ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR IB PADA BPRS AL SALAAM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh : NAILA RAHMA NIM. 1112046100157
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Data Pribadi
1. Nama : Naila Rahma
2. Tempat Tanggal Lahir: Brebes, 1 Mei 1993
3. Alamat : Jl. Sumatra No. 9 H2 Sek. 14-4 Nusaloka BSD
Serpong Tangerang Selatan Banten
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Drs. M. Yazid Thoyib
6. Nama Ibu : Nurjanah Siregar
7. Nomor Hp : 08567008864
8. Email : Nailarahmasiregar@gmail.com
B. Pendidikan Formal
1. 1999-2005 : SDN 02 Jurang Mangu Timur
2. 2005-2008 : MTS Daarul Muttaqien
3. 2009-2012 : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
4. 2012-2016 : S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
C. Pendidikan Non Formal
1. 2015- Sekarang : KAHFI BBC Public Speaking Motivator School
D. Pengalaman Organisasi
1. 2007-2008 : Anggota KOPASUS (Kelompok Pramuka Khusus)
2. 2009-2011 : Anggota Rohis SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
3. 2010-2011 : Ketua OSIS SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
4. 2012 : Anggota LK1 HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)
5. 2012-2015 : Anggota Muda Teater Syahid UIN Jakarta
6. 2012-2013 : Kadiv. Bidang Kemahasiswaan HMPS Muamalat
7. 2013-2014 : Sekretaris General HMPS Muamalat
vi ABSTRACT
Naila Rahma, student ID: 1112046100157, Analysis of Marketing Mix Costing KPR iB in BPRS Al Salaam, undergraduate program (S-1), Sharia Banking Program, Faculty of Economics and Business, State Islamic Syarif Hidayatullah University Jakarta 2016, xi + 100 pages + 10 attachments.
This research aims to determine the mechanism of KPR iB costing in Al Salaam and the marketing mix which have done by BPRS AL Salaam for knowing the strength, Weakness, Opportunities, and Threat as well as knowing the strategy overview to increase the product of KPR iB costing BPRS Al Salaam. This research utilizes the qualitative method which the result of the case study is descriptive information. The technique of data sampling, the writer did the direct visit to BPR Al Salaam office doing the personal interview with Mr.Ahmad Muzakki as a supervisor of Invention product and Business Non-Vehicle BPRS Al Salaam. Then, this interview also provided with documentation. To sum up, the analysis that has done by BPRS Al Salaam has a good opportunity to develop a costing product of KPR iB BPRS Al Salaam in the future because BPRS AL Salaam is one of the pioneers Sharia Rural Bank which can support KPR iB costing.
Keywords : Strategy, Marketing Mix, Sharia KPR, SWOT Analysis Supervisor : Yuke Rachmawati, M.A
vii
ABSTRAK
Naila Rahma, NIM: 1112046100157, Analisis Bauran Pemasaran
Pembiayaan KPR iB Pada BPRS AL Salaam, Strata Satu (S1), Jurusan Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, xi
+ 100 halaman + 10 halaman lampiran
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme pembiayaan KPR
iB BPRS Al Salaam serta Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang dilakukan oleh BPRS Al Salaam yang kemudian untuk mengetahui hasil analisa Kekuatan
(Strenghts), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Tantangan (Threat) serta gambaran strateginya sehingga dapat diaplikasikan untuk peningkatan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, yaitu studi kasus yang menghasilkan data-data
deskriptif yang dituangkan dalam kata-kata. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini penulis melakukan kunjungan langsung ke BPRS Al Salaam kantor
Cinere untuk melakukan wawancara pribadi dengan Supervisor bagian
Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor BPRS Al Salaam Bapak Ahmad
Muzakki dan dilengkapi dengan data dokumentasi. Kesimpulan dari analisis yang
dilakukan adalah BPRS Al Salaam memiliki peluang yang tinggi dalam
mengembangkan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam kedepannya,
karena BPRS Al Salaam merupakan salah satu pelopor Bank Perkreditan Rakyat
Syariah yang mampu memberikan pembiayaan KPR iB.
Kata kunci : Strategi, Bauran Pemasaran, KPR Syariah, Analisis SWOT
Pembimbing : Yuke Rachmawati, M.A
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang
senantiasa melimpahkan curahan rahmat dan kasih sayangnya yang tiada hentinya
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sebagai pemenuhan
persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluargam sahabat serta umat-umatnya
yang insya Allah kita termasuk didalamnya.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam
proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasi kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini. LC.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Abdurrauf, Lc.,M.A, selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Adhitya Ginanjar, S.E.,M.Si, dan Ibu Fitri Damayanti, S.E.,M.Si,
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yuke Rahmawati, MA, atas kesediannya memberikan waktu kepada
penulis untuk membimbing dan mengarahkan dengan penuh perhatian dan
kesabaran, sekaligus sebagai Penasehat Akademik yang telah memberikan
motivasi dalam menuntut ilmu selama bangku kuliah.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
ix
dan keikhlasan untuk memberikan ilmunya kepada penulis selama bangku
kuliah
7. Bapak Ahmad Muzakki selaku bagian Kepala Divisi Pembiayaan dan
Pengembangan Produk BPRS AL Salaam Cinere yang telah memberikan
waktu dan kesempatan dalam memberikan data penelitian skripsi.
8. Bapak Fahmi dan Bapak Iqbal selaku staff BPRS AL Salaam Cinere yang
telah membantu kelancaran dalam observasi penelitian.
9. Kepala Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
10.Kedua orang tuaku tercinta. Bapak K.H. Drs. Yazid Thoyib dan Nurjannah
Siregar, yang merupakan motivasi terbesar dalam hidup saya. Terimakasih atas setiap do’anya, setiap nasihat dan dukungannya.
11.Untuk orang-orang terdekatku, sahabat yang sudah menjadi saudaraku
bosqu Farah Lisani, Moena Azizah, Wanda Kurniandy, Ceisa Shadrina P,
Syarah Mahbubah, dan Aditya Rachman yang selalu menemani masa
kuliah, teman-teman seperjuangan Jurusan Perbankan Syariah 2012 (D)
kloter terakhir di FSH, teman-teman Teater Syahid, SEMA FSH, DEMA
FSH dan HMPS Muamalat, KKN BLOSSOM, untuk teman yang selalu
bersinergy Andri, Benny, Mutiara, serta KAHFI BBC Motivator School,
terimakasih Om Tubagus Wahyudi yang selalu memberikan wejangan.
Terimakasih atas dukungan, semangat dan keceriaan yang telah kalian
berikan sehingga membuat penulis yakin dan percaya diri untuk tidak
berhenti dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik.
12.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus
menjalani perkuliahaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan karunia, limpahan
x
penulis, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.
Tangerang Selatan, 6 November 2016
xi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRACK ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
E. Kerangka Pemikiran ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II: TINJAUAN TEORITIS A. Strategi Pemasaran ... 12
1. Pengertian Strategi Pemasaran ... 12
2. Konsep Pemasaran ... 17
3. Tujuan Pemasaran ... 21
xii
C. Pembiayaan Perbankan Syariah Syariah ... 34
D. Pembiayaan KPR Syariah ... 45
E. Studi Terdahulu ... 47
BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 52
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 52
C. Jenis Data ... 53
D. Teknik Pengumpulan Data ... 53
E. Teknik Analisa Data ... 55
BAB IV: ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR iB BPRS AL SALAAM A. Gambaran Umum BPRS AL Salaam ... 59
B. Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam ... 64
C. Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam ... 84
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 97
B. Saran... 99
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Matrik Analisis SWOT ... 54
Tabel 4.1 Contoh Perhitungan Flat KPR iB BPRS AL Salaam ... 65
Tabel 4.2 Realisasi Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam ... 81
Tabel 4.3 Matrik Analisis SWOT Bauran Pemasaran BPRS AL Salaam ... 89
xiv
DATAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Murabahah ... 42
Gambar 3.1 Diagram Posisi Perusahaan ... 56
Gambar 4.1 Prosentase Target Pembiayaan BPRS AL Salaam ... 59
Gambar 4.2 Mekanisme Murabahah BPRS Al Salaam ... 75
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, perbankan syariah sudah
tidak lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini disebabkan kinerja dan distribusi
perbankan syariah terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia selama
10 tahun terakhir. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis ekonomi melanda
Indonesia, ketika perbankan konvensional banyak yang terpuruk, perbankan
syariah relatif dapat bertahan bahkan menunjukan perkembangannya, data
menunjukan bahwa pada akhir 1996, jumlah keseluruhan kantor pusat, kantor
cabang, kantor capem, maupun kantor kas, yaitu 41 kantor. Bulan Januari 2003
jumlahnya telah menjadi 116 kantor.1 Dalam perkembangan perbankan syariah selama ini sampai pada tahun 2016 menunjukan jumlah bank syariah di Indonesia
berjumlah 199 bank syariah yang terdiri dari 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22
Unit Usaha Syariah (UUS), dan 165 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).2
Sebagaimana telah diketahui bahwa bank adalah sebuah lembaga
intermediasi keuangan. Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga
fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa
pengiriman uang, didalam sejarah perekonomian kaum muslimin, fungsi-fungsi
bank telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Fungsi-fungsi tersebut adalah
1
Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta, Senayan Abadi Publising, 2003), hal. 3-4
2
2
menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk
keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang.3
Perlunya lembaga yang dapat menjadi mediator antar pemilik kelebihan
dana dan pihak yang memerlukan dana merupakan salah satu solusi dalam
memecahkan masalah perekonomian rakyat tersebut. Dana ini yang akan
digunakan untuk mengaktifkan sektor rill atau ekonomi rakyat. Lembaga ekonomi
yang dapat menjadi mediator kebutuhan dana bagi rakyat yang ingin
mengembangkan sektor rill adalah lembaga keuangan mikro, salah satu lembaga
keuangan mikro syariah hadir dalam bentuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS).
Di Indonesia, sejak dikeluarkannya UU Perbankan dan Undang-Undang
No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 3 Tahun 2004 yang mengakomodasi perbankan syariah, maka sejak tahun
1998 perbankan syariah nasional berkembang cukup pesat, baik aset maupun
kegiatan usahanya.4 Dasar hukum utama bagi operasional perbankan syariah pada saat ini adalah UU Perbankan, UU Perbankan Syariah, Peraturan-Peraturan Bank
Indonesia (PBI) tentang Perbankan Syariah, antara lain PBI No.11/3/PBI/2009
tentang Bank Umum Syariah dan PBI No. 11/23/PBI/2009 tentang Bank
Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah serta Surat Edaran Bank
Indonesia (SEBI) yang terkait, yaitu masing-masing No. 11/9/DPbS tanggal 7
3
Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Islam dan Perbankan Syariah, (Jakarta: Karim Business Consulting, 2001), h.1
4
3
April 2009 Perihal Bank Umum Syariah dan No. 11/34/DPbS tanggal 23
Desember 2009 Perihal Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.5
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana yang dimaksud dalam UndangUndang
Nomor 21 Tahun 2008 menetapkan BPRS adalah Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.6 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.7
Berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang
tengah mengalami restrukturisasi ekonomi, restrukturisasi perekonomian di
Indonesia itu terwujud dalam berbagai kebijakan baik di bidang keuangan,
moneter termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu, berdirinya BPRS
dilatarbelakangi oleh adanya peluang bagi pengembang bank Islam dalam
Undang-undang (UU) Perbankan yang membolehkan menggunakan prinsip bagi
hasil.8
Salah satu fungsi utama bank syariah adalah menyalurkan dana.
Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan
kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk
konsumsi. Praktik pembiayaan yang sebenarnya dijalankan oleh lembaga
5
Ibid., h. 19
6
4
keuangan Islam adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil. Praktik bagi hasil
ini terkemas dalam dua jenis pembiayaan, yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Jenis pembiayaan lainnya adalah terkemas dalam pembiayaan berakas atau sistem jual beli, yaitu pembiayaan murabahah, bai as-salam, dan bai isthisna, dan juga terdapat sistem sewa dengan akad ijarah9.
Melihat pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tinggi berbanding lurus
dengan peningkatan kebutuhan tempat tinggal, bank sebagai pihak yang mampu
menyalurkan dana melihat potensi kebutuhan akan tempat tinggal membuat
bank-bank syariah mengeluarkan produk dengan berbagai akad dalam sistem pembelian
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai tingkat konsumtif yang tinggi. Kredit
Pemilikan Rumah atau biasa disebut KPR merupakan salah satu langkah bank
untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat membeli rumah
dengan cara cicilan.10 Bahkan bank bekerjasama dengan pemerintah dalam memberikan pembiayaan KPR bersubsidi yang ditujukan kepada masyarakat
menengah kebawah agar dapat memiliki rumah sendiri.
KPR merupakan perwujudan dari peranan bank sebagai intermediary, dan peranan sebagai intermediary ini tidak hanya ada pada bank konvensional, melainkan juga terdapat pada bank syariah. Bedanya, bank syariah dalam
melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest free).11 KPR tergolong dalam jenis kredit konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang
9
Muhamad, DRS, M.Ag, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:2002), h.259
10
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Ed. Rev. Cet. 6, (Jakarta: Kencana, 2011) h. 61
11
5
yang diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang kebutuhan atau
konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yang pelunasannya dari
penghasilan bulanan nasabah bulanan nasabah debitur yang bersangkutan.12
Banyak cara yang dapat ditempuh oleh masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan pokok mereka dalam hal perumahan. Disinilah bank muncul
menjembatani kepentingan pembeli dan menjual rumah dengan menawarkan
fasilitas kredit pemilikan rumah.13 Dengan maraknya produk pembiayaan KPR, tidak hanya bank konvensional saja yang mengeluarkan produk tersebut namun
bank syariah juga mulai mengeluarkan produk pembiayaan rumah hunian yang
berlandaskan syariah. Dalam mengeluarkan produk pembiayaan hunian syariah
bank syariah menawarkan berbagai produk-produk pembiayaan KPR dengan
mekanisme yang berbeda-beda sesuai kebutuhan nasabah. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dan meringankan nasabah dalam menentukan rumah sesuai
kemampuan finansialnya. Kemudahan yang diberikan bank dalam memenuhi
salah satu kebutuhan primer manusia ini mendapatkan respon positif dari
masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan yang signifikan terhadap
pembiayaan KPR baik di Bank Konvensional maupun Bank Syariah. Akibat suku
bunga yang naik pada tahun 2014 suku bunga kredit korporasi dan kredit
konsumsi KPR naik masing-masing menjadi 10,4% dan 8,8%. Kredit ritel, kredit
mikro dan kredit konsumsi non-KPR juga mengalami kenaikan menjadi 10,7%,
12
Helmi Haris, Pembiayaan Kepemilikan Rumah, (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah), (La Riba,2007), Vol.1
13
6
9,7% dan 9,6% pada triwulan I-2014.14 Namun permintaan KPR mengalami perlambatan pada tahun 2015 hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti
Residensial yang tumbuh sebesar 1,44% (qtq) atau 6,27% (yoy). Lebih rendah
dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,54% (qtq) atau 6,29%
(yoy). Perlambatan terjadi pada semua tipe rumah.15
Pertumbuhan dalam sektor properti juga akan terus naik, hal ini sejalan
dengan rencana pemerintah yang siap menggelontorkan dana hingga Rp 313
Triliun untuk infrastruktur, dalam peluang inilah percepatan pembangunan
infrastruktur perbankan memiliki peluang besar dalam penyaluran kredit
konstruksi.16 Peluang pembiayaan properti bagi perbankan tidak hanya dipicu oleh rencana pembangunan infrastruktur, tetapi juga pembiayaan perumahan terutama
pada segmen kalangan menengah ke bawah.
Sektor pembiayaan perbankan yang umunya masuk ke bpada level
menengah keatas mulai merambah pada level menengah kebawah, hal ini
membuat lembaga keuangan syariah yang berada pada level menengah kebawah
berusaha membuat pengembangan dalam produk pembiayaannya.
Sejalan dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur tersebut, BPRS
Al Salaam Cinere mulai merambah segmen baru dalam produk pembiayaan
pembangunan rumah BPRS Al Salaam merupakan Lembaga Keuangan Mikro
14
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah, h. 5
15
Bank Indonesia, Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR)-Primer 2015: Pertumbuhan Harga Properti Residensial Melambat
16
7
Syariah (LKMS) yang berada di Jl. Cinere Raya Blok A No. 42, Limo Depok.
BPRS AL Salaam melayani jasa keuangan berupa simpanan dan pembiayaan yang
berdasarkan prinsip syariah. Sumber dana yang dikelola BPRS Al Salaam
berasala dari dana sendiri serta dana pihak ketiga. Salah satu fasilitas dari BPRS
Al Salaam adalah Pembiayaan. Pembiayaan yang dikeluarkan oleh BPR AL
Salaam cukup beragam salah satunya yaitu Pembiayaan Kredit Kepemilikan
Rumah (KPR) iB.17
Dalam strategi pemasaran terdapat istilah Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Bauran pemasaran merupkan cara dimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta
perlu dilakukan tindakan-tindakan konkret.18 Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam, yaitu tindakan
mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion).19
Hal ini menjadi menarik untuk mengetahui bagaimana penerapan
manajemen pemasaran, khususnya mengenai bauran pemasaran tersebut ke dalam
sebuah pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere yang tentunya akan
memberi manfaat terhadap BPRS Al Salaam sebagai masukan dari strategi
pemasarannya.
17
www. BPRS Al-Salam.co.id
18
Drs. H. Indriyono Gitosudarmo, M. Com. (Hons), Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001) hal. 203
19
8
Dengan memahami bahwa suatu pembiayaan terutama pada produk yang
baru akan dikembangkan menjadi salah satu yang urgensi untuk diketahui dalam
bauran pemasaran, maka penulis menjadi tertarik untuk menganalisis mengenai
upaya BPRS Al Salaam Cinere untuk dapat mengembangkan produk KPR iB nya.
Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian di BPRS AL
Salaam Cinere mengenai bauran pemasaran yang merupakan bagian dari strategi
pemasaran yang penerapannya dapat dilakukan pada lembaga apapun untuk
menghasilkan produk yang baik berupa barang ataupun jasa. Seperti halnya BPRS
Al Salaam Cinere yang memberikan Pembiayaan KPR iB kepada nasabahnya.
Atas dasar pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul
penelitian “ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR iB PADA BPRS AL SALAAM”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang
ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan perumusannya,
antara lain :
1. Mekanisme produk pembiayaan KPR iB
2. Produk Kredit Pemilikan Rumah berbasis syariah
3. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap hunian KPR iB
4. Nasabah yang mengajukan pembiayaan memiliki latarbelakang yang
variatif
5. Perlunya manajemen pemasaran dalam pembiayaan KPR iB
9 C.Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Pada penelitian skripsi ini, penulis akan membatasi pada seputar strategi
berkenaan dengan bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
Cinere. Penulis juga akan akan membahas mengenai implementasi dari bauran
pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Cinere.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS AL
Salaam Cinere ?
b. Bagaimana implementasi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB
BPRS Al Salaam Cinere?
c. Bagaimana analisis SWOT bauran pemasaran KPR iB BPRS AL
Salaam?
D.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah:
1. Menjelaskan cara dan prosedur yang diterapkan dalam produk
pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere.
2. Menjelaskan pola bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS AL
Salaam Cinere.
3. Menjelaskan analisis SWOT bauran pemasaran KPR iB BPRS AL
10
Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini diantaranya adalah:
a. Akademisi, baik mahasiswa maupun dosen, penelitian ini sangat
bermanfaat untuk menambah khazanah sebagai wujud kontribusi
positif dan dedikasi yang dapat penulis berikan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Praktisi, untuk menambah literatur strategi bauran pemasaran
pembiayaan KPR iB sehingga dapat dikaji sebaik mungkin.
c. Masyarakat, untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang strategi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB
BPRS Al Salaam.
E.Kerangka Pemikiran
PEMBIAYAAN KPR IB BPRS AL SALAAM
CINERE
PRODUCT
PRICE
PLACE
PROMOTION
ANALISIS S.W.O.T.
PEOPLE
PHYSICAL
EVIDENCE
11 F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dan dijadikan sebagai acuan maka
penulis membaginya dalam beberapa bab meliputi :
Dalam BAB I berisikan tentang PENDAHULUAN : Latar Belakang
Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Dan
Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, dan Sistematika Penulisan.
Dalam BAB II penulis menjelaskan tentang TINJAUAN TEORITIS: pada
bab ini diuraikan tentang Pemasaran (Pengertian Strategi Pemasaran, Konsep
Pemasaran, Tujuan Pemasaran), Bauran Pemasaran, Pembiayaan Perbankan
Syariah, Pembiayaan KPR Syariah, Studi Terdahulu
Dalam BAB III penulis menggambarkan umum tentang METODOLOGI
PENELITIAN : pada bab ini dikemukakan Jenis penelitian, Tempat dan Waktu
Penelitian, Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data.
Dalam BAB IV penulis menjelaskan tentang HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN : pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum objek
penelitian, Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam, dan Hasil
Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam
Dalam BAB V yang merupakan PENUTUP dari penulisan berisikan intisari
atau kesimpulan dari seluruh bahasan masalah yang menjadi fokus penelitian,
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A.Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari kata yang berarti militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada konteks awalnya, strategi diarttikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan
perang.20 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa istilah strategi adalah “suatu ilmu untuk menggunkan sumber daya-sumber daya untuk
melaksanakan kebijakan tertentu.21
Strategi juga dapat didefinisikan sebagai suatu rencana yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperlihatkan sumber daya
perusahaan dan lingkungan yang dihadapinya.22 Dengan kata lain strategi yaitu sebuah rencana yang dilakukan untuk mencapai misi perusahaan.23
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen
pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran adalah
20
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen Strategi, Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta:LPPEE UI, 1999). hal.8
21
Tim Penyusunan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pusatka,1997), hal. 199
22
Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1992), h. 336-337
23
Barry Render dan Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi
13
sebagai berikut:“strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan.24
Menurut Radiosunu, strategi pemasaran didasarkan atas lima konsep strategi
berikut25:
a. Market Segmenting
Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai
kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda. Perusahaan tak
mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu perusahaan harus
mengkelompok kelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan–
satuan pasar yang bersifat homogen.
b. Market positioning
Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar keseluruhan. Maka prinsip
strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik pemusatan pasar yang
akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan
kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar
yang dapat menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar.
c. Targeting
Strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran penjualan.
24
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, (Jakarta:PT. Prehallindo,2001), hal. 76
25
14 d. Marketing Mix. Strategy
Kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi pembeli adalah variabelvariabel yang berhubungan dengan
product, place, promotion dan price (4P).
e. Timing Strategy
Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang
peru diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik.
Terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik produksi.
Secara Etimologi pemasran berasal dari kata pasar yang dalam konteks
tradisional diartikan dengan “tempat orang berjual beli”.26
Pemasaran dalam
kamus manajemen pemasaran diartikan sebagai “kegiatan utama suatu perusahaan
untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya melalui promosi dan iklan
sehingga calon pembeli tertarik untuk membeli produk yang bersangkutan”.27
Selanjutnya pemasaran juga dapat dikatan sebagai suatu usahan untuk
menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang
yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.28
26
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta:Kencana,2010), hal. 51
27
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta:Pustaka Sinar Harian, 2003), hal. 215
28
15
Pemasaran adalah sebuah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial.29
Philip Kotler juga mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran
produk dan lainnya.30 Bersama Keller, Kotler yang tergabung dalam America Marketing Association berpendapat bahwa pemasaran “Marketing is an organization function and a set processes for creating communicating, and delivering value to customers and for managing customer relationship in ways that benefit the organization and it stakeholders”31
Pemasaran adalah sebuah awal dari diterimanya produk oleh konsumen,
sehingga aspek ini patut diperhatikan dan diberi solusi yang optimal. Jika berpijak
pada tujuan untuk peningkatan konsumen layanan bank syariah yang beberapa
pihak mengatakan masih kurang optimal, maka aspek pemasaran tidak bisa
diabaikan begitu saja. Tentu saja dengan asumsi bahwa pengelolaan atau
29
Muhammad Aziz Hakim dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah
(Jkaarta:Reinaisan, 2005), hal.12
30
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisa Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 4
31
16
manjemen internal sebuah bank syariah khususnya berkaitan dengan produk yang
berbasis syariah.32
Strategi Pemasaran adalah suatu cara yang digunakan untuk membantu
kita membuat dan menjual barang dan jasa yang sesuai dengan kondisi
perusahaan dan psar target dan selera konsumen yang dituju.33
M. Nur Rianto juga menjelaskan tentang strategi pemasaran yang
didefinisikan sebagai serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasran dari waktu ke waktu pada masing
masing tingkatan serta lokasinya.34
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang
biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan
keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi
pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan
strategi dalam startegi pemasaran, yaitu :35
a. Daur Hidup Produk
Strategi harus disesuaikan dengan daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
32
Rida Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus, (Iqtishadia, 2013) vol.2
33
Suharyadi, dkk. Kewirausahaan Membangun Sukses Sejak Usia Muda,
(Jakarta:Salemba Empat, 2007), hal.19
34
M.Nur Rianto AL-Arif, Dasar-dasar Pemsaran Bank Syariah,
(Bandung:Alfabeta,2010), hal.5
35
Artikel Pengertian Konsep Definisi Pemasaran,
17 b. Posisi Persaingan Perusahaan di Pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi dalam persaingan,
apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil
dari pasar.
c. Situasi Ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan
pandangan ke depan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi
tinggi.
Dari pengertian strategi pemsaran yang telah dipaparkan dapat
disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah sebuah alat untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang dirancang oleh suatu perusahaan agar produk yang
diciptakannya dapat diterima dan sebagai arahan perusahaan agar productnya
dapat bersaing di pangsa pasar dengan mempertimbangankan situasi ekonomi,
produk, dan posisi persaingan perusahaan tersebut.
2. Konsep Pemasaran
Menurut kotler, pemasaran (marketing) merupakan hal yang sangat mendasar sehingga tidak dapat dilakukan sebagai fungsi yang terpisah. Pemsaran
18
konsumen. Proses pemasaran telah terjadi dan dimulai jauh sebelum
barang-barang diproduksi.36
Menurut Kotler dan Keller, pada dasarnya kegiatan pemasaran mencakup
konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan konsep pemasaran dan konsep
pemasaran holistik.37
a. Konsep produksi
Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi. Produsen
meyakini konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan mudah
diperoleh. Para manajer mengansumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada
ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi ini berguna ketika
perusahaan ingin memperluas pasar.
b. Konsep Produk
Dalam konsep ini pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih
menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau
penampilan superior. Para manajer organisasi memusatkan perhatian untuk
menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke
waktu.
c. Konsep Penjualan
Konsep ini berorientasi pada tingkat penjualan, dimana pemasar
beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan dapat meningkat.
36
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (PT. Prenhallindo, Jakarta,2000), hal. 3
37
19
Konsep ini mengansumsikan bahwa konsumen umumnya menunjukkan
keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus dibujuk supaya
membeli.
d. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan anggapan bahwa
konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Konsep pemasaran
terdiri atas empat pilar yakni: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran
terpadu atau terintagrasi dan berkemampuan menghasilkan laba.
e. Konsep Pemasaran Holistik
Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan terhadap suatu
pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan kompleksitas
kegiatan pemasaran. Pemasaran holistik mengakui bahwa segala sesuatu bisa
terjadi pada pemasaran dan pemasaran perspektif yang luas dan terpadu sering
dibutuhkan empat komponen dari pemasaran holistik yaitu relationship marketing, integrated marketing, internal marketing dan social responsibility marketing.
1) Relationship Marketing, mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang
memiliki kepentingan utama (pelanggan, pemasok dan distributor) dalam
rangka mendapatkan serta mempertahankan prefensi dan kelangsungan
20
2) Internal Marketing, tugas pemasaran internal ialah merekrut, melatih dan memotivasi karyawan yang mampu untuk melayani pelanggan dengan
baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua tingkatan, yang pertama
berfungsi sebagai pemasaran sales force, advertising, layanan pelanggan manajemen produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran berlangsung
oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan pemikiran
pemasaran yang berfikir pelanggan, dimana dapat menembus
keseluruhan perusahaan.
3) Social Responsibility Marketing, konsep pemasaran masyarakat yang menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etis
ke praktik pemasaran mereka. Para pemasar harus menyeimbangkan dan
mengatur-atur kriteria yang sering bertentangan dengan laba perusahaan,
pemuasan keinginan konsumen dan kepentingan publik.
4) Integrated Marketing, lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi konsumen.
Dengan kata lain, rancangan dan penerapan dari suatu aktivitas
pemasaran adalah dengan melakukan bisnis secara menyeluruh dalam
manajemen permintaan, manajemen sumber daya dan manajemen
21 3. Tujuan Pemasaran
Tujuan dari pemasaran adalah untuk menarik perhatian dan membuat bunga.
Pemasaran dapat menciptakan citra merek, untuk mengubah citra itu dan
membuat orang tertarik pada apa yang dijual. Pemasaran produk atau jasa belum
pernah dilakukan terutama dengan billboard dan iklan cetak dan sekarang umumnya dilakukan secara online dan melalui media sosial. Upaya pemasaran,
pendekatan dan pesan terus tumbuh. Sebaliknya mengubah produk yang
diciptakan untuk bersaing dengan perubahan zaman dan selera, perusahaan dapat
mengubah pemasaran untuk membuat produk tampak seolah-olah tidak ada.38
B. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (Marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang
diinginkannya di pasar sasaran.39
Definisi menurut Basu Swastha, Marketing Mix adalah “kombinasi dari empat variabel atas kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi”.40
38
http://www.gurupendidikan.com/tujuan-strategi-dan-6-pengertian-pemasaran-menurut-para-ahli/ diakses 5 Oktober 2016 pkl. 23:41
39
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,(Erlangga, Jakarta,2008), hal. 62
40
22
Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller, yang diterjemahkan
oleh Benyamin Molan adalah “Bauran pemasaran adalah perangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya”.41
Strategi pemasran untuk perbankan syariah berdasarkan konsep bauran
pemasraan (marketing mix) adalah hal menarik untuk mempercepat pengembangan perbankan di Indonesia.42 Bauran pemasaran juga sebagai perbaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh
perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.43
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kotler adalah “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue it’s marketing objectives in the
target market”. Bauran pemasaran merupakan sekumpulan alat pemasaran
(marketing mix) tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.44
Sedangkan menurut Mc Carthy dalam Kotler (2007:17) mengklarifikasi alat
pemasaran itu menjadi 4 kelompok yang disebut dengan 4P dalam pemasaran
yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
41
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, (PT.Indeks, Jakarta)
42
Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah,
(Jakarta:Salemba Empat, 2013), hal. 40
43
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasara Bank Syariah,
(Bandung:Alfabeta, 2010), hal. 40
44
23
Sumber: Philip Kotler, Manajemen Pemasaran 2008
Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan
untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat
dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P.45
1. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
orang, tempat, organisasi dan gagasan.46
a. Lima Tingkatan Produk
45
Kotler, Philip dan Armstrong Gary,. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi12, (Erlangga, Jakarta.2008), hal. 62-62
24
Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami
lima tingkatan produk yaitu :
1) Produk utama yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan atau akan
dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2) Produk generik yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi
produk yang paling dasar.
3) Produk harapan yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai
atribut dan kondisinya secara formal diharapkan dan disepakati untuk
dibeli.
4) Produk pelengkap yaitu berbagai artibut produk yang dilengkapi atau
ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan
tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.
5) Produk potensial yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang. b.
Atribut Produk 13 Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian, atribut produk meliputi :
a. Merek
b. Kemasan
c. Pemberian label
d. Layanan pelengkap
25 b. Klasifikasi Produk
Menurut kotler produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok
yaitu :47
1) Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam 2
kelompok utama :
a. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa
dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang , disimpan,
dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya.
b. Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual (dikonsumsi pihak lain)
2) Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
a) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa pemakaian.
b) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian.
3) Berdasarkan Tujuan Konsumsi
Dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
47
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium,
26
a) Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat
dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk
memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih
memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu
manfaat tertentu.
c. Atribut Produk
Menurut Kotler dan Amstrong, atribut produk adalah pengembangan suatu
produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.48 atribut produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Unsur - unsur
atribut produk:49
1) Kualitas produk
Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi - fungsi dapat dikatakan
sebagai produk yang memiliki kulitas yang baik.
2) Fitur produk
Sebuah produk ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat
menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa
fitur.
3) Desain produk
48
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, implementasi dan Kontrol, Edisi Sebelas. Alih Bahasa, Hendra Teguh. (Jakarta: Penerbit PT.Prenhallindo., 2004), hal. 347
49
27
Menurut Kotler dan Amstrong cara lain untuk menambah nilai konsumen
adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain.
2. Harga (Price)
Harga adalah jumlah yang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya.50
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran yaitu
product, price, place, promotion. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik
berupa barang atau jasa.
a. Jenis Penetapan Harga
Penetapan harga fleksibel adalah kelenturan atas kesediaan untuk memotong
harga demi mempertahankan bagian pasar.
1) Penetapan harga diferensial adalah perhitungan harga pokok untuk
sejenis produk yang diperhitungkan atas dasar biaya-biaya yang
berbeda
50
28
2) Penetapan harga mark–up adalah dengan menetapkan harga jual
dilakukan dengan cara menambah suatu persentase tertentu dari total
biaya variabel atau harga beli dari seorang pedagang.
3) Penetapan harga cost plus adalah penetapan harga jual dengan cara
menambah persentase tertentu dari total biaya.
b. Tujuan Penetapan Harga
1) Mendapatkan keuntungan sebesar–besarnya dengan menetapkan
harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendapat keuntungan
yang optimal
2) Mempertahankan perusahaan. Dari marjin keuntungan yang di dapat
perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan.
3) Mengelola Return On Investment (ROI), Perusahaan pasti
menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada
perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat
tercapainya modal kembali / roi.
4) Menguasai pangsa pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing,
dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang
ada di pasaran.
5) Mempertahankan status quo
Ketika per usahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya
pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan
pangsa pasar yang ada.
29 3. Tempat (Place)
Tempat adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
sasaran. Tempat merupakan saluran distribusi yaitu serangkaian organisasi yang
saling tergantung yang saling terlihat dalam proses untuk menjadikan produk atau
jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Lokasi berarti berhubungan dengan di
mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalan hal ini ada tiga
jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu :51
a. Konsumen mendatangi perusahaan apabila keadaannya seperti ini maka
lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat
dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain
harus strategis.
b. Perusahaan mendatangi konsumen merupakan lokasi yang tidak terlalu
penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus
tetap berkualitas.
c. Perusahaan (pemberi jasa) dan konsumen tidak bertemu secara langsung
merupakan service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atu surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak dapat
terlaksana.
Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat bergantung pada kriteria
pasar dan sifat dari jasa itu sendiri. Misalnya dalam jasa pengiriman barang, bila
51
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid I dan II, Edisi kesebelas,
30
pasar mengingikan pengiriman yang cepat dan tepat waktu serta sifat barang yang
tidak tahan lama, maka lokasi yang dipilih harus strategi dan channel sebaiknya
direct sales supaya dapat terkontrol.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli
produk tersebut.52
Sebaik apapun mutu sebuah produk, semenarik apapun bentuk rupanya atau
sebesar apapun manfaatnya, jika tidak ada orang yang mengetahui tentang
keberadaannya, maka mustahil produk tersebut dibeli. Produk yang sudah bagus
dengan harga yang sudah bagus itu tidak dapat dikenal oleh konsumen maka
produk tersebut tidak akan berhasil di pasar. Sarana dan Prasarana yang
dibutuhkan secara efektif agar informasi mengenai hadirnya sebuah produk, dapat
sampai kepada masyarakat atau konsumen. Upaya untuk mengenalkan produk itu
kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi.53
Promosi merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan
52
H. Indriyo Gitosudarmo Indriyo, Manajemen Pemasaran, Edisi II BPFE,
(Yogyakarta: Erlangga, 2000), hal. 237
53
31
perusahaan untuk mengomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan
membangun hubungan pelanggan.54
Definisi lima sarana promosi utama Kotler dan Amstrong adalah sebagai
berikut:55
a. Periklanan (advertising)
Semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang,
atau jasa dengan sponsor tertentu.
1) Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
produk atau jasa.
2) Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk
mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan
yang baik, dan menangani atau menanggapi rumor, berita, dan kejadian
tidak menyenangkan.
3) Penjualan personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan.
54
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, (Erlangga, Jakarta, 2008), hal. 116
55
32
4) Pemasaran langsung (direct marketing)
Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan
secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun
hubungan pelanggan yang langgeng. Bauran promosi ini digunakan
untuk mengkomunikasikan kegiatan perusahaan kepada konsumen.
Komunikasi yang efektif akan mengubah tingkah laku konsumen dan
akan memperkuat tingkah laku yang telah diubah sebelumnya.
b. Tujuan Promosi
Telah dijelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan untuk mengenalkan
suatu produk kepada masyarakat atau konsumen. Dalam pratiknya dapat
dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan sebagai berikut :
1) Membujuk (persuasi)
Salah satu tujuan utama dari promosi adalah membujuk dengan
memberikan respon positif terhadap penawaran yang dilakukan yang
akhirnya melakukan tindakan pembelian.
2) Memberitahu (informasi)
Promosi adalah media komunikasi yang efektif bagi perusahaan untuk
menyampaikan informasi pada konsumen.
3) Mengingatkan Promosi digunakan untuk mengingatkan kembali pada
33
Kotler dan Amstrong juga menambahkan dalam pemasaran jasa memiliki
beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (manusia), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa itu product, price, place, promotion, people, physical evidence, and process.56
5. Manusia (people)
Manusia adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari
manusia adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap
dan tindakan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian
jasa.57
6. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan
fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.58
7. Proses (process)
Proses adalah semua prosedural aktua;, mekanisme, dan aliran aktivitas
yang digunakan untuk menyampaikan produk dan jasa. Proses dalam jasa
56
Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 13, jilid 1. (Jakarta:Erlangga, 2012), hal. 62
57
Ibid.,
58
34
merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan
senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.59
Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat
disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat
berpengaruh dalam penjualan karena lemen tersebut dapat mempengaruhi minat
konsumen dalam melkaukan keputusan pembelian.
C. Pembiayaan Perbankan Syariah 1. Pengertian Pembiayaan
Pada prinsipnya, Bank Syariah sama dengan Perbankan Konvensional,
yaitu sebagai instrumen intermediasi yang menerima dana dari orang-orang yang
surplus dana (dalam bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkannya kepada
pihak yang membutuhkan (dalam bentuk produk pelemparan dana). Sehingga
produk-produk yang disediakan oleh bank-bank konvensional, baik itu produk
penghimpunan dana (funding) maupun produk pembiayaan (financing), pada dasarnya dapat pula disediakan oleh Bank-bank Syariah.
Pembiayaan yang dilakukan bank sering disebut kredit. Kredit merupakan
suatu kalimat yang diambil dari bahasa Latin yaitu Kreditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran atau Crede yang berarti saya percaya. Dalam bahasa Yunani kredit adalah Credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan ini berdasarkan atas sebuah perjanjian bank yang dilakukan secara sah di depan
pejabat kredit yang berwenang (secara notarial) maupun dilakukan tanpa
59
35
ketentuan hukum yang kuat (dibawah tangan). Adakalanya kredit dinyatakan
hanya sebagai janji untuk membayar uang atau sebagai izin menggunakan dana
prang lain.60
Pembiayaan menurut Antonio adalah pemberian fasilitas penyediaan dana
untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit (kekurangan
dana).61 Selanjutnya menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 mengemukakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.62 Dalam hal ini peraturan pemerintah tentang Perbankan Syariah telah disempurnakan dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 bahwa Pembiayaan
adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bit Tamlik c. Transaksi dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Istishna
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qardh, dan
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk transaksi
Multijasa
60
Pandia Frianto. Dkk, Lembaga keuangan, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2005), cet. I, h. 194
61 Muhammad Syafi’i Antonio,
Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001) h. 160
62
36
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan atau
UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas
dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.63
Dalam istilah teknisnya pada perbankan syariah pembiayaan disebut
sebagai aktiva produktif. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia aktiva
produktif adalah penamaan dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta
asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah,
penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontijensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia
(Peraturan Bank Indonesia No. 4/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003).64 Dengan kata lain Muhammad mengungkapkan bahwa pembiayaan atau dengan kata lain
financing adalah pendaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.65
2. Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Secara etimologis, murabahah berasal dari kata al-ribha atau al-rabh yang
memiliki arti kelebihan pertambahan perdagangan. Dengan kata lain, al-ribh
63
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
64
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (jakarta: Gema Insani Press, 2001) h. 17
65
37
tersebut dapat diartikan sebagai keuntungan “keutungan, laba, faedah”.66
Sedangkan menurut istilah murabahah adalah salah satu bentuk jua beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam pengertian
lain murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli murabahah dapat dilakukan secara tunai maupun
kredit. Hal inilah yang membedakan murabahah dengan jual beli lainnya adalah
penjual harus memberitahukan kepada pembeli harga barang pokok yang
dijualnya serta jumlah keuntungan yang diperoleh. Bai’ al-Murabahah adalah jual
beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dalam
bai’ al-murabahah penjual harus member tahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Murabahah adalah
perjanjian jualbeli antara bank dengan nasabah. Bank syariah membeli barang
yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang
bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati antara bank syariah dan nasabah.67
b. Landasan Syariah Murabahah
1) Al-Qur’an
66
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustala Progressif, 1997), h. 463
67
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik.
38
“ Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqoroh 275)
2) Hadist
Hadist Nabi riwayat Ibnu Majah Shuhaib:
“ Nabi bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli secara
tunai, muqaradhah (mudharabah). Dan mencampur gandum dengan jewawut
untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (H.R. Ibnu Majah dari
Suhaib).68
68
39 3) Fatwa DSN MUI
Pembiayaan murabahah telah diatur dalam Fatwa DSN
No.04/DSNMUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum
mengenai murabahah, yaitu sebagai berikut:
a) Bank dan Nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
b) Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah Islam.
c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya.
d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga plus keuntungannya. Dalam kaitan ini
bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah
berikut biaya yang diperlukan.
g) Nasa bah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,
40
i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang
kepada pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah
barang, secara prinsip menjadi milik bank.69
Aturan yang dikenakan kepada nasabah dalam murabahah ini dalam fatwa
adalah sebagai berikut:
a) Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang
atau aset kepada bank.
b) Jika bank menerima permohonan tersebut ia harus membeli terlebih
dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.
c) Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah
harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakatinnya, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat,
kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.
d) Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar
uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.
e) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank
harus dibayar dari uang muka tersebut.
f) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh
bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah.
g) Jika uang muka memakai kontrak, urbun sebagai alternatif dari uang
muka, maka:
69
41
i. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal
membayar sisa harga, atau
ii. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal
sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan
tersebut, dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi
kekurangannya.70 4) Syarat dan Rukun Murabahah
a. Syarat
1) Syarat ijab qabul
a) Orang yang mengucapkan Balig dan berakal.
b) Qabul sesuai ijab. Maksudnya harga yang diucakan sesuai yang
disetujui dan diinginkan pembeli, apabila ijab dan qabul tidak sesuai
maka jual beli tidak sah.
c) Ijab qabul dilakukan dalam satu majelis
2) Syarat orang berakad
a) Berakal
3) Syarat barang yang diperjual belikan (Ma’qud „alaih)
a) Barangnya tidak gharar.
b) Ada nilai manfaat.
c) Ada hak kepemilikan.
d) Diserahkan saat akad berlangsung atau waktu yang disepakati.
b. Rukun
70