• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Perilaku Aman Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Perilaku Aman Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

No :__________ (Disisi peneliti)

Responden yang terhormat,

Dalam rangka penelitian skripsi mengenai pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap perilaku aman dari para karyawan, yang sedang saya lakukan pada program studi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Saya memohon kesediaan waktu anda sejenak untuk dapat mengisi kuesioner yang terdiri atas Dua (2) bagian ini. Jawaban yang anda berikan sangat berguna bagi penelitian dan hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik. Terimakasih atas kesediaannya dan kerjasamanya.

BAGIAN PERTAMA Bertujuan mengetahui profil demografi responden Jenis Kelamin?

a. Laki-laki b. Perempuan

Berapa usia anda saat ini ? Pendidikan terakhir anda?

a. SD c. SMA e. Lainnya (………)

b. SMP d. Sarjana

Apakah anda bekerja di PT.Asia Petrocom Services lebih dari 6 Bulan?

(2)

BAGIAN KEDUA 1. Kuesioner Iklim keselamatan Kerja

STS = Jika Anda “Sangat Tidak Setuju” TS = Jika Anda “Tidak Setuju”

S = Jika Anda “Setuju”

SS = Jika Anda “Sangat Setuju”

Pertanyaan ini mengenai persepsi (tanggapan) anda mengenai kebijakan,prosedur, atau praktik yang terkait dengan keselamatan kerja. Berilah tanda checklist () pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat saudara.

No Pernyataan STS TS S SS

1 Manajemen mendorong pekerja di sini untuk bekerja sesuai aturan keselamatan walaupun jadwal kerja sedang padat

2 Manajemen menjamin setiap orang menerima informasi keselamatan yang dibutuhkan berkaitan dengan keselamatan

3 Manajemen tidak peduli ketika seorang pekerja mengabaikan keselamatan

4 Manajemen lebih mengutamakan keselamatan lebih dahulu dibandingkan produksi

5 Manajemen mentoleransi pekerja di sini melakukan tindakan yang berbahaya ketika jadwal kerja sedang padat

6 Kami yang bekerja di sini yakin pada kemampuan manajemen untuk menangani masalah keselamatan 7 Manajemen menangani dengan segera

setiap permasalahan k3 yang ditemukan saat inspeksi/audit

8 Ketika risiko bahaya terdeteksi, Manajemen mengabaikannya tanpa melakukan tindakan apapun

(3)

10 Manajemen berusaha melaksanakan kegiatan k3 rutin yang berguna dan terlaksana dengan benar

11 Manajemen menjamin setiap orang dapat menyebarkan cara kerja yang selamat dalam pekerjaan mereka

12 Manajemen mendorong pekerja di sini untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada

keselamatan pekerja

13 Manajemen tidak pernah mempertimbangkan saran dari pekerja yang berkaitan dengan keselamatan 14 Manajemen berusaha agar setiap orang

memiliki kompetensi yang tinggi berkaitan dengan keselamatan dan risiko

15 Manajemen tidak pernah menanyakan pendapat pekerja sebelum mengambil keputusan

16 Manajemen melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keselamatan

17 Manajemen mengumpulkan informasi yang akurat dalam investigasi kecelakaan 18 Ketakutan terhadap sanksi dari manajemen

(konsekuensi negatif) membuat saya enggan melaporkan kejadian yang hampir menyebabkan kecelakaan (near-miss accidents)

19 Manajemen mendengarkan dengan seksama semua orang yang terlibat dalam sebuah kecelakaan 20 Manajemen mencari penyebab kecelakaan, bukan

orang yang bersalah, ketika suatu kecelakaan terjadi 21 Manajemen selalu menyalahkan pekerja ketika

terjadi kecelakaan

22 Manajemen memperlakukan pekerja yang terlibat dalam kecelakaan secara adil

(4)

24 Kami yang bekerja di sini bertanggung jawab untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian tempat kerja 25 Kami yang bekerja di sini tidak peduli terhadap

keselamatan orang lain

26 Kami tidak menangani risiko bahaya yang ditemukan

27 Pekerja di sini saling membantu satu sama lain untuk bekerja dengan selamat

28 Kami yang bekerja di sini tidak bertanggung jawab atas keselamatan orang lain

29 Kami yang bekerja di sini menganggap

risiko dari bahaya adalah hal tidak dapat dihindari dalam bekerja

30 Kami yang bekerja di sini menganggap kecelakaan ringan sebagai hal yang wajar dari pekerjaan sehari-hari kami

31 Kami yang bekerja di sini tidak keberatan menerima perilaku berbahaya selama tidak menimbulkan kecelakaan

32 Kami yang bekerja di sini melanggar aturan keselamatan demi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

33 Kami tetap mengutamakan keselamatan walaupun jadwal kerja sedang padat

34 Kami yang bekerja di sini menganggap pekerjaan kami tidak sesuai untuk para penakut

35 Kami yang bekerja di sini mau mengambil risiko yang berbahaya saat bekerja

36 Kami yang bekerja di sini mencoba untuk mencari solusi jika seseorang menemukan masalah

37 Kami yang bekerja di sini merasa aman ketika bekerja bersama-sama

38 Kami yang bekerja di sisni memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap kemampuan satu sama lain untuk menjamin keselamatan

(5)

40 Kami yang bekerja di sini mempertimbangkan dengan serius saran dan pendapat orang lain yang berkaitan dengan keselamatan

41 Kami yang bekerja di sini jarang membahas tentang keselamatan

42 Kami yang bekerja di sini selalu mendiskusikan isu-isu keselamatan saat isu-isu-isu-isu tersebut muncul

43 Kami yang bekerja di sini dapat berbicara dengan bebas dan terbuka tentang keselamatan

44 Orang yang peduli safety memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan 45 Kami yang bekerja di sini menganggap

penilaian/audit keselamatan tidak berdampak pada keselamatan

46 Kami yang bekerja di sini menganggap pelatihan keselamatan merupakan hal yang baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan

47 Kami yang bekerja di sini menganggap perencanaan awal tidak ada gunanya

48 Kami yang bekerja di sini menganggap penilaian/audit membantu dalam menemukan bahaya yang serius

49 Kami yang bekerja di sini menganggap pelatihan keselamatan tidak ada gunanya

(6)

2. Kuesioner Perilaku Aman

Pernyataan ini mengenai tindakan yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Apakah anda menunjukkan perilaku-perilaku di bawah ini? Berilah tanda checklist () pada kotak yang tersedia dibawah ini.

S = SELALU

KK = KADANG-KADANG TP = TIDAK PERNAH

No Pertanyaan S KK TP

1 Saya bekerja menggunakan APD lengkap

2 Saya mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja

3 Saya bekerja sesuai dengan SOP yang ditetapkan 4 Dalam melakukan pekerjaan, posisi tubuh dan anggota

tubuh saya berada dalam posisi yang tepat

5 Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi atasan

6 Saya saling bekerja sama dengan rekan kerja

7 Saya memelihara/menjaga APD yang disediakan perusahaan dengan baik

8 Saya memperhatikan rambu keselamatan (safety sign) dalam bekerja

(7)

LAMPIRAN 2

SURAT IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 3

(8)
(9)
(10)

26 K26 1 1 4 1 31 1 24 1 18 1 18 1 20 2 1 28 22 1 29 1

27 K27 1 1 3 1 31 1 25 1 24 1 22 1 22 1 1 32 26 1 29 1

28 K28 1 2 3 1 25 2 21 1 18 1 18 1 21 1 1 24 19 2 23 2

29 K29 1 1 4 1 31 1 25 1 21 1 23 1 22 1 1 27 24 1 28 1

30 K30 1 2 3 1 35 1 27 1 21 1 22 1 23 1 1 31 27 1 30 1

31 K31 1 2 3 1 33 1 27 1 24 1 24 1 28 1 1 32 28 1 30 1

32 K32 1 1 3 1 32 1 25 1 20 1 21 1 26 1 1 26 25 1 29 1

33 K33 1 2 3 1 31 1 26 1 20 1 24 1 23 1 2 22 24 1 28 1

34 K34 1 1 3 1 30 1 23 1 20 1 24 1 23 1 1 28 24 1 28 1

35 K35 1 1 4 1 30 1 27 1 21 1 24 1 26 1 1 32 28 1 30 1

36 K36 1 1 3 1 33 1 27 1 18 1 18 1 25 1 1 24 26 1 29 1

37 K37 1 2 3 1 34 1 27 1 20 1 18 1 23 1 1 28 26 1 29 1

38 K38 1 2 3 1 34 1 25 1 18 1 18 1 24 1 1 24 25 1 29 1

39 K39 1 2 3 1 29 1 22 1 20 1 24 1 26 1 1 24 22 1 27 1

40 K40 1 1 3 1 28 1 24 1 24 1 24 1 24 1 1 28 26 1 28 1

41 K41 1 1 3 1 27 1 20 2 21 1 22 1 22 1 1 24 25 1 26 2

42 K42 1 1 3 1 25 2 20 2 22 1 20 1 20 2 1 24 23 1 26 2

43 K43 1 2 3 1 32 1 25 1 18 1 23 1 20 2 1 28 26 1 29 1

44 K44 1 1 4 1 29 1 23 1 18 1 21 1 22 1 1 26 25 1 27 1

45 K45 1 2 4 1 30 1 24 1 19 1 21 1 23 1 1 25 26 1 28 1

46 K46 1 1 3 1 28 1 22 1 18 1 18 1 22 1 1 26 20 2 27 1

47 K47 1 2 4 1 27 1 23 1 19 1 23 1 21 1 1 26 20 2 27 1

48 K48 1 2 3 1 35 1 28 1 22 1 23 1 23 1 1 27 28 1 30 1

49 K49 1 1 3 1 35 1 28 1 18 1 18 1 25 1 1 29 27 1 30 1

50 K50 1 2 3 1 32 1 24 1 21 1 21 1 21 1 1 28 26 1 28 1

51 K51 1 2 3 1 32 1 25 1 21 1 23 1 26 1 1 28 24 1 29 1

52 K52 1 2 3 1 28 1 20 2 18 1 18 1 22 1 2 23 21 1 25 2

53 K53 1 1 3 1 33 1 25 1 18 1 18 1 26 1 1 28 21 1 29 1

(11)

Keterangan

JK = Jenis kelamin karyawan rig operation dalam bentuk kategorik 1 = Laki-laki 2= Perempuan

Umur = Umur karyawan rig operation dalam bentuk kategorik 1 = < 30 tahun 2 = > 30 Tahun

Didik = Pendidikan terakhir karyawan rig operation dalam bentuk kategorik 3 = SMA (Sederajat) 4 = Perguruan Tinggi 5 = Diploma Lama Kerja = Lama kerja karyawan dalam bentuk kategori

1 = < 6 bulan 2 = > 6 bulan

Dim 1 = Nilai total dimensi prioritas keselamatan kerja manajemen, komitmen dan kompetensi, KDim 1 = Kategorisasi dimensi 1

Dim2 = Nilai total dimensi kewenangan keselamatan kerja dari manajemen KDim2 = Kategorisasi dimensi 2

Dim3 = Nilai total keadilan terhadap keselamatan kerja dari manajemen KDim = Kategorisasi dimensi 3

Dim4 = Nilai total komitmen keselamatan kerja dari para karyawan KDim4= Kategorisasi dimensi 4

Dim5 = Nilai total prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja

KDim5 = kategorisasi dimensi 5

Dim6 = Nilai total komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja KDim6 = Kategorisasi dimensi 6

Dim7 = Nilai total kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja KDim7 = Kategorisasi dimensi 7

(12)

LAMPIRAN 5 OUTPUT Output Distribusi Karyawan

Jenis kelamin Karyawan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 55 100,0 100,0 100,0

Umur Karyawan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <= 30Tahun 27 49.1 49.1 50.9

=> 30 Tahun 28 50.9 50.9 100.0

Total 55 100.0 100.0

Pendidikan Karyawan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMA 43 78.2 78.2 76,4

Perguruan Tinggi

10 18,2 18,2 94,5

Diploma 2 3.6 3.6 100,0

Total 55 100,0 100,0

Lama Kerja Karyawan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid > 6 bulan 55 100,0 100,0 100,0

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

Output kategorisasi iklim keselamatan kerja

Prioritas Keselamatan Kerja Manajemen, Komitmen dan Kompetensi

53 96.4 96.4 96.4

Kategori keadilan terhadap keselamatan kerja manajemen

55 100.0 100.0 100.0

Baik Vali d

Frequency Percent Vali d Percent

Cumulative

Percent

Kategori komitmen keselamatan kerja dari karyawan

55 100.0 100.0 100.0

Baik Vali d

Frequency Percent Vali d Percent

Cumulative

Percent

Kategori prioritas keselamatan kerja karyawan dan sikap terhadap risiko

(26)

Output kategorisasi perilaku aman

Output Hasil Bivariat

Correlations

Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja

51 92.7 92.7 92.7

Kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja

50 90.9 90.9 90.9

(27)

Perilaku Aman Pearson Correlation .734(**) 1

Sig. (2-tailed) .000

N 55 55

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Pear son C orrelati on Si g. (2-tailed) N

Pear son C orrelati on Si g. (2-tailed) N

Kom itm en keselamatan kerj a dari karyaw an Peril aku Am an

(28)

Correlations kerj a karyaw an dan s ikap terhadap ris iko

Peril aku

(29)

Model Summary b Predi ctor s: (Cons tant) , Kepercayaan pekerja terhadap s istem

kes el am atan kerj a, Kewenangan kes el am atan kerj a manajemen, Keadil an terhadap kes el am atan kerj a manajemen, Pr ioritas

kes el am atan kerj a karyawan dan si kap terhadap ris iko, Kom unikas i dan pelati han keselamatan kerja, Kom itm en kes el am atan kerj a dari karyawan, Pri ori tas Kes el am atan Kerja Manajemen, Kom itm en dan Kompetensi

a.

Dependent Var iable: Per ilaku Am an b.

ANOVAb

149.432 7 21.347 41.956 .000a

23.914 47 .509

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Cons tant), Kepercayaan pekerja terhadap sistem kes elam atan kerja, Kewenangan kes elam atan kerja manajemen, Keadilan terhadap kes elam atan kerja manajemen, Prioritas keselam atan kerja karyawan dan sikap terhadap ris iko, Komunikas i dan pelatihan kes elam atan kerja, Komitm en kes elam atan kerja dari karyawan, Prioritas Kes elam atan Kerja Manajemen, Komitm en dan Kom petens i a.

Dependent Variable: Perilaku Am an b.

Coefficients a

5.246 1.593 3.294 .002

.352 .056 .521 6.273 .000 .426 2.348

.084 .052 .125 1.617 .113 .491 2.037

.042 .067 .042 .632 .531 .669 1.495

.095 .059 .121 1.621 .112 .527 1.896

.100 .047 .141 2.118 .039 .660 1.516

.184 .049 .280 3.738 .001 .522 1.917

-.007 .057 -.009 -.130 .897 .611 1.636

(30)

LAMPIRAN 6 DOKUMENTASI

Gambar 1. RIG 3516 PT. Asia Petrocom Services Duri

(31)

Gambar 3. Rambu Keselamatan (Safety Sign) di Rig Operation

(32)

Gambar 5. Kru rig sedang melakukan tes BOP (Blow Out Prevention)

(33)

Gambar 7. Kru rig sedang melakukan neeple up well head

(34)

Gambar 9. Toolphusher mengawasi proses kerja

(35)

Gambar 11. Pelaksanaan Mandatory Training

(36)

DAFTAR PUSTAKA

American Psychological Association (APA). 2007. APA Dictionary of Psychologi 1sted. American Psychological Association. Washington DC.

Andi, R.S. Alifen, A. Chandra. 2005. Model Persamaan Struktural Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja pada Prilaku Pekerja Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Universitas Petra Surabaya 12 (3) : 127-135.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Bergh, Maria. 2011. Safety Climate An evaluation of the safety climate at AkzoNobel Site

Stenungsund. Master of Science Thesis. Departement Of Product and Production Development, Chalmers University Of Technologi. Sweden.

Bird, F.E, Germain, L.G. 1990. Practical Loss Control Leadership. Georgia. Loganvile

Budiono, A.M.S. 2003. Edisi Kedua (Revisi) Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Cheng-chia, Yi-shun, Sue-Ting, Suh-er, Mei-Fei. 2009. A Study on the Leadership Behavior, Safety Culture, and Safety Performance of the Healthcare Industry.World Academy of Science, Engineering and Technology 3.

Clarke, S. 1999. Perceptions of Organizational Safety: Implications for the Development of Safety culture. Journal of Organizational Behavior 20 : 185-198.

Cheyne, A., Tomas, J., Cox, S., Oliver, A. 1999. Modelling employee attitudes to safety: a comparison across sectors. European Psychologist (4) : 1-10.

Davies, F., Spencer, R., and Dooley, K. 2001. “Summary Guide to Safety Climate Tool”, HSE. Flin, R., K. Mearns., P.O’Connor., dan R. Bryden. 2000. Measuring safety climate ; identifying the

common features. Safety Science 34 (2000) : 177-192.

Geller, E.S. 2001. The Psychology of Handbook. Lewish Publisher. Boca Raton.

(37)

Gyekye, S.A. 2005. Workers’ Perceptions of Workplace Safety and Job Satisfaction. International Journal of Occupational Safety and Ergonomics (JOSE). Department of Social Phsycology University of Helsinki. Finland

Griffin, M.A., dan A. Neal. 2000. Perceptions of safety at work: A framework for linking safety climate to safety performance, knowledge, and motivation. Journal of Occupational Health Psychology 5 : 347– 358.

Hartati, R.E. 2014. Pertamina Operasikan "Rig" Produksi Lokal Senilai US$ 26 Juta.

http://www.beritasatu.com/ekonomi/210762-pertamina-operasikan-rig-produksi-lokal-senilai-us-26-juta.html 02 Mei 2016 (17:45).

Hikmat, P.G. 2009. Analisis Hubungan Iklim Keselamatan Kerja dan Perilaku Aman Dalam Bekerja pada Proyek Konstruksi. Laporan Tugas Akhir. Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

Hinze, J., Gambatese, J. 2003. “Factor that Influence Safety Performance of Specialy Contractors”,. Journal of Contraction Engineering and Management (2) : 129

Ikhsan, A dan Ishak, M. 2005. Akutansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta

Indopetronewscom. 2015. Setahun 146 Kali Kecelakaan Migas masih Terjadi. .http://www.indopetronews.com/2015/03/setahun-146-kali-kecelakaan-migas-masih.html 27 april 2016 (14:50).

Katigakuid. 2016. Menhetahui Iklim Keselamatan Kerja dengan NOSACQ-50. http://katigaku.id/2014/09/15/mengetahui-iklim-keselamatan-kerja-dengan-nocasq-50/ 24 maret 2016 (19:20).

Kines, P., J. Lappalainen., K.L. Mikkelsen., E. Olsen., A. Pousette,. J. Tharaldsen., K.,Tomasson., M. Tomer. 2011. Nordic Safety Climate Questionaire (NOSACQ-50); A new tool for diagnosing occupational safety climate. International Journal of Industrial Ergonomic 41: 634-646.

(38)

Lee, T. and Harrison, K. (2000). Assessing Safety culture in Nuclear Power Stations. Safety Science. Vol. 30 : 61-97 .

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk) Edisi Bahasa Indonesia. ANDI. Yogyakarta.

Machfoedz, Ircham. 2009. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Fitramaya. Yogyakarta.

Mangkunegara, A.P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Matondang. 2008. Kepemimpinan Budaya Organisasi dan Manajemen Strategik. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Mokodompit, Mursali. 2006. Peran Human Resource Development (HRD) dan Health, Safety & Environment (HSE) Dalam Industri Migas: Lapangan Sangatta PT Pertamina EP Region KTI. Studi Kasus. Prosiding Simposium Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI). Jakarta : 1-10.

Mulyana, S. 2010. Hubungan Safety Behaviour Dengan Kecelakaan Kerja Dalam Penerapan Zero Accident di PT X.

Neal, A. & Griffin, M.A. 2004. Safety Climate and Safet at Work. Dalam The Psycology of workplace Safety (Eds.Barling, J. & Michael R.F.). Wasington : American Psycological Association.

Neal, A. & Griffin, M. A. (2006). A Study of the lagged relationship among safety climate,safety motivation, safety behaviour, and accidents at the individual and group level.Journal of Applied Psychology 91(4) : 946-953.

Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

(39)

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Reason, J. 1997. Managing the Riks of Organizational Accidents. Ashgate Publishing Limited. England.

Riduwan. 2007. Metode Penelitian untuk Tesis. Alfabeta. Bandung

Rundmo, T, 1994. Associations between safety and contingency measures and occupational accidents on offshore petroleum platforms. Scandinavian Journal of Work and Environmental Health (20) : 128-131.

Sarjono, H., dan Winda, J. 2011. SPSS vs Lissrel, Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Salemba Empat. Jakarta.

Syaaf, Z.R. 2007. Occupational Helath and Safety Behavior dalam modul kuliah Departemen K3 FKM Universitas Indonesia. Depok.

Siagian, D., dan Sugiarto. 2006. Metode Statistika. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Shiddiq, S., Wahyu, A., dan Muis, M. 2013. Hubungan Persepsi K3 Karyawan dengan Perilaku Tidak Aman di Bagian Produksi Unit IV PT. Semen Tonasa. Jurnal. Makassar: FKM Universitas Hasanuddin.

Snyder, L.A., D.A. Krauss., P.Y. Chen., S. Finlinson, & Yueng-Hsiang Huang. 2008. Occupational Safety : Aplication on The Job Deman-Control-Support Model. Journal of Accident Analysis and Prevention, 40 (2008) : 1713-1723.

Soehatman, R. 2009. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. PT. Dian Rakyat. Jakarta.

Stringer, Robert. 2002. Leadership and Organizational Climate. Prentice Hall. New Jersey.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV Alfabeta. Bandung.

(40)

Suma’mur, P.K. 2009. Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Cetakan Kedua. CV Haji mas Agung. Jakarta.

Syahni, E. 2014. Pengaruh Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Perilaku Keselamatan Karyawan PT PDSI Rantau Aceh Tamiang Tahun 2014. Tesis. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Tumbur. 2010. Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Manfaat Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja di PT. Sungkai Indah Jakarta Timur. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul, Jakarta.

Tony, Ng,. 2004. “Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Perusahaan Konstruksi”. Tesis Magister Teknik Universitas Keriten Petra. Surabaya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja. 12 Januari 1970. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1. Jakarta

Vinodkumar, M.N, Bhasi, M. 2009. Safety Climate factor and its relationship with accident and personal attributes. safety science 47 : 659-667.

Wicaksono, A.A. 2005. Hubungan Antara Safety Climate Dengan Safety Performance. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Surabaya.

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan

crossectional. Penelitian ini menjelaskan pengaruh iklim keselamatan kerja (variabel bebas) terhadap perilaku aman (variabel terikat) melalui pengujian hipotesis dan secara umum data yang disajikan dalam bentuk angka-angka yang akan dihitung melalui uji statistik.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Asia Petrocom Services Duri yang berlokasi di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 - Juni 2016. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah karyawan rig operation lima rig PT. Asia Petrocom Services Duri yang berjumlah 120 orang.

3.3.2 Sampel

(42)

untuk dijadikan sampel. Penentuan besar sampel menggunakan rumus Slovin

(Sarjono dan Winda, 2011) :

Dimana

N = Besar populasi n = Besar sampel

e = batas ketelitian yang diinginkan (10%) maka

Dari hasil perhitungan diatas didapat jumlah sampel 55 orang. Dalam penelitian ini penunjukan sampel ditentukan dengan cara mengundi anggota populasi atau teknik undian, yaitu mengundi 120 orang karyawan kemudian dikeluarkan 55 orang karyawan untuk dijadikan sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

(43)

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari pihak perusahaan berupa QHSE Management System Manual, Health Safety and Environment program plan 2016, struktur organisasi, dan data pendukung lainnya.

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional

Adapun variabel dan defenisi operasional dijabarkan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur

Pendapat, penilaian, dan penafsiran yang timbul dari dalam diri karyawan

Kuesioner Ordinal Baik Sedang Kurang

2. Kewenangan keselamatan kerja dari manajemen

Pendapat, penilaian, dan penafsiran yang timbul dari dalam diri karyawan tentang kewenangan yang diberikan manajemen kepada karyawan dalam hal keselamatan di tempat kerja

Kuesioner Ordinal Baik Sedang

Pendapat, penilaian, dan penafsiran yang timbul dari dalam diri karyawan tentang bagaimana

(44)

manajemen

memperlaku-Pendapat, penilaian, dan penafsiran yang timbul dari dalam diri karyawan tentang bagaiamana komitmen mereka untuk mencapai keselamatan di tempat kerja

Kuesioner Ordinal Baik Sedang

Pendapat, penilaian, dan penafsiran yang timbul dari dalam diri karyawan tentang bagaimana sikap mereka terhadap penanganan risiko di tempat kerja

Kuesioner Ordinal Baik Sedang

Pendapat, penilaian, dan penafsiran yang timbul dari dalam diri karyawan terhadap komunikasi dengan rekan kerja dalam membahas masalah keselamatan di tempat kerja

Kuesioner Ordinal Baik Sedang

Pendapat, penilaian, dan penafsiran yang timbul dari dalam diri karyawan

Kuesioner Ordinal Baik Sedang Kurang

8. Perilaku Aman Tindakan yang dilakukan karyawan untuk mempertahankan

keselamatan di tempat kerja.

(45)

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Aspek Pengukuran Iklim Keselamatan Kerja

Pengukuran iklim keselamatan kerja dibagi kedalam tujuh dimensi menurut Kines et al. 2011 yang dijadikan sebagai variabel bebas. Diukur menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban. Bobot nilai untuk setiap pernyataan yang bersifat mendukung (favorable), Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1, sedangkan bobot nilai untuk setiap pernyataan yang be rsifat tidak mendukung (unfavorable), Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi nilai 2, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4. Aspek pengukuran setiap variabel bebas dijelaskan sebagai berikut :

1. Prioritas keselamatan kerja manajemen, komitmen dan kompetensi

Diukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 9 item pernyataan, 5 item

favorable (1,2,4,6,7) dan 4 item unfavorable (3,5,8,9). Nilai tertinggi adalah 36 dan nilai terendah adalah 9. Selanjutnya jumlah nilai dikonversi atas 3 kategori sesuai dengan Arikunto (2006), dengan pengkategorian sebagai berikut :

(46)

2. Kewenangan keselamatan kerja dari manajemen

Diukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 7 item pernyataan, 5 item

favorable (10,11,12,14,16) dan 2 item unfavorable (13,15). Nilai tertinggi adalah 28 dan nilai terendah adalah 7. Selanjutnya jumlah nilai dikonversi atas 3 kategori sesuai dengan Arikunto (2006), dengan pengkategorian sebagai berikut :

a. Baik jika total nilai ≥ 75% dari nilai total nilai (21-28) b. Sedang jika total nilai 45%-75% dari nilai total (13-20) c. Kurang jika total nilai < 45% dari nilai total (<13)

3. Keadilan terhadap keselamatan kerja dari manajemen

Diukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 6 item pernyataan, 4 item

favorable (17, 19, 20, 22) dan 2 item unfavorable (13,15). Nilai tertinggi adalah 24 dan nilai terendah adalah 6. Selanjutnya jumlah nilai dikonversi atas 3 kategori sesuai dengan Arikunto (2006), dengan pengkategorian sebagai berikut :

a. Baik jika total nilai ≥ 75% dari nilai total nilai (18-24) b. Sedang jika total nilai 45%-75% dari nilai total (11-17) c. Kurang jika total nilai < 45% dari nilai total (<17)

4. Komitmen keselamatan kerja dari para karyawan

Diukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 6 item pernyataan, 3 item

(47)

a. Baik jika total nilai ≥ 75% dari nilai total nilai (18-24) b. Sedang jika total nilai 45%-75% dari nilai total (11-17) c. Kurang jika total nilai < 45% dari nilai total (<17)

5. Prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja

Diukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 7 item pernyataan, 1 item

favorable (33) dan 6 item unfavorable (29,30,31,32,34,35). Nilai tertinggi adalah 28 dan nilai terendah adalah 7. Selanjutnya jumlah nilai dikonversi atas 3 kategori sesuai dengan Arikunto (2006), dengan pengkategorian sebagai berikut :

a. Baik jika total nilai ≥ 75% dari nilai total nilai (21-28) b. Sedang jika total nilai 45%-75% dari nilai total (13-20) c. Kurang jika total nilai < 45% dari nilai total (<13)

6. Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja termasuk percaya terhadap komptensi keselamatan kerja dari rekan kerja

Diukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 8 item pernyataan, 7 item

favorable (36,37,38,39,40,42,43) dan 1 item unfavorable (41). Nilai tertinggi adalah 32 dan nilai terendah adalah 8. Selanjutnya jumlah nilai dikonversi atas 3 kategori sesuai dengan Arikunto (2006), dengan pengkategorian sebagai berikut :

(48)

7. Kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja

Diukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 7 item pernyataan, 4 item

favorable (44,46,48,50) dan 3 item unfavorable (45,47,49). Nilai tertinggi adalah 28 dan nilai terendah adalah 7 Selanjutnya jumlah nilai dikonversi atas 3 kategori sesuai dengan Arikunto (2006), dengan pengkategorian sebagai berikut :

a. Baik jika total nilai ≥ 75% dari nilai total nilai (21-28) b. Sedang jika total nilai 45%-75% dari nilai total (13-20) c. Kurang jika total nilai < 45% dari nilai total (<13) 3.6.2 Aspek Pengukuran Perilaku Aman

Perilaku aman diukur menggunakan skala likert dengan tiga alternatif jawaban yang terdiri dari pilihan Selalu (S) diberi nilai 3, Kadang-Kadang (KK) diberi nilai 2, dan Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1 (Riduwan, 2007). Kuesioner perilaku aman terdiri dari 10 item pernyataan, 8 item favorable (1,2,3,4,5,6,7,8) dan 2 item unfavorable (9,10). Selanjutnya jumlah nilai tersebut dikonversi atas 3 kategori sesuai dengan Arikunto (2006) dengan pengkategorian sebagai berikut :

a. Baik jika total nilai ≥ 75% dari nilai total (24 -30) b. Sedang jika total nilai 45%-75% dari nilai total (14-23) c. Kurang jika total nilai < 45% dari nilai total (<14) 3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Univariat

(49)

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi dengan menggunakan uji korelasi pearson. Jika p-value < 0,05 maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.7.3 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut :

= + 1 1 + 2 2 + … .+ +

Keterangan:

Y = variabel dependen X = variabel independen a = konstanta

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum PT. Asia Petrocom Services

PT. Asia Petrocom Services merupakan sebuah perusahaan swasta yang didirikan pada tahun 2006 dimana layanan utamanya adalah penyediaan jasa pemboran, kerja ulang dan perbaikan sumur, jasa pengeboran terintegrasi (IDS), manajemen proyek terintegrasi (IPM) di bidang minyak dan gas, panas bumi dan CBM. Kegiatan jasa ini meliputi; mobilisasi peralatan rig, pengesetan peralatan rig dan pendukungnya, rig up, inspeksi dari pemberi kerja dan pihak ketiga, uji fungsi peralatan, pelaksanaan pengeboran dan kerja ulang sesuai program, rig down, serah terima sumur, pindah antar sumur dan demobilisasi rig ke yard/workshop. Sejak tahun 2011 telah memberikan pelayanan kepada beberapa perusahaan besar seperti Pertamina EP, VICO Indonesia, Chevron Pasific Indonesia, JOB Pertamina EP-MEDCO E & P, Pacific Oil and Gas (POG), dan lain-lain.

(51)

OHSAS 18001:2007 dan IQA-Institusi yang terdaftar dan berhak mengeluarkan ISO dan OHSAS (QHSE Manajemen System Manual PT. APS tahun 2015-2017).

4.1.2 Visi, Misi dan Nilai-Nilai Utama a. Visi

Menjadi perusahaan berkelas dunia khususnya pengeboran, kerja ulang dan perawatan sumur yang dikenal terdepan dalam jasa industri Minyak dan Gas, Panas Bumi dan CBM dengan menyediakan kinerja tertinggi terhadap “Operasi yang Unggul dan Mutu, Kesehatan, Keselamatan, Lingkungan (MK3LL).

b. Misi

Untuk mencapai bisnis yang berkesinambungan melalui pelayanan yang sempurna, lingkungan kerja aman, bekerja selamat dan pintar dikombinasikan dengan kecepatan –OE dan Nihil Celaka dapat dicapai; didukung oleh kemampuan organisasi dan orang-orang berkompeten untuk memenuhi dan melebihi persyaratan MK3LL. c. Nilai-Nilai Utama

PT. Asia Petrocom Services menciptakan suatu lingkungan, dimana budaya berbeda bisa berinteraksi dalam suatu cara yang positif untuk menciptakan keuntungan-keuntungan kompetitif. Kita dipersatukan oleh komitmen kita terhadap nilai inti PT. Asia Petrocom Services yang terdiri dari ;

1. Disiplin Keuangan (Financial Discipline)

(52)

2. Integritas dan kejujuran (Integrity and Honest)

Tindakan- tindakan kami akan dilakukan mengikuti standar etika tertinggi, kejujuran, dan intregritas pribadi. Hal ini akan mendorong dan menjaga kepercayaan dan keyakinan para karyawan, konsumen dan pemasok kita.

3. Penghargaan bagi para karyawan, konsumen dan pemasok (Respect for employees, Customer and Suppliers).

Para karyawan kamiakan dikembangkan dan dimotivasi untuk memenuhi tantangan - tantangan ke depan, individualitas dan keanekaragaman akan dinilai dan kinerjanya diakui. Kami memberikan layanan nilai tambah kepada para konsumen. Hubungan kami dengan para pemasok akan mencerminkan praktek-praktek yang saling menghargai, saling memahami dan praktek-praktek - praktek-praktek bisnis yang sehat.

4. Keselamatan (Safety)

Keselamatan personil dan kesehatan karyawan merupakan tanggung jawab kami, diikuti oleh perlindungan lingkungan dan properti perusahaan.

5. Kepemimpinan Teknis (Technical Leadership)

Keuntungan kompetitif kami didasarkan pada peningkatan yang berkelanjutan dan solusi inovatif terhadap tantangan teknis dalam memenuhi kebutuhan para konsumen kita.

4.1.3 Prinsip Kerja MK3LL PT. Asia Petrocom Services

(53)

2. Untuk mengeliminasi cedera, kecelakaan, penyakit/sakit dan pencemaran lingkungan serta pencapaian kepuasan pelanggan, kita harus menganalisis professional dalam MK3LL dan menitikberatkan mengurangi kebiasaan kerja tidak aman.

3. Keselamatan adalah jalan hidup dan bagian dari semua yang kita lakukan, baik pada saat bertugas maupun libur kerja.

4. Setiap individu bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk keselamatan dan kesehatan mereka dan orang lain serta pencegahan pencemaran lingkungan dan kepuasan pelanggan.

5. Tim kerja lintas departemen dan keterlibatan oleh semua adalah penting untuk keberhasilan mutu, kesehatan dan keselamatan kerja serta lindungan lingkungan.

6. Kita harus selalu menjadi tauladan.

7. Kuat, nyata, rasa komitmen kepemimpinan untuk MK3LL adalah sangat penting.

8. Tidak ada pekerjaan yang sangat penting, tidak ada pelayanan sangat penting yang kita tidak bisa meluangkan waktu untuk melakukan semua pekerjaan dengan selamat.

4.1.4 Kebijakan-Kebijakan

(54)

Lingkungan (MK3LL). Adapun kebijakan-kebijakan yang ada di PT. APS adalah sebagai berikut :

a. Kepemimpinan dan komitmen b. Kebijakan MK3LL

c. Kebijakan penyalahgunaan obat dan alkohol d. Kebijakan merokok

e. Kebijakan berkendara dengan aman

f. Kebijakan kewenangan memberhentikan pekerjaan g. Kebijakan bahaya benda jatuh

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Asia Petrocom Services

(55)

4.1.6 Struktur Organisasi PT. Asia Petrocom Services Duri

PT. Asia Petrocom Services Duri merupakan bagian struktural dari PT.Asia Petrocom Services yang terdiri dari beberapa bagian, antara lain sebagai berikut :

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Distribusi Karyawan Rig Operation Berdasarkan Jenis Kelamin

(56)

4.2.2 Distribusi Karyawan Rig Operation Berdasarkan Umur

Umur adalah lama hidup karyawan dihitung sampai ulang tahun terakhir. Pengukuran umur pada karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri dilakukan untuk mengetahui tingkatan umur yang paling banyak sehingga

dikategorikan menjadi < 30 tahun dan ≥ 30 tahun. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah %

1 < 30 tahun 27 49,1

2 ≥ 30 tahun 28 50,9

Jumlah 55 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa karyawan rig operation paling

banyak berumur ≥ 30 tahun sebanyak 28 orang (50,9%) dan karyawan yang berumur

< 30 tahun sebanyak 27 orang (49,1%).

(57)

Tabel 4.2 Distribusi Karyawan Rig Operation PT.Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Jumlah %

1 SMA (Sederajat) 43 78,2

2 Perguruan Tinggi 10 18,2

3 Diploma 2 3,6

Jumlah 55 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir karyawan paling banyak yaitu SMA (sederajat) sebanyak 43 orang (78,2%), karyawan yang memiliki pendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 10 orang (18,2%) dan karyawan yang memilki pendidikan terakhir diploma sebanyak 2 orang (3,6%). 4.2.4 Distribusi Karyawan Rig Operation Berdasarkan Lama Kerja.

Lama kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya karyawan itu bekerja di perusahaan. Pengukuran lama kerja karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri dilakukan untuk mengetahui lama kerja yang paling banyak sehingga

dikategorikan menjadi < 6 bulan dan ≥ 6 bulan. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh bahwa semua karyawan memilki lama kerja di PT. Asia Petrocom

Services Duri ≥ 6 bulan yaitu sebanyak 55 orang (100%).

(58)

masalah keselamatan. Distribusi karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan persepsi terhadap prioritas keselamatan kerja manajemen, komitmen dan kompetensidapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Distribusi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan Persepsi terhadap Prioritas Keselamatan Kerja Manajemen, Komitmen dan Kompetensi

N o

Pernyataan Distribusi Jawaban

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Setuju Sangat

Setuju

F % F % F % F %

1 Manajemen mendorong pekerja di sini untuk bekerja sesuai aturan keselamatan walaupun jadwal kerja sedang padat

0 0 0 0 31 56,4 24 43,6

2 Manajemen menjamin setiap orang menerima informasi keselamatan yang dibutuhkan berkaitan dengan keselamatan

0 0 0 0 27 49,1 28 50,9

3 Manajemen tidak peduli ketika seorang pekerja mengabaikan keselamatan

31 56,4 24 43,6 0 0 0 0

4 Manajemen lebih

mengutamakan keselamatan lebih dahulu dibandingkan produksi

0 0 0 0 26 47,3 29 52,7

5 Manajemen mentoleransi pekerja di sini melakukan tindakan yang berbahaya ketika jadwal kerja sedang padat

21 38,2 24 43,6 10 18,2 0 0

6 Kami yang bekerja di sini yakin pada kemampuan manajemen untuk menangani masalah keselamatan

0 0 3 5,5 34 61,8 18 32,7

7 Manajemen menangani dengan segera setiap permasalahan k3 yang ditemukan saat

inspeksi/audit

0 0 0 0 37 67,3 18 32,7

8 Ketika risiko bahaya terdeteksi,manajemen mengabaikannya tanpa melakukan tindakan apapun

31 56,4 24 43,6 0 0 0 0

9 Manajemen kurang mampu menangani masalah keselamatan dengan cara yang benar

(59)

Tabel 4.4 Distribusi Kategorisasi Persepsi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap Prioritas Keselamatan Kerja Manajemen, Komitmen dan Kompetensi

No Kategori Jumlah (orang) %

1 Baik 53 96,4

2 Sedang 2 3,6

3 Kurang 0 0

Jumlah 55 100,0

Dari tabel di atas dapat diketehui bahwa persepsi karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri tahun 2016 terhadap prioritas keselamatan kerja manajemen, komitmen dan kompetensi kategori baik sebanyak 53 orang (96,4%), kategori sedang sebanyak 2 orang ( 3,6%) dan tidak ada karyawan yang termasuk dalam kategori kurang.

4.2.6 Distribusi Karyawan Rig Operation berdasarkan Persepsi terhadap Kewenangan Keselamatan Kerja dari Manajemen

(60)

Tabel 4.5 Distribusi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan Persepsi terhadap Kewenangan Keselamatan Kerja dari Manajemen

No Pernyataan

Distribusi Jawaban Sangat

Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju

Sangat Setuju

F % F % F % F %

10 Manajemen berusaha

melaksanakan kegiatan k3 rutin yang berguna dan terlaksana dengan benar

0 0 0 0 34 61,8 21 38,2

11 Manajemen menjamin setiap orang dapat menyebarkan cara kerja yang selamat dalam pekerjaan mereka

0 0 3 5,5 38 69,1 14 25,5

12 Manajemen mendorong pekerja di sini untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada

keselamatan pekerja

0 0 2 3,6 30 54,5 23 42,8

13 Manajemen tidak pernah mempertimbangkan saran dari pekerja yang berkaitan dengan keselamatan

17 30,9 35 63,6 3 5,5 0 0

14 Manajemen berusaha agar setiap orang memiliki kompetensi yang tinggi berkaitan dengan keselamatan dan risiko

0 0 2 3,6 32 58,2 21 38,2

15 Manajemen tidak pernah menanyakan pendapat pekerja sebelum mengambil keputusan

19 34,5 36 65,5 0 0 0 0

16 Manajemen melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keselamatan

0 0 0 0 37 67,3 18 32,7

Tabel 4.6 Distribusi Kategorisasi Persepsi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap Kewenangan Keselamatan Kerja dari Manajemen

No Kategori Jumlah (orang) %

1 Baik 50 90,9

2 Sedang 5 9,1

3 Kurang 0 0

(61)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persepsi karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap kewenangan keselamatan kerja dari manajemen kategori baik sebanyak 50 orang (90,9%), kategori sedang sebanyak 5 orang (9,1%) dan tidak ada karyawan yang termasuk dalam kategori kurang.

4.2.7 Dsitribusi Karyawan Rig Operation berdasarkan Persepsi terhadap Keadilan Keselamatan Kerja dari Manajemen

Keadilan keselamtan kerja dari manajemen mencakup sikap manajemen dalam memperlakukan pekerja yang terlibat dalam kecelakaan secara adil. Distribusi karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan persepsi terhadap keadilan keselamatan kerja dari manajemen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Distribusi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan Persepsi terhadap Keadilan Keselamatan Kerja dari Manajemen

No Pernyataan

Distribusi Jawaban Sangat Tidak

Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

F % F % F % F %

(62)

mendengarkan dengan seksama semua orang yang terlibat dalam sebuah kecelakaan 20 Manajemen mencari

penyebab kecelakaan, bukan orang yang bersalah, ketika suatu kecelakaan terjadi

0 0 0 0 38 69,1 17 30,9

21 Manajemen selalu

menyalahkan pekerja

Tabel 4.8 Distribusi Kategorisasi Persepsi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 Terhadap Keadilan Keselamatan Kerja dari Manajemen operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap keadilan keselamatan kerja dari manajemen adalah kategori baik sebanyak 55 orang (100%). 4.2.8 Distribusi Karyawan Rig Operation berdasarkan Persepsi terhadap

Komitmen Keselamatan Kerja dari Para Karyawan

(63)

lain. Distribusi persepsi karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap komitmen keselamatan kerja dari para karyawan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Distribusi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan Persepsi terhadap Komitmen Keselamatan Kerja dari Para Karyawan

No Pernyataan

Distribusi Jawaban Sangat Tidak

Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

F % F % F % F % dan kerapian tempat kerja

27 49,1 28 50,9 0 0 0 0

25 Kami yang bekerja di sini tidak peduli terhadap keselamatan orang lain

0 0 0 0 28 50,9 27 49,1

26 Kami tidak menangani risiko bahaya yang ditemukan

25 45,5 30 54,5 0 0 0 0

27 Pekerja di sini saling membantu satu sama lain untuk bekerja dengan selamat

0 0 0 0 25 45,5 30 54,5

28 Kami yang bekerja di sini tidak bertanggung jawab atas keselamatan orang lain

29 52,7 26 47,3 0 0 0 0

Tabel 4.10 Distribusi Kategorisasi Persepsi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap Komitmen Keselamatan Kerja dari Para Karyawan

No Kategori Jumlah (orang) %

1 Baik 55 100,0

2 Sedang 0 0

3 Kurang 0 0

(64)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persepsi seluruh karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap komitmen keselamatan kerja dari para karyawan adalah kategori baik sebanyak 55 orang (100%).

4.2.9 Distribusi Karyawan Rig Operation berdasarkan Persepsi terhadap Prioritas Keselamatan Kerja dari Karyawan dan Sikap Tidak Mau Ambil Risiko Keselamatan Kerja

Prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja mencakup bagaimana diri karyawan dalam hubungannya dengan keselamatan di tempat kerja. Tentang apakah karyawan secara umum memprioritaskan keselamatan dalam tujuan produksi, tidak mengundurkan diri dengan kondisi berbahaya atau menerima pengambilan risiko dan tidak menunjukkan keberanian. Distribusi karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Distribusi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan Persepsi terhadap Prioritas Keselamatan Kerja dari Karyawan dan Sikap Tidak Mau Ambil Risiko

Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

F % F % F % F %

29 Kami yang bekerja di sini menganggap risiko dari bahaya adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam bekerja

(65)

menganggap kecelakaan ringan sebagai hal yang wajar dari pekerjaan

sehari-33 Kami tetap mengutamakan keselamatan walaupun jadwal kerja sedang padat

0 0 0 0 25 45,5 30 54.5

34 Kami yang bekerja di sini menganggap pekerjaan kami tidak sesuai untuk para penakut

10 18,2 29 52,7 16 26,1 0 0

35 Kami yang bekerja di sini mau mengambil risiko yang berbahaya saat bekerja

17 30,9 23 41,8 15 27,3 0 0

Tabel 4.12 Distribusi Kategorisasi Persepsi Karyawan Rig Operation Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap Prioritas

(66)

4.2.10 Distribusi Karyawan Rig Operation berdasarkan Persepsi terhadap Komunikasi dan Pelatihan Keselamatan Kerja Termasuk Percaya terhadap Komptensi Keselamatan Kerja Dari Rekan Kerja

Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja termasuk percaya terhadap komptensi keselamatan kerja dari rekan kerja mencakup bagaimana diri karyawan dalam hubungannya dengan keselamatan di tempat kerja. Tentang apakah karyawan secara umum mendiskusikan keselamatan setiap kali masalah tersebut muncul dan belajar dari pengalaman, saling membantu untuk bekerja dengan aman, menanggapi saran keselamatan dari satu sama lain serius dan mencoba untuk bekerja mencari solusi serta mempercayai kemampuan satu sama lain untuk memastikan keselamatan dalam pekerjaan sehari-hari. Distribusi karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan persepsi terhadap komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja termasuk percaya terhadap komptensi keselamatan kerja dari rekan kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.13 Distribusi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan Persepsi terhadap Komunikasi dan Pelatihan Keselamatan Kerja Termasuk Percaya Terhadap Komptensi Keselamatan Kerja Dari Rekan Kerja

No Pernyataan mencoba untuk mencari solusi jika seseorang menemukan masalah

0 0 0 0 35 63,6 20 36,4

37 Kami yang bekerja di sini merasa aman ketika bekerja bersama-sama

0 0 7 12,7 25 45,5 23 41,8

(67)

tinggi terhadap kemampuan satu sama lain untuk menjamin keselamatan 39 Kami yang bekerja di sini

belajar dari pengalaman untuk mencegah terjadinya

kecelakaan

0 0 4 7,3 25 45,5 26 47,3

40 Kami yang bekerja di sini mempertimbangkan dengan serius saran dan pendapat orang lain yang berkaitan dengan keselamatan dapat berbicara dengan bebas dan terbuka tentang

keselamatan

0 0 0 0 34 61,8 21 38,2

Tabel 4.14 Kategorisasi Persepsi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap Komunikasi Dan Pelatihan Keselamatan Kerja Termasuk Percaya Terhadap Komptensi Keselamatan Kerja Dari Rekan Kerja

No Kategori Jumlah (orang) %

1 Baik 51 92,7

2 Sedang 4 7,3

3 Kurang 0 0

Jumlah 55 100,0

(68)

4.2.11 Distribusi Karyawan Rig Operation berdasarkan Persepsi terhadap Kepercayaan Pekerja terhadap Sistem Keselamatan Kerja

Kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja mencakup bagaimana diri karyawan dalam hubungannya dengan keselamatan di tempat kerja. Mengenai apakah karyawan secara umum pertimbangkan sistem keamanan formal yang efektif, misalnya petugas keamanan, perwakilan keselamatan, komite keselamatan, peraturan keselamatan, melihat manfaat dalam perencanaan awal, melihat manfaat dalam pelatihan keselamatan, melihat manfaat dalam tujuan keselamatan yang jelas. Distribusi karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan persepsi terhadap kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.15 Distribusi Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 berdasarkan Persepsi terhadap Kepercayaan Pekerja terhadap Sistem Keselamatan Kerja

No Pernyataan

Distribusi Jawaban Sangat Tidak

Setuju Tidak Setuju Setuju

Sangat Setuju

F % F % F % F %

44 Orang yang peduli safety memegang peranan hal yang baik untuk

(69)

kecelakaan

47 Kami yang bekerja di sini menganggap perencanaan awal tidak ada gunanya

21 38,2 34 61,8 0 0 0 0

Tabel 4.16 Kategorisasi Persepsi Karyawan Rig Operation Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016 terhadap Kepercayaan Pekerja terhadap Sistem Keselamatan Kerja

No Kategori Jumlah (orang) %

1 Baik 50 90,9

2 Sedang 5 9,1

3 Kurang 0 0

Jumlah 55 100,0

(70)

4.2.13 Distribusi Perilaku Aman Karyawan Rig Operation

Perilaku aman adalah tindakan yang dilakukan karyawan untuk mempertahankan keselamatan di tempat kerja. Distribusi perilaku aman karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.17 Distribusi Perilaku Aman Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016

No Pernyataan S KK TP tentang bahaya dan keselamatan kerja

43 78,2 12 21,8 0 0

3 Saya bekerja sesuai SOP yang ditetapkan

48 87,3 7 12,7 0 0

4 Dalam melakukan pekerjaan, posisi tubuh dan anggota tubuh saya berada dalam posisi yang tepat

52 94,5 3 5,5 0 0

5 Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi atasan

46 83,6 9 16,4 0 0

6 49 89,1 6 10,9 0 0

7 Saya memelihara/menjaga APD yang disediakan perusahaan dengan baik

10 Saya bergurau dengan rekan kerja saya saat bekerja

(71)

Tabel 4.18 Distribusi Katgorisasi Perilaku Aman Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016

No Perilaku Aman Jumlah %

1 Baik 52 94,5

2 Sedang 3 5,5

3 Kurang 0 0

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki perilaku aman baik sebanyak 52 orang (94,5%), karyawan yang memilki perilaku aman sedang sebanyak 3 orang (5,5%), dan tidak ada karyawan yang memiliki perilaku aman kurang.

4.3 Hasil Analisis Bivariat

(72)

Tabel 4.19 Hubungan Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Perilaku Aman Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri tahun 2016

No Dimensi Correlation

Coefficient (r) Sig. (p)

1 prioritas keselamatan kerja manajemen,

komitmen dan kompetensi 0,839 0,000

2 kewenangan keselamatan kerja dari

manajemen 0,734 0,000

3 keadilan terhadap keselamatan kerja

dari manajemen 0,288 0,033

4 komitmen keselamatan kerja dari para

karyawan 0,301 0,026

5 prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja

0,609 0,000

6 komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja termasuk percaya terhadap komptensi keselamatan kerja dari rekan kerja

0,736 0,000

7 kepercayaan pekerja terhadap sistem

keselamatan kerja 0,349 0,009

Dari tabel di atas dapat diketahui ada atau tidaknya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dengan hasil sebagai berikut;

1. Pada dimensi prioritas keselamatan kerja manajemen, komitmen dan kompetensi diperoleh nilai sig sebesar 0,000 (p<0,05), menunjukkan secara signifikan berhubungan dengan perilaku aman karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

(73)

perilaku aman karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

3. Pada dimensi keadilan terhadap keselamatan kerja dari manajemen diperoleh nilai sig sebesar 0,033 (p<0,05), menunjukkan secara signifikan berhubungan dengan perilaku aman karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

4. Pada dimensi komitmen keselamatan kerja dari para karyawan diperoleh nilai sig sebesar 0,026 (p<0,05), menunjukkan secara signifikan berhubungan dengan perilaku aman karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

5. Pada dimensi prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja diperoleh nilai sig sebesar 0,000 (P>0,05), menunjukkan secara signifikan berhubungan dengan perilaku aman karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

6. Pada dimensi komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja termasuk percaya terhadap komptensi keselamatan kerja dari rekan kerja diperoleh nilai sig sebesar 0,000 (p<0,05), menunjukkan secara signifikan berhubungan dengan perilaku aman karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016. 7. Pada dimensi kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja diperoleh

(74)

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa hanya variabel prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja yang tidak ada hubungan dengan perilaku aman karyawan rig operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

4.4 Hasil Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji statistik analisis bivariat diketahui bahwa dimensi iklim keselamatan kerja (1) prioritas keselamatan kerja manajemen, komitmen dan kompetensi, (2) kewenangan keselamatan kerja dari manajemen, (3) keadilan terhadap keselamatan kerja dari manajemen, (4) komitmen keselamatan kerja dari para karyawan, (5) prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja (6) komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja termasuk percaya terhadap komptensi keselamatan kerja dari rekan kerja dan (7) kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja memiliki nilai p-value <0,05, sehingga dimensi tersebut dapat dilanjutkan analisis multivariat analisis regresi linear berganda. Hasil uji statistik regresi linear berganda dengan metode enter diperoleh pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan tingkat kepercayaan 95% (ɑ=0,05) pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.20 Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Perilaku Aman Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016

Model Coefficient

regression (B) t Sig

Correlation Partial

(Constant) 5,426 3,294 0,002

prioritas keselamatan kerja manajemen, komitmen dan

(75)

kompetensi

kewenangan keselamatan kerja dari manajemen

0,084 1,617 0,113 0,125

keadilan terhadap keselamatan kerja dari manajemen

0,042 0,632 0,531 0,042

komitmen keselamatan kerja dari para karyawan

0,095 1,621 0,112 0,121

Prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja

0,100 2,118 0,039 0,141

komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja termasuk percaya terhadap komptensi keselamatan kerja dari rekan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku aman karyawan rig operation yaitu sebagai berikut :

(76)

2. Pada dimensi kewenangan keselamatan kerja dari manajemen diperoleh nilai sig sebesar 0,113 (p>0,05), menunjukkan bahwa secara signifikan tidak berpengaruh terhadap perilaku aman karyawan rig operation.

3. Pada dimensi keadilan terhadap keselamatan kerja dari manajemen diperoleh nilai sig sebesar 0,531 (p>0,05), menunjukkan bahwa secara signifikan tidak berpengaruh terhadap perilaku aman karyawan rig operation.

4. Pada dimensi komitmen keselamatan kerja dari para karyawan diperoleh nilai sig sebesar 0,112 (p>0,05), menunjukkan bahwa secara signifikan tidak berpengaruh terhadap perilaku aman karyawan rig operation.

5. Pada dimensi Prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja diperoleh nilai sig sebesar 0,039 (p<0,05), menunjukkan bahwa secara signifikan berpengaruh terhadap perilaku aman karyawan rig operation.

6. Pada dimensi komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja termasuk percaya terhadap kompetensi keselamatan kerja dari rekan kerja diperoleh nilai sig sebesar 0,001 (p<0,05), menunjukkan bahwa secara signifikan berpengaruh terhadap perilaku aman karyawan rig operation.

7. Pada dimensi kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja diperoleh nilai sig sebesar 0,897 (p>0,05), menunjukkan bahwa secara signifikan tidak berpengaruh terhadap perilaku aman karyawan rig operation.

(77)

nilai R Square sebesar 0,862 dengan nilai sig sebesar 0,002 (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa secara signifikan pengaruh iklim keselamatan kerja yang terdiri dari prioritas keselamatan kerja manajemen, komitmen dan kompetensi, kewenangan keselamatan kerja dari manajemen, keadilan terhadap keselamatan kerja dari manajemen, komitmen keselamatan kerja dari para karyawan, prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko keselamatan kerja, komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja, kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja terhadap perilaku aman sebesar 86% sedangkan sisanya 14% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.

Diperoleh persamaan regresi sebesar Y = 6,485 + 0,352X1 + 0,084X2

+0,042X3 + 0,095X4 + 0,100X5 + 0,184X6 - 0,007X7 + e. Dari persamaan regresi

(78)

baik iklim keselamatan karyawan maka semakin baik perilaku amannya dan sebaliknya perilaku aman mengalami penurunan.

(79)
(80)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Iklim Keselamatan Kerja Terhadap Perilaku Aman Karyawan

Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016

Konsep dari suatu iklim keselamatan kerja yaitu persepsi karyawan pada kebijakan yang ada, prosedur, dan praktek yang berhubungan dengan keselamatan ditempat kerja. Persepsi inilah yang akan mempengaruhi perilaku pekerja. Kepatuhan terhadap peraturan keselamatan akan semakin meningkat apabila pekerja mempersepsi bahwa iklim keselamatan kerja yang dirasakan sangat mendukung. Semakin positif persepsi pekerja terhadap praktek keselamatan atasan, maka semakin tinggi kepatuhan pekerja terhadap peraturan keselamatan (Neal et al. 2004). Kerr (1957) dalam “the goals-freedom-alertness theory“ mengatakan bahwa suatu iklim

keselamatan kerja yang baik akan berpengaruh dengan prestasi kerja yang bermutu tinggi dan perilaku yang bebas dari kecelakaan.

(81)

pelatihan keselamatan kerja, kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja terhadap perilaku aman sebesar 86% sedangkan sisanya 14% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Prihatiningsih dan Sugiyanto (2010) yang menemukan bahwa iklim keselamatan kerja yang terdiri dari enam dimensi yang dipilih oleh Zohar (1980) berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku aman pekerja konstruksi, ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,078 dengan p<0,05. Sejalan pula dengan Penelitian Lisnanditha (2012) menemukan bahwa iklim keselamatan kerja yang terdiri dari dimensi sikap manajemen mempengaruhi perilaku keselamatan. Berdasarkan hasil output data, menunjukkan bahwa salah satu hasil t-value signifikan ≥ 1,96, sehingga hipotesis

yang diajukan diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa iklim keselamatan kerja dapat mempengaruhi perilaku keselamatan. Didukung oleh penelitian Hofmann dan Stezer (1996) dimana pekerja yang memliki iklim keselamatan kerja yang positif akan menghindari perilaku tidak aman.

Gambar

Gambar 1. RIG 3516 PT. Asia Petrocom Services Duri
Gambar 4. Karyawan Rig Operation melaksanakan Tail Gate Meeting (TGM)
Gambar 6. Kru rig sedang melakukan proses work over
Gambar 8. Kru rig melakukan neeple down well head
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, karyawan merasa kebutuhan terhadap standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan harus dicapai oleh pekerja tidak terpenuhi, maka karayawan merasa tidak

Skripsi berjudul Hubungan antara Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Perilaku Aman (Safety Behavior) Pekerja pada Divisi Kapal Niaga

Penelitian mengenai hubungan antara pelatihan keselamatan kerja yang diperoleh pekerja dengan perilaku kerja aman di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh iklim keselamatan dan pengalaman personal terhadap perilaku keselamatan kerja pada pekerja konstruksi di Yogyakarta melalui

Pekerja Synder, dkk (2008) menjelaskan yang selalu berperilaku aman dengan bahwa iklim keselamatan adalah persepsi mematuhi peraturan keselamatan yang ada pekerja

Predictors: (Cons tant), Kepercayaan pekerja terhadap sistem kes elam atan kerja, Kewenangan kes elam atan kerja manajemen, Keadilan terhadap kes elam atan kerja manajemen,

Pekerja Synder, dkk (2008) menjelaskan yang selalu berperilaku aman dengan bahwa iklim keselamatan adalah persepsi mematuhi peraturan keselamatan yang ada pekerja

Iklim keselamatan kerja merupakan persepsi tentang komitmen manajemen dan perilaku karyawan itu sendiri dalam melaksanakan usaha keselamatan kerja dan usaha