. Hal itu dikatakannya dalam acara peresmian pembentukan Kantor Pertanahan Kabupaten Humbahas di Jalan Siliwangi Doloksanggul, belum lama ini.Kata bupati, peresmian Kantor Pertanian sangat menguntungkan bagi masyarakat dan pemerintahan yang nantinya kepemilikan tanah menjadi tertib hukum tanah, tertib administrasi tanah, tertib penggunaan dan tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup. Bupati juga mengakui, sejak berdirinya Kabupaten Humbahas telah terjadi beberapa permasalahan tanah terutama yang berkaitan dengan perbatasan wilayah seperti yang terjadi di Kecamatan Baktiraja Humbahas dengan Desa Janji Raja Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir. Kemudian di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Humbahas dengan Kecamatan Harian Boho Samosir. Bahkan juga terjadi permasalahan seperti persoalan bangunan yang tidak didukung dengan alas hak yang kuat yaitu sertifikat tanah.Mengingat Humbahas yang penduduknya mayoritas suku Batak, masalah tanah berkaitan dengan adat dan budaya sehingga sangat sedikit tanah masyarakat yang memiliki sertifikat termasuk alas hak kepemilikan. Kebanyakan tanah diperoleh secara adat “Dalihan Natolu” sehingga status tanah masyarakat belum didukung sertifikat. Dengan diresmikannya Kantor Pertanahan, bupati berharap supaya pimpinan dan segenap aparat Kantor Pertanahan dapat bekerjasama dengan semua unit kerja di lingkungan Pemkab Humbahas. Segenap aparat Kantor Pertanahan dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sehingga dapat menjadi sumber data yang jelas mengenai pertanahan secara baik dan benar2
Demikian yang telah disampaikan Bupati Humbang Hasundutan dalam
media tersebut, dan jika pelayanan sertifikat hak milik atas tanah bisa
dilaksanakan dengan baik maka kepemilikan atas sertifikat hak milik atas tanah
dapat lebih disosialisasikan kepada masyarakat dengan baik dan cepat, agar semua
tanah yang dimiliki oleh masyarakat memiliki sertifikat hak milik atas tanah. Kita
.
2
ketahui bahwa dalam mengurus sertifikat hak milik atas tanah dilakukan di Badan
Pertanahan Nasional, dan dengan situasi dengan demikian Kantor Pertanahan
Kabupaten Humbang Hasundutan harus mampu memberikan pelayanan yang baik
dan seperti yang diharapkan oleh masyarakat, agar masyarakat aktif dan tidak
menunda nunda untuk mendaftarkan tanahnya karena selain untuk legalitas atas
kepemilikan tanah, dengan adanya sertifikat hak milik atas tanah tersebut juga
akan mengurangi sengketa-sengketa tanah yang sering terjadi di tengah
masyarakat, selain itu dengan adanya sertifikat hak milik atas tanah tersebut dapat
membantu untuk mendapatkan modal untuk usaha-usaha masyarakat. Sedemikian
pentingnya kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah, dan harapan harapan yang
baik dibalik kepemilikan sertifikat hak atas tanah, namun masih terjadi
penyelewengan dalam pelaksanaan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat,
seperti yang tercantum dalam media dibawah ini.
UPT Doloksanggul melakukan ajang bisnis dengan memanfaatkan Prona, yang kemudian dibagi kepada mereka yang memberikan keuntungan3”.
Dengan melihat situasi yang terjadi diatas, Kantor Pertanahan harus
memperbaiki pelayanan sertifikat hak milik atas tanah kepada masyarakat, dan
sangat diharapkan pelayanan yang diberikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan agar penyelewengan penyelewengan tidak terjadi lagi. Dan juga sangat
penting adanya sanksi yang diberikan kepada pegawai pegawai yang
menyeleweng dan yang tidak mencerminkan dirinya sebagai aparatur pemerintah
yang bertugas melayani masyarakat dalam urusan pemerintahan termasuk dalam
pengurusan sertifikat hak milik atas tanah.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “ kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas
tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang
Hasundutan)”.
I.2 Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian yang akan saya angkat dalam
penelitian ini yakni mengenai kualitas pelayanan dalam pengurusan sertifikat hak
milik atas tanah di BPN Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka
rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah Bagaimana
Kualias Pelayanan Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ( studi pada
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)?
I.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak
milik atas tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan
2. Untuk mengetahui kendala-kendala atau masalah dalam pengurusan
sertifikat hak milik atas tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang
Hasundutan
3. Untuk mengetahui apa upaya yang dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah di
Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan
I.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapakan dalam penelitian ini adalah
1. Secara subyektif, penelitian ini bermanfaat untuk melatih, meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan
metodologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi instansi terkait dan masyarakat khususnya ditempat penelitian ini
dilaksanakan agar dapat terus melaksanakan kewajibannya.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan departemen
ilmu administrasi negara dan bagi kalangan penulis lain yang ingin
BAB II
KERANGKA TEORI
Dalam penelitian ini diperlukan adanya kumpulan teori-teori yang akan
menjadi landasan teoritis dan menjadi pedoman dalam melaksanakan penelitian.
Setelah masalah penelitian dirumuskan maka langkah selanjutaya adalah mencari
teori teori, konsepkonsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat
dijadikan sebagai landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian4
A. Defenisi Pelayanan Publik
.
II.1 Kualitas Pelayanan Publik
II.1.1 Pelayanan Publik
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara
ekstrem dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan masyarakat. Menurut Kotler dalam Sampara Lukman pelayanan adalah
setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara
fisik. Selanjutnya sampara berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan atau
urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi secara langsung antar seseorang
dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara atau
4
hasil pekerjaan melayani. Sementara itu kata publik berasal dari bahasa inggris
public yang berarti umum, masyarakat, negara.
Sementara itu Inu Kencana mendefenisikan publik merupakan sejumlah
manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai norma yang ada. Oleh karena itu
pelayanan publik dapat didefenisikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk fisik. Dan defenisi lain dari
pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah sebagai
penyelenggara negara terhadap masyarakatnya guna memmenuhi kebutuhan dari
masyarakat itu sendiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat5
B. Prinsip Prinsip Pelayanan Publik
.
Dalam memberikan pelayanan, pihak-pihak pelayanan harus
memperhatikan prinsip-prinsip yang terkandung dalam pelayanan itu sendiri.
Prinsip-prinsip dalam pelayanan publik menurut keputusan menteri
pendayagunaan aparatur pemerintah negara nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah
sebagai berikut:
5Juniarso ridwan dan achmad sodik sudrajat.2010. Hukum administrasi negara
1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
b. Unit kerja yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memmberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/
sengketa dalam pelayanan publik.
c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran
3. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalamm kurun waktu
yang telah ditentukan.
4. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
5. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian
hukum.
6. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggara pelayanan dan penyelesaian
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika.
8. Kemudahan akses
Tempat atau lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat dan memanfaatkan teknologi telekomunikasi
dan informatika.
9. Kedisplinan, kesopanan dan keramahan
Pemeberi pelayanan harus bersikap diplin, sopan dan santun, ramah serta
memberikan pelayanan yang ikhlas.
10.Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan sepetiparkir, toilet, tempat ibadah
dan lain lain.
C. Standar Pelayanan
Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan.
Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan
sebagia jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan dalam undang undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik pasal 1 ayat (7). Standar
pelayanan merupakan ukuan yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan
yang wajib ditaati oleh pemberi dan penerima layanan. Setiap orang hendaknya
memandang masyarakat sebagai mitra kerja yang dapat dilihat dan dihargai
sebagai penentu berhasilnya oganisasi dalam melaksanakan kewajiban. Adapun
komponen standar pelayanan publik untuk menghasilkan pelayanan yang
berkualitas yang tercantum dalam pasal 21 antara lain:
a. Dasar hukum
Peraturan perundang undangan yang mejadi dasar.
b. Persyaratan
Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suartu jenis pelayanan baik
persyaratan teknis maupun admistratif.
c. Sistem, mekanisme, dan prosedur
Tata cara pelayanan yangh dibekukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan termasuk pengaduan.
d. Jangka waktu penyelesaian
Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan datri setiap pelayanan.
e. Biaya/ tarif
Ongkos yang dikenakan kepeda penerima layanan dalam mengurus dan
atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan
f. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.
g. Sarana,prasarana atau fasilitas
Peralatandan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan
termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan bagi kelompok rentan.
h. Kompetensi pelaksana
Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan
keahlian, keterampilan dan pengalaman.
i. Pengawasan internal
Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan
langsung pelaksana.
j. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
Tata cara pelaksanaan pengamanan pengaduan dan tindak lanjut.
k. Jumlah pelaksana
Tersedianya pelaksanaan sesuai dengan beban kerjanya.
l. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan.
m. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen
untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keraguraguan.
n. Evaluasi kinerja pelaksana
Penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai
Dalam undang undang tersebut dinyatakan dalam menyusun dan
menetapkan standar pelayanan, penyelenggara wajib mengikut sertakan
masyarakat dan pihak terkait. masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara
maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, badan hukum yang
berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
II.1.2 Kualitas Pelayanan
II.1.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Sebuah barang yang dproduksi tentu tidak akan berharga dan bermanfaat
jika tidak berkualitas maka dengan adanya kualitas sebuah barang tertentu dapat
dipasarkan dan juga dikonsumsi oleh para konsumen. Demikian halya dengan
pelayanan yang ditujukan kepada masayarakat tentu harus layanan yang
berkualitas agar dapat diterima dan dinikmati oleh masyarakat karena layanan
itulah yang sebenarnya yang diharapakan oleh semua masayarakat dari para
pemerintah dan aparatur pemerintah.
Kualitas merupakan suatu kondisi diamis yang berhubungan dengan
produk jasa,manusia, proses dan lingjkungan yang memnuhi atau melebihi
harapan (goetsch dan davis, 1994:4). Kualitas mengandung elemen elemen yang
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan, serta merupakan kondisi yang
selalu berubah6. Terdapat lima sumber kualitas yang dijumpai7
1. Program, kebijakan dan sikap yang m,elibatkanb komitmen dari
manajemen puncak.
yaitu:
2. Sistem informasi yang menenkannkan ketepatan, baik pada waktu
maupun detail
3. Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian ekstensif
produk sebelum dilepas ke pasar
4. Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan peralatan yang
terpelihra dengan baik, pekerja yang terlatih dengan baik, penemuan
penyimpangan secara cepat
5. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama
Sangat sulit untuk menilai kualitas suatu pelayanan tanpa
memepertimbangkan peran masyarakat sebagai penerima layanan. Evaluasi yang
berasal dari pengguna layaan merupakan elelmen pertaama dalam analisis kualitas
pelayanan publik. Elemen kedua dalam analisis adalah kemudahan suatu
pelayanan untuk dikenali baik sebelum,dalam proses, atau setelah pelayanan itu
diberikan. Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu berubah
dan berbeda. Apa yang dianggap sebagai suatu pelayanan yang berkualitas saat ini
6
Tangkilisan, hessel nogi. 2005. Manajemen publik. Jakarta. PT Grasindo, hal 209
7
bukan tidak mungkin akan dianggap sebagi suatu yang tidak berkualitas pada saat
yang lain. Dan untuk mencapai kepuasan dituntut sebuah pelayanan yang prima
tercermin dari8
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara
memadai serta mudah dimengerti. :
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip
efisiensi dan efektifitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat
dari aspek apa pun khususnya suku, agama, ras, golongan, status sosial
dan lain-lain.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima
pelayanan publik.
II.1.2.2 Prinsip Prinsip Kualitas Pelayanan
8
Dalam rangka mewujudkan dan mencapai kepuasan layanan kepada
masyarakat maka beberapa prinsip kualitas layanan yang harus dijalankan untuk
mencipatakan kualitas layanan yang diharapkan yang diantaranya:
1. Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari
manajemenn puncak. Manajemen puncak harus memimpin perusahaan
untuk meningkatkan kinerja kualitasnya. Tanpa adanya kepemimpinan
dari manajemen puncak, maka usaha untukmeningkatkan kualitas hanya
berdampak kecil terhadap perusahaan.
2. Pendidikan
Semua personil perusahaan dari manajer puncak sampai karyawan
operasional harus memperoleh pendidikan mengenai kualitas. Aspek-
aspek yang perlu mendapatkan penekanan dalam pendidikan tersebut
meliputi konsep kualitas sebagai alat dan teknik implementasi kualitas dan
peranan eksekutif dalam implementasi strategi kualitas.
3. Perencanan strategik
Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan
kualitas yang dipergunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk
mencapai visinya.
Proses review merupakan satu satunya alat yang paling efektif bagi
manajemen untuk mengubah perilaku organisasional. Proses ini
merupakan suatu mekanisme yang menjamin adanya perhatian yang
konstan dan terus menerus untuk mencapai tujuan kualitas.
5. Komunikasi
Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses
komunikasi dalam perusahaan. Komunikasi harus dilakukan dengan
karyawan, pelanggan dan stakeholder perusahaan lainnya seperti pemasok,
pemegang saham, pemerintah dan masyarakat.
6. Total human reward (penghargaan dan pengakuan)
Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting dalam
implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik
perlu diberi penghargaan dan prestasinya tersebut diakui. Dengan
demikian dapat meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga dan rasa
kepemilikan setiap orang dalam organisasi, yang pada gilirannya dapat
memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang
dilayani.
Pihak pelayan publik dalam memberikan layanan publik setidaknya harus
mengetahui kebutuhan yang dilayani, menerapkan persyaratan manajemen untuk
mendukung penampilan dan memantau dan mengukur kinerja. Sebagai
perwujudan agar kualitas pelayanan publik menjadi baik, maka dalam
memberikan layanan publik harus mudah dalam pengurusan bagi yang
mendapat pelayanan yang sama tanpa pilih kasih dan mendapat perlakuan jujur
dan terus terang (transparansi).
Menurut Zethaml (dalam Widodo, 2001) mengemukakan tolok ukur
kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari sepuluh dimensi yaitu
1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi . 2. Reliable terdiri kemampuan unit dalam menciptakan pelayanan yang
dijanjikan tepat.
3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap mutu layanan yang diberikan
4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan layanan
5. Courtesey, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen serta melakukan kontak hubungan pribadi
6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat
7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari berbagai bahaya dan resiko
8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan 9. Communication, kemauan pemberi layanan untuk mendengarkan suara,
keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu
menyampaikan informasi baru kepada masyarakat
Namun dalam perkembangannya selanjutnya pasuraman et al sampai pada
kesimpulan bahwa kesepuluh dimensi kualitas pelayanan diatas dirangkum
menjadi lima dimensi poko yang terdiri dari reliability, responsiveness, assurance
(yang dimana mencakup competence, courtesy, credibility, dan security), empathy
( yang dimana mencakup acces, communication dan understanding the costumer)
serta tangible. Adapun penjelasan dari kelima dimensi tersebut yakni
1. Tangibles (bukti fisik) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan
sarana komunikasi serta kendaraan operasional. Dengaan demikian bukti
langsung/ wujud merupakan satu indikator yang paling konkrit. Wujudnya
berupa segala fasilitas yang secara nyata atau terlihat.
2. reliability (kepercayaan) merupakan kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
3. Responsiveness ( daya tangggap) merupakan sikap tanggap para pegawai
dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan dapat menyelesaikan
dengan cepat.
4. Assurence (jaminan) meliputi mengenai pengetahuan, kemampuan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pegawai, bebas dari
bahaya, resiko dan keragu raguan.
5. Empathy merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi
II.2 Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah
II.2.1 Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah
Pendaftaran tanah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh negara atau pemerintah secara terus menerus dan teratur berupa
pengumpulan keterangan atau data tertentu mengenai tanah-tanah tertentu yang
ada diwilayah wilayah tertentu, pengolahan, penyimpanan dalam rangka
memberikan jaminan kepastian hukum dibidang pertanahan, termasuk penerbitan
tanda buktinya dan pemeliharaanya9
Hak milik menurut pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Pokok Agararia adalah
hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah
dengan mjenhgingat ketentuan dalam pasal 6. Dalam menggunkan hak milik atas
tanh harus memperhatikan fungsi sosial atas tanah yaitu dakam menggunakan
tanah tidak boleh menimbulkan kerugian bagi orang lain, penggunaan tanah harus
disesuaikan dengan keadaan dan sifat haknya, adanya keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum dan tanah harus dipelihara dengan
baik agar bertambah kesuburannya dan mencegah kerusakan. Untuk mendapatkan
hak yang diakui atas sebuah tanah maka perlu dilakukan pendaftaran atas tanah
yang telah dimiliki untuk mendapatkan sertifikat hak miilik atas tanah yang
menjadi tanda bukti kepemilikan. Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan
teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta .
9
pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda
bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas
satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.Sebagaimana
yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 yang dimana
pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan azas sederhana, aman, terjangkau,
mutakhir dan terbuka yang dimana.
1. Azas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksudkan agar
ketentuan-ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat
dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan terutama para
pemegang hak atas tanah.
2. Azas aman dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah
perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat
memberikan jaminan kepastian hukum.
3. Azas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak yang
memerlu-kan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam
rangka penyelenggaran pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh
para pihak yang memerlukan.
4. Azas mutakhir dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam
pelaksana-annya dan kesinambungan dalam pemeliharaan datanya.Data
perlu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan
yang terjadi dikemudian hari.
5. Azas terbuka dimaksudkan agar masyarakat dapat memperoleh
keterangan mengenai data yang benar setiap saat.
Selain asas-asas yang ada dalam pendaftaran tanah ada tujuan
dilaksanakannya pendaftaran tanah tersebut. Adapun tujuan dilakukannya
pendaftaran tanah adalah,
1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas suatu bidang tanah agar dengan mudah dapat
membuktikan dirinya sebagai pemegang hak atas tanah yang
bersangkutan. Khusus untuk memberikan jaminan kepastian hukum,
meliputi
a) Kepastian mengenai subyek hukum hak atas tanah (orang atau
badan hukum)
b) Kepastian mengenai letak, batas, ukuran/luas tanah atau disebut
kepastian mengenai obyek hak.
c) Kepastian hak atas tanah, yakni jenis/macam hak atas tanah
yang menjadi landasan hukum antara tanah dengan orang atau
badan hukum.
2. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang
diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai
3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
Pendaftaran tanah yang dilakukan oleh masyarakat sebagai pemilik tanah
sangat penting dan berguna, baik untuk sipemilik tanah maupun juga kepada
pemerintah. Jadi bisa dikatakan pendaftaran tanah mempunyai kegunaan ganda,
artinya di samping berguna bagi pemegang hak, juga berguna bagi pemerintah.
1. Kegunaan bagi pemegang hak, yakni
a) Dengan diperolehnya sertifikat hak atas tanah dapat
memberikan rasa aman karena kepastian hukum hak atas tanah
b) Apabila terjadi peralihan hak atas tanah dapat dengan mudah
dilaksanakan
c) Dengan adanya sertifikat, lazimnya taksiran harga tanah relatif
lebih tinggi dari pada tanah yang belum bersertifikat
d) Sertifikat dapat dipakai sebagai jaminan kredit
e) Penetapam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak
akan keliru.
2. Kegunaan bagi pemerintah, yakni
a) Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah berarti akan
menciptakan terselenggarakannya tertib administrasi di bidang
pertanahan, sebab dengan terwujudnya tertib administrasi
pertanahan akan memperlancar setiap kegiatan yang
b) Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah, merupakan
salah satu cara untuk mengatasi setiap keresahan yang
menyangkut tanah sebagai sumbernya, seperti pendudukan
tanah secara liar, sengketa tanda batas dan lain sebagainya.
Adapun pelaksanaan pendaftaran meliputi kegiatan tanah untuk pertama
kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah
1. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi :
a) Pengumpulan dan pengolahan data fisik
b) Pembuktian hak dan pembukuannya
c) Penerbitan sertifikat
d) penyajian data fisik dan data yuridis
e) Penyimpanan daftar umum dan dokumen.
2. Kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah meliputi :
a) Pendaftaran peralihan hak dan pembeban hak
b) Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lainnya
Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui pendaftaran
tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik. Pendaftaran
tanah secara sistematik adalah pendaftaran tanah yang didasarkan pada suatu
rencana kerja pemerintah dan dilaksanakan dalam suatu wilayah yang
ditetapkan oleh Menteri, sedangkan pendaftaran tanah secara sporadik adalah
pendaftaran tanah yang dilakukan atas permintaan atau permohonan pihak
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pemerintah berkewajiban untuk
melakukan pendaftaran tanah sedangkan masyarakat (pemegang hak atas
tanah) berkewajiban untuk mendaftarkan hak atas tanah tersebut (Pasal 23,
Pasal 32 dan {Pasal 38 Undang Undang Pokok Agraria).
II.2.2 Sertifikat Hak Milik Atas Tanah
Secara etimologi sertifikat berasal dari bahasa dari bahasa belanda
“certificat” yang artinya surat bukti atau surat keterangan yang membuktikan
tentang sesuatu, jadi sertifikat tanah adalah surat keterangan yang membuktikan
hak seseorang atas sebidang tanah atau dengan kata lain keadaan tersebut
menytakan bahwa ada seseorang yang memiliki bidng bidang tanah tertentu dan
pemilikan itu mempunyai bukti yang kuat berupa surat berupa surat yang dibuat
oleh instansi yang berwenang10
Diatas telah disebutkan bahwa sertifikat merupakan surat tanda bukti hak,
jadi sertifikat berfungsi sebagai alat bukti. Alat bukti yang menyatakan tanah
tersebut telah diadministrasi oleh negara. Dan nama yang tertera dalam sertifikat
adalah pemilik atas tanah yang dicantunkan didalamnya. Dan bagi sipemilik tanah . Sertifikat berdasarkan pasal 32 ayat 1 PP No.24
tahun 1997 yaitu surat tanda bukti hak yang berlaku sebagi alat pembuktian
yangkuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya,
sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam
surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan.
10
sertifikat hak milik merupakan pegangan yang kuat dalam hal pembuktian hak
miliknya sebab dikeluarkan oleh instansi yang sah dan berwenang secara hukum.
Sehinggga bila yang memegang serifikat tanah itu belum namanya maka perlu
dilakukan balik namanya kepada yang memegangnya sehingga terhindar dari
gangguan pihak lain. Dan bila terjadi sengketa terhadap bidang tanah itu maka
sertifikat yang dimiliki sipemilik tanahlah yang akan membuktikan kalau tanah
tersebut adalah benar miliknya.
Disamping sebagi alat bukti, sertifikat juga berguna sebagai jaminan akan
eksistensi hak itu. Jaminan tersebut adalah jaminan hukum, dengan jaminan
hukum yang dimiliki sertifikat hak milik tersebut maka sertifikat tersebut dapat
dinyatakan sebagai surat berharga. Surat berharga yang nilai ekonomisnya tinggi,
maka sipemilik sertifikat juga bisa menggunakan sertifikat tersebut sebagai
jaminan hutang. Sebagai salah satu contohnya, misalnya seseorang membutuhkan
uang dan melakukan peminjaman ke sebuah Bank dan sertifikat hak milik tersebut
yang dijadikan sebagai jaminannya.
Keberadaan sertifikat hak milik juga diaktifkan dalam kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga bagi yang menggunakannya telah dibantu dalam
meningkatkan usaha dalam meningkatkan pendapatan si pemilik sertifikat tanah
sekaligus juga meningkatkan tingkat perekonomian secara makro, karena
sipemilik telah mengaktifkan modal yang dipinjamkannya dari bank tersebut.
Untuk itu dengan keuntungan dari kepemelikan sertifikat hak milik tersebut
sangat diharapkan Kantor Pertanahan sebagi struktur pengelola admnistrasi tanah
II.2.3 Kepuasan Masyarakat Mengenai Kualitas Pelayanan
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara menetapkan Keputusan Nomor
KEP/25/M-PAN/2004. Dalam Pedoman ini, selain dimaksudkan sebagai acuan untuk
mengetahui tingkat kinerja masing-masing unit pelayanan instansi pemerintah,
juga diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai
secara objektif dan periodik terhadap perkembangan kinerja unit pelayanan.
Dalam keputusan tersebut ditetapkan 14 unsur yang relevan, valid dan reliabel,
sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan
masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrative yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya.
3. Kejelasan petugas Pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas
yang memberikan pelayanan
4. Kedisplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan berlaku.
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, kejelasan wewenang dan tanggung
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan
kepada masyarakat.
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanandapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8. Keadilan mendapat pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yakni sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati.
10.Kewajaran biaya pelayanan, yaitu kejangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
11.Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan
12.Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
13.Kenyamanan Lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerima pelayanan.
14.Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap
II.3 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial11
a. Kualitas pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah merupakan
pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah yang diberikan
kepada masyarakat sesuai dengan standar pelayanan. Dan yang menjadi
tolok ukur kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari lima dimensi yaitu
Tangible, Reliable, Responsiveness, Assurence, Emphaty.
. Yang dimana tujuannya
adalah untuk mendapatkan batasan yang jelas dari setia konsep yang diteliti.
Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah
b. Sertifikat hak milik atas atas tanah merupakan surat tanda bukti hak milik
yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan
data yuridis yang termuat didalammnya, sepanjang data fisik atau data
yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku
tanah yang bersangkutan.
c. Kepuasan masyarakat merupakan hasil akhir dari kualitas pelayanan yang
timbul dari setiap individu atau seseorang yang mendapatkan pelayanan
dan membandingkan atas apa yang diharapkannya dengan apa yang
dirasakannya.
11
II.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil
penelitian ini secara singkat yakni sebagai berikut
BAB I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, dan
sistematika penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB III : KERANGKA TEORI
Bab ini memuat teori teori yang digunakan penulis, definisi konsep
dan sistematikan penulisan.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Berisi gambaran umum kota yang diteliti dan gambaran umum
Badan Pertanahan Kabupaten Humbang hasundutan
BAB V : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan
dokumentasi yang akan dianalisis, dan memuat analisa data untuk
BAB VI : PENUTUP
Memuat tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai rekomendasi untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan deskriptif dimaksudkan untuk
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dalam penelitian ini
seseorang peneliti akan mengembangkan konsep dan menghimpun data tetapi
tidak akan membekukan pengujian hipotesis12
Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai
informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seorang
yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau masalah tertentu yang darinya
dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya. Adapun informan
yang menjadi objek penelitian ini dibedakan atas dua jenis yaitu informan kunci
dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau
informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. .
III.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pertahanan Nasional Kabupaten
Humbang Hasundutan
III.3 Informan Penelitian
12
Sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang sedang diteliti.
1. Informan kunci adalah kepala seksi pengurusan hak tanah badan hukum
Kabupaten Humbang Hasundutan
2. Informan Utama adalah pegawai BPN Humbang Hasundutan yang terlibat
dalam pengurusan sertifikat hak milik atas tanah.
3. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengurus
sertifikat hak milik atas tanah. Dalam hal ini banyaknya jumlah informan
tambahan tidak ditentukan.
III.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data, keterangan, informasi yang diperlukan, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh langsung ke
lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan melalui :
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
tanya jawab secara langsung dan mendalam untuk memperoleh data
yang lengkap dan mendalam kepada pihak – pihak yang terkait.
b. Observasi yaitu pengamatan langsung pada suatu objek yang akan
diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek
2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung
data primer. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai
berikut :
a. Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan catatan catatan atau dokumen yang ada di lokasi
penelitian atau sumber – sumber lain yang relevan dengan objek
penelitian.
b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku
– buku, karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi
serta memiliki relevansi dengan masalah dengan masalah yang akan
diteliti.
III.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu
urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat
suatu deskripsi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah peneliti
mengkonfirmasi seluruh existing data sekunder dan data primer (wawancara dan
observasi) dan menyajikannya dengan analisis kualitatif. Teknik analisis data
kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah
seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian
menafsirkannya dengan analisis dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk
membuat kesimpulan penelitian13
BAB IV
.
13
DESKRPSI LOKASI PENELITIAN
IV.1 Gambaran Umum Wilayah
IV.1.1 Sejarah Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan
Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan
terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang
pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi
Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling
di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota
Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun
1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu,
1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung
2. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul
3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige
4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.
Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten
Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan,
Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964,
karena pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi
kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964,dan selanjutnya
berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten
Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami
Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat
pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka
harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan
Kabupaten Humbang Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan
Kabupaten Humbang Hasundutan.
Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000
tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan
Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul
pemekaran melalui pembentukan Kabupaten. Berbekal keinginan untuk
mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang tersebut
dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan
melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan
dengan tuntutan kemajuan jaman mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat
untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul
pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Aspirasi murni masyarakat
tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara,
serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh
dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli
1. Mengikuti perkembangan Deklarasi Pembentukan Kabupaten
Humbang Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan di
Dolok Sanggul.
2. Tanggal 25 Mei 2002 menerima audensi Panitia Pembentukan
Kabupaten Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas
pengusulan.
3. Tanggal 26 Mei 2002 Bupati Tapanuli Utara menerbitkan SK Tim
Peneliti sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi
masyarakat.
4. Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten
Tapanuli Utara perihal aspirasi masyarakat tentang usulan
pemekaran.
5. Tanggal 3 s/d 5 Juni 2002 menugaskan Tim Peneliti mendampingi
DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, turun ke Kecamatan guna
mendengar aspirasi dan meneliti usulan dimaksud.
6. Tanggal 5 Juni 2002 menerima berkas pengajuan/penyempurnaan
usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang
Hasundutan.
7. Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara.
8. Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatan-
kecamatan untuk mendengar dan memfasilitasi usul pemekaran
pemekaran tidak menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat
termasuk para perantau.
9. Tanggal 8 Juni 2002 menghadiri Rapat Paripurna DPRD
Kabupaten Tapanuli Utara dengan hasil penerbitan Surat
Keputusan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 16 Tahun
2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara.
Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara,
untuk mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu :
Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat
Tapanuli Utara guna memantapkan pemahaman dan Melaporkan
perkembangan terakhir usul pemekaran kepada Gubernur Sumatera
Utara dan Bapak Ketua DPRD Sumatera Utara.
Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat
Tapanuli Utara guna memantapkan pemahaman dan dukungan bagi
terwujudnya pemekaran.
Meyampaikan laporan tertulis dan pendapat kepada Bapak
Gubernur SumateraUtara, Bapak Menteri Dalam Negeri dan
Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.
Mengundang Komisi II DPR-RI untuk memantau, mengevaluasi
dan berkunjung langsung ke wilayah yang mengusulkan
Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka
dukungan APBD dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi
Sumatera Utara.
Melakukan akurasi data pendukung Pembentukan Kabupaten
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 129
Tahun 2000.
Melakukan Pengkajian dan uji kelayakan pemekaran Kabupaten
Tapanuli Utara yakni Kabupaten Humbang Hasundutan dengan
memohon kesediaan Bapak Mendagri Cq. Dirjen Otonomi Daerah
dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.
Perencanaan persiapan sarana/prasarana dan Aparat guna
mendukung pemekaran kabupaten.
Menyurati para anak rantau di luar Kabupaten Tapanuli Utara
untuk mendukung Usul Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara
sesuai fungsi dan tugas masing-masing.
Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam
waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR RI
melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang
Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II
DPR-RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini
mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya
Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di
Provinsi Sumatera Utara.
Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan
diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati
Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan.
Mengawali tugas sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan
dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama
di Daearah ini antara lain guna membicarakan pembuatan Logo Kabupaten
Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD.
IV.1.2 Luas Wilayah dan Letak Geografis
Luas Kabupaten Humbang Hasundutan adalah 251.765,93 Ha. Terdiri dari
10 (sepuluh) Kecamatan, 153 (seratus lima puluh tiga) Desa dan 1 (satu)
Kelurahan, yaitu Kecamatan Pakkat, Kecamatan Onanganjang, Kecamatan
Sijamapolang, Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Paranginan, Kecamatan
Doloksanggul, Kecamatan Pollung, Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Tarabintang
[image:56.595.101.570.634.752.2]dan Kecamatan Baktiraja.
Tabel 4.1Kabupaten Humbang Hasundutan Berdasarkan Luas Kecamatan
NO NAMA KECAMATAN LUAS(Ha)
1 Pakkat 38.168,00
3 Sijamapolang 14.018,07
4 Lintongnihuta 18.126,03
5 Paranginan 4.778,06
6 Doloksanggul 20.929,53
7 Po