• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Komunitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Komunitas"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Panca Karya No.816 Medan Amplas Tanggal Masuk RS :

No. Register : Ruangan/kamar : Golongan darah : -

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015 Tanggal operasi :

Diagnosa Medis : II. KELUHAN UTAMA

Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan sangat terganggu dengan kondisinya. Klien tidak lagi dapat beraktivitas seperti dulu, sekarang semua aktivitasnya tergantung kepada anggota keluarga yang lain yaitu anak klien, klien mengalami stroke sejak 6 bulan lalu. Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan bahwa ia sering merasa kebas dibagian ekstremitas, seperti kesemutan, nyeri dibagian ekstremitas, klien juga memiliki riwayat hipertensi. III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A.Provocative/ Palliative 1. Apa penyebabnya

(2)

2. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan

Klien tiap pagi hari berjemur sekitar 1 jam sehari, klien juga tetap berusaha mengerjakan shalat 5 waktunya, klien rajin mengaji dan klien yakin bahwa sakitnya pasti akan sembuh.

B.Quantity/Quality 1. Bagaimana dirasakan

Disaat nyeri klien mengatakan perasaannya tidak menentu. 2. Bagaimana dilihat

Klien tidak tampak menahan rasa sakit, kelihatan rileks dengan ekspresi wajah datar.

C.Region

1. Dimana lokasinya

Lokasi nyeri berada pada bagian ekstremitas sinistra. 2. Apakah menyebar

Nyeri menyebar D.Severity

Keadaan ini tampak mengganggu aktivitas klien. Namun, hampir semua aktivitas klien dilakukan anggota keluarga. Skala nyeri yang dialami klien adalah 3 (0-10).

E.Time

Nyeri tidak berlangsung lama dan kadang kala hilang dalam jangka waktu yang singkat.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU 1. Penyakit yang pernah dialami

Penyakit yang pernah diderita klien adalah hipertensi. 2. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Melakukan pengobatan ke rumah sakit dan di rawat jalan. 3. Pernah dirawat/ dioperasi

Klien pernah dirawat/tidak pernah dioperasi 4. Lama dirawat

(3)

Klien tidak memiliki riwayat alergi V.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A.Orangtua

Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit B.Saudara kandung

Klien anak tunggal

C.Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan. D.Anggota keluarga yang meninggal

Kedua orang tua klien E.Penyebab meninggal

Penyakit setelah tua

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A.Persepsi klien tentang penyakitnya

Klien mengatakan penyakitnya pasti sembuh dan baik-baik saja. B.Konsep Diri

a. Gambaran diri

Klien merasa tubuhnya tidak seperti biasa. b. Ideal diri

Sebagai orang tua klien mengatakan malu karena aktivitasnya harus selalu dibantu oleh anaknya.

c. Harga diri

Klien merasa malu karena aktivitasnya harus selalu dibantu oleh anaknya. d. Peran diri

Klien berperan sebagai seorang orang tua, nenek. e. Identitas

Klien adalah anak tunggal dan sudah menikah dan sudah lanjut usia C.Keadaan emosi

Emosi klien terkontrol dengan baik. D.Hubungan sosial

(4)

Klien mengatakan orang yang berarti dan paling dekat dengan klien adalah anaknya yang ke tujuh.

b. Hubungan dengan keluarga

Klien berhubungan baik dengan anak dan cucunya. c. Hubungan dengan orang lain

Klien berinteraksi dengan baik kepada orang lain, misalnya mahasiswa. d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien memiliki hambatan berhubungan dengan orang lain karena proses penyakitnya.

E.Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Klien rajin berdoa agar penyakitnya sembuh. b. Kegiatan ibadah

Klien tetap melakukan kegiatan ibadah. VII.PEMERIKSAAN FISIK

A.Keadaan Umum

Klien memiliki tingkat kesadaran penuh (compos mentis), klien tampak lemah, dan tenang, dapat berkomunikasi dengan baik..

B.Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 160/90 mmHg

 Nadi : 75 kali/ menit

 Pernafasan :20 kali/ menit

 Suhu tubuh : 37,0o C

 Skala nyeri : 3 (0-10)

 TB : 155 cm

 BB : 45 kg C.Pemeriksaan Head to toe Kepala

- Bentuk

Kepala simetris, tidak ada kelainan bentuk - Ubun-ubun

(5)

- Kulit Kepala

Kulit kepala kurang bersih Rambut

- Penyebaran rambut

Rambut klien tersebar merata

- Bau

Rambut sedikit berbau keringat - Warna kulit

Warna kulit kepala klien putihs Wajah

- Warna kulit

Warna kulit wajah sawo matang, warna kulit sama dengan warna kulit tubuh - Struktur wajah

Struktur wajah lengkap dan simetris Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan

Jumlah mata lengkap dan simetris, tidak ada penonjolan bola mata - Palpebra

Tidak ada kelainan pada palpebra, refleks mengkedip spontan - Konjungtiva dan sclera

Konjungtiva pucat dan sklera tidak ikterik, berwarna keputih-putihan - Pupil

Diameter pupil normal, respon terhadap cahaya baik - Visus

Tidak dilakukan pemeriksaan visus, pasien mampu membaca koran tanpa memakai kacamata

- Tekanan bola mata

Tidak dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi

(6)

Lubang hidung lengkap, bersih, dan tidak ada sumbatan - Cuping hidung

Cuping hidung normal, tidak ada pernafsan cuping hidung. Telinga

- Bentuk telinga

Bentuk telinga normal, simetris kiri dan kanan - Ukuran telinga

Ukuran telinga normal - Lubang telinga

Lubang telinga bersih, tidak ada kelainan, bentuk bundar - Ketajaman pendengaran

Dapat mendengar dengan baik Mulut dan faring

- Keadaan bibir

Bentuk bibir normal, bibir berwarna sama tidak ada sianosis, bibir sedikit kering

- Keadaan gusi dan gigi

Gusi dan gigi terlihat kurang bersih, gusi tidak berdarah - Keadaan lidah

Lidah bersih, tidak ada jamur Leher

- Posisi trachea

Posisi trachea normal di medial - Thyroid

Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid - Suara

Suara normal, tidak serak - Kelenjar limfe

Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe - Vena jugularis

(7)

Denyut nadi karotis teraba Pemeriksaan integument

- Kebersihan

Kebersihan kulit kurang terjaga dengan baik - Kehangatan

Kulit hangat - Warna

Warna kulit sawo matang - Turgor

Turgor kulit tidak normal, kulit tidak elastis, CRT > 2 detik - Kelembaban

Kulit tidak lembab, kulit kering - Kelainan pada kulit

Kulit kering seperti bersisik Pemeriksaan thoraks/ dada

- Inspeksi thoraks

Thoraks normal, simetris, tidak ada kelainan bentuk. - Pernapasan

Frekuensi pernapasan 20x/menit, irama regular, napas dangkal - Tanda sulit bernapas

Tidak ada kesulitan bernapas, tidak tampak pernapasan cuping hidung, napas dangkal, pasien merasa sesak

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara:- - Perkusi:-

- Auskultasi:- Pemeriksaan jantung

-Inspeksi:- -Palpasi:- -Perkusi:- -Auskultasi:-

(8)

- Inspeksi

Abdomen terlihat normal, tidak ada ascites - Auskultasi

Terdengar suara peristaltik normal - Palpasi

Tidak ada nyeri saat ditekan pada bagian kanan dan kiri, tidak ada distensi. - Perkusi:-

Pemeriksaan muskuloskeletal

Kekuatan otot ekstremitas bagian kanan 4, bagian kiri 1, tidak simetris kanan dan kiri

Pemeriksaan neurologi: - Fungsi motorik

Fungsi motorik terganggu Fungsi sensorik

Fungsi sensorik terganggu, tidak dapat mengidentifikasi sentuhan dengan baik. VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan

Frekuensi makan klien 3 kali/ hari. - Nafsu makan

Nafsu makan klien baik - Nyeri ulu hati

Klien tidak ada mengeluhkan nyeri ulu hati. - Alergi

Klien tidak pernah mengalami alergi - Mual dan muntah

Klien tidak mengalami mual dan muntah - Waktu pemberian makan

Waktu pemberian makanan klien selama dirawat: pagi 08.00, siang 13.00, malam 19.00

- Jumlah dan jenis makan

(9)

- Waktu pemberian cairan/minum 3 gelas besar sehari

- Masalah makan dan minum

Tidak ada kesulitan makan dan minum

2. Perawatan diri

- Kebersihan tubuh

Kebersihan tubuh klien kurang terpenuhi karena klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri.

- Kebersihan gigi dan mulut

Gigi dan mulut tampak kurang bersih. - Kebersihan kuku kaki dan tangan

Kuku pendek dan bersih

3. Pola kegiatan/Aktivitas

- Aktivitas klien

Klien beraktivitas dibantu oleh keluarga. - Aktivitas ibadah klien

Klien tetap melakukan ibadah setelah sakit

4. Pola eliminasi

a. BAB - Pola BAB

Klien biasanya BAB satu kali per hari - Karakter feses

Feses klien biasa - Riwayat perdarahan

Tidak pernah mengalami perdarahan - BAB terakhir

Klien BAB terakhir pagi sari sebelum pengkajian - Diare

Klien tidak mengalami diare - Penggunaan laksatif

(10)

b. BAK

- Pola BAK Normal - Karakter urine

Warna urine kuning

- Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK Tidak ada nyeri/ kelainan saat BAK - Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih

Tidak ada masalah - Penggunaan diuretik

Klien tidak menggunakan diuretik - Upaya mengatasi masalah

(11)

Lampiran 2

CATATAN PERKEMBANGAN Hari/

tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Rabu, 20

1. Membina hubungan saling percaya kepada klien sebelum memulai tindakan intervensi keperawatan.

2. Menanyakan keluhan klien yang dirasakan setelah dilakukan intervensi yang sebelumnya.

3. Mengukur TTV klien, dan mengobservasi kondisi klien.

4. Melatih melakukan gerakan pasif dan aktif, kepada klien, seperti meremas bola karet dan melebarkan jari-jari tangan.

5. Memonitor kulit yang sering mengalami tekanan,

6. Melatih ambulasi sebanyak mungkin. 7. Melibatkan keluarga selama tindakan

S: klien mengatakan sejak dilakukannya intervensi sebelumnya yaitu latihan melebarkan jari tangan dengan cara meremas bola karet, klien merasakan bahwa tangannya lebih mudah untuk digerakkan. Klien juga mengatakan akan terus melatih pergerakan tangannya dengan cara meremas bola karet

O: klien tampak tenang, dan memberi respon positif terhadap tindakan yang diajarkan. Latihan meremas bola karet, klien juga mampu menggerakkan tangan dan kaki yang sehat untuk mengkompensasi bagian yang terkena hemiparesis

TD:150/100mmHg HR: 80 x/mnt RR:20 x/mnt T:37,0ºC

A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan:

(12)

Hari/

tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Rabu, 20

1. Mengkaji kemampuan klien untuk

memenuhi kebutuhan secara mandiri, seperti menyiapkan makan dan makan sendiri 2. Mengkaji kemampuan klien memakai

pakaian, seperti pemakaian jilbab sendiri 3. Memotivasi klien untuk terus mencoba

memenuhi kebutuhan secara mandiri.

S: klien mengatakan bahwa klien sudah mampu makan sendiri, namun belum berani untuk menyiapkan makanan sendiri

O: klien tampak bersemangat dan klien sudah mampu makan sendiri, namun untuk

menyiapkan makan sendiri klien masih belum mampu

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan : melatih klien untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan memotivasi klien

Hari/

tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Rabu, 20

1. Mengidentifikasi kulit klien. 2. Menanyakan kepada klien tentang

penggunaan lotion, dan juga tentang mobilisasi yang dilakukan untuk mencegah penekanan yang berlebihan terhadap kulit. 3. Mengidentifikasi penggunaan alat tenun. 4. Mengukur TTV klien.

S: klien mengatakan bahwa klien berusaha untuk melakukan pergerakan sesering mungkin, namun klien masih belum menggunakan lotion, karena belum terbiasa dan lupa O: kulit klien tampak kering, penggunaan alat

tenun sudah sedikit lebih rapi dan bersih TD: 140/90mmHg

(13)

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan: penggunaan lotion atau minyak saat berjemur pagi hari, dan

memperhatikan kerapian tempat tidur.

Hari/

tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Kamis, 21 Mei 2015

Dx.1 09.00-10.00 WIB

1. Menanyakan perasaan klien dan mengukur TTV klien

2. Meminta klien melakukan gerakan aktif sendiri sesuai batas yang dapat ditoleransi 3. Melatih kembali gerakan aktif dan pasif. 4. Menganjurkan kepada klien dan keluarga

tentang perubahan posisi yang dilakukan ketika dalam posisi tidur, danm duduk,setiap berapa jam dilakukan pergerakan.

S: klien mengatakan sudah ada peningkatan dalam pergerakan secara mandiri, maupun dibantu orang lain, klien rajin melakukan latihan dan dibantu keluarga.

O: klien aktif dalam melakukan pergerakan sesering mungkin, baik dibantu oleh orang lain maupun secara mandiri,

TD: 150/90mmHg T: 37,5ºC

RR: 21x/mnt HR: 80x/mnt

A: masalah teratasi sebagian

(14)

Hari/

Tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Kamis, 21 Mei 2015

Dx.2 10.00-11.00 WIB

1. Mengevaluasi kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan secara mandiri 2. Memotivasi klien dalam pergerakan untuk

memenuhi kebutuhan secara mandiri, supaya klien tetap percaya diri dalam melakukan aktivitas secara mandiri

3. Melibatkan keluarga dalam melakukan tindakan yang diajarkan kepada klien.

S: klien mengatakan sudah dapat mengambil makanan sendiri dan makan sendiri, ketika dibantu keluarga untuk dekat ke meja makan. O: klien senang ketika klien mampu menyiapkan

makanan sendiri, makan sendiri, dan semakin percaya diri bahwa klien mampu memenuhi kebetuhan secara mandiri

A: masalah teratasi sebagian

(15)

Hari/

tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Kamis, 21 Mei 2015

Dx.3 11.00-12.00 WIB

1.Mengidentifikasi kulit klien

2.Menanyakan tentang penggunaan lotion, dan mobilisasi yang dilakukan untuk mencegah penekanan yang berlebihan terhadap kulit. 3.Melibatkan keluarga dalam merapikan alat

tenun yang digunakan klien, dan penggunaan lotion terhadap kulit klien.

4.Mengukur TTV klien.

S: klien mengatakan kulitnya sekarang terasa lebih lembab, dan klien sudah rajin

menggunakan lotion, dan melakukan mobilisasi.

O: klien tampak senang, kulit klien tampak

lembab dan bersih, penggunaan alat tenun juga rapi dan bersih, dan klien melakukan

mobilisasi sesering. TD: 150/90 mmHg T: 37,0ºC

RR: 20x/mnt HR: 78x/mnt

A:masalah teratasi sebagian

(16)

Hari/

tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Jumat, 22 Mei 2015

Dx.1 09.00-10.00 WIB

1. Menanyakan perasaan klien dan mengukur TTV klien

2. Meminta klien melakukan gerakan aktif sendiri sesuai batas yang dapat ditoleransi 3. Menanyakan kepada klien dan keluarga

tentang perubahan posisi yang dilakukan ketika dalam posisi tidur, setiap berapa jam dilakukan pergerakan.

4. Memberikan penkes tentang pentingnya mobilitas kepada klien dan keluarga.

S: klien mengatakan sudah ada peningkatan dalam pergerakan secara mandiri, maupun dibantu orang lain, klien mengatakan bahwa klien sudah dapat mengkompensasi kehilangan fungsi bagian tubuh yang terkena paralis, setelah rajin melakukan latihan dan dibantu keluarga juga

O: klien aktif dalam melakukan pergerakan sesering mungkin, baik dibantu oleh orang lain maupun secara mandiri,

TD: 150/90mmHg T: 37,5ºC

RR: 21x/mnt HR: 80x/mnt

A: masalah teratasi sebagian

(17)

Hari/

Tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Jumat, 22 Mei 2015

Dx.2 10.00-11.00 WIB

1. Mengevaluasi kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan secara mandiri 2. Melibatkan keluarga dalam melakukan

tindakan yang diajarkan kepada klien.

3. Memotivasi keluarga untuk tetap memotivasi klien dalam pergerakan untuk memenuhi kebutuhannya

S: klien mengatakan sudah dapat mengambil makanan sendiri dan makan sendiri, ketika dibantu keluarga untuk dekat ke meja makan. Dan sudah mampu memakai jilbab sendiri, walaupun belum rapi benar

O: klien senang ketika klien mampu menyiapkan makanan sendiri, makan sendiri, dan mampu memakai jilbab sendiri

A: masalah teratasi sebagian

(18)

Hari/

Tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Jumat, 22 Mei 2015

Dx.3 11.00-12.00 WIB

1.Menanyakan tentang penggunaan lotion, dan mobilisasi yang dilakukan untuk mencegah penekanan yang berlebihan terhadap kulit. 2.Melibatkan keluarga dalam merapikan alat

tenun yang digunakan klien, dan penggunaan lotion terhadap kulit klien.

3.Mengukur TTV klien. 4.Fase terminasi

S: klien mengatakan kulitnya sekarang terasa lebih lembab, dan klien sudah rajin

menggunakan lotion, dan melakukan

mobilisasi sesering mungkin baik ketika duduk dan dalam posisi tidur

O: klien tampak senang, kulit klien tampak

lembab dan bersih, penggunaan alat tenun juga rapi dan bersih, dan klien melakukan

mobilisasi sesering mungkin untuk menjaga kulitnya tidak tertekan

TD: 150/90 mmHg T: 37,0ºC

RR: 20x/mnt HR: 78x/mnt A:masalah teratasi

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal-Bedah (edisi 8). Jakarta: EGC.

Dinarti et al. (2009). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman Untuk

Perencanaan Dan Pendomentasian Keperawatan (edisi 3). Jakarta: EGC Hidayat, Aziz A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta:

Salemba Medika.

Hidayat, Aziz A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 2. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan (edisi 4 volume 1). Jakarta: EGC.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan (edisi 4 volume 2). Jakarta: EGC.

Price, S. A. (2006). Patofisiologi (edisi 6). Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

(20)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. D, dan kemudian dilakukan analisa data klien untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami klien serta menegakkan diagnosa keperawatan. Diagnosa yang diperoleh dari hasil analisa data adalah sebagai berikut:

4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi sebagai akibat kerusakan neurovaskuler ditandai dengan hilangnya fungsi motorik dan sensorik klien

5. Kurang perawatan diri berhubungan (hygiene, toileting, berpindah, makan,) berhubungan dengan gejala sisa stroke akibat kerusakan neurovaskuler dan muskuloskeletal ditandai dengan ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan klien terhadap perawatan diri sendiri, sebagia dampak kerusakan mobilitas fisik klien

6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan penyakit berat (akibat kerusakan mobilitas) ditandai dengan ketidakmampuan klien melakukan ambulasi sesering mungkin, yang mengakibatkan kulit tertekan.

Kerusakan mobilitas fisik sebagai masalah yang diprioritaskan. Kemudian dilakukan perencanaan tindakan keperawatan. Setelah dilakukan implementasi keperawatan, ketiga diagnosa yang diperoleh tidak dapat diatasi secara tuntas. Masalah kerusakan mobilias fisik belum teratasi, dan intervensi dilanjutkan melalui peran keluarga. Masalah yang dapat teratasi adalah pencegahan kerusakan integritas kulit.

3.2 Saran

Saran dari penulis setelah menyusun karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Bagi Pendidikan Keperawatan

(21)

kebutuhan dasar yang sangat mutlak dan harus dipenuhi, sehingga mahasiswa perlu dibekali sebelum melakukan praktik keperawatan.

2. Bagi Pelayanan Keperawatan

(22)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas

1. Pengkajian

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi. Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam (Mubarak, 2008).

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat, 2006).

Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilisasi adalah sebagai berikut (Hidayat 2006):

1. Identitas

Pengkajian identitas klien meliputi: nama, jenis kelamin, umur, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat.

2. Riwayat Keperawatan Sekarang

Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilisasi, seperti adanya nyeri, kelemahan otot kelelahan, tingkat mobilitas, daerah terganggunya mobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.

3. Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita

(23)

pernapasan (penyakit paru obstruktif menahun, pneumonia, dll), riwayat pemakaian obat, seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, dan lain-lain.

4. Kemampuan Fungsi Motorik

Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kaki kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis.

5. Kemampuan Mobilitas

Pengkajian kemampuan mobilisasi dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:

Tingkat

Aktivitas/Mobilisasi Kategori

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh Tingkat 1 Memerlukan pengguaan alat

Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,

dan peralatan

Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.

6. Kemampuan Rentang Gerak

Pengkajian rentang gerak (range of motion-ROM) dilakukan di daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.

Gerak Sendi

Derajat Rentang

Normal Bahu

Adduksi: Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh.

180

Ekstensi: Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi

Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin.

Abduksi: Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas.

Adduksi: Tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking,

80-90

80-90 70-90

0-20

(24)

telapak tangan menghadap ke atas.

Tangan dan Jari

Fleksi: Buat kepalan tangan Ekstensi: Luruskan jari

Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin.

Abduksi: Kembangkan jari tangan

Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi.

90 90 30

20 20 7. Perubahan Intoleransi Aktivitas

Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernapasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi.

8. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi

Skala

1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat

3 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan

4 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi

5 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahan minimal

6 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh

9. Perubahan Psikologis

Pengkajian psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.

2. Analisa Data

Problem Etiology Sign/Symptom

Gangguan Mobilitas Fisik

(25)

Kepekatan darah meningkat

aterosklerosis

pembentukan thrombus

obstruksi thrombus di otak

menurunnya suplai darah ke otak

terjadi hipoksia serebri

infark jaringan otak

kerusakan pusat gerakan motorik di lobus frontalis

hemisphere/hemiplagia

hemiparesis

kerusakan mobilitas fisik

a. Penurunan waktu reaksi

b. Kesulitan bergerak c. Perubahan cara

berjalan d. Keterbatasan

kemampuan untuk melakukan

keterampilan motorik halus

e. Keterbatasan

kemampuan melakukan keterampilan

melakukan motorik kasar

f. Keterbatasan rentang pergerakan

g. Ketidakstabilan posisi tubuh saat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

h. Melambatnya pergerakan

i. Pergerakan tak koordinasi atau menyentak

3. Rumusan Masalah

Dari data yang ditemukan saat melakukan pengkajian kepada klien yang mengalami stroke yang menyebabkan terjadinya kerusakan mobilitas fisik akibat terjadinya kerusakan muskuskeletal dan kerusakan neurovaskuler, yang dapat menyebabkan kerusakan pada kerusakan mobilitas fisik yang dapat menyebabkan masalah yang lain pada klien seperti:

1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi sebagai akibat kerusakan neurovaskuler ditandai dengan hilangnya fungsi motorik dan sensorik klien.

(26)

3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan penyakit berat (akibat kerusakan mobilitas) ditandai dengan ketidakmampuan klien melakukan ambulasi sesering mungkin, yang mengakibatkan kulit tertekan.

Masalah utamanya adalah Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi sebagai akibat kerusakan neurovaskuler.

4. Perencanaan No

Dx Perencanaan Keperawatan

Dx.

1

Tujuan:

a. Rentang pergerakan sendi dengan gerakan atas inisiatif sendiri b. Kemampuan bergerak untuk maksud tertentu

Kriteria Hasil:

a. Mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang dibuktikan oleh tak adanya kontraktur, footdrop

b. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena atau kompensasi

c. Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

d. Mempertahankan integritas kulit.

Intervensi Rasional

1. Kaji TTV klien

2. Kaji kemampuan secara fungsional/luasnya kerusakan awal dan dengan cara yang teratur.

3. Ubah posisi minimal setiap 2 jam satu kali (telentang, miring), dan jika memungkinkan bisa lebih sering jika diletakkan dalam posisi bagian yang terganggu

4. Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstremitas. Anjurkan melakukan latihan seperti quadrisep/gluteal, meremas bola karet,

1. Untuk mengetahui kondisi klien secara umum, dan kesiapan untuk melakukan aktivitas

2. Mengidentifikasi kekuatan /kelemahan dan dapat memberikan informasi mengenai pemulihan.

3. Menurunkan terjadinya trauma/iskemia jaringan. Daerah yang terkena mengalami perburukan/sirkulasi yang lebih jelek dan menurunkan sensasi dan lebih besar menimbulkan kerusakan pada kulit dekubitus. 4. Meminimalkan atrofi otot,

(27)

melebarkan jari-jari dan kaki/telapak

5. Gunakan penyangga lengan ketika klien berada dalam posisi tegak, sesuai indikasi.

6. Bantu dalam mengembangkan keseimbangan duduk (seperti meninggikan bagian kepala tempat tidur, bantu untuk duduk di sisi tempat tidur, biarkan pasien menggunakan kekuatan tangan untuk menyokong berat badan dan kaki yang kuat untuk memindahkan kaki yang sakit; meningkatkan waktu duduk dan keseimbangan dalam berdiri (seperti letakkan sepatu yang datar, sokong bagian belakang bawah klien dengan tangan sambil meletakkan lutut penolong diluar lutut klien, bantu menggunakan alat pegangan parallel dan walker 7. Observasi daerah yang terkena

warna, edema, atau tanda lain gangguan sirkulasi.

8. Inspeksi kulit terutama pada daerah-daerah yang menonjol secara teratur. Lakukan masase secara hati-hati pada daerah kemerahan dan berikan alat bantu seperti bantalan lunak kulit sesuai kebutuhan.

9. Alasi kursi duduk dengan busa atau balon air dan bantu klien memindahkan berat badan dengan interval yang teratur. 10. Susun tujuan dengan

klien/orang terdekat untuk berpartisipasi dalam aktivitas/latihan dan mengubah posisi.

11. Anjurkan klien untuk membantu pergerakan dan

5. Selama paralisis flaksid, penggunaan penyangga dapat menurunkan risiko terjadinya subluksasio lengan dan sindrom bahu-lengan.

6. Membantu dalam melatih kembali jaras saraf, meningkatkan respons proprioseptik dan motorik.

7. Jaringan yang mengalami edema lebih mudah mengalami trauma dan penyembuhannya lambat. 8. Titik-titik tekanan pada daerah

yang menonjol berisiko untuk terjadinya penurunan perfusi /iskemia stimulasi sirkulasi dan memberikan bantalan membantu mencegah kerusakan kulit dan berkembangnya dekubitus.

9. Mencegah/menurunkan tekanan koksigeal/kerusakan kulit.

10. Meningkatkan harapan terhadap perkembangan/peningkatan dan memberikan perasaan kontrol/kemandirian.

(28)

latihan dengan menggunakan ekstremitas yang tidak sakit untuk

menyokong/menggerakkan daerah tubuh yang mengalami kelemahan.

terganggu dan memerlukan dorongan serta latihan aktif untuk ”menyatukan kembali” sebagai bagian dari tubuhnya sendiri.

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal mahasiswa praktik di Komunitas pada tanggal 18-22 Mei 2015, mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada klien Ny. D. Berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran 1.

1. Biodata

Seorang klien perempuan, bernama Ny. D, berusia 83 tahun, sudah menikah, beragama Islam beralamat di Jl. Panca Karya No 816, dengan kondisi saat ini klien mengalami stroke, klien anak tunggal, klien tidak bekerja dengan pendidikan terakhir adalah SD. klien memiliki 14 anak dan masing-masing sudah berkeluarga, dan klien tinggal bersama anak yang 7 di rumah klien dan ada beberapa orang lagi anak klien yang tinggal dekat tempat tinggal klien.

2. Keluhan Utama

Pada saat pengkajian klien mengatakan sangat terganggu dengan kondisinya. Karena klien tidak lagi dapat beraktivitas seperti dulu, sekarang semua aktivitasnya tergantung kepada anggota keluarga yang lain yaitu anak klien, klien mengalami stroke sejak 6 bulan lalu. Saaat dilakukan pengkajian klien mengatakan bahwa ia sering merasa kebas dibagian ekstremitas, seperti kesemutan, nyeri di bagian ekstremitas, klien juga memiliki riwayat hipertensi, dan sampai saat ini pun klien masih mengalami hipertensi, namun saat ini klien dan anggota keluarga sudah dapat mengontrol hipertensi yang dialami klien, dengan cara mengikuti saran dari dokter, dan diet rendah natrium. Klien tidak lagi dapat memenuhi aktivitasnya secara mandiri, semuanya sekarang ini tergantung kepada orang lain.

(29)

Sebelum mengalami stroke klien mengatakan bahwa klien menderita hipertensi, dengan tekanan darah mencapai 200/130 mmHg. Hal yang dapt memperbaiki keadaan adalah klien tiap pagi berjemur, klien berdoa, dan berusaha tetap menjalankan shalat 5 waktu dan membaca alquran, beristirahat. Perasaan yang dirasakan klien tidak menentu, lokasi terjadinya stroke adalah pada bagian ekstremitas sinistra, dan pada saat nyeri terasa menyebar ke seluruh tubuh.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Penyakit yang sebelumnya dialami klien adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan sebelumnya klien juga sudah pernah di rawat di rumah sakit sembiring ± selama 1 minggu dan pernah rawat jalan di rumah sakit silalahi, klien tidak ada alergi, dan imunisasi klien tidak lengkap.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan, dan kedua orang tua klien tidak ada yang menderita hipertensi, juga saudara yang lain.

6. Pemeriksaan fisik

(30)

vena jugularis, denyut nadi karotis teraba, kebersihan kulit bersih, akral hangat, warna kulit sawo matang, turgor kulit > 2 detik, kelembaban kurang baik. 7. Pola Kebiasaan Hidup Sehari-hari

Frekuensi makan 3 kali dalam sehari, nafsu atau selera makan baik, tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada alergi, tidak ada mual muntah, waktu pemberian makan pagi jam 08.00 siang jam 13.30, malam jam 19.00, jumlah dan jenis makanan bubur dengan porsi 1 cangkir kecil, pemberian minum 3 cangkir besar kadang lebih dalam sehari, tidak ada kesulitan dalam menelan dan minum, pasien mandi dibantu keluarga 1 kali sehari, kebesihan gigi dan mulut kurang, kebersihan kuku dan tangan baik, pola eliminasi, BAB 1-2 kali sehari, karakter feses biasa, tidak ada riwayat perdarahan, tidak ada penggunaan laksatif, pola BAK normal, karakter urin kunig, tidak ada nyeri saat BAK, tidak ada riwayat penyakit ginjal,

8. Mekanisme Koping

Adaptif yaitu bicara dengan orang lain.

2. Analisa Data

Sign/Symptom Etiology Problem

Ds:

a.Klien mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam melakukan

pergerakan, ia mengatakan

kelemahan, dan kehilangan sensasi, otot teras kejang, bagian ekstremitas teras kebas, dan membutuhkan bantuan orang lain untuk membantu pergerakan, klien mengatakan sebelum menderita stroke ia menderita hipertensi dan kolesterol. Do:

Hipertensi

Kepekatan darah meningkat

aterosklerosis

pembentukan thrombus

obstruksi thrombus di otak

menurunnya suplai darah ke otak

terjadi hipoksia serebri

infark jaringan otak

kerusakan pusat gerakan motorik di lobus frontalis

hemisphere/hemiplagia

(31)

a. Penurunan waktu reaksi

b. Kesulitan bergerak c. Perubahan cara

berjalan d. Keterbatasan

kemampuan untuk melakukan

Sign/Symptom Etiology Problem

Ds:

a.Klien mengatakan bahwa dia tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri, seperti mandi sendiri dan ke tilet sendiri, klien harus dibantu keluarga karena klien takut jatuh.

Do:

a.Ketidakmampuan

melakukan kegiatan eliminasi /ke kamar kecil:

1. Duduk/bangun dari toilet

2. Melepas dan mengenakan

pakaian

3. Membersihkan diri sehabis eliminasi 4. Menyiram toilet b. Ketidakmampuan klien

melakukan:

1. Mengeringkan badan

2. Mengambil

infark jaringan otak

kerusakan pusat gerakan motorik di lobus frontalis

(32)

perlengkapan mandi 3. Masuk dan keluar

kamar mandi

4. Mendapatkan atau menyediakan air

Sign/Symptom Etiology Problem

Ds:

a.Klien mengatakan bahwa ia lebih sering duduk dalam waktu yang lama, dan jarang merubah posisi, klien juga berjemur dipagi hari tanpa menggunakan lotion/bedak/minyak. Do:

a. Kesulitan bergerak b. Tirah baring c. Kehilangan sensasi d. Adanya perubahan

pigmentasi

infark jaringan otak

kerusakan pusat gerakan motorik di lobus frontalis hemisphere/hemiplagia

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang didapatkan dari hasil pengkajian yang dilakukan kepada klien didapatkan; klien mengalami stroke yang menyebabkan terjadinya kerusakan mobilitas fisik akibat terjadinya kerusakan muskuskeletal dan kerusakan neurovaskuler, yang dapat menyebabkan kerusakan pada kerusakan mobilitas fisik yang dapat menyebabkan masalah yang lain pada klien seperti: 1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan

(33)

2. Kurang perawatan diri berhubungan (hygiene, toileting, berpindah, makan,) berhubungan dengan gejala sisa stroke akibat kerusakan neurovaskuler dan muskuloskeletal ditandai dengan ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan klien terhadap perawatan diri sendiri, sebagia dampak kerusakan mobilitas fisik klien

3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan penyakit berat (akibat kerusakan mobilitas) ditandai dengan ketidakmampuan klien melakukan ambulasi sesering mungkin, yang mengakibatkan kulit tertekan. Masalah keperawatan prioritas adalah kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler dan muskuluskeletal

4. Perencanaan

No

Dx Perencanaan Keperawatan

Dx. 1

Tujuan:

a. Pasien dapat menunjukkan peningkatan mobilitas b. Pasien mengatakan terjadi peningkatan aktivitas

Kriteria Hasil:

a. Pasien akan melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi b. Pasien mampu berbalik sendiri ditempat tidur atau memerlukan

bantuan pada tingkat yang realistis

c. Menunjukkan penggunaan alat bantu yang benar d. Meminta bantuan reposisi, sesuai dengan kebutuhan

Intervensi Rasional

1. Pertahankan body aligment, dan posisi yang nyaman

2. Cegah pasien jatuh, berikan pagar pengaman pada tempat tidur

3. Lakukan latihan aktif maupun pasif, seperti meremas bola karet, melebarkan jari-jari kaki dan telapak

4. Lakukan fisioterapi dada dan postural drainase

5. Monitor kulit yang tertekan, amati kemungkinan dekubitus 6. Tingkatkan aktivitas sesuai

batas toleransi

7. Berikan penkes tentang a. Pencegahan konstipasi b. Body mechanic dan posisi c. Latihan dan istirahat

1. Mencegah iritasi dan mencegah komplikasi

2. Mempertahankan keamanan pasien

3. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur

4. Meningkatkan fungsi paru

5. Memonitor gangguan integritas kulit

6. Mempertahankan tonus otot

7. Memberikan pengetahuan dalam perawatan diri

(34)

8. Lakukan ambulasi sebanyak mungkin jika memungkinkan

menimbulkan dekubitus

No

Dx Perencanaan Keperawatan

Dx. 2

Tujuan:

Pasien dapat melakukan perawatan diri secara aman Kriteria Hasil:

a. Menerima bantuan atau perawatan total dari pemberi perawatan jika diperlukan

b. Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan hygiene mulut

c. Mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan menyediakan perlengkapan mandi

d. Membersihkan dan mengeringkan tubuh e. Melakukan perawatan mulut

f. Mengenali/mengetahui kebutuhan akan bantuan untuk toileting g. Mengenali dan berespon terhadap urgensi untukberkemih atau

defekasi

h. Mampu untuk pergi atau keluar dari toilet

Intervensi Rasional

1. Lakukan kajian kemampuan klien dalam perawatan diri terutama ADL

2. Jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk ADL

3. Jaga privasi dan keamanan pasien selama memberikan perawatan

4. Berikan penjelasan sebelum melakukan tindakan

5. Selama melakukan aktivitas berikan dukungan dan pujian kepada pasien

6. Lakukan latihan aktif dan pasif 7. Monitor ttv sebelum dan

sesudah ADL

8. Identifikasi kebiasaan defekasi 9. Berikan penkes:

1. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan

2. Perencanaan yang matang dalam melakukan kegiatan sehari-hari

3. Memberikan keamanan

4. Meningkatkan self-esteem dan motivasi

5. Meningkatkan self-esteem

6. Meningkatkan sirkulasi darah 7. Mengecek perubahan keadaan

pasien

(35)

a. Perawatan diri seperti mandi b. Perawatan kuku, rambut, c. Latihan pasif dan aktif d. Keamanan aktivitas dirumah e. Komplikasi yang mungkin

timbul

membantu dalam pencegahan konstipasi dan sembelit

9. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam perawatan diri.

No

Dx Perencanaan Keperawatan

Dx. 3

Tujuan:

a. Pola kebersihan diri pasien normal b. Keadaan kulit, rambut kepala bersih c. Klien dapat terhindar dari kerusakan kulit Kriteria Hasil:

a. Pasien berpartisipasi pada tingkat kemampuan untuk mencegah kerusakan kulit

b. Mampu mengidentifikasi factor risiko individual

Intervensi Rasional

a. Inspeksi seluruh kulit, catat adanya kemerahan, pembengkakan. Berikan perhatian khusus pada daerah belakang kepala, kulit didaerah kaus kaki atau pada lekukan dimana kulit sering tersentuh/tertekan

b. Lakukan masase pada kulit dengan lotion/minyak

c. Lakukan perubahan posisi sesering mungkin di tempat tidur maupan sewaktu duduk. Letakkan pasien dalam posisi telungkup secara periodik. d. Bersihkan dan keringkan kulit

khususnya daerah-daerah dengan kelembaban tinggi seperti perineum.

e. Jagalah alat tenun tetap kering dan bebas dari lipatan-lipatan, dan kotoran.

f. Tinggikan ekstremitas secara periodik.

a. Kulit biasanya cenderung rusak karena perubahan sirkulasi perifer, ketidakmampuan untuk merasakan tekanan, imobilisasi, gangguan opengaturan suhu

b. Meningkatkan sirkulasi dan melindungi permukaan kulit, mengurangi terjadinya ulserasi c. Meningkatkan sirkulasi pada

kulit

d. Kulit yang bersih dan kering tidak akan cenderung mengalami kerusakan kulit

e. Mengurangi/mencegah adanya iritasi pada kulit

f. Untuk meningkatkan arus balik

vena, menurangi

(36)

5. Implementasi dan Evaluasi

1. Mempertahankan posisi yang nyaman

2. Mencegah klien jatuh, berikan pagar pengaman pada tempat tidur

3. Melakukan latihan aktif maupun pasif, seperti meremas bola karet, melebarkan jari-jari kaki dan telapak

4. Memonitor kulit yang tertekan, amati kemungkinan dekubitus 5. Meningkatkan aktivitas

sesuai batas toleransi 6. Memberikan penkes

tentang

a. Pencegahan konstipasi

b. Latihan dan istirahat

7. Melakukan ambulasi sebanyak mungkin jika memungkinkan diberikan klien mampu

menggerakkan tangan dengan latihan meremas bola karet.

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan : latihan aktif yaitu melebarkan jari-jari, dan meremas bola karet

(37)

tanggal Dx Keperawatan

1. Mengkaji kemampuan klien dalam perawatan diri terutama ADL 2. Menjadwalkan jam

kegiatan tertentu untuk ADL

3. Menjaga privasi dan keamanan pasien selama memberikan perawatan

4. Memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan

5. Memberikan dukungan dan pujian kepada pasien

6. Melakukan latihan aktif dan pasif

7. Memonitor ttv sebelum dan sesudah ADL 8. Mengidentifikasi

kebiasaan defekasi 9. Memberikan penkes

tentang: yang sudah diajarkan.

O: klien mampu makan sendiri jika sudah disediakan dan letaknya dekat dengan klien.

(38)

Selasa,

1. Menginspeksi seluruh kulit, mencatat adanya kemerahan,

pembengkakan, dan memberikan perhatian khusus pada daerah belakang kepala, kulit didaerah kaus kaki atau

3. Melakukan perubahan posisi sesering mungkin di tempat tidur maupan sewaktu duduk. meletakkan pasien dalam posisi telungkup secara periodik.

4. Membersihkan dan mengeringkan kulit khususnya daerah-daerah dengan kelembaban tinggi seperti perineum. 5. Menjaga alat tenun tetap

kering, bersih, dan bebas lipatan

6. Meninggikan ekstremitas secara periodik.

S: klien mengatakan akan melakukan hal yang sudah diajarkan.

O: kulit klien terlihat kering, dibagian kaki dan tangan, karena klien sering berjemur di pagi hari dan tidak memakai lotion, terdapat kemerahan dibagian punggung, dan dibagian panggul,

tidak ada

pembengkakan

A: masalah belum teratasi

(39)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia terdiri atas unsur-unsur yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan manusia. Kebutuhan Dasar Manusia menurut teori Hirarki Abraham Maslow terdiri atas kebutuhan fisiologis, aman nyaman, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Perry, 2005).

Teori Hirarki merupakan teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami kebutuhan dasar manusia ketika mengaplikasikan asuhan keperawatan. Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi klien yang mengalami gangguan kesehatan, kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar klien yang terganggu. Teori keperawatan Virginia Henderson; mencakup seluruh kebutuhan dasar manusia yang dibagi kedalam 14 kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan atau lebih sering disebut 14 kebutuhan dasar Henderson dan kebutuhan mobilisasi terdapat dalam urutan keempat yaitu “Bergerak dan mempertahankan posisi yang

dikehendaki”, (Potter & Perry, 2005).

(40)

penggunaan kursi roda), penggunaan alat eksternal (seperti gips atau traksi), dan pembatasan gerakan volunter (Potter, 2005).

Penyebab secara umum yang dapat mengakibatkan gangguan mobilitas seperti; kelainan postur, gangguan perkembangan otot, kerusakan sistem saraf pusat, trauma langsung pada muskuloskeletal dan neromuskular, dan kekuatan otot. Klien yang mengalami gangguan mobilitas fisik tidak mampu untuk melakukan aktivitas secara mandiri, dan memiliki ketergantungan pada orang di sekitarnya, seperti pada keluarganya (Brunner & Suddarth 2002).

Stroke salah satu yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mobilitas (mobilisasi) fisik. Stroke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran yang perfusinya tidak adekua, dan jumlah aliran darah koleteral (sekunder dan aksesoris). Fungsi otak yang tidak rusak tidak dapat memperaiki kerusakan sepenuhnya. Stroke adalah penyakit motor neuron atas atau hemoragi serebral yaitu suatu hemoragi ke dalam area otak yang mengakibatkan kehilangan fungsi pada bagian otak tersebut, umumnya mengacu sebagai cedera serebro-vaskuler (CSV) atau stroke (Brunner & Suddarth 2002).

Karena neuron motor atas melintas, gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakanneuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan, yang dapat menyebabkan paralisis dan hilangnya atau menurunnya refleks tendon dalam, pada bagian ekstremitas yang terkena, yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan atau kerusakan mobilitas fisik yang dapat juga menyebabkan masalah lain seperti kurang perawatan diri dan resiko kerusakan integritas kulit (Brunner & Suddarth 2002).

(41)

(43, 1 per seribu). Prevalensi pada laki lebih banyak dari pada wanita. Laki 7,1 per seribu, dan wanita 6,8 per seribu (Riskesdas 2013).

Data dari stroke registry yang juga dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan sejak 2013 sampai 2014, menunjukkan proporsi menurut kelompok umur dibanding total pasien stroke (angka proporsional) sebagai berikut; kelompok umur 21-30 tahun (0,7%), kelompok umur 31-40 tahun (4,5%), kelompok umur 41-50 tahun (18,5%), kelompok umur 51-60 tahun (33,8%), kelompok umur >60 tahun (42,1%).

Oleh karena itu, permasalahan kebutuhan dasar mobilisasi atau mobilitas harus diperhatikan. Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan mobilisasi selama dilakukan perawatan, menarik minat penulis untuk membahas dan menyusun intervensi penatalaksanaan gangguan mobilisasi yang dialami oleh klien.

B.Tujuan

1. Tujuan Umum

Karya Tulis Ilmiah ini bertujusan untuk memberikan asuhan keperawatan pada Ny. D, dengan prioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi aktivitas di lingkungan 5 kelurahan Harjo Sari, kecamatan Medan Amplas.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut : a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasein dengan

masalah kebutuhan dasar mobilisasi.

b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasein dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi

c. Mahasiswa mampu memberikan intervensi keperawatan pada pasein dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi

d. Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan pada pasein dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi

(42)

C. Manfaat

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilitas. 2. Pelayanan Keperawatan

Memberi informasi dan membantu meningkatkan dalam upaya pencegahan mobilitas.

3. Klien

(43)

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas

Di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi D III Keperawatan

Oleh

Rieska Sihombing

122500130

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(44)
(45)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjantkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat da berkatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Komunitas”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi Keperawatan D III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

2. Erniyati, S.Kp., MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

3. Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp., MNS, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Mula Tarigan, S.Kp., M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selakuk penguji yang telah meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan saran-sarannya.

7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(46)

dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dan kepada kedua adikku terkasih Rodo Pandapotan Sihombing, Rolian Natalia Sihombing, yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Sahabat-sahabat saya, kak Ruth Veranita Barus, kak Juni Magdalena Sitompul, kak Dian Nancy Pandiangan, yang telah memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Teman-teman satu Kelompok kecilku di UKM KMK USU kak Tetty Siadari (PKK), Ridwan Marbun, Elsi Lumban Gaol.

11.Teman-teman satu dosen pembimbing, serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2012 yang telah mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

12.Masyarakat lingkungan V kelurahan Harjo Sari Kecamatan Medan Amplas yang telah berpartisipasi dalam pengelolaan kasus.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 29 Juni 2015

(47)

DAFTAR ISI Lembar Sampul

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... iv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Tujuan ... 3

C.Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas 1. Pengkajian ... 4

2. Analisa Data ... 7

3. Rumusan Masalah ... 7

4. Perencanaan ... 8

B.Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 10

2. Analisa Data ... 13

3. Rumusan Masalah ... 15

4. Perencanaan ... 16

5. Implementasi ... 19

6. Evaluasi ... 19

BAB III KESIMPULAN dan SARAN A.Kesimpulan ... 22

B.Saran ... 23

Daftar Pustaka ... 24 Lampiran 1 Format Data Pengkajian Pasien

Referensi

Dokumen terkait

 Dengan istirahat yang cukup dan teratur dapat membantu untuk menyiapkan energi yang cukup bagi klien.  Aktivitas dipriode istirahat dapat menyebabkan pasien kekurangan

Dari pengkajian tentang keluhan utama diperoleh data pasien mengatakan sangat terganggu dengan ketidak mampuan pasien dalam melakukan mobilisasi fisik akibat

Rencana asuhan keperawatan dengan hambatan mobilitas fisik pada Ny.R yaitu kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera dan perhatikan persepsi pasien terhadap mobilisasi,

dan klien yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan. keperawatan yang optimal pada umumnya dan klien stroke

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan post op Sectio Caesaria hari ke 2 ditandai dengan ketidakmampuan klien melakukan aktivitas dasar sehari-hari, ditandai dengan

Puji dan syukur penulis panjantkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat da berkatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

Baik di rumah sakit maupun di komunitas, terkhusus di komunitas, dibutuhkan seorang pelayan kesehatan harus pandai berbaur dan membina hubungan yang baik

Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 1.. Jakarta: