i
PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN (IC50) BUAH NAGA DAGING MERAH (Hylocereus polyrhizus) PADA KETINGGIAN TANAH
YANG BERBEDA SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
DISUSUN OLEH: MOH IMAM SALIM
201110070311074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ii
PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN (IC50) BUAH NAGA DAGING MERAH (Hylocereus polyrhizus) PADA KETINGGIAN TANAH
YANG BERBEDA SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
DISUSUN OLEH: MOH IMAM SALIM
201110070311074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Moh Imam Salim
Nim : 201110070311074
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Perbedaan Aktivitas Antioksidan (Ic50) Buah Naga Daging Merah (Hylocereus polyrhizus) Pada Ketinggian Tanah Yang Berbeda Sebagai Sumber Belajar Biologi
Diajukan untuk Dipertanggung Jawabkan dihadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
iv
SURAT PERNYATAAN
Nama : Moh Imam Salim
Tempat/Tgl. Lahir : Probolinggo, 13 Desember 1992
NIM : 201110070311074
Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul”Perbedaan Aktivitas Antioksidan (Ic50) Buah Naga Daging Merah (Hylocereus polyrhizus) Pada Ketinggian Tanah Yang Berbeda Sebagai Sumber Belajar Biologi” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Malang, 27 Juli 2016 Yang Menyatakan,
(Moh Imam Salim)
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. QS: (Al-Baqarah: 152)
Karya ini kupersembahkan untuk : Ayahanda Moh Mahmud
Ibunda Rohma
Dan kepada semua keluargaku Terima kasih untuk setiap kasih sayang, doa dan motivasi yang tak henti tercurah
untukku.
Para sahabat dan teman-teman yang telah menjadi saudaraku
Terima kasih untuk semua bentuk dukungan,dan doa terbaiknya,
hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan kalian di kemudian hari.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul Perbedaan Aktivitas Antioksidan (IC50) Buah Naga Daging Merah (Hylocereus polyrhizus) Pada Ketinggian Tanah Yang Berbeda Sebagai Sumber Belajar Biologi.
Penulisan skipsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:
1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu. Dr. Yuni Pantiwati, M.M.,M.Pd selaku ketua jurusan pendikkan Biologi serta pembimbing I, dan Ibu Dra. Roimil Latifa, M.Si, MM sebagai pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran dengan penuh kesabaran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
3. Segenap bapak dan ibu dosen pendidikan biologi yang tak pernah lelah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada kami.
4. Sahabat-sahabat keluarga Biologi B11, Farhan, Riko, Amir, Edi, Rizal, Ristanto, Toni, Mustafa, Ridwan, Arasti, atas segala semangat dan motivasinya.
viii
Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 25 Juli 2016 Penulis,
ix DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR SAMPUL LUAR ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRAC ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Batasan Masalah... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) ... 7
2.1.1 Deskripsi Buah Naga Merah... 6
x
2.1.3 Jenis-Jenis Buah Naga ... 9
2.1.4 Klasifikasi Buah Naga ... 9
2.1.5 Kandungan Gizi Buah Naga ... 10
2.1.6 Senyawa antioksidan Buah Naga ... 10
2.1.7 Manfaat Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) ... 11
2.2 Radikal Bebas... 12
2.3 Antioksidan ... 15
2.3.1 Deskripsi Antioksidan ... 15
2.3.2 Manfaat Antioksidan ... 16
2.3.3 Mekanisme Kerja Antioksidan ... 17
2.3.4 Jenis-Jenis Antioksidan ... 17
2.3.5 Uji Aktivitas Antioksidan ... 19
2.4 Tinjauan Ketinggian tempat ... 20
2.5 Hubungan Aktivitas Antioksidan Dengan Ketinggian Tempat ... 22
2.6 Tinjauan Tentang Sumber Belajar Leaflet ... 27
2.7 Kerangka Konsep ... 29
2.8 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 31
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 31
3.3 Populasi dan Sampel ... 31
3.3.1 Populasi ... 31
xi
3.3.3 Teknik Sampling ... 32
3.4 Jenis Variabel ... 32
3.4.1 Variabel Bebas ... 32
3.4.2 Variabel Terikat ... 32
3.4.3 Variabel Kontrol... 33
3.5 Prosedur Penelitian... 33
3.5.1 Tahap Persiapan ... 33
3.5.2 Tahap Pelaksanaan ... 34
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.7 Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1 Hasil Penelitian ... 37
4.1.1 Hasil Ekstraksi Buah Naga Merah ... 37
4.1.2 Absorbansi Dan Persaen Inhibisi Buah Naga Merah Banyuwangi ... 38
4.1.3 Absorbansi Dan Persaen Inhibisi Buah Naga Merah Jember ... 41
4.1.4 Absorbansi Dan Persaen Inhibisi Buah Naga Merah Batu ... 44
4.1.5 Aktivitas Antioksidan IC50 Buah Naga Merah ... 47
4.1.6 Analisi Data ... 48
4.2 Pembahasan ... 51
4.2.1 Perbedaan aktivitas antioksidan buah naga daging merah pada ketinggian tanah yang berbeda ... 51
xii
4.2.3 Klasifikasi IC50 Aktivitas Antioksidan Buah Naga Merah .. 57
4.2.4 Pemanfaatan Hasil penenlitian Perbedaan Aktivitas Antioksidan Buah Naga Daging Merah (Hylocereus polyrhizus) Pada Ketinggian Tanah Yang Berbeda Sebagai Sumber Belajar Biologi ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1.5 Kandungan Gizi Buah Naga Merah Per 100 gram... 9
4.1.1 Nilai Rendemen Buah Naga Merah ... 35
4.1.2.1 Absorbansi Buah Naga Merah Banyuwangi ... 36
4.1.2.2 Persen Inhibisi Buah Naga Merah Banyuwangi ... 37
4.1.3.1 Absorbansi Buah Naga Merah Jember ... 39
4.1.3.2 Persen Inhibisi Buah Naga Merah Jember ... 40
4.1.4.1 Absorbansi Buah Naga Merah Batu ... 42
4.1.4.2 Persen Inhibisi Buah Naga Merah Batu ... 44
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.3.5 Strukrur DPPH (a) Radikal bebas (b) Radikal bebas yang telah bereaksi dengan antioksidan ... 23 2.6 : Kerangka konsep Perbedaan Aktivitas Antioksidan Buah Naga daging Merah
(Hylocereus polyrhizus) Pada Ketinggian Tanah Yang Berbeda. ... 26 4.1.2.1 Grafik Hubungan Konsentrasi Buah Naga Merah Banyuwangi Dengan
Inhibisi ... 37 4.1.3.1 Grafik Hubungan Konsentrasi Buah Naga Merah Jember Dengan Inhibisi
... 40 4.1.4.1 Grafik Hubungan Konsentrasi Buah Naga Merah Batu Dengan Inhibisi
[image:14.595.109.496.309.574.2]xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran No
1: Perhitungan Rendemen Buah Naga Daging Merah ... 64
2: Menentukan IC 50 Buah Naga Daging Merah... 75
3: Lampiran Hasil Ananlisis Data SPSS ... 80
4: Lampiran Hasil Ananlisis Data Manual ... 83
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Apriadi, azwin. 2011. Ktivitas Antioksidan Dan Komponen Bioaktif Keong Ipong-Ipong (Fasciolaria Salmo). Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Cahyadi, S,. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Cetakan Pertama . PT. Bumi Aksara. Jakarta
Evi Umayah, U., Moch Amrun, H. (2007). Uji aktivitas antioksidan ekstrak buah naga Hylocereus undatus (Haw) Britt. & Rose. Jurnal Ilmu Dasar, 8. (1) ; 83-90
Fathorrozak, dkk. 2013. Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Vitamin C Dan Zat Antioksidan Pada Buah Carica Pubescens Di Dataran Tinggi Dieng. Jurnal UNS. ISSN: 2339-1901. Vol.1, No.1, hal 15 – 22, Hardjadinata, S. 2010. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik, edisi
pertama,. Jakarta : Penebar Swadaya
Heo, Sj. Cha SH. 2005. Antioxidant activites of chlorophuya and Phaeophyta From Leju Island. Journals science and technology. 20(3):251-260
Hanani, E, A. dkk. 2005. Uji Aktivitas antioksidan Beberapa Spons Laut Dari Kepulauan Seribu. Jurnal Bahan Alam Indonesia vol.6 (1) hal1-4
Hidayah, Nurul. 2011. Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh Rosella Dan Jenis Bahan Rosella Terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Kombucha Rosella, Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Karamoy, L. T. 2009. Hubungan Iklim Dengan Pertumbuhan Kedelai (Gelycine max l Merrill). Soil Environmen 7:65-68
Kristanto, D. 2009. Buah Naga Pembudidayaan di Pot Dan Di Kebun, Penebar Swadaya, Jakarta
Mahattanatawee, K.A.M., Anthey, J.O.H.N.A.M., Uzio, G.A.R.Y.L., Alcott S.T.T.T., Oodner, K.E.G., Aldwin, E.L.A.B. (2006). Total antioxidant activity and fiber content of select florida-grown tropical fruits. Journal Agricultural and Food Chemistry, 54, 7355-736,
xvii
Nurcholis, Waras. dkk . 2012. Variasi Bahan Bioaktif dan Bioaktivitas Tiga Nomor Harapan Temulawak pada Lokasi Budidaya Berbeda. Jurnal Biokimia-FMIPA, Institut Pertanian Bogor. 40 (2) : 153 – 159
Nurhayati, T., D. Aryanti, dan Nurjanah. 2009. Kajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidan. Jurnal Kelautan Nasional. 2:43-51
Noderi, N., Hasanah, M., Ghazali, Anis, S.M.H., Mehrnoush, A., Mohd, Y.A. (2012). Characterization and quantification of dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) betacyanin pigments extracted by two procedures. Pertanika Journal Tropis Agricultural Science, 35(1), 33-40
Panjuantiningrum, F. 2009. Pengaruh pemberian buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar glukosa darah Tikus putih yang diinduksi aloksan. Skripsi S-1. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Plantamor. 2016. Klasifikasi buah Naga Merah. www.Plantamor.com ./index.php?plan=695. Diakses 09-03-2016
Purnama, A. 2010. Pengaruh Ketinggian Daerah terhadap Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus(BL) Miq secara Spektrofotometri Visibel. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.
Reyneytson, K.A. 2007. Rytochemical analysis of bioactive constituen from edible myrtaceae fruit. Disertation, The city university of New Yourk. Rohman, A dan S,. Riyanto. 2005. Daya antioksidan ekstrak etanol Daun
Kemuning Secara Invitro, Majalah farmasi Indonesia. 16 (3):136-140.
Rohmansyah, Yudhi. 2011. Kandungan senyawa bioaktif antioksidan Karang lunak sarcophyton sp. Alami dan Transplantasi di perairan pulau pramuka, kepulauan seribu.Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Rohmawati, Siti. 2013. Uji Aktivitas antioksidan Ektrak Metanol Umbi Kimpul Xantosomasagittifolium ( L)).Skripsi. Surakarta. FMIPA. Universitas Sebelas Maret.
Rukmana. 2003. Kaktus. Cat 5. Kanisius. Yogyakarta
xviii
Salisbury, B.Frank dan Ross w. Cleon. 1996. Fisiologi Tumbuhan, ITB Bandung. Terjemahan Diah R Lukman dan Sumaryono, p.148
Setyaningsih A. 2003. Studi pendahuluan bahan aktif dari bintang laut (Astropecten sp.) sebagai antioksidan [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Sulandjari. 2008. Tanaman Obat Ekofisiologi dan Budidaya. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
.
Sugiyono. 2010. Metode Penenlitian Kuantitatif, Kualitatif dan R Dengan D. Penerbit Alfabeta. Bandung
Soetrisno. 1998. Ketinggian Tempat dan Pertumbuhan Tanaman. http://www.silvilkultur.com. Diakses tanggal 02 Maret 2016
Tamat, S. R., T. Wikanta dan L. S. Maulina. 2007. Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Senyawa Bioaktif dari Ekstrak Rumput Laut Hijau Ulva reticulata Forsskal. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 5 (1) : 31-36. Tien, Basuki 2015. Kajian hasil riset beberapa metabolit sekunder dari Kultur in
vitro tanaman camellia sinensis. Journal Seminar Nasional Fkip Biologi UMM. Agrotechnology Department of Agriculture Faculty UPN ”Veteran” Jatim
Winarsi, H., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Dan Aplikasinya. Kanisius, Yogyakarta.
Wikipedia. 2016. Buah Naga. www. https://id.wikipedia.org/wiki/Buah_naga. Diakses. 09-03-2016.
Wijaya A., 1996. Radikal Bebas dan Parameter Status Antioksidan, Forum Diagnosticum, Prodia Diagnostic Educational Services, No. 1 : 1-12. Zainoldin, K.D., (2012). The effect of Hylocereus polyrhizus and Hylocereus
undatus on physicochemical, proteolysis and antioxidant activity in yogurt. Int. Journal of Biological and Life Science, 8(2), 93-98.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radikal bebas merupakan molekul yang memiliki satu atau lebih elektron
yang tidak berpasangan. Elektron-elektron yang tidak berpasangan ini
menyebabkan radikal bebas menjadi senyawa yang sangat reaktif terhadap
sel-sel tubuh dengan cara mengikat elektron molekul sel (Pietta, 199;
Wijaya,1996). Radikal bebas selanjutnya merusak sel dan jaringan dalam
tubuh, sehingga menimbulkan berbagai penyakit degeneratif, antara lain
kanker, penuaan dini, dan kardiovaskuler (Romansyah, 2011).
Radikal bebas dapat diatasi dengan adanya senyawa antioksidan. Senyawa
ini mampu meredam kerja radikal bebas dan mengubahnya menjadi senyawa
non radikal. Antioksidan sebenarnya sudah terdapat di dalam tubuh manusia,
namun saat pasokan radikal bebas terlalu banyak didalam tubuh maka
antioksidan dari luar sangat dibutuhkan (Romansyah, 2011). Antioksidan
sintetis yang diproduksi secara reaksi kimia dianggap kurang aman (Sarastani
et al., 2002) dan dapat meningkatkan terjadinya karsinogenesis, sehingga
penggunaan antioksidan alami mengalami peningkatan dan dipandang lebih
aman karena diperoleh dari ekstrak bahan alami ( Amarowich et al., 2000
dalam Rohman dan Riyanto, 2005). Antioksidan alami antara lain turunan
fenol, koumarin, hidroksisinamat, tokoferol, difenol, flavonoid,
2
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan tanaman tropis dan
sangat mudah beradaptasi terhadap lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca
seperti sinar matahari, angin, dan curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk
pertumbuhan tanaman ini adalah sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun,
pertumbuhan dan perkembangan buah naga merah akan lebih baik bila hidup
di dataran rendah dengan ketinggian 0-350 m dpl dengan suhu udara yang
ideal antara 26-360℃ dan kelembaban udara antara 70-90 % (Rukmana,
2003). Buah naga yang matang banyak mengandung senyawa flavonoid dan
polifenol, dimana senyawa ini mempunyai aktivitas antioksidan untuk
mengikat radikal bebas dalam sistem biologis (Panjuatiningrum. 2009).
Menurut Zainoldin (2012), buah naga merah memiliki kandungan lycopene yang juga merupakan antioksidan alami.
Purnama (2010) menyebutkan bahwa, kadar flavonoid total kumis kucing
dari tiga tempat dengan ketinggian yang berbeda (Pakem, Kalasan dan
Imogiri) hasilnya juga berbeda. Kadar flavonoid tertinggi dihasilkan oleh
daerah yang paling rendah dari permukaan laut yaitu Pakem (6,98±0,06)%.
Hanudin dkk. (2012) melaporkan bahwa intensitas cahaya matahari, unsur
hara dan umur pemanenan mempengaruhi kandungan fenolik total dan
flavonoid total dari tanaman meniran.
Sintesis metabolit sekunder merupakan respon terhadap faktor eksternal
dan bagian dari strategi adaptasi terhadap lingkungan. Faktor eksternal
meliputi kondisi daerah tumbuh diantaranya ketinggian daerah tumbuh,
3
matahari (Mustafa dkk., 2012). Metabolit sekunder adalah substansi kimia
yang diperoleh dari metabolit primer sebagai produk dari proses metabolisme
respirasi maupun fotosintesis (Ramawat K.G, et al. 2009 Dalam Tien.2015).
Senyawa metabolit sekunder telah terbukti bekerja sebagai derivate
antikanker, antibakteri dan antioksidan. (Fathorrozak, dkk.2013).
Pembentukan metabolit sekunder dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain:
suhu, pH, aktivitas air dan intensitas cahaya matahari (Soetrisno,1998).
Hidayah (2011) menyatakan tanaman rosella yang tumbuh di ketinggian
21 mdpl memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi (66,89%) di bandingkan
tanaman rosella yang tumbuh di ketinggian 450 mdpl dan 1100 mdpl yaitu
(62,00%), (53,60%). Penenlitian Rohmawati (2013) menyetakan ekstrak
etanol umbi kimpul yang tumbuh pada ketinggian 700 mdpl memilki aktivitas
antioksidan ARP (7,85a) lebih tinggi dari pada umbi kimpul yang tumbuh di
ketinggian 1000 mdpl, 400 mdpl, dan 100 mdpl, ARP (4,19a), (5,83a),
(7,64a). Fatchurrozak (2013) menyimpulkan bahwa ketinggian tempat
berpengaruh pada kandungan vitamin C dan antioksidan pada buah C. pubescens di dataran tinggi Dieng. Kandungan vitamin C terbesar ada pada daging buah untuk buah bawah di ketinggian 2400 m dpl (89,25
mg/100gram). Kandungan Antioksidan terbesar ada pada daging buah untuk
buah tengah di ketinggian 2400 m dpl (4,52 % per gram).
Antioksidan tanaman memberikan informasi penting pada masyarakat
namun, antioksidan ini juga penting dikaji dalam suatu proses pembelajaran
4
materi tentang struktur dan fungsi sel, salah satu fungsi sel pada tanaman
menghasilkan antioksidan. Ketika siswa mengetahui lebih dalam manfaat
tentang suatu pembelajaran, siswa pasti akan lebih semangat untuk
mempelajari materi tersebut. Supaya mempermudah siswa untuk mempelajari
antioksidan tanaman, maka perlu adanya sumber belajar berupa leaflet.
Berdasarkan latar belakang diatas, perlu dilakukan penelitian dengan judul
”Perbedaan Aktivitas Antioksidan Buah Naga Daging Merah (Hylocereus
polyrhizus) Pada Ketinggian Tanah Yang Berbeda Sebagai Sumber Belajar Biologi”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1.2.1 Adakah perbedaan aktivitas antioksidan IC50 buah naga daging merah
(Hylocereus polyrhizus) pada ketinggian tanah yang berbeda?
1.2.2 Berapa besar aktivitas antioksidan IC50 buah naga daging merah
(Hylocereus polyrhizus) pada ketinggian tanah yang berbeda?
1.2.3 Bagaimanakah hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar
Biologi SMA kelas XI pada Materi Sel Sebagai Unit Terkecil
5
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan IC50 buah naga
daging merah (Hylocereus polyrhizus) pada ketinggian tanah yang berbeda
1.3.2 Untuk menentukan besaran aktivitas antioksidan IC50 buah naga
daging merah (Hylocereus polyrhizus) pada ketinggian tanah yang berbeda.
1.3.3 Untuk menentukan pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar
biologi SMA kelas XI pada materi sel sebagai unit terkecil kehidupan,
dan bioproses pada sel.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber
belajar Biologi SMA kelas XI pada Materi Sel Sebagai Unit Terkecil
Kehidupan, dan Bioproses pada Sel.
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang perbedaan aktivitas
antioksidan buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus) pada ketinggian
tanah yang berbeda.
1.4.3 Manfaat Teoritis
Menambah khasanah keilmuan bagi penulis tentang antioksidan buah naga
6
keilmuan peneliti pada mata kuliah Kesehatan Masyarakat, Fitofarmaka,
Pengobatan Tradisional Indonesia dan Metode Penelitian.
1.5Batasan Masalah
Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti
menentukan batasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah naga daging merah
(Hylocereus polyrhizus).
2. Buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus) diperoleh dari daerah Batu dengan ketinggian ±765 meter dpl, daerah Rembangan dengan
ketinggian ±650 meter dpl dan daerah Bangorejo dengan ketinggian ±25
meter dpl.
3. Uji yang dilakukan pada buah naga daging merah (Hylocereus
polyrhizus).adalah uji aktivitas antioksidan. Menggunakan metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil). Metode DPPH memberikan informasi
reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. Metode DPPH
merupakan metode yang sederhana, cepat, dan mudah untuk skrining
aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa, selain itu metode ini
terbukti akurat dan praktis.
4. Umur buah naga merah yang diambil yang sudah tua ciri cirinya umur
buah lebih dari 50 hari, buah berwarna merah mengkilap dan warna