ANALISIS KONTRASTIF KATA ULANG BAHASA
MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA
Skripsi
Disusun Oleh :
NURMASARI
070710022
PROGRAM STUDI SASTRA CINA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
ANALISIS KONTRASTIF KATA ULANG BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang
Ilmu Sastra Cina.
Oleh: Nurmasari
070710022
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A Wu Qiao ping, M.A
NIP: 19630109 198803 2 001
KETUA JURUSAN
Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.
NIP. 19630109 198803 2 001
DEKAN
Dr. H. Syahron Lubis, M.A
PENGESAHAN
Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk
melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina.
Hari/ tanggal : Jumat, 17 Juni 2011
Pukul : 13.20.WIB sampai selesai
Tempat : Kantor Jurusan Sastra Cina-USU
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan
Dr. H. Syahron Lubis, M.A
NIP: 19511013 1 197603 1 001
Panitia Ujian
No Tanda Tangan
1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A ( )
2. Dra. Nur cahaya Bangun, M.Si ( )
3. Wu Qiao ping, M.A ( )
ABSTRACT
The title of this research is “Analisis Kontrastif Kata Ulang Bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia”. The purpose of the research is to find the differences and similarities of repetition words between Mandarin and Indonesian.
The writer used morphology, morpheme, words and part of speech as concepts of this thesis. To describe the analysis, the writer used a comparative descriptive method. The contrastive analysis is used as a theory to find out the differences and similarities of both languages.
The result shows that the differences of repetition between Mandarin and Indonesian are more visible than the similarities. The dominant differences are, Mandarin repetition occurs because of repetition of morpheme, otherwise in Indonesian repetition occurs because of the word that is repeated. Beside that, the process of repetition in Mandarin doesn’t have affix combination. The similarities of repetition words in both languages such as repetition in verb, noun, adjective, and auxiliary the process of repetition occurs entirely, namely repeat the source of morpheme.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahi Rabbil Alamiin, segala puji dan syukur penulis haturkan
kehadirat Allah SWT atas segala berkat, dan hidayah-Nya serta cinta dan
kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis
Kontrastif Pengulangan Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia” dengan maksud
dan tujuan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sastra pada
Universitas Sumatera Utara (USU).
Skripsi ini adalah hadiah kecil untuk keluarga besar Syafi’i, terima kasih
ya Rabb karena menitipkan penulis di keluarga yang sangat luar biasa. Keluarga
yang penuh dengan curahan cinta kasih, bak air bah tertumpah yang tak pernah
henti.
Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan, dorongan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A., selaku Ketua Program Studi Sastra Cina
USU dan juga sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memberi banyak saran kepada penulis
3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi
Sastra Cina USU yang telah banyak memberi bantuan, saran, dan
semangat kepada penulis.
4. Wu Qiao Ping, M.A., dan Liu Jin Feng, M.A., selaku dosen di Program
Studi Sastra Cina yang telah banyak memberi bantuan, dukungan, dan
saran yang tiada henti-hentinya.
5. Ayahanda Sahak Syafi’i dan Ibunda Rita Sri Dewi. Bunda, yang sudah
menjadi sumber inspirasi di setiap nafas yang terhela dalam hidup, untuk
setiap tetes air mata, tetes keringat, doa, cinta yang tak pernah pudar, dan
pengabdianmu sebagai seorang Ibu. Ayah, yang sudah banyak memberi
sebentuk kasih yang menjadikan hidup tampak sempurna, yang banyak
memberi pelajaran mengenai hidup, perjuangan, pengorbanan, keikhlasan,
ketulusan, dan cinta Allah SWT.
6. Adinda Rima tercinta, yang tak henti-hentinya memberi dukungan dan
semangat yang begitu luar biasa. Kakanda bolons tercinta (jalan kita masih
panjang dan sudah saatnya kita mulai berdiri di atas kaki kita sendiri).
7. Sahabat-sahabat yang penuh semangat memberi dukungan kepada penulis.
Saudaraku di jalan Allah dan sahabat yang telah memberi dukungan dan
semangat baru serta menjadi pendengar baik tentang kisah di balik
penyelesaian skripsi ini untuk penulis (mala, zayu, ayu, eni, ririn, winda,
8. Keluarga tercinta di Medan, pak Bahar yang senantiasa memberi masukan
dan dukungan penuh, Afan dan Ririn (setiap orang punya harapan,
disitulah dibutuhkan perjuangan).
9. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima
kasih.
Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat berkah dan balasan oleh limpahan kasih Allah SWT. Sebagai manusia,
penulis sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi
ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Medan, 15 Juni 2011
DAFTAR ISI
PENGESAHAN
ABSTRAK ……….…. i
KATA PENGANTAR ………...…….…… ii
DAFTAR ISI ………...……….…... v
BAB I PENDAHULUAN ……….……...……….. 1
1.1LATAR BELAKANG MASALAH ... 1
1.2 RUANG LINGKUP MASALAH …………...………....………... 4
1.3 RUMUSAN MASALAH ………....……...……… 4
1.4 TUJUAN MASALAH ………...……...….…….... 5
1.5 MANFAAT PENELITIAN ………...……… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI .... 7
2.1 HASIL PENELITIAN PENELITI SEBELUMNYA ..…….……… 7
2.2 KONSEP .………...….……… 7
2.2.1 Definisi Pengulangan ...…...……...….………...… 10
2.2.2 Analisis Kontrastif ………..……….…...…. 11
2.3 LANDASAN TEORI ………...…….…….……... 11
2.3.1 Definisi Morfologi …………...………... 11
2.3.2 Definisi Morfem ... 12
2.3.3 Definisi Kata ... 14
2.3.4 Kelas Kata ... 14
2.3.4.1 Kelas Kata Bahasa Indonesia ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ………...…….……....….…….…. 20
3.1METODE PENELITIAN ……….….………….…….... 20
3.2 PENGUMPULANDATA ... 21
3.3 ANALISIS DATA ………..…..……...………... 21
3.4 DATA DAN SUMBER DATA ... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23
4.1 PEMBENTUKAN PENGULANGAN BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA ... 23
4.1.1 Pembentukan Pengulangan Bahasa Mandarin Berdasarkan Kelas Kata ………....…….…… 25
4.1.2 Pembentukan Pengulangan Bahasa Indonesia Berdasarkan Kelas Kata ...……… 46
4.2 ANALISIS KONTRASTIF PEMBENTUKAN PENGULANGAN BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA... 49
4.2.1 Perbedaan Pembentukan Pengulangan Bahasa Mandarin Dan Bahasa Mandarin ... 49
4.2.2 Persamaan Pembentukan Pengulangan Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...……....…... 52
5.1 KESIMPULAN ………...……...…….… 52
5.2 SARAN ………..……...…...………. 52
ABSTRACT
The title of this research is “Analisis Kontrastif Kata Ulang Bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia”. The purpose of the research is to find the differences and similarities of repetition words between Mandarin and Indonesian.
The writer used morphology, morpheme, words and part of speech as concepts of this thesis. To describe the analysis, the writer used a comparative descriptive method. The contrastive analysis is used as a theory to find out the differences and similarities of both languages.
The result shows that the differences of repetition between Mandarin and Indonesian are more visible than the similarities. The dominant differences are, Mandarin repetition occurs because of repetition of morpheme, otherwise in Indonesian repetition occurs because of the word that is repeated. Beside that, the process of repetition in Mandarin doesn’t have affix combination. The similarities of repetition words in both languages such as repetition in verb, noun, adjective, and auxiliary the process of repetition occurs entirely, namely repeat the source of morpheme.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata, dan tata bahasa.
Pelafalan bisa diandaikan seperti bentuk luar dari bahasa, kosakata adalah seperti
bahan konstruksinya, sedangkan tata bahasa adalah peraturan penyusunan bahasa.
Dengan mengandalkan kosakata saja tidaklah dapat membentuk suatu bahasa.
Hanya dengan menggunakan peraturan tata bahasa untuk menggabungkan kata
atau gabungan kata, barulah bisa menjadi alat komunikasi. Dengan
menggabungkan kata menjadi kalimat serta menggunakan suara untuk
menyampaikannya barulah bisa terjadi komunikasi. Inilah yang dinamakan bahasa.
Bahasa Mandarin adalah bahasa nasional china Han yang mana lebih dari
90% dari total populasi china, memakai bahasa Mandarin ini sebagai bahasa
sosial yang lazim digunakan oleh bangsa China. Bahasa Mandarin dan bahasa
Indonesia berasal dari rumpun yang berbeda, yaitu bahasa Mandarin termasuk ke
dalam rumpun Sino-Tibet, sedang bahasa Indonesia termasuk ke dalam rumpun
Austronesia (Keraf:1983:26).
Berdasarkan tata bahasanya, bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia
mempunyai pengulangan kata. Proses pengulangan merupakan peristiwa
pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruh maupun
maupun tidak (Muslich:2008:48). Proses pengulangan disebut dengan reduplikasi.
Dalam bahasa Mandarin, ada beberapa jenis kata yang terjadi pengulangan seperti
pada kata benda, kata bantu bilangan, kata kerja, dan kata sifat.
Contoh pengulangan kata sifat dalam bahasa Mandarin :
‘ 净净’ dibaca gan gan jing jing,dari bentuk dasar ‘ 净’ gan jing
yaitu bersih
Jika dilihat dari bentuk dasarnya yaitu ‘ 净’, kata tersebut terdiri dari 2
morfem yaitu dibaca gan, dan 净 dibaca jing. Sesudah terjadi pengulangan
maka mendapatkan pola AABB yaitu 净 净 dibaca gan gan jing jing.
Sedangkan makna sesudah diulang menyatakan suatu tingkatan/derajat sehingga
tidak lagi ditambahkan kata keterangan tingkatan/derajat seperti 很 dan 非常 yang
artinya sangat. Berarti dari kata 净净 mengandung arti sangat bersih.
Contoh pengulangan kata sifat dalam bahasa Indonesia :
Bersih-bersih, dari bentuk dasar ‘bersih’
Jika dilihat dari bentuk dasarnya yaitu ‘bersih’, kata tersebut terdiri dari 1
morfem yaitu bersih yang dapat berdiri sendiri dan merupakan kata. Sesudah
terjadi pengulangan menjadi bersih-bersih yang merupakan proses pengulangan
Dari kedua contoh yang diberikan, terlihat suatu perbedaan dalam
pengulangan kata sifat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Pengulangan kata
sifat dalam bahasa Mandarin terjadi karena adanya morfem yang diulang,
sedangkan pengulangan kata sifat dalam bahasa Indonesia terjadi karena adanya
kata yang diulang.
Adanya perbedaaan proses pembentukan salah satu contoh jenis kata yaitu
kata sifat yang terjadi pada pengulangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia,
maka cabang linguistik yang sesuai untuk membicarakan ini adalah morfologi.
Morfologi adalah bagian linguistik yang mempelajari morfem serta menganalisis
struktur, bentuk, klasifikasi kata-kata (Alwasilah:1993:110). Jadi, kajian
morfologi terutama dilakukan untuk menemukan morfem dan kata dari suatu
bahasa.
Morfologi sebagai ilmu bahasa yang salah satunya membicarakan proses
pengulangan (reduplikasi) penting untuk dipelajari karena kata yang berubah
bentuk akan mengalami perubahan makna. Persoalan tersebut merupakan
persoalan yang menarik untuk dikaji dengan analisis kontrastif. Analisis kontrastif
adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa
pertama dengan struktur bahasa kedua untuk mengidentifikasikan
perbedaaan-perbedaan di antara kedua bahasa (Tarigan:1988:23). Kesimpulannya linguistik
kontrastif merupakan salah satu cabang linguistik yang fungsinya mengontraskan
Dari pengamatan tersebut, penulis tertarik sekali untuk menganalisis dan
membandingkan proses pengulangan (reduplikasi) bahasa Mandarin dan proses
pengulangan (reduplikasi) bahasa Indonesia dari segi morfologinya serta untuk
mengetahui perbedaan dan persamaan antara dua bahasa tersebut.
1.2Ruang Lingkup Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada masalah yang berkaitan
dengan bentuk dasar dan proses pengulangan. Penulis ingin lebih memfokuskan
penelitian struktur pengulangan pada kata benda, kata bantu bilangan, kata kerja,
dan kata sifat bahasa Mandarin yang akan dibandingkan dengan struktur
pengulangan kata benda, kata bantu bilangan, kata kerja, dan kata sifat bahasa
Indonesia, perubahan bentuk setelah mengalami proses pengulangan ditinjau dari
segi proses morfologinya.
1.3Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembahasan dalam proposal skripsi ini yaitu tentang
analisis proses pengulangan (reduplikasi) terutama dalam pembagian jenis, proses
pembentukannya serta makna dari kata tersebut. Maka jelas akan didapati
perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan yang mendasar merupakan hal
Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk menemukan perbedaan dan
persamaan bentuk kata ulang tersebut adalah dengan analisis kontrastif. Dalam
bentuk pernyataan permasalahan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembentukan kata ulang (reduplikasi) bahasa Mandarin.
2. Bagaimana proses pembentukan kata ulang (reduplikasi) bahasa Indonesia.
3. Apakah perbedaan dan persamaan bentuk kata ulang (reduplikasi) bahasa
Mandarin dan bahasa Indonesia.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan proses pembentukan kata ulang (reduplikasi)
dalam bahasa Mandarin.
2. Untuk mendeskripsikan proses pembentukan kata ulang (reduplikasi)
dalam bahasa Indonesia.
3. Untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan bentuk kata ulang
1.5Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat secara teoritis, yaitu dapat bermanfaat bagi kontribusi bahasa
Mandarin tentang proses pembentukan kata ulang bahasa Mandarin dan
bahasa Indonesia.
2. Manfaat secara praktis, yaitu bermanfaat bagi pembaca untuk pemahaman
tentang proses pembentukan kata ulang bahasa Mandarin dan bahasa
Indonesia khususnya pada mahasiswa Sastra China sebagai bahan
pertimbangan untuk mendapatkan suatu ide atau gagasan baru di masa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN
TEORI
2.1 Hasil Penelitian Peneliti Sebelumnya.
Ada beberapa penelitian yang terkait yang dapat dijadikan penulis sebagai
bahan referensi untuk meneliti penelitian tentang reduplikasi bahasa Mandarin
dan bahasa Indonesia ataupun yang berhubungan dengan kajian Analisis
Kontrastif maupun Morfologi, yakni:
1. Aprida Indriani (2005) Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Sumatera
Utara yang dalam skripsinya berjudul “Analisis Kontrastif Reduplikasi
Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Morfologi”,
yang menyimpulkan bahwa :
- Dalam reduplikasi bahasa Jepang dan bahasa Indonesia ada yang
mengalami perubahan bunyi dan ada juga yang tidak.
- Reduplikasi berubah bunyi pada bahasa Jepang terjadi pada nomina
dan adjektiva, pada nomina bahasa Indonesia hanya sedikit.
- Tidak semua nomina dalam bahasa Jepang dapat diulang sedangkan
dalam bahasa Indonesia semua nomina dapat diulang dan menyatakan
jamak.
- Berdasarkan bunyi yang dihasilkan, reduplikasi nomina pada bahasa
dalam reduplikasi nomina bahasa Indonesia perubahan fonem tidak
hanya pada awal fonem saja tetapi pada fonem tengah dan fonem akhir.
- Dalam bahasa Jepang mengalami reduplikasi berimbuhan pada akhir
katanya, sedangkan dalam bahasa Indonesia reduplikasi berimbuhan
dapat terjadi di awal, di tengah, dan di akhir kata.
- Pada struktur reduplikasi pronomina bahasa Jepang hanya ada satu
macam reduplikasi utuh, sedangkan pada struktur reduplikasi bahasa
Indonesia semua persona dapat diulang dan menyatakan jamak.
2. Mariatul Qiftiah (2010) Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Sumatera
Utara yang dalam skripsinya berjudul ”Proses Morfemis Prefiks Hi, Fu,
Mu, Dan Mi Dan Juga Pemaknaannya Dalam Bahasa Jepang” yang
menyimpulkan bahwa:
- Pada proses pembentukan katanya, kata baru yang terbentuk pada
keemapat prefiks ini ada yang mengalami perubahan kelas kata dan
ada yang tidak mengalami perubahan kelas kata. Perubahan kelas kata
yang banyak terjadi adalah membentuk kata sifat. Oleh karena itu
apabila kata dasarnya adalah kata sifat maka rata-rata proses
pembentukan katanya tidak mengalami perubahan kelas kata.
- Tidak ada bunyi tertentu yang harus mengikuti sebuah prefiks ini hal
ini dapat terlihat bahwa keempat prefiks tersebut dapat diikuti oleh
keempat bunyi awal yang sama.
- Untuk setiap prefiks memiliki kecendrungan yang berbeda pada
dominan diikuti oleh kata benda yang sifatnya abstrak. Untuk prefiks
fu lebih banyak diikuti oleh kata sifat yang bersifat sesuatu yang
berhubungan dengan perasaan. Untuk prefiks mu lebih banyak diikuti
oleh kata benda yang konkret. Dan untuk prefiks mi lebih banyak
diikuti oleh gokan dari kata kerja.
- Dalam hal pemaknaannya keempat prefiks ini menyatakan penidakan
ataupun sifat negatif, adapun perbedaannya adalah bahwa prefiks hi
lebih bersifat kepada penidakan pada apa yang tertera pada bentuk
dasarnya dan lebih bersifat netral. Untuk prefiks fu lebih menekankan
kepada hal-hal yang dianggap memberikan nilai yang kurang baik
dirasakan. Untuk prefiks mu karena lebih bnayak diikuti oleh kata
benda maka maknanya lebih kepada ketidakadaan wujud dari apa yang
tersebut pada bentuk dasarnya. Dan untuk prefiks mi menekankkan
makna pada sesuatu atau keadaan yang belum terjadi
- Dijumpai prefiks yang dapat digabung dengan sufiks atau adanya
penambahan awalan dan akhiran pada satu kata dasar, yakni pada
prefiks hi yang bisa dikonfiks dengan sufiks teki dan prefiks mi yang
2.2 Konsep
Woodruff (dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1)
suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian
tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang
membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui
pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep pengulangan
dan analisis kontrastif. Kedua konsep tersebut akan dijabarkan dalam sub bab
berikut ini.
2.2.1 Definisi Pengulangan
Verhaar (2001:152) menyatakan bahwa proses pengulangan (reduplikasi)
atau pengembaran adalah proses morfemis yang mengulangi bentuk dasar atau
sebagian dari bentuk dasar tersebut. Muslich (2008:48) menyatakan bahwa proses
pengulangan atau reduplikasi adalah peristiwa pembentukan kata dengan jalan
mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi
fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak.
Menurut Chaer (2007:182) pengulangan adalah proses morfemis yang
mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial),
maupun dengan perubahan bunyi. Kridalaksana (1984:167) menyatakan bahwa
pengulangan adalah proses dan hasil ulangan satuan bahasa sebagai alat fonologis
Dapat disimpulkan bahwa pengulangan adalah suatu proses morfemis
yang mengulangi suatu bentuk dasar maupun bentuk yang sudah terjadi afiksasi.
2.2.2 Definisi Linguistik Kontrastif
Menurut Tarigan (1988:23-29) menyatakan bahwa Analisis Kontrastif atau
yang lebih dikenal dengan Anakon adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba
membandingkan struktur bahasa pertama dengan bahasa kedua untuk
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara dua bahasa.
Pada Analisis Kontrastif inilah dapat digunakan sebagai landasan dalam
menemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan antara bahasa
Mandarin dan bahasa Indonesia.
2.3 Landasan Teori
2.3.1 Definisi Morfologi
Cabang linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa
sebagai satuan gramatikal disebut Morfologi (Verhaar:2001:97). Alwasilah
(1993:110;111;118) juga menyatakan Morfologi adalah bagian linguistik yang
mempelajari morfem serta menganalisis struktur, bentuk, klasifikasi kata-kata.
Menurut Samsuri (1994:191) bahwa yang disebut dengan proses morfologis ialah
cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan
morfem yang lain.
Crystal (dalam Muis dan Herman, 2005:1), Morfologi adalah cabang tata
morfem. Morfologi pada umumnya dibagi ke dalam dua bidang: yakni telaah
infleksi (inflectional morphology), dan telaah pembentukan kata (lexical or
derivational morphology).
Dari beberapa teori para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Morfologi dalah salah satu cabang linguistik yang mempunyai tugas untuk
menelaah struktur dan pembentukan kata yang ada kaitannya dengan morfem.
2.3.2 Definisi Morfem
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli yang yang mengemukakan
batasan tentang morfem.
Menurut Samsuri (1994:170) morfem adalah komposit bentuk-pengertian
yang terkecil yang sama atau mirip yang berulang. Akmajian dkk. (1984:58)
menyatakan bahwa morfem adalah satuan terkecil dari pembentukan kata dalam
suatu bahasa yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut ke dalam bagian-bagian yang
bermakna atau yang dapat dikenal. Bauer (1987:13-17), menyatakan morfem
adalah satuan-satuan dasar analisis yang dikenal dalam morfologi.
Muslich (2008:3) menyatakan bahwa morfem ialah bentuk-bentuk
berulang yang paling kecil beserta artinya. Beliau juga menguraikan ada tiga
bentuk morfem yaitu; morfem bebas (free form or free morpheme) yakni
bentuk-bentuk yang dapat dipakai secara tersendiri dalam kalimat atau tuturan biasa,
morfem terikat (bound form or bound morpheme) yakni bentuk yang tidak dapat
yang menjadi unsur pembentuk kalimat, dan morfem semibebas (semi-free form
or semi-free morpheme) yakni bentuk yang masih mempunyai kebebasan.
Dalam bahasa Mandarin, morfem disebut dengan yu su [语素]. Suparto
(2003:17) menyatakan morfem adalah bagian paling kecil dalam tata bahasa yang
mempunyai pelafalan dan arti [语素是最小的语音语 结 体,是最小的语法
单 ]. Fungsi morfem adalah membentuk kata. Berdasarkan kemampuannya
dalam membentuk kalimat, morfem dibagi menjadi dua jenis, yaitu morfem bebas
dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang bisa berfungsi sebagai
kata, misalnya 人 (ren) 高 (gao) 山 (shan). Morfem terikat adalah morfem
yang tidak dapat berfungsi sebagai menjadi kata, baru setelah bergabung dengan
kata lain ia membentuk kata, misalnya 民 (min) 机 (ji) dan 丽 (li). Yongxin
(2005:2) juga menyatakan bahwa morfem adalah satuan terkecil pembentuk kata
yang mmpunyai bunyi dan arti.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
morfem adalah satuan yang terkecil dalam tata bahasa yang mempunyai makna
dan pelafalan yang berfungsi untuk membentuk kata.
2.3.3 Definisi Kata
Menurut Crystal (1980:383-385), kata adalah satuan ujaran yang
mempunyai pengenalan intuitif universal oleh penutur asli, baik dalam bahasa
lisan maupun dalam bahasa tulisan. Muslich (2008:5) juga menyatakan bahwa
Suparto (2003) memberi definisi bahwa kata dalah bagian yang terkecil
dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Sedangkan Yongxin
(2005:2) menyatakan bahwa kata adalah satuan terkecil bahasa yang bisa berdiri
sendiri, mempunyai arti dan bisa digunakan untuk membentuk kalimat. Misalnya:
kata “农 民” dibaca nong min adalah satu kata, karena mempunyai arti
“pekerja yang menggeluti pekerjaan agrikultur jangka panjang”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kata merupakan satuan terkecil dalam tata
bahasa yang mempunyai arti serta dapat berdiri sendiri yang nantinya digunakn
untuk membentuk suatu kalimat.
2.3.4 Kelas kata
Istilah kelas kata disebut juga dengan jenis kata, dalam bahasa Mandarin
disebut ci lei ming cheng [词类 称] atau didalam bahasa Inggris disebut dengan
parts of speech. Muslich (2008:110), jenis kata ialah golongan kata yang
mempunyai kesamaan bentuk, fungsi, dan perilaku sintaksisnya.
2.3.4.1Kelas Kata Bahasa Mandarin
Menurut Yongxin (2005:11-56), pembagian kelas kata dalam bahasa Mandarin
adalah sebagai berikut:
1. Kata Benda ( 词= ming ci)
Kata Benda menyatakan orang, benda, waktu dan tempat, dan lain-lain,
学生 (xue sheng= pelajar),电话 (dian hua= telepon),教师 (jiao shi=
pengajar),汽车 (qi che= mobil), dan lain-lain.
2. Kata Bilangan (数词= shu ci) dan Kata Bantu Bilangan (助量词= liang ci)
Kata Bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu
bilangan adalah kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda. Contoh
kata bilangan seperti:
一 (yi= Satu), 四 (si= empat), 四分之一 (si fen zhi yi= seperempat), 分
之一 (san fen zhi yi= sepertiga), dan lain-lain.
Contoh kata bantu bilangan seperti:
个 (ge= sebuah [digunakan untuk semua benda]), 朵 (duo= sekuntum),
(zhi= seekor), (ben= sebuah[klasifikasi kata untuk buku]), dan lain-lain.
3. Kata Kerja (动词= dong ci)
Menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari tindakan yang
dilakukan orang atau benda, seperti:
去 (qu= pergi), 教 (jiao= mengajar), 帮助 (bang zhu= menolong), 学
(xue xi= belajar), dan lain-lain.
4. Kata Sifat (形容词= xing rong ci)
Kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan,
tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang. Contoh:
大 (da= besar), 冷 (leng= dingin), 净 (gan jing= bersih), 高 (gao
xing= gembira), dan lain-lain.
Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku,
perubahan waktu, lingkup, kualitas, dan keadaan. Contoh:
(bu= tidak), 都 (dou= semua), 在 (zheng zai= sedang), 一 (yi qi=
bersama), dan lain-lain.
6. Kata Ganti ( 词= dai ci)
Kata ganti adalah kata yang mewakili/ menggantikan kata benda, kata
kerja, kata sifat, dan lain-lain. Contoh:
(wo= saya), 你 (ni= kamu), 儿 (zhe er= ini), 样 (zhe yang=
begini), dan lain-lain.
7. Kata Depan (介词= jie ci)
Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti
atau frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan
arah , obyek, waktu, tempat, dan lain-lain. Contoh:
在 (zai= di, berada), 从 (cong= dari), 对 (dui= terhadap), 跟 (gen=
dengan), dan lain-lain.
8. Kata Sambung (连词= lian ci)
Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau
klausa. Contoh:
和 (he= dan), 或 (huo= atau), 而 (er= dan), (yu= dan), dan lain-lain.
9. Kata Bantu (助词= zhu ci)
Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat,
地 (de= digunakan di depan kata kerja atau kata sifat, menyatakan unsur di
depannya adalah keterangan yang menerangkan kata kerja atau kata sifat
tersebut), 过(guo= diletakkan di belakang kata kerja, menjelaskan suatu
tindakan terjadi di masa lampau, atau menyatakan suatu pengalaman
pernah terjadi di masa lampau), 啊 (a= digunakan di akhir kalimat
pernyataan/deklaratif, menyatakan nada pasti, setuju, mendesak,
menasehati, dan lain-lain) 着 (zhe= ditambahkan di belakang kata kerja,
menyatakan kesinambungan suatu tindakan atau keadaan), dan lain-lain.
10.Kata Seru dan Kata Peniru Bunyi
Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau
respon terhadap sesuatu. Kata peniru bunyi merupakan kata yang
menirukan bunyi suatu benda atau gerakan. Contoh kata seru:
啊 (a= menyatakan keheranan, kekaguman), 呀 (ai ya= menyatakan
keheranan), 哈 (ha= mengembuskan napas), 哈 哈 (ha ha= menyatakan
puas), dan lain-lain.
Contoh kata peniru bunyi:
嗡 嗡 (weng weng= menyatakan bunyi gerakan), 哗 哗 (hua hua=
menyatakan bunyi alamiah seperti angin), 哈 哈 (ha ha= suara dari
gerakan/kegiatan manusia), (ding dang= suara dari benda), dan
2.3.4.2Kelas Kata Bahasa Indonesia
Keraf (dalam Muslich, 2008) dalam penjenisan kata, beliau menggunakan
kriteria kesamaan morfem-morfem yang membentuk kata-kata itu, atau
juga kesamaan ciri dan sifat dalam membentuk kelompok katanya.
Berdasarkan kriteria tersebut, kata bahasa Indonesia dapat digolongkan
menjadi empat jenis berikut ini.
1. Kata Benda (Nomina)
Kata benda adalah segala macam kata yang dapat diterangkan atau
diperluas dengan “yang + kata sifat”. Misalnya:
Gunung yang tinggi, buku yang tebal, jembatan yang kuat, perbuatan yang
baik, dan lain-lain.
2. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja adalah segala macam kata yang dapat diperluas dengan
kelompok kata “dengan + kata sifat”. Misalnya:
membaca dengan teliti, berjalan dengan cepat, duduk dengan santai,
belajar dengan rajin, dan lain-lain.
3. Kata Sifat (Ajektival)
Kata sifat adalah segala kata yang dapat mengambil bentuk “se +
reduplikasi + nya, serta dapat diperluas dengan: paling, lebih, sekali.
Misalnya:
se-kuat-kuat-nya paling sempurna
se-besar-besar-nya lebih besar
4. Kata Tugas
Kata tugas adalah segala macam kata yang tidak termasuk salah satu jenis
kata, atau menjadi subgolongan jenis-jenis kata di atas. Contoh:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan
deskriptif komparatif. Data-data yang berkaitan dengan bentuk kata ulang, baik itu
pengulangan kata dasar maupun bentuk yang telah mengalami proses morfologis
dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia akan diteliti dalam pendekatan
deskriptif komparatif ini.
Pendekatan deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya
(Best,1982:119). Sedangkan Pendekatan komparatif merupakan penelitian yang
membandingkan antara dua bahasa yang berbeda yang kemudian disebut juga
sebagai Linguistik Kontrastif yang kemudian berkembang dengan istilah Analisis
Kontrastif. Dictionary of Language and Linguistics mendefinisikan Linguistik
Komparatif sebagai:
An approach to language studies in which sets of phonological, grammatical and lexical correspondence between different periods in the historical development of one language are listed and classified.
3.2 Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam membahas dan
memecahkan masalah penelitian ini adalah metode Library Research (studi
kepustakaan) yaitu pengumpulan data-data dan informasi yang diperlukan itu
bersumber dari bahan-bahan kepustakaan, yang ada kaitannya dengan kata ulang
baik dalam bahasa Mandarin maupun dalam bahasa Indonesia, dan juga melalui
penelusuran media internet.
Dengan langkah seperti berikut:
1. Mengumpulkan data dari buku-buku yang berkaitan dengan proses
pengulangan, morfologi, morfem, kata, dan analisis kontrastif dalam
bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
2. Setelah itu penulis akan mengadakan penyeleksian data yang dimulai dari
kelompok kata ulang bentuk dasar, bentuk yang sudah mengalami proses
morfologis dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
3.3 Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis mendeskripsikan data yang ada dan
selanjutnya diberikan perbedaan dan persamaan bentuk kata ulang dalam bahasa
Mandarin dan bahasa Indonesia. setelah itu membuat kesimpulan dari semua data
yang ada, agar diketahui proses morfologis pembentukan kata ulang bahasa
3.4 Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Data Primer yaitu data utama dari penelitian ini yang akan dijadikan
sebagai data yang akan dianalisis nantinya, penulis mencari kata ulang dari
teks-teks dalam buku:
Nama buku : Hanyu Qiao Liang (shang)
Penerbit : Beijing Language and Culture University Press 2006
Cover buku : warna hijau muda dan ada bangunan tembok china
Jumlah halaman : 306 halaman
Nama buku : Tajuk Bahasa Indonesia
Penerbit : Bandung, Sinergi Pustaka Indonesia, 2008
Cover buku : warna hijau lumut
Jumlah halaman : 210 halaman
2. Data Sekunder yaitu data pendukung yang ada kaitannya dengan
pengulangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, seperti buku:
Linguistik Suatu Pengantar, Tata Bahasa Mandarin Itu Mudah, Asas-asas
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Pembentukan Pengulangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia
Muslich (2008:48) menyatakan bahwa proses pengulangan atau
reduplikasi adalah peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk
dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak,
baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. Menurut Chaer (2007:182)
pengulangan adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi.
Muslich (2008:52-55) mengemukakan jenis pengulangan didasarkan pada
bagaimana bentuk dasar kata ulang itu diulang. Jenis pengulangannya ada empat
yaitu:
1. Pengulangan seluruh
Yaitu pengulangan bentuk dasar secara keseluruhan, tanpa
berkombinasi dengan pembubuhan afiks dan tanpa perubahan fonem.
Contohnya:
Batu-batu
Satuan-satuan 2. Pengulangan sebagian
Yaitu pengulangan bentuk dasar secara sebagian, tanpa perubahan
fonem.
Berlari-lari
Terguling-guling
3. Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks.
Yaitu pengulangan bentuk dasar disertai dengan penambahan afiks
secara bersama-sama atau serentak dan bersama-sama pula mendukung
satu arti.
Contohnya:
Rumah-rumahan
Kekuning-kuningan
4. Pengulangan dengan perubahan fonem
Yaitu pengulangan bentuk dasar dengan disertai perubahan fonem.
Contohnya:
Gerak-gerik
Sayur-mayur
Verhaar (2001:152) mengemukakan ada lima bentuk pengulangan dalam
bahasa Indonesia yaitu:
1. Dwilingga, yakni pengulangan morfem asal.
Contohnya:
Meja-meja
Kursi-kursi
2. Dwilingga saling swara, yakni pengulangan morfem asal dengan
perubahan vokal dan fonem lainnya.
Bolak-balik
Mondar-mandir
3. Dwipurwa, yakni pengulangan silabel pertama.
Contohnya:
Lelaki
Pepatah
4. Dwiwasana, yakni pengulangan pada akhir kata.
Contohnya:
Perlahan-lahan
Sekali-kali
5. Trilingga, yakni pengulangan morfem asal sampai dua kali.
Contohnya:
Cas-cis-cus
Ngak-ngik-ngok
4.1.1. Pembentukan Pengulangan Bahasa Mandarin Berdasarkan Kelas Katanya
Suparto (2003:31;75;89;117) menyatakan bahwa dalam bahasa Mandarin
ada empat jenis pengulangan berdasarkan kelas katanya, yaitu:
1. Pengulangan kata benda
Kata benda adalah kata yang menyatakan orang, benda, waktu, dan
tempat. Dalam kata benda terdapat pengulangan kata benda
monosilabel, yaitu pengulangan kata benda pada satu suku kata.
Contoh:
a. /tian tian/ ‘hari-hari’
/tian/ + /tian/ /tian tian/
nomina nomina pola AA
/tian tian/ adalah pengulangan yang terbentuk dari nomina /tian/
yang artinya ‘hari’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem asal dari pola A menjadi pola AA. Terdiri
dari dua buah morfem bebas yaitu; /tian/ + /tian/ sehingga
berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang bermakna jamak
yakni ‘setiap hari’.
b. /ren ren/ 人人 ‘orang-orang’
/ren/人 + /ren/人 /ren ren/人人
nomina nomina pola AA
/ren ren/ adalah pengulangan yang terbentuk dari nomina /ren/
yang artinya ‘orang’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem asal dari pola A menjadi pola AA. Terdiri
dari dua buah morfem bebas yaitu; /ren/ + /ren/ sehingga berfungsi
sebagai pembentuk kata ulang yang bermakna jamak yakni ‘setiap
orang atau banyak orang’.
c. /xing xing/ 星星 ‘bintang-bintang’
/xing/星 + /xing/星 /xing xing/星星
nomina nomina pola AA
/xing xing/ adalah pengulangan yang terbentuk dari nomina /xing/
yang artinya ‘bintang’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
dari dua buah morfem bebas yaitu; /xing/ + /xing/ sehingga
berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang bermakna jamak
yakni ‘banyak bintang’.
2. Pengulangan kata bantu bilangan
Kata bantu bilangan adalah kata yang menyatakan satuan atau unit
dari orang atau benda.
Kata bantu bilangan + kata bantu bilangan pengulangan kata bantu bilangan
Contoh:
1. /ge ge/ 个个 哎setiap buah’
/ge/ 个 + /ge/ 个 /ge ge/ 个个
kata bantu bilangan + kata bantu bilangan pola AA
/ge ge/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata bantu bilangan
/ge/ yang artinya ‘sebuah’, yang mengalami pengulangan seluruh
atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem itu
diulangi yaitu; /ge/ + /ge/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk
kata ulang yang bermakna jamak yakni ‘setiap buah’.
2. /jia jia/ 家家 哎setiap buah’
/jia/ 家 + /jia/ 家 /jia jia/ 家家
kata bantu bilangan + kata bantu bilangan pola AA
/jia jia/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata bantu
bilangan /jia/ yang artinya ‘sebuah yaitu kata bantu bilangan untuk
toko, dan lain-lain’. Yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem asal dari pola A menjadi pola AA. Terdiri
dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem itu diulangi
yaitu; /jia/ + /jia/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang
yang bermakna jamak yakni ‘setiap buah’.
3. /zhang zhang/ 张张 哎setiap buah’
/zhang/ 张 + /zhang/ 张 /zhang zhang/ 张
张
kata bantu bilangan + kata bantu bilangan pola AA
/zhang zhang/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata bantu
bilangan /zhang/ yang artinya ‘sebuah yaitu kata bantu bilangan
untuk golongan benda yang lebar dan pipih, misalnya; sebuah meja,
sehelai kertas, dan lain-lain’. Yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi pola
AA. Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem itu
diulangi yaitu; /zhang/ + /zhang/ sehingga berfungsi sebagai
pembentuk kata ulang yang bermakna jamak yakni ‘setiap buah’.
3. Pengulangan kata kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan gerakan, perubahan
keinginan, keberadaan, kemungkinan, arah, dan kepastian.
3.1. Pengulangan kata kerja monosilabel
Yaitu pengulangan kata kerja pada satu suku kata.
Contoh:
/yao/ 摇 + /yao/ 摇 /yao yao/ 摇摇
verba + verba pola AA
/yao yao/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/yao/ yang artinya ‘menggelengkan’, yang mengalami
pengulangan seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A
menjadi pola AA. Terdiri dari sebuah morfem terikat yang
kemudian morfem itu diulangi yaitu; /yao/ + / yao/ sehingga
berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan
waktu suatu tindakan sangat pendek, yakni
‘menggeleng-gelengkan’.
2. /shi shi/ 试试 ‘mencoba’
/shi/ 试 + /shi/ 试 /shi shi/ 试试
verba + verba pola AA
/shi shi/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja /shi/
yang artinya ‘mencoba’, yang mengalami pengulangan seluruh
atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas yaitu; /shi/ + /shi/ sehingga
berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan coba
coba, yakni ‘mencoba-coba’.
3. /kan kan/ 看看 ‘melihat’
/kan/ 看 + /kan/ 看 /kan kan/ 看看
verba + verba pola AA
/kan kan/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/kan/ yang artinya ‘melihat’, yang mengalami pengulangan
pola AA. Terdiri dari dua buah morfem bebas yaitu; /kan/ +
/kan/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan waktu suatu tindakan sangat pendek, yakni
‘melihat-lihat’.
4. /zha zha/ 眨眨 ‘mengejapkan’
/zha/ 眨 + /zha/ 眨 /zha zha/ 眨眨
verba + verba pola AA
/zha zha/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/zha/ yang artinya ‘melihat’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari dua buah morfem bebas yaitu; /zha/ +
/zha/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan waktu suatu tindakan sangat pendek, yakni
‘mengejapkan dengan sekilas’.
5. /xiao xiao/ 笑笑 ‘tertawa’
/xiao/ 笑 + /xiao/ 笑 /xiao xiao/ 笑笑
verba + verba pola AA
/xiao xiao/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/xiao/ yang artinya ‘tertawa’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari dua buah morfem bebas yaitu; /xiao/ +
/xiao/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan waktu suatu tindakan sangat pendek, yakni
6. /liu liu/ 遛遛 ‘pergi’
/liu/ 遛 + /liu/ 遛 /liu liu/ 遛遛
verba + verba pola AA
/liu liu/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja /liu/
yang artinya ‘pergi’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem asal dari pola A menjadi pola AA. Terdiri
dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem itu diulangi
yaitu; /liu/ + /liu/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata
ulang yang menyatakan waktu suatu tindakan sangat pendek,
yakni ‘pergi sebentar’.
7. /ju ju/ 聚聚 ‘pergi’
/ju/ 聚 + /ju/ 聚 /ju ju/ 聚聚
verba + verba pola AA
/ju ju/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja /ju/
yang artinya ‘berkumpul’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari dua buah morfem bebas yaitu; /ju/ + /ju/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan waktu suatu tindakan sangat pendek, yakni
‘berkumpul sebentar’.
8. /bang bang/ 帮帮 ‘membantu’
/bang/ 帮 + /bang/ 帮 /bang bang/ 帮帮
verba + verba pola AA
/bang bang/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian
morfem itu diulangi yaitu; /bang/ + /bang/ sehingga berfungsi
sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan waktu suatu
tindakan sangat pendek, yakni ‘membantu dengan sekejap’.
9. /wen wen/ 问问 ‘bertanya’
/wen/ 问 + /wen/ 问 /wen wen/ 问问
verba + verba pola AA
/wen wen/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/wen/ yang artinya ‘bertanya’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari dua buah morfem bebas yaitu; /wen/ +
/wen/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan suatu tindakan coba-coba, yakni ‘mencoba
bertanya’.
10. /jian jian/ ‘bertemu’
/jian/ + /jian/ /jian jian/ verba + verba pola AA
/jian jian/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/jian/ yang artinya ‘bertemu’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian
sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan waktu suatu
tindakan sangat pendek, yakni ‘bertemu sebentar’.
11. /zhao zhao/ 照照 ‘memotret’
/zhao/ 照 + /zhao/ 照 /zhao zhao/ 照照
verba + verba pola AA
/zhao zhao/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/zhao/ yang artinya ‘memotret’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian
morfem itu diulangi yaitu; /zhao/ + /zhao/ sehingga berfungsi
sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan suatu tindakan
coba-coba, yakni ‘mencoba memotret’.
12. /ting ting/ ‘mendengar’
/ting/ + /ting/ /ting ting/ verba + verba pola AA
/ting ting/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/ting/ yang artinya ‘mendengar’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari dua buah morfem bebas yaitu; /ting/ +
/ting/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan waktu suatu tindakan sangat pendek, yakni
‘mendengar sekejap’.
13. /suan suan/ 算算 ‘menghitung’
/suan/ 算+ /suan/ 算 /suan suan/ 算算
/suan suan/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/suan/ yang artinya ‘menghitung’, yang mengalami
pengulangan seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A
menjadi pola AA. Terdiri sebuah morfem terikat yang
kemudian morfem itu diulangi yaitu; /suan/ + /suan/ sehingga
berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan
suatu tindakan coba-coba, yakni ‘mencoba menghitung-hitung’.
14. /deng deng/ 等等 ‘menunggu’
/deng/ 等 + /deng/ 等 /deng deng/ 等等
verba + verba pola AA
/deng deng/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/deng/ yang artinya ‘menunggu’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dua buah morfem bebas yaitu; /deng/ + /deng/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan waktu suatu tindakan sangat pendek, yakni
‘mencoba menunggu sebentar’.
15. /hua hua er/ 画画儿 ‘menggambar’
/hua/ 等 + /hua/ 等 + /er/ 儿 /hua hua er/ 画画 儿
verba + verba pola AA+er
/hua hua er/ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/hua/ yang artinya ‘menggambar’, yang mengalami
pengulangan seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola A
ia berfungsi sebagai penegas kata sebelumnya. Terdiri dua
buah morfem bebas yaitu; /hua/ + /hua/ + /er/ sehingga
berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan
waktu suatu tindakan sangat pendek, yakni
‘menggambar-gambar’.
3.2. Pengulangan kata kerja disilabik
Yaitu pengulangan kata kerja pada dua suku kata.
Contoh:
1. /tuan ju tuan ju/ 团聚团聚 ‘berkumpul’
/tuan/ 团 + /ju/ 聚 + /tuan/ 团 + /ju/ 聚 /tuan ju tuan ju/ 团聚团聚
V + V + V + V pola ABAB
/tuan ju tuan ju/ pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/tuan ju/ yang artinya ‘berkumpul’, yang mengalami
pengulangan seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola
AB menjadi pola ABAB. Terdiri dari dua empat morfem bebas,
yaitu; /tuan/ + / ju/ + /tuan/ + / ju/ sehingga berfungsi sebagai
pembentuk kata ulang yang menyatakan waktu suatu tindakan
sangat pendek, yakni ‘berkumpul sebentar’.
2. /chang zhe chang zhe/ 唱着唱着
‘bernyanyi’
/chang/ 唱 + /zhe/ 着 + /chang/ 唱 + /zhe/ 着 /chang zhe chang zhe/ 唱 着唱着
V + V + V + V pola ABAB
/chang zhe chang zhe/ pengulangan yang terbentuk dari kata
pengulangan seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola
AB menjadi pola ABAB. Terdiri dari dua empat morfem bebas,
yaitu; /chang/ + / zhe/ + /chang/ + /zhe/ sehingga berfungsi
sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan suatu tindakan
coba-coba, yakni ‘mencoba bernyanyi’.
3. /xiang zhe xiang zhe/ 想着想着
‘berpikir’
/xiang/ 想 + /zhe/ 着 + /xiang/ 想 + /zhe/ 着 /xiang zhe xiang zhe /想着 想着
V + V + V + V pola ABAB
/xiang zhe xiang zhe/ pengulangan yang terbentuk dari kata
kerja /xiang zhe/ yang artinya ‘berpikir’, yang mengalami
pengulangan seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola
AB menjadi pola ABAB. Terdiri dari dua empat morfem bebas,
yaitu; /xiang/ + / zhe/ + /xiang/ + /zhe/ sehingga berfungsi
sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan suatu tindakan
coba-coba, yakni ‘mencoba berpikir’.
4. /ting zhe ting zhe/ 着 着 ‘mendengar’
/ting/ + /zhe/ 着 + /ting/ + /zhe/ 着 /ting zhe ting zhe/ 着 着
V + V + V + V pola ABAB
/ting zhe ting zhe/ pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/ting zhe/ yang artinya ‘mendengar’, yang mengalami
pengulangan seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola
yaitu; /ting/ + /zhe/ + /ting/ + /zhe/ sehingga berfungsi sebagai
pembentuk kata ulang yang menyatakan waktu suatu tindakan
sangat pendek, yakni ‘mendengar sebentar’.
5. /shuo shuo hua/ 话 ‘mengobrol’
/shuo/ + /shuo/ + /hua/ 话 /shuo shuo hua/ 话
V + V + V + V pola AAB
/shuo shuo hua/ pengulangan yang terbentuk dari kata kerja
/shuo hua/ yang artinya ‘mengobrol’, yang mengalami
pengulangan seluruh atau pengulangan morfem asal dari pola
AB menjadi pola AAB. Polanya tidak sama dengan ABAB,
karena kata /shuo hua/ merupakan kata yang bisa dipisah dan
ditambahkan dengan kata lain. Terdiri dari dua empat morfem
bebas, yaitu; /shuo/ + / shuo/ + /hua/ sehingga berfungsi
sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan waktu suatu
tindakan sangat pendek, yakni ‘mengobrol sebentar’.
4. Pengulangan kata sifat
Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau kondisi dari orang
atau benda.
4.1. Pengulangan kata sifat monosilabel
Yaitu pengulangan kata sifat pada satu suku kata.
Contoh:
1. /kuai kuai/ 快快 ‘cepat-cepat’
/kuai/ 快 + /kuai/ 快 /kuai kuai/ 快快
/kuai kuai/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /kuai/
yang artinya ‘cepat’, yang mengalami pengulangan seluruh
atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /kuai/ + /kuai/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
cepat’.
2. /rong rong/ 容容 ‘sabar-sabar’
/rong/ 容 + /rong/ 容 /rong rong/ 容容
kata sifat + kata sifat pola AA
/rong rong/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /rong/
yang artinya ‘sabar’, yang mengalami pengulangan seluruh
atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem itu
diulangi, yaitu; /rong/ + /rong/ sehingga berfungsi sebagai
pembentuk kata ulang yang menyatakan makna suatu tingkatan
atau derajat, yakni ‘sangat sabar’.
3. /man man/ 慢慢 ‘lambat-lambat’
/man/ 慢 + /man/ 慢 /man man/ 慢慢
kata sifat + kata sifat pola AA
/man man/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /man/
yang artinya ‘lambat’, yang mengalami pengulangan seluruh
atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
diulangi, yaitu; /man/ + /man/ sehingga berfungsi sebagai
pembentuk kata ulang yang menyatakan makna suatu tingkatan
atau derajat, yakni ‘sangat lambat’.
4. /jing jing/ 静静 ‘tenang’
/jing/ 静 + /jing/ 静 /jing jing/ 静静
kata sifat + kata sifat pola AA
/jing jing/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /jing
jing/ yang artinya ‘tenang’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian
morfem itu diulangi, yaitu; /jing/ + /jing/ sehingga berfungsi
sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan makna suatu
tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat tenang’.
5. /bai bai/ 白白 ‘putih-putih’
/bai/ 白 + /bai/ 白 /bai bai/ 白白
kata sifat + kata sifat pola AA
/bai bai/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /bai/
yang artinya ‘putih’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /bai/ + /bai/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
putih’.
/kong/ 空 + /kong/ 空 /kongi kong 空空
kata sifat + kata sifat pola AA
/kong kong/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /kong/
yang artinya ‘senggang’, yang mengalami pengulangan seluruh
atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /kong/ + /kong/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
senggang/sangat kosong’.
7. /da da/ 大大 ‘besar-besar’
/da/ 大 + /da/ 大 /da da/ 大大
kata sifat + kata sifat pola AA
/da da/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /da/ yang
artinya ‘besar’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /da/ + /da/ sehingga
berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan
makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat besar’.
8. /leng leng/ 冷冷 ‘dingin-dingin’
/leng/ 冷 + /leng/ 冷 /leng leng/ 快快
kata sifat + kata sifat pola AA
/leng leng/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /leng/
yang artinya ‘dingin’, yang mengalami pengulangan seluruh
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
dingin’.
9. /jiu jiu/ 久久 ‘lama’
/jiu/ 久 + /jiu/ 久 /jiu jiu/ 久久
kata sifat + kata sifat pola AA
/jiu jiu/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /jiu/ yang
artinya ‘lama’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /jiu/ + /jiu/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
lama’.
10. /liang liang/ 亮亮 ‘terang-terang’
/liang/ 亮 + /liang/ 亮 /liang liang/ 亮亮
kata sifat + kata sifat pola AA
/liang liang/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /liang/
yang artinya ‘terang’, yang mengalami pengulangan seluruh
atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /liang/ + /liang/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
terang’.
/man/ 满 + /man/ 满 /man man/ 满满
kata sifat + kata sifat pola AA
/man man/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /man/
yang artinya ‘man’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem itu
diulangi, yaitu; /man/ + /man/ sehingga berfungsi sebagai
pembentuk kata ulang yang menyatakan makna suatu tingkatan
atau derajat, yakni ‘sangat puas’.
12. /hao hao/ 好好 ‘baik-baik’
/hao/ 好 + /hao/ 好 /hao hao/ 好好
kata sifat + kata sifat pola AA
/hao hao/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /hao/
yang artinya ‘baik’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /hao/ + /hao/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
baik’.
13. /zu zu/ 足足 ‘cukup’
/zu/ 足 + /zu/ 足 /zu zu/ 足足
kata sifat + kata sifat pola AA
/zu zu/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /zu/ yang
Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem
tersebut diulangi, yaitu; /zu/ + /zu/ sehingga berfungsi sebagai
pembentuk kata ulang yang menyatakan makna suatu tingkatan
atau derajat, yakni ‘sangat cukup’.
14. /xiao xiao/ 小小 ‘kecil-kecil’
/xiao/ 小 + /xiao/ 小 /xiao xiao/ 小小
kata sifat + kata sifat pola AA
/xiao xiao/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /xiao/
yang artinya ‘kecil’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /xiao/ + /xiao/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
kecil’.
15. /shen shen/ 深深 ‘dalam-dalam’
/shen/ 深 + /shen/ 深 /shen shen/ 深深
kata sifat + kata sifat pola AA
/shen shen/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /shen/
yang artinya ‘dalam’, yang mengalami pengulangan seluruh
atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /shen/ + /shen/
sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
16. /zhang zhang/ 长长 ‘panjang-panjang’
/zhang/ 长 + /zhang/ 长 /zhang zhang/ 长长
kata sifat + kata sifat pola AA
/zhang zhang/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat
/zhang/ yang artinya ‘panjang’, yang mengalami pengulangan
seluruh atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi
pola AA. Terdiri dari dua buah morfem bebas, yaitu; /zhang/ +
/zhang/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni ‘sangat
panjang’.
17. /xi xi/ 细细 ‘teliti’
/xi/ 细 + /xi/ 细 /xi xi/ 细细
kata sifat + kata sifat pola AA
/xi xi/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /xi/ yang
artinya ‘teliti’, yang mengalami pengulangan seluruh atau
pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem itu
diulangi, yaitu; /xi/ + /xi/ sehingga berfungsi sebagai
pembentuk kata ulang yang menyatakan makna suatu tingkatan
atau derajat, yakni ‘sangat teliti’.
18. /qing qing/ 轻轻 ‘ringan-ringan’
/qing/ 轻 + /qing/ 轻 /qing qing/ 轻轻
/qing qing/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat /qing/
yang artinya ‘ringan’, yang mengalami pengulangan seluruh
atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi pola AA.
Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem itu
diulangi, yaitu; /qing/ + /qing/ sehingga berfungsi sebagai
pembentuk kata ulang yang menyatakan makna suatu tingkatan
atau derajat, yakni ‘sangat ringan’.
4.2. Pengulangan kata sifat disilabik
Yaitu pengulangan kata sifat pada dua suku kata.
Contoh:
1. /gao gao xing xing/ 高高 哎gembira’
/gao/ 高 + /gao/ 高 + /xing/ + /xing/ /gao gao xing xing/ 高 高
adj + adj + adj + adj pola AABB
/gao gao xing xing/ pengulangan yang terbentuk dari kata sifat
/gao xing/ yang artinya ‘gembira’, yang mengalami
pengulangan morfem dari pola AB menjadi ABAB. Terdiri dari
dua empat buah morfem terikat, yaitu; /gao/ + /gao/ + /xing/
+ /xing/ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang
yang menyatakan makna suatu tingkatan atau derajat, yakni
‘sangat gembira’.
4.1.2. Pembentukan Pengulangan Bahasa Indonesia Berdasarkan Kelas Katanya
Terdapat pengulangan seluruh dalam kata bantu bilangan.
Kata bantu bilangan + kata bantu bilangan pengulangan kata
bantu bilangan
Contoh:
kuntum + kuntum kuntum-kuntum
helai + helai helai-helai 2. Pengulangan Kata Benda
Pengulangan kata benda dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Pengulangan Seluruh
nomina + nomina pengulangan kata benda
contoh:
dinding + dinding dinding-dinding
barang + barang barang-barang
lukisan + lukisan lukisan-lukisan
awan + awan awan-awan
piring + piring piring-piring
buku + buku buku-buku
seprai + seprai seprai-seprai
b. Pengulangan dengan perubahan fonem
fonem awal + /e/ + nomina + an pengulangan nomina
fonem awal + /e/ + nomina + an pengulangan nomina
contoh:
r + /e/ + runtuh + an reruntuhan
c. Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks
nomina + nomina + sufiks pengulangan nomina
nomina + infiks + nomina pengulangan nomina
contoh:
kucing + kucing + an kucing-kucingan
buah + buah + an buah-buahan
3. Pengulangan kata kerja
Pada bahasa Indonesia, pengulangan kata kerja terbagi menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Pengulangan seluruh
verba + verba pengulangan kata kerja
contoh:
manggut + manggut manggut-manggut
putus + putus putus-putus
2. Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks
prefiks + verba + verba + sufiks pengulangan kata kerja
prefiks + verba + verba pengulangan kata kerja
verba + verba + sufiks pengulangan kata kerja
contoh:
ber + ubah + ubah + nya berubah-ubahnya
ber + lari + lari berlari-lari
4. Pengulangan Kata Sifat
Pengulangan kata sifat juga terbagi atas dua bagian, yaitu:
1. Pengulangan Seluruh
adjektiva + adjektiva pengulangan kata sifat
contoh:
kecil + kecil kecil+kecil
baik + baik baik+ baik
2. Pengulangan yang bekombinasi dengan afiks
prefiks + adj + adj + sufiks pengulangan kata sifat
prefiks + adj + adj pengulangan kata sifat
adj + adj + sufiks pengulangan kata sifat
contoh:
ke + kuning + kuning + an kekuning-kuningan
ber + ramai + ramai beramai-ramai
sakit + sakit + an sakit-sakitan
4.2Analisis Kontrastif Pembentukan Pengulangan Bahasa Mandarin dan
Bahasa Indonesia
4.2.1 Perbedaan Pembentukan Pengulangan Bahasa Mandarin dan
Bahasa Indonesia
- Pada pengulangan kata bantu bilangan bahasa Mandarin semua dapat
Contoh:
Bahasa Mandarin Bahasa
Indonesia
个个(sebuah) sebuah-buah (x)
家家 (sebuah untuk prusahaan atau keluarga) (tidak ada)
- Pada pengulangan kata benda, bahasa mandarin cukup berpola AA
yaitu pengulangan seluruh, tidak ada pengulangan bentuk afiks,
sedangkan bahasa Indonesia pengulangan kata benda bentuknya ada
yang seluruh dan ada yang berkombinasi dengan afiks.
Contoh:
Bahasa Mandarin bahasa Indonesia
人人(orang-orang) seprai-seprai
(tidak ada) kucing-kucingan
(tidak ada) buah-buahan
- Pada pengulangan kata kerja bahasa Mandarin, terdapat satu pola yang
hanya mengulangi morfemnya saja yaitu pengulangan berpola ABAB,
sedangkan dalam bahasa Indonesia terdapat pengulangan seluruh dan
Contoh:
Bahasa Mandarin bahasa Indonesia
高高 (gembira) (tidak ada)
(tidak ada) berubah-ubahnya
(tidak ada) berlari-lari
(tidak ada) pukul-pukulan
- Pada pengulangan kata sifat bahasa Mandarin tidak ada yang
berkombinasi dengan a