• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Demografi Kota Pematangsiantar Tahun 2017 Berdasarkan Data Tahun 2007-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Keadaan Demografi Kota Pematangsiantar Tahun 2017 Berdasarkan Data Tahun 2007-2012"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

KEADAAN DEMOGRAFI KOTA PEMATANGSIANTAR

PADA TAHUN 2017 BERDASARKAN DATA

TAHUN 2007-2012

TUGAS AKHIR

BOY RANDY AGUSTA DAMANIK

112407106

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KEADAAN DEMOGRAFI KOTA PEMATANGSIANTAR

PADA TAHUN 2017 BERDASARKAN DATA

TAHUN 2007-2012

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya

BOY RANDY AGUSTA DAMANIK

112407106

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

JUDUL : KEADAAN DEMOGRAFI KOTA

PEMATANGSIANTAR TAHUN 2017

BERDASARKAN DATA TAHUN 2007-2012 KATEGORI : TUGAS AKHIR

NAMA : BOY RANDY AGUSTA DAMANIK

NIM : 112407125

PROGRAM STUDI : D3 STATISTIKA DEPARTEMEN : MATEMATIKA

FAKULTAS : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juli 2014

Diketahui Oleh,

Ketua Program Studi D3 Statistika Dosen Pembimbing

(4)

PERNYATAAN

KEADAAN DEMOGRAFI KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2017 BERDASARKAN DATA TAHUN 2007-2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

BOY RANDY AGUSTA DAMANIK

(5)

DAFTAR ISI

2.2.1 Tujuan-Tujuan dan Penggunaan Demografi 11

2.3 Pengertian-pengertian 12

(6)
(7)

4.4 Rasio (Ratio) 39

4.5 Kepadatan Penduduk 41

4.6 Proyeksi Jumlah Pendudukdi Kota Pematangsiantar 42

BAB 5. Implementasi Sistem 51 5.1 Pengertian Implementasi Sistem 51 5.2 SPSS dalam statistika 51

5.3 Mengaktifkan SPSS 52

5.4 Mengoperasikan SPSS 52

5.5 Input Data (Data View) 54

BAB 6. Kesimpulan dan Saran 62 6.1 Kesimpulan 62 6.2 Saran 62

Daftar Pustaka

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkaan peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara faktor-faktor yang mempengaruhi bertambahnya dan berkurangnya jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilisas), tetapi secara bersamaan akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalisas) yang terjadi pada semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah.

(9)

misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu. Akan tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara ini belum dapat menunjukkan karateristik penduduk dimasa yang akan dating. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data lebih rinci yakni mengenai tren fertilisas, mortalitas dan mobilitas.

Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur jumlah penduduk yang diinginkan hanya akan menumbuhkan masalah sosial ekonomis dengan segala pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi dari tahun disetiap tahunnya memerlukan tambahan investasi dan sarana dibidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal itu tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya.

(10)

Berkurangnya atau bertambahnya penduduk disuatu daerah mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan teknologi yang dimilikinya. Semakin tinggi teknologi yang dimiliki oleh suatu golongan penduduk, semakin luas kemungkinan memperbesar hasil-hasil produksi kebutuhan hidup dan semakin luas pula mata pencaharian untuk pertambahan penduduk. Setiap pendapatan baru dari lapangan teknologi sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan penduduk.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah pada waktu tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk atau perhitungan cacah, survey, serta catatan-catatan untuk dikaji dan disusun menjadi data. Data inilah yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangun dimasa yang akan datang.

Oleh sebab itu penulis mengajukan judul “Keadaan Demografi

Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2017 Berdasarkan Data Tahun

(11)

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menentukan tingkat pertambahan penduduk dimasa yang akan datang diperlukan data dasar yang menggambarkan pertumbuhan penduduk dimasa lampau. Dimana pertumbuhan ini biasanya setiap tahun dapat diketahui apakah bertambah ataupun berkurang. Dan pertambahan dapat diduga sebelumnya dapat menimbulkan masalah kepadatan jumlah penduduk di daerah-daerah tertentu.

Untuk membahas permasalahan yang dihadapi maka diperlukan perumusan masalah, diantaranya:

1. Menghitung laju pertambahan penduduk berdasarkan jenis kelamin.

2. Memperkirakan jumlah penduduk yang akan datang (2017) dengan menggunakan data tahun 2007-2012. 3. Memperkirakan perbandingan jenis kelamin (sex ratio)

penduduk tersebut.

1.3 Batasan Masalah

(12)

beberapa data yang bisa disajikan sebagai penelitian. Adapun cara yang digunakan penulis untuk memperoleh data adalah :

1. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan penulis adalah data skunder yaitu data yang dikutip dari data yang telah tersedia di dalam suatu perusahaan ( databerupa laporan yang diterima oleh BPS dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara per periode ). Jadi penulis tidak langsung memperoleh data dari sumbernya.

2. Penelitian Kepustakaan

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian kepustakaan yaitu untuk mencari data dari buku-buku atau sumber terbitan lainnya yang bersifat teoritis yang relevan dengan penelitian.

1.4 Lokasi Penelitian

(13)

1.5 Tinjauan Pustaka

Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan

“Grafien” yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan – tulisan mengenai

rakyat atau penduduk.

Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (USSP, 1982) defenisi demografi adalah Demografi is the scientific study of human population in primarily with the respect to their size, their structur ( compotition ) and development ( chage ). Dalam bahasa Indonesia apabila diterjemahkan maka artinya Demografi mempelajari penduduk ( suatu wilayah ) terutama mengenai struktur (komposisi) penduduk dan perkembangannya (perubahannya).

Philip M.Hauser dan Dudley (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut: Demografi mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahannya dan sebab – sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena fertilitas, mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas sosial.

(14)

penduduk ini sllau berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan oleh proses demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (mobilitas). Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, yang menggambarkan penduduk dari hasil sensus penduduk pada hari sensus tersebut. Data yang didapat pada hari dilakukannya sensus dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Setelah hari sensus tersebut dilakukan maka struktur penduduk akan berubah dari basis penduduk tadi. Unsur-unsur kependudukan yang dapat merubah stuktur kependudukan tersebut merupakan unsur-unsur yanag dinamis yang terdiri dari kelahiran, kematian dan migrasi. Proses perubahan tersebut juga dengan proses dinamis.

1.6 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

2. Menjelaskan pertumbuhan di masa lampau, penurunannya dan penyebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia. 3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk

(15)

4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

1.7 Kontribusi Penelitian

Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian iniadalah:

1. Mengetahui besar nilai pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar setiap periode.

2. Untuk mengamati dan memberikan penyajian data tentang pertumbuhan penduduk.

3. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai riset dan menganalisis data.

1.8 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(16)

Metode Penulisan Kepustakaan (Study Literature) yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugasakhir.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, penulis melakukannya dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh darikantor Kepolisian Negara Indonesia Daerah Sumatera Utara.

3. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan Analisis Korelasi serta pengolahan data menggunakan program computer spss statistics 17.0 Korelasi digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variable-variabel.

(17)

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis antara lain:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang sumber-seumber data kependudukan, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk beserta pengertiannya, proyeksi dan kegunaannya, dan perhitungan-perhitungan.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT LOKASI RISET

Dalam bab ini dijelaskan tentang sejarah singkat BPS yang meliputi sejarah BPS dari masa ke masa, tata kerja kegiatan dan program pengembangan.

BAB 4 : KAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

(18)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini berisikan penguraian tentang program atau software yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel, langkah-langkah pengolahan data, implementasi system dan hasil output.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Masalah Kependudukan

Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah Nasional yang besar dan memelukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lain, yaitu :

1. Jumlah penduduk yang besar 2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

3. Penyebaran penduduk yang tidak merata 4. Komposisi umur penduduk yang timpang 5. Dan masalah mobilitas penduduk

(20)

2.2 Pengertian Dasar Demografi

Kata demografi berasal dari bahasa yunani yang berarti “Demo” adalah rakyat

atau penduduk dan “Grafein” artinya menulis. Jadi, Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini pertama kalinya diutarakan oleh Achille Guillard dalam karangannya yang berjudul “Elements The Statistique Humaine on Demographic Compares” pada tahun 1885.

Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi Demografi adalah: Demographic is the scientific study of human population in primaliry with the respect to their size, their structure (composition) and their

development (change). Terjemahannya adalah Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).

Philip M. Hauser dan Duddly Duncan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut: Demography is the study of size, territorial distribution and composition of population, changes there in and the components

of such social which maybe identified as natality, territorial movement

(21)

timbul karena natalitas (fertlitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).

Masih banyak lagi yang menjelaskan tentang pengertian demografi. Maka dari itu kedua definisi diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut:

1. Demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur meliputi: jumlah, penyebaran dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian dan migrasi penduduk.

2. Demografi dalam pengertian yang sempit dinyatakan sebagai: “Demografi formal” yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk, distribusi

(22)

3. Dalam pengertian yang lebih luas, Demografi juga memperhatian berbagai karateristik indvidu maupun kelompok, yang meliputi tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Karateristik sosial dapat mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan, aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan aspek budaya berkaitan dengan persepsi, aspirasi dan harapan-harapan.

2.2.1 Tujuan-Tujuan dan Penggunaan Demografi

Menurut para ahli demografi, tujuan demografi dibagi menjadi 4 tujuan pokok yaitu:

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

2. Menjelaskan pertumbuhan di masa lampau, penururnannya dan pesebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia 3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk

dengan berbagi macam-macam aspek organisasi sosial.

4. Mencoba meramakan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan kosekuensinya.

(23)

perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian da perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, jalan, rumah sakit, pusat pertokoan, dan pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan pada data kependudukan.

2.3 Pengertian-pengertian

Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.

2.3.1 Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di Wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

2.3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang trerjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase.

(24)

a.Fertilitas

Fertilitas atau kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh sekelompok wanita (proses reproduksi)

b.Mortalitas

Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnta semua tanda-tanda kehidupan ecara permanen yang biasa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

c.Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatu tempat ketempat lain melampaui batas politik/Negara ataupun batas administrasi atau batas bagian dalam suatu Negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relative permanen di suatu daerah lain.

2.3.3 Susuan Penduduk

(25)

laki-laki dan wanita bias mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.

2.4Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk merupan indikator dari pada tekanan penduduk disuatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditemapti dinyatakan dengan banyaknya penduduk per kilometre persegi.

Kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

2.5Proyeksi

(26)

inilah yang mentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk yang akan datang.

Untuk menentukan asumsu tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi di masa yang akan datang, diperlukan datan yang menggambarkan keadaan di masa lampau hingga kini, faktor-faktor yang mempengaruhi masa komponen, dan hubungan antara satu dengan komponen yang lain serta target yang akan dicapai di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periode perlu direvisi, karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi yang melandasi proyeksi lama tidak sesuai lagi dengan kenyataannya.

Pertumbuhan jumlah penduduk dapat dipengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada 2007-2012. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat Kabupaten/Kota.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut:

(27)

2.Memproyeksikan penduduk Kota Pematangsiantar menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk tahun 2007-2012 dengan Metode Geometrik.

Adapun rumus Geometrik Rate of Growth tersebut adalah:

Dengan:

= Jumalah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Angka pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu dalam tahun

2.6 Metode yang Digunakan

2.6.1 Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen (%).

(28)

yaitu dengan memperhitungkan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan:

= Jumalah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Angka pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu dalam tahun

2.6.2 Rasio Jenis Kelamin

Rasio adalah perbandingan dua perangkat yang dinyatakan dalam satu satuan tertentu. Dalam pengertiannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran rasio ini sangat sering dilakukan.

Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum dapat ditulis:

(29)

Dengan:

SRi = Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun Mi = Jumlah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan i tahun K = Konstanta, biasanya100

2.7 Perkembangan Penduduk

Peekembangan penduduk jumlah penduduk sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Ada tiga tahapan perkembangan peradapan manusia hingga kini: Pertama, zaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi keidupan. Kedua, zaman ketika manusa mulai mengembangkan usaha pertanian atau kehidupan yang sifatnya nomadis menjadi kehidupan menetap di sekitar daerah pertanian. Ketiga, zaman mulai era industrialisasi, yaitu sekita pertengahan abad ke-17 seseudah masehi. Zaman ini ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat industry, dan semakin berkembangnya kota-kota sebagai tempat permukiman manusia.

(30)
(31)

BAB 3

SEJARAH TEMPAT RISET

1.1Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah lembaga negara non departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian,pertambangan,kependudukan,sosial,ketenagakerjaan,

keuangan,pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal di atas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi dilapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yangserupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya.

1.2Visi dan Misi

1.2.1 Visi

Visi dari Badan Pusat Statistik adalah pelopor data statistik terpercaya untuksemua.

3.2.2 Misi

(32)

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi,pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka SistemStatistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

1.3Kedudukan

BPS Propinsi Sumatera Utara adalah Perwakilan Badan Pusat Statistik RI diPropinsi Sumatera Utara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPS RI dan melaksanakan koordinasi dengan Kepala Daerah setempat.

1.4Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Badan Pusat Statistik

(33)

1.4.1 Tugas

Tugas BPS Propinsi Sumatera Utara adalah melaksanakan penyelenggaraan statistik dasar di Propinsi Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan dibidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang kegiatan statistik, dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian,keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

1.4.3 Kewenangan

(34)

1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya

2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secaramakro

3. Penetapan sistem informasi dibidangnya

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang kegiatan statistik b. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.

1.5Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik menjamin kepastian hukum bagi penyelenggara dan pengguna statistik baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan adanya Undang-Undang Statistik ini maka kepentingan masyarakat pengguna statistik akan terjamin terutama atas nilai informasi yang diperolehnya.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik yang mengamanatkan bahwa BPS berkewajiban menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

(35)

BPS sebagai lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah.

1.6Struktur Organisasi

Bentuk strukur organisasi yang diterapkan Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara adalah : Struktur Organisasi Garis (Line) dan staf. Wewenang mengenai tugas dan tanggung jawab perusahaan dipegang sepenuhnya olehpejabat pimpinan (Kepala Kantor). Selanjutnya mengenai urusan–urusan dalamfungsi organisasi atau perusahaan, pimpinan berwenang kepada pejabat staf (Kepala Bagian) yang memberikan bahan masukan kepada pimpinan dalam pengambilan keputusan dan tidak berwenang memberikan perintah kepada pegawai yang ada dalam organisasi walaupun seorang pegawai termasuk ke dalam satuan organisasi yang dipimpin oleh seorang pejabat lain. Berikut bagan struktur organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara.

3.7 Logo BPS

(36)

BAB 4

KAJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Arti dan Kegunaan Kajian Data

Kajian data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:

1. Membandingkan dua hal atau lebih variable unutk mengetahui selisih atau rasio kemudian diambil kesimpulan.

2. Mengurangi atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil agar dapat:

a. Mengetahui komponen yang menonjol.

b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya. c. Membandingkan beberapa komponen dengan keseluruhannya.

3. Memperkirakan atau membandingkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatau kejadian lainnya serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan perubahan nilai suatu variablenya.

(37)

Luas daerah Kota Pematangsiantar adalah sekitar 79.971 . Keadaan penduduk Kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian.

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

Grafik 4.1 Jumlah penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin

(38)

4.3 Angka Beban Ketergantungan

Angka beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang produktif (umur antara 15-64 tahun).

Angka beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indicator ekonomi suatu Negara maju atau tidak. Negara-negara yang berkembang dengan fertilitas yang tinggi mempunyai angka beban ketergantungan yang lebih tinggi pula, disebabkan besarnya proporsi anak-anak di dalam komposisi penduduk tersebut. Besarnya angka beban ketergantungan di Kota Pematangsiantar dapat kita hitung dengan menggunakan rumus:

Dengan:

= Jumlah penduduk umur 0-14 tahun = Jumlah penduduk umur 65 tahun keatas = Jumlah penduduk umur 15-64 tahun

(39)

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11696 11032 22728

Jumlah/Total 111598 115327 226925

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut:

= 74.914 = 7.705 = 144.306

Bila harga-harga di distribusikan kedalam rumus, didapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut:

(40)

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yag produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11765 11125 22890

Jumlah/Total 112336 116349 228685

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut:

(41)

= 57

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11877 11236 23113

Jumlah/Total 113836 117871 231707

(42)

Dari table di dapat harga-harga sebagai berikut:

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11184 10730 21914

2 5-9 11920 11366 23286

3 10-14 12044 11655 23699

4 15-19 12663 13004 25667

(43)

7 30-34 8339 8374 16713

Jumlah/Total 114561 120137 234698

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table di dapat harga-harga sebagai berikut:

(44)

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 10972 10513 21485

Jumlah/Total 115679 121214 236893

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table di dapat harga-harga sebagai berikut:

(45)

= 51

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 51 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2012

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11242 10877 22119

Jumlah/Total 115488 121459 236947

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Dari table di dapat harga-harga sebagai berikut:

(46)

Bila Harga-harga di distribusikan ke rumus, di dapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut:

= 50

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 50 orang yang tidak produktif.

4.4 Rasio (Ratio)

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu.

a. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio = SR)

Rasio jenis kelamin yaitu perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan yang disimbolkan dengan SR (Sex Ratio). Jika jumlah laki-laki dinyatakan dengan symbol M dan jumlah perempuan dinyatakan dengan symbol F, maka rasio jenis kelamin dapat

dituliskan dengan rumus:

(47)

Dengan:

M = Jumlah laki-laki

F = Jumlah perempuan

K = Konstanta besarnya sama dengan 100

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

2007 111598 115327 226925

2008 112336 116349 228685

2009 113836 117871 231707

2010 114561 120137 234698

2011 115679 121214 236893

2012 115488 121459 236947

Dari table diatas dapat dihitiung Rasio Jenis Kelamin dengan rumus sebagai berikut:

(48)

(49)

b. Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio = CWR)

Rasio anak perempuan (Child Women Ratio = CWR) adalah perbandingan antara anak dengan perempuan, yaitu jumlah penduduk dibawah usia 5 tahun terhadap jumlah perempuan subur (usia melahirkan atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun.

Dimana:

CWR = Rasio Anak Wanita (Child Women Ratio)

= Jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun

= Jumlah penduduk usia 15-49 tahun

Dari table 4.1-4.7 mengenai komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Pematangsiantar dapat dihitung Rasio Anak perempuan dengan rumus sebagai berikut:

(50)

Jadi, perbandungan antara anak (umur 0-4 tahun) terhadap jumlah perumpuan subur (umur 15-49 tahun) yaitu sebesar ± 17 jiwa dimana setiap tahunnya hampir sama.

4.5 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk (KP) adalah jumlah penduduk per satuan unit wilayah atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:

(51)

Luas wilayah Kota Pematangsiantar adalah 79,97 dan dari table 4.1 dapat dihitung kepadatan penduduk dari tahun 2007-2012 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

2007 111598 115327 226925

2008 112336 116349 228685

2009 113836 117871 231707

2010 114561 120137 234698

2011 115679 121214 236893

2012 115488 121459 236947

(52)

4.6 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kota Pematangsiantar

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang rerjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Hampir semua Negara maju telah menyusun perkiraan jumlah seluruh penduduk setiap tahun. Dalam hal ini prosedur untuk menghitungkan angka pertumbuhan penduduk dikatakan cukup sederhana, karena perhitungannya dilakukan dengan membagi pertumbuhan jumlah penduduk selama tahun yang bersangkutan dengan jumlah penduduk pada awak tahun.

Pada kenyataannya banyak Negara tidak mempunyai angka yang tepat mengenai kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk dan pada akhirnya jumlah penduduk yang paling tepat banyaj diketahui dari hasil sensus.

Dari data rentang 6 tahunan tersebut, maka besarnta tingkat penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus pertumbuhan geometric, yaitu:

Dengan:

(53)

r = Angkat pertumbuhan penduduk

t = Jangka waktu (dalam banyaknya tahun)

(54)

1 + r = 1,011004104

Dengan diperolehnya pertumbuhan penduduk untuk kota pematangsiantar maka proyeksi atau taksiran jumlah penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan persentase perubahan jumlah penduduk Kota Pematangsiantar tahun 2013-2017 dengan menggunakan rumus berikut:

(55)

2. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2014

3. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2015 a. Untuk Laki-laki

4. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2016 a. Untuk Laki-laki

(56)

= 115.488

5. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2017 a. Untuk Laki-laki

Tabel 4.7 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar

Tahun 2013-2017

No Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 2013 117365 124147 241512

(57)

4 2016 120237 128290 248527

5 2017 121210 129720 250930

Jumlah 596398 634564 1230962

Grafik 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2013-2017

(58)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desai tertulis kedalam programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibenetuk memiliki kelebihan tersendiri.

(59)

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam sistem operasi Windows. Kemudian klik tombol start pada task bar, kemudian klik all program, lalu pilih Microsoft Office, kemudian ada menu program Excel, maka pilih aplikasi Excel tersebut.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu antara lain:

1. Hasil proyeksi yang penulis lakukan bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2013 adalah sebesar 117.365 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 124.147 jiwa. Pada tahun 2014 penduduk laki-laki adalah

sebesar 118.314 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 125.513

jiwa. Pada tahun 2015 penduduk laki-laki adalah sebesar 119.272 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 126.894 jiwa. Pada tahun 2016

penduduk laki-laki adalah sebesar 120.237 jiwa, sedangkan penduduk

perempuan 128.290 jiwa. Pada tahun 2017 penduduk lak-laki adalah 121.210

(60)

2. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya relatif naik. Namun tidak mengalami kenaikan yang begitu signifikan. Perkembangan jumlah penduduk disebabkan

angka kelahiran yang tinggi.

3. Angka beban tanggungan di Kota Pematangsiantar ± 56 orang. Ini berarti setiap 100 orang produktif di Kota Pematangsiantar menanggung 56 orang yang tidak produktif.

6.1 Saran

1. Pertumbuhan penduduk yang relative naik perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, yang mana dapat memberikan pemecahan masalah kependudukan tersebut serta mengambil suatu kebijakan yang dapat mensukseskan pembangunan kependudukan di Kota Pematangsiantar. Salah satunya yaitu menerapkan Keluarga Berencana yang sangat mempengaruhi masalah kependudukan.

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar. 2008. Statistika Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta: Elex Media Kompetindo.

BPS. 2007. Pematangsiantar dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik.

BPS. 2008. Pematangsiantar dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik.

BPS. 2009. Pematangsiantar dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik.

BPS. 2010-2012. Pematangsiantar dalam Angka 2010-2012. Badan Pusat Statistik.

Mantra, Ida Bagus Dr. 2003. Demografi Umum. Edisi ke -2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://east-crew-daru.blogspot.com/2012/01/pertumbuhan-penduduk.html

Gambar

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007
Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat dalam UUPK perngertian pelaku usaha terdapat dalam Pasal 1 ayat 3 yang menyatakan pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha hukum yang didirikan

dari asumsi dasar, norma-norma, dan/atau nilai-nilai individu yang berlaku dalam kelompok, atau organisasi tentang bagaimana berinteraksi dengan pihak lain, bekerja

[r]

Ciri-ciri tersebut dapat diterlihat di kelas antara lain dengan: mengikuti pembelajaran dengan tertib ketika pembelajaran sudah dimulai, menjawab pertanyaan yang

 Kepercayaan berbasis identifikasi mengijinkan satu pihak untuk menjalani sebagai agen orang lain dalam transaksi interpersonal dan orang lain dapat mempercayainya

pembelajaran kooperatif tip e TGT. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kemandirian belajar matematika siswa. Data kemandirian belajar matematika siswa

Hasil Uji Wilcoxon antara variabel self regulation terhadap kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis pada lansia di Dusun Sendangrejo Desa Banjardowo Kecamatan

Kecenderungan yang terjadi pada mahasiswa-mahasiswa yang duduk di perguruan tinggi sekarang adalah kebanyakan dari mereka lebih menginginkan pekerjaan yang mapan dengan