• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

OLI PELUMAS MOTOR PERTAMINA ENDURO 4T PADA PELANGGAN BENGKEL AHASS 01158

JOHOR SERVICES MEDAN

OLEH

M. ZEIN FAISAL

130521088

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015

Peneliti

(3)

Abstrak

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158

Johor Services Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan yang menggunakan Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T, dengan jumlah sampel sebanyak 92 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Probability Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brand loyalty secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand assosiation dan brand loyalty yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel brand assosiation dan brand loyalty. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,374 yang berarti 37,4% faktor-faktor keputusan pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T pada pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brand loyalty sedangkan sisanya sebesar 62,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

(4)

Abstract

The Effect Brand Equity to Purchasing Decisions Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in Workshop Customer AHASS 01158

Medan Johor Services

The purpose of this study was to determine the brand awareness, brand assosiation, perceived quality, and brand loyalty purchasing decisions Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services.

This research is associative . The population in this study was Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services who uses Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in AHASS 01158 Medan Johor Services with a total sample of 92 respondents whom were taken using probability sampling technique. The collection of primary data using questionnaires and secondary data collection using literature. Testing this hypothesis using multiple regression analysis with a significance value of α = 5 % ( 0.05 ).

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat

dan Karunia-Nya yang selalu menyertai Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu

Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun

untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati,

Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari

Orangtua tercinta H. Syamsuddin dan Nursiah serta seluruh keluarga yang

selama ini mendukung perkuliahan hingga penelitian skripsi ini selesai. Dalam

kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Isfenty Sadalia, S.E., M.E. dan Dra. Marhayanie, M.Si. selaku Ketua dan

Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

3. Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. dan Dra. Friska Sipayung, M.Si. selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Bebby Karina Fawzeea, S.E., MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah

(6)

Arlina Nurbaity, S.E., MBA. selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

6. Sahabat-sahabat penulis Gheby, Emir, Trianita, Dany, Prily, Nazlila, Ojik,

Elfina Sari, Ajeng dll yang telah memberikan dukungan, do’a dan semangat

kepada penulis.

7. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, khususnya kepada teman-teman Jurusan S1-

Manajemen Ekstensi 2013 yang telah memberikan semangat, harapan dan

motivasi yang besar terhadap peneliti sampai selesainya skripsi ini.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis

dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal

dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini

masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa

yang akan datang.

Medan, Agustus 2015

Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFATR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTARGAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Merek ... 10

2.1.1 Pengertian Merek (Brand) ... 10

2.1.2 Manfaat Merek (Brand) ... 11

2.1.3 Defenisis Ekuitas Merek (Brand Equity) ... 12

2.1.4 Brand Awareness ... 15

2.1.5 Brand Association ... 16

2.1.6 Perceived Quality ... 18

2.1.7 Brand Loyalty ... 20

2.1.8 Pengukuran Brand Equity... 21

2.2 Prilaku Konsumen... 22

2.2.1 Pengertian Prilaku Konsumen ... 22

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen ... 22

2.2.3 Pengertian Keputusan Pembelian ... 26

2.5 Penelitian Terdahulu ... 29

2.7 Kerangka Konseptual ... 32

2.8 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Batasan Operasional ... 36

3.4 Defenisi Operasional ... 36

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 40

3.6 Populasi dan Sampel ... 40

3.6.1 Populasi ... 40

(8)

3.7 Jenis Data Penelitian ... 42

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

3.9.1 Uji Validitas ... 43

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.10 Uji Asumsi Klasik ... 46

3.10.1 Uji Normalitas ... 46

3.10.2 Heterokedastisitas ... 47

3.10.3 Multikolinearitas ... 47

3.11 Teknik Analisis Data ... 47

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif ... 47

3.11.2 Uji Analisis Linear Berganda ... 48

3.12 Uji Hipotesis ... 48

3.12.1 Menghitung koefisien secara individu (Uji thitung ) ... 48

3.12.2 Menghitung koefisien secara simultan (Uji Fhitung) ... 49

3.12.3 Menguji koefisien determasi (R²) ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 50

4.1.1 Sejarah PT. Pertamina, Tbk ... 50

4.2 Analiis Data ... 52

4.2.1 Analisis Data Deskriptif ... 52

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 52

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 54

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 61

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 61

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 64

4.2.2.3 Uji Multikolinearitas ... 66

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 67

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 71

4.2.4.1 Uji Signifikan secara Parsial (Uji t) ... 71

4.2.4.2 Uji Signifikan secara Simultan (Uji F) ... 73

4.2.4.3 Identifikasi Koefisien Determinan (R2) ... 74

4.3 Pembahasan ... 76

4.3.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 76

4.3.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden ... 76

4.3.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 77

4.3.2 Hasil Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Top Brand Indeks Minyak Pelimas Motor

Tahun 2013 - 2015 ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 38

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 40

Tabel 3.3 Uji Validitas ... 44

Tabel 3.4 Uji Realibilitas ... 46

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 53

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 53

Tabel 4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Brand Awareness (X1)... 55

Tabel 4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Brand Association (X2) ... 56

Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Perceived Quality (X3) ... 57

Tabel 4.7 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Brand Loyalty (X4) ... 58

Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y) ... 59

Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 64

Tabel 4.10 Uji Glejser ... 66

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 67

Tabel 4.12 Variabels Entered ... 68

Tabel 4.13 Coefficients ... 68

Tabel 4.14 Hasil Uji t ... 71

Tabel 4.15 Hasil Uji F ... 74

(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Koseptual ... 33

Gambar 4.1 Histogram ... 62

Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual... 63

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisoner Penelitian ... 87

2 Uji Validitas Pertama ... 90

3 Uji Validitas Kedua ... 91

4 Tabulasi Jawaban Responden ... 92

(12)

Abstrak

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158

Johor Services Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan yang menggunakan Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T, dengan jumlah sampel sebanyak 92 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Probability Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brand loyalty secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand assosiation dan brand loyalty yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel brand assosiation dan brand loyalty. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,374 yang berarti 37,4% faktor-faktor keputusan pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T pada pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brand loyalty sedangkan sisanya sebesar 62,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

(13)

Abstract

The Effect Brand Equity to Purchasing Decisions Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in Workshop Customer AHASS 01158

Medan Johor Services

The purpose of this study was to determine the brand awareness, brand assosiation, perceived quality, and brand loyalty purchasing decisions Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services.

This research is associative . The population in this study was Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services who uses Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in AHASS 01158 Medan Johor Services with a total sample of 92 respondents whom were taken using probability sampling technique. The collection of primary data using questionnaires and secondary data collection using literature. Testing this hypothesis using multiple regression analysis with a significance value of α = 5 % ( 0.05 ).

The results showed that based on the F test, the independent variables consisting of the variable brand awareness, brand assosiation, perceived quality, a nd brand loyalty jointly positive and significant impact on purchasing decisions, while based on the t-test, only the variables brand assosiation and brand loyalty are positive and significant impact on purchasing decisions. Dominant variable in this study are variables brand assosiation and brand loyalty. Adjusted R Square value is equal to 0,374 which means that 37,4% factors in the purchase decision Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T at Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services can be explained by the independent variable is the variable brand awareness, brand assosiation, perceived quality, and brand loyalty while the remaining 62,6 % is explained by the variables other than this study .

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan

meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga

tujuan dari perusahaan tercapai. Pada dasarnya, semakin banyak pesaing, maka

semakin banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang

sesuai dengan harapannya.

Persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan semakin sulit untuk

meningkatkan jumlah konsumen. Banyaknya pemain dalam pasar dengan segala

macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat perusahaan semakin sulit

merebut pasar pesaing. Persaingan yang ketat secara tidak langsung akan

mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar,

perusahaan harus bekerja keras dalam mempertahankan konsumennya.

Karena hal itulah, upaya menjaga keputusan konsumen dalam membeli

produk merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan oleh perusahaan.

Mempertahankan konsumen yang ada pada umumnya akan lebih menguntungkan

(15)

pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang pelanggan

yang sudah ada.

Keputusan pembelian merupakan proses pengintegrasian yang

mengombinasikan pengetahuan untuk mengevalusai dua atau lebih prilaku atau

alternatif, dan memilih satu diantaranya. Proses pengambilan keputusan yang

rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan

diantara dua atau lebih alternatif tindakan. (Setiadi, 2013 : 341). Pada tahap

evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat

pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek

yang paling disukai. Salah satu jalan untuk meraih keunggulan kompetisi dalam

mempertahankan konsumen adalah dengan membentuk brand equity (ekuitas

merek) yang baik di mata konsumen.

Merek (brand) akan menjadi sumber daya saing yang bias berlangsung lama

dan bisa menjadi penghasil arus kas bagi perusahaan dalam jangka panjang.

Produk yang memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru karena persepsi

konsumen atas nilai suatu brand tertentu tidak akan mudah diciptakan. Dengan

ekuitas merek (brand equity) yang kuat, konsumen yang memiliki persepsi akan

mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari

produk-produk lainnya.

Menurut Aaker (dalam Tjiptono : 2011) menyatakan bahwa brand equity

adalah serangkaian asset dan kewajiban (liabilities) merek yang terkait dengan

(16)

diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan

perusahaan tersebut. Aaker mengklasifikasikan elemen-elemen brand equity

kedalam lima katagori, yaitu : kesadaran merek (brand awareness), asosiasi

merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek

(brand loyalty) dan aset merek lainnya.

Kesadaran merek (brand awareness) adalah kemampuan konsumen untuk

mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori

produk tertentu. Asosiasi merek (brand association) adalah segala hal yang

berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Asosiasi merupakan pijakan

dalam keputusan pembelian dan loyalitas merek. Persepsi kualitas (perceived

quality) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas yang

diharapkan. Konsumen akan menyukai dan mungkin menjadi loyal terhadap

produk dengan persepsi kualitas yang tinggi. Loyalitas merek (brand loyalty)

mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan

beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati

adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain.

Konsumen dalam memilih suatu merek produk akan melalui tahap

percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan mencoba

berbagai merek yang berbeda. Jika dirasakan merek tersebut cocok dan memenuhi

apa yang diharapkan dari produk sejenis, maka konsumen akan terus mencari

merek tersebut. Brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol desain,

(17)

Dewasa ini, banyak bermunculan produk oli motor dalam kategori pelumas

motor 4 tak. Berbagai merek oli motor, seperti Top 1, Yamalube, Federal, Castrol,

Enduro, dan sebagainya telah dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.

Tren membanjirnya merek-merek pelumas baru, menjadikan persaingan bisnis di

sektor ini semakin menarik meski tidak segemerlap bisnis jenis bahan bakar lain,

namun pertumbuhan dan kompetisi di bisnis oli terus meningkat. Jika pada

2005-2006 hanya terdapat puluhan merek oli, kini pasar dibanjiri hampir lebih dari 200

merek oli. Ada yang buatan lokal bahkan tidak sedikit yang diimpor.

Dengan adanya berbagai merek oli, maka berdampak pula pada ketatnya

persaingan untuk mendapatkan konsumen. Salah satu jalan untuk meraih

keunggulan kompetisi berkelanjutan adalah dengan membentuk brand equity yang

baik secara emosional akan membentuk kepuasan dalam diri individu yang

menghasilkan kesan kualitas (persepsi nilai yang dirasakan konsumen atas mutu

produk) terhadap suatu merek. Hal ini karena dengan memiliki merek yang kuat

dan dikenal luas oleh konsumen merupakan investasi jangka panjang bagi

(18)

Tabel 1.1

Top Brand Indeks Minyak Pelumas Motor Tahun 2013 – 2015

Merek

Tahun

2013 2014 2015

TOP 1 29,1% 22,9% 20,8%

Yamalube 12,0% 18,9% 16,6%

Federal 8,6% 12,8% 14,3%

Castrol 19,1% 10,8% 12,5%

Pertamina Enduro 5,0% 6,6% 8,6%

Mesran Super 3,8% 3,1% 4,8%

Repsol % 2,8% 4,3%

Evalube 3,3% % 4,0%

Shell Helix % 4,0% 2,9%

Sumber : www.topbrand-award.com

Pada Tabel 1.1 memperlihatkan urutan merek produk oli yang beredar di

Indonesia dan oli Top 1 terpilih menjadi Top Brand, sedangkan oli Pertamina

Enduro berada pada peringkat ke-5. Hal ini memperlihatkan bahwa produk

nasional masih kurang mendapat tempat di negaranya sendiri walaupun

kualitasnya tidak diragukan lagi dikarenakan setiap tahunnya mengalami

peningkatan persentase pada Tabel 1.1 Top Brand Indeks. Globalisasi membuat

masuknya produk luar negeri tidak dapat dihindari, akan tetapi produk negeri

(19)

PT. Pertamina (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

menjadi pemasok terbesar pelumas kendaraan roda empat dan roda dua

menargetkan penjualan pelumas pada 2014 meningkat 15% dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. PT. Pertamina (Persero) menargetkan penjualan pelumas

Pertamina tahun 2014 sebesar Rp 900 miliar atau meningkat 15% dibanding

realisasi tahun 2013 sebesar Rp 765 miliar. dilihat dari total pasar pelumas di

Indonesia, market share pelumas Pertamina mencapai 61%. Sementara target

penjualan produk terbaru bisa berkontribusi 20% dari total penjualan pelumas.

Berkenaan implementasi pasar bebas 2015, PT. Pertamina (Persero) tidak

menjadikan hal itu sebagai kekhawatiran yang dapat menggerus penjualan. Justru

sebaliknya, produk dalam negeri akan bersaing secara kompetitif baik dari sisi

harga maupun kualitas. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk

mengangkat produk oli nasional Enduro 4T untuk melihat seberapa kuat brand

equity oli yang telah dibangun oleh PT. Pertamina (Persero).

Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh brand equity untuk produk oli

pelumas Enduro 4T dari PT. Pertamina (Persero) karena PT. Pertamina (Persero)

merupakan salah satu perusahaan yang memiliki produk-produk unggulan,

terlebih karena merupakan satu-satunya produk nasional di bisnis ini. Dari hasil

pengamatan, Enduro 4T terkenal sebagai merek oli motor 4 tak yang diakui

memiliki kualitas dibandingkan oli motor 4 tak merek lainnya. Dapat dilihat

bahwa Enduro 4T dalam menghadapi persaingan dengan pesaingnya tidak dengan

(20)

mengedepankan kekuatan merek yang dimilikinya, sehingga memberikan

keyakinan pada konsumennya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian pada Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T dengan judul

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor

Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services

Medan

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan permasalahan yaitu

mengenai apa yang menjadi penyebab oli pelumas motor Enduro 4T banyak

digunakan oleh pelanggan bengkel Ahhas 01158 Johor Services Medan, peneliti

menduga apakah hal tersebut disebabkan/ dipengaruhi oleh brand equity.

Sehingga peneliti menuliskan pokok permasalahan, yaitu :

1. Apakah Brand Awareness berpengaruh signifkan terhadap Keputusan

Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel

Ahass 01158 Johor Services Medan ?

2. Apakah Brand Association berpengaruh signifkan terhadap Keputusan

Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel

Ahass 01158 Johor Services Medan ?

3. Apakah Perceived Quality berpengaruh signifkan terhadap Keputusan

(21)

4. Apakah Brand Loyalty Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T berpengaruh

signifkan terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina

Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan ?

5. Apakah Brand Awarness, Brand Association, Perceived Quality dan Brand

Loyalty berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Oli

Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158

Johor Services Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Awareness terhadap

Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada

Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Association terhadap

Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada

Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Perceived Quality terhadap

Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada

Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Loyalty terhadap

Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada

(22)

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Awarness, Brand

Association, Perceived Quality dan Brand Loyalty secara simultan

terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T

Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat

dan kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan, sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi pihak

manajemen PT. Pertamina (Persero) untuk mengetahui pengaruh

variabel brand equity dalam menciptakan kepuasan konsumen oli

pelumas motor Enduro 4T tersebut yang pada akhirnya berguna bagi

tujuan jangka panjang perusahaan, serta sebagai informasi yang dapat

dijadikan dasar didalam strategi untuk mempengaruhi kepuasan

konsumen.

2. Bagi Peneliti, sebagai sarana untuk menambah pengetahuan teoritis

dan menambah wawasan mengenai Brand Equity.

3. Bagi Pihak Lain, sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan

perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian berkaitan

dengan brand equity dan melakukan kepuasan konsumen terhadap

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Merek (Brand)

2.1.1 Pengertian Merek (Brand)

Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah

“tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan

warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda

dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Definisi ini

memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association

yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Kedua

definisi tersebut menjelaskan secara teknis apabila seorang pemasar membuat

nama, logo atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah

menciptakan sebuah merek. (Tjiptono, 2005 : 2).

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya

membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

kontrak kepercayaan dari produsen kepada konsumen dengan menjamin

konsistensi bahwa sebuah produk akan selalu dapat menyampaikan nilai yang

(24)

2.1.2 Manfaat Merek (Brand)

Merek dapat bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen, maupun

public, alasan merek merupakan hal yang penting bagi konsumen adalah

dikarenakan: Merek memberikan pilihan, merek memudahkan keputusan,

merek memberi jaminan kualitas, merek memberikan pencegahan resiko,

merek memberikan alat untuk mengekspresikan diri.

Menurut Keller dalam Tjiptono (2005 : 20) manfaat merek bagi

perusahaan, yaitu :

1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau

pelacakan produk bagi perusahaan, teruatama dalam pengorganisasian

sediaan dan pencatatan akuntansi.

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.

Merek bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual.

3. Signal tingkat kualitas bagi para pelangggan yang puas, sehingga

mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain

waktu.

4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yng membedakan

produk dari para pesaing.

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan

hukum, loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk di benak

(25)

6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa

datang.

Menurut Keller dalam Tjiptono (2005 : 21), manfaat merek bagi

konsumen, yaitu sebagai identifikasi sumber produk; penetapan tanggung

jawab pada manufaktur atau distributor tertentu; pengurangan resiko; penekan

biaya pencarian (search costs) internal dan eksternal; janji atau ikatan kusus

dengan produsen; alat simbolis yang memproyeksikan citra diri; dan signal

kualitas.

2.1.3 Defenisi Ekuitas Merek (Brand Equity)

Ekuitas merek (Brand Equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas

merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang mampu

menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa

kepada perusahaan atau kepada pelanggan perusahaan. Brand equity adalah

kekuatan merek atau kesaktian merek yang memberikan nilai kepada

konsumen. (Tjiptono, 2011 : 96).

Menurut Kotler (2009 : 263), ekuitas merek (brand equity) adalah

nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa yang dapat tercermin dalam

cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan

merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek

bagi perusahaan Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan

(26)

mengurangi nilaiyang diberikan oleh sebuah produk baik pada perusahaan

maupun pada pelanggan. Dengan demikian ekuitas merek merupakan nilai

tambah yang diberikan nama merek atas suatu produk sehingga akhirnya

konsumen akan merasa mendapatkan kepuasan yang lebih bila dibanding

produk-produk lainnya.

Keller (dalam Tjiptono 2011 : 96) mengidentifikasi tiga aliran dalam

studi brand equity, yaitu :

1. Ancangan berbasis Psikologi

Penelitian yang melakukan studi dampak branding berdasarkan

perspektif psikologi koognitif kerapkali mengadopsi associative network

memory models untuk menyusun teori dan hipotesis.

Aaker (dalam Tjiptono, 2011 : 96) mengkabarkan asset merek yang

berkontribusi pada penciptaan brand equity ke dalam empat dimensi sebagai

berikut :

a . Brand awareness, Kemampuan konsumen ubtuk mengenali atau

mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari katagori

produk tertentu.

b. Perceived quality merupakan penilaian konsumen terhadap

keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan.

c. Brand associations, yakni segala sesuatu yang terkait dengan memori

terhadap sebuah merek.

(27)

Merupakan dimensi inti dari ekuitas merek. Pelanggan yang loyal

akan menjadi hambatan masuk bagi para pesaing, memungkinkan

ditetapkannya harga, tersedianya waktu untuk menanggapi inovasi

dari pesaing, dan bias menjadi benteng pelindung dari kemungkinan

kompetisi harga.

e. Aset-aset merek lainnya, seperti hak paten, rahasia teknologi, rahasia

bisnis, akses khusus terhadap pemasok ataupun pasar, dan lain-lain.

2. Ancangan berbasis Ekonomika

Focus utamanya adalah pada penerapan kredibilitas (ditentukan oleh

interaksi dinamis antara perusahaan dan pelanggan) sebagai determinan

utama consumer-based brand equity.

3. Ancangan berbasis Biologi dan Sosiologi

Aliran riset merek lain adalah studi berbasis perspektif biologis, sosiologi,

dan antropologi. McCracken, misalnya berfokus pada kultural merek dan produk.

Berdasarkan ancangan antropologis atau cultural, Mc. Cracken mendefinisikan

merek sebagai “a bundle or container of meaning” merek memiliki nilai karena

(28)

2.1.4 Brand Awareness

Menurut Situmorang (2011 : 198), brand awareness adalah kesanggupan

seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian

dari suatu produk tertentu.

Peranan brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan

pencapaian kesadaran di benak konsumen. Tingkatan yang paling rendah adalah

brand recognition (pengenalan merek). Tingkatan berikutnya adalah tingkatan

brand recall (pengingatan kembali merek). (Situmorang, 2011 : 198).

Menurut Aaker (1997 : 93-97), Nilai brand awareness terdiri dari :

1. Jangkar yang jadi cantelan asosiasi-asosiasi lain.

Pengakuan merek merupakan langkah dasar pertama dalam tugas

komunikasi. Biasanya sia-sia untuk berusaha mengkomunikasikan atribut-atribut

merek sebelum sebuah merek mantap dengan atribut-atribut yang diasosiasikan.

Sebuah merek bagaikan map dokumen dalam pikiran yang bisa diisi dengan nama

yang berkaitan dengan berbagai fakta dan perasaan. Bila arsip ini tidak bisa

sewaktu-waktu diakses dalam memori, fakta dan perasaan tersebut mengalami

salah arsip, dan tidak bisa sewaktu-waktu diakses ketika dibutuhkan.

2. Keakraban atau rasa suka.

Pengakuan memberi merek suatu kesan akrab. Terutama untuk produk

dengan keterlibatan rendah seperti sabun, permen karet, tisu, atau pena,

familiaritas kadangkala bisa mengendalikan pembelian. Tanpa perlu untuk

(29)

3. Substansi atau komitmen.

Kesadaran merek bisa jadi suatu sinyal dari kehadiran, komitmen, dan

substansi. Ketiganya itu merupakan atribut-atribut yang bisa sangat penting

bahkan untuk para pembeli industrial atas item-item bernilai besar dan pembeli

barang-barang tahan lama. Logikanya, jika sebuah merek dikenali, pasti ada

sebabnya, seperti : perusahaan telah mengiklankan secara luas, perusahaan telah

menggeluti bisnis tersebut dalam jangka waktu yang lama, perusahaan

mempunyai jangkauan distribusi yang luas, dan merek tersebut berhasil.

4. Mempertimbangkan merek-merek

Langkah pertama dalam proses pembelian biasanya adalah menyeleksi

sekumpulan merek untuk dipertimbangkan. Pembeli mungkin tidak akan

diperlihatkan pada banyak merek selama proses tersebut, kecuali adanya kejadian

secara kebetulan. Karena itu pengingatan merek bisa menjadi penting untuk

masuk kedalam kelompok ini. Perusahaan-perusahaan yang pertama terlintas

dalam pikiran konsumen akan mendapatkan keuntungan.

2.1.5 Brand Association

Menurut Situmorang (2011 : 200), brand association adalah segala kesan

yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu

(30)

Menurut Aaker (1997 : 162-166), Nilai brand assosiation terdiri dari :

1. Membantu proses penyusunan informasi

Asosiasi-asosiasi bisa membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan

spesifikasi yang mungkin sulit diproses dan diakses para pelanggan, dan bisa jadi

mahal bagi perusahaan untuk mengkomunikasikannya.

2. Perbedaan

Suatu asosiasi bisa memberikan landasan yang penting bagi usaha yang

membedakan. Dalam sebagian kelas produk seperti anggur, parfum, dan pakaian,

sejumlah merek tidak bisa dibedakan oleh sebagian besar pelanggan.

Asosiasi-asosiasi merek bisa memeinkan suatu peran yang amat penting dalam

memisahkan suatu merek dari merek lainnya.

3. Alasan untuk membeli

Banyak asosiasi merek membutuhkan berbagai atribut produk atau

manfaat pelanggan yang bisa menyodorkan suatu alasan spesifik untuk membeli

dan menggunakan merek tersebut.

4. Meciptakan sikap/perasaan positif

Beberapa asosiasi mampu merangsang perasaan psoitif yang pada

gilirannya merembet ke merek yang bersangkutan. Asosiasi-asosiasi dan

(31)

5. Landasan untuk perluasan

Suatu asosiasi bisa menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan

menciptakan rasa kesesuaian antara merek dan sebuah produk baru, atau dengan

menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.

2.1.6 Perceived Quality

Menurut Situmorang (2011 : 201), perceived quality adalah persepsi

pelanggan terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa

layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan.

Menurut Situmorang (2011 : 201), Dimensi-dimensi dalam perceived

quality, yaitu :

1. Kinerja, melibatkan berbagai karakteristik operasional utama.

2. Pelayanan, mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada

produk tersebut.

3. Ketahanan, mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.

4. Keandalan, konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari

suatu pembelian ke pembelian berikutnya.

5. Karakteristik produk, bagian-bagian tambahan dari produk.

6. Kesesuaian dengan spesifikasi, pandangan mengenai spesifikasi yang telah

(32)

Menurut Aaker (1997 : 126-129), Nilai perceived quality terdiri dari :

1. Alasan untuk membeli

Dalam banyak konteks, kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan

yang penting untuk membeli, mempengaruhi merek-merek mana yang mesti

dipertimbangkan, dan pada gilirannya akan memengaruhi merek apa yang bakal

dipilih.

2. Differensiasi/posisi

Suatu karaktersitik penting dari merek adalah posisinya didalam dimensi

kesan kualitas. Apakah merek itu merupakan super optimum, optimum, bernilai

atau ekonomis? Lebih jauh berkenaan dengan kesan kualitas, apakah merek

tersebut terbaik atau hanya sekedar kompetitif terhadap merek-merek lain.

3. Harga Optimum

Keuntungan kesan kualitas memberikan pilihan-pilihan dalam menetapkan

harga optimum. Harga optimum bisa meningkatkan laba, dan atau memberikan

sumber daya untuk re-investasi pada merek tersebut. harga optimum tidak hanya

memberikan sumber daya, melainkan juga menguatkan kesan kualitas.

4. Kepentingan Berbagai Pos Saluran

Kesan kualitas juga punya arti penting bagi para pengecer, distributor, dan

berbagai pos saluran lainnya. Pencitraan sebuah pos saluran dipengaruhi produk

atau layanan yang masuk dalam jalur ditribusinya. Sehingga menyimpan “kualitas

(33)

5. Perluasan merek

Kesan kualitas bisa dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai

perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu untuk masuk ke

kategori produk baru.

2.1.7 Brand Loyalty

Loyalitas merek adalah seberapa kuat preferensi seorang konsumen

terhadap sebuah merek bila dibandingkan dengan merek lainnya. Loyalitas merek

seringkali diukur dari seberapa banyak pembelian ulang (repeat purchase)

dilakukan atau dari sensitivitas merek.

Menurut Aaker (1997 : 58), tingkatan loyalitas terdiri dari :

1. Tingkatan loyalitas yang paling dasar adalah pembeli yang tidak loyal

sama sekali tidak tertarik pada merek tersebut. Merek apapun dianggap

memadai.

2. Tingkat kedua adalah para pembeli yang puas dengan produk, atau

setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan.

3. Tingkat ketiga juga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul

biaya peralihan yaitu biaya dalam waktu, uang, atau resiko kinerja

(34)

2.1.8 Pengukuran Brand Equity

Pengukuran brand equity sangat tergantung pada konseptualisasinya.

Feldwick, dalam Tjiptono (2005 : 47) mengelompokkan berbagai makna brand

equity ke dalam tiga kategori berikut :

1. Brand value

Yaitu nilai total sebuah merek sebagai aset terpisah. Kebutuhan akan

penilaian merek dalam konteks ini biasanya dipicu oleh dua sistem

utama:

a. Penentuan harga saat sebuah merek dijual.

b. Penentuan nilai merek sebagai aset intangible dalam laporan neraca

perusahaan.

2. Brand strength

Yaitu ukuran menyangkut seberapa kuat konsumen “terikat” dengan

merek tertentu. Ukuran ini sekaligus merefleksikan permintaan relatif

konsumen terhadap sebuah merek. Fokus utamanya lebih pada

kemampuan merek kuat untuk membebankan harga lebih mahal (harga

premium) dan mewujudkan sensitivitas lebih rendah terhadap kenaikan

harga dibandingkan pesaing.

3. Brand Image

Yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap

merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang merek dengan

(35)

Menurut Feldwick, dalam Tjiptono (2005 : 49), brand value lebih

mencerminkan situasi transaksi bisnis aktual atau dugaan / rekaan, sementara

brand strength berfokus pada konsumen. Dalam praktik, brand strength dan

brand image kerapkali disebut pula costumer brand equity. Srivastava dan

Shocker, (dalam Tjiptono, 2005 : 49) berpendapat bahwa konsep brand equity

mencakup dua konstruk multi-dimensional yang saling terkait: brand strength dan

brand value. Dalam hal ini, brand value merupakan ukuran finansial yang

tergantung pada kekuatan saat ini dan prospek merek di masa datang, serta

kesesuaian merek (sinerji atau joint effidiency) dengan portofolio produk dan

tujuan perusahaan.

2.2Prilaku Konsumen

2.2.1 Pengertian Prilaku Konsumen

Perilaku pembelian tidak pernah sederhana tetapi memahaminya

merupakan tugas yang sangat penting bagi manajemen pemasaran. Perilaku

pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian akhir-perorangan dan

rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi (Kotler dan

Amstrong, 2008 : 158).

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan,

sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang

(36)

diperhitungkan untuk mengkaji pengaruh-pengaruhnya terhadap perilaku pembelian

(Kotler dan Amstrong, 2008 : 159).

1. Faktor Kebudayaan

Faktor-faktor budaya memiliki pengaruh yang paling luas dalam perilaku

konsumen. Kebudayaan sendiri memiliki pengertian seperangkat nilai, persepsi,

keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari seorang anggota masyarakat dari

keluarga dan lembaga-lembaga kemasyarakatan penting lainnya. Kebudayaan

merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.

Perilaku manusia akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia bertempat

tinggal dan pengaruh tersebut akan terus ada dan terus berubah mengikuti

perkembangan zaman.

2. Faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen

diantaranya : kelompok acuan, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua kelompok di sekitar

individu yang mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung

terhadap perilaku individu tersebut. Kelompok acuan mempengaruhi

pendirian dan konsep pribadi seseorang karena individu biasanya berhasrat

untuk berperilaku sama dengan kelompok acuan tersebut.

b. Keluarga

Keluarga sendiri biasanya menjadi sumber orientasi dalam perilaku. Anak

(37)

c. Peran dan status dalam masyarakat

Peranan adalah kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan mengacu pada

orang-orang disekelilingnya. Sedang status adalah pengakuan umum

masyarakat sesuai dengan peran yang dijalankan. Setiap individu dan

status yang disandangnya akan mempengaruhi perilakunya.

3. Faktor Pribadi

Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi oleh

faktor-faktor pribadi berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya.

Faktor-faktor tersebut diantaranya :

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Individu dalam membeli barang atau jasa biasanya disesuaikan dengan

perubahan usia mereka. Pola konsumsi yang terbentuk juga berbeda

antara individu-individu yang usianya berbeda.

b. Pekerjaan

Pekerjaan individu tentunya ikut mempengaruhi perilaku pembelian

individu. Penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaannya itulah

yang menjadi determinan penting dalam perilaku pembelian mereka.

c. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang sebagaimana

tercermin dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup akan sangat

(38)

d. Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang

yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap

lingkungannya.

4. Faktor Psikologi

a. Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang

bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari

tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Sedangkan

kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan tersebut muncul

dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,

penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.

b. Persepsi

Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan

pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa

yang diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah

melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam

membeli suatu produk.

c. Sikap

Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu

(39)

yang menyeluruh dan memungkinkn seseorang untuk merespon dengan

cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai.

2.2.3 Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2013 : 14), ada empat tahap untuk sampai pada keputusan

pembelian, yaitu :

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembelian menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan

rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang (rasa lapar, haus,

seks) naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa

timbul akibat rangsangan eksternal. Contohnya, suatu iklan atau diskusi dengan

teman bisa membuat anda berpikir untuk membeli mobil baru.

2. Pencarian informasi

Tahap dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, konsumen

mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi

secara aktif. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada

didekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika

tidak, konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan

pencarian informasi.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber.

Sumber-sumber ini meliputi Sumber-sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), Sumber-sumber

(40)

massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber

pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk). Pengaruh relatif

sumber-sumber informasi ini bervariasi sesuai produk dan pembelinya.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi

merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Sayangnya, konsumen tidak

menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam setiap

pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi yang digunakan.

Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui

beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif

bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. Dalam

beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pemikiran

yang logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit melakukan

evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi, sebagai gantinya mereka membeli

berdasarkan dorongan dan bergantung pada intuisi. kadang-kadang kansumen

membuat keputusan sendiri, kadang-kadang mereka meminta nasihat pembelian

dari teman, pemandu konsumen, atau wiraniaga.

4. Keputusan Pembelian

Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek

yang paling disukai, tetapi faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan

pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang

(41)

mobil yang paling murah, maka peluang anda untuk membeli mobil mahal

berkurang.

Faktor kedua adalah faktor situasional yang diharapkan. Konsumen

mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti

pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, kejadian tak

terduga bisa mengubah niat pembelian. Contoh, seorang teman mungkin

memberitahu anda bahwa ia pernah kecewa dengan mobil yang anda sukai. Oleh

karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan

pembelian yang aktual.

5. Perilaku Pascapembelian

Pekerjaan pemasar tidak hanya berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah

membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam

perilaku pascapembelian yang harus diperhatikan oleh pemasar. Dan yang

menetukan kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terletak pada hubungan antara

ekspetasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi

ekspetasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspetasi, konsumen puas;

(42)
[image:42.595.116.497.195.755.2]

2.3Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama (Tahun) Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Sinaga (2011) Analisis Brand Equity Kalkulator Karce Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan koefisien determinan (R2) diketahui bahwa variabel brand equity yang terdiri dari variabel kesadaran merek, variabel asosiasi merek, variabel persepsi kualitas, dan variabel loyalitas merek mempengaruhi

keputusan pembelian dengan hubungan antara variabel yang erat dan model dinilai baik karena standar deviasinya yang cukup kecil.

Variabel loyalitas merek merupakan variabel yang dominan mempengaruhi

keputusan pembelian Kalkulator Karce pada mahasiswa

(43)

(Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama (Tahun) Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Subianti (2013) Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan Di Semarang Atas Keputusan Pembelian Ponsel Sony Ericsson

Analisis Regresi Berganda

Variabel Ekuitas Merek (X) yang terdiri dari Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas,

Asosiasi Merek dan Loyalitas Merek dengan variabel

Keputusan Pembelian (Y) Ponsel Sony Ericsson

dinyatakan positif dan signifikan. Irwanti (2013) Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap Proses Keputusan Pembelian Pada Konsumen Pond’s Di Kota Surabaya Analisis Regresi Berganda Variabel Brand Equity (X) yang terdiri dari Brand Awa reness,

(44)
[image:44.595.116.498.197.607.2]
(45)

2.4Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting.

Keputusan pembelian dapat terjadi karena dipengaruhi oleh brand

equity. Keputusan pembelian konsumen adalah keputusan pembeli tentang

merek yang paling disukai. Merek yang prestisius memiliki ekuitas merek

yang kuat. (Kotler dan Amstrong, 2008 : 181).

Brand awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian dikarenakan

calon pembeli mengenal, mengingat dan sadar merek tersebut mampu memenuhi

kebutuhannya. Brand association berpengaruh terhadap keputusan pembelian

karena kesan yang muncul dari konsumen terhadap produk adalah harga yang

terjangkau dan bermanfaat dan juga dapat bersaing dengan merek-merek lain.

Perceived quality berpengaruh terhadap keputusan pembelian dikarenakan

persepsi konsumen terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk

berkaitan dengan apa yang diharapkan konsumen. Dan brand loyalty berpengaruh

terhadap keputusan pembelian karena kuatnya preferensi seorang konsumen

terhadap sebuah merek bila dibandingkan dengan merek lainnya. Brand loyalty

ditunjukkan dengan kesediana konsumen untuk memberikan rekomendasi kepada

orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, berikut adalah kerangka konseptual dalam

(46)
[image:46.595.121.517.107.394.2]

Sumber : Aaker (dalam Tjiptono, 2011 : 96 ), Setiadi (2013 : 17)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.5Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2012 : 93) adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah

penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis juga

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

belum jawaban yang empirik.Berdasarkan kerangka konseptual yang telah

diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sementara sebagai berikut : Brand Awareness

(X1)

Brand Loyalty (X4)

Brand Association (X2)

Perceived Quality (X3)

Keputusan Pembelian

(47)

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Brand Awareness

terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina

Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services

Medan.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Brand Association

terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina

Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services

Medan.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Perceived Quality

terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina

Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services

Medan.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Brand Loyalty

terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina

Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services

Medan.

5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Brand Awareness,

Brand Association, Perceived Quality, dan Brand Loyalty secara

bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor

Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat asosiatif dengan analisa

kuantitatif, yaitu dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel

independen dengan variabel dependen. (Sugiyono, 2012 : 55). Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Equity Oli

Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

Sifat penelitian ini adalah explanatory, Explanatory adalah penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan varibel-variabel yang diteliti serta hubungan

antara satu variabel dengan variabel yang lain. (Sugiyono, 2012 : 5)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan memperoleh

data-data yang berasal dari responden yang peneliti teliti. Dalam hal ini, lokasi

penelitian yang diteliti adalah pada Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor

Services Medan. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Juni 2015 hingga Juli

(49)

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (X), yaitu : Brand Equity yang terdiri dari Brand

Awareness (X1), Brand Associations (X2), Perceived Quality (X3) dan

Brand Loyalty (X4).

2. Variabel Dependent (Y), yaitu : Keputusan Pembelian (Y).

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan

variabel-variabel yang sudah di identifikasikan sebagai upaya pemahaman dalam

penelitian. Defenisi variabel yang diteliti sebagai berikut :

1. Brand Awareness (X1)

Brand Awareness adalah menunjukkan kesanggupan konsumen untuk

mengenali atau mengingat kembali bahwa oli pelumas motor PT.

Pertamina (Persero) Enduro 4T merupakan bagian dari kategori

produk tertentu.

1) Ingatan merek

2) Pengenalan merek

2. Brand Associations (X2)

Brand Associations adalah kesan yang muncul dibenak konsumen

setelah melakukan penilaian terhadap merek oli pelumas motor PT.

(50)

1) Manfaat produk

2) Pesaing

3) Citra produk

3. Perceived Quality (X3)

Perceived Quality adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan

kualitas/ keunggulan merek oli pelumas motor PT. Pertamina

(Persero) Enduro 4T.

1) Karateristik produk

2) Kandungan Produk (bahan yang digunakan)

3) Kualitas produk

4. Brand Loyalty (X4)

Brand Loyalty adalah mencerminkan tingkat ketertarikan konsumen

dengan oli pelumas motor PT. Pertamina (Persero) Enduro 4T dan

menganggap merek tersebut penting baginya.

1) Rasa suka

2) Merek prioritas

3) Setia kepada produk

5. Kepuasan Konsumen (Y)

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan dengan

(51)

2) Pencarian informasi

3) Evaluasi alternatif

4) Keputusan pembelian

[image:51.595.93.508.294.761.2]

5) Proses pascapembelian

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi

Operasional

Indikator Skala

Pengukuran

1 Brand

Awareness (X1)

Menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa oli pelumas motor Pertamina

Enduro 4T

merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

1. Ingatan merek 2. Pengenalan

merek

Skala Likert

2 Brand

Associations (X2)

Kesan yang

muncul dibenak konsumen setelah melakukan penilaian

terhadap merek oli pelumas motor Pertamina Enduro 4T.

1. Manfaat produk 2. Pesaing 3. Citra

produk

(52)
[image:52.595.91.506.125.696.2]

(Lanjutan)

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi

Operasional

Indikator Skala

Pengukuran

3 Perceived Quality

(X3)

Persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas/ keunggulan

merek oli

pelumas motor Pertamina Enduro 4T. 1. Kinerja produk 2. Kandungan Produk (bahan yang digunakan) 3. Kualitas produk Skala Likert

4 Brand

Loyalty (X4)

Mencerminkan tingkat

ketertarikan konsumen

dengan oli

pelumas motor Pertamina

Enduro 4T dan menganggap merek tersebut penting baginya.

1. Rasa suka 2. Merek

prioritas 3. Setia

kepada produk

Skala Likert

5 Keputusan

Pembelian (Y)

Keputusan yang dilakukan konsumen untuk membeli oli

pelumas motor

Pertamina Enduro 4T.

1. Pengenalan masalah 2. Pencarian

informasi 3. Evaluasi

alternatif 4. Keputusan

pembelian 5. Proses

pascapembelian

Skala Likert

(53)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang

tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah

yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukuran

[image:53.595.171.487.439.555.2]

untuk variabel x adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Skala Likert Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2012 : 132)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian

(54)

: 115). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Bengkel Ahass

01158 Johor Services yang sudah pernah melakukan pembelian oli pelumas motor

Pertamina Enduro 4T sebanyak lebih dari dua kali.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2012 : 116), alternatif formula yang

digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui

(unidentified) adalah sebagai berikut :

n = (Zα)2

(p) (q) d2 Keterangan:

n : Jumlah sampel

Zα : Nilai standar normal yang besarnya tergantung α,

bila α = 0,05 maka Z = 1,67

bila α = 0,01 maka Z = 1,96

p : Estimasi proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel (1-q)

q : Proporsi sampel yang tidak sesuai kriteria sampel (1-p)

d : Penyimpangan yang ditolerir, yang digunakan dalam penelitian

ini 10%

Berdasarkan prasurvei yang dilakukan secara acak pada 30 orang

pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan pada tanggal 13 dan 14

April 2015, ditemukan 18 orang (60%) menggunakan oli pelumas motor PT.

(55)

(Persero) Enduro 4T, maka q = 0,4. Dengan memakai rumus tersebut

menghasilkan sejumlah sampel sebagai berikut :

n = (1,96)2 (0,6) (0,4) = 92,198 = 92 orang (0,1)2

Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 92 orang.

3.7 Jenis Data Penelitian

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden

terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan

menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel penelitian.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi

dengan mempelajari berbagai tulisan, jurnal, majalah, informasi

perusahaan maupun internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam kegiatan penelitian ini, data dan informasi dikumpulkan dengan

(56)

1. Wawancara (interview)

Wawancara dilakukan kepada Bengkel Ahass 01158 Johor Services

Medan yang berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan

yang dibutuhkan oleh penelitian ini.

2. Angket (Kuisioner)

Angket adalah pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirim

daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Dalam penelitian ini,

angket ataupun kuesioner diberikan kepada pelanggan Bengkel Ahass

01158 Johor Services Medan.

3. Studi Dokumentasi

Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan literatur

yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.9Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah

didapat setelah penelitian, yang merupakan data yang telah valid dengan alat ukur

yang digunakan yaitu : Kuesioner. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila

skala yang tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji

validitas dan reliabilitas dilakukan pada pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor

Services Medan yang berjumlah 30 orang pelanggan diluar sampel. Pengujian

(57)

Jika thitung> ttabel maka pertanyaan tersebut valid

Jika thitung< ttabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Nilai r tabel dengan ketentuan N = jumlah kasus = 30 dan tingkat

[image:57.595.112.477.305.643.2]

signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0,361 (rtabel).

Tabel 3.3 Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pernyataan1 60,6333 96,930 ,608 ,956

Pernyataan2 60,0000 103,379 ,624 ,954

Pernyataan4 59,8667 101,154 ,785 ,952

Pernyataan5 59,7000 102,562 ,514 ,956

Pernyataan6 59,7000 98,079 ,729 ,953

Pernyataan7

Gambar

Tabel 1.1 Top Brand Indeks Minyak Pelumas Motor
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

kehamilan pada wanita usia 20 tahun adalah kehamilan yang tidak diinginkan. (ICOMP (1997) dalam PATH

Wenzhong (John) Shi, Hong Kong Polytechnic University, China Emmanuel Stefanakis, University of New Brunswick, Canada Alfred Stein, University of Twente, Netherlands. Martin

Tapi percaya deh Sobat pasti sudah meng up grade diri menjadi lebih baik dari tahun lalu, belajar makin giat, berdoa makin rajin, semangat untuk memperbaiki diri makin bertambah

To solve this, a new optional property multiExtentOf will be added to the MaskInformation element that allows inline encoding of mask polygon geometries using

Peraturan Bupati Bantul Nomor 64 Tahun 2010 tentang Kebijakan dan Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun Anggaran

[r]

Untuk menghantarkan agar peserta didik memiliki kompetensi dasar tersebut tentunya diperlukan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat memunculkan sikap-sikap tersebut

[r]