PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRODUKSI
USAHATANI STROBERI (
Fragaria x Ananassa )
(Studi Kasus : Desa Tongkoh Kecamatan Daulat Rakyat Kabupaten Karo)
SKRIPSI
OLEH: GURUH JULIO
090304140 AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRODUKSI
USAHATANI STROBERI
(Studi Kasus : Desa Tongkoh Kecamatan Daulat Rakyat Kabupaten Karo)
SKRIPSI
OLEH: GURUH JULIO
090304140 AGRIBISNIS
Kuesioner Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melaksanakan Penelitian di Program Studi
Agribsnis Fakultas Pertanian USU
KOMISI PEMBIMBING
Ketua Anggota
Prof. Dr. Ir. Keln Tarigan, MS
Dr. Ir. Salmiah, MS
NIP:19460802 197301 1 001NIP:19570217 198603 2 001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
GURUH JULIO (090304140), dengan judul skripsi Pengaruh Penyuluhan
Terhadap Produksi Usahatani Stroberi Studi Kasus ( Desa Tongkoh,Kecamatan
Daulat Rakyat,Kabupaten Karo). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir.
Kelin Tarigan, Ms. Dan Ibu Dr. Ir.Salmiah, Ms.
Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan produksi stroberi antara
petani yang rajin mengikuti penyuluhan dengan yang tidak rajin mengikuti
penyuluhan di daerah penelitian dan untuk menganalisis pengaruh frekuensi ikut
penyuluhan, modal dan lama berusahatani terhadap peningkatan produksi stroberi
di daerah penelitian.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan produksi usahatani stroberi di daerah penelitian adalah frekuensi ikut
penyuluhan, modal berusaha tani dan lama berusahatani ( pengalaman). Frekuensi
ikut penyuluhan berpengaruh cukup signifikan dalam mempengaruh produksi
usahatani stroberi di daerah penelitian dengan nilai kontribusi sebesar 9,7%
dimana 90,3% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tak terdeteksi. Faktor
lain yaitu modal sangat besar memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi
usahatani stroberi di daerah penelitian sebesar 89,3% dimana 10,7% lainnya
dipengaruhi oleh variable lain yang tak terdeteksi. Dan faktor terakhir adalah lama
berusahatani yang cukup memberikan pengaruh dalam peningkatan produksi
usahatani stroberi di daerah penelitian yaitu sebesar 0,5% dimana 99,5% lainnya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tak terdeteksi. Harga jual stroberi berkisar
antara Rp 25.000-30.000/Kg, sedangkan untuk sistem petik sendiri berkisar antara
Rp 80.000-85.000/Kg.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 14 juli 1991 di Jakarta Selatan, DKI Jakarta
sebagai anak pertama dari satu bersaudara, putra dari Bapak R. Tampubolon dan
Ibu R. Matondang.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Pada tahun 2003 lulus dari SD Swasta Kalam Kudus Medan.
2. Pada tahun 2006 lulus dari SMP Swasta Kalam Kudus Medan.
3. Pada tahun 2009 lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan.
4. Pada tahun 2009 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara melalui jalur Program Reguler Mandiri.
Pada bulan Juli-Agustus 2013, penulis melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Desa Bandar Pinang Kebon, Kecamatan Bintang Bayu,
Kabupaten Serdang Bedagai. Dan pada tahun yang sama di bulan Desember
penulis melaksanakan penelitian skripsi di Sumatera Utara.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi
kemahasiswaan, Organisasi Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian
(IMASEP) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Olahraga Basket Universitas
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tujuan penulis menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan
Terhadap Produksi Usahatani Stroberi”adalah sebagai salah satu syarat untuk
dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof Dr. Ir. Kelin Tarigan, Ms. selaku Ketua Komisi
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang
sangat membantu penulis.
2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, Ms. selaku Anggota Komisi Pembimbing dan
sekaligus Ketua Jurusan Program Studi Agribisnis yang telah
memberikan bimbingan dan arahan yang sangat membantu penulis.
3. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara yang telah turut
berperan dalam penyelesaian studi penulis.
4. Seluruh responden dan instansi yang terkait dengan penelitian ini yang
telah memberikan data-data yang penulis butuhkan.
Dengan rasa hormat yang sedalam-dalamnya, secara khusus penulis
mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada Ibunda tersayang R.
serta pengorbanan yang sangat besar sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi dan studi di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, juga kepada Opung tercinta J.R Matondang dan R. br Sitompul
yang sangat banyak memberikan semangat dan dorongan yang tiada terukur dan
terbalaskan sampai detik ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga baik di
Jakarta dan Medan yang selalu mendukung dan memberikan doa yang tiada henti
kepada saya, juga kepada Kekasih saya Debora Margareth yang selalu menemani
saya dalam penyelesaian skripsi ini dari awal proposal sampai akhirnya,
sahabat-sahabat penulis Murni Artha Christy Tampubolon, Apriyani Barus, Maysalina
Ginting, Michaela Glady Sinambela, Juara Sinaga, Friska Panjaitan, Welman
Leonardo, Theodoric Sigalingging, Satria Simamora, Rafael Pandiangan, dan
Firmansyah atas suka dan duka selama dalam menjalani masa perkuliahan di
kampus serta dalam penyelesaian skripsi ini, juga teman-teman stambuk 2009 di
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara khususnya Agribisnis yang tidak
dapat disebut satu persatu yang telah banyak membantu dalam pengerjaan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun.
Medan, Maret 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Identifikasi Masalah... 4
Tujuan Penelitian ... 5
Manfaat Penelitian ... 5
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka ... 6
Landasan Teori ... 9
Kerangka Pemikiran ... 14
METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 17
Metode Pengambilan sampel ... 17
Metode Pengumpulan Data... 18
Defenisi ... 20
Batasan Operasional ... 21
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Wilayah ... 22
Geografi dan Topografi ... 22
Demografi ... 22
Sarana dan Prasarana ... 24
Karakteristik Sampel ... 25
HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Usaha Tani Stroberi ... 29
Total Biaya Produksi, Harga Jual, Penerimaan dan Pendapatan ... 31
Analisis Regresi ... 33
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 43
Saran………... 44
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Produktivitas Stroberi di Sumatera Utara Tahun 2011
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Daerah Penelitian
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Daerah Penelitian
Sarana dan Prasarana di Daerah Penelitian
Keadaan Umur petani sampel di Daerah Penelitian Tingkat Pedidikan Petani Sampel di Daerah Penelitian Luas Lahan Petani Sampel di Daerah Penelitian
Jumlah Tanggungan Petani Sampel di Daerah Penelitian Produksi Stroberi Petani Sampel di Daerah Penelitian
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Hal
1 2 3 4 5 6
Kurva Permintaan Kurva Permintaan Hicks Kurva Penawaran Kurva Cobweb Kerangka Pemikiran
Permintaan dan Penawaran Model Cobweb di Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi Kedelai Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2011
Permintaan Kedelai di Sumatera Utara Tahun 1997-2012 Penawaran Kedelai di Sumatera Utara Tahun 1997-2012
Harga Kedelai Tingkat Produsen di Sumatera Utara Tahun 1997-2012
Harga Pakan Ternak Tingkat Eceran di Sumatera Utara Tahun 1997-2012
Harga Daging Ayam Tingkat Eceran di Sumatera Utara Tahun 1997-2012
Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kedelai di Sumatera Utara
Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kedelai di Sumatera Utara
ABSTRAK
GURUH JULIO (090304140), dengan judul skripsi Pengaruh Penyuluhan
Terhadap Produksi Usahatani Stroberi Studi Kasus ( Desa Tongkoh,Kecamatan
Daulat Rakyat,Kabupaten Karo). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir.
Kelin Tarigan, Ms. Dan Ibu Dr. Ir.Salmiah, Ms.
Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan produksi stroberi antara
petani yang rajin mengikuti penyuluhan dengan yang tidak rajin mengikuti
penyuluhan di daerah penelitian dan untuk menganalisis pengaruh frekuensi ikut
penyuluhan, modal dan lama berusahatani terhadap peningkatan produksi stroberi
di daerah penelitian.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan produksi usahatani stroberi di daerah penelitian adalah frekuensi ikut
penyuluhan, modal berusaha tani dan lama berusahatani ( pengalaman). Frekuensi
ikut penyuluhan berpengaruh cukup signifikan dalam mempengaruh produksi
usahatani stroberi di daerah penelitian dengan nilai kontribusi sebesar 9,7%
dimana 90,3% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tak terdeteksi. Faktor
lain yaitu modal sangat besar memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi
usahatani stroberi di daerah penelitian sebesar 89,3% dimana 10,7% lainnya
dipengaruhi oleh variable lain yang tak terdeteksi. Dan faktor terakhir adalah lama
berusahatani yang cukup memberikan pengaruh dalam peningkatan produksi
usahatani stroberi di daerah penelitian yaitu sebesar 0,5% dimana 99,5% lainnya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tak terdeteksi. Harga jual stroberi berkisar
antara Rp 25.000-30.000/Kg, sedangkan untuk sistem petik sendiri berkisar antara
Rp 80.000-85.000/Kg.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian harus dilakukan dengan pendekatan pembangunan
berkelanjutan dengan memperhatikan dimensi yang lebih luas dan dilakukan
secara holistik, antara lain mencakup : aspek sosial, ekonomi, politik,
kelembagaan maupun ekologi. Praktek-praktek pengelolaan pertanian yang
mengeksploitasi sumberdaya secara berlebihan dengan menggunakan pupuk dan
pestisida kimia telah berdampak terjadinya Levelling off, dimana produksi tidak
setara dengan besarnya input yang digunakan dan telah berdampak negatif
terhadap kesuburan lahan (tanah menjadi tandus dan rentan terhadap serangan
hama penyakit). Untuk memulihkan kesuburan tanah, meningkatkan produktifitas
dan melestarikan lingkungan, maka kegiatan pengembangan pertanian organik
akan semakin dikembangkan dan diperluas (Departemen pertanian,2008).
Menurut Sutanto (2000), pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa bahan-bahan kimia sintesis. Tujuan
utama pertanian organik adalah menyediakan produk pertanian bahan pangan
yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta tidak merusak
lingkungan. Pertanian organik sebagai bagian dari pertanian yang akrab
lingkungan perlu segera dimasyarakatkan sejalan makin banyaknya dampak
negatif terhadap lingkungan yang terjadi akibat dari penerapan teknologi
Pengembangan pertanian organik dapat meningkatkan kesejahteraan petani,
karena pengembangan pertanian organik dapat memaksimalkan pemakaian
bahan-bahan yang ada disekitar petani dan menekan biaya usahatani. Pengembangan
pertanian organik sangat disesuaikan dengan kondisi alam yang ramah lingkungan
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2007).
Untuk mewujudkan pengembangan pertanian organik ini, maka diperlukannya
peran penyuluh dalam pengembangan pertanian organik, karena dengan adanya
penyuluh pertanian organik maka pengetahuan petani tentang pertanian organik
itu sendiri akan semakin bertambah, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
pertanian dan dapat juga meningkatkan pendapatan petani sehingga akhirnya
diharapkan kesejahteraan petani akan terwujud.
Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan diantara beberapa kegiatan pertanian
yang mutlak harus ada jika kita benar-benar menghendaki adanya peningkatan
produksi dari para petani kita. Dengan adanya perkataan “demi tercapainya
peningkatan produksi di bidang pertanian dibutuhkan unsur-unsur atau kegiatan
pengaturan, pelayanan, dan penyuluhan, yang mana satu dengan lainnya tidak
dapat dipisahkan.” Dengan penyuluhan yang berhasil diterapkan kepada para
petani, akan berarti para petani mau dan mampu untuk selalu menggunakkan
teknologi yang menguntungkan dalam budidaya tanaman termasuk mengatasi
masalah-masalah yang timbul ( hama dan penyakit tanaman, konservasi tanah dan
Arti penyuluhan pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah
perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai
kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau
kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya.
Adapun fungsi penyuluhan pertama, memberikan jalan kepada para petani untuk
mendapatkan kebutuhan-kebutuhan dalam usahatani, kedua menjembatani gap
antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh para petani dengan
pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan para
petani tersebut, ketiga sebagai penyampai, pengusaha dan penyesuai program
nasional dan regional agar dapat diikuti dan dilaksanakn oleh para petani, keempat
pemberian pendidikan dan bimbingan yang berkelanjutan, yang artinya
penyuluhan tidak akan berhenti karena yang dikehendakinya adalah keadaan
pertanian yang berkembang, lebih baik dan lebih maju sesuai dengan
perkembangan zaman (Kartasapoetra,1997).
Stroberi merupakan tanaman buah yang hanya dapat tumbuh baik di daerah
pegunungan yang berhawa sejuk. Bentuk buah segar jarang dijumpai di pasaran di
daerah dataran rendah yang jauh dari pegunungan kecuali di tempat-tempat
tertentu seperti: pasar swalayan, hotel-hotel, dan restoran-restoran bertaraf
internasional maupun di pesawat udara (Soemadi,1997).
Menurut Aswita (2007), petani stroberi harus menghasilkan produksi yang lebih
tinggi sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar setelah
produksi. Pengusahaan tanaman stroberi ini petani harus benar-benar
mengusahakan teknologi budidaya stroberi dalam usaha taninya.
Tabel 1. Produktivitas Stroberi di Sumatera Utara Tahun Luas Lahan
Daerah Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang memproduksi stroberi
dengan jumlah produksi yang dapat kita lihat pada tabel 1.Produktivitas stroberi
tertinggi pada tahun 2009 dengan produktivitas 17,52 ton/ha. Daerah di Sumatera
Utara yang cocok diusahakan tanaman stroberi adalah di daerah Tanah Karo.
Pembudidayaan stroberi di daerah karo salah satunya ada di desa Tongkoh
Kecamatan Daulat Rakyat. Di daerah ini merupakan salah satu daerah yang telah
mengusahakan pertanian organik khususnya komoditi stroberi. Di balik
keberhasilan pertanian organik stroberi di desa Tongkoh terdapat peranan aktif
kelompok tani, gapoktan, dan peranan besar penyuluh yang berbeda dari desa lain.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti peranan penyuluh pertanian dalam
penerapan sistem pertanian organik di daerah tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah
1. Bagaimana perbedaaan produksi stroberi antara petani yang rajin mengikuti
penyuluhan dengan yang tidak rajin mengikuti penyuluhan di daerah
penelitian?
2. Bagaimana pengaruh frekuensi ikut penyuluhan, modal dan lama berusahtani
terhadap peningkatan produksi usaha tani stroberi?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis perbedaaan produksi stroberi antara petani yang rajin
mengikuti penyuluhan dengan yang tidak rajin mengikuti penyuluhan di
daerah penelitian.
2. Untuk menganalisis pengaruh frekuensi ikut penyuluhan, modal dan lama
berusahatani terhadap peningkatan produksi stroberi di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi petani mengenai penyuluhan.
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.
3. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah/pengambil
keputusan dalam membuat kebijakan, terutama yang berkaitan dengan
peranan penyuluh pertanian dalam penerapan sistem pertanian organik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Peranan Penyuluh Pertanian
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi
informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat
sehingga dapat membuat keputusan yang benar. Menurut (Van Den Ban dan
Hawkins,1999) kegiatan tersebut dilakukan oleh seseorang yang disebut penyuluh
pertanian. Hal ini sesuai pernyataan Kartasapoetra (1994) yang menyatakan
penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu
mendorong petani mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan
yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan
memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peranan penyuluh petani
diharapkan menyadari akan kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan
diri, dan dapat berperan di masyarakat dengan lebih baik.
Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan
pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak, petani
mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan agen
penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai
sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani(Van
Den Ban dan Hawkins,1999).
Tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian adalah meningkatkan produksi
pangan dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan pangan yang
semakin meningkat dengan harga bersaing di pasar dunia. Pembangunan seperti
ini harus berkelanjutan dan sering kali harus dilakukan dengan cara yang berbeda
dari cara yang terdahulu. Oleh karena itu, organisasi penyuluhan pertanian yang
efektif sngat penting di dalam situasi tersebut terutama di Negara yang sedang
berkembang (Khoirunnisa,2010).
Van Den Ban dan Hawkins (1999) menyatakan bahwa konsep dasar penyuluhan
pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang disadari. Komunikasi yang
disengaja melalui informasi adalah untuk membantu petani membentuk pendapat
yang sehat dan membuat keputusan yang benar serta mengubah perilaku petani
menjadi lebih baik. Peranan merupaka aspek yang dinamis dari kedudukan
(status) seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukan yang menunjukkan dia menjalankan perannya, hak dan kewajiban
harus saling berkaitan yang dijalankan seseorang sesuai dengan ketentuan peranan
yang seharusnya dilakukan dan sesuai dengan harapan peranan yang dilakukan
(Departemen Pertanian, 2009).
Peranan agen penyuluhan pertanian adalah membantu petani membentuk
pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara
berkomunikasi dan memberikan informasi yang mereka perlukan.pendapat petani
dan keputusannya berdasarkan kepada citra mereka tentang kenyataan hidup dan
pertanian bertugas membantu petani untuk menghadapi kenyataan ini. Bantuan
yang dibutuhkan melalui penyuluh yaitu:
1. Sebagai peneliti: mencari masukan terkait dengan ilmu dan teknologi
sehingga dapat mengarahkan dan membimbing petani mengubah kegiatan
usaha taninya dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi.
2. Sebagai pendidik: meningkatkan pengetahuan untuk memberikan
informasi kepada petani, penyuluh harus menimbulkan semangat dan
kegairahan kerja para petani agar dapat mengelola usaha taninya secara
efektif, efisien, dan ekonomis.
3. Sebagai penyuluh: menimbulkan sikap keterbukaan bukan paksaan,
penyuluh berperan serta dalam meningkatkan tingkat kesejahtraan hidup
para petani beserta keluarganya.
Bantuan Ini memberi mereka pengalaman, karena dari tindakan mereka kemudian
dipperoleh konsekuensi sesuai yang diharapkan. Dengan seringnya mencapai
konsekuensi yang diharapkan, petani menjadi lebih baik penyesuain dirinya di
dalam kehidupan.
Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999) peranan utama penyuluhan lebih
dipandang sebagai proses membantu petani dengan cara menambah pilihan untuk
mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan
menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari
masing-masing pilihan tersebut.
Belum optimalnya peranan penyuluh pertanian dapat disebabkan oleh rendahnya
mutu pelayanan penyuluhan pertanian. Selain itu lemah dan tidak sistematisnya
system pendanaan sehingga menjadi salah satu penyebab rendahnya kinerja
penyuluh pertanian dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Selain itu rendahnya
pendapatan penyuluh pertanian menyebabkan kinerja yang rendah sehingga
cendrung penyuluh pertanian mencari profesi lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya(Departemen Pertanian, 2009).
2.2.Landasan Teori
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sesorang mengusahakan
dan mengkordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya
sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu
pengetahuan, ilmu usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani
menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan
faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut
memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin(Suratiyah, 2009).
Karena ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani
memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal, waktu,
pengelolaan) yang terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya
ialah ilmu ekonomi. Teori yang sangat relevan dengan usaha tani ialah teori
ekonomi. Penelitian usahatani dianggap mempunyai sifat multidisiplin karena
harus memperhatikan informasi, prinsip dan teori dari ilmu yang sangat erat
kaitannya, seperti soiologi, psikologi maupun berbagai ilmu tanaman dan
Menurut sugiarto (2002) produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input
menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasanya dinyatakan dalam
fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang
dapat dihasilkan dari pemakaiana sejumlah input dengan menggunakkan teknologi
tertentu. Secara matematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
Q=F(K,L,X,E)
Dimana:
Q =Output
K,L,X,E =Input (kapital, tenaga kerja, bahan baku, keahlian keusahawanan)
Menurut Suratiyah (2009) pendapatan kotor atau penerimaan ialah seluruh
pendapatan yang diperoleh dari usaha tani selama satu periode diperhitungkan
dari hasil penjualan atau penaksiran kembali yang diukur dalam satuan rupiah
(Rp). Pendapatan kotor atau penerimaan dapat dihitung dengan menggunakkan
rumus sebagai berikut:
TR=YxPy
Dimana:TR =Pendapatan kotor/penerimaan
Y =Jumlah produksi (kg)
Py =Harga Produksi (Rp./kg)
Menurut Rahardja dan Mandala (2006) Biaya produksi merupakan seluruh biaya
yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan produksi. Biaya total sama dengan
biaya tetap yang ditambah dengan biaya variable. Biaya tetap (fixed cost)
merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi,
perusahaan tidak berproduksi (Q=0), biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah
yang sama. Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung
pada tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku. Rumus untuk
menghitung total biaya adalah:
TC=FC+VC
Dimana:TC=biaya total jangka pendek
FC=biaya tetap jangka pendek
VC=biaya variable jangka pendek
Menurut Rahardja dan Mandala (2006) biaya rata-rata adalah biaya yang harus
dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Besarnya biaya rata-rata adalah
biaya total dibagi jumlah output, maka besarnya biaya rata-rata (average cost)
sama dengan biaya tetap rata-rata (average fixed cost) ditambah dengan biaya
variable rata-rata (average variable cost).
AC=AFC+AVC
Dimana:AC =biaya rata-rata
AFC =biaya tetap rata-rata
AVC =biaya variable rata-rata
Menurut Ahmad (2006) pendapatan usahatani merupakan selisih antara
penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan
usaha tani. Pendapatan suatu usaha tani dapat dihitung dengan rumus sebagai
Dimana:pd =Pendapatan bersih usaha tani
TR =Total penerimaan
TC =Total biaya
2.3 Usahatani Stroberi
Tanaman stroberi pertama kali ditemukan di pegunungan Chili, Amerika Latin.
Stroberi merupakan tanaman buah yang bernilai ekonomi tinggi dengan rasa
mans, asam, segar, dan disukai orang banyak. Spesies tanaman stroberi (Fragaria
chiloensis L) telah menyebar di negara Amerika, Eropa, dan Asia. Negara
penghasil stroberi di dunia adalah Amerika Serikat, Polandia, Jepang, dan
Meksiko. Keberhasilan industri stroberi di negara-negara tersebut disebabkan oleh
dukungan dari pemuliaan yang dilakukan sehingga memperoleh kultivar¬kultivar
baru. Kultivar baru yang unggul, sistem penanaman, dan teknik budi daya yang
tepat telah menempatkan negara di atas sebagai penghasil stroberi terbesar di
dunia. Di Indonesia, stroberi dikenal juga dengan nama arbei (dari bahasa Belanda
: aardbei). Perkembangan budi daya stroberi di Indonesia meningkat dari tahun ke
tahun. Meskipun belum dilakukan secara optimal tetapi perkembangannya cukup
bagus.
Para petani masih menggunakan pola tanam yang sifatnya konvensional.
Kelemahan atas pengelolaan lahan yang tidak terpadu dapat menimbulkan
kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit serta dapat mengurangi kuantitas
dan kualitas produksi. Selain itu petani stroberi di Indonesia umumnya
mengggunakan bibit lokal yang diperbanyak sendiri dengan stolon. Sementara
untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas yang baik. Tanaman stroberi menyukai
daerah dataran tinggi, suhu udara relatif dingin dengan sinar matahari yang tidak
terlalu kuat. Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi pada lahan yang berpasir
mengandung tanah hat di lereng gunung. Stroberi pun membutuhkan pengairan
dan sirkulasi udara yang baik untuk pertumbuhannya.
Dewasa ini produksi buah stroberi di dunia telah menghasilkan 650.000 ton setiap
tahunnya. Negara produsen dan pengekspor stroberi terbesar saat ini antara lain
Amerika Serikat, Jepang, Meksiko, Polandia, dan Italia. Pada perkembangan
selanjutnya, baik secara cepat atau pun lambat daerah-daerah yang beriklim tropis
pun akan menaruh perhatian yang besar terhadap agribisnis tanaman stroberi.
Dalam beberapa tahun terakhir budi daya stroberi telah diminati banyak oleh
perusahaan-perusahaan pertanian dan para petani di Indonesia(Budiman, 2010).
Budidaya stroberi pada mulanya didominasi daerah atau negara beriklim
subtropis, akan tetapi seiring perkembangan ilmu dan teknologi pertanian yang
semakin maju, kini stroberi mendapat perhatian pengembangannya di daerah
beriklim tropis. Penanaman stroberi di Indonesia sudah lama dirintis sejak zaman
kolonialisasi Belanda, akan tetapi pengembangannya masih dalam skala kecil.
Walau stroberi bukan merupakan tanaman asli Indonesia namun pengembangan
komoditas ini yang berpola agribisnis dan agroindustri dapat dikategorikan
sebagai salah satu sumber pendapatan baru dalam sektor pertanian. Fakta ini
didasari dengan semakin banyaknya penggemar buah stroberi, baik konsumsi
dalam keadaan segar maupun yang telah diolah menjadi berbagai macam
sebagai berikut: dibuat dodol, selai, sirup, juice, jelly, manisan, es krim, salad
buah, stroberi pada kue, dan lain sebagainya. Buah stroberi mempunyai rasa yang
khas manis dan menyegarkan (Rukmana, 1998).
Berbisnis stroberi layak dijajaki. Prospek agrobisnis di Indonesia cukup cerah dilihat
dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun yangterus meningkat.
Oleh karena itu, tak mengherankan, bila para petani tampak mulai bergairah
membudidayakan tanaman stroberi secara intensif (Anonim,2010).
Stroberi sangat populer di dunia, berikut ini macam sebutan stroberi. Inggris disebut
arbe atau strawberry, Belanda aardbei, dan Indonesia arbei. Istilah stroberi berasal
dari kata straw yang berarti jerami, dan berry yang artinya buah lunak (soft fruit).
Jadi, stroberi berarti buah lunak di atas jerami. Kenyataan di lapangan, terutama
negara-negara produsen stroberi, sistem penanaman stroberi tidak hanya di mulsa
jerami saja, namun telah dipraktekkan sistem pertanaman teknologi maju. Misalnya,
teknik budi daya menggunakan mulsa plastik hitam dan hidroponik. Pengembangan
budi daya tanaman stroberi skala komersial, secara agribisnis atau agroindustri,
diperlukan perencanaan yang cermat, terutama teknikbudaya (Anonim, 2010).
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam upaya peningkatan produksi usahatani stroberi maka diadakanlah kegiatan
penyuluhan baik itu secara berkelompok maupun secara individu. Penyuluh pertanian
lapang (PPL) merupakan agen bagi perubahan perilaku petani dan memiliki peranan
penting dalam proses peningkatan usahatani stroberi.
Peningkatan produksi usahatani stroberi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
mengikuti penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mendukung karena semakin
rajin seorang petani mengikuti penyuluhan maka semakin banyak informasi atau ilmu
yang baru yang dapat diserapnya sehingga dapat meningkatkan produksi usahatani
stroberinya disbanding petani yang tidak rajin mengikuti penyuluhan. Modal
merupakan salah satu faktor adanya peningkatan usahatani stroberi karena dengan
adanya modal yang besar maka semakin luas peluang petani untuk lebih
mengembangkan usahataninya baik itu berupa luas lahan, bibit, obat-obatan yang
dapat mendukung proses usahataninya sehingga kita dapat berasumsi bahwa modal
dapat meningkatkan produksi usahatani stroberi di daerah penelitian. Yang terakhir
adalah pengalaman bertani yang dianggap salah satu faktor yang mendukung
peningkatan produksi usahatani stroberi. Karena semakin tinggi pengalaman
seseorang dalam usahataninya maka semakin tinggi pula kemampuan dia dalam
berusahatani maka terciptalah asumsi bahwa pengalaman yang baik dapat
meningkatkan produksi yang lebih tinggi.
Keterangan
Menyatakan Pengaruh
Menyatakan Hubungan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Penyuluhan Terhadap Produksi Usahatani Stroberi ( Fragaria x Ananassa)
Penyuluh Pertanian
Produksi Petani
Yang Rajin
Penyuluhan
Produksi Petani
Yang tidak
Rajin Produksi
- Frekuensi ikut Penyuluhan
- Modal
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Tongkoh, kecamatan dolok rakyat, kabupaten Karo.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan
pertimbangan bahwa desa Tongkoh merupakan salah satu daerah yang telah
mengusahakan pertanian organik khususnya komoditi stroberi. Di balik
keberhasilan pertanian organik stroberi di desa Tongkoh terdapat peranan aktif
kelompok tani, gapoktan, dan peranan besar penyuluh yang berbeda dari desa
lain.desa tersebut terdapat potensi stroberi yang diusahakan. Dari pra survey yang
dilakukan, lokasi tersebut sangat representatif dari segi akses dan peluang untuk
mendapatkan data yang diinginkan.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani stroberi di Desa Tongkoh Kecamatan
Dolok Rakyat Kabupaten Karo yang menjadi anggota kelompok tani. Sampel
adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat
menggambarkan populasi. Adapun besar sampel dalam penelitian ini ditentukan
dengan metode Slovin. Menurut Slovin dalam pengantar metode penelitian
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Galat penduga (10%)
Jumlah populasi petani Stroberi di daerah penelitian adalah sebanyak 60 orang
petani. Maka didapat besar sampel penelitian sebagai berikut:
= 37,5 orang = 38 orang
3.3 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
diperoleh dari petani stroberi yang menjadi anggota kelompok tani melalui
wawancara dengan berpedoman pada kuisioner, dimana sampel memberikan
jawaban berdasarkan pilihan yang tersedia atau mengisi langsung dalam
kuisioner. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan langsung terhadap
objek studi.
3.4. Metode Analisis Data
Untuk masalah (1) dijelaskan dengan metode uji t. Bagaimana perbedaan
produksi stroberi antara petani yang rajin dengan petani yang tidak rajin
mengikuti penyuluhan. Rumus uji t adalah sebagai berikut:
I. = Produksi rata-rata petani yang rajin
Th =
II. = Rata-rata produkltivitas yang rajin
= Rata-rata produktivitas yang kurang rajin
Untuk masalah (2) dijelaskan dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda dengan alat bantu spss. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah
frekuensi ikut penyuluhan, modal dan pengalaman bertani dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + c
Dimana :
b0 , b1 , b2 , b3, b4 = Koefisien
Y = Produksi Stroberi (Kg)
X1 =Frekuensi ikut Penyuluhan (kali)
X2= modal (Rp)
X3= Pengalaman bertani ( tahun )
1. Penyuluh pertanian adalah kegiatan yang mutlak harus ada jika ingin
menghendaki peningkatan produksi pertanian.
2. Pertanian organik adalah kegiatan pertanian tanpa menggunakan bahan kimia.
3. Pendapatan adalah total penerimaan petani dikurangi biaya produksi.
4. Representatif adalah jenis pemilihan yang mewakili suatu objek yang dianggap
paling baik dari objek yang sejenis atau sama.
5. Produksi adalah jumlah yang dihasilkan oleh petani dalam (Kg) atau ukuran
yang lainnya.
6. Petani rajin mengikuti penyuluhan adalah petani yang dalam penelitian ini
mengikuti penyuluhan setidak-tidaknya minimal 4 kali dalam 1 bulan kegiatan
penyuluhan.
7. Petani tidak rajin mengikuti penyuluhan adalah petani yang dalam penelitian ini
mengikuti penyuluhan kurang dari 4 kali dalam 1 bulan kegiatan penyuluhan.
8. Kerangka Pemikiran adalah gambaran tentang keterkaitan antar variable
penelitian yang akan dikaji, yang akan dibangun oleh peneliti untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan penelitian berdasarkan hasil
tinjauan pustaka.
1. Daerah penelitian adalah di Desa Tongkoh Kecamatan Dolok Rakyat
Kabupaten Karo.
2. Sampel penelitian ini adalah petani stroberi.
BAB I
V
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1 Deskripsi Wilayah
4.1.1 Geografi dan Topografi
Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Brastagi/Medan, jarak dari ibu kota
kabupaten ke desa ini lebih kurang sekitar 26 KM, sedangkan dari kota Brastagi
hanya sekitar 5 KM, sebaliknya jika berangkat dari ibu kota provinsi menuju
lokasi ini jarak yang harus ditempuh berkisar lebih kurang 59 KM. Letak wilayah
desa ini dikelilingi dan dibatasi oleh beberapa desa serta pegunungan. Berikut ini
batas-batas wilayah Desa Tongkoh adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Peceren Kecamatan Brastagi
2. Sebelah Timur berbatasan langsung dengan Gunung Barus yang dikelola
oleh Dinas Kehutanan sebagai hutan lindung Bukit Barisan
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Basam Kecamatan Barus Jahe
4. Sebelah Utara desa ini dibatasi oleh Gunung Singkut yang juga merupakan
hutan lindung Bukit Barisan dan dikelola oleh Dinas Kehutanan.
4.1.2 Demografi
A. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Keadaan penduduk di Desa Tongkoh menurut jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 2. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Tongkoh.Kecamatan Daulat Rakyat,Kabupaten Karo Tahun 2012
NO Jenis Kelamin Jumlah
Sumber: Kantor Kepala Desa Tongkoh Tahun 2012
Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan dimana jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 1.303 jiwa dengan persentase 51% sedangkan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 1.253 jiwa dengan persentase 49%. Jumlah penduduk Desa
Tongkoh berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor kepala Desa Tongkoh
tahun 2012 adalah 2.556 jiwa.
B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Penduduk di Desa Tongkoh memiliki jenis pekerjaan yang beraneka ragam.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Tongkoh berdasarkan jenis pekerjaan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi Penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di Desa Tongkoh, Kecamatan Daulat Rakyat, Kabupaten Karo tahun 2012
Dari tabel 3 diatas dapat dijelaskan bahwa penduduk Desa Tongkoh yang
berjumlah 2.556 jiwa terbagi atas 921 kepala keluarga (KK). Sebagian besar
penduduk di Desa Tongkoh bekerja sebagai petani dengan jumlah 673 KK dengan
persentase 73% dari jumlah kepala keluarga (KK) yang ada. Sedangkan penduduk
yang bekerja sebagai PNS sebanyak 140 kepala keluarga (KK) dengan persentase
15% dan penduduk yang bekerja sebgai wiraswasta sebanyak 108 kepala keluarga
(KK) dengan persentase 12%.
4.1.3 Sarana dan Prasarana
Adapun kondisi sarana dan prasarana umum di Desa Tongkoh dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4. Sarana dan Prasarana di Desa Tongkoh, Kecamatan Daulat Rakyat,Kabupaten Karo Tahun 2012
NO Sarana/Prasarana Jumlah (Unit)
Sumber: Kantor Kepala Desa Tongkoh Tahun 2012
Dari tabel 4 diatas dapat dijelaskan bahwa sarana / prasarana di Desa Tongkoh
sudah cukup untuk menunjang kegiatan penduduk setempat. Hal ini dapat dilihat
dari sudah adanya fasilitas-fasilitas yang membantu kegiatan penduduk seperti
4.2 Karakteristik sampel
Petani sampel yang dimaksud disini ialah seluruh petani stroberi yang memiliki
usaha tani stroberi dengan tanaman stroberi yang menghasilkan yang berada di
Desa Tongkoh Kecamatan Daulat Rakyat Kabupaten Karo. Karakteristik petani
sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur petani, pendidikan petani, luas lahan
usaha tani stroberi dan jumlah tanggungan keluarga.
A.Umur Petani
Dalam hal ini umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan langsung
dengan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usaha taninya. Semakin
tua umur petani maka kemampuan bekerjanya pun cendrung menurun. Hal ini
dikarenakan pekerjaan sebagai etani lebih banyak mengandalkan kondisi fisik dari
petani. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaaan umur petani sampel dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5. Keadaan umur petani sampel di Desa Tongkoh, Kecamatan Daulat Rakyat, Kabupaten Karo tahun 2012
Sumber: Analisis Data primer Lampiran 1
50% dan untuk petani sampel terkecil berada pada kelompok umur 20-30
sebanyak 2 orang dengan persentase 5,3%. Artinya petani sampel pada daerah
penelitian merupakan bukan usia produktif sehingga kurang optimal dalam
melakukan kegiatan usaha taninya.
B.Pendidikan Petani Sampel
Pendidikan petani sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam
mengadopsi teknologi baru dari yang dapat menunjang usahataninya. Pendidikan
petani yang semakin tinggi membuat petani lebih mudah dalam mengadopsi
teknologi baru yang diperoleh dari penyuluh pertanian yang diharapkan dapat
meningkatkan produksi dari usahatani tersebut. Adapun tingkat pendidikan petani
sampel yang ada di Desa Tongkoh Kecamatan Daulat Rakyat sangat bervariasi
dari tingkat SD, SMP, SMA hingga S-1. Untuk lebih jelas lagi mengenai tingkat
pendidikan petani sampel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Tingkat pendidikan petani sampel di Desa Tongkoh, Kecamatan Daulat Rakyat, Kabupaten Karo Tahun 2012
NO Tingkat Pendidikan Jumlah petani (Jiwa)
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 1
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa untuk usahatani stroberi jumlah petani sampel
persentase 42,1% dan terkecil berada pada tingkat pendidikan SD sebanyak 5 jiwa
dengan persentase 13,2%. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel di Desa
Tongkoh memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi untuk mengadopsi
teknologi baru yang dapat meningkatkan produksi usaha tani mereka .
C.Luas Lahan Petani Sampel
Luas lahan penanaman stroberi sangat berkaitan langsung terhadap jumlah
produksi stroberi serta pendapatan petani stroberi karena pada penelitian luas
lahan sangat berpengaruh terhadapa jumlah produksi dan pendapatan petani.
Semakin luas penanaman maka hasil produksinya cendrung meningkat yang
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh petani itu sendiri begitu
pula sebaliknya.
Di Desa Tongkoh rata-rata luas lahan penanaman petani sampel adalah 3.200 .
Untuk lebih jelas lagi mengenai luas lahan penanaman stroberi di daerah
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Luas lahan petani sampel stroberi di Desa Tongkoh, Kecamatan Daulat Rakyat, Kabupaten Karo Tahun 2012
NO Kelompok Lahan
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 1
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa untuk petani sampel usahatani stroberi luas lahan
berada pada kelompok luas lahan 11-20 rante dengan jumlah petani sebanyak 3
orang dengan persentase 7,9%, artinya petani sample pada usahatani stroberi ini
masih banyak yang terkendala dengan kepemilikan lahan yang masih sangat
terbatas.
D.Jumlah Tanggungan
Tabel 8. Jumlah Tanggungan Petani Sampel Di Desa Tongkoh, Kecamatan Daulat Rakyat, Kabupaten Karo Tahun 2012
NO Jumlah Tanggungan
(Jiwa)
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1 0 2 5,3
2 1 9 23,7
3 2 13 34,2
4 3 10 26,3
5 4 4 10,5
6 5 0 0
Jumlah 38 100
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Produksi Usahatani Stroberi
Petani sampel pada penelitian ini adalah petani yang berusahatani stoberi. Pada
daerah penelitian, petani stroberi mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh
petugas penyuluh sekali dalam sebulan. Petani sampel ada yang rajin mengikuti
penyuluhan dan ada juga yang tidak rajin mengikuti penyuluhan. Pada penelitian
ini akan dilihat perbedaan produksi stroberi yang rajin mengikuti dan yang tidak
rajin mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh petugas PPL di daerah.
Tabel 9. Produksi Stroberi Petani Sampel
Petani yang tidak rajin ikut penyuluhan Petani yang rajin ikut penyuluhan
Petani yang tidak rajin ikut penyuluhan Petani yang rajin ikut penyuluhan
3008,57 Rata-rata = 13159,52 4105,83 Rata-rata = 15688,09
Sumber: Data Primer Diolah Lampiran 1
Dari tabel 9, dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah produksi petani yang rajin
mengikuti penyuluhan adalah 4105,83 kg lebih tinggi dari rata-rata produksi
petani yang tidak rajin mengikuti penyuluhan dengan produksi rata-rata sebesar
3008,57 kg. Jika dilihat dari nilai rata-rata produktifitas, petani yang rajin
mengikuti penyuluhan lebih tinggi produktifitasnya yaitu 15.688,09 kg dibanding
dengan petani yang tidak rajin mengikuti penyuluhan dengan produktifitas sebesar
13.159,52 kg.
Jumlah produksi dan produktifitas usahatani stroberi di daerah penelitian berbeda
antara petani yang rajin mengikuti penyuluhan dengan petani yang tidak rajin
mengikuti penyuluhan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
penyuluhan. Penyuluhan yang diikuti oleh petani membawa pengaruh positif
terhadap perkembangan produksi usahatani stroberi di daerah penelitian.
5.2 Total Biaya Produksi, Harga Jual, Penerimaan, dan Pendapatan
Total biaya produksi dalam usaha tani stroberi merupakan biaya yang dikeluarkan
petani sampel selama proses produksi yang mencakup biaya pembelian bibit,
pengunaan pupuk, biaya penyusutan peralatan pertanian, upah tenaga kerja. Pada
usaha tani stroberi jenis pupuk yang digunakan adalah 1 rol mulsa yang
dipergunakan selama 3 kali masa panen atau ( 1 tahun penanaman ). Jenis pupuk
tambahan yang digunakan adalah Urea, KCl yang digunakan dalam 2 kali 1 bulan
serta pupuk kandang dan amopos (amoniak) yang digunakan sebelum melakukan
penutupan tanah. Untuk peralatan yang digunakan dalam usaha tani stroberi ialah
cangkul, semprot gendong, parang dan keranjang.
Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani stroberi ini adalah tenaga kerja
upahan yang berjumlah 5 orang dan bekerja 6 kali dalam 1 bulan. Biaya upahaan
pekerja ini adalah Rp 60.000 /8 HKP dalam sehari. Pekerja ini bertugas untuk
member pupuk, melakukan penyiraman dan perawatan tanaman. Tenaga kerja
yang dipakai adalah Tenaga Kerja Luar Keluarga.
Harga jual dalam usahatani stroberi ini ditentukan secara bersama-sama bukan
ditentukan oleh tengkulak atau pedagang pengumpul. Jenis harga jual pada
stroberi berkisar Rp 25.000-Rp 30.000/ Kg, sedangkan untuk sistem petik sendiri
Pendapatan usahatani stroberi adalah penerimaan (Rp) dikurangi total biaya
produksi (Rp). Pendapatan ini merupakan balas jasa terhadap seluruh biaya atau
pengorbanan yang diberikan petani dalam usaha taninya. Pendapatan usaha tani
stroberi didapat dari hasi; wawancara kepada petani sampel sebanyak 38 orang di
daerah penelitian. Pendapatan tersebuat merupakan pendapatan petani selama
tahun 2013 yang dimana mulai dari proses pra panen hingga pasca panen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani stroberi yang dilihat dari jumlah
produksi dikalikan dengan harga komoditi dan setelah itu dikurangi biaya
produksinya.
Penerimaan usahatani adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga
masing-masing usaha tani. Pada usaha tani stroberi petani melakukan panen sebanyak 3
kali dalam setahun . harga stroberi per kg nya adalah Rp 25.000-30.000, hal ini
tergantung dari kualitas buah stroberi yang dipanen. Sedangkan untuk sistem petik
Penerimaan rata-rata petani stroberi dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 10. Penerimaan rata-rata usahatani stroberi selama tahun 2013 di
Desa Tongkoh, Kecamatan Daulat Rakyat, Kabupaten karo.
NO Kategori Rata-Rata
Produksi
(Kg)
Rata-Rata
Penerimaan
(Rp)
1 Petani Rajin Penyuluhan 5240 95.078.947
2 Petani Tidak Rajin Penyuluhan 3300 76.330.256
Sumber: Analisis Data Primer Diolah Lampiran 2
Dari tabel 10 dapat disimpulkan bahwa jenis usahatani stroberi dengan sampel 38
petani, rata-rata produksi selama tahun 2013 adala 5.240 kg dengan rata-rata
penerimaan sebesar Rp 95.078.947/ tahun atau sekitar Rp 7.923.245,/ bulan.
5.3 Analisis Regresi
Untuk menganalisis pengaruh frekuensi ikut penyuluhan, pendidikan, umur dan
luas lahan petani terhadap peningkatan produksi stroberi di daerah penelitian
digunakan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS 16.0 dengan
variabel terikat adalah produksi dan variabel bebasnya adalah frekuensi ikut
penyuluhan, umur, pendidikan, luas lahan dan lama berusahatani. Hasil regresinya
Tabel 11. Analisis Regresi
Fhitung = 139,850 Sig = 0,000 frekuensi ikut penyuluhan= 0,097
ttabel = 2,024 Modal = 0,893
Lama berusahatani = 0,005
Sumber: Lampiran 4
Dari Tabel 9, model persamaan regresi dapat dituliskan :
Y = - 1.740,371+ 217,382X1 + 0,001X2 + 29,774X3
R2 yang diperoleh sebesar 92,5% menunjukkan variabel frekuensi ikut
penyuluhan, modal, dan lama berusahatani secara bersama-sama mampu
menerangkan variasi variabel produksi sebesar 92,5% dan sisanya sebesar 7,5%
dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan uji F yang dilakukan, diperoleh nilai F
hitung yang signifikan (signifikansi sebesar 0,000 < 0,05). Artinya bahwa semua
variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel terikat (produksi).
Tanda koefisien yang positif untuk variabel bebas memberikan arti bahwa
pengaruh antara variabel bebas dengan produksi bersifat positif, semakin besar
penambahan variabel bebas maka jumlah variabel terikat semakin tinggi. Tanda
koefisien yang negatif untuk variabel bebas menunjukkan bahwa penambahan
variabel bebas akan menurunkan jumlah variabel terikat.
Variabel bebas frekuensi ikut penyuluhan memiliki nilai koefisien regresi yang
R2 variabel bebas frekuensi ikut penyuluhan 9,7% yang artinya variabel frekuensi
ikut penyuluhan mampu menerangkan produksi sebesar 9,7% dan 90,3% lagi
dipengaruhi variabel lain dengan demikian variabel bebas frekuensi ikut
penyuluhan tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap produksi secara parsial.
Tanda koefisien yang positif untuk variabel frekuensi ikut penyuluhan
memberikan arti bahwa pengaruh antara frekuensi ikut penyuluhan dengan
produksi bersifat positif, semakin sering mengikuti penyuluhan maka produksi
usahatani semakin tinggi. Koefisien regresi sebesar +217,382 artinya apabila
frekuensi ikut penyuluhan bertambah satu kali, maka produksi meningkat sebesar
217,382 kg. Hal ini disebabkan bahwa semakin sering seorang petani mengikuti
penyuluhan yang diberikan oleh seorang penyuluh (PPL) maka besar
kemungkinan seorang petani untuk meningkatkan hasil produksi usahataninya
melalui informasi yang diberikan, metode dan teknologi baru yang diajarkan oleh
penyuluh untuk dapat diterapkan pada usahatani stroberi petani yang bersangkutan
sehingga dapat meningkatkan produksi usahatani stroberi.
Variabel bebas modal memiliki nilai koefisien regresi yang signifikan secara
statistik, yang nilai signifikannya 0,000 < 0,05. Secara parsial, R2 variabel bebas
modal 89,3% yang artinya variabel bebas modal mampu menerangkan produksi
sebesar 89,3% dan 10,7% lagi dipengaruhi variabel lain, dengan demikian
variabel bebas modal memberi pengaruh yang nyata terhadap produksi secara
parsial. Tanda koefisien yang positif untuk variabel modal memberikan arti bahwa
pengaruh antara pendidikan dengan produksi bersifat positif, semakin tinggi
meningkat sebesar 0,001 kg. Hal ini disebabkan bahwa semakin besar modal yang
dicurahkan petani dalam usahataninya maka semakin banyak kesempatan petani
meningkatkan produksi usahataninya melalui penambhan bibit unggul, pengunaan
pupuk yang baik, penambahan alat pertanian, pembelian obat-obatan yang
berguna untuk meningkatkan usahatani stroberi yang dijalankan petani.
Variabel bebas lama berusahatani memiliki nilai koefisien regresi yang tidak
signifikan secara statistik, yang nilai signifikannya 0,458 > 0,05. Secara parsial,
R2 variabel bebas lama berusahatani 0,5% yang artinya variabel lama berusahatani
mampu menerangkan produksi sebesar 0,5% dan 99,5% lagi dipengaruhi variabel
lain, dengan demikian variabel bebas lama berusahatani tidak memberi pengaruh
yang nyata terhadap produksi secara parsial. Tanda koefisien yang positif untuk
variabel frekuensi ikut penyuluhan memberikan arti bahwa pengaruh antara lama
berusahatani dengan produksi bersifat positif, semakin lama petani menekuni
usahataninya maka produksi usahatani semakin tinggi. Koefisien regresi sebesar
+29,774 artinya apabila lama berusahatani bertambah satu tahun, maka produksi
meningkat sebesar 29,774 kg. Hal ini disebabkan bahwa semakin banyak
pengalaman seorang petani dalam berusahatani maka semakin baik dan lebih luas
wawasan seorang petani dalam menjalankan usahataninya. Sehingga diharpkan
pengalaman ini mampu meningkatkan produksi usahatani stroberinya karena
dengan pengalaman yang baik maka petani dapat lebih mudah mengambil
keputusan didalam usahatani stroberi yang dijalankannya.
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis
yang digunakan pada penelitian ini adalah uji multikolinearitas, uji normalitas dan
uji heteroskedastisitas.
a. multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi
antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada
korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Cara untuk
menentukan multikolinieritas, yaitu dengan :
1. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara
statistic > 0,1
2. Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku
kuadarat <10
Pada table 11 dapat dilihat bahwa nilai tolerance semua variable bebas yaitu
frekuensi ikut penyuluhan, modal dan lama berusaha tani diatas 0,1 dan serta nilai
(VIF) dibawah 10 yang artinya hasil regresi bebas dari gejala multikolinearitas.
b. uji normalitas
uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah
distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual
dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian
normal jika digambarkan dengan bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng
(bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga.
Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakkan analisis grafik dilakukan
dengan menggunakkan histogram dengan menggambarkan variable dependent
sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan
sebagai sumbu horizontal. Jika histogram standardized regression residual
membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal.
Cara lain untuk menguji normalitas dengan pendekatan grafik adalah
menggunakkan Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi
kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal digambarkan dengan sebuah garis diagonal lurus dari
kiri bawah ke kanan atas. Distribusi kumulatif dari data sesungguhnya
digambarkan dengan ploting. Jika data normal maka garis yang menggambarkan
Gambar 2. Histogram Standardized Regression Residual
Gambar 2 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa data yang dianalisis berdistribusi
normal karena histogram standardized regression residual membentuk kurva
seperti lonceng dan data mengikuti atau merapat ke garis diagonalnya pada grafik
Normal Probability Plot. Berdasarkan uji normalitas, analisis regresi layak
digunakan.
c. uji heteroskedastisitas
heteroskedastisitas berarti ada varian variable pada model regresi yang tidak sama
(konstan). Sebaliknya, jika varian variable pada model regresi memiliki nilai yang
sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Untuk mendeteksi
adanya masalah heteroskedastisitas pada penelitian ini digunakan metode analisis
grafik. Metode analisis grafik dilakukan dengan mengamati scatterplot dimana
sumbu horizontal menggambarkan nilai predicted standardized sedangkan sumbu
vertikal menggambarkan nilai residual studentized. Jika scatterplot membentuk
pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model
regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka hal
itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas pada model regresi
Gambar 4. Scatterplot uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan tampilan pada scatterplot terlihat bahwa plot menyebar secara acak
diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu regression studentized residual.
Oleh karena itu maka berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakkan metode
analisis grafik, pada model regresi yang terbentuk dinyatakan terjadi gejala
heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil regresi, dapat disimpulkan bahwa, frekuensi ikut penyuluhan
modal dan lama berusahtani berpengaruh nyata terhadap produksi. Semakin lama
petani berusahatani maka produksi juga semakin meningkat karena petani akan
memahami dan belajar dari pengalaman bagaimana untuk meningkatkan produksi
usahataninya. Demikian juga frekuensi ikut penyuluhan, semakin sering ikut
penyuluhan maka produksi juga meningkat, yang artinya penyuluhan berhasil
petani makin besar, produksi juga akan meningkat, misalnya penggunaan pupuk,
yang akan meningkatkan unsur hara tanah sehingga produksi usahatani semakin
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Jumlah produksi dan produktifitas usahatani stroberi di daerah penelitian
berbeda antara petani yang rajin mengikuti penyuluhan dengan petani yang tidak
rajin mengikuti penyuluhan. Rata-rata jumlah produksi petani yang rajin
mengikuti penyuluhan adalah 4105,83 kg lebih tinggi dari rata-rata produksi
petani yang tidak rajin mengikuti penyuluhan dengan produksi rata-rata sebesar
3008,57 kg. Nilai rata-rata produktifitas, petani yang rajin mengikuti penyuluhan
lebih tinggi produktifitasnya yaitu 15.688,09 kg dibanding dengan petani yang
tidak rajin mengikuti penyuluhan dengan produktifitas sebesar 13.159,52 kg.
2. Frekuensi ikut penyuluhan dan luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi.
Semakin luas lahan petani maka produksi juga semakin meningkat. Demikian
juga frekuensi ikut penyuluhan, semakin sering ikut penyuluhan maka produksi
juga meningkat, yang artinya penyuluhan berhasil membantu petani meningkatkan
produksi melalui penerapan teknologi yang disuluh kepada petani.
6.2 Saran
Kepada petani:
Petani harus rajin mengikuti penyuluhan terutama tentang teknologi untuk
meningkatkan produksi dan kualitas stroberi itu sendiri dan rajin menggali
Kepada penyuluh:
Harus lebih sering melaksanakan studi banding ke daerah penghasil stroberi yang
lebih baik kualitasnya dan tinggi produksinya, agar memperoleh informasi yang
akan disalurkan kepada petani.
Kepada pemerintah:
1. Pemerintah harus lebih memperhatikan kepentingan petani melalui pemberian
subsidi baik pupuk ataupun bibit, karena saat ini banyak petani mengeluhkan
harga bibit yang tinggi, sehingga banyak petani yang tidak menggunakan bibit
unggul.
2. harus lebih memperhatikan penyuluh, seperti memberikan tunjangan profesi
ataupun kendaraan dinas agar kerja penyuluh lebih baik, efektif dan efisien.
Kepada peneliti selanjutnya:
Diharapkan meneliti tentang distribusi pemasaran stroberi dan pengembangan
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2010, Stroberi, www.google.com/budidaya stroberi, diakses pada Senin, 04 November 2013 pukul 15.00 WIb
Aswita, 2007, Produksi Petani Stroberi : Studi Kasus Analisis Usahatani Stroberi. Desa Tongkoh. Kabupaten Karo
Budiman, 2010, Perkembangan Produksi Stroberi, Bumi Aksara. Jakarta
Departemen Pertanian, 2008, Pembangunan Pertanian. Sumatera Utara
Departemen Pertanian, 2009, Belum Optimalnya Kinerja Penyuluh Pertanian Lapang. Sumatera Utara
Dinas Pertanian, 2007, Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Sumatera Utara
Hermayunita, 2005, Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dalam Penerapan Pertanian Organik (Tesis). Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang
Kartasapoetra, 1997, Budidaya Pertanian Organik, Binacipta . Bandung
Khoirunisa, 2010, Pembangunan Pertanian Berkelanjutan, Bumi Aksara, Jakarta
Mayarohmayati, 2012, Budidaya Stroberi di Lahan Sempit, Penerbit Erlangga, Jakarta
Nelvarani, 2009, Perencanaan Program Penyuluhan, USU Repository
Rahardja dan Mandala, 2006, Biaya Produksi dan Kegiatan Produksi, Penerbit Swadaya, Jakarta
Rukmana, 1998, Membudidayakan Buah Stroberi, Penerbit PPM, Jakarta
Soekartawi, 2011, Ilmu Usahatani, Penerbit Swadaya, Jakarta
Soemadi, 1997, Prospek Tanaman Stroberi, Penerbit PPM, Jakarta
Sugiarto, 2002, Fungsi Produksi dalam Kegiatan Ekonomi, Bumi Aksara, Jakarta
Suratiyah, 2009, Ilmu Usahatani dan Faktor-Faktor Produksi, Bina Cipta, Bandung
Suratiyah, 2009, Penerimaan dalam Kegiatan Usaha, Penerbit PPM, Jakarta
Rata-rata 47,65 SMA 8,81 2 0,25
Lampiran 2. Produksi dan Penerimaan Usahatani Stroberi
No. Sampel
1. 5000 25000 125000000 10200000 114800000
2. 6500 25000 162500000 11800000 150700000
3. 10000 25000 250000000 16100000 233900000
4. 4000 25000 100000000 10175000 83900000
5. 5940 25000 148500000 12300000 136200000
6. 2000 25000 50000000 5270000 44730000
14. 5000 29000 145000000 10300000 134700000
15. 5200 29000 150800000 11900000 138900000
16. 2000 29000 58000000 4900000 53100000
17. 4000 29000 116000000 10150000 105850000
18. 4800 29000 139200000 10750000 128450000
19. 2660 26000 69160000 5700000 63460000
20. 2600 26000 67600000 6800000 61075000
21. 1920 30000 57600000 5300000 52300000
22. 6800 28000 190400000 13775000 176625000
23. 2680 28000 75040000 5700000 69340000
24. 6750 26000 175500000 11800000 163700000
25. 2600 26000 67600000 5750000 61850000
26. 2680 26000 69680000 5775000 63905000
27. 2500 26000 65000000 5400000 59600000
28. 4000 26000 104000000 10200000 93800000
29. 1750 26000 45500000 4700000 40800000
30. 3250 30000 97500000 5800000 91700000
31. 5000 30000 150000000 10300000 139700000
32. 3300 30000 99000000 5750000 93250000
33. 3275 25000 81875000 5700000 76175000
34. 6500 25000 162500000 11900000 150600000
35. 2600 25000 65000000 5700000 59300000
36. 1980 25000 49500000 5300000 44200000
37. 2000 25000 50000000 5385000 44615000
Lampiran 3. Produksi dan Produktivitas Usahatani Stroberi