PENYULUHAN GIZI DAN STIMULASI TERHADAP
TUMBUH-KEMBANG BAYI 6-12 BULAN
NETTI HERAWATI
SEKOLAHPASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BQGOR
NETTl HERAWATI. Effects of supplement, nutrition education and stimulation on growth and development of 6 -12 months old infants. Supervised by HARDINSYAH, HUSAIN!, ALI KHOMSAN and FASLI JALAL.
About one-third of Indonesian infants from poor families suffered from growth faltering and delay development. The objective of this study was to evaluate the effect of Delvita supplement, nutrition education and stimulation on growth and development of 5 -7 months old infants from poor families. The study design was a quasi experimental. Three groups were assigned in this study design e.g. PS (nutrition education and stimulation) group, n=57; DPS (Oelvita supplement, nutrition education and stimulation ) group, n=57 and control (non intervention) group, n=57. Delvita composed of soybeans fortified with multi micronutrient. Each of intervention namely the nutrition education and stimulation and Delvita distribution was administered biweekly at Posyandu during six months. Data collection on weight, length and Bayley's scale were collected before and after intervention. The logistic regression was applied to analyze the effects of intervention on the increment of weight, length, MDI and PDI scores.
At baseline, there was no significant difference on Weight-for-Age Z scores (VV/A-Z), Length-for-Age Z scores (UA-Z), Weight-for-Length Z scores 0N/L-Z), MDI, PDI among the groups. At after intervention, the DPS group had the highest of W/A-Z score and UA-Z score but there was no significant difference in W/L-Z score among the groups. The positive changes in MDI and PDI scores were the highest in the PS group. There was no significant difference in MDI score between DPS group and control group but DPS group had higher PDI score than control group.
The logistiC regression showed that the OPS intervention had positive effects on W/A-Z score (OR=2.90), UA-Z score (OR=6.10), POI score (OR=3.78) and the PS intervention had positive effects on MDI score (OR=4.70) and POI score (OR=B.59). This implies that the DPS was the best intervention for combating growth faltering and delay development of infant among poor families.
NETTI HERAWATI. Pengaruh Suplemen MPASI, Penyuluhan Gizi dan Stimulasi
terhadap Tumbuh-Kembang Bayi 6-12 Bulan. Dibimbing oleh HAROINSYAH,
HUSAINI, ALI KHOMSAN dan FASLI JALAL.
Masalah gangguan tumbuh kembang pada usia dini cukup ting9i di Indonesia
dengan prevalensi terbesar pada keluarga miskin. Tiga penyebab lang sung gangguan tersebut adalah gizi, stimulasi dan kesehatan. Sehubungan dengan itu telah dilakukan penelitian bertujuan mengetahui dampak pemberian suplemen MPASI, penyuluhan dan stimulasi selama 6 bulan kepada anak keluarga miskin umur 5-7 bulan terhadap kualitas tumbuh kembang dan status besi darahnya pada umur 11-13 bulan. Desain
penelitian ini セアオ。ウゥM・クー・イゥュ・ョエB@ dengan dua perlakuan (kelompok PS=Penyuluhan dan Stimulasi); kelompok DPS=Suplemen MPASI Delvita, Penyuluhan dan Stimulasi}_ Contoh penelitian 171 anak dan keeamatan Kontrol (Keeamatan Clawi, Kabupaten Bogor), Kecamatan PS (Kecamatan Cieurug, Kabupaten Sukabumi) dan Keeamatan DPS (Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogar dan Keeamatan Tanah Sareal, Kota Bogor).
Data yang dikumpulkan meliputi data sosial ekonomi keluarga, kualltas lingkungan pengasuhan (skor HOME Inventory), pengetahuan dan sikap ibu terhadap gizi dan kesehatan, konsumsi anak, berat dan panjang badan anak, Hemoglobin (Ht), Hematokrit (Ht), skor Mental Developmental Index-MOl dan skor Psichomotor Developmental Index-POI. Seluruh data dikumpulkan sebelum dan sesudah penelitian keeuali data Hb dan Ht yang hanya dikumpulkan pada akhir penelitian. Analisis sidik ragam dan uji beda dilakukan terhadap seluruh data. Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat dampak intervensi terhadap Hb, pertambahan berat badan dan panjang badan, perubahan status gizi dan perubahan skor MDt dan PDI selama penelitian.
Rata-rata Hemoglobin (Hb) akhir penelitian pada kelompok kontrol, PS dan DPS masing-masing 10.9±O.9 g/dl, 11.5±1.2 g/dl dan 12.0±1.1 g/d!. Rata-rata Hb kontrol nyata lebih rendah dibanding perlakuan sedangkan rata-rata Hb pada perlakuan DPS nyata paling besar. Rata-rata hematokrit (Ht) pada kelompok kontrol, PS dan DPS masing-masing 33.9±2.5, 34.9±3.1 dan 36.3±3.2. Ht kelompok kontrol tidak berbeda nyata dengan kelompok PS tapi berbeda nyata dengan kelompok DPS. Rata-rata Ht kelompok PS tidak berbeda nyata dengan kelompok DPS. Faktor yang berkorelasi nyata dengan Hb adalah perlakuan DPS, mutu konsumsi, pengetahuan, sikap, skar sub skala HOME Penerimaan Emosi Verbal Anak (PEVA) dan lama sakit. Analisis regresi logistik menunjukan faktor determinan hemoglobin adalah perlakuan DPS dan tingkat keeukupan zat besi akhir (R2=O.172).
pertambahan panjang badan adalah perlakuan DPS, perubahan mutu konsumsi, pengetahuan, sikap, skar HOME total, skar HOME PPA, OLF, PAP, KOT, KSA dan lama sakit Semua faktor berhubungan positif dengan pertambahan berat badan kecuali lama sakit. HasH reg res! logistik menunJukan faktor yang nyata sebagai determinan terhadap pertambahan panjang badan adalah perlakuan PS, perlakuan DPS, perubahan mutu konsumsi mineral, dan vitamin dengan koefisien regresi R2=0.290.
Pada awal penelitian seluruh contoh dalam keadaan status gizi baik. Selama penelitian, terjadi perubahan status gizi menurut indikator berat badan terhadap umur
(Z-BBfU) pada kelompok kontrol, PS dan DPS masing-masing -1.20±O.81, -D.99±O.72, dan -0.40±1.10; menurut indikator tingg1 badan terhadap umur (Z-PBlU) masing-masing セoNXSᄆPNVXL@ -0,46±0.60 dan 0.32±1 31; dan menurut indikator berat badan terhadap panjang badan (Z-BB/PB) masing-masing セoNXPᄆQNPYL@ -O,81±O.88, dan -0.57±0.92. Perubahan status gizi Z-BB/U pada kelompok kontro! tidak berbeda nyata dengan kelompok PS sedangkan kelompok DPS nyata paling besar. Perubahan status gizi Z-PB/U pada kelompok kontrol nyata lebih rendah dibanding perlakuan sedangkan kelompok DPS nyata paling tinggi. Status gizi Z-BB/PB tidak berbeda nyata antar ketiga kelompok penelitian.
Faktor yang berkore!asi nyata dengan perubahan status gizi Z-BB/U adalah perlakuan DPS dan perubahan mutu konsumsi, pengetahuan, skor HOME total, skor sub skala HOME PPA, OlF, PAP, KSA dan lama sakit. Hasil regresi menunjukan faktor determinan perubahan status gizi Z-BB/U adalah perlakuan DPS, jenis kelamin, perubahan skor sub skala HOME OlF dan perubahan mutu gizi konsumsi protein,mineral dan vitamin (R2=0.246). Faktor-faktor yang berkorelasi nyata dengan perubahan status gizi Z-PB/U adalah perlakuan DPS dan perubahan mutu konsumsi, pengetahuan, sikap gizi-kesehatan, skor HOME total, semua skor Sub Skala HOME,
lama Sakit dan Z-BB/U. Hasil regresi menunjukkan faktor determinan perubahan status gizi Z-PB/U adalah perlakuan DPS, perubahan skor sub skala HOME KOA dan perubahan mutu konsumsi gizi protein, mineral dan vitamin dengan nilai R2=O.323.
Faktor-faktor yang berkorelasi nyata dengan perubahan status gizi Z-BBJPB adalah perubahan mutu konsumsi dan jenis kelamin Analisis regresi logistik menunjukkan faktor determinan status gizi Z-BB/PB adalah perubahan lama sakit, jenis kelamin dan perubahan mutu konsumsi mineral dan vitamin (R2=O.103).
Pada awal penelitian, terdapat anak dengan keterlambatan perkembangan mental dan motorik masing-masing 5.1-8.3% dan 22.9-37.5%. Selama penelitian terjadi perubahan skor MOl pada kelompok kontrol, PS dan DPS masingmasing -2.5±11.3, 7.0±11.4 dan -2.5±9.3. Perubahan skor MOl kelompok kontrol nyata lebih rendah dibanding kelompok PS tetapi tidak berbeda nyata dibanding kelompok OPS. Perubahan skor MOl pada kelompok PS nyata paling tinggi. Faktor-faktor yang berkorelasi nyata terhadap perubahan skor MOl adalah pedakuan PS, perlakuan OPS dan perubahan: mutu konsumsi, skor HOMEtotaJ, sub skala HOME PEVA, OlF, PAP dan KOT. Has!1 regresi logistik menunjukan faktor determinan perubahan skor MOl adalah perlakuan PS, perubahan skor sub skala HOME OlF dan perubahan skor sub skala HOME KOA (R'=O.314).
PENYULUHAN GIZI DAN STIMULASI TERHADAP
TUMBUH-KEMBANG BAYI 6-12 BULAN
NETTI HERAWATI
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktorpada
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Judul Disertasi
Nama
NomorPokok
Pengaruh Suplemen MPASI, Penyuluhan Gizi dan Stimulasi
terhadap
Tumbuh-Kembang Bay; 6-12 Bulan Netti Herawali99 5182
Disetujui:
Komlsl Pemblmblng
ocd£osyah
Ketua
Prof.
Dr.
Ir.
Ali
Khomsao.
M. 5
Anggota
Prof, Or.
Ir. Ali Khomsan. M. 5
TaDgga!
Ujian: 9 Maret 2005
dャォ・エ。ィZ[[uiセG@
"""' ....
Dr, MA.
Husalnl
Anggota
」セ@
dr. Easl! Jalal. Ph. 0
Anggota
RIWAYAT HIDUP
Penulis difahirkan di Pekanbaru pads tanggsl 1 Janusri 1965 sebagai anak bungsu dan 7 (tujuh) bersaudara, dart pasangan Bapak H. Saleh Madjtd (aim) dengan Ibu Hj. Jariah (aim). Pads tahun 1990, penulis menikah dengan Hj. Achmad Pribadi dan dikarunia 2 (dua) orang putri yaitu Alan Asih Krisani Putri, Zahrah Noer Honeyvah dan 2 (dua) orang putra yaitu Adam Haviyan
Nasrulloh, Muhammad Rifqi Dharmawan.
Pendidikan Oasar, Menengah Pertama dan Menengah Atas diselesaikan
masing-masing pads tahun 1978, 1981 dan 1984 di Pekanbaru. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan 81 di Jurusan IImu Nubisi Temak di Fakuttas Petemakan, IPS dan lulus pads tahun 1988. Selama pendidikan 81 penulis mendapat beasiswa Tunjangan Ikatan Dinas sebagai dosen dali Dikli,
Depdiknas.
Pads tahun 1990 penulis ditefima menjadi stat KOPERTIS Wilayah IV, JASAR dpk Universitas Djuanda Bogar dan pada tahun 1998 mendapat tugas sebagai Ketua Jurusan Petemakan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda. Pada tahun 1999 mendapat tugas sebagai 5ekretaris Lembaga Penelitian, Universitas Djuanda. Pada tahun 2004 penulis mutasi ke Universitas Riau dan sampai sekarang penulis bekerja di Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
PRAKATA
Bahkan jatuhnya sehelai daun kering ke permukaan bumi adalah atas izin Allah SWT demikian juga keberhasilan penulis menyelesaikan penulisan disertasi ini. Tepatlah kiranya segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yang Maha Pengasih atas segala karuniaNya; atas kemudahan yang diberikanNya di tengah kesukaran; atas kesempatan dan izinNya sehingga penulisan disertasi ini dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang amat dalam kepada Bapak Dr. Hardinsyah selaku ketua komisi pembimbing yang selalu mengupayakan segala cara dengan segala media untuk menjaga penulis tetap bersemangat menyelesaikan studi S3. Penelitian ini sangat banyak dipengaruhi dan diilhami dari mats kuliah Gizi Ibu dan Anak dan Epedimilogi Gizi yang Seliau asuh. Sebagai dosen, penulis banyak mengambil tauladan dari Bapak tentang arti tanggung jawab terhadap amanah pembimbingan yang sesungguhnya.
Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Or. Husaini, MA selaku anggota komisi pembimbing. Bapak telah banyak memberikan tantangan-tantangan kepada penulis untuk bisa menjadi peneliti berkualitas.
Kepada 8apak Prof Dr. Ali Khomsan selaku anggota komisi pembimbing, penulis sangat berterima karena Bapak telah membangkitkan kepercayaan penulis. Penulis tidak pemah lupa, di tengah keputusasaan penulis Bapak berusaha meyakinkan penulis bahwa setiap penelitian selalu memiliki kelemahan namun yang penting adalah selalu menjunjung kejujuran.
Kepada Bapak dr. Fasli Jalal. Ph.D selaku anggota komisi pembimbing, penulis sangat berterimakasih bapak berkenan membimbing penulis ditengah kesibukan Bapak sebagai Dirjen Diklusepa Depdiknas. Bapak selalu menerima penulis dengan ramah dan baik meski agenda Bapak padat. Bapak selalu mengajarkan penulis untuk berpikir secara sistematis, sederhana dan jemih dalam melihat segala kelemahan dan kelebihan pada penelitian ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada penguji luar komisi Dr. Soemiarti Padmonodewo dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Dr. Siti Madanijah dari Departemen GMSK, IPS yang telah bersedia menguji dan memberikan saran guna penyempurnaan disertasi penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Dekan Sekolah p。ウ」。ウ。セ。ョ。@ IPB, Ketua Program Studi GMK PPs IPB, serta Ketua Departemen GMSK atas kesempatan mengikuti pendidikan jenjang S3.
Rumbai, fapet IPB dan khususnya kepada seluruh dosen GMSK IPB yang telah mentransfer ilmu, infonnasi dan tekhnologi pada penults selama penulis menjalani
pendidikan 52 dan 53 di GM5K. Penuis _ h kepada dosen-dosen GMSK : Dr. lilik Kustttah, Dr. Diah, Retoo, M.Si, Katrin. M.Si, Dodik Briawan, M.Si, Meiti, S. M.Si, Dr. Oadang, Dr. Clara, Herrien, M.Si, Dr. Ikeu, Dr. Yayuk dan Dr. Faisal Anwar, yang telah menjadi guru sekaligus sahaba! tempat penuis ber1<eIuh kesah di luar bidang akademIk.
Kepada universitas Ojuaoda, tempat penulis bekerja sejak 199Q...2004, penulis
mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Bapak drfl. Abadi Soetisna selaku
Reid..- Universitas Djuanda, seluruh pimpinan dan sial _ Bapak Nadarsyah, MM selaku Pembantu Rektor II, Bapak Prof. Dr. Asikin Natasasmita, selaku Ketua LPM dan
Bapak Dr. Reki Wicaksono selaku Ketua lP beserta stat
atas
banyak kesempatanberharga yang telah diberikan pada penuis untuk mengembangkan poIensi din. Rasa
terima kasih yang dalam juga penulis sampaikan kepada Bapak Dede Kardaya, MSc selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Djuanda, Bapak Muartf, MSc selaku PO II,
serta セオイオィ@ jajaran pimpinan,
stat
pengajar danstat
Tata Usaha yang telahmenciptakan lingkungan kondusif untuk berkarir. Bagi penulis, Fakuttas Pertanian UNIDA akan sefalu menjadi rumah dan keluarga yang indah selamanya.
Kepada Un;versitas Riau, tempat penulis bekerja saat ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rektor UNRI, Bapak Dekan Fakultas Peftanian UNRI dan ternan sejawat yang tetah mengizinkan dan memfasilitasi penulis untuk menyetesaikan pendidikan 53 dan meminta penulis untuk melepaskan tugas sebagai pengajar dalam upaya mempen:epat penyelesaian pendidikan 53.
Dengsn penghargaan tinggi atas kepedulian PEMDA dan swasta terhadap penelitian, penulis mengucapkan terima kasih kepada BAPPEDA Kab. 5ukabumi, Direktorat PADU, Depdiknas dan Mercy Corps Jakarta yang secara bersama-sama telah mendanai seluruh kegiatan penelitian ini. Rasa terima kasih yang sarna juga penulis sampaikan kepada pimpinan dan
stat
YASMINA dan WFPatas
izin dan berbagai fasIIitas yang telah diberikan dalam penelitian ini. Selanjutnya penulis juga sangat berterima kasih pada responden, kader, bidan, mantri, kepala desa di Iokasi penelitian yang penuhdedikasi mensukseskan penelitian ini .
dkk atas banluannya sejak dari pengambilan data, pengolahan data serta selama penyelesaian disertasi: juga pum-putri GIiya etas doa, perhatian, bantuan, semangat dan kebersamaannya sebagai tim koreksi.
Kepada yang saogat penulis kasihi, almarhum Ayahanda H. Saleh Madjid dan lbunda Hj. Jariah, penulis tak bisa meluktskan dengan kata-kata betapa sangat daJamnya
rasa terima kasih penulis alas cinta, jiwa, mativasI untuk menjadi yang terbaik yang seIaIu penulis terima bahkan meskipun ketika Ayah dan Ibu sudah tiada. Keberhasiian 53 ini
merupakan bentuk rasa terima kasih dan penghargaan penulis kepada kakak-kakak
tert:in1a (uni yos, uda IdIUS, Ni As, Uda cam, Fei dan Ayang) juga keponakan Iersayang
(Desi CS, Ani cs, Sarah cs, lpin CS, Oki cs dan Risya)
atas
limpahan kasih sayangnya. Rasa terimakasih juga penulis sampaikan pada Ayah-lbu mertua dan keluarga besar M. Soeyoedi Saleh di Semarang alas _ yang soialu dipanjalkan unluk kesuksesan penulis.Kepada yang sangat penulis cintai suamiku Achmad Pribadi, anak-anak kami Alan, Adam, Eki dan Hani, penulis menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga atas kasih sayang, kesabaran, _ yang soialu dipanjalkan dan dorongM semangal juga alas
toteransi dan keridhoannya menerima segala keterbatasan penulis sebagai istri dan ibu salama penyelesaian pendidikan 53. Sebuah kenangan indah yang sangat berarti ketika pendaftaran 53, lembur. pretium, koIokium sampai ujian. penulis seIaIu didampingi suami.
Ketakutan menyia-nyiakan nikmat Allah, keinginan memberikan sesuatu yang berarti kepada orang-orang yang penulis cintai serta keinginan untuk mengupayakan kembalinya hak aoak keluarga miskin unluk menjadi セ@ yang seringkali ierampas, telah membuat penulis tetap bertahan dan selalu 「・セオ。ョァ@ menyelesaikan studi ini meski kelelahan hati, fisik dan pikiran setalu mendera penulis. Semoga disertasi ini bennanfaat dan nial bail< kila diridhoi Allah SWT.
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Pengaruh Suplemen MPASI, Penyuluhan Gizi dan Stimulasi terhadap Tumbuh-Kembang Bayi 6-12 Bulan adalah karya saya sendin dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber infonnasi yang berasal atau dikuq:,
dan karya yang ditemitkan maupun tidak diterbitkan dan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
disertasi ini.
Bogor. Maret 2005
To my
beloveq-LIthe, (Aim. H.
ウセャ・ィ@
mセアゥゥアI@
&
Mathe' (Aim. Hi·
jセGゥセィI@
B,othe,
セョア@siste,
Cousin
セョア@Nephew
gGセョア@
son
セョア@
ァGセョア@
アセオァィエ・L@
hオウ「セョア@
(I"a」ィュセア@
pGゥ「セアo@
dゥー・エウ・ュ「セィォTョ@
untuk selutuh gutu & mutid
エ・エ」ゥョエセ@di
ャ・ュ「セァセ@PADV,
... TK,
ーャセケ@Gtoup
、セョ@TPA
qオセョエオュ@KID,
p・ォTョ「セエオL@RIAV
... TK,
ーャセケ@Gtoup
、セョ@TPA
mオャエセコセュL@ p・ォTョ「セエオ@... TK Am<ln<lh aャュオ「セエッォ@ cゥセキゥL@ Iセ「セエ@
... PADV
bオョァセ@T<lnjung,
d・ウセ@ sセョァセオL@ kオセョエセョ@Mudik, RIAV
... PADV Pintu Gob<lng,
kオセョエセョ@Teng<lh, RIAV
... PADV
m\ャキセエL@Koto Kqti,
kオセョエセョ@ t・ョァセィL@RIAV
... PADV Anggtek, Koto
kセエゥL@ kオセョエセョ@ t・ョァセィL@RIA
V
... PADV Siti
fセエゥュ\ャィL@ t・ュ「ゥャセィセョL@RIAV
... PADV
aiセiセィL@
d・ウセ@
pオャセオ@
pセiセウL@
t・ュ「ゥャセィセョL@
RIA
V
... PADV
aコォゥセL@d・ウセ@
s・「・エセョァ@
t・ュ「ゥャセィセョL@
RIAV
... TK 、セョ@ ーャセケ@Gtoup Pettiwi,
「セョァォゥョ\ャョァL@RIAV
... TK c・ョ、・ォゥセL@ d・ウセ@ kオュ\ャョエセョL@RIAV
... PADV
bオョァセ@ bセョァウセL@ rセョセィ@ sゥョァォオセョァL@B<lngkin<lng, RIAV
... PADV
aココセィアL@ bセョァォゥョセョァL@RIA
V
... PADV
sオコセョエ\ャL@ p・ォTョ「セエオL@RIAV
... PADV
p・イュセエセ@ iョ、セィL@ p・ォセョ「セエオL@RIA
V
... PADV
p・エュセエセ@Bund<l,
p・ォTョ「セエオL@RIA
V
... PADV
p・エュセエ\ャ@ hセエゥL@ p・ォセョ「セエオL@RIA
V
DAFTAR lSI
Halaman
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
PENDAHULUAN Latar Belakang.. .. ... ... ... ... ... ... ... 1
Tujuan ... 3
Manfaat ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Anak ... ... .... ... .... . ... .... ... ... ... ... 4
Perkembangan Anak.... ... ... .. ... ... ... ... 16
Stimutasi Psikososial ... ... ... ... ... ... 26
Peranan ASI terhadap Pertumbuhan dan Per1(embangan ... 30
Makanan Pendamping ASI ... ... ... ... ... 30
Kebutuhan Zat Gizi bagi Tumbuh Kembang AnaL ... 31
Pengukuran dan Penilaian Konsumsi Pangan ... ... ... ... 33
Program Pengembangan Anak Dini Usia di Indonesia ... 35
Kekuatan dan Kelemahan Kebijakan Pengembangan Anak Dini Usia ... 42
KERANGKA PEMIKIRAN ... 46
Hipotesis ... ... ... ... ... ... ... .... ... ... ... ... 48
METODE Tempal dan Waktu ... 49
Desain ... 49
Ukuran Contoh, Unit Observasi dan Unit Analisis ... 50
Pemilihan Contoh ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 50
Metode Pelaksanaan Intervensi ... ... ... 52
Pengumpulan Data .... ... ... ... ... ... ... ... ... 60
Definisi Operasional. ... .... ... ... ... ... ... 63
Manajemen Pengolahan dan Analisis Data ... 65
[image:14.613.124.510.76.528.2]HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi... ... ... ... ... ... ... ... ... 70
Gambaran Umum Keluarga dan Contoh.... ... ... ... ... 84
Gambaran Pelaksanaan Intervensi ... ... ... ... 87
Pengetahuan dan Sikap Ibu temadap Gizi dan Kesehatan ... ... 99
Morbiditas Contoh ... 102
Konsumsi Pangan ... 104
Lingkungan Pengasuhan (HOME) .... 115
Dampak Intervensi ... 123
Dampak Intervensi terhadap Status Biokimia Darah ... 125
Dampak Intervensi terhadap Pertumbuhan ... 128
Dampak IntervenSi terhadap Perkembangan Mental dan Motorik ... 144
Implikasi Hasil Penelitian ...... 160
KESIMPULAN DAN SARAN ... 168
DAFTAR PUSTAKA ... 172
DAFTAR TABEL
Halama"
Berat dan Panjang Badan Anak menurut NCHS (2000) ... 5
2 Ringkasan berbagai hasil studi Pemberian Makanan Tambahan (PMn .... 14
3 Hasil Penelitian Hubungan antara Panjang Badan (PS) menurut Umur dan Per1<:embangan Anak ... ... ... ... ... ... ... 18
4 Hasil Studi Pengaruh Suplementasi Energi dan Protein terhadap Per1<:embangan anak ... ... ... ... ... ... ... ... 19
5 Percobaan Pemberian Zat Besi pada Anak Anemia Berumur DUB Tahun ... 21
6 Studi Pengaruh Pemberian Seng terhadap Behaviour dan Fungsi Kognitif 22 7 Milestone Perkembangan Motorik ... ... ... ... ... .... 23
8 Hasil Penelman lotervensi Stimulasi Psikososial pada Anak.... ... ... 29
9 Kebuluhan Energi bagi Anak pada kelompok umur 0-23 bulan ... ... 32
10 Kandungan Energi (Kkal) yang Berasal dari ASI dan Jumlah yang oiperlukan oali Makanan Pend am ping ASI (MP ASI ) Menurut Umur oi Negara Berkembang ... ... ... ... ... ... 32
11 Kandungan Energi (Kkaf) yang Serasal dari ASI dan Jumlah yang oiperlukan dari Makanan Pendamping ASI (MP ASI ) menurut Umur Di Negara Industli ... 33
12 Estimasi Kandungan Energi dan Zat Gizi dari AS!... ... 34
13 Angka Kecukupan Energi dan zat Gizi yang Dianjurkan per Orang per Hari (WKNPG, 1998) ... ... ... ... ... .... ... ... ... 34
14 Angka Kecukupan Energi dan Zat Gizi Individu per Kilogram Berat Badan Per Han (WKNPG, 1998) ... ... ... ... ... ... 34
15 Kekuatan dan Kelemahan Program Pengembangan Anak Dini Usia .... ... 43
16 Deskripsi Tiga Ke/ompok yang akan DiteUti menUrut Intervensi yang Diberikan .... ... ... ... ... .... ... ... ... ... ... ... 49
17 Deskripsi Kegiatan Intervens! pada Kelompok DPS . ... ... ... 52
18 Deskripsi Kegiatan Intervensi pada Kelompok PS ... ... ... 53
19 Kandungan Zat Gizi Delvita ... 54
21 Deskripsi Suplementasi Delvita ... 55 22 Maten Praktek Stimulasi Selama 12 Kali Pertemuan ... 58 23 Peubah, Cara, Waktu dan Pelaksana Pengukuran dan Pengolahan Data. 63 24 Sebaran Penduduk menurut Kelompok Umur di Desa Tenjolaya.
Desa Cisaat dan Desa 8angbayang ... 71 25 Sebaran Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tenjolaya.
Desa Cisaat dan Desa 8angbayang ... 71 26 Sebaran Penduduk menurul Jenis Pekerjaan di Desa T enjolaya.
Desa Cisaat dan Desa Bangbayang ... .... ... ... ... ... 72 27 Catatan Status Gizi Balita desa Cisaat, Tenjolaya dan Bangbayang
di Puskesmas Cipari Kecamatan Cicurug berdasarkan hasil
penimbangan bulan Oktober 2002 ... ... ... ... 72 28 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera (Pm-KS) dan Keluarga Sejahtera I (KS I)
di Desa Cisaat. Tenjolaya dan Bangbayang, Kecamatan Cicurug,
Kabupaten Sukabumi.. ... ... ... ... ... ... 73 29 Sebaran Penduduk menurut Kelompok Umur di Desa Pondok Udik
dan Desa Parakan Jaya di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor dan Kelurahan Kayu Manis di Kecamatan Tanah Sareal, Kotamadya Bogor .... 75 30 Sebaran Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Oesa Pondok Udik
dan Desa Parakan Jays di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor dan Kelurahan Kayu Manis di Kecamatan Tanah Sareal, Kotamadya Bogor .... 76 31 Sebaran Rumah Tangga menurut Jenis p・ォ・セ。。ョ@ di Desa Pondok Udik
dan Desa Parakan Jaya di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor dan Kelurahan Kayu Manis di Kecamatan T anah Sarea!, Kotamadya Bogor .... 76 32 Penggolongan Penduduk Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Keluarga
Desa Pondok Udik dan Desa Parakan Jaya di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor dan Kelurahan Kayu Manis di Kecamatan
T anah Sareal, Kotamadya Bogor .. ... ... ... ... ... 77 33 Jumlah Prasarana Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Desa Pondok Udik
dan Desa Parakan Jaya di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor serta
Kelurahan Kayu Manis di Kecamatan Tanah Sareal, Kotamadya Bogor .... 78 34 Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Desa Pondok Udik dan Desa
Parakan Jays di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor serta
Kelurahan Kayu Manis di Kecamatan Tanah Sareal, Kotamadya Bogar .... 78 35 Sebaran Penduduk menurut Kelompok Umur Ciawi, Banjarwaru,
Cileungsih dan Citapen di Kecamatan Ciawi Kabupaten BogoL... 80 36 Sebaran Rumah T angga Menurut jenis Pekerjaan Utama di
Desa Ciawi, Banjarwaru, Cileungsih dan Citapen di Kecamatan Ciawi
37 Sebaran Penduduk berdasakan Tingkat Pendidikan di Desa Ciawi, BanjalWSru, Cileungsih dan Citapen di Kecamatan Ciawi
Kabupaten Bogor ... 81
38 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) dan Sejahtera I (KS I) di Desa CiJeungsi, Desa Citapen, Desa Ciawi dan Banjarwaru Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor ... 81
39 Status Gizi Balita di Puskesmas Ciawi, Banjarsari dan CHapen Di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor ... 82
40 Jumlah Prasarana Pelayanan Kesehatan, Tenaga Medis dan Paramedis di Desa Ciawi, Banjarwaru, Cileungsih dan Citapen di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor ... ... ... ... .... ... ... ... 83
41 TIngkat Pendidikan Penduduk, Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk serta Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I .... ... ... 84
42 Karakteristik Keluarga Contoh Penelitian .... ... ... ... ... 85
43 Karateristik Contoh Penelitian ... .... ... ... ... ... ... ... 87
44 Sebaran Ibu menurut Alasan Kehadiran pada kセッューッォ@ DPS ... 89
45 Sebaran Responden pada Kelompok DPS berdasarkan p・ュ「・セ。ョ@ Delvita serta Bentuk PMT yang disarankan Responden ... ... ... ... ... 91
46 Penggunaan Produk Delvita pada Kelompok DPS ... ... ... ... 94
47 Sebaran Contoh pada Per1akuan DPS menurut Jumlah Konsumsi Dewita per Han ... ... 94
48 Sebaran Ibu menurut Alasan Kehadiran pada Kelompok PS .... ... ... 96
49 Persentase Kehadiran Responden Selama Enam Bulan Penelitian pads Kelompok PS ... 98
50 Skor Pengetahuan dan Sikap Gizi -Kesehatan pada Ibu Sebelum dan Sesudah Penelitian .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 99
51 Perubahan prevalensi Skor Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kategori Kurang (Skor::S; 85%) ... 102
52 Sebaran Anak Menurut Lama Sakit dan Rata-rata Lama Sakit pada Anak sebelum dan sesudah Penelitian ... 103
53 Konsumsi Delapan Zat Gizi Berasa/ dari OeMta ... 105
54 Nilsi Rata-rata Tingkat Kecukupan Giizi dari De/apan Zst Gizi awal dan akhir Penelitian serta Perubahannya Selama Penelitian ... 106
56 Tingkat Kecukupan Konsumsi Protein (%) Sebelum dan Sesudah
Penelitian serta Perubahannya Selama PenelHian ... 109
57 Tingkat Kecukupan Konsumsi Zat Besi (%) Sebelum dan Sesudah Penelilian serta Perubahannya Selama Penelilian ... 112
58 Tingkat Kecukupan Konsumsi Vitamin A (%) Sebelum dan Sesudah Penelilian serta Perubahannya Selama Penelilian ... 113
59 PrevaJensi Mutu Konsumsi Kurang (%) Sebelum dan Sesudah Penelman 114 60 Hasil Pengukuran HOME Sebelum dan Sesudah Penelitian ... 116
61 PrevaJensi (%) Nilai HOME Rendah (Skor<60%) ... 121
62 Korelasi Skor Home dengan Skor Perkembangan Anak (Tes Bayley) ... 122
63 Korelasi Perubahan Skor Sub Skala HOME dengan Skor Perkembangan Anak ... 123
64 Status Hemoglobin dan Hematokrit pada Akhir Penelitian ... 126
65. Hubungan Hemoglobin (Hb) dengan Faktor Detenninannya ... 128
66. Pertambahan Berat Badan dan Panjang Badan Selama Penelman ... 130
67. Hubungan Pertambahan Berat Badan dan Faktor Determinannya ... 132
68. Hubungan Pertambahan Panjang Badan dan Faldor Detenninannya ... 133
69 Status Gizi Sebelum dan Sesudah Penelitian ... 135
70. Hubungan Perubahan Status Gizi Indeks Berat Badan terhadap Umur (Z-BBIU) dan Faktor Determinannya ... 139
71 Hubungan Perubahan Status Gizi Indeks Panjang Badan terhadap Umur (ZPBIU) dengan Faktor Oeterminannya ... 142
72 Hubungan Perubahan Indeks Status Gizi Berat Badan terhadap Panjang (Z-BBIPB) dengan Faktor Oeterminannya ... 143
73. Skor Perkembangan Mental (MOl) dan Motorik (PDI) Sebelum dan Sesudah Penelitian ... 145
74 Proporsi Anak menunrt Empat Kategori Perkembangan Mental dan Perkembangan PSikomotorik Sebelum dan Sesudah Penelitian ... 148
75 Hubungan Perubahan Skor Perkembangan Mental (MOl) dengan Faktor Determinannya ... 155
DAFTAR GAM BAR
Halaman
Pola Pertumbuhan Anak Indonesia Data SUSENAS... ... 6
2 Perbandingan Rata-rata Berat Badan Anak Indonesia dan Anak-anak Amenka Serikat ... ... .... ... .... ... ... ... ... ... ... ... 7
3 Pola Pertumbuhan Anak Perempuan Indonesia (0-24 bulan) ... 8
4 Pola Pertumbuhan Anak Laki-Iaki Indonesia (0-24 bulan) ... ... ... ... 8
5 Pola Pertumbuhan Anak Keluarga Mampu dan Tidak Mampu ... 9
6 Dampak Jangka Pendek dan Panjang dan dari keadaan gizi pada masa janin dan usia dini ... 10
7 Jumlah Anak yang TIdak Pemah Mengkonsumsi Oaging. Telur. Ayam dan Hati di Indonesia ... ... ... ... .... .... ... ... .... ... ... 12
8 Persentase Bay! yang Mendapat ASI Eksklusif menurut Umur .... .... ... ... 30
9 Kerangka Pemikiran Studi Intervensi Pemberian Makanan Fonnula. Psikososial dan Pendidikan Gizi untuk Mengatasi Gangguan Pertumbuhan dan Mengoptimalkan perkembangan anak ... ... ... 47
10 Skema Cara Pengambilan Contoh ... 51
11 Rata-rata Perubahan Skor (%) Pengetahuan dan Sikap terhadap Gizi-Kesehalan Selama Penelitian ... 101
12 Total Besi Tubuh (mg) menurut Berat lahir ... 111
13 Perubahan Skor Z-BB/U, ZPB/U dan Z-BBIPB selama Penelitian ... 136
14 Proporsi Anak dengan Status Gizi dibawah nonnal menurut Indikator Z-BB/u, Z-PB/U dan Z-BBIPB pada Akhir Penelitian ... 138
15 Proporsi Anak dengan Perfonnans Mengalami keterlambatan Perkembangan Mental (SOP dan MOP) Sebelum dan Sesudah penelitian dan Besar Perubahan yang Terjadi Selama Penelilian ... 149
16 Propors; Anak dengan Performans Mengalami keter1ambatan Perkembangan Motorik (SOP dan MOP) Sebelum dan Sesudah Penelitian dan Besar Perubahan yang Terjadi Selama Penelitian ... 149
17 Perubahan Skor POI dan MOl Selama Penelitian ... 150
DAFTAR LAMPIRAN
3 Kuesioner Penelitian dan Form Monitoring Konsumsi Delvita ... 211
4. Kuesioner Home Observation for Measurement The Environment ... 221
5. Kuesioner Evaluasi Program Gizi Terpadu ... 225
6 Peta Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.. ... 229
7 Peta Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogar, Jawa Barat ... 230
B Peta Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor ... 231
9 Peta Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogar ... 232
Latar Belakang
Berbagai penelitian di Indonesia mempertihatkan tingginya prevalensi gangguan tumbuh kembang telah terjadi pads snak-snak sejak usia dini. Hasil kajian Jahari at al. (2000) terhadap data SUSENAS menemukan prevalensi gizi kurang di Indonesia ウ・ォセ。イ@ 28% pada tahun 1998 dan エ・セ。、ゥ@ peningkatan prevalensi gizi buruk dart 6% pada tahun 1989 menjadi 9.5% pada tahun 1999 dan gangguan pertumbuhan sudah mulai muncul pada usia dini (1-6 bulan). Berdasarkan angka nasiansl 1998, Jahari et al. (2000) memprediksi akan ada tambahan sekitar 500 ribu kasus gizi buruk dalsm waktu dUB tahun ke depan sehingga apabila tidak ada upaya pencegahan maka diperkirakan terdapat 2.4 juta snak balita akan menderita gizi buruk.
Keadaan di atas akan berdampak terhadap rendahnya kualitas bangsa di masa depan mengingat gizi kurang pada usia 0-24 bulan dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang otak permanen (Nassar 1996). Periode umur 0-24 bulan termasuk masa klitis dalsm tumbuh kembang otak. Pads saat ini terjadi pertambahan jumlah dan perkembangan sel otak yang amat pesat berhubung pada saat manusia lahir, otak yang terbentuk baru 60% dari jumlah sel otak, 25% dari berat total otak dan 10% mielinisasi (Nassar 1996).
Gizi merupakan determinan penting terhadap tumbuh kembang anak namun gizi saja tidak cukup. Gizi diperlukan sebagai bahan baku pembentukan otak dan organ lainnya. Sel otak yang sudah terbentuk perlu distimulasi agar berfungsi optimal. Semakin banyak rangsangan diterima otak maka otak semakin berkembang, sebaliknya rendahnya rangsangan dapat mematikan sel otak yang sudah terbentuk.
pematangan fungsi tubuh.
Panduan dan penyuluhan stimulasi kepada anak balita sebenamya sudah diperkenalkan pemerintah Indonesia sejak tahun 1980 melalui program Bina Keluarga Ballta (BKB) namun implementasinya belum memasyarakat. Tampaknya kualitas stimulasi yang dilakukan keluarga belum memadai. 8erbagai hasil penelitian di Indonesia menunjukkan tingginya prevalensi gangguan perkembangan pada anak balita. Karlika at al (2000) menemukan 30.8% anak berumur 6-18 bulan mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasamya. Husaini et a/. (1994) menemukan rata-rata anak-anak Indonesia mulai berjalan pada umur 14.02 bulan. Hardinsyah
et
al. (2003) menemukan rata-rata anak-anak di Riau mulai berjalan pada umur 14.4-15.3 bulan. Padahal anak-anak di Amerika mulai berjalan pada umur 11.4 sampai 12.4 bulan dan anak-anak Eropa 12.4 -13.6 bulan (Husaini at al. 1994).Terdapat tiga institusi yang berperan dalam upaya peningkatan kualitas anak bawah dua tahun yaitu keluarga (Beherman 1995), masyarakat dan kebijakan pemennlah (Mock
et
al. 2000). Optimalisasi peran keliganya akan memberikan hasit yang terbaik. Banyak program pemerintah yang tidak berhasil karena kurangnya dukungan masyarakat dan keluarga misalnya rendahnya implementasi program BKB dan rasa memiliki terhadap posyandu. Penelitian Herawali (2002) di Bogor menemukan dan 265 keluarga yang ditelili hanya 15% keluarga yang mengetahui BKB. kゥョ・セ。@ Posyandu juga mengalami penurunan sehingga pemerintah membuat program Revitalisasi Posyandu (Edaran Mendagri No: 411.3J536/SJ tanggal 3 Maret 1999).TUJuan
Secara umum penelitian ini bertujuan mengkaji dampak suplemen
Makanan Pendamping ASI (MPASI), penyuluhan gizi dan stimulasi terhadap
status biokimia darah, pertumbuhan dan perkembangan pada anak bawah dua
tahun dari keluarga. Adapun tujuan khusU5 yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui dampak suplemen MPASI, penyuluhan gizi dan stimulasi terhadap status biokimia darah (Hemaglobin dan Hematokrn) bayi umur
enam bulan dan ヲ。ォエッイセヲ。ォエッイ@ yang mempengaruhi status biokimia darah.
2. Mengetahui dampak suplemen MPASI, penyuluhan gizi, dan stimulasi
terhadap pertumbuhan bayi umur enam bulan dan faldor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan (pertambahan berat badan, pertambahan panjang badan dan perubahan status gizi).
3. Mengetahui dampak suplemen MPASI, penyuluhan gizi dan stimulasi
psikososial terhadap perkembangan mental dan motorik bayi umur enam
bulan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan mental dan
motorik.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sustu pendekatan
Pertumbuhan Anak
Pengertian pertumbuhan anak dibatasi pads sustu proses perubahan jasmani secara kuantitatif pada tubuh seorang anak sejak pembuahan. berupa pertambahan ukuran dan struktur tubuh (Satata 1990). Lebih lanjut dijelaskan bahwa perubahan ukuran dan struktur tersebut tidak hanya terjadi pada bagian badsn atsu tubuh bagian luar, nsmun juga pada organ dalsm tubuh, termasuk pertumbuhan atak. Berdasarkan definisi dalam The British Medical Dictionary,
pertumbuhan merupakan perkembangan progresif makhluk hidup atsu bagian organisme mulai dan tahap paling awal sampai dewasa, termasuk pertambahan dalam ukuran (Hurlock 1991). Menurut Sinclair (1991), pertumbuhan melibatkan sustu rangkaian perubahan, tidak hanya peningkatan dalsm ukuran tetapi juga spesialisasi berbagai bagian tubuh untuk melakukan fungsi-fungsi yang berbecla.
Status Antropometri
Pertumbuhan dapat diukur dengan metoda antropornetri rnelalui pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, dan tebal lernak kulit. Berat badan digunakan untuk mengukur pertumbuhan menyeluruh, tinggi badan atau panjang badan dipakai untuk mengukur pertumbuhan linier. Lingkaran organ tubuh tertentu (Iengan atas, kepala, dada, paha) atau panjang organ tertentu (tulang belakang, tulang paha, tulang lengan, rentang tangan, tinggi duduk) atau tebal lemak di bawah kulij dipakai sebagai ukuran pengganti tak langsung (Gibson 1990).
Tabel1 Berat dan Panjang Badan Anak menurut NCHS (2000)
Laki-Iaki Perempuan
Umur
Berst Badan Panjang Badan Berat Badan Panjang Badan
5 bulan 65.9 7.3 64.1 6.7
11 bulan 74.9 9.9 73.1 9.2
Perubahan 9 2.6 9 2.5
5 bulan 67.8 7.8 65.9 7.2
11 bulan 76.1 10.2 74.3 9.5
Perubahan 8.3 2.4 8.4 2.3
5 bulan 69.5 8.3 67.8 7.7
11 bulan 77.2 10.4 75.5 9.8
Perubahan 7.7 2.1 7.7 2.1
Penilaian status gizi masyarakat dalsm kegiatan yang berkaitan dengan
program gizi
di
Indonesia, dianjurkan menggunakan secars seragam bakurujukan WHO-NCHS sebagai pembanding dalsm penilaian status gizi dan
pertumbuhan perorangan maupun masyarakat. Kesepakatan pakar gizi
Indonesia yang 「・ォ・セ。ウ。ュ。@ dengan UNICEF (Widyakarya 2000) memberikan
keseragaman istilah status gizi dan baku antropometri berdasarkan baku
antropometn WHO-NCHS sebagai benkut :
a. BB/u Gizi Lebih >2,0 SO baku WHO-NCHS
b. TB/U
C. BBITB
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Nonnal
PendeklStunted
Gemuk
Normal
Kurus/Wasted Sangat Kurus
-2,0 SO - +2,0 SO baku WHO-NCHS <-2,0 SO - >=+3,0 SO baku WHO-NCHS <-3,0 SO baku WHO-NCHS
>=-2,0 SO baku WHO-NCHS
<=-2,0 SO -+2,0 SO baku WHO-NCHS
>2,0 SO baku WHO-NCHS
[image:25.615.119.520.87.331.2]Pertumbuhan dan Gangguan Pertumbuhan.
Pola pertumbuhan dibatasi oleh dUB hal utama yaitu faldor genetik dan faldor lingkungan. Kemampuan genetik dapat muncul secara optimal jika didukung faldor lingkungan yang kondusif. Perturnbuhan akan berlangsung optimal jika kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhan organ tubuh tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang tepat dan tubuh tidak terpapar infeksi yang dapat mengganggu proses pertumbuhan. Jika ada hal yang tidak mendukung pertumbuhan maka akan terjadi gangguan pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan terjadinya gagal tumbuh.
Gangguan tumbuh kembang dapat diartikan sebagai pertumbuhan mendatar yang menyimpang dari standar baku pertumbuhan WHO. Gangguan pertumbuhan banyak ditemui di negara berkembang tennasuk Indonesia. Studi di Lahore (Jalil
et
.,.
1993) dengan melibatkan 5000 ibu hamil di pedesaan,periurban slum, urban slum dan kelompok menengah ke atas menunjukkan
tingginya insidens stunting (pendek menurut umur) pada bayi ± 7s.83% dibandingkan dengan NCHS reference dan stunting ini dimulai pada umur sekitar enam bulan dan berlanjut sampai 18 bulan. Penelitian Cross-sectional Study di Guatemala menunjukkan gangguan pertumbuhan sudah mulai pada bayi berumur tiga bulan dengan insidens wasting pada umur 36 bulan ±34% (Ruel et
.1.
1995), berat badan pada umur tiga tahun 3.6 kg lebih rendah dibanding standar WHOICDC median Guatemala. Gambar 1 di bawah ini menyajikan pola pertumbuhan anak Indonesia .i
...
•••
•••
·0.5
·1.0 _1.5
-1.0 _1.5
- 1 9 8 9 - 1 9 9 1 -199l5 - 1 9 9 8
Q セ@ セ@ セ@
=
セ@ セ@ セ@ セ@ セ@ セ@ R セ@ セ@ ; 1 セ@ セ@ セ@ セ@U"ur(Bulll)
[image:26.612.143.488.536.676.2]Hampir selama 10 tahun pertumbuhan snak balita di Indonesia relatif tidak
mengalami perbaikan. Meskipun pads saat lahir status gizi snak baik yang
ditunjukkan dengan ZeBU 2: 0, namun semakin meningkat umur snak sernakin
menjauh dari slandar ZBBU seharusnya. Selelah umur 12 bulan ャ・セ。、ゥ@
pertumbuhan mendatar pada ZeBU antara -1 sampai -2.
Pertumbuhan anak Indonesia pads periode 6-24 bulan lebih lambat
dibanding anak-snak Amanka, meskipun pads usia 0-6 bulan pertumbuhan
tersebut relatif sarna baiknya dengan bayi di Amerika (Gam bar 2). Keadaan ini
mengakibatkan anak Indonesia menjadi lebih pendek 5 em dengan berat badan
yang lebih rendah 2 kg pads usia 2 tahun dibandingkan dengan snak di negara
lain (UNICEF 2000). Hasil kajian Jahari at al. (2000) lerhadap data SUSENAS
menunjukkan tingginya prevalensi gizi kurang di Indonesia sekitar 28% pada
lahun 1998 dan エ・セ。、ゥ@ peningkatan prevalensi gizi buruk dari 6% pada tahun 1989 menjadi 9.5% pada tahun 1999. Penelilian lersebut juga menunjukkan masalah gangguan pertumbuhan sudah mulai muncul pada usia dini (1-6 bulan).
8
6
4
2
o
CJ
Indonesia •
U.S.
o
1 2 3
4
5 6
7 8 9 10 11 12 18 24
Umur(bulan)Gambar 2 Perbandingan Rata-rata Berat Badan Anak Indonesia dan Anak-anak
Amerika Serikat (Sumber data: SUSENAS 1998, WHO International Growth Curves)
Gangguan tumbuh kembang pada anak bawah dua tahun エ・セ。、ゥ@ baik pada anak perempuan maupun anak laki-Iaki (Gambar 3 dan 4). Dari data Survei Gizi
dan Kesehatan HKI, tinggi badan rata-rata anak balita ini pada umumnya
mendekati rujukan hanya sampai dengan usia 5-6 bulan, kemudian perbedaan
[image:27.615.126.525.388.571.2]maupun perempuan. Kondisinya sama dan tahun 1999 sampai dengan tahun
2002).
110 - - - _ . MMMMセ@
100
90
!
I
80J
70
60
-y--50
0 5
Gambar 3 Pola Pertumbuhan Anak Perempuan Indonesia Berumur 0-24 bulan
(HKI,2002)
110
100
90
,
•
I
80,
70
60
50
_._--
-. MMMMMNMMMMセ@
MMGセBBZBBQYYY@
f-- ..
. I ,
セMRPPPセ@
i-2001! I
,
セMMMMMM ____ . '-2002.
-,
--.-_-__ --:c',
= __
セセ・セ@
;_1
o
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60--,
Gambar 4 Pola Pertumbuhan Anak Laki-Iaki Indonesia Berumur 0-24 bulan
(HKI,2002)
Perbedaan pola pertumbuhan anak bawah dua tahun tampak jelas antara anak dari keluarga mampu dan keluarga yang tidak mampu (Gambar 5). Hal ini memperkuat pernyataan Waterlow (1994b) bahwa gangguan pertumbuhan
bukan terjadi karena perbedaan etnik dan genetika tapi lebih disebabkan karena
[image:28.612.147.481.128.310.2] [image:28.612.140.484.369.562.2]Berat Badan (kg)
Anak keluarga mampu 16.
----...
-
...
-
....
"
..
-セ@
..
*-*---...-
'"
..
-セ@ ... _4 _ - • • • • •
•
14.
12.
10.
••
/ '
--
...
/"," .... - .. -- • • • • • • _ Anak Kurang Mampu
/
"
-"';-....
-
---••
.. .. .. '... ....-; _ _ _ _ Rata-rats,"
..
-
--...
/;
...
--.
.
• Persentil3% NCHS2. •
•
Median NCHS•
PersentIl97'11o'" NCHS0.0. •
0 1 1 3 " 5 6 7 8 9101l1l1l141S161718191011221-J
Umur(bulan)
Gambar 5 Pola Pertumbuhan Anak Keluarga Mampu dan Tidak Mampu
Periode Dua Tahun Kritis Awal Kehidupan
Dua tahun awal kehidupan manusia merupakan titik kritis kedua setelah melalui proses tumbuh kembang di dalsm kandungan. Otak tumbuh pesat selama janin dalam kandungan sehingga ketika lahir tumbuh sel otak baru mencapai 60% dan berat otsk 25% dan mielinisasi 10%. Tumbuh kembang in; dilanjutkan setelah snak Ishir. Pertumbuhan dan perkembangan otak setelah lahir berlangsung Jebih kurang sampai anak berumur 18 bulan (Linder 1992). Selain セオL@ Linder (1992) menyatakan terdapat dua titik kritis utama dalam tumbuh kembang otak yaitu sekitar masa kehamilan 32 minggu dan umur 15 bulan. Dengan demikian, rnalnutrisi yang terjadi pada masa kritis ini dapat mengganggu proses tumbuh kembang otak dan menyebabkan keadaan yang bersitat permanen. Sehingga diupayakan tidak terjadi kekurangan gizi pada masa-masa ini. Kekurangan gizi dapat bersifat reversibel (pulih kembali) atau irreversibel (permanen) tergantung pada: 1) Mana yang dipenganuhi, 2) Lamanya dipenganuhi, 3) Faktor yang mempenganuhi dan 4) Tingkat beratnya delisiensi yang エ・セ。、ゥ@ (Nassar 1996).
Dampak Gangguan Tumbuh Kembang terhadap KuaJitas SDM
[image:29.620.114.543.78.269.2]berpengaruh terhadap perilaku dan kecerdasan anak. Pengaruh langsung adalah terganggunya fungsi sistem neuron dan susunan pusat syaraf; pengaruh tidak langsung adalah isolasi fungsional yang di tunjukan dengan rendahnya aktivitas snak untuk melakukan eksplorasi sebagai adaptasi menghemat penggunaan energi (Levitsky & Strupp 1984). Lebih lanjut Levitsky & Strupp (1984) menjelaskan bahwa menurunnya perkembangan dalam keadaan isolasi fugsional bukan disebabkan oleh menurunnya kemampuan otak untuk memproses informasi akan tetapi karena berkurangnya informasi; penurunan belajar karena keadaan isolasi fungsional ini terjadi bukan belajar terhadap kebutuhan esensial seperti makan dan lain-lain, namun terutama kemampuan belajar tingkat tinggi (advantageous learning) yang diperlukan untuk kehidupan dimasa depan.
Berbagai hasit penelitian menunjukkan kekurangan gizi pada usia dini berdampak pada terganggunya tumbuh kembang, rendahnya kemampuan kognitif yang tercermin dari IQ, rendahnya kematangan sosial pada saat usia sekolah yang ditunjukkan dengan rendahnya perhatian, kemampuan belajar dan pencapaian prestasi di sekolah (Martorell 1995). Disisi lain imunitas tubuh anak juga rendah sehingga lebih rentan terhadap serangan penyakit infeksi.
Gambar 6 berikut ini menjelaskan dampak jangka pendek dan jangka panjang dari keadaan gizi pada masa janin dan usia dini.
Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang
Perkembangan otak Kognltif dan
performans
t
pendidikank・。、。。セ@
Pertumbuhan danIrnunitas rnassa
otot
sertagizipada komposisi tubuh Kapasitas kerja
masa janin
、。duGゥ。、セ@
...
t
Diabetes, Obesitas,Program rnetabolisme: Jantung, Hipertensi, glukosa, lemak, protein, Kanker, Stroke dan hormon/reseptor/gen Penuaan Dlni
[image:30.620.88.522.471.674.2]Giz; kurang dan buruk tidak hanya meningkatkan resiko morbiditas dan
mortalitas prenatal dan bay; tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan fisik jangka
panjang, perkembangan kognitif, kapasitas belajar, prestasi sekolah dan prestasi
kerja di masa depan. Sehubungan dengan hal nu, Bar1<er (1994) berhipotesis
bahwa masalah kurang gizi pads umur di bawah satu tahun dapat berdampak
pada kelerlambalan per1<embangan kognnif dan meningkalnya kejadian penyakn
degeneratif atau penyakit non infeksi yang dikensl sebagai implikasi double
burden.
Faklor Penyebab Terjadinya Gangguan Tumbuh Kembang.
Pads awalnya orang masih beranggapan pertumbuhan dipengaruhi oleh
tempat, budaya, etnik dan genetik. Namun dari hasil kajian terhadap data
pertumbuhan snak bawah dua tahun di Pakistan, Swedia dan Hongkong di desa
dan kola, Kalberg 01 al. (1994) menyimpulkan gangguan pertumbuhan lidak
disebabkan oleh genetik dan etnik tap; lebih disebabkan karena lingkungan
(Kalberg et al. 1994). lingkungan yang dimaksud adalah gizi, infeksi, kualilas ibu dan inleraksinya. Sehingga Husaini (2000) menyalakan bahwa praktek
pengasuhan berbeda antar budaya dan tempat namun kebutuhan anak terhadap
makanan, kesehatan, perlindungan dan kasih sayang bersifat universal.
t・セ。、ゥョケ。@ gangguan pertumbuhan yang menyebabkan gangguan lumbuh
kembang berkaitan erat dengan dua faktar langsung yaitu: 1) asupan gizi dan 2)
Infeksi. ASI dan MPASI merupakan sumber zat gizi pada anak bawah dua
tahun. Kedua faktar langsung tersebut dipengaruhi aleh ketersediaan pangan,
poJa asuh dan pelayanan kesehatan.
Menurut Soekirman (2001) lerdapal empal alasan mengapa lerjadi gagal pertumbuhan pada anak yanu: 1) Bayi tidak cukup mendapal makanan, khususnya makanan pendamping; 2) Bayi bertambah aklif kelika mulai belajar
「・セ。ャ。ョ@ sehingga kebutuhan makanan perlu ditambah, namun banyak ibu tidak
memberikan tambahan. Hal ini mengakibatkan output tidak sesuai dengan input;
3) Penyakit dan infeksi mempengaruhi penggunaan zat gizi dalam makanan.
SeJain itu, juga menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga zat makanan
yang masuk dalam lubuh sedikn dan 4) Anak-anak memerlukan kala-kala lembut
dan sentuhan-sentuhan penuh kasih sayang yang dapat merangsang
Mutu konsumsi anak balita di Indonesia relatif rendah. Berdasarkan DHS (1997) bahwa separuh anak tidak pemah makan protein hewani sampai mencapai umur 1 (satu) tahun (Gambar 7). Hal ini エ・イォ。セ@ dengan perilaku ibu dan rendahnya daya jangkau terhadap pangan hewani. Padahal pangan hewani selain merupakan sumber protein juga sumber zat besi yang arnat baik.
80
70
60
50
1
4030
20
10
o
[image:32.612.136.477.194.445.2]6-7. 8-9. 10-11. 12-13. 14-15. 16-17. 18-23 24-29 30-35 B
u
Ia n
Gambar 7 Jumlah Anak yang Tidak Pemah Mengkonsumsi Daging, Telur, Ayam dan Hati di Indonesia (Sumber: DHS 1997)
Upaya Mengatas; Gangguan Tumbuh Kembang
Secara garis besar gangguan tumbuh kembang dapat dicegah dan diperbaiki melalui: perbaikan konsumsi dengan pemberian ASI dan MPASI, suplemen, penyuluhan gizi, peningkatan kualitas pola asuh, pelayanan kesehatan dan pencegahan terhadap infeksi. Perbaikan pola konsumsi sesuai dengan rekomendasi WHO melalui: 1) Pemberian ASI eksklusif minimum sampai umur 4-6 bulan; 2) Mulai umur enam bulan, berikan MPASI dengan bahan dari sumber hewani (telur, hati, dll); 3) Tambahan mikronutrien, makanan pendamping yang difortifikasi atau campuran mikronutrien mutlak perlu.
tunggal. Penelitian suplemen pangan telah banyak diteliti dengan hasil yang
bervariasi saperti yang terlihat pada Tabel2.
Bhandari et a/. (2001) melakukan ー・ョ・ャセゥ。ョ@ dengan desain controlled trial
untuk melihat apakah suplemen yang didukung dengan penyuluhan ke
rumah-rumah lebih baik dibanding penyuluhan saja dengan melibatkan 418 bayi yang
diberi intervensi sejak berumur 4 sampai 12 bulan. Terdapat empat kelompok
yaitu kelompok yang menerima makanan berbasis sereal, susu dan diberi
penyuluhan; kelompok yang hanya menerima penyuluhan sebulan sekali, satu
kelompok kontrol terhadap kunjungan rumah dan satu kelompok yang tidak
menerima intervensi apapun. Hasil penelitian ini menunjukkan suplemen yang
didukung dengan penyuluhan pada kelompok snak berumur 4-12 bulan secara
nysts memperbaiki pertumbuhan. Per1ambahan berat badan dan panjang badan
pads kelompok suplemen masing-masing 250 gram dan 0.4 em nyata lebih besar
dibanding kelompok yang didatangi ke rumah. Kelompok yang diberi penyuluhan
intake anergi lebih besar 280-752 kJ dibanding yang tidak diberi penyuluhan tapi
tidak nyata berbeda terhadap pertambahan ber.t badan dan panjang badan. Menurut Husaini (2000) peningkatan pola asuh dapat dilakukan dangan empat pendekatan yaitu pendekatan motorik anak dengan KMS perkembangan
motorik, pendekatan informasi, pendekatan keterampilan, pendekatan
sumberdaya keluarga.
Studi toksiksitas menyarankan penggunaan bahan alami jauh lebih aman
dibanding bahan buatan meskipun pada kenyataannya sulit membuat makanan
formula tanpa fortiftkasi. Selain itu, pemberian bahan fortifikasi yang berlebihan
dapat menyebabkan toksik. Sahingga idealnya suplementasi menutupi gap
Tabel2 Ringkasan 8erbagai Hasil Studi Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
••
•
"
,
I pe'
Indonesia kelompok mglhr In:-O.48 WAZ&HAZ
urnur. H Zn+Fe=seng Zn+Fe:-O.38 In: 0.01&·0.14
bulan +besi Zn+Fe+vit.A:
mengalami 1 Omglhr -0.57 213
anemia In+Fe+vit.A Placebo:-O.60 &-0.13
Placebo Placebo: 0.03
, I
(Kartika, V dan snak pabrik48 bungkus@24 perlakuan WAZ. -0.86, Perlakuan: Perlakuan:
Jahari, A. 2003) gramJhari gram per minggu 51 anak energi 197 k HAZ-O.78 WAZ.-O.15 +325 glbln 1.57 cmlbln miskin kontrol; cal, protein WIH -0.33 HAZ-O.02
umur5 4.8 g. Ca BBIPB-O.14 Kontrol: Kontrol:
bulan 216 mg, Fe Kontrol: +130 1.39cmlbl
4.8 mg, Zn WfJ.Z. -0.10, Kontrol: (NS)
1.9mg, HAZ-O.66, WAZ.--O.60
vit.A624IU, W/H -0.53 HAZ-O.33
vlt.C 24 mg WII-I-O.45
WAZ.&WIH
II I II
(Soenaryo. E. anak MPG contoh: 143 sld-1.24 WAZ., HAZ, W IH MPG:260g MPG:1.33
2003) (+Glutamln) bayi HAZ: -1.09 sid MPG: -0.18, MPK: 257 9 MPK: 1.27
MPK{Komersial) -1.13 -0.07, -0.15 MPP: 240 9 MPP: 1.33
MPP(tanpa WIH: -0.44 MPK: -0.18,
glutamin) sid -0.51 -.DB, -0.14
MPP: -0.20
(Martorell 1995; hamil sid ASI +O,13HAZ
Schroede 1995) vitamin anak 36
(Gershoff st al.
etal.
stal.
pangan untuk anak
pangan untuk anak
pusst
: 3 bin
... diteliti oleh Simondon fit BI. 1996; NS=Non Significant
Tabel 2 (Ianjutan)
-2.4 HAl
bin -2.4 HAl (NS)
+0.01 WAl
-2.11WAl
[image:35.825.67.768.104.382.2]Perkembangan Anak
Istilah pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal yang barbeda
tetapi tidak berdiri sendiri Hhオセッ」ォ@ 1991). Pertumbuhan berkaijan dengan
perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur sedangkan
perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatW dan kuantitatif sehingga
perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan
yang taratur dan koheren. Hurlock (1991) menyebutkan perkembangan anak
terdiri dari perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan bicars,
perkembangan emosi, perkembangan scsial, perkembangan bermain,
perkembangan kreativitas, perkembangan kognitif, perkembangan moral,
perkembangan pera" seks dan perkembangan kepribadian.
Terdapat beberapa teori tentang perkembangan anak namun yang
mempunyai dampak terbesar pada penelitian ilmiah adaJah teori yang
menyatakan bahwa perkembangan anak dipengaruhi tidak hanya oleh
lingkungan atau genetik saja tapi marupakan interaksi keduanya (Ruch, 1967). Dikatakan lebih lanjut olah Ruch, (1967) bahwa meskipun dasar pola
perkembangan pada mulanya adalah genetik tapi polanya tergantung pada faldor
lingkungan dan lingkungan mempengaruhi perkembangan melalui 2 (dua) cara
yaitu penyediaan stimulasi dan situssi yang kondusif bagi anak untuk belajar.
Perkembangan tergantung kematangan sistem syaraf dan kematangan organ
tubuh lainnya dan stimulasi hanya akan berarti jika kematangan ini telah tercapai
Pengaruh Gizi Terhadap Perkembangan Anak
Defisiensi gizi kronis berpengaruh tidak hanya pada pertumbuhan fisik,
juga akan berpengaruh terhadap perkembangan kecerclasan anak (Matorrel
1997; Husaini 1999). Watarlow (1994) menyatakan bahwa pertumbuhan mendatar (gangguan tumbuh kembang) berasosiasi dengan katerlambatan perkembangan motorik (Waterlow 1994; Grantham- McGregor 1992).
Protein-Energi. Berbagai hasil penelitian di beberapa negara
menunjukkan hubungan nyata antara tinggi menurut umur atau stunting dan
perkembangan anak antara lain studi di Guatemala (Lasky et 81.1981); Chili (Monckeberg at 81.1972); Jamaica (Powell & Grantham McGregor, 1985); Kenya (Sigman et al. 1989). Relatil sedikij hasil penelitian yang gagal menunjukkan
lersebul seperti yang lerlihal pada Tabel 3 di bawah ini. Berbagai sludi
suplemen protein dan energi talah dilakukan untuk rnelihat pengaruhnya
terhadap perkembangan anak. Berbagai hasil studi menunjukkan suplemen
berdampak posilif lerhadap perkembangan anak (TabeI4).
Zat
Besi. Talah banyak penelitian yang dilakukan mengenai hubunganantara keadaan kurang besi dengan kognitif. Walaupun ada beberapa penelitian
mengemukakan bahwa defisiensi besi kurang "yata berhubungan dengan
kemunduran intelektual tapi banyak penelitian yang membuktikan bahwa
defisiensi besi mempengaruhi pemusatan perhatian, kecerdasan dan prestasi
belajar di sekolah (Husaini 1999). Sandslead (2000) menyimpulkan bahwa
defisiensi basi sedang sampai berat dapat mengganggu fungsi neuropsichologic.
Tabel 5 berikul ini merupakan gambaran hasil beberapa penelilian yang
rnelakukan intervensi salama 2 sampai 6 bulan.
Sang. Defisiensi sang merupakan masalah masyarakat yang umum terjadi
di banyak tempat. Defisiensi seng bertlubungan dengan komplikasi kelahiran
dan kejadian beral badan lahir rendah (Goldenberg et al. 1995), lerganggunya fungsi imun (Caslillo et al. 1987) dan meningkalnya lama dan lingkal beral kejadian diare pada anak (Sazawal et a/. 1996). Defisiensi seng juga dapal menyebabkan lerganggunya pertumbuhan dan beberapa sludi suplemen seng menunjukkan hasil yang signifikan lerhadap pertumbuhan yang dnunjukkan
dengan tinggi dan berat badan menurut tinggi badan.
Penelilian Sandslead at al (1998) dengan desain double-blind randomized controlled trials pada 740 bayi Cina dan penenlian Penland et al. (1999) pada 240 bayi Mexico-Amerika dan 6-9 bulan yang diberi Zn 20 mg per hari dan
mikronutien lainnya nyata meningkatkan fungsi neuropsychO/ogic. Hasil
penelilian lersebul bertenlangan dengan hasif penelnian Hamadani et al. (2001) dengan desain double blind, controlled trial di Dhaka. Siudi ini dilakukan pada
301 bayi berumur satu bulan dengan suplemen Zn 5 mg setiap han selama 5
(lima) bulan. Kemudian 212 bayi pada saal berumur 7 dan 13 bulan diamali
perkembangannya dengan tes Bayley. Hasilnya menunjukkan score indeks
perkembangan menial pada kelompok yang diberi Zn nyala lebih rendah
dibanding placebo dan diduga karena ketidakseimbangan mikronutrien sehingga
disarankan perlu hati-hati jika melakukan suplementasi mikronutrien. Tabel 6
berikut ini gambaran singkat berbagai hasil penelitian Zn tertladap
Tabel 3 Hasil Penelitian Hubungan antara Panjang Badan (PB) menurut Umur dan Perkembangan Anak
Penelitlltempat Contoh Sigman at al. n=110 umur 18-30 bulan (1989) Kenya
Powell & n-168
Grantham- umur 6-30 bulan
McGregor (1985) Jamaica
Pangukuran Panjang Badan Bayle Scales, MDI & PDI
Pengamatan aktivitas bermain dirumah
PB menurut umur
Griffiths Mental Developmental Scales, Developmental Quetient
Lasky at al. (1981) n=418; 6 bulan PS, Mental & Motorik: Guatemala 383 bayi 15 bulan (n=383) & Composite Infant Scale
334 bayi 24 bulan diamati
Monckeberg (1972). Chili
n-118
umur 1-3 tahun
PB menurut umur
DO
Hasil
Skor Bayley berhubungan positif dengan PB (r=O.25, P<O.05)
Bermain berkorelasi negatif dengan PB (r=-O.24, p<O.05)
Fungsi dan bermain simbolik berhubungan positif (FO.OS dan r=O,13)
PB menurut umur dapat memprediksi DO (p< 0.01) setelah dikontrol terhadap umur, sex, urutan kelahiran, sosial ekonomi keluarga
Performans Mental & Motorik pada umur 6, 15 & 24 bulan berkorelasi dg PB (r=O.18-0.35, p<O.01)
Korelasi positif (r=O.56, p<O.001)
[image:38.821.69.744.105.516.2]Peneliti/tempat Contoh
Husalni et at n=113; 6-20 bulan di 20 (1991) Indonesia
Tempal Penitipan Anak (TPA)
9TPA' suplemen
11 TPA: kontrol
Polli! et a/. (1997) n=334: 6-60 bulan Indonesia
suplementasi th 1986
dan 334 anak diamati kembali:
kip suplementasl: 125
kip kontrol: 106
Jahari et a/. n=53; 12 bulan (2000) Indonesia
n=83; 18 bulan
Perlakuan Test
Pangan perhari dg 10.66 kJ Mental & Motorik (400kkal) dan 5 9 protein
Bayley Test
suplementasi 3 bulan: -1672 Diamati th 1994 kJ (400 kkal) th 1986
-Memory Function
-Peabody Picture-Vocabulary Test, -Word Fluency Arithmetic Test
-Stenberg Test of Working Memory
Hasil
Berpengaruh nyata terhadap
perkembangan motorik tapi tidak nyata terhadap mental
Kip suplementasi tidak nyata berbeda dg kip kontrol tapi nyata berbeda pada kip suplementasi yang contohnya berumur 18 bulan (n=73)
E=1171kJ+12 mg Fe
M=209 kJ+12 mg Fe
Perkembangan Motorik Kip 12 bulan: anak kip E lebih cepat bisa dengan
s= 104 kJ Bayley Test
Suplementasi: 3 bin Baseline; sekali dua bulan
berjalan dan skor Bayley lebih tinggl serta lebih aktif dibanding kip M&S
Kip 18 bulan: total motor activity score berbeda
[image:39.816.66.725.81.561.2]Pollit et a/ (2000)
Indonesia
Walka et at.
(2000) Indonesia
,d,
sd,
sd,
sd,
Bayley Test Kip 12 bulan: anak kip E lebih cepat bisa 「・セ。ャ。ョ@ dan skor Bayley lebih tinggi serta lebih matang sosial·kognitif dan emosi dibanding kip M&S
Perilaku bermain: Tidak berpengaruh terhadap bermain relational, Functional & kualitatif
Simbolic Play
Dengan metode yg
dikembangkan oJeh Ungerer, Sigman dkk
[image:40.818.72.720.69.583.2]Penelitiftempat Contoh Perlakuan Ujl Hasil
Lozoff at al. (1987) Umur 12-24 bulan Oral atau intramuscular Fe Bayley Test Skor MOI&POllebih rendah pada anak
n=52 (anemia) untuk 1 minggu anemia
n=non anemia Oral Fe 12 minggu Tidak ada pengaruh perlakuan setelah
Acak menerima perlakuan & satu minggu
placebo Anak anemia yang dapat recovery
sesudah 3 bulan tidak berbeda nyata skor MOl dan POI saat 15 bulan; anak anemia yang recoverynya tidak sempuma mempunyai skor nyata lebih rendah
Walter et 81 .(1989) 1. n 196, umur 3 bulan yg 1.Pangan yg difortifikasi Fe Bayley Test 1. Kelompok anemia skor MOl dan
Chili distratifikasi menurut dari 3-12 bulan POllebih rendah pada umur 12
pemberian ASI, random 2.0ral Fe selama 10 han bulan
assignment untuk perlakuan 3.0ral Fe selama 3 bulan 2. Tidak ada efek perlakuan terhadap
atau placebo skor MOl dan POI
2. n=39 anemia dan n=30 non 3. Tidak ada perbedaan pada
anemia perubahan MOl dan POI pada
3. Semua anak menerima pada kelompok anemia dan kontrol
ォャセ@ 2 menerima Fe
Idjradinata & Pollitt (1993) Umur 12-18 bulan Fe selama 4 bulan Bayley Test Skor MOl & POI anak anemia lebih
Indonesia 50 anemia dan 29 non anemia rendah dibanding 2 kip lainnya
Besi, 47 Fe cukup dan masing- Anak anemia nyata meningkat & kejar
masing diacak untuk menenma tumbuh 2 kIp lainnya
perlakuan dan セi。」・「ッ@
Lozoff at al. (1996) Umur 12-23 bulan Fe selama 6 bulan Bayley Test Skor MOl di awat penelitian anak
CostaRica n=32 anak anemia anemia nyata lebih rendah & tidak ada
n=54 anak non anemia peningkatan. POllebih rendah tapi
Acak untuk perlakuan dan tidak nyata dan tidak berubah
セi。」・「ッ@
Williams at al. (1998) n=100 bayi 7 bulan Y9 minum Formula yg difortifikasi Fe Griffiths pada 7, 18. 18 bulan: tidak nyata
England susu sapi atau susu sapi dan 7-18 bulan 24 bulan 24 bulan: Developmental Quetient dan
Acak untuk perlakuan dan semua <