• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pratikum KROMATOGRAFI KOLOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Pratikum KROMATOGRAFI KOLOM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

PERCOBAAN V

I. JUDUL PERCOBAAN : KROMATOGRAFI KOLOM

II. TANGGAL PERCOBAAN : 28 Nopember 2016

1. Latar Belakang :

1.1. Definisi Kromatografi

Kromatografi terdiri dari dua fase, fase gerak dan fase diam, Menurut Alimin (2007:115), dalam proses kromatografi selalu terdapat salah satu kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melarut dalam cairan, melekat pada permukaan padatan halus, bereaksi secara kimia dan terekslusi pada pori-pori fasa diam. Komponen yang dipisahkan harus larut dalam fasa gerak dan harus mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan fasa diam dengan cara melarut di dalamnya, teradsorpsi atau bereaksi secara kimia. Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang menyusun suatu sampel. Hasil pemisahan dapat digunakan untuk keperluan analisis kualitatif, analisis kuantitatif dan pemurnian suatu senyawa. Dalam beberapa hal metode pemisahan kromatografi mempunyai kemiripan dengan metode pemisahan ekstraksi. Kedua metode ini sama-sama menggunakan dua fasa, dimana fasa satu bergerak terhadap fasa lainnya, kesetimbangan solut selalu terjadi di antara kedua fasa.

Ada beberapa pembagian kromatgografi, diantaranya kromatografi cair-cair, Menurut Khopkar (2008:223), Dalam kromatografi partisi cair-cair-cair, suatu pemisahan dipengaruhi oleh distribusi sampel antara fase cair diam dan fase cair bergerak dengan membatasi kemampuan pencampuran. Jika suatu zat terlarut dikocok dalam sistem dua pelarut yang tidak bercampur atau saling melarutkan maka zat terlarut akan terdistribusi di antara kedua fase.

1.2. Mengapa Perlu dilakukanya Pemisahan dengan Kromatografi Lapis Tipis

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam dibidang analisis karena kebanyakan sampel yang akan dianalisis berupa campuran. Untuk memperoleh senyawa murni dari suatu campuran, harus dilakukan proses pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran diantaranya ekstraksi, destilasi, kristalisasi dan kromatografi. Metode pemisahan pada kromatografi sangat tergantung dari jenis fase diam yang digunakan. Jenis fase diam yang digunakan menentukan interaksi yang terjadi antara analit dengan fase dia dan fase gerak. Metode pemisahan pada kromatografi terbagi Pemisahan berdasarkan polaritas. Metode pemisahan berdasarkan polaritas, senyawa senyawa terpisah karena perbedaan polaritas. Afinitas analit tehadap fase diam dan fase gerak tergantung kedekatan polaritas analit terhadap fase diam dan fase gerak (like dissolve like). Kromatografi kolom adalah pemisahan pertama yang berdasarkan perbedaan polaritas atau afinitas zat tersebut, setelah itu senyawa yang sudah dipisahkan dikarakterisasi dan dipisahkan lagi secara kromatografi kolom.

1.3.Penelitian Terdahulu Tentang Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi kolom juga pernah dilakukan oleh Hernani (2002 : Vol. 1. No. 1, 22), Eluen yang digunakan untuk mengeluasi adalah campuran etil asetat + kloroform + petroleum eter = 5 + 95 + 5, etil asetat dan metanol. Sistem eluasi yang digunakan secara gradient. Sebelum contoh dimasukkan, kolom harus dikondisikan selama 1 malam sampai padatan isi kolom terlihat kompak. Timbang 2 g CNSL, kemudian dilarutkan dalam terpentin sampai terlarut secara sempurna. Larutan kemudian dimasukkan ke dalam kolom secara hati-hati. Cairan yang keluar ditampung dalam tabung reaksi untuk setiap 3 ml. Setiap fraksi dianalisis dengan kromatografi lapis tipis dengan eluen campuran dietileter + sikloheksan = 3 + 1. Sebagai larutan penampak adalah serium (IV) sulfat. Fraksi-fraksi yang mempunyai jumlah noda yang sama dikumpulkan menjadi satu. Untuk analisis secara kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) menggunakan kolom Lichrosob OV 18; eluen campuran n-heksan + etil asetat = 2+1; kecepatan alir 0,5 ml/menit; detektor UV pada panjang gelombang 285 nm. Untuk analisis secara GCMS menggunakan kolom kapiler dengan panjang 20 m dan diameter dalam 0,25 mm. Suhu kolom terprogram 100-250 °C/10°C/menit. Temperatur injektor = 250°C, gas pembawa helium dengan kecepatan alir 10 ml/menit. Isolasi kardanol secara kolom kromatografi dengan isi silika gel menghasilkan rendemen 66,5 % dan indeks bias 1,5052. Hasil analisis secara KLT menunjukkan satu spot yang melebar pada harga Rf 0,63. Sedangkan analisis secara HPLC mendapatkan juga satu puncak. Dari identifikasi menunjukkan bahwa kardanol yang dihasilkan adalah monoolefin atau mempunyai satu ikatan rangkap dengan kemurnian 90 %.

Identifikasi senyawa KmnO4 juga pernah dilakukkan oleh Reni Rosalina,

percobaan ini maka hasil yang didapatkan adalah Oksidasi kinin dengan kondisi yang dilakukan berhasil diperoleh senyawa kinin-1-N-oksida dan kininal.

2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk :

1. Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan kromatografi kolom. 2. Mendeskripsikan bagaimana prinsip keja kromatografi kolom. 3. Memahami tekhnik-teknik dasar kromatografi kolom.

3. Tinjauan Pustaka

Pemisahan Kromatografi, Menurut Underwood (2002:224), Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom terabsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair padat, substrat padat bertindak sebagai fasa diam yang sifafnya tidak larut dalam fasa cair, fasa bergeraknya adalah cairan atau pelarut yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom. Pemisahan bergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang antar muka diantara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relatif komponen pada fasa bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa saat di permukaan adsorben dan masuk kembali pada fasa bergerak.

Ada beberapa keuntungan dalam kromatografi, Menurut Alimin (2007:116), keuntungan pemisahan dengan metode kromatografi adalah

a. Dapat digunakan untuk sampel atau konstituen yang sangat kecil.

b. Cukup selektif terutama untuk senyawa-senyawa organik multi komponen.

c. Proses pemisahan dalam dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. d. Seringkali murah dan sederhana karena umumnya tidak memerlukan alat

yang mahal dan rumit.

4. Alat dan Bahan

4.1. Alat

No. Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar

1. Gelas kimia 250 mL

-2. Gelas ukur 50 mL

-3. Batang statif -

-4.2. Bahan

No. Nama Bahan Ukuran Jumlah Gambar

1. Aluminum oksida 20 gram

-2. KMnO4 5 mL

-4. 1-Butanol 20 mL

-5. Prosedur Kerja dan Pengamatan No

.

Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Reaksi Perhitungan 1. Didalam kolom

kromatografi yang telah di bersihkan dimasukkan penjerap aliminium oksida yang dibasahi dengan air setinggi 10 cm.

 

-2. Melalui corong ditambah pelarut 1-butanol hingga mencapai 1 cm diatas permukaan penjerap, dimasukkan slika gel dan n-heksana sebanyak 20 ml.

 

-3. Dimasukkan 1 mL sampel KMnO4 dan

K2Cr2O7 yang telah

dicampurkan,

kemudian dibuka keran kolom nya dan di biarkan cairan dalam kolom akan turun membawa komponen-komponen campurannya.

KMnO4 +

KCrO7  Mn 2+ + CrO

4. Proses ini di teruskan hingga didapat semua komponen keluar dari kolom dan di tampung di tempat yang berbeda, hingga di dapat 3 fraksi. Disiapkan gelas kimi dibawah kran. Waktu yang dibutuhkan untuk keluar eluennya beberapa jam, lalu setelah eluennya keluar, di pisahkan dengan dua gelas kimia yang berbeda.

6. Pembahasan

Pada percobaan kromatografi kolom Fase diam nya adalah silica gel dan fase geraknya adalah hasil impregnasi antara ekstrak dan silica gel. Langkah pertama yang kami lakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Didalam kolom kromatografi yang telah di bersihkan dimasukkan penjerap aliminium oksida yang dibasahi dengan air setinggi 10 cm. Kemudian dimasukkan slika gel dan n-heksana sebanyak 20 mL selanjutnya dimasukkan sampel KMnO4 dan K2Cr2O7 sebanyak 1 mL yang bewarna merah hati dan 10 mL

larutan 1-butanol kemudian dibuka keran kolom nya dan di biarkan cairan dalam kolom akan turun membawa komponen-komponen campurannya, ternyata yang duluan keluar adalah K2Cr2O7 karena larutan tersebut lebih bersifat non polar.

Proses ini di teruskan hingga semua komponen keluar dari kolom dan di tampung di tempat yang berbeda. Dan setelah ditunggu beberapa menit didapat fraksi2 nya. Yaitu, fraksi pertama bewarna keruh, yang kedua bewarna kuning sedangkan fraksi yang ke 3 tidak bewarna.

7. Penutup

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstraksi adalah Prinsip dasar kromatografi kolom adalah pemisahan senyawa menjadi komponen-komponennya berdasarkan perbedaan kecepatan perpindahan masing-masing komponen diantara dua fasa. 2. Pada percobaan di dapat perbedaan 3 fraksi yaitu yaitu fraksi pertama

bewarna keruh, yang kedua bewarna kuning sedangkan fraksi yang ke 3 tidak bewarna.Pada percobaan kromatografi kolom Fase diam nya adalah silica gel dan fase geraknya adalah hasil impregnasi antara ekstrak dan silica gel.

3. Teknik kromatografi kolom berdasarkan terapan atau adsorpsi jenis fasa yang digunakan, dimana fasa diam berupa adsorben yang tidak boleh larut dalam fasa gerak dengan menggunakan kolom dengan penambahan fasa gerak, ditampung, dipisahkan, dan diidentifikasi.

7.2. Saran 

DAFTAR PUSTAKA

Alimin.2007. Analisis Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Hendayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hernani. 2002. Isolasi Kardanol dari CNSL (Cashew Nut - Shell Liquid) Secara Kromatografi Kolom. Jurnal Bahan Alam Indonesia : Vol. 1. No. 1, 21-24, diakses tanggal 27 Oktober 2016.

Khopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Erlangga.

Mursiti 2013. Isolasi, Identifikasi, Dan Elusidasi Struktur Senyawa Alkaloid Dalam Ekstrak Metanol-Asam Nitrat Dari Biji Mahoni Bebas Minyak (Swietenia Macrophylla, King). Jurnal MIPA, 36 (2): 169-177, diakses tanggal 4 Desember 2016.

R. Astiti Asih, dkk. 2008. Senyawa Golongan Flavonoid pada Ekstrak N-Butanol Kulit Batang Bungur (Lagerstroemia Speciosa Pers.). Jurnal Kimia : Vol. 2 No. 2, diakses tanggal 27 Oktober 2016.

 

Referensi

Dokumen terkait

Tema yang dipilih adalah sintesis dan pencirian fase diam, dengan judul Modifikasi Sintesis dan Pencirian Fase Diam Kromatografi Kolom Selulosa Berbasis Serabut Ampas Sagu

Instrumentasi dalam kromatografi cair kolom terbuka hanya terdiri dari kolom tempat fase diam yang terbuat dari kaca, tempat fase gerak dan tampungan hasil elusi

Komponen tunggal yang ada pada sampel dijerap oleh fase diam yang telah dibentuk atau biasa digunakan silica gel yang terdapat pada kolom, namun apabila dialirkan pelarut

Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan metode analisis teknik kromatografi dengan fase gerak cairan dan fase diam cairan atau padatan yang mampu

Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fasegerak akan bergerak lebih cepat.Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan,atau kombinasi cairan-padatan) dan fase

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip partisi dan adsorpsi antara fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen)

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisika-kimia dengan fase gerak (larutan pengembang yang cocok), dan fase diam (bahan berbutir) yang diletakkan

Maka terjadi persaingan mana lebih kuat ikatan hidrogen yang terjadi antara molekul linarut dengan fase diam atau linarut dengan fase gerak, karena perbedaan afinitas dengan fase