• Tidak ada hasil yang ditemukan

Word of Mouth Communication terhadap Tindakan Pengguna Jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Word of Mouth Communication terhadap Tindakan Pengguna Jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Riyanto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit Ali, Hasan. 2010. Marketing dari Mulut ke Mulut. Yogyakarta : Media Pressindo. Effendy, onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi: Teori Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda

Djaslim, Saladin. 2004. Manajemen Pemasaran-Analisis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian. Bandung: Linda Karya

Franekel JR & Wellen NE. 2000. How to Design & Evaluate Research in Education. New York: Mc Grow Hill

Jefkins, Frank. 1996. Public Relations. Erlangga: Jakarta

Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, ed. Milenium. Jilid 2, Alih Bahasa: Hendra Teguh, Ronny A. Rusli dan Benyamin Molan, Jakarta: Prenhallindo Kotler, Philip & Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jilid 1 edisi 12). Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip & Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran). Jakarta: Erlangga Kotler, Philip, dan Kevin Lanne Keller. 2009. Manajemen Pemasaran (Edisi tiga belas). Jakarta: Erlangga

Lupiyoadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University

(2)

Rosen, Emanuel. 2002. The Anatomy of Buzz: How Creating Word of mouth Marketing. New York; Currency

Rosen, Emanuel. 2004. Kiat Pemasaran Dari Mulut Ke Mulut. Jakarta: Elex media komputindo

Sernovitz, Andy. 2009. Word of mouth Marketing. New York: Kaplan Inc Terence A. Shimp.2000. Advertising Promotion and Supplemental Aspect of Integrated Marketing Communication, 5th edition, Harcourt

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama Silverman, L.G, & Kanuk. The secrets of Word of mouth Marketing : How to Trigger Expotential Sales Trough Runaway Word of Mouth. US: AmaCom Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survial. Yogyakarta: PT Pustaka LP3S

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2006. Metode Penlitian Bisnis. Jakarta: CV Alfabeta

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara

Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Ghalia

Sutisna .2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasara. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tjiptono, Fandy & Candra Gregorius. 2005. Service, Quality and Satisfaction. Yogyakarta: Andi

Tjiptono, F. 1995. Total Quality Manajemen. Yogyakarta: Andi

Vera, Nawiroh. 2008. Pengantar Komunikasi Massa. Tanggerang: Renata Pratama Media

Sumber lain:

(3)

Rico Silitonga. 2010. Promosi pemasaran dan tindakan membeli (Studi

Korelasional Tentang Pengaruh Promosi Pemasaran ’’Susu Dancow Instant Enriched’’ Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Skripsi: Medan

Sumber internet:

(4)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.

2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.

(5)

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni dengan lama penelitian selama 1 bulan. Lokasi penelitian yaitu di Mari Photo Studio Kabanjahe, yang berlokasi di Jalan Kapten Bangsi Sembiring, Kabanjahe.

III.3 Populasi dan Sampel

Menurut Nawawi (2001:14), populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Menurut Sugiyono (2006:73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% (Rakhmat, 2004:120)

Karena jumlah populasi ini tersebar dan sulit untuk diketahui secara pasti maka penentuan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini akan menggunakan rumus Rao Purba, yaitu :

(6)

Keterangan :

n = Jumlah sampel.

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95% = 1.96 Moe = Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, biasanya

10%

Dari perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 orang. Untuk memudahkan penelitian, maka peneliti mengambil sampel sebesar 100 responden.

III.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan multi step sampling yang dapat dibedakan menjadi berikut:

1) Purposive Sampling

Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan. Purposive sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanngan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan dianalisis.

Berdasarkan defenisi di atas, peneliti memberikan beberapa kriteria yang dapat menjadikan seseorang menjadi sampel, adalah sebagai berikut: a) Penduduk yang berusia 15-55 tahun

(7)

d) Pengguna jasa yang melakukan tindakan menggunakan jasa di Mari Foto Kabanjahe yang disebabkan oleh word of mouth communication 2) Accidental Sampling

Accidental Sampling ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).

III.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Lapangan (Field Research) 1) Kuisioner

Menurut Sugiyono (2006:135), kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pertanyaan atau pernyataan yang disajikan berupa pertanyaan tertutup dengan menggunakan skala interval untuk memperoleh data yang jika diolah menunjukkan pengaruh atau hubungan antara variabel.

2) Wawancara

Pengumpulan data dengan wawancara ini dilakukan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan responden

b. Studi Kepustakaan (Library Research)

(8)

III.6 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari , dan memutuskan apa yang diceritakan orang lain (Singarimbun, 1995: 262).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian korelasional, sehingga menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis.

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisis table tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan persentase setiap kategori (Singarimbun, 1995:266)

2. Analisis Tabel Silang

Analisis table silang adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variable yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau bernilai negatif (Singarimbun, 1995:273)

3. Uji Hipotesis

(9)

Sedangkan hipotesis alternative (Ha) menyatakan bahwa koefisien korelasi berarti atau signifikan. Jika hipotesis null (H0) ditolak maka hipotesis alternative (H0) dapat diterima.

Untuk menguji tingkat signifikansi korelasi, jika n > 0, digunakan rumus ttest pada tingkat signifikansi 0,05 sebagai berikut:

Keterangan: t = nilai thitung r = nilai koefisien n = jumlah sampel

Jika ttest > thitung, maka hubungannya signifikan Jika ttest < thitung, maka hubungannya tidak signifikan

Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan yang digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut (Kriyantono, 2006: 168-169) yakni:

≤ 20 = Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,39 = Hubungan rendah tapi pasti

040 – 0,70 = Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 = Hubungan yang tinggi; kuat

(10)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

IV.1 Deskripsi Lokasi Penelitian IV.1.1 Sejarah Umum Perusahaan

Mari Photo Studio Kabanjahe adalah salah satu perusahaan berskala menengah yang bergerak di bidang jasa fotografi dan entertainment. Mari Photo pertama kali didirikan oleh Bapak Sikap Ginting pada tahun 1945 di Kabanjahe. Dan seiring berjalannya waktu konsep studio ini banyak diadopsi oleh pihak keluarga sehingga banyak berdiri studio foto dengan merek Mari Photo, salah satunya adalah Mari Photo Studio Kabanjahe yang didirikan oleh Bapak Jhon Evan Bangun. Mari Photo Studio Kabanjahe sendiri, sebelum mengalami perkembangan seperti pada saat ini, awalnya didirikan di desa Tiganderket kecamatan Tiganderket pada bulan Agustus tahun 2000.

(11)

IV.1.2 Profil Perusahaan

Dengan semangat menciptakan dunia usaha fotografi menuju ke arah yang lebih baik dan profesioanl, serta bisa memenuhi tuntutan konsumen yang semakin hari semakin kompleks. Dengan dukungan teknologi fotografi dan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya, Mari Photo Studio Kabanjahe dapat bersaing dalam usaha jasa fotografi di Kabanjahe.

Mari Photo Studio Kabanjahe yang sudah menginjak tahun ke lima di kota Kabanjahe membuktikan kepada konsumennya bahwa produk fotografi menjadi produk yang bisa memuaskan karena digarap secara professional serta dengan kemasan yang ekslusif. Visi dan misi perusahaan studio fotografi yang selalu memperhatikan kebutuhan konsumen, agar dapat tercapai.

IV.1.3 Jasa Foto yang Ditawarkan

Jasa foto yang ditawarkan oleh Mari Photo Studio Kabanjahe kepada calon konsumen terbagi atas Jasa foto dan jasa tambahan lainnya seperti fotocopy, percetakan, shooting video, dan lain-lain. Proses pelayanan jasa foto yang ditawarkan oleh Mari Photo Studio Kabanjahe terdiri atas

- Foto Indoor

(12)

- Foto outdoor

Foto ini dilakukan di luar studio. Biasanya foto outdoor dilakukan dengan durasi yang lebih lama dibandingkan dengan foto indoor, sehingga dari segi harga, foto outdoor cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan foto indoor. Bentuk jasa foto ini berupa foto pra nikah, foto pernikahan, foto acara/ upacara adat, foto sekolah, dan lain-lain.

IV.1.3 Filosofi Nama

Kata Mari pada Mari Photo yang diberikan oleh Bapak Sikap Ginting sebagai pendiri awal studio foto Mari Photo merupakan singkatan dari Merdeka Abadi Republik Indonesia. Beliau terinspirasi dari semangat juang pada pejuang kemerdekaan yang gigih melawan penjajah pada masa kedudukan Jepang.

IV.1.4 Struktur Organisasi

Bagan IV.1: Struktur Organisasi

1. Owner bertugas sebagai pemantau kinerja dari fotografer, editor, serta store assistance

2. Fotografer bertugas sebagai eksekutor fotografi

3. Editor bertugas sebagai juru pengatur dalam pengeditan hasil foto fotografer

OWNER

STORE

ASISTANCE EDITOR

(13)

4. Store assistance bertugas sebagai pemegang kasir serta penerima saran dan kritik dari konsumen.

VI.2 Penyajian Data

VI.2.1 Analisis Data Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam pembahasan ini, peneliti akan merujuk pada sistem penyajian atau data yang diperoleh dari hasil jawaban responden, dimana metode pengumpulan data dilakukan melalui metode kuisioner yang disebarkan kepada responden yang memenuhi karakteristik yang sudah ditetapkan sebanyak 100 orang.

VI.2.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan salah satu variabel yang diperhitungkan dalam suatu penlitian. Hal ini diperlukan dalam menjelaskan jawaban-jawaban pada kuisioner yang diberikan kepada responden. Adapun karakteristik responden dalam hal ini meliputi jenis kelamin, usia, suku pekerjaan, dan penghasilan. Karakteristik responden yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut:

VI.2.1.1.1 Jenis Kelamin

Tabel IV.1: Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Laki-laki 28 28

2 Perempuan 72 72

TOTAL 100 100

(14)

Dalam penelitian ini, populasi ini tersebar dan sulit untuk diketahui secara pasti maka setelah menggunakan rumus Rao Purba maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 100 orang responden, dimana laki-laki berjumlah 28 orang (28%) dan perempuan sebanyak 72 orang (72%). Hal ini menunjukkna bahwa pengaruh word of mouth communication terhadap tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe adalah perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan lebih renponsif terhadap informasi terhadap informasi-informasi yang diperoleh melalui orang lain.

VI.2.1.1.2 Usia

Peneliti membagi karakteristik responden berdasarkan usia menjadi 4 kelas yaitu responden yang berusia 15-25 tahun, 26-36 tahun, 37-47 tahun, dan 48-55 tahun.

Tabel IV.2: Identitas Responden Berdasarkan Usia

NO USIA JUMLAH PERSENTASE (%)

1 15-25 Tahun 29 29

2 26-36 Tahun 28 28

3 37-47 Tahun 23 23

4 48-55 Tahun 20 20

TOTAL 100 100

(15)

Dari tabel IV.2 dapat diketahui bahwa ada sebanyak 30 orang responden (30%) yang terdiri dari usia 15-29 tahun, responden yang berusia 26-36 tahun sebanyak 28 orang responden (28%), responden yang berusia 37-47 tahun sebanyak 23 orang responden (23%), sedangkan responden yang berusia 48-55 tahun sebanyak 20 orang (20%). Sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas adalah responden yang berusia 15-25 tahun dan tergolong remaja-dewasa.

VI.2.1.1.3 Suku

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 82 orang responden (82%) yang merupakan suku Batak yang karena adanya word of mouth communication melakukan tindakan menggunakan jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe.

Sedangkan terdapat 10 orang responden (10%) yang merupakan suku Jawa dan 5 orang responden (5%) yang merupakan suku Minang yang melakukan tindakan menggunakan jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe.

Selebihnya 4 responden (4%) yang merupakan suku dari kategori lain-lain (China dan Nias) yang melakukan tindakan menggunakan jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe.

(16)

Tabel IV.3: Identitas Responden Berdasarkan Suku

NO SUKU JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Batak 82 82

2 Jawa 9 9

3 Minang 5 5

4 Lain-lain 4 4

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

VI.2.1.1.4 Pekerjaan

Tabel IV.4: Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

NO PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Wiraswasta 20 20

2 PNS 28 28

3 Ibu rumah tangga 10 10

4 Tidak bekerja 23 23

5 Lain-lain 19 19

TOTAL 100 100

(17)

Dari tabel IV.4 dapat diketahui bahwa sebanyak 20 orang responden (20%) yang bekerja sebagai wiraswasta, 28 orang responden (28%) yang bekerja sebagai PNS, 10 orang responden (10%) yang merupakan ibu rumah tangga, 23 orang responden (23%) yang tidak bekerja (Siswa dan Mahasiswa), dan selebihnya berasal dari responden yang bekerja dalam kategori lain-lain, yang terdiri dari pramuniaga, supir, petani, dan lain-lain, yang melakukan tindakan menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe terbesar sebagai pengaruh dari word of mouth communication.

Berdasarkan wawancara singkat dengan peneliti, diperoleh bahwa responden yang bekerja sebagai PNS yang mendominasi sebagai pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe dan memiliki kepekaan yang lebih besar terhadap fenomena word of mouth communication dan berusaha untuk mencari kebenaran informasinya.

VI.2.1.1.5 Penghasilan

Tabel IV.5: Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan

NO PENGHASILAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 < Rp 1.000.000 25 25

2 Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000 11 11

3 Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 28 28

4 Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 19 19

5 > Rp 4.000.000 17 17

TOTAL 100 100

(18)

Hasil penelitian menunjukkan 25 orang responden (25%) berpenghasilan < Rp1.000.000, 11 orang responden (11%) berpenghasilan dari Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000, 28 orang responden (28%) berpenghasilan dari Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000, 19 orang responden (19%) berpenghasilan dari Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000, sisanya 17 orang responden berpenghasilan > Rp 4.000.000.

Berdasarkan pengamatan peneliti, responden yang pada umumnya menggunakan jasa pada Mari Photo Studio Kabanjahe merupakan responden yang berpenghasilan cukup, yakni di atas Rp 2.000.000. Selebihnya yang menggunakan jasa pada Mari Photo Studio Kabanjahe yang berpenghasilan < Rp 1.000.000 kebanyakan dari kategori tidak bekerja yakni siswa dan mahasiswa yang biasanya menggunakan jasa foto untuk keperluan pas foto.

IV.2.1.2 Distribusi Jawaban Responden terhadap Word of Mouth Communication (Variabel X)

(19)

IV.2.2.1 Membicarakan

Membicarakan merupakan Kemauan konsumen dalam membicarakan hal-hal positif tentang kualitas perusahaan kepada orang lain

IV.2.2.1.1 Mendengar Cerita dari Orang Lain

Tabel IV.6: Jawaban Responden tentang Mendengar Cerita dari Orang Lain

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat sering 49 49

2 Sering 49 49

3 Jarang 2 2

4 Tidak pernah - -

TOTAL 98 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

(20)

IV.2.2.1.2 Menyebutkan dalam Percakapan

.Tabel IV.7: Jawaban Responden tentang Menyebutkan dalam Percakapan

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat sering 20 20

2 Sering 68 68

3 Jarang 12 12

4 Tidak pernah - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Tabel IV.7 menjelaskan bahwa sebanyak 20 orang responden (20%) sangat sering dan 68 orang responden (68%) sering menyebutkan Mari Photo Studio Kabanjahe dalam percakapan dengan orang lain, karena mereka merasa ada sesuatu yang menarik dari Mari Photo Studio Kabanjahe untuk diperbincangkan.

(21)

IV.2.2.2 Meyakinkan

Meyakinkan merupakan Kemauan konsumen untuk memberitahukan hal-hal yang positif tentang kualitas jasa suatu perusahaan kepada orang lain

IV.2.2.2.1 Diberitahu oleh Orang Lain

Tabel IV.8: Jawaban Responden tentang Diberitahu oleh Orang Lain

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat sering 49 49

2 Sering 45 45

3 Jarang 5 5

4 Tidak pernah - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 49 orang responden (49%) sangat sering dan 45 orang responden (45%) sering diberitahu oleh orang lain tentang Mari Photo Studio Kabanjahe karena mereka berada dalam komunitas yang merasa puas terhadap jasa Mari Photo Studio Kabanjahe sehingga memiliki kemauan untuk memberitahu kepada orang lain.

(22)

IV.2.2.2.2 Memberi Penjelasan Lebih Lanjut

Tabel IV.9: Jawaban Responden tentang Memberi Penjelasan Lebih Lanjut

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat sering 16 16

2 Sering 60 60

3 Jarang 24 24

4 Tidak pernah - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16 orang responden (16%) dan 60 orang responden (60%) yang memberi penjelasan lebih lanjut tentang Mari Photo Studio Kabanjahe bila orang lain menanyakan, karena mereka merupakan konsumen yang merasa puas atas jasa yang diberikan oleh Mari Photo Studio Kabanjahe.

(23)

IV.2.2.3 Merekomendasikan

Merekomendasikan merupakan kemauan konsumen untuk memberikan rekomendasi tentang kualitas jasa perusahaan kepada orang lain

IV.2.2.3.1 Disarankan oleh Orang Lain

Setelah berbagi pengalaman dan informasi, sering teman kita akan menyarankan sesuatu yang dianggap baik menurut mereka.

Tabel IV.10: Jawaban Responden tentang Disarankan oleh Orang Lain

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat sering 59 59

2 Sering 39 39

3 Jarang 2 2

4 Tidak pernah - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

(24)

Sebanyak 2 orang responden (2%) jarang disarankan oleh orang lain untuk menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe karena komunitas mereka yang sudah menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe dan merasa kurang puas tidak berkeinginan agar teman atau saudara mereka menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe.

IV.2.2.3.2 Mengajukan kepada Orang Lain

Orang yang puas terhadap suatu produk atau jasa cenderung mengajukan jasa atau produk yang digunakannya kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain juga merasakan seperti dia.

Tabel IV.11: Jawaban Responden tentang Mengajukan kepada Orang Lain

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat sering 31 31

2 Sering 58 58

3 Jarang 11 11

4 Tidak pernah - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

(25)

Sedangkan 11 orang responden (11%) sisanya jarang mengajukan Mari Photo Studio Kabanjahe jarang mengajukan Mari Photo Studio Kabanjahe karena mereka menganggap Mari Photo Studio Kabanjahe kurang layak untuk direkomendasikan kepada orang lain.

IV.2.2.4 Mendorong

Mendorong merupakan Kemauan konsumen untuk melakukan dorongan kepada orang lain untuk melakukan tindakan penggunaan jasa suatu perusahaan.

IV.2.2.4.1 Mempengaruhi Orang Lain

Tabel IV.12: Jawaban Responden tentang Mempengaruhi Orang Lain

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat sering 14 14

2 Sering 56 56

3 Jarang 30 30

4 Tidak pernah - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebanyak 14 orang respon (14%) sangat sering dan 56 orang responden (56%) sering mempengaruhi orang lain untuk menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe karena mereka ingin agar teman atau saudara mereka menggunakan jasa yang mereka anggap baik.

(26)

IV.2.2.4.2 Diajak oleh Orang Lain

Tabel IV.13: Jawaban Responden tentang Diajak oleh Orang Lain

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat sering 55 55

2 Sering 44 44

3 Jarang 1 1

4 Tidak pernah - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55 orang responden sangat sering (55%) dan 44 orang responden (44%) sering diajak oleh orang lain untuk menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe, karena mereka berada dalam komunitas yang ingin agar teman atau saudara mereka menggunakan jasa yang digunakan oleh komunitas tersebut.

(27)

IV.2.1.3 Distribusi Jawaban Responden terhadap Tindakan Pengguna Jasa (Variabel Y)

Tabel-tabel di bawah ini disajikan data jawaban responden terhadap keseluruhan pertanyaan variabel Y yang indikatornya adalah perhatian, minat, hasrat, keputusan, dan tindakan.

IV.2.3.1 Perhatian

Perhatian merupakan keinginan seseorang untuk melihat dan mencari sesuatu. Menimbulkan perhatian bagi konsumen berarti sebuah pesan harus dapat menimbulkan perhatian yang positif.

IV.2.3.1.1 Menyimak Informasi

Tabel IV.14: Jawaban Responden tentang Menyimak Informasi

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 52 52

2 Setuju 48 48

3 Kurang setuju - -

4 Tidak setuju - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

(28)

IV.2.3.1.1 Mencari Kebenaran Informasi

Tabel IV.15: Jawaban Responden tentang Mencari Kebenaran Informasi

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 42 42

2 Setuju 58 58

3 Kurang setuju - -

4 Tidak setuju - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

(29)

IV.2.3.2 Minat

Minta Minat (Interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers)

IV.2.3.2.1 Menjadi Penasaran

Tabel IV.16: Jawaban Responden tentang Menjadi Penasaran

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat penasaran 30 30

2 Penasaran 66 66

3 Kurang Penasaran 4 4

4 Tidak penasaran - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Tabel IV.16 menunjukkan bahwa 30 orang responden (30%) sangat setuju dan 66 orang responden (66%) setuju responden menjadi penasaran setelah memperoleh informasi melalui word of mouth communication karena setelah ada sesuatu yang menarik perhatian mereka sehingga mereka ingin tahu bagaimana sebenarnya Mari Photo Studio Kabanjahe itu.

(30)

IV.2.3.2.2 Membandingkan dengan yang Lain

Tabel IV.17: Jawaban Responden tentang Membandingkan dengan yang Lain

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat sering 43 43

2 Sering 38 38

3 Jarang 14 14

4 Tidak pernah 5 5

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Tabel IV.17 menunjukkan bahwa 43 orang responden (43%) sangat sering dan 38 orang responden (38%) sering membandingkan Mari Photo Studio Kabanjahe dengan studio foto yang lain setelah memperoleh informasi melalui word of mouth communication karena mereka ingin mencari kelebihan dan kekurangan masing-masing studio foto.

Sebanyak 14 orang responden (14%) jarang membandingkan Mari Photo Studio Kabanjahe dengan studio foto setelah memperoleh informasi melalui word of mouth communication karena mereka kurang memiliki antusias untuk mencari kelebihan dan kekurangan masing-masing studio foto.

(31)

IV.2.3.3 Hasrat

Hasrat merupakan Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian. Pemikiran terjadi dari adanya hasrat. Hal ini berkaitan dengan motif dan motivasi konsumen dalam membeli suatu produk.

IV.2.3.3.1 Termotivasi Menggunakan

Tabel IV.18: Jawaban Responden tentang Termotivasi Menggunakan

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat termotivasi 29 29

2 Termotivasi 70 70

3 Kurang termotivasi 1 1

4 Tidak termotivasi - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 29 orang responden (29%) sangat termotivasi dan 70 orang responden (70%) termotivasi untuk menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe setelah memperoleh informasi melalui word of mouth communication karena mereka mereka memperoleh informasi yang dapat menyakinkan untuk menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe.

(32)

IV.2.3.3.2 Berkunjung untuk Melihat Langsung

Tabel IV.19: Jawaban Responden tentang Berkunjung untuk Melihat Langsung

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 27 27

2 Setuju 54 54

3 Kurang setuju 19 19

4 Tidak setuju - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 orang responden (27%) sangat setuju dan 54 orang responden (54%) setuju jika mereka berkunjung untuk melihat langsung ke Mari Photo Studio Kabanjahe setelah memperoleh informasi melalui word of mouth communication karena mereka ingin membuktikan sendiri apakah benar jasa Mari Photo Studio Kabanjahe bagus atau tidak.

(33)

IV.2.3.4 Keputusan

Keputusan merupakan tahap dimana konsumen membuat keputusan untuk membeli suatu produk.

IV.2.3.3.1 Menjadi Pertimbangan

Tabel IV.20: Jawaban Responden tentang Menjadi Pertimbangan

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 72 72

2 Setuju 28 28

3 Kurang setuju - -

4 Tidak setuju - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

(34)

IV.2.3.3.2 Menjadi Pilihan Utama

Tabel IV.24: Jawaban Responden tentang Menjadi Pilihan Utama

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 34 34

2 Setuju 52 52

3 Kurang setuju 14 14

4 Tidak setuju - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 34 orang responden (34%) sangat setuju dan 52 orang responden (52%) setuju bila Mari Photo Studio Kabanjahe menjadi pilihan utama dalam memilih studio foto karena informasi yang diperoleh sudah dapat menyakinkan mereka untuk memilih Mari Photo Studio Kabanjahe sebagai studio foto pilihan utama.

(35)

IV.2.3.5 Tindakan

Tindakan merupakan suatu kegiatan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam melakukan pembeli produk yang ditawarkan.

IV.2.3.5.1 Menggunakan

Tabel IV.22: Jawaban Responden tentang Menggunakan

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 48 48

2 Setuju 52 52

3 Kurang setuju - -

4 Tidak setuju - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

(36)

IV.2.3.5.2 Kembali Menggunakan

Tabel IV.23: Jawaban Responden tentang Kembali Menggunakan

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 49 49

2 Setuju 51 51

3 Kurang setuju - -

4 Tidak setuju - -

TOTAL 100 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Tabel VI.23 menunjukkan bahwa sebanyak 49 orang responden (49%) sangat setuju dan 52 orang responden (52%) setuju untuk menggunakan kembali jasa Mari Photo Studio Kabanjahe karena mereka merasa puas terhadap kualitas jasa Mari Photo Studio Kabanjahe.

IV.2.2 Analisis Tabel Silang

(37)

1. Hubungan antara pengguna jasa yang mendengarkan cerita orang lain tentang Mari Photo Studio Kabanjahe dengan respon pengguna jasa dalam mencari kebenaran informasi tentang jasa Mari Photo Studio Kabanjahe

2. Hubungan antara informasi Mari Photo Studio Kabanjahe yang diberitahukan oleh orang lain dengan respon pengguna jasa yang mempertimbangkan untuk menggunkan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe

3. Hubungan antara pengguna jasa yang diajak menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe dengan respon pengguna jasa menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe

IV.2.2.1 Distribusi Analisis Tabel Silang antara Variabel X dengan Variabel Y

VI.2.2.1.1 Hubungan antara mendengarkan cerita orang

lain dengan mencari kebenaran informasi tentang jasa Mari Photo Studio Kabanjahe

Tabel VI.24: Hubungan antara mendengarkan cerita orang lain dengan mencari kebenaran informasi tentang jasa Mari Photo Studio Kabanjahe

Mencari Kebenaran Informasi

Total Setuju Sangat Setuju

Mendengar Cerita dari

(38)

Tabel di atas menjelaskan tentang hubungan antara pengguna jasa yang mendengarkan cerita orang lain tentang Mari Photo Studio Kabanjahe dengan respon pengguna jasa dalam mencari kebenaran informasi tentang jasa Mari Photo Studio Kabanjahe. Dari 100 orang responden dalam penelitian ini memiliki sebaran data: 58 orang responden menyatakan setuju jika mencari kebenaran informasi tentang Mari Photo Studio Kabanjahe setelah memperolehnya melalui word of mouth communication, kemudian 42 orang responden menyatakan sangat setuju.

Sebaran tentang pengaruh pengguna jasa yang mendengarkan cerita orang lain tentang Mari Photo Studio Kabanjahe dengan respon pengguna jasa dalam mencari kebenaran informasi tentang jasa Mari Photo Studio Kabanjahe, yaitu 49 orang responden yang menyatakan sangat sering mendengar orang lain bercerita tentang Mari Photo Studio Kabanjahe, kemudian 49 orang responden yang menyatakan sering mendengar orang lain bercerita tentang Mari Photo Studio Kabanjahe, sedangkan 2 orang responden yang menyatakan jarang mendengar orang lain bercerita tentang Mari Photo Studio Kabanjahe.

(39)

Responden yang menyatakan sering mendengar orang lain bercerita tentang Mari Photo Studio Kabanjahe dengan dengan respon resonden dalam mencari kebenaran informasi tentang jasa Mari Photo Studio Kabanjahe sebanyak 49%, kemudian yang menyatakan sangat sering sebanyak 16%, sisanya menyatakan jarang sebanyak 2%.

VI.2.2.1.2 Hubungan antara diberitahukan oleh orang lain dengan

mempertimbangkan untuk menggunkan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe

Tabel IV.25: Hubungan antara diberitahukan oleh orang lain dengan mempertimbangkan untuk menggunkan jasa Mari Photo Studio

Kabanjahe

Menjadi Pertimbangan

Total Setuju Sangat Setuju

Diberitahu oleh Orang Lain Tidak Pernah 0 1 1

Jarang 5 0 5

Sering 21 24 45

Sangat Sering 2 47 49

Total 28 72 100

(40)

Tabel di atas menjelaskan tentang hubungan antara informasi Mari Photo Studio Kabanjahe yang diberitahukan oleh orang lain dengan respon pengguna jasa yang mempertimbangkan untuk menggunkan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe. Dari 100 orang responden dalam penelitian ini memiliki sebaran data: 72 orang responden menyatakan sangat setuju mempertimbangkan untuk menggunakan jasa pada Mari Photo Studio Kabanjahe setelah memperoleh informasinya melalui word of mouth communication, kemudian sebanyak 28 orang responden yang menyatakan setuju.

(41)

Responden yang menyatakan sangat sering diberitahui oleh orang lain tentang Mari Photo Studio Kabanjahe dengan respon resonden mempertimbangkan untuk menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe sebanyak 47%, kemudian yang menyatakan sering sebanyak 24%, sisanya menyatakan tidak pernah sebanyak 1%.

VI.2.2.1.3 Hubungan antara diajak menggunakan dengan menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe

Tabel IV.26: Hubungan antara diajak menggunakan dengan menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe

Menggunakan

Total Setuju Sangat Setuju

Diajak oleh Orang Lain Jarang 1 0 1

Sering 32 12 44

Sangat Sering 19 36 55

Total 52 48 100

Sumber: Hasil pengolahan menggunakan SPSS

(42)

Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa terdapat hubungan pengguna jasa yang diajak menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe dengan respon pengguna jasa menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe. Responden menyatakan setuju bahwa pengguna jasa yang diajak menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe berpengaruh terhadap respon pengguna jasa menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe.

(43)

IV.2.3 Uji Hipotesis

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara word of mouth communication terhadap tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe, digunakan regresi linear sederhana dengan bantuan program SPSS. Hasil pengujian regresi yang dilakukan maka didapatkan hasilnya:

Tabel IV.26: Uji Korelasi

TINDAKAN

Pearson Correlation TINDAKAN PENGGUNA

JASA

1.000 .768

WORD OF MOUTH

COMMUNICATION

.768 1.000

Sig. (1-tailed) TINDAKAN PENGGUNA

JASA

. .000

WORD OF MOUTH

COMMUNICATION

.000 .

N TINDAKAN PENGGUNA

JASA

100 100

WORD OF MOUTH

COMMUNICATION

100 100

Sumber: Hasil pengolahan menggunakan SPSS

(44)

Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas. Jika probabilitas > 0,01 maka Ha ditolak, jika probabilitas < 0,01 maka Ha diterima. Pada bagian output korelasi di atas dapat dilihat bahwa pasangan data berkorelasi secara signifikan, yaitu antara word of mouth communication dengan tindakan penguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe (probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,01)

Berdasarkan analisa di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada responden yang menggunakan jasa Mari Photo Studio Kabanjahe adalah 0,768. Signifikan korelasi diketahui dari probabilitas yang lebih kecil dari 0,01 (0,000 < 0,01) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan, maka hubungannya adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.

IV.3 Pembahasan

Setelah menganalisis jawaban dari setiap kuisioner yang diperoleh dari 100 orang responden, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis yaitu pengukuran tingkat hubungan diantara dua variabel yang linear dengan menggunakan uji regresi linear sederhana.

(45)

communication dengan tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe. Sekaligus juga menolak hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara word of mouth communication dengan tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe.

Kemudian untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesis tersebut, dilakukan dengan membandingkan probabilitas dengan nilai probabilitas 0,01. Maka diperoleh hasil 0.000 < 0,01 yang menunjukkan signifikansi, maka dinyatakan bahwa hubungannya signifikan. Artinya terdapat hubungan antara word of mouth communication dengan tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe. Tingkat signifikan tergantung dari ada tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y.

Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford . Hasil rs = 0,768 pada skala 0,71 – 0,90. Hal ini menunjukkan hubungan yang tinggi; kuat antara word of mouth communication dengan tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe.

Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y, yaitu dengan rumus:

Kp = (rs)2 x 100% Kp = (0,768)2 x 100% Kp = 0,589824 x 100% Kp = 58,9%

(46)

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil analisis sesuai dengan teori Teori AIDDA dimana perhatian calon pengguna jasa dalam hal ini dipicu karena adanya informasi yang diperoleh melalui word of mouth communication tentang Mari Photo Studio Kabanjahe. Semakin positif informasi yang diperoleh, maka akan mempengaruhi hasrat serta minat calon pengguna jasa. Pada titik tertentu hasrat dan minat yang tinggi tersebut akan mengakibatkan calon pengguna jasa untuk mengambil keputusan untuk menggunakan atau tidak jasa tersebut. Setelah melalui pertimbangan, calon pengguna jasa yang merasa yakin, akan melakukan tindakan untuk menggunakan jasa pada Mari Photo Studio Kabanjahe.

Hasil analisis ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu yakni pada penelitian:

(47)

Pada penelitian terdahulu berikutnya yang dilakukan oleh Rico Silitonga (2010) dengan judul “Promosi pemasaran dan tindakan membeli (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Promosi Pemasaran ’’Susu Dancow Instant Enriched’’ Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)”. Peneliti melihat kesesuaian antara metode penelitian yang dilakukan oleh Rico Silitonga dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yakni menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel dan melihat sejauhmana variasi-variasi antara satu variabel pada suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lain, yang berdasarkan pada koefisien korelasi, dalam hal ini menemukan ada tidaknya hubungan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : “terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh Promosi Pemasaran ’’Susu Dancow Instant Enriched’’ Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan ”, sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, yakni terdapat hubungan antara word of mouth communication terhadap tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe. Faktor yang dapat mempengaruhi kesesuaian hasil penelitian terdahulu dengan yang diteliti peneliti sekarang adalah teori yang digunakan dalam penelitian yaitu teori AIDDA.

(48)

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara word of mouth communication dengan tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe. Hasil ini didapatkan melalui uji korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,768, yaitu hubungan yang tinggi; kuat. Dengan kata lain, semakin intens word of mouth communication dilakukan, maka akan semakin tinggi pula tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe.

V.2 Saran

(49)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Kerangka Teori

Nawawi menjelaskan bahwa kerangka teori mengandung pokok-pokok pikiran yang akan menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disorot. Untuk itulah perlu disusun kerangka teori yang akan menjadi landasan kerangka berpikir bagi penulis dalam menganalisis penelitiannya (Nawawi, 2001:39).

Menurut Kerlinger, teori adalah serangkaian asumsi, konsep, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir untuk menunjukkan perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang menjadi objek penelitian (Singarimbun 1995:37)

Adapun teori-teori yang relevan dengan penelitian ini adalah komunikasi pemasaran, pemasaran jasa. teori SOR, word of mouth dan teori AIDDA

II.1.1 Komunikasi Pemasaran

Dalam setiap kegiatan pemasaran selalu mengandung unsur komunikasi. Komunikasi akan menciptakan suatu interaksi antara perusahaan dengan konsumen. Pengertian komunikasi itu sangat bermacam-macam bergantung pendapat setiap orang. Menurut Everett M Rogers dalam Deddy

Mulyana (2005: 62), komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan

dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi

(50)

menerima pesan yang terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai

pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

Menurut Kotler, komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual (Kotler, 2009: 172). Definisi ini menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak-pihak-pihak yang terlibat akan mendengarkan, beraksi dan berbicara sehingga tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran. Dalam dekade terakhir ini, komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting. Bahkan telah diklaim bahwa pemasaran diera 1990-an adalah komunikasi adalah pemasaran keduanya tak terpisahkan.

Tujuan komunikasi pemasaran menurut Terenca A Shimp dalam Philip dan Kotler (2001:75):

1. Membangkitkan keinginan akan suatu produk.

Agar konsumen memiliki keinginan untuk membeli suatu produk, pemasar terlebih dahulu harus menciptakan suatu kategori produk yang baru.

2. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness)

(51)

3. Mendorong sikap positif terhadap produk yang mempengaruhi niat (intention)

Pemasar haus bisa membuat calon konsumen pemasar memiliki sikap yang positif terhadap produk serta mendoorng niat untuk mmebeli.

4. Memfasilitasi pembelian

Pemasar hasrus berusaha menciptakan rangkaian kegiatan pemasaran yang menarik dan efektif, mencitakan display yang menarik di toko atau

supermarket, serta menciptakan kegiatan distribusi yang baik.

Komunikasi pemasaran hanya berfokus pada usaha untuk mengawasi masalah kekhawatiran sesaat, citra, atau preferensi di dalam pasar target. Pendekatan komunikasi seperti ini memiliki keterbatasan: terlalu bersifat jangka pendek dan terlalu mahal, dan sebagian pesan yang disampaikan dengan cara seperti ini tidak akan didengar

(52)

Masalah terbesar dalam komunikasi pemasaran yakni fakta bahwa hanya sumber pesan yang paling rendah kredibilitasnya (yakni planned messages) yang biasanya direncanakan sebagai bagian dari program tersebut, namun dalam banyak kasus, justru sumber pesan terpercaya (service messages dan unplanned messages) terabaikan. Oleh karena itu, tantangan bagi setiap perusahaan yakni mengelola semua pesan mengenai perusahaan dan produknya serta semua media komunikasi secara terintegrasi.

Bauran komunikasi pemasaran (Prisgunanto, 2006: 27) terdiri dari: Sales force (personal selling), periklanan. promosi penjualan, penjualan langsung (data base marketing). public relations, sponsorship, eksibisi, corporate Identity, packaging (pengemasan), point of sale, merchandising, word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut), internet dan media baru.

1. Sales force (personal selling)

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono. 1995: 202)

2. Periklanan

(53)

3. Promosi penjualan

Promosi penjualan merupakan serangkaian teknik yang digunakan untu mencapai sasaran-sasaran penjualan dan pemasaran dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik kepada para perantara maupun pemakai langsung, tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu (Insitute of Sales Promotion dalam Cummins 1991:111)

4. Penjualan langsung (data base marketing)

Penjualan langsung merupakan sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi (Tjiptono, 1995: 204)

5. Public relations

Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinanm dan sikao berbagai kelompok terhadap organisasi tesebut (Tjiptono, 1995: 211)

6. Sponsorship

Sponsorship merupakan pemberian dukungan keuangan atau bentuk-bentuk dukungan lainnya kepada pihak penerima agar keuangan si penerima tetap lancar atau menjadi lebih kokoh

7. Eksibisi

(54)

8. Corporate Identity

Corporate Identity merupakan suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya (Jefkins, 1996: 296)

9. Packaging (pengemasan)

Packaging berguna untuk menggambarkan perhatian pada sebuah merek, memisahkan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin pembelian, menyesuaikan harga atau nilai bagi kinsmen, mengartikan berbagai fitur dan keuntungan merek dan akhirnya dan yang terakhir adalah memotivasi pilihan merek konsumen (Shimp, 2000: 37)

10. Point of sale, merchandising

Point of sale, merchandising merupakan display yang mendukung penjualan, denan tujuan memberi informasi, mengingatkan, membujuk konsumen untuk membeli secara langsung dan menjajakan produk (Tjiptono, 1995: 234)

11. Word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut)

Word of mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual produk atau merek kita kepada pelanggan lain (Word of Mouth Marketing Association)

12. Internet dan media baru

(55)

II.1.2 Pemasaran Jasa

Pemasaran jasa menekankan pada overlap dari service operation system dan service delivery system yaitu di mana, kapan, dan bagaimana suatu perusahaan membuat dan menyampaikan jasa kepada pelanggan (konsumen). Menurut Djaslim Saladin (2004:134) pengertian jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Menurut Miller dan Layton (2000) Pemasaran jasa adalah merupakan system total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional

Dalam pemasaran jasa dengan hanya mengandalkan 4P (product, price, promotion, place), perusahaan tidak dapat memahami hubungan timbal balik antara aspek-aspek kunci dalam bisnis jasa. People, process dan physical evidence ditambahkan dalam bauran pemasaran jasa dikarenakan sifat dan karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa itu sendiri.

(56)

non-traditional marketing mix, yaitu people (orang) , process (proses) dan physical evidence (bukti fisik), sehingga menjadi tujuh unsur (7P). Masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran jasa merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisasi dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran yang efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud (intangibility), tidak dapat dipisahkan (inspirability), berubah-ubah (variability), mudah lenyap (perishability). Seperti dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:49) bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu product, price, promotion, place, people, process dan physical evidence. Unsur-unsur pemasaran itu terdiri dari:

1. Product (Produk)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.

2. Price (Harga)

(57)

3. Promotion (Promosi)

Aktivitas yang mengkomunikasikan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

4. Place (Tempat Atau Lokasi)

Termasuk aktivitas perusahaan untuk menyalurkan produk atau jasa yang tersedia bagi konsumen.

5. People (Orang)

Adalah semua pelaku yang memainkan sebagai penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.

6. Process (Proses)

Meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk atau jasa disampaikan kepada pelanggan

7. Physical Evidence (Bukti Fisik)

(58)

Pemasaran jasa memiliki karakteristik berbeda dengan pemasaran produk. Hal-hal terkait pemasaran jasa akan dijelaskan dalam penjelasan-penjelasan di bawah ini:

1. Resiko yang dirasakan calon pelanggan.

Dalam transaksi layanan jasa, calon pelanggan akan membayar dahulu baru kemudian menerima jasa yang diberikan. Pelanggan tidak bisa menerima jasa dahulu kemudian membayar. Atau paling tidak calon pelangga harus membayar uang muka. Dalam memasarkan jasa, kita harus dapat meyakinkan calon pelanggan bahwa kita dapat memberikan layanan yang baik, baik dalam proses pengerjaan maupun layanan jual.

2. Kontak tingkat tinggi atau kontak tingkat rendah

Kontak tingkat tinggi berarti kita akan memberikan layanan yang lebih personal. Kontak tingkat rendah, berarti kita meminimalkan kontak dengan pelanggan kita. Kontak tingkat rendah dapat dicapai dengan memberikan dokumentasi sebaik mungkin dan sistem trouble shooting yang makin sistematis.

3. Kapasitas produksi dan kebutuhan produksi

(59)

4. Pengembangan sumber daya manusia yang terus menerus

Karena banyak melibatkan unsur manusia, maka perusahaan harus terus memikirkan pengembangan sumber daya manusianya. Pengembangan ini meliputi kemampuan, lingkungan dan juga kesejahteraan

5. Interpersonal skill yang baik

Karena layanan jasa banyak berhubungan dengan manusia, maka bagian frontend perusahaan harus mempunyai interpersonal skill yang baik. Bagian seperti sales dan customer service harus belajar bagaimana berkomunikasi dan berhubungan dengan pelanggan dengan cara yang menyenangkan bagi pelanggan

II.1.3 Teori SOR

Teori SOR (Stimulus-Organism-Response) merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendi, 2003: 254). Menurut McQuail dan Windahl (1984, dalam Vera, 2008: 91), prinsip dasar dari teori ini adalah efek merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus (rangsangan) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pernyataan dengan reaksi audiens.

(60)

1. Stimulus, yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan 2. Organism, yakni manusia atau seorang penerima (receiver) 3. Respons, yakni reaksi, efek, pengaruh, atau tanggapan

Hovlan, Janis, dan Kelly (Effendy, 2003:254), menyatakan bahwa menelaah sikap yang baru terdapat 3 variabel penting, yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan. Stimulus yang disampaikan kepada komunikan mendapat 2 kemungkinan, yakni diterima atau ditolak. Komunikasi sendiri akan terus berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Setelah terjadi perhatian, maka akan timbul pengertian. Setelah komunikan mengolah informasi dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Apabila penelitian ini dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat dikemukakan hubungan sebagai berikut:

a. Stimulus (pesan) dalam penelitian ini adalah word of mouth communication b. Organism (komunikan) dalam penelitian ini adalah pengguna jasa foto di

Mari Photo Studio Kabanjahe yang berdomisili di Kecamatan Kabanjahe dan menggunakan jasa foto di Mari Foto Kabanjahe yang disebabkan oleh word of mouth communication

c. Response (efek) dalam penelitian ini adalah berupa tindakan pengguna jasa di Mari Photo Kabanjahe disebabkan word of mouth communication

II.1.4 Word of Mouth

(61)

menceritakan pengalamanya tentang produk atau jasa tersebut kepada orang lain sehingga secara tidak langsung konsumen ter sebut telah melakukan promosi yang dapat menarik minat konsumen lain yang medengarkan pembicaraan tersebut.

Menurut Word of Marketing Association (WOMMA), terdapat dua kategori word of mouth, yaitu :

1. Organic word of mouth

Terjadi ketika seorang konsumen merasa sangat puas dengan kinerja dari produk ataupun layanan sehingga berkeinginan untuk berbagi pengalaman dan informasi kepada teman-temannya.

2. Amplified word of mouth

Terjadi ketika pemasar merencanakan dan merancang suatu kampanye pemasaran yang ditujukan untuk mempercepat word of mouth baik pada komunitas yang telah ada maupun yang baru.

Menurut Budi Wiyono, (2009:1) Word Of Mouth terjadi karena : a. Membicarakan

Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi word of mouth.

b. Mempromosikan

(62)

c. Merekomendasikan

Seseorang mungkin akan merekomendasikan suatu produk yang pernah di belinya kepada orang lain (teman atau keluarganya).

d. Menjual

Menjual tidak berarti harus mengubah konsumen menjadi salesman layaknya agen MLM tetapi konsumen kita berhasil mengubah (transform) konsumen lain yang tidak percaya, memiliki persepsi negatif dan tidak mau mencoba merek kita menjadi percaya, persepsi positif dan akhirnya mencoba.

Word of mouth berasal dari suatu bentuk yang timbul secara alamiah dan tidak didesain oleh perusahaan juga pemasar. Jadi Word of mouth tersebut timbul karena keunggulan produk atau jasa. Menurut Silverman (2001:26) word of mouth begitu kuat karena hal-hal sebagai berikut:

1. Kepercayaan yang bersifat mandiri

Pengambilan keputusan akan mendapatkan keseluruhan, kebenaran yang tidak diubah dari pihak ketiga yang mandiri

2. Penyampaian pengalaman

(63)

Menurut Rosen (2004:16) ada tiga alasan yang membuat word of mouth menjadi begitu penting:

1. Kebisingan (noise)

Para calon konsumen hampir tidak dapat mendengar banyaknya kebisingan yang dilihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagiah pesan yang berjejalan dari media massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang menjadi rujukan seperti teman-teman atau keluarga.

2. Keraguan (skepticism)

Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis ataupun meragukan kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kekecawaan yang dialami konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di saat mengkonsumsi produk. Dalam kondisi ini konsumen akan berpaling ke teman ataupun orang yang bisa dipercaya untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya. 3. Keterhubungan (connectivity)

(64)

Word of mouth memiliki kelebihan dan kekurangan (Sutisna, 2001:156). Adapun kelebihan word of mouth adalah sebagai berikut:

a. Word of mouth adalah bentuk komunikasi yang sangat efisien. Kegiatan ini dapat berlangsung setiap saat tanpa ada batasnya sehingga memungkinkan konsumen mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.

b. Word of mouth merupakan sarana promosi yang sangat murah bagi pemasar, hal ini berarti word of mouth memungkinkan pemasar untuk tidak mengeluarkan dana yang besar untuk melakukan promosi tetapi cukup memanfaatkan konsumen yang dimiliki.

Sedangkan kekurangan word of mouth adalah sebagai berikut:

a. Jika word of mouth yang disebarluaskan adaah negatif maka konsumen cenderung akan mengatakan ke lebih banyak orang tentang pengalaman negatifnya daripada ketika mendapatkan pengalaman yang positif.

b. Dalam proses word of mouth berita yang disampaikan kemungkinan mendapat gangguan sehingga berkembang ke arah yang salah bahkan jauh dari yang sebenarnya.

(65)

Menurut Rosen (2002:39), mengatakan bahwa enam unsur yang harus dimiliki suatu produk untuk bisa menghasilkan word of mouth secara positif dan terus menerus adalah:

1. Produk tersebut harus dapat membangkitkan tanggapan emosional

2. Produk atau merek tersebut harus memberikan efek sesuai dengan delight dan excitement.

3. Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan dirinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk menanyakan hal tersebut 4. Suatu produk lebih powerfull bila penggunanya banyak

5. Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya dapat diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi

6. Pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali.

Menurut Sutisna (2002:185) ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan sebuah produk yaitu sebagai berikut:

1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain sehingga terjadi proses word of mouth

(66)

3. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal itu mungkin saja karena ada dorongan atau keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk

4. Word of mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga, atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga akan mengurangi penelusuran dan evaluasi merek.

Sernovitz (2009:31) menyebutkan bahwa ada 5 elemen – elemen (Five Ts) yang dibutuhkan untuk word of mouth agar dapat menyebar yaitu:

1. Talkers yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu siapa pembicara dalam hal ini pembicara adalah konsumen kita yang telah mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita berikan, terkadang orang lain cenderung dalam memilih atau memutuskan suatu produk tergantung kepada konsumen yang telah berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut atau biasa disebut dengan referral pihak yang merekomendasikan suatu produk atau jasa.

(67)

3. Tools yaitu setelah kita mengetahui pesan atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibutuhkan suatu alat untuk membantu agar pesan tersebut dapat berjalan, seperti website gameyang diciptakan untuk orang-orang bermain, contoh produk gratis, postcards, brosur, spanduk, melalui iklan diradio apa saja alat yang bisa membuat orang mudah membicarakan atau menularkan produk anda kepada temannya. 4. Taking Part atau partisipasi perusahaan yaitu suatu partisipasi perusahaan

seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan-pertanyaan mengenai produk atau jasa tersebut dari para calon konsumen dengan menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci mengenai produk atau jasa tersebut,

melakukan follow up ke calon konsumen sehingga mereka melakukan suatu proses pengambilan keputusan.

5. Tracking atau pengawasan akan hasil WOM marketing perusahaan setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses word of mouth dan perusahaan pun cepat tanggap dalam merespon calon konsumen, perlu pula pengawasan akan word of mouth yang telah ada tersebut yaitu dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga terdapat informasi banyaknya word of mouth positif atau word of mouth negatif dari para konsumen.

(68)

II.1.5 Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut A-A Prosedur atau from attention to action procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendy (2003: 305) AIDDA merupakan akronim dari kata-kata sebagai berikut:

1. Attention: dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian atau minat terhadap suatu produk.

2. Interest: kemudian konsumen merasakan tertarik dan berusaha untuk memahami apakah produk tersebut berguna atau tidak baginya.

3. Desire: tahap selanjutnya konsumen tersebut menunjukkan perasaan suka atau tidak suka.

4. Decision: langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu hal yang diinginkannya.

5. Action : merupakan tahapan terakhir yang mencerminkan tindakan yang diambil konsumen, membeli atau tidak.

(69)

belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana yang diharapkan komunikator (Effendy, 2003:305).

Teori AIDDA (Djatnika 2007:149) yang mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen akan mengambil keputusannya (Decision), setelah konsumen atau pembeli mengambil keputusan yang telah dipikirkannya, maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil tindakan untuk membeli (Action)

(70)

Apabila ditinjau dari segi psikologisnya, maka komponen perubahan yang terjadi pada teori AIDDA juga bisa ditinjau dari komponen perubahan sikap yang terjadi pada diri manusia akibat terpaan pesan (Rakhmat, 2004:14):

1. Cognitive : Pesan yang disampaikan dan ditujukan pada pikiran komunikan. Hal ini dilakukan agar komunikan tahu dan paham atas pesan yang disampaikan. Hal ini sama dengan attention pada teori AIDDA. 2. Afektif : Pada tahap ini tidak hanya agar komunikan tergerak hatinya agar

segera timbuk perasaan tertentu seperti minat yang timbul yang muncul akibat adanya perhatian.

3. Behavior : Dampak yang timbul adalah berupa tindakan atau kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan.

II.2 Penelitian Terdahulu

(71)
(72)

II.3 Kerangka Konsep

Menurut Nawawi, kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa dalam penelitian (Nawawi, 2001:40) Kerangka konsep merupakan kerangka yang berfikir yang bersifat teoritis serta tersusun secara sistematis mengenai masalah yang teliti (Adi, 2004:29).

Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel variabel lain (Rakhmat, 2001:12). Yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah word of mouth communication.

2. Variabel terikat (Y)

(73)

II.4 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagi berikut

Gambar II.1: Kerangka Konsep II.5 Operasional Variabel

Variabel merupakan fenomena yang dapat diukur atau diamati karena memiliki nilai atau kategori (Silalahi, 2009:114). Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep sebelumnya, maka operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Variabel (Y)

Tindakan pengguna jasa

Variabel Bebas (X)

Word of mouth communication

(74)

Tabel II.1 Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel bebas (X)

Word of mouth communication

1.Membicarakan

2.Meyakinkan

3.Merekomendasikan

4.Mendorong

Variabel terikat (Y)

Tindakan pengguna jasa

1.Perhatian

2.Minat

3.Hasrat

4.Keputusan

5.Tindakan

Karakteristik responden 1.Jenis kelamin

2.Usia

3.Suku

4.Pekerjaan

Gambar

Tabel IV.1: Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel IV.2: Identitas Responden Berdasarkan Usia
Tabel IV.3: Identitas Responden Berdasarkan Suku
Tabel IV.5: Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah: untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Word Of Mouth Communication terhadap keputusan Konsumen

Dengan ini saya menyatak an bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh Word Of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Survei pada Konsumen Erha Clinic Cimanuk Bandung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Word of Mouth Communication sebagai variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan

Hasil uji t pada penelitian ini memberikan hasil jika variabel electronic word of mouth, harga, dan kualitas pelayanan jasa memiliki nilai t hitung lebih besai dari

Sedangkan nilai koefesien regresi (b2) variabel word of mouth communication sebesar 0,426, hal ini menunjukkan apabila nilai word of mouth communication meningkat

Pengaruh Word Of Mouth Communication Terhadap Keputusan Konsumen dalam menggunakan Jasa Lembaga Kursus Bahasa Inggris, Language and Cultural Exchange (LCE) Medan. Marlon

Pengaruh Word Of Mouth Communication Terhadap Keputusan Konsumen dalam menggunakan Jasa Lembaga Kursus Bahasa Inggris, Language and Cultural Exchange (LCE) Medan. Marlon

Judul skripsi ini adalah “Word of Mouth Communication terhadap Keputusan Penggunaan Jasa” (Studi Korelasional Pada Kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan