• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kebutuhan Informasi Siswa dengan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Kebutuhan Informasi Siswa dengan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Kebutuhan Informasi Siswa dengan

Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam

Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

studi untuk memperolehgelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh

Kristina Elnora Sihite

060709012

Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi S1

Fakultas Sastra

(2)

ABSTRAK

Kristina Sihite. 2010. Hubungan Kebutuhan Informasi Siswa dengan

Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang. Medan: Departemen Studi

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St. Petrus dalam mendukung proses belajar di SMA St. Petrus Sidikalang. Lokasi penelitian ini adalah di Perpustakaan SMA St. Petrus Jl. Parongil No.97 Sidikalang.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA St. Petrus dari kelas 1 dan kelas 2 yang berjumlah 336 orang. Penentuan sampel berdasarkan pendapat Arikunto dan ditentukan besar sampel 25% dari jumlah populasi dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 84 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah proportionate stratified random sampling.

Teknik pengumpulan data adalah melalui angket dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang dengan nilai korelasi sebesar 0,98. Koefisien determinasi adalah sebesar 0,96. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan informasi siswa dapat menjelaskan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang sebesar 96%, sedangkan 4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Hubungan Kebutuhan Informasi Sisiwa dengan Ketersediaan Koleksi

Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus

Sidikalang” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam

bidang studi perpustakaan dan informasi pada Departemen Studi Perpustakaan

dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Sebagai insan yang biasa, penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang.

Penulis mengucapkan terimakasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya

kepada Bapak saya Humala Sihite dan Ibu tercinta Rosmawati Sianipar atas

segala doa, dukungan dan pengorbanan moril dan materi kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan,

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak hingga selesainya skripsi ini. Untuk

itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku ketua Departemen Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

3. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, S.H selaku dosen pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

4. Bapak Drs. Dirmansyah selaku Dosen Wali dan seluruh staf pengajar

(4)

memberikan pengetahuan kepada penulis dibidang Perpustakaan dan

Informasi.

5. Staf pegawai pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

(B’Yudi) yang telah membantu dalam mengurus surat-surat yang

berhubungan dengan skripsi ini..

6. Untuk kakakku K’ Delima, dan adik-adikku Lambas, Desni, Elpi, Samuel,

Swandi yang selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis.

7. Suster Florentina Sihombing selaku kepala sekolah, seluruh staf pengajar

dan pegawai SMA St. Petrus Sidikalang. Juga kepada seluruh siswa kelas

1 dan 2 yang telah memberikan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian

ini.

8. Teman-teman stambuk 2006, Apri, Arda, Elis, Siska, Tata, Ida, Wina,

Inggit, Minda, Dila, Cici, Nia, Oni, Isna, Tia, Citra, Nita, Ika, Lina, Sri,

Khairani, Richard, Shella, Tina Regina, Anggi dan semua teman-teman

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

9. Buat K’Ika yang telah membantu penulis dalam mengolah data dengan

menggunakan SPSS.

10.Teman-teman kost di Harmonika 20 (Helen, Yanti, Ita, Esi, Mika, Adel,

Ester, Ika) dan Sahabat-sahabat terbaikku Deni, Lidia, Juni, Eva, Ernita

yang selalu memberi semangat kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis.

Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.

Medan, Juni 2010

Penulis,

Kristina Elnora Sihite

(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi ... 6

2.1.2 Jenis Kebutuhan Informasi ... 8

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 9

2.1.4 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 11

2.1.5 Sumber Informasi ... 12

2.1.6 Pengguna Informasi ... 13

2.2 Perpustakaan Sekolah ... 14

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 14

2.2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 15

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 17

2.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan ... 17

2.3.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 17

2.3.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 18

2.3.3 Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 22

(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyebaran Kuesioner dan Karakteristik Responden ... 31

4.2 Analisis Deskriptif ... 31

4.2.1 Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Informasi ... 31

4.2.2 Tanggapan Responden terhadap Ketersediaan Koleksi ... 40

4.3 Penentuan Korelasi ... 48

4.3.1 Perhitungan Korelasi ... 48

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 49

4.3.3 Uji Koefisien Determinasi... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 50

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA... 52

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi – Kisi Kuesioner... ... 27

Tabel 2 Komposisi Responden Berdasarkan Kelas... ... 31

Tabel 3 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 32

Tabel 4 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 33

Tabel 5 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 34

Tabel 6 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 34

Tabel 7 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 35

Tabel 8 Sumber Informasi... ... 36

Tabel 9 Sumber Informasi... ... 37

Tabel 10 Sumber Informasi... ... 38

Tabel 11 Sumber Informasi... ... 38

Tabel 12 Sumber Informasi... ... 39

Tabel 13 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 40

Tabel 14 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 41

Tabel 15 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah ... ... 42

Tabel 16 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 43

Tabel 17 Kebermanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 43

Tabel 18 Kebermanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah ... ... 44

Tabel 19 Kebermanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 45

Tabel 20 Ketersediaan Koleksi Baru... ... 46

Tabel 21 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 46

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian... .... 54

Lampiran 2 Tabel Distribusi Skor Butir Jawaban Responden... .... 58

Lampiran 3 Nilai Variabel X dan Variabel Y... ... 62

(9)

ABSTRAK

Kristina Sihite. 2010. Hubungan Kebutuhan Informasi Siswa dengan

Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang. Medan: Departemen Studi

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St. Petrus dalam mendukung proses belajar di SMA St. Petrus Sidikalang. Lokasi penelitian ini adalah di Perpustakaan SMA St. Petrus Jl. Parongil No.97 Sidikalang.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA St. Petrus dari kelas 1 dan kelas 2 yang berjumlah 336 orang. Penentuan sampel berdasarkan pendapat Arikunto dan ditentukan besar sampel 25% dari jumlah populasi dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 84 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah proportionate stratified random sampling.

Teknik pengumpulan data adalah melalui angket dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang dengan nilai korelasi sebesar 0,98. Koefisien determinasi adalah sebesar 0,96. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan informasi siswa dapat menjelaskan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang sebesar 96%, sedangkan 4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi di era globalisasi telah menjadi kebutuhan utama dalam

kehidupan manusia. Masyarakat informasi memiliki kebutuhan utama untuk

memenuhi informasi yang dibutuhkan yang berguna untuk mendukung

kegiatannya sehari-hari baik sebagai pengusaha, pegawai, dosen, guru,

mahasiswa, siswa, petani, buruh dan berbagai profesi lainnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan makin meningkatnya penyebaran

informasi mendorong manusia selalu ingin tahu tentang suatu hal yang dapat

memperluas wawasannya. Kebutuhan informasi seseorang menjadi meningkat

apabila ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu hal. Rasa ingin tahu

yang tinggi tersebut khususnya timbul pada anak remaja khususnya pelajar

dimana mereka membutuhkan masukan-masukan dari luar dirinya. Mereka

membutuhkan informasi bukan hanya informasi tentang mata pelajaran dan

tugas-tugas sekolah tetapi juga membutuhkan informasi lain dan yang terbaru yang

berhubungan dengan kehidupan dalam masyarakat, lingkungan maupun dalam

kehidupan individualnya seperti kesehatan, religi, dan gaya hidup.

Adapun kebutuhan informasi seorang siswa dapat dibedakan menjadi

kebutuhan personal yaitu kebutuhan menyangkut pribadi siswa misalnya

kebutuhan tentang kesehatan, pendidikan, agama, pengembangan diri, mode/

fashion, dan gaya hidup. Kebutuhan kedua yaitu kebutuhan terkait peran sosial

yaitu peran sebagai pelajar yang membutuhkan informasi tentang tugas-tugas

sekolah, materi pelajaran. Sedangkan kebutuhan ketiga adalah kebutuhan

informasi terkait lingkungan, yaitu lingkungan sekolah dan tempat tinggal.

Mengingat beragamnya kebutuhan informasi siswa dalam hal ini pelajar

SMA, ditambah sumber informasi yang bervariasi maka Perpustakaan Sekolah

sebagai fasilitator dalam mendukung kebutuhan informasi siswa SMA memegang

peranan yang sangat penting. Akan jauh lebih baik apabila Perpustakaan Sekolah

(11)

harus dapat memahami kebutuhan informasi siswa misalnya mengetahui apa yang

sesuai dan seharusnya dibaca oleh siswa SMA.

Sumber informasi merupakan faktor pendukung dalam memenuhi

kebutuhan informasi dan mendukung proses belajar siswa. Setiap siswa

membutuhkan sumber informasi atau koleksi perpustakaan yang sesuai dengan

kebutuhan informasi mereka. Koleksi yang disediakan perpustakaan harus relevan

dengan kebutuhan informasi siswa sehingga dapat digunakan sebagai referensi

dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar di sekolah. Salah satu sarana

dalam mendukung proses belajar siswa di sekolah adalah Perpustakaan Sekolah.

Dalam dunia pendidikan, Perpustakaan Sekolah merupakan faktor penting yang

perlu diperhitungkan keberadaannya. Peran Perpustakaan Sekolah sangat

diharapkan untuk membantu program pendidikan dan pengajaran sesuai dengan

tujuan yang terdapat dalam kurikulum, mengembangkan kemampuan siswa dalam

menggunakan sumber informasi perpustakaan dan menambah pengetahuan

pengguna Perpustakaan Sekolah tersebut.

Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang melayani siswa, guru dan

karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan Sekolah merupakan pusat

sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang berada di sekolah. Oleh karena itu

Perpustakaan Sekolah mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan proses

belajar mengajar dan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Namun

Perpustakaan Sekolah kebanyakan kurang termanfaatkan oleh siswa SMA karena

berbagai faktor diantaranya koleksi perpustakaan yang kurang menarik bagi

siswa, ruang perpustakaan yang relatif sempit. Untuk mengatasi hal tersebut perlu

disediakan koleksi yang berkualitas, bervariasi dan up to date.

Perpustakaan SMA St. Petrus merupakan salah satu jenis Perpustakaan

Sekolah Menengah Atas yang berfungsi melayani kebutuhan informasi pengguna

potensialnya seperti guru, siswa dan staf yang bekerja di sekolah tersebut. Untuk

melayani dan memenuhi kebutuhan informasi siswa SMA St. Petrus Sidikalang,

pustakawan harus mampu mengadakan dan mengelola koleksi perpustakaan

dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu mendukung dalam proses

(12)

yang ia miliki, peran perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan yaitu dengan

menyediakan koleksi yang berkualitas, bervariasi dan up to date. Sehingga akan

menimbulkan ketertarikan para siswa untuk menggunakan koleksi perpustakaan

dan dapat menghasilkan siswa-siswa yang aktif, kreatif, dan berprestasi.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan

SMA St. Petrus Sidikalang masih minim baik dari segi jumlah maupun jenisnya

dan koleksi yang disediakan kurang bervariasi dimana koleksi yang tersedia masih

kebanyakan buku-buku pelajaran dan kurang up to date, sehingga koleksi tersebut

kurang termanfaatkan oleh siswa dalam memenuhi kebutuhan informasi dan

proses belajar mereka. Adapun jumlah pengguna perpustakaan SMA St. Petrus

sampai pada bulan April 2010 adalah sebanyak 504 siswa. Jumlah koleksi buku

yang dimiliki perpustakaan SMA St. Petrus sebanyak 11.510 eksamplar dan

jumlah judul buku sekitar 2.300 judul buku. Sementara menurut Samosir (2003:7)

koleksi dasar yang harus dapat dibina Perpustakaan sekolah dalam jangka waktu

lima tahun adalah 10 judul per setiap murid. Sesuai dengan pendapat tersebut

seharusnya Perpustakaan Sekolah SMA St. Petrus harus dapat menyediakan 5.040

judul buku. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa koleksi yang

dimiliki Perpustakaan Sekolah SMA St. Petrus masih kurang mencukupi

kebutuhan setiap siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengelola Perpustakaan SMA

dalam mengadakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna

potensial perpustakaan sekolah. Oleh sebab itu penulis memilih judul “Hubungan

Kebutuhan Informasi Siswa dengan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka

yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimanakah hubungan

antara kebutuhan informasi dengan ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St.

(13)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui hubungan antara

kebutuhan informasi dengan ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St. Petrus

dalam mendukung proses belajar”.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

(1) Bagi Institusi : yaitu sebagai masukan dan sebagai bahan pertimbangan

kepada Perpustakaan SMA St. Petrus untuk lebih meningkatkan dan

mengembangakan koleksi dan layanan informasi di perpustakaan.

(2) Bagi Penulis : yaitu untuk mengetahui kebutuhan informasi siswa dan

ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang serta

menambah wawasan penulis di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

khususnya tentang kebutuhan informasi dan koleksi perpustakaan.

(3) Bagi Pembaca : yaitu sebagai bahan referensi untuk membahas masalah

penelitian yang sama dan menambah pengetahuan pembaca mengenai

kebutuhan informasi dan ketersediaan koleksi Perpustakaan Sekolah yang

dapat mendukung proses belajar siswa.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kajian pengguna khususnya

menyangkut kebutuhan informasi pengguna potensial perpustakaan yaitu warga

sekolah (guru dan siswa) dan ketersediaan koleksi Perpustakaan Sekolah.

Kebutuhan Informasi meliputi pengertian kebutuhan informasi, jenis kebutuhan

informasi, faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, karakteristik

kebutuhan informasi, pengguna informasi dan sumber informasi. Ketersediaan

koleksi Perpustakaan Sekolah meliput i pengertian koleksi perpustakaan sekolah,

(14)

1.6 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel penelitian oleh karena itu penelitian

ini menggunakan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas

permasalahan penelitian. Adapaun hipotesis penelitian ini adalah : Terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara kebutuhan informasi siswa dengan

(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kebutuhan Informasi Siswa

2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Istilah kebutuhan informasi didefinisikan oleh Krikelas dalam Harissanti

(2007:3) dengan “pengakuan mengenai adanya ketidakpastian”. Kata informasi

dikaitkan dengan kata kebutuhan karena menegaskan sebuah kebutuhan dasar

yang mirip dengan kebutuhan dasar manusia lainnya, yang oleh para psikolog

dibedakan dalam tiga kategori yaitu kebutuhan fisiologis, afektif dan kognitif

(Rohde dalam Harissanty, 2007:3).

Dikaitkan dengan lingkungan yang menyebabkan timbulnya kebutuhan,

ada beberapa kebutuhan yang dikemukakan oleh Katz, Gurevitch dan Haas dalam

Yusuf (2009:338) sebagai berikut :

1. “Kebutuhan kognitif, kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannnya.

2. Kebutuhan afektif, kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional.

3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individu.

4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain.

5. Kebutuhan berkhayal (escapist needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion)”.

Kebutuhan yang dihadapi orang tidak akan berkurang sepanjang hidupnya,

begitu juga masalah-masalah yang menyertainya karena pada dasarnya yang

disebut masalah adalah kebutuhan yang menduduki prioritas tinggi. Terjadinya

kebutuhan jika terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara yang

seharusnya dengan kondisi nyata sekarang. Sebenarnya timbulnya suatu

kebutuhan itu juga dari adanya informasi yang datang menerpa orang yang

(16)

Menurut Wilson sebagaimana dikutip oleh Yulianah (2009:10),

munculnya kebutuhan informasi dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang

berkaitan kebutuhan fisiologi, afektif maupun kognitif terkait dengan peran

seseorang dalam pekerjaan atau kegiatan dan tingkat kompetensi seseorang

sebagaimana diharapkan oleh lingkungannya. Hal yang sama juga dikemukakan

oleh Atherton dalam Yulianah (2009:10), bahwa kebutuhan informasi seseorang

tergantung pada pekerjaan, tujuan menggunakan informasi, usia, kecakapan,

kedudukan profesional.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

informasi seseorang didorong oleh keadaan dalam diri seseorang dan perannya

dalam lingkungannya. Dimana seseorang menyadari bahwa pengetahuan yang ia

miliki masih kurang sehingga ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan

informasi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menambah pengetahuan

mengenai lingkungan masyarakat, tugas-tugas pribadi sesuai dengan pekerjaan,

pendidikan, hiburan dan untuk pengambilan keputusan.

Belkin dalam Ishak (2006:91) menyatakan bahwa kebutuhan informasi

terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat

pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi

kekurangan tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menganggap bahwa pengetahuan

yang ia miliki saat itu sangat kurang dari yang dibutuhkannya untuk

menyelesaikan suatu masalah.

Kebutuhan informasi seseorang terjadi karena adanya kesenjangan antara

pengetahuan yang ia miliki dimana seseorang merasa bahwa informasi yang ia

miliki masih kurang atau tidak memadai untuk mencapai tujuan tertentu dalam

hidupnya. Ketika seseorang menyadari bahwa apa yang diketahuinya tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan informasinya, maka timbul keinginan untuk

memenuhi kebutuhan informasi tersebut.

Wilson dalam Harissanty (2007:5) mengemukakan bahwa kebutuhan

(17)

lingkungan seseorang (person’s environment), peran sosial yang disandang (social

roles), dan karakteristik personal (personal characteristics).

Kebutuhan terkait dengan lingkungan seseorang dapat menambah

informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang lingkungannya

misalnya informasi tentang lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah,

peristiwa-peristiwa terkini dan kebijakan pemerintah. Kebutuhan terkait dengan

peran sosial yaitu mengenai peran seseorang dalam lingkungan masyarakat

misalnya sebagai pelajar membutuhkan informasi tentang pelajaran atau

tugas-tugas di sekolah dan kebutuhan pemahaman baru tentang materi pelajaran di

sekolah. Kebutuhan terkait dengan karakteristik personal yaitu kebutuhan yang

berhubungan dengan kesehatan, gaya hidup dan kebutuhan untuk mendapatkan

hiburan (Harissanty, 2007:5). Sehingga dapat dinyatakan bahwa kebutuhan

informasi seorang siswa yang utama adalah informasi yang bermanfaat bagi

kehidupannya baik pada saat sekarang maupun yang akan datang. Informasi

tersebut berhubungan dengan tugas-tugas akademik pelajar yang sedang dalam

proses bersekolah (belajar). Selain itu seorang pelajar juga membutuhkan

informasi tentang lingkungan sekitar, pengembangan pribadi dan informasi

hiburan. Dengan demikian perpustakaan sekolah dituntut untuk memenuhi ketiga

jenis kebutuhan informasi siswa tersebut dengan menyediakan koleksi yang

berhubungan dengan kebutuhan informasi siswa.

2.1.2 Jenis Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi seseorang selalu berubah seiring dengan waktu dan

memiliki jenis kebutuhan informasi yang berbeda. Menurut Guha dalam Saepudin

(2009:1) ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi yaitu :

1. “Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna

informasi yang sifatnya mutakhir.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna

yang diperlukan sehari-hari yang sifatnya spesifik dan cepat.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna

akan informasi yang mendalam, spesifik dan lengkap.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan

(18)

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Saepudin tersebut terdapat

empat jenis kebutuhan informasi dimana pengguna informasi membutuhkan

informasi yang bersifat mutakhir, spesifik, cepat, ringkas dan lengkap.

Sedangkan menurut Devadason sebagaimana dikutip oleh Ishak (2006:92)

menyatakan bahwa jenis kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan kerja,

disiplin ilmu/bidang pekerjaan/minat, fasilitas yang tersedia, kedudukan atau

jabatan seseorang, motivasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan

untuk menemukan ide baru dan kebutuhan mencari kebenaran.

Sesuai dengan pendapat di atas dapat dikemukakan jenis kebutuhan

informasi siswa antara lain kebutuhan sesuai dengan pekerjaan yakni sebagai

pelajar, kebutuhan sesuai dengan minat siswa, kebutuhan untuk mengambil

keputusan, kebutuhan untuk menemukan ide baru dan kebutuhan untuk mencari

kebenaran.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Menurut Sulistyo-Basuki sebagaimana dikutip oleh Saepudin (2009:1)

kebutuhan informasi ditentukan oleh :

1. “Kisaran informasi yang tersedia

2. Penggunaan informasi yang akan digunakan

3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing-masing pemakai

4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada 5. Konsekuensi penggunaan informasi”.

Sementara menurut Nicholas dalam Ishak (2006:93) faktor yang

mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai adalah :

1. “Jenis pekerjaan

2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan 3. Waktu

4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi)

(19)

Sesuai dengan pernyataan yang dikutip oleh Sepudin dan Ishak mengenai

faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, dapat diketahui bahwa faktor

yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah ketersediaan informasi,

kegunaan dari informasi, lingkungan, motivasi seseorang dalam mencari

informasi, jenis pekerjaan, waktu, kemudahan dalam mengakses informasi dan

sarana yang digunakan untuk mencari informasi.

Wilson dalam Ishak (2006:93-94) menguraikan faktor yang secara

bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :

1. “Kebutuhan individu (person)

Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis

(psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan

kebutuhan kognitif (cognitive needs). 2. Peran sosial (social role)

Peran soaial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja

(performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada

dalam diri individu.

3. Lingkungan (environment)

Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial budaya (socio-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik

(physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun

faktor kebutuhan individu, sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi”.

Terdapat tiga tingkatan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi

yaitu faktor kebutuhan individu yang meliputi kebutuhan psikologis, afektif dan

kognitif. Kebutuhan psikologis yaitu kebutuhan tentang psikologi seseorang,

kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan seseorang akan informasi yang dapat

menambah pengetahuannya tentang lingkungannya, kebutuhan afektif yaitu

kebutuhan seseorang akan informasi yang ringan dan menyenangkan misalnya

dengan menonton TV. Faktor peran sosial meliputi peran kerja dan tingkat kinerja

dan faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja, lingkungan sosial budaya,

(20)

2.1.4 Karakteristik Kebutuhan Informasi

Menurut Leckie et.al sebagaimana diuraikan oleh Ishak (2006:94)

kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud

dari kebutuhan informasi, yaitu :

1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan atau usia. Semakin

tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak kebutuhan informasinya.

2. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau

eksternal. Kebutuhan khusus misalnya kebutuhan tentang pekerjaan

seseorang atau kebutuhan seorang siswa tentang pelajaran dan

tugas-tugas sekolah.

3. Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau

baru. Pengguna informasi tentunya akan memilih informasi yang

terbaru daripada informasi lama dan berulang.

4. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat

diramalkan atau tidak terduga. Jika kebutuhan informasi seseorang

muncul dengan tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya terjadi ketika

seseorang mencari informasi tentang pelajaran sekolah dan tiba-tiba

muncul dalam benaknya untuk mencari informasi lain yang

berhubungan dengan pelajaran tersebut, maka orang tersebut akan

mencari dan menemukan informasi tersebut.

5. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat

urgensinya. Apabila informasi yang dibutuhkan sangat penting maka

orang yang membutuhkan informasi tersebut akan berusaha mencari

dan menemukan informasi tersebut.

6. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit

untuk dipecahkan.

Sedangkan menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006:94-95) ada

sebelas karakteristik kebutuhan informasi yang dapat menunjukkan wujud dari

kebutuhan informasi tersebut, yaitu :

(21)

2. Fungsi (function) 3. Sifat (nature)

4. Tingkat intelektual (intellectual level) 5. Titik pandang (viewpoint)

6. Kuantitas (quantity) 7. Kualitas (quality)

8. Batas waktu informasi (date)

9. Kecepatan pengiriman (speed of delivery) 10.Tempat asal publikasi (place)

11.Pemrosesan dan pengemasan (processing and packaging)”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tentang kesebelas karakteristik

kebutuhan informasi, dapat diuraikan sebagai berikut antara lain : Pokok masalah

artinya apa yang menjadi pokok masalah dalam suatu informasi. Fungsi yaitu apa

fungsi informasi bagi penggunanya. Sifat informasi artinya apakah suatu

informasi berubah pada waktu/ periode tertentu. Tingkat intelektual maksudnya

suatu informasi harus mengandung pengetahuan yang dapat menambah

kecerdasan penggunanya. Titik pandang maksudnya bahwa setiap orang memiliki

titik pandang yang berbeda-beda mengenai suatu informasi. Kuantitas maksudnya

dalam memenuhi kebutuhan informasinya setiap orang membutuhkan informasi

dengan jumlah yang berbeda-beda. Kualitas yaitu menggambarkan kualitas isi

informasi dan relevansinya dengan kebutuhan informasi pengguna. Batas waktu

informasi maksudnya apakah informasi yang disediakan merupakan informasi

terbaru atau sudah usang. Kecepatan pengiriman berkaitan dengan kecepatan

penyampaian informasi kepada pengguna, hal ini perlu diperhatikan karena

pengiriman informasi yang lambat akan mengakibatkan keusangan informasi

sehingga tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Tempat asal publikasi juga

penting bagi pengguna karena berhubungan dengan bahasa yang digunakan dan

kepercayaan pengguna terhadap isi informasi. Pemrosesan dan pengemasan

berkaitan dengan penyajian informasi dan tampilan fisik suatu informasi.

2.1.5 Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan media yang digunakan untuk mendapatkan

informasi, seperti : manusia, media (cetak, elektronik, buku/ naskah) dan lembaga

(22)

Menurut Krikelas dan Arsland dalam Astuti (2008:11) menyatakan bahwa

sumber informasi terbagi menjadi kebutuhan informasi internal dan kebutuhan

informasi eksternal. Sumber informasi internal diantaranya catatan pribadi dan

hasil pengamatan, sedangkan sumber informasi eksternal merupakan sumber

informasi yang didapatkan melalui sumber informasi langsung.

Sedangkan menurut Bouzza dan Evan dalam Astuti (2008:11) menyatakan

bahwa sumber informasi terdiri dari sumber informasi formal dan informal. Yang

termasuk sumber informasi formal adalah buku, majalah, koran, internet, TV dan

radio. Sedangkan yang termasuk sumber informasi informal adalah dosen, rekan

seprofesi dan teman.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber

informasi dapat diperoleh melalui informasi internal dan eksternal atau informasi

formal dan informal. Cara untuk memperoleh informasi tersebut diantaranya

dengan cara seperti yang diuraikan oleh Hartono (1986:10) yaitu : mengunjungi

perpustakaan untuk mendapatkan dokumen atau informasi yang diperlukan,

meminta bantuan dari pusat pelayanan informasi dan menanyakan kepada kolega

atau teman.

2.1.6 Pengguna Informasi

Pengguna informasi adalah “pihak yang menerima atau menggunakan

informasi” (Sankarto dan Permana, 2008:4). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

yang menjadi pengguna informasi perpustakaan sekolah adalah semua pengguna

potensial perpustakaan sekolah yaitu siswa, guru dan staf pegawai yang ada di

sekolah tertentu.

Menurut Yusuf (2009:330) pengguna informasi perpustakaan dibagi

menjadi dua bagian yaitu : pengguna yang belum sempat dilayani di perpustakaan

disebut dengan pengguna potensial (potential users) dan pengguna yang sudah

datang ke perpustakaan dan sudah memanfaatkan jasa layanan perpustakaan

disebut dengan pengguna aktual (actual users).

Pengguna potensial adalah orang yang sebenarnya membutuhkan

(23)

kediamannya. Pengguna potensial ini seperti orang yang cacat fisik dan mental,

orang yang sudah berusia lanjut, dan juga orang yang sehat secara fisik dan

mental tetapi belum mempunyai kesempatan untuk datang ke perpustakaan

disebabkan karena kesibukan dalam pekerjaannya dan jauh dari pusat sumber

informasi (Yusuf, 2009:330). Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa SMA

merupakan pengguna aktual karena dapat diasumsikan kalau mereka sudah pernah

datang ke perpustakaan dan sudah memanfaatkan jasa perpustakaan sekolahnya.

Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa mereka tidak pernah datang ke

perpustakaan dan tidak pernah memanfaatkan jasa perpustakaan sebagi sumber

informasinya karena alasan tertentu.

2.2. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung proses

belajar bagi siswa. Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sumber belajar

yang tersedia di lingkungan sekolah. Jika dikaitkan dengan proses belajar

mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memiliki sumbangan yang sangat

berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan kualitas

pendidikan siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah, siswa dapat terlibat

langsung dalam proses belajar dimana siswa dapat belajar mandiri dengan

menggunakan koleksi perpustakaan.

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah

sekolah dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan.

Menurut Samosir (2003) Perpustakaan Sekolah adalah :

“Semua perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. Perpustakaan Sekolah merupakan bagian terpadu dari sekolah yang bertugas mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan memelihara bahan pustaka untuk dipergunakan oleh guru dan siswa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah”.

Perpustakaan Sekolah adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi

(24)

buku-buku atau tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagi media belajar

siswa. Perpustakaan Sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam

upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan

pengajaran (Darmono, 2004:2).

Keberadaan Perpustakaan Sekolah saat ini menjadi sangat penting dalam

memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Diharapkan Perpustakaan Sekolah

dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu Perpustakaan Sekolah

perlu dikembangkan sehingga dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi warga

sekolah.

2.2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Menurut Yusuf (2005:3) tujuan Perpustakaan Sekolah adalah :

1. “Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan

3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan

sekolah adalah untuk mendorong dan menumbuhkembangkan semangat dan

kebiasaan membaca bagi siswa. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan

menyediakan sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa baik yang

mendukung proses belajar di sekolah maupun yang bersifat hiburan yang bermutu

(25)

Tujuan Perpustakaan Sekolah dalam Buku Perpustakaan Sekolah

sebagaimana diuraikan Samosir (2003) adalah :

a. Tujuan Umum

“Perpustakaan Sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas Pembangunan Nasional yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945”.

b. Tujuan Khusus

Perpustakaan Sekolah diselengarakan untuk :

1. “Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan

2. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi

3. Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna

4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri 5. Memupuk minat dan bakat

6. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif

7. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri”.

Pendapat di atas menyatakan bahwa tujuan perpustakaaan di bagi menjadi

dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum lebih mengarah

kepada agama, sikap dan kebangsaan atau nasionalisme yaitu untuk meningkatkan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,

meningkatkan budi pekerti dan meningkatkan semangat cinta tanah air.

Sedangkan tujuan khusus lebih mengarah kepada pendidikan siswa dimana tujuan

tersebut adalah mengembangkan minat, kemampuan dan mendidik siswa dalam

(26)

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Soeatminah dalam Samosir (2003) menyatakan bahwa

Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai sarana yang dapat :

1. “Meningkatkan kemampuan berpikir dan menanamkan kebiasaan belajar sendiri sesuai dengan bakat dan perkembangannya

2. Menanamkan pengetahuan yang terpadu sebagai gabungan dari mata pelajaran sesuai denga kurikulum sekolah

3. Menaikkan prestasi keilmuan melalui bahan bacaan.”

Menurut Yusuf (2005:4-6) fungsi Perpustakaan Sekolah adalah :

1. “Fungsi edukatif, maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada di Perpustakaan Sekolah terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar.

2. Fungsi informatif, berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan para siswa dan guru.

3. Fungsi rekreasi, dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan sebagainya yang dapat menghibur pembacanya disaat yang memungkinkan.

4. Fungsi riset atau penelitian, maksudnya koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa

perpustakaan sekolah memiliki fungsi sebagai sumber kegiatan belajar mengajar,

membantu siswa untuk memperluas pengetahuan tentang setiap bidang studi dan

membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir, belajar mandiri.

Fungsi lain dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan koleksi yang sesuai

dengan kurikulum sekolah sehingga mendorong prestasi siswa, juga sebagai pusat

rekreasi dengan menyediakan bacaan yang bersifat menghibur .

2.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

2.3.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi Perpustakaan Sekolah adalah “sejumlah bahan atau sumber–

sumber informasi, baik berupa buku ataupun bukan buku yang dikelola untuk

kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan” (Yusuf,

(27)

Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua materi perpustakaan yang

dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna

untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran. (Standar Nasional

Indonesia, 7329: 2009).

Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi

perpustakaan sekolah adalah semua bahan atau sumber-sumber informasi yang

dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemu kembali dan didayagunakan baik berupa

buku maupun bukan buku yang berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi

siswa khususnya dalam proses belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan.

2.3.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

Setiap siswa di sekolah memiliki bakat, kebutuhan, perhatian dan

kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Perpustakaan Sekolah harus

dapat menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Yusuf

(2005:9) Koleksi Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan menjadi :

A. Koleksi Buku

Buku adalah terbitan yang membahas informasi tertentu disajikan secara

tertulis sedikitnya setebal 64 halaman tidak termasuk halaman sampul, diterbitkan

oleh penerbit atau lembaga tertentu serta ada yang bertanggung jawab terhadap isi

yang dikandungnya (Darmono, 2001:52).

Menurut Yusuf (2005:9-20) koleksi buku terbagi menjadi buku fiksi dan

non fiksi.

a. Buku Non Fiksi

Buku-buku yang bersifat non fiksi maksudnya buku yang ditulis

berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya sekitar kita.

Yang tergolong kedalam buku-buku non fiksi adalah :

1. “Buku-Buku Teks Utama atau Buku Pelajaran

Buku teks adalah buku tentang satu bidang ilmu tertentu yang ditulis berdasarkan sistematika dan organisasi tertentu sehingga memudahkan proses pembelajarannya baik oleh guru maupun murid.

(28)

melaksanakan proses belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru.

2. Buku-Buku Teks Pelengkap

Buku-buku teks pelengkap adalah buku-buku yang materinya bersifat melengkapi isi buku-buku teks utama. Materi buku teks pelengkap ini tetap didasarkan pada kurikulum yang berlaku di sekolah. Buku jenis ini diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Buku-Buku Rujukan

Buku-buku rujukan adalah buku-buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi pembacanya.

Buku-buku rujukan meliputi : a. Kamus

Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaannya dalam kalimat dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata tersebut.

b. Ensiklopedia

Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah tersebut.

c. Almanak

Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keterangan antara lain data statistik, ramalan cuaca dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu saat dan tempat tertentu termasuk bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu.

d. Buku tahunan

Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir. Pada umumnya buku tahunan berisi masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat.

e. Buku petunjuk

Buku petunjuk biasanya berisi petunjuk praktis dalam melakukan sesuatu.

f. Terbitan Pemerintah

Terbitan pemerintah adalah suatu terbitan yang dicetak atas biaya dan tanggung jawab pemerintah

g. Direktori

Buku ini berisi petunjuk bagaimana cara mudah untuk menemukan alamat seseorang, nomor telepon dan keterangan lain tentang seseorang atau badan yang didaftarnya. Daftar alamat ini disusun berdasarkan urutan abjad nama orang atau badan.

h. Bibliografi

(29)

i. Indeks dan abstrak

Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang menunjukkan tempat istilah tersebut berada.

Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah.

j. Sumber geografi

Sumber geografi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Jenis koleksi ini berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu. Bentuk sumber geografi pada umumnya adalah atlas, globe, peta”.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi non fiksi

merupakan koleksi yang penting digunakan oleh siswa untuk mendukung kegiatan

belajar. Koleksi non fiksi meliputi buku-buku teks utama atau buku pelajaran

yang sesuai dengan kurikulum sebagai buku pegangan bagi siswa dan guru. Buku

teks pelengkap sebagai bahan tambahan yang mendukung isi informasi buku teks

utama dan buku rujukan yang dapat digunakan untuk mencari informasi penting

atau istilah-istilah dengan menggunakan buku rujukan seperti kamus, ensiklopedi.

Ketiga jenis koleksi tersebut yaitu buku-buku teks utama atau buku pelajaran,

buku-buku teks pelengkap dan buku-buku rujukan merupakan komponen utama

yang diperlukan dan dipergunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar

di sekolah.

b. Buku Fiksi

Kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang di tulis bukan

berdasarkan fakta atau kenyataan (Yusuf, 2005:18). Buku-buku fiksi biasanya

dalam bentuk cerita atau sering dikaitkan dengan novel. Buku-buku jenis fiksi

serta buku bergambar dapat merangsang rasa ingin tahu dan dapat

mengembangkan imajinasi anak didik. Buku-buku ini memuat cerita-cerita

tentang kehidupan maupun kegiatan-kegiatan selama imajinatif dan berfungsi

(30)

B. Koleksi Bahan Bukan Buku

1. “Terbitan berkala ( majalah dan surat kabar )

Terbitan berkala biasanya memuat beberapa artikel atau tulisan dari beberapa pengarang serta berbagai berita dan keterangan lain yang dianggap penting dengan kala terbit secara teratur. Yang tergolong terbitan berkala adalah surat kabar, majalah dan buletin.

2. Pamflet

Pamflet merupakan bahan cetakan yang terdiri dari beberapa lembar namun tidak dijilid dan berisi tentang berbagai masalah yang masih hangat atau mutakhir.

3. Brosur

Brosur atau selebaran adalah bentuk karya cetak yang biasanya memuat berita atau keterangan yang perlu diketahui oleh masyarakat mengenai keadaan atau kondisi orang atau badan yang menerbitkan selebaran tersebut.

4. Guntingan surat kabar

Guntingan surat kabar atau disebut juga kliping dibuat dari guntingan berita atau tulisan dan artikel dalam surat kabar atau majalah yang dianggap penting ditempelkan pada selembar kertas kemudian dijilid. 5. Gambar atau lukisan

Gambar atau lukisan adalah bentuk karya seni seseorang yang perlu dihargai keberadaannya. Misalnya hasil karya seni siswa yang biasanya diletakkan di perpustakaan sekolah.

6. Globe

Globe atau bola dunia perlu disediakan di perpustakaan sekolah untuk mempersiapkan dan menyediakan informasi bagi para siswa yang menginginkan informasi tentang dunia secara mini”.

Koleksi bahan bukan buku juga perlu untuk dikoleksi perpustakaan

sekolah karena pelajar SMA juga membutuhkan bahan bacaan yang berisi berita

seperti surat kabar dan majalah. Selain itu mereka juga membutuhkan informasi

tentang suatu lembaga atau organisasi seperti yang dimuat di brosur dan bahan

lain seperti globe yang dapat digunakan sebagai alat peraga dalam belajar.

C. Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audiovisual)

Bahan pandang dengar juga merupakan koleksi perpustakaan. Koleksi

bahan pandang dengar adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil

teknologi elektronik bukan bahan hasil dari cetakan dari kertas. Bahan pandang

dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata

(31)

Jenis-jenis koleksi bahan audiovisual diantaranya film suara, kaset video,

tape recorder, slide suara, piringan hitam, CD, VCD, DVD. Koleksi bahan

audiovisual ini juga penting dalam proses belajar. Bahan audiovisual dapat

digunakan sebagai alat peraga dimana dengan melihat dan mendengar informasi

yang disajikan dalam koleksi tersebut akan memudahkan para siswa untuk

memahami isi informasi yang disampaikan melalui media audiovisual tersebut.

Oleh karena itu, perpustakaan sekolah perlu memperhatikan keberadaan koleksi

bahan audiovisual sehingga perpustakaan akan menjadi semakin diminati siswa.

2.3.3 Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah

Jumlah koleksi Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

a. Koleksi Dasar

Koleksi dasar sebagai koleksi permulaan yang harus dapat dibina

perpustakaan dalam jangka waktu 5 tahun adalah 10 judul per setiap siswa.

Koleksi minimal suatu Perpustakaan Sekolah adalah 20 judul per setiap

siswa.

b. Pengembangan Koleksi

Apabila koleksi dasar suatu Perpustakaan Sekolah telah tercapai, maka

untuk menjaga agar kondisinya selalu seimbang dengan adanya kerusakan

dan kehilangan, perlu diadakan :

- Pemeliharaan koleksi setiap tahun sebanyak 10 % dari koleksi yang sudah ada.

- Penambahan koleksi sebanyak 10 % dari koleksi yang sudah ada (Samosir,

2003:7).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan harus

memiliki koleksi dasar dengan perincian 10 judul per siswa dan koleksi minimal

20 judul per siswa. Selain itu, Perpustakaan Sekolah juga harus mengadakan

pemeliharaan dan penambahan koleksi sebanyak 10% dari jumlah koleksi yang

(32)

bagi siswa baik untuk memnuhi kebutuhan kegiatan belajar maupun memenuhi

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sevilla et.al

(1993:87) penelitian korelasi adalah ”penelitian yang di rancang untuk

menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu

populasi”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu

”penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok” (Singarimbun, 1989:3).

Metode survei dipilih untuk mengobservasi pemikiran siswa mengenai kebutuhan

informasi dalam dirinya dan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai

ketersediaan koleksi perpustakaan yang dapat digunakan untuk mendukung proses

belajar dan memenuhi kebutuhan informasi lainnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan SMA St. Petrus Jl. Parongil

No.97 Sidikalang.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (1998:57) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa SMA St. Petrus yaitu siswa kelas 1 (satu) dan kelas 2 (dua)

yang berjumlah 336 orang. Dalam penelitian ini tidak termasuk siswa kelas 3

(34)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel, dan teknik yang digunakan adalah proportionate stratified random

sampling yaitu teknik sampling yang digunakan bila anggota populasi mempunyai

anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 1999:

75). Dalam penelitian ini anggota populasi diambil secara bertingkat yaitu dari

kelas 1 dan kelas 2.

Penentuan besar sampel dari populasi didasarkan pada pendapat yang

dikemukakan oleh Arikunto (2006:134) yang menyatakan bahwa :

”Apabila jumlah subjek dari populasi besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari : a) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data dan c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti”.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menetapkan besar sampel pada

penelitian ini sebanyak 25% dari jumlah populasi, maka besar sampel adalah 84

orang dengan perincian sebagai berikut:

No. Kelas Sub Populasi Sampel

1. Kelas 1 177

336 177

x 84 = 44

2. Kelas 2 159

336 159

x 84 = 40

(35)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah :

a. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan

masalah penelitian kepada responden.

b. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui bahan

perpustakaan yang dijadikan sebagi sumber informasi.

3.5Definisi Operasional Variabel

Menurut Arikunto (2006:118) variabel adalah ”objek penelitian atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel yang akan di teliti yaitu :

1. Variabel Kebutuhan Informasi (X)

Kebutuhan informasi adalah ”pengakuan seseorang mengenai

adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau

topik tertentu dan berkeinginan untuk mengatasi kekurangan tersebut”

(Belkin dalam Ishak, 2009:91).

Dalam penelitian ini, variabel kebutuhan informasi siswa adalah

pengakuan siswa mengenai adanya kekurangan dalam tingkat

pengetahuannya tentang situasi dan topik tertentu. Variabel kebutuhan

informasi tersebut mencakup jenis kebutuhan informasi, sumber informasi

yang digunakan dan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi

tersebut.

2. Variabel Ketersediaan Koleksi (Y)

Dalam penelitian ini variabel ketersediaan koleksi adalah kesiapan

suatu koleksi untuk dapat digunakan pengguna perpustakaan dalam

memenuhi kebutuhan informasinya. Koleksi yang dibahas dalam

penelitian ini adalah koleksi perpustakaan sekolah. Koleksi perpustakaan

sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber informasi yang disediakan di

perpustakaan sekolah berupa buku fiksi dan non fiksi, terbitan berkala,

(36)

Variabel ketersediaan koleksi mencakup jenis koleksi, kelengkapan

koleksi, ketersediaan koleksi dan kesesuaian koleksi dengan kebutuhan

siswa

3.6 Kisi – Kisi Kuesioner

Tabel 1. Kisi – Kisi Kuesioner

Variabel Indikator Nomor item Jumlah item

Kebutuhan

4.Kesesuaian koleksi dengan

kebutuhan

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah

menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah ”statistik yang

digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi” (Sugiyono,

1998:112). Statistik deskriptif merupakan proses transpormasi data dalam bentuk

tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Untuk menafsirkan besar

persentase yang diperoleh dari tabulasi data digunakan metode penafsiran menurut

(37)

a. 1 – 24% Sebagian Kecil

b. 25 – 49% Hampir Setengah

c. 50% Setengah

d. 51 – 74% Sebagian Besar

e. 75 – 99% Pada Umumnya

f. 100% Seluruhnya

1. Uji Korelasi (r)

Untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat

digunakan uji korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment

yaitu :

rxy =

(

2

)( )

2

Y X

XY

Dimana :

rxy : Angka indeks korelasi ”r” Product Moment ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y (Arikunto, 1998:256)

Setelah diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi maka dapat

ditentukan bagaimana hubungan antara kebutuhan informasi dengan ketersediaan

koleksi. Untuk menentukan hubungan tersebut, peneliti berpedoman pada

pendapat Hadi (2001:272) yang menyatakan bahwa :

(38)

Untuk mengukur kedekatan korelasi antara variabel Kebutuhan Informasi

dengan Ketersediaan Koleksi digunakan koefisien korelasi disimbolkan dengan

”r” dengan kategori sebagai berikut :

(Sugiyono, 1998:149).

Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan Skala Likert.

Menurut Sugiyono (1998:73), ”Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial”.

Bobot untuk setiap jawaban yang diberikan responden dari setiap

pertanyaan adalah sebagai berikut :

a. Jawaban ”a” diberi skor 4

b. Jawaban ”b” diberi skor 3

c. Jawaban ”c” diberi skor 2

d. Jawaban ”d” diberi skor 1

2. Pengujian Hipotesis

Menurut Irianto (2004:98) hal yang perlu diingat dalam uji hipotesis

adalah bahwa :

Prosedur dalam pengujian hipotesis dibuat untuk mentes (menguji) kredibilitas Ho. Hal ini berarti bahwa dalam pengujian hipotesis kita akan menguji Ho, bukan menguji Ha, walaupun hipotesis yang dikembangkan melalui kajian teoritis adalah Ha. Oleh karena itu, jika Ho ternyata terbukti kebenarannya, maka kita akan menolak Ha. Sebaliknya, apabila ternyata Ho tidak terbukti kebenarannya maka kita harus menolak Ho dan menerima Ha.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(39)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

dilakukan uji signifikansi yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r hitung

dengan nilai r tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Apabila r hitung

lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak tetapi apabila r hitung

lebih besar dari r tabel maka Ha yang diterima dan Ho ditolak.

3. Uji Determinasi

Koefisien determinasi dapat dihitung dengan cara mengkuadratkan

(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyebaran Kuesioner dan Karakteristik Responden

Sesuai dengan penentuan sampel penelitian yang telah diuraikan pada Bab

III dimana penentuan sampel ditetapkan 25% dari jumlah populasi sehingga

jumlah responden penelitian ini adalah 84 orang dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 2. Komposisi Responden Berdasarkan Kelas

No. Karakteristik

Responden

Jumlah Sampel

1. Kelas 1 177 44

2. Kelas 2 159 40

Jumlah 336 84

Dari hasil tabulasi data berdasarkan kelas responden, maka dapat diketahui

bahwa responden berjumlah 84 orang. Karakteristik responden terbagi menjadi 2

(dua) bagian yaitu: responden pertama adalah siswa kelas 1 sebanyak 44 orang

dan responden kedua adalah siswa kelas 2 sebanyak 40 orang.

Selanjutnya kuesioner diedarkan kepada siswa secara serentak di kelas

pada tanggal 24 Mei 2010. Jumlah angket yang diedarkan sebanyak 84 eksamplar

dan kembali pada hari itu juga sebanyak 84 eksamplar.

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Informasi

Variabel Kebutuhan Informasi Siswa diukur berdasarkan indikator jenis

kebutuhan informasi dan sumber informasi. Untuk mengetahui tanggapan

responden terhadap kebutuhan informasi siswa dapat dilihat dari jawaban setiap

indikator nomor 1 sampai nomor 10 pada Variabel X. Adapun proses

penghitungan data dilakukan dengan menggunakan program aplikasi komputer

(41)

Variabel X (Kebutuhan Informasi Siswa)

Tabel 3. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

(%)

1. Apakah Saudara

membutuhkan informasi

yang berkaitan dengan

proses belajar dan

tugas-tugas sekolah?

A. Sangat membutuhkan 76 90,5

B. Membutuhkan 8 9,5

C. Kurang membutuhkan 0 0

D. Tidak membutuhkan 0 0

Jumlah 84 100

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa 76 responden (90,5%)

menyatakan bahwa siswa sangat membutuhkan informasi yang berkaitan dengan

proses belajar dan tugas-tugas sekolah. Sedangkan 8 responden (9,5%)

menyatakan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan proses belajar dan

tugas-tugas sekolah. Tidak ada responden yang menyatakan kurang membutuhkan

dan tidak membutuhkan informasi yang berkaitan dengan proses belajar.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 3, responden yang

menyatakan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan proses belajar dan

tugas-tugas sekolah sebanyak 84 responden (100%). Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa seluruh responden menyatakan membutuhkan informasi yang

berkaitan dengan kegiatan belajar dan tugas-tugas sekolah. Hal ini disebabkan

karena setiap siswa pasti membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan

dengan kegiatan belajar. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai referensi atau

bahan tambahan untuk mendukung mata pelajaran siswa disekolah maupun di

rumah yaitu membantu siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah sehingga

pengetahuan dan wawasan siswa menjadi luas.

Dari gambaran tersebut dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi

terpenting bagi siswa adalah informasi tentang pelajaran di sekolah dan informasi

yang mendukung proses belajar seperti tugas-tugas sekolah. Oleh sebab itu,

Perpustakaan Sekolah dituntut untuk menyediakan koleksi seperti buku-buku

(42)

membantu siswa dalam mengikuti proses belajar dan meningkatkan keterampilan,

kreativitas dan kecerdasan sisswa sehingga akan melahirkan siswa-siswa yang

berprestasi.

Tabel 4. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

(%)

2. Apakah Saudara

membutuhkan informasi

yang berkaitan dengan

lingkungan?

A. Sangat membutuhkan 40 47,6

B. Membutuhkan 39 46,4

C. Kurang membutuhkan 4 4,8

D. Tidak membutuhkan 1 1,2

Jumlah 84 100

Dari Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa 40 responden (47,6%)

menyatakan sangat membutuhkan informasi tentang lingkungan, 39 responden

(46,4%) menyatakan membutuhkan, 4 responden (4,8%) menyatakan kurang

membutuhkan dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak membutuhkan.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 4, responden yang

menyatakan membutuhkan informasi tentang lingkungan sebanyak 79 reponden

(94,0%) sedangkan yang menyatakan tidak membutuhkan berjumlah 5 responden

(6,0%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden

menyatakan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan lingkungan seperti

lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal.

Kebutuhan informasi tentang lingkungan baik lingkungan sekolah maupun

lingkungan tempat tinggal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Wilson dalam

Harissanty (2007: 14) bahwa seseorang membutuhkan informasi untuk mengikuti

perkembangan yang terjadi di dunia sekitar. Hal ini juga merupakan bagian dari

kebutuhan manusia akan kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan untuk memperkuat

atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan

(43)

Tabel 5. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

(%)

Dari Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa 64 responden (76,2%)

menyatakan sangat membutuhkan informasi tentang kesehatan, pengembangan

pribadi dan agama, 20 orang (23,8%) menyatakan membutuhkan.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 5, responden yang

menyatakan membutuhkan informasi tentang kesehatan, pengembangan pribadi

dan agama berjumlah 84 responden (100%). Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa seluruh responden membutuhkan informasi tentang kesehatan,

pengembangan pribadi dan agama.

Informasi tentang kesehatan, pengembangan pribadi dan agama sangat

dibutuhkan oleh siswa dimana mereka dapat mengetahui informasi menyangkut

tentang penyakit, pencegahan dan penyembuhannya. Sedangkan informasi tentang

agama juga sangat dibutuhkan siswa dimana pada masa remaja kebutuhan tentang

agama dan spiritual sangat penting untuk membatasi para remaja/ siswa

melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Untuk memfasilitasi dan

memenuhi kebutuhan informasi siswa tentang kesehatan, pengembangan pribadi

dan agama dibutuhkan peran dari Perpustakaan Sekolah.

Tabel 6. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

(%)

4. Apakah Saudara

membutuhkan

informasi-A. Sangat membutuhkan 51 60,7

(44)

informasi terbaru? C. Kurang membutuhkan 0 0

D. Tidak membutuhkan 1 1,2

Jumlah 84 100

Dari Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa 51 responden (60,7%)

menyatakan sangat membutuhkan informasi terbaru, 32 responden (38,1%)

menyatakan membutuhkan dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak

membutuhkan.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 6, responden yang

menyatakan membutuhkan informasi terbaru berjumlah 83 responden (89,8%)

sedangkan yang menyatakan tidak membutuhkan 1 responden (1,2%). Dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden membutuhkan

informasi-informasi terbaru. Oleh karena itu, Perpustakaan Sekolah harus mampu

menyediakan informasi terbaru kepada pengguna. Apabila belum mampu

menyediakan informasi dalam bentuk elektronik/ digital paling tidak Perpustakaan

Sekolah harus mampu menyediakan informasi terbaru dalam bentuk cetak seperti

surat kabar, buku dan majalah terbaru.

Tabel 7. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

(%)

5. Apakah Saudara

membutuhkan informasi/

bacaan ringan yang

bersifat menghibur?

A. Sangat membutuhkan 31 36,9

B. Membutuhkan 44 52,4

C. Kurang membutuhkan 7 8,3

D. Tidak membutuhkan 2 2,4

Jumlah 84 100

Dari Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa 31 responden (36,9%)

menyatakan sangat membutuhkan informasi yang bersifat menghibur, 44

responden (52,4%) menyatakan membutuhkan, 7 responden (8,3%) menyatakan

Gambar

Tabel 1. Kisi – Kisi Kuesioner
Tabel 2. Komposisi Responden Berdasarkan Kelas
Tabel 3. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa
Tabel 4. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kondisi sarana (perabot, media pendidikan, dan perlengkapan lain) dan prasarana (ruangan) di SMA Santo Petrus Sidikalang masih

Berdasarkan uraian tersebut di atas tergambar bahwa pengadaan koleksi perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna sehingga dalam pengadaan bahan pustaka

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa koleksi yang tersedia di Perpustakaan RSMC sudah relevan, lengkap dan mutakhir dan mampu memenuhi kebutuhan

Untuk mengetahui sejauh mana ketersediaan koleksi (yang secara tidak langsung berkaitan dengan tingkat kunjungan pengguna ke perpustakaan) dalam memenuhi kebutuhan

Selain itu ketersediaan koleksi dan fasilitas belum memadai untuk memenuhi berbagai kebutuhan informasi siswa, (2) siswa memberikan penilaian yang cukup baik

Selanjutnya mengenai sumber informasi atas dimensi sosial yang sangat tersedia di Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sumber mengenai informasi yang relevan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan ruang baca terhadap pemanfaatan koleksi di Perpustakaan Pusat Dokumentasi dan Informasi

hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara kebutuhan informasi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dalam penyelesaian skripsi dengan