• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR PERMAINAN BOLAVOLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR PERMAINAN BOLAVOLI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR

PERMAINAN BOLAVOLI

(Skripsi)

Oleh

RIZKI DWI CAHYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR

PERMAINAN BOLAVOLI

OLEH

RIZKI DWI CAHYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

ABSTRAK

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR

PERMAINAN BOLAVOLI

Oleh

RIZKI DWI CAHYA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran Drill dan Bermain terhadap keterampilan gerak dasar permainan bolavoli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian pre test, ordinal pairing, treatment, post test. Sampel sebanyak 60 siswa yang dibagi dalam 3 kelompok.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 6 Bandar Lampung dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 siswa menggunakan teknik random sampling . Teknik pengambilan data untuk test keterampilan gerak dasar ini menggunakan Test Ketepatan bolavoli. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians ( ANAVA).

Hasil analisis data menunjukan bahwa pendekatan drill dapat meningkatkan keterampilan gerak permainan bolavoli secara signifikan ( 10,72 > 3,15) begitu pula pendekatan bermain menujukan peningkatan secara signifikan ( 4,59 > 3,15). Perbedaan pengaruh menunjukan bahwa pendekatan pembelajaran drill lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar permainan bolavoli dibandingkan dengan pendekatan Bermain (( 6,12 > 3,15).

Rekomendasi dari hasil Penelitian ini Sebaiknya dalam Pembelajaran Gerak dasar Bolavoli Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Drill.

(4)

PERNYATAAN

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Rizki Dwi Cahya

NPM : 0813051044

Tempat Tanggal Lahir: Bandar Lampung, 28 Desember 1990

Alamat : Jl. Bumi Manti I Gg. Damai No. 30/34 Kampung Baru

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh Pendekatan

Pembelajaran Drill dan Bermain Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Permainan BolaVoli” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan

pada tanggal 21 Januari s.d 28 February 2013. Skripsi ini bukan hasil menjiplak ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, atas perhatiannya saya

ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, April 2013

(5)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M.Pd. ...

Sekertaris : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. ………....

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(6)

Judul Skripsi : PENGARUH PENDEKATAN

PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR PERMAINAN BOLAVOLI Nama Mahasiswa : Rizki Dwi Cahya

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813051044

Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sudirman Husin, M.Pd Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or NIP 19581021 198503 1 003 NIP 19700525 200501 1 002

2. KETUA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

(7)

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 28 Desember

1990, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara bapak Ponijan dan Ibu Ratini.

Pendidikan Taman kanak-kanak (TK) Dharma Wanita Unila Bandar Lampung selesai pada tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) di SDN 2 Kampung Baru Bandar lampung

selesai pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung selesai pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Awal (SMA) di

SMA Negeri 6 Bandar lampung pada tahun 2008.

Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program

Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui jalur PKAB. Pada Tahun 2011, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di desa Muara Jaya 2 Kecamatan Kebun Tebu Lampung Barat, Pada tahun 2011 Penulis melakukan

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim

Ku persembahkan karya ku ini Kepada :

Bapak Ponijan dan ibu Ratini tercinta yang telah memberikan kasih sayang nya dukungan serta do’a nya dalam setiap sujudnya demi keberhasilanku.

Terimakasih atas semua cinta dan pengorbananmu serta jerih payah dari setiap tetes keringatmu yang telah kau berikan kepadaku.

Kakak dan adikku, terimakasih atas do’a dan perhatian selama ini.

(9)

Motto

“Janganlah takut bermimpi Karena mimpi mu suatu saat akan menjadi kenyataan jika

kamu bersungguh-sungguh mengejar mimpimu itu”

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan

(10)

iii

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan kesehatan FKIP Unila.

Dengan Judul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Permainan BolaVoli”

Dalam Penulisan skripsi ini Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Sudirman Husin, M.Pd. selaku Pembimbing Pertama atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. selaku dosen Pembimbing Kedua atas

kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Rahmat Hermawan. M.Kes selaku Pembahas atas kesediaanya

(11)

iv

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 7. Seluruh Dosen Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.

8. Siswa-siswi SMA N 1 Kebun Tebu Lampung Barat yang telah membantu selama KKN dan PPl.

9. Sahabat-sahabat Gg. Damai (Ari, Dedi, Herman, Jaka), Mas Agung, dll 10.Seseorang disana yang telah menemaniku selama ini.

11.Teman-teman seperjuangan selama KKN dan PPl.

12.Teman-teman seperjuangan Penjaskes 2008 Universitas Lampung, A’ang, Aris, Aiy, Eko, Engkoh, Isa, Iyus, M’Peb, Moco dan yang lainnya yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua, amien

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis

(12)
(13)

xii

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 6

2. Prinsip-prinsip belajar dan Pembelajaran ... 8

3. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ... 10

C. Pendidikan Jasmani ... 10

D. Hakikat Belajar Gerak ... 11

1. Pengertian Belajar Gerak ... 11

2. Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani ... 12

(14)

xiii

H. Pendekatan Pembelajaran ... 21

I. Pembelajaran Dengan Pendekatan Konvensional (Drill) . 22 1. Pengertian Pendekatan Konvensional Drill ... 22

2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Drill 25

3. Kelebihan dan kelemahan Pendekatan Drill ... 29

J. Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain ... 30

1. Pengertian Pendekatan Bermain ... 30

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Bermain ... 32

3. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Bermain ... 35

K. Kerangka Pikir ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gerakan Servis Tangan Bawah ... 18

2. Gerakan Passing Bawah ... 19

3. Gerakan Smash... 21

4. Servis Bawah drill ... 26

5. Passing Bawah drill ... 27

6. Smash drill ... 28

7. Ilustrasi bermain servis bawah ... 33

8. Modifikasi bermain Passing bawah ... 34

9. Instrument Tes Servis Bola Voli ... 47

10. Instrument Tes passing bola voli ... 48

11. Instrument Tes Smash Bola Voli ... 49

12. Hasil Tes awal dan akhir kelompok Drill ... 55

13. Hasil Tes awal dan akhir kelompok Bermain ... 55

14. Hasil Tes awal dan akhir kelompok kontrol ... 56

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan bolavoli merupakan permainan yang sangat menarik dan dapat dimainkan oleh semua lapisan masyarakat. Pada dasarnya permainan bolavoli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing- masing terdiri

dari enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net, setiap regu hanya bisa memainkan bola, tiga kali pukulan (Drs. Muhajir Pendidikan

Jasmani, 2004:30).

Penguasaan gerak dasar bolavoli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam permainan disamping

unsur-unsur kondisi fisik dan mental gerak dasar itu harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu, sehingga dapat mengembangkan mutu permainan.

Namun keterampilan gerak dasar saja belum dapat mengembangkan permainan bola voli tetapi untuk penguasaan gerak dasar yang benar diperlukan penerapan teknik dan taktik yang tepat pula. Adapun teknik-teknik

(18)

2

Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa keterampilan gerak

dasar permainan bolavoli dari siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung masih rendah, banyak diantara mereka yang belum mampu melakukan secara

sempurna. Hal tersebut dapat dilihat dari pengamatan penulis saat siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung melakukan pembelajaran permainan bolavoli, banyak di antara Siswa-siswi melakukan gerak dasar bolavoli

dengan gerak yang tidak baik. Selain itu Pembelajaran pun masih kurang efektif dan belum sesuai dengan materi sehingga siswa menjadi bosan dan

malas. Oleh karena itu perlu kiranya dipilih Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan siswa kelas X SMA di mana siswa kelas X SMA termasuk

masih dalam taraf belajar.

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang sedang belajar akan memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar permainan bola voli yaitu pendekatan drill dan bermain. Dari kedua

pendekatan pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik dan efektif

(19)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kurang efektifnya pembelajaran tentang permainan bolavoli pada siswa kelas X

2. Masih banyak siswa yang belum bisa melakukan keterampilan gerak dasar permainan bolavoli dengan baik dan benar

3. Kurang tepatnya penggunaan pendekatan pembelajaran dalam permainan

bolavoli

4. Pembelajaran bolavoli kelihatan pasif

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari

penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah pembelajaran gerak dasar servis bawah, pass bawah, smash dengan pendekatan Pembelajaran drill dan bermain terhadap keterampilan gerak dasar Permainan

bola voli Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah

(20)

4

1. Apakah Pendekatan pembelajaran Drill berpengaruh terhadap

keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung ?

2. Apakah Pendekatan pembelajaran Bermain berpengaruh terhadap keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung ?

3. Manakah yang lebih baik pendekatan pembelajaran drill, bermain dan kontrol terhadap keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada siswa

kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui Pengaruh pendekatan pembelajaran drill terhadap

keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui Pengaruh pendekatan pembelajaran Bermain terhadap

keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

(21)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak yang terkait :

1. Bagi Siswa

Dapat mempengaruhi kemampuan gerak dasar permainan bolavoli bagi

siswa yang dijadikan obyek penelitian 2. Bagi Mahasiswa dan guru penjaskes

Dapat dijadikan sebagai pedoman dan masukan tentang pentingnya

pendekatan pembelajaran yang baik dan tepat. 3. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

4. Bagi Program Studi Penjaskes

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu yang dapat mengubah atau membentuk sesuatu yang lain (badudu dan zain, 1994:1031), sedangkan menurut (WJS. Poerwodarminto, 2002:664) pengaruh artinya daya yang ada,

yang timbul dari sesuatu (orang/benda).

Dalam penelitian Pengaruh ini adalah daya yang ada dari suatu kegiatan yaitu

2 bentuk pendekatan pembelajaran yaitu menggunakan pembelajaran driil dan bermain yang akan dicari perbedaan dalam melakukan gerak dasar permainan bolavoli.

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar dan Pembelajaran

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

(23)

dengan perorangan, berkelompok, dari ruang kecil (keluarga), dan secara

manajemen (sekolah atau lembaga pendidikan).

Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk

meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

manusia yang berlangsung seumur hidup dengan kata lain dimulai dari sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan adalah semua kegiatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya,

pengalamannya, kecakapan keterampilannya kepada generasi muda baik sengaja maupun tidak sengaja.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara terdesentralisasi. Era globalisasi menuntut penyelenggaraan pendidikan yang demokratis dan akuntabel untuk meningkatkan kualitas pendidikan

nasional sehingga dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

Menurut Burton (2001 : 28) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau di ubah melalui praktek dan latihan.

Sedangkan menutut Husdarta dan Saputra (2002 : 2) Belajar dimaknai dengan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi

(24)

8

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat diukur penampilannya.

2. Prinsip – Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan

perbedaan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi prinsip-prinsip belajar dalam 7 kategori, antara lain :

a. Perhatian dan motivasi

Menurut Gagne dan Berlin (1984 : 335) perhatian memp[unyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Dari teori belajar

pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Gagne dan Berlin (1984 : 335)

mengatakan bahwa motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

b. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila

anak aktif mengalami sendiri.

c. Keterlibatan langsung dan berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar

(25)

d. Pengulangan

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting, karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan

pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar. Oleh karena itu prinsip pengalaman masih relevan sebagai dasar pembelajaran dan dalam belajar masih dapat dperlakukan latihan-latihan atau

pengulangan-pengulangan. e. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan

ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang

dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

f. Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama

ditekankan pada stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi). g. Perbedaan individu

Perbedaan individu ini pengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,

(26)

10

3. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh ranah-ranah kognitif, afektif

dan psikomotor. Sehingga proses belajar yang mengaktualisasi (nyata) ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar. Menurut Sardiman (1994

:27) secara umum tujuan belajar dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a) untuk mendapatkan pengetahuan, b) penanaman konsep dan keterampilan, c) pembentukan sikap.

C. Pendidikan Jamani

Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani dan keterampilan berfikir psikis. Dalam pelaksanaannya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan

melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan

melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan jasmani meliputi : (1) mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial, (2) mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan

(27)

dalam aneka aktivitas pendidikan jasmani, dan (3) mengembangkan nilai-nilai

pribadi melalui partisifasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

Materi ajar pendidikan jasmani diklarifikasikan menjadi enam aspek yaitu : 1)

Permainan dan olahraga, 2) Aktifitas pengembangan, 3) Uji diri atau senam, 4) Aktifitas ritmik, 5) Akuatik(renang,), dan 6) Aktifitas luar sekolah. Di

dalam tiap-tiap aspek materi ajar pendidikan jasmani yang harus diberikan kepada peserta didik, materi tersebut harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan.

D. Hakekat Belajar Gerak

1. Pengertian Belajar Gerak

Menurut John N. Drowtzky (1975) “Belajar gerak adalah belajar yang

diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diespresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh”

Di dalam belajar gerak materi yang diajarkan misalnya gerakan-gerakan

dalam olahraga. Proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan untuk bisa mengerti prinsip bentuk gerakannya, kemudian menirukan dan mencoba melakukannya berulang kali, untuk kemudian menerapkan

pola-pola gerak yang dikuasai didalam kondisi-kondisi tertentu yang dihadapi dan akhirnya diharapkan siswa bisa menciptakan gerakan-gerakan yang

(28)

12

Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri

peserta didik berupa perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Juga dalam proses belajar mengajar siswa harus

menunjukan kegairahan yang tinggi, semangat yang besar dan percaya diri.

2. Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Pendidikan jasmani merupakan suatu bentuk pendidikan yang tidak

terlepas dari pendidikan secara menyeluruh. Seperti Charles A. Bucher (1972) menyatakan Pendidikan Jasmani adalah bagian integral dari proses pendidikan secara total, yang bertujuan untuk mengembangkan warga

negara menjadi segar fisik, mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dipilih dan dilakukan di dalam pendidikan

jasmani secara seksama agar tujuannya bisa dicapai dengan baik.

Agar menjadi lebih jelas mengenai peranan belajar di dalam pendidikan jasmani bisa diberikan gambaran sebagai berikut. Di dalam melakukan aktivitas pendidikan jasmani atau olahraga, dari segi kegitan fisik ada dua

aspek pokok yang ada di dalamnya. Aspek yang pertama untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Sedangkan aspek yang kedua untuk

meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik (physical traning). Sedangkan untuk

(29)

3. Unsur-Unsur Pendukung Gerakan yang Terampil

Seseorang yang memiliki gerakan yang terampil adalah seseorang yang mampu melakukan gerakan secara efisien dan benar secara mekanis. Agar seseorang memiliki ketrampilan gerak yang baik diperlukan proses belajar

dan berlatih dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk menjadi benar-benar terampil tidak bisa dicapai hanya dalam waktu beberapa bulan tetapi

bisa sampai beberapa tahun. Hal ini disebabkan untuk mencapai katrampilan yang tinggi diperlukan keterlibatan berbagai unsur kemampuan yang ada pada diri seseorang secara menyeluruh yang harus

bisa berfungsi bersama-sama. Keterlibatan secara bersama tersebut bisa menghasilkan gerakan yang efesien.

Untuk mencapai efesien gerakan diperlukan dukungan dari beberapa unsur

kemampuan yang ada pada diri pelaku yaitu :

1. Unsur kemampuan fisik

Macam-macam kemapuan fisik sebagai berikut :

(a). Kecepatan, (b). Kekuatan, (c), Ketahanan, (d). Fleksibilitas,

(e). Ketajaman indra

2. Unsur Kemampuan Mental

Fungsi mental erat hubungannya dengan fungsi fisik dan fungsi emosi.

(30)

14

3. Unsur Kemampuan Emosional

Seperti halnya unsur fisik dan mental, unsur emosional juga merupakan faktor penentu penampilan gerakan yang efesien. Gangguan emosional

misalnya emosi, kemarahan, kesedihan erat kaitanya dengan penampilan gerak.

E. Keterampilan Gerak

Keterampilan, menurut para ahli adalah sebuah kecakapan atau tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas utama, yaitu efektif, efisien, dan adaptable (Samsudin

2008:22). Menurut Lutan (1988:95) menerangkan bahwa keterampilan itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau

penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh.

Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang

bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh

yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan. Menurut Lutan (1988:305) belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap.

1. Tahap Kognitif

Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan

(31)

dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk

bagaimana penerpan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi,

kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten. 2. Tahap fiksiasi

Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa

melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang

terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun semakin konsisten.

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa

terganggu oleh kegiatan lainnya.

F. Permainan Bolavoli

Permainan bolavoli merupakan permainan yang sangat menarik dan dapat

dimainkan oleh semua golongan. Pada dasarnya permainan bolavoli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing- masing terdiri dari enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net, setiap regu hanya

bisa memainkan bola, tiga kali pukulan. Di dalam permainan bolavoli banyak sekali teknik – teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain

(32)

16

Bolavoli dimainkan oleh dua regu tiap regu terdiri dari enam pemain, dan

tiap regunya berusaha melewatkan bola di atas net bolavoli agar jatuh menyentuh lantai lapangan lawan, kemudian mencegah usaha yang sama dari

lawan agar mendapatkan poin atau angka regu yang pertama mencapai angka 25 adalah regu yang menang. (Drs. Muhajir Pendidikan Jasmani, 2004:30).

G. Gerak dasar permainan bolavoli

Permainan bolavoli termasuk jenis permainan yang memerlukan latihan yang teratur dan terarah. Karena permainan bolavoli mengandung berbagai macam

unsur gerak. Seperti yang dikemukakan suharno HP (1979:12) “bahwa dalam bermain bolavoli secara baik dan berprestasi sangat memerlukan penguasaan

gerak dasar secara sempurna dan baik. Gerak dasar dalam permainan bolavoli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam

permainan bolavoli”. Gerak dasar dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara yang mendasar yang efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal.

Gerak dasar bolavoli harus dipelajari terlebih dahulu guna pengembangan mutu prestasi pembinaan bolavoli. Penguasaan gerak dasar bolavoli

merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam permainan disamping unsur-unsur kondisi fisik dan mental (1979:15). Gerak dasar itu harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu,

(33)

teknik saja belum dapat mengembangkan permainan untuk penguasaan teknik

yang benar dan perlu diterapkan suatu taktik. Adapun teknik-teknik dalam permainan bolavoli meliputi : (1) servis, (2) pass, (3) umpan, (4) smash, (5)

bendungan (M. Yunus, 1992:68). Lebih lanjut berikut ini dijelaskan secara mendalam tentang gerakan dasar permainan bolavoli tersebut.

1. Servis

Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, gerak dasar

servis saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat

nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan.

Servis Tangan bawah ini adalah servis yarg sangat sederhana dan diajarkan terutama untuk pemula. Gerakannya lebih alamiah dan tenaga yang

dibutuhkan tidak terlalu besar. a. Sikap Permulaan

Berdiri di daerah servis menghadap ke lapangan, bagi yang tidak kidal

kaki kiri berada di depan dan bagi yang kidal sebaliknya. Bola di pegang padatangan kiri, tangan kanan boleh menggengam atau dengan

telapak tangan terbuka, lutut agak ditekuk dan berat badan berada di tengah.

b. Sikap Pelaksanaan

Bola dilambungkan di depan pundak kanan setinggi 10 sampai 20 cm, pada saat yang bersamaan tangan kanan ditarik ke belakang, kemudian

(34)

18

bola. Lengan di luruskan dan telapak tangan atau genggaman tangan

ditegangkan. c. Gerak lanjutan

Setelah memukul bola diikuti dengan memindahkan berat badan ke depan, dengan melangkahkan kaki kanan ke depan dan segera masuk ke dalam lapangan untuk mengambil posisi dengan sikap kembali,

untuk jelasnya lihat gambar, urutan-urutan pelaksanaan servis bawah.

Gambar 1

Gerakan servis Tangan bawah Soetodjo (1993:6)

2. Passing

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu

dengan suatu gerakan tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.

a. Sikap permulaan

Ambil sikap siap normal dalam permainan voli, yaitu :

Kedua lutut ditekuk dengan badan sedikit dibongkokan kedepan untuk

mendapatkan suatu kesetimbangan labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat bergerak kesegala arah. Kedua tangan saling berpegangan

(35)

b. Gerak pelaksanaan

Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan sumbu gerak pada persendian bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus. Perkenaan

bola pada bagian prosimal dari lengan. Di atas dari pegelangan tangan dan pada waktu lengan membentuk sudut sekitar 45 derajat dengan badan, lengan diayukan dan diangkat hampir lurus.

c. Gerak lanjutan

Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke

depan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk pass-bawah ke depan tidak melebihi sudut 90 derajat dengan

bahu/badan.

Gambar 2 Gerakan passing bawah

Soetodjo (1993:16)

3. Smash

Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Untuk mencapai keberhasilan yang gemilang

dalam melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi.

(36)

20

a. Langkah awalan

b. Tolakan untuk meloncat

c. Memukul bola saat melayang di udara

d. Saat mendarat kembali setelah memukul bola

Proses gerakan keseluruhan dalam smash dapat diuraikan sebagai berikut dengan anggapan pemukul menggunakan tangan kanan dan smash dari

posisi empat.

a. Sikap permulaan.

Berdiri serong lebih kurang 45 derajat dengan jarak 3 sampai 4 m dari net.

b. Gerak pelaksanaan

Langkah kaki kiri ke depan dengan langkah biasa, kemudian diikuti dengan langkah kaki kanan yang panjang, diikuti dengan segera oleh

kaki kiri yang diletakkan di samping kaki kanan (ujung kaki kiri sedikit di depan kaki kanan), sambil menekuk lutut rendah, kedua lengan berada di belakang badan, segera melakukan tolakan sambil

mengayunkan lengan ke depan atas. Pada saat loncatan tertinggi, segera meraih dan memukul bola setinggi-tingginya di atas net.

c. Gerak lanjutan

Menjaga keseimbangan badan agar tidak menyentuh dan menabrak net dan mendarat kembali dengan menumpu pada dua kaki sambil

(37)

Gambar 3 Gerakan smash Soetodjo (1993:45)

H. Pendekatan Pembelajaran

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2001:725), pendekatan diartikan sebagai proses, metode atau cara untuk mencapai sesuatu. Dalam kaitanya

dengan penelitian ini pendekatan diartikan dengan metode mengajar. Berkaitan dengan metode mangajar Aif Syrifudin dan Muhadi (1991/1992:292) Menyatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara yang

digunakan oleh guru untuk menentukan urutan kegiatan di dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan mengajar adalah cara yang

mempergunakan teknik yang beraneka ragam yang didasari oleh pengertian yang mendalam dari guru akan memperbesar minat belajar murid-murid

sehingga mempertinggi hasil belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan

(38)

22

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendekatan pembelajaran

merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Pendekatan

pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah terususun dalam urutan tertentu, atau dengan menggunakan

materi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam tingkatan kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam suatu

kesatuan multi disiplin ilmu. Pendekatan pembelajaran merupakan penjelasan untuk mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajar yang

disampaikan guru, dengan tetap memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.

I. Pembelajaran Dengan Pendekatan Konvensional (Drill)

1. Pengertian Pendekatan Konvensional (Drill)

Ditinjau dari kamus Umum Bahasa Indonesia (2001:592) konvensional diartikan, kesepakatan umum seperti adat istiadat, kebiasaan, kelaziman,

dan tradisional. Dalam hal ini pembelajaran gerak dasar permainan bola voli dilakukan dengan pendekatan konvesional yaitu, pendekatan pembelajaran dengan memilah-millih gerak dasar permainan bola voli.

Artinya pembelajaran gerak dasar permainan bola voli yaitu dengan melakukan gerakan servis bawah, passing bawah, smash secara

(39)

(2001:7) menyatakan, pendekatan drill adalah cara belajar yang lebih

menekankan komponen-komponen gerak dasar.

Berdasarkan pengertian pendekatan konvensional tersebut dapat

disimpulkan bahwa, pendekatan konvensional merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada penguasaan gerak dasar suatu

cabang olahraga yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara berulang-ulang. Dalam hal ini pembelajaran gerak dasar permainan bola voli dengan pendekatan konvensional dilakukan drilling atau latihan secara

terus menerus. Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh

dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari

suatu hal yang sama Sugiyanto (1993:371) menyatakan, dalam

pendekatan drill siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru, dan melakukannya secara berulang-ulang.

Pengulangan gerakan ini dimaksudukan agar terjadi otomatisasi gerakan. Oleh kerena itu, dalam pendekatan drill perlu disusun tata urutan

pembelajaran yang baik agar siswa terlibat aktif, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Lebih lanjut Sugiyanto (1993:372) memberikan beberapa saran yang perlu dipertimbangkan apabila

(40)

24

1. Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara

otomatis atau menjadi terbiasa, serta menekankan pada keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan.

2. Pelajar diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerakan serta ketepatan pengunaanya. Apabila pelajar tidak meningkatkan penguasaan gerakannya, situasinya perlu dianalisis

untuk menemukan penyebabnya dan kemudian membuat perbaikan pelaksanaannya.

3. Selama pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak.

4. Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menimbulkan daya tarik dalam latihan.

5. Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan yang sebenarnya.

6. Suasana kompetitif perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill, tetapi

tetap ada control kebenaran geraknya.

Sarana-sarana dalam pendekatan drill tersebut sangat penting untuk

dipahami dan di mengerti oleh seorang guru dalam pelaksanaan mengajar keterampilan gerak. Seorang guru harus mampu menyusun tugas-tugas ajar secara baik, dapat membelajarkan siswa secara aktif sehingga

(41)

2. Pelaksanaan Pembelajaran gerak dasar permainan bola voli dengan Pendekatan Konvensional (Drill)

Bertolak dari pendekatan konvensional diatas, maka pembelajaran gerak dasar permainan bola voli dengan pendekatan konvensional yaitu dengan memilah-milah gerakan. Bagian-bagian gerak dasar permainan bola voli

dipelajari secara berulang-ulang dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerakan lanjutan. Kerangka kerja pendekatan

konvensional yang diterapkan terangkum sebagai berikut:

1. Pembelajaran servis bawah :

Teknik Proses Pembelajaran

a. Dijelaskan sikap siap servis bawah

b. Dijelaskan posisi kaki yang benar, sikap badan, posisi kedua tangan

c. Siswa mempraktekan sikap permulaan servis bawah sesuai dengan intruksi guru

a. Dijelaskan cara melambungkan bola dan tingginya lambungan bola

b. Dijelaskan gerakan lengan pemukul dan perkenaan lengan dengan bola

c. Siswa melakukan sesuai intruksi guru

a. Dijelaskan sikap atau gerakan kaki setalah memukul bola

(42)

26

c. Siswa mempraktekan sesuai dengan intruksi guru

a. bergerak ke arah bola dan atur posisi tubuh b. genggam jari tangan

c. kaki dalam posisi merenggang dengan santai, bahu terbuka lebar

d. tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah

e. bentuk landasan dengan lengan f. ibu jari sejajar

g. siku terkunci

h. lengan sejajar dengan paha i. punggung lurus

j. mata mengikuti bola

(43)

3. Gerak Lanjutan

c. tidak mengayunkan lengan d. berat badan dialihkan ke depan e. pukullah bola jauh dari badan f. gerakkan landasan ke sasaran g. pinggul bergerak ke depan

h. perhatikan saat bola menyentuh lengan

a. jari tangan tetap digenggam b. siku tetap terkunci

c. landasan mengikuti bola ke sasaran d. lengan harus sejajar di bawah bahu e. pindahkan berat badan ke arah sasaran f. perhatikan bola bergerak ke sasaran

Gambar 5 setengah perjalanan menuju anda

(44)

28

2.Sikap Pelaksanaan

3. Gerak Lanjutan

c. ayunkan kedua lengan ke belakang sampai setinggi pinggang

d. bertumpu pada tumit

a. pukul bola dengan tangan yang menjangkau sepenuhnya

b. pukul bola tepat di depan bahu pemukul c. pukul bola dengan dua ruas jari tangan

teratas

d. pukul bola pada bagian belakang bawahnya e. arahkan bola melewati atau menembus blok f. arahkan bola supaya bola bergerak ke

bawah

a. mata mengawasi bola ketika memukul b. kembali ke lantai

c. tekukkan lutut untuk menyerap tenaga.

Gambar 6 Smash

alitwidikencana.blogspot.com

Keaktifan siswa melakukan tugas ajar sangat dituntut dalam pendekatan konvensional. Seperti dikemukakan Rusli Lutan (1988:399) bahwa,

(45)

berikutnya ialah penguasaan gerak dasar yang ideal. Hal ini tergantung

pada inisiatif dan self-activity dari pihak siswa itu sendiri. Sedangkan guru bertugas mengarahkan penguasaan gerak, melakukan koreksi dan

evaluasi setiap terjadi kesalahan gerak dasar adalah penting terhindar dari pola gerakan yang salah dari teknik yang dipelajari. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1993:372) bahwa, setiap pelaksanan drill perlu selalu

mengoreksi agar perhatian tertuju pada kebenaran gerak.

3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan Pendekatan Drill

Pada prinsipnya pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan

pendekatan drill merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan pada penguasaan unsur gerak dasar servis bawah yang baik dan benar. Dalam

pelaksanaanya bagian-bagian gerak dasar permainan bolavoli dipelajari atau dilatihkan secara berulang-ulang. Berdasarkan pengertian dan pelaksanaan pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan

pendekatan drill yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran gerak dasar

permainan bolavoli dengan pendekatan konvensional antara lain:

1. Siswa dapat mengerti dan menguasai gerak dasar permainan bolavoli baik dan benar.

(46)

30

3. Kesalahan teknik dapat dikenali lebih awal karena ada koreksi

dari guru, sehingga dapat meminimalkan kesalahan teknik.

Sedangkan kelemahan pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli

dengan pendekatan konvensional antara lain :

1. Dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus mengulang-ulang

gerakan yang sama secara terus menerus dan menunggu giliran untuk melakukan tugas ajar.

2. Hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena pembelajaran harus

dilakukan secara runtut.

3. Siswa kurang memahami relevasinya teknik yang dipelajari

terhadap situasi permainan yang sesungguhnya.

J. Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli Dengan Pendekatan Bermain

1. Pengertian Pendekatan Bermain

Bermain adalah suatu aktifitas yang disukai oleh anak-anak yang dapat mendatangkan kegembiraan. Menurut Amung Ma’mun dan Toto Subroto

(2001:2) bahwa, bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam

anak, atau naluri. Ciri lain yang sangat mendasar yakni kegiatan itu dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, dalam waktu luang.

Berdasarkan karakteristik pada usia anak-anak tersebut, maka dalam

(47)

metode pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dengan

bermain hasrat gerak anak terpenuhi, namun di dalamanya terkandung unsur pembelajaran. Pendekatan bermain bertujuan untuk mengajarkan

permainan agar anak memahami manfaat gerak dasar permainan tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam bentuk

permainan. Dalam pendekatan pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan. Dalam pendekatan bermain menekankan pada penerapan

teknik dalam situasi permainan yang sesungguhnya. Sehingga pendekatan bermain tersebut diistilahkan dengan pendekatan taktis. Dalam hal ini Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001:7) menyatakan, pendekatan

taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk mempengaruhi kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan yang

sesungguhnya.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukan bahwa, pendekatan bermain di

dalamnya terkandung pembelajaran yang cukup kompleks yaitu penguasaan teknik cabang olahraga yang dipelajari, penerapan taktik yang baik dan memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan serta

(48)

32

2. Pelaksanaan Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan Pendekatan Bermain

Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan pendekatan bermain yang dimaksudkan yaitu mempelajari gerak dasar permainan bola voli yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam hal ini guru telah

merancang permainan. Bentuk permainan gerak dasar permainan bola voli yaitu : melakukan gerak dasar permainan bolavoli menyerupai dengan

permainan sebenarnya, tetapi permainan disini hanya dibatasi gerakan servis, pass bawah dan smash.

1. Barbara L.V dan Bonnie J.F. (1996:44-45) memberikan contoh

pembelajaran servis secara kompetitif yaitu berteriak dan servis. Adapun pelaksanaanya sebagai berikut :

1) Berteriak dan servis merupakan latihan yang kompetitif untuk melatih melakukan servis berdasarkan suatu strategi di bawah suatu tekanan yang sama persis seperti pertandingan yang

sesungguhnya. Setiap sisi dari lapangan bolavoli dibagi ke dalam 6 daerah yang sama besar 3 di sekitar garis belakang dan 3 di

sepanjang net. Daerah ini diberi nomor searah jarum jam, dimulai dengan 1 di posisi kanan belakang, daerah pendek (di dekat net) diberi nomor 2,3,4 dan daerah panjang diberi nomor 5,6 dan 1.

2) Tunjukan daerah yang dituju ketika akan melakukan servis dengan meneriakkan nomornya, sebelum melakukan servis, angka

(49)

2 angka bila tidak mengenai sasaran melainkan dekat dengan

sasaran pada jarak yang sama (sama-sama jauh atau sama-sama dekat), dan 1 angka bila servis yang dilakukan terlalu jauh atau

terlalu dekat.

3) Penilaian 20 angka dari 10 kali servis.

4) Untuk menambah tingkat kesulitan kurangi ukuran daerah sasaran,

servis ke arah daerah belakang 5,6,1 dan tambahkan dengan pembatasan waktu.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran servis bawah dengan pendekatan bermain sebagai berikut :

NET

Gambar 7

Ilustrasi Pembelajaran Servis Bawah dengan pendekatan bermain (Barbera L.V dan J.F, 1996:45)

2 1

3 6

(50)

34

2. Pembelajaran bola voli passing, pelaksanaanya adalah sebagai berikut :

Gambar 8

Modifikasi Permainan Passing bawah http://knight45.blogspot.com

Peraturan permainan :

1. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama berada diluar dan kelompok ke dua berada didalam lapangan persegi

2. Siswa yang diluar bertugas untuk menyerang dengan cara

melempar bola agar terkena siswa yang didalam dan yang didalam bertugas untuk bertahan dengan cara menghindar agar tidak

terkena bola yang dilempar penyerang.

3. Siswa bertahan yang terkena bola harus keluar dari lapangan

4. Cara melempar harus dengan cara diayun dari bawah menyerupai

ayunan passing bawah

(51)

3. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan pendekatan bermain

Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan pendekatan bermain merupakan cara belajar gerak dasar permainan bolavoli yang mengarah pada karakteristik permainan yang sebenarnya. Dalam pendekatan bermain

siswa dituntut mandiri, memiliki kreatifitas dan mampu memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan. Siswa berperan penting untuk

mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam permainan.

Berdasarkan karakteristik pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli

dengan pendekatan bermain dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran gerak dasar permainan bola voli

dengan pendekatan bermain antara lain :

1) Pembelajaran dalam bentuk permainan akan menimbulkan rasa senang dan motifasi belajar meningkat.

2) Dapat merangsang kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat sesuai situasi yang terjadi

dalam permainan.

3) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya sendiri dan kemampuannya selama proses pengajaran apakah sudah baik atau

belum.

Sedangkan kelemahan pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli

(52)

36

1) Siswa kurang memahami konsep gerakan permainan bolavoli yang

baik dan benar, sehingga akan sering terjadi kesalahan teknik. 2) Pengorganisasian pembelajaran kurang terkendali.

3) Guru akan mengalami kesulitan untuk mongontrol kesalahan teknik yang dilakukan siswa.

K. Kerangka Pikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan kerangka pikir sebagai berikut :

Pendekatan pembelajaran drill dan bermain masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Pembelajaran dengan pendekatan drill

menekankan pada penguasaan gerak dasar permainan bola voli yang baik dan benar. Dalam pelaksanaanya pembelajaran gerak dasar permainan bola voli dengan pendekatan drill yaitu, gerak dasar permainan bola voli dipelajari

secara berulang-ulang agar terjadi otomatisasi gerakan gerak dasar permainan bola voli yang baik dan benar. Namun dalam pembelajaran gerak dasar permainan bola voli dengan pendekatan drill siswa tidak menjumpai situasi

permainan yang sebenarnya dari teknik yang dipelajari.

Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan pendekatan bermain

merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan. Pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan bertujuan untuk memenuhi hasrat gerak siswa yang di dalamnya terdapat unsur belajar. Atau

(53)

gerak dasar permainan bolavoli dengan pendekatan bermain yaitu sesuai

dengan karakteristik dari permainan yang sebenarnya. Siswa dituntut mengarahkan servisnya pada sasaran yang ditentukan, begitupun melakukan

passing bawah dan smash harus sesuai dengan gerak dasar dan tepat pada sasarannya. Pembelajaran ini dilakukan secara kompetitif antara siswa satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan kelompok lainnya. Dengan

bermain siswa dituntut mampu menerapkan teknik yang benar ke dalam situasi permainan. Kemandirian, kreativitas dan kemampuan mengambil

keputusan yang terjadi dalam permainan sangat dituntut dalam pendekatan bermain.

Berdasarkan karakteristik dan penekanan dari pendekatan drill dan bermain tersebut menunjukan bahwa, keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas. Perbedaan perlakuan yang diberikan dalam proses belajar mengajar akan

menimbulkan respon yang berbeda pula terhadap keterampilan gerak dasar permainan bolavoli. Dengan demikian diduga, pendekatan drill dan bermain memiliki perbedaan pengaruh terhadap keterampilan gerak dasar permainan

bolavoli.

K. Hipotesis

Menurut Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data

(54)

38

yang mungkin benar mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya.ari

sesuatu yang ditolak atau sesuatu yang diterima.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di

atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan dari Pendekatan drill terhadap keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada siswa kelas X SMA

Negeri 6 Bandar Lampung

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan dari Pendekatan bermain terhadap

keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung

Ha3 : Pendekatan pembelajaran drill lebih baik dari pada pendekatan bermain

(55)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Pada suatu penelitian pengunaan metode yang harus dipakai harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat di pertanggung jawabkan secara

ilmiah sesuai aturan yang berlaku, agar penelitian tersebut dapat diperoleh hasil yang sesuai tujuan yang diharapkan.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, Menurut Arikunto (1998:3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Sedangkan

menurut Riduwan, 2005 : 50) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Guna memahami obyek penelitian perlu ditempuh langkah-langkah yang sistematik yaitu metode

(56)

40

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimasukkan untuk diselidiki (universal). Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk dan atau

individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Had, 1986:220), sedangkan menurut Arikunto (2006 : 30) populasi adalah

keseluruhan dari subjek penelitian. jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai

obyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

2. Sampel

Sampel adalah sebagai individu yang hendak diselidiki (Sutrisno Hadi, 1986:70), Suharismi Arikunto (1998:109) berpendapat bahwa sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud sampel adalah

wakil dari anggota populasi yang akan diteliti, terkait dengan penentuan jumlah sample penelitian, suharismi Arikunto (1998:131), menyatakan bahwa sebagai ancer-ancer dalam pengambilan sampel apabila subjeknya

kecil, lebih baik diambil semua sehingga penelitiaannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil

(57)

Sampel penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa di ambil 25% dari

populasi dengan menggunakan pengambilan sampel secara acak (Random Sampling) dengan menggunakan sistem undian.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek pengamatan yang menjadi titik perbedaan dalam suatu penelitian, Ibnu (1996:56), sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (1998 : 99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Setiap penelitian mempunyai obyek yang dijadikan sasaran dalam penelitian

obyek tersebut sering disebut sebagai gejala, sedangkan gejala-gejala yang menunjukan variasi baik dari jenisnya maupun tingkatnya disebut variabel.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu : a. Pendekatan Pembelajaran drill

b. Pendekatan Pembelajaran bermain

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini keterampilan gerak dasar

(58)

42

D. Definisi Operasional Variabel

Moh. Nazir mengatakan bahwa: “Definisi operasional adalah suatu definisi

yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional

yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Dengan kata lain definisi operasional merupakan unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46). Dapat disimpulkan bahwa definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.” (Moh.

Nazir, 1983:152).

Variabel dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari �1 yaitu :

1. pendekatan pembelajaran drill yaitu pendekatan pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang sesuai dengan gerak

dasar yang baik.

2. Pendekatan pembelajaran bermain yaitu pembelajaran yang mendatangkan kegembiraan namun di dalamnya terdapat unsur

pembelajaran .

3. kelompok kontrol yang tidak di berikan perlakuan agar bila terjadi

kesamaan dalam hasil penelitian dapat diketahui perbedaan antar variabel. 4. Variabel terikat keterampilan gerak dasar permainan bolavoli SMA

(59)

E. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran permainan bola voli menggunakan metode Drill dan bermain dengan keterampilan gerak dasar permainan bola voli . Desain penelitian dibuat agar peneliti mampu

menjawab pertanyaan penelitian dengan objektif, tepat dan sehemat mungkin. Adapun desain dalam penelitian ini adalah :

Rancangan penelitaian ini dapat digambarkan sebagai berikut : X1 Treatment A Ta2

OP = Ordinal Pairing (Pengelompokan) Ta1 = Tes awal

Ta2 =Tes akhir

X1 = Kelompok Eksperimen A (pendekatan drill) X2 = Kelompok Eksperimen B (Pendekatan bermain) X0 = Kelompok Kontrol (tanpa perlakuan)

Treatment A = Pendekatan Drill Treatment B = Pendekatan Bermain

Ordinal Pairing (Pengelompokan) disini di dapat dari hasil tes awal, untuk dapat menentukan pembagian kelompok berdasarkan hasil ranking.

Kemudian di bagi menjadi tiga kelompok dengan cara diundi yaitu kelompok eksperiman A (Pendekatan Pembelajaran drill), kelompok

eksperimen B (Pendekatan Pembelajaran Bermain), dan kelompok kontrol.

(60)

44

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu metode untuk memperoleh keterangan yang benar sehingga dapat di pertanggung jawabkan. Dalam

penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode eksperimen lapangan melalui tes dan pengukuran.

Menurut Suharismi Arikunto (1998:53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan. Metode tes dalam penelitian

ini digunakan untuk mengukur keterampilan gerak dasar permainan bola voli siswa sebelum kegiatan pembelajaran (pre test) dan setelah kegiatan

pembelajaran dilaksanakan (post test), sedangkan menurut S.Margono (2009 : 170) tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan

dasar bagi penetapan skor angka. Jadi tes adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan untuk menetapkan skor angka.

G. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengurus surat izin penelitian

b. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan

c. Mempersiapkan tenaga pembantu

d. Membagi kelompok dengan urutan rangking dengan menggunakan

(61)

e. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan, hari, tanggal. Maupun

waktu dengan pihak sekolah

Prosedur penelitian tentang pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli

menggunakan pendekatan drill dan bermain ini dilakukan dalam 18 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 45 menit. Dari 18 kali

pertemuan tersebut pada pertemuan pertama didahului pre test / tes awal, 16 pertemuan berikutnya diberikan program pembelajaran dan pada akhir pertemuan diadakan post test. Adapun kegiatan pembelajaran tersebut adalah

sebagai berikut : 1. Tes Awal (Pre Test)

Tes awal (pre test) dilakukan sebelum kegiatan gerak dasar permainan bolavoli menggunakan pendekatan drill dan bermain dilakukan. Tujuan dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari

masing-masing siswa sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Kegitan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli mengunakan

pendekatan drill dan bermain ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: a. Pemanasan

Sebelum pemanasan siswa dipimpin berdo’a, kemudian diberikan

pengantar mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Bentuk latihan pemanasan meliputi : stretching, senam penguluran,

(62)

46

b. Kegiatan Inti

Inti dari pembelajaran disini adalah belajar gerak dasar permainan bolavoli pelaksanaanya, kelompok eksperimen 1 diberikan

pembelajaran gerak dasar permainan bola voli dengan pendekatan drill dan kelompok eksperimen 2 diberikan pembelajaran gerak dasar permainan bola voli dengan pendekatan bermain sedangkan Kelompok

kontrol tidak di berikan perlakuan. alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 60 menit.

c. Penenangan / colling down

Tujuan dari penenangan adalah mengembalikan kondisi anak sesudah

latihan, pelaksanaan colling down dengan senam relaksasi atau stretching, evaluasi jalanya pembelajaran dan koreksi secara umum. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 10

menit.

3. Tes Akhir (Post Test)

Setelah dilakukan pembelajaran selama 16 kali pertemuan kemudian

diadakan tes akhir yang pelaksanaanya sama seperti awal.

H. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat pengambilan data. Instrumen tes ketepatan

permainan bola voli ini adalah tes kecakapan dari Ratal Wirjasantoso dengan validitas sebesar 0,81 dan reliabilitas sebesar 0,86. sedangkan menurut

(63)

dalam pengumpulan data. Jadi instrument yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu :

1. Tes servis menurut Ratal Wirjasantoso

Adapun pelaksanaan dari tes servis bawah ini adalah sebagai berikut : a. Testee berada di dalam daerah servis dan melakukan servis yang

syah sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk servis

b. bentuk pukulan servis adalah servis bawah

c. kesempatan untuk melakukan servis diberikan sebanyak 6 kali d. kepada testee dijelaskan:

Lebih rendah bola melampaui jaring, lebih besar koefisien yang dikalikan kepada nilai sasaran tempatnya jatuh bola.

Bola yang mengenai jaring atau jatuh di luar batas lapangan,

dianggap gagal mendapat nilai dan dihitung sudah melakukan pukulan. Begitu juga bola yang dipukul dengan cara yang tidak syah.

(64)

48

Gambar 9

Servis Bola Voli dari Ratal W (Ratal W, 1984:320)

2. Tes Pass menurut Ratal Wirjasantoso

Adapun pelaksanaan dari tes passing bawah ini adalah sebagai berikut :

a. Testee berada di belakang garis serang

b. Testee mem-pass bola secara bebas tetapi haruslah syah menurut

peraturan yang berlaku c. Diberikan sebanyak 6 kali

d. Bola yang dimainkan tidak syah atau tidak melampaui tali

tersebut atau menyentuh jaring atau jatuh di luar daerah yang telah ditentukan, maka itu dianggap gagal, tetapi dihitung sudah

mempergunakan kesempatan untuk memainkan bola.

e. Jika bola di rasa tidak tepat sasaran atau di rasa tidak nyaman, bola boleh untuk tidak diambil

(65)

Gambar 10

Tes Pass Voli dari Ratal W (Ratal W, 1984:322)

3. Tes smash menurut Ratal Wirjasantoso

Adapun pelaksanaan dari tes smash adalah sebagai berikut :

a. Testee berada di daerah serang atau boleh juga bebas di dalam lapangan permainan.

b. bola dilambungkan ke dekat dan atas jaring ke atas testee. Dengan atau tanpa awalan, testee melompat dan memukul bola melampaui jaring ke dalam lapangan yang di seberanginya.

c. kesempatan diberikan lima kali.

d. Jika bola di rasa tidak tepat sasaran atau di rasa tidak nyaman,

bola boleh untuk tidak diambil

e. warming up diizinkan dengan cara yang lazim, tetapi mencoba bahan tes di larang.

(66)

50

Gambar 11

Tes Smash Bola Voli dari Ratal W (Ratal W, 1984:324) I. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir pendekatan pembelajaran drill dan bermain terhadap

keterampilan gerak dasar permainan bola voli menggunakan teknik analisis data uji F. Adapun syarat dalam menggunakan uji F adalah ANAVA

(Analisis Varians).

Apabila misalnya kita memiliki tiga sampel, yaitu sampel �1, Sampel �2, dan

sampel �0, maka pengujian perbedaan mean tidak dapat dilakukan sekaligus,

tetapi berpasangan dua-dua secara berpasangan.

a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel �1 dengan �2

b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel �1 dengan �0

c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel �2 dengan �0

Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik lain, yaitu F-tes, atau analisi varians, catatan :

a. t-tes diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t.

b. F-tes diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F.

Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel

(67)

Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal

karena tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yg juga disebut anava satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut :

Tabel 1. Rumus Anava Tunggal

Keterangan :

= jumlah subyek dalam kelompok k = banyak kelompok

N = jumlah subyek seluruhnya

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total ( ) dengan rumus :

� = ∑X2T

(ΣXT )2

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus :

= Σ(Σ� )2 –(Σ��)2

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam ( ) dengan rumus :

=

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :

� = −1

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan

Gambar

Gambar 1 Gerakan servis Tangan bawah
Gambar 2 Gerakan passing bawah
Gambar 3 Gerakan smash
Gambar 5 Passing Bawah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu bukti bahwa pemerintah terus berupaya menciptakan peraturan yang lebih bermutu dan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia yaitu pemerintah melahirkan

4.10 Grafik Pengaruh Coating Kitosan terhadap Kadar Vitamin C pada Tepung Kentang hasil Pengeringan Suhu Kamar (25 o C)

kandungan gizi tepung kentang setelah dilakukan coating kitosan menggunakan. pengeringan pada suhu kamar

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara

penerapan model kooperatif tipe think talk write (ttw) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp.. Universitas Pendidikan Indonesia

SINEMATOGRAFI // DALAM PROSES PEMBUATANNYA,/ SEORANG KAMERAMEN DITUNTUT UNTUK KUASAI?. TEKNIK-TEKNIK PENGAMBILAN

model index is valid in Tanjung Emas bay area with pH condition 1-14, the temperature. condition is less than or more than the natural span, turbidity ≥ 1 NTU then salinity

IKO PRATAMA : Analisis Vegetasi dan Pendugaan Cadangan Karbon di Kawasan Hutan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat, dibimbing oleh Delvian dan Kansih