• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Pintu Gerbang Menggunakan Mikrokontroler AT89S8252

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengendalian Pintu Gerbang Menggunakan Mikrokontroler AT89S8252"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

J. ANDERSON TAMPUBOLON

042408069

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

AT89S8252

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

J. ANDERSON TAMPUBOLON 042408069

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGENDALIAN PINTU GERBANG

MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S8252

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : J. ANDERSON TAMPUBOLON

Nomor Induk Mahasiswa : 042408069

Program Studi : DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 01 Agustus 2007

Diketahui

Departemen Fisika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

DR. Marhaposan Situmorang Dra. Justinon, MSi

(4)

PERNYATAAN

PENGENDALIAN PINTU GERBANG MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S8252

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 01 Agustus 2007

(5)
(6)

Bab 4 Pengujian Alat dan Program 43

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S8252 43

4.2 Pengujian Driver Motor Stepper 44

4.3 Pengujian Rangkaian Penguat 46

4.4 Pengujian Rangkaian DTMF Decoder 46

4.5 Pengujian Rangkaian Buzzer 47

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 49

5.1 Kesimpulan 49

5.2 Saran 49

Daftar Pustaka 50

Lampiran A. Rangkaian Lengkap 51

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Frekuensi dan Tombol yang di Tekan 7

Tabel 2.2 Fungsi Khusus pada Port 1 AT89S8252 11

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Mikrokontroler Atmel AT89S8252 10

Gambar 2.2 Software ISP-Flash Programmer 19

Gambar 2.3 Open File 20

Gambar 2.4 Proses Penulisan Bilangan Heksadesimal ke Mikrokontroler 21

Gambar 2.5 Transistor sebagai Saklar ON 23

Gambar 2.6 Transistor sebagai Saklar OFF 24

Gambar 2.7 IC HT9170 25

Gambar 2.8 Diagram Motor Langkah (Stepper) 27

Gambar 2.9 Pemberian Data/Pulsa pada Motor Stepper 28

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian 29

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA) 31

Gambar 3.3 Rangkaian Minimum Mikrokontroler AT89S8252 33

Gambar 3.4 Rangkaian Driver Motor Stepper 34

Gambar 3.5 Rangkaian Tombol Manual 36

Gambar 3.6 Rangkaian Saklar Batas 37

Gambar 3.7 Rangkaian Penguat 38

Gambar 3.8 Rangkaian DTMF Decoder 39

Gambar 3.9 Rangkaian Buzzer 40

Gambar 3.10 Flowchart 41

(9)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dra. Justinon, MSi selaku pembimbing pada penyelesaian Pengendalian Pintu Gerbang Menggunakan Mikrokontroler AT89S8252 ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkas, padat dan professional telah diberikan kepada saya agar dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Fisika, DR. Marhaposan Situmorang dan Dra. Justinon, MSi, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Fisika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU, dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya, tidak terlupakan kepadan Bapak, Ibu dan semua sana-keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

(10)

ABSTRAK

Telah dirancang sebuah simulasi alat pengaman gerbang dengan menggunakan password dari handphone yang berbasis IC Mikrokontroler AT89S8252. Dekoder DTMF digunakan untuk mengubah sinyal DTMF dari handphone dalam bentuk kode biner agar dapat dibaca oleh mikrokontroler AT89S8252. Alat ini dapat diaplikasikan sebagai sitem buka atau tutup gerbang yang dapat dikontrol dari jarak jauh maupun dekat. Alat ini juga dapat mengeluarkan bunyi atau sirene apabila password masukannya salah, hal ini bertujuan untuk menghindari pemakaian alat dari orang yang tidak diinginkan.

(11)

THE GATE A DOOR CONTROLLER USING MICROCONTROLLER AT89S8252

ABSTRACT

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Suatu sistem pengamanan adalah hal yang sangat didambakan oleh setiap orang, baik

di rumah ataupun di kantor. Berbagai bentuk cara yang dilakukan orang untuk

mengamankan rumah ataupun kantornya. Seperti membuat suatu tembok untuk

memagari rumah ataupun kantornya tersebut dengan menggunakan beton atau besi.

Tentunya sebagai jalan masuk atau keluar diperlukan suatu gerbang. Gerbang tersebut

biasanya dijaga oleh seorang petugas seperti halnya satpam. Permasalahan yang

mungkin terjadi dengan menggunakan sistem keamanan seperti ini adalah

mungkinkah satpam tadi tetap berada di dekat gerbang tersebut kapanpun kita

butuhkan? Tentu suatu hal yang belum pasti. Adalah suatu hal yang sangat

menjenuhkan kalau kita sampai menunggu untuk waktu yang begitu lama hingga

gerbang di buka. Masalah lain yang timbul yaitu ketika hari sedang hujan dan kita

harus turun dari kendaraan untuk membuka gerbang. Dari penjelasan ini dapat

disimpulkan bahwa komunikasi antara pemilik rumah dengan gerbang ternyata

sangatlah penting.

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangatlah penting

karena dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi satu dengan

yang lainnya. Salah satu komunikasi jarak jauh yang sering digunakan adalah melalui

(13)

pengiriman data yaitu dengan sistem DTMF (Dual Tone Multiple Frequency). Data ini

dapat di kirim melalui tombol keypad yang terdapat pada HP.

Sistem pengiriman data menggunakan sinyal DTMF merupakan sistem

pengiriman data dengan dua sinyal frekuensi, yaitu frekuensi tinggi dan frekuensi

rendah. Jika diperhatikan suara dari tiap tombol nomor telepon yang ditekan akan

menghasilkan suara yang berbeda hal ini dapat kita ukur dengan menggunakan

osiloskop. Oleh sebab itu, saya mencoba untuk merancang suatu alat yang dapat

diaplikasikan atau digunakan pemilik rumah untuk berinteraksi dengan gerbang

tersebut baik dari jarak jauh maupun dari jarak dekat.

Alat ini menggunakan kode pengaman atau password, untuk mencegah

penggunaan alat dari orang yang tidak dikehendaki. Alat ini juga dapat digunakan

secara manual.

1.2Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AT89S8252

2. Motor penggerak yang digunakan adalah jenis motor stepper

3. Password yang digunakan sebanyak 3 digit

(14)

1.3Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Memanfaatkan mikrokontroler AT89S8252 untuk mengenali nilai-nilai

yang dikirimkan oleh handphone dan mengendalikan pergerakan motor

stepper

2. Merancang pintu gerbang otomatis yang dapat dikendalikan melalui

handphone.

1.4Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah sebaai berikut :

1. Membuat suatu sistem keamanan otomatis untuk tanggap keamanan di

rumah/kantor dengan menggunakan handphone

2. Untuk memahami penggunaan Mikrokontroler AT89S8252 sebagai kontrol

kendali.

1.5Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan

2. Konsultasi

3. Pengumpulan peralatan dan komponen

4. Perakitan/pembuatan alat

5. Pengujian alat

(15)

1.6 Lokasi Pembuatan Alat

Pengerjaan alat dilakukan di Laboratorium Elektronika Dasar FMIPA USU Medan.

1.7 Sistematika Penulisan

Agar pembahasan pada Tugas Akhir ini lebih terperinci dan terarah maka penulisan

Tugas Akhir ini di susun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN,

Berisikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, lokasi penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TEORI DASAR DAN PENDUKUNG,

Berisikan tentang teori dasar yang perlu diketahui untuk

mempermudah dalam pemahaman prinsip kerja dari rangkaian pada

sistem yang berisikan penjelasan mengenai DTMF, Mikrokontroler

AT89S8252, instruksi-instruksi AT89S8252 serta beberapa rangkaian

pendukung lainnya pada alat ini.

BAB 3 : PERANCANGAN ALAT,

Berisikan tentang dasar-dasar teori sebagai landasan perancangan

rangkaian, di mulai dari pembuatan diagram blok sampai pembuatan

rangkaian alat yang digunakan untuk menjalankan mikrokontroler

AT89S8252.

BAB 4 : PENGUJIAN ALAT,

Berisikan tentang pengujian dan analisa dari sistem/rangkaian pada

(16)

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN,

Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini baik itu

keuntungan maupun kerugian alat yang digunakan dan saran dari

penulis untuk pengembangan penelitian ini dikemudian hari.

(17)

BAB 2

TEORI DASAR DAN PENDUKUNG

2.1 Telepon Dual Tone Multi Frequency (DTMF)

Setelah beralih ke teknologi digital, cara meminta nomor sambungan telepon tidak

lagi dengan cara memutar piringan angka tetapi dengan cara memencet tombol-tombol

angka. Cara ini dikenal sebagai Touch Tone Dialing, sering juga disebut sebagai

DTMF ( Dual Tone Multiple Frequency ).

Telepon PSTN maupun handphone saat ini menggunakan sistem DTMF yaitu

Dual Tone Multiple Frequency. Dual Tone Multiple Frequency adalah teknik

mengirimkan angka-angka pembentuk nomor telepon yang di-kode-kan dengan 2

nada yang dipilih dari 8 buah frekuensi yang sudah ditentukan. Telepon PSTN pada

umumnya memiliki 10 buah tombol di tambah tombol * dan # jadi jumlahnya adalah

12. Sebenarnya disamping 12 angka dan simbol tersebut masih ada 4 huruf yang bisa

kita letakan di sana katakanlah A, B, C, dan D. Jadi semuanya terdapat 16 tombol. Di

dalam komunikasi ke enambelas tombol tersebut dikirimkan dengan 2 frekuensi yang

berbeda. Satu frekuensi masuk ke dalam frekuensi tinggi dan satu lagi masuk ke

dalam grup frekuensi rendah. Masing-masing grup memiliki 4 macam variasi (nilai

frekuensi) sinyal sehingga dengan 2 grup frekuensi tadi dapat di kodekan 16 (4

(18)

Tabel 2.1 Frekuensi dan Tombol yang di Tekan Frekuensi

Rendah

Frekuensi

Tinggi

Tombol yang

ditekan

697 Hz 1209 Hz 1

697 Hz 1366 Hz 2

697 Hz 1477 Hz 3

697 Hz 1633 Hz A

770 Hz 1209 Hz 4

770 Hz 1366 Hz 5

770 Hz 1477 Hz 6

770 Hz 1633 Hz B

852 Hz 1209 Hz 7

852 Hz 1366 Hz 8

852 Hz 1477 Hz 9

852 Hz 1633 Hz C

941 Hz 1209 Hz *

941 Hz 1366 Hz 0

941 Hz 1477 Hz #

(19)

2.2 Mikrokontroler

Dalam perancangan alat sebagai suatu sistem pengaman gerbang dengan

menggunakan password dari handphone, dengan menggunakan mikrokontroler

AT89S8252. Mikrokontroler pada dasarnya adalah mikrokomputer yang memiliki

kelebihan dalam mengendalikan peralatan luar secara otomatis. Proses kerja

mikrokontroler di atur oleh mikroprosessor yang merupakan ‘otak’ dari setiap operasi

yang dilakukan. Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.

Sebagai teknologi baru, yaitu mikrokontroler teknologi semikonduktor dengan

memuat kandungan transistor yang lebih banyak dalam ruang kecil serta dapat di

produksi secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah

(dibandingkan mikroprossesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk

memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat

bantu dan mainan yang lebih canggih serta dalam bidang pendidikan.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam

program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka, dan lain sebagainya).

Mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan

lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer

perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna di

simpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka

perangkat keras di simpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada

mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program

(20)

digunakan sebagai tempat penyimpanan sederhana sementara, termasuk

register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

Pada sub-bab ini akan di bahas secara khusus yang berhubungan dengan yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu mikrokontroler AT89S8252. Mikrokontroler

AT89S8252 merupakan keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Hal-hal yang terdapat

pada penjelasan mikrokontroler MCS-51 juga berlaku untuk mikrokontroler

AT89S8252.

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh mikrokontroler AT89S8252 adalah

sebagai berikut :

1. Kompatibel dengan mikrokontroler MCS-51

2. 8 Kbyte Downloadable Flash Memori

3. 2 Kbyte EPROM

4. 3 Level program memori lock

5. 256 byte RAM internal

6. 32 I/O yang dapat dipakai semua

7. Programable UART (serial port)

8. 3 alat Timer/Counter 16 bit

9. SPI Serial Interface

10.Programable Watchdog Timer

11.Dual Data Pointer

12.Frekuensi kerja 0 sampai 24 MHz

13.Tegangan operasi 2,7 Volt sampai 6 Volt

(21)

Terlihat bahwa mikrokontroler AT89S8252 memiliki banyak fitur yang

menguntungkan. Dipakainya Downloadable flash memori memungkinkan

mikrokontroler ini bekerja sendiri tanpa tambahan chip lainnya. Sementara flash

memorinya mampu di program hingga seribu kali. Hal lain yang menguntungkan

adalah sistem pemograman menjadi lebih sederhana dan tidak memerlukan rangkaian

yang rumit seperti rangkaian untuk memprogram produk Atmel lainnya.

Gambar berikut dalah gambar mikrokontroler Atmel AT89S8252. Tata letak

pin-pin ini masih mengacu pada mikrokontroler MCS-51. Sehingga AT89S8252 dapat

mengggantikan mikrokontroler MCS-51.

Gambar 2.1 Mikrokontroler Atmel AT89S8252

(22)

Semua pin pada mikrokontroller Atmel AT89S8252 adalah sama dengan

mikrokontroller MCS-51. Namun pada port 1 mikrokontroller Atmel AT89S8252

terdapat beberapa fungsi khusus yang tidak terdapat pada mikrokontrololer MCS-51.

Adapun fungsi khusus tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Fungsi Khusus pada Port 1 AT89S8252

Port Pin Fungsi Khusus

P 1.0

T2 (masukan luar untuk Timer/Counter 2)

T2 EX (Timer/Counter 2 capture/reload trigger dan co0ntrol arah)

-

-

SS (Slave port select input)

MOSI (Master data output, Slave data input untuk kanal SPI)

MISO (Master data input, Slave data Output untuk kanal SPI)

SCK (Master clock output, Slave clock input untuk kanal SPI)

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S8252 :

VCC (Pin 40)

penerima kode byte pada saat flash progamming pada fungsi sebagai I/O biasa port ini

dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat di ubah sebagai

(23)

multiplex address/data, port ini akan mempunyai internal pull up. Pada saat flash

progamming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi program.

Port 2 (Pin 21 – Pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address. Pada saat mengakses

memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini

mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1.

Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.

Port 3 (Pin 10 – Pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga

mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.3 Fungsi Pin pada Port 3 AT89S8252 Nama pin Fungsi

P3.0 (Pin 10) RXD (Port input serial)

P3.1 (Pin 11) TXD (Port output serial)

P3.2 (Pin 12) INTO (interrupt 0 eksternal)

P3.3 (Pin 13) INT1 (interrupt 1 eksternal)

P3.4 (Pin 14) T0 (input eksternal timer 0)

P3.5 (Pin 15) T1 (input eksternal timer 1)

P3.6 (Pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori)

(24)

RST (Pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.

ALE/ PROG (Pin 30)

Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte low dari alamat selama

mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG) selama

memprogam Flash.

PSEN (Pin 29)

Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.

EA (Pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan

menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika

kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada

memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12

Volt.

XTAL 1 (Pin 19)

Input untuk clock internal.

XTAL 2 (Pin 18)

Output dari osilator.

2.3 Data Memori (EEPROM) dan RAM

Berbeda dengan mikrokontroler standard MCS-51, mikrokontroler Atmel AT89S8252

juga dilengkapi dengan data memori yang berupa EEPROM (Electrically Erasable

Programmable Read Only Memori). EEPROM yang ditanamkan ini besarnya 2K byte

(25)

EEPROM on-chip ini diakses dengan mengeset bit EEMEN pada register

WMCON pada alamat 96H. Alamat EEPROM ini adalah 000H sampai 7FFH.

Instruksi movx digunakan untuk mengakses EEPROM internal ini. Namun jika ingin

mengakses data memori luar (diluar mikrokontroler Atmel AT89S8252) dengan

menggunakan instruksi movx ini maka bit EEMEN harus dibuat ‘0’.

Bit EEMWE pada register WMCON harus diset ke 1 sebelum sebarang lokasi

pada EEPROM dapat ditulis. Program pengguna harus mereset bit EEMWE ke ‘0’

jika penulisan ke EEPROM tidak diperlukan lagi. Proses penulisan ke EEPROM dapat

dilihat dengan membaca bit RDY/BSY pada SFR WMCON. Jika bit ini berlogika

rendah maka berarti penulisan EEPROM sedang berlangsung, jika bit ini berlogika

tinggi berarti penulisan sudah selesai dan penulisan lain dapat dimulai lagi. Sedangkan

RAM yang ada pada mikrokontroler Atmel AT89S8252 adalah berkapasitas 256 byte.

2.4 Instruksi pada Mikrokontroler AT89S8252

Adapun keuntungan menggunakan mikrokontroler AT89S88252 yaitu dapat

membantu kita membuat alat dengan program yang relatif sederhana yang mana

mikrokontroler ini menggunakan Downlodable Flash Memory. Bahkan tidak

diperlukan komponen apapun untuk memprogram mikrokontroler AT89S8252.

Beberapa komponan dasar yang dipakai seperti resistor dan kapasitor sebenarnya

hanya untuk menyediakan reset pada catu daya mulai diberikan. Flash memory yang

(26)

Pada mikrokontroller AT89S8252 terdapat 8K byte in-system reprogramable

flash PEROM Code memori dan 2K byte EEPROM Data Memori. Flash PEROM

Code Memori digunakan untuk menyimpan program yang telah kita buat. Sedangkan

EEPROM Data Memori digunakan untuk menyimpan data.

Penulisan program tersebut dengan menggunakan bahasa pemrograman

Asembly. Beberapa instruksi yang terdapat dalam pemrograman pada mikrokontroler

jenis AT89S8252 adalah sebagai berikut :

1. Add

Instruksi untuk melakukan operasi penjumlahan pada dua buah data yang terdapat

pada alamat register yang ditunjuk oleh instruksi.

Cth : DD A, Rn

Instruksi ini melakukan operasi penjumlahan data pada Akumulator dengan data pada

alamat register RN (n0...7) dan hasilnya disimpan di Akumulator.

2. Call

Instruksi untuk melakukan panggilan terhadap instruksi yang terdapat di dalam

subrutin yang ditunjuk. Setelah menjalankan instruksi-instruksi tersebut, program

akan melanjutkan kembali instruksi yang terdapat pada program utama.

a. Acall; instruksi ini melakukan panggilan pada subrutin yang ditunjuk dengan

jangkauam kurang dari 2 Kbyte.

b. Lcall ; Instruksi ini melakukan panggilan pada subrutin yang ditunjuk dengan

(27)

3. Cjne (Compare and Jump if Not Equal)

Instruksi ini melakukan perbandingan antara data sumber dengan data tujuan. Bila

datanya sama maka lanjutkan ke instruksi di bawahnya, bila data tidak sama maka

jump ke alamat yang dituju.

Format instruksi : Cjne data tujuan, data sumber, alamat input

4. Clr (Clear)

Instruksi ini memberi data 0 pada alamat register yang ditunjuk.

Contoh : Clr A

Instruksi ini memberi data 0 pada akumulator.

5. Cpl (Complement)

Instruksi ini melakukan operasi komplemen pada alamat registeryang ditunjuk.

Contoh : Cpl C

Data pada arry flag dikomplemenkan.

6. Dec (Decremant)

Instruksi ini malakukan operasi pengurangan dengan nilai 1 pada data yang terdapat

pada alamat register yang ditunjuk oleh instruksi dan menyimpannya pada register

tersebut.

Contoh : Dec A

Data pada akumulator dikurangi dengan 1 dan hasilnya disimpan di akumulator.

7. Div (Divide)

Instruksi ini melakukan operasi pembangunan pada dua buah data yang terdapat pada

alamat register yang ditunjuk oleh instruksi.

Contoh : Div AB

Data dari akumulator dibagi dengan data pada register B, hasilnya disimpan di

(28)

8. Djnz (Decrement and Jump if Not Zero)

Instruksi ini melakukan operasi pengurangan pada alamat register serbaguna

(r0...R7) yang ditunjukkan dengan nilai 1 dan akan jump bila hasil dari pengurangan

itu nilainya tidak sama dengan nol.

Contoh : Djnz Rn, subrutin

Instruksi ini melakukan operasi pengurangan pada alamat register (R0...R7) dengan 1

dan melompat ke subrutin jika hasilnya bukan nol. Akan tetapi jika hasilnya sama

dengan nol maka program akan menjalankan instruksi di bawahnya.

9. Inc (Increment)

Instruksi ini melakukan operasi penjumlahan dengan nilai 1 pada data yang terdapat

pada alamat register yang ditunjukkan oleh instruksi dan menyimpannya pada alamat

register tersebut.

Contoh : Inc A

Instruksi ini menjumlahkan data akumulator dengan 1 dan hasilnya disimpan di

akumulator.

10. Jb (Jump on Bit set)

Instruksi ini melakukan pengujian bit pada alamat bit yang ditunjukkan. Jika data bit

1 maka program tersebut akan melompat ke subrutin yang ditunjukolah instruksi.

Akan tetapi bila data bit 0 maka program akan menjalankan instruksi di bawahnya

atau selanjutnya.

11. Jnb (Jump on Not Bit set)

Instruksi ini melakukan pengujian bit pada alamat bit yang ditunjuk. Jika data bit

(29)

Bila data bit bernilai 1 maka program akan menjalankan instruksi di baahnya atau

selanjutnya.

12. Jmp (Jump)

Instruksi ini melakukan lompatan pada alamat kode yang ditunjuk.

a. Ajmp ( Absolute Jump) ; Instruksi ini melakukan lompatan ke subrutin yang

ditunjuk sejauh maksimum 11 bit dari alamat yang ditentukan.

b. Ljmp (Long Jump) ; instruksi ini melakukan lompatan ke subrutin yang

ditunjuk sejauh maksimum 16 bit dari alamat yang ditentukan.

c. Sjmp (Short jump ) ; instruksi ini melakukan lompatan ke subrutin yang

ditunjuk sejauh maksimum 128 byte dari alamat yang ditentukan.

13. Jnz (Jump if Not Zero)

Instruksi ini melakukan pengujian data pada akumulator. Jika data pada akumulator

tidak sama dengan 00H maka progam akan melompat ke subrutin yang ditunjuk.

Akan tetapi jika data pada akumulator sama dengan 00H maka program akan

menjalankan instruksi di bawahnya atau selanjutnya.

14. Jz (Jump if Zero)

Instruksi ini melakukan pengujian data pada akumulator. Jika data pada akumulator

tidak sama dengan 00H maka progrm akan menjalankan instruksi di bawahnya atau

selanjutnya, tapi jika data pada akumulator sama dengan ooH maka program akan

melompat ke subrutin yan ditunjuk.

15. Mov

Instruksi ini melakukan operasi peminhdahan data dari alamat register satu ke alamat

register lainnya.

(30)

Instruksi ini melakukan operasi pemindahan data dari alamat register Rn (n=0…7) ke

dalam akumulator.

16. Nop

Instruksi ini akan melakukan delay sebesar 1 cycle atau 1 siklus.

17. Ret (Return)

Instruksi ini digunakan untuk kembali ke subrutin.

18. Setb

Instruksi ini melakukan operasi set pada bit yang ditunjuk oleh register.

Cara mengirimkan program ke dalam mikrokontroler adalah dengan mengambil file

heksadesimal dari hasil kompilasi melalui Open File. Tampilannya seperti pada

gambar berikut :

(31)

Gambar 2.3 Open File

Kemudian klik Write untuk mengisikan hasil kompilasi tersebut ke

(32)

Gambar 2.4 Pengisian Program ke Mikrokontroler

2.5 Timer/Counter

Pada mikrokontroler AT89S8252 terdapat tambahan Timer 2. Timer yang lain adalah

Timer 0 dan Timer 1 yang terdapat pada standard MCS-51 dimana memilki 2 timer

yang dapat dikonfigurasikan beroperasi sebagai timer atau counter. Saat berfungsi

sebagai timer, isi register ditambah satu untuk tiap siklus mesin, sedangkan untuk

fungsi counter isi register akan bertambah 1 setiap ada transisi sinyal pada pin input

eksternal. Pada pemanfaatan sebagai counter, sinyal input yang dimasukan dapat

berupa low level atau falling edge trigger. Counter akan mencacah setiap masukan

(33)

terendah untuk tiap sampling. Inisialisasi harga awal ini berupa nilai preset negatif

counter yang diatur sebelum counter dijalankan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa Timer/Counter dapat digunakan

sebagai generator boud rate untuk serial port. Pada standard MCS-51 biasanya

digunakan Timer 1 sebagai penghasil baud rate. Nah pada mikrokontroller Atmel

AT89S8252 ini selain dapat menggunakan Timer 1 sebagai penghasil baud rate (untuk

menjaga kompatibilitas dengan MCS-51) juga dapat menggunakan Timer 2 sebagai

penghasil baud rate untuk serial port.

Timer 2 ini merupakan Timer/Counter yang berukuran 16 bit yang dapat

beroperasi sebagai Timer (dengan detak dari sistem detak mikrokontroler) atau dapat

beroperasi sebagai penghitung kejadian (event counter) dengan detak dari luar. Untuk

mengatur fungsi ini dilakukan dengan mengatur bit C/T2 pada SFR T2CON. Terlihat

bahwa jika bit ini tinggi maka akan terpilih fungsi counter (C), tetapi jika bit ini

rendah maka akan terpilih fungsi Timer 2 (T2).

Timer 2 ini memiliki 3 mode operasi yaitu capture, auto reload (up dan down

counting) dan baud rate generator. Untuk memilih mode ini dilakukan dengan

(34)

2.6 Transistor sebagai Saklar

Di dalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching)

dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off)

yang ada pada karakteristik transistor.

Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara

ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung (short). Keadaan

ini menyebabkan tegangan kolektor emiter (VCE) = 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi

pada kenyataannya VCE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor

sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan on seperti pada gambar di bawah :

Gambar 2.5 Transistor sebagai Saklar ON

Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum

dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturi adalah :

(35)

Hubungan antara tegangan basis (VB) dan arus basis (IB) adalah :

saturasi, dengan Ic mencapai maksimum.

Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam

keadaan off di tunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.6 Transistor sebagai Saklar OFF

Keadaan penyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis (VB) sama dengan

(36)

Hal ini menyebabkan VCE sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus :

Vcc = Vc + VCE ………..………(2.11)

VCE = Vcc – (Ic . Rc) ..………(2.12)

VCE = Vcc ..………(2.13)

2.7 Aplikasi IC HT9170 sebagai DTMF Decoder

IC HT9170 merupakan IC penerima DTMF yang didalamnya terdapat dua fungsi

sekaligus, yaitu sebagai filter band pass dan penerjemah data digital (digital decoder).

Pada bagian filternya menggunakan tehnik switch dari kapasitor untuk kelompok filter

high pass dan filter low pass. Pada bagian dekodernya menggunakan tehnik

penghitungan digital untuk mendeteksi dan menerjemahkan 16 pasangan nada DTMF

menjadi 4-bit kode biner. IC HT9170 ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Gambar 2.7 IC HT9170

IC HT9170 ini akan menterjemahkan sinyal yang diberikan pada inputnya,

(37)

2.8 Motor Langkah (Stepper)

Motor langkah (stepper) banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, dipergunakan

apabila dikehendaki jumlah putaran yang tepat atau di perlukan sebagian dari putaran

motor. Suatu contoh dapat di jumpai pada disk drive, untuk proses pembacaan

dan/atau penulisan data ke/dari cakram(disk), head baca-tulis ditempatkan pada

tempat yang tepat di atas jalur atau track pada cakram, untuk head tersebut di

hubungkan dengan sebuah motor langkah.

Aplikasi penggunaan motor langkah dapat juga di jumpai dalam bidang

industri atau untuk jenis motor langkah kecil dapat di gunakan dalam perancangan

suatu alat mekatronik atau robot. Motor langkah berukuran besar digunakan,

misalnya, dalam proses pengeboran logam yang menghendaki ketepatan posisi

pengeboran, dalam hal ini di lakukan oleh sebuah robot yang memerlukan ketepatan

(38)

Pada gambar di bawah ditunjukkan dasar susunan sebuah motor langkah

(stepper).

Gambar 2.8 Diagram Motor Langkah (Stepper)

Magnet permanen N-S berputar kearah medan magnet yang aktif. Apabila

kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet dan

rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus ke

kumparan berikutnya menyebabkan medan magnet berputar berputar menurut suatu

sudut tertentu, biasanya informasi besar sudut putar tertulis pada badan motor langkah

yang bersangkutan. Jumlah keseluruhan pengalihan menentukan sudut perputaran

motor. Jika pengalihan arus di tentukan, maka rotor akan berhenti pada posisi

terakhir. Jika kecepatan pengalihan tidak terlalu tinggi, maka slip akan dapat

dihindari. Sehingga tidak di perlukan umpan balik (feedback) pada pengendalian

motor langkah.

A

D B

A C

B U

(39)

2.9 Data/Pulsa pada Motor Langkah (Stepper)

Motor langkah yang akan di gunakan memiliki 4 fase (pole atau kutub), pengiriman

pulsa dari mikrokontroler ke rangkaian motor langkah dilakukan secara bergantian,

masing-masing 4 data (sesuai dengan jumlah phase-nya), sebagian di tunjukkan pada

gambar di bawah ini.

Gambar 2.9 Pemberian data/pulsa pada motor stepper

Pada saat yang sama ,untuk tiap motor langkah, tidak boleh ada 2 (dua)

masukan atau lebih yang mengandung pulsa sama dengan 1 (high), atau dengan kata

lain, pada suatu saat hanya sebuah masukan yang bernilai 1 (satu) sedangkan lainnya

bernilai 0 (nol). C

(40)

BAB 3

PERANCANGAN ALAT

3.1Diagram Blok Rangkaian

Secara garis besar, perancangan pintu gerbang dengan menggunakan password HP ini

terdiri dari power supplay, mikrokontroler AT89S8252, driver motor stepper, motor

stepper, display seven segmen, penguat, DTMF dekoder, dan saklar batas dan tombol

manual. Diagram blok dari pintu gerbang dengan menggunakan password HP

ditunjukkan pada gambar berikut :

(41)

 Power supplay berfungsi sebagai sumber tegangan dari seluruh system agar

system dapat bekerja.

 AT89S8252 merupakan pusat kendali dari seluruh rangkaian. Dimana

mikrokontroler akan mengambil data yang dikirimkan oleh DTMF dekoder

kemudian membandingkannya dengan nilai yang benardan juga mengecek

sinyal yang dikirimkan oleh saklar batas, kemudian mengendalikan motor

stepper.

 Driver motor stepper berfungsi untuk mengendalikan perputaran dari motor

stepper, sehingga dengan demikian perputaran dari motor stepper yang

berfungsi untuk membuka/menutup pintu gerbang agar dapat dikendalikan

oleh mikrokontroler.

 Motor stepper berfungsi untuk mengendalikan proses membuka/menutup pintu

gerbang.

 Saklar batas berfungsi untuk mengetahui apakah pintu gerbang telah terbuka

lebar atau telah tertutup rapat.

 Tombol manual berfungsi untuk membuka/menutup pintu gerbang secara

manual.

 Penguat berfungsi untuk menguatkan sinyal yang dikirimkan oleh HP.

 DTMF dekoder berfungsi untuk menterjemahkan sinyal DTMF yang

dikirimkan oleh HP menjadi 4 bit data biner agar dapat dikenali oleh

mikrokontroler.

 Display seven segmen berfungsi untuk menampilkan angka hasil terjemahan

(42)

Vreg

3.2 Perancangan Power Supplay (PSA)

Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari tiga keluaran, yaitu (+) 5 volt, (+) 12 volt dan

(–) 12 volt. Keluaran (+) 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian,

keluaran (+) 12 volt digunakan untuk menghidupkan relay dan keluaran (-) 12 volt

untuk mensupplay tegangan negatip Op-Amp. Rangkaian tampak seperti gambar di

bawah ini:

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA)

Trafo merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan

dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 15 volt AC akan disearahkan dengan

menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 15 volt DC akan diratakan oleh kapasitor

2200 µF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang

dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED

hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini

berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian,

sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh

(43)

tegangan LM7812. Dan tegangan (-) 12 volt dihasilkan oleh regulator tegangan

LM7912.

3.3Perancangan Rangkain µC AT89S8252

Rangkaian µC AT89S8252 pada penelitian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari

seluruh sistem. Rangkaian mikrokontroler AT89S8252 ini akan menunggu pengiriman

sinyal dari kedua saklar batas ketika sedang membuka/menutup pintu gerbang. Sinyal

yang ditunggu adalah sinyal low. Jadi dalam keadaan normal, maka masing-masing

saklar akan terus-menerus mengirimkan sinyal high. Ketika terjadi pengiriman sinyal

low dari salah satu saklar, maka rangkaian mikrokontroler AT89S8252 ini akan

melihat saklar mana yang mengirimkan sinyal low tersebut kemudian rangkaian

mikrokontroler AT89S8252 memerintahkan motor untuk berhenti berputar. Rangkaian

(44)

5 V

Gambar 3.3 Rangkaian mikrokontroler AT89S8252

Selain mengecek sinyal yang dikirimkan oleh saklar batas, mikrokontroler ini

juga melihat data yang dikirimkan oleh DTMF dekoder dan membandingkannya

dengan data yang benar.

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S8252.

Kapasitor 10 µF dan resistor K ohm bekerja sebagai “ power on reset” bagi

mikrokontroler AT89CS8252 dan kristal 12 MHZ bekerja sebagai penentu nilai clock

kepada mikrokontroler, sementar kapasitor 30 µF bekerja sebagai resenator terhadap

kristal.

Pin 17 yang merupakan P3.7 dihubungkan dengan transistor dan sebuah LED.

(45)

AT89S8252 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program sederhana pada

mikrokontroller tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah

bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 17 sudah bekerja

sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum tersebut telah siap

digunakan. Namun setelah seluruh rangkaian disatukan, LED yang terhubung ke in 17

ini tidak digunakan lagi.

3.4Perancangan Rangkaian Driver Motor Stepper

Untuk mengendalikan perputaran motor stepper dibutuhkan sebuah driver. Driver ini

berfungsi untuk memutar motor stepper searah dengan jarum jam atau berlawanan

arah dengan jarum jam. Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat

masukan dan empat keluaran, dimana masing-masing masukan dihubungkan dengan

mikrokontroler AT89S8252 dan keluarannya dihubungkan ke motor stepper.

Rangkaian ini akan bekerja memutar motor stepper jika diberi sinyal high (1) secara

bergantian pada ke-4 masukannya. Rangkaiannya seperti gambar di bawah :

Gambar 3.4 Rangkaian Driver Motor Stepper

(46)

Rangkaian ini terdiri dari 4 buah transistor NPN TIP 122. Masing-masing

transistor dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3 pada mikrokontroler

AT89S8252. Basis dari masing-masing transistor diberi tahanan 10 Kohm untuk

membatasi arus yang masuk ke transistor. Kolektor dihubungkan dengan kumparan

yang terdapat pada motor stepper, kemudian kumparan dihubungkan dengan sumber

tegangan 12 volt.dan emitor dihubungkan ke ground.

Jika P0.0 diberi logika high (1), yang berarti basis pada transistor TIP 122

mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktip. Hal ini akan menyebabkan

terhubungnya kolektor dengan emitor, sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt

dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke

kumparan, sehingga kumparan akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini

akan menarik logam yang ada pada motor, sehingga motor mengarah pada kumparan

yang memiliki medan magnet tesebut.

Jika kemudian P0.0 di beri logika low (0), yang berarti transistor tidak aktif

dan tidak ada arus yang mengair pada kumparan, sehingga tidak ada medan magnet

pada kumparan. Dan disisi lain P0.1 diberi logika high (1), sehingga kumparan yang

terhubung ke P0.1 akan menghasilkan medan magnet. Maka motor akan beralih

kearah kumparan yang terhubung ke P0.1 tersebut. Seterusnya jika logika high

diberikan secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper

akan berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.

Untuk memutar dengan arah yang berlawanan dengan arah yang sebelumnya,

maka logika high (1) pada input driver motor stepper harus diberikan secara

(47)

3.5Perancangan Rangkaian Tombol Manual

Rangkaian tombol ini berfungsi untuk membuka atau menutup pintu gerbang secara

manual. Rangkaian tombol manual ini hanya terdiri dari resistor dan tombol.

Rangkaian tombol ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut ini :

Gambar 3.5 Rangkaian Tombol

Jika tidak ada penekanan pada tombol, maka hubungan antara kaki

mikrokontroler ke ground akan terputus ,sehingga rangkaian ini akan mengirimkan

logika high (1) ke mikrokontroler AT89S8252. Namun jika ada penekanan pada

tombol, maka kaki mikrokontroler akan terhubung dengan ground, sehingga rangkaian

ini akan mengirimkan logika low (0) ke mikrokontroler AT89S8252. Perubahan dari

logika high menjadi logika low inilah yang merupakan indikasi bahwa tombol ditekan.

3.6Perancangan Rangkaian Saklar Batas

Ketika mikrokontroler memerintahkan motor untuk membuka pintu gerbang,

mikrokontroler tidak mengetahui apakah pintu gerbang sudah terbuka lebar atau

belum. Hal yang sama juga terjadi ketika mikrokontroler memerintahkan motor untuk

menutup pintu gerbang, mikrokontroler tidak mengetahui apakah pintu gerbang sudah

4K7

AT89S8252

VCC 5V

(48)

tertutup rapat atau belum. Karena itu dibutuhkan sebuah saklar batas yang dapat

mengetahui kedua keadaan tersebut.

Dalam hal ini digunakan sebuah saklar batas untuk buka pintu gerbang, yang

berfungsi untuk mengetahui apakah pintu gerbang sudah terbuka lebar atau belum,

dan sebuah saklar batas untuk tutup pintu gerbang yang berfungsi untuk mengetahui

apakah pintu gerbang sudah tertutup rapat atau belum. Rangkaian saklar batas untuk

buka pintu gerbang hanya terdiri dari saklar yang dihubungkan ke ground dan ke

mikrokontroler AT89S8252. Rangkaiannya seperti gambar dibawah ini,

P1.0 (AT89S8252)

Gambar 3.6 Rangkaian Saklar batas untuk Buka Pintu

Ketika saklar batas dalam keadaan terbuka, kondisi P1.0 adalah high. Namun

jika pintu gerbang menyentuh saklar, maka P1.0 akan terhubung ke ground, yang

menyebabkan kondisi P1.0 akan berubah dari high (1), menjadi low (0). Perubahan

kondisi pada P1.0 inilah yang dikenali oleh mikrokontroler sebagai tanda bahwa pintu

gerbang telah terbuka lebar, maka mikrokontroler akan memerintahkan motor stepper

untuk berhenti berputar, sehingga pintu gerbang tidak terbuka lebih lebar lagi.

Saklar batas untuk tutup pintu gerbang juga mempunyai rangkaian dan cara

kerja yang sama dengan rangkaian saklar batas untuk buka pintu, perbedaannya hanya

(49)

3.7Perancangan Rangkaian Penguat

Rangkaian penguat ini berfungsi untuk menguatkan sinyal yang diterima oleh HP

(kabel speaker pada hansfree). Karena sinyal yang diterima oleh HP sangat kecil,

sehingga dibutuhkan penguat. Rangkaian penguat dapat dilihat pada gambar berikut

ini :

Gambar 3.7 Rangkaian Penguat

Komponen utama dari rangkaian ini adalah Op Amp 741, yang merupakan IC

penguat. Pada rangkaian ini terjadi penguatan sebesar :

220.000

3.8Perancangan Rangkaian DTMF Dekoder

Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah nada tone yang diterima menjadi 4 bit data

(50)

Vc

Gambar 3.8 Rangkaian DTMF Dekoder

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC HT9170. IC ini merupakan IC

DTMF decoder. IC ini akan merubah tone yang ada pada inputnya menjadi 4 bit data

biner. Jika tone yang diterimanya tone 1, maka output dari rangkaian ini adalah 0001,

tone yang diterimanya tone 2, maka output dari rangkaian ini adalah 0010, demikian

seterusnya.

Input rangkaian akan dihubungkan dengan penguat sehingga sinyal (tone)

yang berasal dari HP akan diinputkan ke pin 2 dari IC. Output dari rangkaian akan

dihubungkan ke mikrokontroler sehingga mikrokontroler dapat mengenali data yang

dikirimkan oleh rangkaian untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler untuk

(51)

C945

4.7k

P0.0 AT89S8252

5 Volt

Buzzer

3.9 Perancangan Rangkaian Buzzer

Rangkaian buzzer ini berfungsi untuk memberitahukan kepada pemilik, ketika terjadi

kesalahan memasukkan password. Rangkaiannya seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.9 Rangkaian Buzzer.

Pada alat ini, alarm yang digunakan adalah buzzer 5 volt. Buzzer ini akan

berbunyi jika positipnya dihubungkan ke sumber tegangan positip dan negatipnya

negatipnya dihubungkan ke ground.

Pada rangkaian di atas transistor berfungsi sebagai saklar elektronik yang

dapat menghidupkan dan mematikan buzzer. Dari gambar dapat dilihat bahwa negatif

buzzer dihubungkan ke kolektor dari transistor NPN (2SC945), ini berarti jika

transistor dalam keadaan aktif maka kolektor akan terhubung ke emitor dimana emitor

langsung terhubung ke ground yang menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0

volt, keadaan ini akan mengakibatkan buzzer berbunyi. Sebaliknya jika transistor

tidak aktif, maka kolektor tidak terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor

(52)

Transistor yang digunakan dalam rangkaian pada gambar 3.9 adalah transistor

jenis NPN, transistor jenis ini akan aktif apabila tegangan pada basis lebih besar dari

0,7 volt. Resistor 4,7 K pada basis berguna untuk membatasi arus yang masuk

pada basis agar transistor tidak rusak.

3.10 FLOWCHART

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya Start

Tone #

Masukkan Password

Password Benar ?

Buka Gerbang

Tunda Sejenak

Tutup Gerbang Tombol

(53)

Program diawali dengan start yang berarti rangkaian dihidupkan, kemudian

program akan menunggu penekanan pada tombol, jika tidak ada penekanan pada

tombol, maka program akan menunggu sinyal DTMF yang datang. Jika tidak ada

maka, program akan kembali menunggu penekanan tombol. Jika terjadi penekanan

tombol, maka program akan memerintahkan motor untuk berputar membuka pintu

gerbang, kemudian program akan menunggu sejenak, sampai kendaraan masuk ke

dalam gerbang. Selanjutnya program akan memerintahkan motor untuk berputar

menutup gerbang, kemudian kembali ke rutin awal untuk menunggu penekanan

tombol dan sinyal DTMF berikutnya.

Jika ada sinyal DTMF yang datang, yang berarti ada orang yang menghubungi

Handphone yang ada pada alat penerima, maka program akan mengambil nilai

password yang dimasukkan. Jika nilainya salah, maka program akan kembali ke rutin

awal untuk menunggu penekanan tombol dan menunggu sinyal DTMF berikutnya.

Jika password yang diberikan benar, maka progran akan memerintahkan motor

untuk berputar membuka pintu gerbang, kemudian program akan menunggu sejenak,

sampai kendaraan masuk melewati gerbang. Selanjutnya program akan

memerintahkan motor untuk berputar menutup gerbang, kemudian kembali ke rutin

(54)

BAB IV

PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S8252

Untuk mengetahui rangkaian mikrokontroller AT89S8252 telah bekerja dengan baik,

maka dilakukan pengujian.Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan

program sederhana pada mikrokontroller AT89S8252. Programnya adalah sebagai

berikut:

Loop:

Setb P3.7

Acall tunda

Clr P3.7

Acall tunda

Sjmp Loop

Tunda:

Mov r7,#255

Tnd: Mov r6,#255

Djnz r6,$

Djnz r7,tnd

Ret

Program tersebut bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke P3.7

(55)

secara terus menerus. Perintah Setb P3.7 akan menjadikan P3.7 berlogika high yang

menyebabkan transistor aktif, sehingga LED menyala. Acall tunda akan menyebabkan

LED ini hidup selama beberapa saat. Perintah Clr P3.7 akan menjadikan P3.7

berlogika low yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga LED akan mati.

Perintah Acall tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah

Sjmp Loop akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak LED

tersebut tampak berkedip.

4.2 Pengujian Rangkaian Driver motor stepper

Pengujian pada rangkaian driver motor stepper ini dilakukan dengan menghubungkan

input rangkaian driver motor stepper ini dengan rangakaian mikrokontroler

AT89S8252 dan menghubungkan output dari rangkaian driver motor stepper ini

dengan motor stepper, kemudian memberikan program sebagai berikut:

Mov a,#11h

Buka:

mov p0,a

acall tunda

rr a

sjmp buka

tunda:

mov r7,#30

tnd:

(56)

djnz r6,$

djnz r7,tnd

ret

Program di atas akan memberikan logika high secara bergantian pada input

dari driver motor stepper, dimana input dari jembatan masing-masing dihubungkan ke

P0.0,P0.1, P0.2 dan P0.3. Dengan program di atas maka motor akan bergerak searah

dengan arah putaran jarum jam (membuka pintu). Untuk memutar dengan arah

sebaliknya (menutup pintu), maka diberikan program sebagai berikut :

Mov a,#11h

tutup:

mov p0,a

acall tunda

rl a

sjmp tutup

tunda:

mov r7,#30

tnd:

mov r6,#255

djnz r6,$

djnz r7,tnd

ret

Dengan program tersebut, maka motor akan berputar berlawanan arah dengan

(57)

putar dari motor. Semakin besar nilai yang diberikan pada tunda, maka perputaran

motor akan semakin lambat, dan sebaliknya.

4.3Pengujian Rangkaian Penguat

Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan cara mengukur tegangan pada

input dari Op-Amp dan tegangan pada outputnya. Dari hasil pengukuran didapat nilai

tegangan sebagai berikut :

Input Output

3,9 mV 36,2 mV

Dari data yang ada, didapatkan penguatan yang dihasilkan oleh rangkaian sebesar

9,282 kali.

4.4Pengujian Rangkaian DTMF Dekoder.

Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan mengubungkan input dari

rangkaian ini ke rangkaian penguat, kemudian menghubungkannya dengan kabel

speaker pada HP. Selanjutnya tombol pada HP ditekan dan dilihat outpunya. Dari

hasil pengujian didapatkan data sebagai berikut :

Tombol LED1 LED2 LED3 LED4

1 ON OFF OFF OFF

(58)

3 ON ON OFF OFF

4 OFF OFF ON OFF

5 ON OFF ON OFF

6 OFF ON ON OFF

7 ON ON ON OFF

8 OFF OFF OFF ON

9 ON OFF OFF ON

0 OFF ON OFF ON

* ON ON OFF ON

# OFF OFF ON ON

4.5Pengujian Rangkaian Buzzer

Pengujian pada rangkaian buzzer ini dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5

volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis

NPN, transistor jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan lebih besar dari 0,7

volt dan tidak aktif jika pada basis diberi tegangan lebih kecil dari 0,7 volt. Aktipnya

transistor akan membunyikan buzzer.

Selanjutnya buzzer dihubungkan dengan mikrokontroler dan mikrokontroler

diberi program sederhana untuk megaktipkan buzzer. Program yang diisikan ke

mikrokontroler untuk mengaktipkan buzzer adalah :

Setb P1.0

(59)

Perintah tersebut akan memberikan logika high (1) atau tegangan 5 volt. pada P1.0,

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada perancangan alat ini digunakan handphone sebagai pengirim sinyal, yaitu

sinyal DTMF.

2. Mikrokontroler AT89S8252 memiliki fasilitas EEPROM yang bermanfaat untuk

penggunaan password secara berulang dan password yang baru tidak akan

berubah meskipun catu daya hilang.

3. Pada alat ini selain digunakan ponsel juga dilengkapi password sebagai

pengaman untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

5.2 Saran

1. Pada alat ini selain dapat digunakan untuk membuka dan menutup pintu gerbang

juga dapat digunakan pada apllikasi lainya, seperti mengendalikan alat lainnya

seperti mematikan dan menghidupkan lampu.

2. Sebaiknya alat dikembangkan lagi, karena masih menggunakan ponsel sebagai

alat pengendalinya, dapat digunakan remote multi yang dapat mengendalikan dan

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua, Penerbit: Gava Media, Yogyakarta, 2004

Agfianto. 2002. Teknik Antarmuka Komputer: Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu

Andi, Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemograman Mikrokontroler AT89C51, Penerbit P.T. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003

Clayton George, Winder Steve, Opertional Amplifiers, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004

Malvino, Albert paul. 2003. Prinsip-prinsip Elektronika. Jilid 1 & 2. Edisi Pertama, Penerbit: Salemba Teknika, Jakarta, 2003

Gambar

Tabel 2.1 Frekuensi dan Tombol yang di Tekan Tabel 2.2 Fungsi Khusus pada Port 1 AT89S8252 Tabel 2.3 Fungsi Pin pada Port 3 AT89S8252
Tabel 2.1 Frekuensi dan Tombol yang di Tekan
Gambar berikut dalah gambar mikrokontroler Atmel AT89S8252. Tata letak
Tabel 2.2 Fungsi Khusus pada Port 1 AT89S8252
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Potongan harga 10% yang digunakan untuk meningkatkan penerimaan perusahaan dari pelanggan dapat diterapkan pada kelas pertama dan kedua yaitu Most Valuable

Sementara itu sebagian index utama Asia juga terlihat masih mengalami pelemahan akibat minimnya faktor pendukung dari market Amerika yang ditutup seiring

Sedangkan Desa Siaga D adalah desa-desa yang tidak memiliki Poskesdes namun mempunyai Polindes dan empat komponen lain untuk menuju Desa Siaga, yaitu Bidan

Bertitik tolak pada latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bidang biro perjalanan (travel) terutama pada jasa pelayanannya, karena kualitas

Dari penelitian yang telah dilakukan, berdasarkan Promethee II maka didapatkan posisi peringkat dari ketiga bank syariah di kota Yogyakarta berdasarkan kriteria- kriteria

Hasil analisis data menunjukkan bahwa rasio kelamin jantan dan betina kepiting bakau adalah sama sedangkan pola pertumbuhan kepiting jantan dan betina adalah bersifat alomatrik

Melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan kemanjuran dan keamanan dari sediaan gel filtrat perasan wortel ( Daucus carota , Linn.) sebagai UV Protection. Melakukan lebih

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap kadar gula darah sewaktu pada lansia hiperglikemi di Dusun Niten,