• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Tentang Penularan Hiv Di Kota Medan Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Tentang Penularan Hiv Di Kota Medan Tahun 2008"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENULARAN HIV DI KOTA MEDAN

TAHUN 2008

SKRIPSI

Oleh :

NIM : 031000109

ENDA MORA DALIMUNTHE

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENULARAN HIV DI KOTA MEDAN

TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM : 031000109

ENDA MORA DALIMUNTHE

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENULARAN HIV DI KOTA MEDAN

TAHUN 2008

Telah dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

031000109

ENDA MORA DALIMUNTHE

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 20 Maret 2009 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji :

Ketua Penguji Penguji I

Drs. Eddy Syahrial,MS

NIP. 131 674 466 NIP. 132 049 789

DR.Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM

Penguji II Penguji III

Drs. Tukiman, MKM

NIP. 131 688 345 NIP. 131 674 466

Drs. Alam Bakti Keloko, MKes

Medan, Maret 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRACT

The world has been faced the HIV spread which caused AIDS continously, faster, and it has death effects which are compared with other disaster that happened in human history. Based on National AIDS Prevention Commission 2007, most of Indonesian have been heard HIV/AIDS, but they did not know how the infection and the prevention widely. Because of the wrong knowledge, AIDS suffer faced some problems which is related ith their disease, namely physically and socially.

This research are aimed to know knowledge, attitude and action of University of Sumatera Utara students about HIV infection in Medan City on 2008. this research is a quantitative descriptive research. The population are about 3.225 peoples, and it has been taken the samples are about 91 peoples by Proportional Stratified Random Sampling, which is taken by using quesionare with interview method. Then, the datas are given by using frequency distribution tables. The research result are about 91 of University of Sumatera Utara student generally have the good knowledge (90.1%), the middle knowledge (5.5%) and the less knowledge (4.4%). Beside that, they have the good attitude (86.8%), the middle attitude (5.5%) and the less attitude (7.7%). Finally, they have the good action (70.3%), the middle action (24.2%) and the less action (5.5%).

Based on the research, it is suggested for University of Sumatera Utara students so that can prevent of HIV infection by increasing the carefullness to HIV in giving information to peer friend, family, and the sociaty. Giving information can be done by socialization and mass media. To University of Sumatera Utara so that can increase the cooperation among government and private sector and increase the strategic program which has been done so that it is more optimal done in decreasing HIV. Finally, this research is also sugestting about make a socilization center of HIV infection by examination and promotion ways to prevent HIV infection to all of University of Sumatera Utara students namely it is coming from government, private sector/ Non-Government Organization even from University of Sumatera Utara.

(5)

ABSTRAK

Dunia telah menghadapi penyebaran HIV yang menyebabkan AIDS terus berlanjut, lebih cepat, lebih memiliki efek membinasakan, dibanding dengan wabah/bencana lain yang terjadi dalam sejarah manusia. Menurut laporan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Tahun 2007, banyak warga negara Indonesia pernah mendengar tentang HIV/AIDS, tetapi pengetahuan tentang cara penularan dan pencegahannya belum dikenal luas. Akibat pengetahuan yang salah penderita AIDS menghadapi berbagai masalah dan penderitaan sehubungan dengan penyakit mereka, disamping penderitaan secara fisik juga penderitaan secara sosial akibat kesan buruk masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini sebanyak 3225 orang, dimana besar sampel adalah 91 orang dengan pemilihan sampel dilakukan dengan Proporsional Stratified Random Sampling dimana data di ambil menggunakan kuesioner dengan metode wawancara. Selanjutnya data disajikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil Penelitian 91 mahasiswa Universitas Sumatera Utara ini umumnya berada pada kategori pengetahuan baik sebesar 90,1%, memiliki pengetahuan kategori sedang sebesar 5,5% dan kurang sebesar 4,4%. Selain itu kategori sikap baik sebesar 86,8%, sikap kategori sedang sebesar 5,5% dan kurang sebesar 7,7%. Akhirnya pada kategori tindakan juga baik sebesar 70,3%, tindakan sedang sebesar 24,2% dan kurang 5,5%.

Dari hasil penelitian disarankan kepada mahasiswa Universitas Sumatera Utara agar bersama-sama mencegah penularan HIV dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap HIV baik itu melaui pemberian informasi kepada teman sebaya, keluarga, masyarakat awam baik itu dari penyuluhan, media cetak maupun media elektronik. Kepada Universitas Sumatera Utara agar dapat meningkatkan kerja sama dengan pemerintah maupun swasta serta meningkatkan program strategis yang selama ini sudah dilaksanakan sehingga program untuk mengurangi kasus penularan HIV dapat terselenggara dengan lebih optimal. Penelitian ini juga menyarankan perlu sebuah usaha sosialisasi melalui pelatihan dan upaya promosi tentang pencegahan penularan HIV pada seluruh mahasiswa Universitas Sumatera Utara baik dari pemerintah, pihak swasta/LSM maupun dari pihak Universitas sendiri.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Enda Mora Dalimunthe

TTL : Padang Sidempuan, 10 April 1985

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Benteng Hulu 17-I Kel. Tembung, Kec. Medan Tembung, 20225

Email

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 6 Padang Sidempuan : Tamat Tahun 1997 2. SLTP Negeri 1 Padang Sidempuan : Tamat Tahun 2000 3. SMU Negeri 1 Padang Sidempuan : Tamat Tahun 2003

4. FKM USU : Tahun 2003

RIWAYAT ORGANISASI

1. Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat FKM USU Periode 2006-2007 2. Sekretaris Jendral PEMA FKM USU Periode 2006-2007

3. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan dan Pengabdian Masyarakat LKMI HMI Cabang Medan Periode 2006-2007

4. MPKPK HMI Komisariat FKM USU Periode 2007-2008 5. Gubernur/Ketua Senat PEMA FKM USU Periode 2007-2008

6. Badan Pengawas Nasional (BPN) Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Regional Sumatera Periode 2007-2008

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan serta keselamatan, dan berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perilaku Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Tentang Penularan HIV Di Kota Medan Tahun

2008”.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

2. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak menyediakan waktu dan memberikan bimbingan, saran maupun pengarahan selama penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak menyediakan waktu dan memberikan bimbingan, saran maupun pengarahan selama penulisan skripsi ini.

(8)

5. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, MKes selaku Dosen Penguji II yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan masukan untuk memaksimalkan penyempurnaan hasil dari skripsi ini.

6. Ibu Dra. Syarifah, MS selaku Pembantu Dekan III FKM USU yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan masukan untuk memaksimalkan hasil dari skripsi ini dan khususnya ketika berproses di FKM USU dari awal hingga akhir.

7. Seluruh staff pengajar dan pegawai Departemen PKIP FKM USU, khususnya Ibu dr. Linda T. Maas, MPH dan Ibu Lita Sri Andayani, SKM, MKes, serta Bang Hendro yang telah banyak membantu penulis.

8. Ibu Drh. Hiswani, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.

9. Teristimewa untuk Ayahanda Syaiful Bahri Dalimunthe dan Ibunda Hj. Hafni Sipahutar yang telah memberikan motivasi, semangat, dukungan serta perjuangan untuk ananda baik moril maupun materil, dan terus mendoakan agar dapat menyelesaikan pendidikan tinggi untuk masa depan yang lebih baik. Semoga Allah SWT memberikan berkat umur yang panjang, sehat selalu dan dilimpahi rezeki.

10.Saudaraku tersayang (Syafrida Dalimunthe, Parluhutan Dalimunthe serta Kak Enni) terima kasih atas doa serta kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis.

(9)

Wawan, Andre gembung, Ulfa, Diana, Alkaustar, Afdol, Amru, Hengky, Pa’ end, Dila, Nanda, Rizka, Penyoi, Isas, Adlin, Rizki, Juni, Popo, Lia H). 12.Saudaraku di HMI Komisariat FKM USU khususnya segenap Keluarga Besar

HMI Komisariat FKM USU terima kasih atas bimbingan, perhatian yang menjadi inspirasi bagi penulis untuk meningkatkan kualitas diri baik akademis maupun organisasi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi dan penyajiannya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Maret 2009

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

2.7. Fakultas Kesehatan... ... 18

2.7.1. Fakultas Kedokteran (FK).. ... 19

2.7.2. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).. ... 20

2.7.3. Fakultas Kedokteran Gigi (FKG).. ... 21

2.7.4. Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK).. ... 21

2.8. HIV/AIDS ... 22

2.8.1. Etiologi(Penyebab) AIDS ……… ... 24

2.8.2. Epidemiologi HIV……… ... 25

2.8.3. Pencegahan Penularan Infeksi HIV…….. ... 28

2.8.4. Faktor Resiko Penularan Virus HIV… ... 29

2.9. Upaya Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia ... 30

2.10. Kerangka Konsep ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1. Jenis Penelitian ... 33

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 33

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 33

3.2.2. Waktu Penelitian ... 33

3.3. Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1. Populasi... 33

3.3.2. Sampel... ... 34

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 35

(11)

3.6. Aspek Pengukuran dan Instrumen ... 39

3.6.1. Aspek Pengukuran... 39

3.6.2. Instrumen... ... 41

3.7. Tehnik dan Pengolahan Data... ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42

4.1. Gambaran Umum Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara ... 42

4.1.1. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara . 42 4.2. Karakteristik Responden ... 42

4.2.1. Umur Responden... 42

4.2.2. Jenis Kelamin ... 43

4.2.3. Semester Pendidikan ... 43

4.3. Pengetahuan Responden ... 44

4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyebab HIV... 44

4.3.2. Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV ... 44

4.3.3. Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan HIV ... 48

4.4. Sikap Responden ... 49

4.4.1 Sikap Responden Tentang Penularan HIV ... 49

4.4.2 Sikap Responden Tentang Pencegahan HIV ... 51

4.5. Tindakan Responden ... 54

4.6. Sumber Informasi Tentang HIV Responden ... 55

BAB V PEMBAHASAN ... 57

5.1 Karakteristik Responden ... 57

5.2. Pengetahuan Responden ... 58

5.2.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyebab HIV... 58

5.2.2. Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV ... 58

5.2.3. Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan HIV ... 63

5.3. Sikap Responden ... 64

5.3.1. Sikap Responden Tentang Penularan HIV ... 64

5.3.2. Sikap Responden Tentang Pencegahan HIV ... 67

5.4. Tindakan Responden ... 69

5.5 Sumber Informasi Responden ... 72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 74

6.1. Kesimpulan ... 74

6.2. Saran ... 74

(12)

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 4.1 Distribusi Responden Mahasiswa Fakultas Kesehatan

USU T.A. 2008/2009 ...42

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Umur ...42

Tabel 4.3 Distribusi Jenis Kelamin ...43

Tabel 4.4 Distribusi Semester ...43

Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Penyakit HIV/AIDS di Kota Medan Tahun 2008 ...44

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Beberapa Gejala HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...44

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Lama Rata-Rata Gejala Sakit Penderita HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...45

Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Siapapun Dapat Terkena HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...45

Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Penularan HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...46

Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perbuatan Paling Banyak Membuat Orang Tertular HIV di Kota Medan Tahun 2008 ..47

Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Orang yang Paling Banyak Membuat Orang Tertular HIV di Kota Medan Tahun 2008 ..47

Tabel 4.12 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Banyaknya Cara Pencegahan HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...48

Tabel 4.13 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...49

Tabel 4.14 Distribusi Sikap Tidak Setuju Responden Tentang Penularan HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...49

(13)

Tabel 4.16 Distribusi Sikap Responden Tentang HIV Mengancam Masyarakat Pada Tahun-Tahun Mendatang di Kota Medan Tahun 2008 ...50 Tabel 4.17 Distribusi Sikap Responden Tentang Lokasi-Lokasi Pelacuran

Dapat Menyebarkan HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...50 Tabel 4.18 Distribusi Sikap Responden Tentang Sikap Anda Jika Ada

Teman yang Terjangkit HIV di Kota Medan Tahun 2008...51 Tabel 4.19 Distribusi Sikap Responden Tentang Penderita HIV Harus Diasingkan dan Dikucilkan dari Masyarakat di Kota Medan Tahun 2008 ...51 Tabel 4.20 Distribusi Sikap Responden Tentang Janin yang Dikandung

Seorang Ibu Hamil yang Terjangkit HIV Sebaiknya Digugurkan Saja di Kota Medan Tahun 2008 ...52 Tabel 4.21 Distribusi Sikap Setuju Responden Tentang Upaya Pencegahan

HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...52 Tabel 4.22 Distribusi Sikap Responden tentang yang Sebaiknya Dilakukan

Terhadap Penderita HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...53 Tabel 4.23 Distribusi Tingkat Sikap Responden Tentang Penularan HIV

di Kota Medan Tahun 2008 ...53 Tabel 4.24 Distribusi Tindakan Responden Tentang Upaya Pencegahan

Penularan HIV di Kota Medan Tahun 2008 ...54 Tabel 4.25 Distribusi Tingkat Tindakan Responden Tentang Banyaknya

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dunia telah menghadapi AIDS, mengerikan dan penyebaran virus (HIV) yang menyebabkan AIDS terus berlanjut, lebih cepat, lebih memiliki efek membinasakan, dibanding dengan wabah/bencana lain yang terjadi dalam sejarah manusia. Karena itu memenangkan peperangan melawan AIDS adalah satu prasyarat untuk mewujudkan cita-cita hak asasi manusia yang amat berharga tersebut (Pettrucci, 2006).

Menurut UNAIDS sampai Desember 2007 ditemukan sejumlah 33,2 juta orang penderita HIV yang terjadi sepanjang tahun 2007 dan telah menewaskan 2,1 juta orang. Sehingga, setiap hari ada 6800 orang terinfeksi HIV dan 5700 orang meninggal karena AIDS.

Prevalensi HIV/AIDS pada tahun 2007 tertinggi terdapat di kawasan Asia Tenggara dengan jumlah kasus HIV sebanyak kurang lebih 440 ribu orang dan sebanyak 300 ribu orang telah meninggal karena AIDS.

(15)

Menurut Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2M & PL) Depkes RI (2005), potensi ancaman epidemi AIDS di Indonesia semakin berat. Pada tahun 2010 jumlah orang yang mengidap HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan sebanyak 90.000-130.000 orang . Jumlah orang yang diperkirakan rawan tertular HIV sebanyak 13 juta sampai 20 juta orang (Muninjaya,1998).

Indonesia, secara kumulatif, pengidap HIV dan kasus AIDS Maret 2008 terdiri dari 11.868 orang pengidap HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut laki-laki sebanyak 9.337 orang dan perempuan 2446 orang. Kebanyakan pengidap HIV adalah pada rentang usia 20-29 tahun sebanyak 6.364 orang. Diserangnya usia produktif ini suatu tantangan yang perlu segera diatasi mengingat usia produktif adalah aset pembangunan bangsa (Depkes RI 2008).

Data Subdit AIDS dan IMS Dit P2ML Depkes RIMaret 2008, menunjukkan kasus AIDS Sumatera Utara mencapai 424 kasus dengan korban meninggal 79 orang, sehingga menduduki peringkat ketujuh bila dibandingkan dengan 33 provinsi lain di Indonesia, yakni setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, Papua , Jawa Timur, Bali dan Kalimantan Barat. Namun hal penting yang menjadikan Sumatera Utara sangat potensial dalam peningkatan penyebaran HIV/AIDS adalah kedekatan provinsi Sumatera Utara secara geografis dengan negara-negara tetangga yang mempunyai kasus infeksi HIV/AIDS yang tinggi seperti Thailand dan Kamboja (Depkes RI, 2008).

(16)

penderita AIDS. Kota Medan menempati urutan pertama dari 360 orang yang teridentifikasi HIV/AIDS, sebagai Ibukota Provinsi, kota Medan sangatlah berisiko tinggi terhadap penyebaran HIV/AIDS. Penyebaran kasus ini sangat dipengaruhi dari perilaku individu beresiko tinggi terutama perilaku seks heteroseks, peredaran narkoba khususnya penggunaan jarum suntik (Ditjen PPM/PL Depkes RI ,2008).

Untuk berhasilnya upaya pencegahan HIV/AIDS harus diketahui terlebih dahulu pendapat-pendapat kelompok masyarakat tentang penyakit yang sekarang telah menjadi pandemi ini. Oleh karena itu suatu penelitian untuk mengetahui pandangan yang mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap AIDS perlu dilakukan (Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1996).

Menurut laporan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (2007), banyak warga negara Indonesia pernah mendengar tentang HIV/AIDS, tetapi pengetahuan tentang cara penularan dan pencegahannya belum dikenal luas. Berbagai pendapat tentang AIDS antara lain penyakit orang tidak baik, penyakit kutukan Tuhan, penyakit kelompok homoseksual ditemukan dimasyarakat saat ini. Anggapan HIV bisa menular melalui kontak sosial biasa seperti bersalaman, mengobrol, mencium pipi dan melalui gigitan serangga. Anggapan keliru ini muncul karena ketika kasus HIV/AIDS mulai banyak bermunculan sedangkan informasi tentang HIV/AIDS sendiri belum banyak, sehingga masyarakat menganggap HIV/AIDS begitu mudah menular.

(17)

kelompok yang sama 29,0 % menyatakan bahwa AIDS dapat dicegah dengan cara berhubungan seks dengan satu pasangan sementara 23,7 % berkata AIDS dapat dicegah dengan tidak berhubungan seks dengan pelacur.

Akibat pengetahuan yang salah penderita AIDS menghadapi berbagai masalah dan penderitaan sehubungan dengan penyakit mereka, disamping penderitaan secara fisik juga penderitaan secara sosial akibat kesan buruk masyarakat. Banyak penderita HIV/AIDS yag mengalami diskriminasi dan prasangka buruk masyarakat (Djoerban, 2001).

Keingintahuan seseorang tentang cara penularan HIV adalah sikap yang amat positif, agar ia tahu orang lain dapat terhindar dari penularan HIV. Namun sebaliknya keingintahuan akan identitas seseorang penderita AIDS atau seseorang yang terinfeksi HIV seringkali berakibat buruk, misalnya penderita bisa menghilang dari rumahnya. Penderita HIV/AIDS seharusnya dilindungi dari masalah tersebut, karena dampaknya akan buruk sekali terhadap penderita keluarga maupun masyarakat (Djoerban, 2001).

Dari data Depdiknas dan Departemen Kesehatan RI (2008) menunjukan peningkatan tajam infeksi HIV/AIDS dari tahun ke tahun. Yang mengejutkan 70 % dari 2267 penderita HIV/AIDS di DKI Jakarta atau 1586 di antaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa.

(18)

kelompok masyarakat yang energik dan produktif dalam beraktifitas dimana termasuk di dalamnya adalah mahasiswa. Mahasiswa adalah kelompok yang rentan tertular HIV karena pola hidupnya yang relatif bebas sehingga memungkinnya melakukan hubungan seks pranikah dimana cara penularan HIV paling sering adalah melalui hubungan seksual yang tidak aman (Wijayani, 2003).

Sementara itu data di berbagai rumah sakit dan kepolisian menunjukkan sekitar 25% penderita penyakit menular seksual seperti HIV dan pengguna Napza adalah pelajar dan mahasiswa (penelitian Malla,1997), hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan kelompok yang berisiko tinggi tertulari HIV/AIDS, namun selama ini terkesan sebagian mahasiswa tidak mau tahu mengenai bahaya HIV/AIDS yang mengancam dirinya akibat perilaku mereka yang cenderung berisiko untuk tertular (Baskoro, 2008).

Hasil penelitian Baskoro (2008) pada mahasiswa Universitas Negeri Malang angkatan 2001/2002 disimpulkan sebagian besar mahasiswa menyatakan mereka pernah mendengar atau membaca tentang HIV/AIDS, tetapi lebih dari 75% mahasiswa mengaku belum pernah mendapatkan program pencegahan HIV/AIDS secara terprogram. Sumber informasi mengenai HIV/AIDS menurut mahasiswa lebih banyak didapat dari media cetak dan elektronik.

(19)

hal ini akan mengakibatkan pengidap HIV akan dikucilkan dari masyarakat. Padahal cara tersebut belum terbukti dapat menularkan HIV.

Selanjutnya menurut Ansariadi (1999), mengenai cara pencegahan umumnya yang dikemukakan oleh mahasiswa Universitas Hasanudin adalah berhubungan seks hanya dengan pasangannya (44,5%). Tetapi masih kurang yang menyebutkan kondom sebagai cara pencegahan (20,1%) pada hal cara ini dianggap paling efektif sekarang ini, walaupun belum populer di Indonesia. Hal ini juga nampak dari sikap sekitar 50 % responden yang netral, dan tidak setuju dengan pernyataan bahwa jika berhubungan seks dengan pekerja seks harus menggunakan kondom. Temuan lain dari penelitian ini yang dapat menimbulkan masalah adalah masih tingginya anggapan/sikap HIV/AIDS adalah penyakit kutukan Tuhan (34%).

Dari hasil penelitian Armunanto (1992) sebesar 31,49% mahasiswa kedokteran UGM Yogyakarta, memiliki pengetahuan yang salah tentang penularan AIDS, disebabkan ada anggapan gigitan serangga diduga dapat sebagai perantara penularan AIDS.

Temuan diatas merupakan suatu ironi disebabkan mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang dianggap memiliki tingkat intelektual yang tinggi masih belum mengetahui tentang HIV/AIDS secara benar. Oleh sebab itu perlu dibuat suatu pemetaan gambaran bagaimana pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap HIV/AIDS.

(20)

mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS, baik dari materi perkuliahan maupun sumber lain yang terdapat di lingkungan kampus, sehingga mereka ini dapat dijadikan indikator bagi kelompok mahasiswa lainnya tentang pengetahuan dan sikap terhadap HIV/AIDS.

Sesuai dengan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mahasiswanya mendapatkan materi perkuliahan tentang HIV pada mata kuliah Biologi semester I, Patologi Anatomi semester III, Mikrobiologi semester V, Patologi Klinik semester V, Penyakit Dalam semester VI, dan Ilmu Kulit Kelamin semester VIII. Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara mahasiswanya mendapatkannya pada mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular semester VI. Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yakni pada mata kuliah Ilmu Penyakit Mulut dan Ilmu Penyakit Kulit Kelamin di semester VI, sedangkan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara pada mata kuliah Patologi Anatomi semester IV dan Penyakit Menular Seksual di semester IV

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti perilaku mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008.

1.2Rumusan masalah

(21)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui perilaku mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008.

2. Mengetahui sikap mahasiswa mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008.

3. Mengetahui tindakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan gambaran tentang perilaku mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008.

2. Sebagai pengembangan wawasan keilmuan peneliti dalam hal HIV.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

2.1.1 Defenisi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Robert Kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

(23)

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga dapat didefenisikan sebagai sekumpulan informasi yang dipahami, yang diperoleh dari proses belajar semasa hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan.

Pada dasarnya pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang disampaikan kepadanya, dari buku, teman, orang tua, guru, rasio, televisi, foster majalah dan surat kabar.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Reksohadiprodjo,1990).

(24)

Dalam Notoatmodjo (1993), Asosiasi Psikologi Amerika berpendapat bahwa dalam tidaknya pengetahuan seseorang terhadap penguasaan materi dapat digolongkan dalam enam tingkatan. Tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai

Domain on the taxonomy of educational objectives (domain kognitif pengetahuan), yaitu :

1. Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini ialah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu dapat diukur dari kemampuan orang tersebut menyebutkannya, menguraikan, mendefenisikan.

2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, terhadap objek yang dipelajari.

(25)

4. Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen terapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formalisasi dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dalam kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 1993).

2.3 Sikap

Menurut Notoatmodjo (1993), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Disebut juga bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu.

(26)

Manusia dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun sikap perasaan tertentu, tetapi sikap tersebut terbentuk sepanjanag perkembangannya. Peranan sikap didalam kehidupan manusia sangat besar, sebab apabila sudah terbentuk pada diri manusia, maka sikap itu akan turut menentukan cara-cara tingkah lakunya terhadap objek-objek sikapnya. Adanya sikap akan menyebabkan manusia akan bertindak secara khas terhadap objeknya (Gerungan,1991).

Sikap dapat dibedakan menjadi : 1. Sikap Sosial

Suatu sikap sosial yang dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap suatu objek sosial, dan biasanya objek sosial itu dinyatakan tidak hanya oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang sekelompok atau se-masyarakat.

2. Sikap Individual

Sikap individual dimiliki hanya oleh seorang saja. Dimana sikap-sikap individual berkenaan dengan objek-objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial. Sikap-sikap individual dibentuk karena sifat-sifat pribadi diri sendiri (Gerungan, 1991).

(27)

Sikap mempunyai karakteristik: 1. Selalu ada objeknya

2. Biasanya bersifat evaluatif 3. Relatif mantap

4. Dapat diubah

Sikap adalah kecendrungan untuk berespon baik secara positif atau negatif terhadap orang lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan kadang-kadang sikap tersebut baru diketahui setelah seseorang itu berperilaku. Tapi sikap juga selalu tercermin dari perilaku seseorang (Ahmadi, 1999).

Menurut Ahmadi (1990), sikap dibedakan menjadi :

a. Sikap positif, yaitu : sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima atau mengakui, menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.

b. Sikap negatif, yaitu : sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.

Sikap bila dilihat dari strukturnya mempunyai tiga komponen pokok yaitu :

1. Komponen kognitif (kepercayaan/ keyakinan) yaitu segala sesuatu ide atau gagasan tentang sifat atau karakteristik umum suatu objek.

2. Komponen afektif (kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek) biasanya merupakan perasaan terhadap suatu objek.

(28)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).

Menurut Notoatmodjo (1993), sikap mempunyai beberapa tingkatan yaitu: 1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang atau subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan.

2. Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari suatu sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3. Bertanggungjawab (responsible), bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko atau merupakan sikap yang paling tinggi. 4. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

(29)

2.4 Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.

Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan : 1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

2. Respon terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

3. Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

4. Adopsi (Adoption)

(30)

2.5 Teori Snehandu B. Kar

Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari (Notoatamodjo,2003) :

a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior intention).

b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).

c. Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan

(accessebility of information).

d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil keputusan

(personal autonomy).

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation).

2.6 Teori WHO

Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah karena adanya 6 alasan pokok, yaitu:

a. Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. b. Kepercayaan

(31)

c. Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. d. Orang penting sebagai referensi

Perilaku orang, lebih – lebih anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang – orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

e. Sumber – sumber daya (resources)

Maksudnya adalah fasilitas – fasilitas uang waktu tenaga dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat, yang dapat bersifat positif ataupun negatif.

f. Perilaku normal, kebiasaan nilai – nilai, dan penggunaan sumber – sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut kebudayaan. (Notoatmodjo,2003)

2.7 Fakultas Kesehatan

Fakultas Kesehatan adalah kumpulan dari beberapa fakultas yang fokus pendidikannya terhadap penciptaan tenaga kesehatan yang handal dan memiliki kemampuan dalam menjawab tantangan permasalahan kesehatan. Fakultas Kesehatan yang ada di Universitas Sumatera Utara terdiri dari FK USU, FKM USU, FKG USU dan Program Studi Ilmu Keperawatan USU.

(32)

Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Buku Pedoman Program Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan Buku Panduan Departemen Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara terdapat kurikulum pendidikan bahan ajaran yang membahas muatan informasi tentang salah satu Penyakit Menular Seksual yakni HIV/AIDS.

Mata Kuliah dan banyaknya beban kredit semester untuk mata kuliah yang ada muatan penyakit menular seksuanya cukup beragam, mulai dari 2 SKS sampai ke 5 SKS dan waktu pemberiannya mulai dari semester I sampai semester VIII.

2.7.1 Fakultas Kedokteran(FK)

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara memiliki visi: Melaksanakan proses pembelajaran yang menghasilkan Tenaga Kesehatan dalam beberapa bidang yang handal dalam ilmu, teknologi dan keterampilan kerja; dan misi: Mendidik mahasiswa yang meliputi beberapa jenjang dan disiplin dalam lingkup kedokteran melalui proses belajar dengan menyelesaikan masing-masing kurikulum sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk :

1. Melakukan profesinya dalam suatu sistem pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan umum pemerintah yang berdasarkan Pancasila

(33)

3. Memanfaatkan sebaik-baiknya sumber dan tenaga lainnya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat

4. Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan

5. Mendidik dan mengikut sertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatannya

6. Mengelola sistem administrasi yang meliputi sarana, prasarana dan sumber daya manusia yang mampu berdaya guna untuk saat sekarang dan masa yang akan datang

2.7.2 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara memiliki visi Fakultas untuk pengembangan tenaga kesehatan masyarakat; sedangkan misi:

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan ilmu kesehatan masyarkat dalam bidang administrasi dan kebijakan kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi, biostatistika dan informasi kesehatan, epidemiologi, gizi kesehatan masyarakat, keselamatan dan kesehatan kerja, kesehatan lingkungan serta pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku.

2. Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian ilmiah untuk pengembangan ilmu, teknologi dan pemecahan masalah kesehatan masyarakat.

(34)

masyarakat secara konseptual maupun secara langsung dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

2.7.3 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara memiliki visi sebagai pusat pendidikan ilmu kedokteran gigi mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja; sebagai pusat penelitian mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di bidang kedokteran gigi; sebagai pusat pengabdian pada masyarakat mampu berperan sebagai pusat konsultasi dan rujukan dibidang ilmu kedokteran gigi; sedangkan misinya Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di bidang ilmu kedokteran gigi serta meningkatkan peranan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dalam membina masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membina masyarakat ilmiah yang sehat, melalui peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kedokteran gigi.

2.7.4 Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)

Program Studi Ilmu Keperawatan memiliki visi Menjadi pusat pendidikan keperawatanterbaik di wilayah Regional dan menghasilkan lulusan kerja yang siap pakai dengan kompetensi Internasional. Sedangkan misinya terdiri dari :

(35)

2. Menyediakan lingkungan belajar yang inovatif untuk belajar dan penelaahan ilmiah untuk menyiapakan perawat sebagai klinisi, pemimpin, peneliti dan agen pembaharu.

3. Mengembangkan kemitraan yang dirancang untuk menyediakan pelayanan kesehatan, dan menciptakan ilmu pengetahuan baru dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. Meningkatkan ilmu dan disiplin keperawatan melalui pengembangan, diseminasi, dan penggunaan pengetahuan yang baru.

2.8 HIV/AIDS

Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan penyebab AIDS (Acquired Immuno Deficiency Sindrome). Virus ini dapat merusak sel-sel system imun yang menyebabkan kekebalan tubuh hilang, sehingga sangat mudah terserang berbagai jenis penyakit (Djoerban, 2001).

(36)

Virus HIV terdapat di dalam darah, mani, cairan vagina, cairan otak, air susu penderita HIV, namun HIV ditularkan hanya melalui virus yang terdapat dalam darah, air mani, dan cairan vagina. Penularan virus ini adalah melalui hubungan seksual, suntikan jarum yang terkontaminasi HIV. Transfusi darah atau komponen darah terkontaminasi HIV, ibu yang hamil ke bayi yang dikandungnya dan sperma terinfeksi HIV yang di simpan di bank sperma, yang dimaksud hubungan seksual adalah hubungan seksual dengan jenis (lelaki – perempuan ), hubungan homoseksual ( lelaki-lelaki) atau biseksual, yaitu lelaki kadang-kadang berhubungan seksual dengan lelaki dan kadang-kadang juga dengan wanita (Djoerban, 2001 ).

Walaupun secara umum semua orang dapat tertular HIV namun beberapa kelompok mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan perilaku seksualnya.

(37)

2.8.1 Etiologi (Penyebab) AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit infeksi atau keganasan yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa sebelum seseorang menderita AIDS, dalam tubuhnya terlebih dahulu terjadi kerusakan sistem kekebalan tubuh. Akibat kerusakan sistem kekebalan tubuh ini, penderita akan menjadi peka terhadap infeksi termasuk infeksi kuman yang dalam keadaan normal sebenarnya tidak berbahaya. Infeksi kuman dalam bentuk ini disebut infeksi opurtunistik (Rachimhadi, 1992).

Penyakit ini pertama kali ditemuka n di Afrika, Haiti dan Amerika Serikat pada tahun 1978. pada tahun 1979, pertama kali ditemukan adanya kasus-kasus sarkoma kaposi dan penyakit-penyakit infeksi yang jarang ditemukan di Eropa, dan pada saat itu para ilmuwan belum tahu bahwa kasus-kasus itu adalah kasus AIDS.

Pada tahun 1981, Amerika Serikat melaporkan kasus-kasus sarkoma kaposi dan penyakit infeksi yang jarang terdapat di kalangan homo seksual. Hal ini menimbulkan dugaan yang kuat bahwa transmisi penyakit ini terjadi melalui hubungan seksual.

(38)

Institutte, Paris menemukan bahwa penyebab kelainan ini adalah LAV (Lympodhenopaty Assosiated Virus).

Pada tahun 1984 diketahui adanya transmisi heteroseksual di Afrika kemudian pada tahun yang sama diketahui bahwa HIV juga menyerang sel Limfosit T Penolong (CD4). Pada tahun ini juga Gallo dkk dari national Institute of Health, Bethesda Amerika Serikat menemukan HTLV- III (Human T Lympotropic Virus Tipe III) sebagai sebab kelainan ini.

Pada tahun 1985 ditemukan antigen untuk melakukan tes Elisa, pada tahun ini juga diketahui bahwa HIV juga menyerang sel otak. Pada tahun 1986 International Committee on Taxonomi of Viruses, memutuskan nama penyebab AIDS adalah HIV sebagai pengganti nama LAV dan HTLV- III.

2.8.2 Epidemiologi HIV

Epidemiologi HIV meliput i agent, host, environment, serta penularannya yaitu :

1. Agent/Virus

HIV termasuk retro virus yang sangat mudah mengalami mutasi sehingga sulit untuk menemukan obat yang dapat membunuh virus tersebut. Daya penularan virus HIV tergantung pada jumlah virus yang ada di dalam darahnya dimana semakin banyak jumlah virus yang ada di dalam darahnya maka semakin tinggi daya penularannya juga penyakitnya semakin parah (Djoerban, 2001).

(39)

Selama 30 menit dan lebih cepat dengan mendidihkan air dan dapat dihancurkan dengan deterjen yang dikonsentrasikan dan dapat di nonaktifkan dengan radiasi yang dapat digunakan untuk mensterilkan peralatan medis. Inaktivasi secara kimiawi dapat dilaksanakan dengan etanol 70% dan Glutaraldehid 2% (Rachimhadi,1992). 2. Host/Manusia.

Distribusi penderita HIV di Amerika Serikat, Eropa, dan Afrika tidak jauh berbeda dimana kelompok terbesar berada pada usia 30-39 tahun dan menurun pada kelompok umur yang lebih besar dan lebih kecil. Hal ini membuktikan bahwa penularan HIV secara seksual merupakan pola transmisi utama. Mengingat masa inkubasi HIV berkisar antara 5-10 tahun, maka infeksi terbesar terjadi pada kelompok umur muda dimana tingkat seksual yang paling aktif yaitu usia 20-29 tahun.

3. Environment/lingkungan.

(40)

4. Transmisi/ Penularan.

Penularan HIV dapat dibedakan 2 jenis ,yaitu : a. Secara kontak seksual

i. Ano-genital: cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV.

ii. Oro–genital: cara hubungan seksual ini termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV.

iii. Genito-genital: penularan secara hetero seksual dapat terjadi dari laki-laki ke wanita atau dari wanita ke laki-laki.

b. Secara non seksual

Penularan secara non seksual dapat terjadi melalui :

i. Penularan parenteral, yaitu akibat penggunaan jarum dan alat tusuk lainnya (alat tindik, tatto) yang telah terkontaminasi terutama pada penyalahguna narkotika, suntik dengan menggunakan jarum suntik secara bersama-sama/bergantian. Disamping itu dapat pula disebabkan pemakaian alat suntik oleh petugas kesehatan yang kurang steril.

ii. Darah/produk darah, transfusi darah/pemakaian produk darah dari donor dengan HIV(+), mengandung resiko yang sangat tinggi.

(41)

HIV tidak menular, karena : 1. Bersentuhan dengan penderita HIV 2. Berjabat tangan dengan penderita HIV

3. Hidup serumah dengan penderita HIV (tidak mengadakan hubungan seksual) 4. Penderita HIV bersin atau batuk di dekat kita

5. Melalui alat makan atau minum

6. Gigitan nyamuk atau serangga lainnya

7. Bersama-sama berenang di kolam dengan penderita HIV

8. Bersentuhan dengan pakaian atau barang lain dari bekas penderita HIV 9. Berciuman di pipi dengan penderita HIV

2.8.3 Pencegahan Penularan Infeksi HIV

HIV merupakan yang akan mendatangkan kematian karena vaksin atau obatnya belum ditemukan, maka pencegahan merupakan upaya yang harus dilakukan. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah :

1. Pencegahan penularan melalui jalur non seksual :

a. Transfusi darah, cara dapat dicegah dengan menggunakan skrining darah donor sebelum ditransfusikan kepada orang lain.

b. Pencegahan penularan melalui jarum suntik oleh dokter atau paramedis dapat dicegah dengan menggunakan jarum suntik sekali pakai (Muninjaya, 1998). 2. Pencegahan melalui jalur seksual

(42)

bentuk KIE (komunikasi, informasi, edukasi) kepada masyarakat terutama masyarakat yang berisiko tinggi serta remaja/pemuda. Kaum ulama dan tokoh agama juga perlu dijadikan sasaran penyuluhan agar mereka ikut pro aktif mengembangkan strategi penyuluhan yang berdimensi keimanan. Masyarakat yang berisiko rendah juga perlu dilibatkan untuk mencegah penyebaran infeksi HIV dengan menanamkan rasa keimanan serta kesetiaan pada pasangan/tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.

2.8.4 Faktor Resiko Penularan HIV

Beberapa faktor resiko penularan HIV yang berkembang di masyarakat patut diwaspadai karena kemungkinan akan menjadi pemicu ledakan HIV di Indonesia. Situasi berisiko yang memungkinkan berkembangnya HIV di masyarakat adalah praktek pelacuran yang semakin berkembang tidak saja di kota-kota besar tetapi sudah merambah ke daerah pedesaan, pemakaian kondom di kalangan PSK dan para pelanggannya masih rendah, pergaulan bebas yang menjurus kepada perilaku seks bebas yang tidak aman, semakin banyak pemakaian narkotika melalui jarum suntik secara bergantian, serta masih rendahnya kepedulian serta tingkat pengetahuan masyarakat tentang cara penularan HIV, penyebab HIV, dan orang yang berisiko tertular HIV.

(43)

2.9 Upaya Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

Masalah AIDS telah menjadi masalah internasional, World Health Organization (WHO) mengambil keputusan untuk menghadapi masalah AIDS yang memberikan bantuan kepada setiap negara anggota untuk mengembangkan program AIDS nasional dengan memperhatikan srategi global WHO yaitu dengan menginterogasikannya kedalam sistem yang ada dan bersifat edukatif dan preventif agar setiap orang dapat melindungi dirinya dari HIV/AIDS.

Prinsip dasar penanggulangan HIV/AIDS dan narkoba di Indonesia :

1. Setiap upaya penanggulangan HIV/AIDS dan narkoba harus mencerminkan nilai-nilai sosio-budaya masyarakat setempat.

2. Setiap kegiatan diharapkan untuk mempertahankan dan memperkukuh ketahanan dan kesejahteraan keluarga serta sistem dukungan sosial yang mengakar dalam masyarakat.

3. Pencegahan penularan HIV dan penyalahgunaan narkoba diarahkan kepada upaya pendidikan dan penyuluhan untuk memantapkan perilaku.

4. Setiap orang berhak mendapatkan informasi yang benar guna melindungi diri sendiri dan orang lain terhadap infeksi HIV dan penyalahgunaan narkoba. 5. Setiap kebijakan, pelayanan dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan

martabat individu.

(44)
(45)

2.10 Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Skema diatas menunjukkan bahwa karakteristik seperti umur, jenis kelamin, tempat tinggal, fakultas, semester serta sumber informasi responden yang meliputi majalah, surat kabar, televisi, radio, internet, petugas kesehatan, anggota keluarga, teman, poster/selebaran dan kurikulum/mata kuliah mempengaruhi pengetahuan dan sikap responden dan selanjutnya tindakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV.

Karakteristik :

Umur

Jenis Kelamin

Tempat Tinggal

Fakultas

Petugas kesehatan

Anggota keluarga

Teman

Poster/selebaran

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, untuk menggambarkan bagaimana perilaku mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota medan tahun 2008.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Sumatera Utara, pada Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK).

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Juni tahun 2008 sampai dengan bulan Desember 2008. Dimulai dari penelusuran pustaka, survei awal, pengumpulan data sampai penulisan laporan.

3.3Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(47)

Kriteria mahasiswa masih duduk pada semester satu sampai delapan (I-VIII) tahun ajaran 2007-2008 dengan jalur masuk Universitas Sumatera Utara melalui Penyaluran Minat dan Prestasi (PMP), Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan juga program kelas mandiri.

Populasi penelitian yang memenuhi kriteria yaitu FK = 1380 orang, FKM = 855 orang, FKG = 648 orang dan PSIK=342, sehingga jumlah seluruh populasi = 3225 orang.

Jumlah Populasi seluruh mahasiswa FK, FKM, FKG dan PSIK Tahun 2004-2007

Tahun Masuk Fakultas

FK FKM FKG PSIK

Sampel dalam penelitian ini ditarik secara Proporsional Stratified Random Sampling di karenakan keadaan responden yang heterogen sehingga semua sifat dapat terwakili.Jumlah sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

(48)

dari perhitungan rumus di atas diperoleh besar sample sebanyak = 91 orang.

Besar sampel setiap fakultas di tentukan sesuai dengan proporsional, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang representatif :

1. 1380 3225

x 91 = 39 Jumlah sampel FK = 39 orang

2. 855 3225

x 91 = 24 Jumlah sampel FKM = 24 orang

3. 648 3225

x 91 = 18 Jumlah sampel FKG = 18 orang

4. 342 3225

x 91 = 10 Jumlah sampel PSIK = 10 orang

Pengambilan sampel ditentukan secara proporsional, yaitu sampel ditentukan dengan menyeleksi setiap unit sampel yang sesuai dengan ukuran unit sampel. Dengan demikian sampel tersebut representatif untuk populasi yang sedang diteliti sampai mencukupi sesuai dengan jumlah sampel pada fakultas/program studi tersebut.

3.4 Metode Pengumpulan Data

(49)

3.5Definisi Operasional

Sesuai fokus kajian dan tujuan penelitian, deskripsi fokus penelitian akan disusun berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap penularan HIV di kota Medan tahun 2008. Sebagai pedoman awal untuk pengumpulan informasi sesuai fokus penelitian, digunakan defenisi yang dikembangkan seperti uraian dibawah ini.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui mahasiswa tentang HIV/AIDS dimulai dari gejala, penularan, masa periodik dan penanggulangannya.

2. Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon mahasiswa yang masih tertutup terhadap stimulus untuk menghindar dari HIV.

3. Tindakan

Tindakan adalah bagaimana cara mahasiswa dalam bertindak dan beraktifitas terhadap penularan HIV.

4. Mahasiswa

Mahasiswa adalah kelompok individu yang sedang mengikuti pendidikan yang terdaftar secara syah pada salah satu program akademik pada Universitas.

5. Fakultas

(50)

6. Penularan

Penularan adalah proses terjangkitnya virus dari satu individu terhadap individu lainnya yang disebabkan adanya kontak langsung maupun tidak langsung diantara kedua individu tersebut.

7. HIV (Human Immunodeficiency Virus)

HIV adalah virus yang dapat menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit.

8. Umur

Umur adalah lama hidup respoden yang dihitung melalui ulang tahun terakhir responden dalam tahun pada saat penelitian dilakukan.

9. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan organ biologis responden yang terdiri laki-laki dan perempuan, terutama pada organ reproduksi.

10.Tempat Tinggal

Tempat Tinggal adalah rumah ataupun bangunan untuk menetap responden dalam beraktifitas selain di universitas.

11.Semester

Semester adalah lamanya mahasiswa kesehatan mengikuti perkuliahan dalam setiap enam bulannya.

12.Majalah

(51)

13.Surat Kabar

Surat Kabar adalah salah satu media informasi cetak yang terbit setiap hari 14.Televisi

Televisi adalah salah satu media informasi elektronik yang menampilkan suara dan gambar hidup yang bergerak.

15.Radio

Radio adalah salah satu media informasi elektronik yang memperdengarkan suara melalui gelombang elektromagnetik.

16.Internet

Internet adalah salah satu media informasi elektronik yang memiliki situs-situs dan dapat menampilkan banyak perkembangan informasi terbaru dari seluruh belahan bumi.

17.Petugas Kesehatan

Petugas Kesehatan adalah semua orang yang bekerja dan beraktifitas untuk tujuan menyehatkan orang lain mulai dari pencegahan sampai pada pengobatan.

18.Anggota Keluarga

Anggota Keluarga adalah kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu, kakak maupun adik yang masih memiliki hubungan darah langsung

19.Teman

(52)

20.Poster/selebaran

Poster/selebaran adalah media informasi cetak yang menampilkan gambar-gambar yang dapat menarik perhatian orang yang melihat gambar-gambar dan informasi yang terkandung di dalamnya.

21.Kurikulum/mata kuliah

Kurikulum adalah semua garis-garis besar program belajar yang diberikan fakultas/program studi terhadap mahasiswa di Universitas Sumatera Utara.

3.6 Aspek pengukuran dan Instrumen 3.6.1 Aspek Pengukuran

Pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan didasarkan pada jawaban responden dari semua pertanyaan yang diberikan (Hadi Pratomo, 1986):

Pengetahuan

(53)

2, apabila jawaban 5-6 di berikan bobot 3. Nilai tertinggi dari keseluruhan pertanyaan adalah 72.

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka dapat dikategorikan tingkat pengetahuan HIV mahasiswa fakultas kesehatan terhadap HIV, dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

1. Nilai baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari total nilai (55-72) 2. Nilai sedang, apabila jawaban responden benar 40-75% dari total nilai (29-54) 3. Nilai kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari total nilai (0-28)

Sikap

Sikap mahasiswa fakultas kesehatan terhadap HIV dalam penelitian ini diukur dengan metode skoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan ada 18 buah, untuk pertanyaan no 35-52 masing-masing jawaban benar diberi bobot 3 dan jawaban salah diberi bobot 1, . Nilai tertinggi dari keseluruhan pertanyaan adalah 54.

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka dapat dikategorikan kedalam 3 kategori sikap,yaitu:

1. Nilai baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari total nilai (42-54) 2. Nilai sedang, apabila jawaban responden benar 40-75% dari total nilai

(22-41)

3. Nilai kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari total nilai (0-21)

Tindakan

(54)

pertanyaan ada 13 buah, untuk no. 53 jawaban ”ya” diberi bobot 3 sedangkan ”tidak” diberi bobot 1, untuk pertanyaan no. 54-65 masing-masing jawaban benar diberi bobot 3, kadang-kadang diberi bobot 2 dan jawaban salah diberi bobot 1. Nilai tertinggi dari keseluruhan pertanyaan adalah 39.

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka dapat dikategorikan kedalam 3 kategori tindakan,yaitu:

1. Nilai baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari total nilai (31-39) 2. Nilai sedang, apabila jawaban responden benar 40-75% dari total nilai

(16-30)

3. Nilai kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari total nilai (0-15)

3.6.2 Instrumen

Alat yang dipakai untuk pengumpulan data adalah kuesioner.

3.7 Tehnik dan Pengolahan Data

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara

4.1.1. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara

Responden yang diambil pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi dan Program Studi Ilmu Keperawatan Tahun Ajaran 2008/2009 berjumlah 91 orang yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Distribusi Responden Mahasiswa Fakultas Kesehatan USU T.A. 2008/2009

Tahun Masuk Fakultas

FK FKM FKG PSIK

2005 17 6 - 2

2006 13 6 2 6

2007 9 12 16 2

Total 39 24 18 10

4.2. Karakteristik Responden

Adapun gambaran karakteristik Mahasiswa Fakultas Kesehatan USU berdasarkan umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan semester yaitu:

4.2.1. Umur Responden

Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Umur

No Umur (Tahun) Jumlah (orang) %

1 17 2 2,2

2 18 12 13,2

3 19 24 26,4

4 20 29 31,9

5 21 21 23,1

6 22 3 3,3

(56)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sebagian besar umur responden yaitu berusia 20 tahun sebanyak 29 orang (31,9%), sedangkan sebagian kecil umur responden yaitu berusia 17 tahun sebanyak (2,2%).

4.2.2. Jenis Kelamin

Tabel 4.3. Distribusi Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi %

1 Pria 44 48,4

2 Wanita 47 51,6

Total 91 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa sebagian besar jenis kelamin responden yaitu wanita sebanyak 47 orang (51,6%), sedangkan jenis kelamin pria yaitu berusia 44 orang (48,4%).

4.2.3. Semester Pendidikan

Tabel 4.4. Distribusi Semester

No Semester Frekuensi %

1 Tiga (III) 39 42,9

2 Lima (V) 27 29,7

3 Tujuh(VII) 25 27,5

Total 91 91

(57)

4.3. Pengetahuan Responden

4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyebab HIV

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua responden memiliki pengetahuan penyebab HIV adalah virus yaitu sebanyak 91 orang (100%).

4.3.2. Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV

Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Penyakit HIV/AIDS di Kota Medan tahun 2008

No Jenis Penyakit Frekuensi %

1 Tidak menular, penyakit keturunan, penyakit kutukan

3 3,3

2 Menular 88 96,7

Total 91 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang jenis penyakit HIV/AIDS yaitu sebanyak 88 orang (96,7%) menjawab menular, sedangkan sebagian kecil menjawab tidak menular,penyakit keturunan dan penyakit kutukan yaitu sebanyak 3 orang (3,3%).

Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Beberapa Gejala HIV di Kota Medan tahun 2008

No Jumlah Jawaban Frekuensi %

1 Di jawab 1-3 gejala HIV (1-3 jawaban) 50 54,9

2 Di jawab 4-6 gejala HIV (1-6 jawaban) 30 33,0

3 Di jawab 7-9 gejala HIV (1-9 jawaban) 11 12,1

Total 91 100,0

(58)

HIV, sedangkan sebagian kecil menjawab 7-9 gejala HIV yaitu sebanyak 11 orang (12,1%).

Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Lama Rata-Rata Gejala Sakit Penderita HIV di Kota Medan tahun 2008

No Gejala Yang Ditunjukkan Frekuensi %

1 Langsung menunjukkan gejala, Di bawah 1 tahun setelah terkena HIV,

11-15 tahun setelah terkena HIV

26 28,6

2 Kurang lebih 4-10 tahun setelah terkena HIV

65 71,4

Total 91 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang lama rata-rata gejala sakit penderita HIV yaitu kurang lebih 4-10 tahun setelah terkena HIV sebanyak 65 orang (71,4%), sedangkan sebagian kecil menjawab langsung menunjukkan gejala, di bawah 1 tahun setelah terkena HIVdan 11-15 tahun setelah terkena HIV yaitu sebanyak 26 orang (28,6%).

Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Siapapun Dapat Terkena HIV di Kota Medan tahun 2008

No Siapapun dapat terkena HIV Frekuensi %

1 Tidak 2 2,2

2 Ya 89 97,8

Total 91 100,0

(59)

Tabel 4.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Penularan HIV di Kota Medan tahun 2008

No Cara Penularan HIV Ya Tidak Jumlah

N % n % n %

1 HIV tidak tertular bila kulit/selaput lendir utuh terkena darah orang penderita HIV

76 83,5 15 16,5 91 100,0

2 HIV tidak bisa tertular bila kulit/selaput lendir utuh terkena cairan sperma(air mani) orang penderita HIV

61 67,0 30 33,0 91 100,0

3 HIV tidak bisa tertular bila kulit/selaput lendir utuh terkena cairan kemaluan wanita orang penderita HIV

60 65,9 31 34,1 91 100,0

4 HIV tidak bisa tertular bila kulit/selaput lendir utuh tersentuh orang penderita HIV

66 72,5 25 27,5 91 100,0

5 HIV tidak bisa tertular bila tinggal serumah dengan orang penderita HIV

86 94,5 5 5,5 91 100,0

6 HIV tidak bisa tertular bila bersentuhan badan dengan orang penderita HIV

86 94,5 5 5,5 91 100,0

7 HIV tidak bisa tertular bila berciuman tanpa luka dengan orang penderita HIV

66 72,5 25 27,5 91 100,0

8 HIV tidak bisa tertular bila berjabat tangan dengan orang penderita HIV

70 76,9 21 23,1 91 100,0

9 HIV tidak bisa tertular bila memeluk orang penderita HIV

67 73,6 24 26,4 91 100,0

10 HIV tidak bisa tertular bila memakai pakaian orang penderita HIV

71 78,0 20 22,0 91 100,0

11 HIV tidak bisa tertular bila menggunakan WC umum bersama dengan orang

penderita HIV

77 84,6 14 15,4 91 100,0

12 HIV tidak bisa tertular bila berenang bersama dengan orang penderita HIV

77 84,6 14 15,4 91 100,0

13 HIV bisa tertular bila berhubungan seksual dengan orang penderita HIV

90 98,9 1 1,1 91 100,0

14 HIV bisa tertular bila mendapat transfusi darah dari orang penderita HIV

91 100,0 0 0,0 91 100,0

15 HIV bisa tertular bila disuntik dengan jarum bekas dipakai orang penderita HIV

91 100,0 0 0,0 91 100,0

16 HIV bisa tertular pada bayi dalam

kandungan seorang ibu yang terkena HIV

91 100,0 0 0,0 91 100,0

17 HIV tidak bisa tertular melalui gigitan serangga yang telah menggigit orang penderita HIV

(60)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui distribusi frekuensi responden tentang cara penularan HIV terbanyak adalah bila mendapat transfuse darah dari orang penderita HIV, bila disuntik dengan jarum bekas dipakai orang penderita HIV dan pada bayi dalam kandungan seorang ibu yang terkena HIV yaitu sebanyak 91 orang (100,0%), sedangkan paling sedikit HIV tidak bisa tertular bila kulit/selaput lendir utuh terkena cairan kemaluan wanita orang penderita HIV yaitu sebanyak 60 orang (65,9%).

Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perbuatan yang Paling Banyak Membuat Orang Tertular HIV di Kota Medan tahun 2008

No Perbuatan yang paling banyak membuat

orang tertular HIV

Frekuensi %

1 Homoseksual dengan pasangan tidak tetap 3 3,3

2 Heteroseksual dengan pasangan tidak tetap 21 23,1

3 Penggunaan jarum suntik bersama 67 73,6

Total 91 100,0

Berdasarkan tabel 4.10 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang Perbuatan yang paling banyak membuat orang tertular HIV yaitu sebanyak 67 orang (73,6%) menjawab Penggunaan jarum suntik bersama, sedangkan sebagian kecil menjawab Homoseksual dengan pasangan tidak tetap yaitu sebanyak 3 orang (3,3%).

Tabel 4.11. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Orang yang Paling Banyak Tertular HIV di Kota Medan tahun 2008

No Orang yang paling banyak tertular HIV Frekuensi %

1 Wanita Tuna Susila 6 6,6

2 Wanita/pria yang sering berganti pasangan dalam berhubungan seksual

22 24,2

3 Pecandu narkoba suntik 63 69,2

(61)

Berdasarkan tabel 4.11 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang Orang yang paling banyak tertular HIV yaitu sebanyak 63 orang (69,2%) menjawab Pecandu narkoba suntik, sedangkan sebagian kecil menjawab Wanita Tuna Susila yaitu sebanyak 6 orang (6,6%).

4.3.3. Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan HIV

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua responden menjawab ya tentang HIV dapat dicegah penularannya yaitu sebanyak 91 orang (100%).

Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Banyaknya Cara Pencegahan HIV di Kota Medan tahun 2008

No Jumlah Jawaban Frekuensi %

1 Di jawab 1-2 cara pencegahan HIV (1-2 jawaban) 13 14,3

2 Di jawab 3-4 cara pencegahan HIV (1-4 jawaban) 44 48,4

3 Di jawab 5-6 cara pencegahan HIV (1-6 jawaban) 34 37,4

Total 91 100,0

Berdasarkan tabel 4.12 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden banyaknya cara pencegahan HIV yaitu sebanyak 44 orang (48,4%) menjawab 3-4 cara pencegahan HIV, sedangkan sebagian kecil menjawab 1-2 cara pencegahan HIV yaitu sebanyak 13 orang (14,3%).

Tabel 4.13. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV di Kota Medan tahun 2008

No Pengetahuan Responden Frekuensi %

1 Baik 82 90,1

2 Sedang 5 5,5

3 Kurang 4 4,4

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4.1. Distribusi Responden Mahasiswa Fakultas Kesehatan USU T.A.
Tabel 4.3. Distribusi Jenis Kelamin
Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Penyakit
+7

Referensi

Dokumen terkait

c. Melalui diskusi kelompok LKPD 3 “Gangguan System Peredaran Darah dan Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Peredaran Darah”, peserta didik membuat kesimpulan

Hal ini juga didukung dengan data wawanca- ra yang diperoleh dari beberapa masyarakat dari desa yang berbeda, dari lima narasumber yang dimintai keterangan seputar apa yang

• Dalam Standar Pelaporan, Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan

Berdasarkan data kematian larva pada uji ekstraksi sampel dan pemisahan fraksi-fraksi aktif insektisida, ditentukan lima sampai tujuh taraf konsentrasi ekstrak yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap air tangki sumur bor I Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan (sampel diambil setiap 1

Zuraidah, “ Meningkatkan prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Studi kasus siswa kelas X RPL 5 SMK Negeri 6 Malang tahun

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran dan waktu sehingga penulis bisa menyelesaikan TESIS dengan

Kesalahan penggunaan EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan) pada karangan deskripsi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 9 Palu masih banyak mengalami kesalahan dalam