• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS ANFAR SUNARTI SYAM KELAS C4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUGAS ANFAR SUNARTI SYAM KELAS C4"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENGGANTI UJIAN FINAL ANALISIS FARMASI KUANTITATIF

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFAMERAZIN

DISUSUN OLEH

NAMA : SUNARTI SYAM

STAMBUK : 15020130106

KELAS : C4

DOSEN : RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt.

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

(2)

A. Nama senyawa : N’-(4-metil-2-pirimidinil)-sulfaniilamida B. Nama resmi : Sulfamerazin

C. Nama patent : Triacef

D. Sumber tanaman/ hasil dari sintesis apa :

Dua rute sintetis utama telah digunakan untuk mempersiapkan

sulphamerazine, melalui reaksi antara 2-amino-4-metil-pirimidin

dengan derivatif dari benzena sulphonyl klorida dan juga dengan

proses kondensasi antara sulphaguanidine dan cincin membentuk

senyawa tertentu.

Roblin dan rekan kerja pertama mensistensiskan sulphamerazine

oleh aksi p-acetamidobenzene-sulphonyl klorida atas

2-amino-4-methylpyrimidine dalam pelarut lemah dasar seperti piridin untuk

memberikan turunan N4-asetil dari sulfamerazine. Deasetilasi hidrolitik

ini antara dicapai dengan salah satu kondisi asam atau basa.

Menggunakan asetanilida sebagai bahan awal berbagai langkah yang

terlibat dalam sintesis ditunjukkan dalam skema 2. p-nitro turunan dari

Benzenesulfonyl klorida juga bisa digunakan, tahap akhir dari sintesis

membutuhkan katalitik dari kelompok nitro untuk memberikan produk

(3)

Dalam metode utama kedua sejumlah cincin membentuk senyawa

yang kental dengan sulphaguanidine untuk menghasilkan

sulphamerazine. Biasanya sulphaguanide sudah kental dengan

chlorovinylmethyl keton dalam medium alkali seperti digambarkan

dalam skema 3. Dalam hal ini mekanisme kondensasi terlibat

penghapusan molekul air dan molekul asam klorida untuk memberikan

produk akhir. Cincin membentuk senyawa lain yang telah digunakan

termasuk asetal aceto asetaldehida, asetaldehida metil asetal, dan

(4)

E. Rumus molekul : C11H12N4O2S F. Rumus struktur :

G. Sifat fisika dan kimia :

 Sulfamerazin memiliki berat molekul 264,31

 Sulfamerazin mengandung tidak kurang dari 99,0% C11H12N4O2S,

dihitung trhadap zat yang telah dikeringkan.

 Pemerian : serbuk atau hablur; putih atau putih agak kekuningan;

tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa agak pahit. Mantap

diudara kalau kena cahaya langsung lambat laun warna menjadi

tua.

 Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam kloroform P dan

(5)

dalam aseton P; mudah larut dalam asam mineral encer dan dalam

larutan alkali hidroksida.

 Suhu lebur 234° sampai 239°.

 Serapan inframerah : spektrum serapan inframerah dispersi zat

dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada

panjang gelombang yang sama seperti pada sulfamerazina PK.

 Susut pengeringan tidak lebih dari 0,5%.

 Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,1%.

 Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. H. Efek terapi

Sebagai antimikroba yang bekerja dengan cara mengganggu

metabolisme sel mikroba

I. Uji Organoleptis :

 Bentuk dan warna : serbuk halus putih

 Rasa : tak berasa seperti pasir J. Uji pendahuluan

 Diasamkan dengan asam cuka 3 %, yang larut adalah

sulfamerazin, sulfametazine, sulfatiazol, sulfapyridin, irgafan dan

irgamid.

 Tidak larut dalam alkohol 96% adalah sulfamerazin, sulfadiazin,

sulfametazin, sulfapyridin, dan sulfatiazol.

 Larut dalam HCl 1% yaitu sulfamerazin, sulfametazin, sulfatiazol

dan sulfapyridin. K. Uji golongan

 Reaksi diazotasi, reaksi dengan p-DAB HCl, reaksi korek api dan

reaksi indofenol.

Perhatian : Positif (+) untuk amin-amin yang bebas

 Reaksi terhadap gugus sulfon

Zat + H2O2 30% + 1 gtt FeCl3 + HNO3 + BaCl2/Ba(NO3)2 → BaSO4

putih

 Reaksi korek api

Zat + HCl encer, lalu kedalamnya dicelupkan korek api akan

timbul warna jingga sampai jingga kuning, asam sulfanilat kuning.

(6)

 Zat + 2 tetes HCl 2 N & air + NaNO2 dan teteskan larutan 0,1

gram β-naftol dalam 2 ml NaOH → jingga → kemudian merah

darah.

 0,1 gram α-naftol dalam 2 ml NaOH → merah ungu L. Uji spesifik

 Reaksi furfural terhadap gugus amin bebas

Diatas kaca arloji atau obyek : 1 tetes H2SO4 + beberapa kristal

vanilin, dicampurkan + zat dipanaskan diatas nyala api kecil → kuning atau hijau muda. Kecuali : Sulfamerazin : merah tua

 Zat + DAB HCl → merah tomat

 Zat dilarutkan dalam NaOH, dinetralkan dengan HCl + CuSO4 →

Hijau abu-abu coklat

Zat + H2SO4 + KbrO3 jenuh → lama ungu coklat lalu kuning keruh

Zat dilarutkan dalam alkohol + parri + NH4OH 1 tetes → ungu

merah jambu

Zat + vanilin + H2SO4 → merah spesifik

Zat (dipanaskan 100 mg) + 2 cc air sampai mendidih + 2 tetes

NaOH dan 2 ml kaporit + 1 ml tetes liquafactum → merah rosa

M. DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2015, Penuntun Praktikum Analisis Farmasi Kualitatif, Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia : Makassar.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Florey, Klaus., 1997, Analytical Profiles of Drug Substances Volume 6, Academic Press : New York.

Harvey A. Richard., 2013, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Medica Jakarta.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah titrasi selesai ditambah asam sulfat encer sampai bersifat asam dan kemudian dititrasi dengan 16 ml larutan 0,02 M KMnO 4. Hitung kadar

Dengan larutan amonia terjadi endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III) hidroksida yang tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam

NaOH sangat mudah larut dalam air dengan membebaskan panas, natrium hidroksida Murni adalah padatan putih, dalam bentuk pelet, serpih, butir dan sebagai 50% larutan

Ditambahkan larutan amonia atau alkali karbonat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih dari stanno hidroksida yang tidak larut dengan penambahan pereaksi

- Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetis dan melebur pada suhu 1490 o C. Logam ini mudah melarut dalam asam-asam

Pada larutan garam kalsium ditambahkan larutan amonium oksalat P, terbentuk endapan putih yang larut dalam asam klorida P, tetapi agak sukar larut dalam asam

Hal ini dilakukan untuk menentukan kadar reduktor  dalam suasana asam dengan penambahan asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak   bereaksi terhadap permanganat dalam larutan

Dengan larutan amonia terjadi endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III) hidroksida yang tidak larut dalam reagensia. berlebihan tetapi larut