• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perapisan Beberapa Galur Kedelai (Glycine Max L. Merr) Toleran Cekaman Alumunium Dan Kekeringan Serta Tanggap Terhadap Mirkoriza Verkular Arbuskular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perapisan Beberapa Galur Kedelai (Glycine Max L. Merr) Toleran Cekaman Alumunium Dan Kekeringan Serta Tanggap Terhadap Mirkoriza Verkular Arbuskular"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ABSTRAK

CHAIRANI RANUM. Penapisan Beberapa Galur Kedelai

(Glycine max

L.

Merr.)

Toleran Cekaman

Aluminium dan Kekeringan serta Tanggap terhadap Mikoriza

VesikuIar Arbuskular. Di bawah bimbingan WAHJU QAMARA MUGNISJAH

sebagai ketua, SUDIRMAN YAHYA, DIDY SOPANDIE, KOMARUDDIN IDRIS,

dan ASMARLAILI SAHAR HANAFIAH sebagai anggota.

Penelitian ini dilaksanakan untuk menyeleksi kedelai yang toleran terhadap

cekaman AI dan kekeringan serta tanggapnya terhadap pemberian mikoriza vesikular

arbuskular (MYA), yang bertempat di Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian

Bogor, mulai bulan Februari 2003 sampai Februari 2004.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak Iengkap (RAL) yang terdiri

dari

tiga percobaan, yaitu (I) uji hayati akar, (2) evaluasi kedelai toleran dan peka

cekaman AI dan kekeringan, dan (3) tanggap kedelai toleran dan peka terhadap

inokulasi MYA.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa genotipe yang toleran cekaman

ganda Al dan kekeringan adalah Moket, Malabar, Wilis, Sindoro, B.3799, dan

Slamet, sedangkan genotipe Dieng, Sinyonya, 8.3780, Sicinang, B.3578, Ceneng,

Epyek, MLG.3072, dan Tidar termasuk yang peka.

Peningkatan toleransi kedelai terhadap cekaman Al dan kekeringan sejalan

dengan peningkatan panjang akar, bobot kering akar, bobot kering tajuk, peningkatan

prolina daun, serta perbaikan status hara N, P, dan Ca. Pertumbuhan tajuk Wilis dan

Sinyonya mampu beradaptasi dengan cekamankekeringan, akan tetapi tidak satupun

dari enam genotipe yang mampu beradaptasi terhadap cekaman Al dan cekaman

ganda Al dan kekeringan. Perakaran Wilis, Sinyonya dan Lumut mampu beradaptasi

dengan cekaman kekeringan, tetapi hanya Wilis yang mampu beradaptasi dengan

cekaman AI,dan cekaman ganda Al dan kekeringan. Terdapat hanya satu

dari

tiga

genotipe yang toleran hasil uji hayati akar yaitu Wilis yang konsisten toleran pada

evaluasi di rumah kaca.

Simbiosis dengan MYA meningkatkan

kemampuan adaptasi tanaman

terhadap cekaman Al dan kekeringan yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya

bobot kering akar, bobot kering tajuk, kandungan hara N, P, dan Ca, dan serapan P,

tetapi tidak meningkatkan produksi biji kering. Peranan MYA dalam meningkatkan

adaptasi lebih besar pada perlakuan cekaman AI berat (indeks kejenuhan Al 75%) dan .

kekeringan (kadar air tanah 40% KL). Wilis memiliki adaptasi yang tinggi terhadap

cekaman AI dan kekeringan serta tanggap yang Iebih baik

terhadap MYA jika

dibandingkan dengan genotipe Iainnya.

Kala kunci: kedelai, toleran, AI, kekeringan, MVA

(4)

ABSTRACT

CHAIRANI HANUM. Screening of Soybean Genotypes Tolerance to Aluminum

Toxicity and Drought Stress, and Their Responses

to Vesicular-Arbuscular

Mycorrhizal Fungi. Under supervision ofWAlUU QAMARA MUGNISJAH as the

chairman, SUDIRMAN YAHYA, OlDY SOPANDIE, KOMARUDDIN IDRIS, and

ASMARLAILI SAHAR HANAFIAH as members of the advisory committee.

Study was conducted at Cikabayan Experimental

Station of Bogor

Agricultural University from February 2003 to February 2004. The objective of the

study were to screen soybean genotypes tolerance to AI toxicity and drought stress,

and explore its responses to vesicular-arbuscular mycorrhizal (VAM) fungi. Three

studies, namely 1) root bio-assay, 2) evaluation of soybean genotypes tolerance to AI

toxicity and drought stress, and 3) testing of soybean responses to VAM fungi

inoculation, were conducted and arranged on randomized complete design.

Results of the study show that Moket, B.3799, Malabar, Wilis, Sindoro, and

Siamet were classified as tolerant genotypes, while Dieng, Sinyonya, B.3780,

Sicinang; B.3578, Ceneng, Epyek, MLG.30n, and Tidar were susceptible to Al

toxicity and drought stress.

Increasing of soybean tolerance to AI toxicity and drought stress were

characterized by increasing of root length, root

dry

weight, shoot

dry

weight, proline

level, and N, P, and Ca status of plant tissue. The response of shoot growth indicates

that Wilis and Sinyonya were adaptive to AI and drought stresses. but none of six

genotype was adaptive to AI and drought stresses. The roots of Wilis, Sinyonya, and

Lumut were able to growth on drought stresses condition, however, only Wilis which

was also adaptive to single AI, and double AI and drought stress condition. According

to root bioassay on green house only Wilis of those three genotypes which was

consistenly performing tolerant response.

Symbioses of soybean with VAM fungi increased soybean adaptability to Al

toxicity and drought stress as shown by increasing level of root dry-weight, N, P, and

Ca status, and P uptake, but did not increase yield. The greatest effect of VAM

occurred at the heavy stress of 75% AI saturation index and soil water content of 40%

field capacity. Wilis was the most adapted genotype to Al toxicity and drought stress,

and the most responses genotype to VAM fungi among soybean genotypes tested.

Key words: Soybean, tolerance, AI, drought, VAM

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)
(178)
(179)
(180)
(181)
(182)
(183)
(184)
(185)
(186)
(187)
(188)
(189)
(190)
(191)
(192)
(193)
(194)
(195)

Referensi

Dokumen terkait

(Gumanti, 2011:149) mendefinisikan risiko sistematis sebagai risiko yang secara langsung terkait dengan pergerakan keseluruhan di dalam pasar atau ekonomi, sedangkan risiko

“ SINGLE PARENTHOOD REFLECTED IN DANIELLE STEEL’S WINNERS ( 2013 ) NOVEL : AN INDIVIDUAL PSYCHOLOGICAL APPROACH.” To achieve the purpose of the study, the researcher analyzes

Peristiwa ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan kelangkaan sumber energi pada masa yang akan.. datang.oleh karena itu,perlu dilakukan penghematan dalam penggunaannya

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul, “SUBSTITUSI ISOLAT PROTEIN KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) SEBAGAI PENGGANTI KUNING TELUR PADA

Berdasarkan Hasil Penetapan Pemenang Nomor : 879 /Pokja ULP/APBK/BMCK/2015 tanggal 03 September 2015, Pokja ULP Kabupaten Aceh Tenggara Dinas Bina Marga dan Cipta Karya

Namun demikian meskipun pemerintah juga telah menyelenggarakan program pendanaan dengan satuan pendidikan sebagai basis, yaitu program Bantuan Operasional Sekolah (BOS),

Berdiskusi untuk mengetahui perubahan persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan ringan yang dapat diobati dengan tanaman obat yang sudah

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari ke empat bank BUMN yang paling baik kinerjanya adalah Bank BRI dan yang paling buruk kinerjanya adalah Bank BTN baik dilihat