• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Equity Dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Equity Dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BRAND EQUITY DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP ACER PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH

DELFI YANI 100502007

PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Brand Equity Dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2014

Penulis

(3)

Abstrak

Pengaruh Brand Equity Dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Brand Equity Dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menggunakan laptop Acer, dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Probability Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, brand loyalty dan word of mouth secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand assosiation yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel brand assosiation. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.225 yang berarti 22,5% faktor-faktor keputusan pembelian laptop acer pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan sedangkan sisanya sebesar 77,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

(4)

ABSTRACT

The Effect brand Equity and word of mouth to Purchasing Decisions Notebook Acer at Student in University of North Sumatera

The purpose of this study was to determine the brand awareness, brand assosiation, perceived quality, brand loyalty and word of mouth purchasing decisions Notebook Acer at student in University of North Sumatera.

This research is associative . The population in this study was students who uses Notebook Acer in University of North Sumatera with a total sample of 93 respondents whom were taken using probability sampling technique. The collection of primary data using questionnaires and secondary data collection using literature. Testing this hypothesis using multiple regression analysis with a

significance value of α = 5 % ( 0.05 ) .

The results showed that based on the F test , the independent variables consisting of the variable brand awareness, brand assosiation, perceived quality, brand loyalty and word of mouth jointly positive and significant impact on purchasing decisions , while based on the t-test , only the variable brand assosiation is positive and significant impact on purchasing decisions . Dominant variable in this study is a variable brand assosiation. Adjusted R Square value is equal to 0.225 which means that 22,5 % factors in the purchase decision Notebook Acer at student in University of North Sumatera can be explained by the independent variable is the variable product , price , location and service responsiveness while the remaining 77,5 % is explained by the variables other than this study .

(5)

KATA PENGANTAR `

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Brand Equity Dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bantuan yang sangat banyak dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis Alm. Syafri dan Zarni atas perhatian, doa, dukungan, pengorbanan, serta cinta kasih yang begitu besar selama ini tanpa mengenal lelah.

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Beby Karina F.S, SE, M.M, selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Syafrizal Helmi S. SE, M.Si, selaku dosen pembaca Penilai yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penyusunan skripsi ini.

7. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas EkonomiUniversitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

8. Adik penulis Irwan Syahputra, Supriadi, dan Zefri Adrianas yang telah memberikan semangat dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

10.Terima kasih buat Sahabat dan teman-teman saya Ami, Nizal, Hera, Ellysa, Ridwan, Alfin, Haviez, Ramlah, Taufik, Uji, Wiwit, Dian, dan seluruh teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan bantuan selama pembuatan skripsi.

11.Terima Kasih buat Kak Dian, Kak Afifah, Kak Nia, Kak Irma, Kak Ayu, Fatimah, Dian, Nia, Tya, Putri, Annisa, Intan, Risha, dan saudara-saudara penulis yang tidak mungkin disebutkan satu persatu di Keluarga BP2M FE USU, yang telah memberikan dorongan, doa, semangat dan bantuan kepada penulis dari awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan.

12.Terima kasih buat abang, kakak senior serta adik-adik junior di FE USU yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis.

13.Terima kasih buat teman seperjuangan yang penulis cintai, teman-teman stambuk 2010 khususnya buat anak PMP.

14.Para responden yang telah membantu penelitian ini dengan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang tulus dan ikhlas memberikan doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam menyempurnakan skripsi ini serta bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2014

Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL Dan HIPOTESIS ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Perilaku Konsumen ... 9

2.1.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 9

2.1.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 9

2.1.2. Keputusan Pembelian ... ... 12

2.1.9 Bauran Komunikasi Pemasaran ... 25

2.1.10 Word of Mouth ... 26

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 35

(8)

3.6.1. Populasi ... ... 36

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif ... 42

3.11.2 Metode Analisis Regresi Berganda ... 42

3.12 Uji Hipotesis ... 43

3.12.1 Uji F (secara serentak) ... ... 43

3.12.2 Uji T (secara parsial) ... 43

3.12.3 Identifikasi Koefisien Determinan (R2) ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 47

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 55

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 59

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 61

4.2.2.3 Uji Multikolinearitas ... 63

4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 64

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 67

4.2.4.1 Uji Signifikan secara Simultan(Uji F) ... 67

4.2.4.2 Uji Signifikan secara Parsial (Uji t) ... 69

4.2.4.3 Identikasi Koefisien determinan (R2) ... 71

4.3 Pembahasan .... ... 72

4.3.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 72

4.3.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden ... 72

4.3.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 73

4.3.2 Hasil Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan .... ... 78

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Daftar Top Brand Award Kategori Notebook/Laptop/Netbook 5

2.1 Daftar Penelitian terdahulu 28

3.1 Operasionalisasi Variabel 34

3.2 Skala Likert 35

3.3 Jumlah Sampel untuk Masing-masing Fakultas 37

3.4 Uji Validitas 39

3.5 Uji Reliabilitas 41

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 47

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 48

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan/Lama Penggunaan 48 4.4 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Brand Awareness 50

4.5 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Brand Assosiation 51

4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Perceived Quality 52

4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Brand Loyalty 54

4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel word of mouth 55

4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel keputusan pembelian 56 4.10 One Sample kolgomorov smirnov Test 61

4.11 Uji Glejser 63

4.12 Hasil Uji Multikolinearitas 64

4.13 Variables entered/Removed 65

4.14 Coefficients 65

4.15 Hasil Uji F 68

4.16 Hasil Uji t 69

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Proses Keputusan Pembelian 12

2.2 Piramida Loyalitas 24

2.3 Kerangka Konseptual 31

4.1 Histogram 59

4.2 Normal P-Plot of Regresson Standardized Residual 61

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian 83

2 Uji Validitas Pertama 86

3 Uji Validitas Kedua 87

4 Tabulasi Jawaban Responden 88

(13)

Abstrak

Pengaruh Brand Equity Dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Brand Equity Dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menggunakan laptop Acer, dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Probability Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, brand loyalty dan word of mouth secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand assosiation yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel brand assosiation. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.225 yang berarti 22,5% faktor-faktor keputusan pembelian laptop acer pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan sedangkan sisanya sebesar 77,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

(14)

ABSTRACT

The Effect brand Equity and word of mouth to Purchasing Decisions Notebook Acer at Student in University of North Sumatera

The purpose of this study was to determine the brand awareness, brand assosiation, perceived quality, brand loyalty and word of mouth purchasing decisions Notebook Acer at student in University of North Sumatera.

This research is associative . The population in this study was students who uses Notebook Acer in University of North Sumatera with a total sample of 93 respondents whom were taken using probability sampling technique. The collection of primary data using questionnaires and secondary data collection using literature. Testing this hypothesis using multiple regression analysis with a

significance value of α = 5 % ( 0.05 ) .

The results showed that based on the F test , the independent variables consisting of the variable brand awareness, brand assosiation, perceived quality, brand loyalty and word of mouth jointly positive and significant impact on purchasing decisions , while based on the t-test , only the variable brand assosiation is positive and significant impact on purchasing decisions . Dominant variable in this study is a variable brand assosiation. Adjusted R Square value is equal to 0.225 which means that 22,5 % factors in the purchase decision Notebook Acer at student in University of North Sumatera can be explained by the independent variable is the variable product , price , location and service responsiveness while the remaining 77,5 % is explained by the variables other than this study .

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang

baru, tumbuh dan berkembang. Setiap perusahaan harus dapat bertahan dari

persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis, bahkan harus mampu

berkembang agar dapat bertahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

dengan mempertahankan konsumen yang sudah ada dan tetap berusaha mencari

konsumen baru yang potensial.

Sekarang ini konsumen dalam membeli suatu produk yang diinginkan tidak

hanya terbatas pada kegunaan dari produk itu sendiri. Tetapi, konsumen juga

melihat merek dari produk yang akan dibelinya. Dalam hal ini, merek juga

memiliki peranan yang penting. Karena setiap merek yang ada memiliki kualitas

yang berbeda-beda. Dan itu semua tergantung pada pandangan konsumen

terhadap merek itu sendiri. Apabila perusahaan mampu membuat produk dengan

kualitas yang baik, maka produk itu akan mempunyai nilai di mata konsumen.

Sehingga ketika konsumen akan membeli produk itu, dia langsung mengenali dan

memilih merek dari produk tersebut. Merek yang prestisius dapat dikatakan

memiliki ekuitas merek yang kuat.

Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabiltas merek yang berkaitan

dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai

(16)

pelanggan perusahaan (Aaker, 1997 : 22). Ekuitas merek dikelompokkan kedalam

lima kategori, yaitu loyalitas merek (brand loyalty), kesadaran merek (brand awareness), kesan kualitas (perceived quality), asosiasi merek (brand assosiation) dan aset-aset merek lainnya (Aaker, 1997 : 23).

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian dari suatu produk tertentu

(Situmorang, 2011 : 198). Brand awareness, sebagian mahasiswa mengingat merek Acer untuk pertama kali yang muncul dipikiran sebagai merek laptop.

Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek (Situmorang, 2011 : 200). Brand association, kesan yang muncul dari mahasiswa terhadap laptop Acer adalah harga yang terjangkau dan bermanfaat dalam mengerjakan tugas-tugasnya dan

dapat bersaing dengan merek-merek laptop lain. Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa

layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan (Situmorang, 2011 :

201). Perceived quality, laptop Acer dapat diterima di kalangan mahasiswa karena memiliki kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Brand loyalty adalah seberapa kuat preferensi seorang konsumen terhadap sebuah merek bila

dibandingkan dengan merek lainnya (id.wikipedia.org). Brand loyalty, ditunjukkan dengan kesediaan mahasiswa untuk memberikan rekomendasi

tentang laptop Acer kepada mahasiswa lain.

Di era pemberdayaan konsumen yang ditandai dengan informasi berlebih dan

(17)

yang dibutuhkan. Merek yang tidak otentik tidak akan mungkin bertahan ketika

word of mouth menjadi media iklan yang baru dan konsumen lebih mempercayai orang asing di dalam komunitas mereka dibandingkan kepada perusahaan (Kotler,

dkk., 2010 : 41). Sehingga word of mouth juga ikut mempengaruhi dalam proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Word of mouth adalah komunikasi pribadi tentang sebuah produk antara pembeli sasaran dan tetangga,

teman-teman, anggota keluarga, dan rekan (Kotler dan Amstrong, 2008 : 128).

Pihak Acer juga turut melakukan promosi dalam sebuah film yang berjudul

Durable Love. Film ini dirilis pada Februari 2012. Dalam film ini, promosi yang

dilakukan pihak Acer adalah produk Acer adalah produk yang tahan banting,

tahan air dan tidak rusak saat digilas sebuah mobil. Dari film ini, banyak orang

melihat bahwa promosi yang dilakukan pihak Acer cukup ampuh dalam menarik

perhatian masyarakat dalam menonton film tersebut. Dari sini mulai terjadi word of mouth terhadap penikmat film Durable Love ke teman atau rekannya. Sedangkan Word of mouth padalaptop Acer, sebagian mahasiswa membeli laptop Acer karena mendengar dan mengetahui informasi tentang laptop Acer dari

teman-temannya maupun orang lain yang ada di lingkungan sekitarnya. Sehingga

word of mouth juga turut mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oelh konsumen.

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.

Terkadang cukup sulit dalam mempelajari tentang perilaku konsumen. Terlebih

(18)

dibutuhkan olehnya. Bahkan, ada konsumen yang membeli produk secara impluce buy, yaitu pembelian yang dilakukan dibawah alam sadar konsumen itu sendiri.

Menurut Mangkunegara (2009 : 4), perilaku konsumen adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,

menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi

lingkungan.

Menurut Louden dan Bitta dalam Mangkunegara, (2009 : 4-5), ada tiga

faktor dalam mempelajari perilaku konsumen, yaitu : 1). Faktor stimulus,

merupakan faktor yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat

berpengaruh dalam proses pembelian. Contoh : merek dan jenis barang. 2). Faktor

respons, merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari faktor stimulus.

Contoh : keputusan membeli barang. 3). Faktor intervening adalah faktor antara

stimulus dan respons. Faktor ini merupakan faktor dari internal individu, termasuk

motif-motif dalam melakukan pembelian.

Laptop merupakan kebutuhan mahasiswa masa kini. Sistem kegiatan

belajar mengajar bagi mahasiswa saat ini mengharuskan pemanfaatan alat bantu

laptop dalam berbagai prosesnya. Tugas-tugas diketik lalu dikirim melalui email

ke dosen, bahan kuliah, tugas kelompok, presentasi, hingga browsing internet sebagai gudang informasi yang tidak terbatas maka tidak ada alasan bagi

mahasiswa untuk tidak memiliki produk yang satu ini.

Dunia kampus juga turut mempengaruhi mahasiswa dalam proses

(19)

mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki laptop dengan merek terkenal dan

spesifikasi tinggi menjadikannya lebih percaya diri. Popularitas dan nama merek

laptop sangat cepat tersebar dalam lingkungan mahasiswa, jika produk laptop

tersebut tidak bagus maka beritanya akan mudah tersebar dan mempengaruhi

keputusan pembelian mahasiswa lain yang merupakan calon pembeli baru.

Penyebaran informasi antar mahasiswa memudahkan mereka mengetahui tentang

produk laptop yang dapat mendongkrak maupun mengurangi penjualan laptop itu

sendiri.

Acer merupakan sebuah merek dari lima besar komputer pribadi dunia.

Produk Acer antara lain adalah desktop, notebook, server, penyimpanan data, layar, peripheral, dan solusi e-bisnis untuk bisnis, pemerintah, pendidikan dan

pengguna pribadi. Pertama kali didirikan dengan nama Multitech yang didirikan

pada 1976, yang kemudian dinamakan Acer pada 1987. Grup Pan Acer

mempekerjakan 39.000 orang di lebih dari 100 negara. Pendapatannya pada 2002

adalah US$12,9 miliar. Kantor pusatnya terletak di Kota Sijhih, Taipei County,

Taiwan (www.wikipedia.com).

Tabel 1.1

(20)

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari peraih top brand award pada

kategori notebook/laptop/netbook yang menempati peringkat pertama pada tahun

2013 dan 2014 adalah merek Acer . Ini menunjukkan bahwa selama dua tahun

berturut-turut merek Acer merupakan merek yang terfavorit bagi masyarakat

Indonesia. Walaupun terjadi penurunan persentase dari tahun 2013 ke tahun 2014,

tetapi Acer tetap menjadi top brand di kategori Notebook/laptop/Netbook.

Penghargaan yang diterima oleh Acer selama tahun 2013 adalah

Penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2013, Top Brand

2013, Indonesia Most Favorite Youth Brand Award 2013, Indonesia Brand

Champion 2013, Master Service Award 2013, dan Indonesia Best Brand Award

(IBBA) 2013 (www.acerid.com). Data ini menunjukkan bahwa merek Acer

merupakan merek pilihan bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi kaum muda.

Dan masyarakat Indonesia juga merasa puas setelah menggunakan merek Acer.

Sehingga merek Acer meraih sederet penghargaan pada tahun 2013.

Acer Indonesia juga mempertahankan posisinya sebagai market leader di Indonesia pada kuartal tiga, 2013 di mana data IDC PC Tracker Q3 2013

menunjukkan Acer Indonesia meraih pangsa pasar sebesar 28,9 persen atau naik

sebesar 12,6 persen dari kuartal sebelumnya. Hal ini sejalan dengan data GFK

bulan Oktober 2013 di 16 kota di Indonesia yang menunjukkan pangsa pasar

(21)

pada prasurvey yang peneliti lakukan pada 43 mahasiswa USU menunjukkan

bahwa 24 orang (55,8%) memiliki laptop Acer. Sementara 19 orang lainnya

memiliki berbagai macam merek laptop seperti HP (11,6%), Samsung (2,3%),

Toshiba (9,3%), Dell (2,3%), Apple (4,7%), Lenovo (2,3%), Axio (2,3%) dan

Asus (9,3%).

Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara merupakan pasar yang cukup

potensial dalam penggunan laptop. Karena laptop digunakan sebagai salah satu

alat bantu dalam kegiatan perkuliahan. Berdasarkan uraian tersebut peneliti

tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian dan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Equity dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“ Apakah Brand Equity dan Word of Mouth Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Acer Pada Mahasiswa Universitas

(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh brand equity dan word of mouth terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi PT Acer

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan tambahan

informasi yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan sehingga dapat

digunakan dalam menentukan kebijakan dalam memproduksi laptop Acer.

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti disamping memberikan

kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi yang

nantinya dapat memberi perbandingan dalam mengadakan penelitian yang lebih

lanjut tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Perilaku Konsumen

2.1.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku pembelian tidak pernah sederhana tetapi memahaminya

merupakan tugas yang sangat penting bagi manajemen pemasaran. Perilaku

pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian akhirperorangan dan

rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi (Kotler dan

Amstrong, 2008 : 158).

2.1.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor

kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah

faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) oleh perusahaan, tetapi harus benar-benar diperhitungkan untuk mengkaji pengaruh-pengaruhnya

terhadap perilaku pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008 : 159).

1. Faktor Kebudayaan

Faktor-faktor budaya memiliki pengaruh yang paling luas dalam perilaku

konsumen. Kebudayaan sendiri memiliki pengertian seperangkat nilai, persepsi,

keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari seorang anggota masyarakat dari

keluarga dan lembaga-lembaga kemasyarakatan penting lainnya. Kebudayaan

(24)

bertempat tinggal dan pengaruh tersebut akan terus ada dan terus berubah

mengikuti perkembangan zaman.

2. Faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen

diantaranya : kelompok acuan, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua kelompok di sekitar individu

yang mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap

perilaku individu tersebut. Kelompok acuan mempengaruhi pendirian dan konsep

pribadi seseorang karena individu biasanya berhasrat untuk berperilaku sama

dengan kelompok acuan tersebut.

b. Keluarga

Keluarga sendiri biasanya menjadi sumber orientasi dalam

perilaku. Anak akan cenderung berperilaku sama dengan orang tua saat mereka

melihat perilaku orang tua mereka mendatangkan manfaat atau keuntungan.

c. Peran dan status dalam masyarakat

Peranan adalah kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan

mengacu pada orang-orang disekellilingnya. Sedang status adalah pengakuan

umum masyarakat sesuai dengan peran yang dijalankan. Setiap individu

dan status yang disandangnya akan mempengaruhi perilakunya.

3. Faktor Pribadi

Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi oleh

(25)

lainnya. Faktor-faktor tersebut diantaranya :

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Individu dalam membeli barang atau jasa biasanya disesuaikan dengan

perubahan usia mereka. Pola konsumsi yang terbentuk juga berbeda antara

individu-individu yang usianya berbeda.

b. Pekerjaan

Pekerjaan individu tentunya ikut mempengaruhi perilaku pembelian

individu. Penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaannya itulah yang menjadi

determinan penting dalam perilaku pembelian mereka.

c. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang sebagaimana tercermin

dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup akan sangat mempengaruhi pola

tindakan dan perilaku individu.

d. Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang

yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap

lingkungannya.

4. Faktor Psikologi

a. Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang

bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa

(26)

psikogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.

b. Persepsi

Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan

pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang

diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan

persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu

produk.

c. Sikap

Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu

obyek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai evaluasi yang

menyeluruh dan memungkinkn seseorang untuk merespon dengan cara yang

menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai.

2.1.2 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 181), keputusan pembelian

konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek yang paling disukai.

Sumber : Kotler dan Amstrong (2008 : 179)

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian Pengenalan

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku

(27)

Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 179), ada lima tahap dalam proses

keputusan pembelian, yaitu :

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembelian menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang (rasa lapar, haus,

seks) naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa

timbul akibat rangsangan eksternal. Contohnya, suatu iklan atau diskusi dengan teman bisa membuat anda berpikir untuk membeli mobil baru.

2. Pencarian informasi

Tahap dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, konsumen

mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi

secara aktif. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada

didekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika

tidak, konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan

pencarian informasi.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber.

Sumber-sumber ini meliputi Sumber-sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), Sumber-sumber

komersial (iklan, wiraniaga, situs web, kemasan, tampilan), sumber publik (media

massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber

pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk). Pengaruh relatif

(28)

3. Evaluasi Alternatif

Tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi

merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Sayangnya, konsumen tidak

menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam setiap

pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi yang digunakan.

Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui

beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif

bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. Dalam

beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pemikiran

yang logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit melakukan

evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi, sebagai gantinya mereka membeli

berdasarkan dorongan dan bergantung pada intuisi. kadang-kadang kansumen

membuat keputusan sendiri, kadang-kadang mereka meminta nasihat pembelian

dari teman, pemandu konsumen, atau wiraniaga.

4. Keputusan Pembelian

Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek

yang paling disukai, tetapi faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan

pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang

mempunyai arti penting bagi anda berrpikir bahwa anda seharusnya membeli

mobil yang paling murah, maka peluang anda untuk membeli mobil mahal

berkurang.

Faktor kedua adalah faktor situasional yang diharapkan. Konsumen

(29)

pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, kejadian tak

terduga bisa mengubah niat pembelian. Contoh, seorang teman mungkin

memberitahu anda bahwa ia pernah kecewa dengan mobil yang anda sukai. Oleh

karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan

pembelian yang aktual.

5. Perilaku Pascapembelian

Pekerjaan pemasar tidak hanya berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah

membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam

perilaku pascapembelian yang harus diperhatikan oleh pemasar. Dan yang

menetukan kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terletak pada hubungan antara

ekspetasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi

ekspetasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspetasi, konsumen puas;

jika produk melebihi ekspetasi, konsumen sangat puas.

2.1.3 Merek

2.1.3.1 Pengertian Merek

Menurut Kotler dalam Simamora (2002), merek adalah nama, tanda, simbol,

desain, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang ditujukan untuk mengidentifikasi

dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang

dan layanan penjual lain.

Menurut Aaker (1997 : 9), merek adalah nama dan/ atau simbol yang bersifat

membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud

(30)

penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa

yang dihasilkan para kompetitor.

Jadi, merek adalah nama, simbol, desain ataupun kombinasi dari hal-hal

tersebut yang digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan suatu produk

barang atau jasa dari satu penjual ke penjual lainnya.

2.1.3.2 Manfaat Merek

Menurut Keller dalam Tjiptono (2005 : 20) manfaat merek bagi perusahaan,

yaitu :

1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan

produk bagi perusahaan, teruatama dalam pengorganisasian sediaan dan

pencatatan akuntansi.

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek

bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual.

3. Signal tingkat kualitas bagi para pelangggan yang puas, sehingga mereka

bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yng membedakan produk

dari para pesaing.

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,

loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk di benak konsumen.

6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang. Menurut Keller dalam Tjiptono (2005 : 21), manfaat merek bagi konsumen,

yaitu sebagai identifikasi sumber produk; penetapan tanggung jawab pada

(31)

(search costs) internal dan eksternal; janji atau ikatan kusus dengan produsen; alat simbolis yang memproyeksikan citra diri; dan signal kualitas.

2.1.4 Brand Equity

2.1.4.1 Definisi Brand Equity

Menurut Situmorang (2011 : 197), ekuitas merek yaitu seperangkat aset dan

liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu

menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa

baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.

2.1.4.2 Dimensi Brand Equity

Menurut Aaker dalam Situmorang (2011 : 197), brand equity dapat dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu :

1. brand awareness (kesadaran merek)

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian dari suatu produk

tertentu (Situmorang, 2011 : 198).

2. brand associataion (asosiasi merek)

Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek (Situmorang, 2011 :

200).

3. perceived quality (persepsi kualitas)

Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang

(32)

4. brand loyalty (loyalitas merek)

Loyalitas merek adalah istilah dalam pemasaran untuk menggambarkan

seberapa kuat preferensi seorang konsumen terhadap sebuah merek bila

dibandingkan dengan merek lainnya (id.wikipedia.org).

5. other propierty barnd assets (aset-aset merek lainnya)

Aset-aset merek akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangi atau

mencegah para kompetitor menggerogoti loyalitas konsumen. Aset-aset ini

bisa mengambil banyak bentuk. Contohnya, cap dagang, paten, dan

saluran hubungan (Aaker, 1997 : 30).

Keller (dalam Ferrinadewi 2008 : 170) mengajukan beberapa kriteria

dalam memilih dan merancang elemen-elemen merek untuk membangun brand equity yaitu :

1. Mudah diingat.

2. Memiliki arti tertenetu.

3. Mengandung daya tarik secara estetika.

4. Dapat digunakan baik untuk dalam kategori produk, lintas geografis, dan

budaya serta segmen pasar.

5. Mudah diadaptasi dan fleksibel sepanjang waktu.

6. Terlindungi secara hukum dari pesaing.

2.1.5 Brand Awareness

Menurut Situmorang (2011 : 198), brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian

(33)

Peranan brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan pencapaian kesadaran di benak konsumen. Tingkatan yang paling rendah adalah

brand recognition (pengenalan merek). Tingkatan berikutnya adalah tingkatan brand recall (pengingatan kembali merek). (Situmorang, 2011 : 198)

Menurut Aaker (1997 : 93-97), Nilai brand awareness terdiri dari : 1. Jangkar yang jadi cantelan asosiasi-asosiasi lain.

Pengakuan merek merupakan langkah dasar pertama dalam tugas

komunikasi. Biasanya sia-sia untuk berusaha mengkomunikasikan

atribut-atribut merek sebelum sebuah merek mantap dengan atribut-atribut-atribut-atribut yang

diasosiasikan. Sebuah merek bagaikan map dokumen dalam pikiran yang bisa

diisi dengan nama yang berkaitan dengan berbagai fakta dan perasaan. Bila

arsip ini tidak bisa sewaktu-waktu diakses dalam memori, fakta dan perasaan

tersebut mengalami salah arsip, dan tidak bisa sewaktu-waktu diakses ketika

dibutuhkan.

2. Keakraban atau rasa suka

Pengakuan memberi merek suatu kesan akrab. Terutama untuk produk

dengan keterlibatan rendah seperti sabun, permen karet, tisu, atau pena,

familiaritas kadangkala bisa mengendalikan pembelian. Tanpa perlu untuk

mengadakan evaluasi atribut, keakraban saja mungkin saja sudah cukup.

3. Substansi atau komitmen

Kesadaran merek bisa jadi suatu sinyal dari kehadiran, komitmen, dan

substansi. Ketiganya itu merupakan atribut-atribut yang bisa sangat penting

(34)

pembeli barang-barang tahan lama. Logikanya, jika sebuah merek dikenali,

pasti ada sebabnya, seperti : perusahaan telah mengiklankan secara luas,

perusahaan telah menggeluti bisnis tersebut dalam jangka waktu yang lama,

perusahaan mempunyai jangkauan distribusi yang luas, dan merek tersebut

berhasil.

4. Mempertimbangkan merek-merek

Langkah pertama dalam proses pembelian biasanya adalah menyeleksi

sekumpulan merek untuk dipertimbangkan. Pembeli mungkin tidak akan

diperlihatkan pada banyak merek selama proses tersebut, kecuali adanya

kejadian secara kebetulan. Karena itu pengingatan merek bisa menjadi penting

untuk masuk kedalam kelompok ini. Perusahaan-perusahaan yang pertama

terlintas dalam pikiran konsumen akan mendapatkan keuntungan.

2.1.6 Brand Association

Menurut Situmorang (2011 : 200), brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu

merek.

Menurut Aaker (1997 : 162-166), Nilai brand assosiation terdiri dari : 1. Membantu proses penyusunan informasi

Asosiasi-asosiasi bisa membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan

spesifikasi yang mungkin sulit diproses dan diakses para pelanggan, dan bisa

(35)

2. Perbedaan

Suatu asosiasi bisa memberikan landasan yang penting bagi usaha yang

membedakan. Dalam sebagian kelas produk seperti anggur, parfum, dan

pakaian, sejumlah merek tidak bisa dibedakan oleh sebagian besar pelanggan.

Asosiasi-asosiasi merek bisa memeinkan suatu peran yang amat penting dalam

memisahkan suatu merek dari merek lainnya.

3. Alasan untuk membeli

Banyak asosiasi merek membutuhkan berbagai atribut produk atau

manfaat pelanggan yang bisa menyodorkan suatu alasan spesifik untuk

membeli dan menggunakan merek tersebut.

4. Meciptakan sikap/perasaan positif

Beberapa asosiasi mampu merangsang perasaan psoitif yang pada

gilirannya merembet ke merek yang bersangkutan. Asosiasi-asosiasi dan

perasaan-perasaan yang mernyertainya kemudian menjadi terkait dengan

merek.

5. Landasan untuk perluasan

Suatu asosiasi bisa menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan

menciptakan rasa kesesuaian antara merek dan sebuah produk baru, atau

dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.

2.1.7 Perceived Quality

Menurut Situmorang (2011 : 201), perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa

(36)

Menurut Situmorang (2011 : 201), Dimensi-dimensi dalam perceived quality, yaitu :

1. Kinerja, melibatkan berbagai karakteristik operasional utama.

2. Pelayanan, mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada

produk tersebut.

3. Ketahanan, mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.

4. Keandalan, konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari

suatu pembelian ke pembelian berikutnya.

5. Karakteristik produk, bagian-bagian tambahan dari produk.

6. Kesesuaian dengan spesifikasi, pandangan mengenai spesifikasi yang telah

ditentukan dan teruji.

Menurut Aaker (1997 : 126-129), Nilai perceived quality terdiri dari : 1. Alasan untuk membeli

Dalam banyak konteks, kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan

yang penting untuk membeli, mempengaruhi merek-merek mana yang mesti

dipertimbangkan, dan pada gilirannya akan memengaruhi merek apa yang

bakal dipilih.

2. Differensiasi/posisi

Suatu karaktersitik penting dari merek adalah posisinya didalam dimensi

kesan kualitas. Apakah merek itu merupakan super optimum, optimum,

bernilai atau ekonomis? Lebih jauh berkenaan dengan kesan kualitas, apakah

merek tersebut terbaik atau hanya sekedar kompetitif terhadap merek-merek

(37)

3. Harga optimum

Keuntungan kesan kualitas memberikan pilihan-pilihan dalam

menetapkan harga optimum. Harga optimum bisa meningkatkan laba, dan atau

memberikan sumber daya untuk re-investasi pada merek tersebut. harga

optimum tidak hanya memberikan sumber daya, melainkan juga menguatkan

kesan kualitas.

4. Kepentingan Berbagai Pos Saluran

Kesan kualitas juga punya arti penting bagi para pengecer, distributor, dan

berbagai pos saluran lainnya. Pencitraan sebuah pos saluran dipengaruhi

produk atau layanan yang masuk dalam jalur ditribusinya. Sehingga

menyimpan “kualitas produk” bisa menjadi faktor penting.

5. Perluasan merek

Kesan kualitas bisa dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai

perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu untuk masuk ke

kategori produk baru.

2.1.8 Brand Loyalty

Loyalitas merek adalah seberapa kuat preferensi seorang konsumen terhadap sebuah merek bila dibandingkan dengan merek lainnya. Loyalitas merek

(38)

Sumber : Aaker (1997 : 57)

Gambar 2.2 Piramida Loyalitas Menurut Aaker (1997 : 58), tingkatan loyalitas terdiri dari :

1. Tingkatan loyalitas yang paling dasar adalah pembeli yang tidak loyal

sama sekali tidak tertarik pada merek tersebut. Merek apapun dianggap

memadai.

2. Tingkat kedua adalah para pembeli yang puas dengan produk, atau

setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan.

3. Tingkat ketiga juga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul

biaya peralihan yaitu biaya dalam waktu, uang, atau resiko kinerja

berkenaan dengan tindakan beralih merek. pembeli komit

menyukai merekmengangg

ap merek sebagai sahabat

pembeli yang puas dengan biaya peralihan

pembeli yang puas/bersifat kebiasaan tidak ada masalah untuk beralih

(39)

4. Tingkat keempat berisi orang-orang yang sungguh-sungguh menyukai

merek tersebut.

5. Tingkatan teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai

suatu kebanggan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek.

2.1.9 Bauran Komunikasi Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2009 : 172), komunikasi pemasaran adalah sarana

di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan

konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek

yang dijual.

Menurut Kotler dan Keller (2009 : 174), bauran komunikasi pemasaran terdiri

dari :

1. Iklan yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi

ide barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.

2. Promosi penjualan yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong

percobaan atau pembelian produk atau jasa.

3. Acara dan pengalaman yaitu kegiatan dan program yang disponsori

perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau

interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.

4. Hubungan masyarakat dan publisitas yaitu beragam program yang

dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau

(40)

5. Pemasaran langsung yaitu penggunaan surat, telepon, faksimile, email atau

internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta

respon atau dialog dari pelanggan dan propek tertentu.

6. Pemasaran interaktif yaitu kegiatan dan program online yang dirancang

untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak

langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan

penjualan produk.

7. Pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth) yaitu komunikasi lisan tertulis, dan elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan

keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk dan jasa.

8. Penjualan personal yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih

pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab

pertanyaan, dan pengadaan pesanan.

2.1.10 Word Of Mouth

Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 128), word of mouth adalah komunikasi pribadi tentang sebuah produk antara pembeli sasaran dan tetangga,

teman-teman, anggota keluarga, dan rekan.

Word of mouth juga merupakan sebuah strategi pemasaran untuk membuat pelanggan membicarakan (to talk), mempromosikan (to promote), dan menjual (to sell) kepada pelanggan lain. Tujuan akhirnya adalah seorang konsumen tidak hanya sekedar membicarakan atau pun mempromosikan tetapi mampu menjual

(41)

To talk maksudnya ialah ketika konsumen menceritakan kembali produk perusahaan kepada rekan atau calon konsumen lainnya. To promote adalah saat konsumen membujuk dan mempromosikan produk kepada kerabat atau calon

konsumen baru. Sedangkan to sell adalah ketika seorang konsumen berhasil mengubah (transform) konsumen lain yang tidak percaya serta memiliki persepsi negatif dan tidak mau mencoba sebuah produk menjadi percaya, berpersepsi

positif dan akhirnya mau mencoba (Fadhilla : 2013, 40).

Menurut Kotler dan Keller (2009 : 192), ada tiga karakteristik penting dalam

word of mouth, yaitu :

1. Kredibel, karena orang lebih mempercayai orang lain yang mereka kenal

dan hormati, pemasaran dari mulut ke mulut bisa sangat berpengaruh.

2. Pribadi, pemasaran dari mulut ke mulut bisa menjadi dialog yang sangat

akrab yang mencerminkan fakta, pendapat, dan pengalaman pribadi.

3. Tepat waktu, pemasaran dari mulut ke mulut terjadi ketika orang

menginginkannya dan ketika mereka paling tertarik, dan sering kali

mengikuti acara atau pengalaman penting.

Menurut Kotler dan Keller (2009 : 235), ada dua bentuk khusus word of mouth, yaitu :

1. Pemasaran buzz (gosip / perbincangan) menghasilkan ketertarikan, menciptakan publisitas, dan mengekspresikan informasi relevan baru

yang berhubungan dengan merek melalui sarana yang tak terduga atau

(42)

2. Pemasaran viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain berita dari mulut ke mulut, atau berita dari satu klik mouse ke klik berikutnya (word of mouse), yang mendorong konsumen menceritakan barang dan jasa yang dikembangkan perusahaan informasi audio, video, dan tertulis

kepada orang lain secara online.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Teknik

(43)

(Lanjutan)

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Variabel Teknik

Analisis

Secara simultan brand awareness, brand association, perceiverd quality, dan brand loyalty

(44)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis

antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. (Sekaran dalam

Sumarni dan Wahyuni, 2006 : 27).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2011), keputusan pembelian

dapat terjadi karena dipengaruhi oleh brand equity. Keputusan pembelian konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek yang paling disukai. Merek

yang prestisius memiliki ekuitas merek yang kuat (Kotler dan Amstrong, 2008 :

181). Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian dari suatu produk tertentu

(Situmorang, 2011 : 198). Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek

(Situmorang, 2011 : 200). Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan

dengan apa yang diharapkan pelanggan (Situmorang, 2011 : 201). Loyalitas

merek adalah seberapa kuat preferensi seorang konsumen terhadap sebuah merek

bila dibandingkan dengan merek lainnya (id.wikipedia.org)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fadhila (2013), keputusan pembelian

(45)

sasaran dan tetangga, teman-teman, anggota keluarga, dan rekan (Kotler dan

Amstrong, 2008 : 128).

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008 : 93), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah biasanya

disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi, dari pendapat tersebut, suatu

hipotesis yang telah dikemukakan bukan merupakan suatu jawaban yang benar

secara mutlak, tetapi hanya dipakai untuk mengatasi permasalahan yang ada dan

masih harus dibuktikan kebenarannya.

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian

ini adalah “Brand Equity dan Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Laptop Acer pada mahasiswa Universitas Sumatera

Utara”.

Brand Awareness (X1)

Brand Association (X2)

Perceived Quality

(X3) Keputusan Pembelian (Y)

Brand Loyalty (X4)

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi assosiatif,

yaitu penelitian yang menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat (Ginting dan Situmorang, 2008 : 57). Adapun variabel

yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu brand awareness (X1), brand assosiation (X2), perceived quality (X3), brand loyalty

(X4), word of mouth (X5) dan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl.

Dr. T. Mansur No. 9 Kampus USU, Medan. Penelitian ini dilakukan dari Januari

2014 sampai dengan April 2014.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan

tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu

membatasi masalah yang di bahas, hanya pada :

1. Variabel bebas yaitu brand awareness (X1), brand assosiation (X2),

perceived quality (X3), brand loyalty (X4), dan Word of Mouth (X5) .

(47)

3.4 Definisi Operasional

Defenisi operasional yaitu suatu defenisi yang diberikan pada suatu variabel

dengan memberikan arti dari membenarkan kegiatan atau suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Defenisi operasional dari variabel yang di teliti adalah :

1. Variabel bebas yang merupakan variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu :

a. Brand awareness merupakankesanggupan seseorang konsumen dalam mengenali dan mengingat merek Acer sebagai salah satu merek laptop. b. Brand assosiation merupakan kesan yang muncul di benak konsumen

terkait dengan laptop Acer.

c. Perceived quality merupakan persepsi konsumen terhadap kualitas atau keunggulan laptop Acer.

d. Brand loyalty merupakan preferensi yang dimiliki oleh konsumen tentang laptop Acer bila dibandingkan dengan merek laptop yang lain. e. Word of mouth merupakan komunikasi pribadi tentang laptop Acer

antara pembeli sasaran dan tetangga, teman-teman, anggota keluarga, dan rekan.

(48)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL PENGERTIAN INDIKATOR VARIABEL SKALA

UKUR

2. Pengenalan merek Likert

Brand Assosiation

(X2)

Kesan yang muncul di benak konsumen terkait dengan laptop

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Adapun yang menjadi skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah

skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

(49)

Skala likert yang digunakan adalah skala dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skala Likert

No Jawaban Kode Bobot

1 Sangat Setuju SS 5

2 Setuju S 4

3 Kurang Setuju KS 3

4 Tidak Setuju TS 2

5 Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber : (Sugiyono, 2008:133)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 : 115).

Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Universitas

Sumatera Utara yang masih terdaftar aktif mengikuti perkuliahan yang berjumlah

38.928 orang yang menggunakan laptop Acer.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008 : 116). Dan teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dan

(50)

Kriteria yang digunakan yaitu terdaftar sebagai mahasiswa Universitas

Sumatera Utara dan telah memiliki laptop Acer selama enam bulan atau lebih.

Karena mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menggunakan laptop Acer jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah digunakan rumus (Supramono, 2003 : 62), sebagai berikut :

n

=

(��2)(�)(�)

�2

Keterangan : n = Jumlah sampel

Z α= Nilai standar normal yang besarnya tergantung α, Bila α = 0,05 Z = 1,67

Bila α = 0,01 Z = 1,96 p = Estimasi proporsi populasi q = 1-p

d = Penyimpangan yang ditolerir

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan memakai rumus tersebut menghasilkan sejumlah sampel sebagai berikut :

n = (1,962)(0,6)(0,4)

0,12 = 92,2

(51)

Tabel 3.3

Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Fakultas

Fakultas Jumlah

Kedokteran Gigi 878 1020

38928 x 93= 03

Ilmu Budaya 3544 3872

38928 x 93 = 10

Matematika Dan Ipa 2935 2981

38928� 93 = 08

Sumber : Direktori Mahasiswa USU (Januari 2014)

3.7 Jenis Data Penelitian 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diambil

serta dicatat untuk pertama kalinya. Data primer yang dibutuhkan dalam

penelitian ini seperti data identitas responden dan hasil penelitian melalui

kuesioner.

2. Data Sekunder

(52)

pihak lain). Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti

buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.8Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara pengambilan data atau informasi

dalam suatu penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti

ingin mengumpulkan informasi untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti.

2. Daftar pertanyaan (Kuesioner)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi sejumlah

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu proses pengumpulan data dengan cara mempelajari

jurnal ilmiah, buku-buku pendukung, penelusuran internet, dan sebagainya

yang berhubungan dengan internet.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2012 : 76) Validitas menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti

(53)

yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner

tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang

terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi

validitas data; misalnya apakah si pewawancara mengumpulkan data betul-betul

mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner.

Skala pengukuran yang tidak valid maka tidak memberikan manfaat bagi

peneliti karena tidak mengukur yang seharusnya dan melakukan yang seharusnya

dilakukan , dengan kriteria sebagi berikut :

1. Jika rhitung >r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid

2. Jika rhitung <rtabel,maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

Nilai r tabel dengan ketentuan N = jumlah kasus = 30 dan tingkat

signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0,361 (rtabel).

(54)

(Lanjutan)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Dari 25 pernyataan yang diperoleh, ada dua pernyataan yang tidak valid,

kemudian dua pernyataan itu dibuang. Sehingga sisa 23 pernyataan, lalu diuji

kembali dan hasilnya semua pernyataan dinyatakan valid karena r Hitung > r Tabel

sebesar 0,361. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap

pengujian realibilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Situmorang dan Lufti (2012 : 79) Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala

yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat

pengukur tersebut reliabel. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur

(55)

1. Jika nilai cronbach alpha > 0,60 maka dinyatakan reliabel. 2. Jika nilai cronbach alpha < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Cronbach's

Alpha N of Items

0.916 23

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2014)

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat

diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi

klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di

atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal

(Situmorang & Lufti, 2011 : 107).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan

satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan

(56)

3. Uji Multikolinearitas

Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas

dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala

multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2011 : 137), di mana :

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11 Metode Analisis Data 3.11.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah salah satu metode analisis, dengan cara data

disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran

tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.

3.11.2 Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari brand awareness (X1),brand

association (X2), perceived quality (X3), brand loyalty (X4), word of mouth (X5)

(57)

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 +b4X4 + b5X5 + e

Keterangan:

Y= variabel keputusan pembelian a= konstanta

b1...b5=koefisien regresi

X1= variabel brand awareness

X2= variabel brand associaton

X3= variabel perceived quality

X4= variabel brand loyalty

X5= variabel word of mouth

e= standard error

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji -F (Uji Serentak)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

digunakan statistik F (uji F). Jika F hitung < F tabel , maka H0 diterima atau Ha

ditolak, sedangkan jika F hitung > F tabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika

tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.12.2 Uji-t (Uji Parsial)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

digunakan statistik t (uji t). Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak,

sedangkan jika t hitung > t tabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat

(58)

3.12.3 Identifikasi Koefisien Determinan (R²)

Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi

variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R²). Koefisien determinan

menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel

dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik

kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Jika

determinasi (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini

berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT Acer

Taiwan merupakan negara asal Acer dimana perusahaan ini merupakan

salah satu merek produsen komputer terbesar didunia. Di Indonesia sendiri Acer

telah meraih keberhasilan sebagai produsen yang memperoleh penjualan tertinggi

selama 5 tahun berturut-turut semenjak tahun 2007.

Acer yang pada awalnya bernama Multitech berbasis di kota Sijhih,

Taipei, Taiwan. Meskipun di Amerika Utara penjualan Acer tidak terlalu bagus

karena beratnya persaingan bisnis dengan beberapa produsen ternama seperti

Samsung yang berasal dari Korea Selatan serta Apple yang menjadi brand dari

merk lokal Amerika, namun Acer memiliki penjualan yang bagus di wilayah Asia

serta Eropa.

Semenjak tahun 1999, basis pangkalan utama Acer untuk wilayah Asia

Pasifik saat ini bertempat di Highpoint Service Network (HSN) Sdn Bhd, Taman

Perindustrian UEP, Subang Jaya, Malaysia dimana seluruh pengiriman pembelian

maupun servis negara-negara di wilayah Asia Pasifik dilakukan melalui jalur

HSN.

Kesuksesan Acer di Asia saat ini tak dapat dipungkiri berkat kerjasamanya

dengan berbagai sponsor tim besar utama di dunia otomotif seperti Tim Formula 1

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Top Brand Award Kategori Notebook/Laptop/Netbook
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian
Gambar 2.2 Piramida Loyalitas
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil variabel brand awareness , brand association , perceived quality, dan brand loyalty baik secara individu maupun secara

Variabel independen yang terdiri dari brand awareness, brand knowledge, dan brand strength secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel

association, perceived quality, brand loyalty) antara Indomie dengan brand. equity (brand awareness, brand association, perceived quality,

Secara parsial, hanya brand awareness , perceived quality , dan brand loyalty yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, kemudian hanya perceived quality , dan

Secara simultan, brand awareness , brand association , perceived quality , dan brand loyalty berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, kemudian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara brand equity dengan sub variabel brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty terhadap

brand awareness, brand knowledge, dan brand strength, sedangkan sisanya sebesar 47,5% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain. 2) Variabel independen yang terdiri dari

Saya menjadikan Laptop Acer sebagai pilihan pertama saya dalam memilih Laptop dibandingkan dengan produk lain yang sejenis.. Saya merasa