• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH IBU HAMIL

DI PUSKESMAS AMPLAS KEC. MEDAN AMPLAS

SKRIPSI

OLEH

SAMSUL BAHRI

131121088

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Judul : Dampak Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

Peneliti : Samsul Bahri

Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik : 2014/2015

ABSTRAK

Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok, atau masyarakat dari tidak tahu nilai kesehatan menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi madiri. Pendidikan kesehatan dapat diberikan pada saat pertama kali ibu memeriksakan kehamilannya dalam program AntenatalCare(ANC) yang termasuk didalamnya adalah pemeriksaan tekanan darah. Pemeliharaan tekanan darah dapat dilakukan dengan pemeriksaan kehamilan, mengubah gaya hidup seperti diet dan aktivitas/olahraga untuk mencegah terjadinya hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering mempengaruhi wanita usia subur Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil dan untuk mengetahui perbedaan pemeliharaan tekanan darah saat penilaian pertama dan kedua dengan menggunakan desain Quasi-Experiment yaitu pre-post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 27 sampai 28 minggu berjumlah 24 orang yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol. Tehnik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan (Cl) = 95% (0,648<10<154.397), maka didapatkan OR sebesar 10 dengan Asymp. Sig: 0,099, artinya terdapat 10 kali lebih besar sampelpada kelompok intervensi melakukan pemeliharaan tekanan darah dibandingkan dengan sampelpada kelompok kontrol. Pada perbedaan pemeliharaan tekanan darah didapatkan nilai p value (0,50) pada kelompok intervensi (p > 0.05), sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan nilai p (0,50) yang menunjukkan bahwa (p > 0,50) yang berarti tidak terdapat perbedaan pemeliharaan tekanan darah antara penilaian pertama dan kedua, maka Ha ditolak. Selanjutnya, bagi peneliti berikutnya diharapkan untuk mempertimbangkan waktu penelitian sehingga didapatkan dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil.

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas”. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian yang juga salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan USU Medan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini yakni:

1. Terkhusus kepada kedua orangtua saya yang tercinta, ayahanda Yusrin dan ibunda Rita Hutagalung. Proposal ini saya persembahkan buat kalian dan segenap keluarga besar saya yang sangat saya sayangikak Yumita, bang Erwin, kak Elin, adik-adik saya Hermansyah, Winda, Selfi, Lisa, Akbar, Fauzi, Mutia dan semua keluarga yang telah memberikan cinta, doa, bimbingan dan motivasi bagi saya. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan kasih sayangNYA kepada kita.

2. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(7)

Ikhsanuddin A. Harahap S.Kp, MNS Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan juga selaku penguji I.

4. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan proposal

5. Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku penguji II

6. Kepala Puskesmas Amplas dan seluruh staf yang berkerja disana yang telah memberikan izin, saran dan masukan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

7. Buat teman-teman sepermainan dan sahabatku yang tidak bisa aku sebutkan namanya satu persatu. Terima kasih untuk kalian semua.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNYA bagi semua pihak yang sudah membantu penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat demi kemajuan pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, Februari 2015 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATAPENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendidikan Kesehatan ... 6

2.1.1. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan ... 7

2.1.2. Metode Pendidikan Kesehata ... 8

2.2. Tekanan Darah ... 10

2.2.1. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah ... 12

2.2.2.Komplikasi ... 13

2.3. hipertensi selama Kehamilan ... 14

2.3.1. Hipertensi ... 14

2.3.2. Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi ... 18

2.3.3. Hipertensi Kehamilan ... 19

(9)

2.3.5. Patofisiologi ... 22

2.3.6. Klasifikasi ... 23

2.3.6.1. Hipertensi Kronis ... 23

2.3.6.2. Hipertensi Gestasional ... 25

2.3.6.3. Preeklamsia ... 25

2.3.6.4. Eklamsia ... 29

2.3.6.5. Preeklamsia yang terjadi pada Hipertensi Kronis ... 30

2.4. Pemeliharaan Tekanan Darah ... 31

BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual ... 33

3.2. Defenisi Operasional ... 35

3.3. Hipotesa ... 35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 36

4.2. Populasi dan Sampel ... 37

4.2.1. Populasi ... 37

4.2.2. Sampel ... 37

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.4. Pertimbangan Etik ... 38

4.5. Instrumen Penelitian ... 38

4.6. Uji Vakiditas dan Reliabilitas ... 39

4.7. Pengumpulan Data ... 39

4.8. Analisa Data ... 40

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 42

5.2. Pembahasan ... 47

(10)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 53 6.2. Saran ... 54

(11)

DAFTAR SKEMA

(12)

DAFTAR TABEL

Tebel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ... 19 Tebel 3.1 Definisi Operasional ... 35 Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden ... 43 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil

di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas... 44 Tabel 5.3 Hasil Uji Mc Nemar terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah

Ibu Hamil saat Penilaian Pertama Dan Kedua

pada Kelompok Intervensi ... 45 tabel 5.4 Hasil Uji Mc Nemar Terhadap Pemeliharaan Tekana Darah

Ibu Hamil saat Penilaian Pertama Dan Kedua

pada Kelompok Kontrol ... 46 Tabel 5.5 Risiko Relatif Dampak Pendidikan Kesehatan

terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 57

2. Lampiran 2 Instrumen Penelitian ... 58

3. Lampiran 3 Kuesioner Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil ... 59

4. Lampiran 4 Uji Validitas ... 61

5. Lampiran 5 Uji Reliabilitas ... 62

6. Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ... 63

7. Lampiran 7 Materi Penyuluhan ... 65

8. Lampiran 8 Leaflet ... 75

9. Lampiran 9 Tabel Frekuensi ... 76

10. Lampiran 10 Master Tabel ... 84

11. Lampiran 11 Jadwal Penelitian ... 86

12. Lampiran 12 Taksasi Dana Penelitian... 92

(14)

Judul : Dampak Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

Peneliti : Samsul Bahri

Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik : 2014/2015

ABSTRAK

Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok, atau masyarakat dari tidak tahu nilai kesehatan menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi madiri. Pendidikan kesehatan dapat diberikan pada saat pertama kali ibu memeriksakan kehamilannya dalam program AntenatalCare(ANC) yang termasuk didalamnya adalah pemeriksaan tekanan darah. Pemeliharaan tekanan darah dapat dilakukan dengan pemeriksaan kehamilan, mengubah gaya hidup seperti diet dan aktivitas/olahraga untuk mencegah terjadinya hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering mempengaruhi wanita usia subur Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil dan untuk mengetahui perbedaan pemeliharaan tekanan darah saat penilaian pertama dan kedua dengan menggunakan desain Quasi-Experiment yaitu pre-post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 27 sampai 28 minggu berjumlah 24 orang yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol. Tehnik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan (Cl) = 95% (0,648<10<154.397), maka didapatkan OR sebesar 10 dengan Asymp. Sig: 0,099, artinya terdapat 10 kali lebih besar sampelpada kelompok intervensi melakukan pemeliharaan tekanan darah dibandingkan dengan sampelpada kelompok kontrol. Pada perbedaan pemeliharaan tekanan darah didapatkan nilai p value (0,50) pada kelompok intervensi (p > 0.05), sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan nilai p (0,50) yang menunjukkan bahwa (p > 0,50) yang berarti tidak terdapat perbedaan pemeliharaan tekanan darah antara penilaian pertama dan kedua, maka Ha ditolak. Selanjutnya, bagi peneliti berikutnya diharapkan untuk mempertimbangkan waktu penelitian sehingga didapatkan dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil.

(15)
(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering mempengaruhi wanita usia subur (Bothamley & Maureen, 2011). Hipertensi didiagnosis apa bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih dengan menggunakan fase V Korotkoff untuk menentukan tekana diastolik. Berkembanganya hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama postpartum pada seorang wanita yang sebelumnya normotensi. Gangguan hipertensi dalam kehamilan, meliputi; hipertensi Kronik, hipertensi transier selama kehamilan, preeklamsia (Cunnigham, 2005).

(17)

Kehamilan dapat menyebabkan hipertensi pada wanita yang sebelumnya dalam keadaan normal atau memperburuk hipertensi pada wanita yang sebelumnya telah menderita hipertensi. Edema menyeluruh, proteinuria, ataupun keduanya, sering menyertai hipertensi yang diinduksi atau diperberat oleh kehamilan. Kejang-kejang dapat menyertai hipertensi, terutama bila hipertensi tidak dapat ditangani. Hipertensi sebagai penyulit dalam kehamilan sering ditemukan dan merupakan salah satu dari tiga besar, selain peedarahan dan infeksi, yang terus menjadi penyebab utama sebagian besar kematian ibu di Amerika Serikat (Cunnigham, 2005). Hipertensi selama kehamilan merupakan suatu komplikasi serius yang membutuhkan evaluasi saksama (Ben-zion, 1994).

(18)

survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millennium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Haryono 2011).

Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 28 %, preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11 %, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5% dan lain – lain 11 % (WHO, 2007). Kematian ini umumnya dapat dicegah bila komplikasi kehamilan tersebut dan resiko tinggi lainnya dapat di deteksi sejak dini, kemudian mendapatkan penanganan yang tepat adekuat pada saat yang paling kritis yaitu pada masa sekitar persalinan. Jadi, dalam hal ini, toksomia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia) menempati urutan kedua penyebab kematian ibu.

Di Sumatera Utara, dilaporkan kasus preeklampsia terjadi sebanyak 3.560 kasus dari 251.449 kehamilan selama tahun 2010, sedangkan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dilaporkan angka kematian ibu penderita preeklampsia tahun 2007- 2008 adalah 3,45%, pada tahun 2008-2009 sebanyak 2,1%, dan pada tahun 2009- 2010 adalah 4,65% (Dinkes Sumut, 2011).

(19)

mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka, kesehatan orang lain, kemana harus mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya. Kesadaran masyarakat di atas disebut kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek kesehatan” (healtliteracy) (Notoatmodjo, 2003).

Pada survey awal yang dilakaukan penulis di Puskesmas Amplas didapatkan prevalensi ibu hamil yang berisiko tinggi pada tahun 2013 adalah sebanyak 109 orang dan hampir keseluruhan ibu hamil yang berisiko dirujuk ke Rumah Sakit.

Dilatarbelakangi masalah diatas, penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di puskesmas amplas kecamatam Medan Amplas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di puskesmas amplas kecamatam Medan Amplas.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

(20)

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pemeliharaan tekanan darah ibu hamil sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dalam kehamilan. b. Mengetahui gambaran pemeliharaan tekanan darah ibu hamil setelah

dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dalam kehamilan. c. Membandingkan gambaran pemeliharaan tekanan darah ibu hamil

sebelumdan setelah dilakaukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dalam kehamilan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi:

1.4.1.Tenaga Kesehatan

Dapat memberikan masukan bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat di puskesmas, sehingga dapat memberikan penyuluhan tentang hipertensi dalam kehamilan.

1.4.2.Peneliti

Dapat menambahkan pengetahuan peneliti tentang hipertensi kehamilan dan pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil.

1.4.3.Masyarakat

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok, atau masyarakat dari tidak tahu nilai kesehatan menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi madiri (Suliha, 2002).

Pendidikan kesehatan merupakan bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik (Herawani, 2001).

Secara umum, tujuan pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang kesehatan (WHO, 1945) yang dikutip oleh Notoatmojo (1997). Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut menjadi: menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada (Herawani, 2001).

(22)

langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit, agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan-perubahan sistem dan cara memanfaatkannya dengan efisien dan efektif, agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal (Herawani, 2001).

Dari kedua uraian tentang tujuan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai (Herawani, 2001).

2.1.1.Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, yaitu: dimensi sasaran pendidikan kesehatan, dimensi tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan, dan dimensi tingkat pelayanan pendidikan kesehatan (Herawani, 2001).

(23)

dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya: pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan sekolah (UKS), pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun Khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien, pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan. Dimensi tingkat pelayanan pendidikan kesehatan. Dalam dimensi tingkat pelayana kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels prevention) dari Leavel dan Clark, yaitu: Promosi Kesehatan

(HealthPromotion), Perlindunga Khusus (SpesificProtection), Diagnosa Dini dan Pengeobatan Segera (EarlyDiagnosisandPromptTreatment), Pembatasan Cacat (DisabilityLimitation), Rehabilitasi (Rehabilitation) (Herawani, 2001).

2.1.2.Metode Pendidikan Kesehatan

(24)

Pendidikan kesehatan dapat diberikan pada saat pertama kali ibu memeriksakan kehamilannya dalam program AntenatalCare(ANC). Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

(25)

tinggi (6) Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan). Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah : pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan, periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan, periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan, pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan, periksa khusus bila ada keluhan atau masalah.

Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T” yaitu: (Timbang) berat badan, ukur (Tekanan) darah, ukur (Tinggi) fundus uteri, pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid), pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular sexual, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifudin, 2002).

2.2. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan gaya (dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh. Tekanan sistolik: tekanan saat jantung berdenyut atau berkontraksi memompa darah ke sirkulasi. Tekanan diastolik: tekanan paling rendah yang terjadi di antara dua denyut jantung (Palmer, 2005).

(26)

berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat (Smeltzer, 2002).

Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai risiko tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar 100/60 sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg (Smeltzer, 2002). Hal ini sesuai dengan pernyataan Ganong (2003) bahwa tekanan arteri secara konvensional ditulis sebagai tekanan sistolik diatas tekanan diastolik, misalnya 120/70 mmHg.

(27)

dulu sebelum diukur, karena kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi hasil pengukuran (Sustrani, 2004).

2.2.1.Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu: umur, jenis kelamin, suku, dan status sosioekonomi.

Pada sebagian besar populasi di negara barat, TDS cenderung meningkat secara progresif pada masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa untuk mencapai nilai rata-rata 140 mmHg (18,7 kPa) pada usia 70-an atau 80-an. TDD juga cenderung meningkat dengan bertambahnya umur, tetapi dengan laju lebih rendah daripada TDS, dan nilai rata-rata cenderung tetap datar atau turun setelah umur 50-an. Ini mengakibatkan peningkatan tekanan nadi, dan peningkatan sekali-sekali TDS menjadi hal yang biasa dengan bertambahnya umur (Padmawinata, 2001).

Pada usia dini tidak terlihat bukti nyata tentang adanya perbedaan tekanan darah antara pria dan wanita. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, pria cenderung menunjukkan aras rata-rata yang lebih tinggi. Perbedaaan ini lebih jelas pada orang dewasa muda dan orang setengan baya (Padmawinata, 2001).

(28)

berkulit hitam keturunan Afrika ketimbang pada orang Amerika berkulit putih (Padmawinata, 2001).

Di negara-negara yang berada pada tahap pasca-peralihan perubahan ekonomi dan epidemiologi, selalu dapat ditunjukkan bahwa aras tekanan darah dan prevalensi hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada golongan sosioekonomi rendah. Hubungan yang terbalik itu ternyata berkaitan dengan tingkat pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan. Akan tetapi, dalam masyarakat yang berada dalam masa peralihan atau pra-peralihan aras tinggi tekanan darah dan prevalensi-hipertensi yang lebih tinggi ternyata terdapat pada golongan sisioekonomi yang lebih tinggi. Ini barangkali menggambarkan tahap awal epidemis penyakit kardiovaskular (Padmawinata, 2001).

2.2.2.Komplikasi

(29)

2.3. Hipertensi selama Kehamilan

2.3.1.Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik 120 mmHg (Sharon, 1996). Menurut Sorensen (1996), tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih (Hearrison, 1997). Tekanan darah tinggi merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara persisten (Potter & Perry, 2005).

Tekanan darah tinggi atau hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor genetik, perilaku, mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol, obesitas, mengkonsumsi alkohol, merokok, tingginya asupan garam, kurang olahraga, usia dan Psikis.

(30)

Faktor perilaku yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah gaya hidup yang kurang baik misalnya:

Jika seseorang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol dapat menyebabkan penimbunan lemak disepanjang pembuluh darah (Muhummadun, 2010). Penimbunan lemak tersebut akan menyebabkan aliran darah menjadi kurang lancar dan menyempitkan aliran pembuluh darah tersebut (Muhummadun, 2010). Penyempitan dan penyumbatan lemak ini memacu jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi agar dapat memasok kebutuhan darah ke jaringan. Akibatnya tekanan darah menjadi meningkat (Muhummadun, 2010).

Semakin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh (Muhummadun, 2010). Ini berarti bahwa volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding pembuluh darah dengan kata lain tekanan darah akan meningkat (Muhummadun, 2010).

Alkohol dapat merusak fungsi saraf pusat maupun tepi (Sheps, 2002). Apabila saraf pusat terganggu, maka pengaturan tekanan darah akan mengalami gangguan pula (Muhummadun, 2010). Pada seseorang yang sering minum minuman dengan kadar alkohol tinggi, tekanan darah mudah berubah dan cenderung meningkat tinggi (Muhummadun, 2010).

(31)

lebih kuat lagi, agar darah dapat sampai ke jaringan yang membutuhkan dengan cukup (Muhummadun, 2010). Akibatnya tekanan darah jadi meningkat. Merokok dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, hal ini disebabkan karena rokok banyak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh seperti tar, nikotin dan gas karbon monoksida (Muhummadun, 2010). Nikotin merangsang sekresi hormon adrenalin yang menyebabkan jantung berdebar-debar, meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah (Muhummadun, 2010).

Mengkonsumsi garam secara berlebihan (5 -15 gram/hari) dapat meningkatkan tekanan darah (Muhummadun, 2010). Pengaruh asupan garam terhadap tekanan darah tinggi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Garam menarik cairan di luar sel agar tidak keluar (Sheps, 2002). Hal ini menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh. Penumpukan cairan ini akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Muhummadun, 2010).

(32)

Pada usia yang semakin tua, pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium) terganggu, sehingga banyak zat kapur yang beredar bersama darah (Muhummadun, 2010). Banyaknya kalsium dalam darah (hypercalcidemia) menyebabkan darah menjadi lebih padat, sehingga tekanan darah menjadi meningkat. Endapan kalsium di dinding pembuluh darah (arteriosclerosis) menyebabkan penyempitan pembuluh darah (Sheps, 2010). Akibatnya, aliran darah menjadi terganggu. Hal ini dapat memacu peningkatan tekanan darah (Muhummadun, 2010).

Bertambahnya usia juga menyebabkan elastisitas arteri berkurang (Muhummadun, 2010). Arteri tidak dapat lentur dan cenderung kaku, sehingga volume darah yang mengalir sedikit dan kurang lancar (Asdie, 2000). Agar kebutuhan darah di jaringan tercukupi, maka jantung harus memompa darah lebih kuat lagi. Sehingga tekanan di pembuluh darah meningkat (Muhummadun, 2010).

(33)

2.3.2.Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi

Pembagian hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat dibedakan berdasarkan penyebab terjadinya hipertensi (esensial/primer dan sekunder)serta berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik.

Tekanan darah tinggi esensial: tekanan darah tinggi esensial adalah tekanan darah tinggi yang tidak jelas atau belum diketahui pasti penyebabnya (Rusyanuddin, 2006). Tekanan darah tinggi esensial disebut juga tekanan darah tinggi primer atau idiopatik (Setiawati & Bustami, 2005). Lebih dari 90% kasus tekanan darah tinggi termasuk dalam kelompok tekanan darah tinggi esensial (Setiawati & Bustami, 2005). Penyebab tekanan darah tinggi esensial adalah multifaktor, antara lain faktor genetik, faktor perilaku, faktor usia dan faktor psikis (Sobel & Bakris, 2005).

Tekanan darah tinggi skunder: tekanan darah tinggi skunder adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyakit lain. Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyakit ginjal, kelainan hormonal, dan penggunaan obat-obatan (Setiawati & Bustami, 2005).

(34)

Tabel 2.1. Kategori Tekanan Darah

Kategori Tekanan Darah Sistolik (mmHg)

Tekanan Darah Diastolik (mmHg)

Normal < 130 <85

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi

Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99

Tingkat 2 (sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (berat) 180-209 110-119

Tingkat 4 (sangat berat) 210 atau lebih 120 atau lebih

Menurut The Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, AS dalam Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995

(35)

2.3.3.Hipertensi Kehamilan

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan sistolik sampai mencapai atau melebihi 140/90 mmHg. Jika tekanan darah ibu pada trimester pertama diketahui, maka angka tersebut dipakai sebagai patokan dasar tekanan darah dasar ibu. Dengan menggunakan informasi ini, definisi alternatif hipertensi merupakan kenaikan nilai sistolik sebesar 30% mmHg atau lebih atau kenaikan tekanan diastolik sebesar 15% mmHgdi atas nilai tekanan dasar ibu. Peningkatan tekanan darah harus terjadi sekurang-kurangnya dua kali pemeriksaan dengan jarak empat sampai enam jam (Bobak, 2004).

Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering mempengaruhi wanita usia subur (Bothamley & Maureen, 2011). Hipertensi didiagnosis apa bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih dengan menggunakan fase V Korotkoff untuk menentukan tekana diastolik. Berkembangnya hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama postpartum pada seorang wanita yang sebelumnya normotensi. Gangguan hipertensi dalam kehamilan, meliputi; hipertensi Kronik, hipertensi transier selama kehamilan, preeklamsia (Cunnigham, 2005). Hipertensi selama kehamilan merupakan suatu komplikasi serius yang membutuhkan evaluasi saksama (Ben-zion, 1994).

(36)

kehamilan, hampir sama dengan tekanan prepartum, normalnya < 85 mmHg diastolik pada trimester ketiga (Sobel, 1998).

2.3.4.Etiologi

Plasenta biasanya dianggap sebagai penyebab utama gangguan hipertensi pada kehamilan karena setelah kelahiran, penyakit ini berkurang. Pada plasenta normal, plasenta melibatkan invasi desidua oleh sinsitiotrofoblas. Selama awal kehamilan, dinding otot dan endoteliumarterial terkikis dan digantikan oleh trofoblas untuk memberikan lingkungan yang optimal bagi perkembangan blastosis. Fase kedua proses invasi ini terjadi antara gestasi minggu ke-16 dan ke-20 saat trofoblas mengikis myometrium arteri spiral. Pada pre-eklamsia, invasi trofoblastik arteri spiral mengalami hambatan sehingga mengakibatkan penurunan perfusi plasenta, yang akhirnya dapat menyebabkan hipoksia plasenta (Fraser & cooper, 2009).

(37)

2.3.5.Patofisiologi

Kegagalan invasi sel trofoblas untuk memaksimalkan modifikasi arteri spiralis uterus

Penurunan darah uterus Penurunan ekspansi plasma

Iskemia plasenta relatif

Reaksi inflamasi intravaskular umum Disfungsi endothelial

Ginjal

Aliran darah ginjal Kerusakan membran glomerulus

Kehilangan protein

Gg. Ekskresi asam urat & kreatinin Sensitivitas terhadap angiotensin

Komplikasi janin: hambatan pertumbuhan, penurunan cairan amnion, penurunan aliran darah

arteri umbilikalis

Vasokonstriksi arteriola pada organ tubuh mayor

Kardiovaskular

Tekanan darah untuk mengkompensasi Perfusi

Ekspansi volume plasama

Tekanan osmotik koloid rendah_edema

Hematologi

Perdarahan, kerusakan iskemia, dan trombosis

Nyeri epigastrik dan muntah Sindrom HELLP

Sistem saraf

(38)

2.3.6.Klasifikasi

Gangguan hipertensi pada kehamilan mengacu pada berbagai keadaan, dimana terjadi peningkatan tekanan darah maternal disertai risiko yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan janin. Awalnya, gangguan hipertensi kehamilan disebut toksemia, tetapi istilah ini kurang tepat karena tidak ada agens tosik atau toksin yang bisa ditemukan (Bobak, 2004). Penelitian terbaru yang dilakukan oleh National High Blood Pressure Edication Program Working Group onHigh Blood Pressure Pregnancy (2000) menjelaskan

tentang lima kategori utama hipertensi selama kehamilan; hipertensi kronik, hipertensi gestasional, preeklamsia, eklamsia, dan preeklamsia yang terjadi pada hipertensi kronis (Fraser & Cooper, 2009).

2.3.6.1. Hipertensi Kronis

Hipertensi kronis didefinisikan sebagai hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum usia kehamilan 20 minggu. Hipertensi yang menetap lebih dari enam minggu pascapartum juga diklasifikasikan sebagai hipertensi kronis (Bobak, 2004).

(39)

Hipertensi kronik diperkirakan memiliki dua kemungkinan penyebab; yang pertama, merupakan masalah jangka panjang, terjadi sebelum kahamilan dimulai, contohnya hipertensi esensisal yang terjadi pada 5% kasus hipertensi pada kehamilan. Yang kedua, dapat terjadi akibat masalah medis yang sudah ada sebelumnya, misalnya: penyakit ginjal, SLE, stenosis aorta, sindrom Cushing, fekromositoma, yang jarang terjadi, tetepi marupakan tumor medulla

adrenal yang berbahaya (Fraser & Cooper, 2009).

Hasil perinatal pada hipertensi kronik ringan cukup baik. Namun demikian, morbiditas dan ortalitas perinatal meningkat pada mereka yang menderita hipertensi kronik berat atau yang dipersulit preeklamsi. Komplikasi lain tidak berkaitan dengan kehamilan dan meliputi gagal ginjal dan perdarahan serebral. Pada 1-2% kasus, ensefalopati hipertensif dapat terjadi jika tekanan darah tiba-tiba meningkat hingga lebih dari 250/150 mmHg. Mortilitas maternal akan tinggi jika feokromositoma tidak terobati (Fraser & Cooper, 2009).

(40)

obstetrik dan dokter. Ibu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan antenatal dengan sering untuk memantau kondisinya (Fraser & Cooper, 2009).

2.3.6.2. Hipertensi Gestasional

Hipertensi akibat kehamilan/hipertensi gestasional yang didefinisikan sebagai peningkatan takanan darah (TD) pada paruh kedua atau trimester ketiga kehamilan tanpa gambaran lain preeklamsia (Billington, 2009).

Diagnosa hipertensi gestasional ditegakkan pada wanita yang tekanan darahnya mencapai 140/90 mmHg atau lebih untuk pertama kali selama kehamilan, tetapi belum mengalami proteinuria. Hipertensi gestasional disebut hipertensi transien apa bila tidak terjadi preeklamsi dan tekanan darah telah kembali normal dalam 12 minggu postpartum (Cunnigham, 2005).

wanita dengan hipertensi gestasional dapat memperlihatkan tanda-tanda yang berkaitan dengan preeklamsi, misalnya; nyeri kepala, nyeri epigastrium, atau trombisitopenia yang mempengaruhi penatalaksanaan (Cunnigham, 2005). 2.3.6.3. Preeklamsia

Preeklamsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Preeklamsia merupakan penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak sistem dan ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi dan proteinuruia (Bobak, 2004).

(41)

Milne (2005) menyatakan bahwa preeklamsia biasanya didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu (Bothamley & Maureen, 2011).

Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum bisa diketahui secara pasti. Namun banyak teori yang telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan tetapi tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap benar-benar mutlak.

Preeklamsia adalah suatu penyakit yang hanya terjadi pada kehamilan manusia. Tanda dan gejala timbul hanya selama masa hamil dan menghilang dengan cepat setelah janin dan plasenta lahir. Tidak ada profil tertentu yang mengidentifikasi wanita yang akan mengalami preeklamsia. Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko tertentu yang berkaitan dengan perkembangan penyakit; primigravida, grand multigravida, janin besar, kehamilan dengan janin lebih dari satu, morbid obesitas (Bobak, 2004).

(42)

bercak-bercak nekrotik, meningkatkan kadar aspartat aminotransferase (AST) dan alanin aminotrasferase (ALT). Perlemakan hati akut pada kehamilan dapat merupakan manifestasi preeklamsia. Trombositipenia muncul bersama anemia hemolitik, dan koagulasi konsumtif terdapat apda preeklamsia fulminan. Hemoragi serebral, petekie juga hematoma besar terlihat, tetapi oedema serebral jarang terjadi. Gejala SSP eklamsia kemungkinan disebabkan oleh kerusakan sel endotelial bersama agregrasi trombosit dan cadangan fibrin (Constance, 2009).

Volume plasma menurun sekita 9% sebelum hipertensi terdeteksi. Derajat penurunan volume memprediksi keparahan PJT dan hipertensi. Tekanan vena sentral dan tekanan bajikapiler pulmonal tetap tinggi, dan penggantian volume dapat menyebabkan oedema paru. Elektrolit tidak banyak berbeda dari elektrolit pada kehamilan normal(Constance, 2009).

Varian preeklamsia berat yang terjadi pada 20-30% wanita dengan preeklamsia atau eklamsia. Sindrom HELLP (hemolisis. Peningkatan enzim hati, trombosit rendah) ditandai dengan peningkatan enzim hati dan trombositemia. Indikator hipertensi dan ginjal dari preekalmsia dapat tidak ada apda varian ini (Constance, 2009).

(43)

preeklamsia adalah sakit kepala, nyeri epigastrik, gangguan penglihatan, muntah, penurunan gerakan janin, ukuran janin kecil tidak sesuai dengan usia kehamilan (Bothamley & Maureen, 2011).

Ada beberapa faktor risiko terjadinya preeklamsia, yaitu primigravida atau > 10 tahun sejak kelahiran terakhir, kehamilan pertama dengan pasangan baru, riwayat keluarga dengan preeklamsia, khususnya pada ibu atau saudara perempuan (baik wanita hamil maupun pasangannya), kehamilan kembar, kondisi medis tertentu seperti hipertensi esensial, penyakit ginjal, diabetes, adanya proteinuria saat mendaftar untuk pemeriksaan (> 1+ pada lebih dari satu pemeriksaan atau > 0,3 g/24 jam), umur ≥ 40 tahun, obesitas (IMT > 35), IVF (fertilisasi in vivo) (Bothamley & Maureen, 2011).

Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia, meliputi eklamsia, solusio plasenta, gagal ginjal, nekrosis hepar, ruptur hepar, anemia hemolitik mikroangiopatik, perdarahan otak, edema paru, dan pelepasan retina. Komplikasi janin meliputi: prematuritas, insufisiensi utero-plasental, retardasai pertumbuhan intrauteri dan kematian janin intrauteri (Prawirohardjo, 2008).

Pencegahan preeklamsia ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah terjadinya preeklamsia pada perempuan hamil yang memiliki risiko preeklamsia. Menurut Prawirohadjo (2008), pencegahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

(44)

lemak tidak jenuh, missal: omega-3 PUFA, antioksidan: vitamin C, vitamin E, dll, elemen logam besi: zinc, magnesium, kalium (Prawirohardjo, 2008).

Pencegahan dengan medikal, yaitu pemberian deuretik tidak terbukti mencegah terjadinya hipertensi bahkan memperberat terjadinya hipovolemia. Pemberian kalsium: 1500-2000 mg/hari, selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari, magnesium 365 mg/hari. Obat trombotik yang dianggap dapat mencegah preeklamsi adalah aspirin dosis rendah rata-rata <100 mg/hari atau dipiridamole dan dapat juga diberikan obat antioksidan misalnya vitamin C dan vitamin E (Prawirohardjo, 2008).

2.3.6.4. Eklamsia

Eklamsia ialah terjadinya konvulsi atau koma pada pasien disertai tanda dan gejala preeklamsia. Konvulsi atau koma dapat muncul tanpa didahului gangguan neurologis (Bobak, 2004).

Eklamsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita dengan preeklamsia yang tidak dapat disebabkan oleh hal lain. Kejang bersifat grandmal dan mungkin timbul sebelum, selama, atau setelah persalinan.

Namun, kejang yang timbul lebih dari 48 jam postpartum, terutama pada nulipara, dapat dijumpai pada 10 hari postpartum (Cunnigham, 2005).

(45)

kabur atau flashing light akibat edema retina, nyeri epigastrik, yang menunjukan edema hati atau kerusakan fungsi hati, mual dan muntah (Fraser & Cooper, 2009).

Komplikasi yang terjadi pada eklamsia, meliputi solusio plasenta (abrupsio), trobosis atau perdarahan otak, kematian perinatal (10-30%), koagulasi intravascular diseminata, anemia hemolitik mikroangiopatik, nekrosis korteks ginjal, nekrosis tubular ginjal, gagal hepar dengan nekrosis periportal, ruptur hepatik, gagal jantung, edema paru, dan kematian ibu.

2.3.6.5. Preeklamsia yang Terjadi pada Hipertensi Kronis

(46)

2.4. Pemeliharaan Tekanan Darah

Pemeliharaan tekanan darah dapat dilakukan dengan cara menngubah gaya hidup seperti diet. Makanan sehat adalah hal yang penting, terutama saat hamil. Seorang wanita hamil harus memastikan untuk selalu mengasup kalori dari makanan-makanan bergizi agar dapat menunjangpertumbuhan dan perkembangan bayi.Pada sebagian besar wanita yang sedang hamil tidak selalu mendapatkan 1.000 mg kalsium harian yang disarankan. Kebutuhan kalsium yangtinggi, untuk pembentukan tulang dan organ lain janin. Bila terjadi kekurangan kalsium, kalsium bumil akan dikuras untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari jaringan otot. Kekurangan kalsium yang terlalu lama, menyebabkan dikeluarkannya kalsium jaringan otot sehingga menimbulkan lemahnya kontraksi otot jantung dan menurunkan stroke volume, aliran darah akan menurun. kekurangan kalsium akan menimbulkan kontraksi pada otot pembuluh darah dimana terjadi vasokontriksi yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah (Manuaba, 2001).

(47)

secara teraturdan intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal.

Olahraga secara umum memberi banyak manfaat bagi wanita hamil, diantaranya adalah menjaga kelancaran kerja jantung dan peredaran darah, dengan berolahraga, sirkulasi darah dalam tubuh berjalan lancar. Hal ini mengakibatkan tubuhbisa lebih efisien “memompa” oksigen untuk memenuhi kebutuhan janin. Selain itu, sirkulasidarah yang lancar akan mencegah terjadinya varises (pelebaran pembuluh darah).

(48)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangkan konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil. Pemeliharaan tekanan darah merupakan upaya yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya penyakit hipertensi selama kehamilan.

Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi responden diberikan test awal (pre test) untuk menilai perilaku atau upaya ibu hamil dalam memelihara tekanan darah selama kehamilan yang berupa kuesioner. Kemudian setelah dilakukan pendidikan kesehatan, responden akan dinilai kembali tentang perilaku atau upaya yang dilakukan untuk dalam memelihara tekanan darah selama kehamilan (post test).

(49)

Skema 1. Kerangka konsep penelitian

Kondisi awal

( )

Intervensi

Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi

Kehamilan Pemeliharaan Tekanan

Darah Ibu hamil : pemeriksaan TD (ANC), Diet, Aktivitas/Olahraga

- Terpelihara - Tidak terpelihara

Kondisi setelah intervensi

Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu hamil : pemeriksaan TD (ANC), Diet, Aktivitas/Olahraga

(50)

3.2. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional

(51)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini meggunakan desain penelitian Quasi-Experiment yaitu pre-post test with control group design. Kelompok subjek dilakukan observasi

sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi. Desain penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil.

Desain ini menggunakan dua kelompok yaitu Kelompok intervensi (KI) dan Kelompok Kontrol (KK), kedua kelompok akan diberikan pretest (O1). Kelompok intervensi (KI) akan diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan (I) sedang Kelompok Kontrol (KK) tidak diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan. Postest (O2

Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

) diberikan kepada kedua kelompok setelah usia kehamilan 30 minggu.

Subjek Pre test Intervensi Post test

KI O1 I O2

(52)

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Amplas. Berdasarkan data awal yang didapatkan peneliti pada tanggal 13 Mei 2014 jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Amplas sebanyak 50 orang.

4.2.2. Sampel

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah usia kehamilan. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian). Berdasarkan kriteria inklusi diatas, maka peneliti menetapkan sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang usia kehamilan 27 sampai dengan 28 minggu dengan pertimbangan pada rentang usia kehamilan tersebut ibu melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal 2 kali dan disamping itu hipertensi kehamilan terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu sehingga dapat diketahui ada tidaknya dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hami. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 orang terdiri dari 12 orang kelompok intervensi dan 12 orang kelompok kontrol.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

(53)

karena merupakan salah satu wilayah binaan PBL Fakultas Keperawatan Univesitas.

4.4. Pertimbangan Etik

Pertimbangan penelitian ini dilakukan untuk melindungi hak-hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas responden. Sebelum pelaksanaan penelitian responden diberikan penjelasan mengenai manfaat penelitian dan tujuan penelitian, selanjutnya responden diminta menjadi sampel dalam penelitian ini. Kemudian responden membaca serta memahami isi dari surat persetujuan, setelah itu responden diminta menandatangani surat persetujuan terlebih dahulu sebagai bukti kesediaan menjadi responden. Responden yang terlibat dalam penelitian bersifat sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Penelitian ini merahasiakan identitas pribadi responden serta tidak mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari responden. Penelitian ini telah disetujui oleh komite etik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.5. Instrumen Penelitian

(54)

4.6. Tes Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner tentang pemeliharaan tekanan darah ibu hamil disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada tinjuan pustaka. Oleh karena itu penting dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel (Ritongah, 1997). Dalam penelitian digunakan uji validitas isi yang mana uji validitas ini terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pakar yang paham tentang pemeliharaan tekanan darah selama kehamilan yaitu kepada bagian maternitas. Nilai dari hasil uji validitas instrumen penelitian ini dengan menggunakan tabel CVI adalah 0,94.

Untuk uji reliabilitas digunakan uji reliabilitas konsistensi internal karena memiliki kelebihan yaitu pemberian instrumen hanya satu kali dengan bentuk instrumen kepada satu subjek studi. Uji reliabilitas dilakukan terhadap seluruh responden penelitian di wilayah Kerja Puskesmas Amplas yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian peneliti menilai responnya (Azwar, 1993). Uji reliabilitas ini menggunakan KR-21 karena memiliki instrumen dengan jumlah pertannyaan genap. Nilai dari hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ini adalah 0,94.

4.7. Pengumpulan Data

(55)
(56)

memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang menurut responden benar dan sesuai.

4.8. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data maka dilakukan analisa data. Data yang diperoleh dari setiap responden berupa data demografi yang merupakan hasil pengisisan kuesioner responden dan hasil kuesioner tentang pemeliharaan tekanan darah .

Untuk melihat perbedaan kepatuhan ibu dalam melakukan pemeliharaan tekanan darah digunakan uji statistik Mc Nemar.

Odds Ratio digunakan untuk mengetahui seberapa besar dampak

(57)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan mengenai dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas.

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan selama kurang lebih 3 minggu, yaitu mulai tanggal 8 Desember 2014 sampai tanggal 29 Desember 2014 di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas. Penelitian ini melibatkan 24 orang responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 12 orang responden kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan dan 12 orang responden yang lain adalah kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan.

(58)

5.1.1.Karakteristik Demografi Responden

Responden penelitian ini adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 27-28 minggu di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas. Mayoritas responden yang mendapatkan pendidikan kesehatan berumur 21-35 tahun sebanyak (83.3%), berdasarkan status obstetri, lebih dari setengah responden pada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan adalah multigravida (75 %) sedangkan pada kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan adalah multigravida (75%). Hampir setengah dari kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan berpendidikan SMA (41,7%) dengan pekerjaan ibu rumah tangga (75%) sedangkan pada kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan lebih dari setengah responden berpendidikan SMA (38,3%) dengan pekerjaan ibu rumah tangga (83,3%). Karakteeristik demografi responden dapat dilihat dari tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik

2. Status obstetri

primigravida 3 25 % 4 33.3 %

multigravida 9 75 % 8 66.7 %

3. Usia kehamilan

27 minggu 8 66.7 % 3 25 %

(59)

4. Pendidikan

5.1.2.Dampak Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap

Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwah responden di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas menunjukkan pemeliharaan tekanan darah untuk kelompok intervensi pada penilaian pertama yang termasuk kategori terpelihara sebanyak 50% dan penilaian kedua yang termasuk kategori terpelihara sebanyak 66,7%. Sedangkan pada kelompok kontrol pada penilaian pertama yang termasuk kategori terpelihara sebanyak 41,7 % dan penilaian kedua yang termasuk kategori terpelihara sebanyak 25%. Pemeliharaan tekanan darah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol penilaian pertama dan kedua dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil saat Penilaian Pertama dan Keduapada Kelompok Intervensi dan Kontrol (n = 24)

Kelompok Pemeliharaan Tekanan Darah Total

Terpelihara Tidak terpelihara

(60)

5.1.3.Perbedaan Pemeliharaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah

Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan

Uji Mc Nemar digunakan untuk mengetahui perbedaan pemeliharaan tekanan darah pada penilaian pertama dan kedua. Dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil saat penilaian pertema dan keduapada kelompok intervensi dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Hasil Uji Mc Nemar terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu

Hamil Penilaian Pertama dan Kedua pada Kelompok Intervensi di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas (n = 12)

Setelah pendidikan kesehatan

p Terpelihara Tidak terpelihara Sebelum pendidikan kesehatan

Terpelihara 6 0

0,50

Tidak terpelihara 2 4

Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pemeliharaan tekanan darah antara penilaian pertama dan kedua pada kelompok intervensi dimana p value (0,50). Data ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pemeliharaan tekanan darah antara penilaian pertema dan kedua pada kelompok intervensi ( p > 0,05).

(61)

Tabel 5.4 Hasil Uji Mc Nemar terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu

Hamil saat Penilaian Pertama dan Kedua pada Kelompok Kontrol di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas (n = 12)

Penilaian Kedua

p Terpelihara Tidak terpelihara Penilaian Pertama

Terpelihara 3 2

0,50

Tidak terpelihara 0 7

Perbedaan pemeliharaan tekanan darah penilaian pertama dan kedua pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pemeliharaan tekanan darah dimana p value (0,50). Data ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pemeliharaan tekanan darah antara penilaian pertema dan kedua pada kelompok kontrol ( p > 0,05).

(62)

Tabel 5.5 Risiko Relatif Dampak Pendidikan Kesehatan terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Amplas

Value Lower Upper Asymp. sig Odds Ratio kelompok

(intervensi/kontrol ) 10 0,648 154.397 0,099

5.2. Pembahasan

5.2.1.Dampak Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap

Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil

Penelitian ini mencari dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil. Dari hasil penelitian didapatkan kelompok intervensi yang termasuk dalam kategori terpelihara sebelum pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan sebanyak 6 orang (50%) dan setelah pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan sebanyak 8 orang (66,7%), sedangkan pada kelompok kontrol yang termasuk dalam kategori terpelihara pada penilaian pertama sebanyak 5 orang (41,7%) dan penilaian kedua sebanyak 3 orang (25%). Hasil uji statistik Mc Nemar menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pemeliharaan tekanan darah antar penilaian pertama dan kedua kelompok intervensi dan kontrol dimana nilai (p> 0,05). Berdasarkan Odds Ratio didapatkan nilai estimasi sebesar 10 dengan Asymp. Sig: 0,099 yang

menunjukkan bahwa kelompok intervensi 10 kali lebih besar melakukan pemeliharaan tekanan darah dibandingkan dengan kelompok kontrol.

(63)
(64)
(65)

lebih besar untuk mengalami risiko tinggi kehamilan dibandingkan dengan kelompok yang mampu (Royston & Amstrong, 1994 dalam Hutapea, 2007).

(66)

Selain dari pendidikan informal, pendidikan dapat pula didapatkan dari media lain, seperti majalah, koran, televisi, radio, dan sebagainya, sehingga dapat menambah pengetahuan ibu hamil.

Pada masa kehamilan, sehat merupakan dambaan setiap wanita yang sedang hamil. Selain makanan, olah raga merupakan salah satu cara untuk memperoleh keadaan sehat tersebut. Namun, masih banyak wanita hamil yang takut untuk berolah raga, mereka khawatir olah raga bisa menyebabkan gangguan pada kehamilan. Pada umumnya, olah raga aman dilakukan saat hamil. Beberapa olah raga yang dianjurkan atau diperbolehkan pada masa kehamilan yaitu aerobik, jalan jalan, berenang, senam air, menari, bersepeda statis, dan yoga. Setiap wanita hamil mempunyai karakteristik yang berbeda beda sehingga olah raga yang dipilih harus disesuaikan dengan keadaan si ibu hamil (Yudik, 2009). U.S. Department of Health and Human Services (2008), menganjurkan kepada wanita hamil melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang (moderate-intensity physical activity) sangat bermanfaat karena melakukan aktivitas fisik ini akan meningkatkan kesehatan kardiorespiratori dan mengurangi terjadinya komplikasi seperti hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia).

(67)

menyebabkan rendahnya minat ibu hamil untuk melakukan senam hamil. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nur Aini dan Kartika Sari di BPS Ar Rahman Semarang (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan ibu dalam pelaksanaan senam hamil.

5.3. Keterbarasan dan Kelemahan Penelitian

(68)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Gambaran pemeliharaan tekanan darah kelompok intervensi pada penilaian pertama yang termasuk kategori terpelihara sebanyak 50% dan penilaian kedua yang termasuk kategori terpelihara sebanyak 66,7%. Sedangkan pada kelompok kontrol, pada penilaian pertama yang termasuk kategori terpelihara sebanyak 41,7% dan penilaian kedua yang termasuk kategori terpelihara sebanyak 25%.

(69)

Berdasarkan hasil Odds Ratio (OR) terhadap pemeliharaan tekanan darah pada tingkat kepercayaan (Cl) = 95% (0.648<10<154.397), maka didapatkan OR sebesar 10 dengan Asymp. Sig: 0,099, artinya terdapat 10 kali lebih besar responden yang mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan melakukan pemeliharaan tekanan darah dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan.

6.2. Saran

(70)

DAFTAR PUSTAKA

AM, Sirait. (2012). Prevalensi Hipertensi Pada Kehamilan Di Indonesia Dan Berbagai Faktor Yang Berhubungan. Riset Kesehatan Dasar 2007

Billington, Mary dan Mandy Stevenson. (2009). Buku Saku Bidan Kegawatan Dalam Kehamilan-Persalinan. Jakarta: EGC

Bobak, Irene M, dkk. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC

Bothamley, Judy dan Maureen Boyle. (2011). Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC

Cunningham, F. Gary, dkk. (2005). Obstetri Williams. Volume 1. Edisi 21. Jakarta: EGC

Cunningham, F. Gary, dkk. (1995). ObstetriWilliams. Edisi 18. Jakarta: EGC

Dekker, dr. E. (1996). Hidup Dengan Tekanan Darah Tinggi. Amsterdam: Excerpta Medica

Dahlan, M. Sopiyudin. (2008). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

E, Aritonga. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan. Repository.usu.ac.id

Fraser, Diane M dan Margaret A. Cooper. (2009). Buku Ajar Bidan Myles Textbook For Midwives. Edisi 14. Jakarta: EGC

Hart, Julian T. (2009). Tanya Jawab Seputar Tekanan Darah Tinggi. Edisi 2. Jakarta: Arcan

Herawani, dkk. (2001). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Nursalam dan Ferry Efendi. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Padmawinata, Kosasih. (2001). Pengendalian Hipertensi: Laporan Komisi Pakar WHO. Bandung: ITB

Palmer, Dr. Anna. (2005). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga

(71)

Sheps. (2002). Mayo Clinic Hipertensi, Mengantasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Intisari Mediatama

Sinclair, Constance. (2009). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC

Sobel, Barry J. dan George L. B. (1998). Hipertensi: Pedoman Diagnosis & Terapi. Jakarta: Hipokrates

Sugiyono. (2006). Statistik Ilmu Penelitian. Bandung: Alfabeta

Staff. (2009). Olahraga-bagi-wanita-hamil. Diunduh pada tanggal 2 Juni 2014. http//.www.olahraga pada ibu hamil.html.

Taber, Ben-zion. (1994). Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC

Townsend, Raymond R. (2010). 100 Tanya-Jawab Mengenai Tekanan Darah Tinggi (hipertensi). Jakarta: Indeks

(72)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya Samsul Bahri (131121088) adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu hamil di Puskesmas Amplas, kecamatan Medan Amplas”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan bapak/ibu/saudara/saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan bapak/ibu/saudara/saudari. Partisipasi bapak/ibu/saudara/saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bapak/ibu/saudara/saudari bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi bapak/ibu/saudara/saudari dan semua informasi yang bapak/ibu/saudara/saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi bapak/ibu/saudara/saudari

Medan, Desember 2014

Peneliti Responden

(73)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

DAMPAK PENDIDIKAN KESEHTANA TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH IBU

HAMIL DI PUSKESMAS AMPLAS KECAMATAN MEDAN AMPLAS

Instrumen terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Kuesioner yang berkaitan dengan Data Demografi responden / subjek yang terdiri dari 7 pernyataan yang diisi oleh peneliti

(74)

Lampiran 3

Kode Responden

Kuesioner “pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di puskesmas amplas kecamatan Medan Amplas”

A.*Kuesioner Data Demografi

No responden :

Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan (pretest) yang Anda anggap benar dan sesuai.

No.

Pertanyaan

Pernyataan

Ya Tidak 1. Apakah ibu melakukan pemeriksaan tekanan darah ulang

pada awal kehamilan (< 12 minggu)

2. Apakah ibu juga melakukan pemeriksaan ulang sebelum usia kehamilan 7 bulan

3. Apakah ibu mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium seperti bayam, brokoli, ikan, daging, ceker ayam

4. Apakah ibu minum susu hamil selama kehamilan

5. Apakah ibu mengurangi asupan natrium pada makanan sehari-hari seperti garam, makanan cepat saji, bumbu penyedap makanan, munuman kaleng

6. Apakah aktivitas yang ibu lakukan sama seperti sebelum hamil

7. Apakah ibu melakukan senam hamil selama kehamilan

(75)

Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan (post test) yang Anda anggap benar dan sesuai setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan.

No. Pertanyaan Pernyataan

Ya Tidak 1. Apakah ibu melakukan pemeriksaan kehamilan (TD)

pada usia kehamilan 7 bulan

2. Apakah ibu sering melakukan pemeriksaan kehamilan (TD) pada usia kehamilan setelah 8 bulan

3. Apakah ibu mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium seperti bayam, brokoli, ikan, daging, dan ceker ayam

4. Apakah ibu minum susu hamil selama kehamilan

5. Apakah ibu mengurangi asupan natrium pada makanan sehari-hari seperti garam, makanan cepat saji, bumbu penyedap makanan, dan minuman kaleng

6. Apakah aktivitas sehari-hari yang ibu lakukan sama seperti sebelum hamil

7. Apakah ibu melakukan senam hamil selama kehamilan

*setelah mendapatkan pendidikan kesehatan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak ... kali (usia kehamilan 30 minggu)

(76)
(77)
(78)

Lampiran 6

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

Kode Mata Kuliah : BKM122

SKS : 2

Waktu Pertemuan : 1 x 2 x 50 menit

Pertemuan Ke : 1

A. Tujuan

1. TIU : setelah mengikuti penyuluhan ini,

diharapkan ibu hamil mengerti tentang hipertensi dalam kehamilan

2. TIK a. Peserta mampu menjelaskan tentang

hipertensi kehamilan

b. Peserta mampu menjelaskan klasifikasi hipertensi dalam kehamilan c. peserta mampu mengidentifikasi

tanda dan gejala yang terjadi pada hipertensi kehamilan

B. Pokok Bahasan : Hipertensi dalam Kehamilan

C. Sub Pokok Bahasan : hipertensi kronik, hipertensi gestasional preeklamsia, eklamsia, preeklamsi yang terjadi pada hipertensi kronik dan pemeliharaan tekanan darah. D. Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan peserta Media dan Alat Pengajara

Waktu

Pendahuluan  Mengucapkan salam  Memperkanalkan

Penyajian  Menjelaskan

(79)

tentang hipertensi

Bothamley, Judy. (2011). Patofisiologi dalam Kebidanan. Jakarta: EGC Chunnigham, F. Gary. (2006). Obstetri William. Volime 1. Edisi 21. Jakarta: EGC

Chunnigham, F. Gary. (1995). Obstetri William. Edisi 18. Jakarta: EGC Fraser, Diane M. (2009). Buku Ajar Bidan. Edisi 14. Jakarta: EGC

(80)

Lampiran 7

MATERI PENYULUHAN

DEFINISI

Hipertensi didefinisikan sebagai keadaan dengan tekanan darah diastolik minimal 90 mmHg atau tekanan sistolik 140 mmHg, atau kenaikan tekanan diastolik minimal 15 mmHg atau kenaikan tekanan sistolik minimal sebesar 30 mmHg. Tekanan darah harus diukur paling sedikit 2 kali dengan selang waktu 6 jam (Cunnigham, 1995).

A. Hipertensi Dalam Kehamilan 1. Definisi

Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering mempengaruhi wanita usia subur (Bothamley & Maureen, 2011). Hipertensi didiagnosis apa bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih dengan menggunakan fase V Korotkoff untuk menentukan tekana diastolik. Berkembangnya hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama postpartum pada seorang wanita yang sebelumnya normotensi. Gangguan hipertensi dalam kehamilan, meliputi; hipertensi Kronik, hipertensi transier selama kehamilan, preeklamsia (Cunnigham, 2005). Hipertensi selama kehamilan merupakan suatu komplikasi serius yang membutuhkan evaluasi saksama (Ben-zion, 1994).

2. Klasifikasi a. Hipertensi Kronik

Hipertensi yang diketahui terjadi sebelum kehamilan atau peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg sebelum usaia gestasi 20 minggu, dan berlanjut hingga 6 minggu setelah melahirkan.

b. Hipertensi gestasional

Hipertensi yang terjadi tanpa tanda lain pre-eklamsia. Didiagnosis jika beristirahat, tekanan darah ibu meningkat > 140/90 mmHg pada sedikitnya dua kali pemeriksaan, tidak lebih dari 1 minggu setelah minggu ke-20 kehamilan pada wanita yang diketahui normotensive. Hipertensi yang didiagnosis untuk pertama kalinya pada kehamilan dan tidak membaik pada masa pascapartum juga diklasifikasikan sebagai hipertensi gestasional.

c. Pre-eklamsia

(81)

tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik >110 mmHg dan proteinuria 2+ atau 3+ dengan dipstik menunjukan bentuk penyakit yang lebih berat. d. Eklamsia

Didefinisikan sebagai awitan baru konvulsi selama kehamilan atau pascapartum, yang tidak berkaitan dengan kondisi patologis serebral yang terjadi pada ibu yang menderita pre-eklamsia.

e. Pre-eklamsia yang terjadi pada hipertensi kronik

Hal ini dapat terjadi pada ibu yang mengalami hipertensi sejak sebelum kehamilan (< 20 minggu) yang menderita: proteinuria baru (> 0,3 g/24 jam); peningkatan tiba-tiba hipertensi yang sudah ada sebelumnya dan proteinuria; trombositopenia; enzim hati abnormal (Fraser & cooper, 2009).

3. Etiologi

Plasenta biasanya dianggap sebagai penyebab utama gangguan hipertensi pada kehamilan karena setelah kelahiran, penyakit ini berkurang. Pada plasenta normal, plasenta melibatkan invasi desidua oleh sinsitiotrofoblas. Selama awal kehamilan, dinding otot dan endoteliumarterial terkikis dan digantikan oleh trofoblas untuk memberikan lingkungan yang optimal bagi perkembangan blastosis. Fase kedua proses invasi ini terjadi antara gestasi minggu ke-16 dan ke-20 saat trofoblas mengikis myometrium arteri spiral. Pada pre-eklamsia, invasi trofoblastik arteri spiral mengalami hambatan sehingga mengakibatkan penurunan perfusi plasenta, yang akhirnya dapat menyebabkan hipoksia plasenta (Fraser & cooper, 2009).

Plasenta abnormal dan penurunan perfusi plasenta juga dapat terjadi pada kondisi yang berhubungan dengan penyakit mikrovaskuler, misalnya diabetes, hipertensi, dan trombofilia. Hal ini dapat terjadi jika terdapat massa plasenta yang besar seperti pada kehamilan kembat atau penyakit trofoblastik gestasional. Ibu yang menderita penyakit ini berisiko tinggi mengalami pre-eklamsia (Fraser & cooper, 2009).

B. Hipertensi Kronik 1. Definisi

Gambar

Tabel 2.1. Kategori Tekanan Darah
Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden
Tabel 5.2  Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil saat
Tabel 5.4 Hasil Uji Mc Nemar terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga interpretant yang didapat menunjukan adanya keinginan produk untuk mendomiansi sesuatu (pasar) terutama tanda indeks yang berupa konstruksi latar belakang yang

Pada awalnya proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya mengandalkan cara belajar konvensional (ceramah) sehingga yang terjadi siswa menjadi bosan, jenuh dan

Simpulan pada aplikasi klasifikasi jenis buah jeruk ini dapat menganalisis permasalahan yang ada pada sistem dapat mempercepat dan mempermudah kita untuk mengetahui

Menurut Kurniasih dan Sani (2015: 89) model pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran yang lebih cocok dan tepat diaplikasikan pada mata pelajaran Bahasa

Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan peran yang dikehendaki oleh anak. 3 Anak melaksanakan dramatisasi sesuai dengan perannya 4 Guru

No Data Bapak / Wali Ibu/ Wali.

Kekuasaan ideologi Ajeg Bali di Bali TV sebagai industri media yang berkuasa menanamkan ideologi kepada masyarakat Bali melalui opini wacana pembubaran desa pakrama (desa

Rencana kegiatan disusun sejalan dengan tugas dan fungsi Komite Audit dalam.. membantu Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap