• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE JIGSAWPADA SISWAKELAS IV SDN 2 SUMBEREJO KEMILING BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE JIGSAWPADA SISWAKELAS IV SDN 2 SUMBEREJO KEMILING BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

RESMIYATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE

JIGSAWPADA SISWAKELAS IV SDN 2 SUMBEREJO KEMILING BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2013/2014

OLEH RESMIYATI

Aktivitas dan hasil belajara matematika siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling Bandar Lampung masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Bandar Lampung sebanyak 36 siswa. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, serta soaltes. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa siklus I adalah 51,50% yaitu kategori rendah dan pada siklus II 86,50% yaitu kategori sangat tinggi. Hasil belajar siswa siklus I diperoleh nilai rata-rata 65 dan pada siklus II meningkat menjadi 85. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I belum tercapai yaitu 69% dan pada siklus II sudah tercapai dan meningkat menjadi 85%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada materi mengurutkan bilangan kelas IV SDN 2 Sumberjo Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Teori Belajar ... 7

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 7

2.2 Aktivitas Belajar ... 10

2.3 Hasil Belajar... 11

2.4Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 12

2.4.1 Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar ... 13

2.4.2 Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 14

2.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar... 15

2.6 Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

2.7Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw ... 17

2.8 Hipotesis Tindakan ... 21

BAB IIIMETODE PENELITIAN... 22

3.1Setting Penelitian ... 22

3.2Prosedur Penelitian ... 22

3.3Teknik Pengambilan Data ... 25

3.4Teknik Analisis Data ... 28

3.5Prosedur Penelitian ... 29

3.6Indikator Keberhasilan ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Prosedur Penelitian ... 34

1. Deskripsi Awal ... 34

(7)

1. Pelaksanaan Siklus I ... 36

a. Pertemuan 1 ... 36

b. Pertemuan 2 ... 37

2. Hasil Observasi Siklus I ... 38

a. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 38

b. Kinerja Guru Siklus I ... 40

c. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 42

d. Refleksi Siklus I ... 43

e. Saran Perbaikan untuk Siklus II ... 44

4.3 Hasil Penelitian Siklus II ... 45

1. Pelaksanaan Siklus II ... 45

a. Pertemuan 1 ... 46

b. Pertemuan 2 ... 48

2. Hasil Observasi Siklus II ... 49

a. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 49

b. Kinerja Guru Siklus II ... 50

c. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 52

d. Refleksi Siklus II ... 53

4.4 Pembahasan ... 54

1. Aktivitas Siswa ... 54

2. Kinerja Guru ... 61

2. Hasil Belajar ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1. Kesimpulan... 65

5.2. Saran ... 66

(8)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak ditetapkannya Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan

berikutnya Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan (SKL), maka di sekolah-sekolah dari jenjang pendidikan dasar

diterapkan kurikulum baru yang dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan disingkat KTSP, sebagai penyempurnaan dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. KTSP menghembuskan perubahan

dari model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered)

menjadi model pembelajaran yang berpusat pada subjek didik (students

centered), perubahan dari kegiatan mengajar menjadi kegiatan membelajarkan.

Di balik perubahan-perubahan besar dan mendasar yang dihembuskan oleh

KTSP, tantangan yang dihadapi oleh guru tidaklah semakin ringan,

melainkan semakin berat. Penerapan Standar Isi dan Standar Kompetensi

sebagai acuan dasar dalam penyusunan KTSP membawa konsekuensi yang

tidak ringan dalam implementasinya di lapangan. KTSP menuntut adanya

profesionalisme yang tinggi dari guru. Kaitannya dengan konsep

pembelajaran matematika, KTSP menghendaki dilakukannya perubahan

(9)

menyatakan “dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa terlibat dalam

sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya, dalam interaksi

itu siswa yang lebih aktif, bukan guru”.Berarti bahwa kegiatan pembelajaran

harus berpusat pada siswa, dan bukan pada guru.

Matematika merupakan ilmu yang dipelajari mulai dari sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua

siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan

berfikir logis dan kreatif. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) matematika sekolah dasar, ada beberapa kajian materi yang harus

dikuasai oleh siswa sekolah dasar meliputi bilangan, pengukuran, dan

pengolahan data. Salah satu bidang kajian tersebut adalah pengolahan data

yang meliputi pecahan biasa. Seorang guru perlu menanamkan konsep dalam

materimengurutkan bilangan kepada siswa dengan baik agar dapat

dipahaminya, sehingga siswa mengerti dan memahami konsep tersebut dan

dapat diaplikasikannya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

sehari-hari.

Namun pada kenyataannya dari hasil pra penelitian yang dilakukan peneliti di

SDN 2 Sumberejo Kemilingditemukan permasalahan pada pembelajaran

matematika, khususnya dalammaterimengurutkan bilangan. Pembelajaran

materi mengurutkan bilanganmasih berpusat pada guru, dan guru kurang

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru hanya menggunakan

metode ceramah dalam proses pembelajaran. Meskipun guru memberikan

(10)

diberikan guru. Siswa kurang dilibatkan secara langsung untuk menemukan

sendiri dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga

menyebabkan kurangnya penguasaan siswa terhadap konsep dalam

materimengurutkan bilangan. Selain itu juga, dalam memberikan materi

pembelajaran mengurutkan bilangan, guru jarang mengarahkan siswa untuk

bekerja dalam kelompok sehingga pembelajaran kurang menarik minat siswa.

Padahal kerja dalam kelompok dapat digunakan sebagai titik awal

pembelajaran matematika, siswa dapat saling bekerja sama dan membantu

dalam memahami materi yang disampaikan guru.Hal ini dapat dilihat dari

hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemilingpada materi

mengurutkan bilanganyaitu hanya 16 siswa dari 36 siswa yang mencapai

KKM (44%). Berarti 20 siswa atau 56 % belum mencapai KKM dimana

KKM yang ditetapkan adalah 60. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 Data Nilai Siswa Kelas IV SDN 2 Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013

No Nilai Jumlah Siswa Persentase Ket

1. 0-60 20 56% Belum Tuntas

2. 61-100 16 44% Tuntas

Jumlah 36 100%

Sumber: SDN 2 Sumberejo

Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu tindakan pembelajaran yang dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswadalammaterimengurutkan

(11)

dan hasil belajar matematika siswa khususnya pada materimengurutkan

bilanganadalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe

Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawmerupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan

siswa yang berbeda-beda. Model pembelajaran ini dipandang sebagai model

yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan matematika yang

dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang

disampaikan guru. Masalah-masalah dalam pembelajaran matematika dapat

mereka pecahkan bersama teman dalam satu kelompoknya. Siswa yang lebih

pandai dapat membantu siswa lain dalam memahami materi yang mereka

terima.

Implementasimodel pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdiharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi mengurutkan bilangan,

karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawmembantu guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dengan lebih mudah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, peneliti

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa Kelas IV SDN 2 Sumberejo masih

rendah.

2. Pembelajaran materimengurutkan bilanganmasih berpusat pada guru dan

(12)

3. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

4. Guru memberikan materi pelajaran,jarang mengarahkan siswa bekerja

dalam kelompok.

1.3 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

Bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawbagi siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling tahun pelajaran 2013/2014?

2. Pemecahan Masalah

Penulis akan melakukan pemecahan masalah untuk penelitian ini sebagai

berikut:

a. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 2

Sumberejo.

b. Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawuntuk pembelajaran matematika.

c. Menggunakan alat peraga sehingga siswa dapat dengan mudah

(13)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tindakan kelas

ini adalah :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika dalam

materimengurutkan bilangan melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsawpada siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemilingtahun pelajaran 2013/2014.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika dalam materi mengurutkan

bilanganmelalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawpada siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling tahun pelajaran 2013/2014.

3. Untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja guru dalam proses

pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo

Kemiling tahun pelajaran 2013/2014.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi siswa

1) Memberikan motivasi belajar dan meningkatkan hasil belajar

matematika kepada siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling

tahun pelajaran 2013/2014.

2) Meningkatkan proses belajar matematika dengan tidak hanya banyak

(14)

3) Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih memudahkan

siswa dalam memahami materi.

2. Bagi guru

1) Sebagai informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelas,

menambah pengetahuan guru serta mengembangkan kemampuan

guru dalam mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang

profesional.

2) Berkreasi untuk memperbaiki citra proses pengajaran dan hasil

belajar matematika.

3. Bagi SDN 2 Sumberejo Kemiling

1) Memberikan landasan kebijakan yang akan diambil sebagai upaya

untuk perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah.

2) Meningkatkan Standar Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata

pelajaranmatematika kelas IV.

3) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi Peneliti

1) Agar lebih memahami dan mengerti langkah-langkah metode belajar

dalam menyampaikan pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

2) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan metode

pembelajaran yang tidak membosankan dapat meningkatkan hasil

(15)

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran dilakukan oleh semua orang sejak mereka kecil. Belajar

yang mereka lakukan memiliki tujuan bahwa ada perubahan dari apa yang

dilakukan sebelumnya. Belajar bukan hanya pada perubahan nilai, namun belajar

juga diharapkan ada perubahan sikap. Belajar sebagai karakteristik yang

membedakan manusia dengan makhluk lain adalah aktivitas yang selalu

dilakukan sepanjang hayat manusia. Menurut Sumiati (2009:38) dalam bukunya

Metode Pembelajaran “belajar adalah proses perubahan prilaku akibat interaksi

individu dengan lingkungannya”. Jadi perubahan prilakunya adalah hasil belajar.

Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang

sebelumnya tidak dapat dilakukan.

Menurut Sutikno dalam bukunya Strategi Belajar

Mengajar(2010:5)mengemukakan bahwa, “belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Lebih lanjut

(16)

dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun

teori.

Menurut Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif (2002:12) mengemukakan

bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan

perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuannya.

Sumiati (2009:1) mengemukakan bahwapembelajaran pada dasarnya membahas

pertanyaan apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, dan seberapa baik tentang

pembelajaran. Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran merupakan

tantangan yang dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam dunia

kependidikan. Banyak upaya yang telah dilakukan, banyak keberhasilan yang

telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya

memberikan hasil yang memuaskan sehingga menuntut pemikiran dan kerja keras

untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya

adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas

tertentu. Belajar bukan hanya hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus

diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain atau guru hanya sebagai

perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar mengajar agar belajar itu dapat

berhasil dengan baik. Sedangkan pembelajaran adalah proses atau aktivitas belajar

dan mengajar yang terjadi di dalam kelas. Pada prosesnya pembelajaran itu sendiri

(17)

bermakna sehingga proses belajar dapat benar-benar dirasakan oleh siswa.

Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa antara belajar dan pembelajaran memiliki

hubungan yang erat. Artinya dalam pembelajaran yang baik tentu akan tercipta

proses belajar yang baik pula.

2.2 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang sangat informal sampai dengan

yang sangat formal, dari bahan materi yang sangat sederhana sampai bahan materi

yang sangat rumit. Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang alamiah sampai

proses yang ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah “kegiatan/keaktifan”. Poewadarminto (2010:234) menjelaskan aktivitas

sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. Nasution menambahkan bahwa aktivitas

merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.

Menurut Sudirman (2008:13), faktor yang mempengaruhi belajar pada pokoknya

mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi belajar adalah :

1). Faktor endogin, ialah faktor yang datang dari pelajar atau mahasiswa sendiri. Faktor ini meliputi :

a) Faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) b) Faktor psychologis (faktor yang bersifat rohaniah)

2). Faktor exogin, ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau mahasiswa Faktor ini meliputi :

a) Faktor lingkungan keluarga b) Faktor lingkungan sekolah. c) Faktor lingkungan masyarakat.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan

klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101) menggolongkan

(18)

1) Visual Activities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.

4) Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5) Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model, mereparasi, bermain dan berternak.

7) Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8) Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada

siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan

berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

2.3 Hasil Belajar

Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian

terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah

hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran.

Rahmat (dalam Abidin. 2004:1) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah

penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan

tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah

menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Selanjutnya peranan hasil

(19)

a) Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

b) Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

c) Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan, atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.

d) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran.

e) Untuk keperluan supervisi bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten.

f) Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi

belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat

perubahan tingkahlaku siswa. Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah

hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan

nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya

proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru

setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

2.4Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Matematika adalah salah satu dasar penguasaan ilmu dan teknologi, baik aspek

terapannya maupun aspek penalarannya. Salah satu ciri utama matematika adalah

penggunaan simbol-simbol,misalnya menyatakan suatu fakta, konsep operasi

ataupun prinsip/aturan. Simbol-simbol yang terkandung didalamnya itu sehingga

mampulah matematika bertindak sebagai bahan keilmuan. Penguasaan

(20)

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada dua hal yang mendukung arah

penguasaan matematika untuk anak didik sekarang ini, yaitu: (1) Matematika

diperlukan sebagai alat bantu untuk memahami terjadinya peristiwa-peristiwa

alam dan sosial; (2) Matematika telah memiliki semua kegiatan manusia, baik

untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan profesional (Abdullah,2008).

Belajar matematika merupakan belajar konsep-konsep dan struktur abstrak yang

terdapat dalam matematika serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan

struktur matematika. Belajar matematika harus melalui proses yang bertahap dari

konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks. Setiap konsep

matematika dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama disajikan dalam

bentuk konkrit. Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara

pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan.

Dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep

menjadi pra syarat untuk konsep lain. Oleh sebab itu, siswa harus diberi

kesempatan untuk memahami setiap konsep yang diberikan.Dalam pembelajaran

matematika di tingkat SD, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali).

Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian dalam

pembelajaran di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal

yang baru bagi orang yang telah mengetahuinya, tetapi bagi siswa SD penemuan

(21)

2.4.1 Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar

Ruang lingkup matematika di Sekolah Dasar meliputi mata pelajaran matematika

pada satuan pendidikan sekolah dasar meliputi aspek-aspek,antara lain; 1)

bilangan; 2) geometri; 3) pengolahan data (Depdiknas, 2006).

Cakupan bilangan antara lain bilangan dan angka, perhitungan dan perkiraan.

Cakupan geometri antara lain bangun dua dimensi, tiga dimensi, tranformasi dan

simetri, lokasi dan susunan berkaitan dengan koordinat. Cakupan pengukuran

berkaitan dengan petbandingan kuantitas suaru obyek, penggunaan satuan ukuran

dan pengukuran.

2.4.2Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD)

Tujuan pembelajaran matematika di SD dapat kita lihat di dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan 2006 SD. Mata pelajaran matematika bertujuan agar

siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algortima, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar dan pembentukan

sikap siswa serta memberikan tekanan pada keterampilan dalam penerapan

(22)

dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai latihan dalam kehidupan

sehari-hari; (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan

melalui kegiatan matematika; (3) mengembangkan kemampuan dasar matematika

sebagai bekal belajar lebih lanjut; (4) membentuk sikap logis, kritis, cermat,

kreatif dan disiplin.

2.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Semester 1 (ganjil)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

1. Memahami dan

menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemahaman masalah.

1.1Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung. 1.2Mengurutkan bilangan.

1.3Melakukan operasi perkalian dan pembagian. 1.4Melakukan operasi hitung campuran.

1.5Melakukan penaksiran dan pembulatan. 1.6Memcahkan masalah yang melibatkan uang.

2. Memahami dan

menggunakan faktor dan kelipatan dalam

memecahkan masalah.

1.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan.

1.2 Menentukan kelipatan dan faktor persekutuan bilangan.

1.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB).

1.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK

Geometri dan Pengukuran 3. Menggunakan pengukuran

sudut, panjang, dan berat, dalam pemecahan

masalah.

1.1Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat.

1.2Menentukan hubungan antarsatuan waktu, antarsatuan panjang, dan antarsatuan berat. 1.3Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

satuan waktu, panjang, dan berat.

1.4Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan kuantitas.

4.Menggunakan konsep keliling dan luas bangun

(23)

datar sederhana dalam pemecahan masalah.

1.2Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajar genjang dan segitiga.

2.6 Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok.Setiap siswa yang ada dalam

kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan

rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku

yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran

kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk

menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan

adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas,

struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif

berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model

pembelajaran yang lain.Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil

belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman

dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai

berikut:

1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

(24)

4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Beberapa contoh pembelajaran kooperatif antara lain:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

2. Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi.

2.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Modelpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang

berbeda-beda. Model ini dipandang sebagai model pembelajaran yang paling sederhana

dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini

paling awal ditemukan dan dikembangkan oleh para peneliti pendidikan di John

Hopkins Universitas Amerika Serikat dengan menyediakan suatu bentuk belajar

kooperatif. Maksudnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan

elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk

memecahkan suatu permasalahan” (Arindawati, 2004:83-84). Sedangkan Menurut

Slavin (Ibrahim, 2005:27) dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat

saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan teman-temannya.

Pembelajaran kooperatif dimaksudkan, guru memberikan kesempatan kepada

(25)

berbicara, mendengar dan menghargai pendapat temannya, dan bersama-sama

membahas permasalahan atau tugas yang diberikan guru.

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan

teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).Pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari

beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan

bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota

lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

modelpembelajaran kooperatif tipe Jigsawadalah salah satu model pembelajaran yang berbentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan yang

berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan

ada kemampuan untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif

yang sangat sederhana.

2.7.1 Komponen Utama Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut Arindawati (2004:100-101)pembelajaran Jigsaw terdiri lima komponen utama, yaitu :

1. Penyajian kelas

Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas.

Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan

(26)

2. Kegiatan kelompok

Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling

membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan

menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

3. Kuis (Quizzes)

Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk

mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes

digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai

nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

4. Skor kemajuan (perkembangan ) individu

Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi

berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata

skor siswa yang lalu.

5. Penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing

kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok.

Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan

masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.

(27)

Menurut Slavin (Ibrahim, 2005:27) langkah-langkah proses pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw adalah seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

No Tahap Tingkah Laku Guru

1. Tahap

pendahuluan

1. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari, tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.

2. Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.

3. Mensosialiasakan kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa mengenal dan memahamimya.

4. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

2. Tahap

pengembangan

1. Guru mendemonstrasikan konsep atau keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau alat peraga.

2. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.

3. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya.

4. Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.

3 Tahap penerapan 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.

(28)

2.7.3 Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Ibrahim dkk (2000:54) mengemukakan kelebihan dari model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsawsebagai berikut.

1. Mengembangkan tingkah laku kooperatif

2. Menjalin/mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa

3. Mengembangkan kemampuan akademis siswa

4. Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif

dari pada guru.

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Ibrahim dkk (2000:54) mengemukakan kelemahan dari model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsawsebagai berikut:

1. Guru dan siswa kurang terbiasa dengan model pembelajaran ini karena

masih terbawa kebiasaan menggunakan metode konvensional, dimana

pemberian materi terjadi secara satu arah.

2. Memerlukan waktu yang relatif lama.

3. Tidak efektif untuk siswa yang banyak

4. Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru

5. Memerlukan persiapan yang matang

2.8Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka yang diuraikan maka dapat dirumuskan,hipotesis

penelitian tindakan kelas ini adalah jika pembelajaran matematika dalam

(29)

kooperatif tipe Jigsaw dengan langkah-langkah yang tepat makadapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 2

(30)

III. METODE PENELITIAN

1.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

Sumberejo Kemiling dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 18

siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Sumberejo Kemiling Jalan Imam bonjol

Gg. Bayur No.51Kemiling Bandar Lampung

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjiltahun pelajaran 2013/2014.

4. Lama Penelitian

Lama penelitian ini direncanakan selama 2 siklus.

1.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom action

(31)

Gambar 1: Alur pelaksanaan tindakan kelas (Suharsimi:2007)

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar

mengajar.

b) Menetapkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).

c) Menentukan skenario pembelajaran.

d) Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan.

e) Menyusun lembar kerja siswa.

f) Mengembangkan format evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa

terhadap materi yang disajikan.

g) Menyiapkan analisis soal-soal tes.

IDENTIFIKASI

SIKLUS I

PERENCANAAN

TINDAKAN OBSERVASI

REFLEKSI

SIKLUS II

PERENCANAAN TINDAKAN

OBSERVASI REFLEKSI

(32)

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas menerapkan kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Adapun urutan kegiatan direncanakan sebagai berikut:

a) Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan yaitu apersepsi dan

memberikan motivasi.

b) Membagi kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 siswa sehingga terbagi

kelompok belajar.

c) Di dalam kelompok siswa belajar sesuatu yang baru dengan cara

melakukan kegiatan yang sudah dirancang oleh peneliti dalam kegiatan

pembelajaran.

d) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

e) Menggunakan metode yang telah disiapkan peneliti untuk menjelaskan

konsep-konsep materi yang akan dipelajari.

f) Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan.

g) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu:

kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil

diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus.

3. Pengamatan terhadap tindakan

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan

yang berkaitan dengan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe

(33)

sebagai pengamat dan dibantu teman sejawat. Instrumen yang akan

digunakan untuk menghimpun data hasil belajar siswa dengan memberikan

angket pada setiap pembelajaran. Sedangkan untuk memperoleh data dan

hasil belajar siswa diperoleh dari ulangan-ulangan pada setiap siklus.

4. Refleksi terhadap tindakan

Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti melakukan refleksi

yang mencakup analisis dan penilaian. Dari hasil refleksi kemungkinan

muncul permasalah yang perlu mendapat perhatian, sehingga peneliti

melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang serta

refleksi ulang. Tahapan ini akan dilakukan secara berulang dan berkelanjutan

sampai permasalahan sudah bisa diatasi dengan siklus, rencana, tindakan,

observasi dan refleksi.

1.3 Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu: teknik

tes dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung

dari respon siswa.

1. Alat pengumpulan data

a) Instrumen observasi

Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar

(34)

b) Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil

belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi

mengurutkan bilangan.

2. Jenis data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

a) Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan menggunakan

instrumen tes formatif pada siklus I dan II. Data kuantitatif ini

diperoleh dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang

diberikan kepada siswa. Hasil tes formatif (tes akhir) dianalisis

menggunakan rumus :

Keterangan :

: nilai rata-rata kelas

: jumlah semua nilai siswa

: banyak siswa

(Suharsimi, 2010:264)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus

(35)

Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk

melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga

dijadikan bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau

bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model

pembelajaran yang tepat, Agip(2006:41). Adapun kriteria tingkat

keberhasilan belajar siswa dalam % adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa

Tingkat Keberhasilan Arti

≥80 Sangat tinggi

60-79 Tinggi

40-59 Sedang

20-39 Rendah

≤20 Sangat rendah

(Sumber: Agip, 2006:41)

b) Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diambil dari kegiatan observasi aktivitas.

Data observasi untuk mengetahui kesulitan siswa dan guru selama proses

pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan semua

prilaku siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dan II.Nilai aktivitas

siswa diperoleh dengan rumus :

Keterangan :

NP : nilai yang dicari atau diharapkan

(36)

Sm : skor maksimal observasi

100 : bilangan tetap

(Agip, 2006:42)

1.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang

dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan

akhir. Apakah setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Demikian juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis

terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Analisis dilakukan untuk

memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat didalamnya

sudah sesuai dengan kapasitas. (Aunurrahman, dkk. 2009 :9). Analisis data

yang dilakukan adalah:

a) Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan siklus 1. Baik data

kualitatif maupun data kuantitatif dengan menggunakan rumus :

b) Menganalisis data dengan membuat tabulasi persentase yang disajikan

dalam bentuk tabel.

c) Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil

pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, dan

(37)

1.5 Prosedur Penelitian

Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa penelitian tindakan

kelas berjalan melalui siklus-siklus dalam sebuah spiral, di mana setiap siklus

terdiri dari 4 (empat) tahapan kegiatan yang terus berulang dan meningkat.

Sejalan dengan itu maka prosedur pelaksanaan penelitian ini diwujudkan

dalam bentuk tahapan-tahapan siklus yang berkesinambungan dan

berkelanjutan, di mana untuk setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan

langkah yang secara garis besar adalah: (1) membuat perencanaan tindakan

/perbaikan;(2) implementasi atau pelaksanaan tindakan yang telah

direncanakan;(3) melakukan observasi atau pengamatan atas tindakan

perbaikan yang dilakukan; dan (4) melakukan refleksi, termasuk didalamnya

analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,

sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil sesuai

rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut pada

siklus berikutnya.

Untuk lebih jelasnya, prosedur pelaksanaan penelitian ini bisa dipaparkan

sebagai berikut:

Siklus 1:

a. Perencanaan Tindakan

1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran.

2. Mempersiapkan skenario pembelajaran.

(38)

b. Implementasi atau pelaksanaan tindakan

1) Guru memberikan penjelasan tentang materi mengurutkan bilangan.

2) Guru memberikan pokok bahasan yang berbeda-beda pada setiap

kelompok.

3) Masing-masing kelompok mencari informasi sebanyak-banyaknya

tentang pokok bahasan yang diberikan guru.

4) Masing-masing ketua kelompok mengunjungi kelompok lain untuk

memahami pokok bahasan yang diberikan guru pada kelompok

tersebut.

5) Ketua kelompok kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan tentang

pokok bahasan yang diterimanya dari kelompok yang dikunjungi.

6) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

7) Masing-masing siswa menjawab soal evaluasi secara individu untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

dengan model pembelajaran tipe Jigsaw.

8) Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan.

9) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu:

kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil

diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus.

c. Observasi atau pengamatan terhadap tindakan

Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan. Untuk mengamati hal

berikut ini:

(39)

2. Ketepatan waktu

3. Kendala yang dihadapi

4. Kondisi yang mendukung

d. Refleksi

Analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,

sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil

sesuai rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut

pada siklus berikutnya.

Siklus II

a. Perencanaan tindakan

1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran.

2. Mempersiapkan skenario pembelajaran.

3. Mempersiapkan mempersiapkan soal untuk pembelajaran Jigsaw.

b. Tindakan

1. Guru dan siswa berdiskusi untuk mengkoreksi PR

tentangmengurutkan bilangan.

2. Guru memberikan penjelasan tentang cara mengurutkan bilangan

3. Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa untuk

(40)

4. Guru menjelaskan materi lanjutan sesuai indikator yang dibuat, dan

memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk memahami

materi yang berbeda-beda.

5. Perwakilan dari setiap kelompok mengunjungi kelompok lain

untuk bertanya tentang materi yang sudah mereka pahami.

6. Perwakilan dari masing-masing kelompok kembali ke

kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan materi yang

disampaikan oleh teman kelompok lain.

7. Guru memberi beberapa soal (LKS) yang dikerjakan siswa

bersama kelompoknya.

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil jawabannya ke

depan kelas.

9. Guru dan siswa mendiskusikan jawaban yang diberikan.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaaan dengan tindakan. Untuk mengamati

hal berikut ini:

1. Jumlah siswa yang aktif dan tidak aktif

2. Ketepatan waktu

3. Kendala yang dihadapi

(41)

d. Refleksi

Analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,

sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil

sesuai rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih

lanjut pada siklus berikutnya.

3.6 Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang

dilakukan ini adalah apabila hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika materi mengurutkan bilangan telah menunjukan peningkatan

pada setiap siklusnya. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsawini jika >75 % siswa memperoleh nilai tes formatif KKM (kriteria

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV

SDN 2 Sumberejo Bandar Lampung terhadap mata pelajaran matematika dalam

materi mengurutkan bilangan pada dapat disimpulkan:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran

matematika pada materi mengurutkan bilangan dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 SumberejoBandar Lampung. Hal

ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa

mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan disetiap

siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari siklus I yaitu 51,50%

menjadi 86,50%.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran

matematika pada materi mengurutkan bilangan dapat meningkatkan hasil

belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Bandar

Lampung. Hal ini sesuai pengamatan observer yang telah dilakukan pada

siswa mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan di setiap

(43)

85 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan belajar meningkat 69% di siklus I

menjadi 83% di siklus II.

5.2 Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar

dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara otomatis

akan membentuk budaya senang belajar.

2. Kepada guru, untuk senantiasa menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsawdalam proses pembelajaran, karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pelajaran karena dapat menciptakan komunitas belajar

(learning comunity) yang pada akhirnya menciptakan kebiasan belajar

secara kontinyu.

3. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang

mendukung pembelajaran yang masih belum ada, agar proses

pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar peserta

didik dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan

sistem terpadu yang dapat mendukung segala aktivitas belajar terutama

terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja para pendidik.

4. Kepada peneliti lanjutan, penelitian ini mengkaji penggunaan model

(44)
(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2008. Hakikat Pembelajaran Matematika. http://cumanulisaja.blogspot. com/2012/10/hakekat-pembelajaran-matematika-di-sd.html.

Abidin, Zainal. 2004. Evaluasi Pengajaran. UNP. Padang.

Agib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. CV Irama Widya. Bandung.

Arends 2001. Metode Jigsaw http://ennipurnawati.wordpress.com/2012/03/20/ metode-jigsaw-4/

Arindawati. 2004. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. http://www.sarjanaku. com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html

Darmansyah. 2006, Penelitian Tindakan Kelas , UNP

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Fathurrohman, Pupuh. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Refika Aditama,

Hakim, Thursan. 2002. Belajar Secara Efektif. Sindur pres, Semarang

Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Ibrahim. 2000. http://www.gurukelas.com/2012/09/cooperative-learning-dengan-teknik-jigsaw-metode-jigsaw.html

Nasution. 2009. Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli. http://www. duasatu.web.id/2012/07/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html

Poewadarminto, WJS. 2011. Definisi Aktivitas Belajar. http://www.bukuhalus. com/2011/74/ definisi-aktivitas-belajar.html.

Ratumanan. 20002. Kooperatif Learning dengan Tipe Jigsaw. http://www. gurukelas.com/2012/09/cooperative-learning-dengan-teknik-jigsaw-metode-jigsaw.html.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada : Jakarta.

(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)

74

Satuan Pendidikan : SDN 2 Sumberejo

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV / 1 (ganjil)

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Tingkat

Lingkup Alokasi

Waktu

Nilai Karakter

1 2 3 1. Memahami dan

menggunakan tempat puluhan ribu suatu bilangan. 2. Membandingkan dua

buah bilangan puluhan ribu.

3. Mengurutkan bilangan dari yang terkecil.

(52)

75

Kelas/Semester : IV (empat) / 1 (ganjil)

Mata Pelajaran : Matematika

Standar Kompetensi :1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi

Teknik Bentuk

Instrumen ilangan dari yang terkecil. pulahn ribu suatu bilangan.

1. Nilai tempat angka 6 pada bilangan 234.456 adalah ...

2. 1.567 ... 1.345 3. Urutan bilangan

(53)

76

Instrumen Instrumen

(54)

77

Instrumen Instrumen

dikerjakan per kelompok. 7. Siswa

mendiskusikan jawaban LKS bersama kelompoknya. 8. Siswa

mempresentasika n hasil kerja kelompoknya di depan kelas. 9. Guru dan siswa

(55)

74 A. Identitas

Sekolah : SDN 2 Sumberejo Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV (empat) /1 (ganjil)

StandarKompetensi : 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.

KompetensiDasar :1.2 Mengurutkan bilangan

Indikator :

4. Menentukan nilai tempat suatu bilangan. 5. Membandingkan dua buah bilangan. 6. Mengurutkan bilangan puluhan ribu.

Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)

B. TujuanPembelajaran Siswa diharapkan dapat:

1. Menentukan nilai tempat suatu bilangan. 2. Membandingkan dua buah bilangan. 3. Mengurutkan bilangan puluhan ribu.

Karaktersiswa yang diharapkan : Teliti, Tekun, Kerjasama, Rasa ingin tahu, Displin

C. MateriPembelajaran Mengurutkan bilangan

D. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

E. Kegiatan Pembelajaran (pertemuan pertama 2x35 menit)) 1. Kegiatan Awal (5 menit)

(56)

75 2. Kegiatan Inti (65 menit)

a) Guru memberikan tes awal (pre tes) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari

b) Guru memberikanpenjelasantentangmaterimengurutkanbilangan puluhan ribu.

c) Guru memberikanpokokbahasan yang berbeda-bedapadasetiapkelompok.

d) Masing-masingkelompokmencariinformasisebanyak-banyaknyatentangpokokbahasan yang diberikan guru. e)

Masing-masingketuakelompokmengunjungikelompoklainuntukmemahamipok okbahasan yang diberikan guru padakelompoktersebut.

f) Ketuakelompokkembalikekelompoknyauntukmenjelaskantentangpoko kbahasan yang diterimanyadarikelompok yang dikunjungi.

g) Guru memberibeberapa soal(LKS) yang dikerjakan siswa bersama kelompoknya.

h)

Masing-masingkelompokmenyampaikanhasiljawabannyakedepankelas. i) Guru dansiswamendiskusikanjawaban yang diberikan.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)

a) Guru dan siswa menyimpulkan materi dan penguatan

(pertemuan kedua 2x35 menit))

1. Kegiatan Awal (5 menit)

a) Guru menyampaikantujuanpembelajarandankompetensi yang diharapkan.

2. Kegiatan Inti (55 menit)

a) Guru mengulang secara singkatpenjelasantentangmateri yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

b) Guru memberikan soal pos tes (evaluasi) yang terdiri dari 10 soal esay kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu.

c) Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa mengumpulkan hasil kerjanya kepada guru.

d) Guru dansiswamendiskusikanjawabandari soal evaluasi yang diberikan untuk mengetahui letak kesalahan siswa jika ada jawaban mereka yang salah.

3. Kegiatan Penutup

a) Siswa menyimpulkan materi yang disampaikan sebelumnya dan guru memberikan penguatan materi.

(57)

76 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

3. Soal Evaluasi

G. Penilaian

1. Tes tertulis 2. Penugasan

Mengetahui Bandar Lampung, 30 September 2013 Kepala SDN 2 Sumberejo Guru Mapel Matematika

Nurhayati Ismail, S.Pd Resmiyati

(58)

77 Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. Urutkanlah bilangan-bilangan di bawah ini mulai dari yang terkecil!

a. 34.388, 34.386, 34.387, 34.389, 34.385

b. 22.111, 22.113, 22.114, 22.112, 22.115

2. Isilah dengan menggunakan tanda <, >, atau =

a. 13.446 ... 13.567

b. 21.236 ... 21.367

3. Angka 7 pada bilangan 58.576 menempati nilai tempat ...

4. Nilai tempat ribuan pada bilangan 56.389 ditempati oleh angka ...

5. Angka 8 pada bilangan 13.876 memiliki nilai ...

6. 23.445, 23.446, ..., 23.448, 23.449

7. 78.990, 78.991, ..., 78.993, 78.994

8. Angka 5 pada bilangan 58.676 menempati nilai tempat ...

9. Nilai tempat puluhan ribuan pada bilangan 78.309 ditempati oleh angka ...

10.Isilah dengan menggunakan tanda <, >, atau =

a. 13.221 ... 13.677

(59)

78 1.

a. 34.385, 34.386, 34.387, 34.388, 34.389

b. 22.111, 22.112, 22.113, 22.114, 22.115

2.

a. 13.446<13.567

b. 21.236 < 21.367

3. Puluhan

4. 6

5. Ratusan

6. 23.447

7. 78.992

8. Puluhan ribu

9. 7

10.

a. 13.221< 13.677

(60)

79 1.

a. 10.385, 10.386, 10.387, 10.388, 10.389

b. 23.111, 23.112, 23.113, 23.114, 23.115

2.

a. 34.566 < 34.567

b. 10.236 < 10.326

3. PULUHAN

4. 6

(61)

80

NAMA : RESMIYATI

SEKOLAH : SDN 2 SUMBEREJO

KELAS : IV

HARI/TANGGAL : SENIN, 29 JULI 2013

BAIK

CUKUP

KURANG

1

Membuka pelajaran

2

Menumbuhkan motivasi

3

Persiapan sarana pembelajaran

4

Memberikan penjelasan materi

5

Interaksi dengan siswa

6

Penguasaan kelas

7

Penguasaan materi

8

Memberikan kesempatan siswa bertanya

9

Memberikan kesempatan siswa mencatat

10 Memberikan evaluasi

11 Menyimpulkan materi

Bandar Lampung, 29 Juli 2013

Observer

Dalina HD, S.Pd

(62)

81 Materi : Mengurutkan Bilangan

1 2 3 4 5 6

15 Jeremia Hasoloan Mangunsong √ √ √ √ √

16 KaniaDhiyah Renika Arlan √ √ √ √ √ 1. Memperhatikan penjelasan guru Observer 2. Mengeluarkan pendapat

3. Menanggapi pendapat teman

4. Berdiskusi dengan anggota kelompok

5. Bertanya kepada guru Dalina HD, S.Pd

6. Mencatat hasil diskusi kelompok NIP. 19660101 198705 2 011

(63)

82 SEKOLAH : SDN 2 SUMBEREJO

KELAS : V

HARI/TANGGAL : Senin, 19 Agustus 2013

BAIK CUKUP KURANG

1 Membuka pelajaran √

2 Menumbuhkan motivasi √

3 Persiapan sarana pembelajaran √

4 Memberikan penjelasan materi √

5 Interaksi dengan siswa √

6 Penguasaan kelas √

7 Penguasaan materi √

8 Memberikan kesempatan siswa bertanya √ 9 Memberikan kesempatan siswa mencatat √

10 Memberikan evaluasi √

11 Menyimpulkan materi √

Bandar Lampung, 19 Agustus 2013 Observer

Dalina HD, S.Pd

NIP. 19660101 198705 2 011

(64)

83

1 Agung Laksono 75 Tuntas

2 Ahmad Muamar Khotib 45 Belum Tuntas

3 Ahmad Rizky Berliansyah 60 Tuntas

4 Amanda Nabila S 50 Belum Tuntas

5 Anggraini 50 Belum Tuntas

6 Aninda Tri Lestari 60 Tuntas

7 Arif Rahman Hakim 45 Belum Tuntas

8 Aura Cantika Putri AZ 70 Tuntas

9 Bayu Suryana 45 Belum Tuntas

10 Destina Wati 65 Tuntas

11 Dhania Apriliyanti 50 Belum Tuntas

12 Fahri Farabi Ramadhan 60 Tuntas

13 Farhan Tsani 50 Belum Tuntas

14 Irrine Naviza Ayu Ningtias 50 Belum Tuntas 15 Jeremia Hasoloan Mangunsong 45 Belum Tuntas 16 KaniaDhiyah Renika Arlan 65 Tuntas 17 Khrisna Putra Sadewa 50 Belum Tuntas

18 Mailani Zein 55 Belum Tuntas

19 Meylani 60 Tuntas

20 Muhammad Ammar R 50 Belum Tuntas

21 Muhammad Hiqbal 50 Belum Tuntas

22 Prayuda Ramadhan 70 Tuntas

23 Putri Ayu Sazkia 55 Belum Tuntas

24 Rafe'e Meisya Saputra 70 Tuntas

25 Rafiansyah Dendi Pratama 50 Belum Tuntas 26 Rahmat Hendri Kurniawan 45 Belum Tuntas

27 Sabila Puspita Anggun 65 Tuntas

28 Santi Lestiyana 45 Belum Tuntas

29 Sayyid Amanullah Gani 60 Tuntas

30 Silvia Fitri Yani 50 Belum Tuntas

31 Siti NAjwa 65 Tuntas

32 Slistyawati 60 Tuntas

33 Valka Fajar Mahesa 45 Belum Tuntas

34 Windya Sila Wardani 60 Tuntas

35 YolandaAudy Fista 45 Belum Tuntas

36 Zahid Abdul Hafidh 60 Tuntas

(65)

84

1 Agung Laksono 85 Tuntas

2 Ahmad Muamar Khotib 55 Belum Tuntas

3 Ahmad Rizky Berliansyah 70 Tuntas

4 Amanda Nabila S 55 Belum Tuntas

5 Anggraini 65 Tuntas

6 Aninda Tri Lestari 55 Belum Tuntas

7 Arif Rahman Hakim 70 Tuntas

8 Aura Cantika Putri AZ 55 Belum Tuntas

9 Bayu Suryana 80 Tuntas

10 Destina Wati 55 Belum Tuntas

11 Dhania Apriliyanti 55 Belum Tuntas

12 Fahri Farabi Ramadhan 65 Tuntas

13 Farhan Tsani 55 Belum Tuntas

14 Irrine Naviza Ayu Ningtias 60 Tuntas 15 Jeremia Hasoloan Mangunsong 55 Belum Tuntas 16 KaniaDhiyah Renika Arlan 70 Tuntas 17 Khrisna Putra Sadewa 55 Belum Tuntas

18 Mailani Zein 60 Tuntas

19 Meylani 55 Belum Tuntas

20 Muhammad Ammar R 65 Tuntas

21 Muhammad Hiqbal 70 Tuntas

22 Prayuda Ramadhan 70 Tuntas

23 Putri Ayu Sazkia 55 Belum Tuntas

24 Rafe'e Meisya Saputra 70 Tuntas

25 Rafiansyah Dendi Pratama 65 Tuntas 26 Rahmat Hendri Kurniawan 55 Belum Tuntas

27 Sabila Puspita Anggun 70 Tuntas

28 Santi Lestiyana 60 Tuntas

29 Sayyid Amanullah Gani 65 Tuntas

30 Silvia Fitri Yani 60 Tuntas

31 Siti NAjwa 60 Tuntas

32 Slistyawati 60 Tuntas

33 Valka Fajar Mahesa 55 Belum Tuntas

34 Windya Sila Wardani 60 Tuntas

35 YolandaAudy Fista 60 Tuntas

36 Zahid Abdul Hafidh 70 Tuntas

(66)

85

1 Agung Laksono 70 Tuntas

2 Ahmad Muamar Khotib 70 Tuntas

3 Ahmad Rizky Berliansyah 85 Tuntas

4 Amanda Nabila S 55 Belum Tuntas

5 Anggraini 85 Tuntas

6 Aninda Tri Lestari 80 Tuntas

7 Arif Rahman Hakim 70 Tuntas

8 Aura Cantika Putri AZ 85 Tuntas

9 Bayu Suryana 70 Tuntas

10 Destina Wati 85 Tuntas

11 Dhania Apriliyanti 80 Tuntas

12 Fahri Farabi Ramadhan 85 Tuntas

13 Farhan Tsani 70 Tuntas

14 Irrine Naviza Ayu Ningtias 90 Tuntas 15 Jeremia Hasoloan Mangunsong 80 Tuntas 16 Kania Dhiyah Renika Arlan 85 Tuntas 17 Khrisna Putra Sadewa 55 Belum Tuntas

18 Mailani Zein 80 Tuntas

19 Meylani 100 Tuntas

20 Muhammad Ammar R 75 Tuntas

21 Muhammad Hiqbal 90 Tuntas

22 Prayuda Ramadhan 95 Tuntas

23 Putri Ayu Sazkia 55 Belum Tuntas

24 Rafe'e Meisya Saputra 95 Tuntas

25 Rafiansyah Dendi Pratama 80 Tuntas 26 Rahmat Hendri Kurniawan 55 Belum Tuntas

27 Sabila Puspita Anggun 80 Tuntas

28 Santi Lestiyana 65 Tuntas

29 Sayyid Amanullah Gani 100 Tuntas

30 Silvia Fitri Yani 90 Tuntas

31 Siti Najwa 90 Tuntas

32 Sulistyawati 85 Tuntas

33 Valka Fajar Mahesa 55 Belum Tuntas

34 Windya Sila Wardani 70 Tuntas

35 Yolanda Audy Fista 70 Tuntas

36 Zahid Abdul Hafidh 80 Tuntas

(67)

74

Satuan Pendidikan : SDN 2 Sumberejo

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV / 1 (ganjil)

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Tingkat

Lingkup Alokasi

Waktu

Nilai Karakter

1 2 3 1. Memahami dan

menggunakan tempat suatu bilangan ratusan ribu.

2. Membandingkan dua buah bilangan ratusan ribu.

3. Mengurutkan bilangan dari yang terbesar.

(68)

94 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

( RPP ) SIKLUS II

A. Identitas

Sekolah : SDN 2 Sumberejo Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV (empat) /1 (ganjil)

StandarKompetensi : 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.

KompetensiDasar : 1.2 Mengurutkan bilangan

Indikator :

1. Menentukan nilai tempat suatu bilangan. 2. Membandingkan dua buah bilangan. 3. Mengurutkan bilangan ratusan ribu.

Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)

B. TujuanPembelajaran Siswa diharapkan dapat:

1. Menentukan nilai tempat suatu bilangan. 2. Membandingkan dua buah bilangan. 3. Mengurutkan bilangan ratusan ribu.

Karaktersiswa yang diharapkan : Teliti, Tekun, Kerjasama, Rasa ingin tahu, Displin

C. MateriPembelajaran Mengurutkan bilangan

D. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

E. Kegiatan Pembelajaran (pertemuan pertama 2x35 menit)) 1. Kegiatan Awal (5 menit)

Gambar

Tabel 1.1 Data Nilai Siswa Kelas IV SDN 2 Sumberejo Tahun Pelajaran
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran                   Matematika Kelas IV Semester 1 (ganjil)
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Gambar 1: Alur pelaksanaan tindakan kelas (Suharsimi:2007)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Research Question 2: What are the politeness strategies used by the second semester students of Sahid Tourism Institute of Surakarta 2015/2016 academic year in expressing

Masih terdapatnya siswa yang tergolong kurang aktif pada siklus II diantaranya disebabkan oleh kondisi siswa seperti: tidak terbiasa dengan kegiatan diskusi kelompok,

Hasil penelitian diperoleh nilai konstanta sebesar 58,381, hal ini menunjukkan bahwa nilai konstanta positif, artinya jika nilai kesulitan belajar dan gaya

Hendaknya perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan lebih menitikberatkan disiplin kinerja pada karyawan, dilihat dari kuesioner yang telah diisi oleh karyawan

Memberikan bukti empiris terjadi Week Four Effect terhadap Return saham Jakarta Islamic Indeks di BEI yang menyebabkan perbedaan return pada hari senin minggu ke 1, 2 dan

Pada tahun 2014 , penulis menyelesaikan tugas akhirnya dengan menulis skripsi yang berjudul “ Pemanfaatan Kulit Kakao yang Difermentasi Sebagai Bahan Baku Pakan Ikan

Pembuatan kedua model dilakukan dari tahap proses pelatihan untuk mendapatkan bobot optimal pada setiap layer jaringan, dilanjutkan dengan tahap proses pengujian untuk

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) E ASET TETAP