• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Program Pensiun Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Pt. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Program Pensiun Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Pt. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH

PELAKSANAAN PROGRAM PENSIUN

TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

PADA PT. INTI KIMIATAMA PERKASA DI TJ. MORAWA

DRAFT SKRIPSI

SRI WAHYUNI 020502016

DEPARTEMEN MANAJEMEN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

(2)

ABSTRAK

Sri Wahyuni, 2008. Pengaruh Program Pensiun Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Pt. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa, dibawah bimbingan yulinda, Ritha F. Dalimunthe (Ketua Departemen), Friska Sipayung (Penguji I), Elisabeth Siahaan (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh program pensiun terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah program pensiun berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu : “Program pensiun berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa”.

Teknik pengambilan sampel menggunakan Metode Purposive Sampling. Populasi adalah karyawan permanen PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa dan sampel yang diambil adalah karyawan permanen dari lima departemen dimana diperoleh jumlah sampel 10 % dari jumlah populasi yakni dari 497 orang menjadi 50 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Variabel yang diukur menggunakan akala likert. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 12.00 dan pengujian hipotesis dengan analisis linier sederhana.

Hasil penelitian SPSS menunjukkan bahwa semangat kerja dipengaruhi oleh program pensiun sebesar 30,1 %. Sedangkan sisanya 69,9 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sehingga dapat dikatakan program pensiun berpengaruh positif fan signifikan (nyata) terhadap semangat kerja pada taraf signifikan 5 % (hipotesis diterima).

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Kerangka Konseptual ... 5

1.4. Hipotesis ... 5

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.5.1. Tujuan Penelitian ... 6

1.5.2. Manfaat Penelitian ... 6

1.6. Metode Penelitian ... 6

1.6.1. Batasan Operasional ... 6

1.6.2. Defenisi Operasional ... 7

1.6.3. Skala Pengukuran Variabel ... 7

1.6.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

1.6.5. Populasi dan Sampel ... 8

1.6.6. Jenis Data ... 9

1.6.7. Alat Pengumpulan Data ... 9

1.6.8. Teknik Analisis Data ... 9

(4)

2.2.1. Pengertian Program Pensiun ... 12

2.2.2. Program-Program Pensiun ………. ... . 13

2.2.3. Tujuan Program Pensiun ... 14

2.2.4. Kontribusi Program Pensiun ... 15

2.2.5. Pengambil Inisiatif Dalam Pemensiunan ... 17

2.2.6. Vesting ... 18

2.3. Semangat Kerja ... 19

2.3.1. Pengertian Semangat Kerja ... 19

2.3.2. Indikasi Turunnya Semangat Kerja ... 21

2.3.3. Sebab-sebab Turunnya Semangat Kerja ... 23

2.3.4. Cara meningkatkan Semangat Kerja ... 24

BAB 3 GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1. Sejarah PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa ……….. 29

3.1.1. Tujuan Pendirian ……… 29

3.1.2. Bentuk Perusahaan dan Luas Tanah dan Bangunan …. 29 3.2. Struktur Organisasi ……….. 30

3.3. Keadaan Kepegawaian dan Tata Kerja ……… 31

BAB 4 ANALISIS DAN EVALUASI 4.1. Karakteristik Responden ……….. 34

4.2. Pengujian Validitas Instrumen ………. 35

4.3. Pengujian Reabilitas Instrumen ……… 37

4.4. Hasil Penelitian ………. 38

(5)

4.5. Pengujian Hipotesis ……… 40

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ………. 45

5.2. Saran ……… 46

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1. Daftar Absensi Karyawan ……….. 2

1.2. Total Produksi ………... 3

1.3. Jumlah Karyawan Tahun 2007……….. 7

1.4. Sampel Penelitian………. 8

4.1. Usia Responden ……… 34

4.2. Tingkat Pendidikan Responden ……… 34

4.3. Masa Kerja Responden ………. 35

4.4. Data Instrumen Program Pensiun (Varibel Independen) …… 36

4.5. Data Instrumen Semangat Kerja (Variabel Dependen) ……… 37

4.6. Item-Total Statistic……… 38

4.7. Validitas Butir-Butir Pertanyaan ………. 39

4.8. Reability Statistic ………. 40

4.9. Tabulasi Jawaban Responden Tentang Program Pensiun …… 42

4.10. Tabulasi Jawaban Responden Tentang Semangat Kerja …….. 43

4.11. Descriptive Statistic ……….. 43

4.12. Variables Entered/Remove………. 44

4.13. Model Summary ……… 44

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1.1. Kerangka Konseptual Program Pensiun Terhadap

semangat kerja ………. 4

(8)

ABSTRAK

Sri Wahyuni, 2008. Pengaruh Program Pensiun Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Pt. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa, dibawah bimbingan yulinda, Ritha F. Dalimunthe (Ketua Departemen), Friska Sipayung (Penguji I), Elisabeth Siahaan (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh program pensiun terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah program pensiun berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu : “Program pensiun berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa”.

Teknik pengambilan sampel menggunakan Metode Purposive Sampling. Populasi adalah karyawan permanen PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa dan sampel yang diambil adalah karyawan permanen dari lima departemen dimana diperoleh jumlah sampel 10 % dari jumlah populasi yakni dari 497 orang menjadi 50 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Variabel yang diukur menggunakan akala likert. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 12.00 dan pengujian hipotesis dengan analisis linier sederhana.

Hasil penelitian SPSS menunjukkan bahwa semangat kerja dipengaruhi oleh program pensiun sebesar 30,1 %. Sedangkan sisanya 69,9 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sehingga dapat dikatakan program pensiun berpengaruh positif fan signifikan (nyata) terhadap semangat kerja pada taraf signifikan 5 % (hipotesis diterima).

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan memiliki berbagai sasaran yang akan diraih guna

mencapai tujuan perusahaan. Sasaran-sasaran itu akan dapat tercapai melalui

aktivitas-aktivitas yang dilakukan dengan cara melibatkan aspek-aspek sumber

daya yang terdapat dalam perusahaan tersebut; misalnya modal, mesin atau

peralatan, sumber daya manusia, dan sebagainya. Diantara aspek tersebut yang

paling penting adalah aspek sumber daya manusia. Sumber daya manusia sering

disebut sebagai modal intelektual (intelectual capital) yang terdiri dari

orang-orang yang ada dalam organisasi yang mempunyai kemampuan, bakat, dan

semangat untuk bekerja dan itu semua mereka gunakan dalam mengerjakan

pekerjaan mereka.

Mengingat begitu pentingnya sumber daya manusia ini maka perusahaan

perlu memberikan semangat kerja kepada karyawan dengan harapan dapat bekerja

dengan segala daya dan upayanya sehingga dapat merangsang karyawan untuk

dapat bekerja dengan segiat-giatnya. Tentu hal ini sangat besar dampaknya

terhadap produktivitas perusahaan karena terjadi peningkatan produktivitas yang

berkualitas dan menghasilkan profit yang tinggi sesuai dengan harapan

perusahaan. (Yuli, 2005:89)

(10)

biasa disebut dengan pensiun. Pemberian pensiun berarti bahwa perusahaan

memberikan sejumlah uang tertentu kepada karyawan yang telah berhenti bekerja

setelah bekerja dalam waktu yang lama atau setelah mencapai suatu batas usia

tertentu.

Sebenarnya masalah pensiun pada perusahaan swasta di negara Indonesia

masih merupakan masalah yang belum mendapatkan perhatian sepenuhnya. Hal

ini disebabkan karena perusahaan yang bersangkutan belum mempunyai

keuangan yang kuat sehingga karyawan yang memberikan jasanya selama

berpuluh-puluh tahun tidak dapat dihidupi oleh perusahaan selama karyawan yang

bersangkutan tidak mampu lagi mencari nafkah. (Sastrohadiwiryo, 2002:213)

Meskipun demikian, hal tersebut sedikit demi sedikit mengalami perubahan

terutama dalam perusahaan besar swasta. Perusahaan ini berusaha memberikan

jaminan hari tua kepada karyawannya mengingat begitu pentingnya pemberian

pensiun bagi kelangsungan hidup karyawan. Pemberian pensiun ini juga memacu

semangat karyawan dalam bekerja, mengurangi turnover karyawan, dan

ketidakhadiran karyawan. (Hasibuan, 2000:209)

PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa merupakan salah satu perusahaan

besar swasta yang melaksanakan program pensiun bagi karyawannya.

Kebijaksanaan pemberian program pensiun ini adalah untuk menambah semangat

dan kegairahan kerja karyawan yang pada akhirnya mampu menurunkan jumlah

ketidakhadiran karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa, seperti

(11)

Tabel 1.1

Daftar Absensi Karyawan

Tahun

Jumlah Karyawan Permanen ( orang)

Keterangan Absensi

Kehadiran Sakit Cuti Ketidakhadiran

2005 500 295(49 %) 50 (10%) 55 (11%) 100 (30%)

2006 498 398 (80%) 25 (5%) 50 (10%) 25 (5%)

2007 497 422 (85%) 25 (5%) 40 (8%) 10 (2%)

Sumber : PT. Inti Kimiatama Perkasa Tj. Morawa

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai dengan

2007 terjadi penurunan jumlah ketidakhadiran karyawan. Menurunnya jumlah

ketidakhadiran karyawan ini juga berdampak pada peningkatan produktivitaskerja

karyawan terbukti dari peningkatan total produksi (target yang dicapai) dari tahun

2002 sampai dengan 2007, seperti tertera pada Tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2 Total Produksi

Tahun

Total Produksi

(Master Karton) Persentase

2003 650.739 14 %

Walaupun program pensiun ini memerlukan pengeluaran yang tidak sedikit,

perusahaan mempunyai kewajiban dengan harapan :

1. Adanya semangat dan kegairahan kerja yang efektif untuk meningkatkan

produktivitas.

(12)

3. Dapat menjamin stabilitas dan kontinuitas perusahaan karena karyawan

tidak tertarik pada lapangan kerja yang lain sehingga dapat menurunkan

labour turnover karyawan.

4. Dapat menciptakan loyalitas kerja yang tinggi dan memberikan ketenangan

hidup bagi karyawan dan keluarganya. (Hasibuan, 2000:209)

Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Program Pensiun Terhadap

Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut : “Apakah program pensiun berpengaruh positif dan

signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa?”.

1.3. Kerangka Konseptual

Menurut Wursanto (2001: 134) program pensiun diberikan sebagai jaminan

hari tua dan sebagai penghargaan kepada karyawan atas jasa-jasanya selama

bekerja. Saat ini sedikit sekali perusahaan yang memberikan program pensiun

bagi karyawannya. Padahal dengan pemberian program pensiun tersebut banyak

sekali keuntungan yang diperoleh perusahaan. Salah satunya adalah memacu

(13)

Dengan semangat kerja yang tinggi pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan,

kerusakan dapat dikurangi, absensi dapat diperkecil, labour turnover menurun,

dan sebagainya.(Nitisemito,2001:177).

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Program Pensiun dan Semangat Kerja

Sumber : Wursanto dan Nitisemito (diolah)

1.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan kerangka konseptual,

hipotesis penelitian ini adalah : “Program pensiun berpengaruh positif dan

signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa”.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya

pengaruh pelaksanaan program pensiun terhadap semangat kerja karyawan pada

PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Memberikan masukan kepada pihak perusahaan lain sebagai bahan

pertimbangan dalam melaksanakan program pensiun untuk meningkatkan

(14)

b. Untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti baik

secara teoritis maupun aplikasi.

c. Sebagai bahan untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang

obyek yang sama di masa datang.

1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Batasan Operasional

Penelitian ini membahas pelaksanaan program pensiun terhadap semangat

kerja karyawan pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa dengan

responden penelitian adalah karyawan permanen pada PT. Inti Kimiatama Perkasa

di Tj. Morawa.

1.6.2. Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Variabel Independen (X) : Program Pensiun

Program pensiun adalah pembayaran dana pensiun yang diberikan sebagai

jaminan hari tua dan sebagai penghargaan kepada karyawan atas

jasa-jasanya selama bekerja.

(Wursanto, 2001:134)

b. Variabel Dependen (Y) : Semangat kerja

Semangat kerja adalah kemauan atau kesenangan yang mendalam terhadap

pekerjaan yang dilakukan dengan cara mengetahui perilaku manusia, apa

sebabnya orang mau bekerja, dan kepuasan apa yang dinikmatinya.

(15)

1.7. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui

masing-masing variabel yaitu variabel X (Program Pensiun) dan variabel Y (Semangat

Kerja) adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert ini digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2003:86). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini,

maka setiap variabel diberi skala 1 sampai 5, seperti contoh dibawah ini :

1 = Sangat tidak setuju

2 = Tidak setuju

3 = Ragu-ragu

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

1.8. Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi penelitian berada di PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa,

Jln. Pelita Raya No. 1 B Kawasan Industri Medan-Star Tj. Morawa . Waktu

penelitian dimulai dari bulan September 2007 sampai dengan Juli 2008.

1.9. Populasi dan Sampel 1.9.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan permanen pada PT.

(16)

Tabel 1.3.

Jumlah Karyawan Tahun 2007

Departemen Jumlah

(Orang)

Persentase

Produksi Maintenance Genser

Quality Control (QC) Logistik

Sumber : PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa

1.9.2. Sampel

Sampel diambil dengan metode purposive sampling yaitu 10 % dari

jumlah populasi. Menurut Gay (Umar, 2004:79) jumlah ini dianggap sudah

representatif untuk mewakili populasi. Jadi, dalam penelitian ini ukuran sampel

sebesar 10 % dari populasi = 50 orang karyawan permanen dengan kriteria sudah

bekerja selama 5 tahun keatas. Untuk sampel ini diambil dari lima departemen

yaitu departemen produksi, maintenance, genser, quality control (QC), dan

logistik dengan persentase 10 % dari masing-masing departemen, seperti tertera

pada Tabel 1.4. berikut :

Tabel 1.4. Sampel Penelitian

Departemen Jumlah

(Orang)

Quality Control (QC) Logistik

(17)

1.10. Jenis Data

Menurut cara memperolehnya (Umar, 2004:42) data yang digunakan

dalam penelitian ini berupa :

a. Data primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu

responden dengan memberikan kuisioner atau pertanyaan kepada

karyawan permanen pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa.

b. Data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh melalui penelitian

kepustakaan yaitu berasal dari buku-buku bacaan untuk memperoleh

data-data yang diperlukan.

c. Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi dari

buku-buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

1.11. Alat Pengumpulan Data

Alat untuk memperoleh keterangan dari obyek adalah sebagai berikut :

a. Daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon

atas daftar pertanyaan tersebut.

b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan

karyawan permanen yang menjadi responden penelitian.

1.12. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan berpedoman pada Sugiyono

(18)

bersifat hubungan (associative) maka dapat dianalisis dengan metode sebagai

berikut :

1.12.1. Metode analisis deskriptif

Merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga

memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan

menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan

yang sedang diteliti.

1.12.2. Metode analisis kuantitatif

Di dalam penelitian ini, penulis menganalisis data dengan memakai

metode analisis statistik regresi linier sederhana. Dalam regresi, diteliti

apakah dua variabel itu berpengaruh. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Y = a + b X

Dimana : Y = semangat kerja

X = program pensiun

a = nilai intercept (konstan)

b = koefisien regresi

Untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara

statistik dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 12.0. Dalam penelitian ini

data yang ada diuji dalam beberapa tahap antara lain :

a. Uji Validitas, untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah

(19)

(kuisioner). Untuk uji validitas ini, yang dijadikan sebagai responden

adalah karyawan dari departemen yang lain yaitu departemen produksi dan

stamping dengan jumlah 15 orang.

b. Uji Realibilitas, untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

(kuisioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama.

c. Uji Hipotesis, dilakukan Uji t yaitu secara parsial untuk membuktikan

hipotesis awal tentang program pensiun sebagai variabel bebas terhadap

semangat kerja sebagai variabel terikat.

H0 : β1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan dari program pensiun

terhadap semangat kerja)

H1 : β1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan dari program pensiun terhadap

semangat kerja)

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu

Menurut Irfan (2000), skripsi yang berjudul “Pengaruh pemberian kompensasi terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja pada PT. PLN

(Persero) Wilayah II Sumut”, menjelaskan bahwa pemberian kompensasi

berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja sebesar = 40,96 % sedangkan

sisanya 59,04 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Menurut Syahrina, Diah (2001), skripsi yang berjudul “Pengaruh pemberian insentif terhadap semangat dan kegairahan kerja karyawan pada PT.

Sinar Sosro Wilayah Medan”, menjelaskan bahwa pemberian insentif berpengaruh

terhadap semangat dan kegairahan kerja karyawan sebesar 48,07 % sedangkan

sisanya 51,93 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

2.2. Program Pensiun

2.2.1. Pengertian Program Pensiun

Pemensiunan pegawai (karyawan) tidak seluruhnya sama dengan

pemberhentian pegawai (karyawan). Memang ada persamaan di antara keduanya,

yaitu pemutusan hubungan kerja karena sesuatu sebab tertentu. Pada pemensiunan

sebagaimana pada pemberhentian, terdapat juga soal ganti rugi meskipun sifatnya

lain daripada ganti rugi pada pemberhentian. Ganti rugi pada pemberhentian

(21)

jaminan hari tua bersifat pembayaran berulang-ulang. (Sastrohadiwiryo,

2002:213)

Menurut Wursanto (2001:134) menyatakan bahwa :

“Program pensiun adalah pembayaran dana pensiun yang diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan kepada karyawan atas jasa-jasanya selama bekerja”.

Menurut Mathis dan Jackson (2002:214) menyatakan bahwa :

“Program pensiun adalah tunjangan pensiun yang ditetapkan dan didanai oleh pengusaha dan karyawan”.

Hasibuan (2000:209) mendefenisikan program pensiun senagai berikut :

“Program pensiun berupa pembayaran dana pensiun adalah pengakuan atau penghargaan atas pengabdian seseorang kepada organisasi dan memberikan sumber kehidupan pada usia lanjut”

Berdasarkan definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

program pensiun berarti perusahaan memberikan sejumlah uang tertentu kepada

karyawan yang telah berhenti bekerja setelah bekerja dalam waktu yang lama,

atau setelah mencapai suatu batas usia tertentu. Adanya uang pensiun akan

memberikan ketenangan bagi karyawan sehingga turnover karyawan relatif

rendah.

2.3. Program-Program Pensiun

Menurut Mathis dan Jackson (2002:215), ada dua program pensiun dilihat

(22)

2.3.1. Program dengan kontribusi yang ditentukan (define-contribution

plan)

Merupakan program pensiun dengan pengusaha melakukan pembayaran

berkala kedalam rekening pensiun karyawan. Tunjangan pensiun karyawan ini

tergantung pada kontribusi yang ditentukan dan tingkat pendapatan karyawan.

Program ini bergantung pada pengembalian modal investasi dari kontribusi

sebelumnya yang dapat bervariasi sesuai dengan tingkat keuntungan dan faktor

lainnya sehingga tunjagan pensiun karyawan menjado agak kurang aman dan

kurang dapat diprediksi.

2.3.2. Program dengan tunjangan yang telah ditentukan (define-benefit

plan)

Merupakan program pensiun dengan seorang karyawan dijanjikan pensiun

dengan jumlah yang berdasarkan usia dan masa kerja. Program dengan tunjangan

yang telah ditetapkan memberikan karyawan suatu kepastian yang lebih besar

pada tunjangan ini dan lebih dapat diprediksi dalam hal besar tunjangan yang

akan tersedia ketika pensiun.

Menurut Manulife

2.4. Tujuan Program Pensiun

Menurut Wursanto (2001:134), tujuan program pensiun yaitu :

a. Memberikan perangsang kerja kepada karyawan

(23)

c. Memberikan ketenangan hidup kepada karyawan yang bersangkutan

maupun keluarganya.

Menurut Hasibuan (2000:209), program pensiun bertujuan sebagai berikut:

a. Memberikan ketenangan hidup bagi karyawan dan keluarganya pada usia

lanjut

b. Turnover karyawan relatif rendah karena karyawan tidak tertarik pada

lapangan kerja yang lain

c. Sebagai daya tarik bagi tenaga skill dari luar yang diperlukan perusahaan

d. Menjamin stabilitas dan kontinuitas perusahaan

e. Adanya semangat dan kegairahan kerja yang efektif untuk meningkatkan

produktivitas kerja.

2.5. Kontribusi Program Pensiun

Menurut Mathis dan Jackson (2002:214-215), program pensiun dapat

bersifat kontributif ataupun non-kontributif. Dalam program kontributif, uang

untuk tunjangan pensiun dibayarkan baik oleh perusahaan maupun karyawan.

Dalam program non-kontributif, perusahaan menyediakan seluruh dana untuk

tunjangan pensiun. Sebagaimana diharapkan, program non-kontributif ini lebih

disukai oleh para karyawan.

Menurut Sastrohadiwiryo (2002:215-217), perusahaan yang sudah

menganut sistem pemberian pensiun, umumnya kontribusi pensiun dilakukan

(24)

2. Dibiayai oleh perusahaan

3. Dibiayai secara bersama oleh kedua belah pihak

Ad.1. Dibiayai oleh karyawan/pegawai

Pembiayaan pensiun dapat dilakukan dengan sistem menabung, yaitu

memotong beberapa persen upah karyawan tiap bulan yang dimasukkan pada

dana jaminan hari tua karyawan. Bila sudah sampai pada masa tertentu, dana

tersebut dikembalikan pada karyawan berupa cicilan tiap bulan. Pada dasarnya

besarnya uang jaminan hari tua sama dengan tabungan karyawan yang

bersangkutan. Ada pula perusahaan yang memberi tambahan bila karyawan yang

bersangkutan sudah memenuhi syarat misalnya sudah bekerja dalam perusahaan

sedikitnya lima belas tahun. Bila karyawan berhenti sebelum memenuhi saat

minimal yang ditentukan, maka karyawan hanya dibayar sebesar uang yang

ditabung oleh karyawan. Dengan cara ini ada dorongan bagi karyawan untuk terus

bekerja dalam perusahaan untuk memenuhi masa minimal yang telah ditetapkan.

Dengan pembiayaan seperti ini sesungguhnya perusahaan tidak menanggung

beban dalam pemberian jaminan hari tua, perusahaan hanya sekedar memberikan

pertolongan saja.

Ad.2. Dibiayai oleh perusahaan

Pembayaran jaminan hari tua ada pula dengan cara memotong sebagian

keuntungan perusahaan untuk disetor kepada dana jaminan hari tua. Dengan cara

ini perusahaanlah yang menanggung beban dalam pemberian jaminan hari tua

(25)

Ad.3. Dibiayai secara bersama oleh kedua belah pihak

Pembiayaan jaminan hari tua dapat pula dilakukan dengan cara

menggabungkan kedua cara di atas. Dengan kata lain kedua pihak bersama-sama

membiayai pemensiunan tersebut. Dengan cara ini karyawan dibebankan

pemotongan upah beberapa persen dan perusahaan membayar sebesar yang

dibayarkan oleh karyawan. Pengumpulan dana dengan cara terakhir ini lebih

mudah dibandingkan dari kedua cara di atas.

2.6. Pengambil Inisiatif dalam Pemensiunan

Hasibuan (2000:209), pensiun adalah pemberhentian karyawan atas

inisiatif perusahaan, undang-undang, ataupun karyawan sendiri.

Inisiatif perusahaan mempensiunkan karyawan karena produktivitas

kerjanya rendah sebagai akibat usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan dalam

melaksanakan pekerjaa, dan sebagainya.

Undang-undang mempensiunkan seseorang karena telah mencapai batas

usia dan masa kerja tertentu. Misalnya usia 55 tahun dan minimum masa kerja 15

tahun.

Inisiatif karyawan adalah pensiun atas permintaan sendiri dengan

mengajukan surat permohonan setelah mencapai masa kerja tertentu, dan

(26)

2.7. Vesting

Beberapa hak dikaitkan dengan program pensiun karyawan. Hak karyawan

untuk menerima tunjangan dari program pensiun disebut vesting (hak untuk

mendapatkan). Biasanya hak ini memastikan karyawan akan pensiun tertentu jika

karyawan telah bekerja untuk lama kerja minimum tertentu. Jika karyawan

mengundurkan diri sebelum berhak mendapatkan (yaitu, sebelum dipekerjakan

untuk jangka waktu tertentu), tidak ada hak pensiun yang diberikan kepada

karyawan kecuali untuk dana yang telah dikontribusikan. Jika karyawan bertahan

selama waktu yang ditetapkan, mereka berhak atas pensiun dan menerima

tunjangan pensiun dari dana yang dikontribusikan baik oleh perusahaan maupun

karyawan (Mathis dan Jackson, 2002:215).

2.3. Semangat Kerja

2.3.1. Pengertian Semangat Kerja

Manajemen personalia untuk mengembangkan karyawan dilaksanakan

perusahaan untuk memenuhi tuntutan jabatan atau pekerjaan sebagai akibat

perkembangan teknologi, juga akibat semakin tajamnya persaingan yang dihadapi

perusahaan sehingga perlu karyawan yang berkualitas. Setiap karyawan

perusahaan dipaksa untuk dapat bekerja secara efektif, efisiensi, kualitas serta

kuantitas pekerjaan yang semakin baik. Untuk itu perusahaan perlu menciptakan

semangat kerja karyawannya dalam batas-batas kemampuan perusahaan tersebut.

Dengan adanya semangat kerja yang tinggi maka produktivitas kerja pun dapat

(27)

Menurut Nitisemito (1996:97) menyatakan bahwa :

“Semangat kerja adalah kemauan atau kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan dengan cara mengetahui perilaku manusia, apa sebabnya orang mau bekerja dan kepuasan-kepuasan apa yang dinikmatinya.”

Menurut Guba pada Panggabean (2002:21), ada dua cara untuk

mendefinisikan semangat kerja, yaitu sebagai berikut :

1. Semangat kerja adalah kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan yang jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan tujuan individu.

2. Semangat kerja adalah kepemilikan atau kebersamaan. Semangat kerja merujuk kepada adanya kebersamaan. Hal ini merupakan rasa pemahaman dengan perhatian terhadap unsur-unsur dari pekerjaan seseorang, kondisi kerja, rekan kerja, penyelia, pimpinan, dan perusahaan.

Sastrohadiwiryo (2002:282) mendefinisikan semangat kerja sebagai

berikut :

“Semangat kerja merupakan suatu kondisi rohaniah, atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.”

Berdasarkan definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

semangat kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang

(28)

Jadi apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja

karyawannya, maka perusahaan akan memperoleh banyak keuntungan. Dengan

meningkatnya semangat kerja karyawan, pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan,

kerusakan dapat dikurangi, absensi dapat diperkecil, kemungkinan perpindahan

karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin, dan sebagainya. Hal ini berarti

bukan produktivitas kerja saja dapat ditingkatkan, tetapi juga ongkos per unit

dapat diperkecil. (Nitisemito,1996:160)

2.3.2. Indikasi Turunnya Semangat Kerja

Indikasi turunnya semangat kerja ini penting diketahui oleh setiap

perusahaan karena dengan pengetahuan tentang indikasi ini akan dapat diketahui

sebab turunnya semangat kerja sehingga perusahaan akan dapat mengambil

tindakan-tindakan pencegahan atau pemecahan masalah seawal mungkin.

Meskipun indikasi yang akan dikemukakan dibawah ini bukan merupakan

hal yang mutlak adanya penurunan semangat kerja, tapi karena indikasi ini

merupakan kecendrungan secara umum maka perlu diketahui.

Menurut Nitisemito (1996:161), indikasi-indikasi turunnya semangat kerja

antara lain adalah:

a. Turun/rendahnya produktivitas kerja

b. Tingkat absensi yang tinggi

c. Tingkat kerusakan yang tinggi

d. Timbulnya kegelisahan

(29)

Ad.a. Turun/rendahnya Produktivitas Kerja

Turunnya produktivitas kerja dapat diukur atau dibandingkan dengan

waktu sebelumnya. Produktivitas kerja yang menurun ini dapat terjadi karena

kemalasan, penundaan pekerjaan, dan sebagainya. Apabila terjadi penurunan

produktivitas kerja, hal ini merupakan indikasi bahwa dalam perusahaan tersebut

terjadi semangat kerja yang menurun. Seorang karyawan yang semangat kerjanya

menurun akan cenderung malas dalam melaksanakan tugas-tugas, sengaja

menunda-nunda pekerjaan, mungkin juga memperlambat siap pekerjaan, dan

sebagainya.

Ad.b. Tingkat Absensi yang Tinggi

Pada umumnya bila semangat kerja menurun, karyawan akan malas untuk

setiap hari datang bekerja. Untuk melihat apakah naiknya tingkat absensi tersebut

merupakan indikasi turunnya semangat kerja, perusahaan tidak boleh melihat

naiknya tingkat absensi secara perorangan tetapi harus melihat secara rata-rata.

Ad.c. Tingkat Kerusakan yang Tinggi

Indikasi lain yang menunjukkan turunnya semangat kerja adalah bila

ternyata tingkat kerusakan baik terhadap bahan baku, barang jadi, maupun

peralatan yang digunakan meningkat. Naiknya tingkat kerusakan tersebut

menunjukkan bahwa perhatian terhadap pekerjaan berkurang, terjadinya

kecerobohan dalam pekerjaan, dan sebagainya.

Ad.d. Timbulnya Kegelisahan

(30)

Kegelisahan ini dapat terwujud dalam bentuk ketidaktenangan kerja, keluh kesah

serta hal-hal lain.

Ad.e. Pemogokan

Pemogokan adalah tingkat indikasi yang paling kuat dalam mengukur

turunnya semangat kerja. Hal ini disebabkan karena perwujudan dari

ketidakpuasan, kegelisahan, dan sebagainya. Bila hal ini telah memuncak dan

tidak tertahan lagi, maka akan menimbulkan tuntutan dan bila tuntutan ini tidak

berhasil, pada umumnya akan berakhir dengan pemogokan.

2.3.3. Sebab-sebab Turunnya Semangat Kerja

Pada prinsipnya turunnya semangat kerja disebabkan karena timbulnya

ketidakpuasan karyawan terhadap perusahaan. Dengan ketidakpuasan yang

dirasakan tersebut, hal ini akan menimbulkan kekurangbahagiaan bagi karyawan

sehingga semangat kerja karyawan menurun.

Ada yang berpendapat bahwa sumber ketidakpuasan adalah hal-hal yang

bersifat materil, misalnya upah yang diterima tidak sesuai dengan pekerjaan yang

dilakukan, fasilitas yang minim, dan sebagainya. Tetapi sebenarnya sumber

ketidakpuasan itu tidak hanya bersifat materil, namun juga bersifat non materil,

misalnya penghargaan sebagai manusiawi, kebutuhan untuk berpartisipasi, dan

sebagainya.

Untuk mengetahui sebab-sebab turunnya semangat kerja karyawan,

(31)

yang bersifat materil maupun non materil sehingga dapat memecahkan masalah

tersebut dengan tuntas.

(Nitisemito,1996:168)

2.3.4. Cara Meningkatkan Semangat Kerja

Menurut Nitisemito (1996:170), ada beberapa cara untuk meningkatkan

semangat kerja baik bersifat materil maupun non materil, yaitu:

a. Gaji yang cukup

b. Memperhatikan kebutuhan rohani

c. Perlu menciptakan suasana santai

d. Harga diri perlu mendapat perhatian

e. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat

f. Berikan kesempatan karyawan untuk maju

g. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan

h. Usahakan para karyawan mempunyai loyalitas

i. Karyawan perlu diajak berunding

j. Pemberian insentif yang terarah

k. Fasilitas yang menyenangkan

Ad.a. Gaji yang Cukup

Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup kepada

karyawannya. Pengertian cukup disini adalah jumlah yang mampu dibayarkan

(32)

Ad.b. Memperhatikan Kebutuhan Rohani

Selain kebutuhan materi yang berwujud gaji yang cukup, karyawan juga

membutuhkan kebutuhan rohani. Kebutuhan ini antara lain menyediakan tempat

untuk menjalankan ibadah, rekreasi, partisipasi, kebutuhan untuk dihargai,

kebutuhan ketentraman jiwa, dan sebagainya.

Ad.c. Perlu Menciptakan Suasana Santai

Suasana kerja yang rutin seringkali menimbulkan kebosanan dan

ketegangan kerja bagi karyawan. Untuk menghindarkan hal tersebut perusahaan

perlu menciptakan suasana santai dalam waktu tertentu.

Banyak cara yang dapat dijalankan oleh perusahaan, misalnya

mengadakan rekreasi bersama-sama, pertandingan olah raga, dan sebagainya.

Tentu saja usaha ini harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan

dijalankan dalam waktu tertentu saja. Hal ini akan meningkatkan semangat kerja

karyawan, karyawan merasa dalam satu kesatuan dan satu naungan dibawah nama

perusahaan.

Ad.d. Harga Diri perlu Mendapat Perhatian

Pihak perusahaan bukan saja perlu memperhatikan harga diri karyawan

tetapi juga perlu membangkitkan harga diri karyawan.

Seorang pemimpin seharusnya tidak memarahi karyawan di depan umum,

apalagi di depan anak buah karyawan tersebut karena hal ini akan menimbulkan

perasaan malu dan jengkel. Harga dirinya merasa direndahkan dan dapat

(33)

Sebaliknya jika seorang karyawan berprestasi maka pimpinan memberikan

pujian/penghargaan di depan rekan-rekannya secara wajar.

Ad.e. Tempatkan Karyawan pada Posisi yang Tepat

Setiap perusahaan harus mampu menempatkan karyawan pada posisi yang

tepat. Artinya tempatkan karyawan dalam posisi yang sesuai dengan keterampilan

masing-masing. Ketidaktepatan menempatkan posisi karyawan akan

menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak dapat

memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu, semangat kerja pun akan menurun.

Kadang-kadang memang sulit menempatkan seseorang pada posisi yang

tepat secara langsung meskipun sebelumnya telah diadakan seleksi. Untuk itu

perusahaan harus senantiasa mengawasi pekerjaan karyawannya sehingga dapat

cepat diketahui tempat mana yang paling tepat bagi karyawan masing-masing.

Ad.f. Berikan Kesempatan Karyawan untuk Maju

Semangat karyawan akan timbul jika mempunyai harapan untuk maju.

Maka setiap perusahaan hendaknya memberikan kesempatan kepada karyawan.

Berikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Penghargaan itu dapat

berupa pengakuan yang disertai hadiah, kenaikan gaji, kenaikan pangkat,

pemindahan ke posisi yang lebih sesuai, dan sebagainya. Tentu jenis penghargaan

harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan dan prestasi karyawan yang

bersangkutan.

Ad.g. Perasaan Aman Menghadapi Masa Depan

(34)

perusahaan perlu melaksanakan program pensiun bagi karyawannya. Jika

pemberian tunjangan pensiun dirasakan sebagai suatu tindakan yang berat bagi

perusahaan, maka ada jalan lain yang cukup baik. Misalnya dengan cara

mewajibkan karyawan untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk

ditabung dalam bentuk polis asuransi. Bagi perusahaan hal ini penting karena

karyawan akan merasa enggan meninggalkan perusahaan jika telah terikat dengan

asuransi yang menjamin perasaan aman di masa depan.

Ad.h. Usahakan para Karyawan Mempunyai Loyalitas

Kesetiaan/loyalitas karyawan terhadap perusahaan akan dapat

menimbulkan rasa tanggung jawab. Tanggung jawab dapat menciptakan semangat

kerja. Untuk dapat menimbulkan loyalitas karyawan maka pimpinan harus

mengusahakan agar karyawan merasa senasib dengan perusahaan. Dengan

perasaan senasib ini kemajuan dan kemunduran perusahaan akan dirasakan juga

oleh karyawan. Pihak perusahaan biasanya mengusahakan agar kemajuan

perusahaan dapat dirasakan oleh karyawan dengan cara membagikan laba

perusahaan (membagikan bonus).

Ad.i. Karyawan Perlu diajak Berunding

Jika karyawan diajak berunding, karyawan akan merasa ikut bertanggung

jawab dan dengan perasaan tanggung jawab tersebut dapat meningkatkan

semangat kerjanya. Namun bukan berarti bahwa dalam merundingkan sesuatu

semua karyawan harus diajak. Karyawan yang diikutsertakan adalah karyawan

(35)

Ad.j. Pemberian Insentif yang Terarah

Sistem insentif adalah sistem yang paling efektif sebagai pendorong

semangat kerja. Tetapi sistem ini harus disertai dengan kebijaksanaan yang tepat.

Misalnya pihak perusahaan menetapkan akan memberikan insentif kepada

karyawan yang mampu menyelesaikan pekerjaannya melebihi target yang

ditentukan. Namun dengan kebijaksanaan tersebut ternyata karyawan manjadi

kurang berhati-hati. Karyawan semata-mata hanya mengejar target pekerjaan

tanpa memikirkan hasilnya. Kebanyakan hasil pekerjaan menjadi banyak yang

salah dan kurang bermutu. Maka pertimbangan-pertimbangan yang dapat

merugikan perusahaan sebaiknya dihindarkan.

Ad.k. Fasilitas yang Menyenangkan

Setiap perusahaan hendaknya menyediakan fasilitas yang menyenangkan

bagi karyawannya bila dengan fasilitas tersebut dapat menambah kesenangan

karyawan dan meningkatkan semangat kerjanya. Fasilitas yang menyenangkan

tersebut antara lain, sarana olahraga, balai pengobatan, tempat ibadah, kamar

mandi yang bersih, pendidikan untuk anak, dan sebagainya.

Menurut Sastrohadiwiryo (2002:285), secara umum cara yang dapat

ditempuh perusahaan untuk meningkatkan semangat kerja karyawan adalah

sebagai berikut;

1. Memberikan kompensasi kepada tenaga kerja dalam porsi yang wajar

(36)

3. Memperhatikan kebutuhan yang berhubungan dengan spiritual tenaga

kerja.

4. Sarana penyegaran sebagai media pengurangan ketegangan kerja dan

memperkokoh rasa setia kawan antara tenaga kerja maupun perusahaan.

5. Penempatan tenaga kerja pada posisi yang tepat

6. Memperhatikan hari esok tenaga kerja

7. Peran tenaga kerja untuk menyumbangkan aspirasinya mendapatkan

tempat yang wajar.

Ketujuh cara diatas bukanlah resep yang mujarab, akan tetapi dalam

prakteknya banyak dianut perusahaan yang berkepentingan. Meskipun sebenarnya

masih terdapat cara lain untuk meningkatkan semangat kerja karyawan, amatlah

(37)

BAB 3

GAMBARAN PERUSAHAAN

3.1. Sejarah PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa

PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa didirikan pada tanggal 10

November 1997. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dalam industri pengolahan obat anti nyamuk dan bertempat di jalan Pelita Raya

No. 1 B Kawasan Industri Medan-Star T. Morawa.

3.1.1. Tujuan Pendirian PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa

a. Untuk membuka lapangan kerja baru bagi seluruh masyarakat

Indonesia pada umumnya dan pada khususnya untuk masyarakat T.

Morawa dan sekitarnya.

b. Untuk meningkatkan komoditi non migas dan untuk menambah devisa

bagi pemerintah.

3.1.2. Bentuk Perusahaan dan Luas Tanah dan Bangunan PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa

Bentuk perusahaan ini berupa Perusahaan Terbatas (PT) yang

memproduksi obat anti nyamuk dengan nama Baygon dan Mosfly.

PT. Inti Kimiatama Perkasa T. Morawa mempunyai luas tanah ± 54.421

m² dan mempunyai luas gedung ± 12.481 m², telah dibangun diantaranya sebagai

berikut :

(38)

3. Gudang

4. Pos Satpam (Check Security)

5. Kantin

6. Musholla

7. Toilet

8. Poliklinik

9. Lapangan Olahraga

3.2. Struktur Organisasi PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa

Struktur organisasi merupakan bagian yang menjunjung susunan

organisasi dari puncak pimpinan sampai kesatuan-kesatuan organisasi yang

terendah. Struktur organisasi dari suatu perusahaan menggambarkan kerangka

landasan guna beroperasinya perusahaan yang bersangkutan agar tidak terjadi

kesimpangsiuran dalam melaksanakan pekerjaan. Pembentukan suatu organisasi

yang baik akan mewujudkan suatu kesatuan dalam mengarahkan aktivitas

unit-unit dalam organisasi secara efisien dan efektif.

Semakin baiknya struktur organisasi dalam perusahaan maka sistim

operasinya dapat berjalan dengan lancer dan terkoordinasi dengan baik, sehingga

ujuan organisasi tersebut semakin jelas dan dapat dipertanggungjawabkan

bersama.

Dalam penyusunan organisasi perusahaan, hal yang penting adalah

pertimbangan bahwa struktur organisasi perusahaan itu harus fleksibel dalam arti

(39)

bersandar kepada penetapan garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang

jelas.

Adapun struktur organisasi PT. Inti Kimiatama Perkasa T. Morawa dapat

digambarkan sebagai berikut : (Lihat lampiran struktur organisasi).

3.3. Keadaan Kepegawaian dan Tata Kerja

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan lengkap tentang struktur

organisasi ini, tugas-tugas dari tiap-tiap bagian di atas dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Direktur

Tugasnya adalah :

a. Bertanggung jawab atas jalannya perusahaan.

b. Mengkoordinir semua bagian-bagian kerja yang diwakilinya sehingga

dapat menjalankan tugasnya masing-masing.

c. Mengambil keputusan dan tindakan yang cepat dan tepat atas suatu

permasalahan.

2. Sekretaris

Tugasnya adalah :

a. Menyelenggarakan proses surat-menyurat yang ada pada perusahaan.

b. Menyusun dokumentasi perusahaan.

c. Mengatur hubungan dengan pihak luar/dalam perusahaan.

(40)

a. Memeriksa seluruh proses pengurusan karyawan.

b. Merekrut karyawan baru.

c. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

d. Menilai prestasi kerja seluruh karyawan

e. Mengelompokkan tugas karyawan

f. Berhubungan dengan pemerintah / Government affair

4. Bidang Produksi

Tugasnya adalah :

a. Bertanggung jawab atas semua kegiatan-kegiatan operasional produksi

di pabrik

b. Mengawasi aktivitas produksi

5. Bidang Pembelian (Purchasing)

Tugasnya adalah Service Departement yang melayani semua permintaan

pembelian dan Technical Goods, Asset perusahaan, Project, dan Row Material.

6. Bidang Keuangan (Accounting)

Tugasnya adalah bertanggung jawab atas keuangan yang ada dalam

mempersiapkan anggaran pendapatan perusahaan.

Departemen keuangan ini terdiri atas dua bagian yaitu :

1. Bagian Akuntansi

Bertugas sebagai berikut :

a. Membuat laporan tentang keuangan yang masuk maupun keluar

(41)

2. Bagian Kas

Bertugas untuk :

a. Menyiapkan keuangan perusahaan dan bertanggung jawab atas

keselamatan uang tersebut

b. Bertanggung jawab atas dana dalam pembiayaan operasi perusahaan

Didalam melaksanakan tugas-tugas, pimpinan PT. Inti Kimiatama Perkasa

dan para kepala subseksi menerapkan prinsip kordinasi vertikal dan horizontal

dalam lingkungan perusahaan.

Setiap pimpinan dalam suatu bagian bertanggung jawab memimpin dan

mengkoordinasikan bawahannya, begitu pula dengan bawahan bertanggung jawab

kepada atasan yang lebih tinggi.

(42)

BAB 4

ANALISIS DAN EVALUASI

4.1. Karakteristik Responden

Berikut ini diperlihatkan karakteristik responden yang dapat dilihat dari

segi usia, masa kerja, dan tingkat pendidikan.

4.1.1. Usia Responden

Tabel 4.1. Usia Responden

Usia Frekuensi Persentase

< 30 tahun

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah) Tahun 2008

Tabel 4.1. menunjukkan mayoritas usia responden adalah 31-40 tahun

sebesar 54 %, usia < 30 tahun sebesar 32 %, dan usia 41-50 tahun sebesar 14 %.

Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.2.

Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase SMU

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah) Tahun 2008

Tabel 4.2. menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan adalah SMU

(43)

Masa Kerja Responden

Tabel 4.3.

Masa Kerja Responden

Masa Kerja Frekuensi Persentase

5 tahun

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah) Tahun 2008

Tabel 4.3. menunjukkan mayoritas masa kerja responden adalah 7 tahun

sebesar 32 %, 6 tahun sebesar 30 %, 5 atgun sebesar 20 % dan 8 tahun sebesar 18

%.

4.2. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dalam penelitian dapat

mengukur sesuatu yang memang ingin diukur. Dalam hal ini penulis

menggunakan kuesioner yang terdiri atas 8 butir (item) pertanyaan program

pensiun dan 8 butir (item) pertanyaan semangat kerja sehingga jumlah

keseluruhan pertanyaan adalah 16 butir. Dimana setiap butir disiapkan 5 interval

jawaban. Jawaban terendah diberi skor 1 dan tertinggi diberi skor 5. Pengujian

validitas instrumen ditunjukan kepada 20 orang diluar sampel yang masih berada

dalam populasi.

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu korelasi skor

(44)

Tabel 4.6. Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

analisis :

1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus.

misalnya jika Q1 atau butir 1 dihapus maka rata-rata total bernilai 55.20

dan seterusnya.

2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika

variabel (butir) tersbut dihapus.

Total butir 1 dihapuskan 30.589 dan seterusnya

3. Corrected Item-total Correlation merupakan korelasi antara skor item

dengan skor total item yang digunakan untuk menguji validitas instrumen.

(45)

tabel

r tabel pada α = 5 % dengan df = jumlah kasus -2, jumlah kasus 16 butir jadi df adalah 14. Sehingga

r tabel (0.05;14) = 0,532.

Pengambilan keputusan :

a. Jika r hitung > r tabel maka butir tersebut valid

b. Jika r hitung < r tabel

Tabel 4.7.

Validitas Butir-Butir Pertanyaan

maka butir tersebut tidak valid

Corrected Item-Total Correlation

(r Hitung)

r Tabel Validitas

Q1 .561 0.532 Valid

4.3 Pengujian Reabilitas Instrumen

Reabilitas instrumen digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang

(46)

Tabel 4.8. Reability Statistics

Cronbach's A

Alpha N of Items .720

16

Sumber : hasil Perhitungan SPSS

Setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid, maka uji selanjutnya adalah

menguji reabilitas instrumen adalah

Cara pengambilan keputusan :

a. Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka realibel

b. Jika r alpha negatif atau lebih kecil dari r tabel maka tidak realibel

Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian reabilitas pada instrumen program

pensiun dan semangat kerja dengan Cronbach Alpha atau r alpha sebesar 0.720.

Hal ini membuktikan instrumen program pensiun dan semangat kerja realibel

karena r alpha yang bernilai 0.720 lebih besar dan positif dari r tabel yang

bernilai 0.532.

4.4. Hasil Penelitian 4.4.1. Uji Asumsi Klasik

Yang meliputi uji normalitas dimana dilakukan dengan mengamati

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai dalam

pengujian ini adalah metode plot.

Cara pengambilan keputusan pada metode plot :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

(47)

N o rm a l P -P P l o t o f R e g re s s io n

D e p e n d e n t V a ri a b le : S E M A N G

O b s e r ve d C u m P r o b

1 .0 0 . 7 5

. 5 0 . 2 5

0 .0 0

E

xp

ect

ed

C

um

P

rob

1 .0 0

. 7 5

. 5 0

. 2 5

0 .0 0

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah

garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.1. Distribusi Normal

(48)

4.5. Pengujian Hipotesis

Setelah data diuji dengan uji normalitas dan memenuhi asumsi tersebut,

selanjutnya dilakukan pengujian dengan hipotesis dengan menggunakan analisis

regresi. Dalam analisis regresi dilakukan dengan menggunakan Metode Enter,

karena metode enter seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk

dapat diketahui variabel mana yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, berikut ini disajikan terlebih

dahulu tabulasi jawaban responden tentang program pensiun dan semangat

kerja.

Tabel 4.9

Tabulasi Jawaban Responden Tentang Program Pensiun

No. Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Q1 30 60 19 38 1 2

Q2 3 6 33 66 7 14 7 14

Q3 1 2 36 72 7 14 5 10 1 2

Q4 5 10 33 66 7 14 4 8 1 2

Q5 12 24 23 46 7 14 7 14 1 2

Q6 20 40 23 46 5 10 2 4

Q7 2 4 22 44 13 26 13 26

Q8 3 6 10 20 25 50 12 24

(49)

Tabel 4.10.

Tabulasi Jawaban Responsen Tentang Semangat Kerja

No.

Sangat setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Q9 3 6 28 56 15 30 3 6 1 2

Q10 36 72 11 22 3 6

Q11 20 40 27 54 3 6

Q12 24 48 21 42 4 8 1 2

Q13 5 10 37 74 4 8 4 8

Q14 4 8 40 80 1 2 5 10

Q15 9 18 38 76 3 6

Q16 22 44 15 30 3 6 8 16 2 4

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah)

Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 merupakan tabulasi jawaban mengenai pertanyaan

yang diberikan pada kuesioner. Berdasarkan tabulasi tersebut dapat dilihat

bahwa mayoritas jawaban untul instrumen program pensiun dan semangat kerja

adalah setuju. Data diolah menggunakan alat bantu SPSS versi 12.00 dan

menghasilkan output sebagai berikut:

Tabel 4.11.

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

(50)

Analisis:

Tabel 4.11. menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif yaitu sebagai berikut :

1. Rata-rata jawaban responden pada instrumen program pensiun = 31.18 ;

Rata-rata jawaban responden pada instrumen semangat kerja = 29.90

2. Standar deviasi pada instrumen program pensiun = 2.593 ; standar deviasi

pada instrumen semangat kerja = 4.191

3. Jumlah sampel penelitian sebanyak 50 orang

Tabel 4.12.

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable : SEMANGAT KERJA Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Tabel 4.12. Variables entered menunjukkan bahwa :

1. Variables entered adalah variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan

adalah variabel independen.

2. Variables removed adalah variabel yang dikeluarkan dalam persamaan dan

tidak ada variabel independen (semangat kerja) yang dikeluarkan

3. Method (metode) yang digunakan adalah metode enter.

Tabel 4.13.

(51)

Tabel 4.13. Tabel Summary menunjukkan bahwa :

1. R yang disebut juga koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara

variabel program pensiun dan variabel semangat kerja adalah sebesar 54 %.

2. Angka R Square disebut juga koefisien determinan. Dari Tabel dapat dibaca

bahwa R Square adalah 30,1 %. Artinya 30.1 % semangat kerja karyawan

pada PT. Inti Kimiatama Perkasa Di Tj. Morawa dapat dijelaskan oleh

program pensiun.Sedangkan sisanya 69.9 % dijelaskan oleh faktor lain seperti

gaji, fasilitas, insentif, dan sebagainya..

3. Adjusted R Square merupakan nilai R² yang disesuaikan sehingga gambarnya

lebih mendekati mutu penjajakan model dalam populasi.

4. Std Error of Estimation merupakan kesalahan standar dari penafsiran dan

bernilai 1.90993.

a. Dependent Variable : SEMANGAT KERJA b. Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Tabel 4.14 menunjukkan data hasil regresi sehingga diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut : Y = 36.118 + 165 X

Program pensiun berpengaruh positif terhadap semangat kerja dengan

koefisian regresi sebesar 0.165. Artinya apabila terjadi peningkatan program

(52)

Tanda + (positif) pada variabel program pensiun menunjukkan hubungan searah,

artinya apabila program pensiun semakin baik diterapkan, maka semangat kerja

juga akan semakin baik. begitu juga sebaliknya. Mengetahui variabel X (program

pensiun) berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel Y (semangat kerja), dapat

dilihat dari hasil uji t yaitu :

Hipotesis

H0: β1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan dari program pensiun

terhadap semangat kerja)

H1: β1≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan dari program pensiun terhadap

semangat kerja)

Pengambilan Keputusan

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %

H1diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %

Keputusan

Nilai t tabel merupakan sebuah nilai statistik dengan df = n-2 dan taraf signifikan α

= 5 %. Nilai t tabel atau t (0.025:48) = 2,000 dan t hitung = 4,919 Hasil uji t

menunjukkan t hitung > t tabel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pensiun pada PT. Inti

Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa berpengaruh terhadap semangat kerja signifikan adalah 0,000 < α = 5 %. Artinya program pensiun berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap semangat kerja pada taraf

(53)

karyawannya karena karyawan merasa enggan meninggalkan perusahaan yang

telah menjamin perasaab aman karyawan dalam bekerja dan memberikan

ketenangan hidup bagi karyawan dan keluarganya pada usia lanjut sehingga

turnover karyawan relatif rendah sebab karyawan tidak tertarik pada lapangan

pekerjaan yang lain. Selain itu absensi dapat diperkecil, produktivitas kerja dapat

(54)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah dianalisis dan evaluasi terhadap data penelitian berdasarkan

analisis-analisisdan pengujian diatas maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

a. Koefisien Determinan (R Square) sebesar 30,1. Artinya 30,1 % semangat

kerja dapat dijelaskan oleh program pensiun, sedangkan sisanya 69,9 %

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti gaji, insentif, fasilitas dan

sebagainya.

b. Berdasarkan hasil uji t, pada taraf α = 0,05 yaitu nilai t hitung > t tabel dengan t hitung = 4.919 dan t tabel atau t (0.025:48) = 2,000. Sehingga dapat

dikatakan program pensiun berpengaruh positif dan signifikan (nyata)

(55)

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran sebagai

berikut:

a. Pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa dalam pelaksanaan program

pensiun agar tetap mempertahankan memberikan dana pensiun tersebut

sehingga menjamin stabilitas dan kontinuitas perusahaan karena karyawan

tidak tertarik pada lapangan kerja yang lain sehingga dapat menurunkan

labour turnover karyawan.

b. Pada PT. Inti Kimiatama Perkasa di Tj. Morawa dalam meningkatkan

semangat kerja karyawan lebih mengutamakan gaji (materil). Tetapi akan

lebih baik lagi jika memperhatikan kebutuhan karyawan yang non materil

seperti kebutuhan rohani, harga diri, fasilitas, penghargaan dan sebagainya.

c. Bagi para peneliti selanjutnya yang akan mengkaji lebih dalam tentang

penelitian yang sama diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah & Widayat. 2002. Riset Bisnis, Jakarta : Graha Ilmu

Hasibuan Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Sinar Grafika Offset.

Irfan. 2000. Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Peningkatan

Produktivitas Tenaga Kerja Pada PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumut, Medan : Skripsi

Mathis, Robert L & Jhon H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya

Manusia, Buku 1 & Buku 2, Jakarta : Salemba Empat.

Nitisemito, Alex S. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Panggabean, Dr. Mutiara S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sastrohadiwiryo, Siswanto B. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.

Syahrina, Diah. 2001. Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Semangat Dan

Kegairahan Kerja Karyawan Pada PT. Sinar Sosro Wilayah Medan,

Medan : Skripsi

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi

6, Jakarta : PT. Raya Grafindo.

Prastito, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistika dan

Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.00, Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo.

(57)
(58)

Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

20 100.0

0 .0

20 100.0

Valid Excludeda

Total Cases

N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.720 16

Cronbach's

(59)

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas

Mean Std. Deviation N

Scale Statistics

59.50 32.684 5.717 16

(60)

Lampiran 5. Jawaban Responden Tentang Program Pensiun Jawaban Responden Tentang Program Pensiun

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Jumlah

(61)

Lampiran 6. Jawaban Responden Tentang Semangat Kerja

Jawaban Responden Tentang Semangat Kerja (Variabel Dependen)

(62)

Coefficientsa

36.118 2.598 13.903 .000

-.165 .086 -.267 -1.919 .061

(Constant)

Dependent Variable: SEMANGAT KERJA a.

Lampiran 7. Hasil Regresi

Regression

Mean Std. Deviation N

Variables Entered/Removedb

PROGRAM

PENSIUNa . Enter

Model

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: SEMANGAT KERJA b.

Model Summaryb

.548(a) .301 .297 1.90993

(63)

Lampiran 8. Hasil uji normalitas

Casewise Diagnosticsa

-4.687 19 Case Number

17

Std. Residual

SEMANGAT KERJA

Dependent Variable: SEMANGAT KERJA a.

Residuals Statisticsa

30.50 33.15 31.18 .692 50 -11.833 5.332 .000 2.499 50 -.978 2.840 .000 1.000 50 -4.687 2.112 .000 .990 50 Predicted Value

Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

(64)

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM PENSIUN TERHADAP SEMANGAT

KERJA KARYAWAN PADA PT. INTI KIMIATAMA PERKASA DI Tj.

MORAWA

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Usia :

3. Agama :

4. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita

(Lingkari salah satu)

5. Tingkat Pendidikan : a. SLTP c. Diploma e. S-2

b. SMU d. S-1

(Lingkari salah satu)

6. Masa Kerja : Tahun

7. Departemen :

II. PETUNJUK PENGISIAN

Pertanyaan berikut berkenaan dengan pelaksanaan program pensiun yang

mempengaruhi semangat kerja karyawan. Setiap responden hanya diberi

kesempatan untuk memilih 1 (satu) jawaban saja.

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

RR = Ragu-Ragu

(65)

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Berilah tanda silang (X) untuk mengisi jawaban Anda pada kolom dibawah

ini.

III. DAFTAR PERTANYAAN A. Program Pensiun

Pertanyaan STS TS RR S SS

1. Saudara setuju terhadap program pensiun

yang ditawarkan perusahaan.

2. Dengan adanya program pensiun dapat

meningkatkan semangat kerja Saudara

3. Program pensiun dapat memberikan

motivasi kepada Saudara untuk bekerja

lebih giat.

4. Program pensiun dapat meningkatkan

kesetiaan/loyalitas dan dedikasi Saudara

terhadap perusahaan.

5. Dana pensiun diberikan sebagai

penghargaan atas jasa-jasa Saudara

selama bekerja di perusahaan.

6. Program pensiun memberikan ketenangan

(66)

7. Program pensiun menjamin stabilitas dan

kontinuitas perusahaan Saudara karena

Saudara tidak tertarik pada lapangan

pekerjaan yang lain.

8. Sepengetahuan Saudara, ada karyawan

yang merasa tidak setuju terhadap

program pensiun yang ditawarkan

(67)

B. Semangat Kerja

Pertanyaan STS TS RR S SS

1. Produktivitas kerja Saudara semakin

meningkat sesuai dengan harapan

perusahaan.

2. Tingkat kehadiran sesuai dengan hari

kerja.

3. Saudara mempunyai loyalitas kerja

yang tinggi terhadap perusahaan.

4. Semangat kerja Saudara turun karena

timbul ketidakpuasan Saudara

terhadap perusahaan.

5. Perusahaan memberikan kesempatan

kepada Saudara untuk maju dan

memberikan penghargaan kepada

karyawan yang berprestasi.

6. Di perusahaan Saudara ditempatkan

dalam posisi yang tepat sesuai dengan

keterampilan kerja Saudara.

7. Perusahaan perlu menciptakan suasana

santai dalam waktu tertentu bagi

(68)

semangat kerja Saudara.

8. Semangat kerja Saudara meningkat

karena Saudara merasa puas dengan

gaji, fasilitas, insentif yang diberikan

Gambar

Tabel Judul
Tabel 1.2 Total Produksi
Tabel 1.3. Jumlah Karyawan Tahun 2007
Tabel  4.1. Usia Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian menemukan bahwa penerangan berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan usaha konveksi X, dimana ke 7 orang subjek mengalami peningkatan semangat kerja

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja dengan semangat kerja karyawan, berarti lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap

Dengan α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa semangat kerja dan disiplin kerja secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT Bank

penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh semangat kerja dan konflik kerja terhadap efektivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT. Surya Bratasena

Rasa aman bagi karyawan sangat berpengaruh terhadap semangat kerja dan kinerja karyawan. Di sini yang dimaksud dengan keamanan yaitu keamanan yang dapat dimasukkan

Disimpulkan bahwa Kompensasi dan Komunikasi berpengaruh serempak (simultant) terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT. BAF Cabang Medan. Disimpulkan bahwa Kompensasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui serta membuktikan apakah terdapat pengaruh Komunikasi dan Disiplin Kerja terhadap kinerja karyawan PT Unggul Perkasa Sriwijaya RK

Penelitian tentang pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan di PT. Lutvindo Wijaya Perkasa