• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Model dan Simulasi Sistem Antrian pada Pusat Pelayanan Asuransi Kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancangan Model dan Simulasi Sistem Antrian pada Pusat Pelayanan Asuransi Kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN

PADA PUSAT PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN

(ASKES/BPJS) DI RSUP DR. PIRNGADI MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

M. YOAN F. EKA PUTRA T. 09 0 4 0 3 0 07

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler

strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk

tugas sarjana ini adalah “Rancangan Model dan Simulasi Sistem Antrian pada

Pusat Pelayanan Asuransi Kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi

Medan”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari

masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan

pembaca lainnya.

Medan, April 2013

Penulis,

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada

Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan

dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah

membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun

administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas

Sarjana ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim M, MSIE selaku Ketua Bidang Manajemen

Rekayasa dan Sistem Produksi atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan

masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana

ini.

3. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin M, M.T selaku Dosen Pembimbing I atas waktu,

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam

penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Anizar M.Kes selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan,

pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian

(5)

5. Ayahanda Drs. H. Asmara Tanjung dan Ibunda Dra.Yohanimar Syamsu yang

tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga

laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala

kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis

memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda

dan Ibunda tercinta.

6. Kepada kakak Nadya Ulfa Tanjung S.Km dan Siti Dwi Anisa Tanjung

S.Pdyang selalu menyemangati dan mendukung penulis untuk secepatnya

menyelesaikan laporan ini.

7. Bapak Drs. H. M. Yasin Sidabutar, M.Si dan Ibu Rosita selaku pembimbing

lapangan di RSUP. Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan bantuan

berupa bimbingan serta informasi dan data selama melakukan penelitian.

8. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Nurmansyah, Bang Mijo, Kak Dina,

Bang Ridho, dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah

administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

9. Semua teman angkatan 2009 di Departemen Teknik Industri USU yang telah

memberikan banyak masukan dan arahan kepada penulis.

10.Kepada sahabat penulis yakni Al Hafizh Sinaga, Musthofa W. Hsb,

Naqasha A. Sidabutar, Ridho Arif Akbar, dan T. Fachrozi Fitra R yang sangat

berpengaruh besar sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan ini.

11.Kepada asisten laboratorium pengukuran dan statistik yakni Ina, Dea, Angel,

Oi, Musthofa, Rois, Yuni, Tari, Dira, Lisa, Wahyu, Chaidir, Randy, Solihin,

(6)

12.Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis

mengucapkan terima kasih. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2014

PENULIS

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2 Perumusan Masalah ... I-4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-5

1.4 Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-6

1.5 Sistematika Penulisan Laporan ... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan... II-1

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.3 Organisasi dan Manajemen ... II-3

2.3.1 Struktur Organisasi ... II-3

(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3.3 Jam Kerja dan Shift Karyawan ... II-10

III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Antrian ... III-1

3.2 Karakteristik Sistem Antrian ... III-2

3.2.1 Pola Kedatangan Pelanggan ... III-2

3.2.2 Pola Pelayanan ... III-3

3.2.3 Jumlah Pelayanan ... III-3

3.2.4 Kapasitas Sistem... III-5

3.2.5 Disiplin Antrian ... III-6

3.3 Struktur Antrian ... III-7

3.4 Model Antrian ... III-8

3.5 Uji Kecocokan Distribusi ... III-12

3.6 Model Keputusan ... III-14

3.7 Simulasi Antrian ... III-16

3.7.1 Tujuan Simulasi ... III-16

3.7.2 Langkah-langkah Simulasi Sistem Antrian ... III-19

3.8 Software Arena 10.0 ... III-20

3.8.1 Fungsi dan Sejarah Arena 10.0 ... III-20

3.8.2 Simbol-simbol yang Digunakan dalam Pengolahan

(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.8.3 Langkah-langkah Simulasi Sistem Antrian ... III-21

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2 Jenis Penelitian... IV-1

4.3 Objek Penelitian ... IV-1

4.4 Variabel Penelitian ... IV-2

4.5 Instrument Penelitian... IV-2

4.6 Kerangka Konseptual ... IV-2

4.7 Pengumpulan Data ... IV-4

4.8 Pengolahan Data ... IV-4

4.9 Analisis Data ... IV-5

4.10 Kesimpulan dan Saran ... IV- 5

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1 Data Waktu Antar Kedatangan Pengunjung ... V-1

5.1.2 Data Waktu Pelayanan Pengunjung ... V-1

5.1.3 Struktur Sistem Antrian ... V-2

5.2 Pengolahan ... V-5

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.1.1 Uji Distribusi Waktu Antar Kedatangan

Pengunjung ... V-6

5.2.1.2 Uji Distribusi Waktu Pelayanan Pengunjung ... V-7

5.2.1.2.1 Uji Distribusi Waktu Pelayanan

Pengunjung Fase 1 ... V-7

5.2.1.2.2 Uji Distribusi Waktu Pelayanan

Pengunjung Fase 2 ... V-9

5.2.2 Simulasi Antrian ... V-12

5.2.3 Vaerifikasi, Replikasi dan Validasi Model ... V-19

5.2.3.1 Verifikasi Model ... V-19

5.2.3.2 Penentuan Replikasi Model ... V-20

5.2.3.3 Validasi Model ... V-23

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1 Analisis Sistem Antrian ... VI-1

6.2 Analisis Tingkat Kedatangan dan Tingkat Pelayanan ... VI-3

6.3 Analisis Atribut-atribut Antrian ... VI-4

6.4 Analisis Pemecahan Masalah ... VI-5

6.4.1 Usulan Model Antrian ... VI-5

(11)

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... VII-1

7.2 Saran ... VII-2

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1 Pembagian Waktu Shift Kerja ... II-10

3.1 Modul-modul Pada Arena... III-21

5.1 Rata-rata dan Standar Deviasi Waktu Pelayanan Pengunjung ... V-2

5.2 Output Waktu Pelayanan ... V-16

5.3 Output Waktu Tunggu ... V-18

5.4 Output Panjang Antrian ... V-18

5.5 Output Waktu Total Pelanggan ... V-19

5.6 Verifikasi Model Sistem Antrian ... V-20

5.7 Replikasi Model Sistem Antrian ... V-21

6.1 Waktu Pelayanan ... VI-3

6.2 Output Waktu Pelayanan Usulan ... VI-11

6.3 Output Waktu Tunggu Usulan ... VI-11

6.4 Output Panjang Antrian Usulan ... VI-12

6.5 Output Waktu Total Pelanggan Usulan ... VI-13

6.6 Biaya dalam Rancangan Model Antrian per Tahun ... VI-15

6.7 Utilitas Sistem dan Sistem Berada dalam Keadaan Menganggur ... VI-17

(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1 Foto Antrian pada Pusat Pelayanan Asuransi Kesehatan

(ASKES/BPJS) di RSUP. dr. Pirngadi Medan ... I-2

2.1 Struktur Organisasi RSUP. dr. Pirngadi Medan ... II-9

3.1 Single Chanel Single Phase... III-7

3.2 Multiple Chanel Single Phase ... III-7

3.3 Multiple Chanel Multiple Phase ... III-8

3.4 Single Chanel Multiple Phase ... III-8

3.5 Model Keputusan dengan Tingkat Aspirasi ... III-15

3.6 Membuka Program Arena ... III-22

3.7 Modul-modul pada Arena ... III-22

3.8 Komponen Connect pada Arena ... III-23

3.9 Form Menu Create ... III-23

3.10 Pengaturan Jalannya Simulasi ... III-24

3.11 Report padaArena ... III-25

4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3

4.2 Block Diagram Metodologi Penelitian ... IV-6

5.1 SOP Sistem Antrian pada Pusat Pelayanan Asuransi Kesehatan

(ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan ... V-4

5.2 Layout Pusat Pelayanan Asuransi Kesehatan (ASKES/BPJS) di

(14)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

5.3 Distribusi Waktu Antar Kedatangan Pengunjung ... V-6

5.4 Distribusi Waktu Pelayanan Pengunjung Server 1 Fase 1 ... V-7

5.5 Distribusi Waktu Pelayanan Pengunjung Server 3 Fase 1 ... V-8

5.6 Distribusi Waktu Pelayanan Pengunjung Server 2 Fase 2 ... V-9

5.7 Distribusi Waktu Pelayanan Pengunjung Server 4 Fase 2 ... V-10

5.8 Distribusi Waktu Pelayanan Pengunjung Server 5 Fase 2 ... V-11

5.9 Distribusi Waktu Pelayanan Pengunjung Server 6 Fase 2 ... V-12

5.10 Tampilan Model Antrian dengan Software Arena ... V-17

5.11 DiagramData Hasil Simulasi ... V-20

5.12 Diagram Data Hasil Simulasi Selama Satu Tahun ... V-23

6.1 SOP Sistem Antrian pada Pusat Pelayanan Asuransi Kesehatan

(ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan ... VI-8

6.2 SOP Sistem Antrian Usulan Pusat Pelayanan Asuransi Kesehatan

(ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan ... VI-9

6.3 Model Antrian Usulan... VI-5

(15)

ABSTRAK

Antrian merupakan suatu fenomena alam yang terjadi apabila permintaan terhadap suatu pelayanan pada waktu tertentu melebihi kapasitas pelayanan pada waktu yang sama.Pembahasan teori antrian lebih difokuskan pada upaya penguraian waktu tunggu yang terjadi dalam barisan antrian. Rumah sakit merupakan suatu tempat yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang meliputi kuratif, dan preventif melalui pelayanan medis, rawat inap, dan administratif.Fungsi utama rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. Salah satu fasilitas di rumah sakit yang disediakan oleh pemerintah adalah asuransi kesehatan (ASKES/BPJS). Salah satu rumah sakit yang terdapat fasilitas ini adalaha RSUP. dr. Pirngadi Medan, namun banyaknya pengunjung yang memanfaatkan fasilitas ini menyebabkan terjadinya antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) tersebut. Antrian ini terjadi karena jumlah kedatanagn penerima layanan lebih besar dari pada kecepatan pelayanannya.Dampak dari kondisi ini menyebabkan terhambatnya kegiatan para pengguna jasa, hal ini terjadi karena pengguna jasa harus menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari jasa ini. Pihak rumah sakit akan mendapat masalah dari hal ini karena dapat mempengaruhi kepuasan pasien dalam memperoleh layanan kesehatan jika tidak segera ditangani. Berdasarkan hal tersebut dilakukan simulasi terhadap sistem antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan untuk melihat berapalama rata-rata pengunjung berada di dalam sistem antrian serta untuk menemukan rancangan model sistem antrian yang sesuai dengan keadaan sistem ini. Pencarian model alternatif ini sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien sehingga dapat meningkatkan citra rumah sakit.Hasil yang diperoleh dari simulasi terhadap sistem antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan adalah diperoleh rancangan yang paling sesuai dengan sistem antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP. dr. Pirngadi Medan adalah dengan menggabungkan fase 1 dan fase 2 pada setiap pelayanan pengunjung.Waktu rata-rata pengunjung selama berada dalam sistem antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan (WS) adalah 36,5020 menit, dengan melakukan penggabungan fase waktu

rata-rata pengunjung dalam sistem menjadi 22,5530 menit.

(16)

ABSTRAK

Antrian merupakan suatu fenomena alam yang terjadi apabila permintaan terhadap suatu pelayanan pada waktu tertentu melebihi kapasitas pelayanan pada waktu yang sama.Pembahasan teori antrian lebih difokuskan pada upaya penguraian waktu tunggu yang terjadi dalam barisan antrian. Rumah sakit merupakan suatu tempat yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang meliputi kuratif, dan preventif melalui pelayanan medis, rawat inap, dan administratif.Fungsi utama rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. Salah satu fasilitas di rumah sakit yang disediakan oleh pemerintah adalah asuransi kesehatan (ASKES/BPJS). Salah satu rumah sakit yang terdapat fasilitas ini adalaha RSUP. dr. Pirngadi Medan, namun banyaknya pengunjung yang memanfaatkan fasilitas ini menyebabkan terjadinya antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) tersebut. Antrian ini terjadi karena jumlah kedatanagn penerima layanan lebih besar dari pada kecepatan pelayanannya.Dampak dari kondisi ini menyebabkan terhambatnya kegiatan para pengguna jasa, hal ini terjadi karena pengguna jasa harus menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari jasa ini. Pihak rumah sakit akan mendapat masalah dari hal ini karena dapat mempengaruhi kepuasan pasien dalam memperoleh layanan kesehatan jika tidak segera ditangani. Berdasarkan hal tersebut dilakukan simulasi terhadap sistem antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan untuk melihat berapalama rata-rata pengunjung berada di dalam sistem antrian serta untuk menemukan rancangan model sistem antrian yang sesuai dengan keadaan sistem ini. Pencarian model alternatif ini sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien sehingga dapat meningkatkan citra rumah sakit.Hasil yang diperoleh dari simulasi terhadap sistem antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan adalah diperoleh rancangan yang paling sesuai dengan sistem antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP. dr. Pirngadi Medan adalah dengan menggabungkan fase 1 dan fase 2 pada setiap pelayanan pengunjung.Waktu rata-rata pengunjung selama berada dalam sistem antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan (WS) adalah 36,5020 menit, dengan melakukan penggabungan fase waktu

rata-rata pengunjung dalam sistem menjadi 22,5530 menit.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Antrian merupakan suatu fenomena alam yang terjadi apabila permintaan

terhadap suatu pelayanan pada waktu tertentu melebihi kapasitas pelayanan pada

waktu yang sama (Sukaria, 2008).Pembahasan teori antrian lebih difokuskan pada

upaya penguraian waktu tunggu yang terjadi dalam barisan antrian. Peristiwa

antrian sangat sering terjadi yang dialami dalam kehidupan sehari-hari seperti

mengantri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit dimana

komponen dasar antrian terdiri dari kedatangan, pelayanan, dan antrian itu sendiri.

Rumah sakit merupakan suatu tempat yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang meliputi kuratif, dan preventif melalui pelayanan medis, rawat

inap, dan administratif.Fungsi utama rumah sakit adalah menyediakan dan

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan

pasien (Soeprapto, 2006).Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.983/SK/MENKES/XI/92, rumah sakit mempunyai misi memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Antrian yang terjadi di rumah sakit

dapat berdampak pada fungsi tersebut, sehingga dapat menurunkan kualitas

pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat.

Penelitian ini membahas tentang antrian pada pengurusan Asuransi

Kesehatan (ASKES) yang dalam hal ini telah berubah menjadi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mulai tanggal 1 Januari 2014 yang terdapat

(18)

biaya rumah sakit dari pasien yang berobat di rumah sakit tersebut.Jumlah

pengunjung yang terlalu banyak tidak sebanding dengan kecepatan pelayanan

sehingga sangat sering terjadi antrian pada kasus ini.

Sumber : RSUP. dr.Pirngadi Medan

Gambar 1.1 Foto Antrian pada Pusat Pelayanan Asuransi Kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan

Penyedia layanan kesehatan di RSUP.dr. Pirngadi Medan harus dengan

sigap melayani dan melakukan tindakan untuk keselamatan setiap pasien yang

dirawatnya. Untuk mencegah keterlambatan proses penanganan pasien akibat

mengurus administrasi bagi masyarakat yang menggunakan BPJS, maka rumah

sakit ini perlu mempersiapkan sistem pelayanannya dengan baik.

Pasien yang ingin menggunakan asuransi kesehatan harus mengurus

administrasi langsung di RSUP.dr. Pirngadi Medan tepatnya di pusat pelayanan

(19)

tersebut. Keadaan ini akan mengakibatkan antrian pada pusat pelayanan asuransi

kesehatan (ASKES/BPJS). Antrian ini terjadi karena jumlah kedatangan penerima

layanan lebih besar dari pada kecepatan pelayanannya.Dampak dari kondisi ini

menyebabkan terhambatnya kegiatan para pengguna jasa, hal ini terjadi karena

pengguna jasa harus menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari jasa ini. Pihak

rumah sakit akan mendapat masalah dari hal ini karena dapat mempengaruhi

kepuasan pasien dalam memperoleh layanan kesehatan jika tidak segera ditangani.

Dalam banyak hal, penambahan jumlah layanan dapat dilakukan untuk

mengurangi antrian atau menghindari antrian yang terus membesar, namun biaya

penambahan layanan dapat menyebabkan keuntungan menjadi menurun. Antrian

yang terlalu panjang akan menjadi masalah karena dapat mengakibatkan

kehilangan pengunjung ataupun berkurangnya citra perusahaan di mata

masyarakat.

Berdasarkan pemaparan di atas akan dilakukan simulasi terhadap sistem

antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan (ASKES/BPJS) di RSUP. dr.

Pirngadi Medan untuk melihat beralama rata-rata pengunjung berada di dalam

sistem antrian serta untuk menemukan rancangan model sistem antrian yang

sesuai dengan keadaan sistem ini. Pencarian model alternatif ini sangat penting

dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien sehingga dapat

meningkatkan citra rumah sakit.Permasalahan ini dapat dicari solusinya dengan

(20)

1.2 Perumusan Masalah

Lamanya waktu pelayanan yang tidak sebanding dengan jumlah

kedatangan dan jumlah operator yang tersedia merupakan penyebab utama

terjadinya antrian antrian pada pusat pelayanan asuransi kesehatan

(ASKES/BPJS) di RSUP.dr. Pirngadi Medan. Banyaknya pengguna jasa ini, dan

jumlah operator yang tersedia di pusat pelayanan asuransi kesehatan dan

kemampuan operator dalam melayani pengguna jasa belum mencukupi untuk

melayani pengguna jasa yang datang.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan model

sistem antrian pada pusat pelayanan Asuransi Kesehatan (ASKES) di RSUP.dr.

Pirngadi Medan yang sesuai dengan keadaan sistem sehingga dapat memperlancar

proses antrian dan dapat mengoptimalkan sistem pelayanan. Sementara tujuan

khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui frekuensi rata-rata kedatangan pengunjung

2. Mengetahui waktu pelayanan pengunjung

3. Mengetahui jumlah rata-rata pengunjung dalam antrian

4. Mengetahui waktu rata-rata pengunjung dalam sistem

5. Mengetahui rancangan model sistem antrian optimum yang diperlukan pada

(21)

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa

Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari

perkuliahan serta membandingkannya dengan masalah yang terjadi pada

perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan bagi perusahaan untuk memecahkan masalah antrian

dan memberikan gambaran tentang kondisi perusahaan dari sudut pandang

akademis dan teori-teori ilmiah.

3. Bagi Departemen Teknik Industri

Menambah jumlah hasil karya mahasiswa yang dapat menjadi literatur dan

referensi penelitian bagi peneliti-peneliti selanjutnya di Departemen Teknik

Industri.

1.4 Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam batasan-batasan tertentu, yaitu:

1. Variabel yang digunakan untuk penelitian adalah rata-rata kedatangan

pelanggan, lama pelayanan, dan jumlah operator.

2. Penelitian hanya dilakukan pada antrian pusat pelayanan ASKES/BPJS di

RSUP. dr. Pirngadi Medan.

(22)

4. Kegiatan setelah mengurus administrasi pada antrian pusat pelayanan

ASKES/BPJS di RSUP. dr. Pirngadi Medan tidak menjadi bagian dari

pengamatan.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Disiplin antrian yang digunakan RS. Pirngadi adalah firstinfirstout (FIFO).

2. Tidak terjadi perubahan prosedur pelayanan selama penelitian berlangsung.

3. Tidak ada pelanggan yang memotong barisan antrian.

4. Jumlah hari kerja selama satu tahun adalah 300 hari

1.5 Sistematika Penulisan Laporan

Agar lebih mudah ditelusuri dan dipahami maka sistematika penulisan

Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan dijelaskan hal apa saja yang menjadi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan dan asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan

Tugas Akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang menjadi

tempat penelitian yang akan dijelaskan setiap bagian-bagiannya

(23)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini diuraikan menganai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang

berisi tentang teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan

sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan

masalah.Landasan teori yang digunakan adaah bertujuan untuk

menguatkan metode yang digunakan dalam memecahkan persoalan

perusahaan.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian meliputi thapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap

tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini menjelaskan tentang jenis-jenis data, baik data primer

maupun data sekunder yang perlu dikumpulkan, lokasi data dan

metode pengumpulan data.Data primer pada umumnya dikumpulkan

melalui observasi dan wawancara yang dilakukan secara

langsung.Data sekunder dikumpulkan dengan mencatat data dari

laporan yang ada.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini menjelaskan tentang analisa yang dilakukan terhadap data

termasuk pengoperasian konsep ilmiah yang digunakan dalam

metode pendekatan serta teori-teori yang dijadikan landasan dalam

(24)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian kesimpulan berisikan butir-butir penting dari masing-masing

bab, mulai dari rumusan masalah hingga hasil-hasil analisa dan

diskusi secara ringkas dan padat. Bagian saran berisikan tentang

usulan mengenai berbagai kemungkinan aplikasi hasil studi ini

dalam dunia nyata.

DAFTAR PUSTAKA

(25)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Rumah Sakit Umum Pusat dr. Pirngadi Medan beralamat di Jl. Prof. HM

Yamin SH No. 47 Medan yang merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan di

kota Medan yang berstatus milik pemerintah Kota Medan. RSU Dr. Pirngadi Kota

Medan didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken

Huis pada tanggal 11 Agustus Anno 1928. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia

pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih oleh Bangsa Jepang dan berganti

nama menjadi Syuritsu Byusono Ince dan pimpinannya dipercayakan kepada

seorang putra Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro.

Setelah bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 menyatakan

kemerdekaannya, pada tahun 1947 rumah sakit ini diambil alih oleh pemerintah

Negara bagian Sumatera Timur Republik Indonesia Sementara (RIS) dengan

nama “Rumah Sakit Kota Medan”. Dengan berdirinya Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950 maka rumah sakit kota Medan

diambil alih oleh pemerintah pusat/kementerian kesehatan di Jakarta dengan nama

“Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)”. Pada tahun 2004, Walikota Medan yang

menjabat pada saat itu Drs. H. Abdillah, Ak, MBA mencanangkan pengembangan

rumah sakit Dr. Pirngadi menjadi delapan tingkat yang peletakan batu pertamanya

tepatnya dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2004. Kemudian pada tahun 2005,

(26)

diresmikan oleh beliau.Dengan adanya peresmian tersebut, maka gedung baru

dengan delapan tingkat siap untuk digunakan.

Masa jabatan direktur yang dipegang oleh Dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA

telah berakhir.Beliau telah menjabat sebagai direktur selama tujuh tahun. Tepat

pada tanggal 8 April 2009, pimpinan Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.

Pirngadi Kota Medan secara resmi dipindahtangankan kepada Dr. dr. Umar Zein,

DTM&H, SpPD-KPTI (Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan).

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

Sebagaimana telah diketahui bahwa RS.Pirngadi merupakan perusahaan

yang bergerak di bidang kesehatan.Adapun kegiatan yang dijalankan oleh RS.

Pirngadi yaitu:

1. Melakukan pengumpulan, pengolahan data dan perencanaan serta

penyusunan program dan laporan, melakukan kegiatan rekam medis,

melakukan kegiatan pengelolaan data rawat jalan dan rawat inap.

2. Menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan rujukan pasien, melakukan

penyusunan kebutuhan tenaga medis, melakukan pemeliharaan mutu dan

fasilitas pelayanan medis, melakukan kegiatan penunjang medis.

3. Melakukan penyusunan standar asuhan, melakukan pelayanan keperawatan,

melakukan etika profesi keperawatan dan peningkatan mutu keperawatan,

(27)

4. Melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan, melakukan kegiatan

penelitian, melakukan kegiatan perpustakaan rumah sakit, dan mengelola

perpustakaan rumah sakit.

2.3 Organisasi dan Manajemen 2.3.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi RSUP.dr. Pirngadi Medan adalah struktur organisasi

fungsional. Bentuk susunan organisasi badan pelayanan kesehatan RSUP.dr.

Pirngadi Medan dapat dilihat pada Gambar 2.1

2.3.2 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Setiap jenjang mempunyai wewenang yang menjadi pokok kegiatan dalam

menjalankan tugas, sebagaimana yang tertera dalam struktur organisasi.

1. Dewan Penyantun

Tugas pokoknya adalah mengarahkan kepala badan dalam melaksanakan misi

rumah sakit dengan memperhatikan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

kepala daerah.

2. Sekretariat

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan urusan

ketatausahaan, melakukan urusan perlengkapan, melakukan urusan

kepegawaian, melakukan urusan penyusunan anggaran, perbendaharaan dan

verifikasi, melakukan urusan akuntansi keuangan dan mobilisasi dana, serta

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai

(28)

a. Sub bagian tata usaha, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang

surat menyurat, arsip, penggandaan, perawatan dan penyimpanan

dokumentasi serta urusan kerumahtanggaan.

b. Sub bagian perlengkapan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di

bidang perlengkapan dan pengadaan barang kebutuhan rumah sakit.

c. Sub bagian kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pengelolaan administrasi di bidang kepegawaian dan kesejahteraan

pegawai.

d. Sub bagian penyusunan anggaran, perbendaharaan, dan verifikasi,

mempunyai tugas meliputi penyusunan anggaran, perbendaharaan dan

verifikasi.

e. Sub bagian akuntansi keuangan dan mobilisasi dana, mempunyai tugas

meliputi akuntansi keuangan dan mobilisasi dana.

3. Bidang Perencanaan dan Rekam Medik

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

pengumpulan, pengolahan data dan perencanaan serta penyusunan program

dan laporan, melakukan kegiatan rekam medis, melakukan kegiatan

pengelolaan data rawat jalan dan rawat inap, serta melaksanakan tugas-tugas

lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang

perencanaan dan rekam medik terdiri dari :

a. Sub bidang penyusunan program dan laporan mempunyai tugas

(29)

b. Sub bidang rekam medik mempunyai tugas mengatur pelaksanaan

kegiatan pencatatan dokumen medik.

c. Sub bidang pengelolaan data rekam medik, rawat jalan, dan rawat inap

mempunyai tugas mempersiapkan, mengelola data rawat jalan dan rawat

inap dan mengurus data ASKES/BPJS kesehatan.

4. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan rujukan

pasien, melakukan penyusunan kebutuhan tenaga medis, melakukan

pemeliharaan mutu dan fasilitas pelayanan medis, melakukan kegiatan

penunjang medis, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

kepala badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang pelayanan medis dan

penunjang medis terdiri dari:

a. Sub bidang rujukan yang mempunyai tugas melakukan rujukan pasien.

b. Sub bidang ketenagaan, pemeliharaan mutu dan fasilitas pelayanan medis

yang mempunyai tugas melakukan penyusunan tenaga medis serta

pemeliharaan mutu dan fasilitas pelayanan medis.

c. Sub bidang penunjang medis mempunyai tugas menyediakan semua

kebutuhan penunjang medis.

5. Bidang Keperawatan

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

penyusunan standar asuhan, melakukan pelayanan keperawatan, melakukan

etika profesi keperawatan dan peningkatan mutu keperawatan, melakukan

(30)

tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan bidang tugas-tugasnya.

Bidang keperawatan terdiri dari:

a. Sub bidang pelayanan keperawatan yang mempunyai tugas melakukan

pelayanan keperawatan rawat inap dan rawat jalan.

b. Sub bidang pengendalian mutu keperawatan yang mempunyai tugas

melakukan pengendalian mutu pelayanan keperawatan.

c. Sub bidang ketenagaan dan pengembangan SDM keperawatan yang

mempunyai tugas melakukan penyusunan kebutuhan tenaga keperawatan

dan pengembangan sumber daya manusia keperawatan.

6. Bidang Pendidikan dan Penelitian

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

kegiatan pendidikan dan pelatihan, melakukan kegiatan penelitian, melakukan

kegiatan perpustakaan rumah sakit, melakukan dan mengelola perpustakaan

rumah sakit, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala

badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang pendidikan dan penelitian

terdiri dari:

a. Sub bidang pendidikan dan pelatihan mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pendidikan dan pelatihan.

b. Sub bidang penelitian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

penelitian.

c. Sub bidang perpustakaan mempunyai tugas mengelola perpustakaan

(31)

7. Bidang Pemeliharaan

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

kegiatan pemeliharaan sarana medis, melakukan kegiatan pemeliharaan

sarana non medis, melakukan kegiatan kebersihan, keamanan, dan ketertiban

rumah sakit, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala

badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang pemeliharaan terdiri dari :

a. Sub bidang pemeliharaan sarana medis mempunyai tugas melakukan

pemeliharaan sarana medis.

b. Sub bidang pemeliharaan sarana non medis mempunyai tugas melakukan

pemeliharaan sarana non medis.

c. Sub bidang kebersihan, keamanan dan ketertiban mempunyai tugas

melakukan kebersihan, keamanan, dan ketertiban rumah sakit.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas pokoknya adalah melaksanakan sebagian tugas Badan Pelayanan

Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan sesuai dengan

keahlian dan kebutuhan.Kelompok jabatan fungsional terbagi atas komite

medik, staf medik fungsional, komite keperawatan, dan instalasi.

a. Komite Medik

Komite medik mempunyai tugas membantu kepala badan dalam menyusun

standar pelayanan medik, memantau pelaksanaannya, pembinaan etika

profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medik fungsional, dan

(32)

b. Staf Medik Fungsional

Staf medik fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis

pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan

kesehatan serta penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan tugasnya, staf

medik fungsional dikelompokkan berdasarkan keahlian yang terdiri dari:

staf medik fungsional penyakit anak, kebidanan dan penyakit kandungan,

neurologi, telinga hidung dan tenggorokan (tht), bedah penyakit mata,

penyakit gigi dan mulut, penyakit dalam, penyakit jiwa, kardiologi, dokter

umum, radiologi, dan lain-lain.

c. Komite Keperawatan

Komite keperawatan mempunyai tugas membantu kepala badan menyusun

standar keperawatan, pembinaan asuhan keperawatan, melaksanakan

pembinaan etika profesi keperawatan.

d. Instalasi

Instalasi mempunyai tugas membantu kepala badan dalam penyelenggaran

pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya. Instalasi terdiri dari:

instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi rawat darurat, instalasi

bedah sentral, instalasi emergency, instalasi anesthesi, instalasi

hemodalysis, instalasi dianostik, instalasi rehabilitasi medis, instalasi

radiologi, instalasi farmasi, instalasi gizi, instalasi patologi anatomi,

instalasi patologi klinik, instalasi pemulasaraan jenazah dan kedokteran

(33)
(34)

2.3.3. Jam Kerja dan Shift Karyawan

Pada RS. Pirngadi menerapkan 8 jam kerja yang terdiri dari 3 shift kerja

untuk perawat dan dokter jaga serta 1 shift untuk pegawai. Adapun pembagian

waktu shift kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1. Pembagian Waktu Shift Kerja

Pegawai Shift Kerja Waktu Kerja

Perawat dan dokter Jaga

I (Satu) 08.00 – 16.00 II (Dua) 16.00 – 00.00 III (Tiga) 00.00 – 08.00 Pegawai I (Satu) 08.00 – 16.00

(35)

3.1 Definisi Antrian

Antrian merupakan suatu kejadian yang sering ditemui dalam kehidupan

sehari-hari.Kegiatan seperti menunggu di loket pembayaran listrik, pada bank,

pada pintu tol, pada kasir supermarket, dan lain-lain merupakan kejadian yang

sering ditemui.Antrian terjadi karena adanya kebutuhan yang melebihi kapasitas

(kemampuan) fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas layanan yang tiba

tidak bisa segera mendapatkan layanan disebabkan kesibukan layanan.

Antrian merupakan suatu garis tunggu dari pengguna layanan (user) yang

memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan.Pada umumnya, sistem antrian

dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda-beda di mana teori antrian

dan simulasi sering diterapkan secara luas.

Ada beberapa komponen dasar dalam proses antrian, yaitu:

1. Kedatangan

Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, contohnya: orang, mobil,

panggilan telepon untuk dilayani, dan sebagainya. Unsur ini dinamakan

proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa disebut

callingpopulation dan terjadinya kedatangan merupakan variabel acak.

Variabel acak merupakan suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja

sebagai hasil dari percobaan acak dan dapat berupa diskrit maupun kontiniu.

Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka

iamerupakan variabel acak diskret. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan

(36)

2. Pelayanan

Mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih layanan atau fasilitas

pelayanan dan setiap fasilitas pelayanan disebut juga sebagai saluran

(channel).Sebagai contoh, jalan tol yang memiliki beberapa pintu tol.Namun

terdapat juga mekanisme pelayanan yang hanya terdiri dari satu pelayan

dalam satu fasilitas pelayanan.Hal ini dapat ditemui pada loket seperti pada

penjualan tiket gedung bioskop.

3. Antri

Inti dari analisa antrian adalah proses antri itu sendiri. Terjadinya antrian

terutama tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Jika tidak

terdapat antrian maka terdapat pelayan yang menganggur atau berlebihnya

fasilitas pelayanan.

3.2 Karakteristik Sistem Antrian 3.2.1 Pola Kedatangan Pelanggan

Pola distribusi kedatangan pelanggan ke dalam sistem menentukan pola

besarnya kedatangan pelanggan dalam sistem. Suatu anggapan yang biasa dibuat

adalah kedatangan pelanggan kedalam sistem selalu mengikuti proses poisson.

Hal ini benar apabila kedatangan pelanggan terjadi secara random dengan

kecepatan kedatangan rata-rata tertentu. Anggapan lain adalah distribusi

probabilitas dari selang waktu antara kedatangan dengan mengikuti distribusi

eksponensial. Selang waktu antar dua kedatangan pelanggan yang berurutan

(37)

3.2.2 Pola Pelayanan

Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih

pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan.Tiap–tiap fasilitas pelayanan

kadang–kadang disebut sebagai saluran (channel).Contohnya, jalan tol dapat

memiliki beberapa pintu tol.Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu

pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada

penjualan tiket di gedung bioskop.

Bentuk pelayanan dapat konstan dari waktu ke waktu. Rerata pelayanan

(mean server rate) diberi simbol μ (miu) merupakan jumlah pelanggan yang dapat

dilayani dalam satuan waktu, sedangkan rerata waktu yang dipergunakan untuk

melayani setiap pelanggan diberi simbol 1/μ unit (satuan). Jadi 1/μ merupakan

rerata waktu yang dibutuhkan untuk suatu pelayanan dimana 1/μ adalah parameter

distribusi eksponensial. Jadi, secara umum pola pelayanan pada suatu sistem

antrian mengikuti distribusi eksponensial.

3.2.3 Jumlah Pelayanan

Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat

dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang

akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas

(finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa

yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui

(38)

menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas

(infinte). Pola kedatangan bisa teratur, bisa juga acak (random). Kedatangan yang

teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk yang

sudah distandardisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk

diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya,

misalnya setiap 30 detik. Sedangkan pola kedatangan yang sifatnya acak

(random) banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola

kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik

dan dapat ditentukan dua cara yaitu kedatangan per satuan waktu dan distribusi

waktu antar kedatangan.Contoh: Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu

waktu, dan bila kedatangan terjadi secara acak, informasi yang penting

adalah Probabilitas n kedatangan dalam periode waktu tertentu, dimana n =

0,1,2,.

Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang

konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas poisson. Ahli

matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781–1840), menemukan sejumlah

aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon

melalui central switching system, kedatangan kendaraan di pintu tol, dll. Semua

kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang terputus-putus dan

nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri di

pintu tol bisa 3, 5, 8, dst.

(39)

1. Rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data

sebelumnya

2. Bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit,

maka pernyataan ini benar:

a. probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang sangat

kecil dan konstan untuk setiap interval.

b. probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval

sangat kecil sehingga probabilitas untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).

c. Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat

independent.

d. Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada

interval yang lain.

3.2.4 Kapasitas Sistem

Kapasitas sistem adalah jumlah maksimum pelanggan, mencakup yang

sedang dilayani dan yang sedang berada dalam antrian yang dapat ditampung oleh

fasilitas pelayanan pada saat yang sama. Sebuah sistem yang tidak membatasi

jumlah pelanggan di dalam fasilitas pelayanannya dikatakan memiliki kapasitas

tak terhingga, sedangkan suatu sistem yang membatasi jumlah pelanggan yang

ada di dalam fasilitas pelayanannya dikatakan memiliki kapasitas yang terbatas.

(40)

Disiplin antrian adalah aturan dalam mana para pelanggan dilayani, atau

disiplin pelayanan (service discipline) yang memuat urutan (order) para

pelanggan menerima layanan. Aturan pelayanan menurut urutan kedatangan ini

dapat didasarkan pada:

1. Pertama Masuk Pertama Keluar (FIFO)

FIFO (First In First Out) merupakan suat peraturan dimana yang akan

dilayani terlebih dahulu adalah pelanggan yang datang terlebih dahulu. FIFO

ini sering juga disebut FCFS (First Come First Served). Contohnya dapat

dilihat pada antrian di loket-loket penjualan karcis kereta api.

2. Yang Terakhir Masuk Pertama Keluar (LIFO)

LIFO (Last In First Out) merupakan antrian dimana yang datang paling akhir

adalah yang dilayani paling awal atau paling dahulu, yang sering juga dikenal

dengan LCFS (Last Come First Served). Contohnya adalah pada sistem

bongkar muat barang dalam truk, dimana barang yang masuk terakhir justru

akan keluar terlebih dahulu.

3. Pelayanan dalam Urutan Acak

SIRO (Service In Random Order) dimana pelayanan dilakukan secara acak.

Sering juga dikenal dengan RSS (Random Selection For Service).

4. Pelayanan Berdasarkan Prioritas (PRI)

Diaman pelayanan didasarkan prioritas khusus. Misalnya dalam suatu pesta

dimana tamu-tamu yang dikategorikan VIP akan dilayani terlebih dahulu.

(41)

Ada beberapa struktur sistem di dalam antrian, yaitu:

1. Single Channel Single Phase (Satu Antrian Satu Pelayanan)

Single Channel berarti hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan

atau hanya ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti pelayanan

diberikan dalam satu tahapan saja.

SERVER Keluar Datang

Gambar 3.1 Single Channel Single Phase

2. Multiple Channel Single Phase (Satu Antrian Beberapa Pelayanan Single)

Multi Channel berarti ada beberapa jalur antrian yang tersedia untuk

memasuki jalur dan Single Phase berarti pelayanan tersebut hanya dilakukan

dalam satu tahapan saja.

SERVER 1

SERVER 2

SERVER 3

[image:41.595.219.403.409.507.2]

Keluar Datang

Gambar 3.2 Multiple Channel Single Phase

3. Multiple Channel Multiple Phase (Beberapa Antrian Beberapa Pelayanan

Paralel)

Istilah Multi Phase berarti bahwa terdapat beberapa proses pelayanan sampai

proses pelayanan tersebut dinyatakan selesai, dan Multi Channel berarti

(42)

SERVER 1 SERVER 2 SERVER 3

SERVER 4 SERVER 5 SERVER 6

SERVER 7 SERVER 8 SERVER 9 Datang

Keluar

Keluar

Keluar

Gambar 3.3 Multiple Channel Mutiple Phase

4. Single Channel Multiple Phase (Satu Antrian Beberapa Pelayanan Seri)

Istilah Multi Phase berarti bahwa terdapat beberapa proses pelayanan sampai

proses pelayanan tersebut dinyatakan selesai, dan Single Channel berarti

pelayanan tersebut dilakukan dengan satu jalur antrian saja.

SERVER 1 SERVER 2 SERVER 3 Keluar

[image:42.595.165.462.84.222.2]

Datang

Gambar 3.4 Single Channel Multiple Phase

3.4 Model Antrian

Terdapat banyak variasi yang mungkin dari model antrian. Ciri-ciri dari

masing-masing model akan diringkas dalam notasi Kendall yang diperluas. Notasi

tersebut dituliskan dengan:

(a / b / c) : (d / e / f)

dimana simbol-simbol a, b, c, d, e, dan f adalah unsur-unsur dasar dari model

antrian sebagai berikut.

(43)

c : jumlah pelayan dalam paralel (di mana c = 1, 2, 3, .., ∞)

d : disiplin pelayanan, seperti FCFS, LCFS, SIRO.

e : jumlah pelanggan maksimum (dalam antrian dan sistem)

f : jumlah populasi.

Notasi standar ini dapat diganti dengan kode-kode yang sebenarnya dari

distribusi-distribusi yang terjadi dari bentuk lainnya, seperti:

M : Distribusi kedatangan atau keberangkatan berdistribusi poisson (waktu

antar kedatangan atau waktu pelayanan berdistribusi eksponensial).

D : Waktu antar kedatangan atau waktu pelayanan yang konstan atau

deterministik.

Ek : Waktu antar kedatangan atau waktu pelayanan berdistribusi Erlang atau

Gamma dengan parameter k.

GI : Distribusi independen umum dari kedatangan.

G : Distribusi umum dari keberangkatan.

GD : General Discipline (disiplin umum) dalam antrian (FCFS, LCFS, SIRO)

k : Jumlah pelayan dalam bentuk paralel atau seri

NPD :Non-Preemptive Discipline

PRD : Preemptive Disicpline

Berikut adalah contoh dari model antrian yang biasa ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari :

1. Model M/M/S (multiple channel quiuery system)

Pada model ini terdapat lebih dari satu jalur atau stasiun pelayanan yang

(44)

pelanggan yang menunggu pelayanan membentuk satu jalur dan akan dilayani

pada stasiun pelayanan yang tersedia pertama kali pada saat itu. Model ini

juga mengasumsikan bahwa pola kedatangan mengikuti distribusi

eksponensial negatif. Pelayanan dilakukan secara FCFS, dan semua stasiun

pelayanan diasumsikan memiliki tingkat pelayanan yang sama. Asumsi lain

yang terdapat pada model pertama di atas juga berlaku pada model ini.

Rumus antrian untuk model M/M/S ini adalah sebagai berikut:

M : Jumlah jalur yang terbuka

λ : Jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu

μ : Jumlah orang yang dilayani per satuan waktu

k : Jumlah Server (pelayanan)

1. Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (tidak adanya pelanggan

dalam sistem)

P0 =

1

∑ �1 n!�

λ μ�

n � k−1

n =0 +

�λμ�k

k!�1−λ kμ�

2. Untuk menghitung jumlah rata-rata pelanggan menunggu dalam antrian

Lq = �

λ μ�

k ⍴

k! (1− ⍴)2P0

3. Untuk menghitung jumlah rata-rata pelanggan menunggu dalam sistem

�� = �� +�

(45)

λ

ω Lq

A =

5. Untuk menghitung waktu rata-rata pelanggan menunggu dalam sistem

µ ω

ω = + 1

A s

2. Model M/D/1 (constraint service atau waktu pelayanan konstan)

Rumus yang digunakan pada model ini adalah sebagai berikut:

1. Panjang Antrian

)

(

2

2

λ

µ

µ

λ

=

Lq

2. Waktu menunggu dalam antrian

)

(

2

µ

µ

λ

λ

=

Wq

3. Jumlah pelanggan dalam sistem rata-rata

µ

λ

+

=

Lq

Ls

4. Waktu tunggu rata-rata dalam sistem

µ

λ

+

=

Wq

Ws

3. Model D (limited population atau populasi terbatas)

Notasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

D = Probabilitas sebuah unit harus menunggu di dalam antrian

F = Faktor efisiensi

(46)

J = Rata-rata jumlah unit tidak berada dalam antrian

L = Rata-rata jumlah unit yang menunggu untuk dilayani

M = Jumlah jalur pelayanan

N = Jumlah pelanggan potensial

T = Waktu pelayanan rata-rata

U = Waktu rata-rata antar unit yang membutuhkan pelayanan

W = Waktu rata-rata sebuah unit menunggu dalam antrian

X = Faktor pelayanan

Rumus antrian untuk model ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor pelayanan

U T T x + =

2. Jumlah antrian rata-rata

) 1 ( F N L= −

3. Waktu tunggu rata-rata

XF F T L N U T L

W ( ) = (1− )

− + =

4. Jumlah pelayanan rata-rata

) 1 ( X NF J = −

5. Jumlah dalam pelayanan rata-rata

FNX H =

6. Jumlah Populasi

(47)

3.5 Uji Kecocokan Distribusi

Untuk mengetahui distribusi sesuai dengan data yang diamati dan juga

untuk mengetahui bahwa data dapat dijamin atau mendekati kebenaran dengan

distribusi populasi yang diasumsikan maka dilakukakn uji kecocokan

distribusi.Pengujian kecocokan distribusi ini dengan menggunakan Uji

Chi-Square.Ada beberapa manfaat dari uji chi-square, antara lain:

1. Untuk menguji, apakah frekuensi yang diamati (diobservasi) berbeda secara

signifikan dengan frekuensi teoritis atau frekuensi yang diharapkan.

2. Untuk menguji kebebasan (independensi) antarfaktor dari data dalam daftar

kontingensi.

3. Untuk menguji, apakah data mempunyai distribusi yang mendekati distribusi

teoritis tertentu atau distribusi hipotesis tertentu, seperti distribusi normal,

distribusi poisson dan dustribusi binomial.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk uji chi-kuadrat ialah:

1. Merumuskan hipotesis yang akan diuji meliputi hipotesis nol (H0) dan

hipotesis alternatif (Hi).

2. Menetapkan taraf signifikansi α dan derajat kebebasan v untuk memperoleh

nilai kritis Xα2, dimana:

a. v = k-1, jika frekuensi yang diharapkan dapat dihitung tanpa harus

menduga parameter populasi dengan statistik sampel.

b. v = k-1-m, jika frekuensi yang diharapkan dapat dihitung tanpa hanya

(48)

3. Menentukan statistik uji (statistik hitung), dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

i i i

e

e

o

X

=

2

2

(

)

Keterangan:

oi = frekuensi pengamatan pada kelas i

ei = frekuensi harapan pada kelas i

4. Menyimpulkan apakah menolak H0 atau menerima H0. H0 ditolak jika nilai

X2hitung> X2tabel dan H0 diterima jika X2hitung< X2tabel.

3.6 Model Keputusan

Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau

administrator.Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian

masalah, pencarian alternatif, evaluasi dan alternatif-alternatif tersebut dan

pemilihan alternatif keputusan terbaik.

Pengambilan keputusan menyangkut antrian dapat dilakukan berdasarkan

penggunaan model keputusan yang sesuai. Optimasi dari parameter dapat dilihat

dari bermacam-macam cara tergantung dari keinginan pengambil keputusan.

Pandangan yang paling umum didasarkan pada keputusan yang meminimumkan

jumlah pelayanan dan antrian persatuan ongkos waktu.

Kadang-kadang sukar bahkan tidak mungkin menaksir parameter ongkos

yang diperlukan. Oleh karena itu dapat digunakan kriteria optimasi yang lain yang

(49)

keputusan yang menggunakan tingkat aspirasi ini, keputusan dilihat dari sudut

pemenuhan tingkat aspirasi tertentu yang ditetapkan oleh pengambil keputusan.

Dalam model pelayan ganda terdapat dua ukuran konflik yang menonjol

dalam menentukan harga c yang optimum, yaitu:

a. Waktu tunggu rata-rata dalam sistem (Ws)

b. Jumlah rata-rata pelanggan menunggu dalam antrian (Lq)

Jika tingkat aspirasi untuk Ws dinyatakan dengan a dan jumlah rata-rata

pelanggan menunggu dalam antrian untuk Lq dinyatakan dengan b, maka:

a ≤ Ws ≤ b, dan a ≤ Lq ≤ b

Ws dan Lq dapat dihitung dengan rumus yang terdapat pada teori antrian.

Gambar di bawah ini menunjukan daerah c yang diperkenankan sekaligus

[image:49.595.160.465.420.642.2]

memenuhi syarat yang sudah ditentukan yaitu dengan melokalisir harga a dan b.

Gambar 3.5 Model Keputusan dengan Tingkat Aspirasi

Keterangan :

(50)

Ws : Waktu tunggu rata-rata dalam sistem

Lq : Jumlah rata-rata pelanggan menunggu dalam antrian

Dengan menentukan lokasi a dan b pada grafik tingkat aspirasi, maka

dapat langsung ditentukan range penilaian nilai c yang sudah memenuhi kendala

Ws dan Lq. Bila kedua kendala ini belum dapat diatasi, maka perlu dicari

perubahan yang terjadi pada salah satu atau kedua kendala tersebut sebelum

pengambilan keputusan dilakukan.

3.7 Simulasi Antrian 3.7.1 Tujuan Simulasi

Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan

menggunakan model dari satu sistem nyata.Simulasi merupakan suatu model

pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran

sebenarnya dari suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya

pada keadaan yang sesungguhnya. Tujuan simulasi dengan server optimum adaah

untuk mengetahui apakah dengan adanya penambahan atau pengurangan server

suatu sistem akan semakin baik atau buruk.

Meskipun model analitik sangat berguna dan sering digunakan, namun

masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:

a. Model analitik tidak mampu menelusuri perangai suatu sistem pada masa lalu

dan masa mendatang melalui pembagian waktu. Model analitik hanya

memberikan penyelesaian secara menyeluruh, suatu jawab yang mungkin

(51)

untuk masa lebih singkat dari masa perencanaan. Misalnya, penyelesaian

persoalan program linier dengan masa perencanaan satu tahun, tidak

menggambarkan prosedur operasional untuk masa bulan demi bulan, minggu

demi minggu, atau hari demi hari.

b. Model matematika yang konvensional sering tidak mampu menyajikan sistem

nyata yang lebih besar dan rumit (kompleks). Sehingga sukar untuk

membangun model analitik untuk sistem nyata yang demikian. Kalaupun

model matematika mampu menyajikan sistem nyata yang kompleks

demikian, tetapi bisa jadi tidak mungkin diselesaikan dengan hanya

menggunakan teknik analitis yang sudah ada. Seperti sistem pedesaan yang

dikaitkan dengan faktor ekonomi, sosial, politik, dan lain – lain.

c. Model analitik terbatas pemakaiannya dalam hal – hal yang tidak pasti dan

aspek dinamis (faktor waktu) dari persoalan manajemen. Berdasarkan hal di

atas, maka konsep simulasi dan penggunaan model simulasi merupakan solusi

terhadap ketidakmampuan dari model analitik.

Berdasarkan hal di atas, maka konsep simulasi dan penggunaan model

simulasi merupakan solusi terhadap ketidakmampuan dari model analitik.

Beberapa alasan yang dapat menunjang kesimpulan di atas adalah sebagai berikut:

a. Simulasi dapat memberi solusi kalau model analitik gagal melakukannya.

b. Model simulasi lebih realistis terhadap sistem nyata karena memerlukan

asumsi yang lebih sedikit. Misalnya, tenggang waktu dalam model persediaan

(52)

c. Perubahan konfigurasi dan struktur dapat dilaksanakan lebih mudah untuk

menjawab pertanyaan: what happen if… Misalnya, banyak aturan dapat

dicoba untuk mengubah jumlah langganan dalam sistem antrian.

d. Dalam banyak hal, simulasi lebih murah dari percobaannya sendiri.

e. Simulasi dapat digunakan untuk maksud pendidikan.

f. Untuk sejumlah proses dimensi, simulasi memberikan penyelidikan yang

langsung dan terperinci dalam periode waktu khusus.

Namun model simulasi juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

a. Simulasi bukanlah presisi dan juga bukan suatu proses optimisasi. Simulasi

tidak menghasilkan solusi, tetapi ia menghasilkan cara untuk menilai solusi

termasuk solusi optimal.

b. Model simulasi yang baik dan efektif sangat mahal dan membutuhkan waktu

yang lama dibandingkan dengan model analitik.

c. Tidak semua situasi dapat dinilai melalui simulasi kecuali situasi yang

memuat ketidakpastian.

Model-model simulasi yang ada dapat dikelompokkan ke dalam

beberapa penggolongan, antara lain:

a. Model Stochastic atau probabilistic

Model stokastik adalah model yang menjelaskan kelakuan sistem secara

probabilistik; informasi yang masuk adalah secara acak Model ini terkadang

juga disebut sebagai model simulasi Monte Carlo. Di dalam proses stochastic

sifat–sifat keluaran (output) merupakan hasil dari konsep random (acak).

(53)

Pada model ini tidak diperhatikan unsur random, sehingga pemecahan

masalahnya menjadi lebih sederhana.

c. Model Dinamik

Model simulasi yang dinamik adalah model yang memperhatikan perubahan

nilai dari variabel–variabel yang ada kalau terjadi pada waktu yang berbeda.

d. Model Statik

Model statik adalah kebalikan dari model dinamik.Model statik tidak

memperhatikan perubahan–perubahan nilai dari variabel–variabel yang ada

kalau terjadi pada waktu yang berbeda.

e. Model Heuristik

Model heuristik adalah model yang dilakukan dengan cara coba–coba, kalau

dilandasi suatu teori masih bersifat ringan, langkah perubahannya dilakukan

berulang–ulang, dan pemilihan langkahnya bebas, sampai diperoleh hasil

yang lebih baik, tetapi belum tentu optimal.

3.7.2 Langkah-langkah Simulasi Sistem Antrian

Langkah-langkah simulasi sistem antrian setelah mendapatkan jumlah

server optimum adalah sebagai berikut:

a. Perhitungan peluang kumulatif data frekuensi kedatangan

b. Pembangkitan bilangan random

c. Penyusunan bilangan random dalam simulasi

d. Penentuan batasan peluang poisson

(54)

f. Pembangkitan bilangan random terhadap data waktu antar kedatangan

g. Pembangkitan bilangan random terhadap data waktu tingkat pelayanan

h. Hasil simulasi sistem antrian

i. Checksheet hasil simulasi sistem antrian

j. Analisis dengan hasil simulasi sistem antrian

3.8 Software Arena 10.0

3.8.1 Fungsi dan Sejarah Arena 10.0

Arena adalah simulasi kejadian diskrit perangkat lunak simulasi dan

perangkat lunak otomatisasi yang dikembangkan oleh Systems Modeling dan

diakuisisi oleh Rockwell Otomasi pada tahun 2000.Ia menggunakan prosesor

SIMAN dan bahasa simulasi.

Pada 2010, dalam versi 13.0.Ia telah mengemukakan bahwa Arena bisa

bergabung dengan paket lain Rockwell perangkat lunak di bawah merek

FactoryTalk. Di Arena, pengguna membangun model eksperimen dengan

menempatkan modul (kotak dari berbagai bentuk) yang merupakan proses atau

logika. Garis Konektor digunakan untuk bergabung dengan modul-modul ini

bersama-sama dan menentukan aliran entitas.Sementara modul memiliki tindakan

spesifik relatif terhadap badan, aliran, dan waktu, representasi yang tepat dari

setiap modul dan entitas relatif terhadap benda-benda nyata tunduk pemodel.Data

statistik, seperti waktu siklus dan WIP (barang dalam proses) tingkat, dapat

direkam dan yang ditampilkan sebagai laporan.Arena terintegrasi sangat baik

(55)

model dapat lebih otomatis jika algoritma yang spesifik diperlukan. Ini juga

mendukung impor MicrosoftVisio diagram alur, serta membaca dari atau keluaran

untuk spreadsheet Excel dan database Access. Hosting ActiveX kontrol juga

didukung.

3.8.2 Simbol-simbol yang Digunakan dalam Pengolahan Arena 10.0

Beberapa simbol yang digunakan dalam Software Arena 10.0 dapat

[image:55.595.112.520.330.635.2]

dilihat pada Table 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Modul-modul pada Arena

Tombol Nama Fungsi

Create Membangkitkan kedatangan entiti dalam simulasi

Dispose Mengeluarkan entiti dari sistem

Process Memproses entiti dalam simulasi

Decide

Membuat keputusan berdasarkan satu atau beberapa kondisi

Batch

Menggabungkan beberapa entiti baik bersifat permanen maupun sementara

Separate Memisahkan entity

(56)

Tombol Nama Fungsi

Assign

Memasukkan nilai baru pada variable, entity atribute, entity type atau variable lain pada sistem.

Record

Memunculkan data statistik pada model simulasi, seperti waktu antar kedatangan

3.8.3 Langkah-langkah Simulasi Sistem Antrian

Langkah-langkah pembuatan simulasi menggunakan software Arena

adalah sebagai berikut:

[image:56.595.113.515.85.222.2]

a. Buka program Arena dengan langkah seperti Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Membuka Program Arena

b. Buatlah tiga modul dasar pada lembar kerja yaitu :Create, Process dan

Dispose dengan cara : misalnya akan membuat Create maka klik Create pada

modul kemudian tahan dan tarik kemudian letakkan pada lembar kerja.

(57)

Gambar 3.7 Modul-modul pada Arena

c. Jika belum terhubung, Hubungkan ketiga modul tersebut dengan

menggunakan komponen connect seperti yang terlihat pada gambar . Klik

[image:57.595.157.379.463.577.2]

connect kemudian hubungkan modul yang akan dihubungkan.

Gambar 3.8 Komponen Connect pada Arena

Modul

Lembar Kerja

Komponen Connect

(58)

d. Langkah selanjutnya melakukan pengisian nilai pada modul yang telah

dibuat. Pertama akan diisikan nilai pada modul Create 1, klik dua kali modul

Create 1, kemudian akan muncul form menu seperti Gambar 2.11.

Gambar 3.9 Form Menu Create

e. Langkah selanjutnya melakukan setting jalannya simulasi dengan cara klik

Run, Setup. Pada Replication Length : isikan nilai 1, Time Units nya disikan

Days, Hours Per Day diisikan 8, Base Time Units diisikan Hours. Hal ini

berarti model yang dibuat disimulasikan selama 1 hari (days) dengan 1 hari

(days) terdiri dari 8 jam (Hours). Kemudian Klik OK.

(59)

f. Berikutnya jalankan simulasi dengan dengan mengklik tombol berikut

Perintah menjalankan simulasi juga dapat dilakukan dengan meng klik Run

-GO dan menhentikan simulasi dengan meng klik Run -End. Atau F5 untuk

menjalankan dan Alt+F5 untuk menghentikan simulasi. Kecepatan Animasi

dapat diatur dengan cara mengklik Shift+> untuk mempercepat dan Shift+<

untuk memperlambat. Proses ini dapat dilakukan ketika simulasi dijalankan

atau ketika dalam keadaan berhenti.

g. Setelah beberapa waktu dijalankan kemudian akan muncul seperti gambar

dibawah ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa simulasi telah selesai dan

apakah akan melihat hasil report dari simulasi, klik Yes jika ingin melihat

hasil reportnya, klik No jika sebaliknya.

h. Setelah di Klik Yes, maka akan tampil report seperti Gambar 3.11 dan

selanjutnya dapat dilakuan analisa.

(60)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di pusat pelayanan asuransi kesehatan

(ASKES/BPJS) di RS.Pirngadi yang beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47

Medan.Penelitian ini dilakukan mulai Oktober 2013 hingga Februari 2014.

4.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian analisis kerja dan

aktivitaskarena penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki secara terperinci

aktivitas yang terjadi pada sistem antrian di pusat pelayanan asuransi kesehatan

(ASKES/BPJS) serta untuk mendapatkan rekomendasi yang bisa meningkatkan

kinerja pada sistem antrian ini.

Penelitian analisis kerja dan aktivitas ialah suatu penelitian deskriptif yang

ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan seseorang

atau sekelompok orang agar mendapatkan rekomendasi untuk berbagai keperluaan

seperti mendapatkan keseimbangan beban kerja antar karyawan, penentuan

standar pengupahan, standar prestasi kerja dan lain-lain (Sukaria S. 2012).

4.3 Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah antrian pengunjung yang akan

(61)

jumlah kedatangan rata-rata, waktu antar kedatangan dan lama pelayanan rata-rata

pengunjung.

4.4 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang saling mempengaruhi, yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat dari penelitian ini adalah

antrian pengunjung yang akan mengurus asuransi kesehatan (ASKES/BPJS).

Variabel bebas adalah tingkat kedatangan, kecepatan pelayanan, dan jumlah

operator yang tersedia.

4.5 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen untuk membantu dalam

pengumpulan data.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

worksheet yang digunakan untuk mencatat data primer yang dikumpulkan.Data

yang dikumpulkan yaitu waktu kedatangan, waktu pelayanan, dan waktu keluar

pengunjung yang mengurus asuransi kesehatan.

4.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini dibuat untuk mempermudah peneliti

dalam pengambilan dan pengolahan data. Merencanakan cara atau prosedur

beserta tahapan-tahapan yang jelas dan disusun secara sistematis dalam proses

(62)

sehingga harus dilalui dengan cermat.Kerangka konseptual penelitian ini dapat

dilihat pada gambar berikut.

Antrian Pengunjung (Variabel Terika

Gambar

Gambar 3.2 Multiple Channel Single Phase
Gambar 3.4 Single Channel Multiple Phase
Gambar 3.5 Model Keputusan dengan Tingkat Aspirasi
Tabel 3.1 Modul-modul pada Arena
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini saya ingin mengetahui apakah pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien rawat inap di Pusat Pelayanan Jantung dan Pembuluh darah Rumah Sakit Umum

Pada penelitian ini saya ingin mengetahui apakah pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien rawat inap di Pusat Pelayanan Jantung dan Pembuluh darah Rumah Sakit Umum

Salah satu pelayanan yang membuat kita harus sabar dalam mematuhi peraturan adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan kantor cabang Medan, sering

Sistem antrian pada Rumah Sakit Adam Malik Medan adalah (M/M/2)(FCFS//), yaitu: waktu kedatangan pasien berdistribusi poisson, waktu pelayanan pasien berdistribusi

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga skripsi dengan judulμ “Analisis Sistem Antrian Dan Simulasi Pelayanan Penerimaan Pasien BPJS

Data yang diperlukan untuk mengkaji sistem antrian yang terdapat di penerimaan pasien BPJS Poliklinik RSUP H Adam Malik Medan adalah data jumlah kedatangan pasien yang

Pirngadi dan Rumah Sakit Umum Martha Friska Medan tahun 2015 menggunakan analisis konjoin untuk mengetahui kesukaan pasien peserta BPJS terhadap kualitas pelayanan

Alternatif yang dapat dijadikan sebagai dasar keputusan dalam upaya memperbaiki sistem antrian pelayanan di Puskesmas dengan menambah 1 operator pada bagian pendaftaran