• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER TUNGKAI, KELENTUKAN TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT KANGKANG PADA SISWA SISWI KELAS VIII SMPN 3 NATAR LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER TUNGKAI, KELENTUKAN TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT KANGKANG PADA SISWA SISWI KELAS VIII SMPN 3 NATAR LAMPUNG SELATAN"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan otot lengan, power tungkai, kelentukan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil lompat kangkang pada siswa kelas VIII SMPN 3 Natar Lampung Selatan.

Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pendekatan one shoot model. Sampel sejumlah 33 orang dengan teknik proporsional random sampling. Data dikumpulkan melalui tes dan pengukuran yaitu, kekuatan otot lengan menggunakan push dynamometer, power tungkai dengan standing broad jump, kelenttukan tungkai dengan antrhopometer dan keseimbangan dengan balance one serta analisis data menggunakan regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan lengan memiliki koefisien determinasi 0,515 dengan kontribusi sebesar 29,4%, power tungkai memiliki koefisien determinasi 0,257 dengan kontribusi sebesar 20,3%, kelentukan tungkai memiliki koefisien determinasi 0,664 dengan kontribusi sebesar 37,9%, keseimbangan memiliki koefisien determinasi 0,216 dengan kontribusi sebesar 12,3%.

Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa kelentukan otot tungkai memberikan kontribusi lebih besar terhadap hasil lompat kangkang darpada spek lainnya. Rekomendasi dari hasil penelitian ini bahwa untuk memperoleh keberhasilan lompat kangkang perlu memperhatikan semua unsur fisik terutama power tungkai.

(2)

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER TUNGKAI, KELENTUKAN TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN

TERHADAP HASIL LOMPAT KANGKANG PADA SISWA SISWI KELAS VIII SMPN 3 NATAR LAMPUNG SELATAN

Oleh ERLITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

FakultasKeguruan Dan IlmuPendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 20 Januari 1994, anak ke dua dari empat bersaudara dari keluarga Bapak Supriyono dan Ibu Susi Lawati. Pendidikan yang ditempuh adalah, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Raja Basa Raya Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 3Natar Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2008, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011.Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswi pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur PMPAP.

(7)
(8)

viii

MOTO

The more you give

, the more you get ’’

(Seberapa banyak kamu memberi, sebanyak itu kamu

mendapatkan )

Jangan pernah takut akan kegagalan, karena kegagalan akan

membawa kita pada keberhasilan

Jangan pernah berfikir buruk untuk sesuatu yang akan kita

hadapi , tapi berfikir baiklah untuk sesuatu yang akan kita lewati

karna itu semua adalah sesuatu yang akan membawa kita menjadi

lebih baik

(9)
(10)

ix

SANWACANA

Assalamualaikum, wr.wb

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu

Wa- Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana

pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan FKIP Universitas

Lampung. Dengan judul ”Kontribusi Kekuatan Otot Lengan,Power Tungkai,

Kelentukan Dan Keseimbangan Terhadap Hasil Lompat Kangkang Pada Siswa Kelas VIII Smp N 3 Natar Lampung Selatan.

Pada kesempatan ini, Kupersembahkan karya ini kepada:

Ibundaku Susi Lawati dan Ayahanda Supriyono tersayang dan tercinta yang

telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang yang sangat besar,

mengajarkan hal baik dalam setiap perjalan hidupku, mendidikku dengan

penuh kesabaran dan selalu memanjatkan do’a yang tiada hentinya demi

Keberhasilanku dan kebahagiaanku. Dan tidak lupa Ibu Sri, bapak Supriyadi,

ibu Yusnita, ibu Linawati, bapak Sirajudin, kakakku tersayang Ayu, adik Aji,

Hendi, dan keluarga besarku yang tersayang. Serta kekasihku Candra Gamali

Putra, sahabat terbaikku Imam, Thomas, Dani, Dewi, Anggun, Yuliani, Marlina,

Aal, Cahya, Tria, Novita dan teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu terimakasih atas segala kasih sayang dan

(11)

x

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan,

petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab

itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada :

Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes, sebagai Pembimbing I , yang dengan

tekun dan sabar dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dan terimakasih kepada Bapak

Drs. Wiyono, M.Pd, sebagai Pembimbing II, terima kasih atas kesabaran dan

pengertian selama penulis menyusun skripsi ini sehingga skripsi ini dapat di

selesaikan dengan baik . terimakasih kepada bapak pembahas, Bapak Drs. Ade

Jubaedi, M. Pd selaku Pembahas, atas kritik dan sarannya dalam perbaikan

skripsi ini yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama

masa studi;

Dan tidak lupa peneliti mengucapkan terimakasih kepada Ibu Kepala Sekolah

Ibu Dra. Ros Lili Budiarti dan Siswa yang telah memberikan izin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian di SMPN 3 Natar Lampung Selatan.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,semoga diberikan

kebaikan yang berlimpah dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya..

Bandar Lampung, Maret 2015

Penulis

(12)

xi

3. Pengertian Senam Ketangkasan dan Lompat Kangkang... ... 10

B. Otot – Otot yang Menunjang Keberhasilan Lompat Kangkang... .... 14

1. Kekuatan Otot Lengan... ... 14

1. Kekuatan Otot Lengan Terhadap Hasil Lompat Kangkang... .... 25

2. Power Otot Tungkai Terhadap Hasil Lompat Kangkang ... 25

3. Kelentukan Otot Tungkai Terhadap Hasil Lompat Kangkang.. ... 26

4. Keseimbangan Terhadap Hasil Lompat Kangkang... 27

(13)

xii

BAB III. METODE PENELITIAN ... 29

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Tabel Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Smirnov ... 40 2. Tabel Uji Linieritas ... 41 3. Output Statistic Data SPSS ... 48 4. Rangkuman Perhitungan Tes Variabel Bebas (X) terhadapVariabel

Terikat (Y) ... 51

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Instrumen Analisis Untuk Tes hasil Lompat Kangkang...64

2. Tabulasi Data Hasil Penelitian X1,X2,X3,X4 terhadap Y...69

3. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Kekuatan Otot Lengan...70

4. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Power Tungkai...71

5. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Kelentukan Otot Tungkai...72

6. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Keseimbangan...73

7. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Lompat Kangkang ...74

8. Deskripsi data...75

9. Uji prasyarat analisis...76

10. Regresi Kekuatan Otot Lengan (X1) Terhadap Hasil Lompat Kangkang (Y)...80

11. Regresi Power Tungkai (X2) Terhadap Hasil Lompat Kangkang (Y)...81

. 12. Regresi Kelentukan Otot Tungkai (X3) Terhadap Hasil Lompat Kangkang (Y)...82

13. Regresi Keseimbangan (X4) Terhadap Hasil Lompat Kangkang (Y)...83

14. Tabel Statistik...84

15. Dokumentasi Penelitian...85

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Rangkaian Keterampilan Gerak Melewati Rintangan Kuda-Kuda...12

2. Rangkaian Keterampilan Gerak Tolakan Lompatan...13

3. Rangkaian Keterampilan Gerak Melayang Akhir Dan Mendarat...13

4. Rangkaian Keterampilan Gerak Melewati Rintangan Kuda-Kuda... ....14

5. Otot-Otot Yang Terdapat Pada Lengan Atas...16

6. Otot Lengan Bawah ...17

7. Struktur Otot Tungkai Atas...19

8. Otot Tungkai Bawah...20

9. Peta Konsep Kerangka Fikir...24

10. Desain Penelitian ...32

11. Instrumen Otot Lengan (Push Dynamometer)...35

12.Standing Broad Jump... ...35

13. Antropometer.... ...37

14. Balance One ...38

15. Grafik Scatterplot...42

16. Diagram Jenis Kelamin...47

17. Diagram Berat Badan...47

18. Diagram Tinggi Badan...48

(17)

1. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak “manipulatif” karena, selain unsur kelincahan untuk melewati rintangan berupa peti lompta (box), juga didukung pula oleh unsur kelentukan dan kecepatan berlari secara maksimal (explosive), oleh sebab itu gerakan lompat kangkang bisa diklasifikasikan sebagai unsur kelincahan, hal ini sesuai pendapat Harsono (1988) bahwa, kelincahan merupakan kegiatan fisik yang dilakukan dengan cara membalik arah secara tepat tanpa kehilangan keseimbangan.

Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa gerak lompat kangkang bisa dikategorikan sebagai gerakan yang kompleks, yang membutuhkan unsur-unsur pendukung lainnya, selain teknik (awalan, pelaksanaan, sikap diudara dan sikap akhir / mendarat), fisik ( kekuatan otot lengan, power otot tungkai, kelentukan otot tungkai dan keseimbangan),dan juga mental ada ( keberanian dan semangat).

(18)

2

Unsur-unsur yang sangat penting dipelajari dalam meningkatkan lompat kangkang, anatara lain ada kekuatan otot lengan, power otot tungkai, kelentukan otot tungkai dan keseimbangan. Kekuatan otot lengan yang baik akan membantu posisi tubuh saat berada di atas box sehingga tubuh akan stabil dan tidak mudah jatuh kearah depan maupun belakang. Demikian pula dengan Power tungkai yang maksimal akan membantu tubuh saat melakukan awalan, terutama dibutuhkan pada saat melakukan tolakan untuk melompat melewati box. Kelentukan otot tungkai sangat membantu untuk melebarkan kedua kaki seluas mungkin ke arah samping kanan kiri dengan posisi kaki tetap lurus, sehingga ketika siswa melewati box akan tetap bisa melayang di udara dengan sempurna. Sedangkan keseimbangan yang baik akan mendukung keberhasilan lompat kangkang pada saat melakukan pendaratan secara sempurna yaitu dengan kedua kaki lurus dan kedua tangan diangkat lurus ke atas. Artinya keseimbangan dibutuhkan untuk menjaga stabilitas posisi tubuh saat mendarat.

(19)

mengayun agar kedua kaki terbuka dengan lebar membentuk garis horizontal dengan sedapat mungkin membuat garis lurus sejajar dengan box. Keseimbangan untuk menjaga stabilitas tubuh ketika mendarat. Ketiga, faktor yang lainnya adalah psikis atau mental, bagaimanapun fisik yang terlatih dengan baik tanpa didukung aspek keberanian maka pelaksanaan lompat kangkang melalui box tentu saja tidak akan berhasil. Sedangkan faktor yang paling dominan adalah teknik dan sistematis gerakan lompat kangkang, yakni awalan, tindakan saat di udara dan mendarat.

Untuk melatih keterampilan lompat kangkang ini bisa dilakukan juga dengan melewati teman yang tinggi badannya masih sama dengan orang yang akan melewati rintangan sikap kuda-kuda, teman yang menjadi kuda-kuda posisi badan membungkuk seperti posisi rukuk dalam sholat, kemudian orang yang akan melewati bisa menolakan kedua tanganny untuk melewati orang yang menjadi kuda-kuda tersebut, dengan melebarkan kaki ke samping dengan posisi kaki tetap lurus.

(20)

4

B.Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Pada umumnya siswa kurang berani dalam melakukan lompat kangkang

dikarenakan fisik yang kurang mendukung seperti kekuatan otot lengan, power tungkai, kelentukan otot tungkai dan keseimbangan yang kurang baik.

2. Kekuatan otot lengan yang kurang baik mempengaruhi keberhasilan lompat kangkang pada saat melakukan tumpuan pada box lompatan, sehingga siswa tidak dapat melakukan tumpuan dengan baik

3. Power tungkai yang kurang baik mempengaruhi keberhasilan lompat

kangkang saat melakukan tolakan , sehingga siswa tidak dapat melewati box lompatan karena power tungkai yang masih lemah.

4. Kelentukan yang kurang baik mempengaruhi keberhasilan lompat kangkang

pada saat melewati box lompatan dengan melebarkan kedua kaki kesamping kanan dan kiri, sehingga kaki siswa pada saat melakukan lompatan masih menyentuh box lompatan.

(21)

C.Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi kekuatan otot lengan terhadap keterampilan gerak

dasar lompat kangkang siswa SMP Negeri 3 Natar ?

2. Seberapa besar kontribusi kelentukan otot tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat kangkang siswa SMP Negeri 3 natar ?

3. Seberapa besar kontribusi power tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat kangkang siswa SMP Negeri 3 Natar?

4. Seberapa besar kontribusi keseimbangan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau siswa SMP Negeri 3 Natar ?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dari permasalahan yang di angkat adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya kekuatan otot lengan terhadap keterampilan gerak dasar lompat kangkang

2. Untuk mengetahui besarnya kelentukan otot tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat kangkang

3. Untuk mengetahui besarnya power tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat kangkang

4. Untuk mengetahui besarnya keseimbangan terhadap keterampilan gerak

(22)

6

E.Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tentang kontribusi kekuatan otot lengan,kelentukan otot tungkai, daya ledak tungkai, keseimbangan terhadap hasil lompat kangkang. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Sekolah

Sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dalam perkembangan senam lantai pada lompat kangkang khususnya.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi senam lantai pada lompat kangkang khususnya agar lebih mengetahui berbagai komponen kondisi fisik yang mendukung dan bermanfaat untuk menunjang keberhasilann dalam penampilan lompat kangkang.

3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Senam Lantai

1. Pengertian Senam Lantai

Senam lantai merupakan salah satu cabang olahraga senam yang dilakukan di atas lantai atau lapangan dengan menggunakan matras. Unsur-unsur gerakan senam lantai terdiri dari gerakan mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, menumpu dengan kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke belakang maupun meloncat ke depan. Senam lantai disebut juga dengan latihan bebas karna pada saat senam lantai tidak menggunakan alat apapun. Gerakan senam lantai dimulai dari komposisi gerakan ringan, gerakan sedang, gerakan berat, dan gerakan akrobatik, yang mengandung gerakan ketangkasan, keluwesan, keseimbangan. Gerakan senam lantai digunakan dalam waktu 90 detik untuk pria dan 70 detik untuk wanita.

Menurut Hidayat Imam (2008 : 10) mendefinisikan senam sebagai, “Suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan

(24)

8

“Senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai pada alat

yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan,

kelincahan, koordinasi, dan kontrol tubuh”. Jadi fokusnya adalah tubuh,

bukan alatnya, bukan pula pola-pola gerakannya, karena gerakan apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya.

Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak sekali macamnya, oleh karena itu dibatasi kegiatan senam yang dikelola Persatuan Senam Dunia Federation Internasionale de Gimnastique atau singkatan FIG yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional.

2. Jenis-Jenis Senam

a. Senam artistik (artistic gymnastics)

(25)

tubuh ketika melakukan sebagai posisi. Gerakan-gerakan tumbling digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, mampu memberikan pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa keindahan ( Margono Agus) (2009:79).

b. Senam umum (general gymnastics)

Senam umum (general gymnastic) adalah sejenis senam diluar kelima jenis senam diatas. Dengan demikina senam-senam seperti aerobic, senam pagi, SKJ, senam wanita, termasuk kedalam senam umum. Senam lantai merupakan bagian dari senam artistik, menurut Soekarno Wuryati (1986: 110) senam dengan istilah lantai, merupakan gerakan atau bentuk latihan yang dilakukan diatas lantai dengan beralaskan permadani atau sebangsanya sebagai alat yang dipergunakan. Bentuk-bentuk latihan dalam senam lantai (floor exercise) meliputi guling depan (forword roll), guling belakang (back roll), kayang, splits, guling lenting (roll kip), berdiri dengan kepala (hand stand), meroda (rad slag atau cart wheel) dan lain sebagainya.

(26)

10

3. Pengertian Senam Ketangkasan dan Lompat Kangkang

Senam ketangkasan adalah gerakan senam yang menggunakan alat bantu yang berupa box senam atau apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan aktifitas senam Hidayat Imam (2008: 128). Lompat kangkang merupakan salah satu teknik dasar dari gerakan dalam senam ketangkasan. Senam alat yang dimaksud disini adalah senam dengan menggunakan alat-alat yang dipergunakan dalam senam artistik (kecuali senam lantai).

Secara umum latihan senam pada nomor senam alat mempunyai tipe gerakan yang terdiri dari gerakan ayunan, gerakan bertahan, dan keseimbangan yang baik. Untuk dapat melakukan senam alat dibutuhkan keberanian, kesadaran bergerak cepat yang tinggi, kekuatan otot lengan dan tangan, kekuatan otot tubuh bagian depan, kekuatan otot punggung, kekuatan otot samping, gerak persendian yang baik, dan keterampilan. Muhajir (2003 : 155), agar dapat melakukan lompatan dengan baik, maka diperlukan lima bidang keterampilan teknik melompat, antara lain sebagai berikut:

Tahapan pelaksanaan lompat kangkang a. Berlari

Kepandaian berlari yang memadia adalah penting untuk mengembangkan keterampilan melompat dengan baik.

Cara-cara latihan lari adalah sebagai berikut :

1) Berlarilah pada ujung kaki, jari kaki menghadap ke depan.

(27)

3) Ayunkan tangan ke depan dengan sikap rileks dengan irama gerak kaki yang baik (jangan menyilangkan tangan didepan tubuh atau berlari dengan tangan lurus).

4) Mulailah dengan cara berlari yang baik dan tingkatkan kecepatan langkah pada jarak 1/3 jarak sebelum kuda-kuda. 2/3 jarak terakhir bersiap-siap untuk melakukan lompatan yang serempak dan konsisten. 5) Jangan merubah langkah, pusatkan perhatian pada papan tolak dan

kuda-kuda. Ketika mencapai kuda-kuda.

b. Melewati rintangan kuda-kuda (hurdling)

Melewati rintangan kuda-kuda adalah gerak peralihan dari lantai ke papan tolak.Cara melewati rintangan kuda-kuda adalah sebagai berikut : a) Aturlah kecepatan lari sebalum melawati rintangan kuda-kuda dari

papan tolak.

b) Tolakkan salah stu kaki pada langkah terakhir, kemudian rapatkan

kedua kaki cepat-cepat. Secara serempak tolak kuat-kuat papan itu dengan kedua ujung kaki.

(28)

12

Gambar 1

Latihan Melewati Rintangan Kuda-Kuda

c. Melayang awal (preflight)

Sikap melayang yang terjadi antara papan tolakan hingga tangan memegang kuda-kuda disebut melayang awal (preflight). Selama sikap melayang ini, perlu sekali tubuh diluruskan cepat-cepat ke depan begitu melompat dari papan tolak. Ayunkan tangan ke depan untuk memegang kuda-kuda pada saat yang singkat tangan harus berada diatas bahu.

d. Tolakan

Fase tolakan pada lompatan terjadi selama tangan menekan pada kuda-kuda. Tujuan dari tolakan adalah kemungkinan badan bangkit dan terangkat dari kuda-kuda.

(29)

Gambar 2

Latihan Tolakan Lompatan

e. Melayang akhir dan mendarat (postflight and landing)

Sikap melayang akhir dimulai saat tangan lepas dari kuda-kuda lompat sampai sikap mendarat. Arah melayang harus mengikuti garis lurus arah lompatan, dan dianjurkan untuk mencapai jarak sejauh mungkin dari kuda-kuda serta dilakukan dengan sikap badan yang lurus.

Untuk menguasai keterampilan mendarat serta menghindari terjadinya langkah tambahan, maka berlatihlah dengan berdiri diatas kuda-kuda dan melompat kebawah serta mendarat diatas matras. Lompatan ini dapat dilakukan dengan sikap badan lurus (lay out), jongkok atau kangkang.

Gambar 3

Latihan Keterampilan Melayang Akhir Dan Mendarat 4. Akhir gerakan

a) Berdiri dengan kedua kaki agak rapat. b) Kedua lengan lurus ke atas.

Gambar 4

(30)

14

B.Otot-Otot Yang Menunjang Keberhasilan Lompat Kangkang 1. Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena kekuatan merupakan daya penggerak dan pencegah cedera. Selain itu kekuatan memainkan peranan penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik yang lain misalnya power, kelincahan, kecepatan. Dengan demikian kekuatan merupakan faktor utama untuk menciptakan prestasi yang optimal.

Kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal (Ismaryati, 2008: 111) dan Bouchard et al (1975: 25)

“menyatakan bahwa kekuatan otot adalah kualitas yang memungkinkan

pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi yang maksimal. Kekuatan merupakan kemampuan otot-otot atau kelompok otot untuk mengatasi suatu beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas.

(31)

Kekuatan suatu otot berdasar pada dua faktor utama. Pertama dipengaruhi oleh unsur-unsur strukturil otot itu, khususnya volume. Kekuatan otot meningkat sesuai meningkatnya volume otot. Kedua kekuatan otot ditentukan oleh kualitas kontrol tak sengaja kepada otot atau kelompok otot yang bersangkutan. Faktor ini penting dalam orang berlatih meningkatkan kekuatan otot dan menekankan perlunya belajar menggunakan kekuatan sesuai dengan pelaksanaan nyata.

Lengan merupakan anggota gerak atas (extremitas superior). Tulang-tulang extremitas superior dari proximal sampai distal adalah : tulang lengan atas (humerus), tulang hasta (ulna), tulang pengupil (radius), tulang pergelangan

tangan (carpalia), tulang telapak tangan (metacarpalia), dan tulang jari-jari tangan (palanges) (Syaifudin, 1992 :50). Adapun klasifikasi otot lengan terbagi menjadi dua yaitu :

Otot Lengan Atas

Otot lengan atas terdiri dari : 1. Otot-otot kentul (fleksor)

a. Muskulus biseps brarki (otot lengan berkepala 2)

Otot ini meliputi 2 sendi dan memiliki 2 kepala (kaput), fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.

b. Muskulus brakialis (otot lengan dalam), berpangkal dibawah otot

segitiga yang fungsinya membengkokkan lengan bawah siku. c. Muskulus korakobrakialis, berpangkal prosesus korakoid dan

(32)

16

2. Otot-otot kedang (extensor)

Muskulus triseps brarki (otot lengan berkepala 3), dengan kepala luar berpangkal disebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain. Kepala dimulai disebelah dalam tulang pangkal lengan dan kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.

Gambar 5. Otot lengan atas

(sumber : Wingered, the human body, conceps of Anatomy & physiology, 222:1994, Saunders College publishers)

Otot Lengan Bawah Terbagi atas :

1. Otot-otot kedang yang memainkan peranannnya dalam pengetulan di atas sendi siku, sendi-sendi tangan, sendi-sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang hasta, yang terbagi menjadi :

a. Muskulus extensor karpi radialis longus b. Muskulus extensor karpi radialis brevis c. Muskulus extensor karpi ulnaris

(33)

d. Diditonum karpi radialis, yang berfungsi extensi jari tangan kecuali ibu jari.

e. Muskulus extensor policis longus, fungsinya untuk extensi ibu jari.

2. Otot-otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan. Otot-otot ini berkumpul sebagai berikut : a. Otot-otot di sebelah telapak tangan, ini terdiri dari 4 lapis, lapis

yang ke 2 di sebelah luar yang berpangkal ditulang pangkal lengan. Di dalam lapis yang 1 terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara hasta dan tulang pengumpil sendi dipergelangan yang fungsinya dapat membengkokan jari lengan. Lapis yang ke 4 adalah otot-otot untuk sendi-sendi antara tulang hasta dan tulang pengupil.

b. Otot-otot disebelah tulang pengumpil, yang fungsinya membengkokkan lengan disiku, pembengkokkan tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang hasta.

c. Otot-otot di sebelah punggung atas, yang fungsinya meluruskan jari tangan.

Gambar 6. Otot lengan bawah

(34)

18

3. Cara Melatih Kekuatan Otot Lengan

Untuk mendapatkan kekuatan otot lengan yang baik bisa dilatih dengan melakukan push-up yang rutin sesuai dengan kebutuhan yang akan dilkukan.

2. Power Otot Tungkai

Menurut Harsono (1988 : 200) “Power terutama penting untuk cabang

-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosi”.

Dewasa ini power telah diakui sebagai komponen kodisi fisik yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang digelutinya. Karena power ditungkai, seorang atlet renang mampu dengan cepat dan meledak ke luar nlok start, pemain basket mampu melompat setinggi-tinggi sebelum melaakukan yang cepat dan kuat agar mampu melakukannya berapa kali. Power merupakan hasil dari gabungan dua komponene kondisi fisik, yaitu kekuatan dan kecepatan. Ini sesuai dengan pendapat Pear and Morgan (1986 : 57) yang mengemukakan “Power is something different. Power = strength

+ speed”. Begitu pula Rushall dan Pyke (1990 : 252) mengatakan “power is

usuakky described as function of both the force (strength) and speed

movent”. Maksudnya adalah power biasanya dinyatakan sebagai gabungan

(35)

meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cedera. Otot-otot Tungkai :

1. Otot-otot tungkai atas meliputi:

M. abduktor maldanus, M. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga

otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur, M. rektus femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal, M. vastus inter

medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan paha dan meluruskan

tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai bawah, M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, M. sartorius, berfungsi eksorotasi femur, memutar keluar waktu lutut fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.

Untuk lebih jelas dapat diliat pada gambar:

(36)

20

2. Otot-otot tungkai bawah meliputi:

Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kakisebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari

manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis

posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak

kaki disebelah ke dalam.

Gambar 8 : Otot tungkai bawah (Evelyn, 2012 :135-136) 3. Cara Melatih Power Otot Tungkai

Cara melatih power tungkai dengan melakukan latihan naik turun bangku, lompat jongkok dan lainnnya.

(37)

3. Kelentukan

Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh tubuh.

Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40) menjelaskan bahwa kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai kelenturan. Kelenturan menurut Harsono (1988:248) adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara kelincahan dan respon keseimbangan. Menurut Harsono (1992) dalam buku Dasar-Dasar Kepelatihan Heru Sulistianta (2013: 52) kelentukan (fleksibilitas) dapat didefinisikan sebagai : Kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami,

menimbulkan cidera pada persendian dan otot di sekitar persendian itu”.

(38)

22

a. Cara Melatih Kelentukan

untuk melatih kelentukan yaitu dengan “ static strech” dan “ ballistic

stretch” ( De Vries (1962), Riddle (1956), Kusinitz dan Keeney (1958),

yang kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan antara kedua metode itu dalam hal meningkatkan kelentukan.

4. Keseimbangan

Balance atau keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efesien selagi kita bergerak. Keseimbangan adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan kemampuan atau ketidak mampuan seseorang untuk memelihara equilibrium. Baik yang berseifat statis (static balance) seperti dalam posisi diam, biasa juga bersifat dinamis (dinamyc balance) seperti pada saat melakukan gerakan lokomotor, handspring tentu saja akan mengembangkan kemampuan keseimbangan terutama yang bersifat dinamis.

Balance adalah “Erase In Maintaining and Controling body position,” atau mudahnya orang untuk mengontrol danm mempertahankan posisi tubuh. a. Cara Melatih Keseimbangan

(39)

C.Penelitian yang Relevan

1. Sumantri, Riyan Jaya (2014) melakukan penelitian tentang “Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, ,Panjang Lengan, Power Otot Tungkai, Panjang Tungkai, dan Kelentukan dengan Keterampilan Gerak Dasar Loncat Harimau Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Metro.”

Pada penelitian ini, kekuatan lengan memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 68,8%. Panjang lengan memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 9,7%. Power tungkai memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 32,5 %. Panjang tungkai memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 14,4%. Dan kelentukan memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 51,4%.

(40)

24

3. Gerry, M. Ishak melakukan penelitian tentang “Hubungan Kekuatan Tungkai dan Otot Lengan Terhadap Tiger Sprong Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Ajaran 2012/2013”. Pada penelitian ini menunjukan adanya hubungan variabel X terhadap Y yaitu : korelasi kekutan otot tungkai sebesar 1,929. korelasi kekuatan otot lengan sebesar 0,015. korelasi antara kekuatan otot tungkai dan otot lengan sebesar 2,203.

D.Kerangka Fikir

Aspek-aspek yang dibuutuhkan dalam senam lompat kangkang meliputi:

(41)

1. Kekuatan Otot Lengan Terhadap Hasil Lompat kangkang.

Penampilan yang baik dalam senam sangat tergantung pada kekuatan otot, karenanya meningkatkan kekuatan pesenam akan meningkatkan pula tingkat prestasinya dalam senam dan sebaliknya keikutsertaan seseorang dalam senam akan otomatis meningkatkan kekuatan seseorang.Menurut Suharno (1991: 31) menyatakan : kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasai beban/tahanan dalam menjalankan aktivitasnya.

Tentang kekuatan otot (Suharno, 1991 : 32) mengatakan : kekuatan biasa digunakan untuk mengatasi beban yang berat gerakan meledak dalam satu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama, berdasarkan kegunaannya kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Maximum kekuatan adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal, serta dapat melawan beban yang maksimal.

2. Explosif kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan.

3. Kekuatan endurance adalah kemampuan daya tahan lamanya kekuatan

otot untuk melakukan tahanan beban-beban yang tinggi intesitasnya.

2. PowerOtot Tungkai Terhadap Hasil Lompat Kangkang

(42)

26

diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang menuntut unsur kekuatan dan kecepatan gerak. Menurut Harsono (1988 : 200) “Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang

eksplosi”. Dewasa ini power telah diakui sebagai komponen kodisi fisik

yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang digelutinya. Karena power tungkai, seorang atlet renang mampu dengan cepat dan meledak ke luar blok start, pemain basket mampu melompat setinggi-tinggi sebelum melaakukan yang cepat dan kuat agar mampu melakukannya berapa kali. Dengan demikian jika seseorang memiliki power otot tungkai yang baik maka akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap performa saat saat melakukan gerakan loncat harimau.

3. Kelentukan Terhadap Keterampilan Lompat kangkang.

Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.

(43)

4. Keseimbangan Terhadap Hasil Lompat kangkang.

Keseimbangan merupakan kemampuan sendi otot untuk mempertahankan posisi seimbang. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.

Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40) menjelaskan bahwa kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai kelenturan. Kelenturan menurut Harsono (1980:248) adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara kelincahan dan respon keseimbangan

E.Hipotesis

(44)

28

kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: ada kontribusi antara kekuatan lengan terhadap hasil lompat kangkang siswa SMP N 3 Natar

H0: Tidak ada kontribusi antara kekuatan lengan terhadap hasil lompat kanngkang siswa/siswi SMP N 3 Natar

H2: ada kontribusi antara power tungkai terhadap hasil lompat kangkang siswa/siswi SMP N 3 Natar

H0: tidak ada kontribusi antara power tungkai terhadap hasil lompat kangkang siswa/siswi SMP N 3 Natar

H3 : ada kontribusi antara Kelentukan terhadap hasil lompat kangkang siswa/siswi SMP N 3 Natar

H0: Tidak ada kontribusi antara Kelentukan terhadap hasil lompat kangkang siswa/siswi SMP N 3 Natar

H4 : ada kontribusi antara keseimbangan terhadap hasil lompat kangkang siswa/siswi SMP N 3 Natar

(45)

III.METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi, Margono, Agus (2005 : 36-42). Menurut Riduwan dalam Hermawan, Rahmat (2012:104) penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif.

Penelitian ini menggunakan metode survey yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan. Menurut Singarimbun Masri dalam Hermawan, Rahmat (2012:104) penelitian survey dapat digunkan untuk maksud (1) penjajagan, (2) deskriptif, penjelasan, (3) evaluasi, (4) prediksi, (5) penelitian operasional, (6) pengembangan indikator-indikator social.

(46)

30

B.Populasi Penelitian dan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto, Suharsimi (1998 : 106) “Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta

tidak mungkin terlaksana”. Dari pengertian tersebut populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII SMP N 3 Natar lampung selatan tahun pelajaran 2014 – 2015 sebanyak 104 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto, Suharsimi (2002 : 108) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%”.

Berdasarkan pendapat di atas penulis mengambil sampel sebesar 15 % dari 220 populasi. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 siswa-siswi.

C.Taknik Sampling

(47)

dari 6 kelas maka prosedur pengambilan sampel dapat dilakukan dengan perincian sebagai berikut :

sampel yang di peroleh sebanyak 33 siswa-siswi, seluruh sampel adalah siswa- siswi kelas VIII, dan diambil secara acak dari jumlah 220 orang populasi yang ada tanpa pengecualian dengan cara undian. Cara undian (Hadi, Sutrisno 1984:71) adalah sebagai berikut :

Pengambilan sampel dengan cara undian dilakukan dengan cara :

1. Mencatat nama dan memberi nomor urut pada semua populasi.

2. Menuliskan nomor urut dan nama populasi pada selembar kertas yang dipotong kecil-kecil.

3. Menggulung kertas, isinya nama, nomor lalu dimasukkan kedalam kaleng kemudian dikocok.

4. Mengeluarkan kertas tersebut yang berisi nomor dan nama populasi satu

persatu sejumlah yang dibutuhkan sebagai sampel

D.Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian penelitian ( Arikunto, Suharsimi 2002 : 96). Variabel dalam penelitian ini menggunakan 4 (empat) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat

1. Variabel Bebas

(48)

32

1. Kekuatan otot lengan (X1) 2. Power tungkai (X2)

3. Kelentukan otot tungkai (X3) 4. keseimbangan (X4)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergantung pada variabel lainnya, dalam penelitian ini variabel terikat adalah hasil lompat kangkang (Y).

E.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 10. Desain penelitian variabel X dan variabel Y (Sumber : Suharsimi. 1997)

Keterangan :

X1 : kekuatan otot lengan X2 : power otot tungkai X3 : kelentukan otot tungkai X4 : keseimbangan

Y : lompat kangkang

X

2

X

3

X

1

Y

(49)

F. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto, Suharsimi (2002 : 136) “instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah”. Tes dan pengukuran

yang diukur meliputi :

a. Instrumen pengukuran kekuatan otot lengan 1) Push dynamometer

2) Blangko pengukuran kekuatan otot lengan 3) Alat tulis

b. Instrumen Power otot tungkai

1) diukur dengan menggunakan Standing broad jump 2) Tujuan

Untuk mengukur power otot kaki dengan meloncat ke depan. 3) Alat dan fasilitas

1. Standing broad jump 2. Alat tulis

3. Formulir tes

4) Instrumen kelentukan 1. Antropometer 2. Alat tulis 3. Formulir tes

(50)

34

2) Blangko pengukuran keseimbangan 3) Alat tulis

G. Teknik Pengambilan Data

1. Kekuatan Otot Lengan

Instrumen penelitian merupakan alat atau cara yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data penelitian diantaranya adalah kekuatan otot lengan. Untuk mengukur kekuatan otot lengan menggunakan suatu alat yang disebut push and pull dynamometer. Alat yang digunakan antara lain:

a. Push and pull dynamometer b. Blangko tes

c. Alat tulis

Pelaksanaan push and pull dynamometer :

Peserta tes berdiri tegak dengan kaki direganggangkan dan pandangan lurus ke depan, tangan memegang push and pull dynamometer dengan kedua tangan lurus didepan dada. Posisi lengan dan tangan lurus sejajar dengan bahu. Tarik alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong alat tidak boleh menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu.

Penilaian :

(51)

Gambar 11. Push and Pull dynamometer (Sumber: Eri Pratikno D, 2010 : 26) 2. Pengambilan Data Power Otot Tungkai

Tes power otot tungkai dengan cara standing broad jump. Instrumen tes pengambilan data standing broad jump : a. Pita ukuran

b. Bakpasir / matras c. Bendera juri d. Pelaksanaan tes :

Orang yang di tes berdiri pada papan tolakan dengan lutut di tekuk sampai membentuk sudut 45 d erajat kedua lengan lurus kebelakang. Kemudian menolak kedepan dengan kedua kaki sekuat-kuatnya dan mendarat dengan kedua kaki. Jarak lompatan diukur mulai dari tepi dalam papan tolak sampai batas tumpuan kaki atau badan yang terdekat dengan papan tolak

(52)

36

3. Kelentukan otot tungkai

a. Alat yang digunakan antropometer b. Prosedur pelaksanaan

1) Sampel memakai pakaian olahraga atau pakaian Taekwondo yang tidak mengganggu saat melakukan gerakan.

2) Sampel berdiri tegak menghadap kedepan.

3) Petugas menyiapkan alat atau meletakkan alat diantara kedua kaki.

4) Dengan aba – aba tes melebarkan kedua kaki kearah samping sebatas kemampuan.

(53)

Gambar 13.

Pengukuran kelentukan otot tungkai menggunakan antrhopometer (Wuryati Soekarno, 1985 : 109)

4. keseimbangan

Untuk mengukur keseimbangan digunakan suatu alat yang disebut Balance One. Alat yang digunakan antara lain :

1. Balance one 2. Blangko tes 3. Alat tulis

Pelaksanaan balance one :

(54)

38

peserta bersiap begitu buzzer berbunyi peseta mengangkat satu kaki, meletakkan tangan dipinggang dan menutup mata kemudian menahan posisi tersebut selama mungkin. Jika peserta meletakkan sebelah kaki yang tadi diangkat, maka alat akan berhenti menghitung. Catatlah hasil yang muncul di display, tekan reset untuk mengembalikan display ke posisi “0” dan alat siap untuk melakukan tes pada peserta berikutnya.

Penilaian :

Hasil dari besarnya keseimbangan bisa dilihat pada alat pengukur dalam satuan detik. Nilai yang diambil adalah nilai terbaik dari dua kali pengulangan.

Gambar 14. Balance One

5. Hasil Lompat Kangkang

(55)

terdiri dari 3 posisi yaitu: 1) posisi awalan; 2) posisi pelaksanaan; dan 3) posisi akhiran.

Cara pengambilan nilai adalah dengan menggunakan tes kualitas gerak lompat kangkang mulai dari sikap persiapan, gerakan, dan akhir gerakan. Dengan pemberian nilai mulai dari nilai 0 - 1.

Tabel penilaian terlampir

H.Teknik Analisis Data

Analisis data ditunjukan untuk mengetahui jawaban akan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan memiliki satuan yang berbeda maka perlu di samakan satuan ukurannya, sehingga lebih mudah dalam pengolahan datanya.

Data yang dianalisis adalah data variable bebas yaitu (X1) panjang tungkai, (X2) power otot tungkai, (X3) lingkar paha, serta variable terikat (Y)

kemampuan menggiring bola.Analisis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan, yaitu untuk mengetahui apakah ada kontribusi yang

(56)

40

1. Uji Prasyarat Analisis Regresi

Agar memenuhi persyaratan analisis dalam menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan beberapa langkah uji persyaratan, meliputi : uji normalitas data, uji homogenitas varians data, dan uji linieritas data.

Adapun hasilnya dirangkum pada tabel-tabel di bawah ini.

a. Uji Normalitas

Hasil output dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Tabel Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

perut kelentukan handspring

N 39 39 39 39 39

Normal Parametersa Mean 55.9744 401.5128 35.9231 30.7026 71.7436

Std. Deviation 18.34105 119.52425 8.18337 6.21088 12.78304

Most Extreme Differences Absolute .085 .107 .093 .084 .096

Positive .085 .107 .093 .084 .080

Negative -.070 -.080 -.062 -.068 -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .533 .668 .581 .527 .598

Asymp. Sig. (2-tailed) .939 .763 .889 .944 .866

(57)

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi atau Asymp. Sig. (2-tailed) kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut, kelentukan dan kemampuan handspring > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang kita uji berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas pada analisis regresi sederhana berguna untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier dalam penelitian ini tepat atau tidak. Untuk melakukan uji linieritas dapat dilihat pada rangkuman dibawah ini

Tabel 2. Tabel Uji Linieritas

No Variabel Nilai Sig. Signifikansi Kesimpulan 1 Kekuatan lengan 0.631 0.05 Linier 2 Power tungkai 0.502 0.05 Linier 3 Kelentukan tungkai 0.423 0.05 Linier 4 Keseimbangan 0.499 0.05 Linier

Hipotesis yang digunakan:

H0: model tidak regresi linier.

H1: model regresi linier.

Kaidah pengambilan keputusan:

(58)

42

Jika F hitung > Ftable atau nilai sig < 0,05 = maka H0 diterima.

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidak samaan (heterogen) variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukkan penyebaran variable bebas. Penyebaran yang acak menunjukkan model regresi yang baik heterogen. Dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y. Berikut hasil pengolahan menggunakan program SPSS 16.

Gambar 15. Grafik Scatterplot

(59)

Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.

2. Analisis Regresi

Rangkuman hasil perhitungan SPSS tes Kekuatan Otot Lengan, Power Tungkai, Kelentukan Otot Tungkai, Keseimbangan Terhadap Hasil Lompat Kangkang di SMP N 3 Natar Lampung

sebagai berikut :

a. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Kekuatan Lengan (X1) Terhadap Hasil Lompat Kangkang (Y)

Persamaan regresi linier sederhanaantaraX1 terhadap Y yaitu:

Ŷ = 40,903 + 0,718X1. Koefisien determinasi 0,515 maka dapat

diketahui besarnya kontribusi kekuatan lengan adalah sebesar 29,4 %.

b. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Power tungkai (X2) Terhadap Hasil Lompat Kangkang (Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X2 terhadap Y yaitu : Ŷ = 46,985 + 0,597X2. Koefisien determinasi 0,257 maka dapat

diketahui besarnya kontribusi kekuatan tungkai adalah sebesar 20,3%.

c. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Kelentukan Otot Tungkai (X3) Terhadap Hasil Lompat Kangkang (Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X3terhadap Y yaitu : Ŷ = 33,799+ 0,816X3. Koefisien determinasi 0,664 maka dapat

(60)

44

d. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Keseimbangan (X4) Terhadap Hasil Lompat Kangkang (Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X4 terhadap Y yaitu : Ŷ = 58,271 + 0,465X4. Koefisien determinasi 0,216 maka dapat

diketahui besarnya kontribusi Kelentukan adalah sebesar 12,3%.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis 1

Kekuatan lengan memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel

Coefficientsadengan nilai α (derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000 < 0,05 atau kekuatan lengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan lompat kangkang Jadi H0 ditolak dan H1 diterima. Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan lengan terhadap hasil lompat kangkang.

Hipotesis 2

Power tungkai memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel

(61)

Hipotesis 3

Kelentukan otot tungkai memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel Coefficients a dengan nilai α (derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000 < 0,05 atau kelentukan otot tungkai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan lompat kangkang. Jadi H0 ditolak dan H3 diterima. Ada kontribusi yang signifikan antara kelentukan otot tungkai terhadap hasil lompat kangkang.

Hipotesis 4

Keseimbangan memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel

(62)

62

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai Kontribusi kekuatan otot lengan, power tungkai, kelentukan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil lompat kangkang di SMP N 3 Natar lampung selatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada kontribusi antara kekuatan lengan dengan hasil lompat kangkang siswa

SMP Negeri 3 Natar

2. Ada kontribusi antara power tungkai dengan hasil lompat kangkang siswa SMP Negeri 3 Natar

3. Ada kontribusi antara kelentukan otot tungkai dengan hasil lompat kangkang siswa SMP Negeri 3 Natar

4. Ada kontribusi antara kelentukan otot tungkaidengan hasil lompat kangkang siswa SMP Negeri 3 Natar

(63)

B.Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan prestasi lompat kangkang hendaknya memperhatikan pada aspek komponen fisik siswa yang meliputi kekuatan otot lengan, power tungkai, kelentukan otot tungkai dan keseimbangan serta melatih keterampilan gerak dasar lompat kangkang secara berkesinambungan dan saling terkoordinasi dan menguasai keterampilan gerak dasar lompat kangkang dengan benar sehingga keterampilan keterampilan gerak dasar lompat kangkang lebih baik.

2. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan jumlah variabel dan sempel yang lebih besar sehingga akan diperoleh gambaran hasil peneliti secara komprehensif dan mendalam .

3. Bagi guru penjaskes dan pelatih senam lantai, beban latihan untuk tiap unsur kondisi fisik disesuaikan dengan nilai sumbangan tiap variable terhadap hasil keterampilan gerak dasar lompat kangkang.

(64)

64

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Instrumen Penelitian. Rineka. Jrakarta.

________________. 2010. Prosedur Penelitian Edisi VI. Rineka Cipta.Yogyakarta. ________________. 2010. Tekhnik pengumpulan data. Rineka. Jakarta.Mahendra, Bompa. 2004. Gerak . Yudistira. Jakarta.

Damiri, Achmad. 1992. Anatomi Manusia. FPOK IKIP Bandung.

Evelyin C. P. 2012. Anatomi & Fisiology Untuk Paramedis. Alih Bahasa Sri Yuliani Handoyo. Jakarta. PT. Gramedia

Gery, M. I . 2013. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dan Otot Lengan Terhadap Teknik Dasar Tiger Sprong Pada Siswa Kelas IX B SMP N 1 Seputih Agung (Skripsi). Lampung: FKIP Penjaskes-Unila

Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research. UGM Yogyakarta.

Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. CV Tambak Kusuma. Solo

Hermawan, Rahmat. 2012. Efektivitas Kepemimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat Dalam Pembinaan Olahraga Prestasi (Disertasi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Hidayat, Imam. 2008. Senam. Diklat. Bandung: FPOK IKIP.

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Mahendra, Agus. 2000. Senam. DEPDIKNAS. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Proyek Penataran Guru SLTP Setara D3

Margono, Agus. 2009. Senam. Surakarta: UNS Press.

Muhajir. 2003. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VIII. Yudhistira. Jakarta.

(65)

Pear, bill and more, Gary T. 1986. Weight Training For Men And Women, Getting Stronger. Shelter Publications. Inc, Bolinas California.

Rahman, Taufik.2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Lompat Kangkang,dengan

Menggunakan Media Pembelajaran Video dan Metode Bagian Pada Siswa Kelas VII SMP N 4 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Riduwan. 2012. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Rushall, Brent S. And Pyke, Frank S. 1990. Training For Sport And Fitnes. The Macmillan Company Of Australia. Pty Ltd.

Sajoto, M. 1995.Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen Soekarno, W. 1986. Teori dan Praktek Senam Dasar. Yogyakarta : Intan.

Subagio, Septo Wega.2014. Kontribusi Kekuatan Otot Lengan Power Otot Tungkai Keseimbangan Dan Koordinasi Mata-Tangan-Kaki Terhadap Keterampilan Gerak Meroda Pada Siswa Kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Sugiyono. 2010. Belajar Statistik. Tambak Kusuma : Jakarta. Suharno, HP. 1991. Olahraga Atletik. Semarang. Diponegoro.

Sumantri, Riyan Jaya.2013. Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot tungkai, Pnajang Tungkai dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Loncat Harimau Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Metro (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar lampung.

Syaifudin. 1992. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran: EGC.

Werner, Peter. 1994. Senam. Diklat. Bandung: FPOK IKIP.

Gambar

    Gambar 1       Latihan Melewati Rintangan Kuda-Kuda
Gambar 4
Gambar 5. Otot lengan atas
Gambar 6. Otot lengan bawah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan seteah dihitung besar koefisien elastisitasnya, sifat elastisitas pada tahun 2007 adalah elastis, yang artinya persentase ( % ) perubahan kuantitas daging sapi lebih besar

Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor. Kegiatan ekspor impor dilakukan antarnegara untuk mencukupi kebutuhan rakyat

Melalui informasi yang didapatkan dari hasil pengujian model, maka usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan image sebuah Authorized Apple Store di Bandung dapat

Apa faktor yang mempengaruhi Sekolah Menengah Pertama Stella Matutina memisahkan diri dari Pangudi Luhur. Mendeskripsikan Sejarah berdirinya Sekolah Menengah Pertama

ibadah yang telah dirancang dapat memberikan. faedah yang positif bagi umat manusia

Puji dan syukur atas segala rahmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Studi Komparatif Kandungan

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Doktor Program Studi Pendidikan Bahasa

Persepsi Wisatawan Nusantara dan Penduduk Lokal” YB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja citra destinasi wisata DIY dan apakah terdapat perbedaan