DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Danin, Sudarman. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys.
Yogyakarta: Gava Media
Moleong, Lexi J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Ramaja Rosdakarya
Parsons, Wayne. 2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Grup
Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES
Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik: Transformasi Pikiran George Edward III. Lukman Offset YPAPI: Yogyakarta
Wahab, Solichin Abdul. 2004. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan negara. Jakarta :Bumi Aksara
Wahab, Solichin Abdul. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik.Malang : UMM Press
Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo
Sumber Undang-Undang :
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 27/PER/M.KOMINFO/9/2006 tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet
Peraturan Walikota Medan No.20 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
Sumber Internet :
http://www.pemkomedan.go.id/layanan.php. Diakses pada tanggal 17 September 2013 Pukul 20.50 WIB.
http://www.pemkomedan.go.id/news_detail.php?id=13339 Diakses pada tanggal: 5 November 2013 Pukul 10.28 WIB.
http://www.pemkomedan.go.id/infodata_warnet.php?recordID=9 Diakses pada tanggal 9 November 2013 Pukul 16.30 WIB.
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.Profil Kota Medan
Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur dari propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.
Secara geografis, Kota Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Kota Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4°C dan minimum 24°C. Kota Medan memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan.
III.2.Sejarah Singkat Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
Pada awalnya, Dinas Informatika dan Informasi Kota Medan adalah lembaga instansi yang berada dibawah eks Departemen Penerangan Kota Medan dan bergabung dengan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan. Tugas utamanya adalah melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang informasi komunikasi dan pengolahan Data Elektronik. Menindaklanjuti Instruksi Menteri dalam negeri Republik Indonesia No. 5 Tahun 1992 perihal Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik di seluruh Indonesia diterbitkan Surat Keputusan Walikotamadya KDH Tk. II Medan No. 061 / 1254 / SK / 1992 tanggal 20 Juli 199 tentang pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik kota Medan. Kemudian dalam perkembangannya diterbitkan pula Perda Kodati II Medan No. 17 Tahun 1996 Tanggal 15 Februari 1996 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja kantor Pengolahan Data Elektronik kotamadya Daerah Tk. II Medan yang ditindaklanjuti dengan surat keputusan Walikotamadya KDH Tk. II Medan No. 188. 342 /4005 / SK / 1996 tanggal 14 Oktober 1996 tentang pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Kodati II Medan yang sekaligus mencabut dan mengganti SK No. 061 /1254/ SK / 1991.
Seperti halnya Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Medan sebelumnya adalah lembaga instansi vertikal yaitu eks Departemen Penerangan Kota Medan. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah melalui UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dibentuk lembaga yang mengakomodir eks Departemen di daerah, seperti halnya pembentukan Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Medan melalui Perda Kota Medan No. 05 Tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis di lingkungan pemerintah Kota Medan. Hingga terakhir dilakukan penggabungan kantor Informasi dan Komunikasi Kota Medan dengan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan menjadi Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Kota Medan menjadi menjadi dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Kota Medan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan No. 35 Tahun 2002. Setelah berjalan beberapa tahun, Pemerintah Kota Medan bertujuan untuk memaksimalkan tugas dan fungsi dari setiap instansi yang berada dibawahnya, maka dibentuklah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan dimana salah satu isinya adalah memisahkan Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Kota Medan menjadi menjadi Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Medan.
III.3.Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
Visi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan masih melanjutkan kepada Visi terdahulu yaitu menuju “e-Gov 2015”. Visi Dinas Komunikasi dan Informatika ini merupakan perwujudan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Medan Tahun 2011-2015 yang menjabarkan tentang pembangunan dan pengimplementasian Elektronik Government di Iingkungan Pemerintah Kota Medan, yaitu : “Penyelenggaraan Pemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan layanan publik secara efektif dan efisien, melalui penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintahan Kota Medan dengan mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi”
Sejalan dengan visi, maka misi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelayanan informasi komunikasi dan data elektronik yang aktual dan akurat.
2. Mengembangkan infrastruktur informasi komunikasi dan data elektronik yang berteknologi.
3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas aparatur dalam penguasaan dan pemanfaatan bidang teknologi informasi dan komunikasi.
III.4.Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
Bagan Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
Berdasarkan Peraturan Walikota Medan No 20 Tahun 2010, Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika, terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahkan : a) Sub Bagian Umum; b) Sub Bagian Keuangan;
c) Sub Bagian Penyusunan Program.
3. Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik, membawahkan : a) Seksi Penyiaran;
b) Seksi Komunikasi Sosial;
c) Seksi Media Luar Ruangan dan Unit Mobil. 4. Bidang Pos dan Telekomunikasi, membawahkan :
a) Seksi Pos;
b) Seksi Telekomunikasi;
c) Seksi Spektrum Frekuensi Radio dan Standarisasi. 5. Bidang Teknologi Informasi, membawahkan :
a) Seksi Pengembangan Teknologi Informasi; b) Seksi Perawatan Teknologi Informasi; c) Seksi Kerja Sama Sistem Informasi. 6. Bidang Data, membawahkan :
a) Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data; b) Seksi Monitoring dan Evaluasi;
c) Seksi Data Keluaran. 7. Unit Pelaksana Teknis (UPT). 8. Kelompok Jabatan Fungsional.
III.5.Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
A. KEPALA DINAS
Dinas Komunikasi dan Informatika merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang komunikasi dan informatika berdasarkan asas desentralisasi dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Dinas Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi:
1. Melaksanakan tugas bidang kegiatan administrasi, perlengkapan rumah tangga, keuangan, perencanaan dan laporan.
2. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang komunikasi dan informatika.
3. Melaksanakan pelayanan komunikasi dan informatika kepada masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan.
4. Melaksanakan pemantauan, registrasi, fasilitasi, apresiasi terhadap lembaga pemerintah dan masyarakat dibidang pelayanan komunikasi dan informatika.
5. Melaksanakan kegiatan pelayanan pemberian rekomendasi dalam bidang komunikasi dan informatika.
6. Melaksanakan pengawasan dan penertiban izin perizinan bidang komunikasi dan informatika.
7. Menyelenggarakan kerjasama, perjanjian dan persetujuan atas nama daerah dibidang Komunikasi dan informatika
8. Menyelenggarakan peningkatan sumber daya manusia dibidang Komunikasi dan informatika.
9. Memberikan bimbingan, pelayanan dan pengawasan dibidang Komunikasi dan informatika.
10.Mengendalikan dan memberdayakan kegiatan komunikasi dan informatika.
12.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
B. SEKRETARIAT
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan 2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas
3. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Dinas
4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan
5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas 6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian 7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
C. SUB BAGIAN UMUM
Sub bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum. Dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum 2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum
3. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas
5. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
D. SUB BAGIAN KEUANGAN
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan 2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan 3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi
4. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan
5. Penyusunan laporan keuangan Dinas
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
E. SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM
pelaporan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program
2. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program dinas
3. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas 4. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian 5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Dinas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
F. BIDANG KOMUNIKASI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup penyiaran, komunikasi sosial, media luar ruang, dan mobil unit. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup penyiaran, komunikasi sosial, media luar ruang, dan mobil unit
3. Pelaksanaan kegiatan komunikasi melalui tatap muka
4. Penyebarluasan informasi pembangunan melalui media cetak, elektronik, dan mobil unit
5. Pemberdayaan kelompok komunikasi sosial
6. Pemberdayaan media elektronik untuk menyebarluaskan informasi pembangunan dan kebijakan Pemerintah Kota Medan
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya
G. SEKSI PENYIARAN
Seksi Penyiaran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik lingkup penyiaran. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Penyiaran menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi penyiaran 2. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup penyiaran
3. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan penyebarluasan informasi pembangunan melalui media elektronik
4. Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup media elektronik sesuai dengan urusan pemerintahan kota
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
H. SEKSI KOMUNIKASI SOSIAL
Seksi Komunikasi Sosial dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik lingkup komunikasi sosial. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Komunikasi Sosial menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Komunikasi Sosial 2. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup komunikasi sosial
3. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan/pelayanan penyebarluasan informasi pembangunan melalui komunikasi tatap muka dan media cetak 4. Penyiapan bahan dan data pembinaan dan kerjasama dengan
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
I. SEKSI MEDIA LUAR RUANGAN DAN MOBIL UNIT
Seksi Media Luar Ruangan dan Mobil Unit dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik lingkup media luar ruang dan mobil unit. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Media Luar Ruangan dan Mobil Unit menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Media Luar Ruang dan Mobil Unit
2. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup media luar ruang dan mobil unit
3. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan/pelayanan penyebarluasan informasi pembangunan melalui pameran, publikasi, spanduk, baliho, photo, siaran keliling, dan pemutaran film melalui mobil unit
4. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
J. BIDANG POS DAN TELEKOMUNIKASI
Bidang Pos dan Telekomunikasi dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pos, telekomunikasi, spektrum, frekuensi radio dan standarisasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Pos dan Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pos dan Telekomunikasi
3. Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup pos dan telekomunikasi sesuai dengan urusan pemerintahan kota
4. Pelaksanaan pembinaan, pengendalian terhadap standarisasi pos dan telekomunikasi
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pos dan telekomunikasi
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
K. SEKSI POS
Seksi Pos dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pos dan Telekomunikasi lingkup pos. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pos menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pos 2. Peyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pos
3. Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup pos sesuai dengan urusan pemerintahan kota
4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengendalian terhadap standarisasi pos sesuai dengan urusan pemerintahan kota
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
L. SEKSI TELEKOMUNIKASI
Seksi Telekomunikasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pos dan Telekomunikasi lingkup telekomunikasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:
2. Peyusunan bahan petunjuk teknis lingkup telekomunikasi
3. Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup telekomunikasi sesuai dengan urusan pemerintahan kota
4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengendalian terhadap standarisasi telekomunikasi sesuai dengan urusan pemerintahan kota 5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
M. SEKSI SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN STANDARISASI Seksi Spektrum Frekuensi Radio dan Standarisasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pos dan Telekomunikasi lingkup Spektrum Frekuensi Radio dan Standarisasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Spektrum Frekuensi Radio dan Standarisasi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Spektrum Frekuensi Radio dan Standarisasi
2. Peyusunan bahan petunjuk teknis lingkup spektrum dan frekuensi radio 3. Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup spektrum dan
frekuensi radio sesuai dengan urusan pemerintahan kota
4. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
N. BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Teknologi Informasi 2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengembangan dan perawatan
teknologi informasi, serta operasional kerja sama sistem informasi
3. Pelaksanaan dan pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan atau sistem informasi
4. Penataan dan perawatan infrastruktur teknologi informasi dan atau sistem informasi
5. Penyelenggaraan kegiatan peningkatan sumber daya manusia lingkup teknologi informasi dan atau sistem informasi
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang teknologi informasi
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
O. SEKSI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Seksi Pengembangan Teknologi Informasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknologi Informasi dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Teknologi Informasi lingkup pengembangan teknologi informasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pengembangan Teknologi Informasi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Teknologi Informasi
2. Peyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan teknologi informasi
3. Pelaksanaan dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung teknologi informasi dan atau sistem informasi
4. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
P. SEKSI PERAWATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Seksi Perawatan Teknologi Informasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknologi Informasi dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Teknologi Informasi lingkup perawatan teknologi informasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Perawatan Teknologi Informasi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Perawatan Teknologi 2. Peyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan teknologi
3. Penataan, perawatan, pembinaan dan pengawasan sarana dan prasarana pendukung teknologi informasi dan atau sistem informasi
4. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Q. SEKSI OPERASIONAL KERJA SAMA SISTEM INFORMASI Seksi Operasional Kerja Sama Sistem Informasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknologi Informasi dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Teknologi Informasi lingkup operasional kerja sama sistem informasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Operasional Kerja Sama Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Operasional Kerja Sama Sistem Informasi
2. Peyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Operasional Kerja Sama Sistem Informasi
3. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan kerja sama, penyelenggaraan kegiatan operasional sistem informasi dan peningkatan sumber daya manusia lingkup teknologi informasi dan atau sistem informasi
4. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
R. BIDANG DATA
Bidang Data dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengumpulan dan engolahan data, monitoringg, dan evaluasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Data menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Data
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengumpulan dan pengolahan data, monitoring, dan evaluasi
3. Penyediaan, penghimpunan, pengolahan, dan perawatan data 4. Penyimpanan dalam bentuk database dan menyajikan data
5. Pelaksanaan survei dan atau penelitian, memonitor, mengevaluasi kebutuhan data internal dan eksternal Pemerintah Kota Medan
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang data 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
S. SEKSI PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Data dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Data lingkup pengumpulan dan pengolahan data. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data
2. Peyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengumpulan dan pengolahan data
3. Pengumpulan dan pengolahan data 4. Pembuatan database
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
T. SEKSI MONITORING DAN EVALUASI
Seksi Monitoring dan Evaluasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Data dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Data lingkup monitoring dan evaluasi data. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Seksi Monitoring dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Monitoring dan Evaluasi 2. Peyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Monitoring dan Evaluasi 3. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi data internal dan eksternal 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
U. SEKSI DATA KELUARAN
Seksi Data Keluaran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Data dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Data lingkup data keluaran. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Seksi Data Keluaran menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data Keluaran 2. Peyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Data Keluaran 3. Penyajian data statis dan data dinamis
4. Pembangunan pusat data pemerintah kota
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
III.6.Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 20 Tahub 2010, tata kerja Dinas Komunikasi dan Informatika adalah sebagai berikut :
2. Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan meberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
3. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
4. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusun lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
5. Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
6. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengadakan rapat berkala.
III.7.Data Kepegawaian Dinas Komunikasi dan Informatika Tabel 3.1 Jumlah pegawai berdasarkan golongan
No. Pangkat/Gol.Ruang jumlah orang %
1 IV-c 1 2 %
2 IV-b - - %
3 IV-a 5 12 %
4 III/d 11 27 %
5 III/c 4 10 %
6 III/b 9 22 %
7 III/a 5 12 %
8 II/d 1 2 %
9 II/c 3 8 %
10 II/b 2 5 %
11 II/a - - %
Jumlah 41 100
Berdasarkan golongan, sebagian besar PNS yang dimiliki Dinas Kominfo Kota Medan adalah golongan IV sebanyak 6 orang ( 14 %), golongan III sebanyak 29 orang ( 71 %), sementara golongan II sebanyak 6 orang ( 15 %).
Tabel 3.2 Jumlah pegawai berdasarkan Eselon
No Uraian Jumlah %
1 Eselon II-b 1 5 %
2 Eselon III-a 1 5 %
3 Eselon III-b 4 20 %
4 Eselon IV-a 15 70 %
Jumlah 21 100 %
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
Menurut tingkat pendidikan pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan, adalah (S2) sebanyak 5 orang, ( S1) sebanyak 24 orang dan D-III/Sarjana Muda sebanyak 4 orang dan SLTA sebanyak 7 orang, SLTP sebanyak 1 orang, dengan rincian sebagai berikut:
- Strata Dua ( S 2 ) :
- Magister Administrasi Publik ( M.AP ) : 2 orang - Magister Studi Publik ( MSP ) : 1 orang - Magister Pendidikan (MPD) : 1 orang
- Magister Komputer : 1 0rang
- Strata satu ( S 1 ) :
- Sarjana Ilmu Komputer : 2 orang
- Sarjana Sospol (Ilmu Komunikasi) : 2 orang - Sarjana Sospol (Ilmu Administrasi) : 4 orang
- I A I N : 1 orang
- STPDN : 1 orang
- Sarjana Hukum : 6 orang
- Sarjana Tehnik Komputer : 1 orang - Sarjana Teknik Elektronik : 1 orang
- Diploma tiga ( D 3 ) :
- Teknik Telekomunikasi : 1 orang
- Ekonomi Administrasi Keuangan : 1 orang
- Manajemen Informatika : 2 orang
- Sekolah Menengah Atas ( SMA ):
- SMA : 5 orang
- SMEA : 1 orang
- STM : 1 orang
- Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) : 1 orang
Tabel 3.3 Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
NO. JENJANG
PENDIDIKAN JUMLAH %
1. S2 5 12 %
2. S1 24 59 %
3. Sarjana Muda/Diploma 4 10 %
4. SLTA 7 17 %
5. SLTP 1 2 %
JUMLAH 41 100 %
III.8. Gambaran Singkat Bidang Pos dan Telekomunikasi
Bidang Pos dan Telekomunikasi merupakan salah satu bidang yang ada pada struktur Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan berdasarkan Peraturan Walikota Medan No 20 Tahun 2010 dan mempunyai tugas dalam lingkup pos, telekomunikasi, spektrum, serta frekuensi radio dan standarisasi. Bidang Pos dan Telekomunikasi saat ini dipimpin oleh bapak Arbani Harahap, didalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Pos dan Telekomunikasi harus bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet, Bidang Pos dan Telekomunikasi diberikan tugas dan wewenang oleh Kepala Dinas Kominfo untuk menangani pelaksanaan kebijakan tersebut, mulai dari proses sosialisasi, proses pemberian izin sampai proses pengawasan dan pembinaan yang juga dibantu oleh bidang-bidang lainnya dalam struktur organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan. Adapun data mengenai jumlah pegawai pada Bidang Pos dan Telekomunikasi ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Data pegawai Bidang Pos dan Telekomunikasi
No Nama Tingkat pendidikan
1 Arbani Harahap,S.Sos,MM Magister
2 Hj.Elidawati,SE Sarjana
3 Drs.Aser M. Napitupulu Sarjana
4 Mhd.Iqbal Siregar Sarjana
5 Rahayu Diploma
BAB IV PENYAJIAN DATA
Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, maka diperoleh data yang terdapat kaitannya dengan Implementasi Kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk analisis data dan dengan menggunakan tabel frekuensi yang kemudian akan diinterpretasikan.
Penyajian data didapatkan melalui hasil wawancara, penyebaran kuesioner yang dijawab oleh responden dan juga hasil dari data-data sekunder. Pihak-pihak yang diwawancarai sebanyak dua orang yaitu dengan Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi, dan Kepala Seksi Telekomunikasi. Dan dalam penyebaran kuesioner, peneliti mengambil sebanyak 43 orang responden yang berasal dari masyarakat yang sudah mengurus izin usaha warnet.
Adapun data-data yang disajikan terdiri dari bagian 2 bagian, yaitu data identitas informan dan data hasil penelitian. Data-data tersebut disajikan sebagai berikut.
IV.1.Karakteristik Informan
Penyajian data karakteristik informan bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis penelitian. Karakteristik informan dapat dilihat di bawah ini:
IV.1.1 Identitas Informan Kunci
Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Berikut adalah identitas informan kunci dalam penelitian:
1. Bapak Arbani Harahap,S.Sos MM selaku Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan,
IV.1.2 Identitas Informan Utama
Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Mereka adalah masyarakat pengusaha atau pemilik warung internet yang sudah mengurus izin usaha warung internet. Berikut ini adalah hasil data mengenai identitas informan utama dalam penelitian ini yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi:
Tabel 4. 1. Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase (%)
Laki-laki 36 83.72
Perempuan 7 16.23
Jumlah 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
Dari data kuesioner yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa informan penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 43 orang yang terdiri dari 36 orang laki-laki (83,72%) dan 7 orang perempuan (16,23%).
Tabel 4. 2. Identitas Informan Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah Orang Persentase (%)
SMP 3 6.97
SMA 31 72.1
Diploma 4 9.3
S1 5 11.63
Total 43 100.00
IV.2.Penyajian Data Tentang Implementasi Kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet.
IV.2.1 Deskripsi Hasil Wawancara dengan Informan Kunci
Penelitian dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan selama ± 3 bulan. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahap yang dilakukan peneliti, yang pertama penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis , profil Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan dan data lain yang berkaitan dengan Dinas Komunikasi dan Informatika. Kedua, peneliti melakukan observasi, melihat kondisi dan keadaan Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika tersebut. Ketiga, peneliti melakukan wawancara kepada informan kunci sebanyak dua orang yaitu dengan Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi, dan Kepala Seksi Telekomunikasi.
Tipe wawancara yang dipilih peneliti yaitu wawancara terstruktur dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun draft pertanyaan yang hendak diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan proses Implementasi Kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet. Namun di dalam prosesnya sendiri peneliti tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.
Adapun indikator yang digunakan untuk menganalisis implementasi kebijakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kejelasan isi kebijakan/undang-undang
mengatakan bahwa pembentukan kebijakan tersebut bertujuan untuk memberikan kepastian hukum, pembinaan serta pengendalian dan pengawasan bagi setiap usaha warnet yang ada di Kota Medan agar usaha warnet tersebut menyediakan jasa layanan yang nyaman dan bertanggung jawab, serta ikut mendorong pemanfaatan internet yang tepat guna bagi masyarakat.
2. Disposisi implementor
Disposisi implementor adalah kecenderungan sikap maupun pemahaman yang dimiliki oleh implementor yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan. Pemahaman serta dukungan terhadap kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tentang perizinan usaha warung internet ini sangat ditunjukan oleh para pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika.
Menurut informan kunci, respon atau sikap implementor terhadap hadirnya kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tentang perizinan usaha warung internet adalah baik dan sangat mendukung. Informan menambahkan, sebagai instansi pemerintahan sudah seharusnya mendukung setiap kebijakan dan program dari pemerintah, terlebih kebijakan tersebut memiliki tujuan yang sangat baik. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan akan tercipta jasa pelayanan internet yang sehat, aman dan nyaman, bertanggungjawab serta bebas dari situs-situs maupun konten-konten yang berbau SARA, judi, pornografi dan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.
3. Komunikasi dan koordinasi
Menurut informan, komunikasi yang dilakukan oleh masing masing bidang atau satuan kerja di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan sudah berjalan dengan baik, baik secara vertikal maupun horizontal. Pentingnya komunikasi dalam pelaksanaan peraturan perizinan usaha warnet ini akan sangat berpengaruh agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara pelaksana kebijakan. Masing-masing bidang atau satuan kerja juga saling bekerjasama untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tentang perizinan usaha warung internet tersebut, mulai dari proses sosialisasi, saat melakukan razia, tahap pengecekan lapangan sebelum pemberian izin rekomendasi maupun pengawasan sesudah pemberian izin.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan juga berkoordinasi dan menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti Satpol PP, Polisi, TNI, Dinas Pendidikan serta masyarakat guna mendukung pelaksanaan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tersebut. Adapun koordinasi dan kerjasama yang dilakukan dengan instansi lain seperti Satpol PP, Polisi, dan TNI adalah berkaitan dengan pembentukan tim didalam membantu Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan setiap melakukan razia terhadap warnet-warnet yang melanggar Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011. Sedangkan kerjasama yang dilakukan dengan Dinas Pendidikan adalah dengan melakukan sosialisasi ke tiap-tiap sekolah untuk memberikan arahan kepada siswa bagaimana mengunakan internet yang tepat guna dan bertanggungjawab.
Informatika Kota Medan, melalui radio, spanduk, dan selebaran yang dibagikan ke tiap-tiap warnet.
4. Struktur birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu aspek penting dari organisasi adalah adanya standart prosedur operasional (SOP) atau petunjuk pelaksana/petunjuk teknis yang menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam dalam bertindak.
a. Standart Prosedur Operasional (SOP)
Menurut informan kunci, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sudah memiliki Standart Prosedur Operasional atau petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis yang didasarkan kepada Peraturan Walikota No 20 Tahun 2010. Adapun untuk melaksanakan Peraturan Walikota No 28 Tahun 2011 tersebut, diberikan wewenang kepada Bidang Pos dan Telekomunikasi untuk melaksanakan kebijakan dilapangan. Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi menyebutkan bahwa dalam pengimplementasian Peraturan Walikota No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet, tata cara yang digunakan untuk memperoleh izin didasarkan pada petunjuk pelaksana yang terdapat pada peraturan walikota tersebut sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan kepada Kepala dinas Komunikasi dan Informatika yang dibubuhi materai secukupnya;
b. Membuat surat pernyataan menyanggupi semua kriteria sebagaimana tersebut dalam pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) yang dibubuhi materai secukupnya;
c. Melampirkan Surat Keterangan domisili usaha dari Lurah setempat; d. Melampirkan pas photo berwarna ukuran 4x6 sebnayak 2 (dua) lembar; e. Photo copy KTP dan photo copy NPWP pemohon sebanyak 1 (satu)
5. Sumber daya
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya yang dibutuhkan dalam Implementasi Kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet dibedakan menjadi tiga yaitu sumber daya manusia, finansial dan fasilitas.
a. Sumber Daya Manusia
Menurut keterangan informan, sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan sudah cukup siap dan mampu untuk melaksanakan kebijakan tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ada. Berdasarkan data sekunder yang ada pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan dapat dilihat pegawai yang ada berjumlah 41 orang dan di dominasi oleh lulusan sarjana yaitu berjumlah 29 orang yang dari segi kapasitas diharapkan mampu untuk mengimplementasian kebijakan perizinan usaha warnet tersebut.
b. Sumber Daya Finansial
Informan menyatakan bahwa dana yang digunakan dalam Implementasi Kebijakan Peraturan Walikota Medan No28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Medan, tepatnya sudah tercantum di dalam APBD.
c. Fasilitas
IV.2.2 Deskripsi Data Kuesioner
1. Kejelasan Isi Kebijakan/Undang-Undang
Kejelasan isi kebijakan berarti isi dan tujuan dari suatu kebijakan mudah dipahami tidak hanya oleh implementor, melainkan juga oleh masyarakat. Berikut adalah tabel yang menunjukkan bagaimana pemahaman masyarakat terhadap Kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet
Tabel 4. 3. Distribusi Jawaban Informan terhadap pengetahuan tentang adanya Kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011.
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat mengetahui 18 41.86
Mengetahui 16 37.20
Cukup Mengetahui 9 20.94
Kurang Mengetahui - -
Tidak Mengetahui - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
yang diberikan ketiap-tiap warung internet serta sosialisasi melalui website resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan. Saya selaku peneliti pada saat melakukan pengamatan dilapangan juga menemukan di sebagian besar warnet terdapat selebaran mengenai Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet dan surat himbauan kepada pengusaha warnet untuk segera mengurus izin rekomendasi usaha.
Tabel 4. 4. Distribusi Jawaban Informan terhadap pengetahuan tentang maksud dan tujuan dari kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Mengerti 9 20.94
Mengerti 14 32.55
Cukup Mengerti 17 39.53
Kurang Mengerti 3 6.98
Tidak Mengerti - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
Tabel 4. 5. Distribusi Jawaban Informan terhadap respon informan dengan diberlakukannya kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Setuju 4 9.30
Setuju 17 39.53
Kurang Setuju 10 23.26
Tidak Setuju 7 16.29
Sangat Tidak Setuju 5 11.62
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
2. Komunikasi dan Koordinasi
Tabel 4. 6. Distribusi Jawaban Informan mengenai sosialisasi atau penyuluhan yang dilakukan pemerintah mengenai kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Sering - -
Sering 9 20.93
Cukup Sering 16 37.21
Jarang 18 41.86
Tidak Pernah - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 9 orang informan (20.93%) menyatakan bahwa sosialisasi sering dilakukan pihak Dinas Komunikasi dan Informatika, dan 16 orang informan (37.21%) menyatakan sosialisasi cukup sering dilakukan, dan 18 orang informan (41.86%) menyatakaan sosialisasi jarang dilakukan. Adapun sosialisi yang dimaksudkan oleh informan adalah kegiatan pemberian arahan mengenai peraturan perizinan usaha warnet, kegiatan razia, dan melalui pembagian selebaran yang ditempel di tiap-tiap warnet.
Tabel 4. 7. Distribusi Jawaban Informan mengenai pengaruh bagi kegiatan usaha warnet informan
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Berpengaruh - -
Cukup Berpengaruh 18 41.86
Kurang Berpengaruh 14 32.56
Tidak Berpengaruh - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 11 orang informan (25.58%) menyatakan bahwa peraturan tersebut berpengaruh bagi kegiatan usaha, dan 18 orang informan (41.86%) menyatakan peraturan tersebut cukup berpengaruh bagi kegiatan usaha, dan 14 orang informan (32.56%) menyatakan peraturan tersebut kurang berpengaruh bagi kegiatan usaha.
3. Struktur Birokrasi
Tabel 4. 8. Distribusi Jawaban Informan mengenai pelaksanaan kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Baik 2 4.65
Baik 19 44.19
Cukup Baik 16 37.21
Kurang Baik 6 13.95
Tidak Baik - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
orang informan (44.19%) menyatakan pelaksanaan kebijakan tersebut baik, dan 16 orang informan (37.21%) menyatakan pelaksanaan kebijakan tersebut cukup baik, dan 6 orang informan (13.95%) menyatakan pelaksanaan kebijakan tersebut kurang baik.
Tabel 4. 9. Distribusi Jawaban Informan mengenai tepatkah tindakan pemerintah dengan dibentuknya kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Tepat 2 4.65
Tepat 15 34.89
Cukup Tepat 18 41.86
Kurang Tepat 8 18.60
Tidak Tepat - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 2 orang informan (4.65%) menyatakan bahwa tindakan pemerintah sangat tepat dengan dibentuknya kebijakan tersebut, dan 15 orang informan (34.89%) menyatakan tindakan pemerintah sudah tepat dengan dibentuknya kebijakan tersebut, dan 18 orang informan (41.86%) menyatakan tindakan pemerintah cukup tepat dengan dibentuknya kebijakan tersebut, dan 8 orang informan (18.60%) menyatakan tindakan pemerintah kurang tepat dengan dibentuknya kebijakan tersebut.
Sangat Mudah - -
Mudah 19 44.19
Cukup Mudah 16 37.21
Sulit 8 18.60
Sangat Sulit - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 19 orang informan (44.19%) menyatakan bahwa tata cara/ prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha mudah, dan 16 orang informan (37.21%) menyatakan tata cara/ prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha cukup mudah, 8 orang informan (18.60%) menyatakan tata cara/ prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha sulit.
4. Sumber Daya
Tabel 4. 11. Distribusi Jawaban Informan mengenai pelayanan yang diberikan oleh petugas selama proses pengurusan izin usaha warnet Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Memuaskan - -
Memuaskan 22 51.16
Cukup Memuaskan 16 37.21
Kurang Memuaskan 5 11.63
Tidak Memuaskan - -
Total 43 100.00
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 22 orang informan (51.16%) menyatakan pelayanan yang diberikan memuaskan, dan 16 orang informan (37.21%) menyatakan pelayanan yang diberikan cukup memuaskan, 5 orang informan (11.63%) menyatakan pelayanan yang diberikan kurang memuaskan.
Tabel 4. 12. Distribusi Jawaban Informan mengenai waktu yang dibutuhkan dalam pengurusan izin usaha warnet
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Cepat - -
Cepat 8 18.60
Cukup Cepat 14 32.56
Lama 21 48.84
Sangat Lama - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
yang berlaku. Hal inilah yang menyebabkan jika sebagian informan merasa bahwa pengurusan izin tersebut lama.
5. Disposisi Implementor
Tabel 4. 13. Distribusi Jawaban Informan mengenai sikap yang ditunjukkan petugas dalam proses pengurusan izin usaha warnet Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Baik - -
Baik 21 48.84
Cukup Baik 17 39.53
Kurang Baik 5 11.63
Tidak Baik - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 21 orang informan (48.84%) menyatakan sikap yang ditunjukkan petugas dalam proses pengurusan izin adalah baik, dan 17 orang informan (39.53%) menyatakan sikap yang ditunjukkan petugas dalam proses pengurusan izin cukup baik, 5 orang informan (11.63%) menyatakan sikap yang ditunjukkan petugas dalam proses pengurusan izin kurang baik.
Tabel 4. 14. Distribusi Jawaban Informan mengenai pungutan biaya tambahan dalam melakukan pengurusan izin usaha warnet
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Selalu - -
Cukup Sering - -
Jarang 13 30.23
Tidak Pernah 30 69.77
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 13 orang informan (30.23%) menyatakan jarang dipungut biaya tambahan dalam melakukan pengurusan izin usaha warnet, dan 30 orang informan (69.77%) menyatakan tidak dipungut biaya tambahan dalam melakukan pengurusan izin usaha warnet.
Tabel 4. 15. Distribusi Jawaban Informan mengenai kendala dalam pelaksanaan kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011
Kategori Jawaban Jumlah Orang Persentase (%)
Sangat Banyak 2 4.65
Banyak 15 34.89
Sedikit 18 41.86
Sangat Sedikit 8 18.60
Tidak Ada - -
Total 43 100.00
Sumber : kuesioner penelitian tahun 2014
8 orang informan (18.60%) menyatakan sangat sedikit kendala dalam pelaksanaan kebijakan.
IV.2.3 Data Sekunder
Selain dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden dan wawancara kepada informan kunci, peneliti juga memperoleh data-data pendukung yang berasal dari kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan mengenai data jumlah usaha warnet yang sudah mengurus izin usahanya. Dari data yang peneliti peroleh ditemukan bahwa hingga pada akhir tahun 2013 ada sekitar 430 warnet yang sudah mengurus izin usaha dari total 806 warnet yang terdata pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan.
Masyarakat yang mengurus izin usaha warnet tersebut juga berbeda-beda jumlahnya tiap kecamatan yang ada di Kota Medan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Komunikasi dan Informatika diketahui bahwa pada kecamatan Medan Amplas dari 60 warnet yang terdata, sudah 15 warnet yang mengurus izin usahanya; pada kecamatan Medan Area dari 65 warnet yang terdata, sudah 33 warnet yang sudah mengurus izin usahanya; pada kecamatan Medan Baru dari 71 warnet yang terdata, sudah 43 warnet yang mengurus izin usahanya; pada kecamatan Medan Barat dari 25 warnet yang terdata, sudah 23 warnet yang mengurus izin usahanya; pada kecamatan Medan Marelan dari 21 warnet yang terdata, sudah 21 warnet yang mengurus izin usahanya; pada kecamatan Medan Helvetia dari 35 warnet yang terdata, sudah 25 warnet yang mengurus izin usahanya; dsb (utk lebih jelasnya, dapat dilihat pada lampiran).
Dari data yang diperoleh diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Kota Medan, khususnya masyarakat pada kecamatan Medan Baru sudah lebih maju dalam pengembangan usahanya dan memiliki rasa kewajiban untuk mau mengurus izin usaha warnetnya. Hal inilah yang belum dimiliki oleh masyarakat lainnya dan juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan lebih banyak jumlah warnet yang sudah memiliki izin usaha warnet pada kecamatan Medan Baru daripada kecamatan lainnya di Kota Medan.
Medan Tahun 2013 serta Daftar Nama Petugas Tim Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Warung Internet Se-Kota Medan Tahun 2013. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian warung internet dilakukan 2 hingga 3 kali setiap bulannya oleh Dinas Komunikasi dan Informatika dengan dibantu oleh instansi lainnya seperti Dinas Pendidikan, Kodim, Pamong Praja dan Polresta Kota Medan. (utk lebih jelasnya, dapat dilihat pada lampiran).
BAB V ANALISIS DATA
Dalam bab ini, seluruh data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan kelompok masalah yang dikaji peneliti dari indikator-indikator yang digunakan. Adapun analisis yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan analisis kualitatif. Metode ini mengumpulkan data dan fakta yang telah didapatkan di lapangan yang akan dideskripsikan sebagaimana adanya serta menafsirkannya dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk menjelaskan suatu fenomena sosial yang diteliti. Dari hasil analisis data inilah nantinya akan diperoleh jawaban mengenai bagaimana implementasi kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tentang Perizinan Usaha Warung Internet di Kota Medan dan seperti apa kendala yang dihadapi.
V.1.Pemahaman Informan Terhadap Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet
diungkapkan oleh Kepala Seksi Telekomunikasi. Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet ini juga merupakan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dari sebagai bagian dari petunjuk pelaksanaan dan tugas pembantuan dari Peraturan Menteri Informatika Nomor 27/PER/M.KOMINFO/9/2006 tentang pengamanan pemanfaatan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet.
Peneliti juga menanyakan tentang latar belakang dari dibentuknya Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet kepada Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan, beliau mengatakan bahwa Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet ini adalah suatu bentuk jawaban terhadap semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa layanan internet dan semakin banyaknya jumlah usaha warnet di Kota Medan sehingga dirasa perlu untuk mengatur, membina, mengendalikan dan mengawasi kegiatan usaha warnet tersebut agar tercipta pelayanan usaha warnet yang tertib, aman, nyaman dan bertanggungjawab.
Selain melakukan wawancara tentang pemahaman informan kunci mengenai latar belakang dan maksud dari pembentukan peraturan perizinan usaha warnet, peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada masyarakat tentang bagaimana pemahaman mereka mengenai peraturan tersebut.
Berdasarkan data kuesioner yang diperoleh, dapat dilihat bahwa dari 43 responden, mayoritas masyarakat yang sudah mengurus izin rekomendasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan menyatakan mengetahui tentang adanya kebijakan perizinan tersebut. Sebagian besar informan tersebut menyatakan mengetahui tentang adanya kebijakan tersebut adalah karena sosialisasi dilakukan oleh pihak Dinas Komunikasi dan Informatika pada awal munculnya peraturan tersebut, baik sosialisasi langsung maupun tidak langsung seperti pembagian brosur, spanduk dan selebaran yang diberikan ketiap-tiap warung internet maupun melalui website resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan.
dapat dilihat bahwa sebenarnya secara garis besar para informan sudah cukup memahami dan mengetahui maksud tujuan dan pentingnya Peraturan Tentang Perizinan Usaha Warnet tersebut, tetapi masih perlu ditingkatkan sosialisasi dan pemberian arahan langsung kepada masyarakat agar mereka semakin memahami apa yang menjadi tujuan dari peraturan tersebut serta mau melaksanakannya. Karena pada hakekatnya, suatu program kebijakan akan berhasil jika kebijakan tersebut juga didukung oleh masyarakat sebagai penerima layanan.
V.2.Implementasi Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet
Suatu kebijakan yang telah ditetapkan haruslah di implementasikan secara maksimal untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Implementasi kebijakan merupakan proses administratif yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah atau pelaksana teknis sesuai dengan ketetapan yang ada di dalam kebijakan itu sendiri dengan mendayagunakan segenap sumber daya yang ada. Implementasi Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet ini dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu :
6. Komunikasi dan Koordinasi
9 orang informan (20.93%) menyatakan bahwa sosialisasi sering dilakukan pihak Dinas Komunikasi dan Informatika, dan 16 orang informan (37.21%) menyatakan sosialisasi cukup sering dilakukan, dan 18 orang informan (41.86%) menyatakaan sosialisasi jarang dilakukan. Adapun sosialisi yang dimaksudkan oleh informan adalah sosialisasi pada saat awal terbitnya kebijakan tersebut, kegiatan pembinaan pengawasan maupun razia yang rutin dilakukan oleh tim dari Dinas Komunikasi dan Informatika.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, komunikasi dan koordinasi yang dilakukan dibagi atas dua; yaitu komunikasi dan koordinasi di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan, baik secara vertikal maupun horizontal; maupun komunikasi dan koordinasi dengan instansi lainnya seperti Satpol PP, Polisi, TNI, dan Dinas Pendidikan guna mendukung pelaksanaan tujuan dari peraturan walikota tersebut. Mulai dari proses sosialisasi, kegiatan pembinaan, pengawasan dan razia ketiap-tiap warnet.
Gambar 6. Selebaran untuk menghimbau penggunaan internet yang sehat dan aman yang dibagikan kepada usaha warnet.
Gambar 7. Surat Himbauan yang dibagikan kepada usaha warnet Bersadarkan data sekunder, kegiatan sosialisasi (pengawasan dan pembinaan) yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan adalah 2 hingga 3 kali dalam sebulan. Sepanjang tahun 2013 sudah dilakukan 21 kali kegiatan pengawasan dan pembinaan kepada usaha warnet yang ada di Kota Medan dimana 21 kecamatan yang ada di KotaMedan masing-masing satu kali dikunjungi oleh tim yang bertugas.
dengan instansi lainnya. Hal itu berdampak dengan semakin bertambahnya jumlah warnet yang sudah memiliki izin di Kota Medan, yaitu 430 warnet hingga akhir tahun 2013. Namun komunikasi dengan masyarakat masih belum maksimal dan perlu lebih ditingkatkan karena hanya dilakukan satu kali kegiatan sosialisasi, pembinaan dan pengawasan pada tiap-tiap kecamatan. Jumlah pengusaha warnet yang telah mengurus izin memang semakin meningkat, tetapi kesadaran mereka masih kurang untuk mau mematuhi seluruh isi kebijakan tersebut.
Dengan ditingkatannya kegiatan sosialisasi, pembinaan dan pengawasan kepada masyarakat (dalam hal ini pengusaha warnet) maka mereka akan menyadari tanggungjawabnya untuk menyediakan layanan internet yang aman, nyaman dan sehat. Sehingga seluruh warnet di Kota Medan akan mematuhi peraturan tersebut. Jika tidak dapat diselesaikan dengan sosialisasi maupun kegiatan pembinaan, para pelaksana dapat bersikap tegas dengan memberikan sanksi tegas kepada warnet tersebut berupa penutupan paksa dan larangan operasi.
7. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu aspek penting dari organisasi adalah adanya standart prosedur operasional (SOP) yang menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak.
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4. 10. mengenai tata cara/ prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha warnet tersebut diketahui bahwa tanggapan masyarakat terhadap tata cara/ prosedur untuk mendapatkan surat izin, sebanyak 19 orang informan (44.19%) menyatakan bahwa tata cara/ prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha mudah, dan 16 orang informan (37.21%) menyatakan tata cara/ prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha cukup mudah, 8 orang informan (18.60%) menyatakan tata cara/ prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha sulit.
kebijakan dilapangan. Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi menyebutkan bahwa dalam pengimplementasian Peraturan Walikota No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet, pelayanan yang mereka berikan sudah baik dan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Adapun tata cara yang digunakan untuk memperoleh izin didasarkan pada petunjuk pelaksana yang terdapat pada peraturan walikota tersebut sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan kepada Kepala dinas Komunikasi dan
Informatika yang dibubuhi materai secukupnya;
b. Membuat surat pernyataan menyanggupi semua kriteria sebagaimana tersebut dalam pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) yang dibubuhi materai secukupnya;
c. Melampirkan Surat Keterangan domisili usaha dari Lurah setempat; d. Melampirkan pas photo berwarna ukuran 4x6 sebnayak 2 (dua) lembar; e. Photo copy KTP dan photo copy NPWP pemohon sebanyak 1 (satu)
lembar.
Lebih lanjut informan menambahkan bahwa tidak ada standart waktu dalam pengurusan izin tersebut. Hanya saja cepat atau lamanya pengurusan izin tersebut ditentukan bagaimana kesanggupan dari warnet pemohon dalam memenuhi semua kriteria dan syarat yang harus dipenuhi. Faktor lain yang mempengaruhi adalah dikarenakan jumlah permohonan izin yang masuk ke Dinas Komunikasi dan Informatika tidak sebanding dengan jumlah pegawai yang menangani hal ini.
sesudah pemberian izin. Sehingga baik pelaksana kebijakan maupun masyarakat dapat mengetahui dengan jelas.
8. Sumber Daya
Indikator lainnya yang perlu diperhatikan dalam proses implementasi kebijakan adalah sumber daya. Ketersediaan sumber daya merupakan faktor penting dalam implementasi kebijakan. Tanpa sumber daya yang cukup, implementasi kebijakan tidak akan bisa tercapai. Sumber daya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sumber daya materiil meliputi dana dan peralatan yang dipakai, dan sumber daya non materiil meliputi staff/personil yang memadai serta keahlian-keahlian yang tepat untuk melaksanakan tugas-tugasnya, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan, serta informasi mengenai program/kebijakan yang akan diimplementasikan.
a. Sumber Daya Manusia
Ketersediaan sumber daya manusia dalam pengimplementasian Peraturan Walikota Medan Nomor 28 tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet merupakan hal yang sangat penting. Meskipun demikian perlu juga diketahui bahwa jumlah manusia (pegawai) tidak selalu mempunyai efek positif bagi implementasi suatu kebijakan. Hal ini berarti bahwa jumlah pegawai yang banyak tidak secara otomatis mendorong implementasi yang berhasil. Ini juga dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh pegawai, namun di sisi lain kurangnya pegawai juga akan menimbulkan persoalan menyangkut implementasi kebijakan yang efektif. Artinya kebutuhan akan sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu kebijakan harus terpenuhi secara kualitas dan kuantitasnya. Sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tugas dan fungsi yang diisyaratkan dalam peraturan kebijakan akan memberi dampak positif bagi proses implementasi dan tercapainya tujuan kebijakan.
warnet tersebut, dan 21 orang informan (48.84%) menyatakan waktu yang dibutuhkan lama dalam pengurusan izin usaha warnet. Adapun konfirmasi dari pihak pelaksana kebijakan menyatakan bahwa tidak ada standart waktu dalam pengurusan izin tersebut. Hanya saja cepat atau lamanya pengurusan izin tersebut dikarenakan jumlah permohonan izin yang masuk ke Dinas Komunikasi dan Informatika tidak sebanding dengan jumlah pegawai Bidang Pos dan Telekomunikasi yang menangani hal ini. Belum lagi sebelum menerbitkan izin tersebut terlebih dahulu dilakukan pengecekan dilapangan mengenai apakah warnet pemohon telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku. Hal inilah yang menyebabkan jika sebagian informan merasa bahwa pengurusan izin tersebut lama.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, diketahui bahwa jumlah pegawai yang terdapat pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan sudah cukup memadai untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Berdasarkan data sekunder yang ada pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan dapat dilihat pegawai yang ada pada Bidang Pos dan Telekomunikasi memang sedikit yaitu berjumlah 5 orang pegawai, tetapi dalam melaksanakan Perwal tersebut mereka selalu bekerjasama dengan pegawai dari bidang lainnya sehingga diharapkan mampu untuk mengimplementasian kebijakan perizinan usaha warnet tersebut dengan baik.
Informatika hanya berjumlah 41 orang. Hal inilah yang menyebabkan belum maksimalnya Dinas Kominfo dalam melaksanakan peraturan tersebut.
b. Sumber Daya Finansial
Sumber daya finansial atau dana juga merupakan hal yang akan sangat penting dalam memaksimalkan keberhasilan suatu kebijakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, didapat informasi bahwa sumber dana yang digunakan untuk pengimplementasian kebijakan Peraturan Walikota No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet ini keseluruhannya berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan. Hal tersebut juga dijelaskan didalam Rencana Kerja Anggaran Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan yang disusun setiap tahunnya.
c. Fasilitas
Selain sumber daya manusia dan finansial yang telah dipaparkan sebelumnya, faktor yang tidak kalah pentingnya bagi implementasi kebijakan adalah tersedianya fasilitas. Seorang pelaksana atau implementor sebuah kebijakan mungkin mempunyai staf yang memadai dalam hal kualitas serta kuantitasnya dan mungkin memahami apa yang harus dilakukan, tetapi tanpa fasilitas seperti bangunan sebagai kantor untuk melakukan koordinasi dan pelayanan, tanpa peralatan dan perlengkapan, maka besar kemungkinan implementasi kebijakan yang telah direncanakan tidak akan berhasil. Sementara itu, penyediaan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk mendukung implementasi kebijakan yang efektif sangat dipengaruhi oleh pendanaan terhadap implemetasi kebijakan tersebut.