• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai)"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai ( Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan

Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai) SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik oleh:

Debora Br Ginting 100905068

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan

Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai). SKRIPSI

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, April 2014

(3)

Abstraksi

Debora Ginting, dengan judul Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan di Tanjungbalai (Studi Etongrafi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso, Tanjung Balai), terdiri dari 5 bab, 132 halaman, 14 daftar gambar dan 6 daftar tabel.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia. Perilaku kesehatan pada dasarnya merupakan respon seorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Para ahli kesehatan merumuskan bahwa sehat meliputi sehat badaniah, sehat mental, atau sehat jiwanya, sehat badaniah tidak hanya terbebas dari penyakit tetapi juga bebas dari cacat dan keterbatasan tubuh lainnya, begitu juga dengan sehat mental tidak cukup hanya bebas dari adanya penyakit jiwa, namun juga harus memiliki jiwa yang kuat, tangguh dan stabil. Kesehatan sangat penting untuk meraih kehidupan hidup, syarat utama seseorang untuk memperoleh dan menikmati kebahagian dalam hidup ini adalah ketika saat mereka memiliki kesehatan secara jasmani dan rohani.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat nelayan di Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso Tanjungbalai mengenai hidup sehat. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara secara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara atau interview guide. Metode observasi digunakan untuk mengamati bagaimana kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat setempat dan bagaimana cara mereka menerapkan hidup sehat. Metode wawancara ditujukan kepada informan biasa dan kunci. Metode wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan kunci ialah untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana masyarakat melakukan praktek hidup sehat dan kegiatan seperti apa yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat. Sedangkan wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan biasa adalah untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang mendasari perilaku hidup sehat pada masyarakat nelayan di Kelurahan Keramat Kubah. Data-data yang diperoleh akan diinterpretasikan atau diterangkan secara kualitatif.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa masyarakat di Kelurahan Keramat Kubah masih jauh dari standar Kesehatan. Berdasarkan ke 10 indikator PHBS hanya 3 (tiga) yang terpenuhi,yaitu: persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, melakukan aktifitas fisik, dan memberi bayi Asi eklusif.

(4)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta atas izin- Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang berjudul Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai). Adapun skripsi ini berguna sabagai salah satu syarat bagi penulis untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Antropologi, Universitas Sumatera Utara.

Pada masa penulisan, yang diawali dengan rencana penelitian dan dilakukannya penelitian sehingga selesainya skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, yang semuanya itu tidak dapat penulis lupakan. Oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda Naik Agus Ginting dan Ibunda tercinta Gerneng Br Tarigan yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang dan dukungan penuh kepada penulis, yang semuanya itu tidak dapat terbalaskan dengan kata-kata dan perbuatan. Terimakasih buat adik tercinta, Surya Bastanta Ginting dan Kezia Ginting yang selalu memeberikan semangat kepada penulis. Juga kepada kekasih hati saya tercinta Hendra M. Tua Pasaribu.Amd,saya ucapkan terima kasih yang sudah memberikan saya semangat dan dorongan terus-menerus untuk menyelesaikan skripsi ini.

(5)

Terimakasih kepada Ibu Aida Fitria Harahap, S.Sos. Msi selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis di sela-sela kesibukannya dan yang sela-selalu memberikan dorongan untuk cepat menyelesaikan skripsi ini, dan juga tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof.Dra. Ny. Hj. Chalida Fakhruddin, selaku pembimbing II penulis, yang telah begitu banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis.

Kepada Ibu R.Sinaga yang telah mengizinkan penulis untuk tinggal dirumahnya dan yang telah membantu penulis untuk menggumpulkan berbagai data sehingga tersusunlah skripsi ini.

Kepada Bapak R.Silitonga yang telah menjadi informan kunci penulis, dan telah memeberikan kemudahan bagi penulis untuk mencari data-data yang diperlukan, dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Keramat Kubah, Sei Tualang Raso. Tanjungbalai yang telah menerima penulis dengan senang hati untuk melakukan penelitian dan memperoleh banyak informasi untuk kelengkapak skripsi ini.

Kepada sahabat-sahabat tercinta penulis yang tiada henti memberikan semangat dan dorongan penuh kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan yang selalu ada disaat duka maupun suka, terima kasih buat sahabat- sahabat penulis Mega. Helpiana, Obrin, Lina, Gintarius, Candra Silalahi, Simson, abang Join, abang Daniel . Satu hal yang tidak akan penulis lupakan yaitu kebersamaan yang telah terjalin sejak lama, berserta “geng Karet” yang pernah dibentuk. Terimakasih buat kasih dan motivasi yang sahabat berikan kepada penulis.

(6)

Kepada seluruh Pelayan Youth El’s Generation, Abang Arman, Abang Rudianto, Kakak Uli, Kakak Lidiya Bangun, Abang Hendra Pasaribu, Besti Afriani, Hosanna, Frengky, Silvi yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu dan juga kepada Pdm. Moody Tambuwun. S.Si selaku Youth Pastor El’s Generation, penulis mengucapakan banyak terima kasih yang telah memeberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Kepada seluruh Komsel COOL, Eldad Sianturi, Mega Natalia, Widiya, Eliezer Naibaho. Penulis mengucapkan terimakasih yang selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan buat dukungannya selama ini.

Akhirnya , penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan. Untuk itu penulis menerima saran dan kritikan yang berguna untuk kesempurnaan yang diharapkan.

Medan, April 2014 Penulis,

(7)

KATA PENGANTAR

Judul skripsi ini adalah Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai). Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Skripsi ini berisi kajian yang berdasarkan hasil wawancara dan observasi untuk mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat nelayan di Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso, Tanjung Balai, mengenai hidup sehat. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara secara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara atau interview guide. Metode observasi digunakan untuk mengamati bagaimana kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat setempat dan bagaimana cara mereka menerapkan hidup sehat. Metode wawancara ditujukan kepada informan kunci dan biasa. Metode wawancara mendalam ditujukan kepada informan kunci untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana masyarakat melakukan praktek hidup sehat, sedangkan wawancara mendalam yang ditujukan kepada informan biasa adalah untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang mendasari perilaku hidup sehat.

(8)

Bagi masyarakat Kelurahan Keramat kubah, hal yang demikian bukanlah hal yang tabu untuk diperlihatkan, karena dari zaman dahulu hingga sekarang masyarakat tetap melakukan praktek membuang sampah bahkan kotoran di sungai, namun mereka tidak mengalami suatu penyakit. Bagi mereka tinggal di daerah tersebut bukanlah ancaman bagi kesehatan mereka. Dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa masyarakat di Kelurahan Keramat Kubah masih jauh daripada standar kesehatan. Berdasarkan ke 10 indikator PHBS, hanya 3 indikator yang mampu dipenuhi oleh masyarakat setempat, yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, melakukan aktifitas fisik dan memberi bayi ASI eklusif.

Pada tulisan ini, penulis juga membuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran seperti pedoman wawancara, surat penelitian, serta gambar-gambar yang terkait dengan judul penelitian.

Penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang berguna untuk kesempurnaan yang diharapkan. Demikian pengantar dari saya, semoga skripsi ini bermanfaat dalam memberikan kontribusi demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, April 2014 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………..1

1.2. Tinjauan Pustaka………..9

1.3. Rumusan Masalah………...16

1.4. Ruang Lingkup Penelitian………...17

1.5. Tujuan Penelitian……….17

1.6. Metode Penelitian/ Teknik Pengumpulan Data………18

1.6.1. Pengumpulan Data Arsip……….18

1.6.2. Wawancara………18

1.6.3. Studi Kepustakaan………19

1.6.4. Pengamatan Terlibat………...19

1.7. Pelaksanaan Penelitian………....20

1.7.1. Perencanaan dan Persiapan………...20

1.7.2. Pengumpulan Data dan Informasi di Lapangan…....20

1.8. Penyusunan Laporan Penelitian………...21

1.9.Pengalaman Penelitian……….21

BAB II : GAMBARAN UMUM KELURAHAN KERAMAT KUBAH 2.1. Lokasi Wilayah Penelitian 2.1.1. Letak Wilayah Tanjung Balai………..31

2.1.2. Kependudukan Wilayah Tanjung Balai………..32

(10)

2.2. Lokasi Kelurahan Keramat Kubah

2.2.1. Geografi Kelurahan Keramat Kubah………..35 2.3. Demografi Kelurahan Keramat Kubah

2.3.1. Keadaan Penduduk Keramat Kubah………...40 2.3.1.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin…...40 2.3.1.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama…………...43 2.3.1.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan……... 45 2.3.1.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Matapencaharian.47 2.3.1.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku

Bangsa…………...53 2.4. Perekonomian Kelurahan Keramat Kubah

2.4.1. Sarana dan Prasarana Kelurahan Keramat Kubah…..52 2.5. Sejarah Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso...53 BAB III : MASYARAKAT KELURAHAN KERAMAT KUBAH, KEC. SEI

TUALANG RASO

(11)

3.2.10. Melakukan Aktifitas

fisik………97 3.2.11. Tidak Merokok Di Dalam Rumah……….99 BAB IV : PEMAHAMAN MASYARAKAT NELAYAN TENTANG HIDUP

SEHAT

4.1. Konsep Hidup Sehat Menurut Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang raso………..106 4.2. Pemahaman Air Bersih Menurut Masyarakat Nelayan Kelurahan

Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso Tanjung Balai………...114 4.3. Konsep Makanan Sehat Yang Disediakan Oleh Ibu Rumah

Tangga Nelayan, Keramat Kubah Tehadap Keluarganya………120 BAB V : PENUTUP

(12)

Daftar Gambar

Halaman Gambar 1.1. Keadaan Lingkungan Keramat Kubah Yang Dipenuhi Dengan

Sampah………76 Gambar 1.2. Lingkungan Pemukiman Kelurahan Keramat Kubah………91 Gambar 1.3. Sungai Yang Dipenuhi Dengan Sampah di Kelurahan Keramat

Kubah………92 Gambar 1.4. Keadaan Lingkungan Keramat Kubah Yang Dipenuhi

Oleh Sampah Limbah Rumah Tangga………...113 Gambar 1.5. Pemukiman Penduduk Yang Dipenuhi oleh Sampah……….113 Gambar 1.6. Keadaan di dalam rumah penduduk yang tidak bersih…………...113 Gambar 1.7. Keadaan Sungai di Kelurahan Keramat Kubah………..118 Gambar 1.8. Masyarakat yang mengambil air sungai untuk kegiatan MCK…..118 Gambar 1.9. Air sungai yang digunakan masyarakat Kelurahan Keramat Kubah

untuk kegiatan MCK...118 Gambar 1.10. Anak-anak yang sedang mandi disungai………...119 Gambar 1.11. Keadaan dapur dan meja makan salah satu masyarakat Keramat

Kubah yang kurang memadai………..123 Gambar 1.12. Seorang ibu yang sedang memberi makan anaknya, hidangannya

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga Perlingkungan dan Jumlah Penduduk

Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013……….40 Tabel 2. Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan Usia Tahun 2013...42 Tabel 3. Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan Agama Yang

Dianut Tahun 2013………...44 Tabel 4. Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2013………46 Tabel 5. Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan

Mata Pencaharian Tahun 2013……….48 Tabel 6. Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan

Suku Bangsa Tahun 2013………51

(14)

RIWAYAT HIDUP

Debora Br Ginting lahir di Tiga Panah, 22 Desember tahun 1992, anak dari pasangan Naik Agus Ginting dan Gernerng Br Tarigan, anak 1 dari 3 bersaudara.

Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Santo Tarcisius, Dumai pada tahun 2004, Sekolah Menegah Pertama di SMP Santo Tarcisius pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas di SMA Santo Tarcisius, Dumai pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi dengan jurusan Antropologi Sosial di Universitas Sumatera Utara. Berbagai kegiatan yang dilakukan selama perkuliahan, antara lain:

1. Peserta Inisiasi jurusan Antropologi Sosial pada tahun 2010 2. Mengikuti Seminar Nasional Sumpah Pemuda tahun 2011. 3. Mengikuti Organisasi IMPERATIF pada tahun 2011-2012. 4. Peserta IMPERATIF Leadership Training tahun 2011. 5. Peserta Pelatihan Training of facilitator (TOF) tahun 2012. 6. Mengikuti seminar Kota-Kota di Sumatera pada tahun 2012 7. Panitia PMB jurusan Antropologi tahun 2012.

(15)

Abstraksi

Debora Ginting, dengan judul Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan di Tanjungbalai (Studi Etongrafi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso, Tanjung Balai), terdiri dari 5 bab, 132 halaman, 14 daftar gambar dan 6 daftar tabel.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia. Perilaku kesehatan pada dasarnya merupakan respon seorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Para ahli kesehatan merumuskan bahwa sehat meliputi sehat badaniah, sehat mental, atau sehat jiwanya, sehat badaniah tidak hanya terbebas dari penyakit tetapi juga bebas dari cacat dan keterbatasan tubuh lainnya, begitu juga dengan sehat mental tidak cukup hanya bebas dari adanya penyakit jiwa, namun juga harus memiliki jiwa yang kuat, tangguh dan stabil. Kesehatan sangat penting untuk meraih kehidupan hidup, syarat utama seseorang untuk memperoleh dan menikmati kebahagian dalam hidup ini adalah ketika saat mereka memiliki kesehatan secara jasmani dan rohani.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat nelayan di Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso Tanjungbalai mengenai hidup sehat. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara secara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara atau interview guide. Metode observasi digunakan untuk mengamati bagaimana kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat setempat dan bagaimana cara mereka menerapkan hidup sehat. Metode wawancara ditujukan kepada informan biasa dan kunci. Metode wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan kunci ialah untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana masyarakat melakukan praktek hidup sehat dan kegiatan seperti apa yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat. Sedangkan wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan biasa adalah untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang mendasari perilaku hidup sehat pada masyarakat nelayan di Kelurahan Keramat Kubah. Data-data yang diperoleh akan diinterpretasikan atau diterangkan secara kualitatif.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa masyarakat di Kelurahan Keramat Kubah masih jauh dari standar Kesehatan. Berdasarkan ke 10 indikator PHBS hanya 3 (tiga) yang terpenuhi,yaitu: persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, melakukan aktifitas fisik, dan memberi bayi Asi eklusif.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tulisan ini akan fokus pada perilaku hidup sehat masyarakat nelayan terhadap lingkungan tempat tinggalnya baik itu dari segi makanan bahkan dari penggunaan air bersih yang mereka gunakan. Hal ini berdasarkan pengamatan awal peneliti melihat kesehatan secara fisik pada masyarakat nelayan di Kota Tanjung Balai, khususnya di Kecamatan Sei Tualang Raso.

Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari laut dan memiliki potensi kelautan yang cukup besar. Ini seharusnya dapat membuat sejahtera kehidupan masyarakat nelayan yang menggantungkan hidupnya pada potensi kelautan tersebut, tetapi nyatanya kehidupan nelayan sering diidentikkan dengan kemiskinan1

1

(17)

Data BPS2

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari bada

tahun 2011 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 8.090 kelurahan pesisir yang tersebar di 300 kabupaten/ kota pesisir. Dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia, ada 67,87 juta jiwa yang bekerja di sektor informal, dan sekitar 30% diantaranya adalah nelayan. Data lainnya, 31 juta penduduk miskin di Indonesia, sekitar 7,87 juta jiwa (25,14%) di antaranya adalah nelayan dan masyarakat pesisir.

Dalam hal ini profesi sebagai nelayan sangat kurang diperhatikan oleh pemerintah atau dapat dikatakan diabaikan oleh pemerintah, indikasinya Negara tidak memberikan perlindungan khusus kepada masyarakat nelayan untuk kesehatan dan keselamatan jiwanya. Faktanya, akibat cuaca ekstrim yang berlangsung hanya di januari 2013 ada sebanyak 28 nelayan yang hilang dan meninggal dunia di laut tanpa perlindungan sedikit pun, jumlah ini terus meningkat sejak tahun 2010 ada 86 jiwa, tahun 2011 terdapat 149 jiwa, dan Bulan Januari 2013 ada 28 jiwa.

memungkinkan setiap orang hid

2

BPS adalah

. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan

fungsi pokok sebagai penyedia data masyarakat umum, secara nasional maupun regional. Setiap sepuluh tahun sekali, BPS menyelenggarakan menerbitkan publikasi statistik nasional maupun daerah, serta melakukan analisis data statistik yang digunakan dalam pengambilan kebijakan pemerintah.

3

(18)

kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secar pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Kesehatan seseorang sangat tergantung dari adanya keseimbangan yang relatif dari bentuk dan fungsi tubuh. Definisi WHO4

Secara garis besar pada masyarakat nelayan sering kali terserang penyakit malaria, muntah dan mencret (diare). Penyakit ini sangat erat hubungannya dengan keadaan lingkungan alam khususnya lingkungan yang tidak bersih. Lingkungan ini merupakan tempat yang paling baik bagi berkembangnya (1981): Health is a state

of complete physical, mental and social well-being, and not merely the absence of

disease or infirmity. WHO mendefenisikan pengertian sehat sebagai suatu

keadaan sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang.

Kelurahan pantai salah satu ciri lingkungan hidup manusia yang sudah akrab dengan pasang surut laut yang menyebabkan timbulnya genangan-genangan air dan juga sanitasi lingkungan yang buruk, sarana MCK (Mandi-Cuci-Kakus) yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Semua ini dapat menimbulkan berbagai penyakit antara lain malaria, muntah dan mencret (diare) , penyakit saluran pernafasan dan alergi.

4

World Health Organization/WHO adalah salah satu bada

(19)

“vektor”5

Penyakit ISPA yang banyak dialami masyarakat adalah infeksi pernafasan bagian atas berupa flu, batuk, pilek ataupun radang tegorokan. Hampir setiap manusia terserang penyakit ini, penyakit ISPA ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri ataupun polusi udara

atau hewan pembawa organisme penyebab penyakit, seperti bakteri dan virus contohnya antara lain lalat, nyamuk dan tikus.

Selain itu penyakit malaria juga banyak menyerang masyakarat nelayan yang diakibatkan oleh nyamuk Anopheles betina yang memindahkan bakteri parasit malaria dari dalam tubuhnya yang berasal dari darah orang yang berpenyakit malaria ke tubuh manusia lain melalui sengatannya.

Penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA) juga tidak pernah lepas dalam kehidupan masyarakat nelayan. Penyakit ini paling sering menimpa masyarakat nelayan akibat dari perubahan iklim. Penyakit ISPA terdiri dari infeksi saluran pernafasan bagian atas dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.

6

Data menteri kesehatan menunjukkan bahwa penyakit ISPA di Indonesia sepanjang 2007-2011 bertambah jumlahnya. Pada tahun 2007 jumlah kasus ISPA berkategori batuk bukan Pneumonia

.

7

5

Vektor adalah hewan perantara yang membawa bibit penyakit.

sebanyak 7.281.411 kasus dan 765.333

6

(diakses 15 Juli 2013)

7

(20)

kasus Pneumonia, kemudia pada tahun 2011 mencapai 18.790.481 kasus batuk bukan Pneumonia dan 756.577 kasus Pneumonia.

Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.

Kondisi kesehatan seseorang atau satu lingkungan masyarakat salah satunya di pengaruhi interaksi manusia dengan lingkungannya maka dapatlah dikatakan bahwa ada hubungan antara manusia dengan lingkungannya, interaksi ini tercipta karena adanya kebiasaan yang dilakukan manusia.

Dalam hal ini keadaan sehat sesuai dengan model keseimbangan, apabila unsur-unsur dasar dalam tubuh manusia – “humor; yin dan yang, serta dosha dalam Ayurveda berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu maka tercapailah keadaan sehat, jika keseimbangan ini terganggu dari luar maupun dari dalam oleh kekuatan-kekuatan alam seperti panas, dingin atau kadang-kadang emosi yang kuat maka terjadilah penyakit8

8

(21)

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat secara umum sebagai berikut9

1. Penyebab Penyakit terdiri dari golongan “eksogen” yaitu yang berasal dari luar tubuh seperti bakteri, virus, zat kimia, dan sebagainya; dan golongan “endogen” yaitu berasal dari dalam tubuh manusia itu sendiri misalnya penyakit asma, diabetes, atau penyakit keturunan lainnya.

:

2. Manusia ; dalam hal ini merupakan daya tahan tubuh manusia itu sendiri dalam upaya melawan datangnya suatu penyakit.

3. Lingkungan hidup; yang terdiri dari lingkungan biologi yaitu organisme-organisme yang hidup berada disekitar manusia misalnya bakteri, lalat, nyamuk, dan sebagainya; lingkungan fisik yang terdiri dari benda-benda mati yang berada disekitar manusia, seperti udara, air, tanah, sampah, dan sebagainya; lingungan ekonomi lingkungan yang abstrak misalnya kemiskinan, kemakmuran.

Dari faktor-faktor diatas lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan dalam suatu masyarakat.Dalam istilah sehat mengandung banyak muatan kultural dan sosial. Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin bio budaya yang mana memberikan aspek-aspek biologis dan sosial budaya yang

9

(22)

dilihat pada tingkah laku manusia. Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, disamping itu dari hasil kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.

Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan.

Sedangkan pengertian sakit menurut konsep personalistik menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau rohjahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung)10

1. Konsep sehat dilihat dari segi jasmani yaitu dimensi sehat yang paling nyata karena perhatiannya pada fungsi mekanisme tubuh.

.

Ada beberapa konsep sehat yang dikemukakan oleh Linda Ewles dan Ina Simmet (1992) yang dikutip oleh A.E. Dumatubun dalam Jurnal Antropologi Papua.2002, seperti berikut :

(23)

2. Konsep sehat dilihat dari segi mental, yaitu kemampuan berpikir dengan jernih dan koheren. Istilah mental dibedakan dengan emosional dan sosial walaupun ada hubungan yang dekat diantara ketiganya.

3. Konsep sehat dilihat dari segi emosional yaitu kemampuan untuk mengenal emosi seperti takut, kenikmatan, kedukaan, dan kemarahan, dan untuk mengekspresikan emosi-emosi secara cepat. 4. Konsep sehat dilihat dari segi sosial berarti kemampuan untuk

membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.

5. Konsep sehat dilihat dari aspek spiritual yang berkaitan dengan kepercayaan dan praktek keagamaa, berkaitan dengan perbuatan baik, secara pribadi, prinsip-prinsip tingkah laku, dan cara mencapai kedamaian dan merasa damai dalam kesendirian.

6. Konsep sehat dilihat dari segi sosietal yaitu berkaitan dengan kesehatan pada tingkat individual yang terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang melingkupi individu tersebut. Adalah tidak mungkin menjadi sehat dalam masyarakat yang “sakit” yang tidak dapat menyediakan sumber-sumber untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan emosional. (Djekky,2001: 8)

(24)

perilaku hidup sehat pada masyarakat nelayan Tanjung Balai, dan pemahaman masyarakat mengenai hidup sehat inilah yang nantinya akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini.

1.2. Tinjauan Pustaka

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia11

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perilaku adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia dalam lingkungannya yang dilakukan

.

Foster/Anderson (1986:1-3) mengatakan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

11

(25)

secara berulang-ulang. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai perilaku yaitu12

a. Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood, perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

:

b. Menurut Petty Cocopio, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.

c. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).

Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh : a. Nilai

b.Sikap

c. Pendidikan/Pengetahuan

Kesehatan sangat penting untuk meraih kehidupan hidup, syarat utama seseorang untuk memperoleh dan menikmati kebahagiaan dalam hidup ini adalah ketika saat mereka memiliki kesehatan secara jasmani dan rohani.Jadi pengertian

(26)

hidup sehat secara umum dapat diartikan sebagai hidup yang terbebas dari segala permasalahan baik itu masalah rohani (mental) maupun secara jasmani (fisik).

Dalam UU No.23 Tahun 1992 kesehatan mencakup dalam 4 aspek yaitu fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi, yang mana perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang sebagai berikut:

a. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

b. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. 2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk

mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

(27)

spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

c. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku menghargai.

d.

produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi misalnya berprestasi bagi siswa at sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

(28)

Hidup sehat selalu berhubungan dengan faktor makanan selain itu yang tidak boleh kita lupakan adalah menjaga kondisi tubuh kita agar selalu tetap bugar dengan menjalani olahraga yang teratur dan menjahui terposirnya tenaga dan pikiran yang membuat tubuh menjadi letih dan pikiran stress.

Prinsip Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang menjadi landasan dan program pembangunan kesehatan di Indonesia, yang mana visi pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah Indonesia Sehat 2010, yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat.

Program Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

(29)

Menurut Depkes RI (1997), Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Survei Kesehatan Nasional (2004) menunjukkan bahwa pencapaian rumah yang melaksanakan PHBS (klasifikasi IV) baru berkisar 24,3 8 %. Di Sumatera Utara, rumah tangga yang ber PHBS baru mencapai 55,32 %. Salah satu kabupaten yang termasuk rendah dalam rangka pelaksanaan PHBS ini adalah kabupaten dengan tingkat pencapaian 28,57 %, masih jauh dari target minimal pemerintah, yaitu 65 % pada tahun 201013

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan .

Ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Umum. Indikator nasional PHBS ada 10 yaitu:

b. Memberi bayi ASI Eksklusif c. Menimbang balita setiap bulan d. Menggunakan Air Bersih

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun f. Menggunakan jamban sehat

g. Memberantas jentik di rumah

(30)

h. Makan sayur dan buah setiap hari i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari j. Tidak merokok di dalam rumah

Dengan hidup sehat kita bisa memperoleh berbagai manfaat di dalamnya antara lain: menghindarkan diri dari penyakit, dapat menjaga fungsi tubuh, tidur pulas dan nyaman, dapat tampil lebih baik, dan dapat berfikir lebih positif dan berfikir sehat.

Kesehatan seseorang juga tidak lepas dari kebudayaan dan lingkungannya, ada dua pengertian manusia terhadap lingkungannya. Pertama adalah proses manusia untuk mendapatkan pengetahuan lingkungan melalui ransangan-ransangan yang diterimanya, yang kedua adalah tanggapan manusia terhadap lingkungan yang terdapat dalam pikirannya.

Proses manusia mendapatkan pengetahuan lingkungan ditentukan dari pandangannya sendiri yang sesuai dengan kebudayaan yang dianutnya, disamping itu pandangan hidup, motivasi ekonomi, dan tradisi yang dianut masing-masing individu merupakan pertimbangan yang menentukan bagaimana eksistensi kebudayaan itu mampu melakukan seleksi atau menyaring ransangan dari luar.

(31)

memungkinkan kebudayaan itu membentuk respon terhadap lingkungan yang lebih bersifat cultural dan akan disosialisasikan kepada individu masyarakat lainnya, yang akhirnya menjadi perilaku yang akan diakui dan diterima oleh masyarakat (Ahimsa, 1994).

Spredley (1997:10) mengatakan bahwa kebudayaan merupakan sebagai sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses belajar, yang mereka gunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling mereka, dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka.

1.3. Rumusan Masalah

Kota Tanjung Balai khususnya Desa Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso merupakan salah satu kecamatan yang secara umum berprofesi sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah“Pemahaman Masyarakat Nelayan Tanjung Balai Khususnya di Kec. Sei Tualang Raso Tentang Hidup Sehat”.

Pokok permasalahan tersebut akan dirumuskan dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep hidup sehat menurut masyarakat nelayan Kec. Sei Tualang Raso, Tanjungbalai.

2. Bagaimana pemahaman masyarakat nelayan Kec. Sei Tualang Raso, Tanjungbalai tentang air bersih.

(32)

1.4. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso, Kabupaten Asahan. Sesuai dengan judul yang diatas yaitu Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Tanjung Balai, dengan demikian yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah perilaku hidup sehat pada masyarakat nelayan di Kelurahan Keramat Kubah dan bagaimana pemahaman mereka terhadap hidup sehat. Kajian pada penelitian ini adalah masyarakat nelayan.

1.5. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan masyarakat di Kelurahan Keramat Kubah, dan juga untuk mencari dan mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat nelayan Tanjung Balai, khususnya Kelurahan keramat kubah mengenai hidup sehat.

(33)

Tujuan akademisnya yaitu dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana dalam bidang Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

1.6. METODE/ TEHNIK PENGUMPULAN DATA DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

1.6.1. Metode dan Tehnik Pengumpulan Data

Metode pelaksanaan penelitian secara garis besar meliputi:

1.6.2. Pengumpulan data arsip:

a. Catatan (register) penduduk kelurahan b. Pengumpulan data geografis.

c. Pengumpulan data demografis. 1.6.3. Wawancara:

(34)

1.6.4. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian terhadap berbagai sumber informasi tertulis seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dan peraturan-peraturan yang relevan dengan lingkup permasalahan.

1.6.5. Pengamatan Terlibat (Obeservasi Partisipasi)

Dengan observasi partisipasi peneliti dapat menjalin hubungan baik dengan masyarakat, sehingga bisa melihat bagaimana kehidupan masyarakat tersebut. Peneliti tinggal bersama dan turut serta dalam kegiatan masyarakat di kelurahan Penelitian.

Dalam penelitian ini melakukan pengamatan yang terlibat secara langsung dengan cara turut tinggal bersama dan turut serta dalam kegiatan sehari-hari masyarakat selama kurang lebih 1,5 (satu setengah) bulan. Pengamatan terlibat secara langsung meliputi:

a. Pengamatan terhadap aktivitas kehidupan masyarakat setempat sehari-hari.

(35)

1.7. Pelaksanaan Penelitian

1.7.1. Perencanaan dan Persiapan.

Perencanaan dan persiapan dilakukan terlebih dahulu di Kota Medan. Persiapan tersebut antara lain membuat pengurusan surat izin penelitian, daftar pertanyaan, pedoman wawancara, serta penyediaan peralatan lainnya yang diperlukan selama berada di lapangan.

1.7.2. Pengumpulan Data dan Informasi di Lapangan

Tahap penelitian ini mulai dilakukan di lapangan. Dalam pelaksanaan di lapangan diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan pembinaan kontak dan hubungan (rapport) dengan Kepling (Kepala Lingkungan), Lurah, serta masyarakat setempat. Kemudian pendekatan juga akan dilakukan dengan para informan.

2. Melakukan survey yang dilakukan untuk mendapatkan data mengenai:

a. Keadaan geografis, yang akan membantu pelukisan lingkungan fisik.

(36)

berdasarkan agama, pendidikan, mata pencaharian, suku bangsa, perekonomian penduduk, sarana dan prasarana. 3. Wawancara dengan informan maupun dengan responden.

Dimana wawancara yang pertama kali dilakukan adalah dengan informan kemudian dilanjutkan kembali kepada responden. 4. Pengamatan (observasi) dilakukan sesuai dengan cara mencatat

segala pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan buku catatan ( notes).

1.8. Penyusunan Laporan Penelitian

Dilaksanankan di Kota Medan.

1.9. Pengalaman Penelitian

Pada tanggal 3/2/2014, peneliti berencana menuju tempat pelaksanaan penelitian. Sebenarnya peneliti sejak bulan 12/2013 sudah ke tempat penelitian, namun pada saat itu peneliti hanya ingin bertemu dengan Lurah untuk meminta beberapa data mengenai tempat yang akan diteliti oleh si peneliti, namun pada saat itu peneliti tidak dapat berjumpa dengan Lurah karena sibuk menghadiri beberapa acara.

(37)

karena tidak diijinkan untuk berjualan di dalam kereta sehingga keberangkatan para penumpang ditunda pada hari itu.

Keesokan paginya pukul 06.49 WIB pada tanggal 4, peneliti kembali melanjutkan perjalanan untuk menuju ke lokasi penelitian awalnya perjalanan berjalan dengan baik dan lancer, namun setelah tiba di Lubuk Pakam tiba-tiba kereta api berhenti, perhentian yang cukup lama hal ini disebabkan pedagang masih melakukan demo di Perbaungan sehingga perjalanan ditunda, saat itu jam sudah menunjukkan pukul 09.08 Wib namun kereta belum juga beranjak dari tempatnya.

Banyak penumpang yang sudah mulai bosan dan mengeluh karena waktu terbuang sia-sia, bahkan sebagian diantara mereka telah berangkat dengan menggunakan bus “KUPJ” ada juga yang menaiki Bus “PARADEB”. Sebenarnya saat itu peneliti sudah merasa resah, karena peneliti tidak tahu harus berbuat apa, dan menaiki mobil apa untuk menuju kesana karena hal ini baru pertama kali dialami oleh peneliti.

Peneliti hanya bisa menunggu kapan bisa berangkat kereta apinya, namun ketika menunjukkan pukul 09:16 kereta api akhirnya mulai bergerak untuk melanjutkan kembali perjalanan yang tertunda.

(38)

lelah. Pada tanggal 05/2/2014 tepatnya pukul 10.30 WIB, peneliti memulai melakukan penelitian. Peneliti memulai penelitian dari pertemuan dengan Lurah Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso, namun pada saat itu peneliti mulai kecewa karena peneliti tidak dapat bertemu dengan Lurah setempat karena Beliau ada urusan. Tetapi hal tersebut tidak menyulutkan semangat peneliti untuk melanjutkan penelitian.

Karena tidak dapat bertemu dengan Lurah akhirnya peneliti merubah haluan yang awal rencananya bertemu dengan peneliti namun dialihkan melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat. Mulanya peneliti duduk bersama ibu-ibu yang sedang menikmati gorengan dan semangkuk miso, sebenarnya peneliti merasa kurang nyaman karena lingkungannya yang kurang nyaman dan sangat jorok tapi mau tidak mau peneliti harus membiasakan diri dengan lingkungan tersebut.

(39)

Beliau karena pada saat itu beliau sedang sibuk mengurus pemeriksaan Lansia, di posyandu yang bertempat di rumah beliau.

Akhirnya peneliti memberanikan diri untuk berbicara dengan beliau, ternyata diluar dugaan peneliti, beliau sangat menerima kedatangan peneliti dan mulailah terjadi pembicaraan dengan beliau. Cukup lama juga pembicaraan antara peneliti dengan beliau. Dari beliau peneliti, mendapatkan banyak sekali informasi mengenai daerah tersebut. Setelah lama berbincang-bincang akhirnya peneliti mohon pamit untuk pulang dan peneliti tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada beliau.

Keesokan harinya peneliti melanjutkan kembali perjuangan untuk bertemu Lurah, karena peneliti ingin mendapatkan beberapa data yang dibutuhkan untuk kelengkapan skripsi, pada pukul 08:30 WIB peneliti bergerak menuju kantor Lurah, namun peneliti tidak juga bertemu dengan Lurah karena beliau belum datang ke kantor.

(40)

Peneliti menjelaskan maksud kedatangan ke wilayah tersebut dan tanpa panjang lebar Lurah langsung menyetujui kedatangan saya ke daerah tersebut dan memberikan semua kelengkapan data-data yang peneliti butuhkan. Setelah semua data-data yang diperlukan telah diperoleh peneliti permisi untuk pamit dan tak lupa juga peneliti mengucapkan terimakasih kepada Lurah beserta pegawai yang ada disana.

Setelah semua urusan di kantor Lurah selesai, peneliti sudah bisa fokus untuk mencari data dan informasi kepada masyarakat setempat. Peneliti tinggal dengan masyarakat yang ada didaerah tersebut. Peneliti juga melakukan pekerjaan seperti apa yang dilakukan oleh masyarakat yang rumahnya ditumpangi oleh peneliti.

Peneliti tinggal bersama masyarakat setempat, di rumah kediaman keluarga B. Pasaribu. Mereka sangat menerima kedatangan peneliti di daerah mereka, Almarhum kepala keluarga ini dulunya bekerja sebagai nelayan, namun setelah kepala keluarga ini tiada, sang istri yang mengambil alih selain menjadi Ibu rumah tangga juga sebagai kepala keluarga untuk ke-4 orang anaknya.

(41)

Pada siang hari, saat Beliau kembali ke rumah untuk beristirahat, pada saat itulah peneliti mulai berjalan mengelilingi kelurahan untuk mengamati apa yang dilakukan masyarakat pada siang hari. Di setiap lorong yang peneliti lewati, keadaan sekeliling tampak sepi, tidak ada seorang pun yang berada di luar bahkan anak-anak kecil pun tidak ada yang bermain di luar.

Awalnya peneliti mengira mungkin karena cuaca yang panas, sehingga mereka malas berada di luar rumah, namun keadaan ini terus berlanjut. Peneliti menanyakan hal ini kepada Ibu R. Sinaga, dari pernyataan Ibu R. Sinaga hal itu disebabkan “pengerawe” sedang berada di laut selain itu anak-anak belum pulang sekolah, oleh karena itu keadaan sekeliling kelurahan terlihat sepi.

Namun pada sore hari keadaan mulai berubah, terlihat aktifitas masyarakat di luar rumah, ada yang memilih ikan asin untuk dijual, ada yang berjualan makanan kecil seperti “nugget” goreng, pisang goreng, miso dan sebagainya. Pada sore hari di arah Beting sudah banyak ibu rumah tangga berkumpul untuk membersihkan kerang yang baru diambil dari sungai untuk dijual kembali ke pasar, sedangkan anak-anak bermain dengan riang sambil menikmati suasana sore yang indah.

(42)

makanan yang Ia masak, saat itulah peneliti mulai berbincang-bincang dengan pembeli yang lain termasuk dengan ibu penjual makanan. Ternyata peneliti diterima baik oleh mereka, bahkan mereka tidak canggung lagi berbicara dengan peneliti, padahal baru kali itu bertemu dengan mereka.

Setelah lama berbincang-bincang dan hari mulai beranjak malam akhirnya peneliti mohon pamit, namun peneliti tidak langsung beranjak menuju rumah, tetapi ingin melihat bagaimana keadaan daerah itu pada saat malam hari. Tentu saja peneliti tidak sendiri melakukan pengamatan namun ditemani oleh anak perempuan Ibu R. Sinaga, karena mereka tidak mau terjadi apa-apa dengan peneliti, dari pernyataan Besti (anak Ibu R. Sinaga) keadaan daerah tersebut di malam hari sangat rawan, banyak anak laki-laki yang tidak baik tabiatnya, sehingga peneliti ditemani oleh Besti.

Melalui pengamatan yang peneliti lihat, ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh anak Ibu R. Sinaga, sangat miris rasanya melihat tingkah laku anak-anak muda bahkan tidak luput juga dengan anak-anak yang masih kecil, mereka melakukan taruhan judi bahkan orangtua mereka ikut dalam permainan ini. Peneliti melihat ekspresi mereka sangat senang melakukan permainan ini, hampir setiap lorong ada yang melakukakn permainan ini.

(43)

disini tidak hanya main judi namun juga minum-minuman keras oleh karena itu Ia tidak mau kami berada diluar lama-lama pada malam hari.

Melihat ekspresi Besti yang sudah mulai ketakutan, akhirnya peneliti mengikuti ajakannya, sebenarnya peneliti masih kurang puas namun ada juga perasaan takut di dalam hati. Akhirnya kami kembali ke rumah untuk makan malam dan beristirahat agar besok hari kekuatan dan semangat baru untuk melenjutkan penelitian.

Keesokan harinya peneliti mulai melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci piring dan membantu Ibu R. Sinaga berjualan di pasar. Seperti biasa setelah pulang dari pasar, peneliti mulai melanjutkan penelitian. Peneliti mulai berkenalan dengan tetangga- tetangga dan menjelaskan maksud kedatangan peneliti sambil menyebarkan kuesioner penelitian.

Dari beberapa rumah hanya beberapa yang awalnya menolak untuk di wawancarai dan di foto, mereka berfikir kalau peneliti merupakan seorang wartawan, mereka takut jika mereka dimasukan ke dalam Koran, peneliti hanya tersenyum mendengar keberatan masyarakat dan menjelaskan maksud kedatangan peneliti.

(44)

dengan jawaban-jawaban masyarakat setempat, peneliti mulai berjalan menuju Beting untuk melihat suasana di sana.

Setiba di Beting, peneliti melihat banyak sekali ibu rumah tangga yang sedang menunggu kedatangan para nelayan kerang, mereka menambah uang belanja dengan cara membersihkan kerang. Bukan hanya ibu rumah tangga saja yang bekerja disana, bahkan akan-anak juga turut bekerja untuk menambah uang jajan mereka.

Tidak lama kemudian akhirnya para ‘pengerawe” datang dengan membawa berkarung-karung kerang untuk dibersihkan. Pada saat itu peneliti memegang kamera, ada salah satu nelayan berkata” dek fotokan kami, biar kami masuk TV”, peneliti hanya tersenyum dan memfotokan setiap aktifitas yang mereka kerjakan.

Tidak terasa kami sudah lama berada di Beting, suasana di Beting sangat sejuk, karena angin berhembus sangat kencang hal ini disebabkan lokasinya berada di sebelah sungai, namun tempatnya sangat kotor karena banyak sisa-sisa kulit kerang yang dibuang begitu saja beserta timbunan sampah sehingga mengeluarkan bau yang tidak sedap.

(45)

Keramat Kubah, banyak hal yang peneliti dapat dari Ibu Sinaga sebagai data untuk menujang skripsi peneliti.

Karena sesuatu hal akhirnya peneliti harus kembali ke Medan untuk menyelesaikan beberapa tugas dari kampus. Setelah selesai mengerjakan semua urusan kampus peneliti akan kembali ke Kelurahan Keramat Kubah untuk melanjutkan penelitian. Namun semua rencana yang telah dibuat menjadi buyar karena saat itu peneliti sakit tipus, dan harus dirawat di rumah sakit. Seminggu peneliti berada di rumah sakit, setelah keluar dari rumah sakit, peneliti harus beristirahat untuk pemulihan sehingga perjalanan ke Kelurahan Keramat Kubah terpaksa di tunda. Setelah peneliti merasa tubuh sudah kembali pulih akhirnya peneliti melanjutkan penelitian yang tertunda.

Peneliti kembali ke Kelurahan Keramat kubah untuk mencari data-data yang diperlukan dalam skripsi. Seiring berjalannya waktu akhirnya peneliti sudah mulai akrab dengan masyarakat disana, dan peneliti sudah tidak merasa canggung lagi berada ditengah-tengah masyarakat dan sudah mulai menikmati lingkungan setempat.

(46)

BAB II

GAMBARAN UMUM KELURAHAN KERAMAT KUBAH

2.1. LOKASI WILAYAH PENELITIAN

2.1.1 Letak Wilayah Tanjung Balai

Tanjung Balai merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayahnya 60,52 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 154.445 jiwa. Kota Tanjungbalai berada di tepi Sungai Asahan yang meruapakan suangai terpanjang di Sumatera Utara. Sebelum Kota Tanjungbalai diperluas hingga 60,52 km2, Tanjungbalai pernah menjadi kota terpadat di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk lebih kurang dari 40.000 orang dengan kepadatan penduduk lebih kurang 20.000.

(47)

1. Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan

2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan

3. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan

4. Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan

2.1.2 Kependudukan Wilayah Tanjung Balai

Jumlah penduduk Kota Tanjung Balai pada tahun 2008 sebanyak 163.679 jiwa, kecamatan Teluk Nibung merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya yitu sebanyak 37.838 jiwa dan kecamatan Tanjung Balai hanya sedikit penduduknya yaitu sekitar 17.641 jiwa.

(48)

Sedangkan kecamatan yang paling rendah tingkat persebaran penduduknya adalah Kecamatan Tanjungbalai Utara yaitu 10,78%. Di kecamatan ini kelurahan yang tinggi tingkat persebaran penduduknya terdapat di Kelurahan Tanjungbalai Kota III yaitu 25,67% dan paling rendah di Kelurahan Mata Halasan 14,74%.

2.1.3 Sejarah Kota Tanjung Balai

Sejarah kerajaan Asahan dimulai dengan petan raja pertama kerajaan tersebut yang berlangsung meriah di sekitar Kampung Tanjung, peristiwa penobatan raja pertama kerajaan Asahan tersebut terjadi tepatnya pada tanggal 27 Desember 1620, dan tanggal 27 Desember yang kemudian ditetapkan sebagai “ Hari Kota Tanjungbalai” dengan surat keputusan DPRD kota Tanjung Balai Nomor: 4/DPRD/TB/1986 tanggal 25 November 1986. Asal mu asal nama Kota Tanjung Balai menurut cerita rakyat yang ada di TanjungBalai bermula dari sebuah kampong yang ada disekitar ujung tanjung di muara Sungai Silau dan aliran Sungai Asahan.

(49)

Penabalan Sultan Abdul Jalil sebagai raja pertama Kerajaan Asahan di Kampung Tanjung kemudian memulai sejarah pemerintahan Kerajaan Asahan pada tahun 1620.

Dalam catatan sejarah, Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh delapan orang raja yang sejak raja pertama Sultan Abdu Jalil pada tahun 1620 sampai dengan Sultan Syaibun Abdul Jalil Rahmadsyah tahun 1933, yang kemudian mangkat pada tanggal 17 April 1980 di Medan dan dimakamkan di kompleks Mesjid Raya Tanjungbalai.

Pertumbuhan dan perkembangan Kota Tanjungbalai sejak didirikan sebagai Gementee berdasarkan Besluit G.G tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl 1917 No. 284, sebagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di Daerah Sumatera Timur termasuk Daerah Asahan seperti H.A.P.M, SIPEF, London Sumatera (Lonsum) dan lain-lain, maka Kota Tanjungbalai sebagai kota pelabuhan dan pintu masuk ke daerah Asahan menjadi penting artinya perkembangan perekonomian Belanda. Dengan telah berfungsinya jembatan Kisaran dan dibangunnya jalan kereta api Medan-Tanjungbalai, maka hasil-hasil dari perkebunan dapat lebih lancar disalurkan atau dieksport melalui Kota Pelabuhan Tanjungbalai.

(50)

tinggal menetap di Kota Tanjungbalai, Asisten Resident van Asahan berkedudukan di Tanjungbalai dan karena jabatannya bertindak sebagai Walikota dan Ketua Dewan (Voorzitter van den Gemeenteraad). Sebagai kota pelabuhan dan tempat kedudukan Assisten Resident Tanjungbalai juga merupakan tempat kedudukan Sultan Kerajaan Asahan.

Pada waktu Gementee Tanjungbalai didirikan atas Besluit G.G tanggal 27 Juni 1917 No. 284, luas wilayah Gementee Tanjungbalai adalah 106 Ha. Atas persetujuan Bupati Asahan melalui maklumat tanggal 11 Januari 1958 No. 260 daerah-daerah yang dikeluarkan (menurut Stbl. 1917 No. 641) dikembalikan pada batas semula, sehingga menjadi seluas 200 Ha. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1956, Lembaran Negara 1956 No. 60 nama Hamintee Tanjungbalai diganti menjadi Kota Kecil Tanjungbalai dan jabatan Walikota Terpisah dari Bupati Asahan berdasarkan Surat Mentri Dalam Negeri tanggal 18 September 1956 No. UP 15/2/3. Selanjutnya dengan UU No. 1 Tahun 1957 nama Kota Kecil Tanjungbalai diganti menjadi Kota praja Tanjungbalai.

2.2. LOKASI KELURAHAN KERAMAT KUBAH

(51)

tanggal 14 September 1987 tentang perubahan batas wilayah kotamadya Dati II Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan, intruksi menteri dalam Negri Nomor 22 tahun 1987, maka Gubernur KDH TK I Sumatera Utara Kharuddin Nasution maka diresmikanlah perluasan wilayah Kotamadya Dati II Tanjungbalai pada tanggal 24 Maret 1988.

Berita acara penyerahan wilayaha Kabupaten Dati II Asahan kepada Pemerintah Kota Madya Tanjungbalai ditandatangani oleh Bapak Bupati Asahan H. Zulfirman Siregar dan walikota Tanjungbalai Bapak Ir. Marsal Hutagalung Nomor 138/1780 tanggal 24 Maret 1988 di Stasion Asahan Sakti Tanjungbalai. Dengan resminya perluasan wilayah kotamadya Tanjungbalai maka yang dulunya bernama Kelurahan Sei Tualang Raso dibagi menjadi 4 kelurahan Yaitu:

1. Sei Tualang Raso I, sekarang Kelurahan Keramat Kubah 2. Sei Tualang Raso II, sekarang Kelurahan Sumber Sari 3. Sei Tualang Raso III, sekarang Kelurahan Muara Sentosa. 4. Sei Tualang Raso IV, sekarang Kelurahan Pasar Baru dan

kelurahan ini dimekarkan lagi menjadi 1 kelurahan yaitu Sei Raja yang sekarang Kelurahan Sei Raja.

(52)

1. Ingah, Kepala kampung Tahun 1946 2. Bahrumsyah, Kepala kampung Tahun 1946-1967 3. Jamaluddin BS, Kepala desa Tahun 1967-2002 4. Paimun, Lurah Tahun 2002- 2007 5. Asmui Abdullah, Lurah Tahun 2007- 2012

6. Ferial S.Pd, Lurah Tahun 2012-sekarang

(53)

2.2.1. Geografi Kelurahan Keramat Kubah

Kelurahan Keramat Kubah termasuk kategori kelurahan pantai yang dihuni oleh masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, kelurahan ini terletak dibagian selatan dari Kecamatan Sei Tualang Raso dengan ketinggian 0-1 ½ meter dari permukaan air laut. Luas wilayah keramat Kubah ± 324.153,25 m2 dengan batas-batasnya sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Kapias.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan TB-IV dan Kelurahan Muara Sentosa.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sumber Sari.

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Asahan dan Kelurahan Silo Bestari.

Kelurahan Keramat Kubah termasuk kategori kelurahan pantai yang dihuni oleh masyarakat yang sebagian besar adalah sebagai nelayan keadaan cuaca di daerah ini beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim kemarau.

(54)

Kubah harus dilanjutkan dengan naik becak, jika menggunakan transportasi Bus Umum maka untuk menuju kelurahan ini memakan waktu kurang lebih 30 menit sedangkan jika menggunakan transportasi kereta api hanya memakan waktu 10-15 menit untuk menuju kelurahan ini.

Namun jika ingin masuk ke derah Kelurahan Keramat Kubah hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena jalan menuju rumah penduduk sangat kecil dan sempit. Orbitrasi ( Jarak dari Pusat Pemerintahan ke Kelurahan) antara lain:

(55)

2.3. DEMOGRAFI KELURAHAN KERAMAT KUBAH

2.3.1. Keadaan Penduduk Kelurahan Keramat Kubah

2.3.1.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk Kelurahan Keramat Kubah merupakan masyarakat yang heterogen dan didiami oleh seluruh pelosok wilayah kelurahan, perincian tentang kelurahan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 :Jumlah Kepala Keluarga Perlingkungan dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013

Sumber: kantor Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso. Jumlah Kepala Keluarga Perlingkungan Tahun

2013

Laki-Laki WNRI : 1.889 Jiwa Perempuan WNRI : 2.328 Jiwa

:

(56)

Sumber: Kantor Kelurahan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso.

Berdasarkan register Kelurahan Keramat Kubah pada tahun 2013 diketahui bahwa jumlah seluruh penduduk Kelurahan Keramat Kubah mencapai 4,106 jiwa. Dari seluruh jumlah tersebut tercatat jumlah kepala keluarga sebanyak 1.432 kepala keluarga, keseluruhan jumlah penduduk tersebut tersebar ke dalam 6 (enam) lingkungan yang kepadatannya bervariasi antara satu dusun dengan dusun lainnya yang menyebabkan timbulnya beberapa buah dusun yang mempunyai kepadatan yang tinggi dan ada dusun yang mempunyai kepadatan yang rendah.

Dari seluruh jumlah penduduk yang berdiam di Kelurahan Keramat Kubah berdasarkan jumlah kelamin diketahui bahwa di kelurahan tersebut komposisi antara penduduk pria dan perempuan begitu mencolok. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan di

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013

No Lingkungan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Lingkungan I 301 321 622

2. Lingkungan II 499 548 1.047 3. Lingkungan III 495 555 1.050

4. Lingkungan IV 221 379 600

5. Lingkungan V 284 412 696

6. Lingkungan VI 89 113 202

(57)

lingkungan I lebih besar jumlahnya yaitu 307 orang jika dibanding dengan jumlah penduduk bejenis kelamin laki-laki hanya berjumlah 295 orang, begitu juga dengan lingkungan II sampai dilingkungan VI hampir sebagian besar jumlah perempuan lebih besar dibandingkan jumlah pria.

Berdasarkan komposisi usia dapat diketahui bahwa di Kelurahan Keramat Kubah yang tergolong usia produktif yaitu 15 sampai 45 tahun, di kelurahan ini banyak ditemukan golongan remaja yang sudah/turut melakukan aktivitas mata pencaharian hidup, seperti nelayan, buruh pencuci kerang dan aktivitas lainnya. Tabel 2 (dua) menggambarkan situasi Kelurahan Keramat Kubah ditinjau dari penduduk berdasarkan usia.

Tabel 2: Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan Usia Tahun 2013

Sumber: Sensus kantor Lurah Keramat Kubah No. USIA JUMLAH

(58)

Berdasarkan tabel diatas usia yang memiliki jumlah terbanyak merupakan usia 26-40 tahun yaitu sebanyak 40,9 % sedangkan usia 10-16 sebanyak 7,9 pada semua jenis kelamin, usia pada anak balita dan anak-anak mulai dari usia 0-9 tahun sebanyak 9,7 %, usia yang masih produktif dari usia 17-25 tahun sebesar 21,4 % dan usia diatas 41 tahun sebanyak 19,8 %.

2.3.1.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Penduduk Kelurahan Keramat Kubah yang berjumlah 4.106 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1.420 jiwa. Sebagian besar menganut agama Islam, keadaan ini dapat ditemui dengan jumlah mayoritas yaitu sebesar 83,5 % selebihnya penganut agama Kristen Protestan sebanyak 10,05%, Katolik 5,52%, agama Buddha 0,71 % dan agama lainnya hanya 0,16% .

(59)

Tabel 3: Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan Agama Yang Dianut Tahun 2013

NO AGAMA JUMLAH PERSENTASE (%)

1. Islam 3523 84,0 %

2. Kristen Protestan

424 10,0 %

3. Kristen Khatolik 233 5,0 %

4. Buddha 30 1,0 %

5. Hindu - _

6. Lainnya 7 0,0 %

Jumlah 4217 100,0 % Sumber: Kantor Kelurahan Keramat Kubah tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa penganut agama yang paling banyak di kelurahan ini adalah agama Islam, hal ini dapat dimaklumi karena penduduk Kelurahan Keramat Kubah mayoritas bersuku Melayu dan Jawa yang identik dengan agama Islam, tidak hanya itu Suku Bangsa Minangkabau bahkan Suku Bangsa Aceh juga menganut agama Islam bahkan Suku Bangsa Batak juga ada yang menganut agama Islam dan yang menganut agama Kristen kebanyakan dari sub Suku Bangsa Batak (Batak Toba, Karo, Simalungun).

(60)

persentase agama Konghucu sangatlah sedikit hanya 7 orang yang menganut agama ini

2.3.1.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan.

(61)

Tabel 4: Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013

No TINGKAT PENDIDIKAN

JUMLAH PERSENTASE (%)

(62)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Keramat Kubah relatif rendah, ada sebanyak 1.059 orang yang tidak sekolah yaitu sekitar 34 % sedangkan yang tamat dari Perguruan Tinggi hanya mencapai 0,0 % yakni hanya 3 orang. Hal ini sangat terlihat jelas bahwa pendidikan pada masyarakat di kelurahan ini masih sedikit yang bisa mencapai tingkat perguruan tinggi.

Hal ini sangat erat kaitannya dengan keadaan tingkat pendapatan masyarakat yang masih relatif rendah, sehingga hal ini merupakan faktor yang menghambat untuk memperoleh pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

2.3.1.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

(63)

Tabel 5: Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2013

Sumber: Kantor Lurah Keramat Kubah tahun 2013

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. PNS 252 6,0

2. Pegawai/ Karyawan Swasta 36 1,0

3. TNI/ POLRI 22 1,0

4. Pedagang 33 1,0

5. Buruh Pedagang 70 2,0

6. Nelayan 1827 43,0

7. Buruh Nelayan 669 16,0

8. Petani 284 7,0

9. Buruh Petani 139 3,0

10 Penarik Beca 280 7,0

11. Buruh Transportasi 55 1,0 12. Buruh lapangan kerja 205 5,0 13. Pekerjaan lainnya 345 8,0

14. Penganguran - -

(64)

Kelurahan Keramat Kubah tidak pernah lepas dengan namanya pasang surut air laut, hal ini disebabkan karena kelurahan ini merupakan daerah pantai sehingga penduduknya sebagian besar adalah nelayan. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mata pencaharian sebagai nelayan adalah mata pencaharian yang terbesar di kelurahan ini yaitu mencapai 43,3 %, hal ini sangat erat kaitannya dengan wilayah dan keadaan lingkungan yang mendukung masyarakat ini bekerja sebagai nelayan.

Di kelurahan ini masyarakat memiliki beragam pekerjaan selain sebagai nelayan ada yang bekerja sebagai PNS sebanyak 5,9 %, TNI sebesar 0,5 %, Penarik beca sebesar 6,6 %, Buruh lapangan kerja lainnya sebesar 4,8 % dan Pedagang dalam kriteria sebagai pedagang adalah pedagang dalam jumlah skala kecil, seperti usaha “kedai sampah”, kedai kelontong, kedai makanan seperti jualan miso, gorengan dan sebagainya.

(65)

2.3.1.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Suku bangsa di Kelurahan Keramat Kubah sangatlah beragam mulai dari Suku Bangsa Melayu, Minangkabau, Jawa, Batak, Aceh, Cina, bila dilihat di situasi Kelurahan Keramat Kubah yang mendominasi adalah Suku Bangsa Melayu namun berbeda dengan pencatatan jumlah identitas yang dilakukan oleh Kelurahan Keramat Kubah, pada pencatatan Suku Bangsa yang dominan pada wilayah ini adalah Suku Bangsa batak, namun identitas suku Batak tidak dijelaskan secara terperinci yang mana suku Batak meliputi Sub Suku Bangsa Batak Toba, Maindailing, Dan Simalungun.

(66)

Tabel 6: Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan Suku Bangsa Tahun 2013

Sumber: Kantor Lurah Keramat Kubah Tahun 2013

Jika dilihat berdasarkan tabel diatas, suku bangsa yang paling dominan di Kelurahan Keramat Kubah adalah Suku Bangsa Batak yang mencapai persentase sebanyak 28,5% dari keseluruhan penduduk namun tidak diperincikan secara jelaske dalam Sub Suku Bangsa Batak,didalamnya terdapat Suku Bangsa Batak Toba, Mandailing dan Simalungun, kemudian diikuti oleh Suku Bangsa Jawa yang mencapai 21,4 %, Suku Bangsa Minangkabau sebesar 9,9 %, Suku Bangsa Batak Karo sebesar 14,8 %, yang paling sedikit jumlah persentasenya di

No Suku Bangsa Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Melayu 479 11,0

2. Batak 1204 29,0

3. Minang 418 10,0

4. Jawa 903 21,0

5. Aceh 43 1,0

6. Cina 30 1,0

7. Karo 625 15,0

8. Lainnya 515 12,0

(67)

sebesar 1,0 % dan Suku Bangsa Cina yang hanya 0,7 %, dan ketegori “Lain-lainya” sebanyak 12,2 % namun kategori Suku Bangsa ini tidak dijelaskan secara terperinci apa saja Suku Bangsa yang termasuk didalamnya.

2.4. PEREKONOMIAN KELURAHAN KERAMAT KUBAH

Perekonomian Kelurahan Keramat kubah tidak terdapat pertanian pangan dan perkebunan rakyat, yang terdapat di kelurahan ini adalah bidang sektor perikanan, sektor perikanan ini merupakan yang mendukung di wilayah kelurahan Keramat Kubah yang dikelola oleh Dinas Perikanan Laut. Potensi dalam bidang ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah nelayan : 2.481 jiwa 2. Jumlah perahu bermotor : 43 buah 3. Jumlah perahu tidak bermotor : 22 Buah

Selain itu terdapat juga beberapa usaha dibidang industri di wilayah Kelurahan Keramat Kubah antara lain: penjemuran ikan dan pabrik es masing-masing berjumlah satu unit, dan pemasaran dari sektor perikanan sebagian besar dikirim ke daerah lain seperti Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.

2.4.1. Sarana dan Prasarana Kelurahan Keramat Kubah

(68)

sebanyak 2 unit, sedangkan sarana yang ada di Kelurahan Keramat Kubah berupa Sepeda sebanyak 90 buah, sepeda motor sebanyak 175 buah, truk roda 6 sebanyak 8 buah, jeep sebanyak 4 buah, mobil Pick up sebanyak 6 buah, Mobil sedan sebanyak 7 Buah, Mini bus sebanyak 8 buah, Mini bus umum sebanyak 2 buah, dan Bus service car sebanyak 6 buah. Di kelurahan ini juga terdapat sarana kesehatan namun sarana fisik dan dana sehat tidak tersedia di kelurahan ini, tenaga medis ada berupa bidan kelurahan sebanyak 5 orang, dukun/tabib sebanyak 1 orang, namun di kelurahan ini tidak terdapat dukun beranak.

2.5. SEJARAH KELURAHAN KERAMAT KUBAH KECAMATAN SEI TUALANG RASO

(69)
(70)

BAB III

MASYARAKAT KELURAHAN KERAMAT KUBAH

KECAMATAN SEI TUALANG RASO, TANJUNG BALAI

3.1. PENANGKAP IKAN/ NELAYAN

Masyarakat Kelurahan Keramat Kubah 43 % berprofesi sebagai nelayan. Para nelayan lebih banyak dibekali dengan pengalaman serta pengetahuan yang diperoleh secara turun temurun diberikan kepada nelayan- nelayan muda, seperti ramalan cuaca, arah angin, pasang surut dan bulan. Keadaan pasang surut dan pasang naiknya air laut turut mempengaruhi kegiatan nelayan pergi ke laut dan kembali ke darat.

Di Kelurahan Keramat Kubah jadual keberangkatan dan kembalinya nelayan dari laut tergantung pasang surut dan pasang naiknya air laut, tidak terdapat patokan jadual yang tepat setiap bulannya untuk ke laut sehingga pasang surut dan naiklah yang menjadi patokan nelayan untuk ke laut.

Pada saat pasang surut nelayan “pukat rawe”14

14

Gambar

Tabel 1 :Jumlah  Kepala Keluarga  Perlingkungan  dan
Tabel 2:
Tabel 3: Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan
Tabel 4: Penduduk Kelurahan Keramat Kubah Berdasarkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat di Lingkungan III Kelurahan Kayu Jati

Judul Tesis : PENGARUH PERSEPSI DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA BAGAN KUALA KECAMATAN TANJUNG BERINGIN KABUPATEN

Hubungan dalam penelitian ini adalah keterkaitan antara tingkat pendidikan masyarakat (tahun sukses) dengan perilaku pengelolaan sampah di pemukiman nelayan Kelurahan

dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga di lingkungan IV kelurahan Sei Putih Tengah Medan Variabel Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Orangtua

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan

dukungan sosial terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada masyarakat di Desa. Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten

Pengetahuan Masyarakat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Lingkungan III Kelurahan Kayu Jati Kabupaten Mandailing Natal.. Skripsi Fakultas Keperawatan

Berdasarkan pengamatan penulis, pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Lingkungan 4 Kelurahan Bailang Kecamatan Bunaken ini belum ditangani secara