• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan Jemaah Haji Kota Medan Terhadap Pelayanan Haji Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan Jemaah Haji Kota Medan Terhadap Pelayanan Haji Tahun 2012"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN JEMAAH HAJI

KOTA MEDAN TERHADAP PELAYANAN HAJI

TAHUN 2012

OLEH

NAMA

: FITRA JAYA

NIM

: 090501010

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan jemaah haji kota medan terhadap pelayanan haji tahun 2012 dan menganalisis atribut pelayanan yang harus diperbaiki oleh pihak pegawai asrama haji medan untuk meningkatkan kinerja pelayanan.

Data diperoleh dari 100 orang jemaah haji kota medan dengan teknik pengambilan simple random sampling. Pengujian menggunakan 5 indikator yaitu berwujud (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan atau kepastian (assurance), dan (emphaty). Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriftif, Customer satisfaction index (CSI), Importance Performance Analysist (IPA). Uji validitas dan reliabilitas dengan nilai r tabel adalah 0,5 %.

Analisis tingkat kepuasan jemaah haji kota medan terhadap pelayanan haji tahun 2012 adalah puas yaitu dengan persentase 70,7 % yang artinya bahwa jemaah puas terhadap pelayanan pihak dari asrama haji medan tahun 2012. Sedangkan untuk meningkatkan kepuasan jemaah maka pihak asrama haji Medan harus meningkatkan kinerja pada atribut kemampuan perawat pada saat memberi pelayanan kepada calon haji, perhatian pegawai dalam menangani calon haji, dan perlakuan pihak asrama haji kepada calon haji.

(3)

ABSTRACT

This study aims to analyze the level of satisfaction of pilgrims pilgrimage town with the services field in 2012 and analyze the service attributes that should be corrected by the pilgrim hostel employee field to improve service performance.

Data were obtained from 100 people pilgrims making the city terrain with simple random sampling technique. Tests using five indicators of intangible (tangible), reliability (reliability), responsiveness (responsiveness), guarantee or assurance (assurance), and (empathy). The analytical method used is descriptive analysis, Customer satisfaction index (CSI), Importance Performance Analysist (IPA). Validity and reliability with r table value is 0.5%.

Analysis of the level of satisfaction of pilgrims pilgrimage town with the services field in 2012 is satisfied that the percentage of 70.7%, which means that the pilgrims are satisfied with the services of the terrain Hajj dormitory in 2012. Meanwhile, to improve the satisfaction of the boarding party Hajj pilgrims should improve performance on the field attribute the ability of nurses at the time of providing service to the pilgrims, the attention of officials in dealing with pilgrims, and treatment of the pilgrim to pilgrim hostel.

Keywords : tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Jemaah Haji Kota Medan Terhadap Pelayanan Haji Tahun 2012”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak mempunyai kelemahan dan kekurangan dalam segi penyusunan maupun penulisannya, oleh karena itu penulis menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun bagi perbaikan skripsi ini. Sangat disadari tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak yang terkait dengan skripsi ini penulis tidak akan dapat menyelesaikan dengan lancar dan tepat waktu. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua Penulis yang tercinta, Ayahanda Derajad dan Ibunda Milfa Warni yang selalu memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis dan tidak henti-hentinya mendorong serta memanjatkan doa untuk keselamatan dan keberhasilan penulis. Serta aliran do’a restu yang diberikan takkan pernah terhenti kepada Penulis sepanjang hayat.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, selaku dekan fakultas ekonomi sumatera utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc., Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan, kesabaran menyisihkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing Penulis menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Seluruh dosen dan pegawai administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan kemudahan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

(5)

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penyusunan maupun bahasanya. Karena itu penulis mengharapkan sumbangan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca yang budiman.

Dan hanya kepada Allah jualah penulis memohon petunjuk, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi kita semua pada umumnya.

Amin ya robbal’alamin

Medan, 23 Juli 2013 Penulis

(6)
(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Ibadah Haji ... 46

4.2 Visi dan Misi ... 48

4.3 Statistik Deskriptif ... 49

4.4 Karekteristik Responden ... 49

4.4.1 Berdasarkan Umur ... 49

4.4.2 Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

4.4.3 Berdasarkan Jenis Pekerjan ... 50

4.4.4 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 51

4.5 Hasil Pengolahan Data ... 52

4.5.1 Uji Validitas dan Realibilitas ... 52

4.6 Hasil Metode Analisis ... 55

4.6.1 Deskriptif Variabel Penelitian ... 55

4.7 Indeks Kepuasan Konsumen (CSI) ... 74

4.8 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan (IPA) ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

3.1 Distribusi Operasional Variabel ... 40

3.2 Kriteria Customer Statisfaction Index... 45

4.1 Distribusi Umur Responden Penelitian ... .. 49

4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden Penelitian ... .. 50

4.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Responden Penelitian ... 51

4.4 Distribusi Pendidikan Responden Penelitian ... 51

4.5 Item Total Statistic……….. ... 54

4.6 Reliability Statistic……….. ... 55

4.7 Kelengakapan Peralatan Dan Fasilitas……. ... 56

4.8 Kondisi Fisik Bangunan, Kebersihan, Kerapian, dan Kenyamanan……….. ... 57

4.9 Penampilan Pegawai……….. ... 58

4.10 Ketersediaan Fasilitas Pendukung………... 59

4.11 Ketersediaan Air Bersih……… ... 59

4.12 Mengenai Pegawai Memberi Pelayanan ... 60

4.13 Ketepatan Waktu Bekerja……… ... 61

4.26 Jaminan Jemaah Apabila Tidak Ikut Menasik Haji ... 70

4.27 Mengenai Perhatian Pegawai……. ... 71

4.28 Mengenai Perlakuan Pihak Dari Calhaj….. ... 71

4.29 Mengenai Kesimpatikan Sikap Pegawai ... 72

4.30 Mengenai Simpati Pada Saat Mengalami Gangguan Kesehatan ………. ... 73

4.31 Mengenai Simpati Calhaj………. ... 73

4.32 Perhitungan Customer Statisfaction (CSI)……. ... 75

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan jemaah haji kota medan terhadap pelayanan haji tahun 2012 dan menganalisis atribut pelayanan yang harus diperbaiki oleh pihak pegawai asrama haji medan untuk meningkatkan kinerja pelayanan.

Data diperoleh dari 100 orang jemaah haji kota medan dengan teknik pengambilan simple random sampling. Pengujian menggunakan 5 indikator yaitu berwujud (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan atau kepastian (assurance), dan (emphaty). Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriftif, Customer satisfaction index (CSI), Importance Performance Analysist (IPA). Uji validitas dan reliabilitas dengan nilai r tabel adalah 0,5 %.

Analisis tingkat kepuasan jemaah haji kota medan terhadap pelayanan haji tahun 2012 adalah puas yaitu dengan persentase 70,7 % yang artinya bahwa jemaah puas terhadap pelayanan pihak dari asrama haji medan tahun 2012. Sedangkan untuk meningkatkan kepuasan jemaah maka pihak asrama haji Medan harus meningkatkan kinerja pada atribut kemampuan perawat pada saat memberi pelayanan kepada calon haji, perhatian pegawai dalam menangani calon haji, dan perlakuan pihak asrama haji kepada calon haji.

(11)

ABSTRACT

This study aims to analyze the level of satisfaction of pilgrims pilgrimage town with the services field in 2012 and analyze the service attributes that should be corrected by the pilgrim hostel employee field to improve service performance.

Data were obtained from 100 people pilgrims making the city terrain with simple random sampling technique. Tests using five indicators of intangible (tangible), reliability (reliability), responsiveness (responsiveness), guarantee or assurance (assurance), and (empathy). The analytical method used is descriptive analysis, Customer satisfaction index (CSI), Importance Performance Analysist (IPA). Validity and reliability with r table value is 0.5%.

Analysis of the level of satisfaction of pilgrims pilgrimage town with the services field in 2012 is satisfied that the percentage of 70.7%, which means that the pilgrims are satisfied with the services of the terrain Hajj dormitory in 2012. Meanwhile, to improve the satisfaction of the boarding party Hajj pilgrims should improve performance on the field attribute the ability of nurses at the time of providing service to the pilgrims, the attention of officials in dealing with pilgrims, and treatment of the pilgrim to pilgrim hostel.

Keywords : tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty

(12)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penduduk merupakan unsur penting dari berdirinya suatu negara. Dimana

dalam suatu negara ada yang dinamakan dengan pemerintahan yang berkuasa,

adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya pengakuan dari negara lain,

sehingga tarbentuklah suatu negara kesatuan, itulah yang dimaksud dengan unsur

berdirinya suatu negara, (Budiyanto,2004).

Indonesia merupakan negara yang berpenduduk terpadat didunia yang

berada pada posisi ke empat. Dimana negara Cina berada pada urutan pertama,

India berada pada urutan kedua, Amerika berada urutan ketiga, dan Indonesia di

urutan keempat, (BPS.2000).

Ummat Islam Indonesia pada zaman dahulu menunaikan ibadah haji dengan

menggunakan kapal layar yang memakan waktu berbulan-bulan, bahkan sampai

dua tahun. Tidak dikoordinir dan diorganisir tetapi secara sendiri-sendiri.

Kemudian pada zaman penjajahan Belanda dikeluarkan berbagai peraturan haji,

antara lain Ordonasi Tahun 1825.

Pada tahun 1912 Perserikatan Muhammadiyah yang didirikan oleh KH.

Ahmad Dahlan mendirikan Bagian Penolong Haji yang diketuai oleh KH. M.

Sudjak, dan inilah merupakan perintis dan mengilhami adanya Direktorat Urusan

Haji. Pada Tahun 1922 Volksraad mengadakan perubahan dalam ordinasi haji

yang dikenal dengan Pilgrim Ordinasi 1922 yang menyebutkan bahwa bangsa

(13)

Bagi umat Islam Indonesia, haji ini telah mendapatkan perhatian khusus baik

pada zaman kolonial maupun setelah kemerdekaan. Dan bangsa Indonesia

walaupun dalam keadaan dijajah oleh Belanda, umat Islam dengan berbagai

kesulitan, hambatan dan dieksploitasi, perjalanannya yang sangat jauh,

memerlukan waktu cukup lama, tidak mulus dan berbahaya yang selalu

mengancam nyawa karena sarana angkutan perahu atau kapal yang digunakan

tidak memenuhi standar dan sering berganti, medannya tidak pernah dilalui dan

hambatan lainnya tidak menjadi penghalang dan mengendorkan semangat mereka.

Mereka siap menerima apa saja yang terjadi sekalipun nyawa harus melayang

asalkan ibadah haji dapat dilaksanakan.

Berhaji merupakan dambaan setiap orang yang mengaku beragama Islam.

Setiap musim haji tiba berdatangan kaum muslim dari penjuru negeri ke

Baitullah untuk menunaikan ibadah haji. Mereka bertemu dan berkumpul

menjadi suatu ikatan yang lebih kokoh dan kuat yaitu ukhuwah Islamiyah. Tidak

ada kaya maupun miskin, pejabat atau rakyat biasa semuanya sama di hadapan

Tuhan. Tujuan dan niat mereka sama yaitu ingin menunaikan rukun Islam yang

ke-5.

Sesungguhnya haji dan umrah wajib sekali seumur hidup atas setiap muslim

yang mampu yakni memiliki bekal, sehat jasmani dan rohani, adanya biaya bagi

keluarga yang ditinggalkan.

Sejak 10 tahun ini, jumlah umat Islam yang menunaikan haji di Mekkah

(14)

masyarakat dalam hal ini umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji, walaupun

krisis ekonomi terkadang melanda negara Indonesia ini.

Agar pelaksanaan ibadah haji dapat lebih khusyuk maka masalah-masalah

teknis diserahkan oleh pihak penyelenggara haji dalam hal ini adalah Departemen

Agama bersama lembaga-lembaga terkait yaitu biro-biro perjalanan haji dan

umrah.

Kompleksitas permasalahan dalam penyelenggaraan haji dari tahun ke

tahun, menuntut lahirnya system manajemen yang mampu mengakses segenap

fungsi-fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, serta adanya pengawasan guna mencapai penyelenggaraan haji

yang aman, lancar, dan nyaman, tertib teratur, dan ekonomis. Secara singkat dapat

dikatakan manajemen haji diperlukan untuk terciptanyua penyelenggaraan haji

yang efektif, efisien dan rasional.

Dalam undang-undang No 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah

haji mengatakan bahwa Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan memberikan

pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji

hingga mereka dapat menunaikan ibadah sesuai dengan ketentuan ajaran agama

Islam.

Maka peluang inilah yang dilirik bukan saja oleh pemerintah namun juga

oleh biro-biro penyelenggara berkompetisi untuk menarik simpati jamaah,

kesemuanya itu berlomba-lomba menawarkan pembinaan, pelayanan, dan

(15)

Di sinilah kemudian lembaga-lembaga mengambil peran di mana ada di

antara mereka yang menangani ini semata-mata bisnis, namun di antara mereka

ada karena memang panggilan agama.

Agar tujuan pelaksanaan ibadah haji dan umrah selalu sukses dan mencapai

target yang dicapai, maka perlu adanya suatu menejemen, baik menejemen bidang

pelayanan, penyuluhan dan bimbingan, manasik dan sebagainya. Sehingga apa

yang menjadi cita-cita para jamaah dalam menunaikan ibadah haji dan umrah ini

bisa diperoleh secara sempurna dan memuaskan.

Banyaknya travel biro-biro perjalanan haji dan umrah yang ikut mengurusi

pelaksanaan ibadah haji dan Umrah, menimbulkan persaingan antara satu dengan

lainnya, sehingga membuat para jamaah bingung mencari lembaga mana yang

baik dalam memberikan pelayanan di segala bidang sehingga pelaksanaan ibadah

haji dan umrah bisa menuai hasil yang memuaskan.

Pemberian pelayanan atau jasa yang baik pada jamaah akan memberiakan

kepuasan para jamaahnya yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas jamaah

pada pengelola (travel) yang bersangkutan. Bila pelayanan atas jasa dipersepsikan

baik dan memuaskan, sebaliknya bila pelayanan atau jasa yang diterima lebih

rendah dari yang diharapkan, maka kwalitas dipersepsikan buruk.

Ciri pelayanan yang baik dapat memberikan kepuasan jamaah adalah

memiliki karyawan yang profesional, tersedia sarana dan prasarana yang baik,

bertanggung jawab kepada jamaah dari awal hingga selesai. Mampu melayani

secara cepat dan tepat, mampu memberikan kepercayaan kepada jamaah. Salah

(16)

dipersiapkan oleh pemerintah di setiap wilayah propinsi masing – masing di

Indonesia, Asrama Haji di bangun agar dapat dipergunakan sebagai tempat

pelatihan para jamaah haji yaitu melakukan proses simulasi ibadah haji atau

manasik. Asrama Haji Medan adalah salah satu tempat manasik di Indonesia yang

berada di wilayah propinsi Sumatera Utara yang akan penulis analisis dari tingkat

usaha para pegawainya dalam memberikan pelayanan terbaik pada pelaksanaan

pelatihan ibadah haji serta mampu melancarkan pelaksanaan ibadah haji di

Indonesia khususnya Sumatera Utara. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai

pelayanan ibadah haji dan umroh maka penulis akan menuangkan dalam sebuah

karya tulis ilmiah skripsi dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Jemaah Haji Kota Medan Terhadap Pelayanan Haji Tahun 2012”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat kepuasan jemaah haji terhadap pelayanan haji tahun 2012

2. Atribut pelayanan apa saja yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kinerja

pelayanan haji pada musim haji mendatang

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat kepuasan jemaah haji terhadap pelayanan

jemaah haji tahun 2012

2. Untuk mengetahui atribut apa saja yang harus diperbaiki untuk meningkatkan

(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak antara lain :

1. Bagi penulis, dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan bagi

peneliti baik tentang jemaah Haji secara umum.

2. Manfaat akademis, penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia khususnya yang

berhubungan dengan masalah pelayanan jamaah haji di wilayah Kementerian

agama Kota Medan.

3. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan

masukan terhadap kebijakan yang akan diambil oleh penyelenggaraan haji dan

umroh yaitu Asrama Haji Kota Medan sehingga dapat meningkatkan kualitas

pelayanan haji.

4. Bagi pemerintah daerah setempat diharapkan penelitian ini dapat membantu untuk

mengetahui seberapa besar minat dan motivasi masyarakat untuk melaksanakan

perjalanan haji.

5. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan mampu memberikan suatu

tambahan wawasan ataupun pengetahuan mengenai pelayanan haji yang ada

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Haji

Secara bahasa, haji berasal dari kata Al-Hajju yang berarti menyengaja atau menuju atau mengunjungi. Dan secara istilah Al-Hajju berarti mengunjungi Ka’bah untuk beribadah kepada Allah SWT, dengan syarat-syarat dan

rukun-rukunnya, serta beberapa kewajiban tertentu dan dilaksanakan dalam waktu

tertentu.

Ibadah Haji merupakan salah satu ibadah yang hukumnya wajib. Diwajibkan bagi

setiap muslim jika mampu melaksanakannya.

2.2 Tujuan Ibadah Haji

Tujuan beribadah, pada dasarnya adalah sama yaitu untuk mendapatkan

ridho dari Allah SWT, dimana dalam melaksanakan ibadah haji ini kita harus

benar-benar ikhlas untuk melaksanakannya, jangan hanya karena gengsi atau

karena terpaksa, atau pun hanya untuk memperoleh gelar haji saja, tetapi disini.

seseorang memang harus benar-benar menyerahkan diri kepada Allah SWT. Jika

seseorang melaksanakan ibadah haji dengan sungguh-sungguh maka akan

mendapatkan kepuasan batin, dan kepuasan batin tersebut bukanlah menjadi

tujuan utama untuk beribadah. Karena kepuasan batin hanyalah buah dari hasil

yang diperoleh selama menjalankan ibadah haji di tanah suci tersebut, dengan

(19)

2.3 Hikmah dan manfaat Ibadah Haji

1. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menghadapkan hati kepada-Nya dengan

keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan hak, kecuali Dia dan

bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah dan

sifat-sifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang

menyerupai-Nya dan tidak ada tandingan-menyerupai-Nya. Dan hal ini telah diisyaratkan dalam

firman-Nya. “Artinya : Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk Ibrahim dengan menyatakan “Janganlah engkau

menyekutukan Aku dengan apapun dan sucikan rumah-Ku ini bagi

orang-orang yang thawaf, beribadah, ruku dan sujud” ( Al-Hajj ). Mensucikan

rumah-Nya di dalam hal ini adalah dengan cara beribadah semata-mata

kepada Allah di dekat rumah-Nya (Ka’bah) yang mulia, membersihkan sekitar Ka’bah dari berhala-berhala, patung-patung, najis-najis yang Allah

Subhanahu wa Ta’ala haramkan serta dari segala hal yang mengganggu

orang-orang yang sedang menjalankan haji atau umrah atau hal-hal lain

yang menyibukkan (melalaikan) dari tujuan mereka.

2. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa dan Balasan Jannah

“Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Satu umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara

keduanya dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah” [HR

(20)

Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini karena Allah,

tidak melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya” (HR Bukhari) Rafats : jima’ ; pendahuluannya dan

ucapan kotor, Fusuuq : kemaksiatan Sesungguhnya barangsiapa mendatangi Ka’bah, kemudian menunaikan haji atau umrah dengan baik, tanpa rafats

dan fusuuq serta dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala semata,

niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa-dosanya dan

menuliskan jannah baginya. Dan hal inilah yang didambakan oleh setiap mu’min dan mu’minah yaitu meraih keberuntungan berupa jannah dan

selamat dari neraka.

3. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam

“Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu

dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” (Al-Hajj : 27). Nabi Ibrahim Alaihissalam telah

menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala

menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan

Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut dan menyambutnya. Hal itu berlangsung

semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga sekarang.

4. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Agar supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat

bagi mereka” [Al-Hajj : 28]. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan

(21)

(tanpa penjelasan) karena banyaknya dan besarnya menafaat-manfaat yang

segera terjadi dan nanti akan terjadi baik duniawi maupun ukhrawi. Dan di

antara yang terbesar adalah menyaksikan tauhid-Nya, yakni mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata. Mereka datang

dengan niat mencari wajah-Nya yang mulia bukan karena riya’ (dilihat orang lain) dan juga bukan karena sum’ah (dibicarakan orang lain). Bahkan,

mereka betauhid dan ikhlas kepada-Nya, serta mengikrarkan (tauhid) di

antara hamba-hamba-Nya, dan saling menasehati di antara orang-orang yang

datang (berhaji dan sebagainya,-pent) tentangnya (tauhid). Mereka thawaf mengelilingi Ka’bah, mengagungkan-Nya, menjalankan shalat di

rumah-Nya, memohon karunia-Nya, berdo’a supaya ibadah haji mereka diterima,

dosa-dosa mereka diampuni, dikembalikan dengan selamat ke nergara

masing-masing dan diberi anugerah kembali lagi untuk berdo’a dan

merendah diri kepada-Nya. Mereka mengucapkan talbiyah dengan keras,

sehingga didengar oleh orang yang dekat ataupun yang jauh, dan yang lain

bisa mempelajarinya agar mengetahui maknanya, merasakannya,

mewujudkan di dalam hati, lisan dan amalan mereka. Dan bahwa maknanya

adalah : Mengikhlaskan ibadah semata-mata untuk Allah dan beriman bahwa Dia adalah ‘ialah mereka yang haq, Pencipta mereka, Pemberi rizki

mereka, yang diibadahi sewaktu haji dan lainnya.

5. Saling mengenal dan saling menasehati dan di antara hikmah haji adalah

bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal dan saling berwasiat dan

(22)

timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di Makkah. Mereka

saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang lain,

membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat,

maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan,

pengarahan dan dakwah ke jalan Allah. Mereka bisa mendengar dari para

ulama, apa yang bermanfaat bagi mereka yang di sana terdapat petunjuk dan

bimbingan menuju jalan yang lurus, jalan kebahagiaan menuju tauhidullah

dan ikhlas kepada-Nya, menuju ketaatan yang diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengetahui kemaksiatan untuk dijauhi, dan

supaya mereka mengetahui batas-batas Allah dan mereka bisa saling

menolong di dalam kebaikan dan takwa.

6. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan di antara manfaat haji

yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari agama Allah

dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid Nabawi dari

para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa yang

mereka tidak ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan

lainnya. Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu.

Dari Makkah inilah tertib ilmu itu, yaitu ilmu tauhid dan agama. Kemudian

(berkembang) dari Madinah, dari seluruh jazirah ini dan dari seluruh negeri-negeri Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ada ilmu dan ahli ilmu. Namun,

(23)

lagi di lingkungan rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala ini, untuk mengajari

manusia, orang-orang yang menunaikan haji dan umrah, orang-orang asli

dan pendatang serta para penziarah, tentang agama dan manasik haji mereka.

Seorang Muslim diperintahkan untuk belajar, bagaimanapun (keadaannya)

ia, dimana saja dan kapan saja ; tetapi di lingkungan rumah Allah yang tua,

urusan ini (belajar agama) lebih penting dan mendesak. Dan di antara

tanda-tanda kebaikan dan kebahagian seseorang adalah belajar tentang agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Artinya : Nabi Shallallahu ‘alaihi bersabda :

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala

memperoleh kebaikan, niscaya Dia menjadikan faqih terhadap agama” (HR

Bukhari, Kitab Al-Ilmi 3 bab : 14). Di sini, di negeri Allah, di negerimu dan di negeri mana saja, jika engkau dapati seorang alim ahli syari’at Allah,

maka pergunakanlah kesempatan. Janganlah engkau takabur dan malas.

Karena ilmu itu tidak bisa diraih oleh orang-orang yang takabur, pemalas,

lemah serta pemalu. Ilmu itu membutuhkan kesigapan dan kemauan yang

tinggi. Mundur dari menuntut ilmu, itu bukanlah sifat malu, tetapi suatu

kelemahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Artinya : Dan Allah tidak malu dari kebenaran” (Al-Ahzab : 53). Karenanya seorang mukmin

dan mukminah yang berpandangan luas, tidak akan malu dalam bab ini

bahkan ia maju, bertanya, menyelidiki dan menampakkan kemusykilan yang

ia miliki, sehingga hilanglah kemusykilan tersebut.

7. Menyebarkan ilmu di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada

(24)

seperjalanan, yang di mobil, di pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di

segala tempat. Ini adalah kesempatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala

anugerahkan. Engkau bisa menyebarkan ilmu-mu dan menjelaskan apa yang

engkau miliki, akan tetapi haruslah dengan apa yang engkau ketahui

berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah dan istimbath ahli ilmu dari keduanya.

Bukan dari kebodohan dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari

Al-Kitab dan As-Sunnah.

8. Memperbanyak ketaatan di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat

dan thawaf, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. Artinya :

Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan

mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan

hendaklah mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka’bah)” (

Al-Hajj : 29). Maka disyariatkan bagi orang yang menjalankan haji dan umrah

untuk memperbanyak thawaf semampunya dan memperbanyak shalat di tanah haram. Oleh karena itu perbanyaklah shalat, qira’atul qur’an, tasbih,

tahlil, dzikir. Juga perbanyaklah amar ma’ruf nahi mungkar dan da’wah

kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala di mana banyak orang berkumpul

dari Afrika, Eropa, Amerika, Asia dan lainnya. Maka wajib bagi mereka

untuk mempergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.

9. Menunaikan nazar walaupun nazar itu sebaiknya tidak dilakukan, akan

tetapi seandainya seseorang telah bernadzar untuk melakukan ketaatan,

(25)

maka hendaklah dia mentaati-Nya” (HR Bukhari). Maka apabila seseorang

bernadzar di tanah haram ini berupa shalat, thawaf ataupun ibadah lainnya,

maka wajib baginya untuk menunaikannya di tanah haram ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Artinya : Dan hendaklah mereka

menunaikan nadzar” (Al-Hajj : 29)

10. Menolong dan berbuat baik kepada orang miskin. Di antara manfaat haji

adalah bisa menolong dan berbuat baik kepada orang miskin baik yang

sedang menjalankan haji atau tidak di negeri yang aman ini.

Seseorang dapat mengobati orang sakit, menjenguknya, menunjukkan ke

rumah sakit dan menolongnya dengan harta serta obat. Ini semua termasuk

manfaat-manfaat haji. “Artinya : ….agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” [Al-Hajj : 28]

11. Memperbanyak dzikir kepada Allah di negeri yang aman ini hendaklah

memperbanyak dzikir kepada Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk dan

bebaring, dengan tasbih (ucapan Subhanallah), hamdalah (ucapan

Alhamdulillah), tahlil (ucapan Laa ilaaha ilallah), takbir (ucapan Allahu

Akbar) dan hauqallah (ucapan Laa haula wa laa quwata illa billah). “Artinya : Dari Abu Musa Al-As’ari Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi

Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Perumpamaan orang yang

(26)

12. Berdoa kepada-Nya di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan diri dan terus menerus berdo’a kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala, agar Dia menerima amal, membereskan hati dan perbuatan ; agar Dia

menolong untuk mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus

ibadah kepada-Nya; agar Dia menolong untuk menunaikan kewajiban

dengan sifat yang Dia ridhai serta agar Dia menolong untuk berbuat baik

kepada hamba-hamba-Nya.

13. Menunaikan manasik dengan sebaik - baiknya di antara manfaat haji,

hendaknya melaksanakannya dengan sesempurna mungkin, dengan sebaik-baiknya dan seikhlas mungkin baik sewaktu melakukan thawaf, sa’i, wukuf

di Arafah, berada di Muzdalifah, melempar jumrah, maupun sewaktu shalat, qira’atul qur’an, berdzikir, berdo’a dan lainnya. Juga hendaknya

mengupayakannya dengan kosentrasi dan ikhlas.

14. Menyembelih kurban di antara manfaat haji adalah menyembelih (binatang)

kurban, baik yang wajib tatkala berihram tammatu dan qiran, maupun tidak

wajib yaitu untuk taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2.4 Dasar Hukum Ibadah Haji

Ibadah haji diwajibkan bagi kaum muslimin, tetapi bagi yang mampu secara

lahir, batin dan mampu secara ekonomi. Hadis Nabi Muhammad. Rasulullah

SAW, dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khatab RA berkata : “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Islam dibangun diatas lima

(27)

Rasulullah, 2).Melaksanakan Shalat, 3).Mengeluarkan zakat, 4).Haji ke Baitullah, dan 5).Puasa Ramadhan” (H.R.Bukhari, dan Muslim).

Yang diatur dalam surat al-quran

Firman Allah QS. Al-Imran: 97

Artinya : “..Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu

(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Firman Allah QS. Al-Baqoroh, Ayat 196

Artinya: “ Dan sempurnakanlah Ibadah Haji dan umroh karena Allah”.

Firman Allah QS. Al-Hajj ayat 27-28

Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya

mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta

yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka

menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut

nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah

berikan kepada mereka berupa binatang ternak”.

(28)

Artinya “Hendaklah kalian bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya

seseorang tidak akan menyadari halangan yang akan merintanginya”. (HR.

Ahmad).

“Islam itu didirikan di atas 5 (lima) pilar : syahadat tiada ilah selain Allah dan

sesungguhnya Muhammad Rosulullah, mendirikan shalat, membayar zakat,

haji ke Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari & Muslim)

“Barang Siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan lalu dia tidak berhaji,

hendaklah ia mati dalam keadaan menjadi orang Yahudi, atau Nasrani”. (HR.

At-tirmidzi dari Ali).

2.5 Syarat Wajib Haji

Sesungguhnya syariat islam datang dari sisi Dzat Yang Maha Bijaksana

lagi Maha Mengetahui. Tidak satu pun perkara darinya disyariatkan kecuali

bijaksana dan sesuai dengan prinsip keadilan. Oleh karena itu tidak ada

kewajiban-kewajiban atas manusia melainkan bersyarat sehingga kewajibannya

sesuai pada tempatnya. Diantaranya kewajiban menunaikan ibadah haji yang tidak

(29)

1. Muslim. Artinya seorang yang masih kafir tidak wajib atasnya haji.

Melainkan wajib atas kita memerintahkannya untuk berislam terlebih

dahulu. Kemudian setelah itu kita perintahkan padanya untuk mengerjakan

kewajiban-kewajiban di dalam Islam. Karena syariat-syariat tidak diterima

kecuali dengan syarat berislam. Allah berfirman;

“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka

nafkah nafkahnya melainkan karena kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan

mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula)

menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan”. (Qs.

At-Taubah: 54)

2. Berakal. Maka orang gila tidak wajib atasnya berhaji dan tidak sah (apabila

ia kerjakan). Karena haji harus dibangun di atas niat sedangkan orang gila

tidak mungkin mengerjakannya dengan niat.

3. Baligh. Seorang anak laki-laki dianggap telah baligh dengan salah satu dari

tiga tanda-tanda berikut:

- Inzal (keluar mani)

- tumbuhnya rambut kemaluan

(30)

Sedangkan pada anak wanita dengan salah satu dari 3 tanda-tanda baligh di

atas ditambah dengan tanda keempat yaitu: haidh. Maka kapan seorang anak

wanita haidh ia telah baligh meskipun ia belum mencapai 10 tahun.

Maka haji tidak wajib atas anak-anak yang belum baligh karena mereka

masih kecil dan kebanyakannya sulit bagi mereka menanggung beratnya

pelaksanaan manasik haji. Akan tetapi apabila anak kecil yang belum baligh

berhaji, sah. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Rhadiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertemu dengan rombongan di Rauha’.

Beliau berkata: Siapa kalian? Mereka menjawab: Kami muslimin.

Kemudian mereka berkata: Siapa anda? Beliau menjawab: Rasulullah.

Kemudian ada seorang wanita mengangkat anak kecil seraya berkata:

Apakah sah atasnya haji? Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam

menjawab: Ya dan atasmu pahala. HR. Muslim.

Maka apabila Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menetapkan keabsahan

haji bagi anak-anak, berlaku atas mereka semua aturan-aturan haji. Maka

wajib atas mereka menjauhi apa-apa yang harus dijauhi orang dewasa yang

berihram.

4 Merdeka Maka haji tidak wajib atas budak, karena tidak adanya kemampuan

budak untuk melaksanakannya.

5. Mampu secara fisik dan financial. Dan untuk wanita dianggap mampu

apabila ia ditemani seorang mahramnya. Maka tidak wajib atas wanita yang

tidak ditemani mahram untuk menunaikan ibadah haji karena terlarangnya

(31)

2.6 Rukun Haji

Jemaah haji dinasihatkan supaya belajar tentang rukun-rukunnya secara

terperinci agar dapat dilaksanakan ibadat haji dengan keyakinan bahawa perkara

yang dibuat itu sempurna. Rukun haji ialah :

1. Niat Ihram Haji

Niat ihram haji ini dilafaz dan berniat dalam hati ingin mengerjakan haji

dengan lafaz "Sahaja aku mengerjakan haji dan aku berihram dengannya

kerana Allah SWT" (untuk Haji Tamattuk dan Haji Ifrad).

2. Wukuf di Padang Arafah

Wukuf bermaksud berhenti atau berada di Padang Arafah pada masa yang

ditetapkan. Wukuf di Arafah bermaksud mesti berada di Arafah walaupun

seketika dalam sebarang keadaan dari masa gelincir matahari (masuk waktu

Zuhur) pada 9 Zulhijjah sehingga masuk waktu Subuh pada 10 Zulhijjah.

3. Tawaf Rukun Haji

Tawaf rukun haji merupakan rukun haji yang ketiga selepas daripada niat

ihram haji dan wukuf di Padang Arafah. Tawaf bermaksud mengelilingi

Kaabah di Baitul Haram sebanyak tujuh pusingan, bermula di penjuru

Hajarul Aswad dan berakhir pada sudut yang sama menurut syarat-syarat

tertentu.

4. Sa'ie

Apa yang dimaksudkan dengan sa'ie ialah berjalan ulang-alik di antara

(32)

dilakukan selepas melaksanakan Tawaf Qudum (bagi mereka yang masuk

Mekah untuk melakukan Haji Qiran dan Ifrad) atau selepas tawaf haji. Bagi

mereka yang masuk Mekah dengan niat ihram umrah, Tawaf Qudum terjadi

dengan serentak bersama tawaf rukun umrah.

5. Bercukur atau Bergunting

Apa yang dikehendaki di sini ialah menanggalkan rambut di kepala

sekurang-kurangnya tiga helai rambut. Jika tiada rambut di kepala, boleh

hanya melalukan pisau cukur di kepala sebagai menandakan kita telah

bercukur/ bergunting. Waktu bagi jemaah haji boleh bercukur atau

bergunting ialah selepas waktu separuh malam 10 Zulhijjah.

6. Tertib pada kebanyakan rukun

Rukun yang keenam ini dimaksudkan rukun-rukun haji hendaklah dilakukan

mengikut tertib pada kebanyakan rukun iaitu didahulukan niat ihram haji

dari rukun-rukun yang lain. Didahulukan wukuf dari tawaf rukun dan

didahulukan tawaf dari sa'ie. Tetapi sa'ie haji boleh dipilih untuk dikerjakan

sebelum wukuf atau selepas wuquf dengan syarat mereka melakukan haji

ifrad atau haji qiran dan dilakukan selepas tawaf qudum.

2.7 Macam – macam Haji

Ada tiga macam ibadah haji yang dapat dilakukan bagi jamaah haji. Yaitu:

1. Haji Ifrad. Kata ifrad berarti menyendiri, dimana seseorang bermaksud menyendiri, baik menyendirikan haji dengan umroh. Dalam hal ini yang

(33)

demikian seseorang tersebut telah berniat dari miqat akan melaksanakan

ibadah haji dahulu baru kemudian melaksanakan ibadah umroh. Atau

sebaliknya seseorang tersebut melaksanakan umroh terlebih dahulu,

kemudian melaksanakan hajinya, hal ini dilakukan dalam waktu yang

berbeda, tetapi tetap dalam satu musim haji. Hal ini diterangkan di dalam

Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 97, yaitu yang dimaksud dengan

bulan-bulan haji atau waktu haji ada beberapa hari dan beberapa bulan-bulan. Bulan

yang dimaksud yaitu bulan Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijah. Dimana

dimulai dari tanggal 1 di bulan Syawal (29 hari), tanggal 1 dibulan

Dzulhijjah (30 hari), dan berakhir tanggal 10 bulan zulhijjah (tanggal

1sampai tanggal 10). sehingga yang dimaksud dengan bulan haji adalah

sebanyak 69 hari. Dimana niatnya untuk melaksanakan haji terlebih dahulu yaitu: “ Labaikk Allahuma bi hajji”

Yang artinya: “ Ya Allah, saya berniat haji”.

2. Haji Tamatu’. Yang berarti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan

melakukan umroh terlebih dahulu, kemudian melakukan ibadah haji. Tamatu’ juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di

dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal. Dimana

dalam perjalanan menuju Makkah para jamaah dianjurkan untuk

banyak-banyakmembaca Talbiyah. Cara melaksanakan ibadah haji tamatu’ yaitu para anggota jamaah mengenakan pakaian ihram, dan berniat melaksanakan

umrah serta mengucapkan niat dengan bacaan “Labaiika bi’umrah”. Yang

(34)

umrah berikutnya adalah melakukan tawaf keliling ka’bah sebanyak tujuh

kali, sa’i antara bukit Sofa dan bukit Marwa, kemudian tahallul. Pada saat

itu kemudian para jamaah bisa manggantikan pakaian ihram dengan pakaian

biasa, karena pada saat itu semua jamaah bebas melakukan aktifitas yang di

bolehkan (selama tidak perbuatan tercela atau yang dilarang selama

menjalankan ibadah haji). Kebebasan tersebut berlaku di asrama saja,

sampai tiba waktu untuk melakukan ibadah haji, dimana jamaah haji

tersebut harus mengenakan pakaian ihram lagi sebelum menuju ke Mina dan

langsung ke Arafah.

3. Haji Qiran yang berarti menggabungkan, menyatukan, atau menyekaliguskan antara ibadah haji dengan ibadah umroh, dalam hal ini

berarti ibadah umrohnya sudah tercakup di dalamnya. Dimana haji qiran ini

dipilih karena waktunya terbatas. Umumnya mereka yang tiba tanggal 9

Dzulhijah di Makkah, maka pelaksanaan ibadah haji dan umroh langsung dikerjakan secara bersamaan sekaligus. Dengan demikian proses tawaf, sa’i.

dan tahalul untuk haji dan umroh hanya dilakukan satukali saja. Dalam

melaksanakan haji qiran ini lafaz yang di baca yaitu “ Labaik bi hajji wa umrah “ Yang artinya : “ ya Allah, saya berniat hajji dan umrah “. Dimana

dalam melaksanakan haji qiran ini para jamaah harus tetap memakai

(35)

2.8 Pengertian Kepuasan

Kepuasan terhadap pelayanan haji menurut Berry, Zithami, dkk (1990) adalah “ persepsi jemaah tentang (performance) yang diberikan yang merupakan

perbandingan antara harapan (ekspektasi) sebelum dan sesudah mereka menerima kepuasan yang sebenar nya” atau “kepuasan jemaah haji merupakan suatu respon

atau hasil evaluasi terhadap kesesuaian pengalaman mengkonsumsi suatu produk atau jasa dengan harapan dan ekspektasi”. Sehingga kepuasan pelayanan haji juga

merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari jeaah

haji dapat dipenuhi melalui produk atau jasa yang digunakannya.

Definisi tersebut akan menerangkan kondisi dimana apabila harapan

terpenuhi maka pelayanan haji akan dirasakan memuaskan sedangkan apabila

harapan tidak terpenuhi maka pelayanan jemaah haji dinilai tidak memuaskan, dan

apabila pelayanan haji yang diberikan melebihi harapan maka pelayanan haji

yang dirasakan sangat memuaskan.

Kepuasan konsumen terhadap suatu jasa ditentukan oleh kebutuhan

konsomen sebelum menggunakan jasa dibandingan dengan hasil persepsi

konsumen ( Arif, 2007 ). Persepsi dari konsumen akan mempengaruhi kepuasan

yang dapat diperolehnya. Apabila harapan konsumen dapat terpenuhi dan

konsumen tersebut mempersepsikan layanan jasa dengan baik, aka kepuasan

konsumen tersebut bias didapatkan. Salah satu factor yang menentukan kepuasan

(36)

Penulis bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan

kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. Secara khusus, penelitian ini

akan dilakukan terhadap Asrama Haji.

Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan jenis penelitian

kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata atau lisan diri dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Moleong,

1993: 3)

Dalam penelitian deskriptif kualitatif yaitu penulis melakukan penelitian

dengan melakukan analisa hanya pada taraf deskripsi yaitu menganalisa dan

menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami

dan disimpulkan, dan kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktanya

sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh

dan data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak

bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis membuat prediksi, maupun

mempelajari implikasinya. (Azwar,1999: 5)

Menurut Fandy Tjiptono (2002), kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan. Lebih lanjut Fandi Tjiptono menyatakan

bahwa kualitas mengandung banyak pengertian, antara lain : Kesesuaian dengan

persyaratan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan berkelanjutan, bebas dari

(37)

melakukan sesuatu secara benar, atau sesuatu yang bisa membehagiakan

pelanggan.

Achmad Nidjam (2004), “Manajemen Haji (Study kasus dan telaah

Implementasi Knowledge Workers)” menyatakan tentang gambaran umum perhajian dengan menitik beratkan pada penerapan kualitas pelayanan prima yang

seharusnya diberikan kepada masyarakat, lebih khusus lagi kepada masyarakat

perhajian dengan mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki ilmu

pengetahuan (knowledge workers). Disini pelayanan dijadikan prioritas utama dalam penyelenggaraan ibadah haji, sehingga memerlukan kualitas pelayanan yang memuaskan bagi jama’ah haji.

Berdasarkan Kep.MENPAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pengertian pelayanan

publik adalah segala kegiatan pelayanan yang diselenggarakan oleh

penyelenggaraan pelayanan publik sebagai upaya memenuhi kebutuhan

penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Dengan demikian pelayanan publik merupakan segala kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai hak-hak dasar setiap warga negara dan

penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan

publik.

Oleh sebab itu negara dalam sistem pemerintahan menjadi tumpuan

(38)

dengan demikian peningkatan kualitas pelayanan (quality of service) akan

semakin penting bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan pemerintah.

Menurut Kasmir (2005) pelayanan adalah tindakan atau perbuatan seseorang

atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pelayanan

merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi

langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan

menyediakan kepuasan pelanggan.

Menurut Rangkuti (2006), defenisi kualitas pelayanan adalah penyampaian

jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Sedangkan menurut

Tjiptono (2007), kualitas pelayanan adalah upaya penyampaian jasa untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya

untuk mengimbangi harapan pelanggan.

Secara umum pelayanan yang baik merupakan pelayanan yang cepat, jujur

dan terbuka. Pelayanan yang secara umum didambakan oleh masyarakat adalah :

Kemudahan dalam pengurusan kepentingan Mendapatkan pelayanan wajar

Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih

Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang. (Moenir. 2006:47)

Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan.

Untuk menentukan kepuasan jamaah, kualitas pelayanan diperlukan karena

jamaah akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang

sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasan jamaah akan terpenuhi apabila proses

penyampaian jasa kepada jamaah sesuai dengan apa yang dipersepsikan jamaah

(39)

Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2004:59) kualitas pelayanan adalah

tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. Dengan demikian penyedia jasa

dapat meningkatkan kepuasan konsumen dengan meminimkan atau meniadakan

pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Kepuasan konsumen dapat

menciptakan kesetiaan dan loyalitas konsumen kepada penyedia jasa yang

memberikan kualitas memuaskan. (Tjiptono, 2002:54).

Kotler (2000) mendefenisikan jasa/layanan adalah setiap tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya

bersifat intangible dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Kualitas jasa yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam

menciptakan kepuasan pelanggan. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

khususnya calon jemaah haji akan mencerminkan baik tidaknya kualitas karyawan

tersebut tersebut. Karena pelayanan merupakan kunci sukses pada masa era

seperti saat sekarang ini.

a. Kepuasan Pelanggan

Salah satu faktor menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan

mengenai kualitas jasa yang berfokus pada dimensi jasa.Selain itu juga

dipengaruhi oleh kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi

serta bersifat sesaat.Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan telah menjadi

(40)

kepuasan pelanggan dapat menjadi umpan balik dan masukan lagi bagi

pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pelanggan.

Beberapa metode yang digunakan untuk mengukur dan memantau kepuasan

pelanggan. Menurut Kotler (2002) ada beberapa metode yang bisa dipergunakan

setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan

kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya

guna menyampaikan kritik dan saran, pendapat serta keluhan mereka.

Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di

tempat-tempat strategis, menyediakan kartu komentar, menyediakan

saluran telepon khusus bebas pulsa dan lain-lain.Informasi-informasi yang

masuk melalui metode ini dapat memberikan ide-ide dan warna baru yang

sangat berharga bagi perusahaan.Metode ini bersifat pasif, sehingga sulit

untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai kepuasan

pelanggan.

2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang

(41)

kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman

mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.

3. Lost customer analysis

Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah

berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok dan diharapkan

diperoleh informasi penyebab terjadinya hal tersebut.

4. Survei kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survei, baik melalui pos,

telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan melalui survei, perusahaan

akanmemperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari

pelanggan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan

menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

Dari beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan

pelanggan adalah perasaan yang dirasakan oleh pelanggan setelah pelanggan

menerima pelayanan atau produk yang diberikan oleh suatu instansi dalam bidang

pelayanan jasa. Di Asrama haji, kepuasaan Jamaah Haji dapat berarti perasaan

yang dirasakan oleh Jamaah Haji setelah menerima pelayanan dari layanan

pegawai yang memberikan pelayanan yang berkualitas atau penyediaan tempat

yang berkualitas sehingga pelanggan merasa puas.

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian dilakukan oleh syarifullah ( 2006 ) berjudul “ Aplikasi Metode

(42)

penelitian ini adalah mengkaji penerapan metode QFD dalam peningkatan

pelayanan kartu AT BRI pada BRI cabang BOGOR. Hasil penelitian dengan

metode Quality Function Deployment (QFD) secara bertahap menghasilkan

kesimpulan bahwa untuk meningkat mutu pelayanan ATM, maka pihak

menejemen BRI harus dapat meningkatkan mutu keamanan dalam bertransaksi,

keamanan dalam uang palsu. Selain itu factor akses kartu ATM yang dapat

digunakann dalam beberapa bank, lokasi ATM BRI pada lokasi strategis, dan

fitur-fitur yang sama dengan bank lain perlu diperbaiki dan ditingkatkan

keberadaannya.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh puspita sari (2006) di

Kentucky Fried Chicken. Penelitian berjudul “ Perceptual Mapping Fast Food Kentucky Fried Chicken dimata pelanggan”. Penelitian ini menggunakan metode

analisis Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, dan Key

Driver Analysis yang mengacu pada dimensi Serqual ( Service and Quality ).

Hasil analisis menunjukan bahwa analisis konsumen pergi kerestoran fast food

adalah karena kebutuhann makanan, hemat waktu, dan gaya hidup yang modern.

Informasi diketahui responden sebelum pergi ke KFC adalah lokasi restoran

KFC, harga produk, variasi menu/pelayanan yang ditawarkan, system pake dan

jam tutup KFC. Sedangkan alasan responden pergi ke KFC adalah karena menu

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah dilakukan dikota medan dengan

menganalisis tingkat kepuasan jemaah haji dikota Medan terhadap pelayanan

haji tahun 2012.

Lokasi yang dijadikan sebagai obyek penulis adalah Asrama Haji Kota

Medan Propinsi Sumatera Utara yang menyiapkan fasilitas pelayanan pelatihan

Ibadah Jamaah Haji yang akan berangkat haji dan terpilihnya Asrama Haji ini

adalah pertimbangan Asrama Haji (obyek) yang menjadi tempat mengumpulkan

data bagi penulis, yang menyebabkan penulis memilih instansi ini ialah karena

lebih mudah dijangkau untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan

menghemat waktu, tenaga dan biaya.

Waktu penelitian yaitu sejak perencanaan s/d selesai diperkirakan selama 3

bulan yaitu bulan April s/d bulan Juni 2013.

3.2 Jenis dan Sumber Data.

Jenis dan sumber data yang dianalisis dalam penyusunan skripsi ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi, kuisioner, dan

wawancara dari setiap responden Jamaah Haji di Asrama Haji ini. Data ini

merupakan data utama untuk selanjutnya dijadikan sebagai input bagi

(44)

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dan diolah dari

sumber data berupa dokumen-dokumen, arsip, dan laporan yang relepan

dengan penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1Populasi

Menurut Kuncoro (2001: bab 3) populasi adalah kelompok elemen yang

lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita

tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.

3.3.2Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili

populasi penelitian (Kuncoro, 2009:122).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh jumlah jemaah

haji tahun 2012 sekitar 2923 jiwa.

Jumlah jemaah haji yang akan dijadikan sampel penelitian sebanyak 100

orang. Hal ini berdasarkan perhitungkan dengan rumus Slovin ( Umar, 2000 ).

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

n =

n =

(45)

Keterangan

n = jumlah sample N = jumlah populasi

e = persentase kelonggaran kesalahan (10 %)

Berdasarkan perhitungan dengan rumus slovin, didapatkan jumlah

sample penelitian sebanyak 96,69 orang kemudian dibulatkan menjadi 100 orang

sample.

3.3.3Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengambilan data atau responden dalam penelitian ini

menggunakan teknik simple random sampling. Menurut (Nazir, 1999) bahwa pokok pengambilangan dari simple random sampling adalah semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk masuk menjadi anggota sample.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan cara :

1. Penelitian Lapangan (Field research)

Penelitian ini langsung pada instansi sebagai obyek penelitian dengan

menggunakan metode :

a. Metode Observasi

Pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap obyek

yang sedang diteliti dalam hal ini kualitas layanan oleh Pegawai

(46)

b. Metode Kuisioner

Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan untuk mendapatkan

data yang obyektif, dan akurat dari responden yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti. Memakai metode pertanyaan secara

tertulis yang telah disusun sebagai pengumpulan data primer.

Kuisioner tersebut dibagikan kepada jamaah haji yang dipilih

sebagai responden secara acak dan mewakili populasi.

c. Metode Wawancara

Penggunaan metode wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dari responden, yaitu data yang sangat

bermanfaat sebagai data pelengkap yang kemungkinannya belum

terangkum dalam kuisioner.

2. Studi pustaka ( Library research)

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pustaka berupa buku-buku dan

juga bias dikutip dari laporan, majalah, koran, internet dll yang

berhubungan langsung dengan data tentang mahasiswa yang menjadi

obyek penelitian.

Metode untuk pengumpulan data untuk variable diatas menggunakan self

administered survey yaitu responden diminta untuk mengisi sendiri

kuesioner yang diberikan. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner akan

ditabulasi dikomputer dengan menggunakan program excel untuk

(47)

Pengukuran menggunakan data ordinal dan data interval. Data ordinal

adalah data yang berbentuk peringkat atau rangking. Data interval adalah

data yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 absolut/mutlak. Data

ditabulasi dengan menggunakan Skala Likert yang merupakan data interval.

Dimana jawaban yang diberikan memiliki skala :

1 = sangat setuju dengan skor 5 2 = setuju dengan skor 4

3 = netral dengan skor 3 4 = tidak setuju dengan skor 2 5 = sangat tidak setuju dengan skor 1

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas kuisioner

Menurut (Arikunto, 2002) sebuah kuisioner penelitian yang baik harus

memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu Valid dan Reliabel. Dalam

penelitian ini uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap kuisioner mengenai

kepuasaan jemaah haji kota medan terhadap pelayanan haji tahun 2012. Untuk

proses validitas dan reliabilitas kuisioner ini akan diuji cobakan pada 100 orang

jemaah haji yang ada diasrama haji medan. Untuk mempermudah uji validitas

dan reliabilitas maka digunakan program computer SPSS 20 dan Excell.

3.4.1 Uji Validitas

Validitas menujukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh

benar – benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang dipermasalahan

berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik.

(48)

Dimana : r = koefisien korelasi suatu butir/item n = jumlah subyek

X = skor suatu butir/item

Y = skor total ( Arikunto, 2005 : 72 )

Nilai rkemudian dibandingkan dengan r table (r kritis).

Instrumen valid, jika r hitung > rtable

Instrumen tidak valid, jika r hitung < rtable 3.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989). Setiap

alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil

pengukuran relative konsisten dari waktu ke waktu.

Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

, (Arikunto, 1999 : 193)

Dimana : r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varian butir/item = varian total

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan

(49)

reliabilitas diukur menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan

program SPSS versi 20.0. Nilai alpha yang diperoleh akan dibandingkan dengan

r tabel. Apabila nilai alpha lebih besar dari pada r tabel, maka instrumen tersebut

dapat disebut reliable. Indikator pengukuran reliabilitas yang dibuat oleh J.P.

Gurlford dengan taraf kepercayaan 95 %, dengan criteria r hitung > r tabel adalah

sebagai berikut :

0,00 < r hitung < 0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,20 < r hitung < 0,40 : reliabilitas rendah 0,40 < r hitung < 0,60 : reliabilitas sedang/cukup 0,60 < r hitung < 0,80 : reliabilitas tinggi

0,80 < r hitung < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu

analisis tingkat kepuasan jemaah haji kota medan terhadap pelayanan haji tahun

2012 terdapat 3 metode analisis, yaitu analisis deskriptif, Customer Statisfaction Index ( CSI) dan Impotance Performance Analysis ( IPA). Penjelasan dari masing –masing metode tersebut adalah sebagai berikut.

3.5.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode analisis yang bertujuan

mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti adanya (Irawan,

2004). Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk

mengetahui karakteristik jemaah haji dan tanggapan mereka terhadap

pelayanan yang diberikan dari kementerian agama dikota medan. Data –

data yang diolah dengan analisis deskriptif ini kemudian akan

(50)

3.5.2 Customer Statisfaction Index

Customer statisfaction index atau dikenal yang lebih dikenal dengan

index kepuasan konsumen merupakan metode yang menggunakan index

untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen berdasarkan atribut –atribut

tertentu. Atribut yang diukur dapat berbeda untuk masing – masing

industri, bahkan untuk masing – masing perusahaan. Hal ini tergantung

pada kebutuhan informasi yang ingin didapatkan perusahaan terhadap

konsumen (Massnick, 1997).

Menurut (Irawan, 2004) terdapat 4 langkah dalam perhitungan

customer statisfaction index ( CSI), yaitu

1. Menentukan Mean Importance Score (MSI) dan Mean Statisfaction

Score (MSS).

Nilai ini berasal dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap

responden.

MIS = n

Y n

i i 1

dan MSS =

5

1 n

i i X

Dimana :

n = jumlah responden

Yi = nilai kepentingan atribut ke –I Xi = nilai kinerja atribut ke-i

2. Membuat Weight Factors (WF)

Bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total

(51)

WFi = 100%

1

x MIS MIS p

i i i

Dimana :

P = jumlah atribut kepentingan (k = 23)

I = atribut bauran pemasaran ke – i 3. Membuat Weight Score (WS)

Bobot ini merupakan perkalian antara weight factor (WF) dengan rata – rata tingkat kepuasan (Mean Statisfaction Score = MSS).

Wsi = wfi x MSSi

Dimana :

i = Atribut bauran pemasaran ke - i

4. Menentukan Customer Statisfaction Index (CSI)

CSI = 100%

5

1 x

WS p

i i

Tabel 3.1

Kriteris Customer Statisfaction Indeks (CSI)

Nilai Indeks Kriteria Customer Statisfaction Indeks 81,00 – 100, 00 Sangat Puas

66,00 – 80,99 Puas

(52)

3.5.3 Impotance Performance Analysis ( IPA)

Menurut (Rangkuti, 2003) salah satu alat analisis yang dapat

digunakan untuk menganalisis kepuasan konsumen terhadap kinerja

perusahaan adalah dengan metode impotance performance analisis (IPA).

Metode ini merupakan suatu teknik penerapan yang mudah untuk

mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat kepentingan itu

sendiri yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang

efektif.

Pengukuran tingkat kepentingan dan pelaksanaan suatu atribut

pelayanan disuatu perusahaan dapat menggunakan skala likert. Skala

likert digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan suatu atribut

adalah sangat penting, penting, cukup penting dan sangat tidak penting

dengan skor 5,4,3,2 dan 1. Untuk skala likert digunakan dalam

pelaksanaan atau kinerja suatu atribut diperusahaan adalah sangat setuju,

setuju, cukup setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Dengan skor

5,4,3,2 dan 1 (Rangkuti, 2003).

Dalam metode IPA atribut-atribut yang diteliti akan dipetakan ke

dalam suatu diagram kartesius yang terbagi 4 wilayah atau kuadran, yaitu

prioritas utama (A), pertahanan prestasi (B), berlebihan (C), dan prioritas

rendah (D). Penentuan posisi suatu atribut ke dalam 4 wilayah tersebut

tergantung pada nilai rata-rata atribut secara keseluruhan. Adapun

tahapan pengolahan dengan metode IPA adalah :

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden Penelitian
Tabel 4.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Responden Penelitian
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pirngadi Kota Medan khususnya para dokter untuk mempertahankan meningkatkan pelayanan dokter kepada pasien khususnya di ruang rawat inap Kelas Bangsal.. Kata Kunci : tingkat

pelanggan dengan atribut kualitas pelayanan “akar café” Bogor dan (3) Menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang.. diberikan oleh

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, direkomendasikan bagi Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang untuk dapat segera melengkapi peralatan pendaftaran calon jemaah haji

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di beberapa Apotek Kimia Farma di Kota Medan pada variabel kehandalan, tanggapan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di beberapa Apotek Kimia Farma di Kota Medan pada variabel kehandalan, tanggapan,

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS kesehatan pada kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Dr.. Pirngadi kota

Skripsi yang berjudul Manajemen Pelayanan Kesehatan pada Jemaah Haji di Dinas Kesehatan Kota Banjaramsin ditulis oleh Muhammad Haikal Fiqry telah diujikan dalam sidang Tim

Pengaruh Pelayanan, Promosi, dan Harga terhadap Kepuasan Jemaah pada Perusahaan Travel Haji dan Umrah PT.. Cahaya Sukses