• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi strategi pembelajaran aktif teknik mind map dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi strategi pembelajaran aktif teknik mind map dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas I"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

oleh :

RAHMAWATI

NIM : 18100110000055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI )

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Maps Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas I)”. Oleh Rahmawati, Nomor Induk Mahasiswa 18100110000055, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosah pada tanggal 03 Maret 2015 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam bidang Pendidikan Agama Islam (PAI).

Jakarta, 03 Maret 2015

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua/Sekretaris Jurusan)

Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag

NIP: 195807071987031005 ______________ ______________

Penguji I

Drs. Masan Af, M.Pd

NIP: 195107161980031005 ______________ ______________

Penguji II

Drs. Rusdi Jamil, M.Ag

NIP: 196212311995031005 ______________ ______________

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(3)

Nama : Rahmawati NIM : 18100110000055

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “Aplikasi Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Mind Maps Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas I)” adalah benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama : Dr. Khalimi, MA

NIP : 19650515 199403 1006

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Dual Mode System

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta,7 Desember 2014 Yang Menyatakan

Materai 6000

Rahmawati

(4)

Maps Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas I)”, disusun oleh Rahmawati, NIM : 18100110000055, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Setelah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 7 Desember 2014 Yang Mengesahkan Dosen Pembimbing

Dr. Khalimi, MA

(5)

Skripsi berjudul “Aplikasi Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Mind Maps Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas I)”, disusun oleh Rahmawati, Nomor Induk Mahasiswa 18100110000055, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Agama Islam dan telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 7 Desember 2014 Disetujui, oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Khalimi, MA

(6)

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

Aplikasi Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Mind Maps Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas I)”, disusun oleh Rahmawati, NIM : 18100110000055, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal November 2014.

Jakarta, 07 Desember 2014 Disetujui, oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Khalimi, MA

(7)

Education Subject at MI Assholihiyah Rumpin Bogor (Classroom Action Research on Student Class I). Jakarta: Islamic Education, Faculty of Tarbiya and Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

This study is purposed to obtain the real description about application of active learning strategy of Mind Maps Technique to improve student’s creativity on Islamic Education Subject in MI Assholihiyah. The study method is Classroom Action Research or action research. Data sampling is implemented by observation method, field notes, interviews and implementation of tests in every the end of meetings. This study is implemented by two cycles. They are consisted of two meetings. One cycle consists of four stages, they are: planning, acting, observing and reflecting. This study is implemented in MI Assholihiyah Rumpin Bogor, on students class I total 20 people. Even Semester, Academic Years 2013/2014. The study indicates there are improvement on student study result by using active learning strategy of mind maps technique by score results as follow: 1). Score which is obtained by student on the beginning test by 52.05. 2). Score test on cycle test I by 59.05. There is a little improvement by 7.00%. 3). Score test on cycle II by 70.00 and sustains improvement from cycle I by 10.95%. Therefore can be conclude that learning strategy of mind map technique can improve student learning result on Islamic Education Subject in MIS. Assholihiyah Leuwibatu, Sub-district of Rumpin, Regency of Bogor. The improvement which is sustained by student from the beginning test, cycle I test until cycle II test by 17.95%.

(8)

Teknik Mind Maps Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas I). Jakarta: Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang aplikasi strategi pembelajaran aktif teknik Mind Maps dalam meningkatkan kreatifitas siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode tindakan kelas atau action research. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan

atau observasi, catatan lapangan, wawancara dan pelaksanaan tes di setiap akhir pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, yang terdiri dari dua pertemuan. Satu siklus itu terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian dilakukan di MI Assholihiyah Rumpin Bogor, pada siswa kelas I (satu) yang berjumlah 20 siswa, Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik mind maps dengan hasil perolehan nilai sebagai berikut: 1) Nilai yang didapat oleh siswa pada tes awal sebesar 52.05. 2) Nilai tes siklus I 59.05. Ada sedikit peningkatan sebesar 7.00%. 3) Nilai tes pada siklus II sebesar 70.00 dan mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 10.95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran teknik mind map dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MIS. Assholihiyah Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Peningkatan yang dialami siswa dari tes awal, tes siklus I, sampai tes siklus II sebesar 17.95%.

(9)

menyusun proposal penelitian yang berjudul “Aplikasi Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Mind Maps Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor (Penelitian

Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas I)”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Baginda yang tercinta Nabi Muhammad SAW.

Tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang Penulis alami dalam menyusun Penelitian ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak Penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan karena itu pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu Penulis dalam menyusun Penelitian ini baik bantuan dalam bentuk moril ataupun materil. Semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan pahala dan keridloan Allah SWT. Khususnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Marhamah Shaleh, Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Khalimi, MA, selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan

pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga terselesaikan PTK ini.

(10)

7. Guru dan karyawan MI. Assholihiyah Rumpin Bogor. Terima kasih atas doanya.

8. Untuk ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan do’a dan restu tiada henti.

9. Teristimewa untuk Suami dan Ananda tercinta. Semoga menjadi suami dan anak-anak yang sholih dan sholihah yang bisa mendo’akan kepada kedua orang tuanya.

10. Terima kasih juga dihaturkan kepada pihak yang tidak tersebutkan namun telah memberikan konstribusi yang berharga untuk penulis. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.

Akhirnya Penulis berharap semoga PTK ini bermanfaat bagi semua pihak yang membantu, meskipun PTK ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Jakarta, November 2014

(11)

LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN ... PERSETUJUAN PEMBIMBING ... PENGESAHAN PENGUJI

... iv

DAFTAR BAGAN ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 3

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 4

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Kegunaan Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL, INTERVENSI TINDAKAN ... A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti... 6

1. Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Mind Maps ... 6

a. Pengertian ... 6

b. Manfaat Teknik Mencatat dengan Teknik Mind Maps ... 8

c. Prinsip Teknik Mind Maps ... 10

d. Prosedur Teknik Mind Maps ... 10

e. Aplikasi dan Keunggulan Teknik Mind Maps di Bidang Pendidikan ... 12

... ABSTRACT ... ABSTRAK ... i

(12)

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 23

D. Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

1. Tempat Penelitian ... 25

2. Waktu Penelitian ... 25

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 25

1. Metode Penelitian ... 25

2. Rancangan Siklus Penelitian ... 27

C. Subjek Penelitian ... 27

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ... 28

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 28

1. Pra Tindakan ... 28

2. Tindakan Riil di Kelas ... 28

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 29

G. Data dan Sumber Data ... 29

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 29

I. Teknik Pengumpulan Data ... 30

J. Analisis Data dan Interpretasi Data... 30

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 32

1. Perencanaan Tindakan Siklus 1 ... 32

2. Perencanaan Tindakan Siklus 2 ... 34

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... A. Deskripsi Data Sekolah ... 35

(13)

6. Keadaan Siswa ... 38

7. Sarana Prasarana ... 39

B. Analisis Data, Intervensi Hasil Analisis dan Pembahasan ... 40

1. Deskripsi Pelaksanaan Pratindakan ... 40

a. Perencanaan Tindakan ... 41

b. Pelaksanaan ... 42

c. Observasi ... 43

2. Deskripsi Data Siklus I ... 52

a. Catatan Penelitian... 53

b. Catatan Kolaborator ... 54

c. Refleksi Pembahasan Data Siklus I ... 55

d. Pembahasan Hasil Siklus I ... 55

3. Deskripsi Data Siklus II ... 56

a. Data Kemampuan Siswa Melakukan Kreatifitas Mind Map ... 56

b. Catatan Peneliti ... 57

c. Catatan Kolaborator ... 58

d. Refleksi Pembahasan Data Siklus II ... 58

e. Pembahasan Hasil Siklus II ... 59

f. Temuan-temuan... 59

BAB V PENUTUP ... A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(14)
(15)

Tabel 2.4 Keadaan Personalia ... 38

Tabel 3.4 Keadaan Siswa ... 39

Tabel 4.4 Keadaan Sarana Prasarana ... 39

Tabel 5.4. Hasil Observasi Guru Terhadap Siswa... 43

Tabel 6.4. Hasil Observasi Siswa Terhadap Guru... 44

Tabel 7.4 Angket Siswa Sebelum Tindakan ... 46

Tabel 8.4 Angket Siswa Sebelum Tindakan ... 47

Tabel 9.4 Angket Siswa Sebelum Tindakan ... 47

Tabel 10.4 Angket Siswa Sebelum Tindakan ... 47

Tabel 11.4 Angket Siswa Sesudah Tindakan ... 48

Tabel 12.4 Angket Siswa Sesudah Tindakan ... 48

Tabel 13.4 Angket Siswa Sesudah Tindakan ... 48

Tabel 14.4 Angket Siswa Sesudah Tindakan ... 49

Tabel 15.4 Hasil Angket Siswa Sebelum Tindakan ... 49

Tabel 16.4 Hasil Angket Siswa Sesudah Tindakan ... 50

Tabel 17.4 Rekapitulasi Nilai Pendahuluan (Tes Awal) ... 51

Tabel 18.4 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Siswa Siklus I ... 52

Tabel 19.4 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Siswa Siklus II ... 56

(16)

RPP Siklus II ... 9

Lampiran 2. Lembar Observasi ... 17

Lembar Observasi Sikap... 18

Lembar Observasi Guru Terhadap Siswa ... 19

Lembar Observasi Siswa Terhadap Guru ... 21

Lembar Angket Sebelum Tindakan ... 23

Lembar Angket Sesudah Tindakan ... 24

Lembar Penilaian Tes Hasil Belajar (Siklus 1 & 2) ... 26

Lampiran 3.` Hasil Observasi Guru Terhadap Siswa ... 20

Hasil Observasi Siswa Terhadap Guru ... 22

Hasil Angket Sebelum Tindakan ... 25

Hasil Angket Sesudah Tindakan ... 25

Hasil Penilaian Tes Hasil Belajar Siklus 1 ... 27

Hasil Penilaian Tes Hasil Belajar Siklus 2 ... 28

Lampiran 4. Surat Izin/Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 29

Lampiran 5. Profil Sekolah ... 30

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat urgen. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Kesuksesan dalam pendidikan terdapat beberapa unsur penting yang harus dipenuhi, salah satunya adalah guru sebagai pendidik. Sehubungan dengan hal itu, guru sebagai pendidik merupakan salah satu unsur dalam pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan tujuan dari pendidikan. Sebagai pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar pastilah menginginkan proses belajar yang efektif dan efisien, Maka dari itu penguasaan materi saja tidaklah cukup, seorang guru harus menguasai berbagai strategi pengajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

(18)

kegiatan belajar mengajar tidak akan tercapai jika terdapat salah satu komponen belajar yang tidak dipergunakan, diantaranya adalah komponen metode. Dari sini dapat dilihat bahwa peran seorang guru sangat dibutuhkan karena guru tidak hanya mengajar, tetapi juga sebagai fasilitator, pembimbing, motivator, organisator, dan sebagai sumber.1

Mata pelajaran Agama Islam merupakan mata pelajaran umum yang dipelajari mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, bahkan tingkat perguruan tinggi. Penguasaan konsep agama pada tingkat dasar yaitu pada tingkat sekolah dasar akan sangat bermanfaat bagi siswa untuk menjalani kehidupan beragamanya di masa yang akan datang. Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran agama pada tingkat ini haruslah benar-benar mampu memenuhi kebutuhan beragama siswa.

Demi tercapainya hal tersebut di atas tentu seorang guru, khususnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) harus memiliki kemampuan yang mumpuni dalam hal penyajian materi. Hal ini dimaksudkan agar siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran Agama Islam sehingga materi dan nilai-nilai yang disampaikan guru dapat diserap siswa secara maksimal.

Mengarah pada Mata Pelajaran Agama, sekarang banyak siswa yang kurang memperhatikannya, bahkan kurang dianggap penting oleh sebagian peserta didik, hal ini disebabkan karena mereka sudah terjangkit ilmu umum yang saat ini mendapat perioritas utama. Padahal sebenarnya antara ilmu agama dan ilmu umum diperlukan suatu keseimbangan. Untuk itu perlu diterapkan suatu cara untuk meningkatkan hasil dan motivasi siswa untuk lebih menyukai pelajaran agama.

Dalam hal ini terdapat suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh guru agama agar siswa menyukai Mata Pelajaran Agama Islam. Salah satunya dengan mengguanakan metode yang dapat menarik hasil belajar siswa dan dapat mempermudahnya untuk memahami materi yang telah disampaikan. Untuk mendorongan peserta didik lebih tertarik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, disini peneliti menggunakan salah satu metode pembelajaran berupa Mind

1

(19)

Maps dengan harapan dapat mengubah cara belajar menjadi lebih menarik,

menyenangkan dan tidak membosankan.

Pengguanaan Mind Maps ini ditujukan agar siswa memiliki hasil belajar terhadap Mata Pelajaran Perdidikan Agama Islam sangat diperlukan dalam melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Seseorang yang belajar penuh akan menguntungkan kegiatan belajar itu sendiri, sebab belajar akan terasa lebih menyenangkan dan menarik. Jika terjadi seperti itu maka apapun yang dipelajari akan terasa mudah untuk dipahami dan diingat serta tidak mudah untuk dilupakan.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti, pembelajaran PAI di sekolah-sekolah pada umumnya masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah. Dengan menggunakan metode ceramah ini, guru akan lebih dominan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan siswa akan memiliki kecenderungan untuk diam dan mendengarkan. Sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kurang bersemangat dalam belajar.

Dari paparan di atas memberikan sebuah gambaran bahwa upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI harus lebih dititikberatkan kepada peningkatan mutu sumber daya manusia dalam hal ini adalah siswa. Karena seorang guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar, kemampuan yang diharapkan harus dimiliki oleh peserta didik, dan hal itu akan ditentukan oleh ketepatan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis berupaya untuk menyusun penelitian ini dengan judul: “Aplikasi Strategi

Pembelajaran Aktif Teknik Mind Maps Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas I)”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

(20)

1. Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung monoton, sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan efisien.

2. Masih adanya guru yang menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah.

3. Kemampuan yang dimiliki oleh guru, khususnya guru PAI belum mumpuni dalam hal penyajian materi.

4. Kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar siswa, sehingga motivasi dan hasil belajar yang dimilikinya pun tidak terpacu.

5. Hasil belajar yang masih rendah dan belum mencapai target kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana terurai di atas, maka batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Aplikasi strategi pembelajaran aktif teknik mind maps yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan teknik pembuatan catatan-catatan yang dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu untuk meningkatkan hasil belajar siswa di MI Assholihiyah Rumpin Bogor.

2. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi pokok atau pokok bahasan berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti pembelajaran secara periodik dalam kelas.

3. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dimaksud ialah mata pelajaran yang diajarkan pada siswa kelas I di MI Assholihiyah Rumpin Bogor.

D. Perumusan Masalah Penelitian

(21)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang aplikasi strategi pembelajaran aktif teknik Mind Maps dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian, maka peneliti mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan b. Memupuk pribadi siswa aktif, kreatif dan terampil c. Meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran PAI 2. Bagi Guru

a. Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar b. Melatih guru menggunakan metode Mind Mapping.

c. Memperkaya penggunaan metode pembelajaran agama. 3. Bagi Sekolah

a. Melahirkan siswa-siswa yang aktif, kreatif dan terampil dalam menghadapi permasalahan dilingkungannya.

b. Memberikan sumbangsih yang sangat signifikan dalam mengelola pendidikan yang sistematis dan terarah sehingga Lembaga Pendidikan tidak hanya memiliki gedung phisik yang memadai akan tetapi lebih dari itu memiliki personalia yang professional dan siswa yang aktiv serta kreatif dalam belajar.

4. Bagi Peneliti

(22)

6

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

E. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Mind Maps a. Pengertian

Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.2 Wina Sanjaya, menjelaskan bahwa istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.3 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Pembelajaran merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral, maupun sosial, agar dapat hidup mandiri sebagai makhluk individu dan sosial.4 Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengoganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.5

2

Qonita Alya. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar. (Jakarta: Indah Jaya Adipratama, 2009). hlm : 751

3

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prena Media, 2006). hlm : 125

4

Uus Ruswandi dan Badrudin, Media Pembelajaran. (Bandung: CV. Insan Mandiri, 2003). hlm. 2

5

(23)

Merujuk pada definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran memberikan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Konsep Mind mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Menurutnya mind map adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak anda yang menakjubkan.6 Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar otak-Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan

“memetakan” pikiran-pikiran kita.7

Pemetaan pikiran yang dikemukakan oleh Buzan ini didasarkan pada kenyataan bahwa jumlah sel otak bukan saja beberapa juta tetapi satu Triliyun (1.000.000.000.000) 167 kali jumlah manusia di planet ini, makna dari jumlah ini sangat luas, bahkan setiap sel hanya dapat melakukan beberapa operasi yang mendasar. Tetapi, jika setiap otak sel penuh daya, maka makna jumlah mereka akan membawa para ilmuwan ke dalam realism yang nyaris supernatural.8

Sistem berpikir secara teratur sebenarnya sudah mulai dikembangkan para ahli Yunani. Sistem ingatan yang dikembangkan oleh orang-orang Yunani yang memungkinkan mereka untuk mengingat kembali ratusan dan ribuan fakta dengan sempurna. Sistem ingatan dari Yunani ini berdasarkan imajinasi dan asosiasi. Berdasarkan kekuatan imajinasi dan asosiasi ini. Toni Buzan menemukan suatu alat berpikir yang berdasarkan cara kerja alamiah otak, alat yang sederhana, yang benar-benar mencerminkan kreativitas dan kecemerlangan alamiah dalam proses berpikir, yaitu dengan peta pikiran (mind map).9

Konsep ini dikategorikan ke dalam teknik kreatif, karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang

kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping ini. Begitu pula, dengan

6

Tony Buzan. Buku Pintar Mind Maps. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2011). hlm.12 7

Ibid. hlm.12 8

Ibid. hlm.30 9

(24)

semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan semakin kreatif. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut.

Mind mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide

terpendam yang siswa miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Catatan yang siswa buat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama ditengah dan sub topik dan perincian menjadi cabang-cabangnya, tekhnik ini dikenal juga dengan nama Radian Thinking. 10

Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.

Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping. 11

Dengan berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Mind Mapping adalah sebagai berikut :

1) Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut.

2) Mind Map mengembangkan cara pikir divergen, berpikir kreatif.

3) Mind Map adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat. Mind Mapping dapat diistilahkan sebagai "pisau tentara swiss otak".

4) Mind Mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan.

b. Manfaat Teknik Mencatat dengan Teknik Mind Maps

Menurut Mike Hernacki dan Bobbi Deporter, mind mapping memiliki manfaat diantaranya :

10

Bobby De Porter dan Mike Hernarcki. Quantum Learning. (Bandung : Kaifa, 2011). hlm.152

11

(25)

1) Fleksibel

Didalamnya jika seorang pembicara tiba-tiba teringat untuk menjelaskan suatu hal tentang pemikiran, Anda dapat dengan mudah menambahkannya di tempat yang sesuai dalam Peta Pikiran Anda tanpa harus kebingungan.

2) Dapat memusatkan pikiran

Anda tidak perlu berfikir untuk menangkap setiap kata yang dibicarakan. Sebaliknya, Anda dapat berkonsentrasi pada gagasannya.

3) Meningkatkan pemahaman

Ketika membaca suatu tulisan atau laporan tekhnik, Peta Pkiran akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.

4) Menyenangkan

Imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas dan hal itu menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan. 12

Teknik mencatat efektif yang disarankan De Porter dapat terbagi menjadi dua bagian.

Pertama catat, tulis, susun (CTS), yaitu teknik mencatat yang mampu mensinergiskan kerja otak kiri dengan otak kanan, sehingga konsentrasi belajar dapat meningkat sepuluh kali lipat. Catat, tulis, susun, menghubungkan apa yang didengarkan menjadi poin-poin utama dan menuliskan pemikiran dan kesan dari materi pelajaran yang telah dipelajari. Teknik mencatat kedua, pemetaan pikiran (mind mapping), yaitu cara yang paling mudah untuk memasuk informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. 13

Sedangkan menurut Buzan, mind map dapat membantu kita dalam sangat banyak hal. Berikut beberapa diantaranya :

1) Merencana.

7) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran. 8) Mengingat dengan lebih baik.

9) Belajar lebih cepat dan efisien. 10)Melihat “gambar keseluruhan”.

Bobbi DePorter, dan Mike Hernacki, Op.Cit, hlm. 160 14

(26)

c. Prinsip Teknik Mind Maps

Mind mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan

menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon. Mind mapping ini didasarkan pada detail-detail dan suatu peta pikiran yang mudah diingat karena mengikuti pola pemikiran otak. Semua mind map mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian Turan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan mind map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. 15

Rose dan Malcolm menambahkan strategi visual ini mempunyai beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut :

1) Mengingat orang melalui penglihatan, mengingat kata-kata dengan melihat tetapi perlu waktu yang lebih lama untuk mengingat susunan atau urutan abjad jika tidak disebutkan awalnya.

2) Jika memberi atau menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta/gambar.

3) Aktifitas reatif : menulis, menggambar, melukis merancang.

4) Mempunyai ingatan visual yang bagus, dimana ketika kita ingat saat meninggalkan sesuatu dalam beberapa hari yang lalu. 16

Menurut Buzan, teknik pembuatan catatan dan pengelompokan pikiran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan seluruh otak yang harus menyertakan tidak hanya kata-kata, angka, rangkaian dan juga garis-garis tetapi juga dengan warna, gambar-gambar, dimensi , simbol-simbol itulah peta pikiran atau mind mapping. 17

d. Prosedur Teknik Mind Maps

Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat peta pikiran,

15

Buzan. Op.Cit. hlm.6 16

Colin Rose dan Malcolm J. Accelered Learning. (Bandung : Nusantara, 2006). hlm.77 17

(27)

mereka akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.18

Model pembelajaran mind mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan 2 orang. Adapun prosedur pembelajarannya, sebagaimana yang dijelaskan Mel Silbermen, adalah sebagai berikut :

1) Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinan mencakup:

a) problem atau isyu tentang ide-ide tindakan yang anda inginkan untuk menciptakan ide-ide aksi.

b) Konsep atau kecakapan yang baru saja anda ajarkan. c) Penelitian yang harus direncanakan oleh siswa

2) Konstruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warna, khayalan atau simbol. Satu contoh berupa berjalan ke toko grosir dimana seseorang belanja. Dari peta pikiran yang mengkategorisasikan barang-barang yang dibutuhkan menurut toko dimana semuanya ditemukan (misalnya, hasil bumi dan makanan, buatlah dalam peta pikiran anda mendorong seluruh pikiran otak (versus pikiran otak kanan dan otak kiri). Ajaklah peserta didik untuk menceritakan contoh-contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari yang dapat mereka pikirkan..

3) Berikanlah kertas, pena, dan sumber-sumber yang lain yang anda piker akan membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan indah. Berilah peserta tugas memetakan pikiran. Tunjukkan bahwa mereka memulai peta dengan membuat gambar yang menggambarkan topic atau ide utama. Kemudian, berilah mereka semangat untuk membagi-bagi seluruhnya ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil dan menggambarkan komponen ini hingga batas luar peta (dengan menggunakan warna dan grafik). Doronglah mereka untuk menghadirkan setiap ide secara bergambar, dengan menggunakan sedikit kata-kata. Dengan mengikuti ini, mereka dapat mengelaborasi letupan secara detil ke dalam pikiran mereka.

4) Berikanlah waktu yang banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan peta pikiran mereka. Doronglah mereka untuk melihat karya orang lain dengan menstimulasi ide-ide.

5) Perintahkan kepada peserta didik untuk saling membagi peta pikirannya. Lakukan diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide-ide.19

18

Mel Sibermen Pengantar Komaruddin Hidayat. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009). hlm.187

19

(28)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah prosedur pada teknik mind map adalah sebagai berikut:

1) Memilih topik untuk pemetaan pikiran.

2) Mengkonstruksikan kelas dengan peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warna, khayalan atau simbol.

3) Memberikan kertas, pena, dan sumber-sumber lain yang bertujuan akan membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan indah. Memberi peserta tugas memetakan pikiran.

4) Menunjukkan bahwa mereka memulai peta dengan membuat gambar yang menggambarkan topik atau ide utama.

5) Memberi mereka semangat untuk membagi-bagi seluruhnya ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil dan menggambarkan komponen ini hingga batas luar peta (dengan menggunakan warna dan grafik).

6) Mendorong mereka untuk menghadirkan setiap ide secara bergambar, dengan menggunakan sedikit kata-kata.

7) Memberikan waktu yang banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan peta pikiran mereka.

8) Mendorong mereka untuk melihat karya orang lain dengan menstimulasi ide-ide.

9) Memerintahkan kepada peserta didik untuk saling membagi peta pikirannya. 10) Melakukan diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide-ide.

e. Aplikasi dan Keunggulan Teknik Mind Maps di Bidang Pendidikan

System peta pikiran atau mind mad adalah suatu teknis grafis yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan kerja alami otak. System ini ditemukan dan dipopulerkan oleh Tony Buzan di awal tahun 1970-an, dan merupakan system pembelajaran yang paling banyak digunkan di seluruh dunia. Lebih dari 300 juta orang di dunia sudah memakainya, baik di bidang pendidikan , bisnis, maupun kehidupan sehari-hari.20

20

(29)

Dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, kegunaaan dan aplikasi mind map sangat banyak antara lain untuk meringkas, mengkaji ulang (review), mencatat, mengajar, bedah buku (in-depth book analysis), presentasi, penelitian dan manajemen waktu (time management). 21

Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu : 1) Ide utama materi pelajaran ditentukan secara jelas

2) Menarik perhatian mata dan otak kita sehingga memudahkan kita berkonsentrasi

3) Dapat melihat gambaran secara menyeluruh, sekaligus detailnya 4) Hubungan antar informasi yang satu dengan lainnya jelas 5) Terdapat pengelompokkan informasi

6) Prosesnya menyenangkan (fun), tidak membosankan karena banyak menggunakan unsur otak kanan, seperti gambar, warna, dimensi dan sebagainya

7) Sifatnya unik sehingga mudah diingat.22

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu :

1) Mind Map membantu seseorang membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat. Selain itu, catatan ini mampu membuka pemahaman yang baik dan sisi kreatif dengan merangsang munculnya ide-ide dan insight baru, bahkan pada saat membuat catatan itu sendiri. Mind Map dapat pula menjelaskan sebuah tujuan, rencana, ide, maupun pemikiran secara jelas dan terstruktur. 2) Mind Map mampu meningkatkan kemampuan seseorang dalam berimajinasi,

mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikan persoalan. Hal ini dicapai karena Mind Map mengajarkan untuk melihat persoalan secara keseluruhan dan melihat hubungannya satu sama lain. Ini yang paling sulit dilakukan dalam catatan konvensional. Tidak hanya itu, dengan catatan ini maka manajemen belajar pun menjadi lebih mudah. Informasi baru dapat ditambahkan, dihubungkan, dan diasosiasikan kapan saja dengan informasi yang sudah ada sebelumnya. 3) Melihat gambaran besar suatu persoalan sekaligus melihat informasi secara

(30)

4) Mengingat informasi yang kompleks lebih mudah. Informasi tersebut telah dikelompokkan sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk hubungannya dengan subjek yang sama atau berbeda.

5) Mengatasi informasi yang membludak karena telah ditata dan dikelompokkan sedemikan rupa. Secara mental hal ini juga membuat seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam memahami sebuah persoalan.

6) Mind Map dapat merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunaan garis lengkung, warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus menjadi karya seni yang indah. Secara mental akan memudahkan kita untuk mengingatnya. Mind Map akan merangsang kemampuan membandingkan informasi yang ada baik berupa fakta, ide termasuk data statistik.

7) Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul di kepala anda atau mengingat detail secara mudah.

a) Melihat hubungan antara gagasan dan konsep.

b) Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. c) Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis. d) Bekerjasama dengan otak siswa, bukan bertentangan dengannya. e) Menyingkirkan “format outline” yang membosankan, selamanya

f) Dapat mengoptimalakan otak kanan dan otak kiri, karena mind map bekerja dnegan gambar, warna dan kata-kata sederhana.

g) Dapat menghemat catatan, karena dengan mind map bisa meringkas satu bab materi dalam setengah lembar kertas.

h) Pembelajaran terkesan lebih efektif, dan efisisien, karena pada dasarnya cara kerja mind map sama dengan cara kerja dasar otak, yaitu tidak tersusun sistematis, namun lebih pada bercabang-cabang seperti pohon. i) Pola ini dapat mempermudah proses recall pada setiap apa yang pernah

dipelajari.

(31)

k) Mempertajam daya analisa dan logika siswa, karena siswa tidak lagi dituntut untuk mencatat buku sampai habis kemudian menghapalnya. Namun lebih kepada pemahaman dan hasil belajar untuk dapat menghungkan topik umum dengan sub-sub topik bahasan.

2. Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Purwanto menyatakan bahwa "Hasil belajar merupakan ukuran kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan setelah peserta didik menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu"23. Siswa yang berhasil dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya yang tinggi, sedangkan yang kurang berhasil dapat dilihat dari hasil belajarnya yang rendah. Untuk menilai hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam proses belajar mengajar maka perlu dilakukan suatu kegiatan evaluasi. Evaluasi dalam proses belajar mengajar merupakan bagian yang sangat penting, bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar, karena dengan evaluasi akan diketahui apakah proses belajar mengajar tersebut telah berhasil atau belum24.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. 25 Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Evaluasi bersifat komprehensif dan menyeluruh. Komprehensif berarti tak satupun materi yang sudah diberikan terlewatkan, dan menyeluruh artinya seluruh ranah terevaluasi, mulai dari ranah kognitif, afektif, sampai psikomotorik.

Menurut Tafsir menyatakan “Menyeluruh dalam evaluasi menunjukan pengertian

23

Ngalim Purwanto M.. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1990).hlm.120

24

Slameto. Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bina Aksara. 1988).hlm.125 25

(32)

bahwa evaluasi itu harus ditujukan pada seluruh aspek pembinaan pendidikan, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik”26.

Kegiatan penilaian dalam proses belajar merupakan kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. Penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut. Perlu diperhatikan sebelum melaksanakan kegiatan penilaian akhir guru harus mengkondisikan siswa supaya siswa secara maksimal dapat mengorganisasi pemahaman kembali tentang materi pelajaran yang telah di bahas.

Kegiatan penilaian dalam pembelajaran perlu dikembangkan oleh guru, meliputi penilaian proses dan penilaian produk. Penilaian proses dilakukan pada saat kegiatan inti dalam proses pembelajaran berlangsung, sedangkan penilaian produk lebih menekankan pada kegiatan penilaian untuk mengetahui tentang sejauh mana pecapaian hasil belajar siswa.

Menurut Hamalik ada 5 tujuan evaluasi hasil belajar, diantaranya adalah : 1) memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai

tujuan belajar melalui kegiatan belajar.

2) memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing – masing individu.

3) memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan – kesulitannya dan menyarankan kegiatan – kegiatan remedial.

4) memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.

5) memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas27.

26

(33)

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal diantaranya kondisi fisik, minat, bakat, kecerdasan, motivasi, dan juga faktor eksternal diantaranya guru sebagai pembimbing belajar, sarana dan prasarana belajar, kurikulum, dan sebagainya. Menurut Sudjana menyatakan

bahwa ”Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu : a)

bakat belajar, b) waktu yang tersedia untuk belajar, c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, d) kualitas pengajaran, e) kemampuan yang dimiliki oleh individu"28.

Menurut Chaplin, pengertian hasil belajar atau hasil belajar adalah : “Hasil

belajar merupakan suatu tingkatan khusus yang diperoleh sebagai hasil dari kecakapan kepandaian, keahlian dan kemampuan di dalam karya akademik yang

dinilai oleh guru atau melalui tes prestasi”29

Pendapat Chaplin di atas mengandung pengertian bahwa prestasi itu hakikatnya berupa perubahan perilaku pada individu di sekolah, perubahan itu terjadi setelah individu yang bersangkutan mengalami proses belajar mengajar tertentu.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia ingin menerima pengalaman belajar atau yang optimal yang dapat dicapai dari kegiatan belajar di sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang dijelaskan oleh Poerwadarminta adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan). Pengertian hasil belajar menurut pendapat Mochtar Buchari adalah hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu. 30

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. 31

27

Oemar Hamalik,. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 1999). hlm.89

28

Nana Sudjana. Media Pembelajaran. (Bandung : CV. Sinar. 1990) .hlm.115 29

Deni Koswara. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. (Bandung: Pribumi Mekar.2008). h:74

30

Ibid. hlm:76

31

(34)

Nasution berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti program belajar secara periodik.32 Dengan selesainya proses belajar mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya suatu evaluasi. Dimana evaluasi ini mengandung maksud untuk mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi yang diberikan oleh guru.

Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Dengan demikian hasil belajar merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar dari aktifitas yang berlangsung dalam interaksi aktif sebagai perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap menurut kemampuan anak dalam perubahan baru. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah utama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang diprogramkan didalam kurikulum.

Berdasarkan pengertian tentang hasil belajar maupun faktor-faktor yang mempengaruhinya maka harus diperhatikan faktor-faktor tersebut supaya berpengaruh menguntungkan bagi belajarnya sehingga hasil belajar sebagai suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan baik berupa angka atau huruf dapat meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah kegiatan belajar yang menghasilkan perubahan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dari yang tidak tahu menjadi tahu melalui proses belajar dan hasilnya dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto adalah: Faktor-faktor intern

32

(35)

yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 33

Dari uraian menurut Slameto tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

Pertama, faktor-faktor intern yang meliputi: Faktor jasmaniah (faktor kesehatan, cacat tubuh). Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, faktor kelelahan).

Kedua, faktor-faktor ekstern yang meliputi: Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan). Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah).

Ketiga, Faktor masyarakat yang meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergauldan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif

33

(36)

lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. 34

c. Hasil BelajarPendidikan Agama Islam (PAI)

Hasil belajar Pendidikan Agama Islam adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi PAI berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti pembelajaran secara periodik dalam kelas. Dengan selesainya proses belajar mengajar diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi PAI terutama kompetensi dasar hakekat negara yang diberikan oleh guru. Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.

Agama Islam sebagai bidang studi, sebenarnya dapat diajarkan sebagaimana mata pelajaran lainnya. Harus dikatakan memang ada sedikit perbedaannya dengan bidang studi lain. Perbedaan itu ialah adanya bagian-bagian yang amat sulit diajarkan dan amat sulit dievaluasi. Jadi, perbedaan itu hanyalah perbedaan gradual, bukan perbedaan esensial.35

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu bidang studi yang membahas perihal agama kepada siswa tentang bagaimana cara beribadah yang baik, berakhlak terpuji serta masalah hukum-hukum dalam menjalani hidup sebagai hamba Allah.

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu pelajaran yang mengupayakan secara sistematis dalam mempersiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan

ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al Qur’an dan al Hadits,

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Hal demikian dapat dilakukan oleh setiap guru PAI yang berdedikasi dalam mengajar demi tercapainya tujuan dari pembelajaran PAI.

34

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 102-124 35

(37)

Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dimaknai dari dua sisi yaitu: pertama PAI dipandang sebagai sebuah bidang studi seperti dalam kurikulum sekolah umum (SD, SMP, SMA). Kedua, PAI berlaku sebagai gabungan pelajaran yang

terdiri dari aqidah akhlak, fiqih, al Qur’an hadis dan sejarah kebudayaan Islam

seperti yang diajarkan di sekolah madrasah (MI, MTs, MA).

Jadi Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bidang studi agama di sekolah umum yang berupaya untuk mengajarkan siswa tentang fiqih, aqidah

akhlak, al Qur’an hadist, dan sejarah kebudayaan Islam secara umum melalui

proses bimbingan yang telah ditentukan agar dapat di aplikasikan oleh siswa dalam kehidupan.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian tentang penerapan mind mapping dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar hasil belajar peseta didik. Berikut ini akan dipaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang relevan, adalah sebagai berikut:

Lusy Setyawati Setyawati (UNM, 2011). “Penerapan Teknik Membaca Melalui Mind Map dalam Pembelajaran Membaca Dini pada Anak Usia

Dini”, menyimpulkan bahwa kemampuan membaca dini anak meningkat setelah dilakukan penerapan teknik membaca melalui mind map, khususnya pada kemampuan membedakan gambar dan tulisan, serta kemampuan menghafal huruf. Kemampuan membedakan gambar dan tulisan anak meningkat, anak tidak ragu lagi dalam menyebutkan gambar sebagai gambar dan tulisan sebagai tulisan yang memiliki makna. Kemampuan menghafal huruf anak juga meningkat dengan signifikan, anak mampu menghafal huruf, terutama huruf vokal dan beberapa huruf konsonan yang ada dalam kata-kata yang diberikan pada anak. Selain itu, anak juga mampu melafalkan huruf-huruf itu dengan benar, anak juga dapat menyebutkan kata-kata lain yang diawali huruf vokal, dan anak dapat mengelompokkan kata-kata yang diawali huruf vokal dengan benar dalam bentuk mind map sederhana.

(38)

VII A SMP Walisongo Gempol di Pasuruan”. Dari paparan data di depan dapat diketahui bahwa penerapan model mind map dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar belajar siswa IPS Terpadu pada siswa kelas VII A SMP Walisongo Gempol di Pasuruan. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan nilai hasil kreativitas dan prestasi belajar IPS Terpadu yang diperoleh.

Emy Dwijayanti (UNESHA, 2007). “Penerapan Strategi Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil belajar belajar siswa Kelas Iv Sd Mata Pelajaran Ips

Materi Pokok Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi Dan Transportasi

Di Sdn 1 Lidah Kulon Surabaya”. Proses pelaksanaan model mind map untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar IPS Materi Pokok Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi Dan Transportasi pada siswa kelas Sdn 1 Lidah Kulon Surabaya dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang telah direncanakan. Penerapan model mind map telah memberikan pengalaman baru bagi siswa maupun guru dan memberikan beberapa manfaat bagi guru dan siswa. Ruth (dalam Buzan, 2009) Mind Mapping sangat membantu di kelas. Sangat membantu dalam meringkas informasi menjadi satu halaman dengan cara yang menyenangkan dan mudah dimengerti ,dan menggambarnya, tampaknya mempermudah murid dalam mengingat informasi. Menurut Michael Michalko, dalam buku Cracking Creativity (dalam Buzan, 2009) mind map akan mengaktifkanseluruh otak, membereskan akal dari kekusutan mental, memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan perincian, dan memungkinkan mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya.

Ria Dwi Indriyani (UMS, 2010). “Penerapan Strategi Pembelajaran Mind Mapping dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan

(39)

Ari Nur Sholekah (UNY, 2011). “Peningkatan Ketrampilan Bercerita dengan Menggunakan Teknik Peta Konsep Pada Siswa Kelas X-6 SMA Negeri

Imogiri, Bantul”, menyimpulkan bahwa siswa kelas X-6 mengalami perubahan perilaku (peningkatan) dalam proses bercerita setelah menggunakan tekinik peta konsep. Perubahan perilaku siswa yaitu, siswa lebih aktif bertanya , menjawab pertanyaan guru dan memberikan penilaian terhadap teman. Siswa lebih konsentrasi terhadap pembelajaran ,siswa lebih antusias dan berminat selama mengikuti pelajaran bercerita. Keberanian siswa lebih miningkat saat bercerita.

Agung Aji Tapantoko (UNY, 2011). “Penggunaan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Matematika Siswa Kelas III SMP Negeri 4 Depok”, menyimpulkan bahwa setelah diterapkan pembelajaran Matematika menggunakan metode Mind Mapping ada peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari peningkatan presentasi aspek-aspek motivasi yang diamati pada angket motivasi belajar siswa, observasi aktivitas siswa, dan tes siklus.

G. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah merupakan titik tolak dari sebuah penelitin yang kebenarannya diakui oleh peneliti itu sendiri dan merupakan jembatan untuk menyusun hipotesis sebagai argumentasi logis, rasional dan kritis mengenai hubungan atau keterkaitan antar variabel penelitian yang disusun oleh peneliti berdasarkan hasil komparasi, analisis dan sintesis teori. Kerangka berpikir pun tidak disusun berdasarkan pada common sense atau akal sehat si peneliti, namun berdasarkan pada hasil kajian yang handal.36

Secara sederhana peneliti merumuskan kerangka berpikir bahwa “Semakin baik strategi pembelajaran aktif teknik mind maps di MI. Assholihiyah Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Assholihiyah Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor”.

36

Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi.

(40)

H. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah hasil kajian pustaka atau proses rasional dari penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoretik. Dengan demikian hipotesis dapat dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian dan masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data empirik. 37

Secara sederhana peneliti merumuskan hipotesis bahwa: “Jika strategi pembelajaran aktif teknik mind maps diterapkan, maka akan semakin meningkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MI. Assholihiyah Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

37

(41)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

L. Tempat dan Waktu Penelitian 1) Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian adalah di kelas I (satu) yang beralamat di Kp. Leuwibatu RT.01 RW. 01 Desa Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di MIS Assholihiyah Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah :

a. Peneliti mengajar kelas I (satu), sehingga dalam kegiatan ini peneliti tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas atau sekolah lain.

b. Tersedianya data yang diperlukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

c. Membangkitkan minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya untuk siswa MIS Assholihiyah.

2) Waktu Penelitian

Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah dua bulan, yaitu antara bulan Mei sampai dengan Juni, dengan kata lain penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester II (genap) Tahun Pelajaran 2013/2014.

M. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

(42)

mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu, cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran, ditinjau dari penyelidikan dalam arti luas, yang biasanya perlu diperjelas lebih ekspilisit dalam setiap

penyelidikan”.38

Sukmadinata, mengungkapkan bahwa metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis, dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Pemilihan dan penentuan metode tidak dapat dipisahkan dari tujuan dan perumusan masalah, kalau permasalahannya hanya difokuskan pada satu variabel atau aspek dan tujuannya ingin mendapatkan deskripsi dari variabel atau aspek tersebut, maka metodenya adalah metode deskriptif atau servei. Jika terdapat dua variabel dan ingin mengetahui hubungan diantara variabel tersebut, maka metodenya adalah metode korelasional atau komparatif. Jelasnya, bahwa pemilihan metode sangat tergantung kepada tujuan dan rumusan masalah yang sudah difokuskan pada bagian sebelumnya. 39

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja. Sedangkan menurut Prof. Suhardjono mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriftif maupun eksperimen. Pada penelitian tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah perlakuan tetapi sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan.40 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah alat yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan dan mencapai suatu penelitian yang disusun secara teratur dan logis yang dituangkan dalam suatu rencana kegiatan penelitian.

38

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik. (Bandung: Tarsito,1985) hlm. 131

39

Maifalinda Fatra. Bahan Ajar PLPG. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: FITK. UIN Syarif Hidayatullah.2010). Cet Ke-1.hlm.79

40

(43)

2. Rancangan Siklus Penelitian

Untuk mempermudah dalam memahami rencana tindakan secara keseluruhan dan untuk memberikan panduan bagi penulis, maka penulis perlu menampilkan model penelitian tindakan yang akan dilaksanakan, diadaptasi dari model penelitian tindakan model John Elliot. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dalam 2 siklus (tiap siklus dilakukan 2 kali tatap muka /pertemuan). Prosedur penelitian dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut: 41

Bagan 3.1

Bagan Prosedur Penelitian Model John Elliot

N. Subjek Penelitian

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada kelas I, maka subjeknya adalah siswa kelas I (satu) MIS Assholihiyah Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor semester II tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 siswa terdiri 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru mata pelajaran.

41

(44)

O. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas I (satu) yang bertindak sebagai fasilitator dan kolaburator.

P. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Tiap siklus terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Pada tiap siklus dilakukan beberapa tindakan, yang digambarkan sebagai berikut:

1. Pra Tindakan

a. Peneliti melakukan observasi kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu, kegiatan pembelajaran di kelas I (satu) MIS Assholihiyah Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

b. Wawancara terhadap siswa dan guru mata pelajaran yang lain untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa secara umum, khususnya pada siswa kelas I (satu) MIS Assholihiyah Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

2. Tindakan Riil di Kelas a. Tahap Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.

2) Membuat rencana pembelajaran.

3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, alat bantu dan media yang diperlukan.

(45)

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran aktif teknik mind map yang telah direncanakan.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

Pada tahap ini dilakukan pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi).

d. Tahap Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Q. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Intervensi tindakan yang diharapkan dari data kuantitatif ditetapkan pada kriteria bahwa semakin baik strategi pembelajaran penerapan aktif teknik mind map, menunjukkan adanya kriteria peningkatan pembelajaran dalam penelitian

tindakan kelas ini. Jadi seumpama pada siklus ke-2 kategori sangat paham lebih besar daripada siklus ke-1 berarti terjadi peningkatan yang positif.

R. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer dari subyek yang diteliti yang bersumber dari hasil belajar siswa siswa MIS Assholihiyah Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2013/2014 selama proses penelitian.

Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini berasal dari subyek penelitian atau dari siswa yang merupakan sumber data primer yaitu nilai ulangan harian siswa baik nilai ulangan harian sebelum tindakan kelas maupun setelah dilakukanya tindakan kelas oleh guru.

S. Instrumen Pengumpulan Data

Gambar

Tabel 1.4 Profile Madrasah
Tabel 2.4 Keadaan Personalia
Tabel 3.4 Keadaan Siswa
gambar yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan penalaran matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Seperti dalam Pasal 14, Negara anggota membuat prosedur terkait identifikasi korban trafficking dan melakukan kerjasama dengan swasta untuk menciptakan perlindungan yang

Berdasarkan pada Berita Acara Pembuktian kualifikasi Nomor 119/ ULP-Pokja-II- JK /2015 tanggal 11 Mei 2015, pekerjaan Jasa konsultansi Aplikasi Data Base

Metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

Kelemahan dari pola ini adalah: (1) beberapa produsen benih akan dirugikan/diuntungkan karena saat ini harga jual benihnya lebih tinggi/rendah dari harga yang ditentukan

Sedangkan profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Ini berarti pekerjaan atau jabatan itu harus

Produk-produk yang terdapat di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor berasal dari konsep total beauty yang dikenal dengan istilah “Rupasampat Wahyabiantara” yaitu