• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna)"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)

(ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA)

(Kuasi Eksperimen di SMA Islam YASPIA)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mempeoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh :

NESIH SUSILAWATI NIM. 109016200006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Vi

Learning Media With Program Flash Against Student Results In Concept

hydrocarbons (alkanes, alkenes and alkynes)". Thesis, Chemistry Education

Studies Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

This study aims to determine the effect of the use of computer-based instructional media with Program Flash on student learning result in the concept of hydrocarbons (alkanes, alkenes and alkynes). This research was conducted at SMA Islam YASPIA Bekasi, on the class X which totaled 60 people, divided into two classes. X.1 class (experimental class) and class X.2 (control class). The instrument used in this research is a type of achievement test of 20 multiple-choice items with five multiple-choices. Test data were analyzed by a statistical analysis of the similarity test of the average pretest and posttest values both classes.

The study concluded that computer-based instructional media with Program flash affect the chemistry students' learning result. It is based on the results of a calculated t-test, t-test values obtained at 2.0319 and 2.0017 value ttabel meaningful alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (H0) is rejected. This can be seen from the average results of studying chemistry student using a computer-based instructional media with program flash at 83.10, while the average chemistry student learning result of computer-based instructional media mark with program flash for 77.37. based on the cognitive level (C1, C2, C3) the percentage of items on chemistry learning result of students who use computer-based instructional media with program flash for 84.34 higher than the percentage of students studying chemistry with conventional methods of 78.73. it can be concluded that the use of computer-based instructional media with program flash on the concept of hydrocarbons potentially influence student learning result chemistry.

(6)

v ABSTRAK

Nesih Susilawati (109016200006), “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis

Komputer Dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena Dan Alkuna)”. Skripsi, Program Studi

Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash terhadap hasil belajar siswa pada konsep hidrokarbon (alkana, alkena dan alkuna). Penelitian ini dilakukan di SMA Islam YASPIA Bekasi, pada kelas X yang berjumlah 60 orang yang terbagi menjadi dua kelas. Kelas X.1 (kelas eksperimen) dan kelas X.2 (kelas kontrol). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar tipe pilihan ganda sebanyak 20 butir dengan lima pilihan. Data hasil tes dianalisis dengan uji analisis statistik berupa uji kesamaan rata-rata nilai pretest dan posttest kedua kelas.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa. Hal ini didasarkan pada hasil perhitugan uji-t, diperoleh nilai thitung sebesar 2.0319

dan nilai ttabel sebesar 2.0017 yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan

hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar kimia siswa

yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash sebesar 83.10, sedangkan rata-rata hasil belajar kimia siswa tanpa media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash sebesar 77.37. berdasarkan jenjang kognitif (C1, C2, C3) persentase butir soal pada hasil belajar kimia siswa

yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash sebesar 84.34 lebih tinggi dari pada persentase hasil belajar kimia siswa dengan metode konvensional sebesar 78.73. dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash pada konsep hidrokarbon dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa.

(7)

vii

Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan

tugas akhir dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, pembawa syariah-Nya yang

universal bagi semua manusia dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir

zaman.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer

dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon

(Alkana, Alkena dan Alkuna). Skripsi ini menggambarkan bagaimana

peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media interaktif. Peneliti

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti

mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun sehingga dapat

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan

terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini,

semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang

lebih baik. Secara khusus apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Kimia yang

telah meluangkan banyak waktu dan tenaga dengan penuh ikhlas.

4. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang

telah meluangkan banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing

penulis dengan penuh keikhlasan.

5. Ibu Salamah Agung M.A.Ph.D selaku dosen pembimbing II yang

penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama

(8)

viii

6. Bapak Adi Riyadi. M.Si selaku validator yang telah memberikan

koreksi dan masukan kepada penulis.

7. Seluruh Bapak dan ibu dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah

diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Bapak M.Nurdin Sholeh S.Pd selaku Kepala SMA Islam YASPIA

9. Ibu Elfi Siagian S.Pd selaku guru bidang studi kimia dan guru-guru

yang telah banyak membantu selama penelitian. Siswa-siswa yang

telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk menjadi sampel.

10.Teristimewa untuk ayahanda H.Murnan dan Ibunda Hj.Nami tercinta

dan tersayang yang telah melimpahkan segenap kasih sayang, tenaga

serta nasihat yang tak terhingga, semoga Allah selalu memberi

kesehatan dan panjang umur.

11.Teruntuk kakakku tersayang (Nenda dan istri, Nemih dan suami) yang

tak henti selalu mendoakan dan memberikan semangat. Hanya allah

yang dapat membalasnya, dan semoga penulis dapat memberikan yang

terbaik untuk kalian.

12.Teruntuk orang yang dicinta calon imam dunia dan akhirat, (Ahmad

Yani), terima kasih atas segala doa, cinta, motivasi dan semangat yang

diberikan.

13.Teman-teman seperjuangan Kimia Angkatan 2009, khususnya buat my

best friend ( Fitria Takhlisi, Nur Fitri Novianti, Indriyani, Adi Azhar)

thanks for all sampai jumpa dalam kesuksesan.

“Tak ada gading yang tak retak”. Penulis sangat menyadari penyusunan

ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna karena keterbatasan yang

penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk perbaikan penulisan ini. Semoga ini dapat bermanfaat untuk

kepentingan ilmu dan pengetahuan bagi semua pembacanya.

Jakarta, Oktober 2014

(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teoritis ... 8

1. Konsep Dasar Media Pembelajaran ... 8

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 9

c. Fungsi Media Pembelajaran ... 10

(10)

x

2. Media Berbasis Komputer ... 13

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer ... 13

b. Model Pembelajaran Berbasis Komputer... 15

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Komputer ... 16

d. Tahapan Proses Program Pembelajaran Berbasis Komputer... 17

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Komputer ... 18

f. Program Flash ... 19

3. Belajar dan Hasil Belajar ... 20

a. Pengertian Belajar ... 20

b. Faktor-faktor yang Mempengeruhi Belajar ... 21

c. Hasil Belajar ... 22

4. Senyawa Hidrokarbon ... 25

B. Penelitian Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 33

D. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

B. Metodelogi Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel ... 37

D. Variabel Penelitian ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 39

G. Analisis Instrumen Penelitian ... 41

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reliabilitas ... 42

3. Uji Tingkat Kesukaran ... 43

4. Uji Daya Beda ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 45

1. Pemberian Skor ... 45

(11)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 51

1. Hasil Pretest Kelompok Eksperiemen dan Kontrol... 51

2. Hasil Posttest Kelompok Eksperiemen dan Kontrol... 52

B. Hasil Analisis Data Tes... 55

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data... 55

a. Uji Normalitas pretest dan posttest... 55

b. Uji Homogenitas pretest dan posttest... 56

2. Pengujian Hipotesis... 57

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest...... 57

b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest...... 59

C. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Deret Homolog Alkana ... 26

Tabel 2.2 Deret Homolog Alkena ... 28

Tabel 2.3 Deret Homolog Alkuna ... 31

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal ... 42

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 43

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 44

Tabel 3.6 Kriteria Daya Beda ... 45

Tabel 3.7 Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi... 46

Tabel 3.8 Tabel Bantu Perhitungan Chi-Kuadrat (X2) ... 47

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol . 51

Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol . 52 Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Hasil Belajar tiap Indikator pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 54

Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Nilai Ranah Kognitif pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol . ... 56

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 58

(13)

xiii

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 35

Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest Dan Posttest Kelompok

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 70

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 72

Lampiran 3 Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 97

Lampiran 4 RPP Kelompok Eksperimen ... 105

Lampiran 5 RPP Kelompok Kontrol ... 114

Lampiran 6 Analisis Soal dengan ANATES ... 127

Lampiran 7 Soal Pretest dan Posttest...133

Lampiran 8 Form Validasi Multimedia ... 135

Lampiran 9 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 137

Lampiran 10 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 138

Lampiran 11 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen ...139

Lampiran 12 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ... 143

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol ... 147

Lampiran 14 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol ... 151

Lampiran 15 Uji Homogenitas Pretest ... 155

Lampiran 16 Uji Homogenitas Posttest... 158

Lampiran 17 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest...162

Lampiran 18 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest ... 161

Lampiran 19 Tabel Standar Normal Z ... 164

Lampiran 20 Tabel Distribusi t... 165

Lampiran 21 Print Screen Media ... 170

Lampiran 22 Uji Referensi ... 172

Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi ... 178

Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 179

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu wahana yang paling strategis untuk

meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai bidang.

Disamping itu, pendidikan juga dapat digunakan untuk menyetarakan

kemampuan bangsa terhadap kemanjuan IPTEK yang telah dicapai negara

maju.

Perkembangan IPTEK sering dikaitkan dengan majunya teknologi

pendidikan. Dengan perkembangannya teknologi dapat membantu untuk

memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Maka teknologi

pendidikan juga dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari

perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan.

Salah satu kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam bidang

pendidikan misalnya pemanfaatan teknologi komputer.

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan

sengaja diciptakan. Dalam proses belajar mengajar, guru menyampaikan

suatu materi pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang

dikehendaki. Sementara peserta didik berkewajiban mempelajari materi

pelajaran tersebut dengan maksud agar terjadi transfer pengetahuan dalam

proses belajar. Kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi

pelajaran, ditentukan oleh kemampuan teoritis dan kemampuan pemilihan

pendekatan, metode ataupun media. Kemampuan teoritis adalah

kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pelajaran disiplin

ilmunya. Kemampuan menyampaikan materi pelajaran meliputi gaya

dalam berbicara atau berdiri di depan kelas.

Sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan

sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai

komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka

(16)

2

communication) bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic

communication), dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat

dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan keefektifan pencapaian

tujuan/kompetensi.1

Profesionalisme guru sebagai titik awal terwujudnya pendidikan

yang berkualitas mendorong peneliti untuk berusaha mengembangkan

pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi khususnya pembelajaran kimia,

yakni dengan mengimplementasikan suatu media dalam proses

pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai alternatif dalam dunia pendidikan

khususnya di sekolah menengah atas guna meningkatkan hasil belajar

siswa.

Bidang studi kimia seharusnya merupakan pelajaran yang

menyenangkan dan menarik minat siswa karena aplikasinya berhubungan

langsung dengan kehidupan sehari-hari, tetapi yang diharapkan umumnya

berbeda dengan kenyataan yang ada, karena ada umumnya siswa kurang

berminat dengan kimia sehingga hasil pembelajaran kimia di sekolah

kurang maksimal. Salah satu upaya untuk menarik minat siswa terhadap

pembelajaran kimia adalah guru mempunyai kreativitas dalam

menggunakan metode pembelajaan yang bervariasi hingga menimbulkan

makna bagi siswa dan salah satunya dengan menggunakan media

pendidikan, karena media pendidikan dapat digunakan guru untuk

meningkatkan kualitas komunikasi dalam proses belajar mengajar.

Menurut hamalik dengan menggunakan media pendidikan dapat

membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar. Media

pendidikan memberikan pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.2

Dengan adanya motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan

aktifitas belajar dengan sungguh-sungguh. Sehingga, diharapkan hasil

belajarnya akan optimal.

1

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan, Dan Penilaian), (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 4

2

(17)

Motivasi siswa berkaitan dengan minatnya. Oleh karena itu, peran

seorang guru sangat penting dalam meningkatkan motivasi siswa agar

berminat terhadap pelajaran kimia. Selain meningkatkan minat dan

motivasi, penggunaan media pada proses pembelajaran juga dapat menarik

perhatian siswa, karena adanya media siswa akan merasakan suasana

belajar yang menyenangkan.

Hidrokarbon merupakan salah satu konsep dalam ilmu kimia di

SMA. Menurut kurikulum, konsep hidrokarbon dicantumkan dalam

pelajaran kimia SMA kelas X semester II. Kompetensi dasar yang diambil

yaitu menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan

hubungannya dengan sifat senyawa. Konsep hidrokarbon meliputi

istilah-istilah berupa sejumlah nama-nama yang termasuk ke dalam golongan

alkana, alkena dan alkuna. Masing-masing golongan senyawa tersebut

mempunyai variasi struktur dan nama yang berbeda. Hidrokarbon

merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelajaran senyawa

karbon karena bahasan tersebut merupakan landasan bagi pembelajar

kimia karbon selanjutnya.

Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran kimia, khususnya

yang berkaitan langsung dengan siswa sebagai pembelajar di lingkungan

pendidikan, diperlukan pengembangan dalam sistem pendekatan, model,

maupun media pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

Namun demikian, dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan

pembahasannya mengenai media pembelajaran. Meskipun hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain media pembelajaran, dari

sudut pandang peneliti penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran

kimia dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep kimia

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti

yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan

atau materi yang disampaikandapat dibantu dengan menghadirkan media

sebagai pelantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada

(18)

4

mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau

kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan atau materi dapat

dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, peserta didik

lebih mudah mencerna bahan atau materi daripada tanpa bantuan media.

Namun perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat bila

penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai

pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka

media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat

dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.3

Pemakaian media dalam pembelajaran bukan sesuatu yang baru

dalam bidang pendidikan sejak lama. Manfaat media sebagai penghubung

untuk menyampaikan pesan arif pembelajaran antara guru dengan siswa

tidak diragukan lagi. Mengantisipasi kenyataan masyrakat media masa

kini, yang dimaksud media disini adalah teknologi seperti komputer

dengan berbagai kecanggihannya (multimedia). Penggunaan media

sebagai salah satu keharusan profesional, demi mewujudkan pembelajaran

yang mampu menjangkau strategi pembangunan pendidikan nasional

tetapi juga menciptakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi

aktif, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik

serta psikologi peserta didik. Komputer yang bertindak sebagai alat untuk

membantu proses pengajaran dan pembelajarankan memudahkan proses

pembelajaran isi kandungan, perkembangan pemikiran beraras tinggi dan

menyelesaikan masalah.4

Salah satu media yang digunakan untuk masalah tersebut yaitu

mengunakan teknologi komputer. Perkembangan teknologi komputer saat

3

Syaiful Bahri Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997), h. 136

4

(19)

ini banyak diminati dan digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya

adalah bidang pendidikan. Teknologi pendidikan adalah proses yang

kompleks dan terpadu (terintegrasi) yang melibatkan manusia, prosedur,

ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan

pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola masalah yang

menyangkut semua aspek belajar manusia.

Dalam meningkatkan mutu pembelajaran secara garis besar

komputer dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu bentuk

pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted

Instruction-CAI) dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Instruction

-CBI). Pada CAI, Perangkat lunak yang digunakan berfungsi membantu

guru dalam proses pembelajaran, sementara dalam pembelajaran berbasis

komputer atau CBI, komputer digunakan sebagai perangkat sistem

pembelajaran bahkan sistem pembelajaraan dilaksanakan secara individu

(Individual learning) dan menerapkan prinsip belajar tuntas (Mastery

Learning).5

Media komputer merupakan media yang menarik, atraktif, dan

interaktif. Pembelajaran melalui media komputer memberikan bekal

kepada peserta didik berbagai karakter yang menjadi kekuatan dan

kelemahan suatu media. Komputer merupakan alat atau sarana yang

membantu pendidik dalam proses pembelajaran, sehingga bukan diarahkan

untuk menggeser perannya sebagai pendidik, melainkan membantu guru

dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan

program flash ini sebagai salah satu sumber belajar. Dengan adanya media

ini guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar optimal. Perhatian dan

bimbingan secara individual dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik

sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik, teliti oleh

5

(20)

6

media pendidikan. Dengan ini diharapkan proses pembelajaran menjadi

berkualitas, efektif dan pada akhirnya hasil belajar siswa optimal.

Media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash yang

digunakan dalam penelitian ini berbentuk sebuah program yang dirancang

dan dibuat berdasarkan silabus dan tujuan pembelajaran. Media ini dapat

disimpan (copy) oleh siswa untuk dipelajari lagi di rumah. Selain itu

sistem pembelajaran yang digunakan secara individual melalui komputer

memberikan kesempata kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman

yang sama dan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk

memahami materi pelajaran dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah uraikan maka

peneliti akan mengangkat penelitian yang berjudul Pengaruh Media

Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Program Flash Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan

Alkuna).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1) Kebanyakan media Pembelajaran kimia masih berpusat pada guru,

sehingga kreativitas dan kemampuan belajar mandiri siswa kurang

terlatih dan kurangnya minat siswa dalam proses pembelajaran.

2) Sedikitnya penggunaan media pembelajaran berbasis komputer

dengan program flash dalam proses pembelajaran di sekolah

C. Pembatasan Masalah

1. Variabel bebas (x) adalah Penggunaan media pembelajaran

berbasis komputer dengan proram flash, dan variabel terikatnya

(21)

2. Hasil belajar kimia adalah kemampuan siswa pada aspek

kognitif yang meliputi: aspek mengingat (C1) sampai

menerapkan (C3) berdasarkan taksonomi Bloom.

3. Materi yang diteliti adalah konsep hidrokarbon dengan

menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan

program flash.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan

sebagai berikut: “Bagaimana Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis

Komputer dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna)?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media

pembelajaran berbasis komputer dengan Pogram flash terhadap hasil

belajar siswa pada konsep hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna).

F. Manfaat Penelitian

1) Bagi siswa, diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran ini

proses pembelajaran akan lebih menarik, interaktif, dan

menyenangkan. Agar melatih dan memacu siswa agar lebih aktif,

kreatif dan termotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan

siap positif siswa untuk berpikir runtut, kritis, dan sistematis dalam

usaha memahami materi pelajaran kimia dan memecahkan masalah

yang berkaitan dengan disiplin ilmu kimia.

2) Bagi sekolah, diharapkan dapat memperkaya media yang digunakan

dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Ilmu

(22)

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Konsep Dasar Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsan pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.1

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”

yang berarti pelantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk

berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian

pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik.

Istilah media digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan

sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media

pembelajaran.2

Media pendidikan secara pedagogis dan psikologis dapat

memenuhi harapan peserta didik untuk aktif mengikuti dari awal

sampai akhir gerak, latar belakang pokok bahasan yang disampaikan

dan memberikan kesan tersendiri karena dapat makin menambah

bobot sajian yang disampaikan.3

Media pendidikan memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang

dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras)

1

Arif S.Sadiman, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,

(Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,1996) h. 6 2

Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Cet Ke-8, h. 163

3

(23)

yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau

diraba dengan panca indra.

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang

dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu

kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras

yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada

peserta didik.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan

audio.

4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada

proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi

dan interaksi guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

b. Jenis Media Pembelajaran

Ada bermacam-macam media pembelajaran yang

menggunakannya sudah tidak asing lagi penggunaannya dalam

aktivitas pembelajaran. Misalnya, papan tulis sebagai salah satu

media pembelajaran yang sudah sangat populer bagi pendidikan di

Indonesia. Namun, sejalan dengan berbagai perubahan dan

kompleksitas perkembangan kehidupan teknologi modern, semakin

dirasakan media pembelajaran itu menjadi sangat terbatas

kemampuannya. Di sisi lain, ternyata ada sejumlah produk teknologi

yang sangat potensial dimanfaatkan sebagai media pembelajaran

karena memiliki daya tarik tersendiri.

Menurut Heinich, Molenda dan Russel, ada beberapa jenis

media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain: 4

4

(24)

10

1) Media yang tidak dapat diproyeksikan, seperti benda

nyata, replika dan model, kit multimedia, simulator,

bahan cetakan, foto-foto, gambar, chart, poster.

2) Media yang diproyeksikan, seperti OHP, film slide,

gambar proyeksi komputer.

3) Media audio, seperti kaset audio, disk audio.

4) Media video dan film, seperti VCD dan DVD.

5) Komputer

6) Multimedia berbasis komputer.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media

pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan

teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut

maka media diklasifikasikan atas empat kelompok yaitu:

1) Media hasil teknologi cetak

2) Media hasil teknologi audio-visual

3) Media hasil teknologi berbasis komputer

4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang

terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam

benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas dirancang secara

lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip

belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping

menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan

pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan

perorangan peserta didik.5

Fungsi media pembelajaran didasarkan pada medianya dan

didasarkan pada penggunaannya adalah sebagai berikut:6

a) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar

5

Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), h. 40

6

(25)

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber

belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna

keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung,

dan lain-lain.

b) Fungsi semantik

Kemampuan media dalam menambahkan pembendaharaan

kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar

dipahami oleh anak didik (tidak verbalistik)

c) Fungsi manipulatif

Berdasarkan karakteristiknya, media memiliki dua

kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan

mengatasi keterbatasan duniawi.

Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan

dalam proses belajar mengajar, maka terlihat peranannya sebagai

berikut:

1) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari

keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan

2) Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih

lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses

pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media

sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.

3) Media sebagai sumber belajar bagi siswa, media sebagai

bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari

para siswa , baik individual maupun kelompok, kekonkretan

sifat media akan banyak membantu tugas guru dalam

kegiatan belajar mengajar. 7

7

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Strategi Mewujudkan

Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika

(26)

12

d. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media

Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, disamping

memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor

dan kriteria yang perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan sebagai

beikut:

1) Objektivitas, guru tidak boleh memilih suatu media

pengajaran atas dasar kesenangan pribadi, alangkah

baiknya apabila dalam memilih media pengajaran itu guru

meminta pandangan atau saran dari teman sejawat,

dan/atau melibatkan siswa.

2) Program pengajaran, program pengajaran yang akan

disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan

kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun

kedalamannya.

3) Sasaran program, yang dimaksud adalah anak didik yang

akan menerima informasi pengajaran melalui media

pengajaran.

4) Situasi dan kondisi, juga perlu mendapat perhatian dalam

menentukan pilihan media pengajaran baik situasi dan

kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan

digunakan serta situasi dan kondisi anak didiknya.

5) Kualitas teknik, segi teknik media pengajaran yang akan

digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi

syarat atau belum.

6) Keefektifan dan efesiensi penggunaan, keefektifan

berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efesiensi

dengan proses pencapaian hasil tersebut.8

Ketepatan dalam penggunaan media berkaitan dengan

pertanyaan, apakah dalam penggunaan media tersebut informasi

8

(27)

pengajaran dapat diserap oleh anak didik secara optimal dengan

memperhitungkan risiko biaya dan tenaga seefisien mungkin. Boleh

jadi ada media yang dipandang sangat efektif untuk mencapai suatu

tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam

pengadaannya maupun dengan penggunaanya atau sebaliknya. Guru

memiliki fungsi untuk mempertemukan media yang efektif sekaligus

efisien atau sekurang-kurangnya menekan jarak diantara keduanya.9

2. Pembelajaran Berbasis Komputer

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer

Kemajuan teknologi komputer sejak muncul pada tahun 1950-an

hingga tahun 1960-an sangat lamban. Ruangan besar dan jumlah orang

yang cukup banyak diperlukan untuk menjalankan komputer pada masa

itu. Namun sejak tahun 1975 berubah secara dramatis. Di samping

digunakan untuk keperluan adminstrasi dan pengembangan usaha pada

perusahaan besar maupun kecil, komputer pun mendapat tempat di

sekolah-sekolah.

Salah satu pemanfaatan teknologi canggih saat ini adalah komputer.

Dalam meningkatkan mutu secara garis besar komputer dimanfaatkan

dalam dua macam penerapan, yaitu bentuk pembelajaran dengan bantuan

komputer (Computer Assisted Instruction-CAI) dan pembelajaran berbasis

komputer (Computer Based Instruction-CBI). Pada CAI, Perangkat lunak

yang digunakan berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran,

sementara dalam pembelajaran berbasis komputer atau CBI, komputer

digunakan sebagai perangkat sistem pembelajaran bahkan sistem

pembelajaraan dilaksanakan secara individu (Individual learning) dan

menerapkan prinsip belajar tuntas (Mastery Learning).10

Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang

menggunakan komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini

9

Pupuh fathurrohman,.. h. 70 10

(28)

14

bahan ajar disajikan melalui media komputer sehingga proses belajar

mengajar menjadi lebih menarik dan menantang bagi siswa. Dengan

rancangan pembelajaran komputer yang bersifat interaktif, akan mampu

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.11 Pembelajaran berbasis

komputer menurut Hick & Hyde adalah a teaching process directly

involving a computer in the presentation of instructional matenals in an

interactive mode to provide and control the individualized learning

environment for each individual student. Dalam definisi tersebut, dengan

pembelajaran berbasis komputer siswa akan berinteraksi dan berhadapan

secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang

dialami oleh seorang siswa akan berbeda dengan apa yang dialami oleh

siswa lain. Salah satu ciri yang paling menarik dari pembelajaran berbasis

komputer terletak pada kemampuan berinteraksi secara langsung dengan

siswa.12

Media pembelajaran berbasis komputer penekanannya terletak pada

upaya yang berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas belajar dan

mengajar sebagai interaksi kognitif antara siswa, materi pelajaran, dan

instruktur dalam hal ini komputer yang telah diprogram. Sistem-sistem

komputer yang dapat menyampaikan pembelajaran secara langsung

kepada siswa melalui cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang

diprogramkan kepada sistem, dan inilah yang disebut pengajaran dengan

bantuan komputer.13

Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran

dengan menggunakan software berupa program komputer yang berisi

bahan-bahan pembelajaran meliputi judul, tujuan, materi pembelajaran,

evaluasi pembelajaran dan lain-lain sehingga mudah dipelajari dan

dipahami siswa. Dalam pembelajaran berbasis komputer, secara utuh sejak

11

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjanuan Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 203

12

Ibid, h. 204

13

(29)

awal hingga akhir, siswa berinteraksi langsung dengan sistem komputer

yang sengaja dirancang oleh guru, sehingga kontrol pembelajaran

sepenuhnya ada di tangan siswa.14

b. Model Pembelajaran Berbasis Komputer

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penggunaan komputer

sebagai media pengajaran dikenal dengan nama pengajaran dengan

bantuan komputer (Computer-Assisted Instruction- CAI, atau Computer

Assisted Learning-CAL). Dilihat dari situasi belajar dimana komputer

digunakan untuk tujuan penyajikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk

tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan.15

1) Tutorial, program pengajaran tutorial dengan bantuan komputer

meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur.

Informasi atau pesan berupa suatu konsep yang disajikan di

layar komputer dengan teks, gambar atau grafik.

2) Drill and practice (latihan), latihan untuk mempermahir

keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep, komputer

menyiapkan serangkaian soal atau pertanyaan yang serupa

dengan yang biasa ditemukan dalam buku/ lembaran kerja

workbook.16

3) Simulasi, program simulasi dengan bantuan komputer mencoba

untuk menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata,

misalnya siswa menggunakan komputer untuk mensimulasikan

menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau

memanipulasi pengendalian pembangkitan listrik tenaga

nuklir.17

4) Permainan instruksional, program permainan yang dirancang

dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan

14

Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta, 2013), h.98

15

Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta:Raja Grafindo, 1997), h.157 16

Ibid, h.159

17

(30)

16

pengetahuan dan keterampilanya. Permaianan instruksional

yang berhasil menggabungkan aksi-aksi permainan video dan

keterampilan penggunaan papan ketik pada komputer.18

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran Berbasis Komputer Mempunyai prinsip-prinsip

sebagai berikut:19

1) Berorientasi pada Tujuan Pembelajaran

Dalam pengembangan model pembelajaran berbasis

komputer baik itu drill, tutorial, simulasi, maupun games harus

berorientasi pada tujuan pembelajaran meliputi standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai pada setiap

kegiatan pembelajaran.

2) Berorientasi pada Pembelajaran Individual.

Dalam pelaksanaanya bembelajaran berbasis komputer

dilakukan secara individual oleh masing-masing siswa

dilabolatorium komputer. Hal ini sangat memberikan keleluasan

pada siswa untu mengguanakan waktu sesuai kebutuhan dan

kemampuannya. Bagi siswa yang memiliki kemampuan akan cepat

selesai dalam mempelajari materi pelajaran, begitupula bagi siswa

yang kurang memiliki kemampuan akan lambat dalam memahami

materi pelajaran, namun semua itu difasilitasi oleh pembelajaran

berbasis komputer karena bersifat individual.

3) Berorientasi pada Pembelajaran Mandiri

Pembelajaran berbasis komputer bersifat individual sehingga

menuntut pembelajaran secara mandiri. Dalam pelaksanaan

pembelajaran berbasis komputer dilakukan secara mandiri, dimana

guru hanya berperan sebagai fasilitator, semua pengalaman belajar

dikemas dalam program pembelajaran bebasis komputer dan siswa

(31)

mengerjakannya secara mandiri di laboratorium komputer, atau

bahkan di rumah sekalipun bila merasa belum puas di sekolah.

4) Berorientasi pada Pembelajaran Tuntas

Keunggulan pembelajaran berbasis komputer adalah

penerapan prinsip belajar tuntas atau mastery learning. Dalam

pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer semua siswa harus

dapat menyelesaikan semua pengalaman belajar yang dikemas dalam

program pembelajaran berbasis komputer. Bila siswa salah dalam

mengerjakan soal-soal latihan, maka komputer akan memberikan

feedback, bahwa jawaban salah, sehingga siswa harus kembali pada

uraian materi yang belum dipahaminya, setelah itu siswa dapat

kembali ke soal latihan tadi untuk dikerjakan dengan benar.

d. Tahapan Proses Program Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembuatan program pembelajaran berbasis komputer terlebih

dahulu harus memperhatikan beberapa hal yaitu membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran dan pembuatan garis besar isi media

pembelajaran berbasis komputer yang meliputi: pendahuluan, tujuan

(SK-KD-Indikator), pengalaman belajar/materi, dan treatment.20

Proses produksi program pembelajaran berbasis komputer harus

memerhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut:21

1) Pendahuluan (introduction), meliputi: judul program, tujuan

penelitian, petunjuk, simulasi prioritas pengetahuan, dan inisial

control siswa.

2) Penyajian informasi (presentation of information), meliputi:

model penyajian atau presentasi, panjang teks penyajian, grafik

dan animasi, warna dan penggunaannya.

3) Pertanyaan dan jawaban (question of resposes)

4) Penilaian respon (judging of response)

20

Ibid, h.125

21

(32)

18

5) Pemberian balikan respon (providing, feedback about

responses)

6) Pengulangan (remediation)

7) Segmen pengaturan pelajaran (sequencing lesson segmen)

8) Penutup (closing)

e. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran berbasis komputer mempunyai kelebihan

dibandingkan dengan jenis perangkat lunak lain untuk pembelajaran yang

mengakomodasikan keragaman karakteristik siswa. Keuntungan yang

diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer, yaitu sebagai berikut: 22

1) Memberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah

secara individual.

2) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi.

3) Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan

beragam.

4) Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

5) Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar

dengan baik.

6) Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap

materi yang disajikan.

7) Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi

yang disajikan mudah dipahami oleh siswa.

8) Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret, retensi

siswa meningkat.

9) Memberi umpan balik secara langsung.

10)Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran.

11)Siswa dapat melakukan evaluasi diri.

Disamping memiliki sejumlah kelebihan, komputer sebagai sarana

komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan

22

(33)

pertama adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program

komputer dan memerlukan waktu banyak dan juga para ahli, terutama

yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Disamping itu,

pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi

perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan

biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu, pertimbangan biaya dan manfaat

(cost benefit analysis) perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk

menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan. 23

f. Program Flash

Media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash

dibuat dengan menggunakan Adobe Flash CS3. Adobe Flash CS3 adalah

sebuah program/software yang ditujukan kepada para desainer maupun

programmer yang bermaksud merancang animasi guna ditujukan pada

pembuatan halaman web, presentasi untuk tujuan bisnis maupun proses

pembelajaran hingga pembuatan games yang interaktif serta tujuan-tujuan

lain yang lebih spesifik.24 Untuk maksud tersebut Flash dilengkapi dengan

tool-tool (alat-alat) untuk membuat gambar yang kemudian akan dibuat

animasinya. Flash merupakan software yang memiliki kemampuan

menggambar sekaligus menganimasikannya, serta mudah dipelajari. Flash

tidak hanya digunakan dalam pembuatan animasi, tetapi pada zaman

sekarang ini flash juga banyak digunakan untuk keperluan lainnya seperti

dalam pembuatan game, presentasi, membangun web, animasi

pembelajaran, bahkan juga dalam pembuatan film.

Animasi yang dihasilkan flash adalah animasi berupa file movie.

Movie yang dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang

dimaksud disini adalah grafik yang berbasis vektor, sehingga saat diakses

melalui internet, animasi akan ditampilkan lebih cepat dan terlihat halus.

23

Rusman,op cit..h.191

24

(34)

20

Selain itu flash juga memiliki kemampuan untuk mengimpor file suara,

video maupun file gambar dari aplikasi lain.25

Flash adalah program grafis yang diproduksi oleh Macromedia

corp, yaitu sebuah vendor software yang bergerak dibidang animasi web.

Macromedia Flash pertama kali diproduksi pada tahun 1996. Macromedia

flash telah diproduksi dalam beberapa versi. Versi terakhir dari

Macromedia Flash adalah Macromedia flash 8.26

3. Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat

dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan: ”learning is the process by wich an activity originates or changed through training

procedurs (wether in the laboratory or in the natural environment) as

distinguished from changes by factors not atributable to training.” Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau

prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam

lingkungan alamiah.27

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar

terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian

belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.28

Menurut Gadne dalam Ratna, Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), h.15

28

(35)

proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman.29

Menurut pandangan tradisional, belajar adalah usaha memperoleh

sejumlah ilmu pengerahuan.30 Sedangkan belajar menurut pandangan

modern yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah

laku berkat interaksi dengan lingkungan.31

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara

psikologis maupun fisiologis. Aktivitas psikologis yaitu aktivitas yang

merupakan proses mental, misalnya seperti aktivitas berfikir, memahami,

menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan,

mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas

fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik,

misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik,

membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya.32

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi

dapat menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor

intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar

sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.33

1) Faktor-faktor Intern

Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri siswa

meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.

Aspek fisiologis mencakup kondisi umum jasmani dan tonus

(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ

tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan untuk aspek

29

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011) h.2 30

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h.27 31

(36)

22

psikologis siswa merupakan faktor rohani yang didalamnya

mencakup intelgensi, sikap, minat, dan motivasi yang dapat

mempengaruhi belajar siswa.

2) Faktor-faktor Ekstern

Faktor eksternal merupakan faktor dari luar siswa. Adapun

faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar siswa terdiri dari

dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan

nonsosial. Dimana yang termasuk kedalam lingkungan sosial siswa

adalah guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekolah.

Selain itu masyarakat dan tetangga juga teman-teman bermain

siswa di sekitar perkampungsn siswa tersebut. Adapun lingkungan

sosial yang sangat mempengaruhi kegiatan belajar adalah orangtua

dan keluarga siswa itu sendiri.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh

siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Gagne

mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusiadapat

dibagi menjadi 5 kategori yang disebut ”the domains of learning” yaitu: keterampilan motoris (motor skill), informasi verbal,

kemampuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap.34

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan konsep memiliki

tujuan dalam mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar

keilmuan (content objectives). Konsep dasar keilmuan (content

objectives) ini dapat berupa materi-materi esensial sebagai konsep

kunci dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan

tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas.35

Perumusan aspek-aspek kemampuan yang menggambarkan

output peserta didik yang dihasilkan dari proses pembelajaran dapat

digolongkan ke dalam tiga klasifikasi berdasarkan taksonomi Bloom.

34

Ibid, h.14

35

(37)

Bloom menamakan cara mengklasifikasi itu dengan “the taxonomy of

education objectives”. Menurut Bloom tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:36

1) Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi

perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti

pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2) Affective Domain (Ranah Afektif,) berisi perilaku-perilaku

yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat,

sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi

perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti

menulis, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Menurut Bloom ranah kognitif menggolongkan dan

mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang

diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahapkemampuan

yang harus siswa kuasai, sehingga dapat menunjukan kemampuan

mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke

dalam perbuatan.37

Salah satu aspek penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar

adalah pada ranah kognitif. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang

labih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif

terdapat enam jenjang proses berpikir yang disebut dengan Taksonomi

Bloom yang direvisi oleh oleh Rin W. Anderson dan David R.

Krathwohl. Adapun taksonomi bloom ini antara lain:

1) Mengingat (Remember)

Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan

kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.38

(38)

24

2) Memahaman (Understand)

Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti

informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan,

diagram, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal

kedalam rumusan matematis atau sebaliknya, meramalkan

berdasarkan kecenderungan tertentu (ekstrapolasi interpolasi), serta

mengungkapkan suatu konse atau prinsip dengan kata-kata sendiri.

3) Menerapan (application)

Yang termasuk jenjang penerapan ialah kemampuan

menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajariya pada

situasi baru atau pada situasi konkrit.39

4) Menganalisis (analysis)

Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu

informasi yang dihadapi menjadi komonen-komponennya sehingga

struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi

tersebut menjadi jalas.

5) Mengevaluasi (evaluation)

Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk

mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan,

berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.40

6) Menciptakan (Create)

Satu tingkat di atas evaluasi, seseorang di tingkat Create

akan mampu membuat struktur atau pola dari sebuah skenario yang

sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau

informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang

dibutuhkan.

39

Ibid, h.16 40

(39)

4. Senyawa Hidrokarbon

Hidrokarbon merupakan senyawa yang terbentuk dari atom

hidrogen dan karbon. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbon,

maka senyawa hidrokarbon dapat dibedakan menjadi hidrokarbon

jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.

Pada senyawa hidrokarbon jenuh, seluruh iaktan antara

atom-atom karbon merupakan ikatan kovalen tunggal. Senyawa dengan

jenis ikatan seperti ini disebut juga senyawa alkana. Senyawa

hidrokarbon tak jenuh dapat berupa senyawa dengan satu iakta

rangkap (senyawa alkena), dua ikatan rangkap (senyawa alkadiena)

atau berupa senyawa iaktan ragkap tiga (senyawa alkuna).41

1) Alkana

Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu

hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya

merupakan ikatan tunggal. Alkana memiliki ruus umum: CnH2n+2.

Alkana memiliki deret homolog (sepancaran) yaitu deret

senyawa yang mempunyai rumus umum sama, gugus sama, sifat

kimia yang sama, sifat fisika meningkat, dan setiap suku berselisih

CH2.42

41

Priscilla Retnowati, seribu ena kimia untuk SMA/MA Kelas X. (Jakarta: Erlangga.2008) h.90

42

(40)

26

alkil (CnH2n+1 = R) cabang adalah gugus yang terjadi jika

alkana kehilangan satu atom H. Nama alkil sama dengan nama alkana

dengan mengganti akhiran –ana dengan –il.43

a) Tata nama alkana

Tata nama alkana menurut IUPAC (international Union of Pure

and Applied Chemistry) sebagai berikut: 44

1. Rantai terpanjang adalah rantai induk dan beri nama sesuai

dengan panjang rantai (jumlah atom C pada rantai induk)

2. Cabangnya diberi nama alkil

3. Beri Penomoran pada rantai induk, penomoran dimulai dari

atom C yang paling dekat dengan alkil.

4. Jika tedapat dua atau lebih cabang yan sejenis maka

ditambahkan 2=di, 3=tri, 4=tetra, dst.

5. cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan uruta

abjad dari huruf awal cabang tersebut.

43

Susi Hasibuan, pelita penuntun belajar kreatif kimia.(Bogor: Arya duta.2010).h..39 44

Muchtaridi, dkk. Kimia 1 SMA Kelas X, (Jakarta: Ghalia, 2009), h. 191

SUKU KE- RUMUS MOLEKUL NAMA ALKANA

1 CH

(41)

6. Urutan nama alkana = nomor cabang- nama cabang – rantai

induk.

Contoh :

Nama alkana : 3 – metil – heksana

b) Keisomeran pada alkana.

Isomer ialah peristiwa di mana senyawa-senyawa karbon

mempunyai molekul (jumlah atom C) sama, tetapi berbeda

rumus struktur. Alkana hanya mepunyai isomer kerangka. Isomer

kerangka adalah kelompok senyawa yang memiliki Mr sama

tetapi berbeda kerangka karbonnya.45

Contoh:

C5H12 (Pentana) mempunyai tiga isomer.

45

Susi Hasibuan, op cit h..40

n- pentana

2- metil- butana

(42)

28

2) Alkena

Alkena merupakan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang

berikatan rangkap dua ( -C = C- ). Senyawa dengan dua ikatan

rangkap disebut alkadiena, sedangkan senyawa dengan tiga ikatan

rangkap disebut alkatriena dan seterusnya. Rumus umum alkena

yaitu CnH2n.46

Alkena mengikat lebih sedikit atom H jika dibandingkan

dengan alkana. Kekurangan atom H ini disebabkan pembentuan

ikatan rangkap atom karbon memerlukan dua elektron yang lebih

banyak dari pada pembentukan ikatan tunggal.

Tabel 2.2: Deret Homolog Alkena

SUKU KE-

RUMUS MOLEKUL NAMA ALKENA

1 C

Pure and Applied Chemistry) sebagai berikut:47

46

Ibid, h. 41

47

(43)

1) Rantai terpanjang adalah rantai induk yang mengandung

ikatan rangkap.

2) Rantai induk diberi nama alkena sesuai jumlai atom C

dengan diberi akhiran -ENA

3) Beri Penomoran pada rantai induk, penomoran dimulai dari

atom C yang paling dekat dengan IKATAN RANGKAP.

4) Posisi ikatan rangkap ditunjukan dengan awalan angka di

depan rantai induk.

5) Penulisan cabang sama seperti pada alkana.

6) Urutan nama alkena = nomor cabang - nama cabang –

nomor ikatan rangkap – rantai induk.

Contoh:

Nama Alkena : 4 – metil – 2 – heksena

b. Keisomeran alkena

Seperti halnya pada alkana, alkena juga memiliki isomer

kerangka. Selain itu, isomer kerangka pada alkena harus

memiliki nomor ikatan rangkap yang sama.48

Contoh: isomer pada C5H10

Selain isomer kerangka alkena juga dapat membentuk

isomer posisi dan isomer geometri. Isomer posisi adalah

48

(44)

30

kelompok senyawa isomer yang disebabkan oleh perbedaan

posisi ikatan rangkap pada rantai karbon.

Contoh:

Isomer geometri pada alkena adalah kelompok senyawa

isomer yang disebabkan oleh perbedaan letak geometris dari

gugus yang terikat pada atom C yang berikatan rangkap.

Contoh:

3) Alkuna

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh

yang memiliki satu ikatan rangkap tiga. Alkuna lebih tidak jenuh

dibandingkan dengan alkena. Kekurangan pada alkuna disebabkan

adanya empat elktron yang digunakan pada alkana untuk mengikat

hidrogen, tetapi pada alkuna digunakan untuk membentuk ikatan

rangkap tiga. alkuna mempunyai rumus CnH2n-2. 49

49

(45)

Tabel 2.3: deret homolog alkuna

SUKU KE-

RUMUS MOLEKUL NAMA ALKENA

1 C

Pure and Applied Chemistry) sebagai berikut:50

1) Rantai terpanjang adalah rantai induk yang mengandung ikatan

rangkap.

2) Rantai induk diberi nama alkena sesuai jumlai atom C dengan

diberi akhiran -UNA

3) Beri Penomoran pada rantai induk, penomoran dimulai dari

atom C yang paling dekat dengan IKATAN RANGKAP.

4) Posisi ikatan rangkap ditunjukan dengan awalan angka di depan

rantai induk.

5) Penulisan cabang sama seperti pada alkana.

6) Urutan nama alkena = nomor cabang - nama cabang – nomor

ikatan rangkap – rantai induk.

50

(46)

32

Contoh:

Nama Alkuna : 4 – metil – 2 – heksuna

b. Keisomeran alkuna

Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka

dan keisomeran posisi. Pada alkuna tidak terdapat keisomeran

geometris. 51

B. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Tri Prasetya,dkk. Dengan

judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran

Berbasis Komputer Dengan Pendekatan Chemo-Edutainment

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”, menyimpulkan bahwa

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan media

pembelajaran berbasis komputer dengan pendekatan

Chemo-Edutainment (CET) berpengaruh positif terhadap hasil belajar

kimia pokok materi termokimia. Besarnya pengaruh positif

penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan

pendekatan Chemo-Edutainment terhadap hasil belajar kimia siswa

adalah sebesar 45.70%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lilis Eka Siswanti dengan judul

skripsi “Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis

Komputer Menggunakan Video Compact Dist (VCD) Interaktif

Terhadap Pemahaman Konsep Luas Dan Volume Bangun Ruang

Sisi Datar”, menyimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan

51

(47)

menggunakan media vcd berbasis komputer interaktif lebih tinggi

secara signifikan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Fuadi Aziz dengan judul skripsi

“Penggunaan Multimedia Berbasis Komputer Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas IX di SMPN 2

Temon Kulon Progo”, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan multimedia berbentuk flash dapat meningkatkan motivasi siswa

yang ditandai dengan keaktifan dan perhatian siswa terhadap

penjelasan guru.

4. Penelitian yang dilakukan oleh I Gde Wawan Sudathadengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Untuk

Optimalisasi Hasil Belajar”. menyimpulkan bahwa Media pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran IPS kelas VII

dikembangkan melalui tahap-tahap: 1)analisis; 2)desain;

3)pengembangan produk; 4)implementasi; dan 5)evaluasi. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata

skor pre-testsebesar 34,40 dari 25 siswa pada uji coba lapangan,

dengan 19 siswa (76%) telah mencapaiketuntasan belajar. Dengan

demikian media pembelajaran yang dikembangkan

mampumeningkatkan hasil belajar.

C. Kerangka Berpikir.

Kimia sebagai ilmu yang terdiri konsep-konsep dan teori-teori

yang membutuhkan pemahaman mendalam. Maka penggunaan media

sangat bermanfaat untuk memudahkan siswa memahami pelajaran.

Namun pada prakteknya masih banyak sekolah atau guru yang tidak

memanfaatken secara maksimal peran media dalam proses pembelajaran.

Penguasaan kimia sejak dini sangat diperlukan, karena mempunyai

Gambar

Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol...................................................................
gambar proyeksi komputer.
Tabel 2.1: Deret Homolog Alkana.
Tabel 2.2: Deret Homolog Alkena
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di bagian lain, Hargreaves dan Lorna Earl (2002) memaparkan hasil penelitiannya bahwa: (1) guru lebih senang menggunakan penilaian otentik karena soal yang digunakan tidak

Temporal variation of ChlZeu, ChlWC, TWC, and N as measured in the early morning in (A) Inner Murchison Bay, (B) Fielding Bay, and (C) Napoleon Gulf. For ChlZeu and ChlWC,

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir.. ini dengan mengambil judul “ Pelabuhan Niaga Internasional di Tegal “ dengan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi guru, terutama guru BP dalam menghadapi kasus yang berkaitan dengan kecemasan siswa

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Delingan Kecamatan

Hasil identifikasi golongan senyawa kimia menggunakan beberapa pereaksi semprot menunjukkan bahwa fraksi polar ekstrak etanol kulit batang sirsak (Annona muricata L.)

pada rumput ornamental Zoysia japonica menunjukkan jenis spora yang sama yang ditemui hampir disetiap lokasi penelitian. Namun, populasi spora CMA berbeda-beda yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (a) pengaruh langsung gaya kepemimpinan atasan terhadap kinerja kepala sekolah, (b) pengaruh