POLA INTERAKSI SESAMA GAY
(STUDI DESKRIPTIF MENGENAI POLA INTERAKSI GAY PADA KOMUNITAS CANGKANG QUEER MEDAN)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
NURTATY SIANIPAR NIM. 3123122047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL
ABSTRAK
NurtatySianipar, NIM. 3123122047, “Pola Interaksi Sesama Gay ( Studi Deskriptif Mengenai Pola Interaksi Gay Pada Komunitas Cangkang Queer Medan)”. Skripsi Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola interaksi sesama gay pada komunitas Cangkang Queer Kota Medan, untuk mengetahui proses interaksi para gay di tengah keluarga, teman, lingkungan dan tempat kerja, untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan gay dalam komunitas Cangkang QueerMedan.
Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Melalui penelitian deskriptif kualitatif ini peneliti dapat memahami perasaan subjek, karena metode penelitian ini berusaha mengambarkan subjek apa adanya. Oleh karena itu peneliti berupaya menggambarkan pola interaksi gay pada Komunitas Cangkang Queer Medan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan tanpa memanipulasi data yang ada di lapangan. Subjek penulisan ini adalah gay pada komunitas Cangkang Queer yang berjumlah empat orang yang memiliki informasi mengenai data yang diteliti. Penentuan sampel yaitu seluruh gay yang ada di Cangkang Queer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Informan pertama sekaligus sebagai informan kunci (Dika) yaitu menjabat sebagai ketua Cangkang Queer, Informan kedua (HM) menjabat sebagai sekretaris Cangkang Queer, dan informan selanjutnya (F dan MD) menjabat sebagai anggota Cangkang Queer.
Hasil penelitian yang didapatkan sebagai berikut(1) pola interaksi pada komunitas Cangkang Queer bersifat asosiatif.Bentuk kerjasama yang dilakukan yaitu saling membantu anggota yang sedang mengalami masalah dan saling membangun dalam pendidikan SOGIE. (2) proses interaksi di tengah keluarga, teman dan tempat kerja cukup baik dilihat dari empa t informan dua sudah comingout kepada keluarga, teman dan tempat kerja mengenai orientasi seksual mereka dan pada akhirnya keluarga, teman dan tempat kerja dapat menerima orientasi seksual mereka yang berbeda meskipun dengan keadaan terpaksa. (3) Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Cangkang Queer tidak terlepas dari yang namanya pilar. Lima pilar yang dimaksud dalam Cangkang Queer itu adalah pilar advokasi, kampanye, penelitian dan pengembangan, kemudian pendidikan dan penngembangan organisasi dari pilar tersebut mereka dapat melakukan segala kegitan-kegiatan yang positif. Kesimpulan menunjukkan bahwa pola interaksi gay yang terjadi pada komunitas Cangkang Queer bersifat asosiatif dimana para anggota tidak pernah berkonflik dengan anggota lainnya, Karena Cangkang Queer merupakan rumah kedua bagi mereka dan keluarga dimana setiap anggota harus saling menjaga satu dengan yang lainnya.
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur penulis ucapkan atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pola Interaksi Sesama Gay (Studi Deskriptif
Mengenai Pola Interaksi Gay Pada Komunitas Cangkang Queer Medan)
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Medan, penulis menyadari skripsi ini jauh dari kata
sempurna, masih terdapat kekurangan dan kesalahan. penulis memiliki kemampuan
terbatas dalam proses penyelesaian skripsi ini, namun karena berbagai bantuan dari
banyak pihak baik moril, doa dan materi. Penulis dapat menyelesaikannya dengan
baik oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi.
4. Bapak Erond Litno Damanik, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan begitu banyak bimbingan, saran, arahan dan waktu kepada penulis
5. Ibu Supsiloani, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik sekaligus Penguji I
penulis yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama penulis
menjalankan perkuliahan.
6. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si sebagai dosen Penguji II penulis yang telah
memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
7. Ibu Sulian Ekomila, S.Sos., MSP sebagai dosen Penguji III yang memberikan
banyak saran dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
8. Seluruh dosen pengajar di program studi pendidikan antropologi yang
memberikan bimbingan dan pengajaran kepada penulis selama perkuliahan.
9. Kakanda Ayu Febriani, S.Pd, M.Sos yang telah membantu mempersiapkan
berkas-berkas dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Kedua orangtua penulis Bapak A. Sianipar dan Ibu D. Simanjuntak yang telah
memberikan kasih sayang, doa, motivasi, tenaga dan materi kepada penulis.
11.Abangda Indra Kusuma Sianipar penulis banyak berterima kasih buat semua
yang abang berikan kepada penulis. Penulis sangat menyayangi abang.
12.Seluruh keluarga dari Bapak Sianipar dan Ibu Simanjuntak yang ikut serta
memberikan semangat dan doa.
13.Seluruh keluarga Ompung, Omak tua, Bapak tua saya yang ada di Medan
terimakasih buat tempat tinggal yang penulis tempati dari mulai bimbingan
sampai selesai kuliah.
14.Kepada sahabat penulis yang telah menemani hari-hari penulis selama tiga
tahun hidup bersama, memberikan arti hidup, persahabatan, dan juga menjadi
keluarga penulis Cheryl Grace Pertiwi, S.Pd, Helen Soraya Sirait, S.Pd, dan
Santi Sidabutar, S.Pd.
15.Kepada sahabat penulis yang telah menemani penulis selama berada di
Melita Renata Nduru, Noni Alfanita Sarumaha, S.Pd, Sinta Uli Edelina
Situmorang, S.Pd, Tenny Sipayung, S.Pd, Yossi Gresti Sembiring, S.Pd dan
Christiany Ovalia, S.Pd terimakasih buat doa dan dukungan yang diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.
16.Sahabat terbaik penulis Nur Hamidah Rangkuti, S.Pd dan Aulia Hidayah
Batubara, S.Pd, Rozia Rambe, S.Pd dan Meri S.Pd selalu setia menemani,
menyemangati penulis mulai dari penelitian sampai skripsi ini selesai.
17.Teman satu perjuangan penulis dalam penulisan karya ilmiah (PKM-Penelitian
2013) Novalita Shandy, S.Pd, Risqa Mulya Lubis, S.Pd dan Surya Dirja, S.Pd.
18.Seluruh teman satu bimbingan akademik penulis Isnaini, Lukas Simorangkir,
dan Syuhadi Witana.
19.Seluruh teman satu bimbingan skripsi penulis Ade Mariani, Ida Ayu Lanti
Sinaga, S.Pd dan Iis Soleha, S.Pd.
20.Seluruh teman-teman seperjuangan di Pendidikan Antropologi/Sosiologi
angkatan 2012 terkhusus Janwilson Sitanggang, S.Pd, Ricad Michael
Sihombing, S.Pd, Anwar Soleh Purba, S.Pd, Aries Sihotang, S.Pd, Daniel
Tobing, S.Pd, Evan Lumban Tobing, S.Pd, Hiasintus Ipi Manalu,S.Pd, Adonia
Marbun, Herdi Perangin-angin, Jhon Hepri Sihite
21.Seluruh informan penulis terkhusus bang Dika yang telah banyak meluangkan
waktu dan memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
22.Seluruh Teman PPL, Guru, dan murid penulis di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam.
Terkhusus buat Inge Dwi Hafsari yang sudah memberikan semnagat dan doa.
23.Seluruh senior terkhusus buat supervisor penulis di tempat Bimbingan Medica.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini oleh
karena itu, penulis megharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat dalam
menambah wawasan serta pengetahuan seluruh pembaca.
Medan, September 2016
Penulis
Nurtaty Sianipar
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan Peulisan ... 6
1.6 Manfaat Penulisan ... 6
1.6.1Manfaat Teoritis ... 6
1.6.2 Manfaat Praktis ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.2 Kerangka Teori ... 13
2.2.1Interaksi Sosial ... 13
2.3 Kerangka Konseptual ... 16
2.3.1Orientasi Seksual dan Identitas Sosial ... 16
2.3.2Pola Interaksi ... 19
2.3.3Konsep Gay dan Homoseksual ... 21
2.3.4Komunitas ... 24
2.4 Kerangka Berpikir ... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Lokasi Penelitian ... 31
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 3.3.1Subjek Penelitian ... 31
3.3.2Objek Penelitian ... 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1Observasi ... 32
3.4.2Wawancara ... 33
3.5 Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 36
4.2Latar Belakang Terbentuknya Komunitas Cangkang Queer Medan 4.2.1Sejarah Cangkang Queer Medan ... 39
4.2.2Makna Nama dan Slogan Cangkang Queer Medan ... 41
4.2.3Visi Dan Misi Cangkang Queer Medan ... 41
4.2.4Keanggotaan Cangkang Queer Medan... 42
4.2.5Struktur Organisasi Cangkang Queer Medan ... 43
4.2.6Pilar Strategi ... 43
4.2.7Azas Cangkang Queer Medan ... 44
4.3Profil Informan Gay Cangkang Queer Medan ... 46
4.3.1Informan I (Dika)... 46
4.3.2Informan II (HM)... 49
4.3.3Informan III (F) ... 51
4.3.4Informan IV (MD) ... 52
4.4Bagaimana pola interaksi sesama gay pada Cangkang Queer Medan ... 53
4.4.1Kerja Sama ... 54
4.4.2Persaingan ... 57
4.5Bagaimana Proses interaksi gay 4.5.1Proses interaksi gay di tengah lingkungan keluarga ... 58
4.5.2Proses interaksi gay di lingkungan teman ... 61
4.5.3Proses interaksi gay di lingkungan tempat kerja ... 63
4.6Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan di komunitas Cangkang Queer ... 64
BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 67
5.2Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Manusia membutuhkan manusia lain dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
baik itu kebutuhan biologis seperti makan dan minum maupun kebutuhan psikologis,
seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.Memenuhi
kebutuhan hidup manusia tentunya tidak lepas dari yang namanya interaksi.Interaksi
sosial itu sendiri adalah adanya hubungan timbal balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.Interaksi
merupakan kebutuhan bagi seluruh umat manusia termasuk pada masyarakat
homoseksual mereka juga membutuhkan interaksi dengan masyarakat lain.
Realita kehidupan bermasyarakat ada begitu beragam masyarakat dengan
berbagai latar belakang kehidupan sosialnya. Seperti halnya dengan keberagaman
orientasi seksual. Sebagian orang menganggap bahwa masyarakat hanya terbagi
menjadi masyarakat heteroseksual. Realitanya masyarakat mengenal orientasi seksual
pecinta sesama jenis atau yang dikenal dengan Homoseksual. Secara sosiologis
menurut Soekanto (2004) homoseksual adalah seseorang yang cenderung
mengutamakan orang yang sejenis kelaminnya sebagai mitra seksual. Homoseksual
mencakup empat kelompok besar yaitu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender). Sehingga hubungan ini tidak terbatas hanya antara pria dengan pria
2
dengan perempuan yaitu Lesbian. Biseksual memiliki kecenderungan untuk
menyukai pria maupun perempuan secara bersamaan.Sedangkan Seseorang yang
menderita konflik batin karena perbedaan identitas diri yang bertentangan dengan
identitas sosial sehingga mengubah karakteristik dirinya disebut dengan Transgender.
Kaum ini memiliki kebiasaan atau gaya hidup yang berbeda dan unik jika
dibandingkan dengan mayoritas individu atau golongan dalam masyarakat, karena
perilakunya yang berbeda maka mereka dianggap perilaku menyimpang, penyakit
sosial yang mengakibatkan timbulnya masalah-masalah sosial di masyarakat.
Keberadaan gay, lesbian, biseksual dan transgender sebenarnya sudah ada
sejak lama termasuk ditengah-tengah masyarakat Indonesia.Akhir-akhir ini
keberadaan gay menjadi sorotan berbagai media massa di dunia dikarenakan berbagai
kasus yang melibatkan kaum gay termasuk kekerasan seksual yang dilakukan oleh
kaum gay itu sendiri. Eksistensi gay di Indonesia tidak terjadi begitu saja ada
beberapa hal yang menjadikan kaum gay di Indonesia semakin memantapkan
keberadaan mereka sebagai sebuah komunitas yang ingin diakui oleh masyarakat
Indonesia secara luas.Namun seberapa kuat mereka berjuang kaum homoseksual di
Indonesia masih ditolak oleh sebagian besar masyarakat sehingga eksistensinya
berkembang secara sembunyi-sembunyi.
Pandangan negatif mengenai homoseksual inilah yang menyebabkan
homoseksual cenderung tidak diterima masyarakat, rentan mengalami diskriminasi,
cemoohan serta sanksi-sanksi sosial lainnya (Ary, 1987). Sejumlah masyarakat
3
keagamaan. Seorang individu yang diketahui sebagai pria homoseksual atau gay
beresiko untuk mengalami diskriminasi dalam pekerjaan dan kehidupan sosialnya.
Selain itu mereka juga kerap mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan
akibat orientasi seksualnya sebagai penyuka sesama jenis, Sanksi sosial yang
diberikan masyarakat seperti cemoohan, dikucilkan bahkan jika kaum homoseksual
khususnya gay (comingout) mengakui orientasi seksual mereka maka masyarakat
heteroseksual tidak ingin berteman dalam lingkungannya. Hal ini tentu saja membuat
kaum homoseksual mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan interaksi
mereka dengan masyarakat. Sehingga kaum gay kerap mencari teman yang orientasi
seksualnya sama dan mulai membentuk komunitas bagi kaum gay untuk memenuhi
kebutuhan mereka akan berinteraksi.
Komunitas homoseksual mulai bermunculan di kota-kota besar. Berdirinya
beragam komunitas ini diwarnai dengan latar belakang yang berbeda. Namun tujuan
utamanya serupa yaitu sebagai wadah bagi kaum homoseksual untuk
mengorganisasikan diri sehingga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Perjuangan mereka sekarang ini bukan hanya untuk diakui dan diterima secara
terbuka oleh masyarakat. Isu yang mereka angkat adalah persamaan hak antara
homoseksual dengan identitas gender lainnya.
Medan salah satu kota besar di Indonesia yang menuju kota metropolitan
terindikasi sebagai salah satu kota yang keberadaan gay cukup banyak setelah
Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta. Ada beberapa komunitas gay di kota Medan
4
merupakan sebuah organisasi yang aktif dalam menyampaikan isu Sexual
Orientation, Gender Identity, and Expression (SOGIE) dan HAM LGBT di
Medan.Cangkang Queer terbentuk pada 10 Februari 2012 dimana anggota terdiri dari
mahasiswa dan pekerja.Munculnya Cangkang Queer adalah salah satu bentuk usaha
yang dilakukan kaum homoseksual di kota Medan untuk berani terbuka dan mulai
membuka diri kepada masyarakat. Tidak hanya itu, tapi juga bisa membaur bersama
masyarakat dan melakukan interaksi seperti halnya kaum heteroseksual.
Adapun program yang dilaksanakan Cangkang Queer Medan dalam membela
hak-hak LGBT yaitu melakukan kegiatan seperti berdiskusi, membuat seminar
tentang gerakan LGBT dan belajar tentang pendidikan SOGIE (Sexual Orientation,
Gender Identity and Expression), melakukan penulisan dan pengembangan dalam
bidang memperjuangkan kaum LGBT, kampanye melalui media sosial kaum LGBT
itu seperti apa, dan pengembangan komunitas dalam mempersatukan kaum LGBT.
Cangkang Queer melaksanakan pertemuan terbuka untuk mendeklarasikan
kemerdekaan kaum LGBT seperti dialong nasional dan launching laporan
pemantauan situasi LGBT di Sumatera utara berbasis media.
Tidak banyak komunitas yang berani mengungkapkan identitasnya terkait hal
ini, berbeda dengan Cangkang Queeryang merupakan salah satu komunitas LGBT di
Medan yang menunjukkan keeksistensiannya. Berdasarkan fakta-fakta diatas, maka
penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana “Pola Interaksi Gay (Studi
5 1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka dapat di identifikasi
adanya masalah yaitu :
1. Manusia sebagai makhluk sosial dimana setiap manusia membutuhkan
interaksi seperti halnya masyarakat homoseksual terkhusus kaum gay.
2. Membentuk suatu komunitas kaum gay supaya dapat saling berinteraksi
dengan sesama gay.
3. Melihat pola interaksi gay yang ada dalam komunitas Cangkang Queer
Medan.
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan pemaparan identifikasi masalah di atas, Penulis tertarik untuk
meneliti secara mendalam mengenai dua hal, yaitu: 1) Pola interaksi sesama gay
pada komunitas Cangkang QueerMedan, dan 2) Interaksi gay dengan masyarakat
luas yang non gay.
1.4Rumusan Masalah
Hal yang sangat penting untuk memulai suatu penulisan adalah adanya
masalah yang akan diteliti. Agar penulisan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya maka penulis harus merumuskan masalahnya dengan jelas sehingga akan
6
(Arikunto, 2006). Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah:
1. Bagaimanakah pola interaksi sesama gay pada komunitas Cangkang
QueerMedan?
2. Bagaimanakah proses interaksi para gay di tengah keluarga, teman, dan
linkungan tempat kerja?
3. Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan gay dalam komunitas Cangkang
QueerMedan?
1.5Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pola interaksi sesama gay pada komunitas Cangkang
Queer Kota Medan.
2. Untuk mengetahui proses interaksi para gay di tengah keluarga, teman,
lingkungan dan tempat kerja.
3. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan gay dalam komunitas
Cangkang QueerMedan?
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat untuk menambah pengetahua
penulis,menambah wawasan pembaca, terlebih lagi untuk ilmu pengetahuan terkait
7
1.6.1Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis penulisan ini adalah sebagaimana disebutkan
dibawah ini, yaitu:
1. Untuk menambah pengetahuan dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial
terkhusus Antropologi/Sosiologi.
2. Menambah pengetahuan tentang teori-teori sosial terkhusus teori yang
digunakan dalam mengkaji penulisan ini adalah teori interaksi.
3. Memberikan informasi tentang pola interaksi gay pada komunitas Cangkang
Queer dan perbedaan pola interaksi gay dengan kaum heteroseksual.
1.6.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penulisan ini adalah sebagaimana disebutkan
dibawah ini, yaitu:
1. Memberikan sumbangan pengetahuan dalam bentuk bacaan untuk
memperkaya wawasan setiap individu yang membaca hasil penulisan ini dan
menjadi bahan relevan diri bagi para gay terkhusus pada kaum gay pada
komunitas Cangkang Queer Medan.
2. Menambah informasi mengenai pola interaksi gay terkhusus di Kota Medan.
3. Dapat memberikan hal positif terhadap pembaca mengenai pola interaksi gay.
4. Dapat mengetahui bagaimana kehidupan gay, pola interaksi dan
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Pola interaksi pada komunitas Cangkang Queer bersifat asosiatif. Bentuk
kerjasama yang dilakukan yaitu saling membantu anggota yang sedang
mengalami masalah dan saling membangun dalam pendidikan SOGIE (Sexual
Orientation, Gender Identity and Expression ).
2. Proses interaksi di tengah keluarga, teman dan tempat kerja cukup baik dilihat
dari empat informan dua sudah comingout kepada keluarga, teman dan tempat
kerja mengenai orientasi seksual mereka dan pada akhirnya keluarga, teman
dan tempat kerja dapat menerima orientasi seksual mereka yang berbeda
meskipun dengan keadaan terpaksa.
3. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Cangkang Queer tidak
terlepas dari yang namanya pilar. Lima pilar yang dimaksud dalam Cangkang
Queer itu adalah pilar advokasi, kampanye, penelitian dan pengembangan,
kemudian pendidikan dan penngembangan organisasi dari pilar tersebut
5.2 SARAN
Adapun yang menjadi saran dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Kepada orangtua sebaiknya lebih menjaga anaknya dan memperhatikan setiap
tumbuh kembang anaknya. Memberikan kasih sayang yang sepenuhnya
kepada anak-anaknya.
2. Kepada para gay untuk menjaga kesehatan dalam melakukan hubungan intim
dengan pasangannya seperti mengunakan kondom. Kaum gay cukup rentan
dalam penularan penyakit kelamin dan HIV/AIDS.
3. Kepada masyarakat dihimbau untuk menjaga kerukunan dalam bersosial.
DAFTAR PUSTAKA
Ali. M. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ary. 1987. Gay. Jakarta :Gramedia.
Blumer, Herbert. 1969. Symbolic Interaction. Perspective and Method. Berkeley:
University of California Pres.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Boellstorff, T. 2005. The Gay Archipelago: Seksualitas Dan Bangsa di Indonesia.
Inggris: Princeton University Press.
Carlson, N R . 1994. Physiology of Behavior Fifth Edition, Boston: Allyn and
Bacon.
Carroll, Janell L. 2005. Sexuality Now Embracing Diversity. Belmont: Wadsworth
Thompson, Inc.
Darmawanto. 2002. Kaum Gay Fenomena dan Moralitas. Jakarata
De Lauretis, Teresa (ed). 1991. Queer Theory, Differences, 3 (2)
Esterberg, Kristin. 2002. Quaitative Methods ins Social Research, Mc. Graw. Hill.
NewYork
Feldmen, R. S. 1990. Understanding Psychology, Second Edition. New York:
McGraw-Hill Publishing Company.
Koentjaraningrat. 1983, Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Universitas
Indonesia (UI-Press).
Licoln dan Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. Baverly Hills: Sage
Marshal. 1995. Desinging Qualitative Research. London: Sage Publisher
Maryati, dan Suryawati.2003. Sosiologi 1. Jakarta: Erlangga
Moleong Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Murdiyatmiko dan Handayani, R. 2004. Sosiologi 1. Jakarta: Grafindo Media
Pratama
Narwoko dan Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Prenada M. Group
Nevid, J. F., dkk. 1995. Personal Adjusment and Mental Healty. New York: Holt
Ritzer George, dkk. 2008. Teori Sosiologi, Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Rulli Nasrullah, 2012. Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber. Jakarta:
Kencana.
Santrock. J. W.2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup.
Jakarta: Erlangga
Soekanto, 1979, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: UI-Press
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
ALFABETA.
Soleman B. Taneko, 1984. Struktur Dan Proses Sosial; Suatu Pengantar
Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Rajawali
Tonnies, Ferdinand. 1955. Community and Association, London: Routledge and
Sumber dari Skripsi :
Syarifullah, A. 2015. “Pola Interaksi Sosial Dan Keberagamaan Mahasiswa Gay
( Studi Kasus Di Kota Banjarmasin”
Rifandi, A. 2015. “Peran Facebook Dan Twitter Sebagai Media Mencari Jodoh
Pada Gay Di Medan”,.
Sumber dari Tesis :
Sufiafin, R. 2005. Pola komunikasi dalam interaksi kaum gay dalam masyarakat
(studi kasus Yogyakarta).
Sumber dari Internet
Hendria, 2010. Sosiologi. Melalui http://www.hendria.com/2010/03/
sosiologi_18.html diakses pada tanggal 04 Februari 2016
Mery DT, 2011. Orientasi Seksual Berdasarkan Skala Kinsey. Melalui
http://apaja.wordpress.com/2011/11/04/orientasi-seksual-berdasarkan-skala-kinsey/ diakses pada tanggal 09 Februari 2016
Sofiyana, Roudlotul Jannah, 2013. “Pola Interaksi Sosial Masyarakat Dengan
Waria di Pondok Pesantren Khusus Al-Fatah Senin Kamis”, Skripsi,
Universitas Negeri Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan,. Dalam
http://lib.unnes.ac.id/1714 9/1/1201408014.pdf, diakses 05 Maret 2016.
Wedastra, I Made, 2015. Hubungan Fungsi Keluarga dan Strategi Koping dengan
Agresivitas Pada Gay di Denpasar”, Tesis, Program Pascasarjana,
Universitas Udayana Denpasar,. Dalam
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf