• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Medan"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BUDAYA KAIZEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ASURANSI RAMAYANA CABANG MEDAN

OLEH

HAFSAH NUR 080521172

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Hafsah Nur

Nim : 080521172

Program Studi : Manajemen Konsentrasi : MSDM

Judul : Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Medan

Medan, Juni 2013 Peneliti,

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Hafsah Nur

Nim : 080521172

Program Studi : Manajemen Konsentrasi : MSDM

Judul : Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Medan

Pembimbing Skripsi Pembaca Nilai

Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si Dra. Komariah Pandia M.Si NIP. 19591013 198601 2 003 NIP. 19490919 197803 2 001

Ketua Program Studi

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Hafsah Nur

Nim : 080521172

Program Studi : Manajemen Konsentrasi : MSDM

Judul : Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Medan

Tanggal : Juni 2013 Ketua Program Studi

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si NIP. 19620513 199203 2 001

Tanggal : Juni 2013 Ketua Departemen

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skipsi saya yang berjudul “Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Medan.” Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara Medan.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan adanya kecurangan atau plagiat dalam skripsi saya ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2013

(6)

ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA KAIZEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ASURANSI RAMAYANA CABANG MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya kaizen yang terdiri dari: disiplin kerja, tempat kerja pada PT. Asuransi Ramayana Tbk, cabang Medan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 responden. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Non Probability Accidental Sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel disiplin berpengaruh secara positif dan signifikan namun untuk variabel tempat kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk, cabang Medan.

(7)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF KAIZEN CULTURE TO EMPLOYEE PERFORMANCE IN PT. ASURANSI RAMAYANA Tbk MEDAN

The purpose of this survey is to know kaizen culture as the descipline and workplace to employee performance in PT. Asuransi Ramayana Tbk, Medan.

The data used in this study is the primary data and secondary data. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linear regression. The sample in this study were a total 36 respondents. The sampling tehnique in this survey used Non Probability Accidental Sampling Method.

The study showed that the variabel discipline in a positive and significant influence but to a variable workplace in a positive effect and not significant to employee performance in PT. Asuransi Ramayana Tbk, Medan.

(8)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya kepada penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu penyelesaian skripsi. Serta tidak lupa shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang merupakan Uswatun Suri Teladan buat kita dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada Ayahanda Drs. Zubair Ahmad Harahap dan Ibunda Hj. Sasmawati Siregar sebagai wujud penghormatan dan ucapan terima kasih atas kasih sayang dan doa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan hidup penulis.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME selaku Ketua Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(9)

5. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing saya yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan dukungan moril dalam proses pengerjaaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Komariah Pandia, M.Si selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Pimpinan, personalia dan seluruh karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu dan memberi data yang telah berguna dalam penyusunan skripsi penulis.

8. Teruntuk suamiku tercinta Azwar Rivai Siregar, SH terima kasih atas semangat, motivasi, kasih sayang dan perhatian dan pengertiannya selama ini. 9. Buat teman-teman seperjuangan di Manajemen semuanya yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu demi penyempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Senada akhir prakata ini penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang pendidikan pada khususnya.

Medan, Juni 2013 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

Bab I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 7

Bab II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1 Budaya Kaizen... 8

2.1.1 Pengertian Budaya Kaizen... 8

2.1.2 Konsep Budaya Kaizen... 9

2.1.3 Prinsip Budaya Kaizen... 12

2.1.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Budaya Kaizen... 15

2.2 Kinerja Karyawan... 19

2.2.1 Pengertian Kinerja... 19

2.2.2 Penilaian Kinerja... 19

2.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja... 20

2.2.4 Kegunaan Penilaian Kinerja... 21

2.2.5 Pengaruh Budaya Kaizen terhadap Kinerja... 23

2.3 Penelitian Terdahulu………... 23

2.4 Kerangka Konseptual………. 25

2.5 Hipotesis………. 27

Bab III METODE PENELITIAN……….…….. 28

3.1 Jenis Penelitian………... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian……….... 28

3.3 Batasan Operasional………... 28

3.4 Definisi Operasional………..………….... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel……….... 31

3.6 Populasi dan Sampel………..………. 31

3.6.1 Populasi... 31

3.6.2 Sampel... 32

(11)

3.8 Jenis Data... 33

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 33

3.9.1 Uji Validitas... 34

3.9.2 Uji Reliabilitas... 36

3.10 Teknik Analisis Data………..………... 37

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 41

4.1.1 Sejarah Peusahaan... 41

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 42

4.1.3 Produk-produk Perusahaan... 43

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan... 62

4.2 Hasil Penelitian... 66

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden... 66

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel... 67

4.2.3 Uji Asumsi Klasik... 74

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda... 78

4.2.5 Pengujian Hipotesis... 80

4.2.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)... 80

4.2.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-T)... 82

4.2.5.3 Uji Koefisien Determinasi ( )... 83

4.3 Pembahasan... 84

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN... 88

5.1 Kesimpulan... 88

5.2 Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA... 90

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 : Daftar Persentase Absensi Ketidakhadiran dan Keterlambatan

karyawan Tahun 2009 sampai dengan 2011... 5

1.2 : Persentase Pencapaian Kinerja Tahun 2009 sampai dengan 2011... 5

3.1 : Operasionalisasi Variabel... 30

3.2 : Skala Pengukuran Likert... 31

3.3 : Uji Validitas ... 35

3.4 : Uji Reliabilitas... 37

4.1 : Pembagian Responden berdasarkan Jenis Kelamin... 66

4.2 : Karakteristik Responden berdasarkan Divisi atau Unit Kerja. 67 4.3 : Distribusi Pendapat Responden terhadap Variabel Disiplin... 67

4.4 : Distribusi Pendapat Responden terhadap Variabel Tempat Kerja... 69

4.5 : Distribusi Pendapat Responden terhadap Variabel Kinerja Karyawan... 72

4.6 : One Sample Kolmorgov-Smirnov Test... 76

4.7 : Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 78

4.8 : Analisis Regresi Linear Berganda... 79

4.9 : Hasil Uji F... 81

4.10 : Hasil Uji T... 82

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 : Kerangka Konseptual... 27

4.1 : Struktur Organisasi ... 63

4.2 : Histogram Uji Normalitas... 74

4.3 : Plot Uji Normalitas... 75

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian... 92

2 Distribusi Jawaban 30 Responden Uji Validitas ... 95

3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas... 97

4 Distribusi Jawaban 36 Responden... 100

5 Hasil Analisis Frekuensi Jawaban Responden... . 102

6 Hasil Uji Asumsi Klasik... 109

(15)

ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA KAIZEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ASURANSI RAMAYANA CABANG MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya kaizen yang terdiri dari: disiplin kerja, tempat kerja pada PT. Asuransi Ramayana Tbk, cabang Medan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 responden. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Non Probability Accidental Sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel disiplin berpengaruh secara positif dan signifikan namun untuk variabel tempat kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk, cabang Medan.

(16)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF KAIZEN CULTURE TO EMPLOYEE PERFORMANCE IN PT. ASURANSI RAMAYANA Tbk MEDAN

The purpose of this survey is to know kaizen culture as the descipline and workplace to employee performance in PT. Asuransi Ramayana Tbk, Medan.

The data used in this study is the primary data and secondary data. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linear regression. The sample in this study were a total 36 respondents. The sampling tehnique in this survey used Non Probability Accidental Sampling Method.

The study showed that the variabel discipline in a positive and significant influence but to a variable workplace in a positive effect and not significant to employee performance in PT. Asuransi Ramayana Tbk, Medan.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Karyawan merupakan elemen penting dalam perusahaan. Meskipun telah ditemukan teknologi baru, sumber daya alam yang baik dan modal yang memadai perusahaan tidak akan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan faktor tersebut tanpa dukungan sumber daya manusia atau karyawan yang berkualitas.

Menyadari pentingnya peran sumber daya manusia, maka setiap perusahaan harus melakukan upaya pemberdayaan sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja secara optimal. Output yang optimal merupakan tujuan sebuah organisasi, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya budaya perusahaan untuk menunjang keberhasilan organisasi. Budaya perusahaan perlu dipertahankan dan diperkuat serta diperkenalkan kepada karyawan dengan cara disosialisasikan agar persepsi karyawan seiring dengan niai-nilai perusahaan.

(18)

Adapun pencapaian keberhasilan perusahaan dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja karyawannya. Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran dan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005 : 23).

Kinerja suatu perusahaan dicerminkan oleh kinerja karyawannya. Namun dalam kenyataannya, kinerja seorang karyawan akan berbeda dengan karyawan yang lain. Oleh sebab itu, agar kinerja dari setiap karyawan dapat meningkat diperlukan suatu pendorong atau faktor yang dapat membuat kinerja karyawan tersebut meningkat sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

Kinerja karyawan menurut Mangkunegara (2000 : 67) adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kinerja merupakan sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan sehingga dapat mempengaruhi seberapa besar kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan.

(19)

perusahaan mampu memotivasi karyawan dalam bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan.

Budaya perusahaan sering juga disebut budaya kerja karena tidak dapat dipisahkan dengan kinerja (performance) sumber dana manusia. Budaya kerja Jepang yang dikenal dengan istilah Kaizen, merupakan budaya yang terbukti membawa keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan di Jepang. Kaizen menurut Imai (2008 : 11) adalah “kemajuan dan perbaikan terus menerus dalam kehidupan seseorang, kehidupan berumah tangga, kehidupan bermasyarakat dan kehidupan kerja”.

Sedangkan Wellington (1998 : 48) mendefinisikan Kaizen adalah “konsep yang sederhana, yang dibentuk oleh dua karakter yaitu: Kai artinya perubahan dan Zen artinya baik, sehingga kalau digabungkan menjadi satu kata maka secara harfiah berarti “perbaikan”. Kata Kaizen digunakan untuk menguraikan suatu proses manajemen dan budaya bisnis berarti perbaikan terus-menerus dan perlahan-lahan dengan keikutsertaan aktif dan komitmen dari semua karyawan dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh perusahaan.

(20)

PT. Asuransi Ramayana Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan resiko yang telah berdiri sejak tahun 1956 dan melayani individu maupun perusahaan di Indonesia selama 56 tahun dalam pengelolaan resiko. PT. Asuransi Ramayana Tbk memiliki visi yaitu mewujudkan rasa aman, nyaman dan terlindungi.

Seperti perusahaan perasuransian pada umumnya PT. Asuransi Ramayana Tbk juga menawarkan produk-produk pengelolaan resiko yang antara lain: Asuransi Kebakaran, Home Stoprisk, Asuransi Property, Asuransi Pengangkutan, Asuransi Kendaraan Bermotor Dan Alat Berat, Oto Stoprisk, Asuransi Rangka Kapal, Asuransi Resiko Pembangunan, Asuransi Resiko Pemasangan, Asuransi Kerusakan Mesin, Asuransi Asuransi Peralatan Elektronik, Asuransi Pesawat Terbang, Asuransi Uang Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Kebongkaran, Asuransi Tanggung Gugat, Surety Bond dan Custom Bond.

Guna menghadapi persaingan dalam bidang perasuransian PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan membutuhkan karyawan yang mampu bekerja dengan baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah, kinerja karyawan adalah hal penting yang mendukung pencapaian target perusahaan dan tentunya didukung dengan budaya kerja yang efektif.

(21)

Tabel 1.1

Daftar Persentase Absensi Ketidakhadiran dan Keterlambatan karyawan Tahun 2009 sampai dengan 2011

Sumber: PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan, data diolah

Tabel 1.1 di atas menunjukkan adanya peningkatan jumlah karyawan yang terlambat masuk kerja dan yang tidak hadir tanpa keterangan. Hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan semangat kerja yang berdampak pada penurunan kinerja karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Medan.

Tabel 1.2

Persentase Pencapaian Kinerja Tahun 2009 sampai dengan 2011

No Tahun Target

(Rp Juta)

Realisasi (Rp juta)

Persentase Pencapaian (%)

1 2009 10.159 10.157 99,98

2 2010 12.638 8.642 67,33

3 2011 14.595 12.589 78,55

Sumber: PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan, data diolah

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat kinerja karyawan di tahun 2009 hanya mencapai 99,98% dan pada tahun 2011 kinerja karyawan hanya mencapai 67,33% dari target yang ditentukan sehingga dapat dikatakan bahwa target perusahaan belum tercapai.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka PT. Asuransi Tahun Keterlambata

n

Ketidakhadiran

Cuti Sakit Izin Tanpa

Keterangan 2009 16,66% 6,66% 13,33% 13,33% 10% 2010 23,33% 10% 13,33% 16,66% 16,66%

(22)

peningkatan budaya disiplin dan semangat kerja karyawan. Salah satu cara meningkatkan disiplin dan semangat kerja karyawan adalah dengan mengubah kebiasaan karyawan yang kurang disiplin dengan cara memberikan pengarahan serta membuat peraturan maupun meningkatkan budaya kerja perusahaan menjadi lebih baik dalam rangka memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam hal ini perusahaan perlu menerapkan Budaya Kaizen yang menerapkan kedisiplinan dan ketepatan waktu dalam bekerja.

Berdasarkan latar belakang permasalahan ini, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Budaya kaizen berpengaruh positif terhadap Kinerja karyawan pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

(23)

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan sehingga dapat bermanfaat dalam menentukan kebijakan perusahaan dan memberikan alternatif bagi perusahaan sehubungan dengan variable-variabel dalam Budaya kaizen yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

b. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang Budaya Kaizen khususnya pengaruh Budaya Kaizen terhadap kinerja karyawan pada perusahaan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Kaizen

2.1.1 Pengertian Budaya Kaizen

Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai tersebut bermula dari adat kebiasaan, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinannya menjadi kebiasaan dalam perilaku kerja atau organisasi. Nilai-nilai yang telah menjadi kebiasaan tersebut dinamakan budaya. Oleh karena budaya dikaitkan dengan mutu atau kualitas kerja, maka dinamakan budaya kerja menurut Widagdho (2004:76)

Budaya Kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja menurut Prasetya (2002: 54).

(25)

manajemen dan budaya bisnis berarti perbaikan terus-menerus dan perlahan-lahan dengan keikutsertaan aktif dan komitmen dari semua karyawan dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh perusahaan.

Hardjosoedarmo (2001 : 147) mendefinisikan Kaizen atau perbaikan secara berkelanjutan adalah “perbaikan proses secara terus menerus untuk selalu meningkatkan mutu dan produktifitas output”

Kemudian Wal

Budaya organisasi masyarakat Jepang disebut kaizen yang secara bahasa Jepang kai berarti perubahan sedangkan zen berarti baik dan secara istilah artinya adalah perbaikan dan penyempurnaan berkesinambungan yang melibatkan semua anggota dalam hirarki perusahaan, baik manajemen maupun karyawan. Intinya adalah bahwa manajemen harus memuaskan dan memenuhi kebutuhan pelanggan jika perusahaan ingin tetap bertahan dan berkembang.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa budaya Kaizen proses perbaikan yang terjadi secara terus menerus untuk memperbaiki cara kerja, meningkatkan mutu dan produktivitas output dengan cara antara lain menanamkan sikap disiplin terhadap karyawan serta menciptakan tempat kerja yang nyaman bagi karyan yang melibatkan semua anggota dalam hierarki perusahaan, baik manajemen maupun karyawan.

2.1.2 Konsep Budaya Kaizen

(26)

1. Kaizen dan Manajemen

Dalam konteks Kaizen, manajemen memiliki dua fungsi utama yaitu: pemeliharaan dan perbaikan. Pemeliharaan berkaitan dengan kegiatan untuk memelihara teknologi, system manajerial, standar oprasional yang ada, dan menjaga standar oprasional melalui pelatihan serta disiplin. Sedangkan perbaikan berkaitan dengan kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan standar yang ada. Perbaikan dapat dibedakan sebagai: Kaizen dan Inovasi. Kaizen bersifat perbaikan kecil yang berlangsung secara berkesinambungan, sedangkan inovasi merupakan perbaikan drastis sebagai hasil investasi sumber daya berjumlah besar dalam teknologi atau peralatan.

2. Proses Versus Hasil

Kaizen menekankan pola pikir yang berorientasi proses , karna proses harus disempurnakan agar hasil dapat meningkat. Kegagalan mencapai hasil yang direncanakan merupakan cermin dari kegagalan proses. Manajemen harus menemukan, mengenali, dan memperbaiki kesalahan pada proses.

3. Siklus PDCA/SDCA

(27)

memelihara, memperbaiki dan meningkatkan standar. Setiap proses kerja yang baru biasanya belum stabil sehingga perlu distabilkan melalui siklus SDCA (Standardize,Do,Check,Act) dalam rangka mencapai kestabilan proses. Sedangkan PDCA menerapkan perubahan guna meningkatkannnya. SDCA berkaitan dengan fungsi pemeliharaan sedangkan PDCA berkaitan dengan fungsi perbaikan.

4. Mengutamakan Kualitas

Kualitas merupakan prioritas tinggi dibandingkan dengan harga dan penyerahan produk yang ditawarkan kepada consume, karena perusahaan tidak dapat bersaing jika kualitas produk dan pelayanan tidak memadai.

5. Berbicara dengan Data

Mengumpulkan data tentang keadaan saat ini merupakan langkah awal dalam upaya perbaikan, karena data berguna untuk memecahkan suatu masalah.

6. Kepuasan Konsumen

(28)

2.1.3 Prinsip Budaya Kaizen

Prinsip Budaya Kaizen menurut Imai (2008 : 35) terdiri dari:

1. Orientasi Pelanggan

2. PMT (Pengendalian Mutu Terpadu) 3. Robotik

4. Gugus Kendali Mutu 5. Sistem Saran

6. Otomatisasi atau Fleksibel 7. Disiplin di tempat kerja

8. Pemeliharaan Produktivitas Terpadu 9. Kamban (tepat waktu)

10. Penyempurnaan Mutu

11. Tepat Waktu 12. Tanpa Cacat

13. Aktivitas Kelompok Kecil

14. Hubungan Kooperatif Karyawan-manajemen 15. Pengembangan produk baru

(29)

1. Memfokuskan pada Pelanggan

Dalam Kaizen semua aktivitas diarahkan pada kepuasan pelanggan da focus pandangan jangka panjang pada kebutuhan pelanggan. Perusahaan harus menyediakan produk bermutu tinggi dan pelayanan untuk menyampaikannya ke tangan konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Melakukan Perbaikan Secara Terus-Menerus

Perusahaan tidak akan berhenti setelah perbaikan berhasil dimplementasikan. Setiap kemajuan akan dipersatukan dalam proses desain/ manufaktur/manajemen sebagai standar prestasi kerja yang baru dan formal.

3. Mengakui Masalah Secara Terbuka

Pada perusahaan Kaizen, setiap tim kerja dapat mengemukakan masalahnya secara terbuka. Mereka akan mendapat perhatian dari setiap orang yang ada di tim, departemen atau perusahaan dan menerima ide penyelesaian masalah dari siapapun.

4. Mendorong Keterbukaan

(30)

5. Menciptakan Tim Kerja

Setiap individu dalam sebuah perusahaan Kaizen menjadi anggota tim kerja yang diarahkan oleh seorang pimpinan tim. Keberhasilan tim tergantung sejauh mana tujuan tim dan tingkat kemampuan tim. Kegiatan tim dikendalikan dengan pemeriksaan yang memadai dan keseimbangan dalam prestasi kerjanya.

6. Mengelola Proyek Lewat Tim Lintas Fungsional

Kaizen menyatakan bahwa tidak seorang pun atau satu tim pun harus mempunyai semua keterampilan atau ide terbaik untuk mengelola satu proyek secara efisien, bahkan dalam hal yang menyangkut disiplin ilmunya sendiri.

7. Mengembangkan Proses Hubungan yang Tepat

Pada perusahaan Kaizen diharapkan terjalin hubungan yang harmonis pada komunikasi dan cara untuk menghindari konfrontasi antar pribadi.

8. Mengembangkan Disiplin Pribadi

(31)

9. Memberikan Informasi kepada Setiap Karyawan

Kaizen memberikan syarat agar semua staff mendapat informasi lengkap mengenai perusahaan mereka, secara induksi (formal, terstruktur, lengkap, berkepanjangan) dan sepanjang mereka masih menjadi karyawan.

10. Membuat Setiap Karyawan Menjadi Mampu

Membuat karyawan menjadi mampu berarti member bekal keterampilan dan peluang untuk menerapkan informasi yang diberikan. Lewat pelatihan berbagai keterampilan, dorongan, tanggungjawab membuat keputusan, akses dalam sumber data dan anggaran, umpan balik dan imbalan, karyawan mendapat wewenang untuk memberikan pengaruh yang cukup besar pada diri sendiri dan kegiatan perusahaan.

Pokok dari kaizen adalah sederhana dan tepat sasaran. Dalam prinsip kaizen dikatakan bahwa cara hidup kita, kehidupan ditempat kerja kita, atau kehidupan sosial kita harus mengalami perbaikan secara konstan, Imai (2008 : 41).

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Budaya Kaizen

(32)

akan mengalami penurunan/deteriorasi (baik alat maupun manusia). Untuk menjaga agar penurunan itu tidak terjadi maka diperlukan maintenance/repairement (pemeliharaan/perbaikan). Tapi, kalau perusahaan ingin meningkatkan performancenya, maka dibutuhkan juga aktivitas improvement (Kaizen). Perusahaan sering menggunakan istilah Kaizen atau Improvement Proposal dalam melaksanakan program improvementnya.

Ada 5 (lima) faktor yang mendukung di dalam Budaya Kaizen yaitu :

1.Teamwork (Tim Kerja)

Team work bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja

sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang

saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah

disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan

efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai

pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama.

Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan

pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.

2.Personal Disipline (Disiplin Pribadi)

(33)

pekerjaan jika anda telah menyadari berbagai hal menyenangkan yang dapat anda peroleh setelah/pada saat anda melakukan pekerjaan tersebut. Anda juga dapat termotivasi jika anda menyadari berbagai hal yang mengancam jika anda tidak melakukan suatu pekerjaan yang harus anda lakukan. Umumnya individu akan termotivasi dengan cara yang kedua karena berbagai sistem pendidikannya (formal/non-formal) selama ini telah berhasil mengkondisikannya demikian. Itulah sebabnya mengapa kebanyakan individu menghubungkan disiplin dengan kekerasan atau hukuman.

Disiplin pribadi merupakan suatu skill, yang artinya dapat dilatih. Disiplin dapat dianalogikan seperti otot, semakin anda melatihnya, disiplin anda semakin baik.

3.Improved Morale (Peningkatan Moral)

(34)

4.Quality Circle (Kualitas Lingkaran)

Orang-orang yang merupakan bagian dari lingkaran kontrol kualitas akan merasakan rasa kepemilikan untuk proyek tersebut. Hasil yang lebih tinggi dan tingkat penolakan juga lebih rendah mengakibatkan peningkatan kepuasan kerja bagi para pekerja, yang pada gilirannya mendorong mereka untuk berkontribusi lebih banyak. Sebuah kontrol kualitas program lingkaran juga membawa peningkatan komunikasi dua arah antara staf dan manajemen.

5.Suggestion for Improvement (Saran untuk Perbaikan)

(35)

2.2 Kinerja Karyawan 2.2.1 Pengertian Kinerja

Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia kinerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi kerja bagi karyawan itu sendiri dan juga untuk keberhasilan perusahaan.

Istilah kinerja berasal dari job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Menurut Mangkunegara (2000 : 67), kinerja adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Berdasarkan defenisi diatas bahwa kinerja merupakan suatu konsep yang strategis dalam rangka menjalin hubungan kerja sama antara pihak manajemen dengan para karyawan untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumber daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas dengan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia.

2.2.2. Penilaian Kinerja

(36)

dapat mengetahui apakah pekerjaan yang telah diberikan kepada karyawan tersebut dapat diselesaikan karyawan tersebut dengan baik atau tidak. Penilaian kinerja tersebut merupakan kinerja seorang karyawan selalu dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh perusahaan sehingga hasilnya dapat dinyatakan.

Menurut Robbins (2002 : 155) mengatakan hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.

2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran ”tingkat kepuasan”, yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.

3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

(37)

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita, artinya karyawan yang memiliki IQ yang rata-rata (IQ 110-120) dengan memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. 2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (Attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. (Sikap mental yang siap secara psikofik) artinya, seorang karyawan harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dalam mencapai situasi kerja.

2.2.4 Kegunaan Penilaian Kinerja

Menurut Hasibuan (2000 : 88) tujuan dan kegunaan penilaian prestasi kerja karyawan sebagai berikut :

(38)

2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaannya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan.

4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, strutur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan peralatan kerja.

5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan begi karyawan yang berada di dalam organisasi.

6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan mendapatkan performance kerja yang baik.

7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan (Supervisor, Manajer, Administrator) untuk mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan-kebutuhan bawahannya.

8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemaha di masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya. 9. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan

karyawan.

10. Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personal dan dengan demikian bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan.

(39)

karyawan.

12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (job Description).

2.2.5 Pengaruh Budaya Kaizen terhadap Kinerja

Kaizen adalah budaya kerja Jepang yang artinya adalah perbaikan atau penyempurnaan berkesinambungan yang melibatkan setiap orang dalam perusahaan baik manajer maupun karyawan dalam rangka meningkatkan mutu dan produktivitas output. Beberapa prinsip kaizen antara lain: orientasi pelanggan, adanya pengendalian mutu terpadu, adanya disiplin kerja, ketepatan waktu, serta adanya hubungan yang kooperatif antara karyawan dengan manajemen akan membantu karyawan dalam bekerja sehingga karyawan mampu menghasilkan kinerja yang sesuai dengan harapan perusahaan.

Dengan demikian apabila budaya Kaizen diterapkan di perusahaan maka kinerja karyawan juga akan meningkat. Sebab setiap karyawan akan menunjukkan hasil kerja yang baik, karyawan bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap kesalahan kerja, serta menyempurnakan proses kerja dalam rangka mencapai tujuan perusahan. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Budaya Kaizen sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam perusahaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

(40)

III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan”. Hasil penelitian ini dilakukan pada studi penerapan kaizen menggunakan seven tools pada bagian proses produksi dan analisis penerapan 5S, pemborosan (Muda), serta standarisasi yang dapat diterapkan perusahaan di lantai pabrik. Dari hasil diperoleh pada histogram yang diperoleh dari check sheet, pareto diagram terlihat kerusakan yang terjadi dibagian pengolahan kerusakan terbesar adalah adanya kadar asam lemak bebas (ALB) yang tinggi (40,11%), dan diikuti dengan kadar air yang tinggi (33,86%) dan kadar kotoran yang tinggi (26,03%). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapati kerusakan yang paling besar adalah adanya kadar asam lemak bebas (ALB) yang tinggi. Serta adanya penerapan 5 S, penghapusan pemborosan (Muda) dan pembuatan standarisasi. Faktor penyebab terjadinya kerusakan minyak kelapa sawit ini adalah faktor bahan baku, manusia, lingkungan, mesin dan metode kerja.

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Sogo Sun Plaza Medan)”. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebesar 0,641. Berdasarkan uji determinan diketahui bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja pegawai dengan tingkat pengaruh sebesar 41%. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dapat diterima.

(41)

PTPN III (Persero)”. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja karyawan pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan sebesar 36,5%.

2.4 Kerangka Konseptual

Hardjosoedarmo (2001 : 147) mendefinisikan kaizen atau perbaikan secara berkelanjutan adalah “perbaikan proses secara terus menerus untuk selalu meningkatkan mutu dan produktifitas output”.

Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu; kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi.

(42)

karyawan tersebut sehingga karyawan mampu menghasilkan kinerja yang sesuai dengan harapan perusahaan.

Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang yang telah diberikan kepadanya. Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan para karyawan yang bekerja dapat memenuhi segala aturan yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, diharapkan agar karyawan memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam bekerja sehingga kinerjanya dapat meningkat.

Sedangkan Tempat kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Tempat kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja yang menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi karyawan serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai akan membawa dampak yang positif bagi karyawan dan mampu meningkatkan kinerja karyawan.

(43)

Sumber : Robbins (2002), data diolah.

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan perumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono, 2008 :30). Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis merumuskan hipotesis pada penelitian ini adalah: “Budaya Kaizen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan”.

Budaya Keizen (X) Disiplin Kerja (X1)

Tempat Kerja (X2)

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode assosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu variabel budaya kaizen berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan. Dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2008 : 10). Penelitian assosiatif ini bersifat hubungan (simetris, kausal atau timbal balik) antara dua variabel atau lebih.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Asuransi Ramayana Medan yang beralamat di Jl. Bukit Barisan 3 E-F Medan. Waktu penelitian dilaksanakan penulis mulai dari Maret 2013 sampai dengan Mei 2013.

3.3 Batasan Operasional

Dalam penelitian ini yang menjadi batasan operasionalnya adalah sebagai berikut :

a. Variabel bebas (independen) yang terdiri dari disiplin kerja (X1) dan tempat kerja (X2).

(45)

3.4 Definisi Operasional

Defenisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Defenisi Operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Budaya Kaizen (X) dan kinerja sebagai variabel terikat (Y). Kedua variabel tersebut dapat di defenisikan sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X1) yaitu Disiplin Kerja

Sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang yang telah diberikan.

b. Variabel bebas (X2) yaitu Tempat Kerja

Upaya perusahaan untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman dan kondusif.

c. Variabel Terikat (Y) yaitu Kinerja Karyawan

(46)
[image:46.595.108.525.112.729.2]

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Sumber : Imai (2008) dan Robbins (2002)

No Variable Defenisi Dimensi Indikator variabel Skala

1. Budaya Kaizen (X)

Proses

perbaikan yang terjadi secara terus menerus untuk memperbaiki cara kerja, meningkatkan mutu dan produktivitas output. a. Disiplin Kerja (X1) b. Tempat Kerja (X2) 1. Sikap 2. Norma 3. Tanggung jawab

1. Suasana kerja 2. Peralatan kerja 3. Peralatan K3 4. Penerangan 5. Sirkulasi udara

Likert

2. Kinerja Karyawan (Y) Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan a. Kuantitas kerja b. Kualitas kerja 1. Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. 2. Target Kerja 3. Hasil Kerja

(47)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

[image:47.595.194.468.283.468.2]

Pada penelitian ini variabel yang diukur yaitu variabel Budaya Kaizen dan Kinerja dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008 : 132). Dengan pembagian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Variabel

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2008 : 133)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

(48)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008 : 116). Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Non Probability Accidental Sampling yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (www.yaminsetiawan.com). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan yaitu sebanyak 36 orang.

3.7 Metode Pengumpulan Data 1. Metode Kuesioner / angket.

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan terrulis kepada responden penelitian (Sugiyono, 2008 : 199), pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu dalam hal ini adalah karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan.

2. Wawancara

(49)

3. Metode dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara meninjau catatan-catatan serta dokumen-dokumen yang ada misalnya sejarah perusahaan, struktur organisasi dan jumlah karyawan. Studi dokumentasi juga dilakukan dengan cara meninjau data literatur, jurnal, internet, majalah dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian.

3.8 Jenis Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden dengan memberikan kuesioner/daftar pertanyaan kepada karyawan PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

(50)

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2006:109), Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalitan atau kesahihan suatu instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Pengujian validitas dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi software SPSS versi 17.00, maka Kriteria Pengambilan Keputusannya sebagai berikut:

Jika r hitung positif atau r hitung ≥ r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

Jika r hitung negatif atau r hitung ≤ r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

(51)
[image:51.595.112.499.138.640.2]

Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 104.8000 64.303 .749 .938

VAR00002 105.1667 59.109 .820 .934

VAR00003 105.3333 59.678 .744 .935

VAR00004 105.2000 60.855 .604 .937

VAR00005 105.1667 60.557 .578 .938

VAR00006 105.4333 61.909 .502 .938

VAR00007 104.9000 63.817 .469 .939

VAR00008 105.3333 61.333 .547 .938

VAR00009 105.4333 61.909 .502 .938

VAR00010 104.8000 64.303 .749 .938

VAR00011 105.1667 59.109 .820 .934

VAR00012 105.3667 60.378 .597 .937

VAR00013 105.1667 60.557 .578 .938

VAR00014 105.5333 62.120 .456 .939

VAR00015 105.3333 59.678 .744 .935

VAR00016 105.3333 61.333 .547 .938

VAR00017 105.1667 60.557 .578 .938

VAR00018 104.8000 64.303 .749 .938

VAR00019 105.1667 59.109 .820 .934

VAR00020 105.3333 59.678 .744 .935

VAR00021 105.2000 60.855 .604 .937

VAR00022 105.1667 59.109 .820 .934

VAR00023 105.4333 61.909 .502 .938

VAR00024 104.9000 63.817 .469 .939

Sumber : Hasil pengolahan SPSS versi 17,00 (April, 2013) Dari Tabel 3.3 dapat diketahui bahwa :

(52)

variabel sebesar 104.8000 dan jika pertanyaan (item) 2 dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 105.1667 dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya varians total jika variabel tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 64.303 dan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah 59.109 dan seterusnya.

3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Adapun taraf signifikansi adalah 5% dan nilai N (jumlah sampel) = 30, sehingga r (0,05;30), diperoleh r tabel adalah 0,361.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi dan kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya. Uji reliabilitas menggunakan sotfware SPSS 17,00 for windows, dengan ketentuan apabila r alpha positif > r tabel, maka pertanyaan reliabel atau handal.

(53)
[image:53.595.187.428.113.221.2]

Tabel 3.4 Tabel Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.939 24

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April, 2013)

Pada 24 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0,939. Ini berarti 0,939 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuisioner tersebut telah realibel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian ini.

3.10 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis Deskriptif

Suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Kolmogorv - Smirnov

(54)

Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal.

b. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau melenceng kekanan (Situmorang et al, 2010 : 91). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

c. Uji Heterokedastisitas

(55)

Heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan varians residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya.

d. Uji Multikolinearitas

Istilah kolinearitas ganda (multikolinearity) diciptakan oleh Ragner Frish di dalam bukunya : statistical confluence analysis by means of complete regression system. Aslinya istilah itu berarti hubungan linear tunggal (single linear relationship), sedangkan kolinearitas ganda (multicolinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear sempurna (Situmorang et al, 2010 : 96). Interpensi dari persamaan regresi ganda secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkolerasi. Koefisien-koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Namun, interpretasi ini menjadi tidak benar apabila terdapat hubungan linear antara variabel bebas. Maksud tidak ada hubungan linear (kolinearitas) antara regresor seperti terdapat dua variable regresor, X1 dan X2 dan jika X1 dapat dinyatakan sebagai fungsi linear dari X2 atau sebaliknya, maka dinyatakan bahwa ada kolinearitas antara X1, X2.

e. Uji Determinasi ( )

(56)

Karyawan pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan. yang dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda ( ) dimana 0 ≤

1, dari persamaan tersebut akan dapat dihitung atau

coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari variasi Kinerja Karyawan pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan.

f. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji F statistik digunakan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel bebas yaitu (X1, X2) berupa variabel disiplin kerja dan tempat kerja yang secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y) yaitu Kinerja Karyawan pada pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan. Dengan Kriteria pengujiannya sebagai berikut : Ho:b1=b2=0, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha:b1 b2=0, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

Jika nilai Fhitung ≥ nilai Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima α = 5% Jika nilai Fhitung ≤ nilai Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak α =

(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Asuransi Ramayana Tbk didirikan tanggal 6 Agustus 1956 dengan Akta Notaris Raden Meester Soewandi No. 14 dan disahkan dengan Penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15 September 1956 No. J.A.5/67/16 dengan nama PT. Maskapai Asuransi Ramayana. Tujuan didirikannya perusahaan asuransi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan proteksi atas barang-barang impor dan ekspor NV. Agung yang saat itu dipimpin oleh F.S. Harjadi dan R.G. Doeriat.

Nama PT. Asuransi Ramayana mulai digunakan setelah diadakan perubahan nama dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH No. 95 dan disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C.2.5040-HT01.04.TH 86 tanggal 19 Juli 1986.

Pada tahun 1990 Perusahaan memperoleh Surat Ijin Emisi Saham dari Bapepam No. SI-078/SHM/MK.01/1990 tanggal 30 Januari 1990 untuk melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 2 (dua) juta lembar saham.

(58)

sahamnya secara parsial pada Bursa Efek Jakarta sebanyak 1 (satu) juta lembar saham dengan nilai nominal masing-masing Rp 1.000 per saham. Pada tanggal 8 Desember 2000 Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Pada tanggal 10 Desember 2001 Perusahaan telah menandatangani Perjanjian tentang Pendaftaran Efek bersifat ekuitas di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) No. SP-108/PE/KSEI/2001 tanggal 10 Desember 2001 untuk melakukan konversi saham menjadi catatan elektronik (scriptless trading). Dengan demikian, terhitung sejak tanggal 20 Pebruari 2002 perdagangan saham perusahaan yang terjadi di Bursa Efek akan diselesaikan dengan menggunakan layanan C-BEST (The Central Depository and Book entry Settlement System) atau dengan cara pemindahbukuan dalam sistem KSEI. .

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

VISI

Mewujudkan rasa aman, nyaman dan terlindungi

MISI

Membangun perusahaan yang kokoh dan terpercaya dengan:

1. Memberikan layanan yang berkualitas kepada tertanggung. 2. Memastikan hasil yang optimal bagi Pemegang Saham.

(59)

5. Menciptakan interaksi kerja yang saling mendukung dan lingkungan kerja yang kondusif.

6. Memastikan kesejahteraan karyawan

4.1.3 Produk-Produk Perusahaan A. Asuransi Kebakaran

Polis ini menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan akibat risiko standar kebakaran. Menjamin atas risiko yang secara langsung disebabkan oleh risiko-risiko kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang dan asap yang berasal dari kebakaran harta benda yang dipertanggungkan dalam polis.

Dengan tambahan premi, jaminan dalam polis Asuransi Kebakaran dapat diperluas pula untuk risiko-risiko :

a. Kerugian disebabkan oleh Kerusuhan, Pemogokan, Penghalangan Bekerja, Perbuatan Jahat, Huru-hara, Pencegahan sehubungan dengan risiko-risiko tersebut dan Penjarahan yang terjadi selama Kerusuhan atau Huru-hara.

b. Kerugian atau kerusakan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung disebabkan oleh Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi, Kebakaran dan Ledakan yang mengikuti terjadinya Gempa Bumi dan atau Letusan Gunung Berapi dan Tsunami.

(60)

Asuransi Kebakaran dapat diikuti oleh dengan jaminan Gangguan Usaha (Business Interruptionatau Loss of Profit) sebagai section II dalam polis material damage-nya. Business Interruption hanya dapat diberikan bila polis Material Damage atas propertinya juga turut di-cover, karena polis BI harus mengikuti polis propertinya.

B. Asuransi Home Stop Risk

Polis ini menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang diper-tanggungkan khusus untuk Rumah Tinggal.

Luas Jaminan

1. Jaminan utama yaitu Jaminan utama HSR pada dasarnya sama seperti jaminan PSAKI, yaitu Kebakaran, Petir, Ledakan, Kejatuhan Pesawat Terbang, dan Asap.

2. Jaminan Tambahan (Benefit khusus HSR).

a. Jaminan atas Kecelakaan Diri , Jaminan diberikan dalam hal kecelakaan tersebut mengakibatkan tertanggung atau anggota keluarganya atau pembantu rumah tangganya meninggal dunia atau cacat tetap.

(61)

Kerugian yang dijamin adalah :

1. Kecelakaaan (Bodily Injury) yang mengakibatkan pihak ketiga meninggal dunia atau cacat tetap.

2. Kerusakan/kerugian harta benda (Property Damage) pihak ketiga sebagaimana diatur dalam jaminan pokok Polis ini.

C. Asuransi Property / Industrial All Risk

PAR/IAR adalah jenis Asuransi yang paling popular dibandingkan dengan jenis Asuransi lainnya, karena menjamin hampir semua risiko kerugian kecuali risiko-risiko yang tercantum dalam pengecualian. Jaminan Asuransi Property All Risks (PAR) / Industrial All Risk (IAR) termasuk :

a. Jaminan untuk Kerusuhan, Pemogokan, Perbuatan Jahat dan Huru Hara b. Jaminan untuk Angin Topan, Badai, Banjir dan Kerusakan akibat Air c. Jaminan untuk Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan Tsunami d. Jaminan untuk Tanah Longsor dan Pergerakan Tanah.

Pengecualian

a. Perang, terorisme, nuklir dan radioaktif

b. Keterlambatan, kehilangan pangsa pasar atau gangguan usaha c. Kesengajaan, ketidakjujuran karyawan

(62)

f. Polusi atau kontaminasi.

Harta benda yang tidak dijamin

a. Harta benda yang sedang dikerjakan atau sedang dibangun

b. Harta benda dalam pengangkutan, kendaraan bermotor, kapal, pesawat terbang c. Perhiasan, batu mulia, karya seni

d. Pohon, tanaman, binatang, burung, ikan e. Tanah, jalan, rel, rig, pipa jembatan.

Benefit Tambahan

a. All Other Contents (Isi atau perlengkapan lainnya) b. Average Relief (85%) – Pertanggungan dibawah harga

c. Architects, Surveyors and Consulting Engineers (Biaya Arsitek, Survey dan Konsultan)

d. Capital addition (10% of TSI) - Penambahan Kapital e. Civil Authorities (Pejabat Sipil)

f. Claims Preparation (Biaya Pengurusan Klaim)

g. Fire Brigades Charges (Biaya Pasukan Pemadam Kebakaran) h. Fire Extinguishing Costs (Biaya Pemadam Kebakaran) i. Impact by own vehicle (Tabrakan oleh kendaraan sendiri) j. Internal Removal (Pemindahan internal)

(63)

m. Removal of Debris (Biaya pembersihan puing) n. Reinstatement value (Biaya pemulihan) o. Temporary Removal (pemindahan sementara)

1. Jaminan Bantuan Sewa Rumah

Penanggung akan memberikan bantuan biaya pengadaan tempat tinggal sementara yang diperlukan oleh Tertanggung yang timbul akibat risiko dijamin oleh Polis atas bangunan yang diasuransikan mengalami rusak total, setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Penanggung.

2. Jaminan Bantuan Pengacara

Penanggung akan memberikan bantuan biaya yang diperlukan oleh Tertanggung yang timbul akibat proses peradilan yang timbul dengan pihak ketiga, akibat terjadinya peristiwa yang dijamin oleh Polis, setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Penanggung.

3. Pembersihan Puing-Puing.

(64)

Perluasan Jaminan

a. Huru-Hara b. Banjir

c. Gempa Bumi d. Kebongkaran.

D. Asuransi Kendaraan Bermotor

Pertanggungan/polis ini memberikan jaminan ganti rugi kepada Tertanggung terhadap kerugian atas dan atau kerusakan pada Kendaraan Bermotor dan atau kepentingan yang dipertanggungkan

Luas Jaminan

a) Jaminan Standar, kerugian dan atau kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh:

1. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir, atau terperosok 2. Perbuatan jahat

3. Pencurian, termasuk pencurian yang didahului atau disertai atau diikuti dengan kekerasan ataupun ancaman kekerasan

4. Kebakaran, termasuk :

a. Kebakaran akibat kebakaran benda lain yang berdekatan atau tempat penyimpanan Kendaraan Bermotor

(65)

c. Kerusakan karena air dan atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk mencegah atau memadamkan kebakaran

d. Dimusnahkannya seluruh atau sebagian Kendaraan Bermotor atas perintah pihak yang berwenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran itu.

b) Kerugian dan atau kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa di atas selama Kendaraan Bermotor yang bersangkutan berada diatas kapal untuk penyeberangan yang berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, termasuk kerugian dan atau kerusakan yang diakibatkan kapal bersangkutan mengalami kecelakaan.

c) Jaminan Perluasan, perluasan jaminan dalam asuransi Kendaraan Bermotor, berasal dari:

1. Pengecualian polis, sebagian pengecualian dalam polis dapat dimintakan sebagai perluasan dengan tambahan premi, seperti:

2. Riot, Srike, Civil, Malicious Damage (RSMD 4.1A/2007) atau Riot, Srike, Civil, Malicious Damage, Civil Commotion (RSMDCC 4.1B/2007)

3. Gempa Bumi,Letusan Gunung Berapi, Tsunami. 4. Angin Topan, Badai, Banjir.

5. Terrorism & Sabotase

(66)

8. Tanggung Jawab Hukum Penumpang 9. Kecelakaan Diri Driver

10. Kecelakaan Diri Penumpang

Adapun kondisi pertanggungan asuransi kendaraan bermotor meliputi:

a. Komprehensif (Gabungan)

Memberikan perlindungan menyeluruh terhadap kerusakan dan/atau kerugian pada kendaraan baik sebagian maupun total sebagai akibat dari kecelakaan yang datang secara tiba-tiba dan tak terduga, termasuk juga hilangnya kendaraan atau bagian daripadanya karena pencurian maupun musnah atau rusak karena terbakar.

b. Total atau Loss Only

(67)

E. Oto Stop Risk

Adalah asuransi kerugian kendaraan bermotor yang menjamin risiko tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir, kebakaran, tersambar petir, perbuatan jahat, pencurian, kerusakan/huru hara dan bencana alam. Pilihan jenis perlindungan terdiri dari 2 macam yaitu:

a. All Risk (Gabungan), yaitu perlindungan menyeluruh terhadap kerusakan dan/atau kerugian pada kendaraan baik sebagian maupun total sebagai akibat dari kecelakaan yang datang secara tiba-tiba dan tak terduga, termasuk juga hilangnya kendaraan atau bagian daripada kendaraan karena pencurian, musnah atau rusak terbakar.

b. Total Loss Only (TLO), yaitu perlindungan terhadap kerusakan dan/atau kerugian pada kendaraan baik sebagian maupun total sebagai akibat dari kecelakaan yang datang secara tiba-tiba dan tak terduga, termasuk juga hilangnya kendaraan atau bagian daripada kendaraan karena pencurian, musnah atau rusak terbakar, dimana biaya perbaikannya mencapai 75% atau lebih dari harga kendaraan.

F. Asuransi Alat Berat

(68)

tidak dijalankan di jalan raya umum. Contoh : Buldozer, Excavator, Grapple Loader, Dump Truck, Forklift, Road Roller, Crawler Crane, Wheal Loader.

Luas Jaminan

1. Jaminan Standar

a. Kesalahan operasi, kelalaian atau perbuatan jahat karyawan.

b. Bencana Alam, seperti : Badai, banjir, hujan (batu) es, genangan, tanah longsor.

c. Kebakaran, petir dan ledakan. d. Perampokan dan Penjurian

e. Tabrakan, benturan , terbalik, tergelincir.

f. Peristiwa lainnya yang tidak dikecualikan di Pengecualian Umum dan Khusus.

2. Pengecualian Umum

a. Perbuatan sengaja yang dilakukan oleh Tertanggung atau orang yang mewakili tertanggung.

b. Akibat ionisasi, radiasi atau pencemaran oleh radio aktif yang berasal dari bahan bakar nukir atau limbah nuklir.

(69)

G. Asuransi Pengangkutan Laut.

Pertanggungan/polis ini memberikan jaminan untuk pengangkutan barang dengan rute dari warehouse/port to warehouse.

a) Jaminan Standar

1. Pengangkutan Laut: Institute Cargo Clause (ICC) A, ICC B, ICC C 2. Pengangkutan (Khusus) Darat: Cover A DAI, Cover B DA

3. Pengangkutan (Khusus) Udara: Institute Cargo Clause (Air).

b) Perbandingan Luas Jaminan Yang tercantum dalam ICC ‘A’, ‘B’, dan ‘C’

Risiko Yang Dijamin A B C

Kebakaran atau ledakan Ya Ya Ya

Alat angkut terdampar, mendarat dipelabuhan darurat Ya Ya Ya

Terguling selama dalam perjalanan darat Ya Ya Ya

Tabrakan dengan benda/kapal lain Ya Ya Ya

Pembongkaran barang di pelabuhan darurat Ya Ya Ya

Pembuangan barang ke laut Ya Ya Ya

Gempa bumi, letusan gunung berapi, sambaran petir Ya Ya Tidak

Sapuan ombak Ya Ya Tidak

Kerusakan akibat terkena air laut, danau, sungai Ya Ya Tidak

(70)

pesawat

General Average Ya Ya Ya

Biaya penyelamatan Ya Ya Ya

Biaya angkut Ya Ya Ya

Semua insured peril yang tidak disebutkan Ya Tidak Tidak

H. Asuransi Resiko Pembangunan (CAR)

Untuk Melindungi proyek yang sedang dikerjakan dan memberikan jaminan keuangan kepada tertanggung, agar usaha mereka tidak terganggu walaupun terjadi kerusakan pada proyek tersebut. Polis Contractors’ All Risks (CAR) mulai berlaku sejak dimulainya pekerjaan atau setelah dibongkarnya barang di lokasi dan berakhir terhadap bagian dari kontrak pekerjaan yang telah diserahterimakan atau digunakan ditambah dengan masa pemeliharaan (maintenance period).

Kepentingan yang dapat diasuransikan, pekerjaan proyek yang sesuai dengan kontrak kerja antara pemilik bangunan dengan kontrak utama, yang terdiri dari :

a. Pekerjaan utama b. Pekerjaan persiapan

(71)

d. Alat-alat besar dan mesin-mesin yang dipergunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan

e. Biaya pembersihan reruntuhan f. Tanggung jawab pihak ketiga.

Asuransi ini menawarkan jaminan yang bersifat All Risk terhadap kerugian-kerugian / kerusakan yang dapat terjadi dalam rangka pelaksanaan pembangunan suatu proyek bangunan selama tidak dikecualikan polis. Kerusakan atau kerugian yang dijamin adalah bersifat tiba-tiba, tak terduga dan terjadi di lokasi pembangunan (site).

I. Asuransi Resiko Pemasangan (EAR).

Menjamin semua risiko kerusakan atau kerugian yang terjadi dalam proses pemasangan atau instalasi mesin-mesin (kecuali beberapa risiko saja yang tercantum dalam pengecualian). Polis Erection All Risks (EAR) mulai berlaku sejak dimulainya pekerjaan atau setelah dibongkarnya barang di lokasi dan berakhir terhadap bagian dari kontrak pekerjaan yang telah diserahterimakan atau setelah pelaksanaan uji coba pertama atau uji beban (testing and commissioning) ditambah dengan masa pemeliharaan (maintenance period)

(72)

a. Erection Work – Kontrak Pekerjaan termasuk harga mesin, biaya pengangkutan, bea masuk, biaya pemasangan dan biasanya sudah termasuk Pajak (PPn).

b. Mesin-mesin berikut dengan peralatannya c. Biaya pengangkutan, bea cukai/bea masuk d. Biaya pemasangan

e. Pekerjaan tehnik sipil yang merupakan bagian dari proyek keseluruhan f. Biaya penyingkiran reruntuhan

g. Barang-barang / harta benda yang berada di proyek yang menjadi milik atau dibawah pengawasan / tanggung jawab dari Tertanggung

h. Tanggung jawab pihak ketiga.

Secara garis besar risiko di dalam polis EAR tidak berbeda dengan polis CAR, kecuali (secara umum) di dalam polis CAR terdapat masa pemeliharaan sedangkan dalam EAR terdapat masa testing. Jika CAR berdasarkan objek pertanggungannya adalah pekerjaan tehnik atau pekerjaan kontruksi maka EAR mengutamakan pekerjaan pemasangan mesin-mesin dan peralatannya.

J. Asuransi Peralatan Elektronik.

(73)

Luas Jaminan, yang dijamin oleh polis asuransi ini adalah akibat kebakaran, isambar petir, peledakan, tertimpa pesawat terbang, gas yang menyebabkan kebakaran, perencanaan yang salah, kesalahan proses pembuatan di pabrik, kesalahan pemasaran, kesalahan pengoperasian, kekurang terampilan pegawai, Angin ribut, tanah rengkah.

Atas dasar persetujuan bersama dengan kewajiban Tertanggung membayar premi tambahan, maka Jaminan dapat diperhias atas kerugian akibat:

a. Gempa bumi

b. Bahaya letusan gunung berapi c. Pemberontakan, huru hara d. Risiko pengangkutan e. Rusaknya air conditioning f. Pencurian

Pengecualian

Disebutkan di dalam polis EEI, bahwa akibat-akibat yang tidak dijamin polis adalah karena:

a. Aus, usang b. Huru-hara c. Pemberontakan d. Kesengajaan

(74)

K. Asuransi Kerusakan Mesin.

Menjamin segala kerusakan yang akan timbul pada saat mesin tersebut sedang dioperasikan. Jangka waktu pertanggungannya adalah sejak mesin-mesin selesai mengakhiri masa testing dan masuk periode operasional sampai akhir masa pertanggungan biasanya pertahun. Yang tidak dapat diasuransikan adalah suku cadang yang secara regular diganti (umur pendek) serta barang-barang yang terbuat dari bahan gelas, keramik, kayu.

Dua Tipe pilihan Jaminan sbb :

1. Machinery Breakdown sebagai jaminan pilihan yang digabungkan dengan Polis utama (PAR/IAR/FIRE). Harga pertanggungan dibatasi, maximum 25% dari Harga pertanggungan Machinery pada polis utama.

2. Machinery Breakdown sebagai jaminan utama ( MB stand alone policy)

Lingkup Jaminan

Yang dijamin oleh polis MB adalah kerugian akibat:

1. Kesalahan perencanaan 2. Kesalahan pemasangan 3. Kesalahan perbaikan

(75)

8. Huru hara

9. Sambung singkat

10. Kesalahan penyambungan 11. Kekurangan air pada boiler 12. Peledakan

13. Badai/angin ribut

Resiko yang tidak dijamin :

Kerugian yang diakibatkan oleh kejadian di bawah ini tidak dijamin oleh polis MB, yaitu akibat dari:

1. Kebakara

Gambar

Gambaran Umum Perusahaan.........................................
Tabel 1.2 Persentase Pencapaian Kinerja
Tabel 3.1  Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor yang diduga berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap budaya

karyawan.. Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan tidak meningkatkan kesejahteraan

budaya organisasi dengan kinerja karyawan yang dapat dijelaskan dalam model.. diagnosis budaya organisasi yang menyatakan bahwa semakin baik

Hal ini berarti jika variabel budaya organisasi (X1) naik 1 satuan akan meningkatkan variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 0.488, dengan asumsi variabel komunikasi (X2)

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatu perusahaan adalah budaya kerja, dimana faktor tersebut sangat erat kaitannya dalam meningkatkan

secara parsial berpengaruh positif dan apabila budaya organisasi dapat diterima oleh karyawan akan meningkatkan kinerja Karyawan di Bank BPD Bali Cabang

Hal ini berarti jika variabel budaya organisasi (X1) naik 1 satuan akan meningkatkan variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 0.488, dengan asumsi variabel komunikasi (X2)

Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Medan. Lingkungan kerja yang sehat, bersih, nyaman dan menyenangkan dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam