• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Penyimpanan Data Pada Sistem Informasi Penetapan Hak Tanah Kantor Pertanahan Kota Meda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Penyimpanan Data Pada Sistem Informasi Penetapan Hak Tanah Kantor Pertanahan Kota Meda"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHLUAN

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Perkembangan teknologi dewasa ini, berjalan seiring dengan perekonomian yang berkembang dengan pesatnya. Teknologi dalam perusahaan sangat berpengaruh bagi tercapainya kesuksesan pada setiap perusahaan. Teknologi informasi saat ini dapat memberikan kemudahan untuk berjalannya proses bisnis dalam perusahaan. Dengan adanya system yang digunakan beserta dengan digunakannya penyimpanan data yang akurat merupakan asset bagi perusahaan untuk dapat mengevaluasi setiap proses – proses yang dilakukan di perusahaannya.

Setiap perusahaan bersaing dalam hal system informasi dan proses penyimpanan datanya, sehingga setiap divisi dalam perusahaan dapat mengambil dan menyimpan data yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat. Penyimpanan dan pengambilan data dalam perusahaan akan lebih efektif dan efisien apabila penyimpanan data dengan sistemnya menggunakan software dan database yang baik, mengikuti perkembangan saat ini yang digunakan di setiap perusahaan.

(2)

divisi lain. Sehingga setiap divisi tidak dapat melihat data yang diperlukan dengan cepat, karena tidak adanya koneksi database yang baik pada setiap divisi.

Berdasarkan pada uraian diatas maka penulis mengajukan laporan praktek kerja lapangan dengan judul “TINJAUAN PENYIMPANAN DATA PADA SISTEM INFORMASI PENETAPAN HAK TANAH KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN”

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka identifikasi masalah yang ada pada Kantor Pertanahan Kota Medan, yaitu :

1. Database yang digunakan untuk pembuatan serifikat hak tanah masih sangat terbatas dan tidak terkoneksi antar divisi.

2. Kurang efektifnya proses pembuatan sertifikat hak tanah

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem penyimpanan data – data sertifikat bidang tanah pada Kantor Pertanahan Kota Medan

(3)

1.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Maksud dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan adalah untuk mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh pada perkuliahan yang telah diperoleh dengan kenyataan yang sesungguhnya di lapangan, sedangkan tujuan dilaksankannya Praktek Kerja Lapangan adalah :

1. Untuk mengetahui sistem penyimpanan sistem data – data sertifikat bidang tanah pada Kantor Pertanahan Kota Medan. 2. Untuk menganalisa dan mengetahui sistem informasi pemuatan

sertifikat hak tanah pada Kantor Pertanahan Kota Medan.

1.4. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Lokasi praktek kerja lapangan penulis berada di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Medan. Dimana yang beralamat di Jl. Karya Jasa/Jl. Jendral Abdul Haris Nasution Pangkalan Mansyur Medan.

(4)

Tabel 1.1.

Jadwal Kegiatan Kerja Praktek

No Aktivitas Waktu

April Juli Agustus

1 Pengajuan PKL

2

Mengelola Input data sertifiakat bidang tanah

3

Pembuatan

laporan sertifikat hak tanah

4

Menganalisis database sertifikat bidang tanah

5

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Sistem menurut para ahli, L. James Havery

Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

John Mc. Manama

Sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

C.W. Churchman

Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.

J.C. Hinggins

(6)

Edgar F Huse dan James L. Bowdict

Sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

2.1.1 Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem yaitu tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan)

3. Proses

(7)

mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6. Mekanisme pengendalian dan Umpan balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan

(8)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik yaitu : a. SistemKomponen / Elemen (component)

Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.

b. Batas system (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

c. Lingkungan luar system (environment)

Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem .

d. Penghubung (interface)

(9)

menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukkan (input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

f. Keluaran (output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada suatu sistem.

g. Pengolah (procces)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

h. Sasaran (objective) atau Tujuan (goal)

(10)

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai: a. Sistem ABSTRAK (Abstract system )

Sistem ini merupakan sistem yang tidak tampak secara fisik, karena hanya berupa pemikiran atau ide-ide.

Contoh : Sistem Teologia yang merupakan suatu sistem yang menggambarkan hubungan Tuhan dengan manusia.

b. Sistem FISIK (Physical system)

Sistem fisik merupakan sistem yang tampak secara fisik sehingga setiap mahluk dapat melihatnya.

Contoh : Sistem Komputer Sistem Akuntansi Sistem Produksi

c. Sistem ALAMIAH (Natural system)

Sistem alamiah ini adalah sistem yang terjadi dari proses - proses alam dalam arti tidak dibuat oleh manusia.

Contoh : Sistem Geologi : sungai, pegunungan Sistem Solar : galaxy, tata surya d. Sistem buatan manusia (Human made system)

Sistem ini merupakan sistem yang dirancang dan didisain oleh manusia.

Contoh : Sistem Informasi - manusia - komputer

Man - machine system / human-machine system

(11)

e. Sistem Deterministik (Deterministic System )

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yg dapat diramalkan disebut sistem deterministik. Interaksi antar tiap-tiap bagian dapat dideteksi, sehingga outputnya juga dapat diramalkan.

Contoh : Sistem Komputer

f. Tak Tentu (Probabilistic System )

Sistem ini adalah sistem dimana kondisi masa depannya tidak dapat diramalkan karena mengandung probabilitas.

Contoh : Sistem Manusia

g. Sistem Tertutup (closed system)

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sebenarnya didunia ini tidak ada sistem yg benar-benar tertutup. Yang ada hanyalah sistem yang secara relatif tertutup (relatively closed system )

h. Sistem Terbuka (open system)

Sistem ini kebalikan dari sistem tertutup, karena sistem terbuka adalah sistem yg berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Oleh sebab itu sistem ini harus mempunyai suatu sistem pengendalian (control system) yang baik, agar yg masuk hanya pengaruh - pengaruh yang baik saja.

(12)

2.2 Pengertian Informasi

Di dalam pengolahan sistem pada akhirnya menghasilkan suatu informasi, untuk itu pendefenisian informasi diperlukan untuk menunjang berhasilnya pengembangan sistem yang akan dirancang. Defenisi umum untuk informasi dalam sistem informasi menurut Jogiyanto H.M (1990;

11) :“Informasi adalah data yang dapat diolah yang lebih berguna dan

berarti bagi yang menerimanya”.

Menurut RobertG.Murdik (1973; 12) :“Informasi adalah data yang

telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan

bermanfaan dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”.

Jadi Informasi adalah data yang diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi penerima dan berguna dalam pengambilan keputusan, sekarang atau untuk masa yang akan datang.

Informasi dalam suatu lingkungan sistem informasi memiliki beberapa ciri-ciri yaitu :

1. Benar atau salah, Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak bila penerimaan informasi yang salah dipercayai mengakibatkan sama seperti benar.

2. Baru, Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.

3. Tambahan, Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang talah ada.

4. Korektif, Informasi dapat menjadi suatu korektif atas informasi yang salah.

(13)

Informasi dapat dikatakan berkualitas apabila telah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Informasi harus akurat dan jelas, Yaitu informasi yang tidak mengandung keraguan-keraguan, sama maksudnya yang disampaikan dengan yang menerima, bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan, harus menjelaskan dan mencerminkan maksudnya atau dengan kata lain tidak menimbulkan pertanyaan bagi penerima informasi tersebut.

2. Up to date (Tepat waktu), Yaitu informasi tersebut datang ke penerima tidak terlambat karena informasi yang tidak tepat waktu sudah tidak mempinyai nilai.

3. Informasi harus relevan, Yaitu informasi itu diterima bagi orang yang membutuhkan atau bermanfaat bagi yang menerimanya.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

atau ;

Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi.

(14)

Dari definisi di atas terdapat beberapa kata kunci :

1. Berbasis komputer dan Sistem Manusia/Mesin

Berbasis komputer: perancang harus memahami pengetahuan komputer dan pemrosesan informasi. Sistem manusia mesin: ada

interaksi antara manusia sebagai pengelola dan mesin sebagai alat untuk

memroses informasi. Ada proses manual yang harus dilakukan manusia dan ada proses yang terotomasi oleh mesin. Oleh karena itu diperlukan suatu prosedur/manual sistem.

2. Sistem basis data terintegrasi

Adanya penggunaan basis data secara bersama-sama (sharing) dalam sebuah data base manajemen system.

3. Mendukung Operasi

Informasi yang diolah dan di hasilkan digunakan untuk mendukung operasi organisasi.

Istilah Sistem Informasi

a. Manajemen Information System b. Information Processing System c. Information Decision System d. Information System.

Semuanya mengacu pada sebuah sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan suatu organisasi.

(15)

Komponen Fisik Sistem Informasi:

1. Perangkat keras komputer: CPU, Storage, perangkat Input/Output,

Terminal untuk interaksi, Media komunikasi data

2. Perangkat lunak komputer: perangkat lunak sistem (sistem operasi dan

utilitinya), perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll).

3. Basis data: penyimpanan data pada media penyimpan komputer.

4. Prosedur: langkah-langkah penggunaan sistem

5. Personil untuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi:

a. Clerical personnel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan

data dan melakukan inquiry = operator);

b. First level manager: untuk mengelola pemrosesan data didukung

dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah.

c. Staff specialist: digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan

pelaporan.

d. Management: untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khsus,

analisis khusus, laporan khsusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang.

(16)

2.4. Metode Pendekatan Sistem dan Pengembangan Sistem

2.4.1 Metode Pendekatan Sistem

Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang professor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya 1910 diidentifikasi ada 3 seri penilaian dalam memecahkan suatu kontroversi yang memadai :

1) Mengenali kontroversi. 2) Menimbang klaim alternatif. 3) Membentuk penilaian.

Dalam melakukan pendekatan sistem ada langkah-langkah dan tahapan yang bisa dilakukan.

Tahap I: Usaha persiapan

Langkah-langkahnya adalah memandang perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan (pemegang saham, pelanggan, masyarakat keuangan, masyarakat global, pemerintah, pesaing, pemasok, serikat kerja), mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan.

Tahap II: Usaha definisi

a. Suatu masalah ada atau akan ada (identifikasi masalah).

b. Mempelajari masalah untuk mencari solusi (pemahaman masalah). c. Mencari pemicu masalah (problem trigger) yang dapat berasal dari

lingkungan atau dari dalam perusahaan.

(17)

e. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan tertentu. Elemen-elemen sistem dapat dianalisis secara berurutan, yaitu:

a. Mengevaluasi standar (standar harus sah/valid, standar harus realistis, standar harus dimengerti oleh mereka yang akan mencapainya, dan standar harus terukur).

b. Membandingkan sistem output dengan standar. c. Mengevaluasi manajemen.

d. Mengevaluasi pengolah informasi.

e. Mengevaluasi input dan sumber daya input. f. Mengevaluasi proses transformasi.

g. Mengevaluasi sumber daya output.

Tahap III: Usaha solusi

a. Mengidentifikasi berbagai alternatif solusi. Dengan cara mencari jalan yang berbeda untuk memecahkan masalah yang sama. Seperti Brainstorming (tukar pikiran), dan Joint Application Design (rancangan aplikasi bersama).

b. Mengevaluasi berbagai alternatif solusi. Contohnya dengan menggunakan kriteria evaluasi yang sama, untuk mengukur seberapa baik suatu alternatif dapat memecahkan masalah.

c. Memilih solusi terbaik. Dengan cara menganalisis suatu evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan dan mempertimbangkan konsekuensi pilihan tersebut pada tujuan organisasi. Kemudian memberi penilaian atas proses mental manajer. Setelah itu melakukan tawar-menawar atau negosiasi antara beberapa manajer. d. Menerapkan solusi. Masalah tidak terpecahkan hanya dengan

memilih solusi terbaik tapi perlu diterapkan.

(18)

f. Manajer harus tetap mengatasi situasi untuk memastikan bahwa solusi mencapai kinerja yang direncanakan.

Ada beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi pemecahan masalah. 1. Gaya merasakan masalah

Bagaimana menghadapi masalah ada 3 kategori:

a. Penghindar masalah. Yang menghalangi kemungkinan masalah-mengabaikan informasi.

b. Pemecah masalah. Tidak mencari masalah tidak juga menghindari masalah. Bila ada masalah akan dipecahkan. c. Pencari masalah. Menikmati pemecahan masalah dan

mencarinya.

2. Gaya mengumpulkan informasi

a. Gaya teratur. Mengikuti dan menyaring yang tidak berhubungan dengan bidangnya.

b. Gaya menerima. Ingin melihat semua masalah dan menilai informasi tersebut.

3. Gaya menggunakan informasi

a. Gaya sistematis. Mengikuti metode/cara yang telah ditetapkan. b. Gaya intuitif. Menyesuaikan pendekatan dengan situasi.

(19)

2.4.1 Alat Bantu Analisis

1. Flow Map

Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah - langkah dan urutan prosedur dari suatu program. Flowmap berguna untuk membantu analis dan programer untuk memecahkan masalah kedalam segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif pengoperasian. Biasanya flowmap mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

2. Diagram konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh inputan ke sistem atau output dari sistem. Dan akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary dapat digunakan dengan garis putus. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses, tidak boleh ada store dalam diagram konteks.

Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat secara kalimat, dapat dikatakan

bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang memberikan

(20)

3. DFD (Data Flow Diagram)

DFD merupakan salah satu komponen dalam serangkaian pembuatan perancangan sebuah sistem komputerisasi. DFD menggambarkan aliran data dari sumber pemberi data (input) ke penerima data (output). Aliran data itu perlu diketahui agar sipembuat sistem tahu persis kapan sebuah data harus disimpan, kapan harus ditanggapi (proses) dan kapan harus didistribusikan ke bagian lain.

4. Kamus Data

Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem mempunyai pengertian yang sama tentang input, output, dan komponen data strore.

Kamus data ini sangat membantu analis sistem dalam mendefinisikan data yang mengalir di dalam sistem, sehingga pendefinisian data itu dapat dilakukan dengan lengkap dan terstruktur. Pembentukan kamus data dilaksanakan dalam tahap analisis dan perancangan suatu sistem.

Pada tahap analisis, kamus data merupakan alat komunikasi antara user dan analis sistem tentang data yang mengalir di dalam sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh user. Sementara itu, pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input, laporan dan database.

(21)

2.5 Basis Data (Database)

Basis data sebagai kumpulan dari data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kemudian dapat dimanfaatkan lagi dengan cepat dan mudah (Abdul Kadir, 2002: 39).

Definisi basis data (database) sangatlah bervariasi. Basis data dapat dianggap sebagai kumpulan data yang terkomputerisasi, diatur dan disimpan menurut salah satu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Secara sederhana basis data dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data adalah agar dapat menentukan kembali data (data yang dicari) dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu. Secara lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut :

1) Kecepatan dan kemudahan (Speed)

Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah.

2) Efesiensi ruang penyimpanan (Space)

(22)

3) Keakuratan (Accuracy)

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk menentukan ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan data.

4) Ketersediaan (Availability)

Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan.

5) Kelengkapan (Completeness)

(23)

6) Keamanan (Security)

Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan.

7) Kebersamaan pemakai

(24)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria yang didirikan di Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan lagi di Semarang pada tahun 1964. Yang di Yogyakarta dengan jurusan Agraria, tetapi di semarang dengan jurusan Pendaftaran Tanah. Pada tahun 1966, diterbitkan status Akademi Agraria. Sampai akhirnya pada tahun 1971, dibuka jurusan Tata Guna Tanah pada Akademi Agraria di Yogyakarta.

Lalu pada tahun 1987, ketika program sarjana muda dihapuskan dan diganti menjadi Pendidikan Diploma (D3), akhirnya semua jurusan di Akademi ini ditiadakan lagi. Pada tahun 1989, pembina Akademi Agraria dialihkan dari Departemen dalam negeri ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) sampai sekarang. Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini disebut sebagai lembaga Pemerintah Non Departemen tetapi dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala (sesuai dengan Perpres No 10 tahun 2006). Badan Pertanahan Nasional (BPN) mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintah dibidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.

(25)

Arti Logo Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Gambar 3.1

Lambang Badan Pertanahan Nasional

Lambang Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah bentuk suatu kesatuan gambar dan tulisan terdiri dari:

 Gambar 4 (empat) butir padi melambangkan Kemakmuran dan kesejahteraan. Memaknai atau melambangkan 4 (empat) tujuan Penataan Pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI yaitu kemakmuran, keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan.

 Gambar lingkaran bumi melambangkan sumber penghidupan manusia. Melambangkan wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang ada didalam bumi yang meliputi tanah, air dan udara.

 Gambar sumbu melambangkan poros keseimbangan. 3 (tiga) Garis Lintang dan 3 (tiga) Garis Bujur Memaknai atau melambangkan pasal

33 ayat 3 UUD 45 yang mandasari lahirnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) nomor 5 tahun 1960.

(26)

dilakukan BPN RI. Bidang pada sisi sebelah kiri melambangkan bidang bumi yang berada diluar jangkauan wilayah kerja BPN RI.

Warna Coklat melambangkan bumi, alam raya dan cerminan dapat

dipercaya dan teguh.

Warna Kuning Emas melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual

dan kemakmuran.

Warna Abu-abu melambangkan kebijaksanaan, kedewasaan serta

keseimbangan.

Visi dan Misi Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Visi Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Badan Pertanahan Nasional sendiri mempunyai visi yaitu menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia khususnya di Kabupaten Kota Medan dan Sekitarnya.

Misi Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan juga mempunyai misi, antara lain:

a. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam berkaitan dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4).

(27)

c. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesi dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan.

d. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

Tugas Pokok dan Fungsi BPN

Tugas Pokok

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, BPN mempunyai tugas pokok, antara lain:

a. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional (BPN).

b. Meningkatkan pelaksanaan dan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara menyeluruh.

c. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah.

d. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik pertanahan secara sistematis.

e. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Fungsi Badan Pertanahan Nasional

Adapun fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan sendiri, antara lain:

a. Pengolahan data dan informasi dibidang pertanahan.

b. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah serta pembatalan dan penghentian hubungan hukum antar orang, dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(28)

d. Kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dan melakukan pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah.

e. Pembinaan fungsional dan pembinaan lembaga yang berkaitan dengan bidang pertanahan dan melakukan latihan sumber daya manusia di bidang pertanahan.

3.2. Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan

Struktur organisasi adalah sistem saling pengaruh-mempengaruhi antara orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin dijalankan oleh seorang tertentu saja. Salah satu aspek pengorganisasian adalah penetapan seksi-seksi sesuai dengan tugasnya.

(29)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN

Gambar 3.2 Struktur Organisasi

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Medan

KANTOR PERTANAHAN SUB BAGIAN TATA

(30)

3.3. Deskripsi Kerja

Dibawah ini adalah uraian tugas dan wewenang dari gambar struktur organisasi Badan Pertanahan Nasionl (BPN) Medan, sebagai berikut: 1. Subbagian Tata Uasaha

a. Tugas

Adapun tugas dari Sub Bagian Tata Usaha adalah memberikan pelayanan administrativ kepada seluruh satuan organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program dan peraturan perundang-undangan.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Sub Bagian Tata Usaha sebagai berikut: a. Pengolahan data dan informasi.

b. Penyusunan rencana program, dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah.

c. Pelaksanaan urusan kepegawaian.

d. Pelaksanaan urusan keuangan dan kepegawaian.

e. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan prasarana.

f. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program. g. Koordinasi pelayanan pertanahan.

Subbagian tata usaha terdiri dari:

1)Urusan Perencanaan dan Keuangan

(31)

Adapun tugas dari Urusan Umum dan Keuangan adalah melakukan urusan kepegawaian dan Pengembangan sumberdaya manusia pertanahan.

2. Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan

a. Tugas

Mengkoordinasikan dan melaksanakan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah dan pengukuran batas wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan sebagai berikut:

a. Pelaksanana kegiatan teknis survey, pengukuran dan pemetaan sebidang tanah. Pengukuran batas wilayah, dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.

b. Pelaksanaan dan pengukuran batas wilayah/kawasan.

c. Pelasanaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan bidang tanah.

d. Pelaksanaan, pengolahan, pemeliharaan, pengembangan peralatan teknik dan komputerisasi.

e. Pelaksanaan bimbingan teknik, surveyor berlisensi dan pejabat penilaian tanah

Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari: 1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan

(32)

daftar lainnya dibidang pengukuran. 2) Subseksi Tematik dan Potensi Tanah

Adapun tugas dari Suseksi Tematik dan Potensi Tanah adalah Menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan, pengembangan pemetaan tematik, survey potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan penbinaan pejabat penilai tanah.

3. Subbagian Penetapan Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

a. Tugas

Adapun tugas dari Subbagian hak Tanah dan Pendaftaran Tanah adalah menyiapkan abhan dan melakukan penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pendataan dan penertipan bekas tanah hak pendaftaran, peralihan, pembebanan hah atas tanah serta pembinaan pejabat pembuat akte tanah (PPAT).

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Subbagian Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah. 2) Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga

tukar-menukar, saran dan pertimbangan serta, melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan usulan penetapan hak pengolahan.

(33)

milik Negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pertanahan.

5) Pendataan dan penertiban tanah bekas hak.

6) Pelaksanaan pendaftaran hak dan koputerisasi pelayanan pertanahan.

7) Pelaksanana penegasan dan pengakuan hak.

8) Pelaksanaan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPA

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari: 1) Subseksi Penetapan Hak Tanah

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah, penetapan dan atau rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan pendaftaran hak tanah perorangan.

2) Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, dan hak pengolahan bagi instansi pemerintahan, badan hukum pemerintahan, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah, rekomendasi pelepasan dan tukar-menukar tanh pemerintah.

3) Subseksi Pendaftaran Hak

(34)

lainnya,data fisik bidang tanah, data komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah serta daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah.

4) Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan bimbingan PPAT serta sarana daftar isian dibidang pendaftaran tanah.

4. Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah

a. Tugas

Adapun tugas dari Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah adalah menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Pengaturan dan Penetapan Hak Tanah sebagai berikut;

1) Penyusunan daerah bekas konflik, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota.

2) Pemelihara basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota. 3) Pendusulan penetapan/penegasan tanah menjadi objek

landreform.

4) Penyediaan tanah untuk pembangunan

(35)

ladreform.

Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah terdiri dari:

1) Subbagian Penatagunaan Tanah dan Kawasan tertentu

Adapun tugas dari Subbagian Penatagunaan Tanah dan Kawasan tertentu adalah menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan, pemeliharaan, dan penggunaan tanah rencana penataan, kawasan, pelaksaanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan penertiban penimbangan teknis, penangguhan tanah,penerbitan ijin perubahan penggunaan penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyesuain penggunaan dan pemanfaatan tanah serta melaksakan pengumpulan dan pengolahan dan pemeliharaan data tekstual.

2) Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

(36)

serta koordinasi dan pelaksanaan konsolidasi tanah. 5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Tanah

a. Tugas

Adapun tugas dari Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Tanah adalah menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengolahan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Tanah sebagai beikut:

1) Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi, program pertanahan dan sector dalam pengolahan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan kritis.

2) Peningkatan partisipasi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan akses ke sumber produktif.

3) Pemanfaatan tanah terlantar dan tanaha kritis untuk pembangunan.

4) Pengolahan basis data dan hak atas tanah, tanah Negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat. 5) Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian

hubungan hukum atas tanah terlantar.

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari: 1) Subseksi Pengendalian Pertanahan

(37)

dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan, evaluasi, harmonisasi dan program pertanahan dan sektor dalam pengolahan tanah Negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis.

2) Subseksi pemberdayaan Masyarakat

Adapun tugas dari Pemberdayaan Masyarakat adalah menyiapkan bahan inventarisasi, asistensi, fasilitas dalam rangka penguatan penguasaan, dan pelaksanaan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam penolahan pertanahan, serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah kabupaten/kota, lembaga keuangan dan dunia usaha, serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

6. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

a. Tugas

Adapun tugas dari Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara adalah menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara sebagai berikut:

a. Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan. b. Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik

(38)

c. Pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.

d. Pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara pertanahan.

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara terdiri dari: 1) Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

Adapun tugas dari Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan adalah menyiapkan pengkajian hukum, sosial, budaya, ekonomi dan politik terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan badan hukum dengan tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi, fasilitas, koordinasi penanganan sengketa dan konflik.

2) Subseksi Perkara Pertanahan

(39)

BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1Analisis Sistem yang Berjalan

4.1.1. Analisis Dokumen

Terdapat dokumen yang ada pada proses pembuatan hak tanah, diantaranya :

1. Nama dokumen : formulir permohonan sertifikat hak tanah

Sumber dokumen : dari pendaftaran ke seksi sengketa Fungsi dokumen : untuk mengtahui data pemilik tanah

dalam pembuatan sertifikat hak tanah

Item dokumen : Nama_pemilik,alamat, luas_tanah, kelurahan, kecamatan, no_ktp, silsilah_tanah, pajak,

akte_jual_beli, jenis_tanah

Rangkap : 2 rangkap

2. Nama dokumen : laporan sertifikat tanah

Sumber dokumen : dari pemetaan dan pengukuran ke penetapan hak tanah

Fungsi dokumen : untuk mengetahui banyaknya jumlah data pembuatan tanah Item dokumen : Nama_pemilik_tanah, Luas_tanah,

kecamatan, kelurahan,

(40)

4.1.2Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Prosedur penetapan hak tanah pada Kantor Pertahanan Kota Medan sebagai berikut :

1.Pemilik tanah mengambil formulir pendaftaran tanah di bagian subseksi pendaftaran tanah

2.Pemilik tanah mengisi formulir pendaftaran tanah tersebut, kemudian memberikan fomulir pendaftaran tanah yang telah diisi tersebut kepada subseksi pendaftaran tanah.

3.Subseksi pendaftaran tanah mencatat dan memeriksa kelengkapan data pemilik tanah tersebut

4.Kemudian data pemilik yang telah diperiksa dan dicatat tersebut diserahkan kepada seksi sengketa, konflik dan perkara

5.Data pemilik yang telah diperiksa dan dicatat, kemudian diperiksa kembali oleh seksi sengketa, konflik dan perkara tanah mengenai kebenaran ada atau tidaknya koflik, sengketa dan perkara.

6.Apabila terjadi sengketa, maka pihak ini tidak akan melanjutkan proses penetapan hak tanah ini, dan pihak ini akan melakukan konfirmasi kembali kepada pemilik tanah atas data-data pemilik tersebut.

7.Apabila tidak terjadi sengketa, konflik, perkara, maka data tersebut akan disetujui dan ditandatangani oleh seksi sengketa, konflik dan perkara, kemudian diserahkan kepada seksi pengukuran dan pemetaan

8.Setelah disetujui dan ditandatangani oleh pihak seksi sengketa, konflik dan perkara, kemudian pihak subseksi pengukuran dan pemetaan melakukan pengukuran pada bidang tanah berdasarkan data pemilik yang telah disetujui.

(41)

10.Setelah proses pengukuran dan pemetaan selesai, kemudian data pemilik tanah disetuji dan ditandatangani oleh pihak subseksi pengukuran dan pemetaan tersebut.

11.Data pemilik tersebut diserahkan kepada seksi penetapan hak tanah, kemudian pihak ini melakukan proses pemeriksaan kembali atas kelengkapan dan data pemilik tanah, setelah lengkap selanjutnya dibuatlah sertifikat bidang tanah tersebut

12.Kemdian sertifikat yang telah dibuat tersebut diserahkan kepada sub bagian Tata Usaha untuk dibuatkan laporan dan divalidasi, selanjutnya diserahkan kepada pimpinan untuk ditandatangani. 13.Sertifikat yang telah valid tersebut ditandatangani oleh pimpinan

(42)

4.1.2.1 Flow Map

Gambar 4.1

Flowmap Prosedur penetapan hak tanah yang sedang berjalan Pemilik

(43)

4.1.2.2 Diagram Konteks

Gambar 4.2

Diagram Konteks Prosedur penetapan hak tanah yang sedang berjalan SI

Pembuatan Sertifikat Hak Tanah

Sub Bagian Tata Usaha Seksi Pengukuran

dan Pemetaan

Seksi Penetapan Hak

Data pemilik Tanah

Data Pemilik Tanah Valid

Data Pemilik Tanah Valid

Data Pemilik Tanah

(44)

Seksi Penetapan Hak 4.1.2.3 Data Flow Diagram

Gambar 4.3

(45)

4.1.2.4 Kamus Data

1. Nama aliran data : Data pemilik tanah Deskripsi : dok data pemilik tanah Keterkaitan proses : Seksi pengukuran dan

pemetaan-P1

Alias : data pemilik tanah valid, Data pemilik tanah yang lengkap

Struktur data : Nama_pemilik,alamat,

luas_tanah, kelurahan, kecamatan, no_ktp, silsilah_tanah, pajak, akte_jual_beli, jenis_tanah

2. Nama aliran data : Sertifikat Bidang Tanah Deskripsi : dok Sertifikat Bidang Tanah Keterkaitan proses : P3-sub bagian tata usaha,

P3-P4

Alias : -

Struktur data : Nama_pemilik_tanah,

Luas_tanah, alamat, kecamatan, kelurahan, id_NIB, kecamatan, kelurahan, tanggal, jenis_tanah

3. Nama aliran data : Lap Sertifikat Bidang Tanah Deskripsi : dok Lap Sertifikat Bidang

Tanah

Keterkaitan proses : P4-F.Lap Sertifikat Bidang

(46)

Alias : -

Struktur data : Nama_pemilik_tanah,

Luas_tanah, kecamatan, kelurahan, jenis_tanah,

(47)

3.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, penulis telah banyak memperoleh pengalaman yang bermanfaat tentang dunia kerja yang sebenarnya. Dan dari apa yang penulis laksanakan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Medan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) masing-masing bagiannya sudah dilengkapi dengan peralatan-peralatan kerja yang dapat mempermudah dan mempercepat kinerjanya seperti komputer.

2. Mekanisme sistem yang digunakan di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) masih kurang efesien karena masih menggunakan sistem semi komputer dan manual pada mekanisme kerjanya. 3. Database yang digunakan sebagai tempat peyimpanan data tidak

dapat menyimpan data yang banyak 5.2 Saran

Setelah melihat dan melakukan pengamatan pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Medan selama penulis melakukan PKL, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diharapkan adanya perbaikan untuk kemajuan penetapan hak tanah di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) kedepannya. Penulis mencoba memberikan beberapa saran yang sifatnya membangun dan kiranya juga dapat membantu kemajuan sistem penetapan hak tanah. Adapun saran penulis sebagai berikut:

1. Perlunya database yang mempunyai kapasitas yang besar, untuk dapat menyimpan data – data perusahaan yang banyak.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Jogianto. HM. 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi Offset. Yogyakarta.

(50)

Nama : Muhammad Raziq Tempat, TanggalLahir : Medan 13 April 1989 JenisKelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat :Perum Bumi Panyawangan Jl. Ebony Asri II no.13

No.Telepon : 085724633693

Pendidikan Formal

2007 - sekarang UNIKOM – JurusanManajemenInformatika 2004 – 2007 SMA Negri 14 Medan

(51)

Nama : Ari Januar Pratama Tempat, TanggalLahir : Bandung, 13 Januari 1990 JenisKelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat :Jl. Kopo Gg, Pabrikkulit Utara, rt. 02/ rw. 01 No.Telepon : (022)91648822 / 085722330815

Pendidikan Formal

2007 - sekarang UNIKOM – JurusanManajemenInformatika 2004 – 2007 SMA Pasundan 3 Bandung

(52)

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan Program strata satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Muhammad Raziq NIM. 10507274 Ari Januar Pratama NIM. 10507248

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(53)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis mengucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini hingga selesai. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun sebagai persyaratan untuk menyusun Tugas dan bukti pelaksanaan Mata Kuliah Manajemen Informatika dan di Universitas Komputer Indonesia Medan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ditulis berdasarkan informasi yang didata dari berbagai pihak selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 5 Julo 2010 s/d 5 Agustus 2010 di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih berbagai pihak yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan yang berupa informasi, arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Ucapan terima kasih ini penulis berikan kedapa :

1. Ibu Citra Noviya Sari, S.Si, MT selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)..

(54)

Medan yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

3. Seluruh Staff/ karyawan/i di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan yang telah banyak memberikan saran, nasehat, masukan serta wawasan kepada penulis selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL). 4. Kedua Orang tua tercinta yang telah banyak memberika dukungan baik itu

secara moral dan material, serta curahan kasih sayangnya dan doa-doanya yang tiada henti mereka panjatkan kepada Allah SWT untuk penulis. 5. Buat sahabat-sahabat, khususnya mahasiswa/i MI-6 yang telah

memberikan dukungan, masukan, dan solusi selama pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL), penulis ucapkan terima kasih banyak. Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, masih banyak terdapat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki penulis baik itu sistematika penulis maupun penggunaan bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Semoga laporan ini berguna bagi pembaca secara umum dan penulis secara khusus. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih.

(55)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR SIMBOL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ... 3

1.4 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem ... 5

2.1.1. Elemen Sistem ... 6

2.1.2. Karakterisitik Sistem ... 8

2.1.3. Klasifikasi Sistem ... 10

2.2. Pengertian Informasi ... 12

2.3. Pengertian Sistem Informasi ... 13

2.4. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 16

(56)

2.4.2. Alat Bantu Analisis ... 19

1) Flow Map ... 19

2) Diagram Konteks... 19

3) Data Flow Diagram ... 20

4) Kamus Data ... 20

2.5 Pengertian basis data (database) ... 21

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan ... 24

3.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 28

3.3. Deskripsi Kerja ... 30

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan ... 39

4.1.1. Analisis Dokumen ... 39

4.1.2. Analisis Prosedur yang sedang Berjalan ... 40

4.1.2.1 Flow Map ... 42

4.1.2.2. Diagram Kontek ... 43

4.1.2.3. Data Flow Diagram ... 44

4.1.2.4. Kamus Data ... 45

4.1.3. Evaluasi Sistem yang berjalan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 48

5.2. Saran ... 48

(57)

DAFTAR TABEL

1.1 Tabel Jadwal Kegiatan Kerja Praktek ... 4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lambang Badan Pertanahan Nasional... 25 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Medan ... 29 Gambar 4.1 Flow Map Prosedur Penetapan Hak Tanah

Yang Sedang Berjalan ... 42 Gambar 4.2 Diagram Konteks Prosedur Penetapan Hak Tanah

Yang Sedang Berjalan ... 43 Gambar 4.2 Data Flow Diagram Prosedur Penetapan Hak Tanah

(58)

DAFTAR SIMBOL

Simbol Deskripsi Simbol Deskripsi

Formulir/dokumen Database

Tampilan ke monitor Arsip

Proses komputer Pilihan

Proses manual

Konektor antar halaman

File

Simbol Deskripsi

Entitas luar / terminator

Proses

Aliran Data

Penyimpanan data manual

(59)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :

Surat Pengajuan Praktek kerja Lapangan ... 50

Lampiran 2 :

Surat Pernyataan Sudah Melaksanakan Praktek kerja Lapangan ... 51

Lampiran 3 :

Form Penilaian Praktek Kerja Lapangan di Perusahaan ... 52

Lampiran 4 :

Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan di Perusahaan ... 54

Lampiran 5 :

(60)
(61)

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar 3.1 Lambang Badan Pertanahan Nasional
Gambar 3.2 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Flowmap Prosedur penetapan hak tanah yang sedang berjalan
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jadi jangan berputus asa jika cita – cita kita tidak dapat tercapai tetapi kita harus optimis, yakin, berdoa dan berusaha karena masih banyak kesempatan di luar sana yang dapat

[r]

pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.. • One to Many atau Many to One 

1. Persepsi petani terhadap cara budidaya, ketersediaan sarana produksi, ketersediaan sarana produksi, serta pemasaran dalam budidaya wijen di Kabupaten Sukoharjo

Melihat fenomena diatas, terutama dalam upaya yang telah dilakukan untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue dengan cara 3M (menguras tempat penampungan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan rujukan bagi para civitas akademik, para mahasiswa, para tenaga pengajar

Berkaitan dengan analisis perubahan faktor laba, analisis breakeven point dapat memberikan gambaran kepada manajemen mengenai pengaruhnya terhadap laba dan