LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu
Oleh:
NAMA : MARISA HARDI NIM : 21110065
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 5
1.2.1 Maksud Kerja Praktek... 5
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek ... 6
1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 6
1.4 Metode Kerja Praktek ... 7
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 8
1.5.1 Lokasi Kerja Praktek ... 8
1.5.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 8
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 9
2.1.1 Sejarah Lahirnya Coca Cola Indonesia ... 11
v
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 16
2.5 Uraian Tugas Perusahaan ... 17
2.6 Kegiatan Perusahaan ... 22
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 24
3.1.1 Sistem ... 24
3.1.2 Informasi... 25
3.1.3 Sistem Informasi ... 25
3.1.4 Sistem Informasi Akuntansi ... 26
3.1.5 Persediaan ... 27
3.1.6 Sistem Pengendalian Persedian ... 27
3.2 Pelaksanaan Kerja Praktek ... 29
3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek ... 32
3.3.1 Prosedur Sistem Informasi Persediaan Pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur ... 33
vi DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Coca Cola Distribution Indonesia –
Sales Center Cianjur ... 17
Gambar 3.1 Delivery Document Pabrik (DDP) ... 35
Gambar 3.2 Delivery Document Gudang (DDG) ... 36
Gambar 3.3 Faktur Penjualan ... 37
Gambar 3.4 Pick Slip ... 38
Gambar 3.5 LOSLIS ... 39
viii
Graha Ilmu.
Azhar, Susanto. 2008, Sistem Informasi Akuntansi : Konsep dan Pengembangan
Berbasis Komputer, Bandung:Lingga Jaya.
Jogiyanto. 2001, Analisis dan Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori
dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: ANDI.
Krismiaji. 2002, Sistem Informasi Akuntansi, Jilid 1 , Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Lilis, Puspitawati dan Sri Dewi, Anggadini. 2011, Sistem Informasi Akuntansi,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Romney, Marshall dan John Steinbart, Paul. 2004, Accounting Information Systems, Jakarta: Salemba Empat.
Reeves Fess, Warren. 2008, Accounting, Jakarta: Salemba Empat. www.google.com
Nama : Marisa Hardi Nama Panggilan : Ica
Tempat, tanggal lahir : Cianjur, 01 Januari 1993
Alamat : Kp Karag No. 01 RT/RW 04/01 Desa Rahong Kec. Cilaku Kab. Cianjur
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia Suku bangsa : Sunda
Riwayat Pendidikan :
Universitas Komputer Indonesia Bandung, Jawa Barat, 2010-sekarang
SMA Negeri 1 Cilaku-Cianjur, Jawa Barat, 2007-2010 SMP Negeri 1 Cilaku-Cianjur, Jawa Barat, 2004-2007
i
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek Jenjang Strata Satu Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengambil judul “TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT COCA COLA DISTRIBUTION INDONESIA – SALES CENTER CIANJUR”.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang berguna bagi semua pihak, bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya untuk masa yang akan datang.
Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
ii
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak., CA. Selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung dan Selaku Dosen Wali kelas Ak-2. 5. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.
6. Bapak Ijan Teguh Priyana Selaku Distribution Center Manager, Bapak Aceng Jaelani Selaku Shipper, Bapak Ahmad Juanda dan Bapak Zaenudin Selaku Supervisor, terima kasih telah memberikan pengarahan, bimbingan serta perhatian selama penulis melaksanakan kerja praktek di PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur.
7. Seluruh staf dan karyawan PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur yang turut membantu terlaksananya Kerja Praktek. 8. Yang Tercinta Kedua Orang Tua saya, (Alm) Edi Suhardi dan Ating
iii
akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini, sukses selalu buat kamu.
11.Sahabat-sahabatku di Ak-2 yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas bantuan dan dukungan yang tulus, semoga akan menjadi sebuah kenangan yang tidak bisa dilupakan.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan bersyukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Bandung, Desember 2013
1 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan yang baik dalam mendukung dan memperlancar kegiatan usahanya. Dunia usaha yang semakin kompetitif menjadikan setiap perusahaan dituntut agar mampu mengelola perusahaan secara baik terutama dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam mewujudkannya dibutuhkan berbagai macam faktor pendukung baik langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses kegiatan perusahaan.
Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Banyak hal yang telah direncanakan tetapi dalam pelaksanaannya tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
baik dan harga yang terjangkau oleh masyarakat dan memberikan keuntungan juga bagi pengusaha kecil. Seperti cara penjualan barang yang dimulai dengan pemesan barang sampai barang tersebut dikirim kepada outlet.
Seiring dengan pesatnya kemajuan Teknologi Informasi saat ini, informasi
merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu pekerjaan dan kegiatan
usaha. Teknologi informasi merupakan sarana yang penting dan menunjang bagi suatu
badan / instansi / departemen / perusahaan baik negeri maupun swasta dalam skala
kecil, sedang, ataupun besar, sehingga dengan informasi dapat diharapkan
mempermudah pekerjaan dan tujuan dapat tercapai secara optimal.
Informasi merupakan unsur yang mengkaitkan fungsi-fungsi manajemen yang
terdiri dari perencanaan, pengoprasian, dan pengendalian perusahaan. Tanpa informasi
suatu perusahaan tidak akan bisa menjalankan kegiatan operasional perusahaan dengan
baik. Oleh sebab itu untuk menunjang pelaksanaan informasi badan / instansi /
departemen / perusahaan yang baik dan teratur, maka diperlukan suatu sistem yang
terkomputerisasi.
Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan yaitu informasi
mengenai persediaan barang. Bagian gudang harus mencatat setiap kali terjadi
transaksi, yaitu barang yang masuk, barang yang keluar, barang yang ada digudang
atau biasa disebut stok barang. Hal ini membutuhkan ketelitian dari bagian gudang,
supaya dalam setiap laporan tidak terjadi kesalahan pencatatan. Seperti kekeliruan
dan meminta pengiriman barang kepada pabrik, hal ini akan menimbulkan persediaan
barang menumpuk dan merugikan perusahaan jika tidak terkendali.
Hal – hal tersebut, dapat dihindarkan dengan menggunakan suatu sistem
informasi persediaan barang. Hal ini perlu dilakukan agar dapat menyajikan informasi
persediaan barang yang lengkap dan dapat mengakses data dan informasi secara cepat,
efisien, dan akurat. Kecepatan dan ketepatan dalam mendapatkan suatu informasi dapat
didukung oleh sistem komputerisasi yang dapat memudahkan dalam pengumpulan,
pengolahan, dan penyimpanan data suatu badan / instansi / departemen / perusahaan
tersebut. Sehingga sistem informasi persediaan barang ini sangat penting untuk
mendukung kegiatan operasional suatu perusahaan.
Dalam sebuah perusahaan, peranan sistem informasi persediaan barang menjadi salah satu faktor yang akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan dan penjualan produk barang dagangan. Dampak positif atas adanya suatu sistem informasi persediaan barang yang terkendali dengan baik adalah pihak perusahaan dapat mengetahui dengan tepat setiap saat tentang kuantitas barang, kualifikasi barang yang masih tersedia, dan keadaan barang sesuai dengan catatan yang ada.
Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa. Sehingga menyebabkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan semakin banyak dan semakin komplek. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan terutama perusahaan dagang yang besar adalah mengenai pengolahan persediaan barang dagang. Karena persediaan merupakan asset perusahaan, sehingga apabila dalam penanganannya tidak dilakukan dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Sehingga hal tersebut menjadikan perusahaan harus mampu mensiasati keadaan perekonomian yang serba sulit ini salah satunya dengan cara membangun suatu sistem informasi persediaan dengan baik agar dapat bertahan menjalankan usahanya.
PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur yang beralamat di Jalan Raya Bandung KM 7 Kampung Warung Jambu Cianjur dijadikan tempat pelaksanaan kerja praktek oleh penulis, karena PT Coca Cola Distribution Indonesia merupakan perusahaan yang menawarkan kualitas terbaik dan memuaskan pelanggan lebih dari 200 juta konsumen sesuai visi dan misi perusahaan.
Pada kerja praktek ini, penulis bertujuan untuk mengetahui sistem informasi yang berjalan serta dokumen yang terkait didalam sistem informasi persediaan pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur. Dimulai dengan mempelajari
barang keluar dari gudang, menginput data loading (muatan) ke database, melakukan
adjustment (penyesuaian) serta pembuatan laporan persediaan barang.
Dimana PT Coca Cola Distribution Indonesia merupakan perusahaan dengan skala yang besar sehingga dalam pengelolaan dan pengendalian persediaannya harus menerapkan sistem informasi yang baik agar dapat memenuhi permintaan konsumen setiap saat. Yang mana pada saat ini, PT Coca Cola telah menerapkan sistem terkomputerisasi. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, kerap terjadi kesalahan dalam kegiatan operasional seperti barang yang dikirim kepada outlet tidak sesuai dengan pesanan atau tidak ada stok barang yang di order oleh customer.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai persediaan barang dagang yang merupakan bagian kegiatan penting dari PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur dengan judul:
“TINJAUAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT COCA COLA
DISTRIBUTION INDONESIA –SALES CENTER CIANJUR”.
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui prosedur sistem informasi persediaan di PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur.
2) Untuk mengetahui dokumen perusahaan yang terkait dengan judul penulis pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Pada kerja praktek ini, penulis mengharapkan manfaat yang maksimal bagi: a) Penulis
Kerja Praktek ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi penulis mengenai informasi persediaan barang serta memberikan pengalaman bagi penulis.
b) Perusahaan
Hasil dari kerja praktek ini diharapkan dapat memberikan masukan berarti bagi perusahaan, khususnya berkaitan dengan persediaan barang.
c) Akademis
d) Peneliti Lain
Penulis berharap agar hasil kerja praktek ini dapat dijadikan sumber referensi dan gambaran khususnya mengenai perencanaan prosedur kerja shipper pada bagian gudang atau persediaan apabila peneliti lain akan mengambil tema yang sama.
1.4 Metode Kerja Praktek
Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan kerja praktek adalah metode Days
Release yaitu penyelenggaraan kerja praktek dilaksanakan pada hari kerja yaitu
Senin-Jum’at. Adapun teknik dalam pengumpulan data, diantaranya:
a) Field research, dimana dalam mencari informasi penulis melakukan
(interview) kepada pembimbing dan staff juga kepada bagian-bagian yang
terkait secara langsung di lapangan.
b) Studi Pustaka, penulis mencari informasi berdasarkan beberapa referensi yang mendukung dalam membuat laporan kerja praktek.
c) Observation, dimana dalam mencari informasi penulis mengamati kegiatan
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
1.5.1 Lokasi Kerja Praktek
Penulis melaksanakan kerja praktek di PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur yang beralamat di Jalan Raya Bandung KM 7 Kampung Warung Jambu Cianjur di bagian Shipper (Bagian Gudang).
1.5.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Waktu pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan selama 20 hari. Pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan setiap hari Senin – Jum’at dimulai dari tanggal 19 Juli 2013 sampai dengan tanggal 19 Agustus 2013 pada pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Tabel 1.1 Aktivitas Kerja Praktek
NO HARI WAKTU KETERANGAN
1 Senin – Jumat 07.30 Masuk Kerja Praktek
2 Senin – Jumat 07.30 - 16.00 Aktivitas Kerja Praktek
3 Senin – Jumat 16.00 Selesai Kerja Praktek
9 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Berawal pada bulan Mei 1886 seorang ahli farmasi dan ahli minuman dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat yang bernama Dr. John S. Pemberton, beliau mencampurkan suatu ramuan khusus dengan gula murni menjadi sirup yang berwarna caramel kemudian di aduk bersama air murni di dalam periuk tembaga. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan Dr. Pemberton menamakan Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan.
Setahun kemudian melalui kantor rekannya Jacob’s Pharmacy, Coca-Cola di jual untuk pertama kalinya. Spanduk yang bercat minyak dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer dengan tulisan “Drink Coca-Cola” di pasang di depan perusahaan Jacob’s Pharmacy. Lahirlah minuman segar baru di dunia.
Coca-Cola Company dengan kantor pusat di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat pada 1892. Bisnisnya menjadikan Coca-Cola merupakan minuman favorit di setiap Negara bagian Amerika Serikat.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagikan di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasarkan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Joseph Beindenharn seorang pemilik toko besar yang menjual minuman dan makanan di daerah Mississippi pada tahun 1894, memperkirakan bahwa Coca-Cola akan sangat laku jika dijual dalam bentuk botol. Ide dari Joseph ini akhirnya jadi kenyataan 5 tahun kemudian pada saat usahawan lterkenal di Tenesse diberikan tugas oleh The Coca-Cola Company untuk membotolkan Coca-Cola.
Akhirnya, pada tahun 1929 cita-cita Robert tercapai yaitu pada saat mendirikan The Coca-Cola Export Coorporation yang khususnya melayani penjualan Coca-Cola di luar negeri (Green L.F.,1987).
2.1.1 Sejarah Lahirnya Coca-Cola di Indonesia
Pada tahun 1972 Coca-Cola telah hadir di Indonesia ketika NetherlandIndische Mineral Water Fabriek (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) membotolkan untuk pertama kalinya di Batavia (Jakarta). Produksi Coca-Cola lumpuh pada jaman penjajahan Jepang (1942-1945) tetapi tepat pada sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah mengambil alih dan pabrik tersebut beroperasi dibawah nama The Indonesia Bottles Ltd Nv (IBL) dengan status perusahaan nasional (PT.CCBI).
Pabrik tersebut berkembang dan bergabung dengan pertambahan mitra usaha dan modal membentuk pabrik pembotolan madern pertama di Indonesia dengan nama baru PT. The Jaya Beverages Bottling Company pada tahun 1972. Pabrik ini berdiri sendiri baik segi kepemilikan maupun manajemennya. The Coca-Cola Company di Amerika tidak mempengaruhi pengolahan dan pembotolan serta pemasaran dari Coca-Cola di Indonesia, namun konsentratnya sama (PT.CCBI).
Tabel 2.1 Daftar Pabrik Coca-Cola di Indonesia
No Perusahaan Tempat Tahun
1 PT. Djaja Beverage Bottling Company Jakarta 1971
2 PT. Multi Bintang Indonesia Medan 1973
3 PT. Tirtalina Bottling Company Surabaya 1976
4 PT. Pan Java Bottling Company Semarang 1976
5 PT. Merannu Bottling Company Ujung Pandang 1981
6 PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company Bandung 1983
7 PT. Eka Tikma Bottling Company Balikpapan 1983
8 PT. Tribina Jaya Nusantara Bottling Company Padang 1985
9 PT. Banyu Agung Sejahtera Bottling Company Denpasar 1985
10 PT. Swarna Dwipa Mekar Bottling Company Tanjung Karang 1985
11 PT. Bangun Wenang Beverages Bottling Company
Manado 1991
2.1.2 Sejarah Coca Cola Bottling Indonesia
Coca Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi dan mendistribusikan produk- produk berlisensi dari the Coca Cola Company. Perusahaan kami memproduksi dan mendistribusikan produk Coca Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.
Coca Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan local yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independent dan Coca Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca Cola di dunia.
Coca Cola Amatil pertama berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.
Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca Cola Bottling Indonesia. Saat ini, dengan jumlah karyawan lebih dari 10.000 orang, jutaan krat produksi kami di distribusikan dan di jual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.
2.1.3 Sejarah Berdirinya PT Coca Cola Distribution Indonesia
Pada tanggal 7 agustus 1979 berdiri PT. Tirta Mukti Indah bottling Company dengan status perusahaan Modal Dalam negeri (PMDN) yang mendapat kepercayaan dari PT. Coca Cola Indonesia untuk meproduksi dan memasarkan minuman Coca Cola, Sprite, Fanta untuk wilayah Jawa Barat. Pembangunan fisik pabrik PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company mulai dilaksanakan tanggal 2 Februari 1982 dengan lokasi Jl. Raya Bandung-Garut KM.26 Kabupaten Sumedang Jawa barat. Dengan usaha yang memakan waktu, tenaga, pikiran, dan uang, maka selesailah pembangunan pabrik yang diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1983. Pada tanggal 8 November 1991 PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company resmi berubah menjadi PT. Coca Cola Tirtalina Bottling Company dengan status Perusahaan Modal Asing (PMA). Perubahan status ini disebabkan sebagian saham dari PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company dibeli oleh pihak asing, dalam hal I ini Allied Manufacturing and Trading Industries limited atau biasa disingkat Amatil.
22 September 1983 yang kemudian berganti nama menjadi PT. Coca Cola Banyu Argo Unit Jawa Barat pada tanggal 8 November 1991 bersamaan dengan pergantian nama PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company menjadi PT. Coca Cola Tirtalina Bottling Company. Baik PT. Coca Cola Banyu Argo maupun PT. Coca Cola Tirtalina Bottling Company pada tahun 1995 berafiliasi dengan Coca Cola Amatil, satu grup perusahaan Coca Cola di kawasan Asia Pasifik dan Eropa Timur yang bermarkas di Sydney Australia. Dan pada tanggal 1 Januari 2000, terjadi merger perusahaan Coca Cola di seluruh Indonesia dengan pergantian nama menjadi PT Coca Cola Amatil Indonesia Bottling untuk perusahaan pembotolan dan PT. Coca Cola Amatil Indonesia untuk perusahaan distributornya.
Kemudian pada tanggal 1 juli 2002, PT. Coca Cola Amatil Indonesia Bottling berubah nama menjadi PT. Coca Cola Bottling Indonesia dan PT. Coca Cola Amatil Indonesia berubah nama menjadi PT. Coca Cola Distribution Indonesia. Sedangkan untuk hal-hal yang bersifat penggabungan antara perusahaan pembotolan dan perusahaan distributor, nama yang dipergunakan adalah PT. Coca Cola Bottling Indonesia. Perubahan nama ini diharapkan dapat membuat masyarakat Indonesia merasa lebih akrab dengan Coca Cola.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Kita bertekad untuk memberikan nilai terbaik bagi pemenang saham dengan
Kita sangat menghargai karyawan berbagai merek “The CocaCola Company”
dan karyawan kita yang berdedikasi serta yang berdisiplin memberikan PT. Coca Cola Distribution Indonesia suatu keunggulan bersaing yang berkesinambungan.
Kita mengembangkan kemitraan sejati dengan para pelanggan untuk
memuaskan lebih dari 200 juta konsumen yang dahaga.
2.3 Motto / Slogan Perusahaan
Slogan yang sekarang di gunakan dalam perusahaan PT Coca Cola Distribution Indonesia adalah “Buka CocaCola Buka Semangat Baru”.
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi merupakan suatu kerangka dasar dalam manajemen perusahaan, dimana dengan mempelajari struktur organisasi perusahaan maka dengan mudah pula mempelajari fungi, wewenang, hubungan antara karyawan serta tanggung jawab masing-masing. Struktur organisasi juga memudahkan pimpinan perusahaan dalam mengkoordinasikan unit kerja yang terlibat didalam organisasi.
tanggung jawab, dan wewenang yang jelas dan tegas pada setiap bagian yang ada dalam perusahaan. Berikut adalah struktur organisasi PT Coca-Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur :
SHI
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur
2.5 Uraian Tugas Perusahaan
Berdasarkan pada struktur organisasi yang ada pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur, berikut adalah job description dari masing-masing jabatannya yang terlibat dengan Sistem Informasi Persediaan pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur:
1. DCM (Distribution Center Manager)
Distribution Center Manager merupakan Koordinator yang paling tinggi,
yang memiliki tugas mengkoordinasi tiap-tiap kegiatan di warehouse. Fungsi dan Tanggung jawab dari Distribution Center Manager:
a. Mengkoordinir setiap kegiatan distribusi di warehouse Cianjur
b. Mengarahkan perumusan pokok-pokok kebijakan perusahaan dan strategi umum perusahaan yang akan menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan operasional dan strategi
c. Mengkoordinir serta bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran promosi, pengelolaan pasar (baik ke pengecer maupun ke konsumen)
d. Menilai hasil yang diperoleh perusahaan serta menetapkan tindak lanjut perbaikan yang diperlakukan untuk masalah yang dihadapi oleh perusahaan.
2. Shipping Head
Tugas dan wewenang dari Shipping Head adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab atas persediaan barang dagangan di gudang b. Mencatat barang dagangan yang masuk atau barang yang akan dijual c. Melakukan stok opname persediaan di gudang
Shipping Head membawahi juga beberapa shipper yang mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas pemeriksaan total untuk semua muatan di
container yang keluar dan membandingkan dengan faktur pengeluaran
dan jika ada perbedaan, maka harus melakukan penyesuaian berikutnya b. Melakukan stok opname secara berkala dan kemudian melaporkannya
ke Shipping Head
c. Bertanggung jawab menginput semua barang di dalam Warehouse dan transaksi lainnya seperti pecah, hilang dan bocor ke dalam laporan persediaan.
3. Bookeeper
Bookeeper memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mentransfer data kedalam sistem, memasukkan dan menganalisa seluruh transaksi yang terjadi setiap hari
b. Melakukan settlement terhadap shortage barang salesman hari sebelumnya dengan memasukkan payment dan adjustment
c. Melakukan analisis komprehensif dan review pada seluruh dokumen yang dimasukkan atau di transfer guna menentukan route yang dibebankan kepada salesman
d. Menyimpan seluruh laporan route settlement dan dokumen
f. Mencetak laporan staff settlement dan mentransfer ke salesman g. Pengelolaan kredit
h. Merekap hasil penjualan dari salesman.
4. Supervisor
Tugas dan tanggung jawab supervisor adalah sebagai berikut: a. Supervisor harus memiliki target penjualan
b. Mengembangkan suatu pasar
c. Supervisor memastikan absent para Delivery Man
d. Loading Compotition (muatan ke mobil) barang dari gudang ke
kendaraan
e. Choacing para Delivery Man.
5. Delivery Man
Tugas dan tanggung jawab Delivery Man adalah sebagai berikut: a. Menjalankan perintah Supervisor
b. Menjadi orang yang mengambil maupun mengantar barang dagangan c. Mengantarkan produk ke outlet harus sesuai dengan invoice
d. Mengantarkan jenis transaksi cash/credit harus sesuai dengan invoice. 6. Helper
a. Menjadi pendamping delivery man selama proses pengantaran maupun pengambilan barang
c. Melaporkan lokasi kendaraan dan sejauh mana proses pengiriman berjalan kepada Supervisor.
7. Loader
Tugas dari Loader adalah:
a. Membantu menjalankan tugas shipper dalam melakukan pengecekkan barang
b. Membantu meracik barang
c. Menaikkan barang ke dalam mobil truk yang akan di angkut oleh
Delivery Man.
8. Security
Tugas dari Security adalah:
a. Menjaga keamanan di dalam perusahaan b. Menerima arus keluar masuknya kendaraan
c. Menerima pengiriman produk dari pabrik bila karyawan gudang tidak ada di tempat.
9. Office Boy
Tugas Office Boy adalah :
a. Menjaga kebersihan kantor perusahaan
2.6 Kegiatan Perusahaan
Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola Amatil Indonesia diproduksi langsung di Indonesia. Produk Coca-Cola Amatil Indonesia berasal dari bahan baku pilihan berkualitas tinggi dan diproses melalui beberapa tahap: penyiapan bahan, pencampuran, pencucian, pengisian dan penutupan, pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, dan pengangkutan.
Saat ini ada delapan pabrik pembotolan yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu di Cibitung-Bekasi, Medan, Padang, Lampung, Bandung, Semarang, Surabaya dan Denpasar. Semua pabrik diwajibkan untuk mematuhi dan bahkan kerap kali melampaui standarisasi internasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia juga teratur melaksanakan audit di bidang pengawasan mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Selama ini pabrik-pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The Coca-Cola Company atas pencapaian standar yang melampaui pabrik-pabrik sejenis di dunia. Atas kebanggan ini, Coca-Cola Amatil Indonesia membuka kesempatan bagi semua orang yang ingin melihat langsung proses produksi kami yang higienis dan berkualitas.
24 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Coca-Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur yang dimulai sejak tanggal 19 Juli 2013 samapai 19 Agustus 2013. Selama kerja praktek penulis ditempatkan pada bagian Shipper. Pelaksanaan Kerja Praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui prosedur sistem informasi persediaan dan mengetahui dokumen perusahaan yang terkait dengan judul penulis pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur.
3.1.1 Sistem
Definisi sistem menurut Azhar Susanto (2008:22), “Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai satu tujuan tertentu”.
Sedangkan sistem menurut Mulyadi (2008:3), “Sistem merupakan suatu
organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan
Berdasarkan pengertian diatas menunjukkan bahwa sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen baik phisik ataupun non phisik yang saling bekerja sama satu sama lain untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen.
3.1.2 Informasi
Definisi informasi menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2004:11) mendefinisikan bahwa: “Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti”.
Menurut Azhar Susanto (2008:38), “Informasi adalah hasil pengolahan data
yang memberikan arti dan manfaat”. Sedangkan menurut Baridwan (2005:5),
“Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan yang tepat”.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat mengambil simpulan bahwa informasi adalah pengolahan data menjadi sesuatu yang lebih berguna serta sebagai dasar pengambilan keputusan.
3.1.3 Sistem Informasi
Definisi sistem informasi menurut John Nash dan Martin Robert (2002:16) mendefinisikan bahwa:
“Sistem Informasi adalah cara-cara yang diorganisir untuk mengumpulkan,
menyimpan , mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Definisi sistem informasi menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005:13) mendefinisikan bahwa:
”Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat
dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk
mengendalikan organisasi”.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat mengambil simpulan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang dimaksudkan untuk mengolah transaksi-transaksi tertentu yang rutin.
3.1.4 Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Bodnar & Hapwood (2006) adalah:
“Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem berbasis computer yang dirancang
untuk mentransformasi data akuntansi menjadi informasi, yang mencakup siklus pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi, dan pengembangan sistem
informasi”.
Sedangkan menurut Baridwan (2004:4) mendefinisikan sebagai berikut:
“Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkombinasikan informasi kuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan pihak-pihak luar (seperti pemerintah, masyarakat, investor, dan kreditor) pihak-pihak dalam (terutama manajemen)”.
data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoprasikan bisnis serta pengambilan keputusan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak-pihak-pihak dalam.
3.1.5 Persediaan
Definisi persediaan menurut Warren Reeve Fess (2008:398) mendefinisikan bahwa:
“Persediaan merupakan barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam
operasi bisnis perusahaan, dan untuk bahan yang digunakan dalam proses produksi
yang disimpan untuk tujuan itu”.
Definisi persediaan menurut Soemarso S.R (2004:384) mendefinisikan bahwa:
“Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali”.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis dapat mengambil simpulan bahwa persediaan adalah barang dagang yang disimpan dan dijual kembali oleh perusahaan.
3.1.6 Sistem Pengendalian Persediaan
Menurut R. Agus Sartono (2001:453-456) menerangkan bahwa ada beberapa sistem pengendalian yaitu:
1. Sistem Komputernisasi
komputer dalam manajemen persediaan. Dengan komputernisasi, dimungkinkan pencatatan persediaan, pengurangan dan pengolahan data persediaan dilakukan dengan cepat. Selain itu komputer dapat menyediakan data kapan harus dilakukan pesanan kembali.
2. Sistem Just – in Time
Pada prinsipnya, metode ini hanya mensinkronkan kecepatan bagian produksi dengan bagian pengiriman.
3. Out - Scourcing
Altenatif dalam pengendalian persediaan ini adalah dengan cara membeli dari pihak luar. Dengan cara maka perusahaan tidak perlu harus memproduksi sendiri input yang diperlukan dalam proses produksi. Alternatif membeli dari luar dan dikombinasikan dengan just – in time
method akan mampuh menekan persediaan pada tingkat yang sangat
rendah dan dengan demikian akan meningkatkan efesiensi dan profitabilitas perusahaan.
4. Sistem Pengendalian ABC
yang sangat penting untuk diawasi dengan seksama. Kelompok B yang mencakup barang – barang yang relatif kurang penting. Kelompok C ini memungkinkan saja secara kuantitas besar tetapi dari segi nilai relatif kecil debandingkan dengan kelompok A. Dengan metode ini manajemen menitikberatkan pada kelompok A yang bernilai strategis bagi perusahaan.
5. Material Requirement Planning (MRP)
MRP pada hakikatnya merupakan sistem informasi yang berbasis komputer untuk penjadwalan produksi dan pembelian item produksi yang bersifat dependen demamd. Informasi mengenai permintaan produk jadi, struktur dan komponen produk, waktu tunggu (lead time), serta posisi persediaan saat ini digunakan untuk meningkatkan efektivitas biaya produksi dan pembelian.
3.2 Pelaksanaan Kerja Praktek
Hari/Tanggal Keterangan
Jum’at, 19 Juni 2013 Perkenalan mengenai perusahaan dengan pembimbing,
juga mengenai aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan kinerja perusahaan.
Senin, 22 Juni 2013 Mengikuti meeting bersama tim Delivery Man atas pengarahan Supervisor.
Selasa, 23 Juni 2013 Mengamati struktur organisasi perusahaan serta melakukan
interview atas fungsi dan tanggung jawabnya.
Kamis, 25 Juni 2013 Mempelajari dan melihat secara langsung serangkaian proses Warehouse Operational yaitu:
Receiving:
Aktivitas penerimaan produk – produk di receiving area dari pengiriman awal (warehouse, outlate, dll)
Put Away: telah ditentukan, sesuai dengan kategori produk (ABC kelas)
Picking:
Aktivitas mempersiapkan produk yang akan di kirim, mulai dari pengambilan produk di storage area sampai pengelompokan produk di picking area.
Loading:
Aktivitas pemuatan produk mulai dari pengambilan produk
di picking area dan penyusunan produk di dalam truk.
Jum’at, 26 Juni 2013 Mempelajari dokumen-dokumen yang terkait dengan
Warehouse Operational.
Senin, 29 Juni 2013 Mengetahui langkah-langkah dalam melaksanakan
Warehouse Operational:
a) Receiving
Siapkan alat penerimaan produk (pallet, kalkulator, dll)
Lakukan pengecekan dokumen pengiriman (FDD)
Lakukan proses unloading product/ empties/ krat
Lukukan administrasi penerimaan sesuai peraturan/ prosedur CCAI
Note : proses / prosedur penerimaan berlaku juga untuk penerimaan on hands stock (pengembalian full goods).
b) Put away
Pindahkan roduk yang telah di cek /terima dari area penerimaan ke area penyimpanan (staging area) yang telah disiapkan
Lakukan sesegera mungkin setelah produk di cek dan diterima, untuk menghindari kesalahan hitung (double counting)
Pindahkan produk dengan peralatan yang layak.
c) Storage
Letakkan produk dilokasi penyimpanan yang telah ditentukan
Lakukan proses administrasi penerimaan produk sesegera mungkin, untuk meningkatkan akurasi stock
Lakukan administrasi untuk produk yang rusak dengan menggunakan Claim to Vendor (CV) /
Siapkan dokumen pengiriman sesuai dengan LOSLIS
Cek kondisi kelayakan kendaraan dan perlengkapannya sebelum pengiriman dilakukan.
Selasa, 30 Juni 2013 Belajar menarik data (Pick Slip) yang di buat oleh Nasional
Rabu, 31 Juni 2013 Belajar membuat LOSLIS (Load Out / Load In Summary) Kamis, 1 Agustus 2013 Mempelajari hal-hal yang termasuk kedalam transaksi
lain-lain.
Jum’at, 2 Agustus 2013 Mempelajari pembuatan dokumen Stock Movement
Report.
Senin, 5 Agustus 2013 Mempelajari sistem BASIS bersama pembimbing Selasa, 6 Agustus 2013 Mempelajari sistem BASIS bersama pembimbing Rabu, 7 Agustus 2013 Mempelajari sistem BASIS bersama pembimbing Senin, 12 Agustus 2013 Mempelajari sistem BASIS bersama pembimbing Selasa, 13 Agustus 2013 Mempelajari sistem BASIS bersama pembimbing Rabu, 14 Agustus 2013 Mempelajari sistem BASIS bersama pembimbing
Kamis, 15 Agustus 2013 Mengikuti aktifitas di bagian Sales Center, tujuannya untuk mengetahui kegiatan yang terjadi pada setiap bagian Sales Center, seperti kegitan Sales Representative dalam memasarkan produk serta memahami alur sistem yang terjadi antara Sales Center dengan Distribution Center.
Jum’at, 16 Agustus 2013 Mengumpulkan data dengan wawancara dan meminta
dokumen yang berkaitan dengan judul laporan penulis. Senin, 19 Agustus 2013 Meminta izin permintaan data kepada pihak yang
berwewenang di perusahaan dan perpisahan dengan karyawan.
3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek
3.3.1 Prosedur Sistem Informasi Persediaan Pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur
Prosedur yang ada dalam Sistem Informasi Persediaan pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur sebagai berikut:
1) Plant mengagendakan barang yang akan dikirim kepada Distribution
Center berdasarkan sistem, lalu menyiapkan barang yang akan dikirim dengan membuat Delivery Document Pabrik yang dibawa oleh Driver.
2) Driver menyerahkan Delivery Document Pabrik pada saat barang masuk
kepada shipper, lalu shipper mengecek barang di dalam container.
3) Shipper menurunkan barang ke gudang, lalu melakukan pengecekan ulang
di gudang. Jika sesuai dengan Delivery Document Pabrik, maka shipper menandatangani Delivery Document Pabrik, lalu driver menandatangani dan membawa ke security untuk ditandatangani dan diberikan 1 rangkap. Setelah itu, driver kembali ke ruangan shipper dan menyerahkan 2 rangkap
ke shipper untuk diarsipkan. Jika barang tidak sesuai dengan dokumen,
maka shipper membuat dokumen Transaksi Lain-Lain.
4) Setelah barang selesai diturunkan, shipper menaikkan barang (botol kosong) ke container lalu mengecek botol kosong di dalam container. Kemudian shipper membuat Delivery Document Gudang dan menandatanganinya. Lalu driver menandatangani, dan membawa ke
security untuk ditandatangani. Kemudian driver kembali ke ruang shipper
5) Setelah barang (botol kosong) diangkut, shipper membuat dokumen Load
Out / Load In Summary yang digunakan delivery man untuk mengantarkan
produk. Sebelumnya, shipper telah melakukan pengecekkan barang dengan menggunakan pick slip yang ditarik dari database oleh supervisor untuk mengetahui status barang yang dipesan oleh outlet tersedia atau tidak tersedia. Hasil dari pengecekkan ini, menjadi acuan shipper dalam membuat Load Out / Load In Summary.
6) Lalu shipper mencetak Faktur Penjualan untuk dibawa delivery man ketika mengantarkan barang kepada outlet.
7) Delivery man mengambil produk ke dalam gudang sesuai dokumen Load
Out / Load In Summary dan melakukan pengecekkan barang dengan Load
Out / Load In Summary Manual.
8) Delivery man menyerahkan dokumen Load Out / Load In Summary kepada
shipper, lalu shipper melakukan pengecekan barang didalam mobil dan
menyerahkan 1 rangkap kepada delivery man.
9) Shipper lalu melakukan adjustment dan menginput data loading.
10) Setelah Delivery man selesai menjual produk dan membawa botol kosong dari outlet, delivery man menyerahkan dokumen Load Out / Load In
Summary ke shipper. Lalu shipper melakukan pengecekan botol kosong
dan barang onhand.
11) Delivery man menyerahkan faktur penjualan 1 rangkap ke shipper yang
menginput Load Out / Load In Summary dan membuat movement report yang akan di tanda tangani oleh DCM.
3.3.2 Dokumen Perusahaan Yang Terkait Dengan Sistem Informasi Persediaan Pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur
Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Persediaan pada PT Coca Cola Distribution – Cianjur sebagai berikut:
1) Delivery Document terdiri dari 2 dokumen, yaitu Delivery Document
Pabrik (DDP) dan Delivery Document Gudang (DDG). Dokumen tersebut digunakan sebagai bukti barang masuk ke gudang (DDP) dan barang keluar dari gudang (DDG).
Gambar 3.2 Delivery Document Gudang (DDG)
Gambar 3.3 Faktur Penjualan
3) Pick Slip, yaitu dokumen yang digunakan sebagai acuan untuk shipper dan
loader dalam meracik barang yang di pesan oleh outlet. Sehingga shipper
Gambar 3.4 Pick Slip
4) Load Out / Load In Summary, terdiri dari 2 dokumen, yaitu Load Out /
Load In Summary (LOSLIS) dan Load Out / Load In Summary Manual.
Gambar 3.5 LOSLIS
5) Transaksi Lain – Lain, yaitu Dokumen yang digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak sesuai dengan Delivery Document Pabrik (DDP), seperti transaksi Repacking, Leakage in Warehouse, Breakage Full in
Warehouse, dan lain-lain.
6) Movement Report, yaitu Laporan yang berisi daftar Delivery Document Pabrik (DDP) dan Delivery Document Gudang (DDG), Load Out / Load In
Summary, Dokumen Transaksi Lain-Lain. Movement Report merupakan
42 4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek yang penulis lakukan pada PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur yang beralamat di Jalan Raya Bandung KM 7 Kampung Warung Jambu Cianjur, maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang prosedur sistem informasi persediaan dan dokumen yang terkait di PT Coca Cola Distribution Indonesia – Sales Center Cianjur:
Ketika barang selesai diturunkan, maka shipper menaikkan barang (botol kosong) ke dalam container untuk dibawa ke pabrik dan membuat Delivery
Document Gudang untuk dibawa oleh driver.
Setelah barang (botol kosong) diangkut, shipper membuat dokumen Load Out
/ Load In Summary yang digunakan delivery man untuk menjual produk dan
melakukan pengecekkan barang dengan Load Out / Load In Summary Manual saat delivery man akan brangkat mengantarkan produk kepada outlet. Setiap barang yang akan dibawa oleh delivery man, harus sesuai faktur penjualan yang ditarik dari database oleh shipper.
Shipper lalu melakukan adjustment dan menginput data loading. Setelah
Delivery man selesai menjual produk dan membawa botol kosong dari outlet,
delivery man menyerahkan dokumen Load Out / Load In Summary ke shipper.
Lalu shipper melakukan pengecekan botol kosong dan barang on hand. Selain
itu Delivery man menyerahkan faktur penjualan 1 rangkap ke bookkepper yang
sudah ditandatangani oleh outlet, lalu Shipper melakukan adjustment dan menginput Load Out / Load In Summary dan membuat movement report yang akan di tanda tangani oleh DCM.
2) Dokumen yang terkait pada bagian gudang yaitu: Delivery Document Pabrik (DDP), Delivery Document Gudang (DDG), Pick Slip, Load In Load Out
Summary, Load In Load Out Manual (LOSLIS Manual), Dokumen Transaksi
4.2 Saran
CIANJUR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi S-1 Program Studi Akuntansi
MARISA HARDI 21110065
Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek Pada tanggal
Bandung, 30 Desember 2013 Menyetujui,