• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan penguasaan kosakata dengan media kamus pada siswa kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan penguasaan kosakata dengan media kamus pada siswa kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan Bekasi"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PADA SISWA KELAS IV MI PERGURUAN ISLAM NUR KASYAF (PINK) 03 TAMBUN SELATAN BEKASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd. I)

Disusun oleh FAJAR INDRIAWATI NIM 1812018300102

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Peningkatan Penguasaan Kosakata Dengan Media Kamus Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata dengan menggunakan teknik membaca memindai dan strategi bermain scrabble dalam aktivitas membuka kamus. Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian 35 siswa madrasah ibtidaiyah.

Penelitian ini berlatar belakang dengan rendahnya minat siswa dalam membaca sehingga mempengaruhi kosakata dan hasil belajar siswa , selain itu siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam mengutarakan pendapat atau melaporkan hasil karyanya di depan kelas. Selain itu guru pun menyampaikan materi pembelajaran tidak variatif hanya sebatas diskusi dan ceramah sehingga pembelajaran terkesan membosankan bagi siswa.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing- masing siklus terdiri dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (Reflecting). Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Adapun teknik pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan dan test.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terlihat pada persentase ketuntasan pada hasil tes siswa. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa hanya sebesar 20% dari jumlah siswa yang mencapai KKM, kemudian pada siklus pertama nilai rata-rata siswa sebesar 57% dari jumlah siswa yang mencapai nilai KKM. Terlihat adanya peningkatan sebesar 37%. Pada siklus kedua nilai rata-rata siswa sebesar 85%, peningkatan terlihat sebesar 28%. Selain meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca, penggunaan media kamus dapat meningkatkan kegiatan aktivitas siswa pada kerja kelompok, terlihat pada siklus pertama persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 71,25% dan pada siklus kedua persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 86,66% dengan demikian aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar 15,41%.

(8)

vii

Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Mastery of Vocabulary Using Media Dictionary In Class IV of MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 South Tambun, Bekasi.

This study aimed to get an overview of the use of media in increasing vocabulary dictionary with reading scanning techniques and strategies to play scrabble in the activity open dictionary. The research involve student of class IV of MI PINK 03, with 35 students as subject.

This research background with the low interest of students in reading and affect to student learning outcomes and mastery of vocabulary, than did students also have the low confidence for expressing their opinions or reporting their task in front of the class. In addition, teachers also not expressed varied learning materials, only discussions and lectures that seem boring for students learning.

The research used a classroom action research method. It was done in two cycles and each cycle consiste of four phases such us : planning, implemetation, observation and reflection. Each cycle consisted of two meeting. The data of the research were gathered thourgh interview, observation and test

Based on the results of this study concluded that looks at the percentage of students' mastery on the test results. In preliminary tests, the average value of students is only 20% of the number of students who reach target contains with (The minimum of criteria compliment) KKM, then on the first cycle students' average score was 57% of the number of students who reach the KKM. Saw an increase of 37%. In the second cycle students' average score of 85%, an increase of 28% visible. In addition to improving vocabulary skills in reading, scrabble media use could increase the activity of students in group work, seen in the first cycle of the percentage of the observation of the student activities amounted to 71.25% and in the second cycle the percentage of the observation of the student activities thus amounted to 86.66% activity of students in the group increased by 15.41%.

(9)

viii

ميحرلا نمحرلا ه مسب

Tiada kata yang pantas selain mengucapkan beribu-ribu puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga seluruh proses penelitian sampai penulisan skripsi perkuliahan S1 ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyak pihak, di antaranya keluarga, stake holder MI.PINK.03, rekan-rekan kuliah, serta bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini. Skripsi ini berjudul “Peningkatan Penguasaan Kosakata Dengan Media Scrabble dalam Keterampilan Membaca Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi,M.Ag.,Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dindin Ridwanudin,M.Pd., Dosen Pengelola dan Pembimbing mahasiswa Program Dual Mode System yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

4. Dra. Mahmudah Fitriyah,M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

(10)

ix dalam menyelesaikan karya ini.

7. Teruntuk Adik-adikku tersayang Alma Oktafiani dan Ahmad Alhafiz yang selalu memberikan motivasi, perhatiannya dan terima kasih atas Scrabble terbaiknya.

8. Bapak Kepala Sekolah Yayasan PINK 03 H. Muadji Haromain,S.Pd.I 9. Rekan kerja sekaligus keluarga keduaku:Guru dan Staff MI PINK 03

Terima kasih atas dukungan, doa dan motivasinya.

10.Seluruh murid-murid MI PINK 03 yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dengan selalu memberikan senyuman dan semangat setiap harinya: “Terima kasih nak!”

11.Teman-temanku seperjuangan sekaligus Keluarga ketigaku di kelas B PGMI angkatan 2012 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas kenangan indahnya selama 3 tahun lebih ini. Senang bisa mengenal kalian semua dan tetap semangat “Hwaiting!”

12. “Team Skripsweet” (Bu Nina, Bu Desi, Bu Eka, Bu Kiki, Bu Shoha dan Bu Novi) Terima kasih selalu memberikan ide, saran, masukan, dukungan dan motivasi.

13.Dan terima kasih untuk para asatidz dan ustadzaat serta teman-teman alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri “VIX D’PATTERN” Terima kasih atas doa dan dukungannya

14.Serta sahabat-sahabatku semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak atas bantuan, dukungan, dan motivasinya.

Jakarta,19 Februari 2016 Penulis

(11)

x

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... iv

UJI REFERENSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR TABEL ... xiiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Fokus dan Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teoretik 1. Penguasaan Kosakata ... 7

a. Pengertian Kosakata ... 7

b. Pemerolehan Kosakata ... 8

c. Faktor dalam pemerolehan Kosakata ... 9

2. Media Kamus ... 10

a. Pengertian Media ... 11

b. Kegunaan media ... 11

c. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 12

(12)

xi

g. Jenis- jenis Kamus ... 17

B. Penelitian Relevan ... 18

C. Kerangka Berfikir ... 20

D. Hipotesis Tindakan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 22

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 22

C. Subyek Penelitian ... 25

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam penelitian ... 25

E. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 27

F. Data dan Sumber Data ... 28

G. Teknik Pengumpulan Data ... 28

H. Instrumen-instrumen Penelitian ... 29

I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ... 29

J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi hasil Analisis... 30

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 32

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian Pendahuluan ... 33

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I... 35

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 50

B. Analisis Data 1. Data hasil Tes dari Setiap Akhir siklus ... 58

2. Hasil Wawancara ... 60

(13)

xii

B. Saran ... 63

(14)

xiii

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Berfikir ... 27

Gambar 3.1 : Desain Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ... 24

Gambar 4.1 : Foto Aktivitas Guru ... 38

Gambar 4.2 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ... 39

Gambar 4.3 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ... 40

Gambar 4.4 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mempresentasikan Hasil Kerja ... 42

Gambar 4.5 : Media Kamus dan Scrabble ... 43

Gambar 4.6 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ... 43

Gambar 4.7 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ... 43

(15)

xiv

Gambar 4.1 : Grafik Hasil Tes Siklus I ... 48

Gambar 4.2 : Grafik Hasil Tes Siklus II ... 57

Gambar 4.3 : Grafik Tingkat Penguasaan Kosakata dalam Permainan Scrabble ... 59

(16)

xv

Tabel 3.1 : Rancangan Pelaksanaan Tindakan penelitian ... 29

Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Rubrik ... 37

Tabel 3.3 : Rumus Persentase Skor ... 37

Tabel 4.1 : Hasil Tes Awal Siswa ... 34

Tabel 4.2 : Hsil Observasi Aktifitas Kegiatan Guru Siklus I ... 45

Tabel 4.3 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I ... 46

Tabel 4.4 : Hasil Tes Siklus I ... 47

Tabel 4.5 : Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I ... 48

Tabel 4.6 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Guru Siklus II ... 54

Tabel 4.7 : Hasil Observasi Aktifitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II ... 55

Tabel 4.8 : Hasil Tes Siklus II ... 56

Tabel 4.9 : Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Kosakata Dari Setiap Siklus ... 58

Tabel 4.10 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru ... 60

(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa. Proses membelajarkan siswa dari siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari siswa tidak bisa menjadi bisa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan empat komponen utama. yaitu murid, “guru”, lingkungan belajar (media) dan materi pelajaran. Keempat komponen ini mempengaruhi murid dalam mencapai tujuan belajarnya.

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan, maka bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar. Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, siswa merasa bahasa Indonesia adalah bahasa yang selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dianggap terlalu mudah. Namun hakikatnya sebagian banyak siswa masih belum memahami betul akan kaidah-kaidah dalam pembelajaran bahasa indonesia dari segi penulisan, cara berbicara dan lain-lain.

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan yang meliputi: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa tersebut tidak bisa berdiri sendiri dan saling berkaitan satu sama lain, oleh karena itu empat keterampilan berbahasa tidak bisa dipisahkan.

(18)

keterampilan seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya1. Jadi seorang yang pandai dalam berkomunikasi dilihat dari kemahirannya dalam perbendaharaan kosakatanya.

Dalam pengamatan penulis di sekolah MI PINK 03 kelas IV pembelajaran bahasa Indonesia siswa mengalami kurangnya minat baca siswa, pada umumnya membaca kurang disenangi siswa, lebih-lebih, jika topiknya tidak menarik minat siswa. Hal ini terlihat pada saat siswa mengerjakan ulangan. Mereka cenderung mengerjakan soal-soal yang lain terlebih dahulu ketimbang soal-soal mengenai pemahaman isi wacana sebab ada banyak siswa yang tidak memiliki penguasaan kosakata yang cukup untuk memahami isi wacana tersebut dan ada sebagian siswa malas untuk membaca wacananya sehingga siswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Hasil nilai rata-rata kelas pada pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV D sebelum melakukan penelitian sebesar 5,25. Selain itu dalam proses pembelajaran terlihat juga siswa sulit dalam menuangkan idenya dalam menulis karangan jadi pada saat penulisan siswa seringkali menggunakan kata non baku, ataupun menuliskan kata gabung secara berulang kali dan sebagian siswa masih bingung perbedaan antara sinonim, antonim, dan akronim.

Dalam buku “The Book of Learning and Forgetting” yang dikembangkan oleh Frank Smith dimaparkan :

“Where he posist that children’s vocabulary expands at a terific rate during their

school years, quite aside from(or despite) the vocabulary and spelling lists their teachers impose on them. His research shows that children are likely to add up to twenty five new words per day (few or none from their teachers’ vocabulary lists) during their late elementary school years, as a result of their natural interaction with society and culture; higher levels of word growth occur for children who engage in independent reading.”2

Pada penelitiannya diduga kecepatan kosakata anak akan didapatkan pada saat duduk dalam bangku sekolah meskipun pembelajarannya dalam kosakata dan pengucapannya harus dipaksakan oleh gurunya. Namun dalam penelitiannya terlihat bahwa anak akan mendapatkan 25 kata per-harinya, baik yang didapatkan saat pembelajaran, dari interaksi sosialnya atau membaca buku sendiri. Bisa disimpulkan seorang anak akan mendapatkan kosakata baru dari hasil ia

(19)

bersosialisasi dengan temannya di sekolah dan mendapatkannya dari apa yang ia pelajari atau ia baca di buku. Dengan cara membaca dan berkomunikasi dengan temannya, siswa akan mendapatkan kata-kata yang baru sebagai perbendaharaan kosakata yang dimiliki. Pada kenyataannya siswa kelas IV MI PINK 03 sangat kurang dalam minat membaca, sehingga berpengaruh pada perbendaharaan kosakata dan pada hasil belajar siswa.

Selain pengamatan dari aspek kognitif siswa, penulis pun mengamati dari aspek afektif siswa karena penulis berharap selain siswa dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru, siswa dapat menerapkan apa yang telah mereka dapatkan dari pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sebagian siswa masih belum memiliki rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat mereka dan membacakan hasil karya mereka di hadapan teman-teman sekelasnya.

Selain permasalahan dari siswa, adapun kemampuan mengajar guru pun kurang dalam memenuhi tuntutan siswa, sistem mengajar guru sering kali kurang inovasi dalam menggunakan strategi dan metode yang digunakan untuk membantu dan mempermudah siswa dalam pembelajaran, sehingga guru cenderung monoton dalam mengajar. Guru hanya mengajar dengan metode ceramah dan diskusi, sehingga siswa merasa bosan.

Melihat kesulitan yang dialami oleh siswa kelas IV MI PINK 03 serta permasalahan yang lain, oleh karena itu, penulis mencoba untuk memilih penelitian bahasa Indonesia khususnya dalam penguasaan kosakata. Serta penulis pun menggunakan metode permainan dengan tujuan untuk memberikan stimulus siswa dari segi aspek afektifnya untuk mempunyai rasa percaya diri serta bisa bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman sekelasnya.

(20)

“Basically, the game of school is con game that you play against the education system-everything a students does to do well in school while doing as little work as possible.3

Secara umum metode permainan adalah salah satu gabungan permainan yang menghubungkan imajinasi siswa dengan sistem pembelajaran di kelas. melakukan kegiatan seperti mengerjakan tugas atau mendengar penjelasan materi dari guru. Dengan metode permainan, pembelajaran dapat di aplikasikan secara singkat dan detail di kelas. Sehingga siswa semakin tinggi keinginannya dalam mempelajari materi tersebut.

Peranan media pun tidak kalah pentingnya dengan metode pembelajaran di mana hubungan antara pemahaman guru dan siswa akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu atau yang sering disebut media.

Oleh karena itu, penulis memilih salah satu media dalam menunjang penelitian ini dengan menggunakan media kamus dan akan dikolaborasikan dengan metode permainan scrabble. Penulis memilih media kamus dalam penelitian ini karena penulis merasa media kamus adalah salah satu media yang yang dapat menunjang siswa dalam mendapatkan kosakata baru.

Harapan peneliti, dengan memanfaatkan media kamus siswa diharapkan dapat menumbuhkan minatnya dalam membaca, terutama dalam menemukan informasi baru dan makna baru dalam sebuah buku.

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya siswa dalam penguasaan kosakata

2. Siswa belum bisa menemukan informasi dalam wacana yang mereka baca.

3. Siswa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan hasil karyanya di depan kelas.

4. Rendahnya minat siswa dalam membaca

5. Kurangnya penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

(21)

6. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan strategi dan metode yang sesuai dengan materi

C. Fokus dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan, dari beberapa identifikasi yang telah dipaparkan penulis mengangkat salah satu permasalahan untuk penelitian tindakan kelas dan menjadi sebuah judul “PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN MEDIA KAMUS PADA SISWA KELAS IV MI PINK 03 TAMBUN, BEKASI.”

D. Rumusan Masalah

Bagaimana pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata pada siswa Kelas IV MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca pada siswa Kelas IV MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

F. Manfaat penelitian 1. Bagi Siswa

(22)

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat membantu memudahkan proses pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas dan juga dapat mengurangi beban guru. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan media kamus dapat menjadi sumber rujukan bagi peneliti/guru untuk membuat inovasi agar proses pembelajaran lebih dipahami dan diikuti oleh siswa.

3. Bagi Madrasah

(23)

7 A. Kajian Teoretik

1. Penguasaan Kosakata

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, hal yang paling mendasar dan penting dalam pembelajaran bahasa yaitu kata dan kosakata, seseorang akan lebih menguasai jenis ilmu bahasa dengan cara memahami kosakata yang cukup.

a. Pengertian Kosakata

Kosakata merupakan fondasi yang diperlukan untuk keterampilan literasi yang kuat, dari beberapa riset yang ada salah satunya yang dilakukan oleh Heather Lee M. Baron dari Universitas Union city telah menujukan bahwa kosakata sangatlah penting untuk keberhasilan membaca dengan begitu seperti kutipan dari Tarigan semakin banyak kata yang dimiliki seorang murid semakin banyak pula kata-kata yang akan dipahami pada saat membaca, hal ini dapat membantu siswa dalam kefasihan membaca dan mengasah wawasan yang didapatkan1.

Adapun riset yang dilakukan oleh Heather adalah membuat riset inovatif dengan menggunakan aktivitas metode kerja kelompok ataupun metode permainan, dan hal yang terpenting dari pembelajaran kosakata adalah pembelajaran yang relevan dengan pembelajaran siswa saat itu dan penggunaan kosakata yang dilakukan secara berulang kali. Pembelajaran kosakata bisa didapatkan dari berbagai konteks sehingga siswa dapat membuat kata sendiri dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Kosakata yang sering didapatkan siswa kelas tingkat dasar adalah kosakata dasar (basic vocabulary) adalah kata- kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Menurut Tarigan kosakata dasar terdiri dari atas

1

(24)

nama bagian tubuh, kata kerja pokok, kata keadaan pokok, benda- benda universal.2

Untuk memiliki kosakata yang efektif tentunya harus membuat suatu upaya tertentu dalam memperoleh kata-kata yang baru. Jadi kosakata dasar pada dasarnya didapatkan secara tidak sadar, didapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Kosakata dasar bisa terdiri dari kata benda, kata kerja, kata keterangan, kata bilangan dan sebagainya.

Adapun cara yang digunakan oleh anak-anak ketika mempelajari kata-kata tersebut3:

a) mereka mendengar kata-kata tersebut dari orang-orang sekitar, bisa dari orang tua, teman, dsb.

b) mereka mengalaminya sendiri dengan menggunakan panca inderanya, bisa itu apa yang dilihat, didengar atau yang dirasakan.

c) Menumbuhkan minat dalam membaca karena dengan membaca seseorang dapat menemukan kosakata baru dengan membaca seseorang dapat memperoleh kata-kata baru melalui bacaan4.

Apabila anak-anak tumbuh, berkembang dan menjadi dewasa dalam lingkungan hidup yang berkecukupan, yang memberikan lebih banyak kesempatan untuk memasuki taman kanak-kanak, menemani orang tua mereka berbelanja ke toko atau ke pasar, dan mendapatkan kesempatan yang lebih banyak menghadiri pertunjukan, pameran, kebun binatang, taman, teater anak-anak, maka kosakata mereka akan mencerminkan aneka pengalaman yang lebih luas cakrawalanya. b. Pemerolehan Kosakata

Dalam bidang psikolinguistik, aktivitas pemerolehan kosakata diartikan sebagai akuisasi bahasa atau pemerolehan bahasa. Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai pemerolehan bahasa khususnya pada pemerolehan kosakata. Pemerolehan bahasa atau akuisisi

2 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3 3 Ibid, h.4

(25)

bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.

Dalam pemerolehan bahasa seorang anak akan mendapatkan dua kemampuan yang pertama kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan, dan kedua kemampuan untuk mendapatkan tuturan yang ia dapat dari orang lain. Menurut Dardjiwidjojo dalam jurnal Nur Abidah Idrus mengatakan bahwa kegiatan pemerolehan bahasa ditandai oleh hal-hal sebagai berikut5:

1. Berlangsungnya dalam situasi informal, tanpa beban, dan di luar sekolah. 2.Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal dari lembagalembaga

pendidikan seperti sekolah atau kursus. 3. Dilakukan tanpa sadar.

4. Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna.

Bisa disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa khususnya pemerolehan kosakata didapatkan dari beberapa macam aspek secara formal maupun informal serta bisa didapatkan secara langsung maupun tidak langsung.

c. Faktor dalam Pemerolehan Kosakata

Pada dasarnya pemerolehan kosakata tidaklah didapatkan secara tiba-tiba ataupun dengan sendirinya namun adanya tahapan-tahapan tertentu dalam perkembangan fisik, mental, intelektual mereka seiring dengan berjalannya waktu. Menurut Cahyono dalam jurnal publikasi milik Nur Abidah Idrus memaparkan adapun unsur-unsur yang mempengaruhi seseorang dalam memperoleh kosakata yaitu dengan sebagai berikut6 :

1). Faktor Biologis

Menurut Chomsky dalam Cahyono memaparkan “Setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan, kodrati atau alami yang memungkinkannnya menguasai bahasa Potensi alami itu bekerja secara otomatis” menyebut potensi yang terkandung dalam perangkat biologis anak

5

Nur Abidah Idrus, Peranan Pemerolehan Bahasa Terhadap Karakter Anak Bangsa,

Jurnal Edukasi, Vol.3, No.1, 2013, h. 50

6

(26)

dengan istilah piranti pemerolehan bahasa (language acquisition devices), dengan piranti itu, anak dapat mencerap system suatu bahasa yang terdiri dari subsistem fonologis, tata bahasa, kosakata, dan gramatik, serta menggunakan dalam berbahasa.

2). Faktor Lingkungan Sosial

Untuk memperoleh kemampuan berbahasa, seorang anak memerlukan interaksi terhadap lingkungan sekitarnya mulai dari keluarga, teman serta orang lain. Sehingga akan berkaitan dengan perangkat biologis yang telah dimiliki anak sejak lahir sehingga menjadi suatu kesatuan yang saling melengkapi.

3). Faktor Intelegensi

Intelegensi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar, mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah intelegensi ini bersifat bersifat abstrak dan tak dapat diamati secara langsung.

4). Faktor Motivasi

Motivasi sendiri adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tugasnya.

Kekuatan motivasi dapat menjelaskan” mengapa seorang anak yang normal sukses mempelajari bahasa ibunya”. Sumber motivasi itu ada dua, yaitu dari dalam dan luar. Dalam belajar bahasa, seorang anak tidak terdorong demi bahasa sendiri.. Dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yang bersifat lapar, haus serta perlu perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu motivasi bagi anak dalam memperoleh bahasa sangatlah penting, sehingga adanya dorongan untuk anak dalam memperoleh bahasa lebih banyak.

2. Media Kamus

Dalam penelitian ini terkait dengan penguasaan kosakata penulis menggunakan salah satu media cetak yang berkaitan dengan kosakata yaitu media kamus.

(27)

mengetahui fungsi dan tujuan serta kekurangan dan kelebihan dari setiap media, sehingga tenaga pendidik atau guru dapat memilih jenis media yang sesuai dengan keadaan peserta didik dan materi yang akan diajarkan.

a. Pengertian Media

“Kata media secara bahasa berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti „tengah’,’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (wasaa-il) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.7

Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampikan suatu pesan atau informasi dari sumber kepada penerimanya. Media juga sebagai komponen dalam strategi pembelajaran yang berupa manusia, alat maupun bahan yang mengaju kepada kegiatan pembelajaran.8

Sedangkan menurut Suparno media merupakan alat pelajaran yang dipakai untuk menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar.9

Dapat disimpulkan bahwa media adalah ibarat jembatan pemahaman antara guru dan siswa. Dengan penggunaan media siswa lebih memahami secara detail apa pesan atau informasi yang disampaikan oleh guru.

b.Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Adapun fungsi media dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara keseluruhan yang meliputi empat aspek keterampilan bahasa yaitu10 : 1) Memotivasi siswa

Motivasi adalah salah satu penunjang dalam kebrhasilan seorang guru dalam mendidik seorang siswa. oleh karena itu motivasi sangatlah berperan penting dalam memberikan stimulus dalam pembelajaran. 2) Memberikan petunjuk tentang makna detil

7 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2011), h.3 8 Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Jakarta :UIN Press 2015), h 134

(28)

Seperti yang disampaikan pada pembahasan selanjutnya dengan adanya media siswa mendapatkan informasi serta petunjuk secara detil.

3) Memberikan informasi tambahan yang berkenaan dengan isi teks, berita dsb.

Hakikatnya media memiliki sebuah informasi yang mengantarkan pemahaman kepada siswa didik. Sehingga siswa dapat menemukan informasi terbaru dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan informasinya menjadi informasi terbaru.

4) Mengembangkan konteks dalam wicaranya maupun konteks dalam tulisan.

c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Adapun jenis media pembelajaran bahasa Indonesia dibedakan atas beberapa macam yaitu sebagai berikut:

1) Media visual ( media pandang)

Media yang visualisasi pesan,informasi atau konsep yang akan disampaikan kepada siswa berupa papan scrabble, flash card huruf atau gambar, poster gambar berseri, boneka tangan, wayang. Yang hampir menyamai kenyataan suatu objek atau situasi dan dapat menyampaikan pesan secara efektif.

2) Media audio ( media dengar)

Media yang dapat memberikan pesan, informasi maupun konsep yang berupa suara. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih sering digunakan untuk meningkatkan keteranpilan menyimak dan mendengarkan.

3) Media audio visual (media pandang dengar)

(29)

4) Media cetak

Media cetak dapat menggunakan sumber informasi yang ada seperti buku, kamus, modul, komik, fabel, dongeng dsb.

5) Objek fisik nyata

Media ini dapat menunjuk salah satu siswa ataupun guru itu sendiri, sehingga terlihat benar-benar nyata.

6) Media komputer11

Media ini adalah media yang sudah menggunakan teknologi canggih. Teknologi komputer sendiri diperkenalkan pada tahun 1950 hingga 1960. Media pembelajaran ini dikenal sebagai computer assisted Instruction atau Computer assited Learning.

d. Pemilihan Media

Perlunya seorang tenaga pendidik dalam mempertimbangkan pemilihan media karena melihat dari beberapa aspek yang mendukung dalam penggunaan media tersebut, adapun beberapa hal yang dapat mendukung keberhasilan dalam penggunaan media tersebut adalah situasi kelas, materi, peserta didik dan guru itu sendiri. Dick dan Carey menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya setidaknya masih ada beberapa faktor dalam mempertimbangkan dalam pemilihan media yaitu :12

1) Ketersediaan sumber setempat

Media yang hendak digunakan dapat dipastikan bisa didapatkan dimana saja, jika memang media yang diinginkan sangat sulit ditemukan, bisa dengan cara membuat media yang serupa dengan sumber yang ada. 2) Ketersediaan dana, tenaga dan fasilitasnya

Media pembelajaran pada saat ini bisa didapatkan dimana saja, namun bukan berarti media yang didapatkan harus dengan membeli. Jika dana yang ada tidak memungkinkan untuk membeli bisa dengan cara

11 Azhar Arsyad op.cit, h.157

(30)

membuat sendiri. Hal ini menunjukan bahwa media bisa didapatkan dengan menyesuaikan situasi atau kondisinya.

3) Media yang praktis dan tahan lama

Penggunaan media tidak hanya digunakan satu kali saja maka diharapkan media yang kita punya atau kita buat dapat bertahan lama sehingga dapat digunakan untuk materi yang terkait dengan media tersebut dan juga media yang digunakan juga praktis dan tidak menyusahkan dalam penggunaannya.

4) Efektivitas biayanya dalam waktu jangka panjang

Dalam pemilihan media perlu diperhatikan bagaimana prospek untuk jangka waktu yang lama, jangan sampai penggunaan media tersebut akan terganggu karena beberapa hal salah satunya adalah dana yang perlu dikeluarkan cukup besar padahal ada media lain yang serupa jenisnya yang lebih memungkinkan.

e. Pengertian Kamus

Dalam keterampilan membaca khususnya dalam menguasai perbendaharaan kosakata, guru diharapkan dapat memilih bahan ajar dalam penguasaan kosakata.

Banyak strategi yang digunakan dalam mengasah keterampilan siswa dalam mengenal kosakata seperti : memanfaatkan konteks untuk memakai kata, SAS untuk makna, bertanya kepada seseorang tentang makna suatu kata dan juga memanfaatkan kamus13. Adapun penulis menggunakan salah satu strategi yang digunakan yaitu memanfaatkan kamus.

Pada umumnya penggunaan kamus sangatlah rumit bagi siswa yang belum mengetahui cara penggunaan kamus, akan tetapi jika siswa sudah mengetahui cara penggunaannya siswa dapat menemukan informasi makna dari kamus tersebut.

Kata yang terdapat dalam kamus memiliki definisi lebih dari satu makna oleh karena itu untuk menyesuaikan makna sesuai dengan

(31)

konteks bacaan biasanya menggunakan makna yang umum atau sering digunakan.

Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dalam Tarigan menjelaskan “Kamus adalah karya acuan yang memuat kata-kata suatu bahasa, sistem atau bidang pengetahuan yang dimuat secara alfabetis dan diberi batasan; leksikon14”

Sedangkan dalam The American Collage Dictionary dalam Tarigan menyatakan bahwa :”Kamus adalah buku yang berisi pilihan kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas khusus, biasanya disusun secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya serta diekspresikan dalam bahasa yang sama atau dalam bahasa yang lain15”.

Sedangkan menurut Chaer dalam Dwi Mawanti dipaparkan 16, secara etimologi kamus berasal dari kata qamus yang merupakan serapan dari bahasa Arab yang berarti „bergerak mencari’ atau „menyelami„. „Lautan’ yang identik denganlaut yang sangat luas dan dalam terkandungdalam kata kamus yaitu merupakan penggambaran dari wadah ilmu pengetahuan yang tak terbatas jumlahnya.

Jadi pengertian kamus menurut beberapa ahli bisa didefinisikan sebagai buku yang berisi himpunan banyak kata-kata dalam suatu bahasa yang berisikan makna informasi atau cara pengucapan pada kata tersebut yang disusun secara alfabetis dan dituangkan dalam bahasa yang sama atau bahasa yang lain, bahasa lain di sini disebut juga leksikon atau glosari.

14 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3

15 Ibid 16

(32)

g. Fungsi Kamus

Menurut Chaer dalam jurnal milik Dwi Mawanti17 dijelaskan, fungsi

kamus dapat dibedakan dari segi tinjauan praktis dan toeretis. Dari tinjauan praktis, fungsi kamus antara lain .

1) Mengetahui pelafalan suatu kata.

Dengan mencari informasi kata dengan kamus, seseorang akan menemukan cara pelafalan kata tersebut terutama pada kamus bahasa asing. Sehingga tidak menimbulkan perbedaan dalam arti.

2) Mengetahui makna suatu kata.

Terkadang dalam suatu kata memiliki makna lebih dari satu, dengan adanya kamus seseorang dapat menemukan berbagai makna dalam satu kata.

3) Memberi petunjuk Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Dengan menggunakan kamus seseorang dapat mengetahui bagaimana ejaan kata yang benar pada setiap kata. Sehingga menghindari penulisan yang salah.

Selain itu adapun pengaruh pada penggunaan kamus yaitu dapat melatih perkembangan keterampilan seseorang18. Terutama pada siswa sekolah dasar yang baru memahami huruf abjad dan beberapa kata. Semakin tinggi tingkatan belajar siswa otomatis semakin banyak juga siswa akan menemukan kosakata baru dari segala arah bisa dari buku pelajaran mereka ataupun informasi yang didengar ataupun dilihat, dengan menggunakan kamus siswa diharapkan dapat menemukan kata baru, makna serta cara pengucapannya.

Pada awalnya siswa akan merasa kesulitan dalam penggunaan kamus namun jika siswa sudah terampil dalam menggunakan kamus. Siswa pun akan terbiasa untuk mencari apa yang ia temukan di kamus.

17

Ibid h. 18

18

John R. Beech, Using Dictionary : Its Influence on Children’s Reading, Spelling,

(33)

h. Jenis- jenis kamus

Penentuan jenis kamus atau pengklasifikasian kamus bergantung pada sudut pandang orang yang mengadakannya. Walaupun terdapat persamaan umum, namun di antara para ahli kamus terdapat perbedaan yang disebabkan oleh sudut pandangan dalam pengklasifikasian jenis atau tipe kamus. Seperti menurut Zgusta dalam Tarigan memamparkan bahwa dalam membuat klasifiksi kamus, kamus terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek-aspek tertentu seperti : dari segi waktu, jangkauan, jumlah bahasa hingga isi dari kamus tersebut19. Berikut ini adalah pembahasan dari jenis- jenis kamus yang akan dipaparkan sebagai berikut :

1) Kamus ensiklopedia

Kamus ensiklopedia atau biasa disebut sebagai ensiklopedia adalah kamus yang paling besar atau umum yang memberikan informasi ekstra linguistik, baik fisik maupun non fisik, dan disusun dalam urutan-urutan kata atau kesatuan-kesatuan leksikal sebagai acuan bagian-bagian dari ekstra linguistik yang sedang dibicarakan itu.

2) Kamus diakronik

Kamus ini lebih berisikan tentang sejarah, dengan perkembangan kata-kata, baik yang berkaitan dengan bentuk maupun makna.

3) Kamus Sinkronik

Dalam kamus sinkronik berisikan pada persediaan leksikal suatu bahasa pada suatu masa tertentu atau satu tahap perkembangannya.

4) Kamus Umum

Kamus umum berisikan segala kata dalam suatu bahasa beserta maknanya, misalnya : Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta. 5) Kamus Khusus

(34)

Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata(entri) yang dijelaskan dan penjelasannya adalah terdiri daripada bahasa yang sama. Kamus ini mempunyai perbedaan yang jelas dengan kamus dwibahasa karena penyusunan dibuat berdasarkan pembuktian data korpus. Ini bermaksud definisi makna ke atas kata-kata adalah berdasarkan makna yang diberikan dalam contoh kalimat yang mengandung kata-kata berhubungan. Contoh bagi kamus ekabahasa ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia (di Indonesia) dan Kamus Dewan di (Malaysia).

7) Kamus Dwibahasa

Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan daripada bahasa yang dikamuskan diberi padanan atau pemerian takrifnya dengan menggunakan bahasa yang lain. Contohnya: Kamus Inggris-Indonesia. 8) Kamus Multilingual

Kamus ini adalah kamus yang menyajikan lebih dari tiga atau empat bahasa. 9) Kamus Besar

Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 200.000 kata kepala atau entri. Kamus ini memuatkan segala leksikal yang terdapat dalam satu bahsaa. Setiap perkataannya dijelaskan maksud secara lengkap.Biasanya ukurannya besar dan tidak sesuai untuk dibawa ke sana sini.

10) Kamus Sedang

Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 40.000 kata kepala atau entri.

11) Kamus Kecil

Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 10.000 kata kepala atau entri. Ia juga dikenali sebagai kamus saku karena ia dapat disimpan dalam saku. Tebalnya kurang daripada 2 cm.

B. Penelitian Relevan

Penggunaan media kamus diadopsi dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh:

(35)

menulis bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Krian Surabaya. Persamaan penulis dengan referensi penelitian yaitu terletak pada media yang digunakan oleh penulis.

Masalah yang melatar belakangi penulis pada jurnal ini adalah pembelajaran siswa masih didominasi oleh guru, model dan media yang digunakan kurang bervariasi, serta siswa kesulitan dalam menulis yang benar tatabahasa dengan menggunakan kosakata serta ungkapan yang tepat. Jenis Penelitian yang digunakan yaitu penelitian pengembangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif

Pada hasil penelitiannya terlihat adanya peningkatan pertama, hasil rata-rata validasi ahli media 90% dengan kriteria sangat kuat dan rata-rata validasi ahli materi sebesar 92,5% dengan kriteria sangat kuat. Sedangkan respon siswa terhadap media kamus yang digunakan pada saat penelitian sebesar 87,5% dengan kriteria sangat kuat.

Jurnal penelitian milik Ni Wayan Sri Damayanti, tentang penggunaan media kamus dalam pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami makna kata dalam bacaan di kelas VII D SMPN 3 Gianyar.

Persamaan penulis dengan referensi penelitian kedua yaitu terletak pada media dan pemahaman makna kata. Adapun masalah yang melatarbelakangi adalah dalam memahami makna kata khususnya makna leksikal dengan makna gramatikal yang masih rendah, serta pemahaman siswa dalam istilah makna. Adapun penlitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas.

Dalam penelitian hasil tes tertulis dan ketuntasan minimal mengalami peningkatan, hal itu terbukti dari nilai awal sebelum melakukan penelitian sebesar 65 kemudian rata-rata pada siklus pertama 72,36 Pada siklus kedua nilai rata-rata meningkat menjadi 81,09.

(36)

Persamaan penulis dengan referensi penelitian terakhir yaitu terletak pada media yang digunakan. Permasalahan yang melatarbelakangi adalah dimana saat pembelajaran guru kurang kreatif dan inovatif, belum menggunakan media dan metode yang sesuai dengan materi, selain itu siswa malas mengeja, minat membaca yang kurang sehingga berpengaruh pada prestasi dan motivasi belajar yang rendah. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Adapun tujuan penelitian adalah.mengetahui seberapa besar peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan media kamus, serta peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitan dilakukan dengan tiga siklus, adapun hasil penelitiannya menunjukan adanya peningkatan rata-rata pada hasil membaca lancar. Pada awal siklus mendapatkan rata-rata hasil aktivitas dalam pembelajaran 65% dan pada siklus I mendapatkan hasil sebesar 82 % dan pada siklus II mendapatkan hasil sebesar 83.58 %.

Dari beberapa rujukan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis mengembangkan hal tersebut menjadi penelitian tindakan kelas.

C. Kerangka Berpikir

(37)

Pada intinya apapun metode dan media yang digunakan selalu ada keunggulan maupun kelemahannya masing-masing, tinggal bagaimana guru dapat mengaplikasikan metode dan media tersebut kedalam proses pembelajaran serta menuju sasaran indikator apa yang akan dicapai. Media tidaklah harus mahal dan tidak harus mengeluarkan biaya yang banyak. Dengan kreatif guru, guru dapat menciptakan sebuah media dari barang-barang yang ada menjadi serupa dengan yang aslinya

Dari uraian pemikiran di atas, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk kerangka pemikiran sebagai berikut

Gambar 2.2 : Skema Kerangka berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka pemikiran di atas, maka penulis menyampaikan Hipotesis Tindakan sebagai berikut :

(38)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Tindakan penelitian akan dilakukan di Madarasah Ibtidaiyah PINK 03 yang berlokasi jl. Madrasah Rt.04 Rw.013 Desa Mangun Jaya, Tambun, Bekasi. Pada bulan Juli 2015 hingga Desember 2015 tahun ajaran 2015-2016.

Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat mengajar peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan mudah didapatkan dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Supardi dalam buku Arikunto memaparkan penelitian tindakan kelas mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa.1 Sedangkan menurut McNiff dalam bukunya yang berjudul Action Research Principle and Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.2

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran dan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran tersebut.

1

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta :Bumi Aksara, 2007) h. 102

(39)

Dalam setiap siklus akan dilakukan langkah-langkah penelitian dengan merujuk pada langkah-langkah Hopkins, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi3.

a. Perencanaan (planing)

Pada tahap ini akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti:

1) Membuat skenario pembelajaran, termasuk alat evaluasi yang diperlukan.

2) Menyiapkan sarana prasarana penunjang terlaksananya tindakan 3) Menyusun Instrumen, baik instrumen proses maupun instrumen hasil 4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan

b. Pelaksanaan dan Tindakan (action and obsevation)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengimplementasikan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Sekaligus diamati dan dicermati pelaksanaannya menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan dilakukan secara bersamaan

Pelaksanaan Tindakan penelitian dimulai dari tanggal 7 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 1 Desember 2015 . Adapun

tahap pelaksanaan penelitian meliputi : Tabel 3.1

Rancangan Pelaksanaan Tindakan Penelitian

NO Kegiatan

Agustus September Oktober Nopember

(40)

2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan

3. Refleksi

C SIKLUS II

1. Perencanaan tindakan

2. Pelaksanaa dan Observasi Tindakan

3. Refleksi

D

Tahap Penyelesaian

1. Penyusunan Draft Laporan

2. Laporan Akhir

Jadi siklus-siklus dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara lengkap dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Desain model Kemmis dan Taggart 4

4Ibid

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

REFLECTIVE

OBSERVATION

Pelaksanaan Pelaksanaan

SIKLUS I

SIKLUS II

(41)

c. Analisis dan Refleksi (reflection)

Analisis dan refleksi diartikan sebagai mengamati makna hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan dengan cara menyimpulkan dan mengkaji apa yang belum terjadi dan apa yang harus ditindak lanjut.

C. Subyek Penelitian

Sasaran Penelitian adalah siswa kelas IV D MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi dengan jumlah 35 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pertimbangan pemilihan kelas berdasarkan dengan hasil tes kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata melalui kemapuan membaca.

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Dalam hal ini, peneliti sebagai pelaksana penelitian, dengan tugas merencanakan tindakan penelitian, melaksanakan penelitian, menganalisis hasil penelitian bersama kolaboran dan ahli, serta menyusun laporan hasil penelitian.

E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Tahapan tindakan penelitian diawali dengan kegiatan pendahuluan, tahap perancanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi, setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan penelitian pertama akan melanjutkan penelitian II jika data yang diperoleh dirasa masih membutuhkan penyempurnaan akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berikut ini adalah tahap pada proses tindakan penelitian yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

a) Observasi awal proses KBM b) Wawancara terhadap guru

(42)

d) Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam mencari informasi atau kosakata yang dianggap sulit serta dapat menggunakan media kamus dan permainan scrabble.

e) Merancang dan menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan menjadi dua siklus tindakan pembelajaran. Setiap tindakan yang dilakukan mencakup empat strategi pembelajaran yaitu membaca memindai, menemukan kosakata sulit, mencari kosakata yang sulit di dalam kamus, serta melakukan simulasi permainan scrabble dengan materi yang sudah diajarkan. Adapun tindakan pada siklus pertama siswa mencari dan menemukan kosakata dan informasi terkait dengan kesenian, sedangkan di siklus kedua kosakata dan informasi terkait dengan lingkungan.

2. Tahap Perencanaan

a) Menyiapkan RPP yang meliputi pemilihan metode, media dan strategi yang sesuai dengan materi yang diajarkan).

b) Menyiapkan instrumen penelitian serta instrumen penilaian c) Menyiapkan media yang terkait serta sumber belajar yang relevan 3. Tahap Tindakan Penelitian (Siklus I)

a) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dengan penerapan media scrabble pada peningkatan kosakata melalui keterampilan membaca dengan tujuan siswa dapat menemukan informasi dan makna dari kamus ataupun ensiklopedia.

Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 atau 5 siswa dan pembagian kelompok disesuaikan dengan kemampuan siswa secara merata.

(43)

b) Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dan evaluasi proses dalam pembelajaran.

c) Tahap analisis dan refleksi

Menganalisis pengamatan serta evaluasi pelaksanaan tindakan yang masih belum sempurna dan akan ditindak lanjuti di siklus kedua.

4. Tahap Tindakan Penelitian (Siklus II) a) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dengan penerapan media scrabble pada peningkatan kosakata melalui keterampilan membaca dengan tujuan siswa dapat menemukan informasi dan makna dari kamus ataupun ensiklopedia.

b) Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dan evaluasi proses dalam pembelajaran.

c) Tahap Analisis dan Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan dan evaluasi pembelajaran pada pembelajaran di siklus kedua.

F. Data Dan Sumber Data

Variabel yang menjadi sasaran dalam rangka penelitian tindakan kelas adalah pembelajaran membaca dalam penguasaan kosakata dengan menggunakan media scrabble pada siswa kelas IV D MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

1. Input : sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru, siswa dan prosedur evaluasi.

2. Proses pembelajaran: interaksi belajar, gaya guru mengajar, implementasi sesuai jadwal.

(44)

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, wawancara terhadap guru, dan hasil dokumentasi.

2. Data kuantatif: hasil tes berupa pre test dan post test pada setiap pertemuan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media kamus dan permainan Scrabble di setiap siklus dan mencatat setiap kejadian pada saat pembelajaran berlangsung. Disetiap akhir siklus, peneliti memberikan soal tes, dan lembar observasi mengenai kegiatan guru dan siswa selama aktivitas kegiatan belajar mengajar berlangsung serta dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dilakukan pada setiap siklus.

H. Instrumen-Instrumen Penelitian

Instrumen-instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Observasi

Data dikumpulkan melalui observasi pengamatan langsung, Aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Berlangsung. Data ini digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di kelas dan akan digunakan sebagai dasar penelitian pada segi perencanaan kegiatan. 2. Tes

Pengambilan data dengan metode tes karena yang dikumpulkan berkaitan dengan ranah kognitif.

3. Dokumentasi

Seluruh kegiatan didokumentasikan, untuk digunakan sebagai dokumen penelitian.

4. Pedoman wawancara

(45)

mengetahui kesulitan belajar Bahasa Indonesia siswa dan metode belajar yang digunakan guru. Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahu tanggapan penelitian yang telah dilaksanakan.

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran langsung yang tidak dapat teramati oleh lembar observasi.

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif, sahih dan handal dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi dan naturasi, di antaranya:

1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, dan memeriksa catatan siswa. 2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi

tentang hal yang sama. Untuk memperoleh tentang pemahaman siswa dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara dengan guru dan melihat hasil observasi guru mitra.

3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.

(46)

J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Model ini menurut Miles dan Huberman5, langkah-langkah analisis yaitu :

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan, dan dalam penelitian bisa disampaikan melalui kata-kata atau deskripsi tebal.

2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut, adapun tujuannya adalah untuk menyederhanakan sejumlah besar data yang terkandung dalam catatan lapangan, hasil observasi dan materi dokumen. Sedangkan tujuan dari membuat matrik adalah membantu penulis untuk mengerti dan memahami seberapa besarnya sahih dan validnya pemahaman itu.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.

4. Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data secara terfokus. 5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian data bagi

susunan laporan.

6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian

7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.

Adapun data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa:

a. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian di analis dengan berpatokan pada sistem rubrics. Adapun rentang skor yang digunakan adalah dengan kriteria seperti dijelaskan pada tabel berikut:

(47)

Tabel 3. 2

Tabel kriteria penilaian rubrik

SOAL SKOR KRITERIA

A

Menjawab pertanyaan seputar pemahaman dalam

wacana

5 Untuk setiap jawaban benar Jadi maksimum soal dikalikan 1

B

Menuliskan sinonim atau

definisi kata dari kata 10

Untuk setiap jawaban benar Jadi maksimum soal dikalikan 2

C

Menuliskan padanan kata Yang sesuai

10 Untuk setiap jawaban benar Jadi maksimum soal dikalikan 1

Total 25

b. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu observasi tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses aktivitas siswa dalam kelompok. Setiap kategori pengamatan diinterprestasikan dengan sangat baik (poin 4), baik (poin 3), sedang (poin 2), dan kurang (1). Kemudian dari hasil pengamatan tersebut dihitung presentase total skornya menggunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 3.3

Rumus presentase skor

Presentase total skor = � � � � �

(48)

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

(49)

33

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian pendahuluan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan melakukan penelitian awal di MI PINK 03, Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Observasi dilakukan pertama kali pada hari Jumat tanggal 7 Agustus 2015 adalah untuk menemui guru kelas IV D yang mengajar Bahasa Indonesia yaitu: Ibu Siti Sya’diyah. Observasi yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui silabus Bahasa Indonesia dan program semester serta mencocokan materi yang akan disampaikan sebagai hasil pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas tentang kondisi, kendala, masalah yang dihadapi guru dan gambaran siswa kelas IV D dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Kemudian observasi kedua kalinya pada hari Senin tanggal 24 Agustus 2015 adalah peneliti memberikan soal yang terkait dengan membaca memindai dan penguasaan kosakata. Adapun judul wacana yang terkait dengan tes ini adalah “SENI WAYANG”. Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sekaligus sebagai perbandingan dengan hasil evaluasi yang akan dilakukan pada setiap akhir siklus penelitian.

Adapun hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya:

a. Siswa belum pernah menggunakan kamus terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

b. Kegiatan pembelajaran bersifat monoton hanya menggunakan metode ceramah dan metode diskusi saja

(50)

d. Siswa sulit untuk berani membaca dan mengutarakan hasil kerjanya di depan kelas, sehingga karakter percaya diri siswa masih kurang. e. Tingkat keterampilan membaca memindai siswa rendah.

f. Pengetahuan akan kosakata yang sulit rendah.

g. Siswa masih bingung dalam pemilihan kata yang sesuai dalam melengkapi kalimat dalam cerita sehingga terlihat masih banyak siswa yang menggunakan bahasa tidak baku.

Dalam penelitian ini peneliti memilih materi membaca memindai dalam menemukan arti atau makna dalam kamus atau ensiklopedia. Peneliti menyesuaikan materi yang akan disampaikan dengan program semester di antaranya menemukan arti kosakata yang berkaitan dengan kesenian serta lingkungan. Selama penelitian peneliti meminta kerjasama dengan guru kelas IV yang mengajar bahasa Indonesia agar bertindak selaku observer yang mengamati proses pembelajaran siswa.

(51)

Jumlah 35 1750

Rata-rata 50,00

Persentase Ketuntasan 20%

Berdasarkan hasil test diatas dapat dilihat bahwa keterampilan membaca terutama pada membaca memindai serta pengetahuan kosakata siswa masih rendah. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa terutama dalam hal membaca memindai dan penguasaan makna kosakata dengan metode permainan yang akan melibatkan penggunaan media yaitu media kamus dan permainan “scrabble” sebagai salah satu teknik pada aktivitas membuka kamus.

Kegiatan selanjutnya peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan melakukan konsultasi terhadap guru kelas. Kemudian peneliti mensosialisasikarn kepada siswa kelas IV D tentang materi membaca memindai dalam menemukan makna di kamus dan ensiklopedia dan tidak lupa peneliti meminta kepada siswa untuk membawa kamus atau ensiklopedia yang mereka miliki pada pembelajaran bahasa Indonesia.

Adapun indikator pencapaian yang diharapkan di antaranya : a. Siswa dapat menggunakan kamus dengan benar

b. Dapat mencari kata yang sulit dalam wacana dan mencari artinya di kamus

c. Memahami isi wacana dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan wacana tersebut.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Setelah melakukan tes awal, peneliti memulai mempersiapkan untuk tindakan pembelajaran siklus pertama. Kegiatan penelitian pada siklus pertama ini dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan selama 2 X 35 menit (dua jam pelajaran). Adapun tahapan pada siklus I adalah :

a) Tahap perencanaan

(52)

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia didahului dengan penyesuaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian diturunkan ke dalam indikator sebagai standar pencapaian keberhasilan siswa dalam pembelajaran materi tersebut. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini berdasarkan atas konsultasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan agar rencana pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan di sekolah.

Setelah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) peneliti membuat instrumen penelitian. Instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru, catatan lapangan, pedoman wawancara, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal tes.

Lembar observasi guru dibuat untuk mencatat hasil pengamatan dari pengamat peneliti perilaku guru selama pembelajaran. Lembar observasi siswa dibuat untuk mencatatat hasil pengamatan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran. Catatan lapangan dibuat untuk mencatat semua kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dari guru maupun siswa, selain itu catatan ini berguna untuk melihat keefektifan dalam pembelajaran menggunakan kamus dan penggunaan scrabble. Lembar kerja siswa dibuat untuk pegangan siswa yang berisikan pedoman cara membuka kamus, materi pembelajaran serta lembar kerja siswa. Sedangkan tes soal akhir siklus dibuat untuk mengetahui perkembangan siswa dalam keterampilan membaca memindai serta penggunaan kamus dalam menemukan makna.

(53)

Adapun penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator yang dituangkan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1) Standar Kompetensi :

Memahami teks agak panjang (150-200 kata) 2) Kompetensi Dasar :

Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai.

3) Indikator :

a)Membaca teks wacana

b)Menjelaskan cara menggunakan kamus

c)Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus d)Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan

b) Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu (2 x 35 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.

1) Pertemuan Pertama ( Senin, 19 Oktober 2015)

Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit ( dua jam pelajaran) yang dimulai pada jam 13.00 hingga 14.10 BBWI. Pokok bahasan yang akan disampaikan adalah pengenalan kamus bahasa Indonesia, dari segi kegunaan, manfaat hingga cara penggunaannya. Selain itu adalah cara mencari kata yang sulit dan mencari maknanya di kamus.

(54)

untuk pembelajaran inti. Setelah melakukan ice breaking dan bermain games (mix and match) dengan cara menyesuaikan susunan kata dan huruf yang sama kemudian guru memberikan motivasi dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran pada pembelajaran di hari itu.

Memasuki kegiatan inti siswa sudah duduk sesuai dengan kelompoknya. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan 6 orang. Kemudian guru menjelaskan terlebih dahulu tentang kamus bahasa, mulai dari kegunaan kamus bahasa hingga cara penggunaannya. Seperti gambar berikut ini:

Gambar 4.1

Guru menjelaskan kegunaan kamus dan cara menggunakannya

(55)

memberikan simulasi dengan menunjuk salah satu siswa untuk mencari kata di kamus dengan bantuan guru. Setelah semuanya melihat simulasi tersebut, siswa memulai untuk mencari kosakata tersebut secara berkelompok. Seperti gambar berikut ini :

Gambar 4.2 dan 4.3

Siswa memulai mencari kosakata yang sulit melalui membaca memindai

Selama siswa mencari kosakata yang sulit, guru berkeliling dan membantu siswa yang masih sulit dalam menggunakan kamus, selain itu guru memberikan pengarahan dalam mengerjakan LKS.

(56)

Gambar 4.4

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas

Dalam kegiatan akhir, 10 menit sebelum pergantian pelajaran guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran dalam pertemuan ini dan sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pertemuan ini. Dan diakhiri dengan membaca hamdalah.

1) Pertemuan kedua (Senin, 26 Oktober 2015)

Pertemuan kedua sama waktunya dengan pertemuan sebelumnya berlangsung selama 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran) yang dimulai 13.00 sampai 14.10 BBWI.

(57)

dan bermain games, guru memberikan motivasi dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran pada pembelajaran dihari itu.

Berlanjut kegiatan inti guru terlebih dahulu bertanya kepada siswa tentang pengalaman siswa bermain permainan menggunakan kata-kata seperti : scrabble, teka-teki silang. Sebagian siswa ada yang pernah melakukan permainan teka-teki silang, namun untuk permainan scrabble masih terdengar asing bagi mereka. Setelah melakukan tanya jawab tentang permainan scrabble. Guru mulai menjelaskan apa permainan scrabble tersebut dan juga cara permainan scrabble yang akan dilakukan siswa. Adapun cara bermain scrabble yaitu : a). Kelompok pertama yang memulai diminta untuk menyusun kata yang berkaitan dengan tema pertemuan ini yaitu tentang kesenian bisa dengan arah vertikal maupun horizontal. b). Selanjutnya kelompok lain pun akan menyusun kata baru di papan scrabble sehingga terbentuk kata baru.c). Kata yang telah disusun bisa ditambahkan huruf dengan syarat dapat mengubah arti dari kata sebelumnya. d). Diusahakan kata yang disusun tidak mengubah susunan kata sebelumnya yang tidak mengandung arti. e).waktu yang diberikan setiap kelompok adalah 10 menit. f). Kelompok yang paling banyak menyusun kata dengan skor yang banyak maka kelompok tersebut menjadi pemenangnya.

(58)

Gambar 4.5

Kartu scrabble dan kamus sebagai media pembelajaran

Pada putaran pertama kelompok yang bermain adalah kelompok Cendrawasih dan kelompok Rajawali, dilanjutkan putaran kedua yaitu kelompok Elang dan Kenari dan putaran ketiga yaitu kelompok Kakatua dan Merak. Setelah bermain guru mengumumkan skor yang didapatkan setiap kelompok dan untuk permainan scrabble pada siklus pertama ini dimenangkan oleh kelompok Kakatua.

Gambar

Gambar 3.1 : Desain Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ............ 24
Gambar 4.4  : Grafik Persentase Ketuntasan Belajar siswa .........................................
Gambar 2.2 : Skema Kerangka berpikir
Tabel 3.1 Rancangan Pelaksanaan Tindakan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yanti Nurhasanah (12/328788/SP/25161) Mata kuliah : Perbandingan Pembangunan Masyarakat. Dosen mata kuliah

Berdasarkan kerangka konsep dalam penelitian ini variabel independennya terdiri dari faktor pemudah (pendidikan, pengetahuan, sikap, paritas, pekerjaan dan

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA LOKASI : KABUPATEN BONE BOLANGO. THN

Rumah tangga menerima pendapatan dari tenaga kerja dan modal yang mereka miliki, membayar oajak kepada pemerintah, dan kemudian memutuskan berapa banyak

6024 Berdasarkan simpulan, maka saran yang dapat diajukkan pimpinan organisasi lebih memperhatikan iklim organisasi karyawan Grand Sinar Indah Hotel dimana kesesuaian tugas yang

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat pengaruh tinggi antara lingkungan kerja terhadap kinerja kar- yawan sesuai dengan hipotesis

Ketangguhan perajin batik tulis di Giriloyo ini mungkin bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang terkena bencana, untuk bisa bangkit menata kembali

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua dan intesitas komunikasi dalam keluarga terhadap kepribadian