BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
RESMIYATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE
JIGSAWPADA SISWAKELAS IV SDN 2 SUMBEREJO KEMILING BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH RESMIYATI
Aktivitas dan hasil belajara matematika siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling Bandar Lampung masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Bandar Lampung sebanyak 36 siswa. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, serta soaltes. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa siklus I adalah 51,50% yaitu kategori rendah dan pada siklus II 86,50% yaitu kategori sangat tinggi. Hasil belajar siswa siklus I diperoleh nilai rata-rata 65 dan pada siklus II meningkat menjadi 85. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I belum tercapai yaitu 69% dan pada siklus II sudah tercapai dan meningkat menjadi 85%
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada materi mengurutkan bilangan kelas IV SDN 2 Sumberjo Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Teori Belajar ... 7
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 7
2.2 Aktivitas Belajar ... 10
2.3 Hasil Belajar... 11
2.4Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 12
2.4.1 Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar ... 13
2.4.2 Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 14
2.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar... 15
2.6 Model Pembelajaran Kooperatif ... 16
2.7Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw ... 17
2.8 Hipotesis Tindakan ... 21
BAB IIIMETODE PENELITIAN... 22
3.1Setting Penelitian ... 22
3.2Prosedur Penelitian ... 22
3.3Teknik Pengambilan Data ... 25
3.4Teknik Analisis Data ... 28
3.5Prosedur Penelitian ... 29
3.6Indikator Keberhasilan ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1 Prosedur Penelitian ... 34
1. Deskripsi Awal ... 34
1. Pelaksanaan Siklus I ... 36
a. Pertemuan 1 ... 36
b. Pertemuan 2 ... 37
2. Hasil Observasi Siklus I ... 38
a. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 38
b. Kinerja Guru Siklus I ... 40
c. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 42
d. Refleksi Siklus I ... 43
e. Saran Perbaikan untuk Siklus II ... 44
4.3 Hasil Penelitian Siklus II ... 45
1. Pelaksanaan Siklus II ... 45
a. Pertemuan 1 ... 46
b. Pertemuan 2 ... 48
2. Hasil Observasi Siklus II ... 49
a. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 49
b. Kinerja Guru Siklus II ... 50
c. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 52
d. Refleksi Siklus II ... 53
4.4 Pembahasan ... 54
1. Aktivitas Siswa ... 54
2. Kinerja Guru ... 61
2. Hasil Belajar ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1. Kesimpulan... 65
5.2. Saran ... 66
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak ditetapkannya Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan
berikutnya Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), maka di sekolah-sekolah dari jenjang pendidikan dasar
diterapkan kurikulum baru yang dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan disingkat KTSP, sebagai penyempurnaan dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. KTSP menghembuskan perubahan
dari model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered)
menjadi model pembelajaran yang berpusat pada subjek didik (students
centered), perubahan dari kegiatan mengajar menjadi kegiatan membelajarkan.
Di balik perubahan-perubahan besar dan mendasar yang dihembuskan oleh
KTSP, tantangan yang dihadapi oleh guru tidaklah semakin ringan,
melainkan semakin berat. Penerapan Standar Isi dan Standar Kompetensi
sebagai acuan dasar dalam penyusunan KTSP membawa konsekuensi yang
tidak ringan dalam implementasinya di lapangan. KTSP menuntut adanya
profesionalisme yang tinggi dari guru. Kaitannya dengan konsep
pembelajaran matematika, KTSP menghendaki dilakukannya perubahan
menyatakan “dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa terlibat dalam
sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya, dalam interaksi
itu siswa yang lebih aktif, bukan guru”.Berarti bahwa kegiatan pembelajaran
harus berpusat pada siswa, dan bukan pada guru.
Matematika merupakan ilmu yang dipelajari mulai dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan
berfikir logis dan kreatif. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) matematika sekolah dasar, ada beberapa kajian materi yang harus
dikuasai oleh siswa sekolah dasar meliputi bilangan, pengukuran, dan
pengolahan data. Salah satu bidang kajian tersebut adalah pengolahan data
yang meliputi pecahan biasa. Seorang guru perlu menanamkan konsep dalam
materimengurutkan bilangan kepada siswa dengan baik agar dapat
dipahaminya, sehingga siswa mengerti dan memahami konsep tersebut dan
dapat diaplikasikannya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
sehari-hari.
Namun pada kenyataannya dari hasil pra penelitian yang dilakukan peneliti di
SDN 2 Sumberejo Kemilingditemukan permasalahan pada pembelajaran
matematika, khususnya dalammaterimengurutkan bilangan. Pembelajaran
materi mengurutkan bilanganmasih berpusat pada guru, dan guru kurang
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru hanya menggunakan
metode ceramah dalam proses pembelajaran. Meskipun guru memberikan
diberikan guru. Siswa kurang dilibatkan secara langsung untuk menemukan
sendiri dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga
menyebabkan kurangnya penguasaan siswa terhadap konsep dalam
materimengurutkan bilangan. Selain itu juga, dalam memberikan materi
pembelajaran mengurutkan bilangan, guru jarang mengarahkan siswa untuk
bekerja dalam kelompok sehingga pembelajaran kurang menarik minat siswa.
Padahal kerja dalam kelompok dapat digunakan sebagai titik awal
pembelajaran matematika, siswa dapat saling bekerja sama dan membantu
dalam memahami materi yang disampaikan guru.Hal ini dapat dilihat dari
hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemilingpada materi
mengurutkan bilanganyaitu hanya 16 siswa dari 36 siswa yang mencapai
KKM (44%). Berarti 20 siswa atau 56 % belum mencapai KKM dimana
KKM yang ditetapkan adalah 60. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Data Nilai Siswa Kelas IV SDN 2 Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nilai Jumlah Siswa Persentase Ket
1. 0-60 20 56% Belum Tuntas
2. 61-100 16 44% Tuntas
Jumlah 36 100%
Sumber: SDN 2 Sumberejo
Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu tindakan pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswadalammaterimengurutkan
dan hasil belajar matematika siswa khususnya pada materimengurutkan
bilanganadalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe
Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawmerupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan
siswa yang berbeda-beda. Model pembelajaran ini dipandang sebagai model
yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan matematika yang
dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang
disampaikan guru. Masalah-masalah dalam pembelajaran matematika dapat
mereka pecahkan bersama teman dalam satu kelompoknya. Siswa yang lebih
pandai dapat membantu siswa lain dalam memahami materi yang mereka
terima.
Implementasimodel pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdiharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi mengurutkan bilangan,
karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawmembantu guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dengan lebih mudah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa Kelas IV SDN 2 Sumberejo masih
rendah.
2. Pembelajaran materimengurutkan bilanganmasih berpusat pada guru dan
3. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.
4. Guru memberikan materi pelajaran,jarang mengarahkan siswa bekerja
dalam kelompok.
1.3 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
Bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawbagi siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling tahun pelajaran 2013/2014?
2. Pemecahan Masalah
Penulis akan melakukan pemecahan masalah untuk penelitian ini sebagai
berikut:
a. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 2
Sumberejo.
b. Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawuntuk pembelajaran matematika.
c. Menggunakan alat peraga sehingga siswa dapat dengan mudah
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tindakan kelas
ini adalah :
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika dalam
materimengurutkan bilangan melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsawpada siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemilingtahun pelajaran 2013/2014.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika dalam materi mengurutkan
bilanganmelalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawpada siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling tahun pelajaran 2013/2014.
3. Untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo
Kemiling tahun pelajaran 2013/2014.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi siswa
1) Memberikan motivasi belajar dan meningkatkan hasil belajar
matematika kepada siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling
tahun pelajaran 2013/2014.
2) Meningkatkan proses belajar matematika dengan tidak hanya banyak
3) Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih memudahkan
siswa dalam memahami materi.
2. Bagi guru
1) Sebagai informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelas,
menambah pengetahuan guru serta mengembangkan kemampuan
guru dalam mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang
profesional.
2) Berkreasi untuk memperbaiki citra proses pengajaran dan hasil
belajar matematika.
3. Bagi SDN 2 Sumberejo Kemiling
1) Memberikan landasan kebijakan yang akan diambil sebagai upaya
untuk perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah.
2) Meningkatkan Standar Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata
pelajaranmatematika kelas IV.
3) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi Peneliti
1) Agar lebih memahami dan mengerti langkah-langkah metode belajar
dalam menyampaikan pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran Jigsaw.
2) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tidak membosankan dapat meningkatkan hasil
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Belajar
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran dilakukan oleh semua orang sejak mereka kecil. Belajar
yang mereka lakukan memiliki tujuan bahwa ada perubahan dari apa yang
dilakukan sebelumnya. Belajar bukan hanya pada perubahan nilai, namun belajar
juga diharapkan ada perubahan sikap. Belajar sebagai karakteristik yang
membedakan manusia dengan makhluk lain adalah aktivitas yang selalu
dilakukan sepanjang hayat manusia. Menurut Sumiati (2009:38) dalam bukunya
Metode Pembelajaran “belajar adalah proses perubahan prilaku akibat interaksi
individu dengan lingkungannya”. Jadi perubahan prilakunya adalah hasil belajar.
Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang
sebelumnya tidak dapat dilakukan.
Menurut Sutikno dalam bukunya Strategi Belajar
Mengajar(2010:5)mengemukakan bahwa, “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Lebih lanjut
dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun
teori.
Menurut Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif (2002:12) mengemukakan
bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuannya.
Sumiati (2009:1) mengemukakan bahwapembelajaran pada dasarnya membahas
pertanyaan apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, dan seberapa baik tentang
pembelajaran. Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran merupakan
tantangan yang dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam dunia
kependidikan. Banyak upaya yang telah dilakukan, banyak keberhasilan yang
telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya
memberikan hasil yang memuaskan sehingga menuntut pemikiran dan kerja keras
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya
adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas
tertentu. Belajar bukan hanya hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus
diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain atau guru hanya sebagai
perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar mengajar agar belajar itu dapat
berhasil dengan baik. Sedangkan pembelajaran adalah proses atau aktivitas belajar
dan mengajar yang terjadi di dalam kelas. Pada prosesnya pembelajaran itu sendiri
bermakna sehingga proses belajar dapat benar-benar dirasakan oleh siswa.
Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa antara belajar dan pembelajaran memiliki
hubungan yang erat. Artinya dalam pembelajaran yang baik tentu akan tercipta
proses belajar yang baik pula.
2.2 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang sangat informal sampai dengan
yang sangat formal, dari bahan materi yang sangat sederhana sampai bahan materi
yang sangat rumit. Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang alamiah sampai
proses yang ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah “kegiatan/keaktifan”. Poewadarminto (2010:234) menjelaskan aktivitas
sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. Nasution menambahkan bahwa aktivitas
merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.
Menurut Sudirman (2008:13), faktor yang mempengaruhi belajar pada pokoknya
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi belajar adalah :
1). Faktor endogin, ialah faktor yang datang dari pelajar atau mahasiswa sendiri. Faktor ini meliputi :
a) Faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) b) Faktor psychologis (faktor yang bersifat rohaniah)
2). Faktor exogin, ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau mahasiswa Faktor ini meliputi :
a) Faktor lingkungan keluarga b) Faktor lingkungan sekolah. c) Faktor lingkungan masyarakat.
Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan
klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101) menggolongkan
1) Visual Activities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)
2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.
3) Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.
4) Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
5) Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model, mereparasi, bermain dan berternak.
7) Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8) Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada
siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan
berdampak terciptanya situasi belajar aktif.
2.3 Hasil Belajar
Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian
terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah
hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran.
Rahmat (dalam Abidin. 2004:1) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah
penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan
tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah
menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Selanjutnya peranan hasil
a) Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b) Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
c) Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan, atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.
d) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran.
e) Untuk keperluan supervisi bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten.
f) Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran.
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi
belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat
perubahan tingkahlaku siswa. Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah
hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan
nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya
proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru
setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.
2.4Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Matematika adalah salah satu dasar penguasaan ilmu dan teknologi, baik aspek
terapannya maupun aspek penalarannya. Salah satu ciri utama matematika adalah
penggunaan simbol-simbol,misalnya menyatakan suatu fakta, konsep operasi
ataupun prinsip/aturan. Simbol-simbol yang terkandung didalamnya itu sehingga
mampulah matematika bertindak sebagai bahan keilmuan. Penguasaan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada dua hal yang mendukung arah
penguasaan matematika untuk anak didik sekarang ini, yaitu: (1) Matematika
diperlukan sebagai alat bantu untuk memahami terjadinya peristiwa-peristiwa
alam dan sosial; (2) Matematika telah memiliki semua kegiatan manusia, baik
untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan profesional (Abdullah,2008).
Belajar matematika merupakan belajar konsep-konsep dan struktur abstrak yang
terdapat dalam matematika serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan
struktur matematika. Belajar matematika harus melalui proses yang bertahap dari
konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks. Setiap konsep
matematika dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama disajikan dalam
bentuk konkrit. Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara
pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan.
Dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep
menjadi pra syarat untuk konsep lain. Oleh sebab itu, siswa harus diberi
kesempatan untuk memahami setiap konsep yang diberikan.Dalam pembelajaran
matematika di tingkat SD, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali).
Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian dalam
pembelajaran di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal
yang baru bagi orang yang telah mengetahuinya, tetapi bagi siswa SD penemuan
2.4.1 Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar
Ruang lingkup matematika di Sekolah Dasar meliputi mata pelajaran matematika
pada satuan pendidikan sekolah dasar meliputi aspek-aspek,antara lain; 1)
bilangan; 2) geometri; 3) pengolahan data (Depdiknas, 2006).
Cakupan bilangan antara lain bilangan dan angka, perhitungan dan perkiraan.
Cakupan geometri antara lain bangun dua dimensi, tiga dimensi, tranformasi dan
simetri, lokasi dan susunan berkaitan dengan koordinat. Cakupan pengukuran
berkaitan dengan petbandingan kuantitas suaru obyek, penggunaan satuan ukuran
dan pengukuran.
2.4.2Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD)
Tujuan pembelajaran matematika di SD dapat kita lihat di dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan 2006 SD. Mata pelajaran matematika bertujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algortima, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar dan pembentukan
sikap siswa serta memberikan tekanan pada keterampilan dalam penerapan
dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai latihan dalam kehidupan
sehari-hari; (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan
melalui kegiatan matematika; (3) mengembangkan kemampuan dasar matematika
sebagai bekal belajar lebih lanjut; (4) membentuk sikap logis, kritis, cermat,
kreatif dan disiplin.
2.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Semester 1 (ganjil)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
1. Memahami dan
menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemahaman masalah.
1.1Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung. 1.2Mengurutkan bilangan.
1.3Melakukan operasi perkalian dan pembagian. 1.4Melakukan operasi hitung campuran.
1.5Melakukan penaksiran dan pembulatan. 1.6Memcahkan masalah yang melibatkan uang.
2. Memahami dan
menggunakan faktor dan kelipatan dalam
memecahkan masalah.
1.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan.
1.2 Menentukan kelipatan dan faktor persekutuan bilangan.
1.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB).
1.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK
Geometri dan Pengukuran 3. Menggunakan pengukuran
sudut, panjang, dan berat, dalam pemecahan
masalah.
1.1Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat.
1.2Menentukan hubungan antarsatuan waktu, antarsatuan panjang, dan antarsatuan berat. 1.3Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
satuan waktu, panjang, dan berat.
1.4Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan kuantitas.
4.Menggunakan konsep keliling dan luas bangun
datar sederhana dalam pemecahan masalah.
1.2Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajar genjang dan segitiga.
2.6 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok.Setiap siswa yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan
rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran
kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan
adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas,
struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif
berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model
pembelajaran yang lain.Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil
belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman
dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Beberapa contoh pembelajaran kooperatif antara lain:
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
2. Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi.
2.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Modelpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang
berbeda-beda. Model ini dipandang sebagai model pembelajaran yang paling sederhana
dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini
paling awal ditemukan dan dikembangkan oleh para peneliti pendidikan di John
Hopkins Universitas Amerika Serikat dengan menyediakan suatu bentuk belajar
kooperatif. Maksudnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan
elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk
memecahkan suatu permasalahan” (Arindawati, 2004:83-84). Sedangkan Menurut
Slavin (Ibrahim, 2005:27) dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat
saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan teman-temannya.
Pembelajaran kooperatif dimaksudkan, guru memberikan kesempatan kepada
berbicara, mendengar dan menghargai pendapat temannya, dan bersama-sama
membahas permasalahan atau tugas yang diberikan guru.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).Pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota
lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
modelpembelajaran kooperatif tipe Jigsawadalah salah satu model pembelajaran yang berbentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan yang
berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan
ada kemampuan untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif
yang sangat sederhana.
2.7.1 Komponen Utama Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Arindawati (2004:100-101)pembelajaran Jigsaw terdiri lima komponen utama, yaitu :
1. Penyajian kelas
Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas.
Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan
2. Kegiatan kelompok
Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling
membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
3. Kuis (Quizzes)
Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk
mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes
digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai
nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.
4. Skor kemajuan (perkembangan ) individu
Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi
berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata
skor siswa yang lalu.
5. Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing
kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok.
Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan
masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.
Menurut Slavin (Ibrahim, 2005:27) langkah-langkah proses pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
No Tahap Tingkah Laku Guru
1. Tahap
pendahuluan
1. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari, tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.
2. Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.
3. Mensosialiasakan kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa mengenal dan memahamimya.
4. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
2. Tahap
pengembangan
1. Guru mendemonstrasikan konsep atau keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau alat peraga.
2. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.
3. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya.
4. Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
3 Tahap penerapan 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.
2.7.3 Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Ibrahim dkk (2000:54) mengemukakan kelebihan dari model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsawsebagai berikut.
1. Mengembangkan tingkah laku kooperatif
2. Menjalin/mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa
3. Mengembangkan kemampuan akademis siswa
4. Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif
dari pada guru.
Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Ibrahim dkk (2000:54) mengemukakan kelemahan dari model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsawsebagai berikut:
1. Guru dan siswa kurang terbiasa dengan model pembelajaran ini karena
masih terbawa kebiasaan menggunakan metode konvensional, dimana
pemberian materi terjadi secara satu arah.
2. Memerlukan waktu yang relatif lama.
3. Tidak efektif untuk siswa yang banyak
4. Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru
5. Memerlukan persiapan yang matang
2.8Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka yang diuraikan maka dapat dirumuskan,hipotesis
penelitian tindakan kelas ini adalah jika pembelajaran matematika dalam
kooperatif tipe Jigsaw dengan langkah-langkah yang tepat makadapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 2
III. METODE PENELITIAN
1.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2
Sumberejo Kemiling dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 18
siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Sumberejo Kemiling Jalan Imam bonjol
Gg. Bayur No.51Kemiling Bandar Lampung
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjiltahun pelajaran 2013/2014.
4. Lama Penelitian
Lama penelitian ini direncanakan selama 2 siklus.
1.2 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom action
Gambar 1: Alur pelaksanaan tindakan kelas (Suharsimi:2007)
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
b) Menetapkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
c) Menentukan skenario pembelajaran.
d) Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan.
e) Menyusun lembar kerja siswa.
f) Mengembangkan format evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa
terhadap materi yang disajikan.
g) Menyiapkan analisis soal-soal tes.
IDENTIFIKASI
SIKLUS I
PERENCANAANTINDAKAN OBSERVASI
REFLEKSI
SIKLUS II
PERENCANAAN TINDAKANOBSERVASI REFLEKSI
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas menerapkan kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Adapun urutan kegiatan direncanakan sebagai berikut:
a) Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan yaitu apersepsi dan
memberikan motivasi.
b) Membagi kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 siswa sehingga terbagi
kelompok belajar.
c) Di dalam kelompok siswa belajar sesuatu yang baru dengan cara
melakukan kegiatan yang sudah dirancang oleh peneliti dalam kegiatan
pembelajaran.
d) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
e) Menggunakan metode yang telah disiapkan peneliti untuk menjelaskan
konsep-konsep materi yang akan dipelajari.
f) Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan.
g) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu:
kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil
diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus.
3. Pengamatan terhadap tindakan
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan
yang berkaitan dengan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe
sebagai pengamat dan dibantu teman sejawat. Instrumen yang akan
digunakan untuk menghimpun data hasil belajar siswa dengan memberikan
angket pada setiap pembelajaran. Sedangkan untuk memperoleh data dan
hasil belajar siswa diperoleh dari ulangan-ulangan pada setiap siklus.
4. Refleksi terhadap tindakan
Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti melakukan refleksi
yang mencakup analisis dan penilaian. Dari hasil refleksi kemungkinan
muncul permasalah yang perlu mendapat perhatian, sehingga peneliti
melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang serta
refleksi ulang. Tahapan ini akan dilakukan secara berulang dan berkelanjutan
sampai permasalahan sudah bisa diatasi dengan siklus, rencana, tindakan,
observasi dan refleksi.
1.3 Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu: teknik
tes dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung
dari respon siswa.
1. Alat pengumpulan data
a) Instrumen observasi
Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar
b) Tes hasil belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi
mengurutkan bilangan.
2. Jenis data
Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
a) Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan menggunakan
instrumen tes formatif pada siklus I dan II. Data kuantitatif ini
diperoleh dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang
diberikan kepada siswa. Hasil tes formatif (tes akhir) dianalisis
menggunakan rumus :
Keterangan :
: nilai rata-rata kelas
: jumlah semua nilai siswa
: banyak siswa
(Suharsimi, 2010:264)
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk
melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga
dijadikan bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau
bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model
pembelajaran yang tepat, Agip(2006:41). Adapun kriteria tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam % adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa
Tingkat Keberhasilan Arti
≥80 Sangat tinggi
60-79 Tinggi
40-59 Sedang
20-39 Rendah
≤20 Sangat rendah
(Sumber: Agip, 2006:41)
b) Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diambil dari kegiatan observasi aktivitas.
Data observasi untuk mengetahui kesulitan siswa dan guru selama proses
pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan semua
prilaku siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dan II.Nilai aktivitas
siswa diperoleh dengan rumus :
Keterangan :
NP : nilai yang dicari atau diharapkan
Sm : skor maksimal observasi
100 : bilangan tetap
(Agip, 2006:42)
1.4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang
dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan
akhir. Apakah setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Demikian juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis
terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Analisis dilakukan untuk
memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat didalamnya
sudah sesuai dengan kapasitas. (Aunurrahman, dkk. 2009 :9). Analisis data
yang dilakukan adalah:
a) Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan siklus 1. Baik data
kualitatif maupun data kuantitatif dengan menggunakan rumus :
b) Menganalisis data dengan membuat tabulasi persentase yang disajikan
dalam bentuk tabel.
c) Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil
pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, dan
1.5 Prosedur Penelitian
Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa penelitian tindakan
kelas berjalan melalui siklus-siklus dalam sebuah spiral, di mana setiap siklus
terdiri dari 4 (empat) tahapan kegiatan yang terus berulang dan meningkat.
Sejalan dengan itu maka prosedur pelaksanaan penelitian ini diwujudkan
dalam bentuk tahapan-tahapan siklus yang berkesinambungan dan
berkelanjutan, di mana untuk setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan
langkah yang secara garis besar adalah: (1) membuat perencanaan tindakan
/perbaikan;(2) implementasi atau pelaksanaan tindakan yang telah
direncanakan;(3) melakukan observasi atau pengamatan atas tindakan
perbaikan yang dilakukan; dan (4) melakukan refleksi, termasuk didalamnya
analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,
sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil sesuai
rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut pada
siklus berikutnya.
Untuk lebih jelasnya, prosedur pelaksanaan penelitian ini bisa dipaparkan
sebagai berikut:
Siklus 1:
a. Perencanaan Tindakan
1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran.
2. Mempersiapkan skenario pembelajaran.
b. Implementasi atau pelaksanaan tindakan
1) Guru memberikan penjelasan tentang materi mengurutkan bilangan.
2) Guru memberikan pokok bahasan yang berbeda-beda pada setiap
kelompok.
3) Masing-masing kelompok mencari informasi sebanyak-banyaknya
tentang pokok bahasan yang diberikan guru.
4) Masing-masing ketua kelompok mengunjungi kelompok lain untuk
memahami pokok bahasan yang diberikan guru pada kelompok
tersebut.
5) Ketua kelompok kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan tentang
pokok bahasan yang diterimanya dari kelompok yang dikunjungi.
6) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
7) Masing-masing siswa menjawab soal evaluasi secara individu untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
dengan model pembelajaran tipe Jigsaw.
8) Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan.
9) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu:
kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil
diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus.
c. Observasi atau pengamatan terhadap tindakan
Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan. Untuk mengamati hal
berikut ini:
2. Ketepatan waktu
3. Kendala yang dihadapi
4. Kondisi yang mendukung
d. Refleksi
Analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,
sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil
sesuai rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut
pada siklus berikutnya.
Siklus II
a. Perencanaan tindakan
1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran.
2. Mempersiapkan skenario pembelajaran.
3. Mempersiapkan mempersiapkan soal untuk pembelajaran Jigsaw.
b. Tindakan
1. Guru dan siswa berdiskusi untuk mengkoreksi PR
tentangmengurutkan bilangan.
2. Guru memberikan penjelasan tentang cara mengurutkan bilangan
3. Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa untuk
4. Guru menjelaskan materi lanjutan sesuai indikator yang dibuat, dan
memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk memahami
materi yang berbeda-beda.
5. Perwakilan dari setiap kelompok mengunjungi kelompok lain
untuk bertanya tentang materi yang sudah mereka pahami.
6. Perwakilan dari masing-masing kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan materi yang
disampaikan oleh teman kelompok lain.
7. Guru memberi beberapa soal (LKS) yang dikerjakan siswa
bersama kelompoknya.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil jawabannya ke
depan kelas.
9. Guru dan siswa mendiskusikan jawaban yang diberikan.
c. Observasi
Observasi dilakukan bersamaaan dengan tindakan. Untuk mengamati
hal berikut ini:
1. Jumlah siswa yang aktif dan tidak aktif
2. Ketepatan waktu
3. Kendala yang dihadapi
d. Refleksi
Analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,
sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil
sesuai rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih
lanjut pada siklus berikutnya.
3.6 Indikator Keberhasilan
Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang
dilakukan ini adalah apabila hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika materi mengurutkan bilangan telah menunjukan peningkatan
pada setiap siklusnya. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsawini jika >75 % siswa memperoleh nilai tes formatif KKM (kriteria
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV
SDN 2 Sumberejo Bandar Lampung terhadap mata pelajaran matematika dalam
materi mengurutkan bilangan pada dapat disimpulkan:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran
matematika pada materi mengurutkan bilangan dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 SumberejoBandar Lampung. Hal
ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa
mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan disetiap
siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari siklus I yaitu 51,50%
menjadi 86,50%.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran
matematika pada materi mengurutkan bilangan dapat meningkatkan hasil
belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Bandar
Lampung. Hal ini sesuai pengamatan observer yang telah dilakukan pada
siswa mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan di setiap
85 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan belajar meningkat 69% di siklus I
menjadi 83% di siklus II.
5.2 Saran
1. Kepada siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar
dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara otomatis
akan membentuk budaya senang belajar.
2. Kepada guru, untuk senantiasa menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsawdalam proses pembelajaran, karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pelajaran karena dapat menciptakan komunitas belajar
(learning comunity) yang pada akhirnya menciptakan kebiasan belajar
secara kontinyu.
3. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang
mendukung pembelajaran yang masih belum ada, agar proses
pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar peserta
didik dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan
sistem terpadu yang dapat mendukung segala aktivitas belajar terutama
terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja para pendidik.
4. Kepada peneliti lanjutan, penelitian ini mengkaji penggunaan model
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2008. Hakikat Pembelajaran Matematika. http://cumanulisaja.blogspot. com/2012/10/hakekat-pembelajaran-matematika-di-sd.html.
Abidin, Zainal. 2004. Evaluasi Pengajaran. UNP. Padang.
Agib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. CV Irama Widya. Bandung.
Arends 2001. Metode Jigsaw http://ennipurnawati.wordpress.com/2012/03/20/ metode-jigsaw-4/
Arindawati. 2004. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. http://www.sarjanaku. com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html
Darmansyah. 2006, Penelitian Tindakan Kelas , UNP
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Fathurrohman, Pupuh. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Refika Aditama,
Hakim, Thursan. 2002. Belajar Secara Efektif. Sindur pres, Semarang
Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
Ibrahim. 2000. http://www.gurukelas.com/2012/09/cooperative-learning-dengan-teknik-jigsaw-metode-jigsaw.html
Nasution. 2009. Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli. http://www. duasatu.web.id/2012/07/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html
Poewadarminto, WJS. 2011. Definisi Aktivitas Belajar. http://www.bukuhalus. com/2011/74/ definisi-aktivitas-belajar.html.
Ratumanan. 20002. Kooperatif Learning dengan Tipe Jigsaw. http://www. gurukelas.com/2012/09/cooperative-learning-dengan-teknik-jigsaw-metode-jigsaw.html.
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada : Jakarta.
74
Satuan Pendidikan : SDN 2 Sumberejo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV / 1 (ganjil)
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Tingkat
Lingkup Alokasi
Waktu
Nilai Karakter
1 2 3 1. Memahami dan
menggunakan tempat puluhan ribu suatu bilangan. 2. Membandingkan dua
buah bilangan puluhan ribu.
3. Mengurutkan bilangan dari yang terkecil.
75
Kelas/Semester : IV (empat) / 1 (ganjil)
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi :1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi
Teknik Bentuk
Instrumen ilangan dari yang terkecil. pulahn ribu suatu bilangan.
1. Nilai tempat angka 6 pada bilangan 234.456 adalah ...
2. 1.567 ... 1.345 3. Urutan bilangan
76
Instrumen Instrumen
77
Instrumen Instrumen
dikerjakan per kelompok. 7. Siswa
mendiskusikan jawaban LKS bersama kelompoknya. 8. Siswa
mempresentasika n hasil kerja kelompoknya di depan kelas. 9. Guru dan siswa
74 A. Identitas
Sekolah : SDN 2 Sumberejo Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (empat) /1 (ganjil)
StandarKompetensi : 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
KompetensiDasar :1.2 Mengurutkan bilangan
Indikator :
4. Menentukan nilai tempat suatu bilangan. 5. Membandingkan dua buah bilangan. 6. Mengurutkan bilangan puluhan ribu.
Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
B. TujuanPembelajaran Siswa diharapkan dapat:
1. Menentukan nilai tempat suatu bilangan. 2. Membandingkan dua buah bilangan. 3. Mengurutkan bilangan puluhan ribu.
Karaktersiswa yang diharapkan : Teliti, Tekun, Kerjasama, Rasa ingin tahu, Displin
C. MateriPembelajaran Mengurutkan bilangan
D. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
E. Kegiatan Pembelajaran (pertemuan pertama 2x35 menit)) 1. Kegiatan Awal (5 menit)
75 2. Kegiatan Inti (65 menit)
a) Guru memberikan tes awal (pre tes) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari
b) Guru memberikanpenjelasantentangmaterimengurutkanbilangan puluhan ribu.
c) Guru memberikanpokokbahasan yang berbeda-bedapadasetiapkelompok.
d) Masing-masingkelompokmencariinformasisebanyak-banyaknyatentangpokokbahasan yang diberikan guru. e)
Masing-masingketuakelompokmengunjungikelompoklainuntukmemahamipok okbahasan yang diberikan guru padakelompoktersebut.
f) Ketuakelompokkembalikekelompoknyauntukmenjelaskantentangpoko kbahasan yang diterimanyadarikelompok yang dikunjungi.
g) Guru memberibeberapa soal(LKS) yang dikerjakan siswa bersama kelompoknya.
h)
Masing-masingkelompokmenyampaikanhasiljawabannyakedepankelas. i) Guru dansiswamendiskusikanjawaban yang diberikan.
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
a) Guru dan siswa menyimpulkan materi dan penguatan
(pertemuan kedua 2x35 menit))
1. Kegiatan Awal (5 menit)
a) Guru menyampaikantujuanpembelajarandankompetensi yang diharapkan.
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a) Guru mengulang secara singkatpenjelasantentangmateri yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
b) Guru memberikan soal pos tes (evaluasi) yang terdiri dari 10 soal esay kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu.
c) Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa mengumpulkan hasil kerjanya kepada guru.
d) Guru dansiswamendiskusikanjawabandari soal evaluasi yang diberikan untuk mengetahui letak kesalahan siswa jika ada jawaban mereka yang salah.
3. Kegiatan Penutup
a) Siswa menyimpulkan materi yang disampaikan sebelumnya dan guru memberikan penguatan materi.
76 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Soal Evaluasi
G. Penilaian
1. Tes tertulis 2. Penugasan
Mengetahui Bandar Lampung, 30 September 2013 Kepala SDN 2 Sumberejo Guru Mapel Matematika
Nurhayati Ismail, S.Pd Resmiyati
77 Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Urutkanlah bilangan-bilangan di bawah ini mulai dari yang terkecil!
a. 34.388, 34.386, 34.387, 34.389, 34.385
b. 22.111, 22.113, 22.114, 22.112, 22.115
2. Isilah dengan menggunakan tanda <, >, atau =
a. 13.446 ... 13.567
b. 21.236 ... 21.367
3. Angka 7 pada bilangan 58.576 menempati nilai tempat ...
4. Nilai tempat ribuan pada bilangan 56.389 ditempati oleh angka ...
5. Angka 8 pada bilangan 13.876 memiliki nilai ...
6. 23.445, 23.446, ..., 23.448, 23.449
7. 78.990, 78.991, ..., 78.993, 78.994
8. Angka 5 pada bilangan 58.676 menempati nilai tempat ...
9. Nilai tempat puluhan ribuan pada bilangan 78.309 ditempati oleh angka ...
10.Isilah dengan menggunakan tanda <, >, atau =
a. 13.221 ... 13.677
78 1.
a. 34.385, 34.386, 34.387, 34.388, 34.389
b. 22.111, 22.112, 22.113, 22.114, 22.115
2.
a. 13.446<13.567
b. 21.236 < 21.367
3. Puluhan
4. 6
5. Ratusan
6. 23.447
7. 78.992
8. Puluhan ribu
9. 7
10.
a. 13.221< 13.677
79 1.
a. 10.385, 10.386, 10.387, 10.388, 10.389
b. 23.111, 23.112, 23.113, 23.114, 23.115
2.
a. 34.566 < 34.567
b. 10.236 < 10.326
3. PULUHAN
4. 6
80
NAMA : RESMIYATI
SEKOLAH : SDN 2 SUMBEREJO
KELAS : IV
HARI/TANGGAL : SENIN, 29 JULI 2013
BAIK
CUKUP
KURANG
1
Membuka pelajaran
√
2
Menumbuhkan motivasi
√
3
Persiapan sarana pembelajaran
√
4
Memberikan penjelasan materi
√
5
Interaksi dengan siswa
√
6
Penguasaan kelas
√
7
Penguasaan materi
√
8
Memberikan kesempatan siswa bertanya
√
9
Memberikan kesempatan siswa mencatat
√
10 Memberikan evaluasi
√
11 Menyimpulkan materi
√
Bandar Lampung, 29 Juli 2013
Observer
Dalina HD, S.Pd
81 Materi : Mengurutkan Bilangan
1 2 3 4 5 6
15 Jeremia Hasoloan Mangunsong √ √ √ √ √
16 KaniaDhiyah Renika Arlan √ √ √ √ √ 1. Memperhatikan penjelasan guru Observer 2. Mengeluarkan pendapat
3. Menanggapi pendapat teman
4. Berdiskusi dengan anggota kelompok
5. Bertanya kepada guru Dalina HD, S.Pd
6. Mencatat hasil diskusi kelompok NIP. 19660101 198705 2 011
82 SEKOLAH : SDN 2 SUMBEREJO
KELAS : V
HARI/TANGGAL : Senin, 19 Agustus 2013
BAIK CUKUP KURANG
1 Membuka pelajaran √
2 Menumbuhkan motivasi √
3 Persiapan sarana pembelajaran √
4 Memberikan penjelasan materi √
5 Interaksi dengan siswa √
6 Penguasaan kelas √
7 Penguasaan materi √
8 Memberikan kesempatan siswa bertanya √ 9 Memberikan kesempatan siswa mencatat √
10 Memberikan evaluasi √
11 Menyimpulkan materi √
Bandar Lampung, 19 Agustus 2013 Observer
Dalina HD, S.Pd
NIP. 19660101 198705 2 011
83
1 Agung Laksono 75 Tuntas
2 Ahmad Muamar Khotib 45 Belum Tuntas
3 Ahmad Rizky Berliansyah 60 Tuntas
4 Amanda Nabila S 50 Belum Tuntas
5 Anggraini 50 Belum Tuntas
6 Aninda Tri Lestari 60 Tuntas
7 Arif Rahman Hakim 45 Belum Tuntas
8 Aura Cantika Putri AZ 70 Tuntas
9 Bayu Suryana 45 Belum Tuntas
10 Destina Wati 65 Tuntas
11 Dhania Apriliyanti 50 Belum Tuntas
12 Fahri Farabi Ramadhan 60 Tuntas
13 Farhan Tsani 50 Belum Tuntas
14 Irrine Naviza Ayu Ningtias 50 Belum Tuntas 15 Jeremia Hasoloan Mangunsong 45 Belum Tuntas 16 KaniaDhiyah Renika Arlan 65 Tuntas 17 Khrisna Putra Sadewa 50 Belum Tuntas
18 Mailani Zein 55 Belum Tuntas
19 Meylani 60 Tuntas
20 Muhammad Ammar R 50 Belum Tuntas
21 Muhammad Hiqbal 50 Belum Tuntas
22 Prayuda Ramadhan 70 Tuntas
23 Putri Ayu Sazkia 55 Belum Tuntas
24 Rafe'e Meisya Saputra 70 Tuntas
25 Rafiansyah Dendi Pratama 50 Belum Tuntas 26 Rahmat Hendri Kurniawan 45 Belum Tuntas
27 Sabila Puspita Anggun 65 Tuntas
28 Santi Lestiyana 45 Belum Tuntas
29 Sayyid Amanullah Gani 60 Tuntas
30 Silvia Fitri Yani 50 Belum Tuntas
31 Siti NAjwa 65 Tuntas
32 Slistyawati 60 Tuntas
33 Valka Fajar Mahesa 45 Belum Tuntas
34 Windya Sila Wardani 60 Tuntas
35 YolandaAudy Fista 45 Belum Tuntas
36 Zahid Abdul Hafidh 60 Tuntas
84
1 Agung Laksono 85 Tuntas
2 Ahmad Muamar Khotib 55 Belum Tuntas
3 Ahmad Rizky Berliansyah 70 Tuntas
4 Amanda Nabila S 55 Belum Tuntas
5 Anggraini 65 Tuntas
6 Aninda Tri Lestari 55 Belum Tuntas
7 Arif Rahman Hakim 70 Tuntas
8 Aura Cantika Putri AZ 55 Belum Tuntas
9 Bayu Suryana 80 Tuntas
10 Destina Wati 55 Belum Tuntas
11 Dhania Apriliyanti 55 Belum Tuntas
12 Fahri Farabi Ramadhan 65 Tuntas
13 Farhan Tsani 55 Belum Tuntas
14 Irrine Naviza Ayu Ningtias 60 Tuntas 15 Jeremia Hasoloan Mangunsong 55 Belum Tuntas 16 KaniaDhiyah Renika Arlan 70 Tuntas 17 Khrisna Putra Sadewa 55 Belum Tuntas
18 Mailani Zein 60 Tuntas
19 Meylani 55 Belum Tuntas
20 Muhammad Ammar R 65 Tuntas
21 Muhammad Hiqbal 70 Tuntas
22 Prayuda Ramadhan 70 Tuntas
23 Putri Ayu Sazkia 55 Belum Tuntas
24 Rafe'e Meisya Saputra 70 Tuntas
25 Rafiansyah Dendi Pratama 65 Tuntas 26 Rahmat Hendri Kurniawan 55 Belum Tuntas
27 Sabila Puspita Anggun 70 Tuntas
28 Santi Lestiyana 60 Tuntas
29 Sayyid Amanullah Gani 65 Tuntas
30 Silvia Fitri Yani 60 Tuntas
31 Siti NAjwa 60 Tuntas
32 Slistyawati 60 Tuntas
33 Valka Fajar Mahesa 55 Belum Tuntas
34 Windya Sila Wardani 60 Tuntas
35 YolandaAudy Fista 60 Tuntas
36 Zahid Abdul Hafidh 70 Tuntas
85
1 Agung Laksono 70 Tuntas
2 Ahmad Muamar Khotib 70 Tuntas
3 Ahmad Rizky Berliansyah 85 Tuntas
4 Amanda Nabila S 55 Belum Tuntas
5 Anggraini 85 Tuntas
6 Aninda Tri Lestari 80 Tuntas
7 Arif Rahman Hakim 70 Tuntas
8 Aura Cantika Putri AZ 85 Tuntas
9 Bayu Suryana 70 Tuntas
10 Destina Wati 85 Tuntas
11 Dhania Apriliyanti 80 Tuntas
12 Fahri Farabi Ramadhan 85 Tuntas
13 Farhan Tsani 70 Tuntas
14 Irrine Naviza Ayu Ningtias 90 Tuntas 15 Jeremia Hasoloan Mangunsong 80 Tuntas 16 Kania Dhiyah Renika Arlan 85 Tuntas 17 Khrisna Putra Sadewa 55 Belum Tuntas
18 Mailani Zein 80 Tuntas
19 Meylani 100 Tuntas
20 Muhammad Ammar R 75 Tuntas
21 Muhammad Hiqbal 90 Tuntas
22 Prayuda Ramadhan 95 Tuntas
23 Putri Ayu Sazkia 55 Belum Tuntas
24 Rafe'e Meisya Saputra 95 Tuntas
25 Rafiansyah Dendi Pratama 80 Tuntas 26 Rahmat Hendri Kurniawan 55 Belum Tuntas
27 Sabila Puspita Anggun 80 Tuntas
28 Santi Lestiyana 65 Tuntas
29 Sayyid Amanullah Gani 100 Tuntas
30 Silvia Fitri Yani 90 Tuntas
31 Siti Najwa 90 Tuntas
32 Sulistyawati 85 Tuntas
33 Valka Fajar Mahesa 55 Belum Tuntas
34 Windya Sila Wardani 70 Tuntas
35 Yolanda Audy Fista 70 Tuntas
36 Zahid Abdul Hafidh 80 Tuntas
74
Satuan Pendidikan : SDN 2 Sumberejo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV / 1 (ganjil)
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Tingkat
Lingkup Alokasi
Waktu
Nilai Karakter
1 2 3 1. Memahami dan
menggunakan tempat suatu bilangan ratusan ribu.
2. Membandingkan dua buah bilangan ratusan ribu.
3. Mengurutkan bilangan dari yang terbesar.
94 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP ) SIKLUS II
A. Identitas
Sekolah : SDN 2 Sumberejo Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (empat) /1 (ganjil)
StandarKompetensi : 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
KompetensiDasar : 1.2 Mengurutkan bilangan
Indikator :
1. Menentukan nilai tempat suatu bilangan. 2. Membandingkan dua buah bilangan. 3. Mengurutkan bilangan ratusan ribu.
Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
B. TujuanPembelajaran Siswa diharapkan dapat:
1. Menentukan nilai tempat suatu bilangan. 2. Membandingkan dua buah bilangan. 3. Mengurutkan bilangan ratusan ribu.
Karaktersiswa yang diharapkan : Teliti, Tekun, Kerjasama, Rasa ingin tahu, Displin
C. MateriPembelajaran Mengurutkan bilangan
D. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
E. Kegiatan Pembelajaran (pertemuan pertama 2x35 menit)) 1. Kegiatan Awal (5 menit)